PERLINDUNGAN PELAKU USAHA PENJUAL LAMPU HID DITINJAU DARI IZIN IMPOR DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN.
PERLINDUNGAN PELAKU USAHA PENJUAL LAMPU HID DITINJAU
DARI IZIN IMPOR DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009
TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN
ABSTRAK
WISNU TIKOARIAJI
110110110551
Ketidaksesuaian antara kebijakan yang dikeluarkan oleh Kementerian
Perdagangan yaitu dengan memberikan izin impor terhadap lampu HID yang
kebanyakan didatangkan dari negara Cina dengan pasal 58 Undang-undang
Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang berbunyi
“Setiap kendaraan bermotor yang dioperasikan di Jalan dilarang dilarang
memasang perlengkapan yang dapat mengganggu keselamatan berlalu
lintas”, membuat para pelaku usaha mengalami kerugian karena barang yang
sudah diimpor secara legal namun ternyata penggunaannya dilarang karena
dianggap
membahayakan.
Ketidaksesuaian
ini
dikhawatirkan
akan
menurunkan minat pembeli lampu HID.
Penulis menggunakan metode penulisan yuridis normatif untuk
menjawab permasalahan dalam skripsi ini dengan menitikberatkan pada
penelitian
kepustakaan
dan
data
sekunder
yang
berkaitan
dengan
perlindungan pelaku usaha di Indonesia.
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa masih lemahnya
perlindungan pelaku usaha di Indonesia apabila dibandingkan dengan
perlindungan yang dilakukan terhadap konsumen karena konsumen selalu
dianggap sebagai pihak yang lebih lemah dibandingkan dengan pelaku
usaha. Padahal pelaku usaha sebagai salah satu bagian penting dalam
perekonomian nasional juga selayaknya dilindungi agar tidak ada lagi
kebijakan-kebijakan pemerintah yang dianggap merugikan pelaku usaha.
1
PROTECTION OF HID LAMP SELLERS TERMS OF IMPORT LICENSE
AND ACT NO.22 OF 2009 CONCERNING ROAD TRAFFIC AND
TRANSPORTATION
ABSTRACT
Wisnu Tikoariaji
110110110551
The discrepancy between the policies issued by the Ministry of Trade
by giving permission to import the HID lamps which mostly imported from
China with article 58 of Law Number 22 Year of 2009 concerning Traffic and
Road Transportation, which reads "Every motor vehicle operated in Road is
prohibited installing equipment that can interfere with traffic safety ", making
the sellers suffered losses due to goods that have been imported legally but it
is prohibited because it is considered dangerous. This difference may reduce
interest buyers HID lamps.
The author uses the method of writing normative to answer the
problems in this thesis focuses on a study of literature and secondary data
relating to the protection of entrepreneurs in Indonesia.
Result of this research show that the weak protection of sellers in
Indonesia when compared with the protection made to the consumer because
the consumer is always considered as weaker side than the seller. Yet sellers
as one important part of the national economy also should be protected so
that no government policies which are considered detrimental to sellers.
2
DARI IZIN IMPOR DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009
TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN
ABSTRAK
WISNU TIKOARIAJI
110110110551
Ketidaksesuaian antara kebijakan yang dikeluarkan oleh Kementerian
Perdagangan yaitu dengan memberikan izin impor terhadap lampu HID yang
kebanyakan didatangkan dari negara Cina dengan pasal 58 Undang-undang
Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang berbunyi
“Setiap kendaraan bermotor yang dioperasikan di Jalan dilarang dilarang
memasang perlengkapan yang dapat mengganggu keselamatan berlalu
lintas”, membuat para pelaku usaha mengalami kerugian karena barang yang
sudah diimpor secara legal namun ternyata penggunaannya dilarang karena
dianggap
membahayakan.
Ketidaksesuaian
ini
dikhawatirkan
akan
menurunkan minat pembeli lampu HID.
Penulis menggunakan metode penulisan yuridis normatif untuk
menjawab permasalahan dalam skripsi ini dengan menitikberatkan pada
penelitian
kepustakaan
dan
data
sekunder
yang
berkaitan
dengan
perlindungan pelaku usaha di Indonesia.
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa masih lemahnya
perlindungan pelaku usaha di Indonesia apabila dibandingkan dengan
perlindungan yang dilakukan terhadap konsumen karena konsumen selalu
dianggap sebagai pihak yang lebih lemah dibandingkan dengan pelaku
usaha. Padahal pelaku usaha sebagai salah satu bagian penting dalam
perekonomian nasional juga selayaknya dilindungi agar tidak ada lagi
kebijakan-kebijakan pemerintah yang dianggap merugikan pelaku usaha.
1
PROTECTION OF HID LAMP SELLERS TERMS OF IMPORT LICENSE
AND ACT NO.22 OF 2009 CONCERNING ROAD TRAFFIC AND
TRANSPORTATION
ABSTRACT
Wisnu Tikoariaji
110110110551
The discrepancy between the policies issued by the Ministry of Trade
by giving permission to import the HID lamps which mostly imported from
China with article 58 of Law Number 22 Year of 2009 concerning Traffic and
Road Transportation, which reads "Every motor vehicle operated in Road is
prohibited installing equipment that can interfere with traffic safety ", making
the sellers suffered losses due to goods that have been imported legally but it
is prohibited because it is considered dangerous. This difference may reduce
interest buyers HID lamps.
The author uses the method of writing normative to answer the
problems in this thesis focuses on a study of literature and secondary data
relating to the protection of entrepreneurs in Indonesia.
Result of this research show that the weak protection of sellers in
Indonesia when compared with the protection made to the consumer because
the consumer is always considered as weaker side than the seller. Yet sellers
as one important part of the national economy also should be protected so
that no government policies which are considered detrimental to sellers.
2