HUBUNGAN KLASIFIKASI WASIT DAN PENGALAMAN MEWASITI DENGAN KINERJA WASIT BOLA VOLI DI JAWA BARAT.

(1)

HUBUNGAN KLASIFIKASI WASIT DAN PENGALAMAN MEWASITI DENGAN KINERJA WASIT BOLA VOLI

DI JAWA BARAT

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Olahraga

Oleh

Udi Sahudi 1004762

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014


(2)

==================================================================

Hubungan Klasifikasi Wasit dan

Pengalaman Mewasiti dengan Kinerja

Wasit Bola Voli di Jawa Barat

Oleh Udi Sahudi

S.Pd FKIP Universitas Majalengka, 2007

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Sekolah Pascasarjana Program Studi Pendidikan Olahraga

© Udi Sahudi 2014

Universitas Pendidikan Indonesia Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

Disetujui dan disahkan oleh Pembimbing:

PEMBIMBING I,

Dr. Nurlan Kusmaedi, M.Pd NIP : 195301111980031002

PEMBIMBING II,

Dr. Kardjono, M.Sc. NIP:196105251986011002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Olah Raga Sekolah Pascasarjana UPI

Prof. DR. H. Adang Suherman , M.A. NIP :19630618 198803 1 002


(4)

Udi Sahudi, 2014

Hubungan klasifikasi wasit dan pengalaman mewasiti dengan kinerja wasit bola voli Di jawa barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR GRAFIK ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 8

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 9

D. Tujuan Penelitian ... 10

E. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka ... 12

1. Hakikat Permainan Bola Voli ... 12

a. Pengertian Permainan Bola Voli ... 12

b. Teknik Dasar Permainan Bola Voli ... 14

c. Sistem Permainan Bola Voli ... 17

d. Peraturan Permainan Bola Voli ... 19


(5)

Udi Sahudi, 2014

Hubungan klasifikasi wasit dan pengalaman mewasiti dengan kinerja wasit bola voli Di jawa barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Pengertian Wasit ... 25

b. Persyaratan Menjadi Seorang Wasit ... 27

c. Etika Perwasitan ... 28

d. Kepemimpinan (Leadership) Wasit ... 30

e. Interpretasi Wasit ... 31

f. Faktor-faktor Penunjang Interpretasi ... 34

3. Kinerja Wasit ... 38

a. Pengertian Kinerja ... 38

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja ... 41

4. Pendidikan Wasit ... 42

a. Pengertian Pendidikan ... 42

b. Fungsi Pendidikan bagi Wasit Bola Voli ... 43

c. Pengklasifikasian Pendidikan ... 44

d. Klasifikasi Wasit Bola Voli ... 48

5. Pengalaman Kerja Wasit (Mewasiti) ... 52

a. Pengertian Pengalaman Kerja ... 52

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pengalaman Kerja 52

c. Pengukuran Pengalaman Kerja ... 53

d. Cara Memperoleh Pengalaman Kerja ... 54

e. Manfaat Pengalaman Kerja ... 55

B. Penelitian yang Relevan ... 55

C. Kerangka Pemikiran ... 57

D. Hipotesisi Penelitian ... 61

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 62

B. Desain Penelitian ... 64

C. Definisi Operasional Variabel ... 65


(6)

Udi Sahudi, 2014

Hubungan klasifikasi wasit dan pengalaman mewasiti dengan kinerja wasit bola voli Di jawa barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Instrumen Penelitian ... 70 F. Teknik Pengumpulan Data ... 71 G. Analisis dan Teknik Pengolahan Data ... 72


(7)

Udi Sahudi, 2014

Hubungan klasifikasi wasit dan pengalaman mewasiti dengan kinerja wasit bola voli Di jawa barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 76

B. Pembahasan ... 87

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 92

B. Rekomendasi ... 92

DAFTAR PUSTAKA ... 95

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 98


(8)

Udi Sahudi, 2014

Hubungan klasifikasi wasit dan pengalaman mewasiti dengan kinerja wasit bola voli Di jawa barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Daftar Responden ... 69 4.1. Rata-Rata, Standar Deviasi dan Varians Variabel Klasifikasi

Wasit Nasional ... 76 4.2. Rata-Rata, Standar Deviasi dan Varians Variabel Pengalaman

Mewasiti ... 77 4.3. Rata-Rata, Standar Deviasi dan Varians Variabel Kinerja Wasit ... 77 4.4. Hasil Uji Normalitas ... 78 4.5. Hasil Uji Linieritas Data ... 79 4.6. Hasil Uji Koefisien Korelasi Variabel-Variabel X dengan Y ... 80 4.7. Koefisien Determinasi Hubungan Klasifikasi Wasit Nasional (X1)

dengan Kinerja Wasit Bola Voli (Y) ... 81 4.8. Koefisien Regresi Hubungan Klasifikasi Wasit Nasional (X1)

dengan Kinerja Wasit Bola Voli (Y) ... 82 4.9. Uji F Hubungan Klasifikasi Wasit Nasional (X1) dengan Kinerja

Wasit Bola Voli (Y) ... 82 4.10. Koefisien Determinasi Hubungan Pengalaman Mewasiti (X2)

dengan Kinerja Wasit Bola Voli (Y) ... 83 4.11. Koefisien Regresi Hubungan Pengalaman Mewasiti (X2) dengan

Kinerja Wasit Bola Voli (Y) ... 84 4.12. Uji F Hubungan Pengalaman Mewasiti (X2) dengan Kinerja

Wasit Bola Voli (Y) ... 85 4.13. Koefisien Determinasi Hubungan Klasifikasi Wasit Nasional (X1)

dan Pengalaman Mewasiti (X2) dengan Kinerja Wasit Bola Voli (Y) ... 86 4.14. Koefisien Regresi Hubungan Klasifikasi Wasit Nasional (X1) dan


(9)

Udi Sahudi, 2014

Hubungan klasifikasi wasit dan pengalaman mewasiti dengan kinerja wasit bola voli Di jawa barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.15. Uji F Hubungan Klasifikasi Wasit Nasional (X1) dan Pengalaman Mewasiti (X2) dengan Kinerja Wasit Bola Voli (Y) ... 87


(10)

Udi Sahudi, 2014

Hubungan klasifikasi wasit dan pengalaman mewasiti dengan kinerja wasit bola voli Di jawa barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Proses Pengambilan Keputusan ... 38 3.1. Desain Penelitian ... 64


(11)

Udi Sahudi, 2014

Hubungan klasifikasi wasit dan pengalaman mewasiti dengan kinerja wasit bola voli Di jawa barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

.DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

4.1. Tingkat Hubungan Klasiifikasi Wasit dengan Kinerja ... 81 4.2. Tingkat Hubungan Pengalaman Mewasiti dengan Kinerja ... 84


(12)

Udi Sahudi, 2014

Hubungan klasifikasi wasit dan pengalaman mewasiti dengan kinerja wasit bola voli Di jawa barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

A Data Hasil Penelitian ... 98 B Deskripsi Data Variabel Penelitian Klasifikasi Wasit Nasional

(X1), Pengalaman Mewasiti (X2) dan Kinerja Wasit Bola Voli .. 99 C Hasil Uji Normalitas ... 101 D Hasil Uji Linieritas ... 102 E Hasil Uji Korelasi ... 103 F Hasil Uji Hipotesis Hubungan Klasifikasi Wasit Nasional (X1)

dengan Kinerja Wasit Bola Voli (Y) ... 104 G Hasil Uji Hipotesis Hubungan Pengalaman Mewasiti (X2)

dengan Kinerja Wasit Bola Voli (Y) ... 106 H Hasil Uji Hipotesis Hubungan Klasifikasi Wasit Nasional (X1)

dan Pengalaman Mewasiti (X2) dengan Kinerja Wasit Bola Voli (Y) ... 108 I FIVB Official form R-4 Referee Evaluation, yang sudah


(13)

Udi Sahudi, 2014

Hubungan klasifikasi wasit dan pengalaman mewasiti dengan kinerja wasit bola voli Di jawa barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Udi Sahudi (2014). Hubungan Klasifikasi Wasit dan Pengalaman Mewasiti dengan Kinerja Wasit Bola Voli di Jawa Barat

Wasit merupakan komponen penting dalam pertandingan. Dalam permainan bola voli keberadaan wasit selalu dijadikan alasan kekalahan dan kemenangan bagi salah satu tim. Oleh karena itu kinerja wasit selalu disoroti oleh penonton, pelatih, pemain dan pihak-pihak lainnya, kinerja wasit dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya klasifikasi wasit nasional dan pengalaman mewasiti. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara klasifikasi wasit nasional dan pengalaman mewasiti dengan kinerja wasit. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan deskripstif korelasional. Sampel penelitian adalah wasit bola voli yang memiliki lisensi nasional yang berjumlah 18 orang, teknik pengambilan sampel dengan menggunakan Purpossive sampling. Instrumen yang digunakan adalah menggunakan data dokumentasi untuk klasifikasi wasit nasional dan pengalaman mewasiti, sedangkan untuk mengetes kinerja wasit menggunakan Form FIVB

Official Form R-4 Referee Evaluation. Hasil penelitian menunjukkan terdapat

hubungan yang signifikan antara klasifikasi wasit nasional dengan kinerja wasit (R = 0,575). Terdapat hubungan yang signifikan antara pengalaman mewasiti dengan kinerja wasit (R = 0.710). Terdapat hubungan bersama yang signifikan antara klasifikasi wasit nasional dan pengalaman mewasiti dengan kinerja wasit (R = 0,822). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: klasifikasi wasit nasional dan pengalaman mewasiti secara bersama-sama mempunyai hubungan yang positif dengan kinerja wasit bola voli.


(14)

Udi Sahudi, 2014

Hubungan klasifikasi wasit dan pengalaman mewasiti dengan kinerja wasit bola voli Di jawa barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Udi Sahudi (2014). Relationship Classification Referee and umpire Experience with Performance Volleyball Referee in West Java

The referee is an important component in the game. In a volleyball game where the referee is always an excuse for the defeat and victory of one team. Therefore, the performance of the referee is always highlighted by spectators, coaches, players and other parties, the referee's performance is affected by several factors, including the classification of national umpire and umpiring experience. This study aims to determine the relationship between the classification of national referees and referee experience with the performance of the referee. The research method used in this study is the correlational approach deskripstif. The study sample was a volleyball referee who has a national license, amounting to 18 people, with a sampling technique using purposive sampling. The instrument used is the use of data classification documentation for national referees and referee experience, whereas to test the performance of the referee uses FIVB Official Form Form R-4 Referee Evaluation. The results showed a significant correlation between the performance of the national classification referee (R = 0.575). There is a significant relationship between the experience of umpiring with the performance of referee (R = 0.710). There is a significant relationship between the classifications along national referee and the experience of umpiring with the performance of referee (R = 0.822). Based on the results of this study concluded that: classification of national referees and referee experience together has a positif relationship with performance of referee volleyball.


(15)

Udi Sahudi, 2014

Hubungan klasifikasi wasit dan pengalaman mewasiti dengan kinerja wasit bola voli Di jawa barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pertandingan merupakan alat ukur bagi pembinaan olahraga prestasi. Keberhasilan dalam pembinaan prestasi khususnya bola voli akan ditentukan dalam keberhasilan pada suatu kejuaraan atau pertandingan. Klub-klub bola voli melalui pelatihnya, akan meletakkan kompetisi sebagai target dari proses pembinaan. Sebelum puncak kejuaaraanpun sudah ada pertandingan-pertandingan untuk uji coba dalam rangka memperbaiki tim. Semua pertandingan tersebut memerlukan wasit yang representatif.

Wasit merupakan bagian penting dari suatu pertandingan. Wasit yang tidak bermutu sering dapat mengundang protes dari pemain, pelatih, bahkan dapat memicu suatu kerusuhan. Kesalahan wasit dapat memicu penonton untuk melemparkan segala benda yang dibawanya ke lapangan sehingga pertandingan terhenti. Tawuran antar penonton yang meluas ke luar lapangan dapat terjadi jika wasit sering melakukan kesalahan.

Untuk menjadi wasit bola voli yang baik memerlukan waktu cukup lama, dan latihan berulang-ulang. Dalam tugasnya wasit bola voli harus meniup peluit, mempersilahkan pemain untuk melakukan servis, meniup peluit secepat mungkin setelah terjadi kesalahan dalam permainan, dan diikuti isyarat siapa yang harus servis disertai isyarat kesalahannya. Dalam permainan bola voli apabila terjadi kesalahan teknik yang dilakukan oleh pemain, maka akan adanya hukuman yang diberikan terhadap kesalahan teknik, banyak hal yang dapat menyebabkan terjadinya kesalahan teknik. Sehubungan dengan permainan bola voli merupakan permainan yang cepat, maka wasit harus dengan cepat meniup peluit untuk memutuskan apabila terjadinya kesalahan yang dilakukan oleh pemain dan dengan


(16)

2

Udi Sahudi, 2014

Hubungan klasifikasi wasit dan pengalaman mewasiti dengan kinerja wasit bola voli Di jawa barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

segera memberikan hukuman terhadap pemain atau tim yang melakukan kesalahan. Isyarat wasit sudah baku pada berbagai macam kesalahan. Urutan isyarat juga sudah baku sehingga keterampilan mewasiti hanya dapat dikuasai dengan cara berlatih berulang-ulang dengan dipandu oleh yang sudah mahir.

Soekintaka (1973, hlm.7) mengatakan bahwa:

Betapa pentingnya wasit dalam suatu pertandingan itu, terbukti bahwa dalam tiap peraturan permainan cabang olahraga bagaimana kecilnya lapangan yang digunakan oleh salah satu cabang olahraga, pasti diwasiti oleh lebih dari dua orang wasit, atau seorang wasit dengan beberapa orang pembantu wasit, dengan maksud agar dapat memberikan pengawasan dan pengamatan yang cermat supaya dapat memberikan keputusan yang adil dan tepat sehingga pertandingan itu dapat berjalan dengan lancar tanpa gangguan.

Berdasarkan pendapat di atas, wasit dalam memimpin suatu pertandingan memberikan kontribusi terhadap permainan yang jujur, adil, dan tertib. Wasit bertindak sebagai pengadil yang baik, tegas, adil, dan yang paling penting wasit harus menerapkan peraturan yang ada dengan tepat dan cepat. Karena perannya yang sangat penting dalam sebuah pertandingan, wasit dituntut memiliki pengetahuan tentang peraturan permainan, kemampuan memimpin pertandingan ketegasan dalam menerapkan peraturan yang ditentukan, dan berjiwa adil. Wasit juga harus memiliki kemampuan fisik yang prima, gerak yang gesit, dan kejelian. Hal tersebut merupakan dasar yang paling utama dalam menghadapi situasi pertandingan, dengan demikian tidak akan terjadi keragu-raguan dalam mengambil keputusan, sehingga pertandingan berjalan dengan aman dan lancar. Lebih lanjut Soekintaka (1973, hlm.8) menjelaskan bahwa:

Wasit yang baik akan dapat membantu perkembangan teknik dan taktik permainan, karena wasit yang baik itu akan menimbulkan suasana yang memungkinkan berkembangnya teknik dan taktik permainan, sebab wasit yang baik itu tidak akan salah dalam putusan-putusannya baik keputusan mengenai penafsiran peraturan permainan maupun penafsiran tentang teknik dan taktik permainan atau putusannya terhadap gejala utama dari situasi yang timbul.


(17)

3

Udi Sahudi, 2014

Hubungan klasifikasi wasit dan pengalaman mewasiti dengan kinerja wasit bola voli Di jawa barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam hal ini wasit memberikan kontribusi pada permainan dengan membantu meningkatkan standar permainan disegala tingkatan dengan memastikan bahwa seluruh pemain mengindahkan peraturan, memastikan bahwa setiap permainan dimainkan dengan semangat yang benar, dan membantu meningkatkan kenikmatan permainan untuk seluruh pemain, penonton dan yang lainnya.

Wasit adalah orang yang bertugas dan bertanggung jawab sebagai pengadil dan pemimpin pertandingan dilapangan, dengan cara mengawasi dan menerapkan peraturan pertandingan dengan baik, tegas, tepat, dan adil.

Media massa sering menyampaikan pemberitaan mengenai wasit yang memimpin jalannya pertandingan, bahkan menjadikan pokok berita yang cenderung memojokkan wasit itu sendiri.

Beberapa tahun terakhir kinerja wasit bola voli sedang menjadi sorotan dari berbagai elemen insan bola voli, hal ini dikarenakan telah banyak kasus yang terjadi dan mengganggu jalannya pertandingan yang disebabkan ketidakpuasan atas keputusan yang diberikan oleh wasit karena keputusan wasit yang dianggap tidak sesuai, tidak adil dan tidak tegas.

Kasus yang terjadi pada pertandingan-pertandingan resmi bola voli, baik itu di tingkat nasional maupun di tingkat regional, diantaranya:

1. Pada saat PORDA Jabar Tahun 2010 di Bandung, pertandingan dihentikan karena para pemain tidak akan bermain sebelum wasit yang memimpin diganti karena pemain merasa dirugikan dan wasit tersebut tidak tegas. (PBVSI Jawa Barat)

2. Protes yang dilakukan oleh Tim putri Bontang LNG Badak terhadap kepemimpinan wasit pada laga empat besar kompetisi bola voli BSI Proliga 2012 dinilai menguntungkan tim lain. (INILAH.COM Senin, 7 Mei 2012 | 11:38 WIB)


(18)

4

Udi Sahudi, 2014

Hubungan klasifikasi wasit dan pengalaman mewasiti dengan kinerja wasit bola voli Di jawa barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Kejurda Junior Jawa Barat Tahun 2012 di Bekasi, salah satu tim tidak mau melanjutkan pertandingan karena tidak puas dengan keputusan wasit, dan meminta wasit yang memimpin pertandingan diganti dengan wasit lain. (PBVSI Jawa Barat)

4. Babak Kualifikasi PORDA Tahun 2013 di Kabupaten Ciamis, pertandingan dihentikan dikarenakan salah satu tim beranggapan keputusan wasit merugikan timnya. (PBVSI Jawa Barat)

Berdasarkan hasil survey, wawancara dan lembar evaluasi wasit bola voli yang peneliti peroleh dari SRC (Special Referee Committee) Pengda PBVSI Jawa Barat, didapatkan gambaran, bahwa kinerja wasit dalam memimpin suatu pertandingan masih banyak keputusan-keputusan yang diambil oleh wasit yang tidak sesuai dengan peraturan permainan.

Banyak yang mengungkapkan baik itu dikalangan pemain, ofisial, penonton dan bahkan media-media massa mempunyai anggapan bahwa yang selalu dipermasalahkan adalah kinerja wasit yang kurang baik dalam memimpin pertandingan. Dari latar belakang tersebut diatas, hal ini yang mendasari peneliti untuk mengetahui lebih jauh opini yang ada di masyarakat, khususnya mengenai bagaimana kinerja wasit yang memimpin pertandingan di kejuaraan-kejuaraan resmi PBVSI. Meskipun kenyataannya, tidak semua wasit berlaku seperti apa yang telah dijelaskan tersebut.

Dari berbagai unsur yang terlibat dalam sebuah pertandingan, wasit merupakan seseorang yang memiliki peranan sentral dalam keterlaksanaanya sebuah pertandingan. Wasit adalah pengendali sebuah permainan agar dapat berjalan dengan lancar, menarik, dan tidak membosankan.

Peranan wasit sebagai pemimpin di dalam lapangan harus mampu menjadi pengadil yang adil sehingga tujuan dari sebuah pertandingan dapat tercapai dengan baik yaitu lancar, aman, dan kedua belah pihak yang bertanding merasa


(19)

5

Udi Sahudi, 2014

Hubungan klasifikasi wasit dan pengalaman mewasiti dengan kinerja wasit bola voli Di jawa barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

puas dengan setiap keputusan yang dikeluarkan oleh wasit tersebut. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1998, hlm.513),

wasit adalah penengah, pengantar, pemisah, pelerai, pendamai. Pengertian tersebut dapat diartikan sebagai pengadil atau pemimpin yang berada di dalam lapangan, yang berfungsi sebagai penengah dan memberikan keputusan kepada para pemain atau tim yang sedang bertanding sehingga pertandingan dapat berjalan seadil mungkin.

Sedangkan menurut wikipedia (http://en.wikipedia.org/wiki/Referee) adalah: “a referee is the person of authority, in a variety of sports, who is responsible for presiding over the game from a neutral point of view and making on the fly decisions that enforce the rules of the sport”.

Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa wasit adalah seseorang yang menjadi penengah antara dua tim yang sedang bertanding dan menegakkan aturan dan norma yang ada untuk menciptakan pertandingan yang fair play

.

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kinerja wasit dalam menentukan setiap kejadian, baik yang datang dari internal wasit itu sendiri ataupun yang diakibatkan oleh gangguan eksternal. Dalam hal ini Mangkunegara (2001, hlm.70) mengemukakan faktor-faktor kinerja adalah sebagai berikut: “Latihan dan pengalaman kerja, pendidikan, sikap, kepribadian, organisasi, para pemimpin, kondisi sosial, kebutuhan individu, kondisi fisik, mental, kemampuan, motivasi, lingkungan kerja, dan sebagainya”. Selanjutnya Tjiono dan Anastasia dalam Rubeni (2012, hlm.5) mengungkapkan bahwa:

Kinerja seseorang dapat dipengaruhi oleh tiga faktor: (1) faktor individu yang meliputi kemampuan/keterampilan dan demografi, (2) faktor organisasi yang meliputi: sumber daya, kepemimpinan, imbalan struktur, desain pekerjaan, (3) faktor psikologis yang meliputi: persepsi, sikap, kepribadian belajar dan motivasi.

Selanjutnya Sutermeister (1999, hlm. 23) mengatakan bahwa: “faktor -faktor yang mempengaruhi kinerja terdiri dari motivasi, kemampuan,


(20)

6

Udi Sahudi, 2014

Hubungan klasifikasi wasit dan pengalaman mewasiti dengan kinerja wasit bola voli Di jawa barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengetahuan, keahlian, pendidikan, pengalaman, pelatihan, minat, sikap kepribadian kondisi-kondisi fisik dan kebutuhan fisiologis, kebutuhan sosial dan kebutuhan egoistik”.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, kinerja seseorang merupakan suatu hasil pekerjaan yang dicapai dan dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu: faktor individu, yang meliputi demografi, faktor organisasi, dan faktor psikologis. Kinerja wasit bola voli dipengaruhi oleh faktor individu yang di dalamnya adalah demografis yaitu dilihat dari latar belakang pendidikan yang dimiliki oleh wasit, kemudian yang kedua adalah faktor organisasi yang didalamnya adalah pengalaman kerja atau pengalaman mewasiti (jam terbang) dan yang terakhir adalah faktor psikologis yang didalamnya adalah kepercayaan diri

(self confiedence). Aspek-aspek tersebut mempunyai hubungan dengan kinerja

wasit bola voli yang dapat dilihat dalam penjelasan sebagai berikut:

Faktor pertama latar belakang pendidikan yang dimiliki oleh seorang wasit bola voli. Latar belakang pendidikan yang dimiliki oleh seorang wasit dibuktikan dengan ijazah pendidikan formal terakhir, baik ijazah SMA ataupun Perguruan Tinggi. Mengenai latar belakang pendidikan tersebut Instruksi Presiden No.15 Tahun 1974, menyatakan bahwa:

Pendidikan adalah segala usaha untuk membina kepribadian dan mengembangkan kemampuan manusia Indonesia, baik jasmani dan rohani, yang berlangsung seumur hidup, baik dialam maupun diluar sekolah, dalam rangka pembangunan persatuan Indonesia dan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila.

Intruksi Presiden tersebut dapat disimpulkan bahwa, latar belakang pendidikan penting untuk mengembangkan kemampuan manusia, termasuk didalamnya adalah wasit bola voli. Mengenai hal ini PBVSI sebagai induk olahraga bola voli memberikan suatu ketentuan dan aturan seorang wasit bola voli yang berlisensi Nasional harus memiliki minimal ijazah SMA. Undang-Undang


(21)

7

Udi Sahudi, 2014

Hubungan klasifikasi wasit dan pengalaman mewasiti dengan kinerja wasit bola voli Di jawa barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau

latihan bagi bekalnya pada masa yang akan datang”. Dalam kamus besar Bahasa

Indonesia (1999, hlm. 232) disebutkan pula bahwa: “pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tatalaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha

mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan”.

Selanjutnya pendidikan atau klasifikasi perwasitan, pendidikan ini dibuktikan dengan sertifikat yang dimiliki oleh seorang wasit.PP. PBVSI (1992, hlm. 8) mengungkapkan bahwa:

Untuk wasit yang mengikuti kursus tingkat nasional harus telah mempunyai sertifikat daerah A, dan mendapat rekomendasi pengurus daerah dan komisaris perwasitan sesuai dengan ranking yang menurut penilaiannya baik. Wasit yang lulus dalam kursus tersebut akan diberikan tingkat nasional C.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan wasit ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan serta keterampilan seorang wasit dalam melaksanakan tugasnya memimpin suatu pertandingan.

Faktor kedua adalah faktor individu yaitu kemampuan atau keterampilan seseorang dalam bidang pekerjaannya. Mulyani dalam Rubeni (2012, hlm. 83) mengungkapkan bahwa „Pengalaman adalah perolehan pengetahuan dan

keterampilan dengan mengerjakan dan mengalami sesuatu.” Berdasarkan

ungkapan tersebut bahwakemampuan atau keterampilan akan diperoleh melalui suatu pengalaman atau setelahmelalui masa kerja tertentu.

Pengalaman kerja seorang wasit bola voli dalam memimpin suatu pertandingan. Pengalaman kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penglaman seorang wasit dalam memimpin suatu pertandingan yang diukur dalam kurun waktu. Trijoko (1980, hlm. 321) mengatakan bahwa: “Pengalaman kerja adalah pengetahuan atau keterampilan yang telah diketahui dan dikuasai


(22)

8

Udi Sahudi, 2014

Hubungan klasifikasi wasit dan pengalaman mewasiti dengan kinerja wasit bola voli Di jawa barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

seseorang yang akibat dari perbuatan atau pekerjaan yang telah dilakukan selama beberapa waktu tertentu”.

Selanjutnya menurut Ranupandojo (1984, hlm. 15) mengemukakan

“pengalaman kerja adalah ukuran tentang lama waktu atau masa kerja yang telah ditempuh seseorang dapat memahami tugas-tugas suatu pekerjaan dan telah

melaksanakan dengan baik”.

Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengalaman kerja adalah tingkat penguasaan pengetahuan serta keterampilan seseorang dalam pekerjaannya yang dapat diukur dari masa kerja dan dari tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya.

Faktor-faktor yang dijelaskan di atas, merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi terhadap kinerja wasit dalam memimpin suatu pertandingan. Karena apabila hal tersebut dibiarkan, maka akan berdampak buruk terhadap perkembangan prestasi olahraga.

Peneliti mempunyai anggapan bahwa untuk kepentingan peningkatan prestasi olahraga perlu mengerahkan segala daya dan tenaga, yang berarti tidaklah cukup bila dalam meningkatkan prestasi olahraga itu hanya menekankan atau menujukan kepada para olahragawannya saja. Sebab prestasi tinggi akan dicapai apabila segala kelengkapan berolahraga disempurnakan. Dalam kelengkapan berolahraga termasuk di dalamnya kelengkapan tenaga yang merupakan satu keharusan mutlak yang harus dipenuhi dalam menuju peningkatan prestasi. Adapun kelengkapan tenaga itu salah satunya ialah tenaga wasit. Jadi wasit pun harus dibina mutunya dalam usaha meningkatkan prestasi olahraga, khususnya olahraga bola voli.

Faktor-faktor yang telah diuraikan tersebut, semua faktor mempengaruhi kinerja wasit bola voli. sehingga peneliti memiliki suatu keinginan untuk mengetahui hubungan faktor-faktor tersebut terhadap kinerja wasit bola voli di Jawa Barat.


(23)

9

Udi Sahudi, 2014

Hubungan klasifikasi wasit dan pengalaman mewasiti dengan kinerja wasit bola voli Di jawa barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Penurunan kinerja wasit bola voli dalam memimpin suatu pertandingan merupakan sesuatu yang belakangan ini sering terjadi pada pertandingan-pertandingan bola voli, dari mulai kejuaraan yang levelnya rendah sampai kepada kejuaraan yang levelnya lebih tinggi bahkan untuk kejuaraan-kejuaraan resmi PBVSI sangat terlihat jelas penurunan kinerja wasit tersebut. Penurunan kinerja wasit ini dipengaruhi oleh berbagai macam faktor diantaranya adalah, faktor individu dan faktor organisasi.

Faktor individu yang dapat mempengaruhi kinerja wasit diantaranya: kemampuan dan keterampilan, latar belakang pribadi, klasifikasi, pengalaman mewasiti, pendidikan dan demografi. Sedangkan faktor organisasi yang dapat mempengaruhi kinerja wasit dalam memimpin pertandingan adalah: sumber daya, imbalan, struktur dan desain pekerjaan.

Dari beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja wasit tersebut di atas, peneliti mempunyai pandangan bahwa faktor individu yaitu latar belakang pendidikan perwasitan, pengalaman dalam memimpin pertandingan, dan pelatihan-pelatihan wasit merupakan faktor yang penting untuk dikaji lebih jauh lagi, dikarenakan hal tersebut merupakan sesuatu yang bisa menimbulkan atau menumbuhkan rasa percaya diri seorang wasit dalam memimpin suatu pertandingan sehingga dapat meningkatkan kinerja wasit.

Soekintaka (1973, hlm.24) mengakatakan bahwa: Kepercayaan diri wasit dapat timbul karena: 1. Merasa telah berpengalaman

2. Merasa klasifikasi perwasitannya cukup tinggi

3. Merasa menguasai peraturan perwasitan, peraturan permainan, peraturan pertandingan dan dasar-dasar perwasitan

Dengan demikian peneliti mengidentifikasi permasalahan dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan peningkatan kinerja wasit bola voli yaitu:


(24)

10

Udi Sahudi, 2014

Hubungan klasifikasi wasit dan pengalaman mewasiti dengan kinerja wasit bola voli Di jawa barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Faktor Individu diantaranya: kemampuan dan keterampilan, latar belakang pribadi, klasifikasi, pengalaman mewasiti, pendidikan dan demografi

2. Faktor organisasi diantaranya: kinerja, sumberdaya, imbalan, struktur dan desain pekerjaan.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Masalah penelitian merupakan suatu pernyataan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data dan analisis dari data tersebut sehingga akhirnya akan menjadi sebuah kesimpulan atau hasil dari suatu penelitian.

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Apakah terdapat hubungan klasifikasi wasit nasional dengan kinerja wasit bola voli nasional di Jawa Barat?

2. Apakah terdapat hubungan pengalaman mewasiti dengan kinerja wasit bola voli nasional di Jawa Barat?

3. Apakah terdapat hubungan antara klasifikasi wasit nasional dan pengalaman mewasiti secara bersama-sama dengan kinerja wasit bola voli nasional di Jawa Barat?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka dapat dirumuskan tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui hubungan klasifikasi wasit nasional dengan kinerja wasit bola voli nasional di Jawa Barat.

2. Untuk mengetahui hubungan pengalaman mewasiti dengan kinerja wasit bola voli nasional di Jawa Barat.


(25)

11

Udi Sahudi, 2014

Hubungan klasifikasi wasit dan pengalaman mewasiti dengan kinerja wasit bola voli Di jawa barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Untuk mengetahui hubungan antara klasifikasi wasit nasional dan pengalaman mewasiti secara bersama-sama dengan kinerja wasit bola voli nasional di Jawa Barat.

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, faktor-faktor yaitu klasifikasi wasit nasional dan pengalaman mewasiti yang dimiliki oleh wasit bola voli akan mempengaruhi kinerja wasit yang dihasilkan dalam suatu pertandingan, apakah baik atau tidak. Karena itu faktor-faktor tersebut dapat memberikan manfaat untuk mengembangkan keilmuan di bidang perwasitan bola voli khusunya di Jawa Barat ke arah yang lebih baik lagi. Dengan memberikan gambaran atau pandangan tentang hal-hal yang dapat meningkatkan kepercayaan diri wasit, yang secara tidak langsung akan meningkatkan kinerja wasit dalam memimpin pertandingan.

2. Manfaat Praktis

a. Dapat dijadikan sebagai dasar acuan untuk menentukan wasit yang akan ditugaskan dalam suatu pertandingan penting, sesuai dengan tingkatan lisensi dan pengalaman mewasitinya.

b. Dapat dijadikan pegangan bagi wasit-wasit bola voli, untuk meningkatkan kinerjanya dalam memimpin suatu pertandingan.


(26)

Udi Sahudi, 2014

Hubungan klasifikasi wasit dan pengalaman mewasiti dengan kinerja wasit bola voli Di jawa barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk melakukan sebuah penelitian. Penggunaan metode dalam pelaksanaan penelitian adalah hal yang sangat penting, sebab dengan menggunakan metode penelitian yang tepat diharapkan dapat mencapai tujuan yang diinginkan.

Mengenai bentuk dan jenis metode penelitian yang digunakan dalam sebuah penelitian biasanya disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai dalam sebuah penelitian tersebut. Disamping itu, penggunaan metode tergantung kepada permasalahan yang akan dibahas. Dengan kata lain, penggunaan metode harus dilihat dari efektivitas, efesiensi dan relevansinya metode tersebut.

Suatu metode dikatakan efektif apabila selama pelaksanaannya dapat terlihat adanya perubahan positif menuju tujuan yang diharapkan dari penelitian yang dilaksanakan. Sedangkan suatu metode dikatan efisien apabila penggunaan waktu, fasilitas, biaya dan tenaga dapat dilaksanakan sehemat mungkin, namun dapat mencapai hasil yang maksimal. Metode dikatakan relevan apabila waktu penggunaan hasil pengolahan dengan tujuan yang hendak dicapai tidak terjadi penyimpangan.

Metode merupakan cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan. Tujuan penelitian adalah untuk mengungkapkan, menggambarkan dan menyimpulkan hasil pemecahan masalah melalui cara tertentu sesuai dengan prosedur penelitian. Sesuai dengan penelitian ini, tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran tentang hubungan dari klasiifikasi wasit dan pengalaman memimpin pertandingan dengan kinerja wasit bola voli nasional di Jawa Barat.

Adapun metode yang peneliti gunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif, Nazir (2005, hal. 54) mengatakan bahwa: “Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu system pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang”.


(27)

63

Udi Sahudi, 2014

Hubungan klasifikasi wasit dan pengalaman mewasiti dengan kinerja wasit bola voli Di jawa barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam metode deskriptif, tujuan yang hendak dicapai adalah menggambarkan atau mendeskripsikan fakta-fakta, atau sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.Nazir (2005, hal. 54) mengungkapkan tentang tujuan metode deskriptif, “Tujuan metode deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, serta hubungan antar phenomena yang diselidiki”.

Selanjutnya Badriah (2009, hal. 16) mengatakan bahwa:

Penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu. Analisis yang sering digunakan adalah: analisis presentase dan analisis kecenderungan. Kesimpulan yang dihasilkan tidak bersifat umum. Jenis penelitian yang cukup dikenal adalah penelitian survey dan studi kasus.

Kemudian juga mengenai metode deskripsi, Surakhmad (2002, hal. 139) mengemukakan sebagai berikut:

Metode deskriptif bertujuan pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang karena banyak sekali ragam penelitian demikian, metode deskriptif lebih merupakan istilah umum yang mencakup berbagai teknik deskripsi. Diantaranya ialah penyelidikan yang menuturkan menganalisa dan mengklasifikasi, penyelidikan dengan teknik survey, dengan teknik interview, angket observasi, atau dengan teknik tes.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa metode penelitian deskriptif adalah metode penelitian dengan tujuan untuk menggambarkan suatu peristiwa pada saat sekarang yang nampak dalam satu situasi. Data yang diperoleh itu dikumpulkan, disusun, dijelaskan dan dianalisis untuk menetapkan kesimpulan. Hal ini merupakan cara yang akan dilakukan untuk memperoleh gambaran yang jelas sehingga tujuan penelitian tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

Setelah membahas tentang penelitian deskriptif, selanjutnya peneliti juga membahas tentang pendekatan yang dipakai adalah pendekatan korelasi. Mengenai pengertian korelasi Sudjana (2004, hal. 8) menyatakan bahwa: “Penelitian korelasi adalah penelitian untuk mendeteksi sejauh mana variasi -variasi pada suatu faktor yang berkaitan dengan -variasi--variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan koefisien korelasi”. Selain itu Fraenkel & Wallen


(28)

64

Udi Sahudi, 2014

Hubungan klasifikasi wasit dan pengalaman mewasiti dengan kinerja wasit bola voli Di jawa barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam Heryana (2012, hal. 70) menyatakan bahwa: “correlational research

attemps to investigate possible relationships among variable without trying to

influence those variable”. dari pernyataan tersebut dikatakan bahwa penelitian korelasi atau korelasional adalah sebuah usaha yang dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara variabel satu dengan variabel lainnya. Adapun pada setiap variabel tidak dilakukan manipulasi atau mencoba mempengaruhi variabel. Pengertian mengenai korelasi tersebut dapat disimpulkan bahwa korelasi akan mengetahui sejauh mana hubungan keterkaitan antara komponen penelitian, sehingga akan terlihat sejauhmana hubungan tersebut, apakah positif atau tidak ada hubungan sama sekali.

Setelah diketahui pengertian dari kedua bentuk tersebut, yaitu deskriptif dan korelasi, selanjutnya peneliti menggabungkan kedua bentuk tersebut menjadi metode deskriptif korelasional. Mengenai pengertian dari metode deskriptif korelasional ini Sumanto dalam Saputra (2010, hal. 56) menyatakan bahwa: „Metode deskriptif korelasioinal adalah metode untuk menggambarkan suatu peristiwa dengan cara menghubungkan antara satu veriabel dengan variabel lainnya untuk menentukan tingkat atau derajat hubungan antar variabel tersebut‟. Pengertian tersebut dapat disimpulkan penggunaan metode deskriptif korelasional dimaksudkan untuk mencari tujuan penelitian yang berupa gambaran dari masalah-masalah penelitian, yang didasari pada analisis terhadap hubungan antar variabel-variabel yang menjadi pusat penelitian.

B. Desain Penelitian

Setelah diketahui metode penelitian yang digunakan, selanjutnya adalah menentukan desain penelitian. Adapun notasi rancangan desainnya mengacu pada Gambar 3.1.

rx1y

rx2y

Y

X1

X2 X3


(29)

65

Udi Sahudi, 2014

Hubungan klasifikasi wasit dan pengalaman mewasiti dengan kinerja wasit bola voli Di jawa barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1 Desain Penelitian (Malthis, 2002 hlm.275) Keterangan :

X1 = Klasifikaksi wasit nasional

X2 = Pengalaman mewasiti

X3 = Klasifikasi wasit nasional dan pengalaman mewasiti secara bersama-sama

rx1y = Hubungan Klasifikaksi wasit nasional dengan kinerja wasit bola voli nasional

rx2y = Hubungan pengalaman mewasiti dengan kinerja wasit bola voli nasional

rx3y = Hubungan Klasifikaksi wasit nasional, pengalaman mewasiti dengan kinerja wasit bola voli nasional

Y = Hasil pengukuran kinerja wasit bola voli

C. Definisi Operasional Variabel

Variabel adalah ciri dari individu, objek, gejala atau peristiwa yang akan diteliti. Sugiyono (2009, hal. 61) mengemukakan bahwa, “Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”

Pada penelitian ini peneliti menetapkan variabel-variabel yang akan dikaji dan diberi batasan-batasan terhadap kemungkinan terjadinya penafsiran suatu istilah yang menyebabkan kekeliruan pendapat dan dapat mengaburkan (menjadi bias) akan pengertian yang sebenarnya.


(30)

66

Udi Sahudi, 2014

Hubungan klasifikasi wasit dan pengalaman mewasiti dengan kinerja wasit bola voli Di jawa barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Variabel-variabel tersebut terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya dan timbulnya variabel terikat (dependent).

Secara rinci dapat diidentifikasikan variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Variabel Bebas (Independent)

Sugiyono (2009, hal. 61) menyatakan bahwa, “Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas”. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah klasifikasi wasit nasional dan pengalaman mewasiti. Lebih jelasnya, definisi operasional variabel bebas adalah sebagai berikut:

a. Klasifikasi wasit nasional (X1)

Klasifikasi wasit atau jenjang perwasitan adalah tingkatan-tingkatan wasit dari mulai yang terendah sampai pada tingkatan yang tertinggi. PP. PBVSI menjelaskan bahwa:

Jenjang perwasitan sekarang dirumuskan dalam 12 tingkatan. Untuk skala daerah, jenjang itu dimulai dari predikat wasit perkumpulan, wasit cabang dan kemudian wasit daerah C, B, dan A. sebelum mencapai jenjang wasit nasional, proses dengan tingkatan itu harus lebih dahulu dilalui. Predikat wasit nasional pun masih juga berjenjang, mulai dari wasit nasional C, B, dan A.

Klasifikasi yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah klasifikasi atau tingkatan wasit nasional C, B dan A yang dimiliki oleh wasit bola voli yang dibuktikan dengan sertifikat yang dimiliki oleh wasit bola voli nasional yang ada di Jawa Barat.

b. Pengalaman memimpin pertandingan/mewasiti (X2)

Pengalaman kerja adalah sebagai suatu ukuran tentang lama waktu atau masa kerjanya yang telah ditempuh seseorang dalam memahami tugas-tugas suatu


(31)

67

Udi Sahudi, 2014

Hubungan klasifikasi wasit dan pengalaman mewasiti dengan kinerja wasit bola voli Di jawa barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pekerjaan dan telah melaksanakannya dengan baik (Foster, 2001, hal.40). Pendapat lain menyatakan bahwa pengalaman kerja adalah lamanya seseorang melaksanakan frekuensi dan jenis tugas sesuai dengan kemampuannya (Syukur, 2001, hal.74).

Yang dimaksud dengan pengalaman kerja dalam penelitian ini adalah masa kerja atau pengalaman mewasiti seseorang menjadi seorang wasit bola voli. Masa kerja seorang wasit ini dihitung sejak memperoleh sertifikat wasit nasional.

2. Variabel Terikat (Dependent) / Kinerja Wasit Bola Voli (Y)

Pada penelitian ini, yang menjadi variabel terikat (dependent) adalah kinerja wasit bola voli. Kinerja pada penelitian ini dapat didefinisikan sebagai hasil yang dicapai oleh seseorang dalam suatu kerja yang telah dilakukannya. Kinerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kinerja wasit bola voli dalam memimpin suatu pertandingan.

Mangkunegara (2000, hal. 67), mengatakan bahwa “kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas seseorang dalam melaksanakan fungsinya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan padanya.” Sedangkan Prawirosentono (1999, hal.2), menyatakan bahwa:

Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.

Berdasarkan definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah merupakan hasil yang dicapai oleh seseorang dalam suatu kerja yang telah dilakukannya.

Kinerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kinerja wasit bola voli dalam memimpin suatu pertandingan.


(32)

68

Udi Sahudi, 2014

Hubungan klasifikasi wasit dan pengalaman mewasiti dengan kinerja wasit bola voli Di jawa barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi menurut Sudjana (2005, hal.5), merupakan “Totalitas semua nilai yang mungkin hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif taupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifatnya”. Selain itu Arikunto (2010, hal. 173) menjelaskan: “Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian”. Maka oleh karena itu, peneliti menyimpulkan bahwa populasi merupakan keseluruhan suatu objek penelitian, baik benda hidup, manusia, benda mati, atau berupa gejala maupun peristiwa-peristiwa yang dijadikan sebagai sumber data yang memiliki berbagai karakteristik tertentu didalam suatu penelitian.

Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Wasit Bola Voli nasional yang terdaftar di Pengda PBVSI Jawa Barat. Peneliti menetapkan subyek yang dijadikan populasi adalah seluruh wasit yang berklasifikasi nasional dan terdaftar di Pengda PBVSI Jawa Barat, yaitu sebanyak 120 orang.

2. Sampel Penelitian dan Teknik Pengambila Sampel

Sudjana (2005, hal. 8) mengatakan bahwa: “Sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki sifat yang sama dengan populasi”. Sedangkan Badriah (2009, hal. 81) mengatakan bahwa: “Sampel adalah sebagian dari populasi, karena ia merupakan bagian dari populasi tentulah ia memiliki cirri-ciri yang dimiliki oleh populasinya”.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik Purpossive Sampling (Sampel Bertujuan). Badriah (2009, hal. 87) menyatakan bahwa: “Sampel Purpossive adalah sampel yang dipilih secara sengaja dengan mempertimbangkan tujuan yang ingin dicapai dari karakteristik yang diteliti”. Sedangkan Abduljabar dan Darajat (2012, hal. 17)


(33)

69

Udi Sahudi, 2014

Hubungan klasifikasi wasit dan pengalaman mewasiti dengan kinerja wasit bola voli Di jawa barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengatakan bahwa: “Sampling Purpossive adalah teknik penentuan sampel

dengan pertimbangan tertentu”.

Dengan pertimbangan bahwa sampel penelitian adalah wasit yang memiliki lisensi nasional, hal ini sesuai dengan karakteristik sampel yang akan diteliti yaitu klasifikasi wasit nasional. Mulyana (2012, hlm. 128) yang mengutip dari Cochran (1991) mengungkapkan bahwa “di dalam menentukan jumlah sampel, tidak ada satupun kaidah yang dapat digunakan secara meyakinkan”. Sampel yang diambil adalah kelompok yang telah ada atau telah terbentuk.

Berdasarkan pada penjelasan diatas, maka peneliti menentukan sampel yang akan digunakan sebagai subyek penelitian adalah yang mempunyai ciri-ciri sampel sebagai berikut:

1) Sampel terdaftar sebagai wasit bola voli indoor Jawa Barat. 2) Sampel memiliki kalsifikasi wasit nasional.

3) Sampel tersebut pernah memimpin pertandingan, ataupun pernah bertugas mewasiti pertandingan bola voli indoor baik ditingkat kota atau kabupaten, provinsi maupun nasional.

4) Sampel tersebut yang ditugaskan oleh Pengda PBVSI Jawa Barat pada kegiatan Kejurda Bola Voli Piala Gubernur Jawa Barat pada bulan Maret 2014 di Kabupaten Subang.

Berdasarkan ciri-ciri tersebut diatas, maka untuk sampel pada penelitian ini sebanyak 18 orang wasit bola voli nasional, lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.1:

Tabel 3.1.

Daftar Nama Responden Penelitian

No. Nama Asal Daerah


(34)

70

Udi Sahudi, 2014

Hubungan klasifikasi wasit dan pengalaman mewasiti dengan kinerja wasit bola voli Di jawa barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Indra Muflih Kab. Ciamis

3. Anwar Sanusi Kota Bekasi

4. Ino S. Faisol Kab. Majalengka

5. Deden Heryanto S. Kab. Majalengka

6. Agus Mulyana Kota Sukabumi

7. Yedi Hidayat Kab. Tasikamalaya

8. H. Asep Saepulloh Kab. Sukabumi

9. Deden Adi Purnama Kab. Bandung Barat

10. Dadan A. Gunawan Kab. Subang

11. Alan Permana Kota Bandung

No. Nama Asal Daerah

12. Hadi Taufik Akbar Kab. Sumedang

13. Saeful Bahri Kota Bandung

14. Alamsyah Kota Bandung

15. Asep Firdaus Kota Bandung

16. Koko Komarudin Kab. Sumedang

17. Debi Febriana Kab. Sukabumi

18. Irvan Maulana Kota Bogor

Sumber: Pengda PBVSI Jawa Barat (2014)

E. Instrumen Penelitian

Dalam pengambilan data variabel penelitian maka diperlukan sebuah instrumen penelitian. Instrumen penelitian memiliki peranan penting dalam penelitian. Sebuah instrumen yang digunakan harus tepat kegunaannya dalam mengukur apa yang akan diukur. Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang dinilai akurat dalam memperoleh data variabel penelitian dari sejumlah populasi dan sampel yang telah ditentukan. Arikunto (2010, hal. 262) mengungkapkan bahwa: “Instrumen adalah alat pada waktu peneliti menggunakan sesuatu mode”.


(35)

71

Udi Sahudi, 2014

Hubungan klasifikasi wasit dan pengalaman mewasiti dengan kinerja wasit bola voli Di jawa barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sugiyono (2010, hal. 173) mengatakan bahwa “Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.”

Berdasarkan hal tersebut, maka instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Instrumen Pengumpul Data Variabel Klasifikasi Wasit

Untuk mengungkapkan variabel kualifikasi pendidikan dapat disusun item-itemnya berdasarkan indikator jenjang klasifikasi wasit yang dilihat pendidikan perwasitan terakhir yang dimiliki oleh wasit bola voli dan dibuktikan dengan sertifikat lisensi yang diperolehnya. Data yang diperoleh merupakan data demografi sehingga penulis menentukan kriteria penilaian untuk kualifikasi pendidikan perwasitan berdasarkan jenjang perwasitan yang berlaku yaitu Wasit Daerah, Wasit Nasional C, Wasit Nasional B, dan Wasit Nasional A sebagai berikut:

Nilai 1 = Untuk klasifikasi wasit Daerah Nilai 2 = Untuk klasifikasi wasit nasional C Nilai 3 = Untuk klasifikasi wasit nasional B Nilai 4 = Untuk klasifikasi wasit nasional A

Penentuan nilai ini didasari oleh peraturan PBVSI yang menyatakan bahwa tingkatan untuk wasit nasional terdiri dari empat tingkatan yaitu Daerah, Wasit nasional C, B, dan A. Sehingga nilai yang terendah adalah untuk klasiifikasi wasit daerah dan untuk nilai tertinggi adalah untuk klasifikasi wasit nasional A.


(36)

72

Udi Sahudi, 2014

Hubungan klasifikasi wasit dan pengalaman mewasiti dengan kinerja wasit bola voli Di jawa barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk mengungkapkan variabel pengalaman kerja dalam penelitian ini, disusun item berdasarkan masa kerja seorang wasit dihitung sejak memperoleh sertifikat wasit.

Mengenai pengalaman dalam memimpin pertandingan, data yang diambil adalah dari masa kerja seorang wasit. Masa kerja ini dihitung sejak seorang wasit mendapatkan lisensi nasional. Adapun rincian penilaian untuk pengalaman kerja ini adalah sebagai berikut:

Nilai 1 = Untuk masa kerja 0 – 2 tahun Nilai 2 = Untuk masa kerja 3 – 5 tahun Nilai 3 = Untuk masa kerja 6 – 8 tahun Nilai 4 = Untuk masa kerja 9 – 11 tahun

Penilaian untuk pengalaman mewasiti ini didasari oleh perbedaan dari masa kerja wasit. Untuk masa kerja yang paling lama adalah 11 tahun, dan untuk masa kerja yang paling rendah adalah 1 tahun.


(37)

73

Udi Sahudi, 2014

Hubungan klasifikasi wasit dan pengalaman mewasiti dengan kinerja wasit bola voli Di jawa barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Kinerja Wasit Bola Voli Dinilai Dokumentasi

Alat yang digunakan untuk memperoleh data mengenai kinerja wasit bola voli adalah instrumen yang diadopsi dari FIVB (2002) yaitu FIVB Official form

R-4 Referee Evaluation, yang sudah diterjemahkan oleh PP. PBVSI (2007) dalam

Evaluasi Wasit.

F. Teknik Pengumpulan Data

Langkah awal pelaksanaan pengumpulan data adalah peneliti menentukan jumlah sampel dengan cara purposive sampel yang merupakan teknik penentuan sampel bertujuan.

Pada pelaksanaan pengumpulan data berdasarkan sumbernya peneliti mengguanakan data primer dan data sekunder. Badriah (2009, hal. 101) mengatakan bahwa: “Data primer atau data tangan pertama adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari”.

Mengenai data sekunder Badriah (2009, hal. 101) mengatakan bahwa: “Data sekunder atau data tangan kedua adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya. Data sekunder biasanya berbentuk data dokumentasi atau data laporan yang tersedia”.

Dalam penelitian ini berdasarkan uraian tersebut diatas, maka data yang digunakan peneliti untuk mengetahui klasifikasi wasit nasional, pengalaman memimpin pertandingan/mewasiti dan kinerja wasit bola voli. Data yang diperoleh peneliti yaitu berdasarkan data dokumentasi yang ada di Pengda PBVSI Jawa Barat.

G. Analisis dan Teknik Pengolahan Data

Analisis statistik yang digunakan pada penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui makna dari data yang diperoleh dalam rangka memecahkan masalah


(38)

74

Udi Sahudi, 2014

Hubungan klasifikasi wasit dan pengalaman mewasiti dengan kinerja wasit bola voli Di jawa barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian. Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data adalah sebagai berikut:

1) Melakukan pengumpulan data. Proses ini dilakukan untuk melakukan pengumpulan data yang akan dianalisis.

2) Memberikan skor pada data variabel-variabel penelitian sesuai dengan kriteria penilaian yang telah ditentukan.

3) Memasukkan atau menginput data dari skor tersebut pada program Microsoft Excel.

4) Kemudian selanjutnya diolah dengan pengolahan statistik yang dalam hal ini menggunakan analisis korelasi dan regresi. Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan menggunakan program Statistical Product and Service

Solution (SPSS).

1. Deskripsi data

Deskripsi data dalam hal ini mengungkap mengenai gambaran data hasil penelitian. Pengolahan dilakukan dengan menggunakan menu analyze description

explore data pada program SPSS. Data yang dihasilkan adalah rata-rata, median,

standar deviasi, varians, skor terendah, skor tertinggi.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data dilaksanakan dengan tujuan agar dapat memperoleh informasi mengenai distribusi kenormalan data. Selain itu, uji normalitas data juga akan menentukan langkah yang harus ditempuh selanjutnya, yaitu analisis statistik apa yang harus digunakan, apakah statistik parametrik atau non-parametrik.

Teknik yang digunakan untuk menguji normalitas pada penelitian ini adalah dengan menggunakan SPSS dengan Uji Kolmogorov-Smirnov. Dalam hal ini penulis tidak melakukan uji homogenitas data, dengan asumsi bahwa sampel hanya satu kelompok. Apabila berdasarkan hasil uji normalitas data berada pada taraf distribusi normal, maka data tersebut juga dinyatakan homogen karena hanya terdiri dari satu kelompok.


(39)

75

Udi Sahudi, 2014

Hubungan klasifikasi wasit dan pengalaman mewasiti dengan kinerja wasit bola voli Di jawa barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk menentukan hasil uji normalitas data, penulis mengacu pada kriteria keputusan yang dibuat. Kriteria yang digunakan dalam menentukan hasil uji normalitas data adalah sebagai berikut:

 Jika nilai Sig. > 0,05 maka data Normal

 Jika nilai Sig. < 0,05 maka data Tidak Normal

Nilai Sig. adalah output dari hasil pengolahan data statistik,sedangkan 0,05 adalah derajat kebebasan (dk) yang digunakan dalam penelitian atau tingkat kepercayaan penelitian 95%.

b. Uji hipotesis

Uji hipotesis data dilakukan guna mendapat kesimpulan dari data yang diperoleh. Jenis analisis statistik yang digunakan untuk melakukan uji hipotesis dalam rangka mencari kesimpulan ditentukan oleh hasil uji normalitas dan homogenitas data. Dalam uji hipotesis ini penulis melakukan pengolahan dengan uji korelasi secara sederhana dan ganda. Untuk mencari hubungan antara klasifikasi wasit nasioanl dan pengalaman memimpin pertandingan/mewasiti dilakukan dengan korelasi, sedangkan untuk mencari hubungan atau dampak dari masing-masing variabel klasifikasi wasit nasioanl dan pengalaman memimpin pertandingan/mewasiti terhadap kinerja wasit bola voli dilakukan pengolahan dengan uji korelasi sederhana atau korelasi tunggal dengan pearson correlation.

Sementara untuk mencari hubungan atau dampak klasifikasi wasit nasioanl dan pengalaman memimpin pertandingan/mewasiti terhadap kinerja wasit bola voli secara bersamaan akan mengunakan pearson correlation.

Korelasi sederhana dalam hal ini digunakan untuk menguji hipotesis penelitian sebagai berikut:

1) Hipotesis 1

H0: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara klalsifikasi wasit nasional dengan kinerja wasit bola voli

H1: Terdapat hubungan yang signifikan antara klalsifikasi wasit nasional dengan kinerja wasit bola voli


(40)

76

Udi Sahudi, 2014

Hubungan klasifikasi wasit dan pengalaman mewasiti dengan kinerja wasit bola voli Di jawa barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 Jika nilai Sig. > 0,025 maka H0 Diterima

 Jika nilai Sig. < 0,025 maka H0 Ditolak 2) Hipotesis 2

H0: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengalaman memimpin pertandingan/mewasiti dengan kinerja wasit bola voli

H1: Terdapat hubungan yang signifikan antara pengalaman memimpin pertandingan/mewasiti dengan kinerja wasit bola voli

Kriteria Keputusan

 Jika nilai Sig. > 0,025 maka H0 Diterima

 Jika nilai Sig. < 0,025 maka H0 Ditolak 3) Hipotesis 3

H0: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara klasifikasi wasit nasional dan pengalaman memimpin pertandingan/mewasiti dengan kinerja wasit bola voli

H1: Terdapat hubungan yang signifikan antara klasifikasi wasit nasional dan pengalaman memimpin pertandingan/mewasiti dengan kinerja wasit bola voli

Kriteria Keputusan

 Jika nilai Sig. > 0,025 maka H0 Diterima

 Jika nilai Sig. < 0,025 maka H0 Ditolak

2. Analisis dan deskripsi data

Dalam analisis dan deskripsi data yang dilakukan adalah menganalisis serta mendeskripsikan angka-angka yang merupakan hasil penghitungan statistik. Angka atau nilai yang dihasilkan bisa dibandingkan dengan angka tabel atau dideskripsikan secara langsung dengan berbagai pertimbangan dan ketentuan statistik. Analisis didasarkan pada hipotesis yang digunakan untuk memaknai nilai dan angka yang dihasilkan dari penghitungan. Selain itu juga dibahas berbagai temuan dalam pelaksanaan penelitian di lapangan, kemudian dianalisis berdasarkan teori-teori dan hasil penelitian yang ada yang telah dilakukan penelitilain.


(41)

77

Udi Sahudi, 2014

Hubungan klasifikasi wasit dan pengalaman mewasiti dengan kinerja wasit bola voli Di jawa barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Teknik yang digunakan untuk menganalisis data ada dua, yaitu analisis data kuantitatif dan analisis data kualitatif. Analisis data kuantitatif digunakan untuk membandingkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan dengan mengunakan statistik. Sedangkan untuk analisis data kualitatif menggunakan analisis non-statistik (berupa kata-kata), yaitu dengan mendeskripsikan data dan memberkan makna terhadap isi data tersebut.


(42)

Udi Sahudi, 2014

Hubungan klasifikasi wasit dan pengalaman mewasiti dengan kinerja wasit bola voli Di jawa barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan pada hasil pengolahan dan analisis data yang dibahas pada bab IV, peneliti dapat menjabarkan simpulan dari hasil penelitian ini sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan yang signifikan antara klasiifikasi wasit nasional dengan kinerja wasit bola voli nasional di Jawa Barat. Artinya bahwa semakin tinggi klasifikasi atau pendidikan perwasitannya seorang wasit maka akan memungkinkan kinerja wasit tersebut dalam hal mengemban tanggung jawab untuk melaksanakan tugasnya dalam memimpin suatu pertandingan akan lebih baik, efektif dan efisien.

2. Terdapat hubungan yang signifikan antara pengalaman mewasiti dengan kinerja wasit bola voli nasional di Jawa Barat. Untuk itu, memperbanyak pengalaman mewasiti bagi seorang wasit bola voli akan memberikan pengaruh terhadap peningkatan kinerja sebagai seorang wasit. Dengan kata lain, bahwa semakin lama pengalaman mewasiti seorang wasit maka akan meningkatkan prestasi kerja yang lebih baik.

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara klasifikasi wasit nasional dan pengalaman mewasiti dengan kinerja wasit bola voli nasional di Jawa Barat. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa klasifikasi wasit dan pengalaman mewasiti secara bersama-sama dapat mempengaruhi kinerja wasit bola voli. Dengan memperhatikan hasil penelitian ini, maka kedua variabel tersebut memiliki hubungan yang signifikan dengan kinerja wasit bola voli. maka dari itu, apabila kedua variabel yaitu klasifikasi wasit dan pengalaman mewasiti dibina dengan baik maka kinerja wasit akan meningkat.


(43)

93

Udi Sahudi, 2014

Hubungan klasifikasi wasit dan pengalaman mewasiti dengan kinerja wasit bola voli Di jawa barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdsarakan pada hasil peneletian yang dilakukan, peneliti memberikan beberapa rekomendasi sebagai berikut:

1. Bagi Institusi PBVSI

PBVSI merupakan organisasi bola voli yang memiliki peran penting dalam perkembangan dan kemajuan dunia bola voli di Indonesia. Permainan bola voli yang menarik dan kepemimpinan wasit yang baik, merupakan faktor yang mendukung bola voli diminati oleh masyarakat. Oleh karenanya perlu pembinaan kepada para wasit, sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan yang diakibatkan karena rendahnya klasifikasi wasit dan rendahnya pengalaman mewasiti seorang wasit yang akan ditugaskan untuk memimpin pertandingan.

Maka dari itu untuk dapat meningkatkan kualitas wasit, PBVSI sebagai induk organisasi bola voli. Harus lebih memperhatikan untuk persyaratan menjadi seorang wasit, klasaifikasi dan pengalaman mewasiti harus lebih ditingkatkan.

2. Pelatihan dan Pembinaan Wasit

Pelatihan dan pembinaan wasit dalam bola voli memiliki peran penting dalam mendukung adanya wasit-wasit yang professional yang berkualitas. Kualitas dan kemampuan para wasit yang semakin baik akan mendukung proses permainan bola voli yang lebih baik. Oleh karena itu, untuk pembinaan dan pelatihan perlu dilaksanakan lebih banyak lagi.

Karena dengan semakin sering seorang wasit mengikuti pelatihan dan pembinaan dibidang perwasitan, maka akan meningkatkan kemampuan dan keterampilan perwasitannya.

3. Bagi Wasit

Semakin ketatnya suatu pertandingan dan semakin banyaknya pertandingan serta tingkat kejuaraan yang semakin meningkatpun baik nasional dan internasional akan memberikan pengaruh pada kinerja seorang wasit. Oleh Karena itu, upaya atau strategi untuk meningkatkan kinerja seorang wasit, baik


(44)

94

Udi Sahudi, 2014

Hubungan klasifikasi wasit dan pengalaman mewasiti dengan kinerja wasit bola voli Di jawa barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

itu faktor individu dan faktor organisasi perlu terus dikembangkan. Hal ini supaya usaha untuk memimpin pertandingan dapat ditingkatkan, sehingga kualitas pertandingan pun akan semakin baik.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Pada penelitian ini peneliti masih banyak memiliki kekurangan, baik dari sisi sampel maupun dalam tingkat kejuaraan pengujian kepemimpinan wasit itu sendiri. Oleh karena itu peneliti merekomendasikan untuk penelitian lebih lanjut terutama yang berkaitan dengan penggunaan sampel dari sisi kuantitasnya dapat ditambah, serta untuk mengungkap faktor-faktor yang lainnya yang berhubungan dengan peningkatan kinerja, masih banyak faktor-faktor lain yang bisa mempengaruhi peningkatan kinerja seorang wasit.


(45)

Udi Sahudi, 2014

Hubungan klasifikasi wasit dan pengalaman mewasiti dengan kinerja wasit bola voli Di jawa barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. Suhasimi, (2010). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, Yogyakarta: Rineka Cipta.

Ary, D., Jacobs, L. C., Razavleh, A. ( 1972 ). Introduction to Research in

Education. New York : Holt, Rinehart, & Winstron.

Badriah, Laelatul, Dewi. (2009). Metodologi Penelitian Ilmu-ilmu Kesehatan. Multazam. Bandung

Furchan Arief. (1982). Pengantar Penelitian Pendidikan. Surabaya:Usaha Nasional.

Gloria, Monica, Perez. 2007. Gender And Resilience In Sports: Overcoming A

Firts Set Loss In Tennis. Akses Dari Intertet

Hakim, Thursan. 2002. Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri. Jokyakarta: Torren Books

Heryana,Dadan (2012). Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Dan Kepercayaan Diri Dengan Kinerja Wasit Bulutangkis Dalam Memimpin Suatu Pertandingan. Tesis. SPs UPI Bandung

Israel, G.D. 2003. Determining Sample Size. Institute of Food and Agricultural Sciences, University of Florida, Florida

Kerlinger, F. M. ( 1964 ). Foundation Of Behavioral Research. New York : Holt, Rinehart, & Winstron.

Kurniawan, Afif. 2007. Pengaruh Psywar Terhadap Tingkat Kecemasan Dan

Performa Atlet Bola Basket (Pada Tim Bola Basket “STETSA

FANTASTIC FUOR” SMUN Malang). Skripsi S1. Universitas Islam

Negeri Malang

Lauster, Peter. (2002). Tes Kepribadian. Jakarta: Bumi Aksara

Maksum. (2007). Hubungan Pengalaman Kerja, Pengembangan Karier dan


(46)

96

Udi Sahudi, 2014

Hubungan klasifikasi wasit dan pengalaman mewasiti dengan kinerja wasit bola voli Di jawa barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mangkunegara, Prabu, Anwar, (2001), Evaluasi Kinerja SDM, Bandung: PT. Refika Aditama

Ma’mun, (2011), Kepemimpinan dan Kebijakan Pembangunan

Olahraga.Bandung: FPOK UPI Bandung

Moch. Natzir. (1988). Metodologi Penelitia, cetakan 3. Jakarta : Ghalia Indonesia. Nawawi, Hadari, (2006), Evaluasi dan Manajemen Kinerja di Lingkungan

Perusahaan dan Industri, Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

PBVSI, (2009). Himpunan Materi Penataran – Up Grading Wasit Tingkat Nasional 2009. Bandung

PBVSI, Jabar. (2013). Data-data Hasil Kejuaraan Tingkat Jawa Barat. Bandung. Porwani, Sri. (2011). Hubungan Pendidikan dan Latihan Terhadap Kinerja

Karyawan. Tesis. Universitas Sumatera Utara.

Prawirosentono, Suyadi, (1999), Kebijakan Kinerja Karyawan,

Yogyakarta:BPFE,

Rahmat, J. 1991. Psikologi Komunikasi, Bandung: PT Remaja Rosda Karya Sanger. H (2003), Dasar-dasat Perwasitan Bola Voli. Jakarta: P.P PBVSI.

Santoso, Singgih. ( 2009 ). Panduan Lengkap Menguasai Statistik dengan SPSS

17. Jakarta : PT Elex Media Komputindo

Sapuri, Rafy. (2009). Psikologi Islam: Tuntutan Jiwa Manusia Modern. Jakarta: Rajawali Pers

Saputra, Yamin, M. (2010). Hubungan Kemampuan Fisik, Motivasi dan

Kualifikasi dengan Kinerja Wasit Sepakbola di Jawa Barat. Tesis. SPs

UPI Bandung

Satiadarma, Monty P. (2000). Dasar-dasar Psikologi Olahraga. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan

Scheunemann, Timo. (2005). Dasar Sepakbola Modern: Untuk Pemain Dan

Pelatih. Malang: DIOMA


(47)

97

Udi Sahudi, 2014

Hubungan klasifikasi wasit dan pengalaman mewasiti dengan kinerja wasit bola voli Di jawa barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Soekidjo Notoatmojo, (2009). Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT Rineka Cipta

Soekintaka, (1973). Dasar-dasar Umum Perwasitan. Direktorat Jenderal Olahraga dan Pemuda. Depdikbud Republik Indonesia

Subroto, Yudiana, (2010), Permainan Bola Voli. Bandung: FPOK UPI.

Sugiyono (2007). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D., Cv Alpabeta, Bandung.

Sukardi,(2003), Metodologi Penelitian Pendidikan, Yogyakarta: Bumi Aksara. Sumadinata, Nana Syaodih, (2008). Metode Penelitian Pendidikan, PT Remaja

Rosda karya, Bandung.

Surakhmad. D. Winarno, (1982), Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Tarsito.

Suryabrata, Sumadi. (2005). Pengembangan Alat Ukur Psikologis. Yogyakarta: Penerbit ANDI

Tuckman, B. W.(1972). Conducting Educational Research : An Introduction. New York : Mc Graw – Hill.

Weston, M. et.al. (2011). Variability of Soccer Referees Match Performances. International Journal of Sports Medicines, 32 (3), pp.190-194

W.S. Winkel (1996). Psikologi Pengajaran, cetakan ke-4. Jakarta : Grasindo. Widarso, Wishnubroto. (2005). Sukses Membangun Rasa Percaya Diri “Self-

Confidence”. Jakarta: Gramedia

. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Cetakan ke 8, CV Alpabeta, Bandung

___________(2009). SPSS 17, Untuk Pengolahan Data Statistik. ANDI. Yogyakarta.


(1)

Udi Sahudi, 2014

Hubungan klasifikasi wasit dan pengalaman mewasiti dengan kinerja wasit bola voli Di jawa barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan

Berdasarkan pada hasil pengolahan dan analisis data yang dibahas pada bab IV, peneliti dapat menjabarkan simpulan dari hasil penelitian ini sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan yang signifikan antara klasiifikasi wasit nasional dengan kinerja wasit bola voli nasional di Jawa Barat. Artinya bahwa semakin tinggi klasifikasi atau pendidikan perwasitannya seorang wasit maka akan memungkinkan kinerja wasit tersebut dalam hal mengemban tanggung jawab untuk melaksanakan tugasnya dalam memimpin suatu pertandingan akan lebih baik, efektif dan efisien.

2. Terdapat hubungan yang signifikan antara pengalaman mewasiti dengan kinerja wasit bola voli nasional di Jawa Barat. Untuk itu, memperbanyak pengalaman mewasiti bagi seorang wasit bola voli akan memberikan pengaruh terhadap peningkatan kinerja sebagai seorang wasit. Dengan kata lain, bahwa semakin lama pengalaman mewasiti seorang wasit maka akan meningkatkan prestasi kerja yang lebih baik.

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara klasifikasi wasit nasional dan pengalaman mewasiti dengan kinerja wasit bola voli nasional di Jawa Barat. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa klasifikasi wasit dan pengalaman mewasiti secara bersama-sama dapat mempengaruhi kinerja wasit bola voli. Dengan memperhatikan hasil penelitian ini, maka kedua variabel tersebut memiliki hubungan yang signifikan dengan kinerja wasit bola voli. maka dari itu, apabila kedua variabel yaitu klasifikasi wasit dan pengalaman mewasiti dibina dengan baik maka kinerja wasit akan meningkat.


(2)

Udi Sahudi, 2014

Hubungan klasifikasi wasit dan pengalaman mewasiti dengan kinerja wasit bola voli Di jawa barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdsarakan pada hasil peneletian yang dilakukan, peneliti memberikan beberapa rekomendasi sebagai berikut:

1. Bagi Institusi PBVSI

PBVSI merupakan organisasi bola voli yang memiliki peran penting dalam perkembangan dan kemajuan dunia bola voli di Indonesia. Permainan bola voli yang menarik dan kepemimpinan wasit yang baik, merupakan faktor yang mendukung bola voli diminati oleh masyarakat. Oleh karenanya perlu pembinaan kepada para wasit, sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan yang diakibatkan karena rendahnya klasifikasi wasit dan rendahnya pengalaman mewasiti seorang wasit yang akan ditugaskan untuk memimpin pertandingan.

Maka dari itu untuk dapat meningkatkan kualitas wasit, PBVSI sebagai induk organisasi bola voli. Harus lebih memperhatikan untuk persyaratan menjadi seorang wasit, klasaifikasi dan pengalaman mewasiti harus lebih ditingkatkan.

2. Pelatihan dan Pembinaan Wasit

Pelatihan dan pembinaan wasit dalam bola voli memiliki peran penting dalam mendukung adanya wasit-wasit yang professional yang berkualitas. Kualitas dan kemampuan para wasit yang semakin baik akan mendukung proses permainan bola voli yang lebih baik. Oleh karena itu, untuk pembinaan dan pelatihan perlu dilaksanakan lebih banyak lagi.

Karena dengan semakin sering seorang wasit mengikuti pelatihan dan pembinaan dibidang perwasitan, maka akan meningkatkan kemampuan dan keterampilan perwasitannya.

3. Bagi Wasit

Semakin ketatnya suatu pertandingan dan semakin banyaknya pertandingan serta tingkat kejuaraan yang semakin meningkatpun baik nasional dan internasional akan memberikan pengaruh pada kinerja seorang wasit. Oleh Karena itu, upaya atau strategi untuk meningkatkan kinerja seorang wasit, baik


(3)

94

Udi Sahudi, 2014

Hubungan klasifikasi wasit dan pengalaman mewasiti dengan kinerja wasit bola voli Di jawa barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

itu faktor individu dan faktor organisasi perlu terus dikembangkan. Hal ini supaya usaha untuk memimpin pertandingan dapat ditingkatkan, sehingga kualitas pertandingan pun akan semakin baik.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Pada penelitian ini peneliti masih banyak memiliki kekurangan, baik dari sisi sampel maupun dalam tingkat kejuaraan pengujian kepemimpinan wasit itu sendiri. Oleh karena itu peneliti merekomendasikan untuk penelitian lebih lanjut terutama yang berkaitan dengan penggunaan sampel dari sisi kuantitasnya dapat ditambah, serta untuk mengungkap faktor-faktor yang lainnya yang berhubungan dengan peningkatan kinerja, masih banyak faktor-faktor lain yang bisa mempengaruhi peningkatan kinerja seorang wasit.


(4)

Udi Sahudi, 2014

Hubungan klasifikasi wasit dan pengalaman mewasiti dengan kinerja wasit bola voli Di jawa barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. Suhasimi, (2010). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, Yogyakarta: Rineka Cipta.

Ary, D., Jacobs, L. C., Razavleh, A. ( 1972 ). Introduction to Research in Education. New York : Holt, Rinehart, & Winstron.

Badriah, Laelatul, Dewi. (2009). Metodologi Penelitian Ilmu-ilmu Kesehatan. Multazam. Bandung

Furchan Arief. (1982). Pengantar Penelitian Pendidikan. Surabaya:Usaha Nasional.

Gloria, Monica, Perez. 2007. Gender And Resilience In Sports: Overcoming A Firts Set Loss In Tennis. Akses Dari Intertet

Hakim, Thursan. 2002. Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri. Jokyakarta: Torren Books

Heryana,Dadan (2012). Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Dan Kepercayaan Diri Dengan Kinerja Wasit Bulutangkis Dalam Memimpin Suatu Pertandingan. Tesis. SPs UPI Bandung

Israel, G.D. 2003. Determining Sample Size. Institute of Food and Agricultural Sciences, University of Florida, Florida

Kerlinger, F. M. ( 1964 ). Foundation Of Behavioral Research. New York : Holt, Rinehart, & Winstron.

Kurniawan, Afif. 2007. Pengaruh Psywar Terhadap Tingkat Kecemasan Dan Performa Atlet Bola Basket (Pada Tim Bola Basket “STETSA

FANTASTIC FUOR” SMUN Malang). Skripsi S1. Universitas Islam

Negeri Malang

Lauster, Peter. (2002). Tes Kepribadian. Jakarta: Bumi Aksara

Maksum. (2007). Hubungan Pengalaman Kerja, Pengembangan Karier dan Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan. Tesis. Universitas Sumatera Utara


(5)

96

Udi Sahudi, 2014

Hubungan klasifikasi wasit dan pengalaman mewasiti dengan kinerja wasit bola voli Di jawa barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mangkunegara, Prabu, Anwar, (2001), Evaluasi Kinerja SDM, Bandung: PT. Refika Aditama

Ma’mun, (2011), Kepemimpinan dan Kebijakan Pembangunan

Olahraga.Bandung: FPOK UPI Bandung

Moch. Natzir. (1988). Metodologi Penelitia, cetakan 3. Jakarta : Ghalia Indonesia. Nawawi, Hadari, (2006), Evaluasi dan Manajemen Kinerja di Lingkungan

Perusahaan dan Industri, Yogyakarta: Gajah Mada University Press. PBVSI, (2009). Himpunan Materi Penataran – Up Grading Wasit Tingkat

Nasional 2009. Bandung

PBVSI, Jabar. (2013). Data-data Hasil Kejuaraan Tingkat Jawa Barat. Bandung. Porwani, Sri. (2011). Hubungan Pendidikan dan Latihan Terhadap Kinerja

Karyawan. Tesis. Universitas Sumatera Utara.

Prawirosentono, Suyadi, (1999), Kebijakan Kinerja Karyawan, Yogyakarta:BPFE,

Rahmat, J. 1991. Psikologi Komunikasi, Bandung: PT Remaja Rosda Karya Sanger. H (2003), Dasar-dasat Perwasitan Bola Voli. Jakarta: P.P PBVSI.

Santoso, Singgih. ( 2009 ). Panduan Lengkap Menguasai Statistik dengan SPSS 17. Jakarta : PT Elex Media Komputindo

Sapuri, Rafy. (2009). Psikologi Islam: Tuntutan Jiwa Manusia Modern. Jakarta: Rajawali Pers

Saputra, Yamin, M. (2010). Hubungan Kemampuan Fisik, Motivasi dan Kualifikasi dengan Kinerja Wasit Sepakbola di Jawa Barat. Tesis. SPs UPI Bandung

Satiadarma, Monty P. (2000). Dasar-dasar Psikologi Olahraga. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan

Scheunemann, Timo. (2005). Dasar Sepakbola Modern: Untuk Pemain Dan Pelatih. Malang: DIOMA


(6)

Udi Sahudi, 2014

Hubungan klasifikasi wasit dan pengalaman mewasiti dengan kinerja wasit bola voli Di jawa barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Soekidjo Notoatmojo, (2009). Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT Rineka Cipta

Soekintaka, (1973). Dasar-dasar Umum Perwasitan. Direktorat Jenderal Olahraga dan Pemuda. Depdikbud Republik Indonesia

Subroto, Yudiana, (2010), Permainan Bola Voli. Bandung: FPOK UPI.

Sugiyono (2007). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D., Cv Alpabeta, Bandung.

Sukardi,(2003), Metodologi Penelitian Pendidikan, Yogyakarta: Bumi Aksara. Sumadinata, Nana Syaodih, (2008). Metode Penelitian Pendidikan, PT Remaja

Rosda karya, Bandung.

Surakhmad. D. Winarno, (1982), Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Tarsito.

Suryabrata, Sumadi. (2005). Pengembangan Alat Ukur Psikologis. Yogyakarta: Penerbit ANDI

Tuckman, B. W.(1972). Conducting Educational Research : An Introduction. New York : Mc Graw – Hill.

Weston, M. et.al. (2011). Variability of Soccer Referees Match Performances. International Journal of Sports Medicines, 32 (3), pp.190-194

W.S. Winkel (1996). Psikologi Pengajaran, cetakan ke-4. Jakarta : Grasindo. Widarso, Wishnubroto. (2005). Sukses Membangun Rasa Percaya Diri “Self-

Confidence”. Jakarta: Gramedia

. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Cetakan ke 8, CV Alpabeta, Bandung

___________(2009). SPSS 17, Untuk Pengolahan Data Statistik. ANDI. Yogyakarta.