PENELUSURAN NILAI – NILAI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEBUGARAN JASMANI DALAM PEMBELAJARAN TAEKWONDO KATEGORI POOMSAE PADA KELAS X DI SMAN 1 RANGKASBITUNG.

(1)

PENELUSURAN NILAI

NILAI KEPERCAYAAN DIRI DAN

KEBUGARAN JASMANI DALAM PEMBELAJARAN

TAEKWONDO KATEGORI POOMSAE PADA

KELAS X DI SMAN 1 RANGKASBITUNG

(Studi Eksperimen terhadap Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Rangkasbitung Tahun Ajaran 2014/2015)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Oleh :

Didit Faiza Sudiarjo NIM. 1003053

PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI DEPARTEMAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

PENELUSURAN NILAI-NILAI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEBUGARAN JASMANI DALAM PEMBELAJARAN

TAEKWNDO KATEGORI POOMSAE PADA

KELAS X DI SMAN 1 RANGKASBITUNG

Oleh

Didit Faiza Sudiarjo 1003053

Karya Ilmiah Yang Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi

©Didit Faiza Sudiarjo 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2015

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang.

Skripsi Ini Tidak Boleh Diperbanyak Seluruhnya Atau Sebagian, Dicetak Ulang, Difotocopi Atau Cara Lainnya Tanpa Izin Dari Penulis


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

DIDIT FAIZA SUDIARJO

PENELUSURAN NILAI – NILAI KEPERCAYAAN DIRI DAN

KEBUGARAN JASMANI DALAM PEMBELAJARAN TAEKWONDO KATEGORI POOMSAE PADA

KELAS X DI SMAN 1 RANGKASBITUNG

disetujui dan disahkan oleh dosen pembimbing : Pembimbing I

Dr. Yunyun Yudiana, M.Pd NIP.19650614 199001 1 001

Pembimbing II

Drs. Andi Suntoda, M.Pd NIP. 197706292002121002

Mengetahui Ketua Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Drs. Mudjihartono, M. Pd NIP. 196508171990011001


(4)

(5)

i

Didit Faiza Sudiarjo, 2015

Penelusuran Nilai Nilai Kepercayaan Diri dan Kebugaran Jasmani Dalam Pembelajaran Taekwondo Kategori Poomsae pada Kelas X di SMAN 1 Rangkasbitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR DIAGRAM ... xii

DAFTAR LAMPIRAN xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Penelitian ... 1

B.Identifikasi Masalah Penelitian ... 6

C.Batasan Masalah penelitian ... 7

D.Rumusan Penelitian ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 8

G.DefinisiOprasional ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESISI PENELITIAN ... 11

A.KAJIAN PUSTAKA ... 11

1. Pembelajaran ... 11

2. belajar ... 12

3. Pembelajaran Taekwondo ... 16

a. kesopanan ... 18

b. integritas ... 19

c. Ketekunan ... 19

d. Pengendalian Diri ... 20

e.semangat Pantang Menyerah ... 21

4. kepercayaan Diri ... 32


(6)

ii

Didit Faiza Sudiarjo, 2015

Penelusuran Nilai Nilai Kepercayaan Diri dan Kebugaran Jasmani Dalam Pembelajaran Taekwondo Kategori Poomsae pada Kelas X di SMAN 1 Rangkasbitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

b. Aspek-Aspek Kepercayaan Diri ... 35

c. Nilai-Nilai Kepercayaan diri ... 35

d. Manfaat Percaya Diri ... 36

5. Kebugaran Jasmani ... 37

a. hakikat Kebugaran Jasmani ... 37

b. komponen-Komponen Kebugaran Jasmani ... 38

c. tes Kebugaran Jasmani Indonesia... 39

6. Pembelajaran Pendidikan Jasmani ... 40

a. definisi Pendidikan Jasmani ... 40

b. Tujuan Pendidikan Jasmani... 41

c. Faktor-Faktor Keberhasilan Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani 42 7. Keterkaitan Antara Kebugaran Jasmani Dan Percaya Diri Dengan Pembelajaran Poomsae ... 43

8. karakterisitik siswa kelas sepuluh di SMAN 1 Rangkasbitung ... 44

B. KERANGKA PEMIKIRAN ... 45

C. HIPOTESISI PENELITIAN ... 48

BAB III METODE PENELITIAN ... 49

A.Lokasi Dan Subjek Populasi / Sampel Penelitian ... 49

B.Desain Penelitian ... 51

C. metodologi penelitian ... 52

D.Definisi Operasional... 54

E.Instrumen Penelitian... 55

1. Instrumen Penelitian Untuk Kebugaran Jasmani ... 55

2. instrumen Penelitian Untuk Kepercayaan Diri ... 62

F. Pelaksanaan Pengumpulan Data 65 G. Teknik Pengolahan Data 67 H. Analisis Data 70 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 71

A.HASIL Pengolahan Dan Penelitian Data ... 71

1. Deskripsi Data ... 71


(7)

iii

Didit Faiza Sudiarjo, 2015

Penelusuran Nilai Nilai Kepercayaan Diri dan Kebugaran Jasmani Dalam Pembelajaran Taekwondo Kategori Poomsae pada Kelas X di SMAN 1 Rangkasbitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

B. Pembahasan Data ... 84

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 88

A.Kesimpulan ... 88

B.Saran ... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 90

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 94 DAFTAR RIWAYAT HIDUP


(8)

iv

Didit Faiza Sudiarjo, 2015

Penelusuran Nilai Nilai Kepercayaan Diri dan Kebugaran Jasmani Dalam Pembelajaran Taekwondo Kategori Poomsae pada Kelas X di SMAN 1 Rangkasbitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1Kedudukan Belajar Sebagai Intervening Variabel ... 15

Tabel 2.2Faktor-Faktor Keberhasilan Program Pengajaran Pendidikan Jasmani . 42 Tabel 3.1Nilai TKJI Tes Lari 60 Detik ... 57

Tabel 3.2nilai TKJI Tes Angkat Tubuh / Pull Up ... 58

Tabel 3.3Nilai TKJI Tes Baring Duduk / Sit Up ... 60

Tabel 3.4Nilai TKJI Tes Loncat Tegak / Vertical Jump ... 61

Tabel 3.5Nilai TKJI Tes lari 1.000 meter untuk putra dan 800 meter untuk putri 62 Tabel 3.6Lembar Penilaian Observasi Nilai Kepercayaan diri Siswa ... 63

Tabel 3.7Kriteria Penilaian Skor ... 64

Tabel 4.1nilai Rata-Rata Dan Simpangan Baku ... 71

Tabel 4.2nilai Rata-Rata Dan Simpangan Baku Tes Kebugaran Jasmani IndonesiaI ... 72

Tabel 4.3Tes Validitas Instrumen Tes Kepercayaan Diri ... 73

Tabel 4.4Hasil Pengujian Realibilitas KR21 Tes Kepercayaan Diri ... 74

Tabel 4.5Tes Validitas Instrumen Tes Kebugaran Jasmani ... 75

Tabel 4.6Hasil Pengujian Reliabilitas KR21 Mengenai Tes Kebugaran Jasmani 75 Tabel 4.7Hasil pengujian Normalitas Liliefors Tes Kepercayaan Diri dan Kebugaran Jasmani ... 76

Tabel 4.8Tabel Hasil Uji Homogenitas Bartlet... 77

Tabel 4.9Tabel Nilai Korelasi Kebugaran Jasmani, Kepercayaan Diri Dan Pembelajaran Taekwondo Kategori Poomsae ... 79


(9)

v

Didit Faiza Sudiarjo, 2015

Penelusuran Nilai Nilai Kepercayaan Diri dan Kebugaran Jasmani Dalam Pembelajaran Taekwondo Kategori Poomsae pada Kelas X di SMAN 1 Rangkasbitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 4.11Tabel Nilai Signifikansi Korelasi Kebugaran Jasmani, Kepercayaan

Diri Dan Pembelajaran Taekwondo Kategori Poomsae ... 80

Tabel 4.12Skala Nilai Tes Kebugaran Jasmani Indonesia ... 82

Tabel 4.13Skala Nilai Tes Kepercayaan Diri ... 75


(10)

vi

Didit Faiza Sudiarjo, 2015

Penelusuran Nilai Nilai Kepercayaan Diri dan Kebugaran Jasmani Dalam Pembelajaran Taekwondo Kategori Poomsae pada Kelas X di SMAN 1 Rangkasbitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1Gambar Rangkaian Gerak Taegeuk Il Jang ... 25 Gambar 2.2Gambar Rangkain Gerak Taegeuk Ye Jang Atau Taegeuk Dua ... 27 Gambar 2.3Gambar Rangkain Gerak Taegeuk Sam Jang Atau Taegeuk Tiga ... 29 Gambar 2.4Gambar Rangkain Gerak Taegeuk Sah Jang Atau Taegeuk Empat ... 31


(11)

vii

Didit Faiza Sudiarjo, 2015

Penelusuran Nilai Nilai Kepercayaan Diri dan Kebugaran Jasmani Dalam Pembelajaran Taekwondo Kategori Poomsae pada Kelas X di SMAN 1 Rangkasbitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1Diagram Hasil Tes Kebugaran Jasmani ... 82 Diagram 4.1Diagram Hasil Tes Kepercayaan Diri ... 83


(12)

viii

Didit Faiza Sudiarjo, 2015

Penelusuran Nilai Nilai Kepercayaan Diri dan Kebugaran Jasmani Dalam Pembelajaran Taekwondo Kategori Poomsae pada Kelas X di SMAN 1 Rangkasbitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1 PROGRAM PENELITIAN

LAMPIRAN 2 SURAT KETERANGAN SUDAH MELAKUKAN

PENELITIAN

LAMPIRAN 3 SURAT KEPUTUSAN PEMBIMBING SKRIPSI

LAMPIRAN 4 DATA HASIL TES KEBUGARAN JASMANI INDONESIA LAMPIRAN 5 UJI VALIDITAS TES KEBUGARAN JASMANI

INDONESIA

LAMPIRAN 6 UJI RELIABILITAS TES KEBUGARAN JASMANI

INDONESIA

LAMPIRAN 7 UJI NORMALITAS TES KEBUGARAN JASMANI

INDONESIAUJI

LAMPIRAN 8 HOMOGENITAS TES KEBUGARAN JASMANI INDONESIA LAMPIRAN 9 HASIL DATA KEPERCAYAAN DIRI

LAMPIRAN 10 UJI RELIABILITAS KEPERCAYAAN DIRI LAMPIRAN 11 UJI NORMALITAS KEPERCAYAAN DIRI LAMPIRAN 12 UJI VALIDITAS KEPERCAYAAN DIRI LAMPIRAN 13 UJI HOMOGENITAS KEPERCAYAAN DIRI LAMPIRAN 14 DATA HASIL PEMBELAJARAN TAEKWONDO

KATEGORI POOMSAE

LAMPIRAN 15 UJI VALIDITAS PEMBELAJARAN TAEKWONDO

KATEGORI POOMSAE

LAMPIRAN 16 UJI REALIBILITAS PEMBELAJARAN TAEKWONDO

KATEGORI POOMSAE

LAMPIRAN 17 UJI NORMALITAS PEMBELAJARAN TAEKWONDO

KATEGORI POOMSAE

LAMPIRAN 18 UJI HOMOGENITAS PEMBELAJARAN TAEKWONDO

KATEGORI POOMSAE


(13)

ix

Didit Faiza Sudiarjo, 2015

Penelusuran Nilai Nilai Kepercayaan Diri dan Kebugaran Jasmani Dalam Pembelajaran Taekwondo Kategori Poomsae pada Kelas X di SMAN 1 Rangkasbitung


(14)

Didit Faiza Sudiarjo, 2015

Penelusuran Nilai Nilai Kepercayaan Diri dan Kebugaran Jasmani Dalam Pembelajaran Taekwondo Kategori Poomsae pada Kelas X di SMAN 1 Rangkasbitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ABSTRAK

PENELUSURAN NILAI – NILAI KEPERCAYAAN DIRI DALAM

PEMBELAJARAN TAEKWONDO KATEGORI POOMSAE PADA KELAS X DI SMAN 1 RANGKASBITUNG

(Studi Eksperimen terhadap Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Rangkasbitung Tahun Ajaran 2014/2015)

Oleh

Didit Faiza Sudiarjo 1003053

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat nilai-nilai kepercayaan diri dan kebugaran jasmani dalam pembelajaran taekwondo kategori poomsae pada kelas X di SMAN 1 Rangkasbitung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam yaitu tes dan lembar observer, yaitu tes kebugaran jasmani indonesia (TKJI), tes hasil belajar taekwondo kategori poomsae dan lembar observasi untuk kepercayaan diri. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler taekwondo yang berjumlah 17 orang. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 17 orang, sampel diambil dengan teknik sampel jenuh. Berdasarkan hasil pengujian dan analisis data diperoleh bahwa terdapat nilai-nilai kepercayaan diri dan kebugaran jasmani dalam pembelajran taekwondo kategori poomsae sebesar R2 x 100%= 0,7182 x 100% = 51,534% dan sisanya 48,466% dipengaruhi oleh variabel lainnya. Kesimpulannya terdapat nilai-nilai kebugaran jasmani dan kepercayaan diri dalam pembelajaran taekwondo kategori poomsae pada kelas X di SMAN 1 Rangkasbitung. Kata kunci : kebugaran jasmani, kepercayaan diri, pembelajran, taekwondo dan poomsae.


(15)

Didit Faiza Sudiarjo, 2015

Penelusuran Nilai Nilai Kepercayaan Diri dan Kebugaran Jasmani Dalam Pembelajaran Taekwondo Kategori Poomsae pada Kelas X di SMAN 1 Rangkasbitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

SURVEILLANCE OF VALUES OF SELF-CONFIDENCE AND PHYSICAL FITNESS IN LEARNING TAEKWONDOPOOMSAE CATEGORY IN CLASS X

SMAN 1 RANGKASBITUNG

(Experimental Study of Class X SMAN 1 Rangkasbitung Academic Year 2014/2015)

By

Didit Faiza Sudiarjo 1003053

This study aims to know whether there are values of self-confidenceand physical fitness in learning Taekwondo poomsae category in class X in SMAN 1 Rangkasbitung. An experimental methodologywas used in this study. The instrument used in this study there are 2 kinds of tests and sheet observers, consisting of the physical fitness test Indonesia (TKJI), the test results to learn Taekwondo poomsae category and observer sheet for self-confidence. The population in this study was students who participated in extracurricular Taekwondo totaling 17 people. The sample in this study total 17 people, the samples were taken with a saturated sample technique. Based on the test results and analysis of the data shows that there are values of self-confidence and physical fitness in learning Taekwondo poomsae category of R2 x 100% = 0.7182 x 100% = 51.534% and 48.466% remaining influenced by the other variables. The conclusion that there are values of physical fitness and self-confidence in learning Taekwondo poomsae category in class X in SMAN 1 Rangkasbitung.


(16)

1

Didit Faiza Sudiarjo, 2015

Penelusuran Nilai Nilai Kepercayaan Diri dan Kebugaran Jasmani Dalam Pembelajaran Taekwondo Kategori Poomsae pada Kelas X di SMAN 1 Rangkasbitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara. Adapun pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sitem keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berpikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas jasmani dan olahraga. Hal ini sesuai dengan pernyataan Rusli Lutan (1991, hlm. 7) dalam bukunya manusia dan olahraga yang menyatakan bahwa :

Melalui pendidikan jasmani yang teratur, terencana, terarah dan terbimbing diharapkan dapat dicapai seperangkat tujuan yang meliputi pembentukan dan pembinaan bagi pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani. Liputan tujuan itu terdiri atas pertumbuhan dan perkembangan aspek jasmani, intelektual, emosional, sosial, dan moral spiritual.

Pendidikan Jasmani (penjas) merupakan media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial), dan pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang. Dengan Pendidikan Jasmani siswa akan memperoleh berbagai ungkapan yang erat kaitannya dengan kesan pribadi yang menyenangkan serta berbagai ungkapan yang kreatif, inovatif, terampil, memiliki kebugaran jasmani, kebiasaan hidup sehat dan memiliki pengetahuan serta pemahaman terhadap gerak manusia.


(17)

2

Didit Faiza Sudiarjo, 2015

Penelusuran Nilai Nilai Kepercayaan Diri dan Kebugaran Jasmani Dalam Pembelajaran Taekwondo Kategori Poomsae pada Kelas X di SMAN 1 Rangkasbitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pendidikan jasmani di sekolah hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan jasmani merupakan kegiatan yang tidak hanya mengembangkan aspek psikomotor saja tetapi dapat mengembangkan aspek kognitif dan afektif juga. Hal ini dijelaskan lebih lanjut oleh Mahendra (2009, hlm.10) yang memaparkan bahwa,

“Secara sederhana, pendidikan jasmani memberikan kesempatan kepada siswa untuk:

1. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan aktivitas jasmani, perkembangan estetika, dan perkembangan sosial. 2. Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai

keterampilan gerak dasar yang akan mendorong partisipasinya dalam aneka aktivitas jasmani.

3. Memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang optimal untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dan terkendali.

4. Mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui pertisipasi dalam aktivitas jasmani baik secara kelompok maupun perorangan.

5. Berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang memungkinkan siswa berfungsi secara efektif dalam hubungan antar orang.

6. Menikmati kesenangan dan keriangan melalui aktivitas jasmani, termasuk permainan olahraga “

Di dalam penyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, peranan pendidikan jasmani salah satunya dapat memberikan kesempatan kepada siswa-siswi yang terlibat langsung dalam proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani, bermain dan olahraga yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat. Melalui pendidikan jasmani siswa dapat memperoleh berbagai ungkapan yang erat kaitannya dengan kesan pribadi yang menyenangkan serta berbagai ungkapan yang kreatif, inovatif, terampil, memiliki kebugaran jasmani, kebiasaan hidup sehat dan memiliki pengetahuan serta pemahaman terhadap gerak manusia yang merupakan bagian dari tujuan pendidikan jasmani yang sesungguhnya.


(18)

3

Didit Faiza Sudiarjo, 2015

Penelusuran Nilai Nilai Kepercayaan Diri dan Kebugaran Jasmani Dalam Pembelajaran Taekwondo Kategori Poomsae pada Kelas X di SMAN 1 Rangkasbitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Seperti penjelasan di atas mengenai tujuan dan hakikat pendidikan jasmani, kita semua mengetahui bahwa tujuan penjas terbagi kedalam tiga domain yaitu domain kognitif, afektif dan psikomotor. Tidak seperti mata pelajaran lainnya yang lebih mengutamakan domain kognitifnya saja, tujuan penjas sangat lengkap karena mencakup doamin afektif, kognitif dan psikomotor. Dipertegas oleh mahendra (2009, hlm. 11) bahwa “Tujuan pembelajaran pendidikan jasmani itu harus mencakup tujuan dalam domain psikomotor, domain kognitif dan domain afektif”.

Dalam domain psikomotor tentunya tujuan utamanya yaitu meningkatkan tingkat kebugaran jasmani siswa. karena dengan kebugaran jasmani yang baik peserta didik akan memiliki daya tahan tubuh yang kuat untuk mengikuti setiap aktifitas sehari-hari. Selain itu juga dengan kebugaran jasmani yang baik siswa diharapkan akan memiliki tingkat konsentrasi yang tinggi untuk mengikuti seluruh pembelajaran yang berlangsung di sekolah. Hal tersebut dipertegas oleh Dr. Beltasar Tarigan, MS. (2009, hlm. 27) menjelaskan bahwa “ seorang siswa yang memiliki tubuh yang bugar akan mampu menjalani segala aktifitas fisik sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berarti”.

Tidak kalah penting dengan domain psikomotor, domain afektif juga memiliki peran yang berarti dalam kehidupan sehari-hari. dalam hal ini peneliti akan mengambil salah satu dari bagian domain afektif yaitu kepercayaan diri. “Melalui pendidikan jasmani kepercayaan diri dan citra diri (self esteem) akan berkembang.” Mahendra (2009, hlm.32). Seperti dijelaskan juga oleh Mahendra (2009, hlm.32) bahwa,

“Secara umum citra diri diartikan sebagai cara menilai diri kita sendiri. Citra diri ini merupakan dasar untuk perkembangan kepribadian anak, dengan citra diri yang baik seseorang merasa aman dan berkeinginan untuk mengeksplorasi dunia. Siswa mau dan mampu mengambil resiko, berani berkomunikasi dengan teman dan orang lain, serta mampu menanggulangi stress”.

Cara membina citra diri ini tidak cukup hanya dengan selalu berucap “saya pasti bisa” atau “saya paling bagus”. Tetapi perlu dinyatakan dalam usaha dan


(19)

4

Didit Faiza Sudiarjo, 2015

Penelusuran Nilai Nilai Kepercayaan Diri dan Kebugaran Jasmani Dalam Pembelajaran Taekwondo Kategori Poomsae pada Kelas X di SMAN 1 Rangkasbitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pembiasaan perilaku, disitulah penjas menyediakan kesempatan pada anak untuk membuktikannya. Hal yang demikian akan memperkuat kepercayaan bahwa dirinya memang memiliki kemampuan, sehingga terbentuk kepercayaan diri yang kuat. Karena itu penting bagi guru penjas untuk menyajikan tugas-tugas belajar yang bisa menyediakan pengalaman sukses dan menimbulkan perasaan berhasil (feeling of succes) pada setiap anak.

Dengan aktivitas penjas di sekolah, siswa dapat mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai gerak dasar, akan tetapi pada kenyataanya terlihat bahwa kepercayaan diri siswa saat pembelajaran penjas masih kurang nampak, terlihatnya ketidakaktifan siswa dalam melakukan suatu gerakan dalam aktivitas penjas serta saat memecahkan suatu masalah yang ada sehingga timbul kegiatan belajar mengajar yang monoton, salah satu masalah yang nampak adalah saat mahasiswa universitas pendidikan indonesia (UPI) dari jurusan pendidikan olahraga sedang melaksanakan program latihan profesi (PLP) disalah satu sekolah menengah atas negeri di Kota Bandung, yang sedang melaksanakan kegiatan belajar mengajar pendidikan jasmani. Terlihat kondisi proses pembelajaran cenderung guru yang dominan dalam memberikan materi dan siswa hanya dijadikan peraga dan adakalanya guru salah kaprah dalam memberikan pendekatan dan model pembelajaran kepada siswa. materi pembelajaran hanya terfokus pada olahraga permainan saja, seperti permaianan bola besar dan bola kecil. Masalah seperti ini akan menimbulkan dampak yang kurang baik untuk siswa, sehingga rasa kepercayaan diri siswa dalam melakukan suatu keterampilan gerak tidak akan muncul, dengan demikian rasa kepercayaan diri siswa tidak akan berkembang. Bahkan peneliti menemukan siswa ketika disuruh melalukan aktivitas jasmani ( dalam pembelajaran aktivitas aquatik), siswa merasa tidak bisa melakukan aktivitas tersebut dan biasanya mengatakan “ pak saya tidak bisa”. Tapi ketika guru memberikan penjelasan dan memberikan pengertian siswa tersebut memiliki kemampuan untuk melakukan aktivitas tersebut.


(20)

5

Didit Faiza Sudiarjo, 2015

Penelusuran Nilai Nilai Kepercayaan Diri dan Kebugaran Jasmani Dalam Pembelajaran Taekwondo Kategori Poomsae pada Kelas X di SMAN 1 Rangkasbitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Untuk mencapai tujuan pendidkan jasmani yang berkaitan dengan tingkat kebugaran jasmani (domain psikomotor) dan kepercayaan diri siswa (domain afektif) diperlukan sebuah kurikulum yang baik. Kurikulum ditinjau dari aspek perencanaan dan penerapan, merupakan sebuah program jangka panjang yang berisi berbagai pengalaman belajar, seperti halnya model pembelajaran yang digunakan. Melalui program ini diharapkan tujuan pendidkan yang diharapkan dapat tercapai secara maksimal. Namun pada kenyataannya untuk mencapai tujuan tersebut banyak kendala yang dihadapi, antara lain jumlah dan heterogenitas siswa dalam setiap kelas, baik kemampuan dan keterampilanya.

Seiring dengan berjalannya kurikulum 2013 yang dikembangkan pemerintah dalam hal ini kementrian pendidikan terdapat berbagai macam materi pelajaran dan metode pembelajaran untuk meningkatkan mutu dan kemampuan siswa, khususnya untuk meningkatakan rasa kepercayaan diri siswa dan tingkat kebugaran siswa. Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2003, hlm. 10) menjelaskan bahwa “Ruang lingkup materi mata pelajaran pendidikan jasmani antara lain adalah mata pelajaran permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, uji diri/senam, aktivitas ritmik, akuatik (aktivitas air) dan pendidikan luar kelas (outdoor education)”. Sehingga dalam pembelajaran penjas materi yang diberikan oleh guru pendidikan jasmani kepada muridnya tidak hanya tentang olahraga permainan saja, misalnya permainan bola besar, bola kecil permaianan tradisional dan lain sebagainya. Tetapi, materi yang diberikan bisa saja aktivitas pengemabangan diri seperti olahraga bela diri.

Taekwondo adalah salah satu seni beladiri yang menggunakan kaki dan tangan kosong. Olahraga beladiri ini mempunyai tiga aspek yaitu rangkaian jurus (poomsae) bisa dilakukan perorangan atau beregu, pemecahan benda keras (kyukpa) bisa dilakukan perorangan dan beregu, serta pertarungan (kyoruki) dilakukan perorangan. Olahraga Taekwondo berasal dari Negara Korea Selatan dan sudah dipertandingkan dari level daerah, nasional, internasional (olimpiade). (Yoyok : 2002 ).


(21)

6

Didit Faiza Sudiarjo, 2015

Penelusuran Nilai Nilai Kepercayaan Diri dan Kebugaran Jasmani Dalam Pembelajaran Taekwondo Kategori Poomsae pada Kelas X di SMAN 1 Rangkasbitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Melalui pembelajaran taekwondo kategori poomsae, tanpa disadari anak terlibat aktif dalam proses pembelajaran yang akan membuat pemikiran siswa berkembang dan siswa mampu bereksplorasi dengan penuh percaya diri dan memahami nilai-nilai kepercayaan diri tersebut serta akan meningkatkan tingkat kebugaran jasmani siswa karena siswa terlibar aktif dalam proses pembelajaran. Diharapkan dengan materi olahraga bela diri yang lebih sering diberikan oleh guru pendidikan jasmani kepada peserta didik, peserta didik dapat memiliki kepercayaan diri tinggi dan memahami nilai-nilai yang dikandungnya serta kebugaran jasmani yang lebih baik. Sehingga olahraga bela diri tidak hanya diberikan pada kegiatan ekstrakulikuler saja. Taekwondo adalah olahraga bela diri yang dilakukan secara perorangan, dalam kegiatan taekwondo seseorang akan dilatih untuk tampil melakukan gerakan dan jurus-jurus (dalam kategori poomsae) secara mandiri sehingga dengan sendirinya kepercayaan diri akan terbina dan terlatih dengan baik. Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti “Penelusuran nilai - nilai kepercyaan diri dan kebugaran jasmani dalam pembelajaran taekwondo kategori poomsae “.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Menurut sugiyono (2013, hlm.385) menyatakan bahwa “dalam bagian identifikasi masalah perlu dituliskan berbagai masalah yang ada pada obyek yang diteliti. Semua masalah dalam obyek, baik yang akan diteliti maupuan yang tidak akan diteliti sedapat mungkin dikemukakan”.

Berdasarkan latar belakang penelitian di aatas, dapat diidentifikasi masalah yang terkait dengan penulusaran nilai – nilai kepercayaan diri dan kebugaran jasmani dalam pembelajran taekwondo kategori poomsae, sebagai berikut :

1. Kurang variatifnya materi yang diberikan oleh guru pendidikan jasmani di sekolah menengah atas.

2. Guru pendidikan jasmani lebih mengutamakan domain psikomotor

dalam tujuan pembelajarannya, bahkan cenderung melupakan domain afektif dan domain kognitif.


(22)

7

Didit Faiza Sudiarjo, 2015

Penelusuran Nilai Nilai Kepercayaan Diri dan Kebugaran Jasmani Dalam Pembelajaran Taekwondo Kategori Poomsae pada Kelas X di SMAN 1 Rangkasbitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3. Domain afektif sebagai tujuan pembelajaran pendidikan jasmani kurang

mendapat perhatian dari guru pendidikan jasmani khususnya rasa percaya diri siswa.

4. Kuarangnya kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani ketika akan melakukan tugas gerak yang diberikan oleh guru pendidikan jasmani.

5. Kurangnya pemahaman akan nilai-nilai kepercayaan diri yang dipelajari oleh siswa.

6. Tingkat kebugaran jasmani yang diharapkan lebih baik.

C. Batasan Masalah Penelitian

Menurut Sugiyono (2013, hlm. 385) “karena adanya keterbatasan, waktu, dana, tenaga, teori-teori, dan supaya penelitian dapat dilakukan secara lebih mendalam, maka tidak semua masalah yang telah diidentifikasikan akan diteliti, untuk itu maka peneliti memberi batasan, ...”.

Berdasarkan permasalahan yang teridentifikasi di atas, maka untuk memfokuskan kajian hanya dibatasi sekitar pada penelususran nilai – nilai kepercayaan diri dan kebugaran jasmani dalam pembelajaran taekwondo kategori poomsae.

D. Rumusan Masalah Penelitian

Sugiyono (2013, hlm.56) menyatakan bahwa “rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data”.

Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan batasan masalah di atas maka permasalahan yang menjadi pokok peneliti dapat dirumuskan “Apakah terdapat nilai-nilai kepercayaan diri dan kebugaran jasmani dalam pembelajaran taekwondo kategori poomsae ?”


(23)

8

Didit Faiza Sudiarjo, 2015

Penelusuran Nilai Nilai Kepercayaan Diri dan Kebugaran Jasmani Dalam Pembelajaran Taekwondo Kategori Poomsae pada Kelas X di SMAN 1 Rangkasbitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan jawaban terhadap masalah yang telah dirumuskan sesuai dengan latar belakang masalah. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono. Maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini untuk mengetahui nilai - nilai kepercayaan diri dan kebugaran jasmani dalam pembelajaran taekwondo kategori poomsae.

F. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berguna dan menjadi bahan masukan serta pertimbangan dalam upaya pengembangan pembelajaran pendidikan jasmani. Adapun mafaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah :

1. Manfaat teoritis

Menurut sugiyono (2013, hlm. 388) bahwa “kegunaan teoritis merupakan kegunaan untuk mengembangkan ilmu”. Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan rujukan untuk mengembangkan nilai-nilai kepercayaan diri dan kebugaran jasmani disekolah melalui pembelajaran taekwondo.

2. Manfaat praktis

“kegunaan praktis, yaitu membantu, memecahkan dan mengantisipasai masalah yang ada pada obyek yang diteliti” (Sugiyono, 2013, hlm. 388). Manfaat praktis yang dikemukakan oleh peneliti, yaitu :

a. Memunculkan minat belajar penjas dan memberikan pembelajaran

penjas yang inovatif dan variatif

b. Sebagai tambahan wawasan bagi penulis tentang nilai-nilai kepercayaan diri dan kebugaran jasmani siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran taekwondo.


(24)

9

Didit Faiza Sudiarjo, 2015

Penelusuran Nilai Nilai Kepercayaan Diri dan Kebugaran Jasmani Dalam Pembelajaran Taekwondo Kategori Poomsae pada Kelas X di SMAN 1 Rangkasbitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

c. Informasi yang diperoleh dari hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh guru pendidikan jasmani dalam pelaksanaan program pengajaran.

d. Dengan pembelajaran taekwondo kategori poomsae dapat memberikan

pemahaman kepada siswa tetang nilai-nilai kepercayaan diri dan kebugaran jasmani.

G. Definisi Operasional

Untuk memudahkan penelitian dan menghindari kesalahan dalam menafsirkan kata dan atau kalimat dalam penulisan. Penulis akan menjelaskan istilah-istilah yang ada kaitannya dengan penelitian ini. Berikut adalah penjelasan istilah-istilah penting dalam penelitian ini, yaitu:

1. Pengaruh adalah kegiatan atau keteladanan yang baik secara langsung atau tidak langsung mengakibatkan suatu perubahan perilaku atau sikap orang lain atau kelompok.

2. Pembelajaran adalah usaha sadar dan terencana yang di dalamnya terdapat interaksi antara guru, siswa dan lingkungan pendidikan dengan tujuan perubahan perilaku dalam diri siswa.

3. Taekwondo adalah olahraga beladiri modern yang berakar pada beladiri

tradisional korea. Taekwondo terdiri dari tiga suku kata yaitu tae yang berarti kaki, kwon yang berarti tangan dan do yang berarti seni. Jadi, taekwondo secara garis besar dapat diartikan sebagai seni beladiri yang mengedapankan pukulan dan tendangan.

4. Poomsae adalah rangkaian teknik gerakan dasar serangan dan

pertahanan diri, yang dilakukan melawan imajiner dengan mengikuti diagram dan ritme tertentu. Setiap diagram rangkaian gerakan poomsae didasari oleh filosofi timur yang menggambarkan semangat dan cara pandang bangsa korea. Poomsae merupakan nomor seni gerak atau jurus dalam bela diri taekwondo.


(25)

10

Didit Faiza Sudiarjo, 2015

Penelusuran Nilai Nilai Kepercayaan Diri dan Kebugaran Jasmani Dalam Pembelajaran Taekwondo Kategori Poomsae pada Kelas X di SMAN 1 Rangkasbitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

5. Kebugaran jasmani adalah kesanggupan untuk melaksanakan kegiatan sehari-hari dan melaksanankan tugas gerak serta aktifitas jasmani dengan semangat dan penuh kesadaran, tanpa menglami kelelahan yang berarti. Kebugaran jasmani bagi seorang siswa sangat dibutuhkan untuk malaksanakan kegiatan belajar mengajar pada saat kegiatan belajar mengajar (KBM) maupun pada saat kegiatan ekstrakulikuler yang beralangsung setelah kegiatan belajar mengajar selesai.

6. Pengertian percaya diri menurut setyobroto (dalam siti nur kholifah, 2013, hlm. 32) menyebutkan bahwa “percaya diri adalah rasa percaya bahwa ia sanggup dan mampu untuk mencapai prestasi tertentu”.


(26)

11

Didit Faiza Sudiarjo, 2015

Penelusuran Nilai Nilai Kepercayaan Diri dan Kebugaran Jasmani Dalam Pembelajaran Taekwondo Kategori Poomsae pada Kelas X di SMAN 1 Rangkasbitung


(27)

49

Didit Faiza Sudiarjo, 2015

Penelusuran Nilai Nilai Kepercayaan Diri dan Kebugaran Jasmani Dalam Pembelajaran Taekwondo Kategori Poomsae pada Kelas X di SMAN 1 Rangkasbitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian

Penelitan ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 1 Rangkasbitung. Penentuan lokasi ini diharapkan memberikan kemudahan peneliti dalam melkasanakan penelitiannya, khususnya menyangkut pembelajaran taekwondo kategori poomsae di tingkat sekolah menengah atas pada kelas X (sepuluh). Pelaksanaan penelitian eksperimen ini dilaksanakan peneliti sendiri yang melibatkan siswa kelas X dan kedudukan peneliti sebagai praktisi atau pengajar. Peran populasi dalam penelitian sangatlah penting untuk mendapatkan data dan informasi yang akan diteliti berdasarkan permasalahan dalam penelitian. Populasi dalam suatu penelitian merupakan kumpulan individu atau objek yang merupakan sifat-sifat umum. Dalam hal ini Arikunto (2010, hlm. 173) menjelaskan bahwa

“Populasi adalah keseluruhan objek penelitan”.Sedangkan Sugiyono (2013, hlm.

117) menjelaskan bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Atas dasar pendapat para ahli diatas dapat digambarkan bahwa yang dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan objek/subjek penelitian, oleh karena itu objek penelitian perlu ditetapkan secara akurat, sebab data yang terkumpul akan diolah dan dianalisa kemudian kesimpulannya digunakan untuk membuktikan kebenaran hipotesis. Populasi bukan hanya orang tapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Rangkasbitung yang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler taekwondo berjumlah berjumlah 17 siswa. Penelitian terhadap populasi dengan jumlah yang besar namun terkendala biaya, waktu dan sebagainya, maka dapat dilakukan pengambilan sampel. Pengambilan sampel harus dilakukan dengan


(28)

50

Didit Faiza Sudiarjo, 2015

Penelusuran Nilai Nilai Kepercayaan Diri dan Kebugaran Jasmani Dalam Pembelajaran Taekwondo Kategori Poomsae pada Kelas X di SMAN 1 Rangkasbitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh, atau dapat menggambarkan keadaan populasi yang sesungguhnya Seperti yang dijelaskan oleh Sugiyono (2013, hlm. 118) bahwa:

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambi dari populasi itu”.

Untuk itu sampel yang diambil harus betul-betul mewakili (representatif). Penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2013:124) sampling

jenuh adalah “teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan

sebagai sampel.” Hal ini dilakukan karena populasi dalam penelitian ini relatif

sedikit, sehingga peneliti mengambil semua populasi untuk dijadikan sampel. Sebagaimana yang dijelaskan oleh sugiyono (2008, hlm. 125)

“sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populsi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan

sampel”

Karena jumlah populasi dalam penelitian ini yaitu siswa yang mengikuti siswa kelas X SMA Negeri 1 Rangkasbitung yang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler taekwondo dengan jumlah 17 orang atau kurang dari 30 orang, maka peneliti menentukan sampel sebanyak jumlah populasi yaitu sebanyak 17 orang.


(29)

51

Didit Faiza Sudiarjo, 2015

Penelusuran Nilai Nilai Kepercayaan Diri dan Kebugaran Jasmani Dalam Pembelajaran Taekwondo Kategori Poomsae pada Kelas X di SMAN 1 Rangkasbitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

B. Desain Penelitian

Keberhasilan suatu penelitian ilmiah tidak akan lepas dari metode yang digunakan dalam penelitian tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Arikunto (2010, hlm. 9) menjelaskan sebagai berikut:

Studi eksperimen, yaitu suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengelimininasi atau mengurangi atau menyisisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu.

Sugiyono (2012, hlm. 107) menjelaskan bahwa “Metode penelitian dapat

diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh

perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.”

Berdasarkan dengan tujuan penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka metode penelitian yang cocok adalah metode penelitian eksperimen. Sedangkan menurut Arikunto (2010, hlm. 151) “metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumplkan data penelitian”. Sedangakan menurut Arikunto (2010, hlm. 117). menjelaskan bahwa “eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat antara satu faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang bisa mengganggu. “

Dari uraian diatas dapat peneliti simpulkan bahwa eksperimen adalah suatu penelitain secara langsung untuk mendapatkan informasi atau jawaban dari objek dengan perlakuan (treatment) tertentu yang diberikan pada objek tersebut. Sesuai dengan teori yang di kemukakan oleh para ahli, maka metode penelitian yang digunakan peneliti adalah metode penelitian eksperimen.

Penelitian ini menggunakan desain penelitian one-shoot case study dalam desain penelitian ini peneliti hanyan mengadakan treatment satu kali yang diperkirakan sudah memiliki pengaruh. Setelah itu diadakan post test. Dibawah ini bagan dari desain penelitian one-case shoot study menurut Arikunto (2010, Hlm. 124) yaitu :


(30)

52

Didit Faiza Sudiarjo, 2015

Penelusuran Nilai Nilai Kepercayaan Diri dan Kebugaran Jasmani Dalam Pembelajaran Taekwondo Kategori Poomsae pada Kelas X di SMAN 1 Rangkasbitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 3.1

Bagan one-case shoot study

Keterangan :

X adalah perlakuan

O adalah hasil observasi sudah treatment C. Metodologi Penelitian

Penelitian adalah salah satu cara dalam mencari suatu kebenaran melalui cara-cara ilmiah atau metode ilmiah. Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode agar penelitian berjalan dengan baik dan dapat dipertanggung jawabkan .

Seperti yang diungkapkan oleh Sugiyono (2013, hlm. 1) bahwa “Metode

penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan

tujuan dan kegunaan tertentu”. Untuk itu perlu dipilih secara cermat metode yang

akan dipakai dalam suatu penelitian. Metode merupakan suatu cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan, sedangkan tujuan dari penelitian adalah untuk mengungkapkan, menggambarkan, dan menyimpulkan hasil pemecahan masalah melalui cara-cara tertentu sesuai dengan prosedur penelitian.

Metode yang digunakan penulis untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode ini digunakan atas dasar pertimbangan bahwa penelitian eksperimen yaitu mencobakan sesuatu untuk mengetahui pengaruh atau suatu perlakuan atau treatment. Pengertian metode eksperimen dijelaskan oleh Sugiyono (2013, hlm. 107) yaitu: “Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi terkendalikan”.

Secara teori, tujuan dari eksperimen adalah untuk menyelidiki ada atau tidaknya hubungan sebab akibat dari perlakuan-perlakuan tertentu pada kelompok


(31)

53

Didit Faiza Sudiarjo, 2015

Penelusuran Nilai Nilai Kepercayaan Diri dan Kebugaran Jasmani Dalam Pembelajaran Taekwondo Kategori Poomsae pada Kelas X di SMAN 1 Rangkasbitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

objek uji coba, juga untuk mengetahui perbedaan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat yang diteliti. Dalam penelitian ini menggunakan satu variabel bebas dan dua variabel terikat, Sugiyono (2013, hlm. 61) menjelaskan mengenai variabel penelitian yaitu:

1. Variabel independen (bebas) merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).

2. Variabel dependen (terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.

Dalam penelitian ini, penulis menyusun langkah-langkah penelitian sebagai berikut:

Gambar 3.2

Bagan langkah-langkah penelitian

Posttest kebugaran jasmani Treatment Model Pembelajaran taekwondo

kategori poomsae

Posttest kepercayaan diri dengan angket

Analisis

Kesimpulan Populasi


(32)

54

Didit Faiza Sudiarjo, 2015

Penelusuran Nilai Nilai Kepercayaan Diri dan Kebugaran Jasmani Dalam Pembelajaran Taekwondo Kategori Poomsae pada Kelas X di SMAN 1 Rangkasbitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

D. Definisi Operasional

Untuk memudahkan penelitian dan menghindari kesalahan dalam menafsirkan kata dan atau kalimat dalam penulisan. Penulis akan menjelaskan istilah-istilah yang ada kaitannya dengan penelitian ini. Berikut adalah penjelasan istilah-istilah penting dalam penelitian ini, yaitu:

1. Pengaruh adalah kegiatan atau keteladanan yang baik secara langsung atau tidak langsung mengakibatkan suatu perubahan perilaku atau sikap orang lain atau kelompok.

2. Pembelajaran adalah usaha sadar dan terencana yang didalamnya

terdapat interaksi antara guru, siswa dan lingkungan pendidikan dengan tujuan perubahan perilaku dalam diri siswa.

3. Taekwondo adalah olahraga beladiri modern yang berakar pada beladiri

tradisional korea. Taekwondo terdiri dai tiga suku kata yaitu tae yang berarti kaki, kwon yang berarti tangan dan do yang berarti seni. Jadi, taekwondo secara garis besar dapat diartikan sebagai seni beladiri yang mengedapankan pukulan dan tendangan.

4. Poomsae adalah rangkain teknik gerakan dasar serangan dan pertahanan

diri, yang dilakukan melawan imajiner denagan mengikuti diagram dan ritme tertentu. Setiap diagram rangkaian gerakan poomsae didasari oleh filosofi timur yang menggambarkan semangat dan cara pandang bangsa korea. Poomsae merupakan nomor seni gerak atau jurus dalam bela diri taekwondo.

5. Kebugaran jasmani adalah kesanggupan untuk malaksanakan kegiatan sehari-hari dan melksanankan tugas gerak serta aktifitas jasmani dengan semangat dan penuh kesadaran, tanpa menglami kelelahan yang berarti. Kebugaran jasmani bagi seorang siswa sangat dibutuhkan untuk malaksanakan kegiatan belajar mengajar pada saat kegiatan belajar mengajar (KBM) mupun pada saat kegiatan ekstrakulikuler yang beralangsung setelah kegiatan belajar mengajar selesai.


(33)

55

Didit Faiza Sudiarjo, 2015

Penelusuran Nilai Nilai Kepercayaan Diri dan Kebugaran Jasmani Dalam Pembelajaran Taekwondo Kategori Poomsae pada Kelas X di SMAN 1 Rangkasbitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

6. Pengertian percaya diri menurut setyobroto (dalam siti nur kholifah,

2013, hlm. 32) menyebutkan bahawa “percaya diri adalah rasa percaya bahwa ia sanggup dan mampu untuk mencapai prestaasi tertentu”.

E. Instrumen Penelitian

Dalam melakukan pengukuran, instrumen memegang peranan penting

dalam proses pengumpulan data. Menurut Sugiyono (2013, hlm. 148),”Instrumen

penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam atau

sosial yang diamati”. Mengenai tes, Suntoda (2013, hlm.1) menjelaskan, “Tes adalah suatu alat ukur atau instrumen yang digunakan untuk memperoleh

informasi/data tentang seseorang atauobjek tertentu”. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kebugaran jasmani dan test kepercayaan diri dengan angket.

1. Instrumen penelitian untuk kebugaran jasmani

Instrumen yang digunakan penulis untuk mengumpulkan data kebugaran jasmani dalam penelitian ini adalah Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI) untuk tingkat sekolah menengah atas sebagaimana yang dikemukakan oleh Nurhassan (2007, hlm. 120). Butir TKJI untuk sekolah menengah atas menurut nurhasan ada lima, yaitu :

a. Lari cepat 60 meter.

b. Angkat tubuh/pull up (30 detik untuk putri; 60 detik untuk putra). c. Baring duduk/ sit up 60 detik.

d. Vertical jump

e. Lari jarak jauh (800 meter untuk putri; 1.000 meter untuk putra).

Prosedur pelaksanaan tes untuk pelaksanaan setiap butir TKJI dapat kita lihat sebagai berikut :

1. Lari cepat 60 meter.

a. Tujuan : Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan.


(34)

56

Didit Faiza Sudiarjo, 2015

Penelusuran Nilai Nilai Kepercayaan Diri dan Kebugaran Jasmani Dalam Pembelajaran Taekwondo Kategori Poomsae pada Kelas X di SMAN 1 Rangkasbitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1) Lintasan lurus, rata, tidak licin, mempunyai lintasan lanjutan, berjarak 50 / 60 meter

2) Bendera start 3) Peluit

4) Tiang pancang / penanda

5) Stop watch

6) Formulir TKJI

7) Alat tulis c. Petugas Tes

1) Petugas pemberangkatan

2) Pengukur waktu merangkap pencatat hasil tes d. Pelaksanaan

1) Sikap permulaan yaitu peserta berdiri dibelakang garis start.

2) Pada aba-aba “SIAP” peserta mengambil sikap start berdiri, siap untuk lari.

3) pada aba- aba “YA” peserta lari secepat mungkin menuju garis finish

4) Lari diulang jika peserta mencuri start atau tidak melewati garis finish.

5) Pengukuran waktu dilakukan dari saat bendera start diangkat sampai pelari melintasi garis

e. Pencatat hasil

1) hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk menempuh jarak 60 meter dalam satuan detik


(35)

57

Didit Faiza Sudiarjo, 2015

Penelusuran Nilai Nilai Kepercayaan Diri dan Kebugaran Jasmani Dalam Pembelajaran Taekwondo Kategori Poomsae pada Kelas X di SMAN 1 Rangkasbitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Putra Putri Nilai

s/d –7.20” s/d –8.40” 5

7.30” –8.30” 8.50” –9.80” 4

8.40” –9. 60” 9.90” –11,40” 3

9.70” –11.00” 11.50” –13.40” 2 11.10” – dst. 11.35 – dst 1

Tabel 3.1

Niali TKJI tes lari 60 detik

2. Pull up (60 detik untuk putra dan 30 detik untuk putri)

a. Tujuan : tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan

otot lengan dan bahu. b. Alat dan fasilitas

1) palang tunggal yang dapat diatur ketinggiannya yang disesuaikan dengan ketinggian

2) stopwatch

3) serbuk kapur atau magnesium karbonat

4) alat tulis c. Petugas tes

1)pengamat waktu

2)penghitung gerakan merangkap pencatat hasil

d. Pelaksanaan Tes Gantung Angkat Tubuh 60 detik untuk putra dan 30 detik untuk putri.

1) Sikap permulaan, peserta berdiri di bawah palang tunggal. Kedua tangan berpegangan pada palang tunggal selebar bahu. Pegangan telapak tangan menghadap ke arah letak kepala

2) Gerakan (untuk putra dan putri)


(36)

58

Didit Faiza Sudiarjo, 2015

Penelusuran Nilai Nilai Kepercayaan Diri dan Kebugaran Jasmani Dalam Pembelajaran Taekwondo Kategori Poomsae pada Kelas X di SMAN 1 Rangkasbitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

sehingga dagu menyentuh atau berada di atas palang tunggal kemudian kembali ké sikap permulaan. Gerakan ini dihitung satu kali. Selama melakukan gerakan, mulai dan kepala sampai ujung kaki tetáp merupakan satu garis lurus. Gerakan ini dilakukan berulang-ulang, tanpa istirahat sebanyak mungkin selama 60 detik. 3) Angkatan dianggap gagal dan tidak dihitung apabila pada waktu mengangkat badan, peserta melakukan gerakan mengayun, pada waktu mengangkat badan, dagu tidak menyentuh palang tunggal dan pada waktu kembali ke sikap permulaan kedua lengan tidak lurus

e. Pencatatan Hasil

1) yang dihitung adalah angkatan yang dilakukan dengan sempurna. 2) yang dicatat adaiah jumlah (frekuensi) angkatan yang dapat

dilakukan dengan sikap sempurna tanpa istirahat selama 60 detik untuk putra dan 30 detik untuk putri.

3) Peserta yang tidak mampu melakukan Tes angkatan tubuh ini, walaupun telah berusaha, diberi nilai nol (0).

Putra Putri Nilai

19 keatas 41 keatas 5

14 – 18 22 – 40 4

9 – 13 10 – 21 3

5 – 8 3 – 9 2

0 – 4 0 – 2 1

Tabel 3.2


(37)

59

Didit Faiza Sudiarjo, 2015

Penelusuran Nilai Nilai Kepercayaan Diri dan Kebugaran Jasmani Dalam Pembelajaran Taekwondo Kategori Poomsae pada Kelas X di SMAN 1 Rangkasbitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 3. Tes baring duduk / sit up 60 detik

a. Tujuan : mengukur kekuatan dan ketahanan otot perut.

b. Alat dan fasilitas

1) lantai / lapangan yang rata dan bersih

2) stopwatch

3) alat tulis

4) alas / tikar / matras dll c. Petugas tes

1) pengamat waktu

2) penghitung gerakan merangkap pencatat hasil d. Pelaksanaan

1) sikap permulaan, berbaring telentang di lantai, kedua lutut ditekuk

dengan sudut 90˚ dengan kedua jari- jarinya diletakkan di belakang kepala. Peserta lain menekan / memegang kedua pergelangan kaki agar kaki tidak terangkat.

2) Gerakan aba-aba “YA” peserta bergerak mengambil sikap duduk sampai kedua sikunya menyentuh paha, kemudian kembali ke sikap awal.

3) Lakukan gerakan ini berulang-ulang tanpa henti selama 60 detik e. Pencatatan Hasil

1) Gerakan tes tidak dihitung apabila pegangan tangan terlepas sehingga kedua tangan tidak terjalin lagi, kedua siku tidak sampai menyentuh paha serta menggunakan sikunya untuk membantu menolak tubuh.

2) Hasil yang dihitung dan dicatat adalah gerakan tes yang dapat dilakukan dengan sempurna selama 60 detik.


(38)

60

Didit Faiza Sudiarjo, 2015

Penelusuran Nilai Nilai Kepercayaan Diri dan Kebugaran Jasmani Dalam Pembelajaran Taekwondo Kategori Poomsae pada Kelas X di SMAN 1 Rangkasbitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Putra Putri Nilai

41 keatas 29 keatas 5

30 – 40 20 – 28 4

21 – 29 10 – 19 3

10 – 20 3 – 9 2

0 – 9 0 – 2 1

Tabel 3.3

Niali TKJI tes baring duduk / sit up

4. Tes loncat tegak / vertical jump

a. Tujuan : tes ini bertujuan untuk mengukur daya ledak / tenaga eksplosif.

b. Alat dan Fasilitas

1) Papan berskala centimeter, warna gelap, ukuran 30 x 150 cm, dipasang pada dinding yang rata atau tiang. Jarak antara lantai dengan angka nol (0) pada papan tes adalah 150 cm.

2) Serbuk kapur

3) Alat penghapus papan tulis 4) Alat tulis

c. Petugas Tes : pengamat dan pencatat hasil

d. Pelaksanaan Tes

1) Sikap permulaan, terlebih dulu ujung jari peserta diolesi dengan serbuk kapur / magnesium karbonat, kemudian Peserta berdiri tegak dekat dinding, kaki rapat, papan skala berada pada sisi kanan / kiri badan peserta. Angkat tangan yang dekat dinding lurus ke atas, telapak tangan ditempelkan pada papan skala hingga meninggalkan bekas jari. Peserta mengambil awalan dengan sikap menekukkan lutut dan kedua lengan diayun ke belakang. Kemudian peserta meloncat setinggi mungkin sambil menepuk papan dengan tangan yang terdekat sehingga menimbulkan bekas.


(39)

61

Didit Faiza Sudiarjo, 2015

Penelusuran Nilai Nilai Kepercayaan Diri dan Kebugaran Jasmani Dalam Pembelajaran Taekwondo Kategori Poomsae pada Kelas X di SMAN 1 Rangkasbitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Lakukan tes ini sebanyak tiga (3) kali tanpa istirahat atau boleh diselingi peserta lain

e. Pencatatan Hasil

1) Selisih raihan loncatan dikurangi raihan tegak 2) Ketiga selisih hasil tes dicatat

3) Masukkan hasil selisih yang paling besar

Putra Putri Nilai

73 keatas 50 keatas 5

60 – 72 39 – 49 4

50 – 59 31 – 38 3

39 – 49 23 – 30 2

0 – 38 0 – 22 1

Tabel 3.4

Nilai TKJI tes loncat tegak / vertical jump

5. Tes lari 1.000 meter untuk putra dan 800 meter untuk putri

a. Tujuan : tes ini bertujuan untuk mengukur daya tahan jantung paru,

peredaran darah dan pernafasan b. Alat dan Fasilitas

1) Lintasan lari

2) Stopwatch

3) Bendera start 4) Peluit

5) Tiang pancang / tanda 6) Alat tulis

c. Petugas Tes

1) Petugas pemberangkatan

2) Pengukur waktu

3) Pencatat hasil


(40)

62

Didit Faiza Sudiarjo, 2015

Penelusuran Nilai Nilai Kepercayaan Diri dan Kebugaran Jasmani Dalam Pembelajaran Taekwondo Kategori Poomsae pada Kelas X di SMAN 1 Rangkasbitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

d. Pelaksanaan Tes

1) Sikap permulaan, peserta berdiri di belakang garis start

2) Pada aba-aba “SIAP” peserta mengambil sikap berdiri, siap untuk lari

3) Pada aba-aba “YA” peserta lari semaksimal mungkin menuju garis finish.

e. Pencatatan Hasil

1) Pengambilan waktu dilakukan mulai saat bendera start diangkat sampai peserta tepat Melintasi garis finish

2) Hasil dicatat dalam satuan menit dan detik. Contoh : 3 menit 12

detik maka ditulis 3’ 12”

Putra (1.000 meter) Putri (800 meter) Nilai

s/d –3’14” s/d - 3’52” 5

3’15” –4’25” 3’53” –4’56” 4

4’26” –5’12” 4’57” –5’58” 3

5’13” –6’33” 5’59” –7’23” 2

6’.34” keatas 7’24” keatas 1

Tabel 3.5

Nilai TKJI tes lari 1.000 meter untuk putra dan 800 meter untuk putri 2. Instrumen penelitian untuk kepercayaan diri

Peneliti membuat lembar observasi seperti di bawah ini untuk dijadikan sebagai instrumen penelitian utnuk penelusuran nilai-nilai kepercayaan diri. Lembar observer ini disusun berdasarkan pendapat para ahli mengenai kepercayaan diri di antaranya Waterman (1980), Lautser (1978) dan Glimer (1978). Peneleiti mengambil poin-poin dari pendapat para ahli tersebut untuk dijadikan instrumen penelitian mengenai kepercayaan diri dalam bentuk lembar observer


(41)

63

Didit Faiza Sudiarjo, 2015

Penelusuran Nilai Nilai Kepercayaan Diri dan Kebugaran Jasmani Dalam Pembelajaran Taekwondo Kategori Poomsae pada Kelas X di SMAN 1 Rangkasbitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu N O Na ma Sisw a

Indikator nilai Percaya diri Juml ah Keyakina n kemampu an diri Tanggu ng jawab Optim is obyekt if Komunik asi Berani 1 a 1 b 1 c

2a 2b 3 a 3 b 4 a 4 b

5a 5b 6 a 6 b 6 c 1 2 3 JUMLA H Tabel 3.6

Lembar Penilaian Observasi Nilai Kepercayaan Diri Siswa

Keterangan :

Nilai tertinggi adalah 120 terdiri dari :

1. Keyakinan kemampuan diri

1.a. Dalam mengahadapi tantangan. (nilai maksimal sepuluh) 1.b. Dalam mengahadapi masalah. (nilai maksimal sepuluh) 1.c. Dalam kehidupan. (nilai maksimal sepuluh)

2. Tanggung jawab

2.a. Bertanggung jawab terhadap diri sendiri. (nilai maksimal sepuluh) 2.b. Bertanggung jawab terhadap tugas. (nilai maksimal sepuluh) 3. Objektif

3.a. Mampu menilai diri sendiri. (nilai maksimal sepuluh) 3.b. Mampu memimpin teman-teman. (nilai maksimal sepuluh) 4. Optimis.

4.a. Optimis terhadap diri sendiri. (nilai maksimal sepuluh)


(42)

64

Didit Faiza Sudiarjo, 2015

Penelusuran Nilai Nilai Kepercayaan Diri dan Kebugaran Jasmani Dalam Pembelajaran Taekwondo Kategori Poomsae pada Kelas X di SMAN 1 Rangkasbitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

5. Komunikasi

5.a. Berkomunikasi dengan baik dalam kehidupan sehari-hari. (nilai maksimal sepuluh)

5.b. Bersosialisasi. (nilai maksimal sepuluh) 6. Berani

6.a. Berani Dalam berpendapat. (nilai maksimal sepuluh)

6.b. Berani dalam mengambil keputusan. (nilai maksimal sepuluh) 6.c. Berani mencoba. (nilai maksimal sepuluh

Kriteria Penilaian Skor Point

maksimal Rentang Keterangan

10 1-3

4-6 7-10

 Melakukan kurang baik

 Melakukan dengan baik

 Melakukan dengan sangat baik

Tabel 3.2

Kriteria Penilaian Skor

Dalam penyusunan kisi-kisi tentang kepercayaan diri, penyusun mengambil dari berabgai teori-teori menurut para ahli di bidangnya dan dari berbagai sumber yang relevan. Penyusun menetapakan 5 indikator yang dianggap dapat mewakili kepercayaan diri secara keseluruhan, yaitu:

1. Keyakinan kemampuan diri sendiri

Percaya akan kemampuan dirinya sendiri dalam melakukan atau mengerjakan tugas gerak yang diberikan oleh guru ketika pembelajaran pendidikan jasmani berlangsung.


(43)

65

Didit Faiza Sudiarjo, 2015

Penelusuran Nilai Nilai Kepercayaan Diri dan Kebugaran Jasmani Dalam Pembelajaran Taekwondo Kategori Poomsae pada Kelas X di SMAN 1 Rangkasbitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tanggung jawab menurut kamus besar bahasa indonesia, “berkewajiban

menanggung, memikul, menganggung segala sesuatunya dan menanggung

akibatnya”.

3. Optimis.

Selalu berfikir visioner dan berfikir baik dalam mengahadapi suatu permasalahan.

4. Komunikasi

Manusia adalah mahlik sosial yang saling membutuhkan antar yang satu dengan yang lain. Untuk berhubungan dengan individu lainnya, setiap individu harus mampu dan bisa berkomunikasi dengan baik. Dalam ruang lingkup pembelajaran di sekolah, seorang siswa harus bisa berinteraksi baik dengan siswa lainnya ataupun berinteraksi dengan guru.

5. Objektifitas.

Kepercayaan diri dapat dilihat ketika seorang siswa dengan tegas memberikan pandangan atau penilaian terhadap dirinya sendiri ataupun orang lain.

6. Keberanian

Menurut pendapat daniel goleman (2005, hlm. 83), “rasa percaya diri adalah keberanian yang datang dari kepastian tentang kemampuan,

nilai-nilai, dan tujuan kita”.

F. Pelaksanaan Pengumpulan Data

Penelitian ini dilaksanakan pada pembelajaran pendidikan jasmani dilapangan di SMA N 1 Rangkasbitung kabupaten Lebak, yang dilaksanakan selama 16 pertemuan. Pelaksanaan pengumpulan data dilakukan dengan observasi dengan menggunakan observasi terstruktur menurut Sugiyono (2013, hlm.05)

observasi terstruktur adalah “observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya. Dalam melakukan pengamatannya peneliti menggunakan instrumen penelitian yang telah teruji validitas dan reriabilitasnya.”


(44)

66

Didit Faiza Sudiarjo, 2015

Penelusuran Nilai Nilai Kepercayaan Diri dan Kebugaran Jasmani Dalam Pembelajaran Taekwondo Kategori Poomsae pada Kelas X di SMAN 1 Rangkasbitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dalam pelaksanaannya penelitian penelusuran nilai-nilai kepercayaan diri dan kebugaran jasmani dalam pembelajaran taekwondo kategori poomsae ini dilaksanakan dalam satu semester dengan 16 kali pertemuan, dilakukan 4 kali dalam satu minggu. Sesuai dengan pendapat Juliantine et.al (2007, hlm.35)

mengatakan bahwa “Sebagai percobaan untuk mendapatkan hasil yang baik bisa

pula dilaksanakan dalam frekuensi latihan 3 – 4 hari/minggu. Sedangkan lamanya latihan paling sedikit 4 - 6 minggu.” Kemudian mengacu pada Bompa (dalam Iwa 2013, hlm. 36) menyatakan “During this time athleties should trening 3-5 time for

week depending or their of development in athietes.

Mengenai hal tersebut, pembelajaran dilaksanakan pada hari senin, selasa, kamis dan jum’at dilaksanakan pada pukul 14.00 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB. Pembelajaran yang dilaksanakan dibagi menjadi 2 tahap yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan, yang akan dijelaskan sebagai berikut :

1. Tahap persiapan

Guru dan peneliti menyiapkan/menyusun sekrenario pembelajaran dan siswa diintruksikan untuk memahami sekrenario pembelajaran tersebut sebelum pelaksanaan kegiatan belajar mengajar berlangsung.

2. Tahap pelaksanaan

a. Kegiatan awal

Guru memberikan motivasi dan apersepsi kepada siswa serta menjelaskan tujuan dan teknik bermain dalam pelaksanaan pembelajaran role playing, serta memberikan penjelasan tentang inti tujuan dari permainan tersebut.

b. Kegiatan initi

Dalam kegiatan ini guru membagi siswa dalam kelompok kecil, dan menunjuk siswa untuk memerankan dari sekrenario yang telah dipersiapkan, masing-masing siswa berada dalam kelompoknya masing-masing siswa diberi lembar kerja untuk membahas/memberi penilaian atas penampilan masing-masing kelompok. Kemudian guru dan siswa melakukan diskusi untuk membicarakan hasil kegiatan


(45)

67

Didit Faiza Sudiarjo, 2015

Penelusuran Nilai Nilai Kepercayaan Diri dan Kebugaran Jasmani Dalam Pembelajaran Taekwondo Kategori Poomsae pada Kelas X di SMAN 1 Rangkasbitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

proses belajar mengajar yang sudah terlaksana, berikut

penilaian-penilaian yang telah dilakukan, masing-masing kelompok

menyampaikan kesimpulannya serta guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

c. Kegiatan akhir

Guru memberikan kesimpulan secara keseluruhan dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan masukan mengenai penampilan masing-masing kelompok.

G. Teknik Pengolahan Data.

Untuk mendapatkan hasil yang objektif dalam suatu tes, harus dihindarkan kesalahan-kesalahan dalam pelaksanaan tes tersebut. Tujuan dari prosedur tes dan pengukuran ini untuk memudahkan dalam melakukan tes, sehingga pelaksanaan dan hasilnya dapat sesuai dengan yang diharapkan. Setelah data dari tes awal dan tes akhir terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengolah dan menganalisis data dengan statistik. Langkah-langkah pengolahan data tersebut ditempuh dengan menggunakan rumus yang dirujuk dari Sudjana (dalam Anjar, 2013, hlm. 45 - 48)

1. Menghitung skor rata-rata kelompok sampel dengan menggunakan rumus

sebagai berikut :

Keterangan :

X = skor rata-rata yang dicari

= jumlah nilai data

= jumlah sampel

2. Menghitung simpangan baku dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan:


(46)

68

Didit Faiza Sudiarjo, 2015

Penelusuran Nilai Nilai Kepercayaan Diri dan Kebugaran Jasmani Dalam Pembelajaran Taekwondo Kategori Poomsae pada Kelas X di SMAN 1 Rangkasbitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

n = jumlah sampel

= jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata 3. Mencari varians (S2) melalui rumus:

Keterangan:

S2 = Varians yang dicari n = Jumlah sampel

= Skor yang diperoleh

∑ = Jumlah

4. Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalan lilifors.

a. Menyusun hasil data pengamatan, yang dimulai dari hasil pengamatan

yang paling kecil sampai nilai pengamatan yang paling besar

b. Untuk semua nilai pengamatan x1, x2, x3, ... x11 dijadikan angka baku z1, z2 ... zn dengan pendekatan z skor

̅

( ̅ dan S masing-masing rata-rata dan simpangan baku) Keterangan :

Z = skor standar yang dicari = skor yang didapat

̅ = rata-rata hitung S = simpangan baku

a. Untuk tiap baku angka tersebut, dengan bantuan tabel distribusi normal baku (tabel distribusi Z). Kemudian hitung peluang dari masing-masing nilai Z (Fzi) dengan ketentuan: jika nilai Z negatif, maka dalam menentukan Fzi-nya adalah 0,5 – luas daerah distribusi Z(-), 0,5 + luas daerah distribusi Z(+).


(47)

69

Didit Faiza Sudiarjo, 2015

Penelusuran Nilai Nilai Kepercayaan Diri dan Kebugaran Jasmani Dalam Pembelajaran Taekwondo Kategori Poomsae pada Kelas X di SMAN 1 Rangkasbitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

b. Menentukan proposi masing-masing nilai Z (Szi) dengan cara melihat

kedudukannilai z pada nomer urut sampel yang kemudian dibagi dengan banyaknya sampel.

5. Menguji homogenitas bartlet

Uji homogenitas, dilakukan untuk mengetahui apakah ada sampel yang terpilih menjadi responden berasal dari kelompok yang sama. Dengan kata lain, bahwa sampel yang diambil memiliki sifat-sifat yang sama atau homogen. Pengujian homogenitas dalam penelitian ini menggunakan uji Barlett. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian homogenitas varians ini menurut Abduljabar dan Kusumah, (2010, hlm. 304) adalah:

a. Menentukan kelompok-kelompok data dan menghitung varians untuk tiap kelompok tersebut

b. Membuat tabel pembantu untuk memudahkan tabel perhitungan,

dengan model tabel uji barlett. c. Menghitung varians gabungan.

d. Menghitung log dari varians gabungan e. Menghitung nilai barlett.

f. Menghitung nilai x².

g. Menentukan nilai dan titik kritis.

h. Membuat kesimpulan

6. Menguji hubungan dengan korelasi berganda

a. Mencari data apa saja yng digunakan

b. Membuat H0 dan H1 dalam bentuk kalimat

c. Membuat H0 dan H1 dalam bentuk statistik

d. Membuat tabel penolong untuk korelasi berganda

e. Mencari r hitung cengan cara memasukan angka statistik dari tabel penolong dengan rumus :


(48)

70

Didit Faiza Sudiarjo, 2015

Penelusuran Nilai Nilai Kepercayaan Diri dan Kebugaran Jasmani Dalam Pembelajaran Taekwondo Kategori Poomsae pada Kelas X di SMAN 1 Rangkasbitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

√{ }{ }

f. Menguji signifikansi dengan rumus f hitung

Dengan kaidah pengujian yaitu jika f hitung > f tabel maka tolak H0 artinya signifikan. Namun, jika sebaliknya f hitung < f tabel terima H0 artinya tidak signifikan.

H. Analisis Data

Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisis data. Adapun prosedur analisis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah analisi korelasi ganda. Analisis korlasi ganda menurut Abduljabar dan Kusumah

(2010, hlm. 346) yaitu “korelasi ganda berfungsi untuk mencari besarnya hubungan dan kontribusi dua variabel bebas (x) atau lebih secara simultan (bersama-sama) dengan variabel terikat (y)”. Uji persyaratan analisis yang digunakan adalah uji normalitas dengan uji liliefors serta uji homogenitas menggunakan uji homogenitas Barlett.


(49)

71

Didit Faiza Sudiarjo, 2015

Penelusuran Nilai Nilai Kepercayaan Diri dan Kebugaran Jasmani Dalam Pembelajaran Taekwondo Kategori Poomsae pada Kelas X di SMAN 1 Rangkasbitung


(50)

88

Didit Faiza Sudiarjo, 2015

Penelusuran Nilai Nilai Kepercayaan Diri dan Kebugaran Jasmani Dalam Pembelajaran Taekwondo Kategori Poomsae pada Kelas X di SMAN 1 Rangkasbitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Kurangnya kepercayaan diri siswa ketika akan melakukan tugas gerak yang diberikan oleh guru pendidikan jasmani (penjas) dalam pembelajaran penjas membuat siswa menjadi malas untuk bergerak, sehingga dapat menyebabkan kebugaran jasmani siswa juga ikut menurun. Hal tersebut disampaikan juga oleh

Ibrahim dan Komarudin (2009, hlm. 102) yang menjelaskan bahwa “fisik yang

baik dalam aktivitas olahraga merupakan salah satu kunci untuk membangun percaya diri”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam yaitu tes dan lembar observer, yaitu tes kebugaran jasmani indonesia (TKJI), tes hasil belajar taekwondo kategori poomsae dan lembar observasi untuk kepercayaan diri. Sampel diambil dengan teknik sampel jenuh. Berdasarkan hasil pengujian dan analisis data diperoleh bahwa terdapat nilai-nilai kepercayaan diri dan kebugaran jasmani dalam pembelajaran taekwondo kategori poomsae sebesar R2 x 100%= 0,7182 x 100% = 51,534% dan sisanya 48,466% dipengaruhi oleh variabel lainnya. Kesimpulannya terdapat nilai-nilai kebugaran jasmani dan kepercayaan diri dalam pembelajaran taekwondo kategori poomsae, hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata kebugaran jasmani yaitu 3,1 dari skala 1 – 5 yang memiliki pengertian baik. kemudian nilai rata -rata untuk kebugaran jasmani dari enam item indikator 7,6 dari skala 1 – 10 dan memiliki pengertian baik. Jadi, dapat disimpulkan bahwa terdapat nilai-nilai kepercayaan diri dan kebugaran jasmani dalam pembelajaran taekwondo kategori poomsae pada kelas X di SMAN 1 Rangkasbitung.


(51)

89

Didit Faiza Sudiarjo, 2015

Penelusuran Nilai Nilai Kepercayaan Diri dan Kebugaran Jasmani Dalam Pembelajaran Taekwondo Kategori Poomsae pada Kelas X di SMAN 1 Rangkasbitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

B. Saran

Berdasarkan penelitian, beberapa saran yang diberikan, yaitu :

1. Melihat dari antusiasme para siswa dalam mengikuti bentuk-bentuk

permainan dan materiyang diberikan oleh peneliti dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, model pembelajaran taekwondo kategori poomsae pada khususnya dan model olahraga beladiri pada umumnya dapat dijadikan satu referensi bagi guru pendidikan jasmani karena dalam model ini memiliki nilai-nilai kebugaran jasmsani dan kepercayaan diri yang akan sanagat penting bagi perkembangan kepercayaan diri dan kebugaran jasmani siswa.

2. Agar tujuan pembelajaran dapat dicapai hendaknya guru yang akan

menerapkan model pembelajaran ini menguasai olahraga beladiri Taekwondo sepenuhnya.

3. Bagi setiap guru pendidikan jasmani diharapkan dalam setiap proses pembelajaran pendidikan jasmani, luaran atau hasil belajar yang didapatkan oleh siswa tidaklah hanya menekankan pada aspek psikomotor saja.


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kurangnya kepercayaan diri siswa ketika akan melakukan tugas gerak yang diberikan oleh guru pendidikan jasmani (penjas) dalam pembelajaran penjas membuat siswa menjadi malas untuk bergerak, sehingga dapat menyebabkan kebugaran jasmani siswa juga ikut menurun. Hal tersebut disampaikan juga oleh

Ibrahim dan Komarudin (2009, hlm. 102) yang menjelaskan bahwa “fisik yang

baik dalam aktivitas olahraga merupakan salah satu kunci untuk membangun percaya diri”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam yaitu tes dan lembar observer, yaitu tes kebugaran jasmani indonesia (TKJI), tes hasil belajar taekwondo kategori poomsae dan lembar observasi untuk kepercayaan diri. Sampel diambil dengan teknik sampel jenuh. Berdasarkan hasil pengujian dan analisis data diperoleh bahwa terdapat nilai-nilai kepercayaan diri dan kebugaran jasmani dalam pembelajaran taekwondo kategori poomsae sebesar R2 x 100%= 0,7182 x 100% = 51,534% dan sisanya 48,466% dipengaruhi oleh variabel lainnya. Kesimpulannya terdapat nilai-nilai kebugaran jasmani dan kepercayaan diri dalam pembelajaran taekwondo kategori poomsae, hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata kebugaran jasmani yaitu 3,1 dari skala 1 – 5 yang memiliki pengertian baik. kemudian nilai rata -rata untuk kebugaran jasmani dari enam item indikator 7,6 dari skala 1 – 10 dan memiliki pengertian baik. Jadi, dapat disimpulkan bahwa terdapat nilai-nilai kepercayaan diri dan kebugaran jasmani dalam pembelajaran taekwondo kategori poomsae pada kelas X di SMAN 1 Rangkasbitung.


(2)

B. Saran

Berdasarkan penelitian, beberapa saran yang diberikan, yaitu :

1. Melihat dari antusiasme para siswa dalam mengikuti bentuk-bentuk permainan dan materiyang diberikan oleh peneliti dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, model pembelajaran taekwondo kategori poomsae pada khususnya dan model olahraga beladiri pada umumnya dapat dijadikan satu referensi bagi guru pendidikan jasmani karena dalam model ini memiliki nilai-nilai kebugaran jasmsani dan kepercayaan diri yang akan sanagat penting bagi perkembangan kepercayaan diri dan kebugaran jasmani siswa. 2. Agar tujuan pembelajaran dapat dicapai hendaknya guru yang akan

menerapkan model pembelajaran ini menguasai olahraga beladiri Taekwondo sepenuhnya.

3. Bagi setiap guru pendidikan jasmani diharapkan dalam setiap proses pembelajaran pendidikan jasmani, luaran atau hasil belajar yang didapatkan oleh siswa tidaklah hanya menekankan pada aspek psikomotor saja.


(3)

90

DAFTAR PUSTAKA

Abdul jabar, Bambang. 2009. Pembelajaran Manajamemen Pendidikan Jasmani

dan Olahraga. FPOK Bahan Ajar. Bandung: FPOK UPI.

Abduljabar, Bambang. 2010. Landasan Ilmiah Pendidikan Intelektual dalam

Pendidikan Jasmani. Bandung : Rizqi press

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Yogyakarta : rineka cipta

Arikunto, Suharsimi, 1993, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta : Rineka Cipta.

Atom. (2012). Pengertian Hasil Belajar. [online]. Tersedia di: http://literaturkti.blogspot.com/2012/09/pengertian-hasil-belajar.html.

diakses 20 Oktober 2014.

Darsono. 2010. Perbedaan Tingkat Kepercayaan Diri Siswa yang Mengikuti Unit

Kegiatan Taekwondo, Bulutangkis, dan Bola Basket di SMP Negeri 5 Bandung. Skripsi Sarjana pada FPOK UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Ghufron & Risnawati. 2010. Teori-teori Psikologi. Yogyakarta: Ar-ruzz Media. Goderfroy, Stephanie Barat. 1999. Bagaimana Cara Mengembangkan Karisma

dan Daya Tarik Pribadi Anda. Batam Center: Interaksara.

H. Suryana. 2004. Teknik Dasar, Poomsae, dan Peraturan Pertandingan

Taekwondo. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Heriawan, Adang , dkk. 2012. Metodelogi Pembelajaran: Kajian Teoritis Praktis. Banten: LP3G

Herida. (2009). Teori-teori yang berdasarkanteori pembelajaran, postmodern,

sosioekonomi, dan pengambilan keputusan serta aplikasinya. [online].


(4)

Teori-teori-yang- berdasarkan-teori-pembelajaran-postmodern-sosioekonomi-dan-pengambilan-keputusan-serta-aplikasinya/. Diakses 21 Oktober 2014. Hidayat,Yusuf.2009.Pengantar Psikologi Olahraga. Bandung : Bintang Warli

Artika

Ibrahim, Rusli. 2007. Psikologi Kepelatihan. FPOK Bahan Ajar. Bandung: FPOK UPI

Juliantine, Tite, dkk. 2007. Teori latihan. Bandung : redpoint.

Lee, kyong-myong. Dkk. 2008. The Book Of WTF Poomsae Competition. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

kanghan. (2009). Poomsae. [online]. Tersedia di http://www.kanghantkd.co.uk/Poomse/. Diakses pada 28 Oktober 2014. Lutan, Rusli & Suherman, Adang. 2000. Perencanaan Pembelajaran Penjas.

Jakarta: Depdiknas.

Mahendra, Agus. 2003. Asas dan Falsafat Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdiknas.

. 2009. Teori Belajar Mengajar Motorik. Bandung : Redpoint. Mitchell, David. 1986. Official WTF taekwondo. Amazon.com

Mubasir, ahmad. (2011). Apa Itu Konsep Belajar Dan Pembelajaran?. Tersedia di: m.kompasiana.com/post/read/397827/1/apa-itu-konsep-belajar-dan-pembelajaran.html. diakses 16 Oktober 2014.

Night18light. (2012). Makalah Cara Mendukung Perkembangan Karakteristik

Siswa Sma. [online]. Tersedia di:

http://night18light.wordpress.com/2012/06/14/makalah-cara-mendukung-perkembangan-karakteristik-siswa-sma/. Diakses 20 Oktober 2014.


(5)

92

n.n . (2012). Manfaat Latihan Bela Diri untuk Anak. [online]. Tersedia di: http://female.kompas.com/read/2012/09/06/10514151/6.Manfaat.Latihan. Bela.Diri.untuk.Anak.html. Diakses 18 Oktober 2013

Pamungkas, Restu. (2012). Sejarah dan Pengertian Taekwondo. [Online].

Tersedia di;

http://restupamungkas065112361.blogspot.com/2012/10/sejarah-dan-pengerian-taekwondo.html. Dikases 11 Oktober 2013.

Setyobroto, 1989. Psikologi olahraga. Jakarta : anem kosong anem.

Sudjana, Nana. 1989. Teori-Teori Belajar untuk Pangajaran. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan: pendekatan kuantitatif, kualitatif,

dan R&D. Bandung: Alfabeta

Suhandi, Hanhan. 2010.pengaruh taekwondo terhadap kepercayaan diri siswa. Skripsi Sarjana pada FPOK UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Suherman, Adang. 2009. Revitilisasi Pengajaran Dalam Pendidikan Jasmani. Bandung : bintang waliartika

Sunardi. (2010). Jurnal Tentang Experiential Learning. [online]. Tersedia di

https://sunardiadaaja.wordpress.com/2010/12/17/jurnal-tentang-experiental-learning. diakses 15 Oktober 2014.

Suntoda, Andi. 2013. Tes Pengukuran Pendidikan Jasmani. Bandung : Redpoint Suryadi, Yoyok. 2008. The Book Of WTF Poomsae Competition. Jakarta : PT.

Gramedia Pustaka Utama

Tarigan, Beltasar. 2009. Optimalisasi Pendidikan Jasmani Dan Olahraga

Berlandaskan Ilmu Faal Olahraga. Bandung : -


(6)

Willis Dahar, Ratna. 1986. Teori-Teori Belajar. Jakarta : erlangga.

Yudiana, Y. Dkk. 2012. Belajar & pembelajaran penjas. Bandung : Redpoint. Zainuddin. (2013). Teori belajar dan pembelajaran. [online]. Tersedia di:

zainuddin.lecturer.uin-malang.ac.id2013/11/13/teori-belajar-dan-pembelajaran-2/. Diakses 20 Oktober 2014