STUDI EVALUASI PUSAT PENDIDIKAN KONSERVASI ALAM BODOGOL (PPKAB) SEBAGAI KAWASAN PARIWISATA EDUKASI (EDUTOURISM).

(1)

STUDI EVALUASI PUSAT PENDIDIKAN KONSERVASI

ALAM BODOGOL (PPKAB) SEBAGAI KAWASAN

PARIWISATA EDUKASI (EDUTOURISM)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Geografi

oleh :

Dine Rizky Pratiwi 1002991

DEPARTEMEN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2014


(2)

STUDI EVALUASI PUSAT PENDIDIKAN KONSERVASI

ALAM BODOGOL (PPKAB) SEBAGAI KAWASAN

PARIWISATA EDUKASI (EDUTOURISM)

Oleh

Dine Rizky Pratiwi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Departemen Pendidikan

Geografi Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Dine Rizky Pratiwi 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,


(3)

STUDI EVALUASI PUSAT PENDIDIKAN KONSERVASI

ALAM BODOGOL (PPKAB) SEBAGAI KAWASAN

PARIWISATA EDUKASI (EDUTOURISM)

Dine Rizky Pratiwi

1002991

DISAJIKAN DAN DISETUJUI OLEH

PEMBIMBING I

Prof. Dr. Hj. Enok Maryani, MS.

NIP. 19600121 198503 2 001

PEMBIMBING II

Dr. Ahmad Yani, M.Si

NIP. 19670812 199702 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. Hj. Epon Ningrum, M.Pd


(4)

Dine Rizky Pratiwi, 2014

studi evaluasi pusat pendidikan konservasi alam bodogol (ppkab) sebagai kawasan pariwisata edukasi (edutourism)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN ...i

KATA PENGANTAR ...ii

ABSTRAK ...iv

ABSTRACT ...v

DAFTAR ISI ...vi

DAFTAR TABEL ...viii

DAFTAR GAMBAR ...ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...1

B. Identifikasi Masalah ...7

C. Rumusan Masalah ...8

D. Tujuan Penelitian ...8

E. Manfaat Penelitian ...8

F. Struktur Organisasi Skripsi ...9

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Peran dan Fungsi Taman Nasional ...11

B. Pengelompokan Wilayah Konservasi ...17

C. Kinerja Pengelola Kawasan Konservasi ... 18

D. Wisata Edukasi ...21

E. Wisatawan ...25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian ...35

B. Populasi dan Sampel ...37

C. Definisi Operasional...38

D. Instrumen Penelitian...40

E. Prosedur Penelitian...42

F. Teknik Pengumpulan Data ...43

G. Teknik Pengolahan Data ... 44

H. Teknik Analisis Data ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Fisik Lokasi Penelitian ...49

1. Lokasi Penelitian ...49


(5)

Dine Rizky Pratiwi, 2014

studi evaluasi pusat pendidikan konservasi alam bodogol (ppkab) sebagai kawasan pariwisata edukasi (edutourism)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Keadaan Iklim ... 52

4. Gambaran Umum Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol(PPKAB)...52

5. Biodiversity di Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (PPKAB)...56

6. Standar Operational Procedure Pengelolaan Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (PPKAB)... 58

B. Karakteristik Wisatawan ... 59

1. Karakteristik Demografis Wisatawan ... 59

2. Karakteristik Ekonomi Wisatawan ... 66

3. Karakteristik Geografis Wisatawan ... 69

4. Tujuan Berkunjung Wisatawan ... 71

5. Lama Tinggal Wisatawan ... 76

C. Nilai Edukasi yang Diterima Wisatawan Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (PPKAB) ...79

D. Evaluasi Kinerja Pengelola Pusat Pendidikan Konservasi Bodogol (PPKAB)... 84

E. Pembahasan ... 88

BAB V KESIMPULAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 94

B. Rekomendasi ... 96

DAFTAR PUSTAKA ... 97


(6)

Dine Rizky Pratiwi, 2014

studi evaluasi pusat pendidikan konservasi alam bodogol (ppkab) sebagai kawasan pariwisata edukasi (edutourism)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Pengunjung PPKAB ... 5

Tabel 2.1 Karakteristik Sosio-Demografis Wisatawan ... 26

Tabel 3.1 Variabel Penelitian ... 40

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 41

Tabel 3.3 Kriteria Persentase ... 45

Tabel 3.4 Kriteria Pembobotan Skala Likert... 46

Tabel 4.1 Jenis Kelamin Wisatawan... 59

Tabel 4.2 Usia Wisatawan ... 60

Tabel 4.3 Status Perkawinan Wisatawan ... 62

Tabel 4.4 Tingkat Pendidikan Wisatawan ... 63

Tabel 4.5 Pekerjaan Wisatawan ... 65

Tabel 4.6 Wisatawan Dengan Status Pelajar atau Mahasiswa ... 66

Tabel 4.7 Biaya yang Dikeluarkan Pelajar atau Mahasiswa ... 67

Tabel 4.8 Penghasilan Wisatawan yang Sudah Bekerja ... 68

Tabel 4.9 Biaya yang Dikeluarkan Wisatawan ... 68

Tabel 4.10 Daerah Asal Wisatawan ... 70

Tabel 4.11 Tujuan Wisatawan... 71

Tabel 4.12 Hubungan Antara Tujuan dengan Jenis Kelamin Wisatawan ... 73

Tabel 4.13 Hubungan Antara Tujuan dengan Usia Wisatawan ... 74

Tabel 4.14 Hubungan Antara Tujuan dengan Tingkat Pendidikan Wisatawan .. 75

Tabel 4.15 Hubungan Antara Tujuan dengan Pekerjaan Wisatawan ... 76

Tabel 4.16 Durasi Waktu Wisatawan... 77

Tabel 4.17 Nilai-Nilai Edukasi Wisatawan ... 80

Tabel 4.18 Hubungan Karakteristik Wisatawan dengan Nilai Edukasi ... 82

Tabel 4.19 Upaya Pelestarian Alam ... 83

Tabel 4.20 Penggunaan Jasa Interpreter... 85


(7)

Dine Rizky Pratiwi, 2014

studi evaluasi pusat pendidikan konservasi alam bodogol (ppkab) sebagai kawasan pariwisata edukasi (edutourism)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kunci Pengelolaan Konservasi ... 19

Gambar 3.3 Desain Penelitian ... 48

Gambar 4.1 Peta Administratif Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (PPKAB) di Desa Watesjaya ... 51

Gambar 4.2 Grafik Jenis Kelamin Wisatawan ... 59

Gambar 4.3 Grafik Usia Wisatawan ... 60

Gambar 4.4 Grafik Status Perkawinan Wisatawan ... 62

Gambar 4.5 Grafik Tingkat Pendidikan Wisatawan ... 63

Gambar 4.6 Grafik Pekerjaan Wisatawan ... 65

Gambar 4.7 Grafik Daerah Asal Wisatawan ... 70


(8)

Dine Rizky Pratiwi, 2014

Studi Evaluasi Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (Ppkab) Sebagai Kawasan Pariwisata Edukasi (Edutourism)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Indonesia memiliki potensi keindahan dan kekayaan alam yang bernilai tinggi dalam pasar industri wisata alam. Namun, sekarang ini telah terjadi pergeseran trend wisata. Wisata yang lebih digemari sekarang ini lebih terfokus kepada wisata mengandung nilai edukasi dan memberikan sumbangannya demi konservasi lingkungan. Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (PPKAB) merupakan salah satu kawasan wisata yang mengedepankan unsur pendidikan lingkungan di dalamnya. Penelitian ini mengkaji manfaat dari suatu wilayah dan bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh wisata edukasi terhadap pengetahuan wisatawan yang berkunjung serta menganalisis kinerja pengelola dalam mengelola kawasan wisata. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dan menggunakan teknik persentase dalam melakukan analisis data. Adapun hasil dari penelitian ini yaitu, misi wisata edukasi PPKAB belum sepenuhnya tersampaikan kepada wisatawan, nilai edukasi yang didapat wisatawan berupa fungsi hutan, keragaman flora dan fauna serta nilai ketuhanan. Untuk pengelolaan kawasan PPKAB sudah cukup baik namun sedang dilakukan beberapa pengembangan dalam aspek jalan.


(9)

Dine Rizky Pratiwi, 2014

Studi Evaluasi Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (Ppkab) Sebagai Kawasan Pariwisata Edukasi (Edutourism)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Indonesia has the potential of beauty and natural resources, which is high in the industrial market natural attraction. However, now there have been shifting trend in tourism. Tourist destinations more popular now this is more focused to containing tourism the value of education and give his contributions to for environmental conservation. Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (PPKAB) is one of the tourist zone which featured some element of education environment in it. This study assessing the benefits of a territory and aims to evaluate the influence of education tourism against knowledge tourist who is visiting and analyze the performance of management in managing the area of tourism. The study is done by using the method descriptive and uses the technique the percentage in doing analysis of data. As for the result of this research that is, the mission education tourism ppkab not fully delivered to tourists, the value of education obtained tourists in the form of the function of the forest, the diversity of flora and fauna and value godhood. To management PPKAB area has been good enough but being done some development in the aspect of the road.


(10)

1

Dine Rizky Pratiwi, 2014

Studi Evaluasi Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (Ppkab) Sebagai Kawasan Pariwisata Edukasi (Edutourism)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan hasil penelitian Studi Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Hutan, Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia, 1997/1998 menyatakan bahwa :

Indonesia sangatlah kaya akan berbagai sumber daya alam, termasuk keanekaragaman hayati yang terkandung di dalamnya. Sumber daya alam yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia tersebut disadari suatu ketika akan habis dan punah jika pengelolaannya dilakukan secara tidak lestari dan berkelanjutan. Dalam rangka melestarikan dan mengupayakan pemanfaatan sumber daya alam tersebut dilakukan secara berkelanjutan dimana generasi masa yang akan datang berkesempatan mewarisi sumber daya alam yang masih baik, maka pengelolaan sumber daya alam ditujukan pada dua (2) hal yaitu pertama, pemanfaatan atau eksploitasi sumber daya alam dan kedua, perlindungan atau konservasi.

Indonesia merupakan negara yang terdiri dari pulau-pulau yang dimana setiap tempat tersebut memiliki keanekaragaman hayati yang sangat melimpah dan memiliki ciri khas masing-masing, namun tidak dapat dipungkiri jika suatu saat kekayaan alam tersebut akan punah apabila tidak adanya pelestarian dan pengelolaan yang baik. Seperti yang dikatakan oleh Nugroho (2011, hlm. 3) berikut ini :

Indonesia memiliki potensi keindahan dan kekayaan alam yang bernilai tinggi dalam pasar industri wisata alam, khususnya ekowisata. Sebagai bentuk wisata yang sedang trend, ekowisata mempunyai kekhususan tersendiri yaitu mengedepankan konservasi lingkungan, pendidikan lingkungan, kesejahteraan penduduk lokal dan menghargai budaya lokal. Berdasarkan pernyataan di atas dapat diketahui bahwa telah terjadi perubahan

trend wisata. Wisata yang lebih digemari sekarang ini terfokus kepada wisata

yang tidak hanya berpergian ke tempat dengan suasana yang nyaman, tetapi mendapatkan juga nilai pendidikan. Pendapat tersebut diperkuat lagi menurut (Aronson, 2000 dalam Fandeli, 2004, hlm. 18) “perkembangan kepariwisataan global yang sangat pesat telah menghasilkan bentuk pariwisata masal (mass


(11)

Dine Rizky Pratiwi, 2014

Studi Evaluasi Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (Ppkab) Sebagai Kawasan Pariwisata Edukasi (Edutourism)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dari mass tourism ke small group dan individual tourism. wisata baru ini merupakan pola wisata yang bertanggung jawab terhadap alam agar tidak terjadi kerusakan”. Selain hanya berwisata, diharapkan wisatawan memberikan sumbangannya terhadap konservasi lingkungan.

Sembiring (2010, dalam Nugroho, hlm. 33) menyatakan “bahwa kekayaan alam suatu ketika akan punah atau habis, jika pengelolaannya tidak dilakukan secara bijaksana dan berkelanjutan.” Dari kedua pernyataan tersebut terdapat persamaan bahwa ketika suatu wilayah dengan kekayaan alam yang sangat berlimpah namun tidak dikelola dengan baik maka suatu saat akan habis. Oleh karena itu perlu diadakannya pengelolaan yang berkelanjutan.

Peraturan Pemerintah No.28 Tahun 1985 tentang Perlindungan Hutan yang

berisi “hutan adalah sumber daya alam yang merupakan karunia Tuhan Yang

Maha Esa yang mempunyai fungsi sangat penting untuk pengaturan tata air, pencegahan bahaya banjir dan erosi, pemeliharaan kesuburan tanah dan pelestarian lingkungan hidup, sehingga dapat dimanfaatkan secara lestari”. Indonesia merupakan negara yang memiliki hutan yang sangat luas, oleh karena itu untuk menjaga pelestariannya pengelolaan hutan merupakan hal utama yang harus dilakukan.

Dipertegas kembali dalam UU No.4 Tahun 1982 memuat pengaturan tentang konservasi di dalam pasal 12, yang menyebutkan bahwa “ketentuan tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya ditetapkan dengan undang-undang”. Dari pasal inilah kemudian lahir UU No.5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya yang isinya adalah sebagai berikut :

Konservasi sumber daya alam diarahkan pada pengelolaan sumber daya alam yang menjamin pemanfaatannya secara bijaksana, dan bagi sumber daya terbaharui dapat menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragamannya. Salah satu isu yang diatur dalam UU Nomor 4 Tahun 1982 adalah diakui dan dimuatnya secara jelas keberadaan lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang berperan sebagai penunjang bagi pengelolaan lingkungan hidup.


(12)

Dine Rizky Pratiwi, 2014

Studi Evaluasi Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (Ppkab) Sebagai Kawasan Pariwisata Edukasi (Edutourism)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk menjaga kelestarian kawasan konservasi dan adanya pembangunan yang berkelanjutan, penetapan suatu kawasan lindung merupakan salah satu solusinya.

“Taman Nasional merupakan kawasan yang ditetapkan untuk melindungi ekosistem asli dan dikelola oleh Balai Taman Nasional Indonesia (BTNI) dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, penunjangan budi daya, pariwisata, dan rekreasi” (Undang-Undang No. 5, Tahun 1990).

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) adalah salah satu dari lima Taman Nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia tahun 1980, dan sampai tahun 2007 sebagai 50 Taman Nasional dibentuk oleh pemerintah di seluruh Indonesia. Seperti halnya kawasan konservasi di Indonesia, pengelolaan kawasan TNGGP merupakan tanggung jawab dari Direktorat Jendral Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, Departemen Kehutanan. Nugroho (2011, hlm. 175) menyebutkan bahwa :

Program-program sejenis untuk kepentingan konservasi juga diselenggarakan oleh TN Gunung Gede Pangrango antara lain :

a. Perkemahan konservasi yang terjadwal dua kali dalam setahun. Sasarannya adalah murid sekolah SLTP dan SLTA di sekitar TN dengan jumlah antara 40 sampai dengan 50 orang setiap angkatannya. b. Program School Visit di Cibodas dan Selabintana. Program ditujukan

untuk murid sekolah dasar di sekitar Taman Nasional.

c. Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol, kerja sama TNGGP dengan Conservancy International-Indonesia Program dan Yayasan Alami

Berdasarkan pernyataan di atas dapat diketahui bahwa TNGGP merupakan salah satu taman nasional yang memiliki program ekowisata di dalamnya. Definisi ekowisata itu sendiri menurut (Nugroho, 2011, hlm. 17) “kegiatan perjalanan wisata yang dikemas secara profesional, terlatih dan memuat unsur pendidikan, sebagai suatu sektor/usaha ekonomi, yang mempertimbangkan warisan budaya, partisispasi dan kesejahteraan penduduk lokal serta upaya-upaya konservasi sumber daya alam dan lingkungan”.

Di TNGGP merupakan kawasan wisata alam yang dapat dikunjungi oleh wisatawan dengan tujuan pendakian, berkemah, penelitian/pendidikan atau hanya


(13)

Dine Rizky Pratiwi, 2014

Studi Evaluasi Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (Ppkab) Sebagai Kawasan Pariwisata Edukasi (Edutourism)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sekedar rekreasi. Karena jika dilihat secara filosofi menurut (Maryani, 2010, hlm

8) “pariwisata ditelusuri sebagai kebutuhan hidup manusia untuk beristirahat,

dalam melakukan kerja manusia memiliki keterbatasan fisik maupun psikis, sehingga membutuhkan waktu luang untuk beristirahat”. Seperti yang telah diketahui, unsur-unsur dalam ekowisata yaitu adanya pelestarian lingkungan, pendidikan konservasi lingkungan serta partisipasi masyarakat dalam menjaga keberlangsungan kawasan ekowisata. Dari ketiga program yang ditawarkan oleh TNGGP diatas Pusat Pendidikan Konservasi Bodogol (PPKAB) yang akan dikaji dalam penelitian ini.

Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (PPKAB) merupakan daerah kawasan TNGGP yang letaknya berada di sebelah barat atau lebih tepat di kaki Gunung Pangrango. PPKAB merupakan lokasi yang dikhususkan untuk program pengenalan lingkungan berbasis konservasi. Terdapat 3 program yang ditawarkan kepada wisatawan yang berkunjung ke tempat tersebut yaitu pendidikan, penelitian dan ekowisata.

Program pendidikan yang ada di PPKAB merupakan program yang tujuan utamanya adalah siswa-siswi yang berada dalam jenjang pendidikan yang di undang untuk berkunjung ke alam atau sebaliknya dari pihak pengelola yang berkunjung ke sekolah tersebut. Program penelitian yang ada di PPKAB bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari lebih dalam keanekaragamn hayati yang berada di dalamnya. Sedangkan program ekowisata diperkenalkan kepada para pengunjung yang datang ke PPKAB dengan tujuan wisata sekaligus mempelajari keanekaragaman hayati yang berada didalamnya.

Perpaduan dari ketiga program di atas merupakan suatu hal yang menarik untuk dikaji. Dalam pendidikan terdapat unsur penelitian dan rekreasi atau ekowisata, hal tersebut biasanya disebut dengan edutourism atau wisata edukasi. (Munir, 2013) mengemukakan bahwa “wisata edukasi merupakan konsep wisata yang menerapkan pendidikan nonformal tentang suatu pengetahuan kepada

wisatawan yang berkunjung ke suatu objek wisata”. Keinginan wisatawan untuk


(14)

Dine Rizky Pratiwi, 2014

Studi Evaluasi Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (Ppkab) Sebagai Kawasan Pariwisata Edukasi (Edutourism)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

prefensi wisatawan menuju kegiatan minat khusus dengan partisipasi yang lebih intensif di daerah kunjungan wisatanya. Dewasa ini wisatawan lebih menginginkan adanya proses pembelajaran (learning experience) dalam kunjungan wisatanya.

Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (PPKAB) dengan program-program yang di tawarkan menjadi destinasi utama bagi wisatawan khususnya yang berada di sekitar Jabodetabek. Dengan lokasi yang tidak terlalu jauh dari pusat kota dan di dukung pula oleh akses jalan yang mudah dijangkau baik menggunakan kendaraan pribadi maupun menggunakan kendaraan umum. Untuk jenis wisatwan yang datang itu sendiri biasanya lebih banyak pada tingkat mahasiswa yang bermaksud untuk melakukan praktikum mata kuliah, untuk golongan pengunjung lainnya biasanya lebih kepada keluarga yang sengaja ingin berwisata mengenal alam bebas.

Sejak berdirinya kawasan ini, antusias masyarakat untuk berkunjung ke Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol ( PPKAB ) sangat tinggi, hal ini terlihat dari data kunjungan yang setiap tahunnya meningkat. Berdasarkan data dibawah ini dapat diketahui bahwa jumlah pengunjung 5 tahun terakhir yang terjadi di PPKAB.

Tabel 1.1

Jumlah pengunjung Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (PPKAB) tahun 2008-2012

No Tahun Jumlah Pengunjung Jumlah

Pendidikan Penelitian Rekreasi

1 2008 562 255 679 1496

2 2009 902 532 1014 2448

3 2010 960 497 1024 2481

4 2011 1225 546 834 2605

5 2012 1827 520 1396 3743


(15)

Dine Rizky Pratiwi, 2014

Studi Evaluasi Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (Ppkab) Sebagai Kawasan Pariwisata Edukasi (Edutourism)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sumber: PPKA Bodogol, 2008-2012 (data diolah).

PPKAB dengan segala jenis keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya memiliki manfaat yang sangat besar jika dikelola dengan baik dan akan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Hal ini terbukti dengan semakin meningkatnya pengunjung yang melakukan penelitian atau riset disana yang tentunya akan menghasilkan data yang dapat di eksplorasi kepada masyarakat umum.

Penelitian ini menggunakan pendekatan wilayah dalam Ilmu Geografi. Sebagaimana yang dikemukakan oleh (Maryani,2006, hlm.13) “pendekatan wilayah selalu melihat bagaimana ruang dimanfaatkan, bagaimana proses perkembangan dan pengembangan wilayah serta bagaimana ruang ditata agar

lebih efisien dan efektif”. Penelitian ini mengkaji manfaat dari suatu wilayah dan

bertujuan untuk menganalisis pengaruh wisata edukasi terhadap pengetahuan wisatawan yang berkunjung. Selain itu dalam proses perkembangan dan pengembangan pendekatan wilayah, penelitian ini menganalisis juga kinerja pengelola kawasan wisata dalam menjalankan program wisata edukasi.

Untuk menjawab pertanyaan tersebut perlu diadakannya suatu evaluasi kegiatan wisata edukasi yang telah dilaksanakan untuk peningkatan baik secara kualitas maupun kuantitas, hal ini dilaksanakan secara rutin melalui kegiatan pemantauan baik yang dilakukan oleh kepala resort itu sendiri maupun petugas khusus dari Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Berdasarkan hasil evaluasi keberadaan PPKAB dinilai sangat signifikan terutama dengan pelayanan yang telah diberikan oleh pengelola dan mendapatkan anutisias dari masyarakat dan sebagai bentuk kepercayaan masyarakat terhadap PPKAB setiap tahunnya jumlah pengunjung meningkat. Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh tentang keberadaan PPKAB melalui judul

penelitian “Studi Evaluasi Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (PPKAB)


(16)

Dine Rizky Pratiwi, 2014

Studi Evaluasi Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (Ppkab) Sebagai Kawasan Pariwisata Edukasi (Edutourism)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Identifikasi Masalah

Peneliti telah memfokuskan penelitian terhadap permasalahan yng terjadi dengan berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas. Untuk lebih memperjelas maksud serta batasan masalah yang akan diteliti, sehingga peneliti merumuskan beberapa hal terkait penelitian yang akan dilaksanakan sebagai berikut :

1. Sejak berdirinya Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (PPKAB) jumlah peminatnya semakin bertambah di setiap tahunnya. Hal tersebut terjadi karena semakin meningkatnya minat dari masyarakat akan wisata yang masih alami dan memiliki banyak manfaat. Melihat jumlah pengunjung yang banyak itu, pihak PPKAB lebih meningkatkan pelayanan serta penambahan sarana dan prasarana guna menambah daya tarik masyarakat yang berkunjung ke tempat tersebut. Tentunya hal tersebut memilik dampak positif dan negatif yang berpengaruh terhadap manusia yang mengelola tempat tersebut dan tentunya akan berdampak terhadap lingkungan itu sendiri.

2. Wisata edukasi merupakan salah satu program yang ditawarkan di PPKAB kepada para pengunjung yang datang. Selain penelitian dan rekreasi, wisata edukasi menjadi program yang cukup diminati terbukti dari jumlah pengunjung yang meningkat di setiap tahunnya. Wisata edukasi merupakan program yang sebagian besar jumlah pengunjungnya adalah pelajar yang masih duduk di bangku sekolah seperti SD, SMP dan SMA. Tentunya jika melihat karakteristik dari pengunjung tersebut masih banyak yang menjadikan kawasan konservasi sebagai tempat bermain. Penelitian ini


(17)

Dine Rizky Pratiwi, 2014

Studi Evaluasi Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (Ppkab) Sebagai Kawasan Pariwisata Edukasi (Edutourism)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

difokuskan kepada pengaruh wisata edukasi terhadap pengetahuan wisatawan yang berkunjung ke Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (PPKAB). 3. Peran pengelola sangat berpengaruh terhadap perkembangan suatu kawasan

konservasi. Dalam hal ini tentunya pengelola yang khusus bertanggung jawab akan adanya program wisata edukasi. Bagaimana pengelola mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan terhadap wisatawan agar tidak mengalami kejenuhan dan tidak bosan untuk berkunjung ke Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (PPKAB). Oleh karena itu dalam penelitian ini akan dianalisis mengenai kinerja pengelola kawasan dalam menjalankan program wisata edukasi.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan paparan latar belakang di atas, maka pertanyaan penelitiannya adalah sebagai berikut :

1. Nilai edukasi apa saja yang diperoleh wisatawan yang berkunjung ke Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (PPKAB)?

2. Bagaimana kinerja pengelola dalam menjalankan program wisata edukasi di Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (PPKAB) ?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi nilai edukasi apa saja yang dapat di ambil oleh wisatawan yang berkunjung ke Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (PPKAB). 2. Menganalisis kinerja pengelola dalam menjalankan program wisata edukasi

di Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (PPKAB)

E. Manfaat penelitian

Setelah melakukan penelitian ini diharapkan terdapat beberapa manfaat yang dapat diambil, antara lain sebagai berikut :


(18)

Dine Rizky Pratiwi, 2014

Studi Evaluasi Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (Ppkab) Sebagai Kawasan Pariwisata Edukasi (Edutourism)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Manfaat bagi peneliti adalah untuk mengembangkan kemampuan analisis dan sintesis dalam melakukan pengkajian mengenai misi wisata edukasi yang disampaikan kepada pengunjung

2. Menambah wawasan serta meningkatkan pemahaman konsep dan aplikasi teori geografi bagi peneliti.

3. Sebagai bahan pembanding bagi peneliti lain yang memiliki tema serupa. 4. Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi masukan bagi pengelola Pusat

Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (PPKAB) dalam rangka pengembangan kualitas (quality improvement).

5. Sebagai salah satu masukan untuk Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) selaku pemilik kawasan dalam melakukan kebijakan.

F. Struktur Organisasi Skripsi

1. BAB I PENDAHULUAN

Bab 1 menguraikan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional serta struktur organisasi skripsi.

2. BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab 2 menguraikan tentang teori-teori yang mendukung penelitian dan diharapkan dapat menjawab masalah penelitian. Hal-hal yang dijabarkan dalam bab ini yaitu Peran dan Fungsi Taman Nasional, Pengelompokan Wilayah Konservasi, Kinerja Pengelola Kawasan Konservasi, Wisata Edukasi, Pemanfaatan Alam Sebagai Wisata Edukasi, Ekowisata, Karakteristik Wisatawan, dan Educational Tourist.

3. BAB III PROSEDUR PENELITIAN

Bab 3 menguraikan tentang lokasi penelitian, populasi dan sampel, metode penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, alat dan bahan pengumpul data, teknik pengolahan data, teknik analisis data serta alur pemikiran penelitian


(19)

Dine Rizky Pratiwi, 2014

Studi Evaluasi Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (Ppkab) Sebagai Kawasan Pariwisata Edukasi (Edutourism)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada bab 4 membahas mengenai pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan penemuan yang berkaitan dengan misi wisata edukasi telah sampai atau tidak kepada pengunjung melalui evaluasi program-program yang dijalankan oleh Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (PPKAB) , nilai-nilai pendidikan yang diperoleh oleh wisatawan, kondisi atau gambaran umum lokasi penelitian, analisis data responden pengunjung tempat wisata, serta analisis pengelola PPKAB dilihat dari program-program yang dijalankan baik dalam segi penelitian, pendidikan dan ekowisata, analisis hubungan variabel dan tingkat kepuasan wisatawan PPKAB.

5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab V berisikan tentang kesimpulan yang didapat penulis setelah

melakukan penelitian ini, serta tidak lupa dicantumkan pula beberapa saran atau rekomendasi yang diharapkan dapat berguna bagi keberlangsungan pengelolaan kawasan wisata edukasi tersebut.


(20)

35

Dine Rizky Pratiwi, 2014

Studi Evaluasi Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (Ppkab) Sebagai Kawasan Pariwisata Edukasi (Edutourism)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol merupakan suatu kawasan yang terletak di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Secara geografis berada di antara 106⁰ 51’ - 107⁰02’ BT dan 6⁰41’ - 6⁰51 LS. Secara administratif Taman Nasional ini termasuk dalam wilayah tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur. TNGGP mempunyai luas 21.975 Ha dengan batas-batasnya adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Wilayah Kabupaten Cianjur dan Bogor Sebelah Barat : Wilayah Kabupaten Sukabumi dan Bogor Sebelah Selatan : Wilayah Kabupaten Sukabumi

Sebelah Timur : Wilayah Kabupaten Cianjur

Aksesibilitas TNGGP relatif lebih bagus dibandingkan taman nasional lain, dikelilingi jalan raya provinsi yang menghubungkan beberapa kota besar di Jawa barat seperti Bogor, Jakarta, Bandung dan sekitarnya. Dengan kondisi seperti ini TNGGP mudah untuk dikunjungi dari daerah manapun di sekitar Jakarta, Bogor dan Bandung.

Kawasan TNGGP merupakan rangkaian gunung berapi, terutama Gunung Gede (2958 mdpl) dan Gunung Pangrango (3019 mdpl). Topografi bervariasi mulai dari landai hingga bergunung dengan kisaran ketinggian antara 700 m dan 3000 mdpl. Sebagian besar kawasan TNGGP merupakan dataran tinggi tanah kering dan sebagian kecil merupakan daerah rawa, terutama di daerah sekitar Cibereum yaitu Rawa Gayonggong.

Pada bagian selatan kawasan yaitu daerah Situgunung, memiliki kondisi lapangan yang berat karena terdapatnya bukit-bukit (seperti bukit masigit) yang memiliki kemiringan lereng sekitar 20-80%. Kawasan Gunung Gede yang terletak di bagian timur dihubungkan Gunung Pangrango oleh punggung bukit yang berbentuk tapal kuda, sepanjang kurang lebih 2500 meter dengan sisi-sisinya yang


(21)

Dine Rizky Pratiwi, 2014

Studi Evaluasi Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (Ppkab) Sebagai Kawasan Pariwisata Edukasi (Edutourism)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

membentuk lereng-lereng curam berlembah menuju daratan Sukabumi, Bogor dan Cianjur. Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (PPKAB) masuk ke dalam zona pemanfaatan di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Bidang PTN Wilayah III Bogor, Seksi PTN Wilayah V Bodogol.

Lokasi PPKAB mudah dicapai dan dapat ditempuh dengan cara menggunakan bus, roda empat pribadi maupun roda dua. Hanya sekitar 21 km dari Ciawi ke arah Sukabumi menuju Taman Rekreasi Lido. Dari sini dapat dilanjutkan menuju PPKAB dengan menempuh jarak sekitar 5 km hingga menemukan plang PPKAB.

2. Desain Penelitian

Tika (2005, hlm. 12) mengemukakan bahwa desain penelitian adalah “suatu rencana tentang mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data secara sistematis dan terarah agar penelitian dapat dilaksanakan secara efisien efektif sesuai dengan tujuannya.”

Oleh karena desain penelitian dapat dikatakan sebagai suatu rencana atau sistem maka didalamnya terdiri dari berbagai kegiatan yang saling terkait. Seperti yang dikemukakan oleh Yunus (2010, hlm. 233) “secara garis besar setiap penelitian terdiri dari 5 tahapan kegiatan utama, yaitu (1) tahapan persiapan, (2) tahapan pelaksanaan, (3) tahap pengolahan data, (4) tahap analisis dan (5) tahap penulisan laporan.”

3. Metode Penelitian

Menurut Nasir (1988, hlm.51) “metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan peneliti untuk mencapai tujuan dan menentukan jawaban atas masalah yang diajukan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Tika (1997, hlm. 6) menyatakan bahwa “metode deskriptif adalah penelitian yang mengarah kepada pengungkapan suatu masalah atau keadaan dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada di lapangan, walaupun kadang-kadang diberikan interpretasi atau analisis”.

Selain menggunakan metode deskriptif, penelitian ini menggunakan pendekatan evaluasi. Penelitian evaluasi diartikan “a process of determining


(22)

Dine Rizky Pratiwi, 2014

Studi Evaluasi Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (Ppkab) Sebagai Kawasan Pariwisata Edukasi (Edutourism)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

whether a social intervention has produced the intended result” yang artinya proses menentukan apakah interfensi sosial telah memiliki hasil. Atau dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian evaluasi mengkaji pengaruh yang terdapat dalam kehidupan sosial dan dianalisis sehingga menghasilkan suatu tindakan yang berupaya untuk meningkatkan kinerja.

Penelitian ini menganalisis dan mengevaluasi misi wisata edukasi, nilai-nilai edukasi serta pengelolaan PPKAB sebagai kawasan wisata edukasi. Metode penelitian ini dilakukan dengan memadukan antara pendekatan deskriptif dan evaluatif.

B. Populasi Dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti atas semua kasus individu dan gejala yang ada di daerah penelitian (Sumaatmadja, 1988, hlm. 112).

Populasi adalah himpunan individu atau objek yang banyaknya terbatas atau tidak terbatas Tika (2005, hlm. 24). Populasi geografi adalah himpunan individu atau objek yang masing-masing mempunyai sifat atau ciri geografi yang sama bisa berbentuk fisik maupun nonfisik (Tika,2005, hlm. 24).

Adapun populasi dalam penelitian ini, meliputi seluruh gejala di Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (PPKAB) yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini populasi dibagi menjadi 2 yaitu populasi wilayah yang meliputi seluruh gejala lingkungan fisik, aksesibilitas, sarana dan prasarana, sedangkan populasi manusianya yaitu wisatawan serta pengelola kawasan Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (PPKAB).

2. Sampel

Menurut Tika (2005, hlm.24) mengemukakan bahwa sampel adalah bagian dari objek atau individu-individu yang mewakili populasi. Sedangkan menurut Sugiyono (2007, hlm.62) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.


(23)

Dine Rizky Pratiwi, 2014

Studi Evaluasi Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (Ppkab) Sebagai Kawasan Pariwisata Edukasi (Edutourism)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sampel dalam penelitian ini terdiri dari wisatawan dan pengelola yang berhubungan secara langsung dengan PPKAB. Menurut Tika (2005, hlm. 29-30) nonprobability sampling adalah “cara pengambilan sampel dengan tidak memberi kemungkinan atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur populasi untuk dipilih karena tidak diketahui atau dikenal jumlah populasi sebenarnya”.

Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel jenuh dimana sampel jenuh adalah teknik penentuan sempel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil Sugiyono (2007, hlm. 68). Kemudian untuk sampel wisatawan itu sendiri digunakan teknik accidental sampling. Yunus (2010, hlm. 305) menyatakan bahwa Accidental sampling adalah,

Jenis teknik yang hanya dapat dilakukan apabila peneliti tidak mengetahui sampling frame dan sulit menemukan atau menemui anggota populasi yang dapat dipilih menjadi anggota sampel sehingga untuk maksud memperoleh gambaran mengenai populasi, peneliti memutuskan untuk memilih siapa saja yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dan dapat ditemui.

Menurut Usman dan Akbar (2006, hlm.47), “Teknik sampling kebetulan dilakukan apabila pemilihan anggota sampelnya dilakukan terhadap orang atau benda yang kebetulan ada atau dijumpai”. Namun kelemahan dari teknik ini adalah hasil penelitian yang dilakukan tidak dapat digeneralisasikan pada kasus yang terjadi di tempat lain sehingga kesimpulan dari penelitian cenderung terelokasikan di tempat penelitian.

Penelitian ini menggunakan dua teknik pengambilan sampel yang memiliki responden berbeda. Sampel jenuh digunakan untuk melakukan penelitian terhadap pengelola PPKAB yang dimana jumlah populasinya adalah 5 orang, sedangkan accidental sampling digunakan untuk sampel wisatawan.


(24)

Dine Rizky Pratiwi, 2014

Studi Evaluasi Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (Ppkab) Sebagai Kawasan Pariwisata Edukasi (Edutourism)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu obyek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh suatu kesimpulan (Yunanda, 2009, hlm. 64).

Untuk menghindari kesalahan pembaca dalam menafsirkan penelitian yang berjudul “Studi Evaluasi Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (PPKAB) Sebagai Kawasan Wisata Edukasi (Edutourism)”, maka adapun definisi operasionalnya sebagai berikut :

1. Nilai Edukasi

Nilai edukasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai-nilai pembelajaran yang didapatkan wisatawan jika berkunjung ke PPKAB. Nilai edukasi tersebut antara lain, fungsi hutan (hidrologi dan ekologi), keragaman flora dan fauna serta nilai ketuhanan.

2. Wisata Edukasi

Wisata edukasi merupakan konsep wisata yang menerapkan pendidikan nonformal tentang suatu pengetahuan kepada wisatawan yang berkunjung ke suatu obyek wisata. Dalam penelitian ini akan menganalisis pengaruh wisata edukasi terhadap pengetahuan wisatawan yang berkunjung ke Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (PPKAB).

3. Kinerja Pengelola Kawasan Konservasi

Menurut Hartono (2008, hlm. 25) “kinerja pengelolaan kawasan konservasi merupakan resultan dari potensi kawasan, arahan dan kebijakan, fasilitasi dan supervisi, mobilisasi sumberdaya yang ada, kepemimpinan unit pengelola, sampai dengan faktor eksternal yang berada di luar kontrol pengelola kawasan.” Berdasarkan definisi tersebut yang akan dikaji dalam penelitian ini mencakup petugas, pengelola serta interpreter PPKAB, program, kebersihan, fasilitas, promosi dan sistem reservasi

Berdasarkan definisi operasional diatas, maka didapatkan variabel penelitian yang akan membantu penulis dalam melakukan penelitian ini. Adapun arti dari variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik


(25)

Dine Rizky Pratiwi, 2014

Studi Evaluasi Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (Ppkab) Sebagai Kawasan Pariwisata Edukasi (Edutourism)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perjatian suatu penelitian Arikunto ( 2005, hlm.161). Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu bebas dan terikat.

Sugiyono (2008, hlm. 4) menyatakan variabel penelitian terdiri dari variabel bebas (variabel independen) dan variabel terikat (variabel independen), sebagaimana yang diungkapkannya bahwa “variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (dependen), sedangkan variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.”

Yang menjadi variabel bebasnya yaitu karakteristik wisatawan sedangkan yang menjadi variabel terikatnya yaitu nilai edukasi. Untuk lebih jelas dalam pemaparan variabel penelitian dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 3.1 Variabel Penelitian

Variabel Bebas (X) Variabel Terikat (Y)

Karakteristik Wisatawan

 Demografis

 Sosial-ekonoomi

 Geografis

 Tujuan berkunjung

 Lama tinggal

Nilai Edukasi

 Fungsi hutan (hidrologi dan ekologi)

 Keragaman flora dan fauna

 Nilai ketuhanan

Sumber : Penelitian, 2014

D. Instrumen Penelitian

Variabel Bebas (X)

Karakteristik Wisatawan

Variabel Terikat (Y)


(26)

Dine Rizky Pratiwi, 2014

Studi Evaluasi Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (Ppkab) Sebagai Kawasan Pariwisata Edukasi (Edutourism)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Instrumen Penelitian

Untuk mengumpulkan data penelitian ini, instrument penelitian yang akan digunakan diantaranya adalah kamera digital untuk merekam gambar dan suara dari objek penelitian dan juga informan. Instrumen lain yang akan digunakan adalah pedoman wawancara (interview guideline). Pedoman wawancara ini digunakan untuk mengetahui komponen program. Pelaksanaan kegiatan wisata edukasi menurut pengelola maupun pengunjung yang datang ke tempat tersebut. Sehingga ketika telah terkumpul semua data yang dibutuhkan dapat di evaluasi dan diberi perbaikan jika perlu ada yang di benahi guna meningkatkan kualitas kawasan wisata edukasi.

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Instrumen Angket/Kuesioner

Variabel Indikator Sasaran Jenis

Instrumen Butir Soal

Va ria be l T erika t (Y ) Ka ra kte risti k W isata wa n Demografis W ISATA W A N ANGKET 1,2,3,4,5,6,

Sosial-Ekonomi 8,9,

Geografis 7,17

Tujuan Berkunjung 10,11,12

Lama Tinggal 18,19,20,

Va ria be l B eba s (X ) Nilai Eduka si

Fungsi Hutan 13,14,15

Keragaman Flora dan

Fauna 21

Nilai Ketuhanan 16

Kine rja P enge lol a Ka wa sa n Konse rv asi Petugas,pengelola dan interpreter P ENG ELO LA WAWANCARA 7,8,14,15,16,17,2 2,23,30 Program 9,10,11,20,21,28, 29,31

Kebersihan 12,13,25

Fasilitas 26,27

Promosi 18

Sistem Reservasi 19

Sumber : Penelitian,2014 2. Bahan


(27)

Dine Rizky Pratiwi, 2014

Studi Evaluasi Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (Ppkab) Sebagai Kawasan Pariwisata Edukasi (Edutourism)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bahan lembar peta yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : a. Peta rupabumi 25.000 lembar 1209-123 Cicurug1

b. Peta rupabumi 25.000 lembar 1209-124 Salabintana1 c. Peta rupabumi 25.000 lembar 1209-141 Ciawi1

d. Peta kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Tahun 2004 e. Peta lokasi Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (PPKAB) f. Peta jalur penelitian Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol

(PPKAB)

3. Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yang akan menunjang penulis dalam melakukan kegiatan penelitian baik di lapangan maupun dalam tahap penulisan antara lain :

a. Kamera Digital, untuk mendokumentasikan kegiatan di lapangan b. Alat Tulis, untuk mencatat hasil penelitian lapangan

c. Pedoman Wawancara, sebagai acuan untuk melakukan kegiatan wawancara dengan obyek penelitian.

d. Angket, sebagai alat yang digunakan untuk mencari informasi kepada pengunjung/wisatawan

e. Software SPSS Versi 16 for Windows

f. Lembar Observasi

E. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan cara yang sistematis dan sesuai dengan metode ilmiah. Berawal dari ketertarikan penulis akan suatu kawasan yang cocok untuk dilakukan suatu pengkajian dan penelitian. Dimulai dengan membuat suatu latar belakang yang kemudian akan menghasilkan beberapa rumusan masalah. Kemudian penulis mencari beberapa teori dan konsep yang relevan untuk mendukung dan memudahkan penulis melakukan penelitian yang akan dikaji.


(28)

Dine Rizky Pratiwi, 2014

Studi Evaluasi Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (Ppkab) Sebagai Kawasan Pariwisata Edukasi (Edutourism)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah mendapatkan teori yang sesuai, penulis mulai membuat alur pemikiran yang jelas sehingga penelitian yang akan dilakukan sesuai dengan tujuan dan mendapatkan data yang valid. Untuk mempermudah dalam menggambarkan prosedur penelitian penulis menjabarkannya dalam suatu bagan yang dapat dilihat pada gambar 3.1

F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang sesuai dan menunjang untuk kebutuhan penelitian, penulis melakukan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Observasi Lapangan

Observasi Lapangan adalah melakukan pengamatan langsung kedaerah atau lokasi penelitian mengenai hal-hal yang berhubungan langsung dengan masalah yang akan dibahas. Dengan melakukan observasi lapangan, peneliti akan mendapatkan data primer dengan menggunakan daftar checklist dan daftar isian pengamatan sebagai alat pengumpulan datanya. Teknik ini digunakan untuk mengetahui mengamati potensi fisik, social dan budaya yang dimiliki daerah tersebut. Selain melakukan observasi lapangan, peneliti pun melakukan observasi langsung, dimana menurut (Tika, 2005, hlm. 44) observasi langsung adalah observasi yang dilakukan terhadap objek di tempat kejadian atau tempat berlangsungnya peristiwa, sehingga observer berada bersama objek yang di observasi.

2. Wawancara

Teknik wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara kepada responden. Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab yang dikerjakan dengan sistematis berlandaskan pada tujuan penelitian (Tika, 2005, hlm. 49). Dalam penelitian ini peneliti melakukan teknik wawancara kepada pengelola kawasan Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (PPKAB) untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti.


(29)

Dine Rizky Pratiwi, 2014

Studi Evaluasi Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (Ppkab) Sebagai Kawasan Pariwisata Edukasi (Edutourism)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Angket /kuesioner merupakan alat pengumpul data dalam bentuk sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk mendapatkan informasi dari responden. Penggunaan angket/kuesioner ini bertujuan sebagai alat pengumpul data primer yang relevan sehingga akan di proleh berbagai pendapat, tanggapan, dan pandangan dari responden.

4. Studi literatur dan dokumentasi

Studi literature yaitu teknik pengumpulan data menggunakan buku-buku yang berkaitan dengan permasalahan yang akan menjadi objek kajian atau penelitian,selain itu dapat juga digunakan sebagai pedoman untuk memproleh informasi atau sebagai landasan pemikiran dalam penulisan.

Studi dokumentasi dilakukan dengan cara mencari data-data yang dapat menunjang penelitian, baik dari buku, majalah, peta, atau dokumentasi-dokumentasi yang terdapat pada suatu instansi terkait, sehingga nantinya di dapatlah data sekunder.

G. Teknik Pengolahan Data

Data-data yang telah dikumpulkan oleh peneliti, maka langkah selanjutnya yaitu dianalisis. Pengolahan data yang dimaksudkan yaitu mengubah data yang bersifat mentah menjadi data yang lebih halus sehingga mudah dipahami oleh pembaca. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Langkah pertama yang dilakukan adalah mempersiapkan data yang telah didapatkan di lapangan untuk di olah lebih lanjut. Pengecekan kembali data merupakan langkah awal dalam tahap persiapan. Setelah dilakukan pengecekan ulang, selanjutnya menyusun data-data dengan rapi sehingga dapat memudahkan peneliti untuk memilih data yang akan digunakan. Setelah data disusun maka akan dilakukan tahap editing untuk menghilangkan kemungkinan kesalahan-kesalahan yang terdapat pada administratif di lapangan serta bersifat evaluasi dan koreksi.

Langkah ketiga yang dilakukan yaitu tabulasi data. Dimana tabulasi data dilakukan dengan melakukan penyusunan data dan analisis data ke dalam bentuk


(30)

Dine Rizky Pratiwi, 2014

Studi Evaluasi Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (Ppkab) Sebagai Kawasan Pariwisata Edukasi (Edutourism)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel dengan kategori yang telah ditentukan. Skala Likert dan Chi Square merupakan salah satu metode analisis data yang digunakan dalam melakukan tabulasi data. Langkah yang terkahir yaitu data di tabulasikan serta di analisis untuk memberikan gambaran terhadap data atau informasi yang didapat dari para responden yang dijadikan sampel penelitian.

H. Teknik Analisis Data

Proses analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif. Menurut Tika (2005, hlm. 116) analisis data secara deskriptif penting untuk menjelaskan data yang bersifat kualitatif, baik dalam bidang Geografi Sosial maupun Geografi Fisik.

Dalam penelitian ini lebih menekankan kepada seberapa besar pengaruh program-program yang terdapat di wilayah kajian terhadap keberlangsungan suatu kawasan konservasi dimana hasil akhirnya berupa evaluasi. Menurut (Arikunto ,2005, hlm. 37) dalam penelitian evaluasi yang membedakannya dengan penelitian lain yaitu terletak pada langkah akhir kesimpulan. Jika dalam penelitian biasa peneliti menuliskan saran-saran, dalam penelitian evaluative peneliti mengajukan rekomendasi.

Setelah data dari lapangan terkumpul dan selesai diolah maka proses selanjutnya adalah analisis data, adapun tahapan dalam menganalisis data adalah sebagai berikut :

1. Persentase

Analisis persentase digunakan untuk menghitung besarnya proporsi dalam setiap alternative jawaban, sehingga kecenderungan jawaban responden dan fenomena lapangan dapat diketahui. Rumus analisis persentase adalah :


(31)

Dine Rizky Pratiwi, 2014

Studi Evaluasi Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (Ppkab) Sebagai Kawasan Pariwisata Edukasi (Edutourism)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

P = f x 100% n

Keterangan : p = Persentase

f = Frekuensi setiap kategori jawaban n = Jumlah seluruh responden

100% = Bilangan Konstanta

Kriteria Persentase yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.3.

Tabel 3.3 Kriteria Presentase

Persentase (%) Keterangan

0 Tidak ada

01-24 Sebagian kecil

25-49 Kurang dari setengahnya

50 Setengahnya

51-74 Lebih dari setengahnya

75-99 Sebagian besar

100 Seluruhnya

Sumber : Arikunto 1998

Setelah perhitungan presentase diperoleh, kemudian penulis mendeskripsikan hasil presentase yang diperoleh dari angket yang disebar ke wisatawan PPKAB. Teknik ini dilakukan penulis untuk memberikan gambaran umum mengenai informasi yang dibutuhkan oleh penulis dalam menjawab rumusan masalah penelitian.

2. Skala Likert

Perhitungan kepuasan wisatawan pada penelitian ini menggunakan skala likert. Skala Likert menurut Sugiyono (2007, hlm 27) merupakan suatu skala yang


(32)

Dine Rizky Pratiwi, 2014

Studi Evaluasi Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (Ppkab) Sebagai Kawasan Pariwisata Edukasi (Edutourism)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

digunakan untuk mengungkap sikap pro dan kontra, positif dan negatif, setuju dan tidak setuju terhadap suatu objek sosial. sehingga baik untuk diterapkan pada penelitian ini. Dalam penelitian ini, analisis skala likert digunakan untuk mengetahui tingkat kepuasan wisatawan terhadap keadaan di PPKAB baik existing maupun fasilitas yang ada.

Skala ini menempatkan skor yang paling besar pada pernyataan yang paling positif. Oleh karena itu, kriteria pembobotan skor pada skala likert ini sebagai berikut:

Tabel 3.4

Kriteria Pembobotan Skala Likert

No Skor Kriteria

1 5 Sangat tinggi

2 4 Tinggi

3 3 Sedang

4 2 Rendah

5 1 Sangat rendah

Sumber : Sugiyono (2007, hlm. 28)

3. Analisis Chi Square (x2)

Setelah data terkumpul dan tersusun, selanjutnya dilakukan analisis data dan pengolahan data dengan menggunakan data statistik melalui bantuan Software

SPSS Versi 16 for Windows. Prosedur statistic ini bertujuan untuk mengetahui

asosiasi/korelasi antar variabel dengan jenis data nominal dengan data nominal. Variabel yang diasosiasikan yaitu usia, sosial-ekonomi, tujuan, asal, dan lama


(33)

Dine Rizky Pratiwi, 2014

Studi Evaluasi Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (Ppkab) Sebagai Kawasan Pariwisata Edukasi (Edutourism)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tinggal wisatawan dengan nilai edukasi. Analisis hasil olah data (out put) SPSS berdasarkan nilai sig. yang di dapat. Untuk hipotesis itu sendiri yaitu :

a. Jika nilai sig. <0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak b. Jika nilai sig. >0,05 maka Ha ditolak dan Ho diterima

4. Analisis Tabulasi Silang (Crosstab)

Sugiyono (2010, hlm. 78) mengatakan bahwa penelitian crosstab (tabulasi silang) menyajikan data dalam bentuk tabulasi yang meliputi baris dan kolom. Dengan demikian, ciri crosstab adalah adanya dua variabel atau lebih yang mempunyai hubungan secara deskriptif data untuk penyajian crosstab pada umumnya adalah data kualitatif, khususnya yang berskala nominal. Tabulasi silang menggambarkan hubungan dari dua variabel atau lebih yang mana hubungan tersebut bukan merupakan hubungan sebab akibat. Pada tabulasi silang ini dapat diketahui distribusi frekuensi bersama dari dua atau lebih kategori.


(34)

94

Dine Rizky Pratiwi, 2014

Studi Evaluasi Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (Ppkab) Sebagai Kawasan Pariwisata Edukasi (Edutourism)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan mengenai evaluasi Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (PPKAB) sebagai kawasan wisata edukasi (edutourism), pada bab akhir ini, penulis akan menguraikan beberapa kesimpulan dan rekomendasi yang semoga dapat berguna bagi pihak-pihak terkait. Adapun kesimpulan dan rekomendasi adalah sebagai berikut :

A. KESIMPULAN

1. Nilai-nilai edukasi yang diterima oleh wisatawan fungsi dari hutan hujan tropis baik dari ekologi maupun hidrologinya. Keragaman flora dan fauna merupakan nilai edukasi yang paling banyak didapatkan oleh wisatawan. khususnya endemik Jawa yang ada di PPKAB banyak sekali manfaatnya salah satunya adalah sebagai tanaman obat alternatif dan tempat hidup fauna yang ada disana. Fauna endemik Jawa pun terjaga habitatnya seperti Owa Jawa, Elang Jawa bahkan macan tutul. Pengetahuan atau gambaran umum mengenai PPKAB, tips atau hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama berada di PPKAB, peran PPKAB sebagai penghasil air untuk beberapa daerah yang ada di sekitarnya, informasi mengenai jalur-jalur penelitian yang ada di PPKAB. Wisatawan yang datang ke PPKAB lebih menghargai dan mensyukuri keindahan yang dianugerahkan oleh Tuhan merupakan salah satu nilai ketuhanan yang didapat. Selain itu, wisatawan pun lebih tergugah untuk melakukan upaya pelestarian alam seperti melakukan reboisasi, memberikan sumbangan dalam bentuk tenaga, ide dan uang serta mengikuti berbagai acara lingkungan. Misi wisata edukasi yang dimiliki oleh Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (PPKAB) yaitu sebagai sarana untuk menyebarluaskan pengenalan tentang konservasi hutan hujan tropis dengan cara melakukan pendidikan lingkungan sepenuhnya belum diterima oleh wisatawan yang datang. Lebih dari setengahnya wisatawan yang datang tidak mendapatkan informasi mengenai hutan hujan tropis. Perlu diadakan suatu


(35)

Dine Rizky Pratiwi, 2014

Studi Evaluasi Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (Ppkab) Sebagai Kawasan Pariwisata Edukasi (Edutourism)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perbaikan akan hal tersebut, mengingat misi awal yang dimiliki oleh PPKAB itu sendiri. Interpreter atau guide yang bertugas di PPKAB lebih terfokus kepada pengenalan keragaman flora dan fauna kepada wisatawan, sehingga mereka melupakan hal yang sangat besar yaitu memperkenalkan hutan hujan tropis itu sendiri. Belum diadakannya training bagi interpreter dalam menambah pengetahuan mereka tentang hutan hujan tropis merupakan salah satu faktor yang menjadi penyebab pengetahuan wisatawan akan hutan hujan tropis masih kurang. Selain itu, tidak adanya keterangan hutan hujan tropis dalam bentuk suatu media seperti leaflet, gambar atau papan-papan informasi yang berhubungan dengan hutan hujan tropis.

2. Pengelolaan Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (PPKAB) sudah tergolong baik, keadaan existing yang ada terjaga tetap alami. Semua pihak yang terlibat melakukan kerja sama yang baik. Beberapa fasilitas yang tersedia di rawat dengan baik oleh petugas setempat. Tidak pernah terjadi masalah dalam sistem reservasi di PPKAB karena untuk jadwal kunjungan sudah tersusun dengan baik dan jumlah pengunjung tidak pernah melebihi kuota yang sudah ditentukan. Namun ada kendala dalam agenda jadwal kegiatan yang belum tersusun dengan baik. Serta promosi yang lebih giat lagi untuk menambah jumlah wisatawan yang datang berkunjung. Penentuan tarif biaya masuk kawasan wisata edukasi telah sesuai dengan kontribusi yang mereka berikan kepada upaya pelestarian alam.


(36)

Dine Rizky Pratiwi, 2014

Studi Evaluasi Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (Ppkab) Sebagai Kawasan Pariwisata Edukasi (Edutourism)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. REKOMENDASI

1. Secara keseluruhan program wisata edukasi yang ditawarkan di Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (PPKAB) sudah berjalan dengan baik, namun untuk pelaksanaanya itu sendiri seharusnya sudah diagendakan dengan baik, sehingga untuk program rutin seperi School Visit dan Visit to

School tidak terganggu waktu pelaksanaanya.

2. Pengadaan pelatihan untuk para interpreter yang lebih terfokus kepada upaya memperkenalkan hutan hujan tropis kepada para wisatawan, serta adanya sosialisasi dari pihak Taman Nasional agar menambah pengetahuan para interpreter.

3. Perbaikan fasilitas yang belum memadai seperti mushola agar setiap wisatawan yang akan melakukan peribadatan selalu dalam keadaan bersih dan suci.

4. Menambah anggota simpatisan dan volunteer untuk diberi pendidikan interpreter sehingga ketika terjadi jumlah wisatawan yang banyak dapat terakomodir dengan baik.

5. Ditambahkan lagi tempat atau lahan untuk penelitian perbidang seperti fasilitas yang sudah ada yaitu catwalk untuk pengamatan satwa, menara untuk pengamatan burung serta Stasiun Pengamatan Bodogol (SPB) agar peneliti yang melakukan kegiatan disana dapat lebih fokus dan dapat melakukan kegiatan tanpa merusak habitat asli di PPKAB.

6. Menambahkan lagi media untuk promosi sehingga PPKAB tetap bisa memberikan informasi dan pelajaran kepada semua pihak, semoga kelestarian seluruh isi hutan hujan tetap terjaga demi keberlangsungan hijau bumi.

7. Semoga untuk kedepannya PPKAB dapat lebih berkembang dan dapat dijadikan tempat pembelajaran serta mengimplementasikan terhadap dunia pendidikan.


(37)

Dine Rizky Pratiwi, 2014

Studi Evaluasi Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (Ppkab) Sebagai Kawasan Pariwisata Edukasi (Edutourism)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Ankomah, P. K and Larson, T. R. (1992) . Education Tourism: A Strategy to Strategy

to Sustainable Tourism Development in Sub-Saharan Africa. Tersedia:

unpan1.un.org/intradoc/groups/public/documents

Brief. (2010). Kebijakan Pengelolaan Zona Khusus. Cifor. Tersedia: www.cifor.cgiar.org [4 April 2010].

Daulay, N. (2012). Penelitian Deskriptif. Tersedia [online] : nurfatimahdaulay18.blogspot.com. [10 September 2012]

Departemen Kehutanan Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 5 Tentang

Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya. (Jakarta : Departemen

Kehutanan Republik Indonesia, 1990)

Departemen Kehutanan Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 5 Tentang

Zonasi Taman Nasional. (Jakarta : Departemen Kehutanan Republik

Indonesia, 1990)

Departemen Kehutanan Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia No. 18. Tahun 1994 Tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di Zona Pemanfaatan Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam. (Jakarta : Departemen Kehutanan Republik Indonesia, 1994)

Djamal, Z. I. (2010). Prinsip-Prinsip Ekologi. Jakarta : Bumi Aksara.

Fandeli, C. (2001). Pengenalan Atraksi Alam Dengan Pendekatan Perishable

Factor di Kawasan Wisata Alam. Lembaga Penelitian Universitas Gajah

Mada Kerja Sama dengan Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta Fandeli, C. (2002). Perencanaan Kepariwisataan Alam. Yogyakarta: Fakultas

Kehutanan Universitas Gajah Mada

Fandeli, C. (2004). Peran dan Kedudukan Konservasi Hutan Dalam

Pengembangan Ekowisata. Yogyakarta. Tidak diterbitkan.

Flavin. (1996) . Kurt Hahn’s School and Legacy. Tidak Diterbitkan.

Hartono. (2008). Mencari Bentuk Pengelolaan Taman Nasional Model: Sebuah Tinjauan Reflektif Praktek Pengelolaan Taman Nasional di Indonesia.


(38)

Dine Rizky Pratiwi, 2014

Studi Evaluasi Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (Ppkab) Sebagai Kawasan Pariwisata Edukasi (Edutourism)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Makalah dalam workshop Sistem Pengelolaan Kawasan Konservasi. Banyuwangi

Hartono. (2008). Taman Nasional Mandiri. Makalah dalam Reuni Akbar dan Seminar Lustrum XI 8 di Fakultas Kehutanan UGM. Yogyakarta.

Hockings, M., Stolton, S., Leverington, F., Dudley, N. and Courrau, J. (2006) .

Evaluating Effectiveness: A Framework for Assessing Management Effectiveness of Protected Areas 2nd Edition. WCPA Best Practice

Protected Areas Guidlines. Gland: IUCN

Ismayanti. (2010). Pengantar Pariwisata. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia (1997/1998) Studi

Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Hutan. Jakarta.

Lembaga Pengembangan Hukum Lingkungan. Kajian Hukum dan Kebijakan

Pengelolaan Kawasan Konservasi di Indonesia. Tidak diterbitkan.

Maryani, E. (2010). Dimensi Geografi dalam Kepariwisataan dan Relevansinya

dengan Dunia Pendidikan. Pidato Pengukuhan Guru Besar di Jurusan

Pendidikan Geografi FPIPS UPI Bandung: Tidak Diterbitkan. Maryani, E. Pengantar Geografi Pariwisata. IKIP Bandung.

Maryani, E. (2006). Geografi Dalam Perspektif Keilmuan dan Pendidikan di

Persekolahan. Dimuat dalam buku “Ilmu Pendidikan”. Bandung.

Munir. (2013). Managing Educational Tourism. IKIP Bandung. munir@upi.edu Marpaung, H. Dan Bahar, H. (2002). Pengantar Pariwisata. Bandung: Alfabeta Nugroho, I. (2011). Ekowisata Dan Pembangunan Berkelanjutan. Jakarta :

Pustaka Pelajar.

Pendit, N.S. (2003). Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta : Pradnya Paramita.

Pitana dan Gayatri. (2005). Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta. Andi

Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1994 Tentang Pengusahaan Pariwisata Alam Peraturan Pemerintah No.28 Tahun 1985 tentang Perlindungan Hutan


(39)

Dine Rizky Pratiwi, 2014

Studi Evaluasi Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (Ppkab) Sebagai Kawasan Pariwisata Edukasi (Edutourism)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Punaji, S. (2010). Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta : Kencana.

Raflesia. (2008). Taman Nasional. FMIPA. UNAND. Tidak Diterbitkan

Ramdani, C. (2008). Strategi Pengembangan Wisata Alam Taman Nasional

Gunung Gede Pangrango Cibodas-Cianjur Jawa Barat. [Skripsi]. Jurusan

Sosial Ekonomi Pertanian/Agribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi. UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta. Tidak diterbitkan.

Ritchie, Brent W. (2003). Aspect of Tourism. Managing Educational Tourism. Channel View Publications.

Sastrayuda, G.S. (2010). Handout Mata Kuliah Concept Resort and Leisure. Bandung. Tidak Diterbitkan.

Satria. D. (2009). Strategi Pengembangan Ekowisata Berbasis Ekonomi Lokal Dalam Rangka Program Pengentasan Kemiskinan di Kabupaten Malang . Tidak Diterbitkan

Studi Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Hutan, Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia, 1997/1998.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif

Kuantitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. (2007). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Sumaatmadja, N. (1998). Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisis

Keruangan. IKIP .Bandung.

Sumaatmadja, N. (2005). Nilai Pendidikan IPS. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Suwantoro, G. (1997). Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta : Andi. Tika, P. M. (2005). Metode Penelitian Geografi. Jakarta : Bumi Aksara.

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982, pasal 12 pengaturan tentang konservasi Undang –Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan


(40)

Dine Rizky Pratiwi, 2014

Studi Evaluasi Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (Ppkab) Sebagai Kawasan Pariwisata Edukasi (Edutourism)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Yoeti, O.A. (1996). Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung : Angkasa.

Yunus, S. H. (2010). Metode Penelitian Wilayah Kontemporer. Jakarta : Pustaka Pelajar.


(1)

Dine Rizky Pratiwi, 2014

Studi Evaluasi Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (Ppkab) Sebagai Kawasan Pariwisata Edukasi (Edutourism)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perbaikan akan hal tersebut, mengingat misi awal yang dimiliki oleh PPKAB itu sendiri. Interpreter atau guide yang bertugas di PPKAB lebih terfokus kepada pengenalan keragaman flora dan fauna kepada wisatawan, sehingga mereka melupakan hal yang sangat besar yaitu memperkenalkan hutan hujan tropis itu sendiri. Belum diadakannya training bagi interpreter dalam menambah pengetahuan mereka tentang hutan hujan tropis merupakan salah satu faktor yang menjadi penyebab pengetahuan wisatawan akan hutan hujan tropis masih kurang. Selain itu, tidak adanya keterangan hutan hujan tropis dalam bentuk suatu media seperti leaflet, gambar atau papan-papan informasi yang berhubungan dengan hutan hujan tropis.

2. Pengelolaan Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (PPKAB) sudah tergolong baik, keadaan existing yang ada terjaga tetap alami. Semua pihak yang terlibat melakukan kerja sama yang baik. Beberapa fasilitas yang tersedia di rawat dengan baik oleh petugas setempat. Tidak pernah terjadi masalah dalam sistem reservasi di PPKAB karena untuk jadwal kunjungan sudah tersusun dengan baik dan jumlah pengunjung tidak pernah melebihi kuota yang sudah ditentukan. Namun ada kendala dalam agenda jadwal kegiatan yang belum tersusun dengan baik. Serta promosi yang lebih giat lagi untuk menambah jumlah wisatawan yang datang berkunjung. Penentuan tarif biaya masuk kawasan wisata edukasi telah sesuai dengan kontribusi yang mereka berikan kepada upaya pelestarian alam.


(2)

Dine Rizky Pratiwi, 2014

Studi Evaluasi Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (Ppkab) Sebagai Kawasan Pariwisata Edukasi (Edutourism)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. REKOMENDASI

1. Secara keseluruhan program wisata edukasi yang ditawarkan di Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (PPKAB) sudah berjalan dengan baik, namun untuk pelaksanaanya itu sendiri seharusnya sudah diagendakan dengan baik, sehingga untuk program rutin seperi School Visit dan Visit to

School tidak terganggu waktu pelaksanaanya.

2. Pengadaan pelatihan untuk para interpreter yang lebih terfokus kepada upaya memperkenalkan hutan hujan tropis kepada para wisatawan, serta adanya sosialisasi dari pihak Taman Nasional agar menambah pengetahuan para interpreter.

3. Perbaikan fasilitas yang belum memadai seperti mushola agar setiap wisatawan yang akan melakukan peribadatan selalu dalam keadaan bersih dan suci.

4. Menambah anggota simpatisan dan volunteer untuk diberi pendidikan interpreter sehingga ketika terjadi jumlah wisatawan yang banyak dapat terakomodir dengan baik.

5. Ditambahkan lagi tempat atau lahan untuk penelitian perbidang seperti fasilitas yang sudah ada yaitu catwalk untuk pengamatan satwa, menara untuk pengamatan burung serta Stasiun Pengamatan Bodogol (SPB) agar peneliti yang melakukan kegiatan disana dapat lebih fokus dan dapat melakukan kegiatan tanpa merusak habitat asli di PPKAB.

6. Menambahkan lagi media untuk promosi sehingga PPKAB tetap bisa memberikan informasi dan pelajaran kepada semua pihak, semoga kelestarian seluruh isi hutan hujan tetap terjaga demi keberlangsungan hijau bumi.

7. Semoga untuk kedepannya PPKAB dapat lebih berkembang dan dapat dijadikan tempat pembelajaran serta mengimplementasikan terhadap dunia pendidikan.


(3)

Dine Rizky Pratiwi, 2014

Studi Evaluasi Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (Ppkab) Sebagai Kawasan Pariwisata Edukasi (Edutourism)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Ankomah, P. K and Larson, T. R. (1992) . Education Tourism: A Strategy to Strategy

to Sustainable Tourism Development in Sub-Saharan Africa. Tersedia:

unpan1.un.org/intradoc/groups/public/documents

Brief. (2010). Kebijakan Pengelolaan Zona Khusus. Cifor. Tersedia: www.cifor.cgiar.org [4 April 2010].

Daulay, N. (2012). Penelitian Deskriptif. Tersedia [online] : nurfatimahdaulay18.blogspot.com. [10 September 2012]

Departemen Kehutanan Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 5 Tentang

Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya. (Jakarta : Departemen

Kehutanan Republik Indonesia, 1990)

Departemen Kehutanan Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 5 Tentang

Zonasi Taman Nasional. (Jakarta : Departemen Kehutanan Republik

Indonesia, 1990)

Departemen Kehutanan Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia No. 18. Tahun 1994 Tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di Zona Pemanfaatan Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam. (Jakarta : Departemen Kehutanan Republik Indonesia, 1994)

Djamal, Z. I. (2010). Prinsip-Prinsip Ekologi. Jakarta : Bumi Aksara.

Fandeli, C. (2001). Pengenalan Atraksi Alam Dengan Pendekatan Perishable

Factor di Kawasan Wisata Alam. Lembaga Penelitian Universitas Gajah

Mada Kerja Sama dengan Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta Fandeli, C. (2002). Perencanaan Kepariwisataan Alam. Yogyakarta: Fakultas

Kehutanan Universitas Gajah Mada

Fandeli, C. (2004). Peran dan Kedudukan Konservasi Hutan Dalam

Pengembangan Ekowisata. Yogyakarta. Tidak diterbitkan.

Flavin. (1996) . Kurt Hahn’s School and Legacy. Tidak Diterbitkan.

Hartono. (2008). Mencari Bentuk Pengelolaan Taman Nasional Model: Sebuah Tinjauan Reflektif Praktek Pengelolaan Taman Nasional di Indonesia.


(4)

Dine Rizky Pratiwi, 2014

Studi Evaluasi Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (Ppkab) Sebagai Kawasan Pariwisata Edukasi (Edutourism)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Makalah dalam workshop Sistem Pengelolaan Kawasan Konservasi. Banyuwangi

Hartono. (2008). Taman Nasional Mandiri. Makalah dalam Reuni Akbar dan Seminar Lustrum XI 8 di Fakultas Kehutanan UGM. Yogyakarta.

Hockings, M., Stolton, S., Leverington, F., Dudley, N. and Courrau, J. (2006) .

Evaluating Effectiveness: A Framework for Assessing Management Effectiveness of Protected Areas 2nd Edition. WCPA Best Practice

Protected Areas Guidlines. Gland: IUCN

Ismayanti. (2010). Pengantar Pariwisata. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia (1997/1998) Studi

Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Hutan. Jakarta.

Lembaga Pengembangan Hukum Lingkungan. Kajian Hukum dan Kebijakan

Pengelolaan Kawasan Konservasi di Indonesia. Tidak diterbitkan.

Maryani, E. (2010). Dimensi Geografi dalam Kepariwisataan dan Relevansinya

dengan Dunia Pendidikan. Pidato Pengukuhan Guru Besar di Jurusan

Pendidikan Geografi FPIPS UPI Bandung: Tidak Diterbitkan. Maryani, E. Pengantar Geografi Pariwisata. IKIP Bandung.

Maryani, E. (2006). Geografi Dalam Perspektif Keilmuan dan Pendidikan di

Persekolahan. Dimuat dalam buku “Ilmu Pendidikan”. Bandung.

Munir. (2013). Managing Educational Tourism. IKIP Bandung. munir@upi.edu Marpaung, H. Dan Bahar, H. (2002). Pengantar Pariwisata. Bandung: Alfabeta Nugroho, I. (2011). Ekowisata Dan Pembangunan Berkelanjutan. Jakarta :

Pustaka Pelajar.

Pendit, N.S. (2003). Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta : Pradnya Paramita.

Pitana dan Gayatri. (2005). Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta. Andi

Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1994 Tentang Pengusahaan Pariwisata Alam Peraturan Pemerintah No.28 Tahun 1985 tentang Perlindungan Hutan


(5)

Dine Rizky Pratiwi, 2014

Studi Evaluasi Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (Ppkab) Sebagai Kawasan Pariwisata Edukasi (Edutourism)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Punaji, S. (2010). Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta : Kencana.

Raflesia. (2008). Taman Nasional. FMIPA. UNAND. Tidak Diterbitkan

Ramdani, C. (2008). Strategi Pengembangan Wisata Alam Taman Nasional

Gunung Gede Pangrango Cibodas-Cianjur Jawa Barat. [Skripsi]. Jurusan

Sosial Ekonomi Pertanian/Agribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi. UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta. Tidak diterbitkan.

Ritchie, Brent W. (2003). Aspect of Tourism. Managing Educational Tourism. Channel View Publications.

Sastrayuda, G.S. (2010). Handout Mata Kuliah Concept Resort and Leisure. Bandung. Tidak Diterbitkan.

Satria. D. (2009). Strategi Pengembangan Ekowisata Berbasis Ekonomi Lokal Dalam Rangka Program Pengentasan Kemiskinan di Kabupaten Malang . Tidak Diterbitkan

Studi Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Hutan, Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia, 1997/1998.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif

Kuantitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. (2007). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Sumaatmadja, N. (1998). Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisis

Keruangan. IKIP .Bandung.

Sumaatmadja, N. (2005). Nilai Pendidikan IPS. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Suwantoro, G. (1997). Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta : Andi. Tika, P. M. (2005). Metode Penelitian Geografi. Jakarta : Bumi Aksara.

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982, pasal 12 pengaturan tentang konservasi Undang –Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan


(6)

Dine Rizky Pratiwi, 2014

Studi Evaluasi Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (Ppkab) Sebagai Kawasan Pariwisata Edukasi (Edutourism)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Yoeti, O.A. (1996). Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung : Angkasa.

Yunus, S. H. (2010). Metode Penelitian Wilayah Kontemporer. Jakarta : Pustaka Pelajar.