Jenis-jenis kesalahan penggunaan konjungsi dalam tugas akhir mahasiswa program studi pendidikan sejarah Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun 2013.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRAK

Handaru, Deny Pradita Tri. 2015. Jenis-jenis Kesalahan Penggunaan Konjungsi
dalam Tugas Akhir Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun 2013. Skripsi. Yogyakarta:
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan,Universitas Sanata Dharma.

Penelitian deskriptif kualitatif ini membahas kesalahan penggunaan konjungsi
yang terdapat dalam tugas akhirmahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah
Universitas Sanata Dharma tahun 2013.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan wujud kesalahan tersebut.
Sumber data penelitian ini adalah tugas akhir mahasiswa Pendidikan Sejarah
Universitas Sanata Dharma tahun 2013 sebagai sumber tertulis. Data penelitian ini
berupa kalimat-kalimat yang di dalamnya mengandung kesalahan penggunaan

konjungsi. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik catat.
Dalam tugas akhir yang telah dianalisis, peneliti menemukan kesalahan
penggunaan konjungsi koordinatif, korelatif, subordinatif, dan antarkalimat. Jenis
konjungsi subordinatif memiliki frekuensi kesalahan penggunaan yang paling banyak
jika dibandingkan dengan jenis konjungsi yang lain. Sebagian besar kesalahan
konjungsi subordinatif tersebut ditandai dengan penggunaan konjungsi ganda yang
menyalahi prinsip penyusunan kalimat majemuk bertingkat. Kesalahan-kesalahan
penggunaan konjungsi tersebut juga diklasifikasikan berdasarkan jenis-jenis
kesalahannya. Jenis-jenis kesalahan yang dimaksud di dalam penelitian ini adalah
jenis kesalahan berdasarkan taksonomi siasat permukaan yang disampaikan oleh
Tarigan.Hasil analisis data menunjukaan jenis-jenis kesalahan konjungsi meliputi (1)
penghilangan, (2) penambahan, (3) salah formasi, dan (4) salah susun. Jenis kesalahan
berupa ‘penambahan’ memiliki frekuensi paling banyak jika dibandingkan dengan
jenis kesalahan yang lainnya. Jenis kesalahan ‘penambahan’ melibatkan konjungsi
subordinatif. Hal tersebut ditandai dengan sering munculnya kondisi ganda.
Penelitian ini dapat menambah wawasan dan memperluas kajian tentang
pemakaian konjungsi.Hasil penelitian ini juga dapat memberi masukan kepada para
dosen pembimbing maupun penguji skripsi agar dapat lebih memperhatikan hal-hal
teknis terkait dengan masalah bahasa, khususnya dalam hal penggunaan konjungsi
dalam tugas akhir mahasiswa.Penelitian ini sebagai bentuk sumbangan terhadap

peneliti lainnya agar dapat mengembangkan penelitian lebih lanjut berkaitan dengan
masalah pemakaian konjungsi.

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRACT

Handaru, Deny Pradita Tri. 2015. The Kinds of Conjunction Misuse in The Final
Project of Students of Sanata Dharma University Yogyakarta'sHistory
Education Study Program Year 2013. Thesis. Yogyakarta: Indonesian
Language and Literature Education, Teacher Training and Education Faculty,
Sanata Dharma University.

This qualitative descriptive research discusses conjunction misuse on the final

project of the students of Sanata Dharma University Yogyakarta's History Education
Study Program year 2013. The goal of the research is to describe the form of the
misuse.
The data source of the research is the students' final project in Sanata Dharma
University's History Education Study Program year 2013, which is as the written
source. The research data is in the form of sentences containing the misuse of
conjunction. The data gathering technique of the research is taking note technique.
In the final project which were already analyzed, the researcher found that the
forms of the conjunction misuse are coordinative, correlative, subordinative, and
inter-sentences conjunction misuses. Furthermore, the subordinative conjunction has
the highest frequency of being misused among the other forms of conjunction. In
addition, most of the subordinatif misuse form is the use of double conjunctions that
breaks the principle of the arrangement of a complex sentence. The misuses of the
conjunctions are also classified based on the kinds of the misuse. The kinds of the
misuse in the research are the ones based on surface strategy taxonomy stated by
Tarigan. Finally, the result of the data shows that the kinds of the conjunction misuse
are (1)eliminating, (2)adding, (3) wrong formation, and (4) incorectly being arranged.
The misuse of adding involves subordinative conjunction. It is showed by double
conjunction which frequently appear.
This research can broaden insight and expand the study of the use of

conjunction.The results of this research also can provide input for the thesis
supervisor and examiner in order to pay more attention to technical matters related
with the language problem, especially in terms of the use of conjunctions which can
be found in the students' final projects.This research is used as the contribution for
future researchers who want to develop the study of the use of conjunction.

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
JENIS-JENIS KESALAHAN PENGGUNAAN KONJUNGSI DALAM TUGAS AKHIR
MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA TAHUN 2013

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi SalahSatu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Oleh:
Deny Pradita Tri Handaru
101224035

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

JENIS-JENIS KESALAHAN PENGGUNAAN KONJUNGSI DALAM TUGAS AKHIR
MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA TAHUN 2013

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi SalahSatu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Oleh:
Deny Pradita Tri Handaru
101224035

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
i


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

iii

PLAGIAT

PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan kepada:
(1) Alamamater Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
(2) Keluarga
Ayah dan ibu tercinta, Bapak H. Heri Mulyono, S.Pd., dan Ibu Hj. Asil Mulyani,
S.Pd., kedua kakakku Herlina Ana Susanti, S.Pd., dan Yeni Puspandari, S.Pd.,
serta adikku Johan Pamungkas.
(3) Keluarga Besar Humas Universitas Sanata Dharma
Bapak Budi Setya Handana, S.T., M.T., Ibu Aquelina Yunaeni Mariati, S.E.,
Bapak Johanes Tjahjo Hantoro,Bapak Wardoyo, dan rekan-rekan mahasiswa Staff
PMB dan Promosi USD.
(4) Sahabat-sahabat Karib
Wilvridus Yolesa Rosando, Matheus Ananda Merfi Aditya, I Putu Ariyana,
Agustinus Adven Yudanto, Yosep Trino Wismanto, Andreas Dwi Yunanto, Dwi

Kristanto Saputro, Krissantus Roparman, S.Pd., Sebastianus Seno Kurniawan,
S.Pd., Agustinus Datu Linggi, Vanio Praba Pradipa, Fitri Apri Susilo, S.Pd., Devy
Lio Erlinda, S.Pd., Anita Sugiyatno, S.Pd., Maulida Reswari, S.Pd., Resty
Wulandari, S.Pd., Gusti Dinda Damarsasi, S.Pd., Yuni Lundiarti, S.Pd., Maria Tri
Wijayanti, S.Pd., Agustina Marshella, Caecilia Dhani, S.Pd., Caecilia Asri
Damayanti, S.Pd., Septi Sulistyorini, S.Pd., Natalia Sulistyanti Harsanti S.Pd., dan
teman-teman yang lain yang tidak bisa saya sebut satu per satu.

iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
MOTTO

“Berhentilah kutuki kegelapan, mulailah nyalakan lilin!”
-Anies Baswedan-


“Semua bisa mengisi negara ini dengan kapasitasnya masing-masing.”
-Tri Rismaharni-

Kalaupun matahari sudah tenggelam,setelahnya masih akan ada kerlip bintang.
-catatan penulis kala di kota Larantuka, NTT, Flores-

v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya penulisan karya ilmiah.


Yogyakarta, 14 Juli 2015
Penulis

Deny Pradita Tri Handaru

vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Demi

Nama

: Deny Pradita Tri Handaru

Nomor Mahasiswa

: 101224035

pengembangan

ilmu

pengetahuan,

saya

memberikan

kepada

PerpustakaanUniversitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
JENIS-JENIS KESALAHAN PENGGUNAAN KONJUNGSI
DALAM TUGAS AKHIR MAHASISWA
PROGRAM STUDIPENDIDIKAN SEJARAH
UNIVERSITAS SANATA DHARMAYOGYAKARTA TAHUN 2013
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikanhak
kepada

Perpustakaan

Universitas

Sanata

Dharma

untuk

menyimpan,

mengalihkandalambentukmedialain,mengelolanyadalambentukpangkalandata,mendist
ribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lainuntuk
kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikanroyalti
kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta,
Pada tanggal: 14 Juli 2015
Yang menyatakan

Deny Pradita Tri Handaru

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRAK

Handaru, Deny Pradita Tri. 2015. Jenis-jenis Kesalahan Penggunaan Konjungsi
dalam Tugas Akhir Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun 2013. Skripsi. Yogyakarta:
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan,Universitas Sanata Dharma.
Penelitian deskriptif kualitatif ini membahas kesalahan penggunaan konjungsi
yang terdapat dalam tugas akhirmahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah
Universitas Sanata Dharma tahun 2013.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan wujud kesalahan tersebut.
Sumber data penelitian ini adalah tugas akhir mahasiswa Pendidikan Sejarah
Universitas Sanata Dharma tahun 2013 sebagai sumber tertulis. Data penelitian ini
berupa kalimat-kalimat yang di dalamnya mengandung kesalahan penggunaan
konjungsi. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik catat.
Dalam tugas akhir yang telah dianalisis, peneliti menemukan kesalahan
penggunaan konjungsi koordinatif, korelatif, subordinatif, dan antarkalimat. Jenis
konjungsi subordinatif memiliki frekuensi kesalahan penggunaan yang paling banyak
jika dibandingkan dengan jenis konjungsi yang lain. Sebagian besar kesalahan
konjungsi subordinatif tersebut ditandai dengan penggunaan konjungsi ganda yang
menyalahi prinsip penyusunan kalimat majemuk bertingkat. Kesalahan-kesalahan
penggunaan konjungsi tersebut juga diklasifikasikan berdasarkan jenis-jenis
kesalahannya. Jenis-jenis kesalahan yang dimaksud di dalam penelitian ini adalah
jenis kesalahan berdasarkan taksonomi siasat permukaan yang disampaikan oleh
Tarigan.Hasil analisis data menunjukaan jenis-jenis kesalahan konjungsi meliputi (1)
penghilangan, (2) penambahan, (3) salah formasi, dan (4) salah susun. Jenis kesalahan
berupa ‘penambahan’ memiliki frekuensi paling banyak jika dibandingkan dengan
jenis kesalahan yang lainnya. Jenis kesalahan ‘penambahan’ melibatkan konjungsi
subordinatif. Hal tersebut ditandai dengan sering munculnya kondisi ganda.
Penelitian ini dapat menambah wawasan dan memperluas kajian tentang
pemakaian konjungsi.Hasil penelitian ini juga dapat memberi masukan kepada para
dosen pembimbing maupun penguji skripsi agar dapat lebih memperhatikan hal-hal
teknis terkait dengan masalah bahasa, khususnya dalam hal penggunaan konjungsi
dalam tugas akhir mahasiswa.Penelitian ini sebagai bentuk sumbangan terhadap
peneliti lainnya agar dapat mengembangkan penelitian lebih lanjut berkaitan dengan
masalah pemakaian konjungsi.

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRACT

Handaru, Deny Pradita Tri. 2015. The Kinds of Conjunction Misuse in The Final
Project of Students of Sanata Dharma University Yogyakarta'sHistory
Education Study Program Year 2013. Thesis. Yogyakarta: Indonesian
Language and Literature Education, Teacher Training and Education Faculty,
Sanata Dharma University.
This qualitative descriptive research discusses conjunction misuse on the final
project of the students of Sanata Dharma University Yogyakarta's History Education
Study Program year 2013. The goal of the research is to describe the form of the
misuse.
The data source of the research is the students' final project in Sanata Dharma
University's History Education Study Program year 2013, which is as the written
source. The research data is in the form of sentences containing the misuse of
conjunction. The data gathering technique of the research is taking note technique.
In the final project which were already analyzed, the researcher found that the
forms of the conjunction misuse are coordinative, correlative, subordinative, and
inter-sentences conjunction misuses. Furthermore, the subordinative conjunction has
the highest frequency of being misused among the other forms of conjunction. In
addition, most of the subordinatif misuse form is the use of double conjunctions that
breaks the principle of the arrangement of a complex sentence. The misuses of the
conjunctions are also classified based on the kinds of the misuse. The kinds of the
misuse in the research are the ones based on surface strategy taxonomy stated by
Tarigan. Finally, the result of the data shows that the kinds of the conjunction misuse
are (1)eliminating, (2)adding, (3) wrong formation, and (4) incorectly being arranged.
The misuse of adding involves subordinative conjunction. It is showed by double
conjunction which frequently appear.
This research can broaden insight and expand the study of the use of
conjunction.The results of this research also can provide input for the thesis
supervisor and examiner in order to pay more attention to technical matters related
with the language problem, especially in terms of the use of conjunctions which can
be found in the students' final projects.This research is used as the contribution for
future researchers who want to develop the study of the use of conjunction.

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
KATA PENGANTAR

Puji

syukur

atas

kehadirat

Tuhan

Yang

Maha

Esa

yang

telah

memberikanberkat, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Jenis-jenis Kesalahan Penggunaan Konjungsi dalamTugas Akhir Mahasiswa
Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma Tahun 2013”.Tugas akhir dalam
bentuk skripsi ini merupakan salah satu syarat untukmenyelesaikan studi strata satu
dan meraih gelar sarjana pendidikan sesuai kurikulumProgram Studi Pendidikan
Bahasa Sastra Indonesia (PBSI), FakultasKeguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP),
Universitas Sanata Dharma (USD)Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan karena bantuan dan
dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Rohandi,

Ph.D.,

selaku

Dekan

Fakultas

Keguruan

da n

Ilmu

Pendidikan,Universitas Sanata Dharma.
2. Dr. Yuliana Setiyaningsih,M.Pd., selaku dosen pembimbing I yang
denganpengertian dan kesabaran telah memberikan bimbingan, motivasi,serta
berbagai masukan yang sangat berharga bagi penulis sejak awal hingga akhir
penulisan skripsi ini.
3. Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum.,sebagai dosen pembimbing II yang juga
dengan

pengertian

dan

kesabaran

bersedia

memberikan

bimbingan,

motivasi,serta berbagai masukan yang sangat berharga bagi penulis.
4. Dr. Y. Karmin, M.Pd., sebagai triangulator yang bersedia memberi masukan
dan saran kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas
Sanata Dharma yang telah mendidik dan membangun semangat dalam diri
penulis untuk selalu belajar, khususnya mendalami ilmu bahasa dan sastra
Indonesia, sebagai bekal dalam menghidupi dunia pendidikan.
6. R. Marsidiq, selaku karyawan Sekretariat Program Studi Pendidikan Bahasa
Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan berbagai
layanan administrasi.
7. Kedua orang tua saya, Bapak H. Heri Mulyono, S.Pd.,dan Ibu Hj. Asil
Mulyani, S.Pd., yang senantiasa menjadi semangat penulis dalam hal apapun.
x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Kedua kakak saya, Herlina Ana Susanti, S.Pd., dan Yeni Puspandari, S.Pd.,
serta adik saya Johan Pamungkas yang selalu mendorong penulis untuk maju.
8. Keluarga Staff Humas dan Promosi Universitas Sanata Dharma, yang telah
memberikan pengalaman-pengalaman dunia kerja yang berharga kepada
penulis.
9. Sahabat-sahabat saya, Wilvridus Yolesa Rosando, Matheus Ananda Merfi
Aditya, Vanio Praba, I Putu Ariyana, Agustinus Adven Yudanto, Yosep Trino
Wismanto, Andreas Dwi Yunanto, Dwi Kristanto Saputro, Krissantus
Roparman, S.Pd., Sebastianus Seno Kurniawan, S.Pd., Fitri Apri Susilo, S.Pd.,
Agustinus Datu Linggi, Devy Lio Erlinda, S.Pd., Anita Sugiyatno, S.Pd.,
Maulida Reswari, S.Pd., Resty Wulandari, S.Pd., Gusti Dinda Damarsasi,
S.Pd., Yuni Lundiarti, S.Pd., Maria Tri Wijayanti, S.Pd., Agustina Marshella,
Caecilia Dhani, S.Pd., Caecilia Asri Damayanti, S.Pd., Septi Sulistyorini,
S.Pd., Natalia Sulistyanti Harsanti S.Pd., dan teman-teman yang lainnya yang
selalu menghibur, terima kasih atas pengalaman-pengalaman indah yang
selama ini kita bangun bersama. Kebersamaan, kekeluargaan, suka-duka,
canda-tawa yang kita bangun tersebut akan menjadi cerita suatu saat nanti.
Penulis

menyadari

bahwa

masih

ada

banyak

kekurangan

dalam

penulisanskripsi ini. Dengan segala kerendahan hati, penulis berharap semogaskripsi
ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.

Deny Pradita Tri Handaru

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..........................................................................................

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..............................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................

iv

MOTTO ..............................................................................................................

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................

vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .........................................................

vii

ABSTRAK ..........................................................................................................

viii

ABSTRACT .........................................................................................................

ix

KATA PENGANTAR ........................................................................................

x

DAFTAR ISI .......................................................................................................

x ii

BAB I

PENDAHULUAN ...............................................................................

1

1.1

Latar Belakang Masalah ......................................................................

1

1.2

Rumusan Masalah ...............................................................................

5

1.3

Tujuan Penelitian .................................................................................

5

1.4

Manfaat Penelitian ...............................................................................

6

1.5

Batasan Istilah .....................................................................................

6

1.6

Sistematika Penyajian ...........................................................................

7

BAB II

LANDASAN TEORI ..........................................................................

9

2.1

Penelitian Terdahulu yang Relevan .....................................................

9

2.2

Kajian Teori .........................................................................................

12

2.2.1

Pengertian Konjungsi ...........................................................................

12

2.2.2

Jenis-jenis Konjungsi............................................................................

13

2.2.2.1

Konjungsi Koordinatif ..........................................................................

14

x ii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2.2.2.2

Konjungsi Korelatif ..............................................................................

15

2.2.2.3

Konjungsi Subordinatif ........................................................................

16

2.2.2.4

Konjungsi Antarkalimat .......................................................................

18

2.2.3

Fungsi Konjungsi..................................................................................

19

2.2.4

Analisis Kesalahan Berbahasa ..............................................................

23

2.2.5

Jenis-jenis Kesalahan............................................................................

25

2.2.5.1

Penghilangan ........................................................................................

26

2.2.5.2

Penambahan ..........................................................................................

26

2.2.5.3

Salah Formasi .......................................................................................

27

2.2.5.4

Salah Susun ..........................................................................................

28

2.2.6

Tugas Akhir ..........................................................................................

28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................

30

3.1

Jenis Penelitian ....................................................................................

30

3.2

Sumber Data Penelitian .......................................................................

31

3.3

Teknik PengumpulanData ....................................................................

31

3.4

Instrumen Penelitian ............................................................................

32

3.5

Teknik Analisis Data ...........................................................................

33

3.6

Triangulasi Data ...................................................................................

33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.................................

35

4.1

Deskripsi Data .....................................................................................

35

4.2

Hasil Analisis Data dan Pembahasan ..................................................

36

4.2.1

Pengelompokan Konjungsi Berdasarkan Perilaku Sintaksisnya ..........

36

4.2.1.1

Konjungsi Koordinatif ..........................................................................

37

4.2.1.2

Konjungsi Korelatif ..............................................................................

42

4.2.1.3

Konjungsi Subordinatif ........................................................................

51

4.2.1.4

Konjungsi Antarkalimat .......................................................................

77

4.2.2

Jenis-jenis Kesalahan Konjungsi ..........................................................

94

4.2.2.1

Penghilangan ........................................................................................

94

4.2.2.2

Penambahan ..........................................................................................

96

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4.2.2.3

Salah Formasi .......................................................................................

101

4.2.2.4

Salah Susun ..........................................................................................

104

BAB V

PENUTUP ..........................................................................................

110

5.1

Simpulan ..............................................................................................

110

5.2

Saran .....................................................................................................

112

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................

114

LAMPIRAN.........................................................................................................

117

BIODATA PENULIS..........................................................................................

189

x iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN

Dalam bab pendahuluan ini, akan dikaji enam hal, yaitu (1) latar belakang
masalah, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, (5)
batasan istilah, dan (6) sistematika penyajian. Keenam hal tersebut akan dibahas satu
per satu dalam subbab yang ada di bawah ini.

1. 1

Latar Belakang Masalah
Sejak dicetuskannya Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, bahasa

Indonesia mempunyai kedudukan sebagai bahasa nasional. Selain itu, bahasa
Indonesia juga mempunyai kedudukan sebagai bahasa negara berdasarkan UndangUndang Dasar 1945, Bab XV, Pasal 36. Di dalam kedudukannya sebagai bahasa
nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai (1) lambang kebanggaan nasional, (2)
lambang identitas nasional, (3) alat pemersatu seluruh warga negara yang mempunyai
ragam bahasa dan kebudayaan, dan (4) alat penghubung antarbudaya dan antardaerah.
Di dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai
(1) bahasa resmi kenegaraan, (2) bahasa pengantar resmi di lembaga pendidikan, (3)
bahasa resmi di dalam perhubungan tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan
dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintahan, (4) bahasa resmi di dalam
pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi
(Zulkarnain, 1990:1).
Sejarah terbentuknya bahasa Indonesia di atas menunjukkan bahwa bahasa
Indonesia tidak hanya mempunyai makna sebagai alat komunikasi, tetapi juga
merupakan bentuk perjuangan para pahlawan yang harus kita maknai. Hal itu

1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2

ditunjukkan melalui salah satu butir Sumpah Pemuda ‘Menjunjung bahasa persatuan
bahasa Indonesia’. Butir tersebut menunjukkan adanya komitmen bersama seluruh
masyarakat Indonesia.
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk. Oleh karena itu, bahasa
Indonesia diposisikan sebagai bahasa persatuan yang mempunyai arti ‘menyeluruh’
bagi seluruh rakyat Indonesia. Tanpa bahasa Indonesia, masyarakat yang berbeda
etnis tersebut akan sulit bekomunikasi. Melalui bahasa Indonesia, ratusan etnis yang
ada di nusantara dipersatukan. Walaupun demikian, penggunaan bahasa Indonesia
sebagai bahasa persatuan tidak menghilangkan ciri khas dari etnik bahasa yang
bersangkutan. Bahasa daerah tetap memiliki hak hidup yang sama dengan bahasa
Indonesia. Hal tersebut menunjukkan bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa
yang luhur dan mempunyai makna tersendiri bagi bangsa Indonesia.
Akan tetapi, hasil perjuangan pahlawan tersebut sepertinya tidak dimaknai
sebagai identitas bangsa yang harus dijaga, dilestarikan, dan diposisikan sebagai
sesuatu yang bermartabat. Sebagai contoh, perkembangan industri media informasi
dan komunikasi telah memanjakan kita untuk menikmati berbagai informasi. Hal
tersebut ditandai dengan semakin banyaknya media cetak dan media elektronik. Akan
tetapi, perkembangan media massa tersebut tidak didukung oleh perkembangan
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Padahal, media massa memiliki
peran dan tanggung jawab yang sangat dominan dalam upaya pembinaan bahasa.
Hal yang juga perlu mendapat perhatian adalah penggunaan bahasa asing yang
mengalahkan popularitas bahasa Indonesia. Seseorang mungkin akan melontarkan
pujian setinggi langit kepada orang lain yang memiliki kemampuan berbahasa Inggris,
Jerman, Spanyol, dan sebagainya. Akan tetapi, masyarakat kita tidak akan terlalu
memberi penghargaan kepada orang-orang yang menguasai betul bahasa Indonesia.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3

Persoalan-persoalan berbahasa tersebut menjadi sangat kompleks ketika
kesalahan berbahasa terjadi pada situasi atau bidang-bidang tertentu yang memang
menuntut akan adanya sebuah keteraturan kaidah berbahasa. Dukungan pihak
pendidikan yang seharusnya berperan aktif menjaga kelestarian bahasa Indonesia
justru turut tergerus dan cenderung mengikuti arus yang negatif.
Sebagai tahap awal dalam penelitian, peneliti melakukan pengamatan awal
terhadap beberapa tulisan ilmiah berupa tugas akhir mahasiswa Pendidikan Sejarah di
Universitas Sanata Dharma. Dari pengamatan tersebut, peneliti menemukan berbagai
kesalahan kebahasaan yang berkaitan dengan penggunaan konjungsi. Berikut ini
adalah kalimat-kalimat dalam tugas akhir yang di dalamnya terdapat kesalahan
penggunaan konjungsi.
(1) Dan Pancasila dianggap memiliki kesakralan (kesaktian) yang tidak boleh
diperdebatkan.
(A/PS/2013/H18/P1/K9)
(2) Tragedi itu tidak hanya mengakibatkan kehidupan jutaan anak bangsa
hilang dan berubah melainkan juga telah mendorong terjadinya transisi
kekuasaan pemerintahan secara berdarah, di mana ribuan bahkan mungkin
jutaan nyawa anak bangsa melayang.
(A/PS/2013/H3/P2/K4)
Di dalam kalimat nomor (1), konjungsi dan hadir pada posisi antarkalimat.
Penggunaan konjungsi dan dalam kalimat tersebut tidak dibenarkan. Konjungsi dan
hanya boleh hadir dalam posisi intrakalimat sebagai konjungsi koordinatif (Rahardi,
2009:15). Penggunaan bentuk yang salah seperti itu masih sering ditemui di dalam
berbagai karya tulisan.
Kesalahan penggunaan konjungsi juga terdapat dalam kalimat nomor (2).
Dalam kalimat tersebut, penulis menggunakan konjungsi korelatif tidak hanya…,
melainkan juga… Penggunaan konjungsi tersebut tidak benar. Pasangan konjungsi
korelatif yang benar adalah tidak hanya…, tetapi juga…. Bentuk kojungsi korelatif

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

4

tidak hanya…, tetapi juga… adalah bentuk yang sifatnya baku. Oleh karena itu,
bentuk tersebut tidak dapat diubah.
Dalam tugas akhir yang lain, peneliti masih menjumpai kesalahan kebahasaan
dalam hal penggunaan konjungsi. Berikut ini adalah kalimat-kalimat yang di
dalamnya mengandung kesalahan penggunaan konjungsi.
(1) Jika kita ingin mendirikan negara kesatuan Indonesia yang selaras dengan
ciri khas masyarakat Indonesia, maka negara kita harus berdasar negara
kesatuan.
(D/PS/2013/H148/P2/K1)
(2) Meskipun wilayah laut Majapahit sangatlah luas namun Majapahit bukan
kerajaan Maritim.
(B/PS/2013/H14/P2/K2)
Bentuk penggunaan konjungsi pada kalimat (1) dan (2) di atas mengandung
kesalahan berupa pemakaian konjungsi ganda. Dalam kalimat nomor (1), konjungsi
jika..., maka… hadir sekaligus dalam satu kalimat. Dalam kalimat nomor (2),
konjungsi meskipun…, namun… hadir sekaligus dalam satu kalimat. Penggunaan
konjungsi ganda seperti yang terdapat dalam dua kalimat di atas menyebabkan induk
kalimat dan anak kalimatnya tidak jelas. Anak kalimat harus diawali dengan
konjungsi subordinatif, sedangkan induk kalimat tidak boleh didahului dengan
konjungsi subordinatif.
Berbagai bentuk kesalahan berbahasa dalam hal penggunaan konjungsi
tersebut masih ditemukan di dalam berbagai tugas akhir mahasiswa. Siapapun yang
berkecimpung dalam dunia akademik harus menyadari bahwa pemakaian konjungsi
adalah hal yang sangat penting dalam wacana tulis. Konjungsi dapat menentukan
hubungan antarbagian suatu pernyataan atau kalimat. Hadirnya konjungsi yang tepat
dapat mendukung koherensi dalam wacana agar menjadi padu dan logis. Selain itu,
ide yang disampaikan dalam wacana juga menjadi mudah dipahami. Oleh karena itu,
peneliti berusaha mengembangkan sebuah penelitian dengan judul ‘Jenis-jenis

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

5

Kesalahan Penggunaan Konjungsi dalam Tugas Akhir Mahasiswa Program Studi
Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma Tahun 2013’.
Ada alasan yang menjadi dasar pemilihan tugas akhir Program Studi
Pendidikan Sejarah sebagai sumber data penelitian. Tugas akhir para mahasiswa
Program Studi Pendidikan Sejarah tersebut sangat identik dengan peristiwa-peristiwa
terdahulu yang dinarasikan. Oleh karena itu, penggunaan konjungsi yang tepat
menjadi hal yang sangat penting dalam penulisan tugas akhir. Seperti yang telah
diutarakan sebelumnya, penggunaan konjungsi dengan tepat dapat mendukung
koherensi dalam wacana agar menjadi padu dan logis. Penelitian ini juga dilakukan
untuk menunjukkan pentingnya kesadaran setiap warga negara Indonesia, khususnya
mahasiswa, dalam hal menumbuhkan dan membina sikap positif terhadap bahasa
Indonesia khususnya dalam hal penggunaan konjungsi.

1. 2

Rumusan Masalah
Rumusan masalah dibuat agar penelitian menjadi lebih terarah. Berdasarkan

uraian latar belakang masalah di atas, peneliti merumuskan rumusan masalah “Jenisjenis kesalahan penggunaan konjungsi apa sajakah yang terdapat dalam tugas akhir
mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma tahun 2013?”.

1. 3

Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan jenis-jenis

kesalahan penggunaan konjungsi dalam tugas akhir mahasiswa Pendidikan Sejarah
Universitas Sanata Dharma tahun 2013.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
1. 4

6

Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi mahasiswa, dosen

pembimbing tugas akhir, dan penelitian lain.
(1) Bagi Mahasiswa
Penelitian ini dapat menambah wawasan dan memperluas kajian tentang
pemakaian konjungsi, khususnya di dalam penulisan karya ilmiah berupa tugas
akhir.
(2) Bagi Dosen Pembimbing Tugas Akhir
Hasil penelitian ini dapat memberi masukan kepada para dosen pembimbing
maupun penguji skripsi agar dapat lebih memperhatikan hal-hal teknis terkait
dengan masalah bahasa dalam tugas akhir mahasiswa. Selain itu, contoh-contoh di
dalam penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai referensi dalam pengajaran
konjungsi. Pengajaran konjungsi dapat diterapkan melalui mata kuliah sintaksis,
analisis kesalahan berbahasa, analisis wacana, dan penyuntingan.
(3) Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini sebagai bentuk sumbangan terhadap peneliti lainnya agar dapat
mengembangkan penelitian lebih lanjut berkaitan dengan masalah pemakaian
konjungsi.

1. 5

Batasan Istilah
Untuk menyamakan konsep mengenai berbagai istilah yang akan digunakan,

penulis memberikan batasan istilah. Di bawah ini, dijelaskan batasan istilah yang ada
di dalam penelitian ini.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

7

(1) Jenis-jenis Kesalahan
Jenis-jenis kesalahan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jenis kesalahan
berdasarkan taksonomi siasat permukaan yang diutarakan oleh Tarigan.
Taksonomi siasat permukaan menurut Tarigan (1988:149), lebih menyoroti
bagaimana cara-cara struktur-struktur permukaan berubah. Kesalahan-kesalahan
tersebut meliputi (1) penghilangan, (2) penambahan, (3) salah formasi, dan (4)
salah susun.
(2) Konjungsi
Konjungsi didefinisikan sebagai kata yang memiliki fungsi menghubungkan dua
satuan kebahasaan yang memang sejajar atau sederajat. Artinya, kata penghubung
itu pasti menghubungkan satuan kata dengan satuan kata, satuan frasa dengan
satuan frasa, dan satuan klausa dengan satuan klausa (Rahardi, 2009:14).
(3) Tugas Akhir
Tugas akhir yang dimaksud dalam penelitian ini adalah skripsi dan makalah.
Skripsi dan makalah merupakan karangan ilmiah berupa tugas akhir jenjang S1
pada Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma. Istilah tugas
akhir digunakan karena di Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Sanata
Dharma, mahasiswa diperbolehkan menulis penelitian dalam tugas akhirnya baik
dalam bentuk skripsi, maupun dalam bentuk makalah. Oleh karena itu, peneliti
menggunakan istilah tugas akhir.

1. 6

Sistematika Penyajian
Penelitian ini terdiri dari lima bab. Bab I adalah bab pendahuluan yang berisi

latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
batasan istilah, dan sistematika penyajian. Bab II adalah bab landasan teori. Bab ini

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

8

berisi penelitian terdahulu yang relevan dan kajian teori. Bab III adalah bab metoologi
penelitian. Hal-hal yang akan dibahas dalam bab III adalah jenis penelitian, sumber
data penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik analisis data,
dan triangulasi data. Bab IV adalah bab hasil penelitian dan pembahasan. Hal-hal
yang akan dibahas dalam bab ini adalah deskripsi data, hasil analisis data dan
pembahasan. Bab V adalah bab penutup. Bab ini berisi dua hal, yaitu simpulan dan
saran untuk mahasiswa, dosen pembimbing, dan penelitian lanjutan.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB II
LANDASAN TEORI

Dalam bab landasan teori ini akan dikaji dua hal, yaitu (1) penelitian terdahulu
yang relevan dan (2) kajian teori. Kedua hal tersebut akan dibahas satu per satu dalam
subbab yang ada di bawah ini.

2. 1

Penelitian Terdahulu yang Relevan
Penelitian tentang penggunaan konjungsi memang sudah banyak dilakukan.

Kajian terhadap penelitian-penelitian tersebut sangat beragam sesuai dengan
permasalahan yang diamati oleh peneliti lain. Hal yang menjadi keberagaman
penelitian mengenai konjungsi yang lainnya adalah mengenai sumber data yang
dianalisis.
Penelitian mengenai konjungsi pernah dilakukan oleh Sofiyani (2011) dalam
skripsi berjudul ‘Penggunaan Konjungsi dalam Novel Seindah Fajar di Langit Yogya
Karya Maria Cecilia’. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah karya sastra
berupa novel. Penelitian tersebut mencoba mendeskripsikan penggunaan-penggunaan
konjungsi yang ada di dalamnya. Berikut ini adalah hasil penelitian yang dilakukan
oleh Sofiyani.
(1) Ada lima konjungsi koordinatif yang digunakan, yaitu dan, atau, padahal, tetapi,
dan serta.
(2) Ada sebelas macam konjungsi subordinatif yang digunakan, yaitu konjungsi
subordinatif yang menyatakan waktu: sejak, begitu, selama, setelah, sementara,
ketika, sampai dan semenjak; konjungsi subordinatif yang menyatakan syarat: asal
(kan), bila, dan jika; konjungsi koordinatif konsesif: walau (pun);

9

konjungsi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

10

subordinatif sebab: karena, sebab; konjungsi subordinatif menyatakan cara:
dengan; konjungsi subordinatif menyatakan alat: dengan; konjungsi subordinatif
menyatakan hasil: sehingga, maka(nya); konjungsi subordinatif tujuan: agar;
konjungsi subordinatif atributif: yang; konjungsi subordinatif komplementasi:
bahwa; dan konjungsi subordinatif perbandingan: seperti.
(3) Ada empat macam konjungsi antarkalimat, yaitu konjungsi antarkalimat yang
bermakna hubungan urutan waktu: kemudian; konjungsi antarkalimat bermakna
penegasan: bahkan; konjungsi antarkalimat bermakna kontras: namun; dan
konjungsi antarkalimat bermakna alahan: walaupun demikian.
Anggitasari (2013) dalam skripsinya yang berjudul Pemakaian Konjungsi
pada Kolom Tajuk Surat Kabar Harian Jogja Bulan Agustus Tahun 2012 menemukan
sepuluh konjungsi yang paling sering digunakan di dalam kolom tajuk Harian Jogja.
Kesepuluh konjungsi tersebut adalah yang sebanyak 36,22%, dan sebanyak 18,31%,
hanya sebanyak 50,3%, adalah sebanyak 4,83%, atau/ataupun sebanyak 4,02%,
tapi/tetapi sebanyak 3,82%, jika/kalau sebanyak 3,42%, hingga/sehingga sebanyak
2,92%, bahkan sebanyak 2,51%, dan karena sebanyak 2,31%. Selain itu, peneliti juga
menemukan 36 kesalahan penggunaan konjungsi selama 25 kali koran terbit.
Kesalahan tersebut yaitu 11 kesalahan pada penggunaan konjungsi tapi/tetapi, 6
kesalahan pada pemakaian konjungsi dan, 5 kesalahan pada penggunaan konjungsi
jika/jikalau, 5 kesalahan pada penggunaan konjungsi yang, 4 kesalahan pada
pemakaian konjungsi sedangkan, 3 kesalahan pada pemakaian konjungsi namun, dan
2 kesalahan pada pemakaian konjungsi bahkan.
Penelitian mengenai konjungsi juga pernah diteliti oleh Astuti (2007) dalam
skripsinya yang berjudul Kemampuan Siswa Kelas VIII SMP N 2 Ngaglik, Sleman
Yogyakarta dalam Menggunakan Konjungsi Antarkalimat dalam Paragraf Tahun

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

11

Ajaran 2005/2006. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kuantitatif. Hasil penelitian tersebut menunjukkan nilai rata-rata (mean) kemampuan
siswa sebesar 62,44 dan simpangan baku 13,70. Artinya, hasil itu menunjukkan
bahwa kemampuan siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Ngaglik, Sleman, Yogyakarta
dalam menggunakan konjungsi antarkalimat termasuk dalam kategori sedang. Hasil
ini didasarkan pada interpretasi dari patokan perhitungan persentase skala sepuluh
yang berada pada tingkat penguasaan 56%-65%.
Objek dan metode yang digunakan dalam ketiga penelitian di atas beraneka
ragam. Penelitian Sofiyani (2011) berkonsentrasi pada konjungsi yang digunakan
dalam karya sastra berupa novel. Penelitian Anggitasari (2013) menelaah konjungsi
yang digunakan dalam media massa. Penelitian Astuti (2007) secara lebih khusus
membahas tingkat kemampuan menggunakan konjungsi antarkalimat dalam paragraf
pada siswa kelas VIII SMP N 2 Ngaglik dengan metode penelitian deskriptif
kuantitatif.
Meskipun penelitian mengenai penggunaan konjungsi sudah banyak
dilakukan, penelitian tersebut masih layak diteliti lebih lanjut. Bentuk-bentuk
kesalahan berbahasa dalam hal penggunaan konjungsi masih ditemukan di dalam
tugas akhir mahasiswa. Padahal, penulisan karya ilmiah berupa tugas akhir merupakan
salah satu contoh situasi pemakaian bahasa yang mutlak harus memperhatikan kaidah
bahasa yang benar. Format bahasa yang digunakan harus memenuhi standar ilmiah
serta harus sesuai dengan aturan bahasa Indonesia baku.
Oleh karena itu, peneliti akan menghadirkan objek penelitian yang berbeda
dari penelitian-penelitian sebelumnya, yaitu penggunaan konjungsi dalam tugas akhir
mahasiswa. Pemecahan masalah tidak hanya sebatas pada jenis-jenis kesalahan
konjungsi yang digunakan, tetapi juga alternatif perbaikannya.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2. 2

12

Kajian Teori

2.2.1 Pengertian Konjungsi
Ada beberapa definisi konjungsi menurut para ahli bahasa. Menurut Chaer
(2011:103), konjungsi adalah kategori kata yang bertugas menghubungkan kata
dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat,
bahkan juga paragraf dengan paragraf.
Alwi, dkk. (2014:301) menggunakan istilah konjungtor sebagai istilah yang
sama dengan konjungsi. Konjungtor adalah kata tugas yang menghubungkan dua
satuan bahasa yang sederajat: kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan
klausa.
Konjungsi

juga

didefinisikan

sebagai

kata

yang

memiliki

fungsi

menghubungkan dua satuan kebahasaan yang memang sejajar atau sederajat. Artinya,
kata penghubung itu pasti menghubungkan satuan kata dengan satuan kata, satuan
frasa dengan satuan frasa, dan satuan klausa dengan satuan klausa (Rahardi, 2009:14).
Perbedaan dari beberapa pendapat tersebut terletak pada penyebutan istilah
konjungsi itu sendiri. Akan tetapi, penelitian ini mengacu pada pengertian konjungsi
yang diutarakan oleh Rahardi (2009) sesuai dengan dalam batasan istilah. Kalimatkalimat di bawah ini adalah contoh-contoh kalimat yang di dalamnya menggunakan
konjungsi.
(1) Soekarno dan Hatta pernah diancam tentara Jepang.
(2) Permasalahan dualisme kompetisi serta tunggakan gaji pemain menjadi tugas
yang harus segera diselesaikan oleh PSSI.
(3) Jokowi terpilih sebagai Presiden RI, sedangkan Jusuf Kalla sebagai wakilnya.
(4) Aktivitas Gunung Sinabung sudah kembali normal. Akan tetapi, masyarakat
diminta untuk tetap waspada.
Konjungsi

dalam

kalimat

(1)

di

atas

merupakan

konjungsi

yang

menghubungkan kata dengan kata. Konjungsi dan menghubungkan kata Soekarno dan
Hatta. Di dalam kalimat (2), konjungsi serta menghubungkan dua buah frasa. Frasa

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

13

yang dimaksud adalah permasalahan dualisme kompetisi dan tunggakan gaji pemain.
Konjungsi sedangkan dalam kalimat (3) menghubungkan dua klausa. Klausa yang
dimaksud adalah Jokowi terpilih sebagai Presiden RI dan Jusuf Kalla sebagai
wakilnya. Di dalam kalimat (4), konjungsi akan tetapi menghubungkan kalimat
Aktivitas Gunung Sinabung sudah kembali normal dan masyarakat diminta untuk
tetap waspada.

2.2.2 Jenis-jenis Konjungsi
Menurut Ramlan (2008:40), berdasarkan sifatnya, konjungsi dibedakan
menjadi dua, yaitu (1) konjungsi setara (koordinatif) dan (2) konjungsi tidak setara
(subordinatif). Konjungsi setara (koordinatif) adalah konjungsi yang menghubungkan
kata, frasa, atau klausa yang sejajar atau setara (sama tingkatannya dan
kedudukannya). Konjungsi tidak setara (subordinatif) adalah konjungsi yang
menghubungkan klausa atau kalimat yang kedudukannya tidak setara atau konjungsi
yang menghubungkan anak kalimat dan induk kalimat.
Jika dilihat dari fungsinya, konjungsi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu (1)
konjungsi yang menghubungkan kata, klausa, atau kalimat yang kedudukannya
sederajat atau setara dan (2) konjungsi yang menghubungkan klausa dengan klausa
yang kedudukannya tidak sederajat, melainkan bertingkat (Chaer, 2011:140-141).
Konjungsi yang menghubungkan kata, klausa, atau kalimat yang kedudukannya
sederajat atau setara berarti konjungsi yang hanya menghubungkan kata, klausa, atau
kalimat yang sama tingkatan dan kedudukannya. Konjungsi yang menghubungkan
klausa dengan klausa yang kedudukannya tidak sederajat, tetapi bertingkat, berarti
konjungsi yang hanya menghubungkan klausa atau kalimat yang kedudukannya tidak
setara atau tidak sama tingkatan dan kedudukannya.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

14

Jika dibedakan menurut posisinya, konjungsi dapat dibagi atas (1) konjungsi
intrakalimat dan (2) konjungsi ekstrakalimat (Kridalaksana, 2005:102–103).
Konjungsi intrakalimat adalah konjungsi yang ada pada satu kalimat. Konjungsi
antarkalimat atau konjungsi ekstrakalimat adalah konjungsi pada kalimat yang
berbeda atau antarparagraf.
Dilihat dari perilaku sintaksisnya dalam kalimat, Rahardi (2009) membagi
konjungsi menjadi empat kelompok. Konjungsi-konjungsi yang dimaksud adalah (1)
konjungsi koordinatif, (2) konjungsi korelatif, (3) konjungsi subordinatif, dan (4)
konjungsi antarkalimat. Tiga jenis konjungsi yang disebutkan pertama –koordinatif,
korelatif, dan subordinatif– lazimnya beroperasi pada tataran kalimat, sedangkan
konjungsi yang disebutkan terakhir lazimnya berada pada tataran wacana (discourse).

2.2.2.1 Konjungsi Koordinatif
Konjungsi koordinatif merupakan konjungsi yang bertugas menghubungkan
dua unsur kebahasaan atau lebih yang cenderung sama tataran atau tingkat
kepentingannya. Konjungsi koordinatif juga bertugas menghubungkan dua unsur
kebahasaan atau lebih yang memiliki status sama. Adapun yang dimaksud status sama
adalah sama antara kata dan kata, antara frasa dan frasa, antara klausa dan klausa, dan
seterusnya. (Rahardi, 2009:14-15). Di bawah ini adalah jenis-jenis konjungsi
koordinatif berserta contoh penggunaannya di dalam kalimat.
(1) Konjungsi koordinatif dan sebagai penanda hubungan penambahan
Contoh : Barcelona dan Juventus adalah finalis Liga Champions.
(2) Konjungsi koordinatif serta sebagai penanda hubungan pendampingan
Contoh : Ibu serta anaknya menjadi korban tragedi tenggelamnya kapal Titanic.
(3) Konjungsi koordinatif atau sebagai penanda hubungan pemilihan
Contoh : Masyarakat menunggu keputusan Jokowi untuk tetap menjadi
Gubernur DKI atau mencalonkan diri sebagai presiden.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

15

(4) Konjungsi koordinatif tetapi sebagai penanda hubungan perlawanan
Contoh : Suryadharma Ali ditetapkan sebagai tersangka, tetapi ia masih aktif di
kegiatan politik.
(5) Konjungsi koordinatif melainkan sebagai penanda hubungan perlawanan
Contoh : SBY bukan ketua umum Partai Demokrat, melainkan dewan pembina
Partai Demokrat.
(6) Konjungsi koordinatif padahal sebagai penanda hubungan pertentangan
Contoh : Pemerintah tetap menaikkan harga BBM, padahal harga minyak dunia
sedang turun.
(7) Konjungsi koordinatif sedangkan sebagai penanda hubungan pertentangan
Contoh : Presiden RI mengunjungi korban bencana Sinabung, sedangkan Wakil
Presiden RI mengadakan lawatan ke Jepang.
2.2.2.2 Konjungsi Korelatif
Konjungsi korelatif adalah konjungsi yang hadir berpasangan atau berkorelasi
dengan kata yang menjadi pasangannya. Dari sisi fungsinya di dalam kalimat,
konjungsi korelatif bertugas menghubungkan dua kata, dua frasa, atau dua klausa
yang memiliki status sintaksis atau status kalimat yang sama (Rahardi, 2009:17).
Sebagai bentuk yang senyawa atau bentuk idiomatis, konjungsi korelatif terdiri dari
dua bagian yang masing-masing dipisahkan oleh satu kata, satu frasa, atau satu klausa
yang dihubungkannya itu. Di bawah ini adalah jenis-jenis konjungsi korelatif berserta
contoh penggunaannya di dalam kalimat.
(1) Konjungsi korelatif baik ... maupun … sebagai penanda hubungan kesetaraan
Contoh : Baik Belanda maupun Nippon, keduanya pernah menjajah Indonesia.
(2) Konju