BAB IV (Eka ZN) 3214113064

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Madrasah
1. Identitas MTsN Langkapan
Nama Madrasah

: MTsN Langkapan

Status

: Reguler

Nomor Telp./ Fax

: (0342) 552116

Alamat

: Jln. Masjid Desa Maron


Kecamatan

: Srengat

Kabupaten

: Blitar

Kode Pos

: 66152

Luas Lahan

: 5810 m2

Tahun Berdiri

: 1995


Waktu Belajar

: Pagi hari

2. Sejarah Singkat Berdirinya MTsN Langkapan
Madrasah Tsanawiyah Al-Hikmah Langkapan didirikan pada tahun
1949. Pada mulanya madrasah tersebut berbentuk Madrasah Diniyah yang
hanya mengajarkan ilmu agama saja. Bertempat di rumah Bapak Kyai Umar
dan bertempat di serambi masjid Langkapan, sampai madrasah tersebut terus
berkembang. Pada awal tahun 1950, madrasah ini berubah menjadi Madrasah
Salafiyah di bawah pimpinan Kyai Hamam.

69

70

Pada tahun 1960 Madrasah Salafiyah diubah namanya menjadi
Madrasah Tsanawiyah. Madrasah Tsanawiyah Al-Hikmah terus maju dan
mengalami zaman keemasannya (1969 – 1974). Dengan adanya kemajuan
pembangunan, khususnya dalam bidang pendidikan, maka di daerah sekitar/

daerah lain banyak berdiri madrasah sejenis, sehingga menjadi saingan
Madrasah Tsanawiyah Al-Hikmah. Akibatnya siswa madrasah ini berkurang.
Untuk mengantisipasi hal kemerosotan tersebut, maka Yayasan AlHikmah mengambil langkah yaitu mengajukan kepada pemerintah (Depag)
untuk menegerikan madrasah ini. Usul

penegerian tersebut dikabulkan

dengan SK Menag No: 515 A tanggal 25 November 1995.
3. Kondisi Geografis dan Demografis MTs Negeri Langkapan
Madrasah Tsanawiyah Negeri Langkapan berada di lingkungan pondok
pesantren Al-Hikmah yang terletak di dusun Langkapan ± 4 km dari ibu kota
kecamatan ke arah selatan dan 10 km di sebelah barat kota Blitar. Di samping
terletak di lingkungan Pondok Pesantren Al-Hikmah Langkapan, juga
berdekatan dengan Pondok Pesantren Darur Roja’ Selokajang (tetangga desa)
dan di desa Selokajang ini juga terletak SMP Negeri 3 Srengat (± 2 km di
sebelah selatan). Siswa MTsN Langkapan berasal dari desa sekitar di wilayah
kecamatan Srengat dan Kecamatan Sanankulon.
4. Visi MTsN Langkapan
“Islami, Unggul, Kreatif, Mandiri, dan Berwawasan Lingkungan”
Untuk mencapai visi tersebut ada beberapa indikator, yaitu:


71

1) Terwujudnya pengembangan kurikulum yang islami, adaptif, proaktif, dan
berwawasan lingkungan.
2) Terwujudnya proses pembelajaran yang efektif, efisien, dan inovatif.
3) Terwujudnya lulusan yang islami, cerdas, mandiri, kompetitif, dan peduli
lingkungan.
4) Terwujudnya SDM pendidikan yang cakap, profesional, dan memiliki
komitmen terhadap perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
5) Terwujudnya sarana dan prasarana pendidikan yang memadai dan ramah
lingkungan.
6) Terwujudnya manajemen madrasah yang handal.
7) Terwujudnya pemberdayaan pembiayaan pendidikan yang optimal dan
akuntabel.
8) Terwujudnya standar penilaian akademik dan non akademik yang
konsisten.
9) Terwujudnya lingkungan belajar yang bersih, indah, nyaman, dan
menyenangkan.
5. Misi MTsN Langkapan

1) Menerapkan pengembangan kurikulum yang islami, adaptif, proaktif, dan
berwawasan lingkungan.
2) Mengoptimalkan

perkembangan

akademik

melalui

proses

belajar

mengajar dan bimbingan belajar yang efektif, efisien, dan inovatif.
3) Mewujudkan lulusan madrasah yang islami, cerdas, mandiri, kompetitif,
dan peduli lingkungan.

72


4) Mewujudkan pendidik dan tenaga kependidikan yang cakap, profesional,
dan berkomitmen terhadap pemeliharaan, pelestarian, dan pengelolaan
lingkungan.
5) Mewujudkan fasilitas madrasah yang memadai, relevan, mutakhir, dan
ramah lingkungan
6) Menerapkan manajemen yang handal dan partisipatif yang melibatkan
seluruh warga madrasah dan komite madrasah.
7) Mewujudkan pemberdayaan pembiayaan yang optimal dan akuntabel.
8) Mewujudkan standar penilaian akademik dan non akademik yang ideal.
9) Menciptakan lingkungan madrasah yang bersih, indah, sehat, nyaman, dan
menyenangkan.
6. Tujuan MTsN Langkapan
1) Menghasilkan perangkat kurikulum satuan pendidikan yang islami,
adaptif, proaktif, dan berwawasan lingkungan.
2) Menghasilkan penyelenggaraan belajar mengajar yang menyenangkan,
efektif, efisien, dan inovatif.
3) Menghasilkan lulusan yang islami, cerdas, mandiri, kompetitif, dan peduli
lingkungan.
4) Menghasilkan pendidik dan tenaga kependidikan yang cakap, profesional,
dan berkomitmen terhadap pemeliharaan, pelestarian, dan pengelolaan

lingkungan.
5) Menghasilkan fasilitas madrasah yang memadai, relevan, mutakhir, dan
ramah lingkungan

73

6) Menghasilkan manajemen yang handal dan partisipatif yang melibatkan
seluruh warga madrasah dan komite madrasah.
7) Menghasilkan pemberdayaan pembiayaan yang optimal dan akuntabel.
8) Menghasilkan standar penilaian akademik dan non akademik yang ideal.
9) Menghasilkan lingkungan belajar yang bersih, indah, sehat, nyaman, dan
menyenangkan.
B. Penyajian Data
1. Deskripsi Data
Data hasil penelitian terdiri dari dua variabel bebas dan satu variabel
terikat. Variabel bebas terdiri dari kecerdasan logis matematis (X1) dan
Motivasi (X2), sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar matematika
(Y). Berikut akan diuraikan lebih lanjut mengenai hasil penelitian masingmasing variabel setelah diolah dengan statistik. Teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini menggunakan angket, tes, observasi, dan dokumentasi.
Data yang disajikan peneliti adalah data berupa skor tes kecerdasan logis

matematis, skor angket motivasi siswa dan nilai hasil belajar matematika
siswa. Skor kecerdasan logis matematis dan skor angket motivasi tersebut
nantinya akan digunakan sebagai bahan analisis untuk mengetahui ada
tidaknya pengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII MTsN
Langkapan. Instrumen yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya,
selanjutnya digunakan untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian yaitu
seluruh siswa kelas VII-C MTsN Langkapan yang terdiri dari 31 siswa.
Pengambilan data dari tes kecerdasan logis matematis dan angket

74

dilaksanakan pada tanggal 28 April 2015 di MTsN Langkapan kecamatan
Srengat Kabupaten Blitar. Sedangkan untuk tes hasil belajar dilaksanakan
pada tanggal 29 April 2015.
Selain melalui angket dan tes, penelitian ini juga menggunakan teknik
pengumpulan data melalui observasi dan dokumentasi. Observasi dilakukan
dalam beberapa kesempatan, diantaranya adalah observasi siswa ketika
menjawab instrumen di dalam kelas. Data hasil observasi berupa foto dapat
dilihat pada lampiran. Sedangkan dokumentasi digunakan peneliti untuk
mengetahui nama-nama siswa kelas VII MTsN Langkapan serta jumlah

siswanya.
Seperti yang telah dipaparkan di atas bahwa penelitian ini melibatkan
tiga data utama yang akan dianalisis meliputi data skor tes kecerdasan logis
matematis, skor motivasi siswa, dan nilai hasil belajar matematika siswa.
Ketiga data tersebut akan dianalisis untuk menjawab rumusan masalah yang
ada. Berikut ini akan diuraikan secara rinci mengenai variabel-variabel
tersebut.
a. Skor Kecerdasan Logis Matematis
Data skor kecerdasan logis matematis diperoleh melalui tes yang
dibagikan kepada peserta didik. Tes tersebut terdiri dari 25 soal namun
setelah diuji validitas dan reliabilitasnya, maka yang digunakan adalah 22
soal. Berikut ini adalah data skor kecerdasan logis matematis yang
diperoleh dari hasil penelitian:

75

Tabel 4.1
Data Skor Kecerdasan Logis Matematis

No.

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31

Nama Inisial
AC
AK
AM
AD
BW
BAP
DRD
DAPS
DA
DPAH
ENK
FQIF
FA
GCNS
IKU
IS
KA
KAY
KAH
MLH
MR
MRF
NS
NLN
RM
SNM
SLR
ULS
WA
YK
YS

Skor
Kecerdasan Logis Matematis
64
56
56
50
66
68
64
62
46
34
54
74
70
66
60
68
44
44
64
68
64
64
58
64
56
74
66
60
74
62
60

76

b. Skor Motivasi
Data mengenai skor motivasi diperoleh peneliti melalui angket.
Angket tersebut terdiri dari 45 butir peryataan, namun setelah diuji
validitas dan reliabilitasnya, akhirnya diperoleh 33 butir pernyataan yang
yang valid. Pernyataan dalam angket ini terdiri dari pernyataan positif dan
negatif, di mana masing-masing pernyataan terdiri dari 4 alternatif
jawaban. Nilai dari pernyataan positif yaitu: sangat setuju (4), setuju (3),
tidak setuju (2), dan sangat tidak setuju (1). Sedangkan nilai untuk
pernyataan negatif yaitu: sangat setuju (1), setuju (2), tidak setuju (3), dan
sangat tidak setuju (4). Berikut ini adalah data skor motivasi siswa hasil
penelitian:

No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Tabel 4.2
Data Skor Motivasi Siswa
Skor
Nama Inisial
Motivasi Siswa
92
AC
91
AK
100
AM
118
AD
88
BW
75
BAP
80
DRD
102
DAPS
93
DA
110
DPAH
90
ENK
96
FQIF
103
FA
76
GCNS
118
IKU
92
IS
90
KA

77

Lanjutan Tabel 4.2
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31

KAY
KAH
MLH
MR
MRF
NS
NLN
RM
SNM
SLR
ULS
WA
YK
YS

91
87
75
105
111
100
106
82
91
99
92
112
120
95

c. Nilai Hasil Belajar Siswa
Untuk mengetahui nilai hasil belajar matematika siswa, yaitu peneliti
melakukan tes kepada sampel. Tes terdiri dari soal uraian yang telah diuji
validitas dan reliabilitasnya. Data hasil belajar matematika siswa dari hasil
penelitian adalah sebagai berikut.
Tabel 4.3
Data Hasil Belajar Matematika Siswa
No.
1
2
3
4
5
6
7
8

Nama Inisial
AC
AK
AM
AD
BW
BAP
DRD
DAPS

Hasil Belajar
Matematika
56
71
64
34
50
48
47
77

78

Lanjutan Tabel 4.3
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31

DA
DPAH
ENK
FQIF
FA
GCNS
IKU
IS
KA
KAY
KAH
MLH
MR
MRF
NS
NLN
RM
SNM
SLR
ULS
WA
YK
YS

70
71
22
91
71
51
80
63
28
28
51
51
52
52
54
80
46
99
71
71
81
80
67

2. Analisis Data
a. Uji Prasyarat
Seperti yang dikemukakan dalam BAB III bahwa penelitian ini
menggunakan analisis statistik inferensial yaitu statistik parametrik dengan
alasan bahwa jenis data yang diperoleh berupa data ordinal. Dalam
statistik parametrik ada beberapa asumsi yang harus dipenuhi yaitu
data

harus

berdistribusi

normal. Sedangkan dalam regresi harus

terpenuhi terbebas dari penyimpangan asumsi klasik. Sehingga sebelum

79

pengujian hipotesis ada beberapa asumsi yang harus dipenuhi. Berikut
adalah hasil uji normalitas dan uji penyimpangan asumsi klasik data:
1) Uji Normalitas Data
Untuk mengetahui normal tidaknya distribusi data, maka perlu
dilakukan uji normalitas data. Ketentuan dalam pengujian ini yaitu: jika
nilai Sig. atau nilai probabilitas lebih dari level of significant (α) maka
data berdistribusi normal. Hipotesis uji normalitas yaitu:
- Ho : Data yang diuji berdistribusi normal.
- Ha : Data yang diuji tidak berdistribusi normal.
Kriteria Pengujian:1
- Jika nilai signifikansi variabel ≥ 0,05, maka Ho diterima.
- Jika nilai signifikansi variabel < 0,05, maka Ho ditolak
Berikut ini adalah hasil uji normalitas data dengan Kolmogorov-Smirnov:
Tabel 4.4
Normalitas Data Kecerdasan Logis Matematis, Motivasi Siswa dan
Hasil Belajar Matematika

1

Agus Eko Sujianto, Aplikasi Statistik dengan SPSS 16.0, (Jakarta: PT. Prestasi
Pustakarya, 2009), hal. 77

80

Berdasarkan tabel 4.4 Kolmogorov-Smirnov dapat disimpulkan:
a. Nilai signifikansi kecerdasan logis matematis adalah 0,441. Karena
signifikansi lebih dari 0,05 maka Ho diterima. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa data kecerdasan logis matematis berdistribusi
normal.
b. Nilai signifikansi motivasi adalah 0,800. Karena signifikansi lebih dari
0,05 maka Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
data motivasi berdistribusi normal.
c. Nilai signifikansi hasil belajar adalah 0,818. Karena signifikansi lebih
dari 0,05 maka Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa data hasil belajar berdistribusi normal.
Penjelasan lebih lengkap mengenai deskripsi tabel kolmogorov smirnov di
atas, adalah sebagai berikut:
 Kecerdasan Logis Matematis: menunjukkan bahwa jumlah data (N)
adalah 31; rata-rata kecerdasan logis matematis siswa 60,65; standar
deviasi 9,401; absolut 0,156; differences positive 0,088; negatif -0,156;
Kolmogorov-Smirnov Z adalah 0,866; dan signifikansi 0,441.
 Motivasi: menunjukkan bahwa jumlah data (N) adalah 31; rata-rata
motivasi siswa 96,13; standar deviasi 12,398; absolut 0,116; differences
positive 0,116; negatif -0,085; Kolmogorov-Smirnov Z adalah 0,644;
dan signifikansi 0,800.

81

 Hasil Belajar: menunjukkan bahwa jumlah data (N) adalah 31; rata-rata
hasil belajar siswa 60,55; standar deviasi 18,603; absolut 0,114;
differences positive 0,096; negatif -0,114; Kolmogorov-Smirnov Z
adalah 0,633; dan signifikansi 0,818.
2) Uji Asumsi Klasik
Setelah menguji normalitas data, maka tahap selanjutnya adalah
pengujian asumsi klasik yang meliputi:
a. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
hubungan linear di antara variabel bebasnya. Untuk mendeteksi
multikolinearitas dapat dilihat nilai Variance Inflation Factor (VIF).
Jika nilai VIF kurang dari 10 maka data terbebas dari
multikolinearitas.2 Berikut ini adalah hasil uji multikolinearitas
dengan menggunakan alat bantu IBM SPSS Statistics 20.

Tabel 4.5
Multikolinearitas Data Kecerdasan Logis Matematis dan Motivasi
Siswa

Berdasarkan tabel 4.5 dapat disimpulkan bahwa:

2

Agus Eko Sujianto, Aplikasi Statistik dengan SPSS 16.0, (Jakarta: PT. Prestasi
Pustakarya, 2009), hal. 79

82

1. Nilai VIF variabel kecerdasan logis matematis adalah 1,020 dan
kurang dari 10. Hasil ini berarti variabel kecerdasan logis
matematis terbebas dari asumsi klasik multikolinieritas.
2. Nilai VIF variabel motivasi adalah 1,020 dan kurang dari 10. Hasil
ini berarti variabel motivasi terbebas dari asumsi klasik
multikolinieritas.
b. Uji Autokorelasi
Untuk mengetahui suatu data terjadi autokorelasi atau tidak, dapat
dilihat dari nilai Durbin-Watson (DW) sebagai berikut: 3
 1,65 < DW < 2,35 maka tidak ada autokorelasi.
 1,21 < DW < 1,65 atau 2,35 < DW < 2,75 maka tidak dapat
disimpulkan.
 DW < 1,21 atau DW > 2,79 maka terjadi autokorelasi.
Adapun hasil uji autokorelasi dengan IBM SPSS Statistics 20
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6
Autokorelasi Data Kecerdasan Logis Matematis, Motivasi Siswa
dan Hasil Belajar Matematika

3

Ibid., hal. 80

83

Berdasar tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai Durbin-Watson
(DW) adalah 1,763. Karena 1,65 < 1,763< 2,35 maka dapat
disimpulkan bahwa data terbebas dari asumsi klasik autokorelasi.
c. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah varian residual yang tidak sama pada
semua pengamatan di dalam model regresi. Regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi heteroskedastisitas. Berikut ini adalah hasil
uji heteroskedastisitas dengan menggunakan alat bantu IBM SPSS
Statistics 20.
Tabel 4.7
Heteroskedastisitas Data Kecerdasan Logis Matematis, Motivasi
Siswa dan Hasil Belajar Matematika

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa korelasi antara variabel
kecerdasan logis matematis (X1)

dengan unstandardized residual

memiliki nilai signifikansi 0,773. Sedangkan korelasi antara variabel
motivasi (X2)

dengan unstandardized residual memiliki nilai

signifikansi 0,437. Oleh karena signifikansi lebih besar daripada 0,05,
maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.

84

Setelah diketahui bahwa data berdistribusi normal dan terbebas dari
asumsi klasik, maka asumsi prasyarat telah terpenuhi. Sehingga dapat
dilakukan analisis regresi linier.
b. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis penelitian, maka peneliti menggunakan
analisis regresi linear sederhana dan regresi linier ganda menggunakan
IBM SPSS Statistics 20 sebagai berikut:
1. Pengaruh kecerdasan logis matematis (X1) terhadap hasil belajar
matematika (Y)
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kecerdasan logis matematis
terhadap hasil belajar matematika, maka dapat dilakukan analisis
menggunakan analisis regresi linier sederhana. Berikut ini adalah
tabel hasil analisis regresi linier sederhana. Untuk memudahkan
dalam mengolah dan menganalisis data, maka peneliti menggunakan
alat bantu IBM SPSS Statistics 20.
Tabel 4.8
Uji Regresi Linear Sederhana (Pengaruh Kecerdasan Logis
Matematis terhadap Hasil Belajar Matematika) dengan IBM SPSS
Statistics 20

85

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dideskripsikan sebagai
berikut:
 Output Model Summary
-

R menunjukkan korelasi sederhana (korelasi pearson) antara
variabel X terhadap variabel Y. Berdasarkan tabel di atas,
didapatkan angka R sebesar 0,431 yang artinya korelasi antara
variabel kecerdasan logis matematis dengan hasil belajar
matematika sebesar 0,431.

-

R square (R2) menunjukkan koefisien determinasi. Angka ini
akan diubah ke bentuk persen, yang artinya persentase
sumbangan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
Nilai R2 sebesar 0,186 artinya persentase kontribusi pengaruh
variabel kecerdasan logis matematis terhadap hasil belajar

86

matematika (KD = 0,1862 × 100%) = 18,6%, sedangkan sisanya
sebesar 81,4% dipengaruhi oleh variabel lain.
-

Adjusted R square adalah R square yang telah disesuaikan.
Nilai yang didapat sebesar 0,158. Nilai ini juga menunjukkan
sumbangan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat,
namun biasanya digunakan untuk mengukur regresi yang
menggunakan lebih dari dua variabel bebas.

-

Standard Error of the Estimate adalah ukuran kesalahan
prediksi. Nilai yang diperoleh sebesar 17,073. Artinya
kesalahan dalam memprediksi nilai hasil belajar matematika
sebesar 17,073.

 Output Anova
ANOVA atau analisis varian yaitu uji koefisisen regresi
secara bersama-sama (uji F) untuk menguji signifikansi pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam hal ini
untuk menguji pengaruh kecerdasan logis matematis terhadap
hasil belajar matematika siswa. Pengujian menggunakan tingkat
signifikansi 0,05.
Langkah-langkah uji F adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan hopotesis
- Ho : Tidak ada pengaruh kecerdasan logis matematis
terhadap hasil belajar matematika.

87

- Ha : Ada pengaruh kecerdasan logis matematis terhadap
hasil belajar matematika.
2. Menentukan F hitung dan signifikansi
Berdasarkan output diperoleh F hitung sebesar 6,615 dan
signifikansi sebesar 0,015.
3. Menentukan F tabel
Pada tingkat signifikansi 0,05 dengan df 1 dan 29, maka
diperoleh nilai F hitung sebesar 4,183.
4. Kriteria Pengujian
- Jika nilai Fhitung < Ftabel dan taraf nilai Sig. > 0,05, maka Ho
diterima.
- Jika nilai Fhitung > Ftabel dan taraf nilai Sig. ≤ 0,05, maka Ho
ditolak.
5. Membuat Kesimpulan
Fhitung > Ftabel (6,615 > 4,183) dan signifikansi 0,015 < 0,05,
maka Ho ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
kecerdasan logis matematis terhadap hasil belajar matematika.
 Output Coefficients
-

Unstandardized Coefficient adalah nilai koefisien yang tidak
terstandarisasi atau tidak ada patokan. Koefisien B terdiri dari
nilai konstan (harga Y jika X = 0) dan koefisien regresi (nilai
yang menunjukkan peningkatan atau penurunan variabel Y
yang didasarkan variabel X). Nilai-nilai inilah yang masuk

88

dalam

persamaan

persamaan

regresi

linier.

Sehingga

didapatkan

. Sementara itu Standard Error

adalah nilai maksimum kesalahan yang dapat terjadi dalam
memperkirakan rata-rata populasi berdasar sampel.
-

Standardized Coefficients merupakan nilai koefisien yang telah
terstandarisasi atau memakai patokan tertentu. Jika nilai
koefisien Beta semakin mendekati 0, maka hubungan antara
variabel X dengan Y semakin tidak kuat.

-

t hitung adalah pengujian signifikansi untuk mengetahui
pengaruh variabel X terhadap variabel Y, apakah berpengaruh
signifikan atau tidak. Untuk mengetahui hasilnya signifikan
atau tidak, angka t hitung akan dibandingkan dengan t tabel.
Berdasarkan tabel di atas, maka diketahui bahwa nilai t hitung
sebesar 2,572. Sedangkan nilai t tabel (α = 0,05, db = 29) =
2,045. Nilai thitung = 2,572 > ttabel = 2,045 artinya bahwa ada
pengaruh yang signifikan antara kecerdasan logis matematis
terhadap hasil belajar matematika.

-

Signifikansi adalah besarnya probabilitas atau peluang untuk
memperoleh kesalahan dalam dalam mengambil keputusan.
Jika pengujian menggunakan tingkat signifikansi 0,05, artinya
peluang memperoleh maksimal 5%. Dengan kata lain kita
percaya bahwa 95% keputusan adalah benar.

89

Nilai-nilai pada output kemudian dimasukkan ke dalam persamaan
regresi sebagai berikut.

Arti angka-angka pada persamaan di atas adalah sebagai berikut.
 Nilai konstanta (a) adalah 8,826; artinya jika kecerdasan logis
matematis bernilai 0 (nol), maka hasil belajar matematika bernilai
8,826.
 Nilai koefisien regresi variabel kecerdasan logis matematis (b)
bernilai positif 0,853; ini dapat diartikan bahwa setiap
peningkatan skor kecerdasan logis matematis sebesar 1, maka
hasil belajar juga akan meningkat sebesar 0,853.
2. Pengaruh motivasi (X2) terhadap hasil belajar matematika (Y)
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh motivasi terhadap hasil
belajar matematika dapat dianalisis menggunakan analisis regresi
linier sederhana. Berikut ini adalah hasil analisis regresi linier
sederhana menggunakan bantuan IBM SPSS Statistics 20.
Tabel 4.9
Uji Regresi Linear Sederhana (Pengaruh Motivasi terhadap Hasil
Belajar Matematika) dengan IBM SPSS Statistics 20

90

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dideskripsikan sebagai
berikut:
 Output Model Summary
-

R menunjukkan korelasi sederhana (korelasi pearson) antara
variabel X terhadap variabel Y. Berdasarkan tabel di atas,
didapatkan angka R sebesar 0,359 yang artinya korelasi antara
variabel motivasi dengan hasil belajar matematika sebesar
0,359.

-

R square (R2) menunjukkan koefisien determinasi. Angka ini
akan diubah ke bentuk persen, yang artinya persentase
sumbangan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
Nilai R2 sebesar 0,129 artinya persentase kontribusi pengaruh
variabel motivasi terhadap hasil belajar matematika (KD =

91

0,1292 × 100%) = 12,9%, sedangkan sisanya sebesar 87,1%
dipengaruhi oleh variabel lain.
-

Adjusted R square adalah R square yang telah disesuaikan.
Nilai yang didapat sebesar 0,099. Nilai ini juga menunjukkan
sumbangan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat,
namun biasanya digunakan untuk mengukur regresi yang
menggunakan lebih dari dua variabel bebas.

-

Standard Error of the Estimate adalah ukuran kesalahan
prediksi. Nilai yang diperoleh sebesar 17,656. Artinya
kesalahan dalam memprediksi nilai hasil belajar matematika
sebesar 17,656.

 Output Anova
ANOVA atau analisis varian yaitu uji koefisisen regresi
secara bersama-sama (uji F) untuk menguji signifikansi pengaruh
beberapa variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam
hal ini untuk menguji pengaruh motivasi terhadap hasil belajar
matematika siswa. Pengujian menggunakan tingkat signifikansi
0,05.
Langkah-langkah uji F adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan hopotesis
- Ho : Tidak ada pengaruh motivasi terhadap hasil belajar
matematika.

92

- Ha : Ada pengaruh motivasi terhadap hasil belajar
matematika.
2. Menentukan F hitung dan signifikansi
Berdasarkan output diperoleh F hitung sebesar 4,302 dan
signifikansi sebesar 0,047.
3. Menentukan F tabel
Pada tingkat signifikansi 0,05 dengan df 1 dan 29, maka
diperoleh nilai F hitung sebesar 4,183.
4. Kriteria Pengujian
- Jika nilai Fhitung < Ftabel dan taraf nilai Sig. > 0,05, maka Ho
diterima.
- Jika nilai Fhitung > Ftabel dan taraf nilai Sig. ≤ 0,05, maka Ho
ditolak.
5. Membuat Kesimpulan
Fhitung > Ftabel (4,302 > 4,183) dan signifikansi 0,047 < 0,05,
maka Ho ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada pengruh
motivasi terhadap hasil belajar matematika.
 Output Coefficients
-

Unstandardized Coefficient adalah nilai koefisien yang tidak
terstandarisasi atau tidak ada patokan. Koefisien B terdiri dari
nilai konstan (harga Y jika X = 0) dan koefisien regresi (nilai
yang menunjukkan peningkatan atau penurunan variabel Y
yang didasarkan variabel X). Nilai-nilai inilah yang masuk

93

dalam

persamaan

persamaan

regresi

linier.

Sehingga

didapatkan

. Sementara itu Standard Error

adalah nilai maksimum kesalahan yang dapat terjadi dalam
memperkirakan rata-rata populasi berdasar sampel.
-

Standardized Coefficients merupakan nilai koefisien yang telah
terstandarisasi atau memakai patokan tertentu. Jika nilai
koefisien Beta semakin mendekati 0, maka hubungan antara
variabel X dengan Y semakin tidak kuat.

-

t hitung adalah pengujian signifikansi untuk mengetahui
pengaruh variabel X terhadap variabel Y, apakah berpengaruh
signifikan atau tidak. Untuk mengetahui hasilnya signifikan
atau tidak, angka t hitung akan dibandingkan dengan t tabel.
Berdasarkan tabel di atas, maka diketahui bahwa nilai t hitung
sebesar 2,074. Sedangkan nilai t tabel (α = 0,05, db = 29) =
2,045. Nilai thitung = 2,074 > ttabel = 2,045 artinya bahwa ada
pengaruh yang signifikan antara motivasi terhadap hasil belajar
matematika.

-

Signifikansi adalah besarnya probabilitas atau peluang untuk
memperoleh kesalahan dalam dalam mengambil keputusan.
Jika pengujian menggunakan tingkat signifikansi 0,05, artinya
peluang memperoleh maksimal 5%. Dengan kata lain kita
percaya bahwa 95% keputusan adalah benar.

94

Nilai-nilai pada output kemudian dimasukkan ke dalam persamaan
regresi sebagai berikut.

Arti angka-angka pada persamaan di atas adalah sebagai berikut.
 Nilai konstanta (a) adalah 8,709; artinya jika motivasi bernilai 0
(nol), maka hasil belajar matematika bernilai 8,709.
 Nilai koefisien regresi variabel motivasi (b) bernilai positif 0,539;
ini dapat diartikan bahwa setiap peningkatan skor motivasi
sebesar 1, maka hasil belajar juga akan meningkat sebesar 0,539.
3. Pengaruh Kecerdasan Logis Matematis (X1) dan Motivasi (X2)
terhadap Hasil Belajar Matematika (Y)
Untuk menjawab rumusan masalah serta hipotesis yang telah diajukan
oleh peneliti yaitu pengaruh kecerdasan logis matematis dan motivasi
terhadap hasil belajar matematika siswa, maka digunakan analisis
regresi linier berganda. Berikut ini adalah hasil analisis regresi linier
berganda menggunakan bantuan IBM SPSS Statistics 20.
Tabel 4.10
Uji Regresi Linear Ganda (Pengaruh Kecerdasan Logis Matematis
dan Motivasi terhadap Hasil Belajar Matematika) dengan IBM
SPSS Statistics 20

95

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dideskripsikan sebagai berikut:
 Output Model Summary
-

R menunjukkan korelasi berganda (korelasi pearson) antara
variabel dua atau lebih variabel bebas terhadap variabel terikat.
Nilai R berkisar antara 0 sampai 1. Berdasarkan tabel di atas,
didapatkan angka R sebesar 0,605 yang artinya korelasi antara
variabel motivasi dengan hasil belajar matematika sebesar
0,605.

-

R square (R2) menunjukkan koefisien determinasi. Angka ini
akan diubah ke bentuk persen, yang artinya persentase
sumbangan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
Nilai R2 sebesar 0,366 artinya persentase kontribusi pengaruh
variabel kecerdasan logis matematis dan motivasi secara
bersamaan terhadap hasil belajar matematika (KD = 0,1862 ×

96

100%) = 36,6%, sedangkan sisanya sebesar 63,4% dipengaruhi
oleh variabel lain selain kecerdasan logis matematis dan
motivasi.
-

Adjusted R square adalah R square yang telah disesuaikan.
Nilai yang didapat sebesar 0,321. Nilai ini juga menunjukkan
sumbangan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat,
namun biasanya digunakan untuk mengukur regresi yang
menggunakan lebih dari dua variabel bebas.

-

Standard Error of the Estimate adalah ukuran kesalahan
prediksi. Nilai yang diperoleh sebesar 15,331. Artinya
kesalahan dalam memprediksi nilai hasil belajar matematika
sebesar 15,331.

 Output Anova
ANOVA atau analisis varian yaitu uji koefisisen regresi
secara bersama-sama (uji F) untuk menguji signifikansi pengaruh
beberapa variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam
hal ini untuk menguji pengaruh kecerdasan logis matematis dan
motivasi terhadap hasil belajar matematika siswa. Pengujian
menggunakan tingkat signifikansi 0,05.
Langkah-langkah uji F adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan hopotesis
- Ho : Tidak ada pengaruh kecerdasan logis matematis dan
motivasi terhadap hasil belajar matematika.

97

- Ha : Ada pengaruh kecerdasan logis matematis dan
motivasi terhadap hasil belajar matematika.
2. Menentukan F hitung dan signifikansi
Berdasarkan output diperoleh F hitung sebesar 8,084 dan
signifikansi sebesar 0,002.
3. Menentukan F tabel
Pada tingkat signifikansi 0,05 dengan df 2 dan 28, maka
diperoleh nilai F hitung sebesar 3,340.
4. Kriteria Pengujian
- Jika nilai Fhitung < Ftabel dan taraf nilai Sig. > 0,05, maka Ho
diterima.
- Jika nilai Fhitung > Ftabel dan taraf nilai Sig. ≤ 0,05, maka Ho
ditolak.
5. Membuat Kesimpulan
Fhitung > Ftabel (8,084 >3,340) dan signifikansi 0,002 < 0,05,
maka Ho ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
kecerdasan logis matematis dan motivasi secara bersama-sama
terhadap hasil belajar matematika.
 Output Coefficients
-

Unstandardized Coefficient adalah nilai koefisien yang tidak
terstandarisasi atau tidak ada patokan. Koefisien B terdiri dari
nilai konstan (harga Y jika X1 dan X2 = 0) dan koefisien regresi
(nilai yang menunjukkan peningkatan atau penurunan variabel

98

Y yang didasarkan variabel X1 dan X2). Nilai-nilai inilah yang
masuk dalam persamaan regresi linier berganda. Sehingga
didapatkan persamaan
Sementara itu Standard Error adalah nilai maksimum
kesalahan yang dapat terjadi dalam memperkirakan rata-rata
populasi berdasar sampel.
-

Standardized Coefficients merupakan nilai koefisien yang telah
terstandarisasi atau memakai patokan tertentu. Jika nilai
koefisien Beta semakin mendekati 0, maka hubungan antara
variabel X dengan Y semakin lemah.

-

t hitung adalah pengujian signifikansi untuk mengetahui
pengaruh variabel X1 dan X2 terhadap variabel Ysecara parsial,
apakah berpengaruh signifikan atau tidak. Untuk mengetahui
hasilnya

signifikan

atau

tidak,

angka

t

hitung

akan

dibandingkan dengan t tabel.
-

Signifikansi adalah besarnya probabilitas atau peluang untuk
memperoleh kesalahan dalam dalam mengambil keputusan.
Jika pengujian menggunakan tingkat signifikansi 0,05, artinya
peluang memperoleh maksimal 5%. Dengan kata lain kita
percaya bahwa 95% keputusan adalah benar.

Nilai-nilai pada output kemudian dimasukkan ke dalam persamaan
regresi berganda sebagai berikut.

99

Arti angka-angka pada persamaan di atas adalah sebagai berikut.
 Nilai konstanta (a) adalah -60,325; artinya jika kecerdasan logis
matematis dan motivasi bernilai 0 (nol), maka hasil belajar
matematika bernilai negatif ( -60,325).
 Nilai koefisien regresi X1 sebesar 0,973 menyatakan bahwa
setiap kenaikan satu skor kecerdasan logis matematis akan
meningkatkan nilai hasil belajar matematika sebesar 0,973. Dan
sebaliknya, jika skor kecerdasan logis matematis turun satu
skor, maka nilai hasil belajar matematika

juga

diprediksi

mengalami penurunan sebesar 0,973 dengan asumsi variabel lain
bernilai tetap.
 Nilai koefisien

regresi

X2 sebesar 0,644 menyatakan

bahwa

setiap kenaikan satu skor motivasi akan meningkatkan nilai hasil
belajar matematika sebesar 0,644. Dan sebaliknya, jika

skor

motivasi turun satu skor, maka nilai hasil belajar matematika
juga

diprediksi

mengalami penurunan sebesar 0,644 dengan

asumsi variabel lain bernilai tetap.
C. Pembahasan
Berikut ini akan dideskripsikan hasil penelitian dalam bentuk tabel yang
menggambarkan

ada

atau

tidaknya

pengaruh

dari

variabel bebas

(kecerdasan logis matematis dan motivasi) terhadap variabel terikat (hasil

100

belajar matematika). Tabel di bawah ini memuat nilai-nilai dari F hitung yang
selanjutnya dapat dibandingkan dengan nilai F tabel. Berdasarkan hasil
perbandingan tersebut, lalu diambil suatu kesimpulan untuk menolak maupun
menerima suatu hipotesis.
Tabel 4. 11
Hasil Penelitian
No.

Hipotesis
Penelitian

Hasil
Penelitian

Kriteria
Interpretasi

Interpretasi

1.

Ada pengaruh
kecerdasan logis
matematis terhadap
hasil belajar
matematika siswa
kelas VII MTsN
Langkapan Srengat
Tahun Ajaran
2014/2015.

Fhitung =
6,615
dan taraf
nilai Sig.
0,015

Ftabel 5% =
4,183
dan taraf nilai
Sig. 0,05

Ha

Ada pengaruh
motivasi terhadap
hasil belajar
matematika siswa
kelas VII MTsN
Langkapan Srengat
Tahun Ajaran
2014/2015.

Fhitung =
4,302
dan taraf
nilai Sig.
0,047

Ftabel 5% =
4,183
dan taraf nilai
Sig. 0,05

Ha

Ada pengaruh
kecerdasan logis
matematis dan
motivasi terhadap
hasil belajar
matematika siswa
kelas VII MTsN
Langkapan Srengat
Tahun Ajaran
2014/2015.

Fhitung =
8,084
dan taraf
nilai Sig.
0,002

Ftabel 5% =
3,340
dan taraf nilai
Sig. 0,05

Ha

diterima

Kesimpulan
Ada pengaruh
kecerdasan logis
matematis
terhadap hasil
belajar
matematika siswa
kelas VII MTsN
Langkapan
Srengat Tahun
Ajaran

2014/2015.

2.

3.

diterima

diterima

Ada pengaruh
motivasi terhadap
hasil belajar
matematika siswa
kelas VII MTsN
Langkapan
Srengat Tahun
Ajaran
2014/2015.
Ada pengaruh
kecerdasan logis
matematis dan
motivasi terhadap
hasil belajar
matematika siswa
kelas VII MTsN
Langkapan
Srengat Tahun
Ajaran
2014/2015.

101

Berdasarkan analisis data di atas, maka selanjutnya akan dibahas
mengenai hasil pengujian hipotesis sebagai dasar membuat kesimpulan.
Pembahasannya adalah sebagai berikut:
1. Pengaruh

kecerdasan

logis

matematis

terhadap

hasil

belajar

matematika siswa kelas VII MTsN Langkapan Srengat Tahun Ajaran
2014/2015.
Berdasarkan analisis data menggunakan IBM SPSS Statistics 20
menunjukkan adanya pengaruh kecerdasan logis matematis terhadap
hasil belajar matematika siswa. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Fhitung
(6,615) > Ftabel (4,183) pada taraf signifikansi 5%.
Penjelasan berdasarkan penemuan tersebut yaitu: kecerdasan logis
matematis merupakan salah satu kecerdasan dari delapan kecerdasan yang
dikemukakan dalam teori multiple intelligence (kecerdasan majemuk).
Kecerdasan majemuk ini memberikan pengaruh manusia dalam proses
mendapatkan pengetahuan. Melalui kecerdasan majemuk, manusia mampu
berfikir dan mengembangkan pengetahuannya serta dapat berinteraksi
dengan lingkungan sekitarnya. Kecerdasan logis matematis merupakan
kecerdasan manusia dalam mengolah angka, berhitung, memecahkan
masalah,

berfikir

logis,

berfikir

matematis

dan

kemampuan

mengidentifikasi pola hubungan tertentu. Beberapa indikator kecerdasan
logis matematis inilah yang membantu manusia mencapai keberhasilan
dalam pembelajaran. Kecerdasan logis matematis ini erat kaitannya dengan
pelajaran matematika. Jika kecerdasan logis matematis manusia baik maka

102

kemampuan dalam memahami materi pelajaran matematika juga lebih
maksimal sehingga diharapkan hasil belajar matematika juga akan
maksimal.

Purwanto mengemukakan

bahwa

“cepat

tidaknya

dan

terpecahkan atau tidaknya suatu masalah tergantung kepada kemampuan
inteligensinya”.4 Dengan kemampuan inteligensi yang dimiliki seorang
siswa, maka memudahkannya dalam memahami pelajaran. Dengan
pemahaman dan penguasaan materi yang dimilikinya, seorang siswa dapat
mengerjakan soal dengan kemampuannya tanpa kesulitan, sehingga siswa
tersebut mampu mendapatkan hasil belajar yang optimal.
Uraian di atas sejalan dengan hipotesis yang peneliti ajukan. Hal ini
membuktikan bahwa kecerdasan logis matematis memberikan pengaruh
terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII MTsN Langkapan Tahun
Ajaran 2014/2015.
2. Pengaruh motivasi terhadap terhadap hasil belajar matematika siswa
kelas VII MTsN Langkapan Srengat Tahun Ajaran 2014/2015.
Berdasarkan analisis data menggunakan IBM SPSS Statistics 20
menunjukkan adanya pengaruh motivasi terhadap hasil belajar matematika
siswa. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Fhitung (4,302) > Ftabel (4,183) pada
taraf signifikansi 5%.
Penjelasan berdasarkan penemuan tersebut yaitu: hasil belajar
matematika

dipengaruhi

oleh

banyak

faktor.

Agus

Suprijono

mengungkapkan bahwa faktor psikologi yang mempengaruhi hasil belajar
4

52

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), hal.

103

terdiri dari inteligensi, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan dan
kesiapan.5 Berdasarkan penelitian Fyan dan Maehr, ‘tiga faktor yang
mempengaruhi hasil belajar yaitu latar belakang keluarga, kondisi atau
konteks sekolah dan motivasi.’6 Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat
diketahui bahwa motivasi memegang peranan penting dalam menentukan
hasil belajar seseorang.
Berdasarkan teori kebutuhan yang menghubungkan antara motivasi
dan kebutuhan, menyebutkan bahwa ‘suatu motivasi berpangkal pada suatu
kebutuhan’.7 Sebagaimana seorang siswa terdorong (termotivasi) untuk
belajar agar mendapat nilai yang tinggi saat ulangan (kebutuhan).
Motivasi merupakan suatu pendorong peserta didik untuk berbuat.
Berbuat yang dimaksud di sini adalah belajar atau mempelajari suatu
pengetahuan. Siswa yang mempunyai motivasi untuk sukses, motivasi
berprestasi, dan motivasi mencapai hasil belajar yang memuaskan akan
berusaha mendorong dirinya sendiri untuk mencapai keinginannya
(kebutuhannya) tersebut, melalui berbagai daya dan upaya. Selain motivasi
dari dalam diri, motivasi juga dapat berasal dari lingkungan sekitar.
Motivasi dari lingkungan sekitar seperti dari keluarga dan teman akan turut
andil menentukan arah siswa dalam mencapai keinginannya tersebut.
Dengan berbagai dorongan tersebut akan memungkinkan siswa bekerja
lebih giat mencapai hasil yang ia harapkan. Demikian juga siswa yang
berkeinginan mendapatkan hasil belajar matematika yang maksimal, ia
5

Agus Suprijono, Cooperative Learning, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hal. 162
Ibid., hal. 162
7
W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: PT Gramedia, 1989), hal. 94

6

104

akan terdorong untuk rajin belajar sehingga mampu mencapai hasil yang ia
harapkan. Berdasarkan pemaparan tersebut, motivasi akan membawa
pengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Uraian di atas sejalan dengan hipotesis yang peneliti ajukan. Hal ini
membuktikan bahwa motivasi memberikan pengaruh terhadap hasil belajar
matematika siswa kelas VII MTsN Langkapan Tahun Ajaran 2014/2015.
3. Pengaruh kecerdasan logis matematis dan motivasi terhadap terhadap
hasil belajar matematika siswa kelas VII MTsN Langkapan Tahun
Ajaran 2014/2015.
Berdasarkan analisis data menggunakan IBM SPSS Statistics 20
menunjukkan adanya pengaruh motivasi terhadap hasil belajar matematika
siswa. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Fhitung (8,084) > Ftabel (3,340) pada
taraf signifikansi 5%.
Penjelasan

mengenai

penemuan

tersebut

yaitu:

Purwanto

mengungkapkan bahwa ada beberapa faktor internal yang mempengaruhi
pencapaian hasil belajar sesorang, yaitu faktor minat, motivasi, inteligensi,
kemampuan kognitif, dan kreativitas.8 Berbicara mengenai faktor
inteligensi (kecerdasan), maka ada banyak tipe kecerdasan yang dimiliki
oleh manusia, salah satunya kecerdasan logis matematis.
Kecerdaan logis matematis dan motivasi secara bersama-sama turut
andil dalam menetukan hasil belajar matematika siswa. Sebagaimana
kriteria kecerdasan logis matematis yang menitikberatkan pada kemampuan

8

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan ..., hal. 107

105

otak dalam berfikir logis, mengolah angka dan kemampuan berhitung yang
dipadukan dengan adanya motivasi siswa untuk mencapai kesuksesan
belajar,

maka

tidaklah

mengherankan

jika

perpaduan

keduanya

memberikan pengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa. Dengan
kemampuan otak berfikir logis dan kecerdasan berhitung inilah yang
menjadi modal awal manusia mampu dengan cepat dan tepat memahami
pelajaran matematika yang ia terima. Ditambah lagi dengan motivasi atau
dorongan siswa untuk giat belajar, maka tidak mustahil jika hasil belajar
matematika siswa bisa mencapai tahap maksimal. Dengan demikian
kecerdasan logis matematis dan motivasi membawa pengaruh terhadap
pencapaian hasil belajar matematika siswa.
Uraian di atas sejalan dengan hipotesis yang peneliti ajukan. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa kecerdasan logis matematis dan motivasi secara
bersama-sama memberikan pengaruh terhadap hasil belajar matematika
siswa.
Berdasarkan analisis regresi juga didapatkan nilai R Square
menunjukkan angka 0,366 yang berarti kecerdasan logis matematis dan
motivasi memberikan kontribusi terhadap hasil belajar sebesar 36,6%
sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain selain kecerdasan logis
matematis

dan

motivasi.

Menurut

Sugiyono,

seperti

yang

telah

diungkapkan pada BAB III halaman 68, pengaruh 36,6% termasuk dalam
kategori rendah.