Evaluasi Penerapan Program Sapta Pesona Untuk Meningkatkan Kepuasan Wisatawan Di Wisata Alam Pangjugjugan Kabupaten Sumedang : studi persepsi wisatawan.
Muhammad Shakti Prabowo, 2015
EVALUASI PENERAPAN PROGRAM SAPTA PESONA
UNTUK MENINGKATKAN KEPUASAN WISATAWAN
DI WISATA ALAM PANGJUGJUGAN
KABUPATEN SUMEDANG
(Studi Persepsi Wisatawan)
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pariwisata Program Studi Manajemen Resort & Leisure
Oleh
Muhammad Shakti Prabowo NIM 1000698
PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
(2)
Evaluasi Penerapan Program Sapta Pesona untuk Meningkatkan Kepuasan Wisatawan di Wisata Alam Pangjugjugan Kabupaten
Sumedang (Studi Persepsi Wisatawan)
Oleh
Muhammad Shakti Prabowo
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial
©Muhammad Shakti Prabowo 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
April 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
(3)
Muhammad Shakti Prabowo, 2015
LEMBAR PENGESAHAN MUHAMMAD SHAKTI PRABOWO
1000698
EVALUASI PENERAPAN PROGRAM SAPTA PESONA UNTUK MENINGKATKAN KEPUASAN WISATAWAN
DI WISATA ALAM PANGJUGJUGAN KABUPATEN SUMEDANG
(Studi Persepsi Wisatawan) Disetujui dan disahkan oleh :
Dosen Pembimbing I
Prof. Dr. H. Darsiharjo, M.S. NIP. 19620921 198603 1 005
Dosen Pembimbing II
Fitri Rahmafitria, SP., M.Si. NIP. 19741018 200812 2 001
Mengetahui
Ketua Program Studi Manajemen Resort & Leisure
Fitri Rahmafitria, SP., M.Si. NIP. 19741018 200812 2 001
(4)
SKRIPSI INI TELAH DIUJI PADA :
Hari, Tanggal : Jum’at, 26 Juni 2015 Waktu : 09.00 sd. selesai
Tempat : Ruang Ujian Sidang FPIPS
Panitia Ujian Sidang terdiri dari :
Ketua : Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si. Sekretaris : Fitri Rahmafitria, SP., M.Si. Anggota : Dr. Elly Malihah, M.Si.
Dr. H. Aceng Kosasih, M.Ag. Wida Budiarti, S.Pd.
Ahmad Hidayat
Penguji : Prof. Dr. Wanjat Kastolani, M.Pd. Rosita, SS., MA.
(5)
Muhammad Shakti Prabowo, 2015
.PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “EVALUASI
PENERAPAN PROGRAM SAPTA PESONA UNTUK
MENINGKATKAN KEPUASAN WISATAWAN DI KAWASAN
WISATA ALAM PANGJUGJUGAN KABUPATEN SUMEDANG (Studi Persepsi Wisatawan)” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Mei 2015
Yang membuat pernyataan,
Muhammad Shakti Prabowo NIM 1000698
(6)
EVALUASI PENERAPAN PROGRAM SAPTA PESONA UNTUK MENINGKATKAN KEPUASAN WISATAWAN
DI WISATA ALAM PANGJUGJUGAN KABUPATEN SUMEDANG
(StudiPersepsiWisatawan)
ABSTRAK Oleh
Muhammad Shakti Prabowo 1000698
Sapta Pesona merupakan tujuh unsur yang terkandung di dalam setiap produk wisata serta dipergunakan sebagai tolok ukur peningkatan kualitas produk pariwisata. Unsur-unsur sapta pesona yang terdiri atas keamanan, ketertiban, kebersihan, kesejukan, keindahan, keramahan dan kenangan perlu diterapkan sehingga destinasi wisata menjadi sehat dan nyaman, menjadi rumah kedua bagi para wisatawan, serta membawa penghidupan yang berkualitas bagi masyarakat lokal. Penelitian ini membahas mengenai pengevaluasian penerapan program sapta pesona untuk meningkatkan kepuasan wisatawan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis persepsi wisatawan mengenai tingkat kepentingan (importance) dan kinerja (performance) dari program Sapta Pesona di Wisata Alam Pangjugjugan, menganalisis tingkat kepuasan wisatawan terhadap pelaksanaan program Sapta Pesona dan merekomendasikan upaya peningkatan kinerja program SaptaPesona di Wisata Alam Pangjugjugan. Untuk mengukur tingkat kepuasan wisatawan digunakan metode importance-performance analysis. Berdasakan hasil penelitian didapati bahwa terdapat 3 unsur yang dinilai belum mencapai tingkat kepuasan wisatawan yaitu unsure kebersihan, keramahan dan kenangan. Disisi lain, terdapat item-item yang berpotensi untuk ditingkatkan kinerjanya seperti bersikap sebagai tuan rumah yang baik serta selalu membantu wisatawan, memberikan senyum yang tulus dan menyajikan makanan dan minuman khas lokal.
(7)
EVALUATION OF IMPLEMENTATION OF THE SEVEN CHARM PROGRAM TO INCREASE TOURIST SATISFACTION IN
PANGJUGJUGAN NATURAL TOURIST DESTINATION SUMEDANG DISTRICT
(Study of Tourist’s Perception)
ABSTRACT By
Muhammad Shakti Prabowo 1000698
Seven charm is seven elements contained in any travel products and used as benchmarks to improve the quality of tourism products. These elements consisting of security, order, cleanliness, coolness, beauty, hospitality and memories need to be implemented so that tourist destinations to be healthy and comfortable, being a second home for the tourists, as well as bring a quality livelihood for local communities. This study discusses the evaluation of implementation of the seven charm programs to increase tourist satisfaction. The purpose of this study was to analyze the perception of tourists on the level of importance and performance of seven charm program in Pangjugjugan Natural Tourist Destination, analyze the level of satisfaction of tourists on the implementation of seven charm program and recommends
efforts to improve seven charm’s performance in Pangjugjugan Natural
Tourist Destination. To measure the level of satisfaction of tourists used importance-performance analysis methods. Based on the results of the research found that there are 3 elements assessed has not reached the level of tourist satisfaction is an element of cleanliness, hospitality and memories. On the other hand, there are the items that have the potential for improved performance such as being a good host and always help tourists, providing a genuine smile and serves typical local food and drink.
(8)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
Industri pariwisata telah lama dikenal sebagai industri penghasil devisa dan penggerak ekonomi di banyak negara selain dari sektor minyak bumi dan gas (Migas). Menurut data Badan Pusat Statistik dan Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada tahun 2011 sektor pariwisata menyumbang sebesar USD 8,554.40 juta, sementara itu pada tahun 2012 terjadi kenaikan jumlah devisa yaitu sebesar USD 9,120.85 hal ini membuat sektor pariwisata berada di peringkat kelima sebagai penyumbang devisa negara terbesar bagi negara Republik Indonesia. Sementara itu, menurut Quick Wins pada tahun 2012, dampak pariwisata terhadap Produk Domestik Bruto sebesar Rp 321.57 triliun menyumbang sebesar 3.90% terhadap PDB nasional, di bidang kesempatan kerja sektor pariwisata mempekerjakan 9.28 juta orang, penerimaan pajak dari sektor pariwisata sebesar Rp 11.57 triliun dan penerimaan upah dan gaji dari sektor pariwisata sebesar Rp 104.51 triliun serta menyumbangkan sebesar 3.77% terhadap nasional. Sementara itu, dilihat dari dunia global, industri pariwisata mengalami perkembangan yang memuaskan. Menurut press release UN-WTO pada tahun 2013 mencatat pertumbuhan kedatangan wisatawan sebanyak 5% hal ini mencapai rekor sebanyak 1,087 juta kunjungan. Meskipun dihadang berbagai persoalan ekonomi namun tidak mempengaruhi 52 juta wisatawan untuk berkunjung ke seluruh dunia pada tahun 2013. Pada tahun 2014, UN-WTO meramalkan pertumbuhan kunjungan wisatawan sebesar 4% - 4.5%.
Dari sisi kunjungan wisatawan yang berkunjung ke Indonesia, menurut Pusdatin Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) pada tahun 2009 jumlah wisatawan yang berkunjung ke Indonesia sebanyak 6,323,730 orang dengan lama tinggal 7.69 hari, dengan rata-rata pengeluaran per orang sebanyak USD 129.57 dan menyumbang
(9)
sebesar USD 6,297.99 terhadap devisa negara. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat dalam Tabel 1.1 :
Tabel 1.1
DATA KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE INDONESIA TAHUN 2008-2012
Tahun Wisatawan Mancanegara Rata-Rata Lama Tinggal
(Hari)
Rata-rata Pengeluaran Per Orang (USD)
Penerimaan Devisa
Jumlah Pertumbuhan (%)
Per Hari Per Kunjungan
Jumlah (juta USD)
Pertumbuhan (%) 2008 6.234.497 13,24 8,58 137,38 1.178,54 7.347,60 37,44 2009 6.323.730 1,43 7,69 129,57 995,93 6.297,99 -14,29 2010 7.002.944 10,74 8,04 135,01 1.085,75 7.603,45 20,73 2011 7.649.731 9,24 7,84 142,69 1.118,26 8.554,39 12,51 2012 8.044.462 5,16 7,70 147,22 1.133,81 9.120,89 6,62 Sumber : Pusat Data dan Informasi Kemenparekraf & BPS, 2013
Berdasarkan tabel 1.1 dapat dijelaskan bahwa pertumbuhan kunjungan wisatawan mancanegara mencapai puncaknya pada tahun 2008 dengan jumlah kunjungan sebanyak 6.234.497 orang, pertumbuhan dengan tahun sebelumnya sebanyak 13,24 %, rata lama tinggal 8,58 hari, rata-rata pengeluaran sebanyak USD 137,38 per orang per hari dan penerimaan devisa sebanyak USD 7.347,60. Namun pada tahun 2009, terjadi penurunan pertumbuhan kunjungan yang amat drastis sebanyak 11,81% dari tahun sebelumnya hal ini disebabkan keadaan ekonomi global yang sedang dilanda krisis ekonomi di penghujung tahun 2008. Namun hal ini tidak menyurutkan langkah untuk terus berupaya dalam meningkatkan kunjungan, hal ini ditandai dengan kenaikan jumlah kunjungan wisatawan pada tahun 2010 sebanyak 7.002.944 orang dengan pertumbuhan kunjungan sebanyak 10,74%.
Propinsi Jawa Barat merupakan salah satu propinsi yang memiliki kawasan dan potensi wisata yang indah di Indonesia. Di Jawa Barat terdapat wisata alam berupa gunung dan pantai yang dapat memanjakan wisatawan. Selain memiliki kekayaan alam, Jawa Barat juga kaya akan budaya seperti tarian tradisional, kampung adat, upacara adat, dan pusat kerajinan khas setempat. Menurut data statistik pada tahun 2011, Propinsi Jawa Barat
(10)
memiliki 73 tempat rekreasi dan 517 potensi daya tarik wisata yang tersebar di 26 kabupaten dan kota di Jawa Barat Hal ini menjadikan Jawa Barat sebagai provinsi yang banyak memiliki potensi pariwisata di bidang alam dan budaya.
Kabupaten Sumedang merupakan salah satu kabupaten yang ada di Propinsi Jawa Barat yang memiliki kekayaan alam dan budaya sebagai modal dalam pembangunan pariwisata. Menurut Badan Pusat Statistik pada tahun 2012 Kabupaten Sumedang memiliki 26 destinasi wisata yang terbagi dalam : 13 destinasi Wisata Alam, 8 destinasi wisata Minat khusus dan 7 destinasi Wisata Budaya. Di tahun yang sama, jumlah wisatawan yang berkunjung sebanyak 503.581 orang dengan rincian sebagai berikut : wisatawan nusantara sebanyak 502.117 orang sedangkan wisatawan mancanegara sebanyak 1.454 orang. Di bawah ini Tabel 1.2 yang menunjukkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2013 :
Tabel 1.2
DATA JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN KE KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2009-2013
Wisatawan Tahun
2009 2010 2011 2012 2013
Nusantara 477.732 512.727 456.122 502.117 187.802
Mancanegara 12.621 9.858 1.132 1.464 1.561 Total 490.353 522.585 457.254 503.581 189.363
Sumber : Statistik Daerah Kabupaten Sumedang, 2013
Berdasarkan Tabel 1.2 dapat ditarik kesimpulan bahwa kunjungan wisatawan ke Kabupaten Sumedang mengalami fluktuasi yang amat beragam. Kunjungan terbanyak terjadi pada tahun 2010 yaitu sebanyak 522.585 wisatawan, sementara kunjungan paling sedikit terjadi pada tahun 2013 dimana hanya terdapat 189.363 wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Sumedang. Kabupaten Sumedang memiliki 26 destinasi wisata alam. Dari tahun ke tahun, minat wisatawan yang berkunjung ke destinasi
(11)
wisata alam semakin tinggi, meskipun berfluktuasi hal ini dipaparkan dalam Tabel 1.3 berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumedang :
Tabel 1.3
DATA JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN DI DESTINASI WISATA ALAM DI KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2009 – 2013
Wisatawan Tahun
2009 2010 2011 2012 2013
Jumlah 204.236 216.042 181.511 217.980 85.505
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumedang, 2013
Berdasarkan Tabel 1.3, kunjungan wisatawan yang mengunjungi destinasi wisata alam mencapai puncaknya pada tahun 2012 dimana terdapat 217.980 wisatawan yang berkunjung, namun pada tahun 2013 kunjungan wisatawan ke destinasi wisata alam mengalami penurunan secara drastis, yakni sebanyak 85.505 wisatawan. Kawasan wisata alam dapat dikelompokkan menjadi wisata pantai dan pegunungan, karena Kabupaten Sumedang topografi alamnya berupa pegunungan, maka pengembangan wisata alam lebih difokuskan ke arah pegunungan. Wisata pegunungan menawarkan udara sejuk dan ketenangan yang cocok bagi wisatawan yang ingin melepas penat dari kesibukan di kota besar. Salah satu kawasan wisata alam yang cukup dikenal di Kabupaten Sumedang adalah Kawasan Wisata Alam Pangjugjugan yang terletak di Desa Cilembu Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang.
Desa Cilembu yang terletak di Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang telah lama dikenal sebagai daerah penghasil ubi madu dan penghasil susu sapi. Seiring dengan perkembangannya, desa ini mulai dikenal sebagai daerah agrobisnis dengan komoditi lebih luas dari ubi dan susu sapi. Komoditi lebih luas itu meliputi pengadaan tanaman teh rosella dan tanaman obat herbal lainnya, produk pertanian organik dengan dukungan pupuk kompos. Didukung oleh keadaan alamnya yang masih relatif belum banyak terjamah. Di desa ini terdapat Wisata Alam Pangjugjugan yang merupakan tempat bagi pengunjung untuk bisa menikmati keindahan alam sekitar. Selain dapat menikmati indahnya alam
(12)
sekitar pengunjung dapat pula belajar tentang alam dan ilmu kehidupan. Di tempat ini juga hasil pertanian dan peternakan diolah menjadi produk industri rumah makanan dan minuman. Wisata Alam Pangjugjugan pun dapat dijadikan sebagai tempat pendidikan dan latihan. Disini terdapat beberapa rumah pondokan untuk disewakan kepada pengunjung dengan pemandangan tertuju langsung ke jalan desa, sebuah danau buatan, kolam ikan serta hamparan sawah dan kebun (Brosur Wisata Alam Pangjugjugan). Wisata Alam Pangjugjugan merupakan salah satu kawasan wisata alam yang banyak dikunjungi wisatawan di Kabupaten Sumedang, berikut ini data kunjungan wisatawan yang berkunjung ke Kawasan Wisata Alam Pangjugjugan dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 pada Tabel 1.4.
Tabel 1.4
DATA JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN KE WISATA ALAM PANGJUGJUGAN TAHUN 2011-2014
Tahun Jumlah Wisatawan Pertumbuhan
(%)
2011 66.755 -
2012 95.290 42,7
2013 67.568 -29
2014 72.454 7,23
Sumber : Pengelola Kawasan Wisata Alam Pangjugjugan, 2015
Berdasarkan Tabel 1.4, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kawasan Wisata Alam Pangjugjugan mengalami fluktuasi yang cukup signifikan. Tahun 2012 merupakan tahun terbanyak kunjungan wisatawan dimana terdapat 95.290 wisatawan yang berkunjung dengan pertumbuhan dibanding tahun 2011 sebesar 42,7%, namun pada tahun 2013 mengalami penurunan dimana hanya terdapat 67.568 wisatawan dengan pertumbuhan -29%, hal ini diduga karena belum optimalnya pengimplementasian program sapta pesona di Kawasan Wisata Alam Pangjugjugan.
Sapta Pesona adalah tujuh unsur yang terkandung di dalam setiap produk wisata serta dipergunakan sebagai tolok ukur peningkatan kualitas produk pariwisata. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik
(13)
Indonesia, Marie Elka Pangestu mengungkapkan mengenai pentingnya penerapan Sapta Pesona di sebuah destinasi wisata dalam kunjungan kerjanya di Provinsi Nusa Tenggara Timur pada 4 Agustus 2014. Beliau mengungkapkan bahwa :
“Pengembangan dan pengelolaan destinasi wisata yang aman, tertib,
bersih, sejuk, indah, ramah, dan memberikan kenangan yang manis di hati wisatawan perlu diwujudkan, sehingga destinasi wisata menjadi sehat dan nyaman, menjadi rumah kedua bagi para wisatawan, serta membawa
penghidupan yang berkualitas bagi masyarakat lokal,”
Berdasarkan pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa penerapan sapta pesona perlu dilaksanakan karena dapat memberi manfaat berupa sehat dan nyamannya destinasi wisata yang dapat menjadi rumah kedua bagi wisatawan, serta dapat membawa penghidupan yang berkualitas bagi masyarakat lokal di sekitar destinasi wisata.
Menurut Kotler dan Keller (2008) dalam Ratnasari (2011, hlm. 117) kepuasan dinyatakan sebagai tingkat perasaan dimana seseorang menyatakan hasil perbandingan atas kinerja produk/jasa yang diterima dan yang diharapkan. Sementara itu menurut Oxford Advanced Learner’s Dictionary (2000) dalam Tjiptono (2011, hlm. 292) mendeskripsikan
kepuasan sebagai “the good feeling that you have when you achieved
something that wanted to happen does happen”; “the act of fulfilling a need or desire”; dan “an acceptable way of dealing with a complaint, a debt, an
injury, etc.”. Berdasarkan kutipan diatas dapat diartikan bahwa kepuasan adalah perasaan senang yang didapatkan seseorang ketika seseorang tersebut berhasil mendapat sesuatu yang diinginkannya. Begitu besar manfaat yang didapat bila sebuah kawasan wisata dapat mewujudkan kepuasan bagi para wisatawan/pelanggannya, hal ini terlihat dari pernyataan Ratnasari (2011,
hlm. 118) “apabila pelanggan merasa puas, maka dia akan menunjukkan
besarnya kemungkinan untuk kembali membeli produk yang sama. Pelanggan yang puas juga cenderung memberikan referensi yang baik
(14)
terhadap produk/jasa kepada orang lain.” Tidak jauh berbeda dengan yang
dikatakan oleh Ratnasari, Tjiptono (2008, hlm. 24) mengungkapkan bahwa terciptanya kepuasan pelanggan dapat memberikan beberapa manfaat diantaranya hubungan antara perusahaan dan pelanggannya menjadi harmonis, memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang, terciptanya loyalitas pelanggan dan membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut (word of mouth) yang menguntungkan bagi perusahaan.
Berdasarkan hasil pengamatan dan kegiatan pra penelitian didapatkan hasil bahwa dalam kaitannya dengan penerapan program sapta pesona wisatawan yang berkunjung ke Wisata Alam Pangjugjugan belum merasa puas atas pelayanan yang diberikan. Berikut ini dijelaskan mengenai rincian atas ketidakpuasan wisatawan di Wisata Alam Pangjugjugan : 10 orang menyatakan tidak puas dengan unsur kebersihan, 14 orang menyatakan tidak puas terhadap unsur keramahan dan 12 orang merasa tidak puas dengan unsur kenangan. Berdasarkan hasil pra penelitian dan pengamatan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa walaupun responden hanya merasa ada 3 unsur sapta pesona yang belum dirasa puas, namun bila hal ini dibiarkan lama-kelamaan jumlah unsur sapta pesona yang dirasa tidak dirasa puas akan semakin bertambah seiring dengan tidak dibenahinya point-point yang membuat responden tersebut merasa tidak puas. Apabila pelanggan merasa tidak puas, maka akan terjadi hal-hal yang seperti yang diutarakan oleh Ratnasari (2011, hlm. 118) bahwa pelanggan yang tidak puas dapat melakukan tindakan pengembalian produk atau atau secara ekstrem, bahkan dapat mengajukan gugatan terhadap perusahaan melalui pengacara dan dipastikan memberikan referensi yang negatif terhadap produk/jasa kepada orang lain.
Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam serta mengangkat dalam judul Penelitian penuls, yaitu “Evaluasi Penerapan Program Sapta Pesona Untuk
(15)
Meningkatkan Kepuasan Wisatawan di Wisata Alam Pangjugjugan Kabupaten Sumedang (Studi Persepsi Wisatawan)”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan diatas, maka rumusan masalah yang diperoleh adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah persepsi wisatawan terhadap kepentingan sapta pesona di Wisata Alam Pangjugjugan ?
2. Bagaimanakah persepsi wisatawan terhadap kinerja sapta pesona di Wisata Alam Pangjugjugan ?
3. Bagaimanakah kepuasan wisatawan wisatawan terhadap sapta pesona di Wisata Alam Pangjugjugan ?
4. Bagaimanakah upaya yang harus dilakukan dalam meningkatkan kepuasan wisatawan di Wisata Alam Pangjugjugan ?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Menganalisis persepsi wisatawan terhadap kepentingan sapta pesona di Wisata Alam Pangjugjugan.
2. Menganalisis persepsi wisatawan terhadap kinerja sapta sapta pesona di Wisata Alam Pangjugjugan.
3. Menganalisis kepuasan wisatawan terhadap sapta pesona di Wisata Alam Pangjugjugan.
4. Mengidentifikasi upaya yang harus dilakukan dalam meningkatkan kepuasan wisatawan di Wisata Alam Pangjugjugan.
(16)
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari Penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi penulis, sebagai masukan dan pengetahuan mengenai Program Sapta Pesona dalam kaitannya untuk meningkatkan kepuasan wisatawan.
2. Bagi pengelola, sebagai bahan rujukan bagi Wisata Alam Pangjugjugan dalam menerapkan Sapta Pesona untuk meningkatkan kepuasan wisatawan.
3. Bagi Peneliti lain, sebagai bahan rujukan untuk Penelitian selanjutnya yang memiliki keterkaitan dengan Penelitian ini.
1.5 Sistematika Penelitian
Skripsi ini disusun dengan mengacu kepada sistematika penelitian yang tercantum dalam buku Pedoman Akademik terbitan Universitas Pendidikan Indonesia. Berikut sistematika yang digunakan peneliti :
1. BAB I : Pendahuluan
Berisi perihal penjabaran latar belakang Penelitian, rumusan masalah, tujuan Penelitian dan manfaat Penelitian.
2. BAB II : Tinjauan Pustaka
Berisi perihal teori-terori para ahli yang mendukung Penelitian dan kerangka pemikiran peneliti.
3. BAB III : Metode Penelitian
Berisi perihal penjabaran mengenai metode yang digunakan dan penjelasan lainnya seperti : Lokasi, Populasi, Sampel, Variabel Operasional, Instrumen Penelitian dan Teknik pengumpulan data. Serta dalam Bab ini peneliti menggunakan metode Deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dalam Penelitiannya.
4. BAB IV Pembahasan dan Hasil Analisis
Berisi perihal penjelasan mengenai hasil Penelitian dan pembahasan dari hasil Penelitian.
(17)
5. BAB V : Kesimpulan dan Rekomendasi
Berisi mengenai hasil dari pembahasan dan rekomendasi yang di rekomendasikan oleh peneliti dari hasil pembahasan.
6. Daftar Pustaka
Berisi mengenai daftar sumber-sumber yang mendukung dalam penelitian skripsi.
(18)
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Sukmadinata dalam Aries penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena-fenomena alamiah maupun fenomena-fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaa dan perbendaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya.
Sementara itu menurut Sugiyono (2013, hlm 11) metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Penelitian ini berjenis penelitian kebijakan (policy research). Riduwan (2012, hlm. 51) mengemukakan bahwa policy research (penggunaan metode penelitian kebijakan) dimulai karena adanya masalah, dan masalah ini pada umumnya dimiliki oleh para administrator, manajer atau para pengambil keputusan pada suatu organisasi. Penelitian kebijakan sangat relevan bagi perencana dan perencanaan kasus-kasus sosial. Menurut Majchrzak dalam Riduwan penelitian kebijakan adalah suatu proses penelitian yang dilakukan pada masalah-masalah sosial yang mendasar, sehingga hasil temuannya dapat direkomendasikan kepada pembuat keputusan untuk bertindak secara praktis dalam menyelesaikan kasus-kasus di tempat kerjanya
(19)
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini bertempat di Wisata Alam Pangjugjugan di Kampung Babakan Anjun, Desa Cilembu, Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang. Perjalanan dari Kota Bandung menuju lokasi memakan waktu 1 – 1,5 jam jika lancar. Lokasi ini terletak di sekitar perkebunan dan pesawahan sehingga dari jalan utama pengunjung harus melalui jalan kecil untuk menuju lokasi. Ada beberapa alternatif jalan yang dapat dilalui. Pengunjung yang berasal dari Bandung/Jakarta dapat melalui 3 alternatif jalan, sementara pengunjung yang berasal dari Garut dan Sumedang hanya dapat melalui 1 alternatif jalan saja. Transportasi umum yang tersedia yang melalui lokasi ini yaitu dengan menggunakan ojek. Angkutan ojek dapat tersedia di jalan utama lintas Bandung – Sumedang maupun Bandung – Tasik. Dengan menggunakan ojek, pengunjung dapat langsung menuju ke lokasi. Sebenarnya adapula angkutan umum yang melayani rute Cicalengka – Tanjungsari yang melalui jalan utama, namun rute angkutan umum tersebut tidak langsung menuju lokasi Wisata Alam Pangjugjugan.
3.3 Populasi
Menurut Sugiyono (2013, hlm. 119) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Berdasarkan pernyataan diatas, subjek penelitian yang akan dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah wisatawan yang berkunjung ke Kawasan Wisata Alam Pangjugjugan.
3.4 Sampel
Menurut Sugiyono (2013, hlm. 120) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
(20)
probability sampling. Menurut Sugiyono (2013, hlm.122) teknik probability sampling dengan jenis pendekatan simple random sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Sementara simple random sampling menurut Sugiyono (2013, hlm. 122) adalah teknik sampling dengan pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.
Untuk menentukan jumlah sampel yang akan diteliti, peneliti menggunakan rumus Slovin. Berikut ini disajikan tabel jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kawasan Wisata Alam Pangjugjugan yang selanjutnya akan diolah atau dihitung untuk dijadikan sampel penelitian.
Tabel 3.1
DATA JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN KE WISATA ALAM PANGJUGJUGAN TAHUN 2011-2014
Tahun Jumlah Wisatawan
2011 66.755
2012 95.290
2013 67.568
2014 72.454
Sumber : Pengelola Kawasan Wisata Alam Pangjugjugan, 2015
Cara penghitungan jumlah populasi yaitu dengan menjumlahkan jumlah wisatawan dari tahun 2011, 2012, 2013 dan 2014 kemudian dibagi 4, adapun hasilnya yaitu sebanyak 75516, jumlah ini diketahui sebagai N atau ukuran populasi.
Untuk menentukan berapa jumlah responden yang diambil, peneliti menggunakan rumus Slovin. Rumus tersebut adalah sebagai berikut :
Dimana :
n = Number of samples (jumlah sampel)
N = Total population (jumlah seluruh anggota populasi)
E = Error tolerance (persentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih ditolerir [e=0,1]
(21)
Berdasarkan rumus Slovin, maka ukuran sampel adalah sebagai berikut : n =
n =
n =
n = 99.8 atau dibulatkan menjadi 100
Berdasarkan penghitungan rumus Slovin diatas, jumlah sampel pada penelitian ini berjumlah 100 orang (responden), dengan tingkat kesalahan yang ditolerir sebesar 10%. Oleh karena itu, kuesioner akan disebar sebanyak 100 buah kepada responden.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Dalam memperoleh data yang diperlukan dengan penelitian ini, maka peneliti akan menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
1. Penyebaran kuesioner/angket
Kuesioner merupakan alat untuk membantu peneliti dalam melengkapi data-data penelitian yang dibutuhkan dalam bentuk daftar pertanyaan-pertanyaan yang harus diisi.
2. Penelitian Lapangan atau Observasi
Peneliti melakukan studi observasi langsung untuk melihat kondisi dan situasi existing lokasi penelitian.
3. Studi Literatur
Peneliti melakukan studi literatur yaitu berupa pendalaman studi yang didapat dari hasil penelitian terdahulu yang didapat dari buku, jurnal, brosur dan sumber yang relevan dengan penelitian ini.
(22)
Peneliti melakukan pendalaman studi literatur secara elektronik dengan mengunjungi situs-situs yang menyediakan beragam jurnal dan hasil penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini. 5. Dokumentasi (foto, rekaman dan catatan penelitian)
Peneliti melakukan pengambilan gambar dari lokasi dan objek-objek yang akan diteliti disertai dengan mencatatkannya kedalam catatan penelitian.
3.6 Operasional Variabel
Nazir dalam Rahmawati (2009, hlm 126) mengungkapkan bahwa definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasiskan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Sementara itu Setiady (2014, hlm. 38) mengungkapkan bahwa operasional variabel adalah penarikan batasan yang lebih menjelaskan ciri-ciri spesifik yang lebih substantif dari suatu konsep. Tujuannya agar peneliti dapat mencapai suatu alat ukur yang sesuai dengan hakikat variabel yang sudah didefinisikan konsepnya, maka peneliti harus memasukkan proses atau operasionalnya alat ukur yang akan digunakan untuk variabel yang ditelitinya. Berikut ini dijabarkan mengenai penarikan batasan yang lebih menjelaskan ciri-ciri spesifik dari suatu konsep. Pada penelitian ini sapta pesona yang menjadi variabel tunggal.
Tabel 3.2
OPERASIONAL VARIABEL
Variabel Konsep Variabel Sub
Variabel Indikator Ukuran Skala
Sapta Pesona Sapta Pesona adalah tujuh unsur yang terkandung di dalam setiap produk wisata serta
Aman Terjaganya keamanan dan kenyamanan wisatawan
Perbandingan antara harapan dan kenyataan yang dirasakan atas terjaganya keamanan dan kenyamanan yang dirasakan wisatawan di Wisata Alam Pangjugjugan
(23)
dipergunakan sebagai tolok ukur peningkatan kualitas produk pariwisata. Keputusan Menteri
Pariwisata, Pos dan
Telekomunikasi Nomor : KM.5/UM.209/M PPT-89 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Sapta Pesona
Kesigapan pegawai dalam membantu wisatawan.
Perbandingan antara harapan dan kenyataan yang dirasakan atas kesigapan pegawai Wisata Alam Pangjugjugan dalam membantu wisatawan di Wisata Alam Pangjugjugan Ordinal Keramahan pegawai terhadap wisatawan
Perbandingan antara harapan dan kenyataan yang dirasakan atas keramahan petugas terhadap wisatawan di Wisata Alam Pangjugjugan
Ordinal
Terpeliharanya lingkungan Wisata Alam Pangjugjugan
Perbandingan antara harapan dan kenyataan yang dirasakan atas keterpeliharaan lingkungan di Wisata Alam Pangjugjugan.
Ordinal Membantu memberi informasi kepada wisatawan.
Perbandingan antara harapan dan kenyataan yang dirasakan atas kesediaan petugas dalam membantu memberi informasi kepada wisatawan di Wisata Alam Pangjugjugan.
Ordinal
Tertib Mewujudkan budaya antri
Perbandingan antara harapan dan kenyataan yang dirasakan atas keterwujudan budaya antri di Wisata Alam Pangjugjugan.
Ordinal
Menjaga lingkungan dengan menaati peraturan yang berlaku
Perbandingan antara harapan dan kenyataan yang dirasakan atas keterpeliharaan lingkungan sebagai akibat dari menaati peraturan yang berlaku di Wisata Alam Pangjugjugan.
Ordinal
Petugas sigap dalam
melaksanakan
Perbandingan antara harapan dan kenyataan yang dirasakan atas kesigapan petugas di Wisata
(24)
tugas Alam Pangjugjugan.
Rambu-rambu dalam kondisi jelas, teratur dan rapi
Perbandingan antara harapan dan kenyataan yang dirasakan atas rambu-rambu yang jelas, teratur dan rapi di Wisata Alam Pangjugjugan.
Ordinal
Bersih Tidak membuang sampah sembarangan.
Perbandingan antara harapan dan kenyataan yang dirasakan atas keikutsertaan wisatawan untuk tidak membuang sampah sembarangan di Wisata Alam Pangjugjugan. Ordinal Menjaga kebersihan lingkungan objek wisata.
Perbandingan antara harapan dan kenyataan yang dirasakan atas keikutsertaan wisatawan dalam menjaga kebersihan lingkungan Wisata Alam Pangjugjugan
Ordinal
Petugas Menyiapkan sajian makanan dan minuman
yang bersih dan sehat.
Perbandingan antara harapan dan kenyataan yang dirasakan atas kesiapan petugas dalam menghidangkan sajian makanan
dan minuman yang bersih dan sehat di Wisata Alam Pangjugjugan.
Ordinal
Menyiapkan perlengkapan penyajian makanan dan minuman yang bersih.
Perbandingan antara harapan dan kenyataan yang dirasakan atas kesiapan petugas dalam
menyiapkan perlengkapan penyajian makanan dan minuman yang bersih.
Ordinal
Pakaian dan penampilan petugas bersih dan rapi.
Perbandingan antara harapan dan kenyataan yang dirasakan atas kebersihan dan kerapihan pakaian
dan penampilan petugas di Wisata Alam Pangjugjugan.
(25)
Sejuk Pengelola melaksanakan penghijauan dengan menanam pohon.
Perbandingan antara harapan dan kenyataan yang dirasakan atas pelaksanaan penghijauan lingkungan dengan menanam pohon di Wisata Alam Pangjugjugan.
Ordinal
Pengelola memelihara penghijauan di lingkungan objek wisata.
Perbandingan antara harapan dan kenyataan yang dirasakan atas keterpeliharaan penghijauan di Wisata Alam Pangjugjugan.
Ordinal
Indah Pengelola menjaga kawasan wisata dalam tatanan yang indah dan alami.
Perbandingan antara harapan dan kenyataan yang dirasakan atas terjaganya lingkungan dalam keadaan indah dan alami di Wisata Alam Pangjugjugan.
Ordinal
Menata lingkungan secara teratur.
Perbandingan antara harapan dan kenyataan yang dirasakan atas perawatan lingkungan yang ditata secara teratur di Wisata Alam
Pangjugjugan.
Ordinal
Menjaga keindahan vegetasi, tanaman hias dan peneduh.
Perbandingan antara harapan dan kenyataan yang dirasakan atas keterjagaan keindahan vegetasi, tanaman hias dan peneduh di Wisata Alam Pangjugjugan.
Ordinal
Ramah Bersikap sebagai tuan rumah yang baik serta selalu membantu wisatawan.
Perbandingan antara harapan dan kenyataan yang dirasakan atas sikap petugas yang baik serta membantu wisatawan di Wisata Alam Pangjugjugan.
(26)
Memberikan senyum yang tulus.
Perbandingan antara harapan dan kenyataan yang dirasakan atas pemberian senyum yang tulus oleh petugas kepada wisatawan di Wisata Alam Pangjugjugan.
Ordinal
Kenangan Menyajikan makanan dan minuman khas lokal.
Perbandingan antara harapan dan kenyataan yang dirasakan atas penyajian makanan makanan dan minuman khas.
Ordinal
Menyediakan cinderamata yang menarik, unik/khas serta mudah dibawa.
Perbandingan antara harapan dan kenyataan yang dirasakan atas ketersediaan cinderamata yang menarik, khas serta mudah dibawa.
Ordinal
Sumber : Diolah oleh Peneliti, 2015
3.7 Jenis dan Sumber Data
Hal pertama yang harus dilakukan sebelum melakukan penelitian adalah mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan penelitian tersebut. Data-data tersebut dipergunakan untuk mempermudah dalam menganalisis dan mempermudah proses penelitian. Berikut ini merupakan Tabel 3.3 yang berisi tentang data-data yang dibutuhkan selama penelitian, sumber perolehan data tersebut dan jenis data.
Tabel 3.3
TABEL JENIS DAN SUMBER DATA
No. Data yang Dibutuhkan Sumber Data Jenis Data
1 Data Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Indonesia Tahun 2012
Pusat Data dan Informasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Data Sekunder
2
Data Kunjungan Wisatawan yang Berkunjung ke Kabupaten Sumedang
tahun 2013
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumedang
Data Sekunder
(27)
Wisata Alam Pangjugjugan tahun 2013 Alam Pangjugjugan
4 Daftar Periksa Atraksi Wisata Aspek Fisik, Sosial dan Ekonomi
Catatan Lapangan
Penelitian Data Primer Sumber : Diolah Oleh Peneliti, 2015
3.8 Instrumen Penelitian dan Skala Pengukuran
Menurut Sugiyono (2011, hlm. 305) Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan dalam pengumpulan data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian. Instrumen dalam penelitian ini adalah lembar isian yang dikeluarkan oleh Program Studi Manajemen Resort dan Leisure untuk mendeskripsikan Wisata Alam Pangjugjugan yang ditinjau dari segi ekonomi, sosial dan lingkungan sekitar Wisata Alam Pangjugjugan, selain itu peneliti juga menggunakan kuisioner atau angket, yaitu daftar pertanyaan atau pernyataan yang dapat mewakili pendapat responden. Skala pengukuran yang digunakan peneliti yaitu :
1. Pendekatan Skala Likert
Dalam menentukan persepsi wisatawan mengenai pelaksanaan program Sapta Pesona di Wisata Alam Pangjugjugan, peneliti menggunakan Skala Likert. Riduwan (2007, hlm. 12) berpendapat bahwa skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi dimensi, dimensi dijabarkan menjadi sub variabel kemudian sub variabel dijabarkan lagi menjadi indikator-indikator yang dapat diukur. Akhirnya indikator-indikator yang terukur ini dapat dijadikan titik tolak untuk membuat item instrument yang berupa pertanyaan atau pernyataan yang perlu dijawab oleh responden. Setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pernyataan atau dukungan sikap yang diungkapkan dengan kata-kata sebagai berikut :
(28)
1. Sangat tidak setuju dengan bobot nilai 1 2. Tidak setuju dengan nilai bobot 2 3. Ragu-ragu dengan nilai bobot 3 4. Setuju dengan nilai bobot 4 5. Sangat setuju dengan nilai bobot 5
Hasil dari skala likert ini berupa data ordinal, sedangkan dalam penelitian ini, peneliti membutuhkan tingkatan data interval oleh karena itu, peneliti menggunakan Method Successive Interval (MSI) untuk mengubah data ordinal menjadi data interval.
2. Method Successive Interval (MSI)
Seperti yang telah dikemukakan diatas bahwa dalam penelitian ini membutuhkan data interval yang sebelumnya telah diubah dari data ordinal yang diolah menggunakan teknik Method Successive Interval. Adapun langkah-langkah untuk melakukan transformasi data tersebut yaitu :
1. Menghitung frekuensi (f) setiap pilihan jawaban, berdasarkan hasil dari jawaban responden pada setiap pernyataan.
2. Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pernyataan, dilakukan perhitungan proporsi (p) setiap pilihan jawaban dengan cara membagi frekuensi (f) dengan jumlah responden.
3. Berdasarkan proporsi tersebut untuk setiap pernyataan, dilakukan perhitungan proporsi komulatif untuk setiap pilihan jawaban.
4. Menentukan nilai batas Z (tabel normal) untuk setiap pernyataan dan setiap pilihan jawaban.
5. Menentukan nilai interval rata-rata untuk setiap pilihan jawaban melalui persamaan sebagai berikut :
(29)
3.9 Rancangan Uji Validitas dan Relabilitas Instrumen 3.9.1 Uji Validitas
Menurut Sugiyono, (2008, hlm. 445) uji validitas adalah untuk mengetahui tepat tidaknya angket yang tersebar. Hasil penelitian yang valid merupakan hasil penelitian yang terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti.
Adapun rumus yang dipergunakan untuk menguji validitas yaitu teknik korelasi product moment sebagai berikut :
√
Sumber : Noor dalam Rahmawati, 2013 hlm. 44
Berdasarkan rumus diatas, dapat diuraikan sebagai berikut : X = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item. Y = Skor total yang diperoleh dari seluruh item.
ΣX = Jumlah skor dalam distribusi X ΣY = Jumlah skor dalam distribusi Y
ΣX² = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X ΣY² = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y N = Banyaknya responden
Validitas item akan teruji bila r hitung lebih besar daripada r tabel. R hitung yang digunakan yaitu sebesar 0,361. Dalam uji validitas dan reliabilitas, angket akan disebar sebanyak 30 angket untuk selanjutnya diisi dan dikumpulkan kembali untuk melakukan uji validitas. Untuk mempermudah dan mempercepat penghitungan uji validitas dan reliabilitas,
(30)
penulis menggunakan software SPSS Versi 20 For Windows. Tabel 3.4 berikut ini menjabarkan tentang hasil uji validitas yang telah dilakukan.
Tabel 3.4
HASIL UJI VALIDITAS ITEM IMPORTANCE (TINGKAT KEPENTINGAN)
Item r hitung r tabel Keterangan
1 0,634 0,361 Valid
2 0,680 0,361 Valid
3 0,509 0,361 Valid
4 0,578 0,361 Valid
5 0,693 0,361 Valid
6 0,652 0,361 Valid
7 0,661 0,361 Valid
8 0,766 0,361 Valid
9 0,691 0,361 Valid
10 0,543 0,361 Valid
11 0,669 0,361 Valid
12 0,705 0,361 Valid
13 0,697 0,361 Valid
14 0,705 0,361 Valid
15 0,645 0,361 Valid
16 0,698 0,361 Valid
17 0,604 0,361 Valid
18 0,730 0,361 Valid
(31)
20 0,709 0,361 Valid
21 0,748 0,361 Valid
22 0,596 0,361 Valid
23 0,601 0,361 Valid
Sumber : Diolah oleh peneliti, 2015
Tabel 3.5
HASIL UJI VALIDITAS ITEM PERFORMANCE (TINGKAT KINERJA)
Item r hitung r tabel Keterangan
1 0,790 0,361 Valid
2 0,643 0,361 Valid
3 0,564 0,361 Valid
4 0,608 0,361 Valid
5 0,674 0,361 Valid
6 0,500 0,361 Valid
7 0,465 0,361 Valid
8 0,680 0,361 Valid
9 0,753 0,361 Valid
10 0,516 0,361 Valid
11 0,703 0,361 Valid
12 0,782 0,361 Valid
13 0,753 0,361 Valid
14 0,725 0,361 Valid
15 0,716 0,361 Valid
16 0,681 0,361 Valid
17 0,718 0,361 Valid
(32)
19 0,574 0,361 Valid
20 0,740 0,361 Valid
21 0,640 0,361 Valid
22 0,702 0,361 Valid
23 0,728 0,361 Valid
Sumber : Diolah oleh peneliti, 2015
Berdasarkan tabel 3.4 dan 3.5 dapat dijelaskan bahwa semua item pernyataan dalam keadaan valid dan dapat digunakan untuk mengukur hal-hal yang akan diukur dalam penelitian ini.
3.9.2 Uji Reliabilitas
Menurut Umar (2002, hlm. 113 ) reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang konsisten.
Untuk menguji reliabilitas, penulis menggunakan rumus alfa conbrach sebagai berikut :
r
ii =
Dimana untuk mencari
yaitu :
rii = Reliabilitas instrument k = Banyaknya butir pertanyaan Σó² = Jumlah butir pertanyaan Ó1² = Varians total
Menurut Guliford dalam Hasanah (2014, hlm. 45) untuk menentukan suatu instrument reliabel atau tidak, dapat digunakan kategori koefisien reliabilitas sebagai berikut :
1. 0,80<ri≤1,00 reliabilitas sangat tinggi 2. 0,60<ri≤0,80 reliabilitas tinggi
(33)
3. 0,40<ri≤0,60 reliabilitas sedang 4. 0,20<ri≤0,40 reliabilitas rendah
5. -1,00<ri≤0,20 reliabilitas sangat rendah (tidak reliable)
Sama halnya dengan uji validitas, dalam rangka uji reliabilitas penulis menyebar 30 buah angket untuk selanjutnya diisi dan dikumpulkan kembali sebagai bahan untuk menguji reliabilitas. Tabel 3.6 dan 3.7 berikut ini menjabarkan tentang hasil uji reliabilitas yang telah dilakukan.
Tabel 3.6
HASIL UJI RELIABILITAS ITEM IMPORTANCE
Pernyataan Nilai r Hitung Nilai r Tabel Keterangan Pernyataan 1 – 23 0,939 0,700 Reliabel Sumber : Diolah oleh peneliti, 2015
Tabel 3.7
HASIL UJI RELIABILITAS ITEM PERFORMANCE
Pernyataan Nilai r Hitung Nilai r Tabel Keterangan Pernyataan 1 – 23 0,943 0,700 Reliabel Sumber : Diolah oleh peneliti, 2015
Berdasarkan tabel 3.6 dan 3.7 mengenai hasil uji reliabilitas item importance atau kepentingan dan item performance atau kinerja, maka dapat disimpulkan bahwa instrument dalam penelitian ini reliable atau dapat digunakan kembali untuk mengukur objek yang sama pada penelitian selanjutnya.
3.10 Metode Analisis Data
Menurut Bogdan dalam Sugiyono (2013, hlm. 244) analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Dalam menganalisis hasil temuan penelitian, peneliti menggunakan
(34)
garis kontinum dan Importance Performance Analysis sebagai alat untuk menganalisis dalam penelitian ini.
3.10.1 Garis Kontinum
Berikut ini merupakan langkah-langkah penghitungan dalam teknik garis kontinum sebagaimana dalam Panuju (1995, hlm. 45) :
1. Mencari nilai indeks maksimum
Nilai indeks maksimum = skor tertinggi jumlah pernyataan jumlah responden
2. Mencari nilai indeks minimum
Nilai indeks minimum = skor terendah jumlah pernyataan jumlah responden
3. Mencari panjang kelas interval
=
Gambar 3.1 Garis Kontinum
Sumber : Riduwan (2007, hlm. 12)
3.10.2 Importance-Performance Analysis
Menurut Tjiptono dalam Ong dan Pambudi metode Importance Performance Analysis dikemukakan pertama kali oleh Martilla dan James pada tahun 1977 dalam artikel mereka “Importance-Performance Analysis” yang dipublikasikan di Journal of Marketing. Pada teknik ini responden diminta untuk menilai tingkat kepentingan dan kinerja perusahaan, kemudian nilai rata-rata tingkat kepentingan dan kinerja tersebut dianalisis pada Importance-Performance Matrix, yang mana sumbu x mewakili persepsi sedangkan sumbu y mewakili harapan. Dalam menentukan tingkat kepuasan wisatawan, peneliti menggunakan perhitungan dengan rumus Sangat TidakSetuju TidakSetuju Ragu-ragu Setuju Sangat Setuju
(35)
∑
Berdasarkan rumus diatas dapat diuraikan sebagai berikut : CS : Kepuasan Pelanggan
I : Tingkat kepentingan (Importance) Pp : Tingkat kinerja (Perceived performance) Apabila CS<0 : wisatawan merasa sangat puas Apabila CS=0 : wisatawan merasa puas
Apabila CS>0 : wisatawan merasa tidak puas
Nugracha (2014, hlm. 52) berpendapat bahwa dalam Importance-Performance Analysis ini dilihat berdasarkan dua aspek yaitu tingkat kepentingan dan tingkat kinerja. Langkah awal untuk menentukan posisi dari atribut-atribut dalam penelitian ini pada matriks IPA adalah menghitung rata-rata tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan untuk setiap item dari atribut dengan rumus :
̅̅̅ ∑
̅̅̅̅
∑
Dimana :
̅̅̅ = Bobot rata-rata tingkat kepuasan item ke-i ̅ = Bobot rata-rata tingkat kepentingan item ke-i n =Jumlah responden atau sampel
Langkah berikutnya yaitu menghitung rata-rata tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan untuk keseluruhan item dengan rumus :
̿̿̿ ∑ ̅
̿
∑ ̅
Dimana :
̿̿̿ = Nilai rata-rata kepuasan item
̿ = Nilai rata-rata tingkat kepentingan item = Jumlah item
Setelah dilakukan penghitungan, maka nilai ̿̿̿ akan bertindak sebagai titik perpotongan pada sumbu horizontal atau sumbu yang
(36)
menggambarkan kepuasan (x) dan ̿ akan bertindak sebagai titik perpotongan pada sumbu vertikal yang menggambarkan kepentingan (y). Setelah diketahui nilai kepuasan dan kepentingan item serta nilai rata-rata kepuasan dan kepentingan item, lalu nilai tersebut dimasukkan kedalam diagram kartesius yang nantinya akan ditafsirkan menjadi sebuah matriks yang berupa empat kuadran yang bernama Importance-Performance Matrix. Berikut ini contoh Importance-Performance Matrix :
Gambar 3.2
Importance-Performance Matrix
Sumber : Martilla dan James (1977, hlm. 78)
Adapun penjelasan dari kuadran-kuadran tersebut sebagai berikut : 1. Prioritas Utama (Concentrate Here)
Pada kuadran ini terdapat faktor-faktor yang dianggap penting dan atau diharapkan konsumen, akan tetapi kinerja perusahaan dinilai belum memuaskan sehingga pihak perusahaan perlu berkonsentrasi untuk mengalokasikan sumber dayanya guna meningkatkan performa yang masuk pada kuadran ini.
(37)
2. Pertahankan Prestasi (Keep Up the Good Work)
Pada kuadaran ini terdapat faktor-faktor yang dianggap penting dan diharapkan sebagai faktor penunjang kepuasan konsumen sehingga perusahaan wajib untuk mempertahankan prestasi kinerja tersebut.
3. Prioritas Rendah (Low Priority)
Pada kuadaran ini terdapat faktor-faktor yang dianggap mempunyai tingkat persepsi atau kinerja aktual yang rendah dan tidak terlalu penting dan atau tidak terlalu diharapkan oleh konsumen sehingga perusahaan tidak perlu memprioritaskan atau memberikan perhatian lebih pada faktor-faktor tersebut.
4. Berlebihan (Possibly Overkill)
Pada kuadran ini terdapat faktor-faktor yang dianggap tidak terlalu penting dan tidak terlalu diharapkan oleh pelanggan sehingga perusahaan lebih baik mengalokasikan sumber daya yang terkait pada faktor tersebut kepada faktor lain yang lebih memiliki tingkat prioritas lebih tinggi.
(38)
DAFTAR PUSTAKA
Alam, Dian P. (2010). Sapta Pesona Dalam Meningkatkan Promosi Sadar Wisata di Medan. Kertas Karya pada Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Medan: tidak diterbitkan.
Ali, Hasan. (2008). Marketing. Medpress (anggota IKAPI)
Amantha, Goestyari P. (2013) Evaluasi Pelaksanaan Sapta Pesona pada Objek Wisata Lembah Hijau Bandar Lampung. Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Lampung: tidak diterbitkan.
Anonim. (2014). Sekilas Jabar. [Online]. Tersedia : http://jabarprov.go.id/index.php/pages/id/1261[14 Maret 2014]
Anonim. (2014). Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025.[Online].Tersedia
:http://www.jabarprov.go.id/root/rpjpd/Bab%205s.pdf[14 Maret 2014] Anonim. (2014). Letak Geografis dan Luas Wilayah Kabupaten Sumedang.
[Online]. Tersedia
:http://www.sumedangkab.go.id/index.php?option=com_content&view=arti cle&id=58&Itemid=64[17 Maret 2014]
Anonim. (2014). Data Tempat Rekreasi di Provinsi Jawa Barat Tahun
2011.[Online]. Tersedia
:http://disparbud.jabarprov.go.id/applications/frontend/index.php?mod=stati stik-wisatawan&catid=8[17 Maret 2014]
Anonim. (2014). Data Potensi Objek dan Daya Tarik Wisata di Provinsi Jawa
Barat Tahun 2011
[Online].Tersedia:http://disparbud.jabarprov.go.id/applications/frontend/ind ex.php?mod=statistik-wisatawan&catid=8#sthash.lsyMVJtf.dpuf[17 Maret 2014]
Anonim. (2014). Statistik Daerah Kabupaten Sumedang 2013. [Online]. Tersedia:
http://sumedangkab.bps.go.id/publikasi/statistik-daerah-kabupaten-sumedang-2013[17 10 Juli 2014]
Apriliani, Putri Restu. (2013). Analisis Kebutuhan Sarana dan Prasarana Taman Wisata Alam Curug Cilengkrangdi Kabupaten Bandung. Skripsi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan.
Aries, Erna Febru. (2008). Penelitian Deskriptif. [Online]. Tersedia: http://ardhana12.wordpress.com/2008/02/27/penelitian-deskriptif/ [07 Oktober 2014]
Brosur Wisata Alam Pangjugjugan Kabupaten Sumedang tahun 2013.
(39)
Darsoprajitno, Soewarno H. (2002). Ekologi Pariwisata Tata Laksana Pengelolaan Objek dan Daya Tarik Wisata. Penerbit Angkasa : Bandung Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (2008). Buku Saku Sadar Wisata dan
Sapta Pesona. Depbudpar : Jakarta.
Direktorat Jenderal Pariwisata. (1992). Himpunan Peraturan Perundang-Undangan dalam Bidang Kepariwisataan. Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi : Jakarta
Fandeli, Chafid. (2002). Perencanaan Kepariwisataan Alam. Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada : Yogyakarta.
Fitriani, Mita. (2011). Strategi Pengelolaan Pariwisata Pantai Lontar Indah di Kabupaten Serang. Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang: tidak diterbitkan.
Goeldner, Charles R. dan Ritchie, J.R. Brent. (2009). Tourism Principles, Practices, Philosophies Ninth Edition. Wiley : New Jersey.
Griffin. (2005). Customer Satisfaction and Loyalty : How to Earn It, How to Keep It (new and revised ed.)
Haribudiman, Irwan. (2013). Persepsi Wisatawan. [Online]. Tersedia: http://www.slideshare.net/Irwan_H/persepsi-wisatawan [14 Oktober 2014] Hassan, Sri Martina Intan P. (2013). Pengaruh Customer Value dalam
Meningkatkan Kepuasan Wisatawan di Saung Angklung Udjo (Survei terhadap Wisatawan Nusantara Individu di Saung Angklung Udjo). Skripsi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan.
Ismayanti. (2010). Pengantar Pariwisata.Grasindo : Jakarta
Khalik, Wahyu. (2014). Kajian Kenyamanan dan Keamanan Wisatawan di Kawasan Pariwisata Kuta Lombok. Tesis, Program Studi Magister Kajian Pariwisata, Universitas Udayana: tidak diterbitkan.
Kurnia, Dani. (2011). Pengaruh Citra Restoran terhadap Tingkat Kepuasan Konsumen (Survei pada Konsumen Restoran Hanamasa Istana Plaza Bandung). Skripsi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan.
Kotler dan Amstrong. (2009). Principles of Marketing. New Jersey.
Kotler dan Keller. (2009). Marketing Management (thirteenth ed.). Prentice Hall : New Jersey.
Laksaguna, I Gusti Putu. (2013). Pemaparan Pelayanan Prima. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif : Bali.
(40)
Morgan, Michael dkk (2010). The Tourism And Leisure Experience Concumer and Managerial Perspectives. MPG Books Group Ltd. : Bristol.
Martilla, J. dan James, J. (1977). Importance-Performance Analysis, Journal of Marketing.
Muljadi, A.J. (2009). Kepariwisataan dan Perjalanan. PT Raja Grafindo Persada : Jakarta.
Musa, Fatma. (2013). Penerapan Sapta Pesona pada Desa Wisata Torosiaje dalam Menunjang Kepariwisataan di Kabupaten Pohuwato.Tugas Akhir pada Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas Negeri Gorontalo: tidak diterbitkan.
Nasution (2004). Manajemen Jasa Terpadu. Ghalia Indonesia : Bogor
Nugracha, Tri Rana A. (2014) Analisis Kualitas Lulusan Program Studi Manajemen Resort & Leisure Berdasarkan Tingkat Kepuasan Pengguna Lulusan. Skripsi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan.
Panuju, Redi. 1995. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : Remaja Rosda Karya.
Pendit, Nyoman S. (2002). Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. PT. Pradnya Paramita : Jakarta.
Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2010 Tentang Pengusahaan Kepariwisataan Alam.
Priyono, Agus. (2013). Pemaparan Seminar Kebijakan Pencegahan Penularan Zoonosis di Destinasi Pariwisata Indonesia. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif : Jakarta.
Priyono, Agus. (2013). Pemaparan Seminar Kebijakan Pengembangan Pariwisata Berwawasan Lingkungan. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif : Jakarta.
Putra,Gede Gunawan Adnyana. (2002). Perilaku Masyarakat dalam Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan Permukiman Untuk Menunjang Program Sapta Pesona Pariwisata (Studi Kasus Di Desa Kalibukbuk Di Kawasan Pariwisata Lovina Singaraja – Bali). Tesis, Magister Ilmu Lingkungan. Program Pasca Sarjana, Universitas Diponegoro: tidak diterbitkan.
Rahmawati, Annisa. (2013). Analisis Produk Wisata Unggulan Pantai Batu Karas Berdasarkan Persepsi Wisatawan. Skripsi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan. Rangkuti, Freddy. (2002). Measuring Customer Satisfaction Teknik Mengukur
dan Strategi Meningkatkan Kepuasan Pelanggan plus Analisis Kasus PLN – JP. PT Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.
(41)
Ratnasari, Ririn dan Aksa Mastuti. (2011). Teori dan Kasus Manajemen Pemasaran Jasa. Ghalia Indonesia : Jakarta
Razak, Abdul. (2008). Sifat dan Karakter Objek dan Daya Tarik Wisata Alam (Pendekatan Pengelolaan Objek dan Daya Tarik Wisata Alam). Makalah Pengelolaan Ekowisata, Program Pasca Sarjana / S2, Program Studi Manajemen Konservasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta: tidak diterbitkan.
Reisinger, Yvette dan Turner, Lindsay, W. (2011). Cross-Cultural Behaviour in Tourism Concepts and Analysis. Routledge : New York.
Riduwan. (2012). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru – Karyawan dan Peneliti Pemula. Alfabeta : Bandung.
Risi, Marcelo. (2014). International Tourism Exceeds Expectations With Arrivals Up By 52 Million In 2013. [Online]. Tersedia : http://media.unwto.org/press-release/2014-01-20/international-tourism-exceeds-expectations-arrivals-52-million-2013 [13 Maret 2014].
Saksono, Arie. Sapta Pesona Pariwisata Indonesia.[Online]. Tersedia :http://ariesaksono.wordpress.com/2008/11/12/sapta-pesona-pariwisata-indonesia/[28 Mei 2014].
Selby, Martin. (2004). Understanding Urban Tourism Image, Culture and Experience. St. Martin’s Press : New York.
Setiady, Taupan (2014). Pengaruh Servicescape Terhadap Kepuasan Pengunjung di Floating Market Lembang. Skripsi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan. Sinaga, Irene Priscila (2013). Analisis Kondisi Sapta Pesona Pariwisata Menurut
Wisatawan Mancanegara di Kabupaten Samosir. Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan: tidak diterbitkan.
Sudirman. (2015). Partisipasi Pedagang dalam Menanggulangi Kebersihan Obyek Wisata di Kebun Raya Universitas Mulawarman Samarinda. Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman: tidak diterbitkan.
Sugiyono.(2006). Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta : Bandung.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantiatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta : Bandung.
Suwantoro, Gamal. (1997). Dasar-dasar Pariwisata. Penerbit Andi : Yogyakarta. Tjiptono, Fandy. (2008). Strategi Pemasaran Edisi III. Penerbit Andi :
Yogyakarta.
Tjiptono, Fandy dan Chandra, Gregorius. (2011). Service, Quality & Satisfaction Edisi : 3. Penerbit Andi : Yogyakarta.
(42)
Umar, Husein. (2003). Metode Riset Bisnis. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta Utama,Indra (2001). Analisis Hubungan Sapta Pesona Dengan Kepuasan
Wisatawan dalam Rangka Pengelolaan Lingkungan Hidup Kawasan Pariwisata Bukit Lawang. Tesis, Program Pascasarjana, Universitas Sumatera Utara : tidak diterbitkan.
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan
Universitas Pendidikan Indonesia. 2013. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. UPI : Bandung.
Wibowo, Billy. (2011). Pengembangan Gunung Puntang Sebagai Objek dan Daya Tarik Wisata Alam di Kabupaten Bandung. Skripsi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan.
Wijanarko, Cecep. (2010) Kepuasan Konsumen Balcony Resto Bandung Dilihat dari Kuakitas Jasa (Survei pada Konsumen Balcony Resto Kota Bandung). Skripsi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan.
Wirawan. (2011). EVALUASI :Teori, Model, Standar, Aplikasi, dan Profesi Contoh Aplikasi Evaluasi Program: Pengembangan Sumber Daya Manusia, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan, Kurikulum, Perpustakaan, dan Buku Teks. PT Rajagrafindo Persada : Depok
(1)
70
2. Pertahankan Prestasi (Keep Up the Good Work)
Pada kuadaran ini terdapat faktor-faktor yang dianggap penting dan diharapkan sebagai faktor penunjang kepuasan konsumen sehingga perusahaan wajib untuk mempertahankan prestasi kinerja tersebut.
3. Prioritas Rendah (Low Priority)
Pada kuadaran ini terdapat faktor-faktor yang dianggap mempunyai tingkat persepsi atau kinerja aktual yang rendah dan tidak terlalu penting dan atau tidak terlalu diharapkan oleh konsumen sehingga perusahaan tidak perlu memprioritaskan atau memberikan perhatian lebih pada faktor-faktor tersebut.
4. Berlebihan (Possibly Overkill)
Pada kuadran ini terdapat faktor-faktor yang dianggap tidak terlalu penting dan tidak terlalu diharapkan oleh pelanggan sehingga perusahaan lebih baik mengalokasikan sumber daya yang terkait pada faktor tersebut kepada faktor lain yang lebih memiliki tingkat prioritas lebih tinggi.
(2)
DAFTAR PUSTAKA
Alam, Dian P. (2010). Sapta Pesona Dalam Meningkatkan Promosi Sadar Wisata di Medan. Kertas Karya pada Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Medan: tidak diterbitkan.
Ali, Hasan. (2008). Marketing. Medpress (anggota IKAPI)
Amantha, Goestyari P. (2013) Evaluasi Pelaksanaan Sapta Pesona pada Objek Wisata Lembah Hijau Bandar Lampung. Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Lampung: tidak diterbitkan.
Anonim. (2014). Sekilas Jabar. [Online]. Tersedia : http://jabarprov.go.id/index.php/pages/id/1261[14 Maret 2014]
Anonim. (2014). Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025.[Online].Tersedia
:http://www.jabarprov.go.id/root/rpjpd/Bab%205s.pdf[14 Maret 2014] Anonim. (2014). Letak Geografis dan Luas Wilayah Kabupaten Sumedang.
[Online]. Tersedia
:http://www.sumedangkab.go.id/index.php?option=com_content&view=arti cle&id=58&Itemid=64[17 Maret 2014]
Anonim. (2014). Data Tempat Rekreasi di Provinsi Jawa Barat Tahun
2011.[Online]. Tersedia
:http://disparbud.jabarprov.go.id/applications/frontend/index.php?mod=stati stik-wisatawan&catid=8[17 Maret 2014]
Anonim. (2014). Data Potensi Objek dan Daya Tarik Wisata di Provinsi Jawa
Barat Tahun 2011
[Online].Tersedia:http://disparbud.jabarprov.go.id/applications/frontend/ind ex.php?mod=statistik-wisatawan&catid=8#sthash.lsyMVJtf.dpuf[17 Maret 2014]
Anonim. (2014). Statistik Daerah Kabupaten Sumedang 2013. [Online]. Tersedia:
http://sumedangkab.bps.go.id/publikasi/statistik-daerah-kabupaten-sumedang-2013[17 10 Juli 2014]
Apriliani, Putri Restu. (2013). Analisis Kebutuhan Sarana dan Prasarana Taman Wisata Alam Curug Cilengkrangdi Kabupaten Bandung. Skripsi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan.
Aries, Erna Febru. (2008). Penelitian Deskriptif. [Online]. Tersedia: http://ardhana12.wordpress.com/2008/02/27/penelitian-deskriptif/ [07 Oktober 2014]
Brosur Wisata Alam Pangjugjugan Kabupaten Sumedang tahun 2013.
Budihardjo. (2014). Panduan Praktis Menyusun SOP. Raih Asa Sukses (Penebar Swadaya Grup) : Jakarta.
(3)
Darsoprajitno, Soewarno H. (2002). Ekologi Pariwisata Tata Laksana Pengelolaan Objek dan Daya Tarik Wisata. Penerbit Angkasa : Bandung Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (2008). Buku Saku Sadar Wisata dan
Sapta Pesona. Depbudpar : Jakarta.
Direktorat Jenderal Pariwisata. (1992). Himpunan Peraturan Perundang-Undangan dalam Bidang Kepariwisataan. Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi : Jakarta
Fandeli, Chafid. (2002). Perencanaan Kepariwisataan Alam. Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada : Yogyakarta.
Fitriani, Mita. (2011). Strategi Pengelolaan Pariwisata Pantai Lontar Indah di Kabupaten Serang. Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang: tidak diterbitkan.
Goeldner, Charles R. dan Ritchie, J.R. Brent. (2009). Tourism Principles, Practices, Philosophies Ninth Edition. Wiley : New Jersey.
Griffin. (2005). Customer Satisfaction and Loyalty : How to Earn It, How to Keep It (new and revised ed.)
Haribudiman, Irwan. (2013). Persepsi Wisatawan. [Online]. Tersedia: http://www.slideshare.net/Irwan_H/persepsi-wisatawan [14 Oktober 2014] Hassan, Sri Martina Intan P. (2013). Pengaruh Customer Value dalam
Meningkatkan Kepuasan Wisatawan di Saung Angklung Udjo (Survei terhadap Wisatawan Nusantara Individu di Saung Angklung Udjo). Skripsi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan.
Ismayanti. (2010). Pengantar Pariwisata.Grasindo : Jakarta
Khalik, Wahyu. (2014). Kajian Kenyamanan dan Keamanan Wisatawan di Kawasan Pariwisata Kuta Lombok. Tesis, Program Studi Magister Kajian Pariwisata, Universitas Udayana: tidak diterbitkan.
Kurnia, Dani. (2011). Pengaruh Citra Restoran terhadap Tingkat Kepuasan Konsumen (Survei pada Konsumen Restoran Hanamasa Istana Plaza Bandung). Skripsi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan.
Kotler dan Amstrong. (2009). Principles of Marketing. New Jersey.
Kotler dan Keller. (2009). Marketing Management (thirteenth ed.). Prentice Hall : New Jersey.
Laksaguna, I Gusti Putu. (2013). Pemaparan Pelayanan Prima. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif : Bali.
(4)
Morgan, Michael dkk (2010). The Tourism And Leisure Experience Concumer and Managerial Perspectives. MPG Books Group Ltd. : Bristol.
Martilla, J. dan James, J. (1977). Importance-Performance Analysis, Journal of Marketing.
Muljadi, A.J. (2009). Kepariwisataan dan Perjalanan. PT Raja Grafindo Persada : Jakarta.
Musa, Fatma. (2013). Penerapan Sapta Pesona pada Desa Wisata Torosiaje dalam Menunjang Kepariwisataan di Kabupaten Pohuwato.Tugas Akhir pada Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas Negeri Gorontalo: tidak diterbitkan.
Nasution (2004). Manajemen Jasa Terpadu. Ghalia Indonesia : Bogor
Nugracha, Tri Rana A. (2014) Analisis Kualitas Lulusan Program Studi Manajemen Resort & Leisure Berdasarkan Tingkat Kepuasan Pengguna Lulusan. Skripsi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan.
Panuju, Redi. 1995. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : Remaja Rosda Karya.
Pendit, Nyoman S. (2002). Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. PT. Pradnya Paramita : Jakarta.
Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2010 Tentang Pengusahaan Kepariwisataan Alam.
Priyono, Agus. (2013). Pemaparan Seminar Kebijakan Pencegahan Penularan Zoonosis di Destinasi Pariwisata Indonesia. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif : Jakarta.
Priyono, Agus. (2013). Pemaparan Seminar Kebijakan Pengembangan Pariwisata Berwawasan Lingkungan. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif : Jakarta.
Putra,Gede Gunawan Adnyana. (2002). Perilaku Masyarakat dalam Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan Permukiman Untuk Menunjang Program Sapta Pesona Pariwisata (Studi Kasus Di Desa Kalibukbuk Di
Kawasan Pariwisata Lovina Singaraja – Bali). Tesis, Magister Ilmu
Lingkungan. Program Pasca Sarjana, Universitas Diponegoro: tidak diterbitkan.
Rahmawati, Annisa. (2013). Analisis Produk Wisata Unggulan Pantai Batu Karas Berdasarkan Persepsi Wisatawan. Skripsi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan. Rangkuti, Freddy. (2002). Measuring Customer Satisfaction Teknik Mengukur
dan Strategi Meningkatkan Kepuasan Pelanggan plus Analisis Kasus PLN –
(5)
Ratnasari, Ririn dan Aksa Mastuti. (2011). Teori dan Kasus Manajemen Pemasaran Jasa. Ghalia Indonesia : Jakarta
Razak, Abdul. (2008). Sifat dan Karakter Objek dan Daya Tarik Wisata Alam (Pendekatan Pengelolaan Objek dan Daya Tarik Wisata Alam). Makalah Pengelolaan Ekowisata, Program Pasca Sarjana / S2, Program Studi Manajemen Konservasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta: tidak diterbitkan.
Reisinger, Yvette dan Turner, Lindsay, W. (2011). Cross-Cultural Behaviour in Tourism Concepts and Analysis. Routledge : New York.
Riduwan. (2012). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru – Karyawan dan Peneliti Pemula. Alfabeta : Bandung.
Risi, Marcelo. (2014). International Tourism Exceeds Expectations With Arrivals
Up By 52 Million In 2013. [Online]. Tersedia :
http://media.unwto.org/press-release/2014-01-20/international-tourism-exceeds-expectations-arrivals-52-million-2013 [13 Maret 2014].
Saksono, Arie. Sapta Pesona Pariwisata Indonesia.[Online]. Tersedia :http://ariesaksono.wordpress.com/2008/11/12/sapta-pesona-pariwisata-indonesia/[28 Mei 2014].
Selby, Martin. (2004). Understanding Urban Tourism Image, Culture and
Experience. St. Martin’s Press : New York.
Setiady, Taupan (2014). Pengaruh Servicescape Terhadap Kepuasan Pengunjung di Floating Market Lembang. Skripsi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan. Sinaga, Irene Priscila (2013). Analisis Kondisi Sapta Pesona Pariwisata Menurut
Wisatawan Mancanegara di Kabupaten Samosir. Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan: tidak diterbitkan.
Sudirman. (2015). Partisipasi Pedagang dalam Menanggulangi Kebersihan Obyek Wisata di Kebun Raya Universitas Mulawarman Samarinda. Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman: tidak diterbitkan.
Sugiyono.(2006). Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta : Bandung.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantiatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta : Bandung.
Suwantoro, Gamal. (1997). Dasar-dasar Pariwisata. Penerbit Andi : Yogyakarta. Tjiptono, Fandy. (2008). Strategi Pemasaran Edisi III. Penerbit Andi :
Yogyakarta.
Tjiptono, Fandy dan Chandra, Gregorius. (2011). Service, Quality & Satisfaction Edisi : 3. Penerbit Andi : Yogyakarta.
(6)
Umar, Husein. (2003). Metode Riset Bisnis. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta Utama,Indra (2001). Analisis Hubungan Sapta Pesona Dengan Kepuasan
Wisatawan dalam Rangka Pengelolaan Lingkungan Hidup Kawasan Pariwisata Bukit Lawang. Tesis, Program Pascasarjana, Universitas Sumatera Utara : tidak diterbitkan.
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan
Universitas Pendidikan Indonesia. 2013. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. UPI : Bandung.
Wibowo, Billy. (2011). Pengembangan Gunung Puntang Sebagai Objek dan Daya Tarik Wisata Alam di Kabupaten Bandung. Skripsi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan.
Wijanarko, Cecep. (2010) Kepuasan Konsumen Balcony Resto Bandung Dilihat dari Kuakitas Jasa (Survei pada Konsumen Balcony Resto Kota Bandung). Skripsi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan.
Wirawan. (2011). EVALUASI :Teori, Model, Standar, Aplikasi, dan Profesi Contoh Aplikasi Evaluasi Program: Pengembangan Sumber Daya Manusia,
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri
Perdesaan, Kurikulum, Perpustakaan, dan Buku Teks. PT Rajagrafindo Persada : Depok