PERLINDUNGAN HUKUM ANAK DARI KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS YANG MENYEBABKAN KEMATIAN DITINJAU DARI KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA DAN UU NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN.
ABSTRAK
Perlindungan anak diberikan dalam rangka menjamin pertumbuhan
dan perkembangan fisik, mental, dan sosial secara utuh, serasi, selaras dan
seimbang. Namun tak jarang hak-hak anak masih terabaikan. Seperti dalam
kasus kecelakan lalu lintas di KM 8+200 Tol Jagorawi yang mengakibatkan
korban meninggal dunia. Korban merupakan kepala rumah tangga yang
masih mempunyai tanggungan istri dan anak. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui dan memahami unsur-unsur perbuatan melawan hukum
terhadap perbuatan pelaku dalam kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan
kematian berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata serta
mengetahui dan memahami bentuk perlindungan hukum anak dari korban
dalam kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan kematian berdasarkan Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata dan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009
Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif analitis,
yaitu berdasarkan sumber-sumber hukum tertulis kemudian menganalisisnya
untuk menguraikan fakta-fakta yang jelas, sistematis, dan tepat. Metode
pendekatan yang digunakan adalah metode yang bersifat yuridis normatif
yang menggunakan data sekunder berupa bahan hukum primer, yaitu Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata dan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009
Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, bahan hukum sekunder berupa
hasil karya dari kalangan umum dan hasil penelitian, bahan hukum tersier
seperti kamus, serta melakukan wawancara yang bertujuan untuk
mengumpulkan dan menganalisis data primer mengenai objek penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbuatan Abdul Qodir Jaelani
dalam kecelakaan lalu lintas di KM 8+200 Tol Jagorawi telah memenuhi
unsur-unsur perbuatan melawan hukum dalam Pasal 1365 Kitab Undangundang Hukum Perdata, yaitu: adanya suatu perbuatan, perbuatan tersebut
melawan hukum, adanya kesalahan dari pihak pelaku, adanya kerugian bagi
korban, adanya hubungan kausal antara perbuatan dengan kerugian.
Perlindungan hukum anak dari korban meninggal dunia dapat dilakukan
dengan cara memberikan ganti kerugian sebagaimana diatur dalam Pasal
1365 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Pelaku merupakan anak di
bawah umur, maka kewajiban ganti kerugian dialihkan pada orang tuanya
sesuai dengan Pasal 1370 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Perlindungan hukum dalam Pasal 240 Undang-Undang Nomor 22 Tahun
2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan diberikan dalam bentuk ganti
kerugian oleh pelaku kecelakaan lalu lintas dan oleh pemerintah melalui PT.
Jasa Raharja berupa uang santunan.
iv
Perlindungan anak diberikan dalam rangka menjamin pertumbuhan
dan perkembangan fisik, mental, dan sosial secara utuh, serasi, selaras dan
seimbang. Namun tak jarang hak-hak anak masih terabaikan. Seperti dalam
kasus kecelakan lalu lintas di KM 8+200 Tol Jagorawi yang mengakibatkan
korban meninggal dunia. Korban merupakan kepala rumah tangga yang
masih mempunyai tanggungan istri dan anak. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui dan memahami unsur-unsur perbuatan melawan hukum
terhadap perbuatan pelaku dalam kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan
kematian berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata serta
mengetahui dan memahami bentuk perlindungan hukum anak dari korban
dalam kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan kematian berdasarkan Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata dan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009
Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif analitis,
yaitu berdasarkan sumber-sumber hukum tertulis kemudian menganalisisnya
untuk menguraikan fakta-fakta yang jelas, sistematis, dan tepat. Metode
pendekatan yang digunakan adalah metode yang bersifat yuridis normatif
yang menggunakan data sekunder berupa bahan hukum primer, yaitu Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata dan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009
Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, bahan hukum sekunder berupa
hasil karya dari kalangan umum dan hasil penelitian, bahan hukum tersier
seperti kamus, serta melakukan wawancara yang bertujuan untuk
mengumpulkan dan menganalisis data primer mengenai objek penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbuatan Abdul Qodir Jaelani
dalam kecelakaan lalu lintas di KM 8+200 Tol Jagorawi telah memenuhi
unsur-unsur perbuatan melawan hukum dalam Pasal 1365 Kitab Undangundang Hukum Perdata, yaitu: adanya suatu perbuatan, perbuatan tersebut
melawan hukum, adanya kesalahan dari pihak pelaku, adanya kerugian bagi
korban, adanya hubungan kausal antara perbuatan dengan kerugian.
Perlindungan hukum anak dari korban meninggal dunia dapat dilakukan
dengan cara memberikan ganti kerugian sebagaimana diatur dalam Pasal
1365 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Pelaku merupakan anak di
bawah umur, maka kewajiban ganti kerugian dialihkan pada orang tuanya
sesuai dengan Pasal 1370 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Perlindungan hukum dalam Pasal 240 Undang-Undang Nomor 22 Tahun
2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan diberikan dalam bentuk ganti
kerugian oleh pelaku kecelakaan lalu lintas dan oleh pemerintah melalui PT.
Jasa Raharja berupa uang santunan.
iv