EFEKTIVITAS METODE AMŚĀL/ANALOGI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN KETAUHIDAN PADA PARA SISWA : Studi Eksperimen Terhadap Para Siswa kelas VII SMP Kartika XIX-2 Bandung Tahun Pelajaran 2013/2014.

EFEKTIVITAS METODE AMŚĀL/ANALOGI
DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
UNTUK MENINGKATKAN KETAUHIDAN PADA PARA SISWA
(Studi Eksperimen Terhadap Para Siswa kelas VII SMP Kartika XIX-2
Bandung Tahun Pelajaran 2013/2014)

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam

Oleh
Fina Nafisah Hayaty
1005985

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2014


EFEKTIVITAS METODE AMŚĀL/ANALOGI
DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
UNTUK MENINGKATKAN KETAUHIDAN PADA PARA SISWA
(Studi Eksperimen Terhadap Para Siswa kelas VII SMP Kartika XIX-2
Bandung Tahun Pelajaran 2013/2014)

Oleh
Fina Nafisah Hayaty

Sebuah Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada
Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Fina Nafisah Hayaty 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Mei 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak
seluruhnya atau sebagian,
dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau

cara lainnya tanpa izin dari penulis

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

Skripsi ini telah diuji pada
Hari, tanggal
Tempat
Panitia Ujian
1. Ketua

:
: Rabu, 18 Juni 2014
: Gedung FPIPS UPI
:
:

Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si.
NIP. 19700814 199402 1 001
2. Sekretaris


:

Dr. H. Endis Firdaus, M.Ag.
NIP. 19570303 198803 1 001
3. Penguji

:

Dr. H. A. Syamsu Rizal, M.Pd.
NIP. 19551002 198601 1 001

Dr. Munawar Rahmat, M.Pd.
NIP. 19580128 198612 1 001

Drs. H. Wahyu, M.Pd.
NIP. 19591017 198803 1 002

i

ABSTRAK

EFEKTIVITAS METODE AMŚĀL/ANALOGI
DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
UNTUK MENINGKATKAN KETAUHIDAN PADA PARA SISWA
(Studi Eksperimen Terhadap Para Siswa kelas VII SMP Kartika XIX-2
Bandung Tahun Pelajaran 2013/2014)
Penelitian ini dilatarbelakangi antara lain oleh karena banyaknya
penyimpangan nilai dan krisis moral yang terjadi pada kalangan anak dan remaja.
Salah satu faktor penyebabnya adalah kurang adanya kesadaran nilai tauhid
dalam diri mereka, sehingga mengakibatkan kurang kesadaran mereka terhadap
prinsip-prinsip dan norma-norma agama yang harus dijunjung tinggi.
Beranjak dari latar belakang tersebut, dilakukanlah penelitian ini dengan
menggunakan metode amśāl/analogi dalam pembelajaran
PAI pada materi
keimanan kepada Allah yang diharapkan dapat memudahkan pemahaman,
penghayatan, dan pengamalan nilai tauhid. Hipotesis dalam penelitian ini adalah
dengan penerapan metode amśāl/analogi dalam pembelajaran PAI akan
meningkatkan ketauhidan siswa secara signifikan. Penelitian dilakukan di SMP
Kartika XIX-2 Bandung pada semester genap tahun ajaran 2013/2014. Pendekatan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode
eksperimen jenis pretest-posttest control group design. Pengambilan sampel yang

digunakan adalah probability sampling. Teknik pengumpulan data diperoleh dari
tes tulis pilihan ganda, lembar pengamatan, dan angket. Sedangkan teknik analisis
data yang digunakan
adalah analisis deskriptif dan analisis statistik dengan
bantuan SPSS versi 20.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode amśāl/analogi
berpengaruh signifikan terhadap peningkatan ketauhidan siswa. Berdasarkan hasil
uji-t, dengan rumus separated varian, didapatkan hasil bahwa thitung sebesar 4,665,
sedangkan nilai ttabel untuk dk 71sebesar 2,000. Ternyata thitung > ttabel atau 4,665 >
2,000, maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan antara nilai siswa kelas eksperimen (menggunakan
metode amśāl/analogi) dengan nilai siswa kelas kontrol (menggunakan metode
konvensional atau non amśāl/analogi).
Dan uji efektivitas dengan
membandingkan rata-rata gain yang ternormalisasi antara kelas eksperimen
dengan kelas kontrol menunjukkan bahwa nilai rata-rata gain yang ternormalisasi
kelas eksperimen sebesar 0,54 dengan interpretasi sedang dan rata-rata gain yang
ternormalisasi kelas kontrol sebesar 0,29 dengan interpretasi rendah. Jadi, nilai
rata-rata gain yang ternormalisasi kelas ekperimen lebih tinggi dibandingkan
dengan nilai rata-rata gain kelas kontrol, yang dapat disimpulkan bahwa

penerapan metode amśāl/analogi cukup efektif dalam pembelajaran PAI untuk
meningkatkan ketauhidan siswa.
Kata Kunci : Metode Amśāl/Analogi, Ketauhidan, Pembelajaran PAI

Fina Nafisah Hayaty, 2014
Efektivitas Metode Amśāl/Analogi D alam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
Untuk Meningkatkan Ketauhidan Pada Para Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ii

ABSTRACT
EFFECTIVENESS OF AMŚĀL/ANALOGY METHOD
IN ISLAMIC EDUCATION LEARNING (PAI)
TO IMPROVE MONOTHEISM OF STUDENTS
(An Experiment Study for VII Grade of Kartika XIX-2
Senior High School Bandung Period of Studies 2013/2014)
This study was explored because there were many value divergences and moral
crisis faced by children and tenagers. One of the reasons is the lack of tauhid
value awareness which causing lack of principles and religious norms honour.

Based on the background, the research was studied using amśāl/analogy
method on Islamic Education Learning toward faith of Allah. It was hopefully
made the understanding, perception, application of tauhid value became easier.
The hypothesis of the research was by using amśāl/analogy method toward
Islamic Education Teaching would be increasing students' monotheism
significantly. The research was applied at Kartika XIX-2 Senior High School
period of studies 2013/2014. It was using quantitative approach. It was using
pretest-posttest control group design. The sample used probability sampling. The
data collected by multiple choice test, observation sheet and questionaire. It used
descriptive analysis and statistical analysis through SPSS version 20 software
program.
The result showed that the application of amśāl/analogy method gave
significant influence toward students' monotheism. Based on t-test using
separated variant formula, there was found the result that thitung was 4,665, and the
value of ttabel for dk 71was 2,000. It showed thitung > ttabel or 4,665 > 2,000. So, Ho
was rejected and Ha was accepted. It can be concluded that there was significant
differenciation between the score of the students at experiment class (using
amśāl/analogy method) and the score of the students at control class (using
conventional method or non amśāl/analogy).
Efectivity test by looking normalized gain average between experiment class

and control class showed that gain average value which was normalized by
experiment class was 0,54 with interpretation : medium. The gain average which
normalized by control class was 0,29 with interpretation:low.
It could be concluded that gain average value which normalized by experiment
class was higher than control class.
It means that amśāl/analogy method application is quite effective on Islamic
Education Learning to improve students' monotheism.
Keyword : Amśāl/Analogy method, tauhid/monotheism, Learning PAI

Fina Nafisah Hayaty, 2014
Efektivitas Metode Amśāl/Analogi D alam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
Untuk Meningkatkan Ketauhidan Pada Para Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ix

DAFTAR ISI

ABSTRAK.................................................................. Error! Bookmark not defined.
ABSTRACT ............................................................... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ............................................... Error! Bookmark not defined.
PEDOMAN TRANSLITERASI.............................. Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI ..........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL...................................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR GAMBAR ................................................. Error! Bookmark not defined.
DAFTAR GR AFIK .................................................. Error! Bookmark not defined.
DAFTAR LAMPIRAN ............................................. Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN .......................................... Error! Bookmark not defined.
A.

Latar Belakang Masalah ............................... Error! Bookmark not defined.

B.

Identifikasi Masalah...................................... Error! Bookmark not defined.

C.

Rumusan Masalah......................................... Error! Bookmark not defined.


D.

Tujuan Penelitian .......................................... Error! Bookmark not defined.

E.

Manfaat Penelitian ........................................ Error! Bookmark not defined.

F.

Hipotesis ....................................................... Error! Bookmark not defined.

G.

Struktur Organisasi Skripsi ........................... Error! Bookmark not defined.

BAB II METODE AMŚĀL /ANALOGI DALAM PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ............ Error! Bookmark not defined.
A.


B.

Metode Pembelajaran ................................... Error! Bookmark not defined.
1.

Pengertian Metode Pembelajaran .......... Error! Bookmark not defined.

2.

Macam- Macam Metode Pembelajaran . Error! Bookmark not defined.

Metode Amśāl/Analogi ................................. Error! Bookmark not defined.
1.

Definisi Metode Amśāl/Analogi ............ Error! Bookmark not defined.

Fina Nafisah Hayaty, 2014
Efektivitas Metode Amśāl/Analogi D alam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
Untuk Meningkatkan Ketauhidan Pada Para Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

x

2.

Kelebihan dan Kekurangan Metode Amśāl/AnalogiError!

Bookmark

not defined.
3.
C.

D.

Faedah Penggunaan Amśāl/ Analogi ..... Error! Bookmark not defined.

Konsep Pendidikan Agama Islam................. Error! Bookmark not defined.
1.

Definisi PAI ........................................... Error! Bookmark not defined.

2.

Visi dan Misi PAI .................................. Error! Bookmark not defined.

3.

Tujuan PAI............................................. Error! Bookmark not defined.

4.

Fungsi PAI ............................................. Error! Bookmark not defined.

5.

Unsur Pokok PAI ................................... Error! Bookmark not defined.

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ....... Error! Bookmark not defined.
1.

Definisi Pembelajaran PAI .................... Error! Bookmark not defined.

2.

Kurikulum PAI ...................................... Error! Bookmark not defined.

3.

Perencanaan PAI.................................... Error! Bookmark not defined.

4.

Pelaksanaan Pembelajaran PAI ............. Error! Bookmark not defined.

5.

Evaluasi Pembelajaran PAI ................... Error! Bookmark not defined.

E.

Konsep Efektivitas ........................................ Error! Bookmark not defined.

F.

Konsep Iman Kepada Allah dan Tauhid....... Error! Bookmark not defined.
1.

Iman Kepada Allah ................................ Error! Bookmark not defined.

2.

Ketauhidan ............................................. Error! Bookmark not defined.

G.

Kerangka Pemikiran ..................................... Error! Bookmark not defined.

H.

Penelitian Terdahulu ..................................... Error! Bookmark not defined.

BAB III METODE TEKNIK DAN PROSEDUR ... Error! Bookmark not defined.
A.

Lokasi, Subjek Populasi, dan Sampel PenelitianError!

Bookmark

not

defined.
B.

Metode Penelitian ......................................... Error! Bookmark not defined.

C.

Pendekatan Penelitian ................................... Error! Bookmark not defined.

Fina Nafisah Hayaty, 2014
Efektivitas Metode Amśāl/Analogi D alam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
Untuk Meningkatkan Ketauhidan Pada Para Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xi

D.

Desain Penelitian ......................................... Error! Bookmark not defined.

E.

Definisi Operasional ..................................... Error! Bookmark not defined.

F.

Instrumen Penelitian dan Proses PengembangannyaError! Bookmark not
defined.

G.

Teknik Pengumpulan Data ........................... Error! Bookmark not defined.

H.

Prosedur Pelaksanaan Penelitian .................. Error! Bookmark not defined.

I.

Teknik Pengolahan Data ............................... Error! Bookmark not defined.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Error! Bookmark not defined.
A.

Hasil Penelitian ............................................. Error! Bookmark not defined.
1.

Gambaran Umum dan Data Hasil Pre Test Ketauhidan Siswa Sebelum
Pembelajaran.......................................... Error! Bookmark not defined.

2.

Proses Penerapan Metode Konvensional (Non Amśāl/Analogi) untuk
Kelas Kontrol dan Metode Amśāl/Analogi untuk Kelas Eksperimen
dalam Pembelajaran PAI di SMP Kartika XIX-2 Bandung ........... Error!
Bookmark not defined.

3.

Gambaran Umum Data Hasil Post Test Ketauhidan Siswa Sesudah
Pembelajaran.......................................... Error! Bookmark not defined.

4.

Gambaran Umum Ketauhidan Siswa Perindikator Sebelum dan Sesudah
Pembelajaran.......................................... Error! Bookmark not defined.

5.

Peningkatan Rata-Rata Hasil Perlakuan Error! Bookmark not defined.

6.

Respon Siswa Terhadap Metode Amśāl/Analogi pada Pembelajaran
PAI ......................................................... Error! Bookmark not defined.

B.

Pembahasan .................................................. Error! Bookmark not defined.
1.

Ketauhidan Siswa Sebelum PembelajaranError!

Bookmark

not

defined.
2.

Proses Penerapan Metode Konvensional untuk Kelas Kontrol dan
Metode Amśāl/Analogi untuk Kelas Eksperimen dalam Pembelajaran
PAI di SMP Kartika XIX-2 Bandung .... Error! Bookmark not defined.

Fina Nafisah Hayaty, 2014
Efektivitas Metode Amśāl/Analogi D alam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
Untuk Meningkatkan Ketauhidan Pada Para Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xii

3.

Ketauhidan Siswa Sesudah PembelajaranError!

Bookmark

not

defined.
4.

Ketauhidan Siswa Perindikator Sebelum dan Sesudah Pembelajaran
............................................................... Error! Bookmark not defined.

5.

Analisis Efektivitas Metode Amśāl/Analogi dalam Pembelajaran PAI
untuk Meningkatkan Ketauhidan Siswa Error! Bookmark not defined.

6.

Analisis

kelebihan

dan

kekurangan

metode

amśāl/analogi dalam

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada Materi Iman Kepada
Allah ...................................................... Error! Bookmark not defined.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... Error! Bookmark not defined.
A.

Kesimpulan ................................................... Error! Bookmark not defined.

B.

Rekomendasi................................................. Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ................................................ Error! Bookmark not defined.
RIWAYAT HIDUP ................................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR RALAT ..................................................... Error! Bookmark not defined.

Fina Nafisah Hayaty, 2014
Efektivitas Metode Amśāl/Analogi D alam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
Untuk Meningkatkan Ketauhidan Pada Para Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Tauhid merupakan hal yang paling penting dalam aspek ‘aqīdaĥ.
Pondasi pendidikan anakpun dimulai dari penanaman nilai-nilai tauhid
kepada anak. “Syahādāt” dalam ażan yang diperdengarkan pada anak yang
baru lahir sebagai bukti pentingnya menanamkan tauhid

semenjak dini.

Tauhidpun merupakan seruan pertama dakwah para Rasūl. Tauhid

juga

merupakan tonggak penentu keselamatan seorang hamba di hadapan
Rabbnya kelak.
Mempelajari tauhid merupakan hal pokok yang sudah menjadi
keharusan bagi seseorang untuk mempelajarinya. Untuk itu, sudah menjadi
keharusan pula bagi orang tua untuk mendahulukan penanaman tauhid
semenjak dini kepada putra-putrinya. Sebagaimana ungkapan Ibnu Qayyim
dalam kitab

Tuḥ fat

Al-Maudūd

yang dikutip

oleh Rahman bahwa

dirahasiakan dilakukan ażan dan iqāmaĥ di telinga bayi yang baru lahir
mengandung harapan yang optimis agar mula-mula suara yang terdengar
oleh telinga bayi adalah seruan ażan yang mengandung makna keagungan
dan kebesaran Allah serta syahādāt yang menjadi syarat utama bagi seorang
yang masuk Islam. Hal yang sama dianjurkan pula agar yang bersangkutan
dituntut untuk mengucapkan kalimat tauhid ini saat sedang meregang nyawa
meninggalkan

dunia

yang

fana

ini

(Rahman,

2000,

hlm.

Fina Nafisah Hayaty, 2014
Efektivitas Metode Amśāl/Analogi D alam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
Untuk Meningkatkan Ketauhidan Pada Para Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

43)

2

Berkaitan dengan hal tersebut menurut Rasyid (2000) dalam Romli
(2011, hlm. 3) menjelaskan bahwa:
Semakin kurang tauhid seorang muslim, maka akan
berdampak pada semakin rendah pula kadar akhlak, watak
kepribadian, serta kesiapannya menerima konsep Islam sebagai
pedoman dan pegangan hidupnya. Sebaliknya, jika ‘aqīdaĥ tauhid
seseorang telah kokoh dan mapan (established), maka terlihat jelas
dalam setiap amaliahnya. Setiap konsep yang berasal dari Islam, pasti
akan diterima secara utuh dan dengan lapang dada, tanpa rasa
keberatan dan terkesan mencari-cari alasan hanya untuk menolak.
Inilah sikap yang dilahirkan dari seorang muslim sejati.

Ketika seorang muslim telah mentauhidkan Allah, dalam artian benarbenar meyakini hanya Allah yang harus disembah, maka akan melahirkan
keyakinan bahwa semua akan kembali pada Allah dan segala sesuatu yang
ada di alam ini adalah ciptaan Allah. Sehingga semua itu akan berdampak
kepada sikap dan tingkah lakunya. Karena ‘aqīdaĥ

yang benar akan

menuntun manusia untuk berbuat yang benar sesuai norma-norma dan nilainilai kebenaran. Sebagaimana Asmuni (1993, hlm. 7) yang mengungkapkan
bahwa:
Tauhid tidak hanya sekedar memberikan ketentraman batin dan
menyelamatkan manusia dari kesesatan dan kemusyrikan,
bermanfaat bagi kehidupan umat manusia, tetapi juga berpengaruh
besar terhadap pembentukan sikap dan perilaku keseharian
seseorang. Ia tidak hanya berfungsi sebagai ‘aqīdaĥ, tetapi berfungsi
pula sebagai falsafah hidup.
Senada dengan pendapat di atas, Syihabudin, dkk. dalam buku ModelModel Pembelajaran Berbasis Nilai Islam (2012, hlm. 23) mengungkapkan
bahwa:
Keimanan memberikan pengaruh kependidikan terhadap
manusia dan perilakunya. Pengaruh ini sejalan dengan keimanan yang
dimiliki seseorang. Keimanan akan menghilangkan kecemasan,
kegalauan dan rasa takut. Keimanan dapat mengontrol diri dan
menepis tuntutan hawa nafsu. Keimanan membuat seseorang
berpegang teguh pada prinsip kebenaran. Sebagaimana kehidupan
Fina Nafisah Hayaty, 2014
Efektivitas Metode Amśāl/Analogi D alam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
Untuk Meningkatkan Ketauhidan Pada Para Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3

individu menjadi tertata dengan keimanan, demikian pula masyarakat
lebih tertib, harmonis, dan sejahtera dengan keimanan.
Namun sebaliknya, apabila seseorang tidak meyakini akan eksistensi
Tuhan

(Allah)

dalam

kehidupannya,

penyimpangan-penyimpangan

dalam

maka

hidupnya.

ia
Di

akan
zaman

melakukan
yang

terus

berkembang ini, semakin banyak tantangan yang harus dihadapi. Jika tidak
didampingi oleh landasan agama yang kuat, terlebih ‘aqīdaĥ tauhidnya,
maka manusia akan semakin mudah terjerumus dalam perilaku negatif.
Karena tidak ada kesadaran akan prinsip-prinsip dan norma- norma agama
yang harus dijunjung tinggi. Sehingga yang muncul dalam masyarakat yang
tidak

memperdulikan

menyimpang,
mabukan,

seperti
seks

agama

adalah

mengkonsumsi

bebas,

pemerkosaan,

mereka
obat-obatan
dan

lain

melakukan

perilaku

terlarang,

mabuk-

sebagainya,

tanpa

memperdulikan dosa ataupun kemurkaan Allah SWT.
Sebagaimana yang telah terjadi saat ini,

banyak

fakta yang

menunjukkan perilaku negatif dilakukan oleh berbagai lapisan masyarakat di
negeri ini. Dan yang sangat memprihatinkan, perilaku-perilaku negatif ini
sudah sangat menjamur dilakukan oleh anak kecil juga remaja, serta hal ini
sudah dianggap lumrah oleh mayoritas masyarakat.
Tingginya

angka

kenakalan

remaja

di

Indonesia

cukup

menghawatirkan. Menurut data Bio Statistik Universitas Gadjah Mada
(UGM) Yogyakarta, lima provinsi di Indonesia yang memiliki angka
kenakalan remaja yang tinggi adalah Provinsi Sumatera Utara, DKI Jakarta,
Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Serta dari hasil asesmen yang
telah dilakukan oleh PMI didapat sebuah kesimpulan bahwa lebih dari 65
% remaja memiliki masalah di keluarga, seperti masalah keuangan, masalah
perceraian, dan anggota keluarga meninggal. Hal tersebut berdampak pada
banyaknya permasalahan yang timbul,

seperti penyalahgunaan alkohol,

obat-obatan dan senjata, kekerasan, dan lain-lain (Setiawan, 2014).
Berkaitan dengan hal itu, tingginya angka

kenakalan remaja yang

terjadi, sering diangkat oleh sebagian masyarakat dan orang tua sebagai
Fina Nafisah Hayaty, 2014
Efektivitas Metode Amśāl/Analogi D alam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
Untuk Meningkatkan Ketauhidan Pada Para Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

indikasi ketidakberhasilan pendidikan agama di sekolah dan perguruan
tinggi. Padahal belum tentu kenakalan-kenakalan yang dilakukannya itu
bersumber dari guru ataupun sekolahnya.
Menumpahkan semua krisis moral yang akhir-akhir ini mengemuka
di kalangan pelajar/siswa kepada gagalnya sistem pembelajaran di sekolah
memang kurang tepat. Krisis moral bukanlah masalah yang berdiri sendiri,
melainkan sesuatu yang bersifat sosiologis

dan bahkan sistemik. Pesatnya

laju ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang meniscayakan perubahan cara
pandang bagi setiap orang disegala bidang seperti politik, ekonomi, sosial,
dan budaya merupakan tangtangan global pendidikan agama (Barizi & Idris,
2010, hlm. 83).
Tidak mudah untuk langsung merubah
anak/pelajar agar menjadi baik.
panjang

untuk

menciptakan

sikap dan

perilaku

Perlu proses dan tahapan yang sangat
para

pelajar

yang

berakhlak

mulia,

berpengetahuan luas dan berbudi pekerti luhur. Oleh sebab itu, pendidikan
agama Islam harus diajarkan baik di rumah juga di sekolah.
Pendidikan anak itu merupakan modal terbesar yang dimiliki bangsa
untuk mewujudkan cita-cita bangsa kelak. Berhasil atau tidaknya langkah
yang sudah kita rintis ini sangat bergantung pada generasi penerus kita nanti.
Oleh karena itu kita seharusnya sedapat mungkin mengupayakan agar si
penerus itu tumbuh dan berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran
Islam.
Tidak terlepas dari itu, setiap anakpun memiliki potensi rohaniah.
Usaha pengembangan potensi ini harus diprioritaskan agar dapat menjadi
landasan

bagi

tumbuh

kembang

potensi yang

lain,

dan

hendaklah

dilaksanakan secara nyata oleh orang tua dengan memberikan pendidikan
agama, terlebih tauhid

ini pada anak. Hal ini selaras dengan tujuan

pendidikan Nasional dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem
Pendidikan Nasional bahwa (Majid, 2006, hlm. 140):
“Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
Fina Nafisah Hayaty, 2014
Efektivitas Metode Amśāl/Analogi D alam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
Untuk Meningkatkan Ketauhidan Pada Para Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab”
Adapun salah satu cara mengembangkan potensinya adalah dengan
Pendidikan agama Islam yang di dalamnya terdapat pendidikan ‘aqīdaĥ,
juga tauhid, yang seharusnya menjadi salah satu solusi dari adanya
penyimpangan-penyimpangan

sebagaimana

yang

telah

penulis

utarakan

sebelumnya, dan hal ini senada dengan pendapat Nasih & Kholidah (2009,
hlm. 10) bahwa:
Disini jelas peranan nilai spiritual dan prinsip- prinsip normal
akhlak, lebih-lebih pada tahap pendidikan remaja. Karena fase
puberitas dorongan-dorongan seperti itu lebih dominan dan lebih
hebat dibandingkan dengan fase-fase lainnya. Hanya nilai spiritual
sajalah yang mampu membimbing manusia ke jalan kebenaran,
kebaikan dan keadilan.
Islam menempatkan pendidikan ‘aqīdaĥ pada posisi yang paling
mendasar, dan sangat vital,

yakni diposisikan dalam syahādāt yang

merupakan rukun Islam yang pertama. Lamanya waktu dakwah Rasūl pada
periode

Makkaĥ

dalam

rangka

mengajak

ummat

agar

bersedia

mentauhidkan Allahpun menunjukkan betapa penting dan mendasarnya
pendidikan ‘aqīdaĥ Islamiah bagi setiap muslim pada umumnya. Terlebih
pada kehidupan anak, maka dasar-dasar ‘aqīdaĥ harus terus ditanamkan
pada diri anak agar setiap perkembangan dan pertumbuhannya senantiasa
dilandasi oleh ‘aqīdaĥ yang benar.
Di samping itu, ada hal yang harus diperhatikan, bahwa fase anakanak dan remaja merupakan fase paling penting dalam bidang pembentukan
dan pembinaan kepribadian anak. Anak pada usia dini hingga awal fase
remaja bersifat selalu ingin tahu dan cukup berpikir kritis,

banyak

menanyakan tentang apa saja yang ada di sekitarnya dan yang melintas
dalam pikirannya. Begitupun dengan pertanyaan-pertanyaan tentang agama
Islam, terutama tentang Allah yang eksistensinya sebagai Tuhan manusia.

Fina Nafisah Hayaty, 2014
Efektivitas Metode Amśāl/Analogi D alam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
Untuk Meningkatkan Ketauhidan Pada Para Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

Akan

tetapi pada

kenyataanya

di lapangan,

banyak

praktisi

pendidikan atau orang tua kurang baik dalam menanggapi hal ini. Dengan
kata lain, banyak orang tua atau guru memberi penyikapan yang kurang baik
atas

kekritisan

seorang

anak.

Biasanya

mereka

sering

mengalihkan

pembicaraan atau bahkan memarahi anak, ketika sang anak mengajukan
pertanyaan yang cukup sulit untuk dijawab (Abhari, 2011, hlm. 13).
Misalnya, Allah itu seperti apa? Allah punya teman tidak? Tempat Allah di
mana? Allah tidur tidak? Kenapa kita tidak bisa melihat Allah? Dan banyak
pertanyaan-pertanyaan lain yang senada dengan itu.
Untuk

menjawab

pertanyaaan

dalam

rangka

mendidik

dan

memudahkan pemahaman terhadap ‘aqīdaĥ tauhid anakpun dibutuhkan
metode yang tepat, agar pesan yang disampaikan akan diterima dengan baik
dan mudah dicerna. Sebagaimana menurut Syahidin (2005, hlm. 43), salah
satu komponen penting yang menghubungkan tindakan dengan tujuan
pendidikan adalah metode, sebab tidak mungkin materi pendidikan dapat
diterima dengan baik kecuali disampaikan dengan metode yang tepat.
Metode

diartikan

sebagai

tindakan-tindakan

pendidik

dalam lingkup

peristiwa pendidikan untuk mempengaruhi siswa ke arah pencapaian hasil
belajar yang maksimal. Metode dapat diartikan pula sebagai alat yang dapat
digunakan dalam suatu proses pencapaian tujuan. Alat itu hanya akan dapat
efektif bila penggunaannya disesuaikan dengan fungsi dan kapasitas alat
tersebut.
Adakalanya ketidaktepatan penggunaan metode pembelajaran sering
menimbulkan kebosanan, kurang dipahami dan monoton. Oleh karena itu
untuk menghindari hal tersebut, sebaiknya kita sebagai guru atau orang tua
memilih yang metode yang tepat. Ketepatan atau kecermatan metode
pembelajaran yang dipilih harus disesuaikan dengan beberapa faktor antara
lain tujuan, jenis materi, alokasi waktu dan kemampuan guru dalam
memahami dan melaksanakan metode tersebut. Sebagaimana yang diungkap
oleh Syahidin (2005, hlm. 44) bahwa metode pendidikan yang seyogyanya
Fina Nafisah Hayaty, 2014
Efektivitas Metode Amśāl/Analogi D alam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
Untuk Meningkatkan Ketauhidan Pada Para Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7

diterapkan dalam pendidikan adalah metode-metode yang sesuai dengan
kondisi dan situasi serta karakter manusia itu sendiri.
Untuk menjawab atau menyampaikan materi pada anak, terutama
tentang tauhid

metode amśāl/analogi ini

yang sangat penting ini,

dianggap tepat. Abhari (2011, hlm. 22) menyatakan bahwa:
Otak
cepat menangkap
informasi dalam bentuk
citra/gambar. Dalam proses perkembangan otak, terutama dalam
pemahaman kognitif anak, metode analogi sangat disukai oleh
otak anak. Analogi adalah menyamakan sebuah konsep dengan
sebuah premis tertentu yang sangat dikenal dan mudah dipahami
oleh anak dalam bentuk citra. Metode analogi ini bisa dijadikan
cara atau pintu masuk dalam dunia anak. Dengannya, orang tua
atau guru tidak akan menghindar, bahkan membentak anaknya
untuk tidak bertanya lagi. Orang tua atau guru akan menjadi
sahabat- sahabat anaknya seiring dengan perkembangan pola pikir
atau kognitif anaknya.
Syahidin (2005, hlm. 44)

juga mengungkapkan ciri khusus dari

metode analogi ini adalah “penyajiannya dapat menyentuh berbagai aspek
kepribadian murid, di mana pesan nilai disajikan melalui perumpamaan
(analogi) yang dapat menyentuh ranah (domain) peserta didik.”
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan penulis pada saat
melakukan pembelajaran dalam kegiatan PPL di sekolah SMP Kartika
XIX-2 Bandung, dalam penyampaian materi ajar pada mata pelajaran
agama Islam oleh guru kepada peserta didik lebih sering menggunakan
metode konvensional. Dengan metode konvensional itu guru menjelaskan
teori di depan kelas, mendemonstrasikan, memberikan tugas. Dengan
metode

pembelajaran

memahami dan

tersebut,

banyak

peserta didik

menghayati materi tersebut,

yang kurang

terlebih materi tentang

‘aqīdaĥ yang sangat penting ini. Sehingga dalam pengamalannya banyak
peserta didik yang mencerminkan perilaku-perilaku yang menyimpang
dari ajaran agama Islam.

Fina Nafisah Hayaty, 2014
Efektivitas Metode Amśāl/Analogi D alam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
Untuk Meningkatkan Ketauhidan Pada Para Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8

Melihat kenyataan tersebut, penulis akan melakukan penelitian
penerapan metode amśāl/analogi dalam pembelajaran PAI pada

tentang

bahasan ‘aqīdaĥ, dalam materi iman kepada Allah. Di samping itu,
diketahui

bahwa

belum

ada

penelitian

tentang

penerapan

metode

amśāl/analogi dalam pembelajaran PAI pada bahasan ‘aqīdaĥ. Adapun
penelitian yang sudah dilakukan adalah metode amśāl Qur`ānī dalam
pembelajaran PAI pada bahasan akhlak. Penulis berkeyakinan bahwa
metode ini akan tepat diterapkan pada bahasan ‘aqīdaĥ (tertentu),
terkhusus materi iman kepada Allah sub bab tauhid. Metode amśāl/analogi
ini diharapkan akan meningkatkan pemahaman dan penghayatan siswa
yang lebih mendalam agar dapat mengaplikasikan nilai agama dalam
kehidupannya.
Juga

mengingat

bahwa

bahasan ‘aqīdaĥ

terkhusus tauhid

merupakan sebuah ilmu yang sangat esensial juga merupakan dasar
agama, akhlak dan kehidupan personal-sosial untuk seluruh muslim, yang
cukup sulit untuk dipelajari akan tetapi
semenjak dini, karena itu

juga harus tetap ditanamkan

maka penulis

mengangkat penelitian ini.

Berdasarkan pemikiran yang diterangkan di atas, maka penulis terdorong
untuk

menulis

skripsi

ini

dengan

judul:

“Efektivitas

Metode

Amśāl/Analogi dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Untuk
Meningkatkan Ketauhidan Pada Para Siswa (Studi Eksperimen Terhadap
Para Siswa kelas VII SMP Kartika XIX-2 Bandung tahun Pelajaran
2013/2014)
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang dijelaskan di atas,
terlihat bahwa fakta di lapangan menunjukkan banyaknya penyimpanganpenyimpangan

nilai

dan

krisis

norma.

Yang

lebih

miris,

bahkan

penyimpangan itu tidak hanya terjadi pada orang dewasa, namun juga
pada remaja dan anak kecil. Menurut beberapa pendapat dan literatur hal
Fina Nafisah Hayaty, 2014
Efektivitas Metode Amśāl/Analogi D alam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
Untuk Meningkatkan Ketauhidan Pada Para Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

9

ini terjadi salah satunya karena tidak ada kesadaran akan prinsip-prinsip
dan norma- norma agama yang harus dijunjung tinggi. Sehingga yang
muncul dalam masyarakat yang tidak memperdulikan agama adalah
mereka melakukan perilaku menyimpang, seperti mengkonsumsi obatobatan terlarang, mabuk-mabukan, seks bebas, pemerkosaan, dan lain
sebagainya, tanpa memperdulikan dosa ataupun kemurkaan Allah SWT.
Salah satu penyebab kurang adanya kesadaran akan prinsip-prinsip
dan norma-norma agama yang harus dijunjung tinggi adalah belum adanya
kesadaran nilai tauhid

dalam diri mereka. Dan yang patut dijadikan

sorotan adalah mengapa kesadaran nilai ketauhidan itu tidak ada/kurang
pada diri mereka? Ada beberapa praduga yang timbul. Diantaranya
pendidikan agama yang masih berkutat di ranah kognitif (belum benarbenar memperhatikan ranah afektifnya) sehingga

nilai-nilai agama masih

banyak sebatas hafalan dan tahu saja, sedangkan pemahaman dan
pengimplementasiannya belum tercapai dengan baik. Juga metode yang
digunakan dalam pembelajaran PAI kurang tepat digunakan dan masih
banyak menggunakan metode konvensional.

Sehingga pembelajaran PAI

kurang berjalan maksimal, dan materi yang disampaikan tidak menyerap
dengan baik pada siswa.
Maka dari itu, fokus masalah utama dalam penelitian ini adalah
“bagaimana

efektivitas

dan

penerapan

metode

amśāl/analogi dalam

pembelajaran pendidikan Agama Islam untuk meningkatkan ketauhidan
pada para siswa”.
C. Rumusan Masalah
Dari beberapa hal yang telah diuraikan di atas dan untuk
mempermudah proses penelitian, maka penulis merincinkan secara khusus
masalah yang akan diteliti. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut.

Fina Nafisah Hayaty, 2014
Efektivitas Metode Amśāl/Analogi D alam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
Untuk Meningkatkan Ketauhidan Pada Para Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

10

1. Bagaimana ketauhidan siswa sebelum pembelajaran pendidikan
Agama Islam menggunakan metode amśāl/analogi?
2. Bagaimana proses pembelajaran pendidikan agama Islam pada
materi

Iman

kepada

Allah

dengan

menggunakan

metode

amśāl/analogi dan metode konvensional?
3. Bagaimana

ketauhidan siswa setelah pembelajaran pendidikan

Agama Islam menggunakan metode amśāl/analogi?
4. Bagaimana

perbandingan

sebelum

dan

setelah

pembelajaran

pendidikan Agama Islam pada materi Iman kepada Allah dengan
menggunakan metode amśāl/analogi?
5. Apa saja kelebihan dan kekurangan metode amśāl/analogi dalam
pembelajaran pendidikan agama Islam pada materi iman kepada
Allah?
6. Bagaimana efektivitas metode Amśāl/analogi dalam pembelajaran
PAI untuk meningkatkan ketauhidan terhadap siswa SMP Kartika
XIX-2 Bandung?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan

umum penelitian

penerapan metode

ini ialah

untuk

mengetahui

bagaimana

amśāl/analogi dan efektivitasnya dalam pembelajaran

agama Islam untuk meningkatkan ketauhidan pada para siswa.

Sedangkan

tujuan peneliti dalam penelitian ini ialah :
1.

Untuk mengetahui

ketauhidan siswa sebelum pembelajaran pendidikan

Agama Islam menggunakan metode amśāl/analogi.
2.

Untuk mengetahui

proses pembelajaran pendidikan agama Islam pada

materi Iman kepada Allah sub bab tauhid

dengan menggunakan metode

amśāl/analogi dan metode konvensional.
3.

Untuk mengetahui

ketauhidan siswa setelah pembelajaran pendidikan

Agama Islam menggunakan metode amśāl/analogi.

Fina Nafisah Hayaty, 2014
Efektivitas Metode Amśāl/Analogi D alam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
Untuk Meningkatkan Ketauhidan Pada Para Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

11

4.

Untuk mengetahui

perbandingan sebelum dan setelah pembelajaran

pendidikan Agama Islam pada materi Iman kepada Allah dengan
menggunakan metode amśāl/analogi.
5.

Untuk mengetahui

kelebihan dan kekurangan metode amśāl/analogi

dalam pembelajaran pendidikan agama Islam pada materi iman kepada
Allah.
6.

Untuk mengetahui

efektivitas metode amśāl/analogi dalam pembelajaran

PAI untuk meningkatkan ketauhidan terhadap siswa SMP Kartika XIX-2
Bandung.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Sebagai sumbangan fikiran terhadap

keilmuan Pendidikan Islam

khususnya untuk mengembangkan metode amśāl /analogi yang baik dan
sesuai dalam upaya pembinaan ketauhidan bagi anak.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini secara praktis diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi berbagai pihak terutama yang berhubungan dengan dunia pendidikan
Islam.
a. Guru dan Orang tua
1) Untuk

memperbaiki metode

pembelajaran Pendidikan Agama

Islam khususnya dalam Pendidikan tauhid jika ditemui adanya
kesulitan dari faktor guru di lapangan atau orang tua di keluarga.
2) Memperhatikan dan mengerti kebutuhan peserta didik/ anak dalam
proses pendidikan Agama Islam terkhususnya pendidikan tauhid.
3) Dapat

mengembangkan

kreatifitas

dan

inovasi

dalam

mengembangkan metode pendidikan yang sesuai dengan aspek
yang akan diajarkan, agar berjalan aktif, interaktif, dan efektif.
Fina Nafisah Hayaty, 2014
Efektivitas Metode Amśāl/Analogi D alam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
Untuk Meningkatkan Ketauhidan Pada Para Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

12

b. Bagi Siswa SMP Kartika XIX-2 Bandung
1) Memberikan wawasan serta dapat mengembangkan kemampuan
dan kualitas daya nalar siswa dalam pendidikan tauhid terkhusunya
untuk mengenal Allah.
2) Membantu

dalam

meningkatkan

pemahaman

nilai-nilai ajaran

Islam pada aspek tauhid.
3) Untuk

menambahkan

keyakinan

mereka

kepada Allah yang

diaplikasikan dalam kehidupan sehari- hari.
c. Bagi lembaga (Institusi)
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu sasaran yang
dapat dipergunakan untuk pengembangan dan peningkatan metode
Pendidikan Islam terkhususnya aspek tauhid.
d. Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam
Sebagai masukan untuk lembaga dalam meningkatkan kualitas
lulusannya melalui penerapan metode

amśāl ini dengan segala

karakteristik dan kelebihannya sebagai referensi dan alternatif metode
pembelajaran bagi para mahasiswa.
F. Hipotesis
Menurut Arikunto (2006, hlm. 71) hipotesis adalah “suatu jawaban
yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti
melalui data yang terkumpul”.

Jenis hipotesis yang digunakan adalah

hipotesis penelitian yang mencari bagaimana penerapan dan efektivitas
metode

amśāl

dalam

pembelajaran

pendidikan

Agama

Islam

untuk

meningkatkan ketauhidan pada para siswa di SMP Kartika XIX-2 Bandung.
Sebagaimana pendapat Sarwono (2006, hlm.41) bahwa hipotesis penelitian
atau hipotesis operasional ialah “mendefinisikan hipotesis secara operasional
Fina Nafisah Hayaty, 2014
Efektivitas Metode Amśāl/Analogi D alam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
Untuk Meningkatkan Ketauhidan Pada Para Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

13

variabel-variabel yang ada di dalamnya agar dapat dioperasionalnya.”
Adapun jenis hipotesis yaitu: hipotesis alternatif (Ha) dan Hipotesis Nihil
(H0 ) (Riduwan, 2011, hlm. 9).
Berdasarkan penjelasan di atas, hipotesis dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
H0 : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara peningkatan tauhid
siswa yang belajar menggunakan metode amśāl/analogi dan yang belajar
menggunakan metode non amśāl/analogi

dalam pembelajaran pendidikan

agama Islam.
Ha: Terdapat perbedaan yang signifikan antara peningkatan tauhid
siswa yang belajar menggunakan metode amśāl/analogi dan yang belajar
menggunakan metode non amśāl/analogi

dalam pembelajaran pendidikan

agama Islam.
Hipotesis di atas dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan metode
amśāl/analogi peningkatan ketauhidan para siswa secara signifikan akan lebih
meningkat.
G. Struktur Organisasi Skripsi
Sebagai karya ilmiah/akademik, skripsi ini disusun dengan sistematika
yang baku. Adapun sistematika dalam penulisan skripsi ini adalah:
Bab

I Pendahuluan,

meliputi : A.

Latar Belakang Masalah, B.

Identifikasi Masalah, C. Rumusan Masalah, D. Tujuan Penelitian, E. Manfaat
Penelitian, F. Hipotesis, G. Struktur Organisasi Skripsi.
Bab II Kajian Teori, meliputi: lima garis besar, yaitu pertama mengenai
metode pembelajaran yang meliputi pengertian metode pembelajaran dan
macam-macam metode pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Kedua,
mengenai

metode

amśāl/analogi

yang

meliputi

definisi

amśāl/analogi,

kelebihan dan kekurangan metode amśāl/analogi serta faedah penggunaan
amśāl/ analogi. Ketiga, mengenai Pendidikan Agama Islam yang meliputi
konsep Pendidikan Agama Islam yang membahas mengenai definisi PAI, visi
dan misi PAI, Tujuan PAI, Fungsi PAI, dan Unsur pokok PAI. Keempat,
Fina Nafisah Hayaty, 2014
Efektivitas Metode Amśāl/Analogi D alam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
Untuk Meningkatkan Ketauhidan Pada Para Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

14

meliputi pembelajaran PAI yang membahas mengenai definisi pembelajaran
PAI, Kurikulum PAI, perencanaan PAI, pelaksanaan pembelajaran PAI dan
evaluasi pembelajaran PAI. Kelima, Pokok bahasan materi ajar Iman Kepada
Allah, yaitu BAB 2 mengenai pengenalan pada Allah melalui sifat-sifatnya.
Kemudian membahas Konsep Tauhid

yang mencakup Konsep Iman kepada

Allah dan Konsep Tauhid.
Bab III Metodologi Penelitian, meliputi: A. Lokasi, Subjek Populasi,
dan Sampel Penelitian, B. Metode Penelitian, C. Pendekatan Penelitian, D.
Desain Penelitian, E. Definisi Operasional, F. Instrumen Penelitian dan
Proses Pengembanganya,

G.

Teknik

Pengumpulan Data,

H. Prosedur

Pelaksanaan Penelitian, I. Teknik Pengolahan Data.
Bab

IV Pembahasan: A.

Hasil Penelitian, meliputi: Pembahasan

Mengenai Ketauhidan Siswa Sebelum dan Setelah Penerapan Metode
Amśāl/Analogi, Proses Pembelajaran dengan Metode Amśāl/Analogi dan
Konvensional, Perbandingan Hasil Pemahaman Siswa Sebelum dan Setelah
Penerapan Metode Amśāl/Analogi, Kelebihan dan Kekurangan Metode
Amśāl/Analogi, dan Efektivitas Metode Amśāl/Analogi dalam Pembelajaran
PAI.
Bab V Penutup, meliputi: Kesimpulan dan Rekomendasi.
Pada bagian akhir skripsi ini disertakan pula beberapa lampiran sebagai
kelengkapan skripsi ini dan bukti autentik penelitian yang dilakukan.

Fina Nafisah Hayaty, 2014
Efektivitas Metode Amśāl/Analogi D alam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
Untuk Meningkatkan Ketauhidan Pada Para Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

81

BAB III

METODE TEKNIK DAN PROSEDUR
A. Lokasi, Subjek Populasi, dan Sampel Penelitian
Lokasi
penelitian.

dalam

penelitian

ini

ialah

tempat

berlangsungnya

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama

Kartika Siliwangi XIX-2 Bandung. Terletak di Jl. Pak Gatot Raya No. 73 S
KPAD Gegerkalong Bandung.
Dipilihnya lokasi tersebut didasarkan atas beberapa pertimbangan
pada temuan dilapangan : pertama, sekolah ini cukup terkenal dengan
banyaknya

siswa

yang

cukup

bermasalah

dengan

perilakunya

(pelanggaran); kedua, sekolah ini terletak di daerah perkotaan yang
strategis dan mudah untuk dijangkau; ketiga, sekolah ini juga memiliki
visi yang sangat baik yaitu “Unggul dalam Prestasi berdasarkan Imtaq”
(berdasarkan hasil dokumentasi yang didapat dari bagian Tata Usaha
dalam kegiatan PPL peneliti). Di sini Imtaq merupakan penerapan dari
agama yang dijadikan landasan untuk menghasilkan siswa yang dapat
mengoptimalkan

potensinya,

yaitu

unggul dalam prestasi akademik,

keagamaan, disiplin, ekstrakulikuler dan budi pekerti.
Populasi dalam penelitian ini merujuk pada tulisan Sugiyono
(2012, hlm. 177) yang menjelaskan bahwa
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
Senada dengan tulisan Sugiyono di atas, Fathoni (2006, hlm. 103)
menyebutkan bahwa populasi ialah “keseluruhan unit elementer yang
parameternya akan diduga melalui statistika hasil analisis yang dilakukan
terhadap

sampel

penelitian.”

Fina Nafisah Hayaty, 2014
Efektivitas Metode Amśāl/Analogi D alam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
Untuk Meningkatkan Ketauhidan Pada Para Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

82

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Kartika XIX-2
Bandung tahun pembelajaran 2013/2014 dan merekalah yang dijadikan subjek
penelitian oleh peneliti. Adapun anggota populasi penelitian ini sebagai berikut:
Tabel 3.1 Anggota Populasi Penelitian
Jenis Kelamin

Jumlah

No.

Kelas

1

VII A

20

20

40

2

VII B

16

19

35

3

VII C

18

20

38

4

VII D

22

20

42

Laki-laki

Perempuan

(Kabag. Kurikulum SMP KARTIKA XIX-2, bulan Januari 2014)

Dalam suatu penelitian,

khususnya penelitian survei, penilitian

tidak perlu menghadapi seluruh populasi sebagai sasaran penelitiannya,
apalagi jumlah populasinya cukup besar, tetapi cukup meneliti sebagian
dari populasi tersebut, dengan syarat sampel yang dihadapi itu dapat
menggambarkan karakteristik populasi yang diwakili secara representatif
(Fathoni, 2006, hlm. 102).
Sampel. Apa yang dimaksud dengan sampel? Menurut Arikunto
(2010, hlm. 174), yang dimaksud sampel adalah “sebagian atau wakil
populasi yang diteliti.”
dapat

mewakili

Berdasarkan pengertian ini, maka sampel harus

seluruh

populasi

yang

diamati

sehingga

dalam

pengambilan sampel harus benar-benar baik dan benar agar sampel yang
diperoleh dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya.
Sehingga

sampel dapat

diartikan sebagai bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Untuk menentukan sampel yang
akan diambil, maka ditentukan terlebih dahulu teknik pengambilan sampel
yang akan digunakan. Adapun jenis sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah probability sampling.
Menurut Sugiyono (2012, hlm. 120) probability sampling adalah
Fina Nafisah Hayaty, 2014
Efektivitas Metode Amśāl/Analogi D alam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
Untuk Meningkatkan Ketauhidan Pada Para Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

83

... teknik pengambilan sampel memberikan peluang yang
sama bagi setiap unsur (anggota) peluang/kesempatan sama bagi
setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
Unsur yang dimaksud disini adalah kelas/rombel pembelajaran.
Karena untuk memenuhi kepraktisan
implementasi metode
Amśāl/analogi dalam pembelajaran PAI, peneliti menganggap
cukup dua kelas belajar saja dan dua kelas itulah yang dijadikan
sampel. Teknik probability sampling ini meliputi, simple random
sampling,
proportionate
stratified
random
sampling,
disproportionate stratified random, sampling area (cluster)
sampling (sampling menurut daerah).
Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple
random sampling. Hal tersebut dilakukan karena sebagai pertimbangan
untuk menghemat waktu, biaya dan tenaga. Selain itu peneliti juga
berasumsi bahwa anggota populasi dinilai cukup homogen juga merata
kemampuan akademiknya, dalam artian bahwa setiap kelas VII yang
berjumlah empat kelas memiliki pengalaman dan prestasi belajar yang
sama (berdasarkan hasil penelitian sebelumnya dalam kegiatan PPL
peneliti pada semester ganjil tahun 2013/2014 dan informasi yang didapat
dari guru PAI kelas VII, karena pembagian kelas pada kelas VII bukan
berdasarkan tinggi rendahnya nilai akademik).
Terkait dengan yang dipaparkan di atas, Sugiyono (2012, hlm. 120)
mengatakan teknik simple random sampling, itu simple (sederhana) karena
pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian
dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen. Sebagaimana dalam
gambar berikut

Populasi
homogen/relatif

Diambil secara

homogen

random

Sampel yang
representatif

Gambar 3.1 Teknik Simple Random Sampling
Fina Nafisah Hayaty, 2014
Efektivitas Metode Amśāl/Analogi D alam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
Untuk Meningkatkan Ketauhidan Pada Para Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

84

Jadi, sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII B dan VII
C SMP KARTIKA XIX-2 Bandung. Adapun rincian anggota sampel yang
digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut :
Tabel 3.2 Anggota Sampel Penelitian
No.

Kelas

Jenis Kelamin

Jumlah

Laki-laki

Perempuan

1

VII B

16

19

35

2

VII C

18

20

38

34

39

73

Jumlah

(Kabag. Kurikulum SMP KARTIKA XIX-2, bulan Januari 2014)

B. Metode Penelitian
Secara umum, metode penelitian membahas bagaimana penelitian
dilakukan.

Metode penelitian yang dimaksud oleh peneliti ialah strategi

umum yang dianut dalam pengumpulan dan analisis data yang diperlukan,
guna menjawab persoalan yang dihadapi.

Dalam proses penelitian yang

ilmiah, harus menggunakan metode yang tepat dan sesuai dengan kajian
penelitian,

agar

tujuan

penelitian

dapat

tercapai

dan

dapat

dipertanggungjawabkan kebenarannya. Terkait dengan maksud tersebut
Sudjana dan Ibrahim (2001, hlm. 172) menyatakan bahwa:
...metode penelitian menjelaskan bagaimana prosedur
penelitian itu akan dilaksanakan.
Artinya bagaimana cara
memperoleh data empiris untuk menjawab pertanyaan penelitian
atau menguji hipotesis.
Sesuai dengan tujuan penelitian ini sebagaimana telah dituliskan
pada hal sa