ANALISIS SASTRA FORMULA DALAM ESKAPISME PEMBACA PADA ROMAN “LE ROUGE ET LE NOIR” KARYA STENDHAL.

(1)

ANALISIS SASTRA FORMULA DALAM ESKAPISME PEMBACA PADA ROMAN “LE ROUGE ET LE NOIR” KARYA STENDHAL

SKRIPSI

diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa Prancis

Oleh :

MUFNI FERDANI A’DAILLAH

0906374

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA PRANCIS FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

ANALISIS SASTRA FORMULA DALAM ESKAPISME PEMBACA PADA ROMAN “LE ROUGE ET LE NOIR” KARYA STENDHAL

Oleh :

MUFNI FERDANI A’DAILLAH

0906374

Sebuah Skripsi yang diajukan untuk Memenuhi salah satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

©Mufni Ferdani A’daillah

Universitas Pendidikan Indonesia April 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

MUFNI FERDANI A’DAILLAH

ANALISIS SASTRA FORMULA DALAM ESKAPISME PEMBACA PADA ROMAN “LE ROUGE ET LE NOIR” KARYA STENDHAL

Disetujui dan disahkan oleh :

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Prancis

Dra. Iim Siti Karimah, M.Hum. NIP. 196502041992022001

Pembimbing II

Hj. Farida Amalia, M.Pd. NIP. 197401082000032001

Pembimbing I

Riswanda Setiadi, M.A., Ph.D. NIP. 196510631992021001


(4)

Mufni Ferdani A’daillah, 2014

Analisis Sastra Formula Dalam Eskapisme Pembaca Pada Roman “Le Rouge et le Noir” Karya Stendhal Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Roman merupakan salah satu jenis karya sastra yang banyak digunakan oleh perguruan tinggi sebagai media pembelajaran. Salah satunya, penggunaan roman Le Rouge et le Noir dalam mata kuliah Littérature II di Jurusan Pendidikan Bahasa Prancis Universitas Pendidikan Indonesia. Meskipun usianya yang telah mencapai lebih dari dua abad, roman Le Rouge et le Noir masih dianggap sebagai suatu maha karya angung oleh banyak sastrawan. Seakan menggunakan formula khusus dalam pembuatannya, kelanggengan roman ini tak pernah hilang. Hal itulah yang melatar belakangi penelitian ini. Roman Le Rouge et le Noir yang ditulis oleh Stendhal dan terbit pada tahun 1830, secara garis besar menceritakan tentang kisah hidup seorang pemuda bernama Julien Sorel. Tokoh utama yang oportunis dan ambisius karena kekagumannya pada Napoleon Bonaparte. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan dan mendeskripsikan formula-formula yang terdapat dalam roman. Adapun teori sastra formula yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori yang diungkapkan oleh John G. Cawelti. Asumsi dasar teori sastra formula adalah setiap karya sastra populer dan agung memiliki formula yang berbentuk arketipe budaya yang dapat memesona pembacanya hingga membuat karya sastra tersebut tetap langgeng. Cawelti mengemukakan lima jenis fantasi moral yang merupakan aktualisasi dari sastra formula, yaitu fantasi moral petualangan, romansa, melodrama, misteri, dan makhluk atau keadaan asing. Fantasi moral tersebut dapat diungkapkan dengan menggali keterangan dari pengalaman membaca dalam pendekatan eskapisme. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang mana menurut Sutopo metode ini bersifat deskriptif, natural, alamiah. Dalam pendeskripsian formula-formula yang ditemukan dalam roman menggunakan teknik dialektika dari Rosyidi. Sebagai suatu kajian terhadap karya sastra, penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat sebagai pedoman maupun referensi bagi mahasiswa serta dosen dalam pembelajaran mata kuliah Littérature II di Jurusan Pendidikan Bahasa Prancis Universitas Pendidikan Indonesia.


(5)

Mufni Ferdani A’daillah, 2014

Analisis Sastra Formula Dalam Eskapisme Pembaca Pada Roman “Le Rouge et le Noir” Karya Stendhal Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACK

A novel is one kind of literary work that is widely used by the college as a learning medium. One of them is the usage of novel Le Rouge et le Noir in Littérature II courses in the Department of French Language Education University of Indonesia. Although this novel has reached more than two centuries old, Le Rouge et le Noir is still regarded as a masterpiece by many scholar. Just as using a formula in the making of this novel, so its imperishable was never broken. That is the background for this research. A novel Le Rouge et le Noir by Stendhal written and published in 1830, overall, tells about a young man named Julien Sorel life story. Opportunist and ambitious main character because of his admiration for Napoleon Bonaparte. This research propose to reveal and describe the formulas contained in the novel. The theory of formulas literary which is used in this research is the theory stated by John G. Cawelti. Basic assumption of the formulas literary is that every noble and popular literary works has the formula, shaped in cultural archetypes, that can enchant his readers so those literary work remain durable. Cawelti suggests five types of moral fantasy which are actualization of the formulas literary, that is moral fantasy of adventure , romance , melodrama , mystery , and alien being or state. The moral fantasy can be found by searching many information from reading experience in escapism approach. This study used a qualitative research method which according to Sutopo is descriptive and natural. In the description of the formulas, were found in the novel, is using dialectic techniques from Rosyidi. As a study of the litterature , this research is expected to be useful and helpful neither for the students nor for the professor as a guide and reference in the courses of Littérature II learning in the Department of French Language Education, Indonesia University of Education.


(6)

Mufni Ferdani A’daillah, 2014

Analisis Sastra Formula Dalam Eskapisme Pembaca Pada Roman “Le Rouge et le Noir” Karya Stendhal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sejarah mencatat, bahwa manusia dalam peradabannya banyak mengalami perkembangan dari masa ke masa. Perkembangan tersebut tentu mempunyai peran dalam kemajuan manusia itu sendiri. Sejak zaman dahulu, manusia merekam kejadian maupun cerita yang terjadi di masa lalu melalui lukisan gua, prasasti, relief, dan bentuk peninggalan lainnya. Hingga kertas ditemukan, manusia mulai menuangkan tulisannya pada media tersebut hingga saat ini. Tidak hanya cerita nyata yang benar-benar terjadi, manusia juga banyak menciptakan cerita fiktif. Meskipun hanya sebuah karangan, cerita dari tulisan tersebut tidak akan jauh dari kondisi masyarakat pada saat itu. Karena kondisi sosial, ekonomi, politik dan budaya masyarakat yang terjadi pada saat itu sedikitnya akan terekam di dalam tulisan. Salah satu bentuk tulisan tersebut adalah roman.

Roman menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) merupakan karangan prosa yang melukiskan perbuatan pelakunya menurut watak dan isi jiwa masing-masing, lebih banyak membawa sifat-sifat zamannya daripada drama atau puisi. Di dalam kamus tersebut juga dijabarkan berbagai jenis roman, diantaranya : roman berangsur, yaitu roman yang ceritanya bersambung ; roman bertendens, yaitu cerita roman yang mempunyai unsur pendidikan (untuk mendidik masyarakat atau pembaca) ; roman detektif, yaitu cerita roman yang mengisahkan perbuatan detektif ; roman kodian, sama halnya dengan roman picisan ; roman masyarakat, cerita roman yang melukiskan kehidupan di masyarakat. ; roman picisan,


(7)

Mufni Ferdani A’daillah, 2014

Analisis Sastra Formula Dalam Eskapisme Pembaca Pada Roman “Le Rouge et le Noir” Karya Stendhal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

cerita roman yang rendah mutunya (hanya berisi cerita percintaan saja) ; roman sejarah, cerita roman yang disusun berdasarkan peristiwa sejarah.

Dalam sejarahnya, Komarudin (2000 : 222) menjelaskan bahwa : “roman berasal dari bahasa Prancis, romance. Pada mulanya roman berarti buku-buku yang ditulis dalam bahasa Romana, bahasa sehari-hari Prancis kuno, yang selanjutnya berubah arti menjadi kisah atau cerita atau hikayat yang menyajikan tokoh-tokoh ksatria dan pahlawan”.

Komarudin juga menambahkan bahwa novel dalam bahasa Prancis disebut romance, dan dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai roman. Roman-roman ternama di dunia banyak yang lahir pada abad ke-19 dan berasal dari daratan Eropa.

Salah satu roman yang lahir pada abad ke-19 di Prancis adalah Le

Rouge et Le Noir karya Marie-Henry Beyle yang dikenal dengan nama pena

Stendhal. Roman ini bercerita tentang petualangan sang tokoh utama, Julian Sorel dalam mencari jati diri dan cinta sejati. Ia adalah seorang pemuda ambisius yang berasal dari keluarga sederhana berstrata sosial rendah di sebuah kota kecil bernama Verrière. Julian bertekad untuk meningkatkan kelas sosialnya dengan menggunakan berbagai cara. Sikap oportunis Julien tidak lepas dari kekagumannya kepada Napoleon Bonaparte dan impiannya untuk menjadi replika hidup seorang Napoleon. Kekagumannya pada sang jendral muncul setelah ia membaca buku Mémorial de sainte Hélenè.

Meskipun roman ini sudah berumur lebih dari dua abad, Le Rouge et

Le Noir tetap menjadi salah satu primadona karya sastra hingga saat ini.

Terbukti dengan masih digunakannya roman klasik ini sebagai bahan ajar perkuliahan di perguruan tinggi studi bahasa Prancis di Indonesia. Khususnya, di Jurusan Pendidikan Bahasa Prancis Universitas Pendidikan Indonesia, tempat peneliti menyelesaikan studinya, roman Le Rouge et le


(8)

Mufni Ferdani A’daillah, 2014

Analisis Sastra Formula Dalam Eskapisme Pembaca Pada Roman “Le Rouge et le Noir” Karya Stendhal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Noir digunakan dalam pembelajaran mata kuliah Littérature II. Sebuah situs

kesusastraan Prancis terkemuka, Critique Libre (2007) pada roman Le

Rouge et le Noir (http://www.critiqueslibres.com/i.php/vcrit/416) juga

menyebutkan “Un très grand roman. A lire!” (sebuah roman agung. Bacalah!). Juliette (2011) dalam situs Babelio ( http://www.babelio.com/-livres/Stendhal-Le-Rouge-et-le-Noir/2908/critiques) menambahkan “Le

Rouge et le Noir est fascinant! C’est un très beau livre que j’ai dévoré... Quel mots à part ensorcelant et parfait? A lire!” (Le Rouge et le Noir

menarik! Sebuah buku yang indah yang pernah saya baca... kata-kata seperti apa yang sempurna dan menyihir? Bacalah!). Roman Le Rouge et le Noir

juga sudah diangkat ke layar lebar pada tahun 1954 dan 1997 dengan judul yang sama.

Seakan menggunakan formula khusus dalam penciptaannya, ketertarikan pembaca pada roman tersebut tidak pernah hilang. Peneliti menilai formula tersebut terdapat pada beberapa unsur intrinsik roman seperti tema, plot, peristiwa dan latar. Unsur-unsur tersebut bersifat arketipe atau pola-pola yang memesona dalam budaya-budaya yang berbeda. Dengan tema percintaan yang dibalut dengan drama moral sosial, serta pesan-pesan moral yang bersifat universal, membuat roman berbahasa Prancis ini populer dalam budaya dan waktu yang berbeda. Sebagai contoh, peristiwa percobaan pembunuhan Mme. de Rênal oleh mantan kekasihnya Julien.

“Julien ne la reconnaissait plus aussi bien; il tira sur elle

un coup de pistolet et la manqua; il tira un second coup, elle tomba” (Stendhal, 2000 : 509)

(“Julien tidak lagi mengenalnya, dia menembaknya dengan pistol dan meleset, Julien melepaskan tembakan kedua, Rênal pun jatuh tersungkur”) (Stendhal, 2000 : 509)


(9)

Mufni Ferdani A’daillah, 2014

Analisis Sastra Formula Dalam Eskapisme Pembaca Pada Roman “Le Rouge et le Noir” Karya Stendhal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tema percintaan, yang tercermin dari peristiwa percobaan pembunuhan mantan kekasih, yang merupakan klimaks cerita, masih menjadi kisah menarik bagi pembaca. Dimana kisah cinta Julian yang rumit harus berakhir dengan kematiaannya di alat pemenggal kepala (guillotine)

karena telah mencoba membunuh Mme. de Rênal. Padahal ia sendiri menyadari betul bahwa mantan majikannya tersebut, Mme. de Rênal adalah cinta sejatinya.

Plot atau jalan cerita yang disajikan roman Le Rouge et Le Noir

menjadi senjata ampuh dalam menyihir pembaca untuk masuk ke dalamnya. Selain itu, peneliti berpendapat masih ada unsur-unsur intrinsik lain yang menjadikan daya tarik roman ini tetap kukuh seperti tema, tokoh, dan latar.

Daya tarik pembaca yang peneliti fokuskan adalah yang ada kaitannya dengan roman formulaik yang dapat memesona pembacanya, yaitu dalam sudut pandang eskapisme atau pelarian bagi pembaca. Dimana pembaca lari dari dunia nyata untuk mengimajinasikan cerita yang ada di dalam roman. Tentunya, hal ini terjadi karena formula-formula yang terdapat di dalam roman dapat memesona pembacanya.

Eskapisme disini adalah yang ada kaitannya dengan dengan sastra formula. Dengan kata lain peneliti membatasi pengertian lain untuk eskapisme itu sendiri, karena John G. Cawelti (1976) telah mempersempit eskapisme menjadi karya sastra pelarian yaitu bahwasanya suatu karya sastra formulaik dapat dinilai dari eskapisme pembacanya. Bentuk-bentuk formula yang menimbulkan eskapisme disebut sebagai fantasi moral. Dengan kata lain fantasi moral merupakan aktualisasi sastra formula.

Untuk mengungkapkan formula dan eskapisme sebagai daya tarik pembaca yang ada di dalam roman, yang mana hasilnya berguna sebagai peningkatan kualitas bahan ajar di dalam perkuliahan Littérature Française


(10)

Mufni Ferdani A’daillah, 2014

Analisis Sastra Formula Dalam Eskapisme Pembaca Pada Roman “Le Rouge et le Noir” Karya Stendhal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

II. Maka peneliti merasa perlu mengangkat judul penelitian “Analisis

Sastra Formula dalam Eskapisme Pembaca pada Roman Le Rouge et Le Noir Karya Stendhal”.

1.2 Rumusan Masalah

Untuk membatasi permasalahan yang muncul dalam menganalisis sastra formula pada roman Le Rouge et Le Noir, peneliti merumuskan rumusan masalah sebagai berikut :

1. Tipe budaya apa yang melatarbelakangi pembuatan roman yang Le

Rouge et Le Noir?

2. Jenis-jenis fantasi moral apa saja yang terkandung di dalam roman Le

Rouge et le Noir?

3. Bagaimana formula dalam roman Le Rouge et le Noir?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk : 1. Mengkaji tipe budaya yang melatarbelakangi pembuatan roman Le

Rouge et le Noir.

2. Memperoleh data perihal jenis fantasi moral yang terkandung di dalam roman Le Rouge et le Noir.

3. Mendeskripsikan formula dalam roman Le Rouge et Le Noir. 1.4 Manfaat Penelitian

Peneliti berharap, dengan adanya penelitian kualitatif terhadap roman


(11)

Mufni Ferdani A’daillah, 2014

Analisis Sastra Formula Dalam Eskapisme Pembaca Pada Roman “Le Rouge et le Noir” Karya Stendhal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Indonesia. Selain itu peneliti juga merumuskan manfaat penelitian sebagai berikut :

1. Adanya hasil terjemahan roman Le Rouge et le Noir ke dalam bahasa Indonesia yang berguna bagi penikmat, dan pengkaji sastra di Indonesia.

2. Bertambahnya informasi-informasi yang berguna bagi mahasiswa dalam mengkaji suatu karya sastra.

3. Meningkatkan wawasan dosen dalam pengetahuan kesusastraan Prancis yang berguna sebagai bahan pengajaran.

4. Hasil penelitian dapat digunakan dalam pembelajaran mata kuliah

Littérature Française II di Jurusan Pendidikan Bahasa Prancis FPBS

UPI khususnya, dan pada Jurusan Studi Prancis di perguruan tinggi se-Indonesia pada umumnya.

5. Menjadi referensi dan rujukan bagi penelitian selanjutnya.

1.5 Asumsi

Adapun asumsi atau landasan berpikir yang menjadi pijakan dalam penelitian ini adalah :

1. Roman Le Rouge et le Noir karya Stendhal merupakan sastra formula. 2. Fantasi moral dalam roman Le Rouge et le Noir dapat ditinjau dari

unsur untrinsik tema, tokoh, plot, dan latar.

3. Sastra formula dalam roman Le Rouge et le Noir dapat dideskripsikan secara dialektika dan diungkapkan dengan mewawancara pembaca.


(12)

Mufni Ferdani A’daillah, 2014

Analisis Sastra Formula Dalam Eskapisme Pembaca Pada Roman “Le Rouge et le Noir” Karya Stendhal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Setelah merangkum teori-teori yang menjadi landasan berpikir pada Bab II. Selanjutnya, pada Bab ini peneliti akan menyajikan metodologi penelitian yang digunakan dalam meneliti roman Le Rouge et le Noir. Metodologi yang digunakan tidak semerta-merta muncul begitu saja. Keterlibatan latar belakang, tujuan dan sifat penelitian inilah yang mempengaruhi perumusan metodologi penelitian. Metode penelitian ini juga mengadopsi dari teori sastra formula yang telah disediakan oleh John G. Cawelti (1976). Artinya, selain mengemukakan asumsi-asumsi dan teori-teori yang sudah dibuktikan, mereka juga merumuskan metode penelitiannya.

Selain itu, pada Bab ini juga peneliti akan menjelaskan instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan, menyajikan, dan menyimpulkan data. Instrumen tersebut berupa tabel dan pedoman wawancara. Tabel yang digunakan mengadopsi dari teori sastra formula yang dikemukakan Cawelti (1976) dan dikuatkan Rosyidi (2010). Tabel tersebut berfungsi sebagai penyaji data formula yang ditemukan di dalam roman Le Rouge et le Noir. Sedangkan pedoman wawancara berfungsi sebagai pengumpul data argumen pembaca mengenai roman

Le Rouge et le Noir. Karena hasil wawancara tersebut digunakan sebagai penguat

hasil analisis.

3.1 Metode, Teknik dan Desain Penelitian

Dalam praktiknya, penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Jenis penelitian ini menurut Sutopo (2006 : 135) “...termasuk kedalam jenis penelitian dasar (basic research) yang menurut tujuannya


(13)

Mufni Ferdani A’daillah, 2014

Analisis Sastra Formula Dalam Eskapisme Pembaca Pada Roman “Le Rouge et le Noir” Karya Stendhal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

adalah untuk pemahaman mengenai suatu masalah yang mengarah pada manfaat teoritik, tidak pada manfaat praktis”. Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa penelitian dasar merupakan jenis penelitian yang banyak dilakukan secara individual, terutama di lingkungan akademis.

Metode penelitian kualitatif bersifat deskriptif, natural, dan alamiah. Artinya, peneliti lebih menitik beratkan catatan pada deskripsi kalimat yang rinci, lengkap, dan mendalam, yang menggambarkan situasi sebenarnya guna mendukung penyajian data (Sutopo, 2006 : 40). Tidak menggunakan penjabaran angka-angka ataupun ilmu statistik lainnya. Sutopo (2006 : 40) kembali menjelaskan bahwasanya “penelitian kualitatif juga menekankan pada analisis induktif, bukan analisis deduktif”.

Di dalam penelitian kualitatif, peneliti ditempatkan sebagai alat utama penelitian (human instrumen). Meski berbagai alat pengumpulan data yang biasa kita kenal dimungkinkan untuk digunakan sebagai kelengkapan penunjang, namun alat penelitian utamanya adalah penelitinya sendiri. Sutopo (2006 : 44) berkeyakinan bahwa hanya manusia yang mampu menggapai dan menilai makna dari berbagai interaksi. Ia juga berpendapat

“Instrumen pengumpulan data yang biasa dikenal dalam penelitian kuantitatif seperti pedoman wawancara, daftar pertanyaan, atau alat pengukur lainnya, kedudukannya hanya sebagai alat pendukung” (Sutopo, 2006 : 44).

Lalu untuk penerapannya terhadap roman Le Rouge et Le Noir, peneliti menggunakan teori formula yang dikemukakan oleh John G. Cawelti sebagai landasan berfikir dalam menganalisis. Menurut Cawelti (1976 : 30), “the basic assumption of this theory –evolution of literary formulas, is that conventional story pattern work because tney bring into an effective conventional order a large variety of existing cultural and artistic


(14)

Mufni Ferdani A’daillah, 2014

Analisis Sastra Formula Dalam Eskapisme Pembaca Pada Roman “Le Rouge et le Noir” Karya Stendhal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

interests and concerns.” (“asumsi dasar teori evolusi sastra formula adalah pola-pola literer konvensional karya karena pola-pola tersebut dimasukan ke dalam tatanan konvensional yang efektif bermacam-macam ketertarikan dan fokus kultural dan artistik kultural dan artistik yang ada”). Rosyidi (2010 : 15) berpendapat mengenai pola-pola yang dimasukan ke dalam tatanan

konvensional bahwasanya “proses ini dapat dilakukan melalui dialektika ketertarikan artistik dan kultural”.

Berdasarkan pendapat kedua ahli di atas. Peneliti meyakini untuk mengungkapkan sastra formula, terlebih dahulu harus dicari nilai budaya yang menjadi karatkertistik suatu karya sastra. Selanjutnya, nilai budaya yang khusus dan artistik tersebut diungkapkan menggunakan dialektika. Arti dialektika dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) adalah hal berbahasa dan bernalar dengan dialog sebagai cara untuk menyelidiki suatu masalah. Jadi, teknik dialektika yang digunakan adalah dengan mengambil kutipan dan mendeskripsikannya.

Mengenai dialektika sebagai sudut pandang, Goldmann (Rosyidi, 2010 : 204) berpendapat :

“sudut pandang dialektik mengukuhkan perihal tidak pernah adanya titik awal yang secara mutlak sahih, tidak adanya persoalan yang secara final dan pasti terpecahkan, karena dalam pandangan itu pikiran tidak pernah bergerak seperti garis lurus”. Lebih lanjut, penerapan teknik dialektik terhadap analisis suatu karya sastra, Goldmann (Rosyidi, 2010 : 205) mengemukakan :

“teks sastra merupakan bagian dari keseluruhan yang lebih besar, yang membuatnya menjadi struktur yang berarti. Dalam pengertian ini pemahaman mengenai teks sastra sebagai keseluruhan harus dilanjutkan dengan usaha menjelaskan dengan menempatkannya dalam keseluruhan yang lebih besar”.


(15)

Mufni Ferdani A’daillah, 2014

Analisis Sastra Formula Dalam Eskapisme Pembaca Pada Roman “Le Rouge et le Noir” Karya Stendhal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Melalui proses dialektika ketertarikan atristik dan kultural ini, Cawelti (1976 : 33) merumuskan metode analisis formula sebagai berikut : “firs of

all, a formula is by definition a pattern characteristic of the widest possible range of litterature and other media” (“pertama, sebuah formula merupakan sebuah karakteristik pola rentang yang paling memungkinkan sastra dan media lain”). Lebih lanjut, Rosyidi (2010 : 16) menambahkan :

“Formula-formula besar yang dikaji merupakan pola-pola struktural dasar dalam media massa. Kajian formula merupakan pertahanan yang sudah ada melawan presentisme (paham kehadiran) karena kajian ini memaksa peneliti untuk tidak hanya menjelaskan arti simbol atau mitos tunggal, melainkan untuk mempertimbangakan hubungan antara mitos-mitos dan simbol-simbol yang berbeda. Dengan kata lain, analisis dilakukan dengan mengeksplorasi pola keseluruhan literer (literary whole),

sedangkan tema, simbol, dan mitos hanya bagian-bagaian dari pola-pola yang lebih besar”.

Lalu, metode yang kedua :

“To understand more fully the relation between artistic and cultural interest involved in creation of formulas, we need to know more about the range of cultural functions as well as the distictive artistic qualities of formulaic litterature.”

(Cawelti, 1976 : 34)

“Untuk memahami sepenuhnya relasi antara ketertarikan artistik dan kultural yang dilibatkan dalam penciptaan formula, diperlukan pengetahuan untuk mengetahui rentang fungsi kultural dan kualitas artistik pembeda sastra formulaik.” (Cawelti, 1976 : 34)

Menurut Rosyidi (2010 : 16) “sastra formulaik yang efektif bergantung pada pemaksimalan dimensi pelarian dalam sebuah kerangka kerja yang masih bisa diterima pembacanya karena memiliki koneksi dengan realitas”. Ia juga mengungkapkan “analisis ini dilakukan dengan mengurai relasi ketertarikan artistik dan kultural dalam penciptaan formula


(16)

Mufni Ferdani A’daillah, 2014

Analisis Sastra Formula Dalam Eskapisme Pembaca Pada Roman “Le Rouge et le Noir” Karya Stendhal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan mengkaji pemaksimalan dimensi pelarian dalam kerangka yang dapat diterima pembaca” (Rosyidi, 2010 : 16). Kerangka kerja tersebut, yang mempunyai relasi terhadap pelarian pembaca, Cawelti (1976 : 34) menjabarkannya sebagai berikut :

“The special artistic quality of formulaic literature was the result of striking a balance, appropriate to the intend audience,between the sense of reality or mimesis essential to art of any kind and the characteristics of escapist imagenative experience : an emphasis on game and play,on wish-fulfilling forms of identification, on the creation of an integral, slightly remove imagenative world, and on intense, but temporary amotional effect like suspense, surprise, and horror, always controlled by a certainly of resolution”

(“kualitas artistik khusus sastra formula adalah hasil

keseimbangan mencolok, sesuai dengan minat pembaca, antara realitas atau mimesis penting pada seni apapun dan karakteristik pengalaman imajenatif pengalaman pelarian (eskapisme) : penekanan pada permainan dan bermain, pada identifikasi pemenuhan hasrat, pada penciptaan suatu integral, sedikit menghapus dunia imajinasi, dan seringkali efek emosional sementara seperti ketegangan, kejutan, dan ketakutan selalu

dikontrol oleh resolusi tertentu”).

Setelah penjelasan metode penelitian di atas berdasarkan pada teori-teori yang sudah dijabarkan sebelumnya, maka diperlukan teknik penelitian yang merujuk pada metode dan teori-teori tersebut. Hal ini dikarenakan teknik penelitian adalah tata cara penerapan suatu metode. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002), teknik penelitian mengandung arti

“penjabaran metode penelitian ; sistem atau metode penelitian dengan meneliti langsung objeknya”. Peneliti merangkum teknik-teknik penelitian yang digunakan dalam menganalisis roman Le Rouge et le Noir, diantaranya:


(17)

Mufni Ferdani A’daillah, 2014

Analisis Sastra Formula Dalam Eskapisme Pembaca Pada Roman “Le Rouge et le Noir” Karya Stendhal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Asumsi-asumsi dasar sastra formula pada roman Le Rouge et le Noir

berdasar pada tipe budaya yang Stendhal pilih dalam menciptakan tema-tema yang peneliti nilai memiliki formula tertentu hingga karya sastra ini menjadi populer. Akan tetapi, tipe budaya tersebut bukan menjadi fokus utama dalam menganalisis roman ini. Karena hanya digunakan sebagai landasan berpikir pada awal penelitian. Peneliti lebih menekankan pada pencarian formula-formula yang telah diciptakan Stendhal. Pencarian atau pengumpulan data tersebut menggunakan teknik studi dokumentasi.

2. Dari teori formula yang diungkapkan Cawleti (1976), peneliti memfokuskan analisis formula pada fantasi moral petualangan, romansa dan melodrama sosial roman. Karena peneliti meyakini bahwa hanya tiga fantasi moral tersebut yang terdapat dalam roman Le Rouge et le Noir.

3. Dari ketiga fantasi moral tersebut, observasi unsur intrinsik dilakukan terhadap tema, tokoh, plot, dan latar, penjabarannya adalah:

a. Fantasi moral petualangan, menganalisis karakter tokoh yang tersentral pada kepahlawanan, baik individu maupun kelompok dalam mengatasi halangan dan bahaya, dan memenuhi beberapa misi moral penting. Serta latar yang menggambarkan situasi petualangan.

b. Fantasi moral romansa, analisis menitikberatkan pada unsur intrinsik penokohan dan jalan cerita (plot). Dimana tentunya terdapat tokoh-tokoh yang mempunyai hubungan percintaan dan bagaimana mereka menjalani hubungan tersebut.

c. Pada melodrama, unsur intrinsik penokohan, latar, dan plot atau jalan cerita yang melodramatik menjadi perhatian peneliti dalam menganalisis.


(18)

Mufni Ferdani A’daillah, 2014

Analisis Sastra Formula Dalam Eskapisme Pembaca Pada Roman “Le Rouge et le Noir” Karya Stendhal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada unsur intrinsik tema, penelitilah yang mengidentifikasi apa yang menjadi tema-tema besar dari keseluruhan cerita roman. Tema-tema tersebut, kaitanya dengan formula adalah sama-sama merupakan hasil pengklasifikasian. Seperti yang terjadi pada genre dengan formula, tema juga dapat dikatakan sebagai formula itu sendiri.

4. Deskripsi formula-formula tersebut menggunakan teknik dialektika seperti yang M. Ikhwan Rosyidi lakukan dalam bukunya Analisis Teks Sastra : Mengungkap Makna, Estetika, dan Ideologi dalam Prespektif Teori Formula, Semiotika, Hermeneutika, dan Strukturalisme Genetik.

5. Deskripsi hasil wawancara yang dilakukan kepada pembaca roman Le

Rouge et Le Noir sebagai pendukung argumen-argumen peneliti.

Setelah metode dan teknik penelitian tersusun, peneliti memerlukan tahapan penelitaian yang menjadi pedoman pelaksanaan. Tahapan-tahapan ini merupakan tuntunan langkah peneliti dalam menganalisis roman Le

Rouge et le Noir. Tahapan penelitian kualitatif menurut Endang (Suryana,

2007 : 5) meliputi :

1. Menentukan permasalahan frekuensi 2. Melakukan studi literatur

3. Penatapan lokasi 4. Studi pendahuluan

5. Penetapan metode pengumpulan data; observasi, wawancara, dokumen, diskusi terarah

6. Analisa data selama penelitian

7. Analisa data setelah; validasi dan reliabilitas

8. Hasil; cerita, personal, deskrifsi tebal, naratif, dapat dibantu table frekuensi

Mengadopsi tahapan penelitian tersebut, untuk penerapanya dalam analisis formula Cawleti, peneliti membekukan tahapan-tahapan ke dalam desain penelitian. Karena tahapan yang masih berupa tingkatan atau jenjang perlu diintegrasikan menjadi sebuah desain. Desain yang menurut Kamus


(19)

Mufni Ferdani A’daillah, 2014

Analisis Sastra Formula Dalam Eskapisme Pembaca Pada Roman “Le Rouge et le Noir” Karya Stendhal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Besar Bahasa Indoneia (2010) berarti kerangka bentuk atau rancangan, merupakan tuntunan jelas dan terperinci dalam penelitian ini. Adapun desain penelitian yang diterapkan pada roman Le Rouge et Le Noir adalah sebagai berikut :

1. Pertama-tama peneliti akan membongkar unsur-unsur intrinsik roman

Le Rouge et Le Noir yang terbagi kedalam tiga fantasi moral

(petualangan, romansa dan melodrama). Penyortiran unsur-unsur ini penting, karena tiap-tiap elemen formulaik mempunyai penilaian berbeda pada setiap unsur intrinsik roman. Contoh, bila latar pada seri melodrama detektif klasik mempunyai peranan penting dalam menyihir ketertarikan pembaca, berbanding terbalik dengan yang ada pada fantasi moral seri melodrama.

2. Tahapan selanjutnya, adalah mendeskripsikan hasil analisis yang telah dilakukan dan menyajikanya dalam tabel, agar secara sederhana pembaca dapat mengerti dengan penelitian ini. Pendeskripsian dilakukan setelah formula-formula ditemukan di dalam roman Le

Rouge et Le Noir. Artinya fantasi moral petualangan, melodrama, dan

romansa, yang merupakan formula suatu karya sastra formula terdapat dan tergambar baik secara eksplisit maupun implisit dalam keempat unsur intrinsik (tema, plot, tokoh, latar).

3. Pendeskripsian yang lebih menekankan pada plot roman Le Rouge et

le Noir berdasar pada tema cerita atau alur tematik. Artinya plot-plot

dikelompokan berdasarkan tema yang sama.

4. Mengadopsi dari cara M. Ikhwan Rosyidi, S.S., M.A (2010), peneliti dalam mendeskripsikan hasil analisis menggunakan pendekatan dialektika yaitu dengan mengutip dari roman dan kemudian dijelaskan.


(20)

Mufni Ferdani A’daillah, 2014

Analisis Sastra Formula Dalam Eskapisme Pembaca Pada Roman “Le Rouge et le Noir” Karya Stendhal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Sedangkan untuk analisis hasil wawancara terhadap pembaca roman

Le Rouge et Le Noir. Peneliti lebih menitik beratkan pada

pendeskripsian hasil atau tanggapan atau penilaian pembaca terhadap roman tersebut. Dimana sebelumnya pembaca akan diberikan pertanyaan yang menjurus terhadap sastra formula. Wawancara yang dilakukan berupa wawancara mendalam (in-depth interviewing.

Wawancara jenis ini bersifat lentur dan terbuka, tidak tersruktur ketat, tidak dalam suasana formal, dan bisa dilakukan berulang pada informan (pembaca) yang sama (Patton dalam Sutopo, 2006 : 228). Pertanyaan yang diajukan bisa semakin terfokus sehingga informasi yang bisa dikumpulkan semakin rinci dan mendalam. Kelenturan dan kelonggaran cara ini akan mampu mengorek kejujuran pembaca untuk memberikan informasi yang sebenarnya, terutama yang berkaitan dengan perasaan, sikap, pandangan, dan penilaian mereka terhadap roman Le Rouge et Le Noir.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi menurut Arikunto (2010 : 173) adalah “keseluruhan subjek

penelitan”. Populasi yang menjadi subjek penelitian ini berjumlah satu, yakni roman Le Rouge et Le Noir itu sendiri. Roman yang peneliti teliti berbentuk e-book yang peneliti dapatkan dari internet dengan alamat (http://www.pitbook.com/textes/htm/rouge_noir.htm), bukan print-out

seperti buku pada umumnya.

Sampel adalah bagian dari populasi yang dianggap mewakili untuk dijadikan sumber data atau subjek penelitian (Setiadi, 2010 : 40). Sampel dalam penelitian ini dibagi ke dalam dua jenis menurut tujuan penelitian.


(21)

Mufni Ferdani A’daillah, 2014

Analisis Sastra Formula Dalam Eskapisme Pembaca Pada Roman “Le Rouge et le Noir” Karya Stendhal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Tujuan yang pertama, untuk mengetahui jenis fantasi moral apa saja yang terkandung di dalam roman Le Rouge et Le Noir,sampelnya berjumlah empat yaitu unsur intrinsik tema, plot, tokoh, dan latar. 2. Terakhir, untuk mengetahui penilaian pembaca terhadap roman,

sampelnya berjumlah sepuluh karena wawancara dilakukan kepada sepuluh orang responden yang pernah membaca roman Le Rouge et Le Noir.

3.3 Definisi Operasional

Untuk memperjelas pemahaman mengenai operasional penelitian ini, peneliti merumuskan definisi operasional sebagai berikut :

1. Analisis Sastra Formula

Pada dasarnya, analisis sastra formula merupakan suatu penelaahan karya sastra yang berdasar pada teori formula. Analisis ini bertujuan mencari formula dan tipe budaya pembangunnya yang sesuai dengan konsep sastra formula.

2. Formula dalam Eskapisme

Formula dalam suatu karya sastra hanya bisa diungkapkan dengan eskapisme. Pelarian pembaca dari dunia nyata merupakan konsep dasar dari eskapisme. Dalam penelitian ini, formula yang dicari adalah formula yang dapat menimbulkan eskapisme.

3. Roman Le Rouge et le Noir karya Stendhal

Roman Le Rouge et le Noir merupakan sebuah mahakarya

(masterpiece) penulis kenamaan asal Prancis bernama Stendhal yang

terbit pada tahun 1830. Dikatakan demikian karena roman tersebut telah diangkat ke layar lebar dan masih digunakan dalam


(22)

Mufni Ferdani A’daillah, 2014

Analisis Sastra Formula Dalam Eskapisme Pembaca Pada Roman “Le Rouge et le Noir” Karya Stendhal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran sastra. Artinya, apesiasi pembaca pada roman ini tetap langgeng hingga saat ini. Kepopuleran dan kelanggengan Le Rouge et

le Noir disinyalir karena memiliki formula khusus di dalamnya.

3.4 Instrumen Penelitian

Menurut Setiadi (2010 : 19) instrumen adalah alat yang digunakan untuk mencari atau mengumpulkan berbagai data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian. Ia juga mengelompokkan instrumen penelitian menjadi dua kelompok besar, yaitu instrumen berbentuk tes dan non-tes. Instrumen yang berupa tes seperti tes tulisan, tes lisan, dan tes tindakan. Sedangkan instrumen non-tes dapat berupa angket, pedoman obeservasi, pedomana wawancara, skala, sosiometri, daftar (checklist) dan lain sebagainya.

Analisis sastra formula terhadap roman Le Rouge et Le Noir

menggunakan dua instrumen pembantu yaitu tabel data formula, serta pedoman wawancara di mana keduanya termasuk ke dalam isntrumen non-tes seperti yang diungkapkan Setiadi (2010). Kedua instrumen ini dianggap sebagai instrumen pembantu karena keduanya bukan merupakan alat utama ataupun alat pengukur pasti dalam usaha untuk mencapai tujuan penelitian ini. Hal ini juga dikarenakan, bahwa pada dasarnya dalam penilitian kualitatif, penilitilah yang menjadi alai utama penelitian. Peneliti yang mengumpulkan data, menganalisis, mendeskripsikan serta menyimpulkan hasil penelitian yang berdasarkan pada pengamatan individu. Berikut dua instrumen yang peneliti gunakan :

1. Tabel data

Setelah membongkar dan mengumpulkan data berupa unsur-unsur intrinsik dan kutipan-kutipan yang lalu dianalisis oleh peneliti, kemudian unsur-unsur tersebut dimasukan kedalam tabel yang mana akan


(23)

Mufni Ferdani A’daillah, 2014

Analisis Sastra Formula Dalam Eskapisme Pembaca Pada Roman “Le Rouge et le Noir” Karya Stendhal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menunjukan data kesesuaian dengan sastra formula. Tabel-tabel tersebut lebih bersifat sebagai alat pembantu peneliti dalam menyajikan data hasil analisis. Tabel-tabel tersebut dibuat mengadopisi teori sastra formula yang dikemukakan oleh Cawelti (1976) dan diperkuat oleh Rosyidi (2010). Berikut kerangka tabel hasil analisis yang dibagi kedalam tiga fantasi moral dan satu data formula beserta tuntunan pengisiannya.

Tabel 3.3.1

Fantasi Moral Petualangan

No. Tema Plot Tokoh Latar Penjelasan

1.

(identifikasi pembaca)

(perunutan jalan cerita secara garis

besar)

(nama & perannya dalam fantasi moral petualangan)

(tempat/ waktu yang berpengaruh pada fantasi

moral petualangan)

(keterangan lebih lanjut)

2. (nama &

perannya~)

(tempat/

waktu~) ~

3. (nama &

perannya~)

(tempat/

waktu~) ~

Tabel 3.3.2 Fantasi Moral Romansa

No. Tema Plot Tokoh Latar Penjelasan


(24)

Mufni Ferdani A’daillah, 2014

Analisis Sastra Formula Dalam Eskapisme Pembaca Pada Roman “Le Rouge et le Noir” Karya Stendhal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembaca) jalan cerita secara garis besar) pasangannya dalam fantasi moral romansa) waktu yang berpengaruh pada fantasi moral romansa) lebih lanjut)

2. (nama &

pasangan~)

(tempat/

waktu~) ~

3. (nama &

pasangan~)

(tempat/

waktu~) ~

Tabel 3.3.3 Fantasi Moral Melodrama

No. Tema Plot Tokoh Latar Penjelasan

1. (identifikasi pembaca) (perunutan jalan cerita melodramatik, secara garis besar) (nama & status sosial, tokoh yang besar pengaruhnya pada fantasi moral melodrama) (tempat/ waktu yang berpengaruh pada fantasi moral melodrama) (keterangan lebih lanjut)

2. (nama &

status sosial~)

(tempat/

waktu~) ~


(25)

Mufni Ferdani A’daillah, 2014

Analisis Sastra Formula Dalam Eskapisme Pembaca Pada Roman “Le Rouge et le Noir” Karya Stendhal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

status sosial~)

waktu~)

Tabel 3.3.4 Data Formula

No. Fantasi Moral

Unsur Intrinsik

Jumlah

Tema Tokoh Plot Latar

1. Petualangan

jika ada/sesuai beri tanda

“√”

jika ada/sesuai beri tanda

“√”

jika ada/sesuai beri tanda

“√”

jika ada/sesuai beri tanda

“√”

2. Romansa

jika ada/sesuai beri tanda

“√”

3. Melodrama

jika ada/sesuai beri tanda

“√”

Jumlah .../12

Tabel data formula di atas, terdapat kolom jumlah. Jumlah tersebut diisi menggunakan angka yang menyatakan jumlah keseluruhan unsur intrinsik yang terdapat pada roman, yang sesuai dengan fantasi moral sastra formula, dan yang berkolerasi dengan teori formula Cawelti. Jika kesemua unsur intrinsik memenuhi syarat sastra formula, maka


(26)

Mufni Ferdani A’daillah, 2014

Analisis Sastra Formula Dalam Eskapisme Pembaca Pada Roman “Le Rouge et le Noir” Karya Stendhal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

jumlahnya menjadi dua belas. Lalu, jumlah keseluruhan unsur intrinsik yang terdapat pada roman dibagi dua belas atau per dua belas dan dikalikan dengan dengan seratus persen hingga didapat nilai presentase.

jumlah formula

persentase formulaik

Hasil tersebut menjadi penilaian kesesuaian formulaik roman. Akantetapi, perlu ditekankan bahwa penilain tersebut tidak lebih dari angka presentase kesesuaian pendukung semata. Karena hasil yang sebenarnya dari penelitian berupa deskripsi, sesua karakter penelitiannya

–kualitatif.

2. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan telah peneliti siapkan untuk mengumpulkan informasi dari pembaca, yaitu:

a. Apakah anda pernah membaca roman Le Rouge et Le Noir? Jika iya berapa kali anda membaca roman tersebut?

b. Kapan anda membaca roman Le Rouge et Le Noir?

c. Bagian mana saja(cerita) yang anda sukai atau anda anggap penting bagi jalan cerita roman Le Rouge et Le Noir?

d. Apakan anda berasumsi bahwa bagain tersebut merupakan klimaks cerita dari roman Le Rouge et Le Noir?

e. Apakah anda, dalam membaca roman Le Rouge et Le Noir,

mengkhayalkan atau berimajinasi bahwa anda berada atau terbawa jalan ceritanya? Jika iya jelaskan!

f. Apakah anda pernah memikirkan/terlintas di benak anda mengapa roman Le Rouge et Le Noir yang sudah berusia lebih dari dua abad masih bertahan dan menjadi salah satu primadona kesusastraan


(27)

Mufni Ferdani A’daillah, 2014

Analisis Sastra Formula Dalam Eskapisme Pembaca Pada Roman “Le Rouge et le Noir” Karya Stendhal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Prancis? Jika ya apa yang anda dapatkan dari hasil pemikiran tersebut?

g. Tahukah anda tentang teori sastra formula yang dikemukakan oleh John G. Cawelti?

h. Apakah anda pernah berasumsi bahwa Stendhal dalam menulis roman Le Rouge et Le Noir menggunakan formula khusus?

i. Apakah menurut anda kisah-kisah petualanagan, percintaan atau romansa, dan melodrama sosial merupakan suatu stereotip budaya yang bersifat universal(berterima di mana saja)?

j. Apakah menurut anda unsur petualangan, percintaan(romansa), dan melodrama sosial terdapat pada roman Le Rouge et Le Noir? Jika ya, adakah contoh unsur yang terdapat pada salah satu bagian cerita yang anda suakai?

k. Setujukah anda jika roman Le Rouge et Le Noir dinyatakan sebagai roman formulaik yang memiliki stereotip budaya yang bersifat universal sehingga dapat diterima di berbagai tempat dan waktu?

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang peneliti terapkan di dalam penelitian ini yang pertama adalah studi dokumentasi, yaitu cara pengumpulan data dengan mencatat data-data yang sudah ada, seperti dalam buku-buku, catatan-catatan dan sebagainya (Riyanto, 2001 : 103). Lalu, kedua adalah wawancara kepada pembaca roman Le Rouge et Le Noir. Wawancara tersebut dilakukan dengan tujuan mengumpulkan data yang berguna sebagai pendukung argumen peneliti dalam menganalisis.

3.5 Prosedur Penelitian


(28)

Mufni Ferdani A’daillah, 2014

Analisis Sastra Formula Dalam Eskapisme Pembaca Pada Roman “Le Rouge et le Noir” Karya Stendhal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Pengumpulan data, pertama peneliti menyiapkan data-data yang akan diteliti. Pertama unsur-unsur intrinsik roman, kedua hasil wawancara kepada pembaca.

2. Identifikasi data, peneliti mengidentifikasi data-data tersebut (unsur-unsur intrinsik) berdasarkan fantasi moral sastra formula.

3. Klasifikasi data, setelah teridentifikasi, peneliti kemudian mengklasifikasi dan menyusun data-data tersebut menurut kelas-kelasnya, kelas-kelas yang dimaksud adalah tiga fantasi moral yang akan dianalisis yaiu petualangan, percintaan, dan melodrama sosial. 4. Analisis data, analisis dilakukan terhadap data-data yang sudah tersortir

dengan menganalisa dan mengkaji kaitannya asumsi sastra formula dengan tiga fantasi moral yang terdapat pada roman Le Rouge et Le Noir.

5. Deskripsi dan kesimpulan, terakhir, penjabaran dan pendeskripsian diperlukan untuk menjelaskan hasil akhir penelitian yang mana hasil wawancara digunakan sebagai penguat argumen.


(29)

Mufni Ferdani A’daillah, 2014

Analisis Sastra Formula Dalam Eskapisme Pembaca Pada Roman “Le Rouge et le Noir” Karya Stendhal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini peneliti akan menjelaskan kesimpulan dari penelitian yang dilakukan pada roman Le Rouge et le Noir, dan dilanjutkan dengan memberikan saran-saran yang diperlukan pada pembelajaran sastra maupun pada penelitian selanjutnya.

5.1 Simpulan

Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah, roman Le Rouge

et le Noir merupakan roman formulaik. Artinya roman tersebut memiliki

formula-formula yang membuatnya menjadi suatu karya sastra agung. Karya sastra yang meskipun berusia lebih dari dua abad namun tetap menarik bagi pembaca sastra dan digunakan sebagai bahan ajar sastra bahasa Prancis di tingkat perguruan tinggi. Formula-formula tersebut tereimplisit dan tereksplisit pada unsur-unsur instrinsik roman, yaitu pada tema, tokoh, plot, dan latar. Formula-formula tersebut berupa fantasi moral petualangan, melodrama, dan romansa. Kesesuaian sastra formula dalam roman Le Rouge et le Noir adalah 83,3%. Berikut peneliti sajikan tabel data formulaik yang dapat menggambarkan kesesuaian sastra formula dalam roman.

Tabel 5.1 Data formulaik


(30)

Mufni Ferdani A’daillah, 2014

Analisis Sastra Formula Dalam Eskapisme Pembaca Pada Roman “Le Rouge et le Noir” Karya Stendhal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tema Tokoh Plot Latar

1. Petualangan √ √ √ √ 4

2. Romansa √ √ √ X 3

3. Melodrama √ √ √ X 3

Jumlah formula yang ada/jumlah formula keseluruhan 10/12

5.1.1 Formula Petualangan

Formula petualangan, yang menitik beratkan pada tohoh pahlawan tercermin secara jelas pada penokohan Julien Sorel. Tokoh utama yang berpetualang melewati halang rintang demi tujuannya berada pada status sosial tinggi di masyarakat. Halangan dan rintangan didapat dari tokoh-tokoh yang berperan sebagai penjahat, yaitu M. de Rênal, M. Valenod dan M. le Marquis de la Mole. Mme. de Rênal dan Mathilde juga berperan penting sebagai favor of lady dalam petualangan Julien. Sebagai pahlawan, Julien memiliki karakteristik umum manusia biasa, atau sebagai bagian dari kita. Ia tidak memiliki kekuatan lain diluar kemampuannya sebagai manusia biasa. Sedangkan karakteristik khususnya adalah Julien memiliki ambisi yang besar dalam hidupnya dan sikapnya yang oportunis. Berikut tabel fantasi moral petualangan ditinjau dari unsur intrinsik roman.

Tabel 5.2 Formula petualangan

No. Tema Plot Tokoh Latar

1.

Identifikasi peneliti, dan

hasil

Jalan cerita yang berkembang

- Julien Sorel sebagai pahlawan

Julien memulai petualangan dari Verrières, kota


(31)

Mufni Ferdani A’daillah, 2014

Analisis Sastra Formula Dalam Eskapisme Pembaca Pada Roman “Le Rouge et le Noir” Karya Stendhal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

wawancara menyebutkan:

tema petualangan terkandung di dalam roman Le

Rouge et le Noir

dalam roman

Le Rouge et le Noir jelas

tentang petualangan Julien Sorel dalam berevolusi di masyarakat

kecil di Doubs

2.

-M. de Rênal, M. Valenod, dan M. le Marquis de la Mole sebagai penjahat Atas bantuan Abbé Chelan, Julien masuk Seminari di Besançon 3.

-Mme. de Rênal, Mathilde sebagai

favour of ladies

Bersama Abbé Pirard, Julien hijrah ke Paris

4.

Julien dihukum mati di

Besançon

5.1.2 Formula Romansa

Formula romansa yang terdpat dalam roman Le Rouge et le Noir

terdapat pada hubungan percintaan tokoh Julien Sorel dengan Mme. de Rênal dan Julien Sorel dengan Mathilde. Kisah cinta segitiga menjadi nilai utama dalam cerita romansa yang disajikan membuat ketertarikan pembaca tetap bertahan. Terlebih, perbedaan status sosial antara Julien dengan Mme. de Rênal maupun dengan Mathilde, yang mana Julien hanyalah seorang anak tukang kayu sedangkan Mme. de Rênal dan Mathilde adalah bangsawan, membuat cerita romansa menjadi semakin menarik. Berikut tabel fantasi moral romansa ditinjau dari unsur intrinsik roman Le Rouge et le Noir.


(32)

Mufni Ferdani A’daillah, 2014

Analisis Sastra Formula Dalam Eskapisme Pembaca Pada Roman “Le Rouge et le Noir” Karya Stendhal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Formula Romansa

No. Tema Plot Tokoh Latar

1. Identifikasi peneliti, dan hasil wawancara menyebutkan: tema romansa (percintaan) terkandung di dalam roman Le

Rouge et le Noir

Roman Le Rouge et le

Noir bercerita

tentang hubungan percintaan Julien dengan majikannya, Mme. de Rênal, dan Julien dengan Mathilde

Julien Sorel & Mme. de Rênal

Latar tidak memiliki pengaruh dalam membangun fantasi moral romansa roman

Le Rouge et le Noir

2.

Julien Sorel & Mathilde de la Mole

5.1.3 Formula Melodrama

Formula melodrama dalam roman Le Rouge et le Noir terdapat pada dramatisasi perjuangan Julien Sorel dalam menghadapi kaum bangsawan yang mendiskriminasi status sosialnya. Julien yang berasal dari keluarga miskin harus bersusah payah untuk bisa berada pada status sosial yang lebih tinggi. Ia menghadapi banyak halangan dan rintangan yang berbentuk diskriminasi sosial. Ketidakadilan yang ia emban dari kecil juga menjadi bentuk melodrama cerita roman. Berikut peneliti sajikan tabel fantasi moral melodrama dalam roman Le Rouge et le Noir ditinjau dari unsur intrinsik.


(33)

Mufni Ferdani A’daillah, 2014

Analisis Sastra Formula Dalam Eskapisme Pembaca Pada Roman “Le Rouge et le Noir” Karya Stendhal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Formula melodrama

No. Tema Plot Tokoh Latar

1. Identifikasi peneliti, dan hasil wawancara menyebutkan: tema melodrama sosial terkandung di dalam roman Le

Rouge et le Noir

Roman Le Rouge et le

Noir bercerita

tentang evolusi status sosial Julien Sorel, dari anak tukang kayu menjadi seorang bangsawan Julien Sorel Tidak ditemukan latar yang membangun cerita melodrama

2. Mme. de Rênal

3. Mathilde de la

Mole

4. M. de Rênal

5. M. Valenod

6. Elisa

7.

M. le Marquis de la Mole

5.2 Saran

Setelah peneliti meneliti roman Le Rouge et le Noir menggunakan teori sastra formula yang dikemukakan oleh John G. Cawelti, yang kemudian didapat kesimpulan, peneliti merumuskan dua poin saran yang peneliti rasa perlu bagi pembaca skripsi berjudul “Analisis Formula

Cawelti dalam Eskapisme Pembaca pada Roman Le Rouge et le Noir karya Stendhal” ini. Saran-saran tersebut adalah :

1. Dalam pembelajaran bahasa dan sastra Prancis di perguruan tingi-perguruang tinggi Indonesia pada umumnya, maupun di Jurusan Pendidikan Bahasa Prancis Universitas Indonesia pada khususnya dalam


(34)

Mufni Ferdani A’daillah, 2014

Analisis Sastra Formula Dalam Eskapisme Pembaca Pada Roman “Le Rouge et le Noir” Karya Stendhal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran mata kuliah Litterature II. Peneliti menyarankan agar hasil analisis formula Cawelti pada roman Le Rouge et le Noir dapat dijadikan referensi bagi dosen maupun mahasiswa.

2. Dalam penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa, peneliti mengharapkan munculnya penelitian lain yang dapat membuktikan keagungan roman Le

Rouge et le Noir. Ataupun penelitian lain yang menggunakan teori sastra

formula pada karya sastra berbahasa Prancis lainnya yang dapat digunakan sebagai bahan ajar mata kuliah sastra di tingkat perguruan tinggi.


(35)

Mufni Ferdani A’daillah, 2014

Analisis Sastra Formula Dalam Eskapisme Pembaca Pada Roman “Le Rouge et le Noir” Karya Stendhal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Abrams, M. H. 1981. A Glossary of Literay Terms. New York : Holt, Rinehart and Winston.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Bungin, B. 2010. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik,

dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana.

Cawelti, J. G. 1976. Adenture, Mystery, and Romance : Formula Stories as Arts

and Popular Culture. Chicago : The University of Chicago Press.

Downs, C. W. 1980. Professional Interviewing. New York : Harper & Row Publishers.

Endraswara, S. 2008. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta : MedPress Ibrahim, A S. 2009. Metode Analisis Teks dan Wacana. Yogyakarta : Pustaka

Pelajar.

Komaruddin, T. Y. 2000. Kamus Istilah Karya Tulis Ilmiah. Jakarta: Bumi Aksara.

Mercoyrol, Y. 1998. La Bibliothèque du Littéraire. Paris : Presses Universitaires de France.

Moleong, J. L. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya. Nurgiyantoro, B. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta : Gajah Mada

University Press.


(36)

Mufni Ferdani A’daillah, 2014

Analisis Sastra Formula Dalam Eskapisme Pembaca Pada Roman “Le Rouge et le Noir” Karya Stendhal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rousselot, M., dan Ligny, C. 1992. La Littérature Française : Auteurs, œuvres,

genres et mouvements. Paris : Nathan.

Rosyidi, M. I. 2010. Analisis Teks Sastra : Mengungkap Makna, Estetika, dan Ideologi dalam prespektif Teori Formula, Semiotika, Hermeneutika dan

Strultulisme Genetik. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Setiadi, R. 2010. Analisis dan Interpretasi Data melalui Pendekatan Kuantitatif

dan Kualitatif. Bandung : Jurusan Pendidikan Bahasa Prancis Fakultas

Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia. Siswanto, W. 2008. Pengantar Teori Sastra. Jakarta : Grasindo

Stanton, R. 1965. An Introduction to Fiction. New York : Renehart and Winston. Stendhal, dan Crouzet, M. 1964. Le Rouge et le Noir : Cronique de 1830. Paris :

Garnier-Flammarion.

Sutopo, H. B. 2006. Metodologi penelitian Kualitatif: dasar tori dan terapannya

dalam penelitian. Surakarta : Universitas Sebelas Maret.

Makalah

Suryana, A. 2007. Tahap-tahapan Penelitian Kualitatif. Makalah pada mata kuliah Analisis Data Kualitatif di Jurusan Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Kamus

Pusat Bahasa Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga).

Jakarta : Balai Pustaka.


(37)

Mufni Ferdani A’daillah, 2014

Analisis Sastra Formula Dalam Eskapisme Pembaca Pada Roman “Le Rouge et le Noir” Karya Stendhal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Juliette. 2011. Critiques sur Le Rouge et le Noir. [Online]. Tersedia :

http://www.babelio.com/livres/Stendhal-Le-Rouge-et-le-Noir/2908/critiques

[4 Desember 2013]

Putri, S. 2010. Definisi Penelitian. [Online]. Tersedia :

http://silmya.wordpress.com/2010/09/24/definisi-penelitian/ [8 November 2012]

Stendhal. 2000. Le Rouge et le Noir. [pdf]. Tersedia :

http://www.pitbook.com/textes/htm/rouge_noir.htm [8 November 2012] Stendhal. 2012. The Red and the Black : A Chronicle of the Nineteenth Century.

Adelaide : The University of Adelaide Library. [pdf]. Tersedia :

http://ebooks.adelaide.edu.au/s/stendhal/red/index.html [12 November 2012]

“____”. 2007. Le Rouge et le Noir de Stendhal. [Online]. Tersedia :

http://www.critiqueslibres.com/i.php/vcrit/416 [4 Desember 2013]

“____”. 2014. Les Genres Littéraires. [Online]. Tersedia :

http://www.espacefrancais.com/les-genres-litteraires/ [12 Februari 2014]

“____”. LAROUSSE : Dictionnaires de Français. [Online]. Tersedia :

http://www.larousse.fr/dictionnaires/francais/thème/77701 [12 Februari 2014]

“____”. Le Thème Littéraires. [Online] Tersedia :


(1)

Mufni Ferdani A’daillah, 2014

Analisis Sastra Formula Dalam Eskapisme Pembaca Pada Roman “Le Rouge et le Noir” Karya

Stendhal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Formula Romansa

No. Tema Plot Tokoh Latar

1. Identifikasi peneliti, dan hasil wawancara menyebutkan: tema romansa (percintaan) terkandung di dalam roman Le

Rouge et le Noir

Roman Le Rouge et le Noir bercerita tentang hubungan percintaan Julien dengan majikannya, Mme. de Rênal, dan Julien dengan Mathilde

Julien Sorel & Mme. de Rênal

Latar tidak memiliki pengaruh dalam membangun fantasi moral romansa roman

Le Rouge et le Noir 2.

Julien Sorel & Mathilde de la Mole

5.1.3 Formula Melodrama

Formula melodrama dalam roman Le Rouge et le Noir terdapat pada dramatisasi perjuangan Julien Sorel dalam menghadapi kaum bangsawan yang mendiskriminasi status sosialnya. Julien yang berasal dari keluarga miskin harus bersusah payah untuk bisa berada pada status sosial yang lebih tinggi. Ia menghadapi banyak halangan dan rintangan yang berbentuk diskriminasi sosial. Ketidakadilan yang ia emban dari kecil juga menjadi bentuk melodrama cerita roman. Berikut peneliti sajikan tabel fantasi moral melodrama dalam roman Le Rouge et le Noir ditinjau dari unsur intrinsik.


(2)

Mufni Ferdani A’daillah, 2014

Analisis Sastra Formula Dalam Eskapisme Pembaca Pada Roman “Le Rouge et le Noir” Karya

Stendhal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Formula melodrama

No. Tema Plot Tokoh Latar

1. Identifikasi peneliti, dan hasil wawancara menyebutkan: tema melodrama sosial terkandung di dalam roman Le

Rouge et le Noir

Roman Le Rouge et le Noir bercerita tentang evolusi status sosial Julien Sorel, dari anak tukang kayu menjadi seorang bangsawan Julien Sorel Tidak ditemukan latar yang membangun cerita melodrama

2. Mme. de Rênal

3. Mathilde de la

Mole

4. M. de Rênal

5. M. Valenod

6. Elisa

7.

M. le Marquis de la Mole

5.2 Saran

Setelah peneliti meneliti roman Le Rouge et le Noir menggunakan teori sastra formula yang dikemukakan oleh John G. Cawelti, yang kemudian didapat kesimpulan, peneliti merumuskan dua poin saran yang peneliti rasa perlu bagi pembaca skripsi berjudul “Analisis Formula Cawelti dalam Eskapisme Pembaca pada Roman Le Rouge et le Noir

karya Stendhal” ini. Saran-saran tersebut adalah :

1. Dalam pembelajaran bahasa dan sastra Prancis di perguruan tingi-perguruang tinggi Indonesia pada umumnya, maupun di Jurusan Pendidikan Bahasa Prancis Universitas Indonesia pada khususnya dalam


(3)

Mufni Ferdani A’daillah, 2014

Analisis Sastra Formula Dalam Eskapisme Pembaca Pada Roman “Le Rouge et le Noir” Karya

Stendhal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran mata kuliah Litterature II. Peneliti menyarankan agar hasil analisis formula Cawelti pada roman Le Rouge et le Noir dapat dijadikan referensi bagi dosen maupun mahasiswa.

2. Dalam penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa, peneliti mengharapkan munculnya penelitian lain yang dapat membuktikan keagungan roman Le Rouge et le Noir. Ataupun penelitian lain yang menggunakan teori sastra formula pada karya sastra berbahasa Prancis lainnya yang dapat digunakan sebagai bahan ajar mata kuliah sastra di tingkat perguruan tinggi.


(4)

Mufni Ferdani A’daillah, 2014

Analisis Sastra Formula Dalam Eskapisme Pembaca Pada Roman “Le Rouge et le Noir” Karya

Stendhal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abrams, M. H. 1981. A Glossary of Literay Terms. New York : Holt, Rinehart and Winston.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Bungin, B. 2010. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana.

Cawelti, J. G. 1976. Adenture, Mystery, and Romance : Formula Stories as Arts and Popular Culture. Chicago : The University of Chicago Press.

Downs, C. W. 1980. Professional Interviewing. New York : Harper & Row Publishers.

Endraswara, S. 2008. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta : MedPress Ibrahim, A S. 2009. Metode Analisis Teks dan Wacana. Yogyakarta : Pustaka

Pelajar.

Komaruddin, T. Y. 2000. Kamus Istilah Karya Tulis Ilmiah. Jakarta: Bumi Aksara.

Mercoyrol, Y. 1998. La Bibliothèque du Littéraire. Paris : Presses Universitaires de France.

Moleong, J. L. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya. Nurgiyantoro, B. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta : Gajah Mada

University Press.


(5)

Mufni Ferdani A’daillah, 2014

Analisis Sastra Formula Dalam Eskapisme Pembaca Pada Roman “Le Rouge et le Noir” Karya

Stendhal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rousselot, M., dan Ligny, C. 1992. La Littérature Française : Auteurs, œuvres, genres et mouvements. Paris : Nathan.

Rosyidi, M. I. 2010. Analisis Teks Sastra : Mengungkap Makna, Estetika, dan Ideologi dalam prespektif Teori Formula, Semiotika, Hermeneutika dan Strultulisme Genetik. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Setiadi, R. 2010. Analisis dan Interpretasi Data melalui Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung : Jurusan Pendidikan Bahasa Prancis Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia.

Siswanto, W. 2008. Pengantar Teori Sastra. Jakarta : Grasindo

Stanton, R. 1965. An Introduction to Fiction. New York : Renehart and Winston. Stendhal, dan Crouzet, M. 1964. Le Rouge et le Noir : Cronique de 1830. Paris :

Garnier-Flammarion.

Sutopo, H. B. 2006. Metodologi penelitian Kualitatif: dasar tori dan terapannya dalam penelitian. Surakarta : Universitas Sebelas Maret.

Makalah

Suryana, A. 2007. Tahap-tahapan Penelitian Kualitatif. Makalah pada mata kuliah Analisis Data Kualitatif di Jurusan Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Kamus

Pusat Bahasa Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga). Jakarta : Balai Pustaka.


(6)

Mufni Ferdani A’daillah, 2014

Analisis Sastra Formula Dalam Eskapisme Pembaca Pada Roman “Le Rouge et le Noir” Karya

Stendhal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Juliette. 2011. Critiques sur Le Rouge et le Noir. [Online]. Tersedia :

http://www.babelio.com/livres/Stendhal-Le-Rouge-et-le-Noir/2908/critiques [4 Desember 2013]

Putri, S. 2010. Definisi Penelitian. [Online]. Tersedia :

http://silmya.wordpress.com/2010/09/24/definisi-penelitian/ [8 November 2012]

Stendhal. 2000. Le Rouge et le Noir. [pdf]. Tersedia :

http://www.pitbook.com/textes/htm/rouge_noir.htm [8 November 2012] Stendhal. 2012. The Red and the Black : A Chronicle of the Nineteenth Century.

Adelaide : The University of Adelaide Library. [pdf]. Tersedia :

http://ebooks.adelaide.edu.au/s/stendhal/red/index.html [12 November 2012]

“____”. 2007. Le Rouge et le Noir de Stendhal. [Online]. Tersedia : http://www.critiqueslibres.com/i.php/vcrit/416 [4 Desember 2013] “____”. 2014. Les Genres Littéraires. [Online]. Tersedia :

http://www.espacefrancais.com/les-genres-litteraires/ [12 Februari 2014] “____”. LAROUSSE : Dictionnaires de Français. [Online]. Tersedia :

http://www.larousse.fr/dictionnaires/francais/thème/77701 [12 Februari 2014]

“____”. Le Thème Littéraires. [Online] Tersedia :