DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN TERHADAP MUNCULNYA MASALAH SOSIAL YANG TERJADI DI WILAYAH KABUPATEN BANDUNG.

(1)

DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN TERHADAP MUNCULNYA MASALAH SOSIAL YANG TERJADI DI WILAYAH

KABUPATEN BANDUNG

(Studi Kasus di Desa Margahayu Selatan Kecamatan Margahayu

Kabupaten Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Sosiologi

Disusun oleh Afifah Nurhayati

1001624

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014


(2)

DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN TERHADAP MUNCULNYA MASALAH SOSIAL YANG TERJADI DI WILAYAH

KABUPATEN BANDUNG

(Studi Kasus di Desa Margahayu Selatan Kecamatan Margahayu

Kabupaten Bandung)

Oleh Afifah Nurhayati

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Afifah Nurhayati 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

AFIFAH NURHAYATI 1001624

DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN TERHADAP MUNCULNYA MASALAH SOSIAL YANG TERJADI DI WILAYAH

KABUPATEN BANDUNG

(Studi Kasus di Desa Margahayu Selatan Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung)

Disetujui dan Disahkan Oleh : Pembimbing I

Prof. Dr. Bunyamin Maftuh, MA NIP. 196207021986011002

Pembimbing II

Hj. Siti Nurbayani K., S.Pd., M.Si NIP. 197007111994032002

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Sosiologi

Dra. Hj. Siti Komariah, M.Si., Ph.D NIP. 196804031991032002


(4)

Skripsi ini telah diuji pada Hari Senin Tanggal 27 Oktober 2014 Panitia ujian sidang terdiri atas :

Ketua : Dekan FPIPS UPI

Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si NIP. 197008141994021001

Sekretaris : Ketua Program Studi Pend. Sosiologi Dra. H. Siti Komariah, M.Si., Ph.D NIP. 196804031991032002

Penguji :

Penguji I

Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si NIP. 197008141994021001

Penguji II

Dra. Wilodati, M.Si NIP. 196801141992032002

Penguji III

Drs. H. Wahyu Eridiana. M.Si NIP. 195505051986011001


(5)

Afifah Nurhayati. 2014

Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN TERHADAP MUNCULNYA MASALAH SOSIAL YANG TERJADI DI WILAYAH

KABUPATEN BANDUNG

(Studi Kasus Di Desa Margahayu Selatan Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung)

Afifah Nurhayati 1001624 ABSTRAK

Penelitian ini membahas mengenai dampak alih fungsi lahan pertanian ke lahan non pertanian yang terjadi di wilayah Desa Margahayu Selatan. Di wilayah ini, pada mulanya terdapat banyak lahan pertanian yang jumlahnya hingga berhektar-hektar. Namun, seiring bertambahnya waktu, lahan pertanian yang ada keberadaannya semakin berkurang. Oleh karena itu peneliti ingin meneliti mengenai dampak yang terjadi kepada para petani, baik buruh tani, petani penggarap atau pemilik lahan terhadap munculnya masalah sosial akibat adanya alih fungsi lahan pertanian. Selain meneliti dampak akibat alih fungsi lahan pertanian, peneliti pun meneliti mengenai penyebab adanya alih fungsi lahan yang paling dominan di Desa Margahayu Selatan ini sendiri dan sikap petani terhadap alih fungsi lahan pertanian. Untuk menjawab pertanyaan penelitian tersebut, peneliti menggunakan metode observasi, wawancara dan studi literatur. Pedoman observasi dan wawancara sudah dirancang sedemikian rupa sesuai dengan kisi-kisi instrumen yang telah peneliti rancang. Penelitian ini dilakukan selama satu bulan lamanya untuk mendapatkan data yang peneliti inginkan. Setelah dilakukannya penelitian, peneliti mendapatkan hasil bahwa adanya alih fungsi lahan pertanian memberikan dampak secara langsung baik bagi buruh tani dan petani penggarap. Dampaknya yaitu para petani tidak mendapatkan pekerjaan di bidang pertanian dan adanya kemiskinan struktural karena para petani sudah tidak bekerja di lahan pertanian yang masih ada hingga saat ini.


(6)

Afifah Nurhayati. 2014

Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

IMPACT OF FUNCTION OF AGRICULTURAL LAND AGAINST THE EMERGENCE OF A SOCIAL PROBLEM THAT OCCURS IN THE AREA

OF BANDUNG REGENCY

(Case Studies In The Southern Sub-district Margahayu Margahayu Village Of Bandung Regency)

Afifah Nurhayati 1001624 ABSTRACT

This research deals with the impact of function of agricultural land into non agricultural land that occurs in the territory of the village of Margahayu South. In this region, there were originally many farmland totaling up to property. However, with time, agricultural land that is being progressively reduced. Therefore researchers want to examine the impact that occurs to the farmers, both peasant farmers, tenants or land owners against the emergence of social problems due to the control of function of agricultural land. In addition to examining the impact of the result of function of agricultural land, the researchers also examined regarding the cause of the existence of a dominant land functions in the village South Margahayu itself and the attitude of farmers against over the function of farmland. To answer the question the study, researchers used a method of observation, interview and study of literature. Observation and interview guidelines have been designed in accordance with a latticework of instruments that have been designed as a researcher. This research was conducted for one month duration to get the data that researchers want. After doing research, the researcher get the result that the existence of function of agricultural land giving directly impact both for the peasants and sharecroppers. The impact is that the farmers did not get a job in the field of agriculture and of the structural poverty because farmers are not working on the farmland that still exists to this day.


(7)

Afifah Nurhayati. 2014

Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN... 1-5 B. IDENTIFIKASI MASALAH PENELITIAN ... 5 C. RUMUSAN MASALAH PENELITIAN ... 5 D. TUJUANPENELITIAN ... 6 E. MANFAAT PENELITIAN ...6-7 F. STRUKTUR ORGANISASI SKRIPSI ...7-8

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

A.LAHAN PERTANIAN ... 9-11 B.PENGGUNAAN LAHAN ... 11

1. Pengertian Penggunaan Lahan ... 11-12 2. Faktor Penggunaan Lahan ... 12-13 3. Pola Pemanfaatan Lahan ... 13-14 C.ALIH FUNGSI LAHAN ... 14

1. Pengertian Alih Fungsi Lahan ... 14.15 2. Faktor Penyebab Alih Fungsi Lahan ... 15-16 3. Permasalahan Alih Fungsi Lahan ... 16-17 D.PERUBAHAN SOSIAL ... 17

1. Pengertian Perubahan Sosial ... 17-20 2. Faktor Penyebab Perubahan Sosial ... 20-21 3. Faktor Pendorong dan penghambat Perubahan Sosial ... 21-22 4. Teori Perubahan Sosial ... 22

1) Teori Siklus ... 22-25 2) Teori Evolusi ... 25-26 E. MASALAH SOSIAL ... 27


(8)

Afifah Nurhayati. 2014

Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Pengertian Masalah Sosial ... 27-28 2. Jenis Masalah Sosial ... 29-31 F. PENELITIAN TERDAHULU ... 31-33

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

A.LOKASI DAN SUBJEK PENELITIAN ... 34 1. Lokasi Penelitian ... 34 2. Subjek Penelitian ... 34 B. PENDEKATAN DAN METODOLOGI PENELITIAN ... 34-35 C.TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL ... 35-36 D.TEKNIK PENGUMPULAN DATA ... 36-37 1. Observasi ... 37-39 2. Wawancara ... 39-41 3. Studi Literatur ... 41-42 E. TAHAP ANALISIS DATA ... 42-43 1. Proses Analisis Data ... 43

1.1Analisis Data Sebelum di Lapangan ... 43 1.2Analisis Data di Lapangan ... 43-45 2. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 45

2.1Uji Kredibilitas ... 45-47

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

A. PROFIL DESA MARGAHAYU SELATAN ... 48-51 B. HASIL PENELITIAN ... 51

1. Penyebab Dominan Alih Fungsi Lahan ... 51-53 2. Permasalahan Akibat Alih Fungsi Lahan ... 53-55 3. Sikap Petani Penggarap dan Buruh Tani Terhadap Alih Fungsi Lahan

Pertanian ... 55-56 C. PEMBAHASAN PENELITIAN ... 56


(9)

Afifah Nurhayati. 2014

Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Penyebab Dominan Alih Fungsi Lahan ... 56-61 2. Permasalahan Akibat ALih Fungsi Lahan ... 61-69 3. Sikap Petani Penggarap dan Buruh Tani Terhadap ALih Fungsi Lahan

Pertanian ... 69-72

BAB V : SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN ... 73-74 B. SARAN ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... xi-xiii LAMPIRAN


(10)

Afifah Nurhayati. 2014

Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB 1

PENDAHULUAN A.LATAR BELAKANG PENELITIAN

Dalam memajukan sebuah Negara, pembangunan merupakan hal yang sudah biasa dilakukan. Tidak dapat dipungkiri bahwa dari tahun ke tahun pembangunan yang ada terus bertambah. Hal ini dikarenakan mengikuti laju pertumbuhan penduduk masyarakat Indonesia yang semakin bertambah dari tahun ke tahunnya. Selain pertambahan penduduk, kompetisi yang ada pun semakin meningkat, karena kompetisi itulah pembangunan pun harus terus berlanjut.

Pembangunan yang ada terbagi ke dalam dua bagian, yaitu pembangunan fisik dan pembangunan non fisik. Pembangunan fisik ini meliputi pembangunan yang terlihat secara kasat mata, seperti gedung perkantoran, fasilitas umum. pembangunan fisik ini dilakukan dengan tujuan tertentu. Pembangunan non fisik meliputi pembangunan sumber daya manusia. Pembangunan non fisik ini bisa menjadikan dasar dari adanya pembangunan fisik karena pelaku pembangunan ini adalah manusia.

Pembangunan yang dilakukan harus seimbang, baik dari pembangunan fisik maupun pembangunan non fisik. Tidak boleh pembangunan hanya menitikberatkan hanya pada satu aspek saja karena satu aspek dengan aspek yang lainnya bagaikan lingkaran yang saling terhubung. Aspek non fisik pun akan menunjang demi kemajuan sebuah Negara. Hal ini dilihat dari pembangunan dari bidang pendidikan, bidang ekonomi, bidang sosial budaya maupun dalam bidang kesehatan. Oleh karena itu, peran manusia dalam pembangunan non fisik ini jangan dipandang sebelah mata.

Sudah dikatakan sebelumnya bahwa pembangunan yang dilakukan akibat dari adanya jumlah penduduk yang meningkat pula. Jumlah penduduk Indonesia dari tahun ke tahunnya meningkat dengan cepat. Tidak hanya pertambahan penduduk secara luas, di Kabupaten Bandung saja pertambahan penduduk dapat


(11)

Afifah Nurhayati. 2014

Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terlihat dari tahun ke tahunnya. Misalnya pada tahun 2010 sebanyak 3.215.548 jiwa, pada tahun 2011 sebanyak 3.299.988 jiwa dan kemudian tahun 2012 sebanyak 3.351.048 jiwa (Wir, 2013). Pertambahan penduduk ini mengakibatkan bergesernya fungsi suatu lahan. Lahan yang tersedia awalnya hanya digunakan untuk pertanian, lambat laun berubah fungsinya menjadi lahan untuk pemukiman dan lahan industri.

Lahan pertanian yang ada kini sudah dialihfungsikan untuk lahan industri, pemukiman maupun perdagangan. Berkurangnya lahan pertanian tidak hanya di wilayah pedesaan saja, melainkan di wilayah perkotaan pun demikian. Bahkan lahan pertanian yang ada di wilayah perkotaan lambat laun menghilang keberadaannya dikarenakan banyaknya pembangunan yang berkembang dengan pesat. Lahan yang ada di wilayah perkotaan sudah dikonversikan menjadi lahan non pertanian.

Banyaknya penduduk dari wilayah pedesaan yang melakukan urbanisasi ke wilayah perkotaan akan berdampak kepada tempat tinggal yang ada. Orang-orang yang melakukan urbanisasi ke wilayah perkotaan pada umumnya bertujuan untuk mencari penghidupan yang lebih baik. Selanjutnya lambat laun bermukim di wilayah perkotaan. Sebagai akibatnya, lahan yang digunakan untuk pertanian akan bergeser untuk pemukiman yang jumlahnya semakin banyak. Hal tersebut dapat terlihat dari penduduk di wilayah perkotaan yang bermata pencaharian di bidang non pertanian.

Sekarang ini di wilayah perkotaan sudah hampir tidak ada lagi lahan pertanian karena pihak tertentu mengadakan perluasan di bidang non pertanian. Perluasan wilayah ini hingga mencapai daerah-daerah pedesaan yang berbatasan langsung dengan wilayah perkotaan. Perluasan ini awalnya hanya digunakan untuk pemukiman penduduk yang sudah tidak tertampung lagi di wilayah perkotaan. Di Kabupaten Bandung saja lahan pertanian yang ada semakin berkurang. Jumlah lahan yang digunakan untuk non pertanian jumlahnya jauh


(12)

Afifah Nurhayati. 2014

Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lebih besar dibandingkan dengan jumlah lahan yang digunakan untuk pertanian. Seperti data yang ada dalam tabel berikut ini.

Tabel 1.1

Data Luas Penggunaan Lahan Pertanian Kab. Bandung

NO BENTUK PENGGUNAAN

LAHAN

LUAS AREAL (HA)

I LAHAN SAWAH

Irigasi Teknis 12.085

Irigasi 1/2 Teknis 10.647

Irigasi Sederhana PU 5.934

Irigasi Desa/Non PU 16.857

Irigasi Tadah Hujan 10.344

Tidak Diusahakan 11

Jumlah

(1) 55.878

II LAHAN BUKAN SAWAH

a. LAHAN KERING Pekarangan, Bangunan,

Halaman

35.139

Tegal/Kebun 44.201

Ladang/Huma 19.711

Penggembalaan/Padang Rumput

1.233

sementara Tidak Diusahakan


(13)

Afifah Nurhayati. 2014

Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Ditanami Pohon / Hutan

Rakyat

17.725

Hhutan Negara 76.603

Perkebunan 38.212

Lain-lain 17.493

Jumlah

(2) 250.353

b. LAHAN LAINNYA

Rawa-rawa -

Tambak -

Kolam / Empang 1.139

Jumlah

(3) 1.139

JUMLAH (1) + (2) + (3) 307.370

Sumber : Sub Dinas Sumber Daya Manusia, Dinas Pertanian Kab. Bandung Tahun 2011

Luas areal persawahan yang ada di wilayah Kabupaten Bandung pada Tahun 2011 hanya mencapai 55.878 Ha. Jumlah ini jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah lahan non pertanian, yaitu 250.353 Ha. Dengan jumlah yang sedikit ditambah faktor eksternal, seperti pertambahan penduduk dan perluasan wilayah akan semakin membuat lahan pertanian semakin sedikit. Lahan pertanian yang dialih fungsikan akan menimbulkan beberapa masalah sosial, diantaranya kemiskinan. Kemiskinan terjadi akibat para petani tidak siap menjalani profesi baru mereka di luar pertanian. Mereka hanya mengandalkan kemampuan mereka untuk bertani sedangkan pembangunan yang ada lebih kearah pembangunan non pertanian. Para petani yang tidak memiliki kemampuan untuk bertani akan kesulitan mendapatkan pekerjaan.


(14)

Afifah Nurhayati. 2014

Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Maka dari itu, pembangunan yang dilakukan tidak hanya pembangunan fisik saja tetapi non fisik pun diperlukan. Sumber daya manusia pun harus terampil di luar bidangnya karena jika mereka tidak terampil di luar bidangnya, mereka akan kesulitan mendapatkan pekerjaan pengganti sebagai imbas dari pembangunan fisik yang dilakukan. Sumber daya manusia yang terdapat di wilayah Kabupaten Bandung saja sudah banyak. Jika mereka dilatih untuk keterampilan yang baru, diluar bidang pertanian, maka perekonomian mereka akan maju.

Dari permasalahan yang telah dipaparkan, penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang permasalahan sosial yang ada di masyarakat di wilayah Kabupaten Bandung, khususnya Desa Margahayu Selatan Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung. Judul yang diambil dalam penelitian ini adalah Dampak Alih fungsi lahan Pertanian terhadap Munculnya Masalah Sosial yang terjadi di Wilayah Kabupaten Bandung (Studi Kasus di Desa Margahayu Selatan Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung)

B.IDENTIFIKASI MASALAH PENELITIAN

Di wilayah Kabupaten Bandung, sektor pertanian merupakan hal yang paling penting dalam menunjang kebutuhan hidup. Namun dengan perubahan dalam penggunaan lahan dari pertanian ke non-pertanian, maka kemungkinan dapat terjadinya perubahan sosial ekonomi masyarakatnya. Secara umum, masalah dalam penelitian ini adalah mengenai dampak alih fungsi lahan pertanian terhadap munculnya masalah sosial di wilayah Kabupaten Bandung.

C.RUMUSAN MASALAH PENELITIAN

Dari identifikasi masalah yang telah dipaparkan, secara rinci pemasalahan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Faktor penyebab apa yang paling dominan dalam alih fungsi lahan pertanian yang ada di Desa Margahayu Selatan Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung ini?


(15)

Afifah Nurhayati. 2014

Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Permasalahan apa saja yang timbul akibat adanya alih fungsi lahan pertanian yang ada di Desa Margahayu Selatan Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung ini?

3. Bagaimana sikap petani di Desa Margahayu Selatan Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung dalam menyesuaikan diri terhadap perubahan lahan pertanian?

D.TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini, yaitu sebagai berikut

1. Memperoleh informasi serta dapat mengetahui faktor penyebab yang paling dominan dalam alih fungsi lahan pertanian di Desa Margahayu Selatan Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung.

2. Memperoleh informasi serta dapat memahami permasalahan yang timbul akibat pergeseraan lahan pertanian di Desa Margahayu Selatan Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung.

3. Memperoleh informasi mengenai sikap petani yang ada di Desa Margahayu Selatan Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung ini terhadap perubahan lahan pertanian.

E.MANFAAT PENELITIAN

Dengan adanya skripsi ini, diharapkan dapat memberikan manfaat dan informasi sebagai berikut:

1. Secara Teoritis

Diharapkan dapat memenuhi ragam khasanah ilmu pengetahuan terutama ilmu sosiologi perubahan sosial budaya yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam penelitian lainnya untuk lebih lanjut, terutama yang mendapat gambaran tentang permasalahan sosial yang ada di masyarakat akibat alih fungsi lahan pertanian.


(16)

Afifah Nurhayati. 2014

Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Bagi penulis, penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai ilmu sosiologi, khususnya dalam sosiologi pembanguan dan perubahan sosial yang dialami oleh masyarakat.

b. Bagi masyarakat dapat mengetahui serta memahami kondisi nyata dari adanya proses pembangunan sehingga dapat membuat upaya untuk meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan.

c. Bagi pemerintah, dapat memberikan informasi secara tertulis maupun sebagai referensi mengenai permasalahan sosial yang ada di masyarakat akibat adanya alih fungsi lahan pertanian.

F. STRUKTUR ORGANISASI SKRIPSI

BAB 1 : Pemaparan dalam BAB 1 ini mengenai latar belakang

permasalahan yang akan diteliti oleh peneliti. Dalam latar belakang dijelaskan bahwa lahan pertanian yang ada semakin sedikit keberadaannya. Hal ini dikarenakan adanya alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian. Adanya alih fungsi lahan ini akan menimbulkan masalah sosial bagi masyarakat yang bermata pencaharian di bidang pertanian, diantaranya permasalahan mengenai kemiskinan. Kemiskinan akan terjadi jika masyarakat petani tidak memiliki keahlian di luar bidang pertanian. Penelitian ini di khususkan kepada masyarakat yang berada di wilayah Desa Margahayu Selatan Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung.

BAB II : Dalam Bab 2 ini dipaparkan mengenai teori yang berhubungan dengan penyusunan skripsi ini. Teori ini diantaranya perubahan sosial dan masalah sosial. Teori ini disesuaikan dengan judul dalam skripsi ini. Perubahan sosial diambil sebagai teori yang melandasi penelitian ini. Hal ini dikarenakan dengan adanya alih fungsi lahan pertanian tentu akan menimbulkan perubahan sistem yang ada di masyarakat, misalnya sistem mata pencaharian dan


(17)

Afifah Nurhayati. 2014

Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sistem kepemilikan lahan. Sistem yang berubah ini akan menimbulkan masalah sosial jika masyarakatnya tidak siap dengan adanya perubahan. Maka dari itu, masalah sosial pun sebagai teori yang melandasi dalam penelitian ini.

BAB III : Dalam Bab 3 ini dijelaskan mengenai pendekatan dan metode yang digunakan dalam melakukan penelitian. Pendekatan yang dilakukan dalam skripsi ini yaitu melalui pendekatan kualitatif. Sedangkan metode yang digunakan yaitu metode studi kasus. Metode studi kasus yaitu metode yang dilakukan dalam penelitian sosial dengan mempelajari fenomena yang ada di masyarakat. Selain pendekatan dan metode yang ada dalam skripsi ini, bab 3 ini menjelaskan mengenai teknik pengumpulan data yang akan dilakukan dalam menjawab permasalahan dalam skripsi ini. Ada tiga teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam menjawab permasalahan yang ada di skripsi ini, yaitu metode observasi, metode wawancara dan studi literatur. Metode observasi dilakukan dalam pengumpulan data. Observasi yang dilakukan berbentuk observasi terus terang dan tersamar. Observasi terus terang ini dilakukan dengan cara peneliti meminta izin untuk mengamati fenomena yang ada di masyarakat, sedangkan observasi tersamar dilakukan oleh peneliti untuk mengungkap permasalahan yang tersembunyi. Selain observasi, dilakukan pula metode wawancara dalam teknik pengumpulan data. Wawancara dilakukan kepada individu yang berprofesi sebagai masih sebagai petani ataupun yang tidak menjadi petani lagi. Metode terakhir yang dilakukan dalam teknik pengumpulan data, yaitu studi literatur. Studi literatur ini digunakan oleh peneliti untuk mempelajari kasus yang sama melalui hasil penelitian terdahulu.


(18)

Afifah Nurhayati. 2014

Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB IV : Dalam Bab 4 ini berisi mengenai pembahasan dari masalah penelitian yang telah diajukan. Dalam pembahasan ini dinyatakan bahwa akibat adanya alih fungsi lahan, muncullah masalah sosial, diantaranya adalah pengangguran dan kemiskinan. Pengangguran banyak terjadi karena lahan pertanian yang ada di Desa Margahayu Selatan sudah beralih fungsi menjadi lahan non pertanian. Akibat adanya pengangguran, kemiskinan pun terjadi karena berkurangnya penghasilan.

BAB V : Dalam Bab 5 ini berisi mengenai kesimpulan dari hasil penelitian. Dapat disimpulkan bahwa adanya alih fungsi lahan pertanian berdampak negatif terutama kepada petani kecil. Para petani kecil kehilangan lapangan pekerjaan di bidang pertanian sehingga mereka tidak mendapatkan pekerjaan dan menjadi pengangguran.


(19)

Afifah Nurhayati. 2014

Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN A.LOKASI DAN SUBJEK PENELITIAN

1. Lokasi Penelitian

Penelitian mengenai masalah sosial akibat alih fungsi lahan pertanian akan dilaksanakan di Desa Margahayu Selatan Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung. Pemilihan lokasi penelitian pada Desa tersebut dikarenakan Desa Margahayu Selatan memiliki populasi penduduk terpadat di Kecamatan Margahayu dan masih adanya beberapa lahan pertanian milik warga yang masih eksis keberadaannya meskipun di sekitar lahan pertanian sudah dibangun perumahan dan tempat perdagangan yang sudah cukup berkembang.

2. Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah para petani yang berada di Desa Margahayu Selatan. Yang di teliti oleh peneliti adalah sebagian dari jumlah populasi warga yang bermata pencaharian sebagai petani.

Populasi petani yang ada di wilayah Desa Margahayu Selatan Kabupaten Bandung ini berjumlah 44 orang. Petani yang ada di wilayah Desa Margahayu Selatan ini terbagi ke dalam tiga bagian, yaitu petani pemilik tanah berjumlah 9 orang, petani penggarap berjumlah 10 orang dan buruh tani berjumlah 25 orang.

B.PENDEKATAN DAN METODOLOGI PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian “Dampak Alih fungsi lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial yang terjadi di Wilayah Kabopaten Bandung” ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus.

Pendekatan kualitatif ini adalah pendekatan dalam melakukan penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci. Teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (penggabungan). Analisis data bersifat induktif/kualitatif dan hasil


(20)

Afifah Nurhayati. 2014

Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. (Sugiyono, 2013, hlm. 9)

Dalam penelitian ini menggunakan metode studi kasus.. Menurut Bogdan dalam Idrus (2009, hlm. 57), studi kasus adalah kajian yang rinci atas suatu kejadian atau latar tertentu.

Sedangkan studi kasus menurut Ary dalam Idrus (2009, hlm. 57) adalah „suatu penyelidikan intensif tentang seorang individu, namun studi kasus terkadang dapat juga dipergunakan untuk menyelidiki unit sosial yang kecil seperti keluarga, sekolah, kelompok-kelompok “geng” anak muda.‟

Tujuan dari penelitian kualitatif yaitu untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut atau perspektif partisipan. Dimana partisipan adalah orang-orang yang diajak berwawancara, diobservasi, diminta memberikan data, pendapat, pemikiran dan persepsinya. Ada beberapa ciri dalam penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2013, hlm. 13-14), diantaranya adalah :

a. Dilakukan pada kondisi yang alamiah, langsung ke sumber data dan penliti adalah instrument kunci.

b. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar sehingga tidak menekankan pada angka.

c. Penelitian kualitatif lebih menekankan kepada proses daripada produk atau outcome.

d. Penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif. e. Penelitian kualitatif lebih menekankan kepada makna. C.TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

Populasi petani yang ada di wilayah Desa Margahayu Selatan Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung ini berjumlah 44 orang. Namun jumlah ini dibagi lagi ke dalam beberapa kategori petani, seperti petani pemilik tanah berjumlah 9 orang, petani penggarap berjumlah 10 orang dan buruh tani berjumlah 25 orang.


(21)

Afifah Nurhayati. 2014

Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti adalah teknik purposive sampling. Teknik purposive sampling ini adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Sehingga peneliti mengambil sampel 2 orang untuk petani pemilik tanah, 5 orang untuk petani penggarap tanah dan 5 orang untuk buruh tani. Jumlah buruh tani ini lebih banyak diambil sampelnya dikarenakan buruh tani dianggap paling mengetahui keadaan mengenai pertanian karena buruh tani ini bekerja hanya mengandalkan para pemilik lahan pertanian.

D.TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Setelah pemaparan tentang pendekatan dan metode dalam penelitian ini, dilakukan pengumpulan data yang sesuai dengan penelitian masalah sosial akibat alih fungsi lahan pertanian ini. Dalam melakukan pengumpulan data haruslah tepat dan akurat maka peneliti harus terjun langsung ke lapangan guna mencari data secara langsung.

Data yang dikumpulkan oleh penulis dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer merupakan informasi dalam bentuk lisan yang langsung diperoleh peneliti dari sumber aslinya dilapangan. Adapun data sekunder adalah sumber yang penulis peroleh secara tidak langsung dari sumber aslinya atau perantara atau diperoleh dan dicatat dari berbagai sumber yang berkaitan dengan tujuan penelitian.

Penelitian yang akan dilakukan ini tentu saja memerlukan sumber data yang jelas dan akurat. Sumber data yang digunakan yaitu sumber data yang diperoleh oleh penulis melalui observasi (pengamatan) maupun wawancara. Oleh karena itu, untuk memperoleh data yang jelas dan akurat, penulis akan melakukan wawancara dengan para petani yang ada di Desa Margahayu Selatan Kecamatan Margahayu. Wawancara yang dilakukan termasuk ke dalam sumber data primer untuk data penelitian.


(22)

Afifah Nurhayati. 2014

Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selain itu sumber data sekunder pun diperlukan dalam melakukan penelitian ini. Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari berbagai sumber yang berkaitan dengan tujuan penelitian. Data sekunder yakni berupa artikel, jurnal, maupun hasil-hasil penelitian lain yang menunjang dan relevan dengan penelitian ini.

Secara umum, teknik yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi dilakukan di Desa Margahayu Selatan Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung. Observasi yang dilakukan untuk penelitian ini adalah observasi terus terang dan tersamar. Dalam hal ini, peneliti mengatakan terus terang kepada subjek yang akan diteliti bahwa peneliti sedang melakukan penelitian. Jadi yang diteliti mengetahui aktivitas dari awal hingga akhir penelitian. Namun, di lain waktu peneliti pun akan menyamarkan bahwa peneliti sedang melakukan penelitian. Hal ini guna mengungkapkan data yang dicari kemungkinan masih dirahasiakan.

Observasi dalam melakukan penelitian sangatlah diperlukan. Sebagaimana dikatakan oleh Marshall dalan Sugiyono (2013, hlm. 226) “through observation, the researcher learn about behavior and the meaning attached to those behavior”. Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut.

Dalam melakukan penelitian, tidak semua tindakan memiliki makna tertulis. Tindakan pun ada makna tidak tertulis, sehingga dengan adanya observasi ini peneliti akan lebih paham akan makna yang tidak tertulis. Makna yang tidak tertulis itulah yang dapat dijadikan data dalam pengumpulan data.

Dalam melakukan observasi, tentu saja ada objek yang harus diteliti. Objek penelitian yang harus dicermati oleh peneliti (Sugiyono, 2013, hlm. 229) tersebut adalah :


(23)

Afifah Nurhayati. 2014

Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a. Tempat. Tempat ini dimana interaksi dalam situasi sosial berlangsung.

Tempat berlangsungnya observasi atau pengamatan dalam penelitian masalah sosial ini adalah di Desa Margahayu Selatan Kecamatan Margahayu.

b. Pelaku. Orang-orang yang menjalankan peran tertentu.

Pelaku disini adalah para partisipan, yaitu petani di lingkungan Desa Margahayu Selatan Kecamatan Margahayu.

c. Kegiatan. Kegiatan yang dilakukan oleh aktor dalam situasi sosial tertentu. Aktivitas yang diamati yaitu mengenai masalah sosial yang dialami petani setelah lahan pertanian dialih fungsikan ke lahan nonpertanian.

Keunggulan melakukan teknik pengumpulan data melalui observasi menurut Idrus (2009, hlm. 101) ini ada beberapa, diantaranya:

a. Teknik pengamatan melalui observasi ini didasarkan kepada pengalaman secara langsung. Peneliti langsung mengamatinya ke lapangan. Sehingga dalam mencari fakta yang ada untuk pengumpulan data akan lebih jelas. b. Teknik pengamatan ini memungkinkan melihat dan mengamati sendiri,

kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya. Sehingga keadaan objek kecil kemungkinan untuk di rekayasa.

c. Pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan yang langsung diperoleh dari data. Dalam pencarian data melalui observasi ini tentu saja akan selalu berkaitan antara kejadian satu dengan kejadian yang lainnya.

d. Sering terjadi keraguan pada peneliti, jangan-jangan yang dijaringnya ada “bias” dan memerlukan pengamatan ulang.


(24)

Afifah Nurhayati. 2014

Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

f. Dalam kasus-kasus tertentu, saat teknik komunikasi lainnya tidak memungkinkan, pengamatan menjadi alat yang sangat bermanfaat.

Adanya teknik observasi dalam pengumpulan data ini terjadi keraguan mengenai pertanggungjawabannya secara ilmiah. Namun Jehoda dalam Idrus (2009, hlm. 102) memberikan batasan dalam kaidah teknik observasi ini, yaitu :

a. Mengabdi kepada tujuan-tujuan yang telah dirumuskan.

b. Direncanakan secara sistematis, bukan terjadi secara tidak teratur.

c. Dicatat dan dihubungkan dengan proposi-proposi yang lebih umum, tidak hanya dilakukan untuk memenuhi rasa ingun tahu belaka.

d. Dapat dicek dan dikontrol validitas dan reliabilitas ketelitiannya sebagaimana data ilmiah lainnya.

Melihat pemaparan diatas, peneliti akan mendapatkan kesempatan mengumpulkan data secara lebih mendalam, jelas dan secara terperinci sehingga data yang didapatkan akan terkumpul secara menyeluruh dan sistematis. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini melalui observasi secara langsung. Hal ini dikarenakan, fakta yang dikumpulkan guna pengumpulan data akan lebih terperinci.

Dalam penelitian ini, observasi secara langsung akan dilakukan kepada masyarakat petani di wilayah Kekurahan Margahayu Selatan Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung. Dengan melakukan pengamatan kepada masyarakat petani langsung akan menemukan permasalahan sosial yang dialami oleh masyarakat petani yang lahannya dialihfungsikan ke lahan nonpertanian. Hal yang akan diamati atau diobservasi dalam penelitian ini adalah mengenai lingkungan fisik, baik lingkungan fisik desa secara umum maupun lingkungan fisik lahan pertanian, kepemilikan lahan pertanian dan pekerjaan utama penduduk desa. Selain itu, karena penelitian ini berbentuk penelitian kualitatif, maka teknik observasi yang dilakukan adalah teknik observasi tidak terstruktur.

Menurut Idrus (2009, hlm. 145), “observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa saja yang akan diobservasikan.”


(25)

Afifah Nurhayati. 2014

Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peneliti akan melakukan pengamatan kepada objek berdasarkan rambu-rambu penelitian saja karena dalam penelitian kualitatif ini permasalahan yang ada di lapangan akan terus berkembang. Sehingga, dengan observasi tidak terstruktur ini data yang diperoleh akan lebih fleksibel.

2. Wawancara

Selain teknik observasi, teknik wawancara dalam melakukan pengumpulan data pun dapat dilakukan.

Menurut Sugiyono (2013, hlm. 231), “wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna dari suatu topik tertentu.”

Wawancara dilakukan agar mendapatkan data yang lebih spesifik daripada observasi. Karena teknik observasi hanya menarik kesimpulan sesuai dengan kasat mata. Sesuai dengan Susan Stainback dalam Sugiyono (2013, hlm. 232) mengemukakan bahwa :

“Interviewing provide the researcher a means to gain a deeper understanding of how the participant interpret a situation or phenomenon than can be gained through observation”. Jadi dengan wawancara, maka peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini tidak bisa dilakukan melalui observasi.

Dari kedua teknik yang telah disebutkan, baik observasi maupun wawancara terdapat kelebihan masing-masing. Tidak ada salah satu baik atau buruk karena kedua teknik tersebut sama-sama akan mengungkapkan tentang fakta-fakta yang ada di lapangan untuk dijadikan data peneliti. Wawancara yang dilakukan dapat digali secara lebih mendalam dan akurat untk kepentingan peneliti.

Selanjutnya Esterberg dalam Sugiyono (2013, hlm. 232) mengatakan bahwa : “Interviewing is at the heart of social research. If you look through almost any sociological journal, you will find that much social researcher is based on interview, either standardized or more in-depth”. Interview merupakan


(26)

Afifah Nurhayati. 2014

Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hatinya penelitian sosial. Bila anda melihat jurnal dalam ilmu sosial maka akan anda temui semua penelitian sosial berdasarkan pada interview, baik yang standar maupun yang lebih mendalam.

Wawancara menurut Sugiyono (2013, hlm. 233) terbagi menjadi tiga, yaitu a. Wawancara Terstruktur

Wawancara terstruktur ini menggunakan instrument penelitian lengkap dengan alternatif jawabannya. Semua partisipan diberi pertanyaan yang sama. Dalam melakukan wawancara ini, peneliti dibantu menggunakan tape recorder, gambar, brosur dan material lain yang membantu jalannya waancara.

b. Wawancara Semiterstruktur

Wawancara semiterstruktur ini sudah termasuk ke dalam wawancara mendalam (in-depth interview). Wawancara ini berjalan secara bebas. Tujuannya adalah mendapatkan informasi yang sejelas-jelasnya. Jika melakukan wawancara, peneliti hanya perlu mendengarkan dengan teliti kemudian mencatatnya.

c. Wawancara Takberstruktur

Wawancara ini adalah wawancara yang tidak menggunakan pedoman wawancara. Pedoman wawancara hanya digunakan hanya berupa garis-garus besar permasalahan.

Dari ketiga jenis wawancara yang sudah dipaparkan diatas, dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara berstruktur. Tujuan menggunakan wawancara berstruktur adalah agar satu partisipan dengan partisipan lain mendapatkan pertanyaan yang sama. Jika menggunakan wawancara berstruktur, peneliti akan lebih mudah dalam meneliti karena sudah ada pedoman wawancara.

Selain itu, dengan menggunakan wawancara berstruktur, permasalahan sosial akibat alih fungsi lahan akan terbuka. Para responden pun akan lebih cepat tanggap dalam menanggapi permasalahan sosial yang terjadi di sekitar lingkungan mereka. Hal yang akan di wawancara oleh peneliti adalah mengenai permalasahan yang


(27)

Afifah Nurhayati. 2014

Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dialami oleh petani setelah adanya alih fungsi lahan pertain. Namun tidak hanya permasalahan akibat alih fungsi lahan pertanian saja yang akan diteliti tetapi mengenai pendapatan dan kemajuan Desa Margahayu Selatan Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung ini pun akan diteliti. Sejauh mana alih fungsi lahan pertanian ini berperan terhadap kemajuan Desa Margahayu Selatan Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung.

3. Studi Literatur

Peneliti menggunakan teknik studi literatur ini untuk mengungkapkan permasalahan yang akan diteliti berdasarkan teori yang relevan. Teknik ini dilakukan dengan cara membaca dan mengkaji studi literatur yang relevan dengan penelitian masalah sosial akibat alih fungsi lahan pertanian.

Dalam penelitian, tidak harus selalu mengamati keadaan yang sedang berlangsung saja, tetapi dengan membaca hasil penelitian terdahulu akan diketahui perkembangan mengenai permasalahan yang sedang diteliti dan hasil penelitian pun akan semakin akurat. Sesuai dengan Bogdan dalam Sugiyono (2013, hlm. 240) mengatakan bahwa hasil penelitian dari observasi atau wawancara akan lebih kredibel/dapat dipercaya kalau didukung oleh sejarah pribadi kehidupan di masa kecil, di sekolah, di tempat kerja, di masyarakat dan autobiografi.

Meskipun begitu, penelitian yang didasarkan dokumen terdahulu tentu tidak sepenuhnya objektif. Ada sebagian penelitian bersifat subjektif yang digunakan demi kepentingan tertentu. Oleh karena itu, dalam memilih dokumen untuk dijadikan studi literatur demi kepentingan penelitian harus memilah setiap dokumen penelitian yang sudah ada.


(28)

Afifah Nurhayati. 2014

Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tahap analisa data dilakukan setelah mendapatkan data dari lapangan. Dalam penelitan kualitatif, pengumpulan data yang dilakukan akan mengakibatkan variasi data yang sangat tinggi. Hal ini dikarenakan akan terus menerus adanya perubahan sesuai dengan kondisi di lapangan. Selain itu, teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif ini akan bersifat jenuh karena pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan secara berulang-ulang.

Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2013, hlm. 243) mengatakan “ The most and central difficulty in the use qualitative data is that methods of analysis are not well formulate”. Yang paling serius dan sulit dalam analisis data kualitatif adalah karena metode analisis belum dirumuskan dengan baik.

Selanjutnya Susan Stainback dalam Sugiyono (2013, hlm. 243) mengatakan bahwa :

“There are no guidelines in qualitative research for determining how much data and data analysis are necessary to support and assertion, conclusion and theory”. Belum ada panduan dalam penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis data yang diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori.

Analisis data adalah proses sistematis setelah mendapatkan data dari lapangan kemudian dijabarkan dan diinterpretasikan menurut kategori tertentu sehingga data yang sudah didapat akan lebih mudah dipahami oleh orang lain.

Menurut Sugiyono (2013, hlm. 245), “analisis data dilakukan sebelum di lapangan, selama di lapangan dan sesudah di lapangan.” Hal ini di perkuat oleh Nasution dalam Sugiyono (2013, hlm. 245) mengatakan bahwa:

Analisis telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Analisis data menjadi pegangan penelitian selanjutnya sampai jika mungkin teori yang mendasar.


(29)

Afifah Nurhayati. 2014

Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Namun pada kenyataannya, analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan hanya pada saat proses pengumpulan data dan setelah selesai pengumpulan data. Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2013, hlm. 246) membagi analisis data ke dalam tiga bagian, yaitu data reduction, data display dan conclusion drawing/verification.

1. Proses Analisis Data

1.1 Analisis Data Sebelum di Lapangan

Dalam penelitian kualitatif, peneliti pun telah melakukan analisis data. Analisis data ini dilakukan melalui pengamatan dan studi literatur terlebih dahulu. Studi literatur yang ada dijadikan acuan dalam melakukan penelitian. Sehingga dengan membaca literatur yang sudah ada peneliti dapat memprediksikan terlebih dahulu mengenai data yang ada di lapangan. Melalui studi literatur pun peneliti mendapatkan gambaran tentang keadaan yang ada di lapangan. Dengan adanya gambaran mengenai keadaan di lapangan, peneliti dapat menentukan secara lebih lanjut fokus penelitian.

1.2 Analisis Data di Lapangan

Setelah mendapatkan gambaran melalui studi literatur yang ada, analisis data pun dilakukan pada saat pengumpulan data di lapangan. Pengumpulan data di lapangan ini berupa memilah dan memilih data yang relevan dengan penelitian yang sedang dilakukan.

Data yang ada di lapangan masih bersifat umum. Seorang peneliti, dalam mencari data yang ada di lapangan harus pandai memilah dan memilih data yang menunjang dengan penelitian yang di lakukan. Dalam menganalisis data di lapangan, ada beberapa model analisis yang dapat digunakan, seperti model Miles and Huberman. Model ini terbagi ke dalam tiga tahapan, yaitu :


(30)

Afifah Nurhayati. 2014

Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Data reduction atau reduksi data adalah kegiatan memilah dan memilih data-data yang dibutuhkan oleh peneliti. Data yang terdapat di lapangan masih bersifat data mentah, data yang secara umum dan belum merujuk kepada hal yang diteliti secara lebih spesifik. Setelah data dipilah maka peneliti akan mendapatkan gambaran mengenai data yang ada di lapangan dan akan mempermudah peneliti untuk melakukan pencarian data selanjutnya. Data yang akan di reduksi biasanya akan dibagi kepada beberapa golongan untuk mempermudah peneliti menyusunnya. Seperti yang digambarkan berikut ini.

Gambar 3.1


(31)

Afifah Nurhayati. 2014

Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Data Display (Penyajian Data)

Setelah peneliti memilih data yang di reduksi, data tersebut dikumpulkan dan digolongkan berdasarkan kategori tertentu agar lebih memudahkan peneliti dalam menyusun data yang benar benar dibutuhkan. Namun, data yang dipilah tersebut tentu saja dimasukkan ke dalam kategori yang berhubungan dengan yang di teliti. Sehingga antara data satu dengan data yang lainnya akan saling berhubungan.

c. Conclusion Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan)

Langkah ketiga dalam analisis data ini adalah penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan ini dilakukan setelah data yang direduksi ditampilkan dan di

nafjdb67975&^% CONCLUSION

75567975 hsdbuerytiocb &^%$#(* &^%$#(* 893247556797

5

DATA DISPLAY mnafjdbshkjhf bhsdbuerytioc DATA REDUCTION mnafjdbshkjhfb893ncdbvpo-247t5j567&8hsdbuerytiocbs975&^

%$#(*


(32)

Afifah Nurhayati. 2014

Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sesuaikan dengan fakta yang ada di lapangan. Kesimpulan ini sifatnya dinamis, dapat berubah karena fakta yang ada di lapangan pun tidak akan selalu tetap keadaannya. Kesimpulan ditarik setelah reduksi data dan fakta yang ada di lapangan sesuai.

2. Uji Validitas dan Reliabilitas

Setiap hasil penelitian, baik penelitian kuantitatif maupun penelitian kualitatif dapat dicek kembali keakuratannya melalui uji validitas dan reliabilitas. Tujuannya adalah untuk mengcek data yang didapatkan oleh peneliti valid atau tidak. Uji validitas dan reliabilitas dalam penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif ini berbeda. Perbedaan uji validitas dan reliabilitas ini terletak pada hal yang akan diuji. Dalam penelitian kuantitatif, yang diuji validitas dan reliabilitasnya adalah instrumen yang digunakan dalam penelitian, sedangkan dalam penelitian kualitatif, yang diuji dalam validitas dan reliabilitas ini adalah data yang telah diperoleh dari lapangan..

Susan Stainback (Sugiyono, 2013, hlm : 268) menyatakan bahwa „penelitian kuantitatif lebih menekankan pada aspek reliabilitas, sedangkan penelitian kualitatif lebih menekankan pada aspek validitas.‟

2.1 Uji Kredibilitas

Uji kredibilitas dalam penelitian kualitatif ini meliputi : a. Perpanjangan Pengamatan

Dalam perpanjangan pengamatan ini, peneliti kembali lagi ke lapangan untuk melakukan pengamatan dan wawancara lagi dengan sumber data. Ketika melakukan perpanjangan pengamatan, antara peneliti dan narasumber akan saling terbuka satu sama lain, tidak akan ada lagi informasi yang disembunyikan oleh narasumber. Jika hal ini terjadi, maka telah terjadi kewajaran dalam penelitian. Susan Satainback (Sugiyono, 2013, hlm : 271) mengatakan „rapport is a relationship of mutual trust and emotional affinity between two or more people. Rapport adalah hubungan


(33)

Afifah Nurhayati. 2014

Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kepercayaan dan emosional antara dua orang atau lebih. Hal ini terletak pada peneliti dan narasumber.‟

Perpanjangan pengamatan dalam penelitian kualitatif ini sangat diperlukan. Hal ini dikarenakan ketika peneliti melakukan wawancara dengan narasumber pertama kali, informasi yang didapatkan masih kemungkinan belum mendalam dan peneliti masih dicurigai keberadaannya. Dengan melakukan perpanjangan pengamata, peneliti akan membangun hubungan kepercayaan dan emosional sehingga informasi yang dicari akan lebih mendalam.

b. Triangulasi

“Triangulasi adalah pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dengan demikian ada triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data dan triangulasi waktu pengumpulan data” (Sugiyono, 2013, hlm : 273). Namun dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tirangulasi teknik pengumpulan data.

Triangulasi teknik pengumpulan data ini dilakukan untuk uji kredibilitas data dengan mengecek sumber data dengan menggunakan metode yang berbeda. Jika data yang didapatkan melalui observasi, maka uji kredibilitasnya pun menggunakan teknik observasi. Begitupun jika data yang didapatkan melalui wawancara, maka uji kredibilitasnya pun dilakukan dengan teknik wawancara.

Gambar 3.2 Wawancara

Studi Literatur Observasi


(34)

Afifah Nurhayati. 2014

Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Triangulasi data ini dilakukan melalui orang-orang yang peneliti wawancara, seperti buruh tani, petani penggarap, pemilik lahan tani dan pejabat desa setempat. Selain melalui wawancara, triangulasi data ini pun melalui observasi di lingkungan sekitar Desa Margahayu Selatan. Setelah mendapatkan hasil penelitian maka dikaitkan dengan studi literatur yang relevan untuk menunjang penelitian peneliti sehingga hasil penelitian pun menjadi kuat karena ditunjang oleh studi literatur berupa skripsi ataupun jurnal.

c. Mengadakan Membercheck

Membercheck ini adalah pengecekan data ulang oleh peneliti kepada narasumber. Tujuan dari membercheck ini adalah untuk mengecek sejauh mana data yang diberikan oleh narasumber kepada peneliti. Membercheck ini dilakukan ketika peneliti telah mendapatkan kesimpulan dari data yang telah dikumpulkan. Membercheck yang dilakukan oleh peneliti ini dapat dilakukan secara individu atau berkelompok kepada narasumber.

Dalam penelitian ini, membercheck dilakukan kepada orang-orang yang telah peneliti wawancara, seperteni buruh tani, petani penggarap, pemilik lahan dan kepada pejabat desa setempat. Selain membercheck kepada orang-orang yang telah peneliti wawancara, pengecekan pun dilakukan setelah mendapatkan hasil observasi keadaan lingkungan di sekitar Desa Margahayu Selatan. Setelah membercheck kepada orang yang diteliti dan keadaan lingkungan Desa Margahayu Selatan yang telah diobservasi, setelah membercheck dilakukan maka hasil penelitian bisa disebut dengan valid jika sudah tidak ada variasi jawaban.


(35)

Afifah Nurhayati. 2014

Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN A.PROFIL DESA MARGAHAYU SELATAN

Kabupaten Bandung adalah sebuah kabupaten di provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibukotanya adalah Soreang. Secara geografis letak Kabupaten Bandung

berada pada 6˚,41’-7˚,19’ Lintang Selatan dan diantara 107˚22’-108˚5’ Bujur

Timur dengan luas wilayah 176.239 ha.

Kabupaten Bandung ini memiliki batasan, diantaranya batasan utara yaitu Kabupaten Bandung Barat; sebelah timur yaitu Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Garut; sebelah selatan yaitu Kabupaten Garut dan Kabupaten Cianjur; sebelah barat yaitu Kabupaten Bandung Barat dan dibagian tengah yaitu Kota Bandung dan Kota Cimahi.

Kabupaten Bandung terdiri atas 31 kecamatan, 266 desa dan 9 Desa. Dengan jumlah penduduk sebesar 3.2 juta jiwa (berdasarkan sensus 2010) dengan mata pencaharian yaitu di sektor industri, pertanian, pertambangan, perdagangan dan jasa. Diantara 31 kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Bandung, Kecamatan Margahayu merupakan salah satunya. Di Kecamatan Margahayu ini terdapat beberapa desa, diantaranya adalah Desa Margahayu Selatan, Desa Margahayu Tengah, Sayati, Sukamenak dan Sulaeman.

Margahayu Selatan ini berjumlah 29.000 jiwa. Mata pencaharian asli penduduknya adalah di bidang pertanian. Namun saat ini, seiring bertambahnya tahun maka penduduk Desa Margahayu Selatan ini beralih profesi ke bidang industri. Luas wilayah Desa Margahayu Selatan ini seluas 253 Ha. Desa Margahayu Selatan ini memiliki batasan wilayah administratif, yaitu sebelah utara berbatasan dengan Margahayu Tengah; sebalah timur berbatasan dengan Sayati; sebelah selatan berbatasan dengan Sulaeman dan sebelah barat berbatasan dengan Rahayu.


(36)

Afifah Nurhayati. 2014

Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mata pencaharian penduduk di Desa Margahayu Selatan ini adalah di bidang pertanian. Namun seiring berkembangnya waktu, mata pencaharian yang ada di Desa Margahayu Selatan ini menjadi di bidang industri. Ada yang bekerja di industri skala rumahan ada pula yang menjadi buruh pabrik. Berikut data pekerjaan yang ada di Desa Margahayu Selatan.

Tabel 4.1

Data Mata Pencaharian Penduduk Desa Margahayu Selatan Kabupaten Bandung

Jenis Pekerjaan Jumlah

Petani

Petani Pemilik Tanah Petani Penggarap Buruh Tani

5 orang 10 orang 15 orang

Nelayan -

Pengusaha Sedang / Besar 155 orang Pengrajin / Industri Kecil 13.936 orang Buruh

Buruh Industri Buruh Bangunan Buruh Pertambangan Buruh Perkebunan

256 orang 68 orang -

-

Pedagang 354 orang

Pengangkutan -


(37)

Afifah Nurhayati. 2014

Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Anggota TNI 89 orang

Pensiunan PNS / TNI 7088 orang

Sumber : Data Primer Desa Margahayu Selatan Tahun 2012

Tabel diatas merupakan data rata-rata pekerjaan yang dilakukan oleh penduduk Desa Margahayu Selatan. Data tersebut merupakan data primer dari data Desa Margahayu Selatan dan merupakan data terbaru dari pihak desa. Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata pekerjaan penduduk Desa Margahayu Selatan ini bekerja di bidang non pertanian, yaitu bidang perdagangan dan industri. Jumlah pekerjaan dari bidang non pertanian jumlahnya jauh lebih banyak daripada jumlah orang yang bekerja di bidang pertanian. Hal ini sangat jauh berbeda pada tahun 2006. Pada tahun 2006, meskipun jumlah rata-rata pekerjaan penduduk masih banyak di bidang non pertanian, penduduk yang bekerja di bidang pertanian pun masih jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan tahun 2012. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel di bawah ini.

Tabel 4.2

Data Mata Pencaharian Penduduk Desa Margahayu Selatan Kabupaten Bandung

Jenis Pekerjaan Jumlah

Petani

Petani Pemilik Tanah Petani Penggarap Buruh Tani

13 orang 17 orang 46 orang

Nelayan -

Pengusaha Sedang / Besar 65 orang Pengrajin / Industri Kecil 12.675orang


(38)

Afifah Nurhayati. 2014

Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Buruh

Buruh Industri Buruh Bangunan Buruh Pertambangan Buruh Perkebunan

89 orang 54 orang -

-

Pedagang 247 orang

Pengangkutan -

Pegawai Negeri Sipil 3751 orang

Anggota TNI 56 orang

Pensiunan PNS / TNI 6988 orang

Sumber : Data Primer Desa Margahayu Selatan Tahun 2006

Jika dibandingkan dari kedua tabel diatas, dapat dilihat bahwa dalam jangka 6 tahun jumlah rata-rata pekerjaan non pertanian semakin meningkat dan rata-rata jumlah pekerjaan di bidang pertanian semakin menurun. Penurunan jumlah rata-rata mata pencaharian masyarakat Desa Margahayu Selatan ini mempengaruhi kehidupan masyarakat Desa Margahayu Selatan, baik secara sosial maupun secara ekonomi.

Kehidupan masyarakat yang lebih baik ini sedikitnya hasil dari alih fungsi lahan pertanian. Di sisi lain dampak negatif terjadi kepada petani tetapi di sisi lain bagi masyarakat desa kehidupannya menjadi lebih baik, seperti penghasilan yang meningkat dari tiap keluarga pendatang meskipun bukan dari bidang pertanian karena bidang pertanian sudah berkurang sehingga penduduknya mencari pekerjaan di luar bidang pertanian, seperti yang terlihat dalam tabel diatas. Banyak penduduk yang bekerja di perkantoran, seperti menjadi pegawai negeri sipil (PNS) dan bidang industri.


(39)

Afifah Nurhayati. 2014

Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B.HASIL PENELITIAN

1. Penyebab Dominan dalam Alih Fungsi Lahan Pertanian

Lahan pertanian yang ada di Desa Margahayu Selatan ini semakin berkurang. Banyak faktor yang menyebabkan berkurangnya lahan pertanian secara signifikan. Namun, penyebab yang paling dominan dalam alih fungsi lahan pertanian ini adalah berubahnya lahan pertanian menjadi pemukiman karena banyaknya penduduk pendatang. Meskipun demikian, kondisi sosial masyarakat yang ada di Desa Margahayu Selatan ini semakin meningkat. Hal ini dikarenakan banyaknya interaksi yang dilakukan oleh penduduk asli Desa Margahayu Selatan dan penduduk pendatang. Untuk lebih jelas dapat dilihat dalam tabel hasil wawancara berikut ini.

Tabel 4.3

Tabel Hasil Wawancara Penyebab Dominan dalam Alih Fungsi Lahan Pertanian

No Aspek Wawancara Hasil Wawancara

1 Pendapat mengenai

kemajuan di bidang industri.

Kemajuan di bidang industri sangat didukung. Perekonomian masyarakat harus membaik dari tahun ke tahunnya sehingga kemajuan di bidang industri diharapkan dapat turut andil dalam memperbaiki perekonomian masyarakat terutama di Desa Margahayu Selatan.

2 Pendapat mengenai lahan pertanian yang semakin sempit.

Sangat disayangkan bahwa lahan pertanian yang ada semakin menyempit.


(40)

Afifah Nurhayati. 2014

Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

selama lima tahun terakhir. pertanian semakin menurun tetapi kondisi sosial semakin meningkat.

4 Produktivitas lahan

pertanian dari tahun ke tahun.

Produktivitas lahan pertanian jelas semakin menurun karena rusaknya kandungan tanah akibat perubahan fungsi lahan. Lahan pertanian banyak berubah menjadi pemukiman.

Diolah oleh penulis pada Tahun 2014.

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa adanya lahan pertanian yang berubah menjadi fungsi menjadi pemukiman menyebabkan dampak yang tidak baik bagi petani. Selain kesuburan lahan pertanian terganggu, produktivitas lahan pertanian yang masih ada hingga saat ini berkurang. Pendapatan para petani pun sudah berkurang sehingga mengharuskan mereka untuk mencari pekerjaan di luar bidang pertanian untuk memenuhi kebutuhan hidup.

2. Permasalahan Akibat Alih Fungsi Lahan Pertanian

Alih fungsi lahan pertanian yang terjadi di Desa Margahayu Selatan ini menimbulkan banyak permasalahan, diantaranya adalah banyaknya pengangguran Karen sudah berkurangnya lapangan pekerjaan di bidang pertanian. Sudah banyak sawah yang telah dijual oleh pemiliknya karena harga tanah yang cukup tinggi.

Tabel 4.4

Tabel Hasil Wawancara tentang Permasalahan Alih Fungsi Lahan Pertanian

No Aspek Wawancara Hasil Wawancara

1 Pendapatan sebagai petani. Pendapatan petani menurun karena kurangnya pekerjaan di bidang pertanian.


(41)

Afifah Nurhayati. 2014

Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menjadi petani. sampingan. Hanya beberapa orang yang memiliki pekerjaan sampingan, seperti buruh bangunan atau pengumpul barang bekas.

3 Kepemilikan sawah. Buruh tani yang diwawancarai mengaku bahwa tidak memiliki sawah. Sedangkan petani penggarap mengaku bahwa sebelumnya mereka memiliki sawah namun telah dijual. Tuan tanah memiliki sawah namun dijual dan dibelikan sawah yang baru di daerah lain.

4 Masih berupa lahan

pertanian atau sudah tidak menjadi lahan pertanian.

Lahan pertanian yang sudah dijual kebanyak sudah tidak berupa lahan pertanian. Hanya sedikit lahan pertanian yang dijual dan masih menjadi lahan pertanian.

5 Perubahan bentuk lahan pertanian ke lahan non pertanian.

Lahan yang sudah dijual kebanyakan sudah tidak menjadi lahan pertanian, melainkan menjadi pemukiman.

6 Penjualan lahan pertanian. Hasil penjualan lahan pertanian kebanyakan digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari karena sudah tidak ada lagi pekerjaan dibidang pertanian. 9 Pekerjaan yang dilakukan Kebanyakan sudah menjadi


(42)

Afifah Nurhayati. 2014

Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

saat ini. pengangguran karena tidak ada

lagi pekerjaan di bidang pertanian dan tidak memiliki keahlian lain. 10 Keahlian yang dimiliki

selain di bidang pertanian.

Rata-rata tidak memiliki keahlian lain selain bidang pertanian.

11 Pekerjaan terdahulu Kebanyakan menjadi buruh tani dan petani penggarap.

Diolah oleh penulis pada tahun 2014

Berdasarkan hasil wawancara dalam tabel diatas, sudah dapat dilihat dengan jelas bahwa adanya alih fungsi lahan pertanian menimbulkan beberapa permasalahan, yaitu kekurangan lapangan pekerjaan dan tidak memiliki keahlian lain diluar bidang pertanian. Para petani yang sudah tidak bekerja di bidang pertanian menjadi pengangguran karena mereka tidak memiliki keahlian lain.

Lahan pertanian yang sudah dijual pun kebanyakan sudah berubah fungsi menjadi non pertanian. Lahan pertanian yang ada terpaksa dijual karena kebutuhan tempat tinggal penduduk pendatang. Hasil penjualannya pun mereka gunakan untu memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun, bagi mereka yang mencari pekerjaan lain diluar bidang pertanian, mereka hanya mengandalkan pekerjaan yang menggunakan otot, seperti buruh bangunan atau pengumpul barang bekas.

3. Sikap Petani dalam Menghadapi Perubahan Lahan Pertanian

Perubahan lahan pertanian menjadi non pertanian tentu mengundang sikap dari berbagai pihak, ada yang menolak dan ada yang tidak. Hal ini didasarkan pada dampak yang diberikan kepada masyarakat, baik dampak positif maupun dampak negatif. Seperti yang terlihat dalam tabel dibawah ini.

Tabel 4.5


(43)

Afifah Nurhayati. 2014

Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Aspek Wawancara Hasil Wawancara

1 Pekerjaan setelah tidak menjadi petani.

Kebanyakan menjadi

pengangguran. Bagi mereka yang mencari pekerjaan diluar bidang pertanian, mereka hanya mengandalkan otot.

2 Lebih memilih pekerjaan sebagai petani atau pekerjaan saat ini.

Lebih memilih pekerjaan sebagai petani.

3 Pendapatan lebih bagus ketika menjadi petani atau sudah tidak menjadi petani.

Pendapatan pun lebih bagus ketika masih menjadi petani.

Diolah oleh peneliti pada tahun 2014

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa petani yang diwawancarai menyebutkan bahwa mereka lebih memilih bekerja sebagai petani. Hal ini dikarenakan mereka tidak memiliki pekerjaan tetap. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, mereka bekerja serabutan mengandalkan panggilan dari orang lain. Pendapatan yang mereka dapatkan pun jauh lebih besar jika dibandingkan dengan pekerjaan mereka saat ini.

C.PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

1. Penyebab Dominan dalam Alih Fungsi Lahan Pertanian

Desa Margahayu Selatan ini merupakan salah satu desa yang ada di wilayah Kecamatan Margahayu yang mata pencaharian utamanya adalah di bidang pertanian. Lahan pertanian yang ada di wilayah ini awalnya berhektar-hektar. Namun, terhitung sejak tahun 2009, terjadi penyusutan, dimana lahan pertanian di Desa Margahayu Selatan ini berjumlah 25 Ha. Pada tahun 2010, lahan pertanian menjadi 21 Ha. Tahun 2011 menjadi 16 Ha. Pada tahun 2012 menjadi 11 Ha dan pada tahun 2013 hanya tinggal 8 Ha saja. Jumlah ini masih


(44)

Afifah Nurhayati. 2014

Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terbilang cukup melimpah meskipun mengalami penurunan tiap tahun bila dibandingkan dengan jumlah lahan pertanian di desa lain yang satu kecamatan dengan Desa Margahayu Selatan. Tanah yang ada di Desa Margahayu Selatan ini terbilang cukup subur dan tanahnya pun terletak pada bidang datar. Dengan keadaan yang demikian, maka bisa dipastikan bahwa lahan pertanian di Desa Margahayu Selatan ini memiliki hasil yang melimpah.

Penggunaan lahan di Desa Margahayu Selatan saat ini banyak dijadikan untuk pemukiman dan tempat berwiraswasta karena desa ini memiliki letak yang sangat strategis. Desa Margahayu Selatan ini terletak berdekatan dengan pasar, sekolah, pusat perbelanjaan hingga perkantoran dan terletak berdekatan dengan perbatasan antara kota dan desa. Dengan lokasi yang sangat strategis, mendorong peluang orang dari daerah lain untuk memanfaatkannya dan mengambil keuntungan. Salah satu narasumber yang telah peneliti wawancara, Mang Ica mengatakan bahwa lahan pertanian yang ada di Desa Margahayu Selatan ini dahulu jumlahnya banyak. Namun seiring bertambahnya waktu maka banyak orang pendatang yang menetap di desa ini karena letaknya tidak begitu jauh dengan kota. Lahan pertanian yang ada di wilayah desa ini lambat laun dijual untuk melakukan pembangunan pemukiman. Hingga saat ini terhitung sudah 17 Ha bangunan yang sudah dibangun diatas lahan pertanian terhitung sejak tahun 2009.

Berkurangnya lahan pertanian di Desa Margahayu Selatan ini merupakan imbas dari perkembangan di bidang industri yang cukup maju. Sudah banyak pabrik yang berdiri di wilayah pedesaan ini, baik pabrik skala besar atau home industry. Dengan keadaan yang demikian, perekonomian di sekitar Desa Margahayu Selatan ini lambat laun membaik karena penduduknya tidak lagi menggantungkan kebutuhan hidupnya di bidang pertanian, melainkan memiliki mata pencaharian yang lebih beragam.

Sebenarnya, perkembangan perekonomian masyarakat di bidang industri ini cukup membuat perekonomian lebih baik, seperti yang dikatakan oleh seluruh


(45)

Afifah Nurhayati. 2014

Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

narasumber yang peneliti wawancara. Mereka mengatakan bahwa menyambut baik segala kemajuan yang ada di bidang industri. Mereka tidak bisa memungkiri bahwa karena bidang industri pun pendapatan daerah semakin meningkat. Hal ini terlihat dari dana yang masuk ke kantor desa untuk pembangunan, misalnya perbaikan jalan umum yang sering terlewati oleh mobil besar.

Meskipun bidang industri dikatakan cukup maju, mereka sepakat bahwa sangat menyayangkan bahwa lahan pertanian yang ada semakin berkurang. Mereka berpikir bahwa seharusnya bidang industri maju maka lahan pertanian pun maju. Lahan pertanian tidak lagi diolah oleh tenaga manusia atau tenaga hewan melainkan menggunakan alat-alat hasil pabrik untuk membantu lahan pertanian yang bersifat modern. Sehingga, meskipun bidang industri maju tetapi lahan pertanian pun tidak terabaikan. Terlebih lagi melihat bahwa pertanian merupakan komoditi utama dalam menyumbang ke dalam kas Negara.

Dengan berkurangnya lahan pertanian, berkurang pula penghasilan para petani yang ada di wilayah Desa Margahayu Selatan. Mereka mengatakan tahun demi tahun pendapatan mereka semakin menurun dan sulitnya mendapatkan pekerjaan. Hal ini dikarenakan lahan pertanian yang ada sudah banyak dijual kepada developer sehingga mereka kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan. Banyak diantara mereka yang mencari pekerjaan sampingan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya karena jika mereka tidak melakukan pekerjaan sampingan, kebutuhan sehari-hari mereka tidak akan terpenuhi.

Adanya perubahan alih fungsi lahan pertanian di Desa Margahayu Selatan ini memberikan dampak secara langsung kepada petani seperti kekurangan pekerjaan terutama terhadap petani penggarap dan buruh tani yang secara langsung bekerja di lapangan, tidak seperti tuan tanah yang hanya menunggu hasil. Selain memberikan dampak secara langsung kepada petani, adanya alih fungsi lahan pertanian ini memberikan dampak pula ke dalam produktivitas lahan pertanian di Desa Margahayu Selatan.


(1)

Afifah Nurhayati. 2014

Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A.SIMPULAN

Dari penelitian yang telah dilakukan, peneliti mendapatkan hasil bahwa lahan pertanian yang ada di Desa Margahayu Selatan ini mengalami alih fungsi lahan. Alih fungsi lahan pertanian yang ada di Desa Margahayu Selatan ini mempunyai beberapa faktor yang mempengaruhi. Namun, dari banyak faktor terdapat faktor yang lebih dominan yang menyebabkan adanya alih fungsi lahan pertanian, yaitu bertambahnya penduduk pendatang di Desa Margahayu Selatan. Adanya penduduk pendatang mengakibatkan kebutuhan akan pemukiman bertambah. Lahan yang tidak cukup untuk menampung penduduk pendatang menggunakan lahan pertanian untuk menambah pemukiman baru sehingga lahan pertanian pun lambat laun bergeser fungsinya.

Dengan adanya alih fungsi lahan pertanian ke lahan non pertanian tentu saja menimbulkan permasalahan. Permasalahan yang terjadi lebih banyak mengenai kepada petani kecil, seperti buruh tani atau petani penggarap. Para petani kecil tidak memiliki keahlian lain di luar bidang pertanian. Sehingga, para petani yang kehilangan pekerjaan tidak bisa mendapatkan pekerjaan lain selain pekerjaan yang menggunakan tenaga, seperti buruh bangunan. Sebagian petani lain menjadi pengangguran karena bertahan bekerja menjadi petani. Tetapi, disamping adanya permasalahan yang muncul akibat alih fungsi lahan pertanian, adapula dampak positif yang terjadi di Desa Margahayu Selatan. Dampak positif yang terjadi yaitu perekonomian yang ada di Desa Margahayu Selatan meningkat kerena beragamnya mata pencaharian yang dilakukan oleh penduduknya.

Para petani yang terkena dampak alih fungsi lahan pertanian tidak bisa berbuat apa-apa selain mencari sumber mata pencaharian lain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bersikap tetap positif terhadap kemajuan perekonomian di bidang industri. Tidak banyak petani yang mencari pekerjaan di bidang industri.


(2)

Afifah Nurhayati. 2014

Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat pun mendukung segala perubahan yang ada meskipun perubahan tersebut membawa dampak negatif bagi sebagian orang. B.SARAN

Dari hasil penelitian yang ada, peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut :

1. Alih fungsi lahan pertanian dari tahun ke tahunnya selalu ada. Faktor penyebabnya beragam. Dengan adanya faktor penyebab alih fungsi lahan pertanian seharusnya dapat diminimalisir adanya alih fungsi lahan secara besar-besaran, diantaranya adalah membatasi setiap penduduk yang datang ke suatu wilayah. Sehingga dengan terbatasnya penduduk pendatang akan berakibat dalam pengurangan penggunaan jumlah lahan pertanian untuk pemukiman.

2. Dengan adanya alih fungsi lahan pertanian suatu wilayah tentu akan menimbulkan permasalahan yang begitu banyak, diantaranya adalah kekurangan lapangan pekerjaan. Kekurangan lapangan pekerjaan yang terjadi harus dapat diminimalisi dengan memberikannya keterampilan baru kepada masyarakat petani sehingga mereka bisa mencari pekerjaan yang lain diluar bidang pertanian.

3. Masyarakat kecil akan lebih terkena dampak negatif dalam alih fungsi lahan pertanian. Meskipun terkena dampak negatif, masyarakat kecil tidak boleh bersikap negatif pula terhadap perubahan yang baru. Bagaimana pun, perubahan yang terjadi di suatu masyarakat akan berdampak positif dan negatif bergantung kepada masyarakat tersebut menerima perubahan.

4. Alih fungsi lahan pertanian memang tidak bisa dihindari. Meskipun selalu terjadi, kita sebagai orang yang berpendidikan harus bisa menciptakan lapangan pekerjaan sendiri tidak hanya bekerja mengandalkan orang lain. Dengan adanya lapangan pekerjaan baru akan menolong masyarakat terhadap kekurangan lapangan pekerjaan meskipun pekerjaan dalam skala kecil.


(3)

Afifah Nurhayati. 2014

Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Buku

Apriyanti, N. (2012). Dampak Alih Fungsi Lahan Sawah Menjadi Pemukiman Terhadap Perubahan Kondisi Sosial Ekonomi PendudukDi Desa Cigunungsari Kecamatan Tegalwaru Kabupaten Karawang. Skripsi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas pendidikan Indonesia.

Hardiana, D. (2004). Perubahan Lahan pertanian Menjadi Komplek Perumahan Di Desa Cinangsih Kecamatan Cibogo Kabupaten Subang. Skripsi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia.

Idrus, M. (2009). Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif.

Kartono, K. (2013). Patologi Sosial. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Martono, N. (2012). Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Nugroho, I. dan Dahuri, R. (2012). Pembangunan Wilayah: Perspektif Ekonomi, Sosial dan Lingkungan. Jakarta: LP3ES anggota Ikapi.

Notohadiprawiro, T. (1997). Tanah dan Lingkungan. Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Rustandi, T. (2009). Dampak Konversi Lahan Terhadap Perubahan Kondisi Sosial Ekonomi Penduduk Di Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung. Skripsi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia.


(4)

Afifah Nurhayati. 2014

Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sartika, E. (2013). Dampak Alih Fungsi lahan Pertanian Menjadi Lahan Industri Terhadap kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kecamatan Cikampek Kabupaten Karawang. Skripsi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia.

Sajogyo, P. (1985). Sosiologi Pembangunan. Jakarta : Fakultas Pasca Sarjana IKIP Jakarta.

Setiadi, E.M. dan Kholip, U. (2011). Pengantar Sosiologi : Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial ; Teori, Aplikasi dan Pemecahannya. Jakarta : Prenada Media Group.

Soehartono, I. (1995). Metode Penelitian Sosial. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Soekanto, S. (2006). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan RD. Bandung: Alfabeta.

Jurnal

Juhadi. (2007). Pola-pola Pemanfaatan Lahan dan Degradasi Lingkungan pada Kawasan Perbukitan, 4(1)., hlm. 11-24

Sihaloho, M. dkk. (2007). Konversi Lahan Pertanian dan Perubahan Struktur Agraria (Studi Kasus di Kelurahan Mulyaharaja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor Jawa Barat). 1(2), hlm. 253-270.

Syawie, M. (2011). “Kemiskinan dan Kesenjangan Sosial”. Jurnal Kemiskinan dan Kesenjangan Sosial. 16(3), hlm. 213-218.


(5)

Afifah Nurhayati. 2014

Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wilodati. (2012). “Keintensifan Komunikasi Antar Anggota Keluarga Sebagai Salah Satu Faktor Pencegah Disorganisasi Keluarga Pada Masyarakat

Perkotaan”. Jurnal Keintensifan Komunikasi Antar Anggota Keluarga

Sebagai Salah Satu faktor Pencegah Disorganisasi Keluarga Pada Masyarakat Perkotaan, hlm. 1-8.

Internet

Godam64. (2009). Definisi/Pengertian Pertanian, Bentuk & Hasil Pertanian Petani

- Ilmu Geografi. [Online] Tersedia :

http://www.organisasi.org/1970/01/definisi-pengertian-pertanian-bentuk-hasil-pertanian-petani-ilmu-geografi.html. Diakses pada : Senin, 17 Maret 2014.

Hasna, Q. (2011). Alih Fungsi Lahan. [Online] Tersedia: http://planthospital.blogspot.com/2011/09/alih-fungsi-lahan.html. Diakses pada: Jumat, 7 Maret 2014.

Meyovy. (2013). Definisi Pertanian. [Online] Tersedia : http://meyovy.wordpress.com/2013/02/28/definisi-pertanian/. Diakses pada : Senin 17 Maret.

Utomo, A. (2013). Definisi Kejahatan dan Jenis-Jenis Kejahatan. [Online] Tersedia: http://www.hukumonline.com/klinik/detail/cl294/definisi-kejahatan-dan-jenis-jenis-kejahatan-internet. Diakses pada : Senin, 17 Maret 2014.

Wir, B. (2013). Jumlah Penduduk Kab, Bandung. [Online] Tersedia : http://www.soreangonline.com/jumlah-penduduk-kab-bandung-3-351-048-jiwa,6643.html. Diakses pada : Minggu, 13 April 2014.


(6)

Afifah Nurhayati. 2014

Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wrahatnala, B. (2012). Konsep Modernisasi dalam Perubahan Sosial. [Online]. Tersedia : http://ssbelajar.blogspot.com/2012/08/konsep-modernisasi-dalam-perubahan.html. Diakses pada : 2 Maret 2014.