KONTRIBUSI FASILITAS WISATA TERHADAP KEPUASAN WISATAWAN DI WANA WISATA RANCA UPAS KABUPATEN BANDUNG.

(1)

Pinkan Nidya Putri Munggar, 2013

Kontribusi Fasilitas Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Wana Wisata Ranca UPAS Kabupaten No. Daftar FPIPS : 1379/UN.40.2.5.1/PL/2012

KONTRIBUSI FASILITAS WISATA TERHADAP KEPUASAN WISATAWAN DI WANA WISATA RANCA UPAS

KABUPATEN BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata Program Studi Management Resort & Leisure

Oleh :

PINKAN NIDYA PUTRI MUNGGAR 1105742

PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

Pinkan Nidya Putri Munggar, 2013

Kontribusi Fasilitas Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Wana Wisata Ranca UPAS Kabupaten

KONTRIBUSI FASILITAS WISATA

TERHADAP KEPUASAN

WISATAWAN DI WANA WISATA

RANCA UPAS KABUPATEN

BANDUNG

Oleh

Pinkan Nidya Putri Munggar

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Pinkan Nidya Putri Munggar 2012 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2012

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Pinkan Nidya Putri Munggar, 2013

Kontribusi Fasilitas Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Wana Wisata Ranca UPAS Kabupaten LEMBAR PENGESAHAN

PINKAN NIDYA PUTRI MUNGGAR

KONTRIBUSI FASILITAS WISATA TERHADAP KEPUASAN WISATAWAN DI WANA WISATA RANCA UPAS KABUPATEN

BANDUNG

Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh : Pembimbing I,

Prof. Dr. Wanjat Kastolani, M.Pd. NIP. 196205121987031002

Pembimbing II,

Drs. H. Gumelar S. Sastrayuda, CTM. Mengetahui,

Ketua Program Studi Manajemen Resort & Leisure

Fitri Rahmafitria, SP., M.Si. NIP. 197410182008122001


(4)

ABSTRAK

KONTRIBUSI FASILITAS WISATA TERHADAP KEPUASAN WISATAWAN DI WANA WISATA RANCA UPAS KABUPATEN

BANDUNG Oleh:

Pinkan Nidya Putri Munggar 1105742

Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai sektor pariwisata yang sangat potensial. Suatu kawasan wisata dikategorikan baik adalah yang menyediakan fasilitas yang lengkap bagi wisatawan agar dapat mempermudah kegiatan wisatawan dalam rangka mendapatkan kepuasan berwisata. Penelitian ini berjudul Kontribusi Fasilitas Wisata Tehadap Kepuasan Wisatawan di Wana Wisata Ranca Upas Kabupaten Bandung. Variabel dalam penelitian ini adalah fasilitas wisata sebagai variabel bebas (X) memiliki enam dimensi yaitu akomodasi, food and beverage, sanitasi, aksesibilitas, fasilitas aktif, dan fasilitas penunjang dan kepuasan wisatawan sebagai variabel terikat (Y) memiliki dimensi harapan berbanding kenyataan. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi fasilitas wisata yang ada di Wana Wisata Ranca Upas, untuk menganalisis kepuasan wisatawan yang datang ke Wana Wisata Ranca Upas, dan untuk menganalisis kontribusi fasilitas wisata terhadap kepuasan wisatawan di Wana Wisata Ranca Upas.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif, melalui teknik intidental sampling, maka diperoleh jumlah sampel 100 responden. Teknik analisis data yang digunakan adalah Method of Successive Interval (MSI), uji normalitas, uji autokorelasi, teknik regresi linier sederhana, analisis korelasi pearson, analisis korelasi determinasi, dan uji hipotesis. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa seluruh fasilitas wisata yang ada di Wana Wisata Ranca Upas adalah baik, kepuasan wisatawan terhadap fasilitas wisata adalah puas, dan fasilitas wisata berpengaruh terhadap kepuasan wisatawan yang ditunjukan dengan koefisiensi regresi yang menunjukan adanya pengaruh yang sangat kuat. Koefisien determinasi sebesar 49,1% yang artinya pengaruh fasilitas wisata terhadap kepuasan wisatawan sebesar 49,1% sedangkan 50,9% adalah faktor lainnya. Oleh karena itu, saran untuk Wana Wisata Ranca Upas adalah mempertahankan fasilitas yang ada, dan menambahkan fasilitas aktif yang dianggap sangat berpengaruh terhadap kepuasan wisatawan. apabila wisatawan puas maka akan berdampak kepada tingkat kunjungan wisatawan atau wisatawan tersebut ingin untuk datang kembali ke Wana Wisata Ranca Upas.


(5)

ABSTRACT

CONTRIBUTION OF TOURIST FACILITIES TO TOURIST’S SATISFACTION AT WANA WISATA RANCA UPAS, BANDUNG REGENCY

By:

Pinkan Nidya Putri Munggar 1105742

Indonesia as archipelago country has a very potential tourism sector. A tourist area categorized to be good is an area providing complete facilities for tourists such that it can facilitate tourists’ activities in getting the tourist satisfaction. This research is titled Contribution of Tourist Facilities to Tourist’s Satisfaction at Wana Wisata Ranca Upas, Bandung Regency. The variables in this research are the tourist facilities as independent variable (X) having six dimensions: accommodation, food and beverage, sanitation, accessibility, active facilities, and supporting facilities, and tourist’s satisfaction as dependent variable (Y) having expectation dimension as compared with reality. The objectives of this research are to identify the existing tourist facilities at Wana Wisata Ranca Upas, and to analyze the satisfaction of tourist coming to Wana Wisata Ranca Upas, and to analyze contribution of tourist facilities to tourist’s satisfaction at Wana Wisata Ranca Upas.

The research method used is a quantitative one, through sampling incidental technique, so it has been obtained the number of samples as many as 100 respondents. The data analysis techniques used are Method of Successive Interval (MSI), normality test, autocorrelation test, simple linear regression technique, Pearson correlation analysis, determination correlation, and hypothetical test. The result of this research shows that all tourist facilities at Wana Wisata Ranca Upas are good, the tourist’s satisfaction to the tourist facilities is satisfied, and tourist facilities has an influence on the tourist’s satisfaction indicated by regression coefficient indicating a very strong influence. The determination coefficient is 49.1% meaning the influence of tourist facilities on the tourist’s satisfaction is 49.1%, while the remain 50.9% is other factors. Hence, the suggestions for Wana Wisata Ranca Upas are to maintain the existing facilities, and to add active facilities considered to be very influential on the tourist’s satisfaction. When the tourists have been satisfied, then it will has an impact on the level of tourist’s visits or the tourists wish to come back again to Wana Wisata Ranca Upas.


(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PENGUJI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

A. Pengertian Pariwisata, Kepariwisataan ... 10

B. Motif Pariwisata ... 12

C. Manfaat Pariwisata ... 13

D. Pengertian Kontribusi ... 15

E. Pengertian Fasilitas Wisata ... 15

F. Standar Kualitas Fasilitas Pariwisata ... 19

G. Tata Letak Fasilitas Wisata ... 24

H. Bumi Perkemahan ... 26

I. Penangkaran Rusa ... 28

J. Ekowisata ... 30

K. Kepuasan Wisatawan ... 32

L. Kerangka Pemikiran ... 36

M.Hipotesis ... 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 40

A. Lokasi Penelitian ... 40

B. Metode Penelitian ... 41

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 43

D. Definisi Operasional ... 45

E. Instrumen Penelitian ... 50

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 53

G. Teknik Pengumpulan Data ... 57


(7)

viii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 69

A. Hasil Penelitian ... 69

1. Kondisi Umum ... 69

2. Kondisi Fisik ... 75

3. Kondisi Sosial ... 81

4. Fasilitas yang terdapat di Wana Wisata Ranca Upas... 92

B. Pembahasan ... 100

C. Hasil Analisis Fasilitas Data ... 121

1. Hasil Analisis Fasilitas Akomodasi ... 121

2. Hasil Analisis Fasilitas Food and Beverage ... 124

3. Hasil Analisis Fasilitas Sanitasi ... 127

4. Hasil Analisis Fasilitas Aksesibilitas ... 130

5. Hasil Analisis Fasilitas Aktif ... 134

6. Hasil Analisis Fasilitas Penunjang ... 137

7. Analisis Kepuasan Wisatawan Terhadap Fasilitas Wisata .. 140

D. Pengujian Data Kontribusi Kepuasan Wisatawan Terhadap Kondisi Fasilitas Wisata ... 144

1. Transformasi Data Melalui Method of Successive Interval (MSI) ... 144

2. Uji Normalitas Data ... 149

3. Analisis Auto Korelasi ... 151

4. Persamaan Regresi ... 152

5. Analisis Korelasi ... 153

6. Analisis Koefisiensi Determinasi ... 154

7. Pengujian Hipotesis ... 155

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 158

A. Kesimpulan ... 158

B. Saran ... 159

DAFTAR PUSTAKA ... 161

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 163


(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki kekayaan potensi pariwisata merupakan salah satu tujuan favorit bagi wisatawan. Untuk meningkatkan kunjungan pariwisata ke Indonesia sangat ditentukan citra bangsa di mata dunia internasional. Meskipun Indonesia memiliki alam dan budaya yang potensial, namun apabila hal tersebut tidak digali dan tidak diberdayakan secara konsisten dengan didukung Sumber Daya Manusia (SDM) dan ditunjang oleh stabilitas dan keamanan, maka perkembangan kepariwisataan di Indonesia akan terhambat.

Yoeti (2008:18), menjelaskan bahwa industri pariwisata di Indonesia tidak sedikit memberi peran penting bagi perekonomian Indonesia karena dapat memberikan tambahan devisa bagi negara sehingga penerimaan negara meningkat, selain itu dapat menambah lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar kawasan wisata, misalnya dengan adanya pedagang-pedagang kecil seperti pedagang makanan ringan dan penjualan souvenir yang dapat mengurangi pengangguran dan kemiskinan.

Sektor kepariwisataan Indonesia terbukti mampu bertahan menghadapi tekanan badai krisis global. Menurut Djamal, Deputi Bidang Distribusi, Statistik, dan Jasa dilihat dari pantauan Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia, dari Januari


(9)

2

2011 hingga September 2011, mencapai 5,61 juta orang. Jumlah ini naik 8,26% dibandingkan jumlah wisman pada periode yang sama tahun 2010, sebesar 5,19 juta orang. Kunjungan wisman pada bulan September 2011 ini mencapai 650,1 ribu orang. Angka ini mengalami kenaikan 4,67% dibanding bulan sebelumnya, Agustus 2011.

Pada periode yang sama tahun 2010 lalu, kunjungan wisman sebesar 560,4 ribu orang, 16,1% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Pada September tahun ini, Bali kembali menjadi destinasi yang paling banyak dikunjungi. Para wisman masuk melalui bandar udara Ngurah Rai. Jumlah kunjungan wisman pada September 2012, yang menginap di hotel berbintang yang ada di 20 propinsi, mencapai 51,75%. Jika dirata-rata lama menginap wisman di hotel berbintang adalah 2-10 hari. Angka ini menunjukan kenaikan 0,04 hari dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Pariwisata merupakan aktivitas iteraksi manusia dan lingkungannya melalui penghayatan dan penghargaan terhadap lingkungan tersebut dengan cara keinginan masing-masing. Daya tarik wisata adalah suatu bentuk aktivitas dan fasilitas yang dapat menarik minat wisatawan untuk datang ke suatu kawasan atau tempat tertentu. Untuk menarik minat wisatawan dalam berwisata, maka Perhutani mengelola lahannya untuk menjadikan suatu kawasan wisata. Di Kabupaten Bandung, Perhutani memanfaatkan lahan-lahannya yang terletak di Ciwidey menjadi kawasan wisata yang dapat dikunjungi oleh wisatawan antara lain Kawah Putih menyajikan pemandangan kawah yang indah, air panas Cimanggu menyajikan kolam pemandian air panas, Patuha Resort menyajikan kamar hotel


(10)

dan Wana Wisata Ranca Upas menyajikan lahan untuk camping area, outbond, penangkaran rusa dan kolam renang air panas. Wana Wisata Ranca Upas memiliki keunikan berupa penangkaran Rusa yang menjadi salah satu daya tarik wisatawan disamping wahana Tegal Kawani sebagai sarana kegiatan outdoor.

Salah satu Wana Wisata yang dikelola oleh Perhutani adalah Wana Wisata Ranca Upas yang dimanfaatkan sebagai bumi perkemahan. Wana Wisata Ranca Upas memiliki area seluas 215 Ha terletak di RPH Patrol, BKPH Tambakruyung Timur, KPH Bandung Selatan yang secara administratif pemerintahan terletak di Desa Patengan, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung. Wana Wisata Ranca Upas memiliki potensi wisata berupa pemandangan hutan alam dan hutan tanaman serta mempunyai keunikan yaitu penangkaran rusa dari jenis cervus timorensis yang dikelola sejak tahun 1991. Kondisi alam Wana Wisata Ranca Upas teletak pada ketinggian 1700 m dpl dengan suhu udara rata-rata 18-23 derajat celcius. Jarak tempuh dari Bandung sekitar 56 km menjadikan lokasi Wana Wisata Ranca Upas sebagai salah satu pilihan yang tepat untuk mengadakan pelatihan yang bersifat outdoor activity di kawasan Ciwidey.

Fasilitas merupakan ciri identik dari sebuah kawasan wisata, dan salah satu faktor yang dapat memenuhi kebutuhan wisatawan dalam kegiatan rekreasi. Selain itu, fasilitas merupakan suatu daya tarik dari sebuah kawasan wisata, ini merupakan indikator dalam mengukur kepuasan wisatawan. Fasilitas yang terdapat di Wana Wisata Ranca Upas antara lain akomodasi, food and beverage, sanitasi, aksesibilitas, fasilitas aktif, dan fasilitas penunjang.


(11)

4

Berikut adalah tabel penilaian fasilitas wisata dari penyebaran 100 kuesioner pada saat pra penelitian, dapat dilihat di tabel berikut :

Keterangan : 4 = Sangat Baik 3 = Baik

2 = Buruk

1 = Sangat Buruk

Tabel 1.1

Hasil Responden Kondisi Wana Wisata Ranca Upas No Daftar Pertanyaan Skala Penilaian

Jumlah

Fasilitas Wisata 4 3 2 1

1 Akomodasi (camping area) 18 60 16 6

290

2 Kondisi tempat makan/restoran 10 73 10 7

286

3 Kebersihan lingkungan 9 79 8 4

293

4 Ketersediaan tempat sampah 5 23 60 12

221

5 Ketersediaan tempat duduk 10 11 75 4

227

6 Kebersihan toilet 7 23 59 11

226

7 Kondisi jalan utama 15 45 38 2

273

8 Kondisi gerbang utama 14 75 11 0

303

9 Kondisi tempat tiket 26 57 15 2

307

10 Kondisi penangkaran rusa 25 63 10 2

311

11 Kondisi kolam renang 10 72 12 6

286

12 Kondisi pos keamanan 32 58 10 0

322

13 Kondisi kantor 13 75 9 3

298

14 Kondisi mushola 14 80 5 1

307

15 Ketersedian papan petunjuk arah 5 53 27 15

248

16 Kondisi outbound 28 68 4 0

324

17 Kondisi tempat parkir 25 55 12 8

297


(12)

Berdasarkan hasil pra penelitian, keseluruhan fasilitas yang disediakan baik tetapi jika ditinjau dari setiap dimensi masih belum memadai karena masih terbatasnya jumlah toilet dan terbatasnya air yang tersedia. Tidak adanya perawatan untuk fasilitas lain, serta letak zonasinya yang tidak beraturan. Jumlah toilet yang sedikit tidak sesuai dengan jumlah wisatawan yang berkemah di Wana Wisata Ranca Upas. Selain itu, aksesibilitas menuju lokasi masih melewati jalan yang berlubang sehingga mengurangi kepuasan wisatawan yang datang. Banyak wisatawan yang berkunjung mengeluh terhadap kondisi fasilitas wisata yang ada di Wana Wisata Ranca Upas sehingga penulis tertarik untuk meneliti kondisi fasilitas wisata yang ada terhadap kepuasan wisatawan yang berkunjung.

Kontribusi fasilitas wisata berdampak kepada kepuasan wisatawan untuk datang kembali ke Wana Wisata Wana Wisata Ranca Upas. Oleh karena itu, perlu adanya pengurangan, perbaikan, dan penambahan fasilitas wisata di Wana Wisata Ranca Upas sebagai daya tarik wisatawan agar merasa nyaman, akan tetapi tidak menghilangkan ciri khas dari Wana Wisata Ranca Upas itu sendiri, yaitu camping ground. Di daerah Ciwidey, Wana Wisata Ranca Upas adalah prioritas pertama yang dipilih wisatawan untuk berkemah karena lahan Wana Wisata Ranca Upas memang sudah di zonasikan untuk area berkemah. Berbeda dengan kawasan wisata Situ Patengan, daya jual kawasan tersebut adalah danau, akan tetapi karena Situ Patengan memiliki lahan yang luas juga, maka kawasan tersebut sering dimanfaatkan untuk berkemah. Apabila Wana Wisata merubah konsep camping ground tesebut, maka dapat diduga Wana Wisata Ranca Upas tidak akan menjadi prioritas utama dalam pemilihan kawasan camping ground.


(13)

6

Setelah mengamati latar belakang kawasan wisata Wana Wisata Ranca Upas tersebut, maka permasalahan kontribusi fasilitas wisata dalam meningkatkan kepuasan wisatawan ini cukup menarik untuk dibahas dan dikaji lebih lanjut. Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk mengambil judul “Kontribusi Fasilitas Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan di Wana Wisata Ranca Upas”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah mengenai pengaruh fasilitas wisata di Wana Wisata Ranca Upas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana fasilitas wisata yang terdapat di Wana Wisata Ranca Upas Kabupaten Bandung?

2. Bagaimana kepuasan wisatawan yang berkunjung ke Wana Wisata Ranca Upas Kabupaten Bandung?

3. Bagaimana kontribusi fasilitas wisata terhadap kepuasan wisatawan di Wana Wisata Ranca Upas Kabupaten Bandung?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi kondisi fasilitas wisata yang terdapat di Wana Wisata Ranca Upas Kabupaten Bandung.


(14)

2. Menganalisis kepuasan wisatawan yang berkunjung ke Wana Wisata Ranca Upas Kabupaten Bandung.

3. Menganalisis kontribusi fasilitas wisata terhadap kepuasan wisatawan di Wana Wisata Ranca Upas Kabupaten Bandung.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis

Proposal skripsi ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pemahaman serta memiliki wawasan ilmiah mengenai analisis yang dilakukan terhadap kontribusi fasilitas wisata terhadap kepuasan wisatawan ke Wana Wisata Ranca Upas Kabupaten Bandung. Penelitian ini berfungsi sebagai tambahan pengetahuan dan pengalaman agar dapat mengaplikasikan teori yang dimiliki untuk mencoba menganalisis fakta, gejala, dan peristiwa yang terjadi secara ilmiah dan objektif sehingga dapat ditarik kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan.

2. Bagi Perusahaan

Secara operasional penulisan proposal skripsi ini bermanfaat bagi Wana Wisata Ranca Upas sebagai dasar dalam meningkatkan kunjungan wisatawan melalui proses kontribusi fasilitas wisata terhadap kepuasan wisatawan di Wana Wisata Ranca Upas Kabupaten Bandung. Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi kajian yang lebih komprehesif dan pengembangan fasilitas wisata.


(15)

8

3. Bagi Pembaca

Manfaat penelitian sebagai bahan informasi mengenai fasilitas yang terdapat di Wana Wisata Ranca Upas dan pengaruhnya terhadap kepuasan wisatawan.

E. Struktur Organisasi Skripsi BAB I Pendahuluan

Bab ini menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II Kajian Pustaka

Bab ini menguraikan tentang teori-teori dan pengertian-pengertian yang relevan untuk dijadikan landasan dalam penelitian ini, disertakan pula kerangka pemikiran dan hipotesis dalam menyusun penelitian ini.

BAB III Metodologi Penelitian

Bab ini menjabarkan mengenai metode-metode yang digunakan dalam melakukan penelitian yang di dalamnya termasuk lokasi, populasi dan sampel penelitian serta operasional variabel penelitian.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini menguraikan tentang hasil analisis data penelitian untuk mendapatkan hasil temuan yang berkaitan dengan masalah penelitian serta


(16)

menguraikannya dalam pembahasan berdasarkan teori dan data yang telah diperoleh.

BAB V Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisikan kesimpulan dari penelitian serta saran atau rekomendasi berupa pedoman kontribusi fasilitas wisata yang lebih sesuai untuk kemajuan perusahaan.


(17)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Wana Wisata Ranca Upas, Desa Alam Endah, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung dengan potensi wisata berupa pemandangan hutan alam dan hutan tanaman serta mempunyai keunikan yaitu penangkaran rusa dari jenis cervus timorensis yang dikelola sejak tahun 1991. Kondisi alam Wana Wisata Ranca Upas teletak pada ketinggian 1700 m dpl dengan suhu udara rata-rata 18-23 derajat celcius. dengan luas 215 ha dan jarak tempuh dari Bandung sekitar 56 km. Laporan ini ditulis dengan mengamati kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan. Peneliti melakukan penelitian sejak 03 Desember 2011 Setiap hari Sabtu dan Minggu.

Sumber : http://maps.google.co.id/

Gambar 3.1


(18)

B. Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2012:6), “Metode Penelitian Pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan”. Tujuan adanya metode penelitian adalah untuk memberikan gambaran kepada peneliti mengenai langkah-langkah penelitian yang dilakukan sehingga permasalahan tersebut dapat dipecahkan.

Peneliti menganalisis wisatawan yang berkunjung ke Wana Wisata Ranca Upas dalam upaya menganalisis kontibusi fasilitas wisata terhadap kepuasan wisatawan ke Wana Wisata Wana Wisata Ranca Upas Kabupaten Bandung.

Terdapat beberapa istilah pada metode kuantitatif dan metode kualitatif. Borg and Gall dalam buku Sugiyono (2012 : 13) menyatakan sebagai berikut.

Many labels have been used to distinguish between tradtional researsh methods and these new methods : positivistic versus postpositivistic reserch; scientivic versus artistic reserch; confirmatory versus discovery-oriented research; quantitave versus interpretive research; quantitative versus qualitative research. The quantitative-qualitative distinction seem most widely used. Both quantitative researchers and qualitative researcher go about inquiry in different ways.

Yang artinya, metode kuantitatif dan kualitatif sering dipasangkan dengan nama metode yang tradisional, dan metode baru; metode positivistik dan metode postpositivistik; metode scientific dan metode artistik, metode konfirmasi dan temuan; serta kuantitatif dan interpretif. Jadi metode kuantitatif sering dinamakan


(19)

42

metode tradisional, posotiivisiitik, scientific dan metode discovery. Selanjutnya metode kualitatif sering dinamakan dengan metode baru, postpositivistik, artistic, dan interpretive research.

Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivistik karena berdasarkan pada silsafat positivisme. Metode ini sebagai metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaedah ilmiah. Metode ini disebut juga metode discovery karena metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai ilmu pentahuan baru.

Menurut Sugiyono (2012:14), “Metode penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.

Sedangkan menurut Masri Singarimbun dan Effendi (1998:3), penelitian kuantitatif adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka penelitian kuantitatif merupakan suatu metode penelitian dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner untuk mengumpulkan data yang selanjutnya dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan statistik deskriptif.


(20)

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode kuantitatif dan analisis data berupa uji normalitas, autokorelasi, regresi, korelasi, koefisiensi diterminasi, dan uji hipotesis.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono dalam bukunya Metode Penelitian Pendidikan (2012:117), “Populasi adalah wilayah generilisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Jadi dapat disimpulkan bahwa populasi yang diambil sebagai objek penelitian adalah wisatawan yang datang ke Wana Wisata Ranca Upas.

Penelitian terhadap analisis wisatawan yang berkunjung ke Wana Wisata Ranca Upas dalam upaya pengembangan fasilitas wisata di kawasan wisata Wana Wisata Ranca Upas adalah menyebarkan kuisioner kepada wisatawan. Mengingat banyaknya wisatawan yang datang ke Wana Wisata Ranca Upas maka peneliti menggunalan teknik non probability sampling yaitu sample yang diambil berdasarkan dugaan bahwa sample tersebut telah mewakili populasi lainnya.

Menurut Sugiyono (2012:118), “Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena ada keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sample yang diambil dari populasi itu. Sample yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).


(21)

44

Menurut Sugiyono (2012:118), “Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel”. Teknik yang digunakan oleh peniliti adalah nonprobability sampling, seperti yang dikemukan Sugiyono (2012:120), bahwa “Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel”. Teknik sampel yang digunakan adalah sampling insidental, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.

Sampel dalam penelitian ini diperoleh berdasarkan jumlah kunjungan selama tiga tahun terakhir yaitu dari tahun 2009-2011. Berdasarkan populasi yang terdapat di Wana Wisata Ranca Upas adalah wisatawan yang datang, maka sampelnya adalah sebagian kecil dari wisatawan yang datang tersebut. Kuesioner akan disebar sesuai dengan jumlah sample yang telah dihitung sesuai dengan populasi terbanyak selama tiga tahun terakhir. Adapun data mengenai kunjungan wisatawan ke Wana Wisata Wana Wisata Ranca Upas pada tahun 2009-2011 dapat di lihat di tabel berikut :

Tabel 3.1

Kunjungan Wisatawan ke Wana Wisata Wana Wisata Ranca Upas tahun 2009-2011


(22)

Pengunjung Pendapatan Pengunjung Pendapatan Pengunjung Pendapatan

1 2 3 4 5 6 7 8

1 CIMANGGU 147,496 1,807,033,304 116,234 1,860,694,197 102,594 3,273,993,750 2 KAWAH PUTIH 257,267 3,885,394,000 163,712 6,744,887,000 109,370 11,190,385,000 3 PATUHA RESORT - 1,067,365,321 141 702,544,420 66 2,168,861,686 4 RANCA UPAS 11,458 151,988,000 6,728 280,624,000 3,693 649,339,300 5 CIBOLANG 65,162 673,025,000 47,816 638,779,500 24,438 650,069,400 NB : Untuk tahun 2011 data s/d bulan November

No ODTW 2009 2010 2011

Sumber : Perum Perhutani

Untuk menentukan berapa besar jumlah sample dari populasi yang ada, peneliti menggunakan pedoman rumus Slovin, yaitu :

n = N

1 + N (e)2 Dimana : n = ukuran sample atau jumlah responden

N = ukuran populasi atau jumlah wisatawan dalam waktu tertentu E = nilai kritis (batas ketelitian)

Berdasarkan rumus slovin di atas, dengan populasi sebanyak 11.458 orang dengan nilai kritis atau batas ketelitian yang diinginkan 10%, maka jumlah sampel yang diperoleh adalah :

n = N

1 + N (e)2 n = 11.458

1 + 11.458 (0.1)2 = 99,134 orang Dibulatkan menjadi 100 orang


(23)

46

Maka jumlah sampel dari penelitian ini adalah 100 orang yang berkunjung ke Wana Wisata Wana Wisata Ranca Upas.

D. Definisi Operasional

Definisi operasional dirumuskan untuk setiap variabel harus melahirkan indikator-indikator dari setiap variabel yang diteliti yang kemudian akan dijabarkan dalam instrumen penelitian. Menurut Sugiyono (2012:60), “Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”.

Menurut Hatch dan Farhady dalam buku Sugiyono (2012:60), “Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau obyek yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau dengan obyek yang lain”.

Kerlinger dalam buku Sugiyono (2012:61) menyatakan bahwa “Variabel adalah konstrak (constructs) atau sifat yang akan dipelajari. Selain itu Kerlinger menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda (different values). Dengan demikian variabel itu merupakan suatu yang bervariasi. Selanjutnya Kidder dalam buku Sugiyono (2012:61) menyatakan bahwa “Variabel adalah suatu kualitas (qualities) dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya.

Berdasarkan pengetian-pengertian di atas, maka dapat dirumuskan disini bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,


(24)

obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel lain maka variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi :

a. Variabel Independen : varibel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam penelitian ini, variabel yang mempengaruhi adalah variabel fasilitas wisata.

b. Variabel Dependen : variabel ini sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang sering menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang termasuk dalam variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel kepuasan wisatawan.

Untuk mengukur pengukuran terhadap variabel penelitian, maka variabel penelitian tersebut memiliki dua variabel yaitu variabel X dan variabel Y dimana variabel X adalah konten yang terbuka dan variabel Y adalah konten yang terkait sehingga variabel X dapat mempengauhi variabel Y. Dalam Penelitian ini, variabel X adalah fasilitas wisata dan variabel Y adalah kepuasan wisatawan.

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel


(25)

48 Variabel X Fasilitas Wisata Lawson and Baud Bovy (1998:17) Akomodasi (Camping Area) a. Ruang menginap 1. Tingkat kebersihan ruang menginap 2. Tingkat kelengkapan fitur tenda Ordinal Food and beverage (Restoran, Warung makan) 1. Menu 2. Rasa 3. Kebersihan tempat makan 1. Tingkat keanekaragaman menu makanan 2. Tingkat

kenikmatan rasa makanan 3. Tingkat kecepatan makanan disediakan 4. Tingkat kebersihan tempat makan Ordinal Variabel X Fasilitas Wisata Lawson and Baud Bovy (1998:17) Sanitasi 1. Kebersihan lingkungan 2. Ketersediaan tempat sampat 3. Kebersihan toilet/MCK 4. Ketersediaan air bersih 5. Ketersediaan tempat duduk 1. Tingkat kebersihan lingkungan sekitar 2. Tingkat ketersediaan tempat sampah 3. Tingkat kebersihan toilet/MCK 4. Tingkat

ketersediaan air bersih 5. Tingkat ketersediaan tempat duduk Ordinal Aksesibilitas

1. Jalan akses 2. Gerbang utama 3. Tempat parkir 4. Papan petunjuk arah 1. Tingkat kemudahan menuju lokasi 2. Tingkat ketersediaan lahan parkir 3. Tingkat keamanan gerbang utama 4. Tingkat Ordinal


(26)

kelengkapan informasi petunjuk arah Fasilitas Aktif 1. Fasilitas olahraga 2. Fasilitas rekreasi 3. Fasilitas hiburan 1. Tingkat kelengkapan olahraga 2. Tingkat keanekaragaman atraksi wisata Ordinal Fasilitas Penunjang 1. Gedung kantor/ administrasi 2. Pos keamanan 3. Mushola 1. Tingkat pemberian informasi 2. Tingkat pemberian keamanan

3. Tingkat kebersihan

mushola

Ordinal

Variabel Sub Variabel Dimensi Indikator Skala

Kepuasan Wisatawan Hoffman dan Beteson dalam buku Arief (2007:167) Persepsi ruang menginap 1. Kebersihan 2. Kelengkapan 1. Tingkat kebersihan ruang menginap 2. Tingkat kelengkapan fitur tenda Ordinal Persepsi menu, rasa, kecepatan penyajian, kebersihan 1. Keanekaraga man menu makanan dan minuman 2. Kenikmatan rasa makanan dan minuman 3. Kecepatan penyajian makanan dan minuman 4. Kebersihan 1. Tingkat keanekaragaman menu makanan 2. Tingkat kenikmatan rasa makanan 3. Tingkat kecepatan makanan disediakan 4. Tingkat kebersihan tempat makan Ordinal


(27)

50 tempat makan Persepsi kebersihan, kelengkapan 1. Kebersihan lingkungan 2. Ketersediaan tempat sampat 3. Kebersihan toilet/MCK 4. Ketersediaan air bersih 5. Ketersediaan tempat duduk 1. Tingkat kebersihan lingkungan sekitar 2. Tingkat ketersediaan tempat sampah 3. Tingkat kebersihan toilet/MCK 4. Tingkat ketersediaan air bersih 5. Tingkat ketersediaan tempat duduk Ordinal Kepuasan Wisatawan Hoffman dan Beteson dalam buku Arief (2007:167) Persepsi aksesibilitas, gerbang utama, tempat parkir, papan petunjuk arah 1. Kemudahan menuju lokasi 2. Ketersediaan lahan parkir 3. Keamanan gerbang utama 4. Kelengkapan informasi petunjuk arah 1. Tingkat kemudahan menuju lokasi 2. Tingkat ketersediaan lahan parkir

3. Tingkat keamanan gerbang utama 4. Tingkat kelengkapan informasi petunjuk arah Ordinal Persepsi fasilitas olah raga, fasilitas rekreasi, fasilitas hiburan 1. Kebersihan kolam renang 2. Kelayakan penangkaran rusa 3. Kelengkapan permainan outbound

1. Tingkat kebersihan

kolam renang

2. Tingkat kelayakan

penangkaran rusa

3. Keamanan menara

penangkaran rusa

4. Kelengkapan

permainan outbound


(28)

Persepsi kantor administrasi, pos keamanan, mushola 1. Pemberian informasi 2. Pemberiaan pelayanan keamanan 3. Kebersihan mushola

1. Tingkat pemberian informasi

2. Tingkat pemberian pelayanan keamanan 3. Tingkat kebersihan mushola 4. Tingkat kelengkapan alat beribadah Ordinal

E. Instrumen Penelitian

Sugiyono (2012:148), mengemukakan “Karena pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen peneliitian”.

Jumlah instrumen penelitian tergantung pada jumlah variabel penelitian yang telah ditetapkan untuk diteliti. Titik tolak dari penyusunan adalah variabel-variabel penelitian yang ditetapkan untuk diteliti. Dari variabel-variabel-variabel-variabel tersebut diberikan definisi operasionalnya, dan selanjutnya ditentukan indikator yang akan diukur. Dari indikator ini kemudian dijabarkan menjadi butir butir pertanyaan atau pernyataan.

Tabel 3.3 Instrumen Penelitian

Variabel Sub Variabel Indikator Jumlah

Butir Variabel X Fasilitas Wisata Akomodasi

(Camping area) 1. Ruang menginap 2 Food and

beverage

1. Menu 1


(29)

52

(Restoran, Warung makan)

3. Kebersihan tempat makan 2

Sanitasi

1. Kebersihan lingkungan 1

2. Ketersediaan tempat sampat 1

3. Kebersihan toilet/MCK 1

4. Ketersediaan air bersih 1

5. Ketersediaan tempat duduk 1

Aksesibilitas

1. Jalan akses 1

2. Gerbang utama 1

3. Tempat parkir 1

4. Papan petunjuk arah 1

Fasilitas Aktif

1. Fasilitas olahraga 3

2. Fasilitas rekreasi 2

3. Fasilitas hiburan 1

Fasilitas Penunjang

1. Gedung kantor/ 1

administrasi 1

2. Pos keamanan 1


(30)

Variabel Sub Variabel Dimensi Jumlah Butir Variabel Y Kepuasan Wisatawan Persepsi dan Ekspetasi Akomodasi

1. Persepsi dan EkspetasiRuang

menginap 2

Persepsi dan Ekspetasi Food and

beverage

1. Persepsi dan Ekspetasi Menu 1

2. Persepsi dan Ekspetasi Rasa 1

3. Persepsi dan Ekspetasi

kebersihan tempat makan

2

Persepsi dan Ekspetasi

Sanitasi

1. Persepsi dan Ekspetasi

kebersihan lingkungan

1 2. Persepsi dan Ekspetasi

ketersediaan tempat sampat

1 3. Persepsi dan Ekspetasi

kebersihan toilet/MCK

1 4. Persepsi dan Ekspetasi

ketersediaan air bersih

1 5. Persepsi dan Ekspetasi

ketersediaan tempat duduk

1

Persepsi dan Ekspetasi Aksesibilitas

1. Persepsi dan Ekspetasi jalan

akses

1 2. Persepsi dan Ekspetasi

gerbang utama

1 3. Persepsi dan Ekspetasi tempat

parkir

1 4. Persepsi dan Ekspetasi papan

petunjuk arah

1

Persepsi dan Ekspetasi Fasilitas Aktif

1. Persepsi dan Ekspetasi

fasilitas olahraga

3 2. Persepsi dan Ekspetasi

fasilitas rekreasi

2 3. Persepsi dan Ekspetasi

fasilitas hiburan 1 Persepsi dan Ekspetasi Fasilitas Penunjang

1. Persepsi dan Ekspetasi gedung

kantor/administrasi

1 2. Persepsi dan Ekspetasi pos

keamanan

1 3. Persepsi dan Ekspetasi

mushola


(31)

54

F. Proses Pengembangan Instrumen

Instrumen sebagai alat pengumpulan data sangatlah perlu diuji kelayakannya, karena akan menjamin bahwa data yang dikumpulkan tidak bias. Peneliti melakukan pengujian instrumen ini melalui pengujian validitas dan uji reliabilitas. Instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Instrumen yang reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.

Alat yang digunakan saat penelitian berupa daftar pertanyaan tertulis yang didapat dari wisatawan yang datang ke Wana Wisata Ranca Upas dan peneliti memberikan kuisioner terbuka, yaitu peneliti sudah menentukan jawabannya berupa multiple choice sehingga memudahkan responden untuk dapat memilih jawabannya. Isi dari pertanyaan yang diajukan kepada responden mengenai hal-hal yang mencakup fasilitas wisata yang terdapat di Wana Wisata Wana Wisata Ranca Upas.

Berikut adalah proses pengembangan instrumen yang peneliti lakukan : 1. Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2012:363), validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data “yang tidak berbeda”


(32)

antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya tejadi pada obyek penelitian.

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya diukur serta dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukan seberapa jauh data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. Data mempunyai kedudukan paling tinggi karena data merupakan penggambaran variabel yang diteliti dan fungsinya sebagai pembentukan hipotesis. Oleh karena itu, benar tidaknya data sangat menentukan mutu hasil penelitian.sedangkan benar tidaknya tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpulan data.

Validitas bertujuan untuk menguji sejauh mana alat ukur, dalam halini kuesioner mengukur apa yang hendak diukur atau sejauh mana alat ukur yang digunakan mengenai sasaran. Semakin tinggi validitas suatu alat tes, maka alat tersebut akan semakin mengenai sasarannya, atau semakin menunjukkan apa yang seharusnyadiukur.

Berdasarkantabel r product moment (Sugiyono, 2012:255), syarat minimal untuk dianggap dapat memenuhi syarat adalah jika r ≥ 0,30 maka dinyatakan valid. Uji validitas yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis Korelasi Pearson dengan rumus sebagai berikut:

 

 

2 2 2 2

n XY X Y

r

n X X n Y Y

 

 

   

   

 


(33)

56

Keterangan:

r = Nilai Korelasi

X

 = Jumlah skor keseluruhanuntuk item pernyataan X

Y

 = Jumlah skor keseluruhanuntuk item pernyataanY

XY

 = Jumlah skor hasil kali item pertanyaan X dan item pernyataanY

n

X

 = Jumlah skor keseluruhan untuk item pernyataan X yang telah dikuadratkan

n

Y

 = Jumlah skor keseluruhan untuk item pernyataan Y yang telah dikuadratkan

2. Uji Realibilitas

Instrumen penelitian disamping harus valid (sah) juga harus reliabel (dapat dipercaya). Sugiyono (2012:183), reliabilitas merupakan suatu ukuran yang menunjukan bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik. Oleh karena itu, digunakan uji reliabilitas yang gunanya untuk mengetahui ketepatan nilai kuesioner, artinya instrumen penelitian bila diujikan pada kelompok yang sama walaupun pada waktu yang berbeda hasilnya akan sama.

Selain itu reliabilitas berkaitan dengan keterandalan dan konsistensi suatu indikator. Analisis reabilitas digunakan untuk mengukur tingkat akurasi dan prosisi dari jawaban yang mungkin dari beberapa pertanyaan. Dengan kata lain reabilitas, menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena alat intrumen tersebut baik. Intrument yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan keresponden memilih jawaban – jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila data besar sesuai dengan kenyatannya, maka beberapa kalipun diambil, tetap akan sama.


(34)

Sekumpulan pernyataan untuk mengukur suatu variabel dikatakan reliabel dan berhasil mengukur variabel-variabel yang kita ukur jika koefisien reliabilitasnya lebih dari sama dengan 0,70. Menurut Sugiyono (2012 : 186), Pengujian reabilitas dilakukan dengan menggunakan Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach yang dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

             

2

2 1 1 x j S S k k  Dimana :

α = Reliabilitas instrumen k = Banyaknya butir pernyataan ∑Sj² = Jumlah varians butir

Sx² = Varian total

Berikut adalah rekapitulasi hasil uji validitas dan uji reliabilitas yang telah disebarkan kepada 30 responden dari data instrumen yang disebarkan.

Tabel 3.4

Rekapitulasi Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Variabel Item

Pertanyaan

Validitas Reliabilitas

Koefisien Validitas

Titik

Kritis Kesimpulan

Koefisien Reliabilitas

Titik

Kritis Kesimpulan

Variabel X (Fasilitas

Wisata)

1 0.718 0.300 Valid

0.963 0.700 Reliabel

2 0.602 0.300 Valid

3 0.643 0.300 Valid

4 0.757 0.300 Valid

5 0.662 0.300 Valid

6 0.750 0.300 Valid

7 0.701 0.300 Valid

8 0.738 0.300 Valid

9 0.736 0.300 Valid

10 0.865 0.300 Valid

11 0.796 0.300 Valid

12 0.704 0.300 Valid

13 0.703 0.300 Valid

14 0.795 0.300 Valid

15 0.643 0.300 Valid

16 0.700 0.300 Valid

17 0.573 0.300 Valid


(35)

58

19 0.747 0.300 Valid

20 0.824 0.300 Valid

21 0.802 0.300 Valid

22 0.840 0.300 Valid

23 0.784 0.300 Valid

24 0.843 0.300 Valid

Sumber : Hasil olahan instrumen penelitian, 2012

Variabel

Item Pertanya

an

Validitas Reliabilitas

Koefisien Validitas

Titik

Kritis Kesimpulan

Koefisien Reliabilitas

Titik

Kritis Kesimpulan

Variabel Y (Kepuasan Wisatawan)

1 0,465 0,300 Valid

0,912 0,700 Reliabel

2 0,397 0,300 Valid

3 0,647 0,300 Valid

4 0,547 0,300 Valid

5 0,353 0,300 Valid

6 0,680 0,300 Valid

7 0,579 0,300 Valid

8 0,661 0,300 Valid

9 0,540 0,300 Valid

10 0,746 0,300 Valid

11 0,673 0,300 Valid

12 0,605 0,300 Valid

13 0,587 0,300 Valid

14 0,739 0,300 Valid

15 0,703 0,300 Valid

16 0,691 0,300 Valid

17 0,569 0,300 Valid

18 0,636 0,300 Valid

19 0,569 0,300 Valid

20 0,346 0,300 Valid

21 0,836 0,300 Valid

22 0,409 0,300 Valid

23 0,674 0,300 Valid

24 0,718 0,300 Valid

Sumber : Hasil olahan instrumen penelitian, 2012

G. Teknik Pengumpulan Data

Sugiyono (2012:193), mengemukakan terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data. Kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan realibilitas instumen dan kualitas pengumpulan data berkenaan


(36)

ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Oleh karena itu, instrumen yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya belum tentu dapat menghasilkan data yang valid dan reliabel, apabila instrumen tersebut tidak digunakan secara tepat dalam pengumpulan datanya. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah :

1. Observasi Lapangan

Hadi dalam buku Sugiyono (2012:203) mengemukakan bahwa “Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari bagian proses biologis dan psikhologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan”.

Supardi (2006:88), mengemukakan bahwa “Pengamatan (obsevasi) adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistimatik gejala-gejala yang diselidiki”.

Teknik observasi lapangan ini bertujuan agar peneliti dapat melakukan pengamatan langsung mengenai keadaan umum objek yang akan diteliti sehingga mendapatkan data yang diperlukan untuk kegunaan penelitian dalam meneliti pengaruh fasilitas wisata terhadap kepuasan wisatawan di Wana Wisata Wana Wisata Ranca Upas.

2. Wawancara

Menurut Margono (2003:165), “Wawancara atau interview merupakan alat pengumpulan informasi dengan cara mengajukan pertanyaan secara lisan, untuk dijawab secara lisan juga. Ciri utama dari interview adalah adanya kontak


(37)

60

langsung atau tatap muka antara pencari informasi dengan sumber informasi”. Wawancara dapat digunakan sebagai salah satu alat dalam melakukan pengumpulan data. Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan dengan pengelola kawasan Wana Wisata Wana Wisata Ranca Upas.

3. Kuesioner

Sugiyono (2012:199), menjelaskan bahwa kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner merupakan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.

Hariwijaya (2004:42), mengemukakan bahwa kuesioner atau angket merupakan alat pengumpulan data yang berupa serangkaian daftar pertanyaan untuk dijawab oleh responden yaitu wisatawan yang berkunjung ke Wana Wisata Wana Wisata Ranca Upas. Kuesioner dapat disebut juga sebagai inteview tertulis dimana responden diminta menjawab melalui daftar pertanyaan.

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data melalui penyebaran seperangkat daftar pertanyaan atau pernyataan yang harus diisi oleh responden yang menjadi anggota sample penelitian. Bentuk kuesioner yang digunakan berupa kuesioner tertutup dimana responden hanya memilih alternatif jawaban yang tersedia yang dianggap sesuai dengan pertanyaan dan penyataan. Responden juga tidak perlu memberikan penjelasan atas pernyataan atau pertanyaan tesebut.

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dengan skala Likert. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012:134) bahwa “Skala


(38)

Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seorang/sekelompok orang tentang fenomena sosial”.

Peneliti menyebarkan kuesioner kepada responden dalam hal ini adalah wisatawan yang berkunjung ke Wana Wisata Wana Wisata Ranca Upas. Isi dan tujuan pertanyaan berbentuk pengukuran, maka setiap pertanyaan disusun dalam skala pengukuran dan jumlah itemnya mencukupi untuk mengukur variabel yang diteliti. Tiap alternatif jawaban diberi skor sebagai berikut :

Tabel 3.5

Skala Penilaian Jawaban Kuesioner

Nilai Kategori

1 Sangat Buruk

2 Buruk

3 Baik

4 Sangat Baik

Sumber : Sugiyono (2012:135) 4. Studi kepustakaan

Menurut Nazir (1998 : 112), “Studi kepustakaan merupakan langkah yang penting dimana setelah seseorang peneliti menetapkan topik penelitian, langkah selanjutnya adalah melakukan kajian yang berkaitan dengan teori yang berkaitan dengan topik penelitian”.

Menurut Sugiyono (2011:291) terdapat tiga kriteria yang digunakan sebagai landasan dalam penelitian, yaitu relevansi kemutakhiran dan keaslian. Relevansi berarti teori yang dikemukakan sesuai dengan permasalahan yang


(39)

62

diteliti. Kemutakhiran berarti terkait dengan kebaruan teori atau referensi yang digunakan. Keaslian terkait dengan keaslian sumber penelitian.

5. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan acuan dokumen dalam bentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang yang ada di berbagai instansi serta berhubungan dengan penelitian ini seperti data mengenai sejarah berdirinya kawasan wisata, jumlah kunjungan wisatawan, dan dokumentasi berupa gambar-gambar lokasi penelitian.

H. Analisis Data

Sugiyono (2012:333), dalam penelitian kuantitatif teknis analisis data yang digunakan sudah jelas yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Karena data yang digunakan oleh peneliti adalah kuantitatif, maka teknik analisis data menggunakan metode statistik yang sudah tersedia. Misalnya akan menguji hipotesis hubungan antar dua variabel, karena datanya ordinal maka statistik yang digunakan adalah korelasi Spearman Rank.

Metode analisis data yaitu pengolahan data dengan menggunakan perhitungan statistik dengan ketentuan teknik sampling. Maka dalam mendapatkan data, peneliti menggunakan sampel acak dari populasi dengan membuat pertanyaan untuk dijawab oleh responden yang dijadikan sampel. Adapaun alternatif jawaban dengan menggunakan rating scale menurut Sugiyono (2012:141) “Dalam skala model rating scale, responden tidak menjawab salah


(40)

satu dari jawaban kualitatif yang telah disediakan, tetapi menjawab salah satu jawaban kuantitatif yang telah disediakan”. Sebagai contoh :

4 = sangat baik 3 = baik

2 = buruk

1 = sangat buruk

Kemudian nilai-nilai alternatif jawaban diproses dan diolah untuk digunakan sebagai alat ukur variabel yang diteliti dengan menggunakan perhitungan statistik sebagai berikut :

1. Transformasi Data Melalui Method of Successive Interval (MSI)

Gujarati (2007:218), menjelaskan bahwa “Metode suksesif interval merupakan proses mengubah data ordinal menjadi data interval”. Data ordinal sebenarnya adalah data kualitatif atau bukan angka sebenarnya. Data ordinal menggunakan angka sebagai simbol data kualitatif seperti:

4 = sangat baik 3 = baik 2 = buruk 1 = sangat buruk

Dalam banyak prosedur statistik seperti regresi, korelasi Pearson, uji t dan lain sebagainya mengharuskan data berskala interval. Oleh karena itu jika peneliti memiliki data berskala ordinal maka data tersebut harus dirubah ke dalam bentuk interval untuk memenuhi persyaratan prosedur-prosedur tersebut. Proses mengubah data berskala ordinal menjadi data berskala interval penulis menggunakan perhitungan dengan menggunakan Microsoft Office Excel Add-In


(41)

63

STAT97. Ada beberapa tahapan yang harus dilalui untuk mengubah data ordinal menjadi interval, yaitu :

a) Menghitung frekuensi dengan menjumlahkan setiap butir hasil jawaban responden.

b) Menghitung proporsi dengan menjumlahkan setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden.

c) Menghitung proporsi kumulatif dengan menjumlahkan nilai proporsi secara berurutan pada per kolom skor.

d) Menghitung nilai z dengan menggunakan tabel distribusi normal untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh.

e) Menghitung nilai densitas fungsi z dengan menggunakan tabel tinggi densitas.

f) Menghitung nilai skala dengan rumus Method of Successive Internal Nilai Skala (NS) = Density at Lower Limit – Density at Upper Limit Area Below Upper Limit – Area Below Lower Limit g) Menghitung penskalaan (interval) dengan menggunakan rumus

Y = NS + [ 1 + │Nsmin│ ] 2. Uji Normalitas Data

Sugiyono (2012:241), menjelaskan bahwa penggunaan statistik parametris mensyaratkan bahwa data setiap variabel yang akan dianalisis harus berdistribusi normal. Oleh karena itu, sebelum pengujian data dilakukan maka terlebih dulu akan dilakukan pengujian normalitas data. Penulis menggunakan perhitungan dengan menggunakan SPSS 20.0 for windows.


(42)

Jika data berdistribusi normal, maka dapat dilakukan analisis statistik parametrik, namun jika berdistribusi tidak normal maka dilakukan analisis statistik nonparametrik. Sugiyono (2012:210) mengemukakan bahwa statistik parametrik memerlukan terpenuhi banyak asumsi. Asumsi utama adalah data yang akan dianalisis harus berdistribusi normal. Statistik nonparametris tidak menuntut terpenuhi banyak asumsi, atau data yang akan dianalisis tidak harus berdistribusi normal. Dalam pembahasan ini akan dilakukan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05.

Keterangan pengujian:

a) Angka signifikan Uji Kolmogorov-Smirnov Sig ≥ 0,05 maka data berdistribusi normal.

b) Angka signifikansi Uji Kolmogorov-Smirnov Sig < 0,05 maka data berdistribusi tidak normal.

3. Analisis Auto Korelasi

Gujarati (2007:213) mengemukakan bahwa Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya autokorelasi dalam model regresi. Metode pengujian yang sering digunakan adalah dengan uji Durbin Watson. Untuk mempermiudah perhitungan maka penulis menggunakan perhitungan dengan menggunakan SPSS 20.0 for windows .dengan rumus sebagai berikut :


(43)

65

d = ∑

Keterangan :

a) Jika d lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4 – dL) maka hipotesis nol ditolak, yang berarti terdapat autokorelasi.

b) Jika d terletak antara dU dan (4 – dU) maka hipotesis nol diterima, yang berarti tidak ada autokorelasi.

c) Jika d terletak antara dL dan dU atau diantara (4 – dL) dan (4 – dU) maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti.

Nilai du dan dl dapat diperoleh dari tabel statistik Durbin Watson yang bergantung banyaknya observasi dan banyaknya variabel yang menjelaskan. 4. Analisis Regresi Linier Sederhana

Sugiyono (2012:261), mengemukakan setelah mendapatkan hasil korelasi dari pengaruh fasilitas wisata terhadap kepuasan wisatawan di Wana Wisata Ranca Upas, maka analisis dapat dilanjutkan dengan menghitung persamaan regresinya. Persamaan regresi dapat digunakan untuk melakukan prediksi seberapa tinggi nilai variabel dependen bila nilai variabel independen dimanipulasi (dirubah-rubah). Secara umum persamaan regresi sederhana (dengan satu prediktor) dapat dirumuskan sebagai berikut :

Y’ = a + b X Keterangan : Y’ = Nilai yang diprediksikan


(44)

a = Konstanta atau bila harga X = 0 b = Koefiensi regresi

X = Nilai variabel independen 5. Analisis Korelasi

Analisis korelasi bertujuan mencari hubungan antara kedua variabel diteliti. Hubungan dua variabel terdiri dari dua macam yaitu hubungan yang positif dan hubungan yang negatif. Hubungan X dan Y dikatakan positif apabila kenaikan (penurunan) X pada umumnya diikuti oleh kenaikan (penurunan) Y. Penulis menggunakan perhitungan korelasi dengan menggunakan SPSS 17.0 for windows. Ukuran yang dipakai untuk mengetahui kuat atau tidaknya hubungan antara X dan Y disebut koefiensi korelasi (r). Untuk mengetahui kuat lemahnya koefisiensi korelasi maka penulis menggunakan kriteria Guilford seperti yang telah dikemukakan oleh Sugiyono (2012 : 257), sebagai berikut :

Tabel 3.6

Klasifikasi Koefiensi Korelasi

Interval Koefiensi Tingkat Hubungan

≥ 0,00 < 0,199 Hubungan yang sangat rendah dan bisa diabaikan ≥ 0,20 <0,399 Hubungan yang sangat rendah (tidak erat)

≥ 0,40 <0,699 Hubungan yang sedang

≥ 0,70 <0,899 Hubungan yang kuat (reliabel) ≥ 0,90 <1 Hubungan yang sangat kuat Sumber : Sugiyono (2012:257)


(45)

67

Analisis Koefisien Determinasi dipergunakan untuk mengukur atau mengetahui seberapa besar perubahan Kepuasan Wisatawan Terhadap Kondisi Fasilitas Wisata. Untuk menelusuri hal tersebut dapat ditentukan dengan menghitung koefisien determinasi dengan rumus sebagai berikut:

KD = r2 x 100% Dimana :

KD = koefisien determinasi r = koefisien korelasi 7. Pengujian Hipotesis

Sugiyono (2012:96), mengemukakan bahwa ”Hipotesis merupakan jawaban

sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian

telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”.

Sugiyono (2012:99), Dalam statistik terdapat dua macam hipotesis yaitu hipotesis kerja dan hipotesis alternatif. Dalam kegiatan penelitian, yang diuji terlebih dahulu adalah hipotesis penelitian terutama pada hipotesis kerjanya. Bila penelitian akan membuktikan apakah hasil pengujian hipotesis itu signifikan atau tidak, maka diperlukan hipotesis statistik. Dalam hipotesis statistik, yang diuji adalah hipotesis nol, hipotesis yang menyatakan tidak ada perbedaan antara data sampel dan data populasi. Yang diuji hipotesis nol karena peneliti tidak berharap ada perbedaan antara sampel dan populasi atau statistik dan parameter (ukuran-ukuran yang berkenaan dengan sampel).

Terdapat tiga macam bentuk hipotesis, yaitu hipotesis deskriptif yaitu merupakan jawaban sementara terhadap masalah deskriptif yang berkenaan dengan variabel mandiri, kedua hipotesis statistik, dan hipotesis asosiatif. Hipotesis yang digunakan oleh peneliti


(46)

jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif, yaitu yang menanyakan

hubungan antara dua variabel atau lebih”.

Sugiyono (2012:228), mengemukakan bahwa terdapat tiga macam bentuk pengujian hipotesis, yaitu uji dua pihak (two tail),pihak kanan, dan pihak kiri (one tail). Jenis uji mana yang akan dipakai tergantung pada bunyi kalimat hipotesis. Berdasarkan kalimat hipotesis yang telah dikemukakan di bab dua maka peneliti meneliti hipotesis dengan menggunakan uji dua pihak (two tail test).

Untuk mengetahui jawaban dari hipotesis penulis, maka penulis akan menguji dengan penggunaan statistik uji t dengan hipotesis sebagai berikut :

H0:  ≤ 0, artinya kontribusi fasilitas wisata di Wana Wisata Ranca Upas tidak mempunyai pengaruh terhadap kepuasan wisatawan.

H1 :  > 0, artinya kontribusi fasilitas wisata di Wana Wisata Ranca Upas mempunyai pengaruh terhadap kepuasan wisatawan.

Dengan taraf signifikansi sebesar 5% maka rumus yang digunakan untuk pengujian hipotesis Uji t adalah sebagai berikut:

2

2 1

hitung

n

t r

r  

 Dimana :

t = Nilai uji t (t hitung) r = Nilai koefisien korelasi r2 = Koefisien determinasi

(n-2) = Derajat kebebasan distribusi atau uji t

Kriteria pengambilan keputusan untuk hipotesis yang diajukan adalah ; Jika thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima


(47)

69


(48)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis mencoba menarik kesimpulan sebagai berikut.Secara keseluruhan tanggapan responden tentang kontribusi fasilitas wisata terhadap tingkat kepuasan wisatawan yang ada di Wana Wisata Ranca Upas adalah baik, hal ini dapat dilihat dari rata-rata skor dari setiap indikator yang menunjukkan bahwa semua fasilitas (akomodasi, food and beverage, sanitasi, aksesibilitas, fasilitas aktif, dan fasilitas penunjang) tergolong dalam kategori baik. Fasilitas wisata yang dinilai paling baik menurut responden adalah dimensi fasilitas penunjang yaitu indikator fasilitas keamanannya dan fasilitas yang dinilai buruk adalah dimensi fasilitas akomodasi dalam indikator kelengkapan alat camping.

Tanggapan responden tentang kepuasan wisatawan terhadap kontribusi fasilitas wisata adalah puas, dapat dilihat dari rata-rata skor yang menunjukkan bahwa kepuasan wisatawan terhadap semua fasilitas wisata (akomodasi, food and beverage, sanitasi, aksesibilitas, fasilitas aktif, dan fasilitas penunjang) yang disediakan di Wana Wisata Ranca Upas tergolong dalam kategori puas. Hal ini dikarenakan harapan yang diinginkan sesuai dengan kenyataan yang disediakan. Berdasarkan tingkat kesesuaian persepsi dan ekspetasi, tingkat kesesuaian paling tinggi adalah pos keamanan dan yang paling rendah adalah kondisi tiket masuk kolam renang.


(49)

159

Berdasarkan hasil analisis regresi didapat nilai korelasi antara kontribusi fasilitas wisata dengan kepuasan wisatawan berada pada tingkat hubungan yang kuat. Terdapat kontribusi yang positif dan signifikan terhadap kepuasan wisatawan.. Oleh karena itu, dapat disimpulkan hasil tersebut menunjukan bahwa hipotesis alternatif (H1) diterima, yaitu terdapat kontribusi antara fasilitas wisata terhadap kepuasan wisatawan dan hipotesis nihil (H0)ditolak.

B. Saran

1. Diharapkan kepada pihak pengelola Wana Wisata Ranca Upas memperbaiki dan mengembangkan fasilitas-fasilitas yang sudah ada, dan menambahkan fasilitas yang belum ada, dan mengurangi fasilitas yang dianggap berlebihan. Fasilitas yang perlu diperbaiki dan dikembangkan sesuai dengan penilaian pengunjung adalah kelengkapan alat camping, ketersediaan air bersih, ketersediaan tempat duduk, kemudahan menuju lokasi, kebersihan toilet/MCK, dan tempat ganti pakaian.

2. Kepuasan wisatawan merupakan salah satu priorotas utama yang harus diperhatikan. Selain penyediaan fasilitas fisik, pelayanan juga harus ditingkatkan dalam menarik perhatian wisatawan agar wisatawan mau datang kembali ke Wana Wisata Ranca Upas. Dalam menarik minat wisatawan, maka perlu adanya penambahan-penambahan fasilitas yang belum ada di kawasan tersebut. Lebih diperbanyak lagi fasilitas aktif seperti fasilitas olahraga, fasilitas hiburan, dan fasilitas rekreasi agar wisatawan yang datang tidak jenuh


(50)

hanya dengan disuguhkan kolam renang, outbound area dan camping area. Fasilitas yang harus ditambahkan pengelola yaitu aula untuk diadakan pertemuan. Fasilitas rekeasi dan hiburan yang perlu ditambahkan juga seperti sepeda gunung, outbound extreme yaitu wisatawan outbound tidak dibimbing oleh pengawas akan tetapi alat-alat keselamat sudah harus di uji coba kelayakannya agar benar-benar aman, point ball area, sepeda air, balon air. Selain memanfaatkan lahan yang ada tetapi tidak merusak dan mencemarkan lingkungan. Karena lahan Wana Wisata Ranca Upas sangat luas, dan cocok untuk ditempati oleh binatang-binantang maka sebaiknya pengelola menambahkan binatang jadi tidak hanya rusa, karena rekreasi tersebut dapat menjadi wisata edukasi bagi wisatawan.

3. Disamping pengembangan fasilitas wisata, pengelola Wana Wisata Ranca Upas sebaiknya menambahkan stuktur organisasi atau merekrut pegawai sesuai dengan bidangnya. Hal ini dimaksudkan agar pengelola dapat mengaplikasikan pengetahuan sesuai bidangnya dengan realita yang ada, agar wisatawan merasa puas dan berkeinginan untuk berkunjung kembali.


(51)

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Arief. (2007). Pemasaran Jasa dan Kualitas Pelayanan. Malang: Bayumedia Publishing.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Bukart dan Medlik. (1974). Tourism. Jakarta: Heineman Profesional Publishing Ltd.

Chuck, Y.G. (1988). Resort Development and Managemement, Watson-Guptil Publication.

Gerson, R.F. (2001). Mengukur Kepuasan Pelanggan. Jakarta: Binaman Pressindo.

Lancaster Roger, A. (1983). Recreation Park and Open Space Standards and Guedelince. New York: Association Publication.

Lawson, F and Manuel, B.B. (1998). Tourism and Recreation Handbook of Planning and Design. Boston: CBI Publishing Company.

Marpaung, H dan Bahar, H. (2002). Pengantar Pariwisata. Bandung: Alfabeta. Oka, A.Y. (2002). Perencanaan Strategi Pemasaran Daerah Tujuan Wisata.

Jakarta: Pradnya Paramitha.

Panuju, R. (2000). Komunikasi Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Pendit, N. (2002). Ilmu Pariwisata. Jakarta: Pradnya Paramitha.

Riduan dan Akdon. (2009). Rumus dan Data dalam Aplikasi Statistika. Bandung: Alfabeta.

Ristono, A. (2010). Perancangan Fasilitas. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.


(52)

Sutisna. (2001). Prilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suwartoro, G. (2004). Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi Offset.

Tjiptono, F dan Chandra, G. (2005). Service, Quality, dan Satisfaction edisi 2. Yogyakarta: Andi Offset.

Wardiyanta. (2006). Metode Penelitian Pariwisata. Yogyakarta: Andi Offset. Wardiyanto. (2011). Perencanaan Pengembangan Pariwisata. Bandung: Lubuk

Agung.

Yoeti, O.A. (1999). Psikologi Pelayanan Wisata. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

B. Jurnal

Anonim. (2009). Rencana Pengembangan Bumi Perkemahan Ranca Upas. Bandung: KBM Agroforestry, Ekowisata dan Jasa Lingkungan Perum Perhutani Unit III Jawa Barat & Banten.

C. Internet

Anonim. (2012). Peta Map [Online]. Tersedia:http://maps.google.co.id/ [28 Maret 2012]


(1)

69


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis mencoba menarik kesimpulan sebagai berikut.Secara keseluruhan tanggapan responden tentang kontribusi fasilitas wisata terhadap tingkat kepuasan wisatawan yang ada di Wana Wisata Ranca Upas adalah baik, hal ini dapat dilihat dari rata-rata skor dari setiap indikator yang menunjukkan bahwa semua fasilitas (akomodasi, food and beverage, sanitasi, aksesibilitas, fasilitas aktif, dan fasilitas penunjang) tergolong dalam kategori baik. Fasilitas wisata yang dinilai paling baik menurut responden adalah dimensi fasilitas penunjang yaitu indikator fasilitas keamanannya dan fasilitas yang dinilai buruk adalah dimensi fasilitas akomodasi dalam indikator kelengkapan alat camping.

Tanggapan responden tentang kepuasan wisatawan terhadap kontribusi fasilitas wisata adalah puas, dapat dilihat dari rata-rata skor yang menunjukkan bahwa kepuasan wisatawan terhadap semua fasilitas wisata (akomodasi, food and beverage, sanitasi, aksesibilitas, fasilitas aktif, dan fasilitas penunjang) yang disediakan di Wana Wisata Ranca Upas tergolong dalam kategori puas. Hal ini dikarenakan harapan yang diinginkan sesuai dengan kenyataan yang disediakan. Berdasarkan tingkat kesesuaian persepsi dan ekspetasi, tingkat kesesuaian paling tinggi adalah pos keamanan dan yang paling rendah adalah kondisi tiket masuk kolam renang.


(3)

159

Berdasarkan hasil analisis regresi didapat nilai korelasi antara kontribusi fasilitas wisata dengan kepuasan wisatawan berada pada tingkat hubungan yang kuat. Terdapat kontribusi yang positif dan signifikan terhadap kepuasan wisatawan.. Oleh karena itu, dapat disimpulkan hasil tersebut menunjukan bahwa hipotesis alternatif (H1) diterima, yaitu terdapat kontribusi antara fasilitas wisata terhadap kepuasan wisatawan dan hipotesis nihil (H0) ditolak.

B. Saran

1. Diharapkan kepada pihak pengelola Wana Wisata Ranca Upas memperbaiki dan mengembangkan fasilitas-fasilitas yang sudah ada, dan menambahkan fasilitas yang belum ada, dan mengurangi fasilitas yang dianggap berlebihan. Fasilitas yang perlu diperbaiki dan dikembangkan sesuai dengan penilaian pengunjung adalah kelengkapan alat camping, ketersediaan air bersih, ketersediaan tempat duduk, kemudahan menuju lokasi, kebersihan toilet/MCK, dan tempat ganti pakaian.

2. Kepuasan wisatawan merupakan salah satu priorotas utama yang harus diperhatikan. Selain penyediaan fasilitas fisik, pelayanan juga harus ditingkatkan dalam menarik perhatian wisatawan agar wisatawan mau datang kembali ke Wana Wisata Ranca Upas. Dalam menarik minat wisatawan, maka perlu adanya penambahan-penambahan fasilitas yang belum ada di kawasan tersebut. Lebih diperbanyak lagi fasilitas aktif seperti fasilitas olahraga,


(4)

160

hanya dengan disuguhkan kolam renang, outbound area dan camping area. Fasilitas yang harus ditambahkan pengelola yaitu aula untuk diadakan pertemuan. Fasilitas rekeasi dan hiburan yang perlu ditambahkan juga seperti sepeda gunung, outbound extreme yaitu wisatawan outbound tidak dibimbing oleh pengawas akan tetapi alat-alat keselamat sudah harus di uji coba kelayakannya agar benar-benar aman, point ball area, sepeda air, balon air. Selain memanfaatkan lahan yang ada tetapi tidak merusak dan mencemarkan lingkungan. Karena lahan Wana Wisata Ranca Upas sangat luas, dan cocok untuk ditempati oleh binatang-binantang maka sebaiknya pengelola menambahkan binatang jadi tidak hanya rusa, karena rekreasi tersebut dapat menjadi wisata edukasi bagi wisatawan.

3. Disamping pengembangan fasilitas wisata, pengelola Wana Wisata Ranca Upas sebaiknya menambahkan stuktur organisasi atau merekrut pegawai sesuai dengan bidangnya. Hal ini dimaksudkan agar pengelola dapat mengaplikasikan pengetahuan sesuai bidangnya dengan realita yang ada, agar wisatawan merasa puas dan berkeinginan untuk berkunjung kembali.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Arief. (2007). Pemasaran Jasa dan Kualitas Pelayanan. Malang: Bayumedia Publishing.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Bukart dan Medlik. (1974). Tourism. Jakarta: Heineman Profesional Publishing Ltd.

Chuck, Y.G. (1988). Resort Development and Managemement, Watson-Guptil Publication.

Gerson, R.F. (2001). Mengukur Kepuasan Pelanggan. Jakarta: Binaman Pressindo.

Lancaster Roger, A. (1983). Recreation Park and Open Space Standards and Guedelince. New York: Association Publication.

Lawson, F and Manuel, B.B. (1998). Tourism and Recreation Handbook of Planning and Design. Boston: CBI Publishing Company.

Marpaung, H dan Bahar, H. (2002). Pengantar Pariwisata. Bandung: Alfabeta. Oka, A.Y. (2002). Perencanaan Strategi Pemasaran Daerah Tujuan Wisata.

Jakarta: Pradnya Paramitha.

Panuju, R. (2000). Komunikasi Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Pendit, N. (2002). Ilmu Pariwisata. Jakarta: Pradnya Paramitha.

Riduan dan Akdon. (2009). Rumus dan Data dalam Aplikasi Statistika. Bandung: Alfabeta.

Ristono, A. (2010). Perancangan Fasilitas. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.


(6)

162

Sutisna. (2001). Prilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suwartoro, G. (2004). Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi Offset.

Tjiptono, F dan Chandra, G. (2005). Service, Quality, dan Satisfaction edisi 2. Yogyakarta: Andi Offset.

Wardiyanta. (2006). Metode Penelitian Pariwisata. Yogyakarta: Andi Offset. Wardiyanto. (2011). Perencanaan Pengembangan Pariwisata. Bandung: Lubuk

Agung.

Yoeti, O.A. (1999). Psikologi Pelayanan Wisata. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

B. Jurnal

Anonim. (2009). Rencana Pengembangan Bumi Perkemahan Ranca Upas. Bandung: KBM Agroforestry, Ekowisata dan Jasa Lingkungan Perum Perhutani Unit III Jawa Barat & Banten.

C. Internet

Anonim. (2012). Peta Map [Online]. Tersedia:http://maps.google.co.id/ [28 Maret 2012]