PERANCANGAN MEJA PETUGAS PELAYANAN PERKULIAHAN DENGAN METODE ANTHROPOMETRI.

PERANCANGAN MEJ A PETUGAS PELAYANAN PERKULIAHAN
DENGAN METODE ANTHROPOMETRI

SKRIPSI

OLEH :
DIMAS TRIWAHYU WARDHANA
0932010075

J URUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI
PERANCANGAN MEJ A PETUGAS PELAYANAN PERKULIAHAN

DENGAN METODE ANTHROPOMETRI

DISUSUN OLEH:
DIMAS TRIWAHYU WARDHANA
0932010075

Telah Disetujui Untuk Mengikuti Ujian Negara Lesan
Gelombang II Tahun Ajaran 2012 – 2013
Pada Tanggal, 14 J uni 2013

Pembimbing I

Pembimbing II

Enny Ariyani, ST, MT
NPY. 3700 99 50 0411

Dr s. Pailan M.Pd
NIP. 19760503 200501 1 002


Mengetahui,
Ketua J urusan Teknik Industri
UPN “Veteran” J awa Timur

Dr.Ir.Minto Waluyo, MM
NIP. 19611130 199003 1 001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI
PERANCANGAN MEJ A PETUGAS PELAYANAN PERKULIAHAN
DENGAN METODE ANTHROPOMETRI

DISUSUN OLEH:
DIMAS TRIWAHYU WARDHANA
0932010075

Telah Dipertahankan Dihadapan dan Diterima
Oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi Teknik Industri

Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” J awa Timur
Pada Tanggal 14 J uni 2013
Pembimbing :

Tim Penguji :

1. Pembimbing Utama

1. Ketua

Enny Ariyani, ST, MT
NPY. 3700 99 50 0411

Ir.Rr.Rochmoeljati, MMT
NIP. 19611029 199103 2 001

2. Pembimbing Pendamping

Dr s. Pailan M.Pd
NIP. 19530504 198303 1 001


2. Sekertaris

Enny Ariyani, ST, MT
NPY. 3700 99 50 0411
3. Anggota

Ir.Budi Santoso, MMT
NIP. 19561205 198703 1 001

Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknologi Industri
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur

Ir.Sutiyono, MT
NIP. 19600713 198703 1 001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


KATA PENGANTAR

‫ﺑِ ْ ﺴ ِ ﻢ ﱠ ﷲِ ا ﻟ ﱠ ﺮ ْ ﺣ َ ﻤ ِ ﻦ ا ﻟ ﱠ ﺮ ِ ﺣ ﻢ‬
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
akhir ini dengan judul :
PERANCANGAN MEJ A PETUGAS PELAYANAN PERKULIAHAN
DENGAN METODE ANTHROPOMETRI
Penyusunan tugas akhir ini guna memenuhi persyaratan dalam memperoleh
gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri pada Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Penulis menyadari bahwa selama melakukan penelitian dan penyusunan
skripsi ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan TA ini.
Dalam kesempatan ini pula penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1.

Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor UPN “Veteran” Jawa
Timur


2.

Bapak Prof. Dr. Ir. Soemargono, SU, selaku Wakil Rektor I UPN “Veteran”
Jawa Timur.

3.

Ibu Ir. Effi Damaijati, MS, selaku Wakil Rektor II UPN “Veteran” Jawa
Timur.

4.

Bapak Drs. Ec. Patrap Wiprapto, MS, selaku Wakil Rektor III UPN
“Veteran” Jawa Timur.

5.

Bapak Ir. Sutiyono, MT, selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri UPN
“Veteran” Jawa Timur.


6.

Bapak Ir. Mu’tasin Billah, MS, selaku Wakil Dekan I Fakultas Teknologi
Industri UPN “Veteran” Jawa Timur.

7.

Bapak Ir. Budi Santoso, MMT selaku Wakil Dekan II Fakultas Teknologi
Industri UPN “Veteran” Jawa Timur.
i

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8.

Bapak Dr. Ir. Minto Waluyo, MM, selaku Kepala Jurusan Teknik Industri
Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Jawa Timur.


9.

Bapak Drs. Pailan, M.Pd, selaku Sekertaris Jurusan Teknik Industri UPN
“Veteran” Jawa Timur dan Dosen pembimbing II yang selalu membimbing
hingga terselesaikannya laporan TA ini.

10. Ibu Ir. Iriani, MT, selaku PIA Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi
Industri UPN “Veteran” Jawa Timur.
11. Ibu Enny Ariyani, ST. MT, selaku dosen pembimbing I dan kepala
laboratorium Perancangan Sistem Kerja dan Ergonmi yang selalu
membimbing hingga terselesaikannya laporan TA ini.
12. Bapak Ir. Rus Indiyanto, MT, selaku kepala laboratorium Perancangan Sistem
Manufacture yang selalu memberi masukan untuk perbaikan laporan TA ini.
13. Bapak/Ibu Dosen penguji dan Dosen pengajar Jurusan Teknik Industri yang
telah memberikan ilmu pengetahuan, wawasan, nasihat dan masukan yang
berguna bagi penulis sewaktu Kuliah, Seminar hingga Ujian Lisan.
14. Para staff UPN “Veteran” Jawa Timur yang telah melayani keperluan
mahasiswa dengan semaksimal mungkin.
15. Orang tua yang selalu mendukung dan memberi do’a kepada penulis agar
tugas akhir ini bisa selesai.

16. Kedua kakak saya, dian pacar saya, Para sahabat dan teman-teman
seperjuangan yang telah menemani, membantu, memberi semangat, do’a dan
pengertiannya disaat penulis menyusun laporan TA ini.
17. Dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu satu persatu yang telah
membantu penulis hingga terselesaikannya laporan TA ini.
Semoga Allah SWT, memberikan balasan atas amal perbuatan dan kebaikan
kepada semua pihak. semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Surabaya, 15 Mei 2013

Penulis
ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... viii
ABSTRAKSI ...................................................................................................... ix
BAB I

PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
1.2 Perumusan Masalah ...................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah ........................................................................... 2
1.4 Asumsi-asumsi .............................................................................. 3
1.5 Tujuan Penelitian .......................................................................... 3
1.6 Manfaat Penelitian ........................................................................ 3
1.7 Sistematika Penelitian ................................................................... 4

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA ..................................................................... 6
2.1 Definisi Perancangan, Pengembangan dan Inovasi Produk. ........... 6

2.1.1 Perancangan Produk. ............................................................ 6
2.1.2 Pengembangan Produk. ........................................................ 7
2.1.3 Inovasi Produk. .................................................................... 8
2.2 Ergonomi ...................................................................................... 9
iii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.1 Sejarah dan Perkembangan Ergonomi .................................. 9
2.2.2 Definisi Ergonomi .............................................................. 11
2.3 Anthropometri............................................................................. 13
2.3.1 Sejarah dan Perkembangan Antrhropometri........................ 13
2.3.2 Definisi Anthropometri ....................................................... 15
2.3.3 Data Anthropometri dan Cara Pengukurannya .................... 17
2.3.4 Aplikasi Distribusi Normal dan Persentil Dalam Penetapan
Data Anthropometri............................................................ 25
2.4 Pengujian Data ............................................................................ 28
2.4.1 Uji Keseragaman Data........................................................ 28
2.4.2 Uji Kecukupan Data ........................................................... 30
2.5 Penelitian Terdahulu ................................................................... 31
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 34
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................... 34
3.2 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel ............................ 34
3.2.1 Identifikasi Variabel ........................................................... 34
3.2.2 Definisi Variabel ................................................................ 35
3.3 Langkah – langkah Pemecahan Masalah...................................... 36
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 41
4.1 Pengumpulan Data ...................................................................... 41
4.1.1 Data Anthropometri Pengguna ............................................ 41
4.2 Pengolahan Data ......................................................................... 43
4.2.1 Desain Meja Petugas Pelayanan Perkuliahan Awal ............. 43
4.2.2 Desain Meja Petugas Pelayanan Perkuliahan Usulan .......... 44
4.3 Hasil dan Pembahasan ................................................................. 60
iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 63
5.1 Kesimpulan ................................................................................. 63
5.2 Saran ........................................................................................... 63

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 64

v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perkiraan Antrophometri Untuk Masyarakat Hongkong, Dewasa,
Dapat Diekivalensikan Untuk Masyarakat Indonesia
(Dasar Kesamaan Etnis Asia) (mm) ................................................. 22
Tabel 2.2 Antrophometri Orang Indonesia Didapat Dari Interpolasi
Masyarakat British Dan Hongkong (Phesant, 1286) Terhadap
Masyarakat Indonesia (mm) ............................................................. 23
Tabel 2.3 Anthropometri Telapak Tangan Orang Indonesia (mm) ................... 24
Tabel 2.4 Macam Persentil dan Cara Perhitungan Dalam Distribusi Normal .... 27
Tabel 4.1 Tabel Pengukuran Dimensi Tubuh Mahasiswa dan Pengguna Meja . 42
Tabel 4.2 Hasil Uji Keseragaman Data ............................................................ 47
Tabel 4.3 Hasil Uji Kecukupan Data ............................................................... 50
Tabel 4.4 Kuisioner Hasil Uji Coba Meja Petugas Pelayanan Perkuliahan
Usulan ............................................................................................. 55
Tabel 4.5 Kuisioner Hasil Uji Coba Meja Petugas Pelayanan Perkuliahan
Awal ................................................................................................ 57
Tabel 4.6 Kuisioner Hasil Uji Coba Meja Petugas Pelayanan Perkuliahan
Usulan ............................................................................................. 58

vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1

Proporsi Tubuh Manusia Oleh Leonardo Da Vinci ...................... 14

Gambar 2.2

Antropometri untuk Perancangan Produk .................................... 20

Gambar 2.3

Antropometri Tinggi Badan Berdiri dan Duduk .............................. 20

Gambar 2.4

Distribusi Normal Yang Mengakomodasi 95% Dari Populasi ...... 25

Gambar 3.1

Langkah-langkah Pemecahan Masalah ........................................ 37

Gambar 4.1

Meja Petugas Pelayanan Perkuliahan Awal ................................. 43

Gambar 4.2

Uji Keseragaman Panjang Rentang Tangan Maksimal (Prt) ......... 45

Gambar 4.3

Uji Keseragaman Panjang Jangkauan Tangan Maksimum
ke depan (Pjt) .............................................................................. 46

Gambar 4.4

Uji Keseragaman Tinggi Siku Posisi Duduk (Tsd)....................... 47

Gambar 4.5

Gambar Meja Petugas Pelayanan Perkuliahan Usulan ................. 54

vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1

Tabel Pengukuran Dimensi Tubuh Mahasiswa dan Pengguna Meja .

Lampiran 2

Tabel Hasil Uji Keseragaman Data dan Uji Kecukupan Data

Lampiran 3

Gambar Meja Petugas Pelayanan Perkuliahan Awal dan Usulan

Lampiran 4A Hasil Rekap Data Kuisioner Uji Coba Meja Petugas Pelayanan
Perkuliahan Awal
Lampiran 4B Hasil Rekap Data Kuisioner Uji Coba Meja Petugas Pelayanan
Perkuliahan Usulan

viii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PERANCANGAN MEJ A PETUGAS PELAYANAN PERKULIAHAN
DENGAN METODE ANTHROPOMETRI
Dimas Triwahyu Wardhana
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran “ Jawa Timur
E-mail : dimastriwahyuwardhana@ymail.com
Abstraksi
Dalam era kemajuan teknologi yang sudah semakin berkembang sekarang
ini, tentunya akan membuat banyak orang berlomba-lomba menciptakan suatu
benda atau produk yang lebih bermanfaat atau memiliki nilai kegunaan yang lebih
banyak dari pada produk yang ada saat ini. Dalam hal ini Anthropometri sangat
berperan penting untuk proses perancangan, Anthropometri secara luas akan
digunakan sebagai pertimbangan ergonomis dalam proses perancangan (desain)
produk maupun sistem kerja yang akan memerlukan interaksi manusia.
Meja kerja pada umumnya digunakan untuk membantu bekerja, menulis,
membaca, dll. Meja petugas pelayanan perkuliahan yang digunakan di jurusan
Teknik Industri saat ini dinilai tidak ergonomis sehingga pada saat menggunakan
terasa kurang nyaman, posisi meja terlalu tinggi sehingga pengguna duduk terlalu
tegak dan menyebabkan badan terasa kaku, tidak ada loker atau tempat absen
untuk peletakan alat tulis maupun penyimpanan barang, tidak ada laci PC dan
tidak adanya pintu pengaman sehingga absen, alat tulis atau keperluan dikjar yang
lain bisa terjadi kemungkinan hilang.
Dengan adanya masalah tersebut, maka dilakukan pengukuran dimensi
tubuh manusia yang bertujuan untuk melakukan perancangan dan pengembangan
meja petugas pelayanan perkuliahan jurusan Teknik Industri yang ergonomis dan
inovatif sesuai dengan kebutuhan penggunanya sehingga mampu memberikan
kenyamanan pada saat menggunakannya.
Hasil penelitian dan perhitungan penentuan ukuran meja petugas
pelayanan perkuliahan didapat hasil yaitu panjang meja adalah 170 cm, lebar meja
71 cm, tinggi meja 72 cm, panjang laci meja 60 cm, lebar laci meja 23 cm, dan
panjang laci tengah meja 62 cm. Hal tersebut juga diperkuat oleh hasil kuisioner
meja petugas pelayanan perkuliahan usulan sangat sesuai sebanyak 154 jawaban,
sesuai sebanyak 116 jawaban, cukup sebanyak 10 jawaban yang ditinjau dari
ketujuh variabelnya.
Kata kunci

: Ergonomi, Anthropometri, Inovatif

ix
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SERVICE DESK OFFICER LECTURES DESIGN
WITH ANTHROPOMETRIC METHOD
Dimas Triwahyu Wardana
Industrial Engineering Majors, Faculty of Industrial Technology
Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" East Java
E-mail: dimastriwahyuwardhana@ymail.com
Abstract
In times of technological advances that are expanding right now, it would
make a lot of people competing to create an object or products that are more
beneficial or have a more value of function than existing products. In this case
anthropometry very important role for the design process, Anthropometry is
extensively be used as an ergonomic considerations in the design process
products and systems of work that will require human interaction
Work desk are generally used to helped in the work, writing, reading, etc.
Service desks officer lectures used in Industrial Engineering major currently
considered to be ergonomic so that by the time feels less comfortable to use, the
position of the table is too high so that users sit too upright and causes the body
feels stiff, while it also does not have lockers lockers for laying stationary or
storage of other items, have not PC drawer and have not secure of door so that
absent, stationery or other education major needs may happen lost possibility.
With this problem, than do the measurement dimensions of the human
body which purpose of designing and development service officer lectures in
Industrial Engineering majors which ergonomics and innovative according to the
needs of its users so as to give comfort when using it
The results of research and calculations determining the measurement
service desk officer lectures obtained results that is length of the desks is 170 cm,
width 71 cm, elevated 72 cm, lenght of the drawer desks 60 cm, widht drawer
desks 23 cm and lenght of the mid drawer 62 cm. It is also reinforced by the
results of the questionnaire service desks officer lectures proposals very
appropriate as many as 154 response, appropriate as many as 116 response,
sufficient as many as 10 response are reviewed of the seven variables
Keywords: Ergonomics, Anthropometry, Innovative

x
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah
Dalam era kemajuan teknologi yang sudah semakin berkembang sekarang

ini, tentunya akan membuat banyak orang untuk berlomba-lomba menciptakan
suatu benda atau produk-produk yang lebih bermanfaat atau mempunyai nilai
kegunaan yang lebih banyak dari pada produk yang sudah ada di pasaran,
penggunaan benda atau produk yang dirancang saat ini memiliki nilai efisiensi
dan tingkat inovasi yang lebih baik, sehingga dalam penggunaannya bisa dirasa
lebih bermanfaat serta memiliki nilai efisiensi dan inofasi yang lebih baik dari
pada produk yang sudah ada di pasaran.
Meja kerja pada umumnya digunakan untuk membantu dalam bekerja,
menulis, membaca, dll. Meja petugas pelayanan perkuliahan yang digunakan di
jururusan Teknik Industri saat ini dinilai kurang inovasinya dan tidak ergonomis
sehingga menyebabkan pada saat menggunakannya terasa kurang nyaman, posisi
meja yang terlalu tinggi mengakibatkan pengguna duduk terlalu tegak sehingga
menyebabkan badan terasa kaku, disamping itu juga tidak ada loker untuk
peletakan alat tulis maupun tempat penyimpanan barang-barang yang lain, tidak
ada laci PC dan tempat absen sehingga pengguna merasa kebingungan untuk
meletakkan absen, tidak adanya pintu pengaman yang menyebabkan absen, alat
tulis atau keperluan dikjar yang lain bisa terjadi kemungkinan hilang.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

Dengan adanya masalah tersebut maka dilakukan perancangan Meja
petugas pelayanan perkuliahan jurusan Teknik Industri yang ergonomis dan
inovatif dengan dasar “pengukuran tubuh manusia” (Purnomo, Hari. 2013) yang
disesuaikan dengan kebutuhan penggunanya sehingga memberikan kenyamanan
pada saat menggunakannya.

1.2

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan yang

dihadapi, yaitu :
“Bagaimana merancang Meja petugas pelayanan perkuliahan yang
ergonomis dan inovatif dari yang sudah ada saat ini?”

1.3

Batasan Masalah
Untuk menghindari terlalu luasnya permasalahan maka dilakukan

pembatasan masalah sebagai berikut:
1. Data antrophometri untuk desain meja petugas pelayanan perkuliahan adalah
orang dewasa sebanyak 40 orang.
2. Persentil yang digunakan adalah persentil 5% dan 50%.
3. Penelitian dilakukan pada meja petugas pelayanan perkuliahan jurusan Teknik
Industri di UPN “Veteran” Jatim.
4. Tidak dilakukannya perhitungan biaya.
5. Tingkat keyakinan sebesar 95% dan tingkat ketelitian sebesar 5%.
6. Desain Meja petugas pelayanan perkuliahan hanya digunakan untuk satu orang
dewasa Indonesia.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

7. Kursi yang digunakan dalam penggunaan meja adalah kursi lipat Sankin
8. Meja petugas pelayanan perkuliahan yang digunakan sebagai pembanding
adalah Meja petugas pelayanan perkuliahan jurusan Teknik Industri UPN
“Veteran” Jatim.

1.4

Asumsi-asumsi
Asumsi-asumsi yang diperlukan dalam melaksanakan penelitian yaitu:

1. Kondisi pengguna diukur dalam keadaan normal.
2. Desain disesuaikan dengan permasalahan yang ada dan kebutuhan pengguna.
3. Tidak terdapat kelalaian dalam melakukan pengukuran data anthropometri.

1.5

Tujuan Penelitian
Tujuan

dari

penelitian

ini

adalah

melakukan

perancangan

dan

pengembangan meja petugas pelayanan perkuliahan yang ergonomis sehingga
mampu memberikan kenyamanan dalam penggunaannya.

1.6

Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dengan melakukan penelitian ini adalah :

a. Bagi Peneliti
Sebagai pembelajaran untuk perancangan dan pengembangan serta pembuatan
meja petugas pelayanan perkuliahan yang ergonomis dan inovatif.
b. Bagi Pengguna (penguna Meja petugas pelayanan perkuliahan)
Memberi kemudahan dan kenyamanan serta mengurangi efek kelelahan yang
berlebihan dalam melakukan pekerjaan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

c. Bagi Ilmu Pengetahuan
Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam memecahkan masalah
sejenis dengan penulisan ini, khususnya tentang faktor-faktor yang dominan
terhadap perancangan dan pengembangan produk sehingga masih dapat
dikembangkan dalam penelitian-penelitian selanjutnya.

1.7

Sistematika Penelitian
Pada dasarnya sistematika penyusunan adalah suatu hal yang sangat

diperlukan dalam pembuatan karya tulis karena sistematika penyusunan memuat
seluruh isi karya tulis secara berurutan sehingga dapat terlihat dengan jelas
mengenai masalah-masalah yang dibahas. Dalam hal ini makalah skripsi yang
dibuat oleh penyusun adalah membahas mengenai hal-hal sebagai berikut :
BAB I

PENDAHULUAN
Menjelaskan secara umum mengenai latar belakang, tujuan ruang
lingkup sistematika penulisan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi teori-teori mengenai obyek produk yaitu, teori mengenai
desain perancangan produk Meja petugas pelayanan perkuliahan dan
pendekatan ergonomi.

BAB III

METODE PENELITIAN
Bab ini berisikan lokasi penelitian, ,metode pengumpulan data dan
langkah pemecahan masalah.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN
Menjelaskan pengumpulan data dan perancangan Meja petugas
pelayanan perkuliahan yang ergonomis dan inovatif.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi tentang kesimpulan terhadap permasalahan yang telah dibahas
serta memberikan saran yang bermanfaat.

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1

Definisi Perancangan, Pengembangan dan Inovasi Produk.

2.1.1 Perancangan Produk.
perancangan produk adalah suatu kegiatan yang dimulai dari timbulnya
persepsi bahwa ada kesempatan di pasar, dan berakhir dengan produksi,
penjualan, dan pengiriman produk. Perancangan dan pembuatan produk
merupakan bagian yang sangat besar dari kegiatan teknik yang ada. Perancangan
adalah kegiatan awal dari suatu rangkaian kegiatan dalam proses pembuatan
produk. Dalam tahap perancangan tersebut dibuat keputusan-keputusan penting
yang mempengaruhi kegiatan-kegiatan lain yang menyusulnya. Diantara
keputusan penting tersebut, termasuk keputusan yang membawa akibat apakah
industri dalam negeri dapat berpartisipasi atau tidak dalam suatu pembangunan
proyek (http://vercomfo.blogspot.com/perancangan-produk-design-product.html).
Perancangan produk merupakan sebuah langkah strategis untuk bisa
menghasilkan produk-produk industri yang secara komersial harus mampu dicapai
guna menghasilkan laju pengembalian modal. Dalam bentuk yang paling
sederhana, hasil rancangan dapat berupa sebuah sketsa atau gambar sederhana dari
produk yang akan dibuat, namun tetap pada konsep yang menyangkut pemilihan
dan perhitungan kekuatan material, toleransi dan standard kualitas yang harus
dicapai, dan sebagainya, yang kesemuanya akan sangat menentukan kualitas dan
reliabilitas produk untuk memenuhi tuntutan sehingga spesifikasi teknis yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

diharapkan seperti kenyamanan dan kelayakan operasional dari sebuah produk
dapat di capai (http://www.its.ac.id/sritomo-ie-Ergonomi Rancangan Produk.pdf).
2.1.2 Pengembangan Produk.
Pengembangan produk merupakan usaha meningkatkan mutu dari barang
atau jasa dan penemuan barang atau jasa baru yang akan menambah kepuasan
konsumen. Dari pengertian pengembangan produk tersebut tampak sekali bahwa
segala bentuk barang dan jasa yang dihasilkan selalu berkaitan dengan kepuasan
konsumen. Agar proses pengembangan produk dapat berjalan secara tepat dan
akurat yang sesuai dengan keinginan konsumen dalam menunjang kelancaran
usaha pada perusahaan maka diperlukan suatu biaya yang maksimal, sehingga ada
pemisahan yang jelas antara biaya pengembangan produk dengan biaya volume
penjualan (Prasetyo, Yoanda Dwi. 2012).
Tujuan perusahaan dalam mengembangkan produk adalah agar dapat
memenangkan persaingan terhadap barang sejenis, sehingga volume penjualan
dan laba perusahaan dapat meningkat serta perusahaan dapat mempertahankan
kelangsungan hidupnya dan dapat memperluas usahanya. Pengembangan produk
dapat pula dilakukan dengan cara memperbaiki produk yang sudah ada
(modifikasi produk), perbaikan produk yang sudah ada dilakukan dengan cara:
perbaikan mutu/kualitas, perbaikan segi/feature baru, dan perbaikan corak/motif.
Disamping menciptakan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
konsumen, perusahaan juga menciptakan suatu strategi pengembangan produk
(http://tdi_437_handout_disain_produk.pdf.).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

2.1.3 Inovasi Produk.
Menurut etimologi, inovasi berasal dari kata innovation yang bermakna
‘pembaharuan; perubahan (secara) baru’. Inovasi adakalanya diartikan sebagai
penemuan, tetapi berbeda maknanya dengan penemuan dalam arti diskoveri atau
invensi. Diskoveri mempunyai makna penemuan sesuatu yang sesuatu itu telah
ada sebelumnya, tetapi belum diketahui orang; contohnya penemuan benua
Amerika. Sebenarnya, benua Amerika sudah ada sejak dahulu, tetapi baru
ditemukan pada tahun 1492 oleh orang Eropa yang bernama Columbus. Invensi
adalah penemuan yang benar-benar baru sebagai hasil kreasi manusia; contohnya
teori belajar, mode busana, dan sebagainya. Inovasi adalah suatu ide, produk,
metode, dan seterusnya yang dirasakan sebagai sesuatu yang baru, baik berupa
hasil diskoveri atau invensi yang digunakan untuk tujuan tertentu (Prasetyo,
Yoanda Dwi. 2012).
Pengertian inovasi tidak hanya terbatas pada benda atau barang hasil
produksi, tetapi juga mencakup sikap hidup, perilaku, atau gerakan-gerakan
menuju proses perubahan di dalam segala bentuk tata kehidupan masyarakat. Jadi,
secara umum, inovasi berarti suatu ide, produk, informasi teknologi,
kelembagaan, perilaku, nilai-nilai, dan praktik-praktik baru yang belum banyak
diketahui, diterima, dan digunakan/diterapkan oleh sebagian besar warga
masyarakat dalam suatu lokalitas tertentu, yang dapat digunakan atau mendorong
terjadinya perubahan-perubahan di segala aspek kehidupan masyarakat demi
terwujudnya perbaikan mutu setiap individu dan seluruh warga masyarakat yang
bersangkutan (Prasetyo, Yoanda Dwi. 2012).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

2.2

Ergonomi

2.2.1 Sejarah dan Per kembangan Ergonomi
Istilah "ergonomi" mulai dicetuskan pada tahun 1949, akan tetapi aktivitas
yang berkenaan dengannya telah bermunculan puluhan tahun sebelumnya
(Nurmianto, Eko. 2003). Beberapa kejadian penting sebagai berikut:
1. C.T. Thackrah, England., 1831.
Thackrah adalah seorang dokter dari Inggris/ England yang meneruskan
pekerjaan dari seorang Italia bernama Ramazzuu, dalam serangkaian kegiatan
yang berhubungan dengan lingkungan kerja yang tidak nyaman yang dirasakan
oleh para operator ditempat kerjanya. la mengamati postur tubuh pada saat
bekerja sebagai bagian dari masalah kesehatan. Pada saat itu Thackrah
mengamati seorang penjahit yang bekerja dengan posisi dan dimensi kursi,
meja yang kurang sesuai secara anthropometri, serta pencahayaan yang tidak
ergonomis sehingga mengakibatkan membungkuknya badan dan iritasi indera
penglihatan. Disamping itu juga mengamati para pekerja yang berada pada
lingkungan kerja dengan temperatur tinggi, kurangnya ventilasi, jam kerja yang
panjang, dan gerakan kerja yang berulang-ulang (repetitive work).
2. F. W. Taylor, U.S.A., 1898.
Frederick W. Taylor adalah seorang insinyur Amerika yang menerapkan
metoda ilmiah untuk menentukan cara yang terbaik dalam melakukan suatu
pekerjaan. Beberapa metodanya merupakan konsep ergonomi dan manajemen
modern.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

3. F .B. Gilberth, U.S.A., 1911.
Gilbreth juga mengamati dan mengoptimasi metoda kerja, dalam hal ini lebih
mendetail dalam Analisa Gerakan dibandingkan dengan Taylor. Dalam
bukunya Motion Study yang diterbitkan pada tahun 1911 ia menunjukkan
bagaimana postur membungkuk dapat diatasi dengan mendesain suatu sistem
meja yang dapat diatur naik-turun (adjustable).
4. Badan Penelitian untuk Kelelahan Industri (Industrial Fatigue Research Board),
England, 1918.
Badan ini didirikan sebagai penyelesaian masalah yang terjadi di pabrik
amunisi pada Perang Dunia Pertama. Mereka menunjukkan bagaimana output
setiap harinya meningkat dengan jam kerja per hari-nya yang menurun.
Disamping itu mereka juga mengamati waktu siklus optimum untuk sistem
kerja berulang (repetitive work systems) dan menyarankan adanya variasi dan
rotasi pekerjaan.
5. E. Mayo dan teman-temannya, U.S.A., 1933.
Elton Mayo seorang warga negara Australia, memulai beberapa studi di suatu
Perusahaan Listrik yaitu Western Electric Company, Hawthorne,Chicago.
Tujuan studinya adalah untuk mengkuantifikasi pengaruh dari variabel fisik
seperti misalnya pencahayaan dan lamanya waktu istirahat terhadap faktor
efisiensi dari para operator kerja pada unit perakitan.
6. Perang Dunia Kedua, England dan U.S.A.
Masalah operasional yang terjadi pada peralatan militer yang berkembang
secara cepat (seperti misalnya pesawat terbang) harus melibatkan sejumlah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

kelompok interdisiplin ilmu secara bersama-sama sehingga mempercepat
perkembangan ergonomi pesawat terbang. Masalah yang ada pada saat itu
adalah penempatan dan identifikasi untuk pengendali pesawat terbang,
efektifitas alat peraga (display), handel pembuka, ketidaknyamanan karena
terlalu panas atau terlalu dingin, desain pakaian untuk suasana kerja yang
terlalu panas atau terlalu dingin dan pengaruhnya pada kinerja operator.
7. Pembentukan Kelompok Ergonomi.
Pembentukan Masyarakat Peneliti Ergonomi (the Ergonomics Research
Society) di England pada tahun 1949 melibatkan beberapa profesional yang
telah banyak berkecimpung dalam bidang ini. Hal ini menghasilkan jurnal
(majalah ilmiah) pertama dalam bidang Ergonomi pada Nopember 1957.
Perkumpulan

Ergonomi

Internasional

(The

International

Ergonomics

Association) terbentuk pada tahun 1957, dan The Human Faktors Society di
Amerika pada tahun yang sama. Di samping itu patut diketahui pula bahwa
Konperensi Ergonomi Australia yang pertama diselenggarakan pada tahun
1964, dan hal ini mencetuskan terbentuknya Masyarakat Ergonomi Australia
dan New Zealand (The Ergonomics Society of Australia and New Zealand).
2.2.2 Definisi Ergonomi
Ergonomi atau ergonomics (bahasa inggrisnya) sebenarnya berasal dari
kata Yunani yaitu Ergon yang berarti kerja dan Nomos yang berarti hukum.
Dengan demikian ergonomi dimaksudkan sebagai disiplin keilmuan yang
mempelajari perancangan mesin dan peralatan yang mempertimbangkan manusia
sebagai pembuat dan penggunanya (Wignjosoebroto, Sritomo. 2000). Istilah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

ergonomi lebih populer digunakan oleh beberapa Negara Eropa barat. Di Amerika
istilah ini biasa disebut dengan human factors engineering atau human
engineering. Demikian pula ada banyak istilah lainnya yang secara praktis
mempunyai maksud yang sama seperti Biomechanis.Bio-technology, Engineering
Psychology atau Arbeltswissensschaft (Jerman). Disiplin ergonomi secara khusus
akan mempelajari keterbatasan dari kemampuan manusia dalam berinteraksi
dengan teknologi dan produk-produk buatannya. Disiplin ini berangkat dari
kenyataan bahwa manusia memiliki batas kemampuan baik jangka pendek
maupun jangka panjang pada saat berhadapan dengan keadaan lingkungan system
kerjanya yang berupaperangkat keras (mesin, peralatan kerja dll) dan atau
perangkat lunak (metode kerja, system dan prosedur, dll). Dengan demikian
terlihat jelas bahwa ergonomi adalah suatu keilmuan yang multidisplin, karena
disini

akan

mempelajari pengetahuan-pengetahuan

dari

ilmu

kehayatan

(kedokteran, biologi) ilmu kejiwaan (psikologi) dan kemasyarakatan (sosiologi).
Pada prinsipnya disiplin ergonomi akan mempelajari apa akibat-akibat jasmani,
kejiwaan dan sosial dari teknologi dan produk-produknya terhadap manusia
melalui pengetahuan-pengetahuan tersebut pada jenjang mikro maupun makro.
Karena yang dipelajari adalahdampak dari teknologi dan produk-produknya,
makapengetahuan yang khusus dipelajari berkaitan engan Biomekanika,
Anthropometri teknik, Teknologi produksi, Lingkungan fisik (temperature,
pencahayaan, dsb) dan lain-lain (Wignjosoebroto, Sritomo. 2000).
Maksud dan tujuan dari disiplin ergonomi ialah untuk mendapatkan suatu
pengetahuan yang utuh tentang permasalahan-permasalahan interaksi manusia

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

dengan teknologi dan produk-produknya, sehingga dimungkinkan adanya suatu
rancangan system manusia-manusia (teknologi) yang optimal. Dengan demikian
disiplin ergonomic melihat permasalahan interaksi tersebut sebagai suatu system
dengan pemecahan-pemecahan masalahnya melalui proses pendekatan system
pula (Wignjosoebroto, Sritomo. 2000).
Human engineering

atau sering pula disebut ergonomi didefinisikan

sebagai perancangan “man-machine interface” sehingga pekerja dan mesin
(ataupun produk lainnya) bisa berfungsi lebih efektif dan efisien sebagai system
manusia-mesin yang terpadu. Disiplin ini akan mencoba membawa ke arah proses
perancangan mesin yang tidak saja memiliki kemampuan produksi yang lebih
canggih lagi, melainkan juga memperhatikan aspek-aspek yang berkaitan dengan
kemampuan dan keterbatasan manusia yang mengoperasikan mesin tersebut.
Tujuan pokoknya adalah terciptanya desain system manusia-mesin yang terpadu
sehingga

efektifitas

dan

efisiensi

kerja

bisa

tercapai

secara

optimal

(Wignjosoebroto, Sritomo. 2000).
Dengan demikian ergonomi dimaksudkan sebagai disiplin keilmuan yang
mempelajari manusia dalam kaitannya dengan pekerjaannya sehingga pekerja dan
mesin (ataupun produk lainnya) bisa berfungsi lebih efektif dan efisien sebagai
system manusia-mesin yang terpadu.

2.3

Anthropometri

2.3.1 Sejarah dan Per kembangan Antrhropometri
Istilah "Anthropometri" sebenarnya sudah ada sejak berabad-abad silam,
akan tetapi aktivitas yang berkenaan dengannya baru digunakan secara luas

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

beberapa puluh tahun yang lalu yang lalu (Purnomo, Hari. 2013). Beberapa
kejadian penting diilustrasikan sebagai berikut:
1. Vitruvius, abad 1 SM
Seorang filsuf yang hidup pada abad 1 SM yang bernama Vitruvius
menyatakan bahwa pusar manusia adalah merupakan pusat tubuh manusia.
2. Leonardo da Vinci
Adalah pembuat gambar manusia yang diilhami oleh konsep yang
dikemukakan oleh seorang filsuf tersebut sehingga terbentuk gambar
sedemikian rupa:

Gambar 2.1 Proporsi Tubuh Manusia Oleh Leonardo Da Vinci
Sumber: Hari Purnomo, 2013

3. Panero dan Zelnik, 1979
Panero dan Zelnik, dari gambar seorang pelukis terkenal dan konsep yang
dikemukakan oleh seorang filsuf Roma ia menyimpulkan dan menyatakan
“jika seseorang dibaringakan secara rata terlentang dengan kedua tangan dan
kakinya direntangkan dan sebuah jangka dipusatkan pada pusarnya, maka jari-

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

jari kaki dan jari-jari tangannya akan menyentuh batas garis lingkaran yang
dibuatnya dan jarak dari telapak kaki hingga kepala akan sama panjangnya
dengan ukurang lengan yang terentang”.
4. Kromer et al., 1994
Dalam bukunya ia menyebutkan seorang ahli statistik bangsa Belgia bernama
Adolphe Quetelet adalah orang yang memperkenalkan antropometri dengan
mengaplikasikan konsep statistik pada data antropologi. Kromer et al. Ia juga
menyebutkan bahwa antrhopometri mulai digunakan secara luas pada berbagai
disiplin ilmu mulai pada akhir abad 19, pada masa itu pula antropometri
bersama-sama dengan biomekanika menjadi sesuatu yang sangat menarik bagi
ahli rekayasa.
2.3.2 Definisi Anthropometri
Antropometri berasal dari kata latin yaitu "anthrpos" yang berarti manusia
dan "metron" yang berarti pengukuran, dengan demikian antropometri
mempunyai arti sebagai pengukuran tubuh manusia (Bridger, 1995). Sedangkan
(Pulat, 1992)

mendefinisikan antropometri sebagai studi dari dimensi tubuh

manusia. Lebih lanjut (Tayyari and Smith, 1997) menjelaskan bahwa antropometri
merupakan studi yang berkaitan erat dengan dimensi dan karakteristik tertentu
dari tubuh manusia seperti berat, volume, pusat grafitasi, dan kekuatan kolompok
otot. (Sanders and Mc. Cormick, 1987) menyatakan bahwa antropometri adalah
pengukuran dimensi tubuh atau karakteristik fisik tubuh lainnya yang relevan
dengan desain tentang sesuatu yang dipakai orang. Dengan mengetahui ukuran
dimensi tubuh pekerja, dapat dibuat rancangan peralatan kerja, stasiun kerja, dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

produk yang sesuai dengan dimensi tubuh pekerja sehingga dapat menciptakan
kenyamanan, kesehatan, dan keselamatan kerja (Purnomo, Hari. 2013).
Dengan demikian antropometri mempunyai arti sebagai studi pengukuran
dimensi tubuh manusia yang berkaitan dengan karakteristik tubuh manusia seperti
berat, volume, pusat grafitasi, dan kekuatan kolompok otot.
Secara definitif antropometri dapat dinyatakan sebagai satu studi yang
berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Manusia pada dasarnya
akan memiliki bentuk, ukuran (tinggi, lebar dsb.) berat dan lain-lain. Yang
berbeda satu dengan yang lainnya. Antropometri secara luas akan digunakan
sebagai

pertimbangan-pertimbangan

ergonomis

dalam

proses perancangan

(desain) produk maupun sistem kerja yang akan memerlukan interaksi manusia
(Wignjosoebroto, Sritomo. 2000). Data antropometri yang berhasil diperoleh akan
diaplikasikan secara luas antara lain dalam hal :
1. Perancangan areal kerja (work station, interior mobil, dll ).
2. Perancangan peralatan kerja seperti mesin, equipment, perkakas (tools) dan
sebagainya.
3. Perancangan produk konsumtif seperti pakaian, kursi/meja komputer dll.
4. Perancangan lingkungan kerja fisik.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data antropometri akan
menentukan bentuk, ukuran dan dimensi yang tepat yang berkaitan dengan produk
yang dirancang dan manusia yang akan mengoperasikan / menggunakan produk
tersebut.

Dalam

kaitan

ini

maka

perancangan

produk

harus

mampu

mengakomodasikan dimensi tubuh dari populasi terbesar yang akan menggunakan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

produk hasil rancangannya tersebut. Secara umum sekurang-kurangnya 90%- 95%
dari populasi yang menjadi target dalam kelompok pemakai suatu produk haruslah
mampu menggunakannya dengan selayaknya.
2.3.3 Data Anthropometri dan Cara Pengukurannya
Manusia pada umumnya akan berbeda – beda dalam hal bentuk dan
dimensi ukuran tubuhnya. Ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi ukuran
tubuh manusia , yaitu (Wignjosoebroto, Sritomo. 2000; Purnomo, Hari. 2013) :
1. Umur
Secara umum dimensi tubuh manusia akan tumbuh dan bertambah besar
seiring dengan bertambahnya umur yaitu sejak awal kelahiran sampai dengan
umur sekitar 20 tahunan. Dari suatu penelitian ysng dilakukan oleh A. F.
Roche dan G. H. Davila (1972) di USA diperoleh kesimpulan bahwa laki-laki
akan tumbuh dan berkembang naik sampai dengan usia 21,2 tahun, sedangkan
wanita 17,3 tahun. Meskipun ada 10 % yang masih terus bertambah tinggi
sampai usia 23,5 tahun (laki-laki) dan 21,1 tahun (wanita). Setelah itu, tidak
lagi akan terjadi pertumbuhan bahkan justru akan cenderung berubah menjadi
pertumbuhan menurun ataupun penyusutan yang dimulai sekitar umur 40
tahunan.
2. Jenis kelamin (sex)
dimensi ukuran tubuh laki-laki umumnya akan lebih besar dibandingkan
dengan wanita, terkecuali untuk beberapa bagian tubuh tertentu seperti pinggul,
dan sebagainya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

3. Suku bangsa (etnic)
Setiap suku bangsa ataupun kelompok etnic akan memiliki karakteristik fisik
yang berbeda satu dengan yang lainnya. Dimensi tubuh suku bangsa Negara
Barat pada umumnya mempunyai ukuran yang lebih besar daripada dimensi
tubuh suku bangsa negara Timur.
4. Keacakan/ Random
Hal ini menjelaskan bahwa walaupun telah terdapat dalam satu kelompok
populasi yang sudah jelas sama jenis kelamin, suku atau bangsa, kelompok usia
dan pekerjaannya, namun masih akan ada perbedaan yang cukup signifikan
antara berbagai macam masyarakat.

5. Jenis Pekerjaan
Beberapa jenis pekerjaan tertentu menuntut adanya persyaratan dalam seleksi
karyawan. Misalnya, buruh dermaga harus mempunyai postur tubuh yang
relatif lebih besar dibandingkan dengan karyawan perkantoran pada umumnya.
Apalagi jika dibandingkan dengan jenis pekerjaan militer.
6. Pakaian
Tebal tipisnya pakaian yang dikenakan, dimana faktor iklim yang berbeda akan
memberikan varisi berbeda dalam bentuk rancangan pakaian. Dengan demikian
dimensi tubuh akan berbeda dari satu tempat dengan tempat yang lainnya.
7. Faktor Kehamilan
Kondisi semacam ini akan mempengaruhi bentuk dan ukuran tubuh khususnya
bagi perempuan. Hal tersebut jelas memerlukan perhatian khusus terhadap
produk-produk yang dirancang bagi segmen seperti ini.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

8. Tubuh Cacat
Hal ini jelas menyebabkan perbedaan antara yang cacat dengan yang tidak
terhadap ukuran dimensi tubuh manusia.
9. Posisi tubuh (posture)
Sikap ataupun posisi tubuh akan berpengaruh terhadap ukuran tubuh oleh
karena itu harus posisi tubuh standar harus diterapkan untuk survei
pengukuran.
Berkaitan dengan posisi tubuh manusia dikenal dua cara pengukuran, yaitu:
a. Antropometri Statis (Structural Body Dimensions).
Disini tubuh diukur dalam berbagai posisi standard dan tidak bergerak (tetap
tegak sempurna). Dimensi tubuh yang diukur meliputi berat badan, tinggi
tubuh, dalam posisi berdiri, maupun duduk, ukuran kepala, tinggi/panjang
lutut, pada saat berdiri/duduk, panjang lengan, dan sebagainya.
b. Antropometri Dinamis (Functional Body Dimensions).
Disini pengukuran dilakukan terhadap posisi tubuh pada saat berfungsi
melakukan gerakan-gerakan tertentu yang berkaitan dengan kegiatan yang
harus diselesaikan.
Selanjutnya untuk memperjelas mengenai data antropometri yang tepat
diaplikasikan dalam berbagai rancangan produk ataupun fasilitas kerja, diperlukan
pengambilan ukuran dimensi anggota tubuh (Wignjosoebroto, Sritomo. 2000).
Penjelasan mengenai pengukuran dimensi antropometri tubuh yang diperlukan
dalam perancangan dijelaskan pada Gambar 2.2.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

Gambar 2.2 Antropometri untuk Perancangan Produk
Sumber: Sritomo Wignjosoebroto, 2000

Gambar 2.3 Antropometri Tinggi Badan Berdiri dan Duduk
Sumber : Sritomo Wignjosoebroto, 2000

Keterangan Gambar 2.2 di atas, yaitu:
1 : Dimensi tinggi tubuh dalam posisi tegak (dari lantai sampai ujung kepala).
2 : Tinggi mata dalam posisi berdiri tegak.
3 : Tinggi bahu dalam posisi berdiri tegak.
4 : Tinggi siku dalam posisi berdiri tegak (siku tegak lurus).
5 : Tinggi kepalan tangan yang terjulur lepas dalam posisi berdiri tegak (dalam
gambar tidak ditunjukkan).
6 : Tinggi tubuh dalam posisi duduk (di ukur dari alas tempat duduk pantat
sampai dengan kepala).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

7 : Tinggi mata dalam posisi duduk.
8 : Tinggi bahu dalam posisi duduk.
9 : Tinggi siku dalam posisi duduk (siku tegak lurus).
10 : Tebal atau lebar paha.
11 : Panjang paha yang di ukur dari pantat sampai dengan. ujung lutut.
12 : Panjang paha di ukur dari pantat sampai bagian belakang dari lutut betis.
13 : Tinggi lutut yang bisa di ukur baik dalam posisi berdiri ataupun duduk.
14 : Tinggi tubuh dalam posisi duduk yang di ukur dari lantai sampai paha.
15 : Lebar dari bahu (bisa di ukur baik dalam posisi berdiri ataupun duduk).
16 : Lebar pinggul ataupun pantat.
17 : Lebar dari dada dalam keadaan membusung (tidak tampak dalam gambar).
18 : Lebar perut.
19 : Panjang siku yang di ukur dari siku sampai dengan ujung jari-jari dalam
posisi siku tegak lurus.
20 : Lebar kepala.
21 : Panjang tangan di ukur dari pergelangan sampai dengan ujung jari.
22 : Lebar telapak tangan.
23 : Lebar tangan dalam posisi tangan terbentang lebar kesamping kiri kanan
(tidak ditunjukkan dalam gambar).
24 : Tinggi jangkauan tangan dalam posisi berdiri tegak.
25 : Tinggi jangkauan tangan dalam posisi duduk tegak.
26 : Jarak jangkauan tangan yang terjulur kedepan diukur dari bahu sampai
dengan ujung jari tangan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

Tabel 2.1 Perkiraan Antrophometri Untuk Masyarakat Hongkong, Dewasa, Dapat
Diekivalensikan Untuk Masyarakat Indonesia (Dasar Kesamaan Etnis Asia) (mm)
No.

Dimensi Tubuh

Pria

Wanita

5%

X

95%

S.D

105%

X

195%

S.D

1

Tinggi Tubuh Posisi Berdiri

1.585

1.680

1.775

58

1.455

1.555

1.655

60

2

Tinggi Mata

1.470

1.555

1.640

52

1.330

1.425

1.520

57

3

Tinggi Bahu

1.300

1.380

1.460

50

1.180

1.265

1.350

51

4

Tinggi Siku

950

1.015

1.080

39

870

935

1.000

41

685

750

815

40

650

715

780

41

5

Tinggi Genggaman Tangan
(Knuckle) Posisi kebawah

6

Tinggi Badan Posisi Duduk

845

900

955

34

780

840

900

37

7

Tinggi Mata Posisi Duduk

720

780

840

35

660

720

780

35

8

Tinggi Bahu Posisi Duduk

555

605

655

31

165

230

295

38

9

Tinggi Siku Posisi Duduk

190

240

290

31

165

230

295

38

10

Tebal Paha

110

135

100

14

105

130

155

14

11

Jarak dari Pantat ke Lutut

505

550

595

26

470

520

570

30

12

Jarak Lipat Lutut ke Pantat

405

450

495

26

385

435

485

29

13

Tinggi Lutut

450

495

540

26

410

455

500

27

14

Tinggi Lipat Lutut (Popliteal)

365

405

445

25

325

375

425

29

15

Lebar Bahu (bideltoid)

380

425

470

26

335

385

435

29

16

Lebar Panggul

300

335

370

22

295

330

365

21

17

Tebal dada

155

195

235

25

160

215

270

34

18

Tebal Perut (abdominal)

150

210

270

36

150

215

280

39

19

Jarak Sikut ke Ujung Jari

410

445

480

22

360

400

400

24

20

Lebar Kepala

150

160

170

7

135

150

165

8

21

Panjang Tangan

165

190

195

9

150

165

180

9

22

Lebar Tangan

70

80

90

5

60

70

80

5

1.480

1.635

1.790

95

1.350

1.480

1.610

80

1.835

1.970