Peranan Analisis Break Event Point sebagai Alat Bantu Manajemen dalam Perencanaan Laba Perusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan "Yedija Production").

(1)

ix Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

Penentuan pada analisis Break Event Point harus dilakukan dengan tepat karena hasil analisis ini akan berpengaruh terhadap keuntungan atau pun kerugian yang diperoleh perusahaan. Selain mempengaruhi keuntungan atau pun kerugian yang diperoleh perusahaan analisis Break Event Point dapat digunakan unrtuk membantu pihak manajemen dalam perencanaan laba perusahaan. Oleh karena itu sebelum melakukan analisis break event point terlebih dahulu kita harus mengetahui mengenai harga jual, volume penjualan, biaya serta laba perusahaan.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskritif analitis yaitu mengumpulkan data untuk diolah, dianalisis, dan diproses lebih lanjut dengan dasar-dasar teori yang ada sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai objek penelitian. Beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan penulis untuk memperoleh data adalah dengan pengumpulan data primer yang terdiri dari observasi, wawancara, dan dokumentasi serta studi kepustakaan.

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada perusahaan “ Yedija Production”, maka penulis

menarik kesimpulan bahwa “Yedija Production” belum menerapakan analisis Break Event Point dalam perencanaan laba yang dianggarkanya. Penulis menyatakan agar perusahaan dapat menerapkan analisis break event point sehingga dalam menyusun rencana produksi, rencana laba serta rencana penjualan yang lebih baik.


(2)

x Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………...i

HALAMAN PENGESAHAN……….ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI………...iii

KATA PENGANTAR………iv

ABSTRAK………..viii

DAFTAR ISI...……..ix

DAFTAR GAMBAR...……..xii

DAFTAR TABEL...…….xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian…... ..1

1.2 Identifikasi Masalah...3

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian...4

1.4 Kegunaan Penelitian...4

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka………...6

2.1.1 Akuntansi Biaya……...6

2.1.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya...7

2.1.1.2 Tujuan Akuntansi Biaya...8

2.1.2 Konsep Biaya……...10

2.1.2.1 Pengertian Biaya…...11


(3)

xi Universitas Kristen Maranatha

2.1.3 Break Event Point….....17

2.1.3.1 Pengertian Break Event Point...17

2.1.3.2 Metode Penentuan Break Event Point...21

2.1.3.3 Pengaruh Perubahan Biaya Tetap Terhadap BEP………... 31

2.1.3.4 Pengaruh Perubahan Biaya Variabel Terhadap BEP...32

2.1.3.5 Pengaruh Perubahan Harga Jual Terhadap BEP...33

2.1.3.6 Pengaruh Perubahan Komposisi Penjualan Terhadap BEP...35

2.1.3.7 Pengaruh Analisis Break Event Point...39

2.1.3.8 Kegunaan dan Manfaat Analisis Break Event Point...40

2.1.3.9 Kelemahan Analisis Break Event Point...41

2.1.4 Perencanaan Laba...42

2.1.4.1 Margin Of Safety (tingkat keamanan)...43

2.1.5 Analisis BEP Sebagai Alat Bantu Manjemen Dalam Perencanaan Laba..46

2.2 Kerangka Pemikiran………..48

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ...51

3.2 Metode Penelitian...51

3.2.1 Teknik Pengumpulan Data...51

3.2.2 Teknik Pengolahan Data...53


(4)

xii Universitas Kristen Maranatha BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian. ...54

4.1.1 Sejarah dan Gambaran Umum Perusahaan...54

4.1.1.1 Struktur organisasi dan Uraian Tugas...55

4.1.1.2 Kegiatan Perusahaan...56

4.2 Pembahasan………...57

4.2.1 Peranan Analisis Break Event Point sebagai Alat Bantu Manajemen dalam Perencanaan Laba...61

4.2.2Analisis Break Event Point…………...65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan …...73

5.2 Saran………...75

DAFTAR PUSTAKA………...77

LAMPIRAN Daftar Riwayat Hidup………79


(5)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 2.1 GRAFIK BREAK EVENT POINT………..29

GAMBAR 2.2 GRAFIK BREAK EVENT POINT YANG TERPERINCI………31

GAMBAR 2.3 GRAFIK BREAK EVENT POINT DENGAN

PENURUNAN BIAYA TETAP………32

GAMBAR 2.4 GRAFIK BREAK EVENT POINT DENGAN PENURUNAN

VARIABEL………...33


(6)

xiv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

TABEL 2.1 PROYEKSI LABA RUGI……….21

TABEL 2.2 PROYEKSI LABA RUGI DALAM BERBAGAI

TINGKAT VOLUME PENJUALAN………...28

TABEL 2.3 PERUBAHAN KOMPOSISI PENJUALAN………...36

TABEL 2.4 PERUBAHAN KOMPOSISI PENJUALAN PADA

BARANG B………..39

TABEL 2.5 MARGIN PENGAMAN PENUALAN………...45

TABEL 4.1 KLASIFIKASI BIAYA PERUSAHAAN

“Yedija Producion”………...57

TABEL 4.2 DATA PENJUALAN “ YEDIJA PRODUCTION”

TAHUN 2009………...59

TABEL 4.3 ANGGARAN PENJUALAN “YEDIJA PRODUCTION”

UNTUK TAHUN 2010………61

TABEL 4.4 PENGARUH PENJUALAN TERHADAP LABA PADA

PRODUK A……….69

TABEL4.5 PENGARUH PENJUALAN TERHADAP LABA PADA


(7)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Dengan semakin majunya perkembangan dunia usaha, membuat para pelaku di dunia usaha mengalami persaingan yang cukup berat saat ini. Oleh karena itu sangat penting bagi manajemen suatu perusahaan merencanakan serta menyusun beberapa strategi dalam perencanaan penjualan yang berpengaruh terhadap laba suatu perusahaaan. Karena pada umumnya setiap perusahaan yang mengalami penjualan akan mengharapkan adanya laba dari penjualan produknya tersebut. Itu yang menjadi ukuran keberhasilan dalam perusahaan terutama dalam kesuksesan manajemen dalam mengelola perusahaan. Untuk mecapai hal tersebut perusahaan harus memperoleh pendapatan (income) sebesar mungkin dan menekan suatu biaya sekecil mungkin.

Oleh karena itu manajemen memerlukan suatu alat bantu untuk mencapai tersebut. Manajemen juga memerlukan adanya pedoman berupa perencanaan yang berisi langkah-langkah yang akan dan harus ditempuh perusahaan dalam mencapai tujuannya. Perencanaan dapat berupa alat ukur dan evaluasi atas hasil sesungguhnya. Apabila hasil sesungguhnya tidak sesuai dengan apa yang direncanakan, maka manajemen harus mengevaluasi ketidaksesuaian tersebut dan mengambil tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mengatasinya.

Perencanaan sendiri merupakan alat pengendalian yang sangat penting yang berkaitan terhadap kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan perusahaan.


(8)

2 Universitas Kristen Maranatha Dengan demikian, perencanaan memegang peranan yang penting dalam menunjang kegiatan-kegiatan perusahaan.

Perencanaan laba yang dilakukan manajemen hanya dapat dilakukan apabila manajemen sendiri telah memahami tiga unsur penting yang saling berkaitan yaitu biaya, hasil penjualan, dan laba. Dimana biaya yang dikorbankan untuk menciptakan suatu produk akan mempengaruhi harga jual produk tersebut, tinggi rendahnya harga jual suatu produk inilah yang akan mempengaruhi besar kecilnya volume penjualan yang akhirnya mempengaruhi laba perusahaan. Apabila terjadi perubahan dari salah satu diantara biaya, harga , dan volume penjualan maka akan mempengaruhi unsur lain yang berpengaruh pula pada laba perusahaan. Oleh karena itu alat bantu yang dapat digunakan adalah analisis break event point. Pengertian analisis break event point sendiri adalah analisis untuk menentukan dan mencari jumlah barang dan jasa yang harus dijual pada konsumen (pendapatan) dan pada harga tertentu untuk menutupi biaya-biaya yang timbul. Selain itu dalam analisis ini akan diperoleh informasi pada tingkat mana suatu perusahaan akan mengalami suatu titik impas laba penjualan. Atau dengan kata lain suatu perusahaan tidak mengalami suatu kerugian dan tidak memperoleh suatu keuntungan. Dalam perencanaan analisis break event point adanya suatu hubungan antara biaya (cost) dengan hasil penjualan (revenue). Oleh karena itu rencana manajemen mengenai kegiatan suatu perusahaan biasanya dimasukan dalam suatu anggaran. Yang berisi mengenai suatu pendapatan dan biaya yang akan dikeluarkan untuk mendapatkan pendapatan tersebut. Informasi


(9)

3 Universitas Kristen Maranatha yang tercantum dalam suatu anggaran mencakup mengenai biaya, volume penjualan, dan laba yang ingin dicapai perusahaan.

Analisis break event point memberikan suatu informasi mengenai hasil penjualan, biaya, volume penjualan, serta laba kepada manajemen. Selain itu memudahkan manajemen untuk menganalisis berbagai faktor yang sering menjadi masalah dalam perusahaan dalam pencapaian laba seperti penetapan harga, volume kegiatan dan biaya. Oleh karena itu Analisis Break Event Point merupakan alat yang sangat efektif dalam perencanaan laba sehingga manajemen sendiri bisa memilih berbagai usulan yang memberikan kontribusi pencapaian laba yang optimal dimasa yang akan datang. Dengan melihat betapa pentingnya manajemen melakukan perencanaan laba perusahaan, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PERANAN ANALISIS BREAK EVENT

POINT SEBAGAI ALAT BANTU MANAJEMEN DALAM PERENCANAAN LABA PERUSAHAAN”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas, maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Apakah perusahaan telah melakukan analisis Break Event Point dalam menjalankan usahanya.

2. Bagaimana mengetahui peranan biaya tetap, biaya variabel, laba, volume penjualan dalam perencanaan laba.


(10)

4 Universitas Kristen Maranatha 3. Bagaimana peranan analisis Break Event Point dalam merencanakan laba

perusahaan.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud penulis melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan analisis Break Event Point sebagai alat bantu manajemen dalam merencanakan laba perusahaan. Sedangkan tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui cara manajemen dalam melakukan analisis Break Event Point. 2. Mengetahui peranan biaya tetap, biaya variabel, laba,volume penjualan

sebagai dasar perencanaan laba.

3. Mengetahui seberapa penting analisis Break Event Point dalam merencanakan laba perusahaan.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini mengenai peranan analisis Break Event Point merupakan alat bantu manajemen dalam merencanakan laba perusahaan, yang diharapkan dapat memberikan suatu masukan yang bermanfaat dan berguna bagi pihak manajemen perusahaan, penulis dan pembaca. Oleh karena itu harapan akan penelitian ini: 1. Bagi pihak Manajemen Perusahaan

Diharapkan hasil dari penelitian dapat memberikan suatu masukan dan informasi yang dibutuhkan oleh pihak manajemen dalam merencanakan laba


(11)

5 Universitas Kristen Maranatha perusahaan di masa yang akan datang, serta untuk mengetahui pada tingkat volume penjualan berapa perusahaan akan mencapai Break Event Point. 2. Bagi penulis

Penelitian ini diharapkan memberikan pengetahuan, wawasan, pengalaman kepada penulis mengenai teori akuntansi biaya yang telah diperoleh selama di bangku kuliah. khususnya mengenai peranan analisis Break Event Point dengan membandingkan teori yang telah dipelajari dengan praktik di lapangan.

3. Bagi Pembaca

Hasil penelitian ini diharapakan memberikan sumbangan kepada pembacanya berupa informasi mengenai peranan analis Break Event Point. Penelitian ini juga diharapkan berguna dan dapat memberikan pengetahuan kepada para pembacanya dan sebagai referensi pembacanya untuk membantu dalam penyusunan tugas akhir sejenis sehingga dapat dikembangkan dalam penelitian selanjutnya.


(12)

73 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan pada “Yedija Production” , maka penulis dapat menyimpulkan bahwa:

1. Dalam merencanakan laba perusahaan, peranan analisi Break Event Point dapat digunakan sebagai tolak ukur dalam pencapaian laba yang diharapkan serta untuk membantu dalam menentukan jumlah penjualan yang harus dicapai agar perusahaan tidak menderita kerugian.

2. Dalam memulai usahanya “Yedija Production” belum menetapkan analisis Break Event Point, selama ini “Yedija Production” hanya menganggarkan saja berapa laba yang ingin dicapai tanpa mengetahui berapa penjualan yang harus dicapai dan kuantiti dari unit yang harus dihasilkan. Oleh karena itu belum ada tolak ukur dalam menentukan berapa penjualan yang harus dicapai agar laba yang diharapkan dapat tercapai serta sampai berapa penjualan boleh turun.

3. Analisis Break Event Point dapat digunakan baik oleh perusahaan yang hanya menghasilkan satu macam produk ataupun perusahaan yang menghasilakan lebih dari satu macam produk. Karena dengan analisis Break Event Point maka dapat digunakan untuk menghitung Break Event Point dari setiap produk serta menilai keuntungan ataupun kerugian dari tiap produk yang ada di perusahaan.


(13)

74 Universitas Kristen Maranatha 4. “Yedija Production” belum secara nyata mengelompokkan antara biaya variabel

dan biaya tetap sehingga manajemen tidak dapat menentukkan biaya yang akan tetap dibebankan sekalipun volume penjualan menurun.

5. Setiap produk yang ada seperti kaos dan jaket memiliki laba masing-masing. Sehingga tidak adanya salah satu produk yang menderita kerugian yang menyebabkan salah satu produk lain yang menutupi kerugian tersebut.

6. Pada anggaran penjualan yang direncanakan pihak manajemen. Perusahaan menginginkan laba sebesar Rp 200.000.000 untuk 2 produk nya untuk tahun 2010 ini. Untuk menghasilkan produk yang nantinya akan mengahasilakan laba yang diharapkan ada beberapa biaya-biaya yang harus dikeluarkan pula. Seperti biaya tetap dan biaya variabel. Jika perusahaan menginginkan laba sebesar Rp 100.000.000 pada produk A maka penjualan yang harus dicapai sebesar Rp 276.350.394,5 dan 4.606,141098 unit yang harus diproduksi pada produk B penjualan harus mencapai 236.350.827,8 dan 5252,3914 unit yang harus dihasilkan . Namun ada penjualan yang harus ada untuk menutup biaya tetap dan biaya variabelo agar perusahaan tidak mengalami kerugian atau keuntungan(Break Event Point) yaitu penjualan nya harus sebesar Rp 74.044.102,77 pada produk A dan Rp 60.232.476,22 pada produk B.

7. Perencanaan laba yang disarankan oleh pihak manajemen hanyalah tolak ukur serta pilihan alternatif apabila perusahaan menginginkan laba sebesar Rp


(14)

75 Universitas Kristen Maranatha 100.000.000 dapat terealisasikan. Apabila perusahaan tidak mencapai sebesar laba yang diharapkan itu tidak akan jauh dari yang direncanakan.

5.2 Saran

Setelah menganalisis kenyataan yang ada pada perusahaan dan membandingkan dengan teori-teori yang telah penulis dapatkan pada saat di perkuliahan, maka berdasarkan kesimpulan diatas, penulis mencoba memberikan saran dengan harapan dapat menjadi masukan yang berharga bagi poerusahaan. Adapun saran-saran yang ingin dikemudian oleh penulis adalah sebagai berikut:

1. Dalam penyusunan anggaran sebaiknya “Yedija Production” melakukan pengelompokkan biaya terlebih dahulu sebaiknya menggunakan nama-nama biaya yang biasanya dipakai dalam akuntansi. Sehingga dapat mudah untuk diperhitungkan mana biaya yang dipengaruhi volume penjualan dan mana yang tidak dipengaruhi volume penjualan.

2. Sebaiknya perusahaan”Yedija Production” memperbaiki laporan keuangan atau pun hasil penjualan nya sehingga memeudahkan untuk pihak perusahaan sendiri. Apabila laporan keuangan ataupun laporan penjualan baik akan berpengaruh besar pula pada kelangsungan perusahaan apakah setiap tahunnya selalu mengalami keuntunhan atau kerugian.

3. Sebaiknya perusahaan menggunkan analisis Break Event Point untuk memperhitungkan setiap anggaran penjualan yang disusun agar manajemen


(15)

76 Universitas Kristen Maranatha dapat memiliki tolak ukur dalam menentukan berapa penjualan yang harus dicapai dan unit yang harus diproduksi, sehingga laba yang dianggarkan dapat tercapai dan menentukan sampai berapa penjualan yang dicapai mampu menutupi biaya.

4. Analisis Break Event Point untuk memperhitungkan laba dari setiap produk sehingga manajemen dapat mengetahui berapa kontribusi yang diberikan dari setiap produk atau pun Break Event Point dari setiap produk. Dengan demikian dapat terlihat produk mana yang mampu memberikan kontribusi laba yang lebih besar dari pada produk lainnya.


(16)

77 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Carter, William K dan Usry Milton F.2006.Akuntansi Biaya. Jakarta: Salemba Empat Supriyono.1999. Akuntansi Biaya: Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga Pokok . Edisi 2. Yogyakarta: BPFE.

Carter, William K dan Usry Milton F. 2009. Akuntansi Biaya. Edisi 14. Jakarta: Salemba Empat .

Horngren, Charles T, Srikant. Datar dan George Foster. Akuntansi Biaya Penekanan Manajerial. Edisi kesebelas. Jakarta: PT Indeks, kelompok Gramedia. 2003.

Horngren, Charles T, George Foster, and Srikant. Datar. W. Ronald. Hilton.2008. Akuntansi Biaya: Penekanan Manajerial. Jilid 1. Edisi Kesebelas. Jakarta: PT Indeks.

Jumingan, Analisis Laporan Keuangan, 2005. Edisi 3.Surakarta: Penerbit Bumi Aksara Jakarta.

Maher, W. Michael dan Daekin, B.Edward 1996. Akuntansi Biaya. Jilid 1. Edisi keempat .Yogyakarta: Erlangga.

Mulyadi. 1999. Akuntansi Biaya. Edisi Kelima. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

Mulyadi. 2000. Akuntansi Biaya. Edisi Kelima. Yogyakarta: Penerbit Aditya Media.

Mulyadi.2001. Akuntansi Manajemen, Edisi Ketiga. Yogyakarta: Penerbit Universitas Gadjah Mada.

Munawir , S. 2002. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta: Liberty.


(17)

78 Universitas Kristen Maranatha Rayburn , L. Gayle 1999. Akuntansi Biaya dengan Menggunakan Pendekatan

Manajemen Biaya . Jilid I . Edisi keenam . Jakarta: Erlangga.

Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan. Edisi keempat. Yogyakarta : BPFE.

Syafri, Harahap. Sofyan. 2001. Budgeting , Penganggaran & Perencanaan lengkap . Jakarta : PT Raja Grafindo.

http ://dosen.files.wordpress.com/2008/05/analisis-biaya-volume-laba-sebagai-alat-bantu-perencanaan-laba-studi-kasus-pada-uqalityhotel-yogyakarta.pdfdo. Jakarta


(1)

73 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan pada “Yedija Production” , maka penulis dapat menyimpulkan bahwa:

1. Dalam merencanakan laba perusahaan, peranan analisi Break Event Point dapat digunakan sebagai tolak ukur dalam pencapaian laba yang diharapkan serta untuk membantu dalam menentukan jumlah penjualan yang harus dicapai agar perusahaan tidak menderita kerugian.

2. Dalam memulai usahanya “Yedija Production” belum menetapkan analisis Break Event Point, selama ini “Yedija Production” hanya menganggarkan saja berapa laba yang ingin dicapai tanpa mengetahui berapa penjualan yang harus dicapai dan kuantiti dari unit yang harus dihasilkan. Oleh karena itu belum ada tolak ukur dalam menentukan berapa penjualan yang harus dicapai agar laba yang diharapkan dapat tercapai serta sampai berapa penjualan boleh turun.

3. Analisis Break Event Point dapat digunakan baik oleh perusahaan yang hanya menghasilkan satu macam produk ataupun perusahaan yang menghasilakan lebih dari satu macam produk. Karena dengan analisis Break Event Point maka dapat digunakan untuk menghitung Break Event Point dari setiap produk serta menilai keuntungan ataupun kerugian dari tiap produk yang ada di perusahaan.


(2)

74 Universitas Kristen Maranatha 4. “Yedija Production” belum secara nyata mengelompokkan antara biaya variabel

dan biaya tetap sehingga manajemen tidak dapat menentukkan biaya yang akan tetap dibebankan sekalipun volume penjualan menurun.

5. Setiap produk yang ada seperti kaos dan jaket memiliki laba masing-masing. Sehingga tidak adanya salah satu produk yang menderita kerugian yang menyebabkan salah satu produk lain yang menutupi kerugian tersebut.

6. Pada anggaran penjualan yang direncanakan pihak manajemen. Perusahaan menginginkan laba sebesar Rp 200.000.000 untuk 2 produk nya untuk tahun 2010 ini. Untuk menghasilkan produk yang nantinya akan mengahasilakan laba yang diharapkan ada beberapa biaya-biaya yang harus dikeluarkan pula. Seperti biaya tetap dan biaya variabel. Jika perusahaan menginginkan laba sebesar Rp 100.000.000 pada produk A maka penjualan yang harus dicapai sebesar Rp 276.350.394,5 dan 4.606,141098 unit yang harus diproduksi pada produk B penjualan harus mencapai 236.350.827,8 dan 5252,3914 unit yang harus dihasilkan . Namun ada penjualan yang harus ada untuk menutup biaya tetap dan biaya variabelo agar perusahaan tidak mengalami kerugian atau keuntungan(Break Event Point) yaitu penjualan nya harus sebesar Rp 74.044.102,77 pada produk A dan Rp 60.232.476,22 pada produk B.

7. Perencanaan laba yang disarankan oleh pihak manajemen hanyalah tolak ukur serta pilihan alternatif apabila perusahaan menginginkan laba sebesar Rp


(3)

75 Universitas Kristen Maranatha 100.000.000 dapat terealisasikan. Apabila perusahaan tidak mencapai sebesar laba yang diharapkan itu tidak akan jauh dari yang direncanakan.

5.2 Saran

Setelah menganalisis kenyataan yang ada pada perusahaan dan membandingkan dengan teori-teori yang telah penulis dapatkan pada saat di perkuliahan, maka berdasarkan kesimpulan diatas, penulis mencoba memberikan saran dengan harapan dapat menjadi masukan yang berharga bagi poerusahaan. Adapun saran-saran yang ingin dikemudian oleh penulis adalah sebagai berikut:

1. Dalam penyusunan anggaran sebaiknya “Yedija Production” melakukan pengelompokkan biaya terlebih dahulu sebaiknya menggunakan nama-nama biaya yang biasanya dipakai dalam akuntansi. Sehingga dapat mudah untuk diperhitungkan mana biaya yang dipengaruhi volume penjualan dan mana yang tidak dipengaruhi volume penjualan.

2. Sebaiknya perusahaan”Yedija Production” memperbaiki laporan keuangan atau pun hasil penjualan nya sehingga memeudahkan untuk pihak perusahaan sendiri. Apabila laporan keuangan ataupun laporan penjualan baik akan berpengaruh besar pula pada kelangsungan perusahaan apakah setiap tahunnya selalu mengalami keuntunhan atau kerugian.

3. Sebaiknya perusahaan menggunkan analisis Break Event Point untuk memperhitungkan setiap anggaran penjualan yang disusun agar manajemen


(4)

76 Universitas Kristen Maranatha dapat memiliki tolak ukur dalam menentukan berapa penjualan yang harus dicapai dan unit yang harus diproduksi, sehingga laba yang dianggarkan dapat tercapai dan menentukan sampai berapa penjualan yang dicapai mampu menutupi biaya.

4. Analisis Break Event Point untuk memperhitungkan laba dari setiap produk sehingga manajemen dapat mengetahui berapa kontribusi yang diberikan dari setiap produk atau pun Break Event Point dari setiap produk. Dengan demikian dapat terlihat produk mana yang mampu memberikan kontribusi laba yang lebih besar dari pada produk lainnya.


(5)

77 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Carter, William K dan Usry Milton F.2006.Akuntansi Biaya. Jakarta: Salemba Empat Supriyono.1999. Akuntansi Biaya: Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga Pokok . Edisi 2. Yogyakarta: BPFE.

Carter, William K dan Usry Milton F. 2009. Akuntansi Biaya. Edisi 14. Jakarta: Salemba Empat .

Horngren, Charles T, Srikant. Datar dan George Foster. Akuntansi Biaya Penekanan Manajerial. Edisi kesebelas. Jakarta: PT Indeks, kelompok Gramedia. 2003.

Horngren, Charles T, George Foster, and Srikant. Datar. W. Ronald. Hilton.2008. Akuntansi Biaya: Penekanan Manajerial. Jilid 1. Edisi Kesebelas. Jakarta: PT Indeks.

Jumingan, Analisis Laporan Keuangan, 2005. Edisi 3.Surakarta: Penerbit Bumi Aksara Jakarta.

Maher, W. Michael dan Daekin, B.Edward 1996. Akuntansi Biaya. Jilid 1. Edisi keempat .Yogyakarta: Erlangga.

Mulyadi. 1999. Akuntansi Biaya. Edisi Kelima. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

Mulyadi. 2000. Akuntansi Biaya. Edisi Kelima. Yogyakarta: Penerbit Aditya Media.

Mulyadi.2001. Akuntansi Manajemen, Edisi Ketiga. Yogyakarta: Penerbit Universitas Gadjah Mada.

Munawir , S. 2002. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta: Liberty.


(6)

78 Universitas Kristen Maranatha Rayburn , L. Gayle 1999. Akuntansi Biaya dengan Menggunakan Pendekatan

Manajemen Biaya . Jilid I . Edisi keenam . Jakarta: Erlangga.

Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan. Edisi keempat. Yogyakarta : BPFE.

Syafri, Harahap. Sofyan. 2001. Budgeting , Penganggaran & Perencanaan lengkap . Jakarta : PT Raja Grafindo.

http://dosen.files.wordpress.com/2008/05/analisis-biaya-volume-laba-sebagai-alat-bantu-perencanaan-laba-studi-kasus-pada-uqalityhotel-yogyakarta.pdfdo. Jakarta