PENDAHULUAN Pengaruh Sikap Kerja Angkat Angkut Manual Terhadap Keluhan Sistem Muskuloskeletal Pada Pekerja Kuli Borong Di Pt. Sido Muncul Semarang.

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan hal yang tidak
terpisahkan dalam sistem ketenagakerjaan dan sumber daya manusia. K3
tidak saja sangat penting dalam meningkatkan jaminan sosial dan
kesejahteraan para pekerjanya akan tetapi jauh dari itu K3 mempunyai
dampak positif atas keberlanjutan produktivitas kerja. Oleh sebab itu, isu K3
pada saat ini bukan sekedar kewajiban yang harus diperhatikan oleh para
pekerja, akan tetapi juga harus dipenuhi oleh sebuah sistem pekerjaan.
Dengan kata lain, pada saat ini K3 bukan semata sebagai kewajiban, akan
tetapi sudah menjadi kebutuhan bagi setiap pekerja dan bagi setiap bentuk
kegiatan pekerjaan.
Sebagai gambaran bahwa demikian luar biasanya korban kecelakaan
yang diambil perbandingan antara korban perang dengan korban akibat
kecelakaan kerja. Jumlah korban perang di negara Amerika Serikat pada
Perang Dunia Kedua Tahun 1939-1945 sebanyak 22.088 (luka dan
meninggal), sedangkan korban kecelakaan kerja di perusahaan adalah 1.219
meninggal dunia dan 160.747 luka-luka. Demikian pula untuk Inggris, korban
peperangan mencapai 8.126, sedangkan korban kecelakaan di perusahaan
adalah 107 kematian dan 22.002 luka-luka (Suma’mur, 2009). Sedangkan

data statistik untuk kematian yang disebabkan oleh peperangan antara
Spanyol-Amerika Serikat dan kematian yang disebabkan oleh industri selama


 

satu tahun antara 1906-1907 tercatat ada kematian sebanyak 385 kasus yang
selama peperangan, dan 520 kematian yang disebabkan oleh industri
(Hammer, 1989).
Data kecelakaan di Indonesia atas populasi tenaga kerja 7-8 juta
menunjukkan 100.000 peristiwa kecelakan kerja dan meyebabkan kehilangan
hari kerja setiap tahunnya, kerugian rata-rata mencapai 100-200 milyar per
tahun, korban meninggal per tahun rata-rata 1500-2000 orang, penelitian
khusus tahun 2000 akibat kecelakaan kerja menunjukkan 70 juta sampai 500
juta jam kerja hilang. Dari berbagai data tersebut dapat diasumsikan bahwa
populasi tenaga kerja adalah 50 juta, sedangkan perbandingan biaya
tersembunyi terhadap biaya langsung adalah 4 : 1 (Suma’mur, 2009).
Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran
ergonomi, karena ergonomi berkaitan dengan orang yang bekerja, selain
dalam rangka efektivitas, efisiensi dan produktifitas kerja (Tarwaka, 2010).

Salah satu keluhan yang terjadi pada pekerja bidang angkat-angkut adalah
nyeri pada otot. Keluhan yang biasa diderita pekerja di bidang angkat-angkut
adalah pada sistem muskuloskeletal. Keluhan muskuloskeletal adalah keluhan
pada bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan oleh seseorang mulai dari
keluhan sangat ringan sampai sangat sakit. Apabila otot menerima beban
statis secara berulang dan dalam waktu yang lama, akan dapat menyebabkan
keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligamen dan tendon. Keluhan hingga
kerusakan inilah yang biasanya diistilahkan dengan Musculoskeletal


 

Disorders (MSD’s) atau cedera pada system muskuloskeletal (Grandjean,
1993; Lemasters, 1996. Keduanya dalam Tarwaka, 2010).
Keluhan atau gangguan otot skeletal (MSD’s) merupakan fenomena
yang umum dialami oleh pekerja yang melakukan pekerjaan secara manual.
Pada tahun 1994 tercatat 705.800 kasus (32%) dari seluruh kasus di Amerika
Serikat yang terjadi karena kerja berlebihan (overexertion) atau gerakan yang
berulang (repetitive motion) (NIOSH, 1997). Dari kasus tersebut ternyata
terlihat fenomena sebagai berikut:

1. Penyebab sakit punggung sebanyak 367.424 kasus karena kelebihan
beban kerja dalam mengangkat (overexertion in lifting) dan 65%
diantaranya berpengaruh terhadap punggung, 93.325 kasus karena
kelebihan beban kerja dalam mendorong dan menarik benda
(overexertion in pushing atau pulling objects) dan 52% diantaranya
berpengaruh terhadap punggung, 68.992 kasus karena kelebihan beban
kerja dalam memegang/membawa/mengangkat benda (overexertion in
holding,

carrying, or turning

objects) dan

58% diantaranya

berpengaruh terhadap punggung.
2. Penyebab gangguan yang tidak spesifik sebanyak 83.483 kasus karena
hal lain atau kelebihan beban kerja yang tidak spesifik.
3. Penyebab gangguan atau sakit karena gerakan berulang sebanyak
92.576 kasus, seperti mengetik atau input data dengan komputer,

menggunakan alat berulang, meletakkan benda secara berulang,
berlebihan, atau memindahkan benda tanpa alat bantu.


 

Handlin
ng
38%

Otheer
20%
%
Fallss
4%
Tripss
23%
%

Hit by moving,

m
falling object
13%
%
H
Hit by moving
g
vehicle
2%

Gam
mbar 1. Jenis dan Persentaase Kejadiann Kecelakaann ( HSE, 200
03 )
Lebih
L
dari seperempat ddari total keccelakaan yanng terjadi bersangkutan
dengan pekerjaan yang
y
bersifaat manual handling
h

atauu angkat an
ngkut yang
dilakukaan secara manual
m
tanpaa menggunakkan mesin aatau alat banntu. Seperti
diilustraasikan pada gambar.
g
Indonesia
I
seebagai negaara yang maasih menganndalkan sekttor industri
sebagai penyumbanng devisa nnegara juga berpotensi mempunyaii persoalan
kesehataan kerja di sektor inddustri. Data mengenai kkasus kecellakaan dan
gangguaan kesehatan
n akibat keerja pada industri menyyatakan bahw
wa jumlah
kecelakaan yang terrjadi pada tahhun 2003 terrjadi kecelakkaan sebanyaak 105.846
kasus, pada
p
tahun 2004
2

sebanyyak 95.418 kasus, padaa tahun 20055 sebanyak
96.081 kasus
k
dan pada tahun 20006 terjadi kecelakaan
k
ssebanyak 700.069 kasus
kecelakaan kerja dan
d sepanjanng tahun 20007 telah terrjadi kecelaakaan kerja

4

sebanyak 65.474 kejadian. Dari data tersebut dapat dijadikan tolok ukur
pncapaian kinerja k3 di Indonesia (Tarwaka, 2008).
Aktivitas kerja di PT. Sido Muncul khususnya pekerjaan angkat
angkut pada kuli borong masih dilakukan secara manual dan mengandalkan
tenaga manusia. Kondisi ini tentu saja berpotensi untuk menimbulkan
permasalahan khususnya keluhan pada sistem muskuloskeletal terhadap
pekerja kuli borong. Setelah dilakukan studi pendahuluan yang dilakukan
dengan wawancara dengan beberapa pekerja dan melihat langsung aktifitas
kerja


ditemukan

kasus

yang

berhubungan

dengan

keluhan

sistem

muskuloskeletal. Namun sampai saat ini belum ada data yang tercatat dengan
lengkap khususnya mengenai gangguan sistem muskuloskeletal yang dialami
oleh pekerja kuli borong sebagai dampak dari pekerjaannya. Di samping itu,
dengan belum diketahuinya tingkat risiko pekerjaan itu dan permasalahan lain
yang terkait dengan keluhan sistem muskuloskeletal pada pekerja kuli borong,

mendorong penulis untuk meneliti mengenai pengaruh sikap kerja angkat
angkut secara manual terhadap keluhan sistem muskuloskeletal, dan
memeberikan perbaikan sikap kerja untuk mengurangi keluhan yang dialami
oleh para pekerja.
B. Perumusan masalah
1. Apakah ada pengaruh sikap kerja angkat angkut secara manual (berat
beban, frekuensi pengangkutan, cara pengangkutan) terhadap keluhan
sistem muskuloslkeletal pada pekerja Kuli borong di PT. Sido Muncul?


 

2. Bagaimana menganalisa penilaian sikap kerja menggunakan metode
OWAS ( Ovako Working Analysis Sytem)?
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui pengaruh sikap kerja angkat angkut manual
terhadap keluhan sistem muskuloskeletal pada pekerja kuli borong di
PT. Sido Muncul.
2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui tingkat keluhan sistem muskuloskeletal yang
dialami oleh pekerja kuli borong di PT. Sido Muncul.
b. Untuk mengetahui sikap kerja angkat angkut manual (berat beban,
frekuensi

pengangkutan,

cara

pengangkutan)

yang

dapat

mempengaruhi tingkat keluhan sistem muskuloslkeletal.
c. Melakukan

penilaian


keluhan

sistem

muskuloskeletal

dengan

menggunakan kuesioner dan observiasi.
d. Menganalisa

sikap

kerja

pada

pekerja

kuli borong

dengan

menggunakan metode OWAS ( Ovako Working Analysis Sytem).
D. Manfaat
1. Bagi perusahaan
Sebagai gambaran kepada perusahaan mengenai tingkat keluhan
sistem muskuloskeletal yang dialami oleh pekerjanya sehingga dapat
dijadikan sebagai evaluasi serta tindakan yang harus dilakukan.


 

2. Bagi instansi akademik
Sebagai sarana untuk melakukan kerja sama antara instansi
akademik dengan perusahaan.
3. Bagi pembaca dan penulis.
Menambah wawasan bagi pembaca dan penulis mengenai pengaruh
sikap

kerja

angkat

angkut

manual

terhadap

keluhan

sistem

muskuloskeletal.
4. Bagi peneliti lain
Sebagai data dasar untuk penelitian lanjutan yang berhubungan
dengan keluhan sistem muskuloskeletal.

 
 

 


 

Dokumen yang terkait

LAPORAN MAGANG DI PT. SIDO MUNCUL BERGAS, SEMARANG (PROSES PENGOLAHAN JAMU DAN SISTEM SANITASI DI PT. SIDO MUNCUL)

68 348 128

PENDAHULUAN Evaluasi Postur Kerja Dengan Metode Owas Terhadap Keluhan Muskuloskeletal Pada Pekerja Manual Handling Di PT Iskandar Indah Printing Textile Surakarta.

0 2 7

EVALUASI POSTUR KERJA DENGAN METODE OWAS TERHADAP KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA MANUAL Evaluasi Postur Kerja Dengan Metode Owas Terhadap Keluhan Muskuloskeletal Pada Pekerja Manual Handling Di PT Iskandar Indah Printing Textile Surakarta.

0 1 16

PENGARUH SIKAP KERJA ANGKAT ANGKUT MANUAL TERHADAP KELUHAN SISTEM MUSKULOSKELETAL Pengaruh Sikap Kerja Angkat Angkut Manual Terhadap Keluhan Sistem Muskuloskeletal Pada Pekerja Kuli Borong Di Pt. Sido Muncul Semara

0 0 17

HUBUNGAN SIKAP KERJA ANGKAT-ANGKUT DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL (NYERI PUNGGUNG BAWAH) PADA PEKERJA PENGGILINGAN PADI DI KECAMATAN GONDANGREJO KARANGANYAR.

0 0 12

HUBUNGAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA TENAGA KERJA ANGKAT-ANGKUT PT. BAHAMA LASAKKA CEPER KLATEN.

0 0 11

HUBUNGAN SIKAP KERJA ANGKAT-ANGKUT DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA KULI PANGGUL DI GUDANG BULOG SURAKARTA.

0 1 12

Hubungan Beban Kerja Fisik Dengan Keluhan Muskuloskeletal pada Tenaga Kerja Angkat-Angkut PT. Bahama Lasakka Ceper Klaten IMG 20150911 0001

0 0 1

Hubungan sikap kerja angkat-angkut dengan keluhan muskuloskeletal pada kuli panggul di gudang bulog Surakarta COVER

0 0 12

Pengaruh beban kerja terhadap kelelahan kerja pada pekerja jasa kuli angkut di pasar Klewer Surakarta

0 0 42