Laporan Individu Pendampingan Keluarga KKN PPM UNUD Periode XIII Tahun 2016 Desa Tiga - Kecamatan Susut - Kabupaten Biga.

(1)

LAPORAN PENDAMPINGAN KELUARGA KULIAH KERJA NYATA

PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT UNIVERSITAS UDAYANA

TAHUN 2016

DESA/KELURAHAN : TIGA

KECAMATAN : SUSUT

KABUPATEN/KOTA : BANGLI

NAMA MAHASISWA : NGAKAN PT CHRISNA D

FAKULTAS/PS : TEKNIK / ARSITEKTUR

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS UDAYANA 2016


(2)

HALAMAN PENGESAHAN

Dengan telah selesainya kegiatan KKN PPM yang saya kerjakan, maka saya: Nama Mahasiswa : Ngakan Putu Chrisna Dipayana

NIM : 1304205053 Tanda Tangan :

Menyelesaikan laporan kegiatan saya selama di lokasi KKN PPM

Mengetahui/Menyetujui DPL Desa Tiga

Dra. Ardijanti Marheni, Msi. Psikolog NIP 195810001 198503 2 001

Tiga,27 Agustus 2016

Mengetahui/Menyetujui Kepala Keluarga


(3)

(4)

BAB I

GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN

KKN PPM Universitas Udayana merupakan suatu program yang wajib ditempuh oleh seluruh mahasiswa Universitas Udayana, yang kegiatan atau program ini berwujud sebuah pengabdian kepada masyarakat di suatu desa yang menjadi lokasi KKN PPM. Salah satu pogram kerja di dalam KKN PPM yang wajib dilakukan oleh para mahasiswa peserta KKN-PPM adalah program keluarga dampingan.

Kegiatan ini bertujuan untuk memberi bantuan kesejahteraan hidup keluarga yang tergolong keluarga prasejahtera yang memerlukan semangat dan dukungan dengan cara menyarankan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi dan berusaha menggali potensi-potensi dalam lingkungan keluarga dampingan. Patut disyukuri bahwa program keluarga dampingan mendapat respon yang baik oleh masyarakat di desa.

1.1 Profil Keluarga Dampingan

Identitas keluarga I Nengah Sadra yang menjadi objek keluarga dampingan adalah seperti tabel berikut:

Tabel 1. Identitas keluarga dampingan

No Nama Status Umur

(thn)

Jenis

Kelamin Pendidikan Pekerjaan

1. Nyoman

Durus KK 81 Lk

Tidak

Sekolah Tidak bekerja

2. Nyoman

Siwi Istri 62 Pr

Tidak bersekolah

Pengupas kolang kaling 3. Alm. Polos Anak - Lk Tamat SMP Petani

4. Nengah

Jamet Anak 45 Pr Tamat SMP Petani

5. Nyoman

Yasa Anak 42 Lk Tamat SMP

Ibu Rumah Tangga


(5)

Bapak I Nyoman Durus merupakan warga Desa Tiga Yang tinggal di Dusun/Banjar Penglumbaran Kangin. Beliau sudah tidak bisa bekerja dikarenakan sakit stroke yang diseritanya serta adanya riwayat patah tulang kaki dari 6 tahun lalu. Sebelumnya, disaat Pak Durus masih sehat dahulu, beliau bekerja sebagai petani di kebun jeruk di daerah Kintamani.

Bapak Durus tinggal di rumah yang sangat sederhana yang berukuran 4m X 5m yang bertembokan batako yang hanya di plester dengan semen sedangkan lantainya hanya batako yang di isi dengan tanah yang sudah mengeras. Dirumah yang sederhana ini, Pak Durus hanya tinggal berdua dengan istrinya yang bernama Nyoman Siwi. Selain bangunan yang berfungsi sebagai kamar tidur dari Pak Durus dan Ibu Siwi, terdapat pula bangunan sederhana yang dindingnya menggunakan anyaman bambu atau yang di Bali disebut Bedek yang berfungsi sebagai dapur yang kira – kira berukuran 2,5m X 2m. Dalam hal memasak makanan sehari – hari, keluarga ini masih menggunakan kayu bakar sebagai sarananya. Untuk keperluan MCK biasanya Bu Siwi menggunakan toilet yang ada dirumah saudaranya yang tepat berada disebelah rumah Pak Durus ini. Sedangkan Pak Durus sudah sangat susah untuk bergerak atau beraktivitas sehingga untuk keperluan MCK biasanya dilakukan di kamarnya yang dibantu oleh Bu Siwi.

Keluarga ini beragama Hindu. Dalam kehidupan sehari – hari, pengambilan keputusan berada di tangan istri KK yaitu Ibu Nyoman Siwi.

1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan

Ekonomi merupakan salah satu alat untuk mengukur tingkat kesejahteraan dari seseorang. Dalam hal ini pengukuran ekonomi dari keluarga dampingan bertujuan untuk mengidentifikasi sumber pendapatan keluarga dampingan, seperti kebutuhan sehari – hari. Keluarga ini juga tidak memiliki kepemilikan barang berharga (kendaraan bermotor) maupun tabungan juga tidak punya. Untuk itu dalam mengukur tingkat kesejahteraan keluarga dampingan I Nyoman Durus diperlukan dua hal, yaitu pendapatan keluarga dampingan dan pengeluaran keluarga dampingan. Lebih jelasnya akan tercantum pada sub – sub berikut :

1.2.1 Pendapatan Keluarga

Bapak I Nyoman Durus termasuk keluarga dengan ekonomi yang kurang atau golongan ekonomi menengah ke bawah. Bapak Durus sehari – hari tidak bekerja karena lumpuh dan hanya bisa berbaring di tempat tidur. Sang istri, Ibu Siwi bekerja sebagai pembuka kolang kaling. Pendapatan yang di dapat dari membuka kolang kaling adalah Rp 500.000 – Rp 750.000 per bulan. Tetapi, terkadang keluarga ini mendapat kiriman uang dari anak mereka di Kintamani. Keluarga ini juga mendapat bantuan beras miskin (raskin) sebesar 15 kg/bulan.

1.2.2 Pengeluaran Keluarga a. Kebutuhan Sehari – hari


(6)

Pengeluaran keluarga ini untuk kebutuhan sehari – hari, seperti untuk membeli lauk – pauk di warung kurang lebih Rp 100.000 per minggu.

b. Listrik dan Air

Keluarga ini mengeluarkan biaya untuk membayar air yang dibagi dengan keluarga sebesar Rp 5.000 per bulan dan listrik yang menempel pada tetangga sebesar rata – rata Rp 10.000 per bulan.

c. Pendidikan

Dikarenakan kedua bapak dan ibu ini sudah tua dan anak – anaknya sudah berkeluarga semua maka untuk tanggungan biaya pendidikan sudah tidak ada lagi.

d. Kesehatan

Untuk biaya kesehatan, jika keluarga ini sakit maka Ibu Siwi akan menghubungi dokter/bidan di Banjar Penglumbaran Kangin untuk diperiksa dengan mengeluarkan biaya sendiri sebesar Rp 35.000 atau Rp 50.000. Keluarga ini mengaku tidak mengetahui memiliki jaminan kesehatan maupun tidak karena semuanya diatur oleh anak mereka yang tinggal di Kintamani.

e. Biaya lain – lain

Untuk biaya lain – lain, keluarga ini biasanya ada pengeluaran dalam hal urunan untuk piodalan di Pura Desa sebesar Rp. 65.000,00.


(7)

BAB II

IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH

2.1 Permaslahan Keluarga

Identifikasi permasalahan yang dihadapi oleh keluarga dampingan diperoleh setelah beberapa kali mengadakan kunjungan dan pertemuan kerumah keluarga dampingan, identifikasi permasalahan tersebut menggunakan metode kekeluargaan dengan melakukan pendekatan ke keluarga Bapak Nyoman Durus.

Permasalah yang terjadi pada keluarga Bapak Nyoman Durus adalah sebagai berikut : a. Kesehatan

b. Ekonomi

2.2 Masalah Prioritas

Permasalahan prioritas yang dihadapi oleh Bapak Nyoman Durus diantaranya adalah masalah Kesehatan dan Ekonomi.

1. Permasalahan Kesehatan

Dari hasil kunjungan, diketahui bahwa keluarga Bapak Durus seorang penderita stroke dan riwayat patah pada tulang. Bapak Durus sering tidak mampu beraktivitas hanya berbaring di tempat tidur. Jika sakit, keluarga ini menghubungi dokter/bidan di Desa Tiga untuk diperiksa dengan mengeluarkan biasa sendiri sebesar Rp 35.000 atau Rp. 50.000. Pak Durus dikontrol ke rumah sakit kadang-kadang saja jika kondisi memberat dan anak-anak sempat mengantar ke RSU Bangli. Keluarga ini tidak mengetahui telah memiliki tanggungan kesehatan karena yang mengurus adalah anak mereka yang berada di Kintamani. Dalam hal mendapatkan pelayanan kesehatan keluarga ini memiliki kebiasan untuk menghubungi bidan/dokter apabila kondisi Bapak Durus atau Ibu Siwi benar-benar sakit. Keluarga mereka akan mengunjungi apabila Ibu Siwi memanggil (via telpon). Bapak Durus dan Ibu Siwi tidak memiliki kebiasaan untuk rutin kontrol ke Poli Saraf setiap bulan dimana akan kontrol apabila anak-anak mengantar mereka ke RSU Bangli.

Perilaku hidup dan sehat keluarga Bapak Durus tergolong masih kurang. Ibu Siwi memiliki mandi satu kali sehari dan menggantungkan pakaian dan menggunakanya kembali. Sedangkan Bapak Durus mandi dengan melap badan dengan air hangat dan kencing di tempat tidur dengan ember. Bapak Durus sering mengeluh gatal pada punggungnya. Bapak Durus BAB diatas kasur dengan menggunakan kerdus ditolong istrinya kemudian membuangnya ke kamar mandi. Mengingat keluarga ini belum memiliki sarana jamban sehat, aktivitas BAB dilakukan di rumah tetangga. Untuk memasak, bahan makanan dicuci menggunakan air sebelum dimasak. Air minum


(8)

biasanya dimasak terlebih dahulu. Menu makanan sering kali hanya berupa nasi dan sayur, sangat jarang mengkonsumsi daging. Kebutuhan akan menu makan di sesuaian dengan kondisi keuangan. Bapak Durus selalu makan bubur dan tidak memiliki pantangan lauk. Ibu Siwi mengatakan makan apa yang ada dan jika ada nafsu makan.

2. Permasalahan Ekonomi

Permasalahan yang kedua dari keluarga ini yaitu permasalahan ekonomi yang tergolong kurang. Dimana, dihari tua hanya Ibu Siwi seorang yang bekerja mencari rejeki untuk menghidupi dirinya sendiri beserta suaminya, Bapak Durus. Dari penghasilan tersebut, mereka tidak mampu dimanfaatkan sebagai tabungan hari tua selain juga factor usia untuk mengurus hal – hal semacam itu. Namun terkadang anak – anak dari Pak Durus yang tinggal di Kintamani datang berkunjung dan memberi sedikit bantuan keuangan kepada orang tuanya yaitu Pak Durus dan Bu Siwi.


(9)

BAB III

USULAN PENSOLUSIAN MASALAH

3.1 Program

Berdasarkan permasalahan yang telah diidentifikasi, selanjutnya ditindak lanjuti dengan berupaya memberikan solusi atau pemecahan masalah sesuai dengan kemampuan dari Keluarga Dampingan. Adapun program yang dilaksanakan selama mendampingi keluarga Bapak Nyoman Durus diantaranya program tukar pikiran / diskusi mengenai masalah perekonomian, memberi pengertian tentang kesehatan serta membantu sedikit dari segi kesehatan , dan memberi bantuan kecil seperti pemberian bantuan sembako serta sedikit kenang – kenangan seperti pakaian. 3.1.1 Solusi Masalah Perekonomian

Program ini merupakan program yang lebih condong kepada diskusi masalah ekonomi dengan Ibu Siwi. Dikeadaan yang seperti ini, dimana Ibu Siwi sudah tua renta dan sudah tidak sebugar saat masih muda maka pekerjaan yang dapat dikerjakan saat ini yaitu pengupas kolang kaling sangatnya masuk akal. Karena pada saat saya menanyakan mengapa tidak berdagang atau yang lainnya, Ibu Siwi mengatakan jika dia mengambil pekerjaan mengupas kolalng kaling dirumah agar lebih mudah dalam menjaga suaminya yang lumpuh dan hanya bisa berbaring di tempat tidur. Maka dari itu, agak susah untuk memberi solusi tentang pekerjaan Ibu Siwi.

Namun, ada saran yang saya berikan seperti pentingnya menabung agar dapat memenuhi keperluan sehari – hari. Selain itu juga perlunya mengelola pendapatan beliau dari hasil mengupas kolang – kaling.

3.1.2 Membantu Masalah Kesehatan dan Kebersihan

Pada kegiatan ini, diskusi tentang kesehatan dan memberikan pemahaman mengenai kesehatan adalah hal pertama yang dilakukan. Setelah itu sedikit bantuan obat – obatan dan tensi dimana saya meminta bantuan teman sekelompok KKN yang berasal dari jurusan kedokteran. Juga lebih menyarankan pada KK untuk selalu kontrol kesehatan kerumah sakit dan meminta tolong kepada anaknya untuk mengingatkan setiap bulan untuk rutin kontrol kesehatan Pak Durus dan Bu Siwi. Selain itu, membantu memberi pengertian dan mempraktekan untuk sedikit demi sedikit melatih tangan kiri yang kaku dengan cara digerak – gerakkan. Membantu juga Pak Durus untuk melatih diri agar tidak hanya berbaring saja seharian namun ada kalanya untuk duduk. Setelah itu, ada juga sedikit bantuan dengan memberikan pitspot untuk digunakan Pak Durus yang berhubungan dengan hal BAB dan tentunya berhubungan dengan kebersihan.


(10)

3.2 Jadwal Kegiatan

No Hari, Tanggal

Jenis Kegiatan

1. Kamis, 28 Juli

2016

Bertemu dengan Kelian Dinas Banjar

Penglumbaran Kangin untuk

menanyakan dan observasi kondisi RTM yang ada di lingkungan Banjar Penglumbaran Kangin

2 Minggu, 31

Juli 2016

Pertemuan pertama dengan KK dampingan, melakukan perkenalan dan mencari biodata serta informasi dari KK dampingan

3 Selasa, 2

Agustus 2016

Pertemuan kedua dengan KK

dampingan, masih melakukan

diskusi dan informasi mengenai KK

4 Rabu, 3

Agustus 2016

Mendengarkan cerita hidup dari KK dampingan, sekaligus membantu pekerjaannya yaitu mengupas kolang kaling

5 Kamis, 4

Agustus 2016

Membantu mengupas kolang kaling disertai diskusi masalah ekonomi keluarga

6 Sabtu, 6

Agustus 2016

Mengunjungi Keluarga Dampingan untuk mendekatkan diri.

7 Selasa, 9

Agustus 2016

Mengecek kesehatan KK dampingan dengan cek tensi dan berbincang nmengenai riwayat kesehatan

8 Kamis, 11

Agustus 2016

Memberi saran dan informasi


(11)

9 Sabtu, 13 Agustus 2016

Berbincang – bincang mengenai

keluarga besar KK diselingi dengan membantu mengupas kolang kaling

10 Minggu, 14

Agustus 2016

Mulai melatih Pak durus untuk menggerakan tangan dan bangun agar tidak berbaring saja di tempat tidur

11 Senin, 15

Agustus 2016

Berbincang serta mendengar cerita dari Pak Durus dan Bu Siwi

12 Rabu, 17

Agustus 2016

Berkunjung untuk memberi saran agar selalu membawa Pak Durus untuk control kerumah sakit setiap bulannya

13 Minggu, 21

Agustus 2016

Bebrincang – bincang sambil

membantu mengupas kolang kaling, setelah itu membantu menyalakan api untuk masak malam

14 Senin, 22

Agustus 2016

Melakukan diskusi mengenai

masalah ekonomi dan memberi sedikit bantuan obat - obatan

15 Kamis, 25

Agustus 2016

Berkunjung untuk mengucapkan perpisahan kepada KK , sekaligus memberikan bantuan sembako dan memberikan baju , jaket, celana, dan

sarung sebagai kenang – kenangan


(12)

BAB IV

PELAKSANAAN, HASIL,

DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA

4.1 Waktu

Waktu yang digunakan untuk kegiatan keluarga dampingan ini termasuk dalam Jam Kerja Efektif Mahasiswa (JKEM) yaitu minimal 15 kali dalam sebulan dan setara dengan 90 jam kegiatan.

4.2 Lokasi

Lokasi kegiatan KK Dampingan sesuai dengan desa yang telah ditentukan yaitu di Desa Tiga, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli. Lokasi kediaman KK dampingan Bapak Nyoman Durus berada di lingkungan Banjar Penglumbaran Kangin, Desa Tiga, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli.

4.3 Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan keluarga dampingan ini dilaksanakan sesuai dengan jadwal kegiatan yang telah ditetapkan. Jadwal kedatangan ke KK dampingan dilaksanakan selama 15 kali terhitung dari tanggal 28 Juli 2016 sampai dengan tanggal 26 Agustus 2016.

4.4 Hasil

Hasil dari program pendampingan keluarga Bapak Nyoman Durus sudah jelas tidak dapat terlihat dalam waktu yang begitu singkat. Meskipun begitu, ari beberapa program yang telaj dilaksanakan, sudah ada sedikit kemajuan pada diri Pak Durus seperti mau melatih tangannya yang kaku dengan cara digerak gerakkan dan mau untuk tidak hanya berbaring sepanjang hari namun terkadang mau untuk duduk sebentar.

4.5 Kendala

Adapun kendala – kendala yang dialami saat melaksanakan program KK dampingan di keluarga Pak Nyoman Durus yaitu susahnya berkomunikasi dengan Pak Durus yang sedikit berbicara ataupun saat berbicara kurang jelas, sehingga lebih banyak Bu Siwi yang membantu saya untuk berkomunikasi dengan Pak Durus.


(13)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari pembahasan diatas, dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu :

1. Masalah utama yang dihadapi Pak Durus dan Bu Siwi yaitu masalah yang berhubungan dengan kesehatan dan kebersihan. Maka dari itu program yang dilakukan lebih ke sedikit bantuan kesehatan kepada KK.

2. Dikarenakan kondisi Pak Durus yang sakit dan tidak mungkin ditinggal sendirian dirumah, maka Ibu Siwi memutuskan untuk hanya bekerja sebagai pengupas kolang kaling dirumah sambil menjaga Pak Durus. Sehingga, untuk memberi saran memiliki pekerjaan lain kepada Ibu Siwi agaknya lebih susah, karena keadaan Bu Siwi yang sudah tua renta dan juga karena menjaga Pak Durus yang sakit.

5.2 Rekomendasi

Adapun saran yang bisa diberikan sebagai tindak lanjut dari solusi yang telah diberikan yaitu :

1. Pemerintah seperti pemerintah Kabupaten ataupun pemerintah Provinsi seharusnya lebih sering mengecek ke lapangan tentang masalah kesehatan masyarakatnya. Sehingga orang – orang seperti Pak Durus ini dapat merasakan pelayanan kesehatan yang mumpuni. Perhatian pemerintah seharusnya lebih ditingkatkan lagi dengan cara lebih sering berkordinasi dengan para perangkat Desa, dari Kades hingga ke Klian – klian Banjar untuk masalah warga/ masyarakat yang ada.


(14)

LAMPIRAN

(FOTO – FOTO)


(15)

GAMBAR 2 : MELIHAT KEADAAN PAK DURUS


(16)

GAMBAR 4 : KUNJUNGAN TERAKHIR SEBELUM PERPISAHAN SEKALIGUS MENYERAHKAN SAMBEAKO DAN BAJU SEBAGAI KENANG - KENANGAN


(1)

9 Sabtu, 13 Agustus 2016

Berbincang – bincang mengenai keluarga besar KK diselingi dengan membantu mengupas kolang kaling 10 Minggu, 14

Agustus 2016

Mulai melatih Pak durus untuk menggerakan tangan dan bangun agar tidak berbaring saja di tempat tidur

11 Senin, 15 Agustus 2016

Berbincang serta mendengar cerita dari Pak Durus dan Bu Siwi

12 Rabu, 17 Agustus 2016

Berkunjung untuk memberi saran agar selalu membawa Pak Durus untuk control kerumah sakit setiap bulannya

13 Minggu, 21 Agustus 2016

Bebrincang – bincang sambil membantu mengupas kolang kaling, setelah itu membantu menyalakan api untuk masak malam

14 Senin, 22 Agustus 2016

Melakukan diskusi mengenai masalah ekonomi dan memberi sedikit bantuan obat - obatan

15 Kamis, 25 Agustus 2016

Berkunjung untuk mengucapkan perpisahan kepada KK , sekaligus memberikan bantuan sembako dan memberikan baju , jaket, celana, dan sarung sebagai kenang – kenangan bersama KK dampingan


(2)

BAB IV

PELAKSANAAN, HASIL,

DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA

4.1 Waktu

Waktu yang digunakan untuk kegiatan keluarga dampingan ini termasuk dalam Jam Kerja Efektif Mahasiswa (JKEM) yaitu minimal 15 kali dalam sebulan dan setara dengan 90 jam kegiatan.

4.2 Lokasi

Lokasi kegiatan KK Dampingan sesuai dengan desa yang telah ditentukan yaitu di Desa Tiga, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli. Lokasi kediaman KK dampingan Bapak Nyoman Durus berada di lingkungan Banjar Penglumbaran Kangin, Desa Tiga, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli.

4.3 Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan keluarga dampingan ini dilaksanakan sesuai dengan jadwal kegiatan yang telah ditetapkan. Jadwal kedatangan ke KK dampingan dilaksanakan selama 15 kali terhitung dari tanggal 28 Juli 2016 sampai dengan tanggal 26 Agustus 2016.

4.4 Hasil

Hasil dari program pendampingan keluarga Bapak Nyoman Durus sudah jelas tidak dapat terlihat dalam waktu yang begitu singkat. Meskipun begitu, ari beberapa program yang telaj dilaksanakan, sudah ada sedikit kemajuan pada diri Pak Durus seperti mau melatih tangannya yang kaku dengan cara digerak gerakkan dan mau untuk tidak hanya berbaring sepanjang hari namun terkadang mau untuk duduk sebentar.

4.5 Kendala

Adapun kendala – kendala yang dialami saat melaksanakan program KK dampingan di

keluarga Pak Nyoman Durus yaitu susahnya berkomunikasi dengan Pak Durus yang sedikit berbicara ataupun saat berbicara kurang jelas, sehingga lebih banyak Bu Siwi yang membantu saya untuk berkomunikasi dengan Pak Durus.


(3)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari pembahasan diatas, dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu :

1. Masalah utama yang dihadapi Pak Durus dan Bu Siwi yaitu masalah yang berhubungan

dengan kesehatan dan kebersihan. Maka dari itu program yang dilakukan lebih ke sedikit bantuan kesehatan kepada KK.

2. Dikarenakan kondisi Pak Durus yang sakit dan tidak mungkin ditinggal sendirian

dirumah, maka Ibu Siwi memutuskan untuk hanya bekerja sebagai pengupas kolang kaling dirumah sambil menjaga Pak Durus. Sehingga, untuk memberi saran memiliki pekerjaan lain kepada Ibu Siwi agaknya lebih susah, karena keadaan Bu Siwi yang sudah tua renta dan juga karena menjaga Pak Durus yang sakit.

5.2 Rekomendasi

Adapun saran yang bisa diberikan sebagai tindak lanjut dari solusi yang telah diberikan yaitu :

1. Pemerintah seperti pemerintah Kabupaten ataupun pemerintah Provinsi seharusnya

lebih sering mengecek ke lapangan tentang masalah kesehatan masyarakatnya.

Sehingga orang – orang seperti Pak Durus ini dapat merasakan pelayanan kesehatan

yang mumpuni. Perhatian pemerintah seharusnya lebih ditingkatkan lagi dengan cara

lebih sering berkordinasi dengan para perangkat Desa, dari Kades hingga ke Klian –


(4)

LAMPIRAN (FOTO – FOTO)


(5)

GAMBAR 2 : MELIHAT KEADAAN PAK DURUS


(6)

GAMBAR 4 : KUNJUNGAN TERAKHIR SEBELUM PERPISAHAN SEKALIGUS MENYERAHKAN SAMBEAKO DAN BAJU SEBAGAI KENANG - KENANGAN