PERANCANGAN MEJA DAN KURSI PADA STASIUN PENYUSUNAN DAN PENJILIDAN DI PERCETAKAN PRESTASI AGUNG PRATAMA DENGAN PENDEKATAN ANTHROPOMETRI

(1)

PERANCANGAN MEJA DAN KURSI PADA STASIUN PENYUSUNAN DAN PENJILIDAN DI PERCETAKAN

PRESTASI AGUNG PRATAMA

DENGAN PENDEKATAN ANTHROPOMETRI

Skripsi

Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

FUAD DWI SETYAWAN

I 1304009

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi :

PERANCANGAN MEJA DAN KURSI PADA STASIUN

PENYUSUNAN DAN PENJILIDAN DI PERCETAKAN

PRESTASI AGUNG PRATAMA

DENGAN PENDEKATAN ANTHROPOMETRI

Ditulis oleh:

FUAD DWI SETYAWAN I 1304009

Mengetahui,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Taufiq Rochman, STP, MT Rahmaniyah D. A., ST, MT NIP 19701030 199802 1 001 NIP 19760122 199903 2 001

Ketua Program S-1 Non Reguler Jurusan Teknik Industri

Fakultas Teknik UNS

Taufiq Rochman, STP, MT NIP 19701030 199802 1 001

Pembantu Dekan I Ketua Jurusan Fakultas Teknik UNS Teknik Industri


(3)

Fakultas Teknik UNS

Ir. Noegroho Djarwanti, MT Ir. Lobes Herdiman, MT


(4)

LEMBAR VALIDASI

Judul Skripsi :

PERANCANGAN MEJA DAN KURSI PADA STASIUN

PENYUSUNAN DAN PENJILIDAN DI PERCETAKAN

PRESTASI AGUNG PRATAMA

DENGAN PENDEKATAN ANTROPOMETRI

Ditulis oleh: Fuad Dwi Setyawan

I 1304009

Telah disidangkan pada hari senin tanggal 21 Maret 2011

Di Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta, dengan

Dosen Penguji

1. Bambang Suhardi, ST, MT NIP 19740520 200012 1 001

2. Wakhid Ahmad Jauhari, ST, MT NIP 19791005 200312 1 003

Dosen Pembimbing

1. Taufiq Rochman, STP, MT NIP 19701030 199802 1 001


(5)

2. Rahmaniyah D. A., ST, MT NIP 19760122 199903 2 001


(6)

SURAT PERNYATAAN

ORISINALITAS KARYA TULIS

Saya mahasiswa Jurusan Teknik Industri UNS yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Fuad Dwi Setyawan NIM : I 1304009

Judul Skripsi : Perancangan Meja Dan Kursi Pada Stasiun Penyusunan Dan Penjilidan Di Percetakan Prestasi Agung Pratama Dengan Pendekatan Anthropometri

Menyatakan bahwa Tugas Akhir (TA) atau Skripsi yang saya susun tidak mencontoh atau tidak melakukan plagiat dari karya tulis orang lain. Jika terbukti Tugas Akhir atau Skripsi yang saya susun tersebut dinyatakan batal dan gelar Sarjana yang saya peroleh dengan sendirinya dibatalkan atau dicabut.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan apabila di kemudian hari terbukti melakukan kebohongan maka saya sanggup menanggung segala konsekuensinya.


(7)

Fuad Dwi Setyawan I 1304009


(8)

SURAT PERNYATAAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Saya mahasiswa Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Fuad Dwi Setyawan NIM : I 1304009

Judul Skripsi : Perancangan Meja Dan Kursi Pada Stasiun Penyusunan Dan Penjilidan Di Percetakan Prestasi Agung Pratama Dengan Pendekatan Anthropometri

Menyatakan bahwa Tugas Akhir (TA) atau Skripsi yang saya susun sebagai syarat lulus Sarjana S1 disusun secara bersama-sama dengan Pembimbing I dan Pembimbing II. Bersamaan dengan surat pernyataan ini bahwa hasil penelitian dari Tugas Akhir (TA) atau Skripsi yang saya susun bersedia digunakan untuk publikasi dari proceeding, jurnal, atau media penerbit lainnya baik di tingkat nasional maupun internasional sebagaimana mestinya yang merupakan bagian dari publikasi karya ilmiah.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Surakarta, 21 April 2011

Fuad Dwi Setyawan I 1304009


(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan berkah dan hidayah-Nya selama melaksanakan penelitian Skripsi maupun dalam penyelesaian laporan Skripsi ini.

Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan serta dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu, Bapak dan Kakakku tercinta yang senantiasa mendukung dan mendoakanku dari jauh.

2. Bapak Ir. Lobes Herdiman, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Taufiq Rochman, STP, MT selaku dosen pembimbing I atas bimbingan yang diberikan hingga terselesaikannya Laporan Skripsi ini.

4. Ibu Rahmaniyah Dwi Astuti, ST, MT selaku dosen pembimbing II yang selalu sabar meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing penulis menyelesaikan laporan ini serta mengoreksi segala kesalahan.. 5. Bapak Bambang Suhardi, ST, MT selaku dosen penguji atas saran yang diberikan

sehingga laporan Skripsi ini menjadi lebih baik.

6. Bapak Wakhid Ahmad Jauhari, ST, MT selaku dosen penguji atas saran yang diberikan sehingga laporan Skripsi ini menjadi lebih baik.

7. Bapak I Wayan Suletra, ST, MT selaku pembimbing akademis. Terima kasih atas bimbingan dan dorongan semangatnya selama ini.

8. Para staf dan karyawan Jurusan Teknik Industri, atas segala kesabaran dan pengertiannya dalam memberikan bantuan dan fasilitas demi kelancaran penyelesaian skripsi ini


(10)

9. Teman-teman senasib dan sepenanggungan Teknik Industri UNS Non Reguler angkatan 2004 (Angga M, Brama, Dhita, Dirham, herman, Gloria, Hajar, Hirmanto, Ike, Danang, Indri, Julius, Lulus, Ivan, Mahendra, Meta, Miono, Syukron, Nova, Sakuntara, Seto, Dewi, Adi, Lina, Yaning, Yosep, Ipang, Nur Cahyadi, Angga S dan Darno), atas semangat, dukungan, kekompakan dan segala kebersamaannya baik dalam suka maupun duka. Mengenal kalian adalah anugerah terindah dalam hidupku. Kalian adalah keluarga keduaku selama di Solo.

10. Buat ade’q indras, Spd terima kasih karena kau selalu setia disampingku.

11. Anak-anak kost (lek Tung, Agung, Pokel, Supra X, Jo, lek Krise, Jimek, Ribut, Indra, Sikun, dll) terima kasih atas kecerian dan bantuannya.

12. Rekan-rekan mahasiswa TI UNS atas kerjasama dan bebagai bantuan yang telah diberikan selama proses perkuliahan maupun selama proses penyusunan laporan Skripsi ini.

13. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Akhir penulis berharap semoga laporan Skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Penulis menyadari bahwa laporan Skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan keterbatasan yang ada, oleh sebab itu dengan segenap kerendahan hati penulis menerima saran dan kritik untuk perbaikan atas kekurangan yang ada.

Surakarta, 21 April 2011


(11)

ABSTRAK

Fuad Dwi Setyawan, NIM: I 1304009. PERANCANGAN MEJA DAN KURSI PADA STASIUN PENYUSUNAN DAN PENJILIDAN DI PERCETAKAN

PRESTASI AGUNG PRATAMA DENGAN PENDEKATAN

ANTHROPOMETRI. Skripsi. Surakarta: Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, april 2011

Percetakan Prestasi Agung Pratama merupakan suatu perusahaan yang memproduksi buku Lembar Kegiatan Siswa (LKS) untuk SD dan SMP. Proses produksi disini adalah mencetak cover dan isi, penyusunan dan penjilidan, pemotongan, finishing dan packing. Proses penyusunan dan penjilidan adalah cover dan isi LKS disatukan setelah itu dijilid menggunakan staples. Posisi pekerja adalah duduk dilantai berdasarkan space atau ruangan yang kosong sehingga posisi masing-masing pekerja tidak teratur.

Wawancara yang dilakukan terhadap 20 pekerja, pekerja sebagian besar mengalami kelelahan dipunggung, lengan tangan, pantat, pergelangan kaki, pinggang dan leher. Pekerja menginginkan posisi duduk yang lebih baik seperti duduk dikursi, alas duduk diharapkan empuk karena posisi kerja adalah duduk terus. Pekerja ingin posisi kerja pada saat mengambil material dan melakukan penjilidan tidak membungkuk.

Pada penelitian dilakukan perancangan meja dan kursi dengan pendekatan anthropometri. Perancangan meja dan kursi ini menggunakan data anthropometri dari 20 pekerja. Data anthropometri ini diolah dengan menggunakan perhitungan persentil, sebelum perhitungan dengan persentil data dilihat terlebih dahulu dengan pertimbangan sebaran data. Dari perhitungan dengan persentil diketahui ukuran dimensi meja dan kursi kemudian diterapkan dalam desain bentuk yang sesuai dengan ukuran yang telah didapat. Material dari meja dan kursi ditentukan dari beban yang akan diterima oleh meja dan kursi. Meja dan kursi disimulasikan dengan beban yang akan diterima dengan sofeware CATIA

Penelitian menghasilkan rancangan meja dan kursi dengan dimensi sebagai berikut : Untuk kursi dengan ukuran tinggi 51 cm, kedalaman kursi 45 cm, lebar 41 cm, tinggi sandaran 56 cm, lebar sandaran duduk 28 cm. Sedangkan untuk meja dengan tinggi 72 cm, panjang 204 cm dan lebar sebesar 108 cm. Simulasi pembebanan dengan software catia meja dan kursi mampu menahan beban sebesar 1900 N dan 800 N. Berdasarkan pertimbangan luas ruang yang tersedia, luas meja kursi dan aliran material dihasilkan sebamyak 13 pekerja yang berada di stasiun penyusunan dan penjilidan.

Kata kunci: anthropometri, sofeware CATIA, space, LKS (Lembar Kegiatan Siswa), persentil, cover.

xvi + 77 halaman; 33 gambar; 5 tabel; 13 lampiran Daftar pustaka: 12 (1993-2008)


(12)

ABSTRACT

Fuad Dwi Setyawan, NIM: I 1304009. THE DESIGN OF TABLE AND CHAIR IN THE STATION OF STACKING AND BOOKBINDING IN PRESTASI AGUNG PRATAMA PRESS BY USING A STUDY OF ANTHROPOMETRI. Paper. Surakarta: Industrial Engineering Departement, Faculty of Engineering, Sebelas Maret University, in April 2011

Prestasi Agung Pratama Press is a company which produce Lembar Kegiatan Siswa ( LKS) for Elementary School (SD) Secondary Junior High School (SMP). The process of the production is print the cover and content, stacking and bookbinding, cutting, finishing and packing. The process of the stacking and bookbinding is the cover and the content of LKS are united after that it is bounded by using strapless. The position of the worker is sit on the floor based on the space or unoccupied room so the the worker work unregularly.

Interview is done for 20 workers, a part of the workers feel pain in the back, hands, bottom, anat, waist, and neck. The workers want to sit with comfortable position for example sit on the chair, chaircloth is expected more soft because the work position with siting continously. The workers want to work with the work position as they take the material and do the bookbinding is not bend over.

In this research is done with the design of the table and chair by using a study of anthropometri. The design of the table and chair use the data of anthropometri from 20 workers. The data of the anthropometri is processed by using percentil calculation, before using percentil calculation, the data is seemed firstly with the considerating of the data distributin. From the calculation of percentil is known by the level dimention of the table and chair then it is implemented by the design of the shape that it is appropriated with the getting size. The material of the table and chair are defined from the weight will be received by the table and chair. Its is simulated with the weight will be received by CATIA software.

The research produces the design of the table and chair with the dimention as follows: for the chair with the size isn 51 cms tall, the deep of the chair is 45 cm, 42 cm widht the height of the armchair is 28 cms. Whereas for the table is 72 cms height, 204 cms lenght, and 108 cms widht. The loaded simulation by catia software, the table and chair are able to hold the load as big as 1900 N and 800 N. Based on the the considerating of the room wide availability, the wide of the table – chair and the material supplied for 13 workers who stay in the station of the stacking and bookbinding.

Key Word: anthropometri, catia software, space, LKS, percentil, cover. Xvi + 77 pages; 33 picture; 5 table; 13 appendix


(13)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR VALIDASI... SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA

ILMIAH...

SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... ABSTRACT... . DAFTAR ISI...

DAFTAR TABEL.... DAFTAR

GAMBAR... DAFTAR

LAMPIRAN.....

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar i ii iii iv v vi viii ix x xiii xiv xvi I-1 I-3 I-3 I-3 I-4 I-4 I-4 II-1 II-1


(14)

Belakang... 1.2 Perumusan Masalah... 1.3 Tujuan Penelitian... 1.4 Manfaat Penelitian... 1.5 Batasan Masalah... 1.6 Asumsi Penelitian...

1.7 Sistematika Penulisan

...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum

Perusahaan…...

2.1.1 Percetakan Prestasi Agung

Pratama…………...…………..

2.1.2 Tujuan

Perusahaan………..…...………

2.1.3 Layout / Tata Letak

Pabrik………....………… 2.2 Ergonomi…... .. 2.3 Anthropometri... ... II-2 II-2 II-5 II-8 II-12 II-14 II-16 II-16 III-2 III-2 III-2 III-2 III-3 III-3 III-3 III-3 III-3 III-4 III-5 III-6 III-6


(15)

2.3.1Aplikasi Distribusi Normal dalam Penetapan Data Anthropometri... ...

2.3.2Aplikasi data anthropometri dalam perancangan

produk atau fasilitas

kerja...

2.3.3 Perhitungan Persentil dan sebaran data...

2.4 Penelitian

Sebelumnya...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tahap Identifikasi

Masalah...

3.1.1 Latar Belakang

Masalah...

3.1.2 Perumusan

Masalah...

3.1.3 Tujuan dan

Manfaat...

3.1.4 Studi

Literatur...

3.1.5 Studi

Lapangan...

3.2 Tahap Pengumpulan

Data... IV-1 IV-3 IV-3 IV-4 IV-5 IV-14 IV-18 V-1 V-1 V-1 V-2 V-3 V-3 VI-1 VI-1 L-1


(16)

3.3 Tahap Pengolahan Data...

3.3.1 Perhitungan Persentil dan sebaran data...

3.3.2 Perancangan Meja dan

Kursi...

3.3.3 Simulasi Pembebanan Menggunakan Software CATIA.

3.4 Tahap Analisa dan Interpretasi

Hasil...

3.5 Tahap Kesimpulan dan

Saran...

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan

Data... 4.2 Pengolahan

Data... 4.2.1 Perhitungan

persentil...

4.2.2 Pertimbangan Sebaran

Data...

4.3 Perancangan meja dan

kursi...

4.4 Uji simulasi pembebanan dengan

catia...


(17)

Kursi...

BAB V ANALISIS DAN INTERPRESTASI HASIL

5.1 Analisis Hasil

Penelitian...

5.1.1 Analisis Latar Belakang

Masalah...

5.1.2 Analisis Data Anthropometri untuk Penentuan

ukuran Meja dan

Kursi... 5.1.3 Analisis Pengujian meja dan Kursi dengan Software

Catia... .

5.1.4 Analisis Tata Letak Meja dan

Kursi...

5.2 Interprestasi Hasil

Penelitian...

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1

Kesimpilan... 6.2

Saran...

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


(18)

(19)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Macam Persentil dan Cara Perhitungan dalam Distribusi

Normal... .

Tabel 2.2 Penelitian

sebelumnya………... Tabel 4.1 Tabel

Persentil...

Tabel 4.2 Pertimbangan Sebaran Data

...

Tabel 5.1 Spesifikasi Dimensi Meja dan

Kursi...

II-13 II-16 IV-4 IV-4 V-2


(20)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Layout Bangunan I Area Produksi Percetakan Prestasi Agung

Pratama... Gambar 2.2 Layout Bangunan II Area Produksi Percetakan

Prestasi Agung

Pratama...

Gambar 2.3 Layout Kantor Percetakan Prestasi Agung Pratama...

Gambar 2.4 Ilustrasi Pentingnya Ergonomi dalam Perancangan...

Gambar 2.5 Tata Letak berdasarkan metode kerja yang telah dibakukan... ..

Gambar 2.6 Gambar dimensi struktur

kepala...

Gambar 2.7 Antropometri tubuh manusia yang diukur dimensinya...

Gambar 2.8 Distribusi normal yang mengakomodasi 95% dari populasi………... ..

Gambar 3.1 Metodologi

penelitian...

Gambar 4.1 posisi duduk saat melakukan penyusunan LKS... Gambar 4.2 posisi duduk sejajar berdasarkan space yang

tersedia... II-2 II-3 II-4 II-6 II-7 II-10 II-11 II-12 III-1 IV-2 IV-2 IV-2 IV-8 IV-8 IV-9 IV-9 IV-9 IV-10 IV-10


(21)

.

Gambar 4.3 LKS sesudah dan sebelum dijilid ditumpuk ditengah ruangan... ..

Gambar 4.4 Bill of material

meja... Gambar 4.5 Desain

Meja... Gambar 4.6 Desain

Meja...

Gambar 4.7 Desain Rangka besi D 40

mm...

Gambar 4.8 Desain Papan kayu

jati...

Gambar 4.9 Desain Meja

Akhir...

Gambar 4.10 Bill of material

kursi...

Gambar 4.11 Kursi tampak

samping...

Gambar 4.12 Kursi tampak

depan...

Gambar 4.13 Desain rangka pipa besi D 20

mm... Gambar 4.14 Bantalan

punggung... Gambar 4.15 Bantalan

duduk... IV-11 IV-11 IV-12 IV-12 IV-12 IV-13 IV-13 IV-14 IV-15 IV-15 IV-16 IV-16 IV-17 IV-18


(22)

Gambar 4.16 Desain kursi akhir...

Gambar 4.17 Ilustrasi meja dan kursi

rancangan...

Gambar 4.18 Propertis rangka

besi...

Gambar 4.19 Deformasi yang terjadi pada saat pembebanan...

Gambar 4.20 Deformasi yang terjadi pada kaki meja...

Gambar 4.21 Deformasi yang terjadi pada bagian tengah meja...

Gambar 4.22 Deformasi yang terjadi pada saat pembebanan...

Gambar 4.23 Deformasi yang terjadi pada kaki kursi...

Gambar 4.24 Tata letak Meja dan


(23)

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah dari penelitian, perumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini, tujuan dan manfaat dari penelitian yang dilakukan serta sistematika penulisan untuk menyelesaikan penelitian.

I.1 Latar Belakang Masalah

Teknologi yang semakin berkembang pesat saat ini tidak bisa sepenuhnya meninggalkan tenaga manusia dalam proses produksi. Ada beberapa industri yang masih menggunakan tenaga manusia dalam menjalankan proses produksinya. Penggunaan tenaga manusia dapat menghemat biaya produksi karena perusahaan tidak mengeluarkan biaya tambahan bagi mesin serta alat pendukung lainnya. Namun disisi lain penggunaan tenaga manusia tidak selamanya menguntungkan. Hal ini dikarenakan proses produksi dengan menggunakan tenaga manusia lebih lama dibanding dengan menggunakan mesin untuk mencapai target produksi. Manusia tidak bisa secara terus menerus melakukan pekerjaan, manusia memerlukan waktu tambahan untuk beristirahat dalam melakukan pekerjaan. Kelelahan akan meningkat dengan semakin lamanya pekerjaan yang dilakukan, untuk menurunkan rasa lelah didapat dengan memberikan istirahat yang cukup (Nurmianto, 2003).

Salah satu faktor yang cukup penting untuk diperhatikan agar kesehatan dan kenyamanan pekerja terpenuhi adalah posisi atau sikap kerja dari operator saat melakukan aktifitas kerja. Penerapan ergonomi perlu dilakukan dengan lebih baik melalui penyesuaian mesin, alat dan perlengkapan kerja terhadap tenaga kerja yang dapat mendukung kesehatan, kenyamanan dan efisiensi kerja (Nurmianto, 2003).

Percetakan Prestasi Agung Pratama merupakan suatu perusahaan yang memproduksi buku Lembar Kegiatan Siswa (LKS) untuk SD dan SMP. Aktivitas proses produksi di Percetakan Prestasi Agung Pratama dilakukan secara manual dan otomatis dengan menggunakan mesin. Proses produksi pada Percetakan Prestasi Agung Pratama yang pertama adalah mencetak cover dan isi menggunakan mesin cetak dengan 4 orang. Setelah itu proses penyusunan dan penjilidan secara manual


(24)

dengan tenaga manusia sebanyak 20 orang pekerja. Kemudian dilakukan pemotongan untuk merapikan LKS dengan menggunakan mesin potong dengan 4 orang. Terakhir dilakukan finishing dan packing dengan 10 orang.

Proses penyusunan dan penjilidan adalah cover dan isi LKS disatukan setelah itu dijilid menggunakan staples. Staples yang digunakan adalah staples buatan pabrik yang telah dimodifikasi. Staples diletakkan diatas lantai keramik hal ini menyebabkan staples bergerak pada saat ditekan. Posisi pekerja adalah duduk dilantai berdasarkan

space atau ruangan yang kosong sehingga posisi masing-masing pekerja tidak teratur. Cover dan isi LKS diangkut menggunakan troli dari stasiun cetak dan diletakkan diruang penyusunan dan penjilidan menurut ruang yang kosong. LKS yang telah dijilid ditumpuk disamping pekerja. Meterial LKS dan LKS yang telah dijilid menggangu aliran material dari stasiun cetak dan yang akan dikirim ke stasiun pemotongan. Hal ini terjadi karena tata letak pekerja, material dan jalur aliran material tidak diatur.

Aktivitas penyusunan dan penjilidan dilakukan secara manual dan berulang-ulang dalam waktu yang relatif lama yaitu jam kerja dari jam 07.00 sampai jam 17.00 dengan target produksi 30.000 LKS yang telah dijilid, jadi setiap pekerja harus mengerjakan 1500 LKS. Aktivitas yang dilakukan pekerja ini memungkinkan terjadinya kelelahan fisik. Dari pengamatan yang dilakukan langsung dilapangan pekerja sering melakukan istirahat dengan beberapa gerakan berupa peregangan otot dan diam sejenak untuk mengurangi kelelahan yang dialami. Dari wawancara yang dilakukan terhadap 20 pekerja, pekerja sebagian besar mengalami kelelahan dipunggung dan lengan tangan kanan karena posisi membungkuk dan menekan staples. Kelelahan dipantat dan pergelangan kaki karena duduk bersila datas lantai keramik. Kelelahan pinggang dan leher juga dirasakan oleh pekerja. Pekerja merasa tata letak material yang sembarang juga menyebabkan proses kerja menjadi lebih lama, misalnya saat mengambil material terhalang oleh material yang lainya. Wawancara juga dilakukan untuk mengetahui apa yang diharapkan pekerja berdasarkan dari keluhan yang dialami. Pekerja mengharapkan perubahan sikap kerja. Pekerja menginginkan posisi duduk yang lebih baik seperti duduk dikursi, alas duduk


(25)

diharapkan empuk karena posisi kerja adalah duduk terus. Pekerja juga menginginkan staples dibuat supaya tidak mudah bergeser pada saat ditekan. Tata letak material juga diharapkan tidak terlalu jauh dari pekerja. Pekerja ingin posisi kerja pada saat mengambil material dan melakukan penjilidan tidak membungkuk.

Sikap duduk yang keliru merupakan penyebab adanya masalah punggung (Nurmianto, 2003). Menurut Sastrowinoto (1985), kerugian yang diakibatkan sikap duduk yaitu otot perut mengendur, perkembangan punggung melengkung, tidak menguntungkan bagi jalur pencernaan dan paru-paru. Keluhan dari pekerja ini harus segera diberi tindakan supaya pekerja tidak mengalami gangguan kesehatan sebagaimana yang sudah dijelaskan oleh Nurmianto dan Sastrowinoto. Bila beban dan keluhan pekerja dibiarkan berlanjut terus menerus tanpa adanya penanganan, kesehatan pekerja akan terganggu dan menyebabkan proses produksi terganggu.

Berdasarkan pada pertimbangan-pertimbangan tersebut dimungkinkan untuk dilakukannya penambahan fasilitas fisik di stasiun penyusunan dan penjilidan. Fasilitas fisik yang ingin ditambahkan meja dan kursi. Hal ini diharapkan bisa mengurangi keluhan dan bisa memenuhi keinginan dari pekerja.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dijelaskan, maka permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini yaitu bagaimana merancang meja dan kursi pada stasiun kerja penyusunan dan penjilidan yang lebih ergonomis. 1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan penelitian di Percetakan Prestasi Agung Pratama, yaitu menghasilkan rancangan fasilitas fisik kerja pada stasiun kerja penyusunan dan penjilidan berupa meja dan kursi.

1.4 Manfaat Penelitian

Diharapkan dari pelaksanaan penelitian tugas akhir ini dapat diambil manfaat yaitu memperoleh desain rancangan meja dan kursi yang sesuai dengan kondisi kerja


(26)

di stasiun penyusunan dan penjilidan. 1.5 Batasan Masalah

Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk membatasi agar penelitian tidak menyimpang dari permasalahan yang ada serta menentukan secara spesifik area penelitian. Batasan tersebut antara lain :

1. Data anthropometri yang diambil hanya pekerja di stasiun kerja penyusunan dan penjilidan.

2. Perancangan meja dan kursi hanya sebatas prototipe gambar 3D. 1.6 Asumsi

1. Metode kerja tidak mengalami perubahan selama penelitian. 2. Kondisi operator sehat dan tidak mengalami kelainan fisik.

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan merupakan gambaran umum mengenai tata cara penyususnan laporan penelitian dan isi pokok dari laporan penelitian ini. Sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab pertama ini memuat latar belakang masalah, perumusan, tujuan dan manfaat penelitian serta batasan masalah yang berfungsi untuk menetukan secara spesifik area pembahasan yang akan dilakukan, asumsi yang berfungsi untuk menyederhanakan kompleksitas permasalahan yang dihadapi dan sistematika penulisan yang berisi urutan penulisan bab dalam laporan penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menjelaskan secara umum tentang Percetakan Prestasi Agung Pratama meliputi sejarah perusahaan, lokasi dan tata letak pabrik, produk yang dihasilkan, sumber dan penyediaan bahan baku, proses produksi, peralatan yang digunakan dan pemasaran produk. Memuat teori-teori yang


(27)

menunjang dalam pengolahan data yaitu diantaranya faktor-faktor yang mempengaruhi perancangan meja dan kursi.

BAB III METODOLOGI PENYELESAIAN MASALAH

Berisi langkah-langkah penyelesaian masalah secara umum yang merupakan gambaran terstruktur tahap demi tahap proses penyelesaian masalah dan digambarkan dalam bentuk flowcart.

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Berisi data-data yang diperlukan untuk penyelesaian masalah dan pengolahannya secara bertahap.

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI

Berisi uraian dan interpretasi dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi kesimpulan dari hasil pengolahan data dan analisa serta saran-saran yang diperlukan.


(28)

BAB II

STUDI PUSTAKA

Bab ini membahas konsep-konsep berkaitan dengan objek penelitian yang dilakukan. Teori pendukung yang dibahas dalam bab ini antara lain tentang konsep ergonomi dan antropometri.

2.1 Tinjauan Umum Perusahaan

2.1.1 Percetakan Prestasi Agung Pratama

Percetakan Prestasi Agung Pratama merupakan perusahaan percetakan yang berdiri pada tahun 1999 yang mana percetakan ini memproduksi buku LKS (Lembar Kegiatan Siswa) untuk SD dan SMP. Percetakan ini awalnya hanya terdiri dari 1 bangunan sebagai tempat produksinya dengan luas lokasi sekitar 360 m2 dan lokasi bangunan pertama

bertempat dikediaman pemiliknya, yaitu terletak di dukuh Krandon Kelurahan Ngaren-Pedan-Klaten. Setelah pabrik menunjukkan kemajuan dan meningkatnya order, maka dilakukan penambahan alat-alat baru seperti mesin cetak WEB, mesin cetak cover, dan mesin potong. Karena percetakan melakukan penambahan mesin maka percetakan tersebut menambah satu bangunan untuk kegiatan produksinya yang berlokasi di dukuh Banaran-Jetis Etan-Pedan-Klaten, sebagai tempat mesin baru. Lokasi bangunan kedua ini terpisah dari bangunan pertama, yaitu sekitar 500 m. Hal ini dikarenakan terbatasnya lahan disekitar bangunan pertama sehingga dicarilah lokasi yang dapat menampung mesin tersebut walaupun mempunyai jarak yang lumayan jauh dari lokasi bangunan pertama. Percetakan ini dari awal memiliki kurang lebih 50 karyawan yang terbagi menjadi karyawan tetap dan karyawan borongan. Sebagian besar karyawannya berasal dari daerah sekitar tempat percetakan.


(29)

Nama Prestasi Agung Pratama sendiri, salah satu katanya yaitu ”Agung” diambil dari salah satu nama putra pemilik percetakan yang bernama Agung Hardono yang merupakan putra pertama dari pemilik percetakan.

Promosi terhadap produk yang diproduksi berasal dari agen-agen perusahaan yang memasarkan produknya ke berbagai sekolah. Dimana agen tersebut bukan bagian dari perusahaan tetapi pihak luar yang mengikat perjanjian kerja sama dengan percetakan. Pemasaran buku LKS percetakan ini berasal dari beberapa daerah di Pulau Jawa dan sekitarnya.

2.1.2 Tujuan Perusahaan

Prestasi Agung Pratama merupakan perusahaan yang bergerak di bidang percetakan. Produksi utamanya adalah buku LKS (Lembar Kegiatan Siswa) untuk pelajar SD dan SMP. Sehingga tujuan percetakan ini adalah untuk memenuhi kebutuhan LKS para pelajar SD dan SMP.

Karakteristik produksi percetakan ini bersifat make – to – stock yang artinya percetakan memproduksi untuk memenuhi persediaan. Tetapi dalam hal ini, setiap akan melakukan produksi maka terlebih dahulu dari perusahaan melakukan estimasi dengan menanyakan pada agen-agen yang ada mengenai berapa perkiraan produk yang dibutuhkan. Sehingga dalam hal ini jika agen memberikan estimasi yang tidak tepat maka dapat merugikan percetakan.

2.1.3 Layout / Tata Letak Pabrik

Percetakan Prestasi Agung Pratama terdiri dari 2 bangunan yang terpisah kurang lebih 500 m.


(30)

6.00 8.00 5.00 5.00 6.00 11.00 16.00 11.00 11.00 5.00 24.00 6.00 D C A B E F G

Scale: 1: 100

BANGUNAN I

U

H

I

Gambar 2.1 Layout Bangunan I Area Produksi Percetakan Prestasi Agung Pratama

Dari Gambar 2.1 dapat dijelaskan bahwa bangunan ini mempunyai luas kurang lebih 810 m2 yang terdiri dari beberapa bagian atau stasiun kerja,

yaitu :

- A merupakan mushola

- B merupakan gudang bahan baku I - C merupakan kamar mandi

- D merupakan tempat membuat plat cover dan WEB - E merupakan tempat mesin cetak WEB

- F merupakan gudang produk jadi III

- G dan H merupakan ruang kosong (free space) yang belum digunakan - I merupakan akses keluar masuk serta area parkir


(31)

12.00 11.00 24.00 8.10 RUMAH LAHAN KOSONG N M

J K L

O P Q 8.10 5.30 12.00 5.70 12.00 7.20 5.70 12.00

Scale: 1: 100

BANGUNAN I I

U

T 5.00 5.00 1.50 8.80 R S U

Gambar 2.2 Layout Bangunan II Area Produksi Percetakan Prestasi Agung Pratama

Dan dari Gambar 2.2 dapat dijelaskan bahwa bangunan ini mempunyai luas kurang lebih 360 m2 yang terdiri dari beberapa bagian atau

stasiun kerja, yaitu :

- J merupakan bagian penyusunan dan penjilidan

- K merupakan gudang produk jadi I dan tempat mesin packing I - L merupakan tempat mesin potong I dan II

- M merupakan gudang bahan baku II - N merupakan tempat mesin cetak cover

- O merupakan tempat mesin potong III dan mesin packing II - P merupakan gudang produk jadi II

- Q merupakan tempat parkir - R merupakan mushola


(32)

- S merupakan kamar mandi - T merupakan kamar mandi - U merupakan halaman

Letak kantor Percetakan Prestasi Agung Pratama yaitu berada di lantai 2 di atas bangunan O, P, dan Q, dengan ukuran 8,1 m x 12 m. Untuk layout kantor dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Layout Kantor Percetakan Prestasi Agung Pratama

Dan dari Gambar 2.3 dapat dijelaskan bahwa untuk bagian kantor Percetakan Prestasi Agung Pratama mempunyai luas sebesar 97,2 m2, yang terdiri dari

beberapa bagian, yaitu :

- A merupakan ruangan untuk pimpinan perusahaan

- B merupakan ruang karyawan yang bekerja dalam penyusunan, pengetikan, dan pengeditan naskah dan cover Lembar Kegiatan siswa (LKS).

- C merupakan ruang administrasi kantor

- D merupakan tempat pertemuan umum atau ruang tamu


(33)

Ergonomi berasal dari bahasa Yunani, yaitu : Ergon berarti kerja dan Nomos berarti dalil, peraturan, dan hukum. Ergonomi adalah penerapan ilmu-ilmu biologis tentang manusia, ilmu teknik, dan berbagai disiplin ilmu lainnya untuk mencapai penyesuaian yang optimal antara manusia, pekerjaan, dan lingkungan kerja (Hadiguna, 2008). Ergonomi sendiri dapat didefinisikan sebagai suatu ilmu yang secara sistematis dapat memanfaatkan berbagai informasi yang berkaitan dengan sifat, kemampuan, dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja sedemikian rupa sehingga manusia dapat bekerja dan hidup pada sistem yang baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan tersebut dengan nyaman, aman, dan efektif (Hadiguna, 2008). Ergonomi juga didefinisikan sebagai disiplin keilmuan yang mempelajari manusia dalam kaitannya dengan pekerjaannya (Wignjosoebroto, 2003).

Tujuan ergonomi adalah menambah efektivitas penggunaan objek fisik dan fasiltas yang digunakan oleh manusia dan merawat atau menambah nilai tertentu, misalnya kesehatan, kenyamanan, dan kepuasan, pada proses penggunaan tersebut. Ergonomi sangat penting diterapkan saat kita melakukan proses perancangan system kerja. Jika dalam melakukan proses perancangan para desainer tidak menerapkan prinsip-prinsip ergonomi, maka akan terjadi hal-hal sebagai berikut (Hadiguna, 2008):

1. Menurunnya keluaran produksi. 2. Meningkatnya loss time.

3. Tingginya biaya medis yang harus disediakan. 4. Tingginya biaya material.

5. Meningkatnya ketidakhadiran karyawan. 6. Rendahnya kualitas kerja.


(34)

8. Meningkatnya kemungkinan terjadi kecelakaan dan kesalahan kerja. 9. Meningkatnya pergantian karyawan.

10.Menurunnya cadangan kapasitas untuk transaksi-transaksi yang darurat atau tidak terduga.

Prinsip penting yang harus selalu diterapkan pada setiap perancangan adalah fitting the job to the man rather than the man to the job (Hadiguna, 2008). Dalam hal ini, pekerjaan harus disesuaikan agar selalu berada dalam jangkauan kemampuan serta keterbatasan manusia. Bila kita pandang dari segi sistem, maka sistem yang baik hanya dapat bekerja bila terdiri atas (Hadiguna, 2008) :

1. Komponen sistem yang telah dirancang dan disesuaikan dengan apa yang akan dibutuhkan manusia.

2. Komponen sistem yang saling berinteraksi secara terpadu dalam usaha menuju tujuan bersama.

Gambar 2.4Ilustrasi pentingnya ergonomi dalam perancangan Sumber: Hadiguna, 2008

Agar bisa menerapkan ergonomi, kita memerlukan informasi yang lengkap mengenai manusia dengan segala keterbatasannya. Salah satu cara


(35)

mendapatkan informasi tersebut adalah dengan melakukan penelitian-penelitian yang dapat dikelompokkan menjadi empat bagian (Hadiguna, 2008) yaitu :

1. Penelitian tentang display; yaitu bagian lingkungan yang mengkomunikasikan keadaannya pada manusia.

2. Penelitian mengenai hasil kerja manusia dan proses pengendaliannya; dalam hal ini, pemeliti menyelidiki aktivitas-aktivitas manusia saat bekerja dan kemudian mempelajari cara mengukur setiap aktivitas. Penelitian demikian banyak berhubungan dengan biomekanika.

3. Penelitian mengenai tempat kerja; yaitu memperoleh hasil kerja yang baik, dalam artian sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan manusia; maka ukuran-ukuran tempat kerja harus sesuai dengan tubuh manusia. Hal-hal yang berhubungan dengan tubuh manusia dipelajari dalam antropometri.

4. Penelitian mengenai lingkungan fisik; lingkungan fisik di sini meliputi ruangan atau fasilitas-fasilitas yang biasa digunakan oleh manusia serta lingkungan kerja, di mana keduanya banyak mempengaruhi tingkah laku manusia.


(36)

Gambar 2.5 Tata letak berdasarkan metode kerja yang telah dibakukan

Sumber: Hadiguna, 2008.

Secara umum tujuan dari penerapan ergonomi (Tarwaka, 2004), yaitu:

a. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cidera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.

b. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna dan meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif.

c. Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek yaitu aspek teknis, ekonomis, antropologis dan budaya dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi.

2.3 ANTHROPOMETRI

Antropometri menurut Stevenson (1989) dan Nurmianto (2008) adalah satu kumpulan data numerik yang berhubungan dengan karakteritik fisik ukuran tubuh manusia, bentuk, dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain.

Perancangan lingkungan kerja fisik manusia pada umumnya berbeda-beda dalam hal bentuk dan dimensi ukuran tubuhnya. Beberapa faktor yang mempengaruhi ukuran tubuh manusia antara lain yaitu (Nurmianto,2008) : a. Jenis kelamin (sex)

Secara distribusi statisktik terdapat perbedaan yang signifikan antara dimensi tubuh pria dan wanita. Jenis kelamin pria umumnya memiliki dimensi tubuh yang lebih besar disbanding wanita. Oleh karenanya data antropometri untuk kedua jenis kelamin selalu disajikan terpisah.


(37)

b. Umur (age)

Penggolongan atas beberapa kelompok umur yaitu: balita, anak-anak, remaja, Entity atribut relationship Key atribut 12 dewasa, dan lanjut usia. Antropometri tubuh manusia akan cenderung meningkat sampai batas usia dewasa. Namun setelah mencapai usia dewasa, tinggi badan manusia mempunyai kecenderungan untuk menurun yang antara lain disebabkan oleh berkurangnya elastisitas tulang belakang (invertebral discs).

c. Suku bangsa (etnic)

Setiap suku bangsa ataupun kelompok etnic memiliki karakteristik fisik yang berbeda satu dengan yang lainnya. Dimensi tubuh suku bangsa negara Barat pada umumnya berukuran yang lebih besar daripada dimensi tubuh suku bangsa negara Timur.

d. Jenis Pekerjaan

Beberapa jenis pekerjaan tertentu menuntut adanya persyaratan dalam seleksi karyawannya. Misalnya pekerjaan buruh mengharuskan orang-orang yang berpostur lebih besar dibanding pekerja kantoran. Sedangkan menurut Wignjosoebroto (2003) dimensi tubuh manusia juga dipengaruhi oleh tingkat sosio ekonomi. Pada negara-negara maju dengan tingkat sosio ekonomi tinggi, penduduknya mempunyai dimensi tubuh yang besar dibandingkan dengan negara-negara berkembang.

e. Posisi tubuh (posture)

Sikap ataupun posisi tubuh akan berpengaruh terhadap ukuran tubuh oleh karena itu harus posisi tubuh standar harus diterapkan untuk survei pengukuran.

Berkaitan dengan posisi tubuh manusia dikenal dua cara pengukuran, yaitu:


(38)

Pengukuran manusia pada posisi diam atau yang dibakukan. Disebut juga pengukuran dimensi struktur tubuh dimana tubuh diukur dalam berbagai posisi standart dan tidak bergerak (tetap tegak sempurna). Pengukuran antropometri statis menjadi penting karena pengukuran ini menjadi dasar dalam perancangan produk dan lingkungan kerja yang digunakan.

2. Antropometri Dinamis (Functional Body Dimensions)

Yang dimaksud Antropometri dinamis adalah pengukuran keadaan dan ciri-ciri fisik manusia dalam keadaan bergerak atau memperhatikan 13 gerakan-gerakan yang mungkin terjadi saat pekerja tersebut melaksanakan kegiatannya.

Selanjutnya untuk memperjelas mengenai data Antropometri yang tepat diaplikasikan dalam berbagai rancangan produk ataupun fasilitas kerja, diperlukan pengambilan ukuran dimensi anggota tubuh. Penjelasan mengenai pengukuran dimensi antropometri tubuh yang diperlukan dalam perancangan dijelaskan pada gambar berikut :

Gambar 2.6 Gambar dimensi struktur kepala Sumber : Nurmianto, 2008


(39)

Keterangan gambar 3 diatas, yaitu: 1 = panjang kepala

2 = lebar kepala

3 = diameter maksimum dagu 4 = dagu ke puncak kepala 5 = telinga ke puncak kepala 6 = telinga ke belakang kepala 7 = antara dua telinga

8 = mata ke belakang kepala 9 = mata ke puncak kepala 10 = antara dua pupil mata 11 = hidung ke puncak kepala 12 = hidung ke belakang kepala 13 = mulut ke puncak kepala 14 = lebar mulut


(40)

Gambar 2.7 Antropometri tubuh manusia yang diukur dimensinya

Sumber : Nurmianto, 2008 Keterangan gambar :

1. Dimensi tinggi tubuh dalam posisi tegak 2. Tinggi mata dalam posisi berdiri tegak 3. Tinggi bahu dalam posisi berdiri tegak 4. Tinggi siku dalam posisi berdiri tegak

5. Tinggi kepalan tangan yang terjulur lepas dalam posisi berdiri tegak (dalam gambar tidak ditunjukkan)

6. Tinggi tubuh dalam posisi duduk 7. Tinggi mata dalam posisi duduk 8. Tinggi bahu dalam posisi duduk 9. Tinggi siku dalam posisi duduk 10. Tebal atau lebar paha

11. Panjang paha yang diukur dari pantat s/d ujung lutut

12. Panjang paha yang diukur dari pantat s/d bagian belakang dari ujung lutut

13. Tinggi lutut yang bisa diukur baik dalam posisi berdiri ataupun duduk 14. Tinggi tubuh dalam posisi duduk yang diukur dari lantai sampai dengan paha

15. Lebar dari bahu 16. Lebar pinggul/pantat

17. Lebar dari dada dalam keadaan membusung 18. Lebar perut

19. Panjang siku yang diukur dari siku sampai ujung jari dalam posisi siku tegak lurus


(41)

21. Panjang tangan diukur dari pergelangan sampai dengan ujung jari dalam posisi tegak

22. Lebar telapak tangan

23. Lebar tangan dalam posisi terbentang

24. Tinggi jangkauan tangan dalam posisi berdiri tegak 25. Tinggi jangkauan tangan dalam posisi duduk tegak 26. Jarak jangkauan tangan yang terjulur ke depan

2.3.1 Aplikasi Distribusi Normal dalam Penetapan Data Anthropometri

Pada penetapan data antropometri, pemakaian distribusi normal umum diterapkan. Distribusi normal dapat diformulasikan berdasarkan harga rata-rata dan simpangan standarnya dari data yang ada. Berdasarkan nilai yang ada tersebut, maka persentil (nilai yang menunjukkan persentase tertentu dari orang yang memiliki ukuran pada atau di bawah nilai tersebut) bisa ditetapkan sesuai tabel probabilitas distribusi normal. Jika diharapkan ukuran yang mampu mengakomodasikan 95% dari populasi yang ada, maka diambil rentang 2,5th dan 97,5th percentile sebagai batas-batasnya.

Gambar 2.8 Distribusi normal yang mengakomodasi 95% dari populasi


(42)

Secara statistik sudah diperlihatkan bahwa data hasil pengukuran tubuh manusia pada berbagai populasi akan terdistribusi dalam grafik sedemikian rupa sehingga data-data yang bernilai kurang lebih sama akan terkumpul di bagian tengah grafik.Persentil menunjukkan jumlah bagian per-seratus orang dari suatu populasi yang memiliki ukuran tubuh tertentu. Tujuan penelitian, dimana sebuah populasi dibagi-bagi berdasarkan kategori-kategori dengan jumlah keseluruhan 100% dan diurutkan mulai dari populasi terkecil hingga terbesar berkaitan dengan beberapa pengukuran tubuh tertentu. Sebagai contoh bila dikatakan persentil ke- 95 dari suatu pengukuran tinggi badan berarti bahwa hanya 5% data merupakan data tinggi badan yang bernilai lebih besar dari suatu populasi dan 95% populasi merupakan data tinggi badan yang bernilai sama atau lebih rendah pada populasi tersebut.

Ada dua hal penting yang harus selalu diingat bila menggunakan persentil. Pertama, suatu persentil Antropometri dari tiap individu hanya berlaku untuk satu data dimensi tubuh saja. Kedua, tidak dapat dikatakan seseorang memiliki persentil yang sama, ke-95, atau ke-90 atau ke-5, untuk keseluruhan dimensi. Pemakaian nilai-nilai persentil yang umum diaplikasikan dalam perhitungan data Antropometri, ditunjukan dalam tabel 2.1.

Tabel 2.1. Macam Persentil dan Cara Perhitungan dalam Distribusi Normal

Persentil

ke- Perhitungan

Persentil

ke- Perhitungan

1 x-2.325sx 90 x+1.28sx

2.5 x-1.96sx 95 x+1.645sx

5 x-1.645sx 97.5 x+1.96sx


(43)

50 x

Sumber : Nurmianto, 2008 Keterangan tabel 2.1 di atas, yaitu:

x = mean data s x = standar deviasi dari data x

2.3.2Aplikasi data anthropometri dalam perancangan produk atau fasilitas kerja

Data anthropometri yang menyajikan data ukuran dari berbagai macam anggota tubuh manusia dalam persentil tertentu akan sangat besar manfaatnya pada saat suatu rancangan produk atau fasilitas keja akan dibuat. Menurut Wignjosoebroto (2000) agar rancangan suatu produk nantinya dapat sesuai dengan ukuran tubuh manusia yang akan mengoperasikannya, maka prinsip-prinsip apa yang harus diambil di dalam aplikasi data anthropometri tersebut harus ditetapkan terlebih dahulu, sebagai berikut:

a. Prinsip perancangan produk bagi individu dengan ukuran yang ekstrim, rancangan produk dibuat agar bisa memenuhi 2 sasaran produk, yaitu: 1. Sesuai untuk ukuran tubuh manusia yang mengikuti klasifikasi

ekstrim dalam arti terlalu besar atau kecil bila dibandingkan dengan rata-ratanya.

2. Tetap bisa digunakan untuk memenuhi ukuran tubuh yang lain (mayoritas dari populasi yang ada).

Agar memenuhi sasaran pokok tersebut maka ukuran yang diaplikasikan ditetapkan dengan cara, yaitu:


(44)

1. Dimensi minimum yang harus ditetapkan dari uatu rancangan produk umumnya didasarkan pada nilai persentil yang terbesar seperti persentil ke-90, ke-95 atau ke-99.

2. Dimensi maksimum yang harus ditetapkan diambil berdasarkan nilai persentil yang paling rendah (persentil ke-1, ke-5 atau ke-10) dari distribusi data anthropometri yang ada. Hal ini diterapkan sebagai contoh dalam penetapan jarak jangkau dari suatu mekanisme kendali yang dioperasikan oleh seorang pekerja. Secara umum aplikasi data anthropometri untuk perancangan produk ataupun fasilitas kerja akan menetapkan nilai persentil ke-5 untuk dimensi maksimum dan persentil ke-95 untuk dimensi minimumnya.

b. Prinsip perancangan produk yang dapat dioperasikan diantara rentang ukuran tertentu, rancangan dapat dirubah-rubah ukurannya sehingga cukup fleksibel dioperasikan oleh setiap orang yang memiliki berbagai macam ukuran tubuh. Dalam kaitannya untuk mendapatkan rancangan yang fleksibel semacam ini, maka data anthropometri yang umum diaplikasikan adalah dalam rentang nilai persentil ke-5 sampai dengan ke-95.

c. Prinsip perancangan produk dengan ukuran rata-rata, rancangan produk didasarkan terhadap rata-rata ukuran manusia. Problem pokok yang dihadapi dalam hal ini justru sedikit sekali mereka yang berada dalam ukeran rata-rata. Produk dirancang dan dibuat untuk manusia yang berukuran sekitar rata-rata, sedangkan yang memiliki ukuran ekstrim akan dibuatkan rancangan tersendiri.

Berkaitan dengan aplikasi data anthropometri yang diperlukan dalam proses perancangan produk ataupun fasilitas kerja, maka ada beberapa rekomendasi yang dapat diberikan sesuai dengan langkah-langkah, yaitu:


(45)

1. Pertama kali harus ditetapkan anggota tubuh yang mana yang nantinya akan difungsikan untuk mengoperasikan rancangan tersebut.

2. Tentukan dimensi tubuh yang penting dalam proses perancangan tersebut; dalam hal ini juga perlu diperhatikan apakah harus menggunakan data structural body dimension ataukah functional body dimension.

3. Selanjutnya tentukan populasi terbesar yang harus diantisipasi, diakomodasikan dan menjadi target utama pemakai rancangan produk tersebut. Hal ini lazim dikenal sebagai “market segmentation” seperti produk mainan untuk anak-anak, peralatan rumah tangga untuk wanita, dan lain-lain.

4. Tetapkan prinsip ukuran yang harus diikuti semisal apakah rancangan rancangan tersebut untuk ukuran individual yang ekstrim, rentang ukuran yang fleksibel atau ukuran rata-rata.

5. Pilih persentil populasi yang harus diikuti; ke-90, ke-95, ke-99 atau nilai persentil yang lain yang dikehendaki.

Setiap dimensi tubuh yang diidentifikasikan selanjutnya pilih atau tetapkan nilai ukurannya dari tabel data anthropometri yang sesuai. Aplikasikan data tersebut dan tambahkan faktor kelonggaran (allowance) bila diperlukan seperti halnya tambahan ukuran akibat faktor tebalnya pakaian yang harus dikenakan oleh operator, pemakaian sarung tangan (gloves), dan lain-lain.

2.3.3 Perhitungan Persentil dan Sebaran Data

Pada penentuan dimensi rancangan meja dan kursi dibutuhkan beberapa persamaan berdasarkan pendekatan Antropometri. Perhitungan nilai persentil 5, 50 dan 95 dari setiap jenis data yang diperoleh, dilanjutkan


(46)

dengan perhitungan untuk penentuan ukuran rancangan. Selain dengan perhitungan percentil ukuran rancangan juga ditentukan dengan pertimbangan sebaran data. Sebaran data ini dilihat dari data antropometri dari semua pekerja distasiun penyusunan dan penjilidan. Jadi jika data yang memiliki sebaran data yang cenderung searah maka ukuran rancangan ditentukan dari sebaran data.

2.4 Penelitian Sebelumnya

Penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini dan sudah ada di Jurusan Teknik Industri Universitas Sebelas Maret Surakarta, penelitian tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 2.2 Daftar Penelitian Perancangan meja dan kursi di Jurusan Teknik Industri Universitas Sebelas Maret Surakarta

N o.

Nama

Peneliti Judul

Tahu

n Metode Hasil

1 Ari

priyono

Usulan perancangan ulang meja dan kursi belajar ditinjau dari aspek ergonomi

2007 Metode ergonomi

Produk yang ergonomis.

2 Tora ari

sasongko Perancangan meja dan kursi untuk operator stasiun perakitan sangkar burung dengan pendekatan antropometri

2005 Pendekatan antropo metri

Produk yang ergonomis.

3 M.ivan agung

Perancangan ulang

boncengan anak pada

motor dengan pendekatan antropometri

2009 Pendekatan antropo metri

Produk yang ergonomis.

4 Yuni fitri asari

Perancang ulang tata letak stasiun kerja dengan minimasi biaya dan jarak

material handling di

Percetakan Prestasi Agung Pratama

2009 Activity relationship

Tata letak pabrik yang lebih baik di

Percetakan Prestasi Agung Pratama


(47)

Pada penelitian peneltian tersebut memiliki hubungan dengan perancangan meja kursi yang akan dilakukan.


(48)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini diuraikan secara sistematis mengenai tahapan yang

dilakukan dalam membuat penelitian. Langkah-langkah yang dilakukan


(49)

Gambar 3.1 Metodologi Penelitian

Secara garis besar langkah-langkah penyelesaian masalah terdiri dari lima tahap yaitu : tahap identifikasi masalah, tahap pengumpulan data, tahap pengolahan data, tahap analisa dan interpretasi serta tahap kesimpulan dan saran. Penjelasan lebih lengkap dari tiap tahapan adalah sebagai berikut :


(50)

3.1 Tahap Identifikasi Masalah

Tahap identifikasi masalah terdiri dari empat langkah yaitu: latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, studi pustaka, studi literatur, proses penyusunan dan penjilidan. Adapun penjelasan yang lebih lengkap dari tiap langkah adalah sebagai berikut:

3.1.1 Latar Belakang Masalah

Latar belakang masalah dalam penelitian ini yaitu : Pada aktivitas penyusunan dan penjilidan, posisi pekerja adalah duduk dilantai berdasarkan space atau ruangan yang kosong sehingga posisi masing-masing pekerja terlihat tidak teratur sehingga aliran material terganggu. Aktivitas penyusunan dan penjilidan dilakukan secara manual dan berulang-ulang dalam waktu yang relatif lama. Aktivitas yang dilakukan pekerja ini memungkinkan terjadi nya kelelahan fisik yang diketahui dari wawancara langsung terhadap 20 pekerja. Untuk mengatasi hal ini maka perlu dilakukan perancangan meja dan kursi.

3.1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini yaitu bagaimana merancang meja dan kursi pada stasiun kerja penyusunan dan penjilidan yang ergonomis.

3.1.3 Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan dan manfaat yang ingin dicapai dalam pelaksanaan penelitian di Percetakan Prestasi Agung Pratama yaitu rancangan meja dan kursi di stasiun kerja penyusunan dan penjilidan.


(51)

Studi literatur, metode ini dilakukan untuk memperoleh informasi pendukung yang diperlukan dalam penyusunan laporan penelitian dengan cara studi pustaka. Informasi dari literatur yaitu berupa pengetahuan mengenai ergonomi antropometri.

3.1.5 Studi Lapangan

Metode ini dilakukan untuk mendapat informasi langsung di lapangan. Studi lapangan dilakukan dengan melakukan observasi langsung di lapangan yaitu di Percetakan Prestasi Agung Pratama khususnya stasiun kerja penyusunan dan penjilidan. Studi lapangan dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan data mengenai tahapan proses produksi di Percetakan Prestasi Agung Pratama khususnya stasiun kerja penyusunan dan penjilidan.

3.2 Tahap Pengumpulan data

Tahap berikutnya melakukan pengumpulan data yang diperlukan dalam pengerjaan penelitian dan aktivitas pendukung lainnya.

Data yang diambil dari stasiun kerja penyusunan dan penjilidan meliputi : 1. Keluhan dan keinginan pekerja dari hasil wawancara langsung

2. Data antropometri pekerja 3. Aktivitas proses produksi 4. Spesifikasi produk LKS 3.3 Tahap Pengolahan Data

Pengolahan data yang dilakukan adalah sebagai berikut : 3.3.1 Perhitungan Persentil dan Sebaran Data

Pada penentuan dimensi rancangan meja dan kursi dibutuhkan beberapa persamaan berdasarkan pendekatan Antropometri. Perhitungan nilai persentil 5, 50 dan persentil 95 dari setiap jenis data yang diperoleh, dilanjutkan dengan perhitungan untuk penentuan ukuran rancangan. Selain


(52)

dengan perhitungan percentil ukuran rancangan juga ditentukan dengan pertimbangan sebaran data. Sebaran data ini dilihat dari data antropometri dari semua pekerja distasiun penyusunan dan penjilidan. Jadi jika data yang memiliki sebaran data yang cenderung searah maka ukuran rancangan ditentukan dari sebaran data.

.

3.3.2 Perancangan Meja dan Kursi

Pengukuran dilakukan terhadap operator sesuai data yang diperlukan dalam perancangan tersebut. Adapun data dimensi tubuh yang diperlukan untuk merancang kursi antara lain :

a. Tinggi plopiteal

Tinggi kursi ditentukan dari pertimbangan tinggi plopiteal para pekerja. tiggi plopiteal adalah jarak vertikal dari alas kaki sampai bagian bawah paha. Pada tinggi kursi ini digunakan persentil 50.

b. Pantat plopiteal

Cara mengambil ukuran pantat plopiteal adalah subjek duduk tegak, diukur jarak horizontal dari bagian terluar pantat sampai lekukan lutut sebelah dalam (plopiteal), paha dan kaki bagian bawah membentuk sudut siku-siku. Ini digunakan untuk menentukan ukuran kedalaman kursi dengan persentil 50.

c. Lebar pinggul

Cara mengambil ukuran lebar pinggul adalah subyek duduk tegak. diukur jarak horisontal dan bagian terluar pinggul sisi kiri sampai bagian terluar puinggul sisi kanan. Lebar pingul digunakan untuk menentukan lebar kursi dengan persentil 95.


(53)

Tinggi sandaran punggung diperoleh dengan cara subyek duduk tegak, diukur jarak vertikal dari permukaan alas duduk sampai pucuk belikat bawah.ini untuk menentukan tinggi sandaran kursi dengan persentil 95.

e. Lebar sandaran duduk

Lebar sandaran duduk diperoleh dengan cara diukur jarak horisontal antara kedua tulang belikat. Subyek duduk tegak dengan lengan atas ke badan dan lengan bawah direntangkan ke depan. Lebar sandaran duduk ini untuk menentukan lebar sandaran kursi dengan perhitungan persentil 95.

Sedangkan untuk merancang meja data yang diperlukan antara lain :

a. Jangkauan tangan ke depan

Jangkauan tangan kedepan didapat dari ukuran jarak horisontal dari punggung sampai ujung jari tengah. Subyek berdiri tegak dengan betis, pantat dan punggung merapat kedinding, tangan direntangkan secara horizontal kedepan. Ini untuk menentukan lebar meja dengan perhitungan persentil 5.

b. Rentangan tangan

Rentangan tangan adalah ukuran jarak horisontal dari ujung jari terpanjang tangan kiri sampai ujung jari terpanjang tangan kanan. Subyek berdiri tegak dan kedua tangan direntangkan horisontal kesamping sejauh mungkin. Rentangan tangan untuk menentukan panjang meja dengan persentil 5.


(54)

Tinggi siku duduk didapat dari ukuran jarak vertikal dari permukaan alas duduk sampai ujung bawah siku kanan. Subyek duduk tegak dengan lengan atas vertikal disisi badan dan lengan bawah membentuk sudut siku-siku dengan lengan bawah. Tinggi meja didapat dari tinggi siku duduk persentil 50 dan ditambah dengan tinggi plopiteal persentil 50.

3.3.3 Simulasi Pembebanan Menggunakan Software CATIA

CATIA merupakan program tiga dimensi yang mampu membuat gambar teknik dalam perencanaan benda kerja. Pertama seluruh part digambar kemudian yang kedua seluruh part di assembly. ketiga diberikan load serta pemberian asumsi kondisi batas sesuai / mendekati keadaan sebenarnya maka dapat dilakukan proses komputasi untuk mengetahui analisa struktur hasil simulasi pembebanan untuk mengetahui seberapa kuat benda kerja hasil rancangan menerima beban.

3.4 Tahap Analisa dan Interpretasi Hasil

Tahap ini merupakan tahapan akhir dari penelitian

mengenai perancangan meja dan kursi stasiun kerja

penyusunan dan penjilidan. Ruang lingkup pembahasan

diuraikan sebagai berikut:

Tahap analisis dan interpretasi hasil, pada tahap ini

dilakukan analisis keterkaitan antara variabel satu dengan

yang lain. Analisis dilakukan dengan melihat keuntungan dari

hasil perancangan. Dilakukannya perancangan distasiun

kerja

penyusunan

dan

penjilidan

diharapkan

dapat


(55)

3.5 Tahap Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan kemudian dibuat suatu kesimpulan tentang beberapa hal yang dapat menjawab rumusan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya. Selanjutnya disusun usulan serta saran yang kiranya bermanfaat bagi perusahaan maupun bagi penelitian lebih lanjut.


(56)

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Pada bab ini akan diuraikan proses pengumpulan dan pengolahan data dalam penelitian. Proses pengumpulan dan pengolahan data meliputi data keluhan, keinginan pekerja, data anthropometri 20 pekerja, posisi kerja pekerja dan aktivitas di stasiun kerja penyusunan dan penjilidan.

4.1 PENGUMPULAN DATA

Proses pengumpulan data meliputi pengumpulan data keluhan, keinginan dan pengukuran data anthropometri 20 pekerja perempuan di stasiun kerja penyusunan dan pejilidan. Data keluhan ini didapat dari wawancara langsung terhadap pekerja. melalui wawancara ini diketahui keluhan yang dialami pekerja selama melakukan aktivitas kerja. Dari wawancara ini didapat bahwa sebagian pekerja mengalami kelelahan diberbagai bagian tubuh. Sebanyak 80% pekerja mengalami kelelahan dibagian pungung dan lengan tangan kanan. Kelelahan ini terjadi pada saat pekerja melakukan aktivitas mengambil material dan menjilid (menekan staples dengan posisi membungkuk). Sebanyak 90% pekerja mengalami kelelahan pada pantat dan pergelangan kaki karena posisi kerja duduk bersila dengan alas lantai. Sebanyak 80% pekerja menginginkan perubahan posisi duduk, hal ini dikarenakan pekerja terlalu lelah untuk bekerja dengan posisi duduk bersila diatas lantai. Pekerja menginginkan posisi duduk yang lebih baik dengan alas yang empuk untuk mengurangi kelelahan pada pantat dan pergelangan kaki. Pekerja juga menginginkan tata letak material yang sesuai dengan jangkaun tangan sehingga tidak perlu membungkuk untuk mengambil material dalam proses penjilidan. Ukuran LKS juga digunakan untuk pertimbangan perancangan meja, LKS mempunyai ukuran 50 cm x 30


(57)

cm dengan 64 halaman. Beberapa posisi yang biasa dilakukan pekerja pada saat melakukan aktivitas seperti gambar 4.1, 4.2 dan 4.3.

Gambar 4.1 Posisi duduk saat melakukan penyusunan LKS.


(58)

Gambar 4.3 LKS sesudah dan sebelum dijilid ditumpuk ditengah ruangan

Beberapa sikap duduk diatas memungkinkan adanya resiko cidera bagi pekerja yang mengakibatkan kelelahan dan kelainan tulang belakang. Sikap duduk tanpa alas dan berada dilantai ini tidak ergonomis. Pekerja akan menjadi lebih cepat lelah dan mengurangi produktivitas. Kegiatan pekerja disini adalah melakukan penyatuan antara isi LKS dengan covernya dan setelah itu melakukan pinjilidan dengan staples. Penjilidan dilakukan diatas lantai keramik sedangkan staples terbuat dari besi, hal ini memungkin adanya pergeseran karena permukaan licin. Hal ini dapat dihindari jika staples dibuat permanen diatas meja yang bisa menghindari staples bergeser dan bisa menjadikan proses penjilidan lebih presisi, dimensi alat jilid staples 20 cm x 15 cm x 25 cm. Luas lantai produksi pada stasiun penyusunan dan penjilidan adalah 5,7 m x 12 m = 68,4 m2

.

4.2 PENGOLAHAN DATA

Data antropometri ini diperoleh dari dari hasil pengukuran ukuran tubuh dari 20 pekerja perempuan. Dalam perancangan fasilitas meja dan kursi pada stasiun kerja penyusunan dan penjilidan data antropometri dan


(59)

spesifikasi LKS digunakan sebagai acuan perancangan. Berikut adalah pengolahan data yang dilakukan :

4.2.1 Perhitungan Persentil

Perhitungan persentil dilakukan untuk mendapatkan ukuran yang diperlukan dalam perancangan meja dan kursi. Pada perhitungan persentil ini digunakan persentil 5, 50 dan persentil 95.

§ Tinggi plopiteal

Tinggi plopiteal (P50) = x

= 50.58 cm § Pantat plopiteal

Pantat plopiteal (P50) =x

=45 cm

Untuk perhitungan persentil dimensi antropometri yang lain dapat dilihat pada lampiran. Hasil dari perhitungan persentil dapat dilihat pada tabel 4.1 .

Tabel 4.1 Tabel Persentil

No Data yang diukur P5 P50 P95

1 tinggi plopiteal 50,85 2,88 46,12 50,85 55,58

2 pantat plopiteal 45,00 7,15 33,25 45,00 56,75

3 tinggi sandaran punggung 49,13 4,14 42,31 49,13 55,94

4 tinggi siku duduk 20,93 1,79 17,97 20,93 23,88

5 lebar pinggul 33,93 4,25 26,93 33,93 40,92

6 lebar sandaran duduk 23,88 2,68 19,46 23,88 28,29

7 jangkauan tangan ke depan 68,35 6,09 58,33 68,35 78,37

8 rentangan tangan 156,70 7,90 143,70 156,70 169,70

x

s

x


(60)

Perhitungan sebaran data ini diperlukan untuk pertimbangan penentuan ukuran meja dan kursi. Sebaran data ini dilihat dari data antropometri pekerja. sebaran data dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 4.2 Tabel sebaran data

TPO PP TSP TSD LP LSD JTD RT

1 41,0 41,0 41,0 17,0 28,5 19,0 59,0 146,0

2 41,0 42,0 42,5 18,0 29,0 20,0 60,0 149,0

3 42,0 42,0 43,0 19,0 30,5 20,0 60,5 150,0

4 44,0 42,5 43,0 19,0 31,0 20,0 61,0 150,5

5 45,0 43,0 47,0 20,0 31,0 22,0 64,0 151,0

6 45,0 44,0 48,0 20,0 32,0 22,0 64,0 151,0

7 45,0 44,5 48,0 20,0 32,0 23,0 64,0 151,0

8 45,0 45,0 48,5 20,0 32,0 24,0 65,0 152,0

9 47,0 45,0 49,0 21,0 32,0 24,0 67,0 154,5

10 48,0 45,0 48,5 21,0 33,0 24,0 67,0 155,5

11 53,0 45,5 50,0 21,5 33,0 24,5 69,0 156,0

12 55,0 45,5 51,0 21,5 34,0 25,0 70,0 156,0

13 56,0 45,5 50,0 21,5 34,0 25,0 71,0 157,5

14 57,0 46,0 52,0 22,0 34,5 25,0 72,0 159,0

15 57,0 46,0 52,0 22,0 35,0 25,0 73,5 160,5

16 58,0 46,5 53,0 22,0 35,0 26,0 73,5 161,0

17 59,0 47,0 53,0 23,0 35,0 26,0 74,0 163,0

18 59,0 47,0 54,0 23,0 38,0 27,0 77,0 163,5

19 60,0 47,5 54,0 23,5 44,0 27,0 77,5 166,0

20 60,0 49,5 55,0 23,5 45,0 29,0 78,0 181,0

50,9 45,0 49,1 20,9 33,9 23,9 68,4 156,7

Pertimbangan Sebaran Data

Karena data awal para pekerja tidak mengelompok pada salah satu tingkat maka penentuan ukuran meja dan kursi tetap menggunakan perhitungan persentil.

4.3 PERANCANGAN MEJA DAN KURSI

Untuk melihat sejauh mana meja dan kursi hasil rancangan sudah ergonomis, sebaiknya dibuat dalam bentuk fisik meja kursi yang sesungguhnya. Pembuatan meja kursi ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah rancangan yang dihasilkan sesuai dengan pengguna kursi tersebut atau tidak.


(61)

Tetapi karena berbagai kendala yang ada dalam mempraktekkan hasil rancangan tersebut, maka pengujian hasil rancangan hanya menggunakan evaluasi dalam bentuk teoritis. Evaluasi teoritis yang dilakuakan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana meja kursi hasil rancangan tersebut sesuai dengan data antropometri pengguna.

a. Kursi

1) Tinggi kursi

Pekerja agar merasa lebih nyaman duduk dikursi dengan waktu yang lama kursi harus dirancang tidak terlalu tinggi maupun terlalu rendah. Kursi yang terlalu tinggi akan mengakibatkan kurangnya kenyamanan karena terjadinya tekanan pada paha, yang disebabkan menggantungnya kaki. Maka untuk menghindari ketidaknyamanan tersebut digunakan data antropometri tinggi popliteal dengan persentil ke-50 dari perhitungan didapatkan nilai 50.85 cm dibulatkan menjadi 51 cm. Diharapkan bagi pekerja yang tinggi poplitealnya kurang dari 51 cm tidak merasa terlalu tinggi sedangkan untuk yang lebih dari 51 cm tidak merasakan terlalu rendah.

2) Kedalaman kursi

Untuk kedalaman kursi ditentukan dengan menggunakan ukuran data antropometri pantat politeal (pp) dengan mengambil nilai persentil 50 yaitu sebesar 45 cm, adapun pertimbangan untuk menggunakan nilai persentil 50 adalah bagi orang yang memiliki ukuran pantat popliteal lebih rendah dari persentil 50 tidak merasakan kedalaman kursi yang berlebihan dan bagi orang yang memiliki ukuran pantat poplitealnya lebih besar dari persentil 50 juga tidak begitu merasakan kurang dalamnya alas kursi, sebab dalam posisi duduk jarak pantat ke popliteal tidak terpangku diatas alas duduk,


(62)

orang akan merasakan kenyamanan dengan catatan posisi duduk kaki membentuk sudut 90 derajat.

3) Lebar kursi

Untuk menentukan ukuran lebar kursi ditentukan dengan menggunakan ukuran data antopometri lebar pinggul (lp) dengan mengambil nilai persentil 95, adapun nilai perhitungannya sebesar 40,92 cm dibulatan menjadi 41 cm. Pertimbangan menggunakan nilai persentil itu adalah hanya sedikit pinggul yang keluar atau tidak terletak pada alas duduk, sedangkan orang yang nilai persentil lebar pinggulnya kurang dari 95 akan mengalami kelebihan lebar kursi dan itu tidak akan mengurangi tingkat kenyamanan duduk seseorang. 4) Tinggi Sandaran

Untuk tinggi sandaran menggunakan ukuran data antropometri tinggi sandaran punggung (tsp) dengan mengambil nilai persentil 95 yaitu sebesar 55,94 cm dibulatkan menjadi 56 cm.

5) Lebar Sandaran Duduk

Untuk lebar sandaran kursi pada perancangan ini sebesar 28 cm. Penentuan angka 28 didasarkan atas pengukuran data lebar sandaran duduk dengan persentil 95 sebesar 28,29 cm dibulatkan menjadi 28 cm. Pertimbangan menggunakan nilai persentil itu adalah orang yang nilai persentil lebar sandaran duduk kurang dari 95 akan mengalami kelebihan lebar sandaran dan itu tidak akan mengurangi tingkat kenyamanan duduk seseorang.

b. Meja

1) Lebar meja

Lebar meja diperhitungkan berdasarkan jangkauan tangan ke depan. Disini digunakan persentil ke-5 dengan nilai 58,33 cm sehingga lebar


(63)

meja di bulatkan menjadi 58 cm. Hal ini disesuaikan dengan mereka yang jangkauan tangannya pendek sedangkan untuk mereka yang jangkauannya panjang akan tetap merasa nyaman menggunakannya, karena LKS diletakan diatas meja depan satu baris maka lebar meja ditambah dengan satu kali panjang LKS jadi 58 cm + 50 cm = 108 cm. 2) Panjang meja

Untuk panjang meja menggunakan ukuran dari rentangan tangan dengan menggunakan persentil ke-5 yaitu sebebesar 143,70 cm dibulatkan menjadi 144 cm. Hasil pengukuran yang didapat tidak berbeda jauh dengan batasan-batasan dimensi untuk daerah kerja yang telah dikembangkan oleh R.R. Farley pada General Motors pada tahun 1955 yaitu untuk wanita sebesar 147,3 cm dan pria sebesar 162,6 cm. LKS yang diletakan diatas meja bagian kanan dan kiri maka panjang meja ditambah dua kali lebar LKS maka 144 cm + (2) 30 cm = 204 cm

3) Tinggi meja

Tinggi meja diusahakan dapat dipakai oleh orang banyak maka data yang digunakan adalah data antropometri tinggi popliteal ditambah tinggi siku duduk dengan menggunakan persentil ke-50 nilai untuk tinggi popliteal 50.85 cm dan untuk tinggi siku duduk adalah 20,93 cm sehingga nilainya 71.78 cm dan dibulatkan menjadi 72 cm. Diharapkan semua bisa merasa nyaman saat melakukan aktivitas.


(64)

Setelah dilakukan perhitungan data antropometri kemudian dilakukan penerapan data kebentuk gambar yang digunakan untuk melihat apakah gambar sesuai dengan yang diharapkan. Gambar hasil rancang sebagai berikut :

a. Meja

Berikut adalah desain rancangan meja dengan menggunakan material pipa besi dengan diameter 40 mm, papan kayu jati dengan tebal 4 cm dan screw diameter 6 mm. Gambar dibawah ini merupakan bill of material meja dan penerapan ukuran dari pengolahan data antropometri pekerja.


(65)

Gambar 4.5 Desain Meja


(66)

Gambar 4.7 Desain Rangka pipa besi dengan D 40 mm

Gambar 4.8 Desain Papan kayu jati


(67)

b. Kursi

Kursi hasil rancangan ini menggunakan material berupa Pipa Besi diameter 22 mm, Plat Ezer 1,4 mm yang digunakana untuk bantalan busa, spon keras, kulit sintetis dan screw diameter 6 mm.


(68)

Gambar 4.11 Kursi tampak samping

Gambar 4.12 Kursi tampak depan


(69)

Gambar 4.14 Bantalan punggung


(70)

Gambar 4.16 Desain kursi akhir c. Ilustrasi Gambar Hasil Rancangan

Gambar 4.17 Ilustrasi meja dan kursi hasil rancangan Keterangan:


(71)

A = Tumpukan material (isi LKS, cover LKS dan LKS) B = Staples

C = Meja D = Kursi

4.4 UJI SIMULASI PEMBEBANAN DENGAN SOFTWARE CATIA

Untuk melakukan pengujian kekuatan produk meja dan kursi ini dengan menggunakan software CATIA. Dengan langkah-langkah berikut yaitu membuat part desain, asembly / perakitan kemudian analisis. Berikut ini adalah hasil dari pengujian :

a. Meja

Simulasi pembebanan pada meja ini didasarkan pada beban yang akan diterima oleh meja saat digunakan dalam proses produksi. Beban pada meja yaitu dari LKS dan Staples, namun sebagian besar dari berat LKS yang lebih dominan karena mempunyai jumlah yang banyak.

Spesifikasi LKS :

Nama Produk : LKS “Prestasi”

Ukuran : 20 cm x 26 cm

Jumlah Halaman Isi : 64 halaman / 32 lembar kertas Berat per lembar : 60 g

Berat LKS : 1.9 kg

Jika dalam 1 meja terdapat 100 LKS maka berat LKS menjadi 190 kg. Berat LKS ini diasumsikan sebanding dengan gaya gravitasi 9.8 m/s, jadi gaya yang akan diterima meja sebesar 1900 N.

Material yang digunakan untuk rangka meja dan kursi adalah pipa besi dengan propertis sebagai berikut :


(72)

Gambar 4.18 Propertis rangka pipa besi

Berikut adalah gambar simulasi analisa pembebanan menggunakan catia pada meja dengan gaya sebesar 2000 N :


(73)

Gambar 4.20 Deformasi yang terjadi pada kaki meja

Gambar 4.21 Deformasi yang terjadi pada bagian tengah meja b. Kursi

Kursi dianalisis dengan simulasi pembebanan beban 800 Newton dimana untuk mengetahui batas maksimal untuk pemakaian. Dimana bobot


(74)

diambil dari asumsi berat badan manusia rata-rata 80 kg sebanding dengan gravitasi (9,8 m/s). Dapat dilihat gambar dibawah ini yang menunjukkan deformasi yang terjadi pada 1000 N adalah sebagai berikut :


(75)

Gambar 4.23 Deformasi yang terjadi pada kaki kursi

Setelah dilakukan pengujian pembebanan rancangan dengan software catia diketahui bahwa meja dan kursi rancangan bisa menerima beban maksimal yang mungkin diterima. Meja dan kursi hasil rancangan bisa dikatakan sudah bisa untuk diterapkan dalam percetakan Prestasi Agung Pratama.


(76)

4.5 Tata Letak Meja dan Kursi

Perancangan tata letak pekerja tidak hanya dihitung berdasarkan jumlah pekerja yang ada tetapi mempertimbangkan ruang yang tersedia dan aliran perpindahan material yang terjadi pada stasiun kerja penyusunan dan penjilidan. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka usulan untuk tata letak kerja pekerja pada stasiun kerja penyusunan dan penjilidan dapat dilihat pada Gambar 4.24. Usulan ini dirancang dengan mempertimbangkan tata letak komponen sistem dan aliran materialnya sehingga usulan ini hanya dapat menampung sebanyak 13 pekerja yang melakukan aktivitas penyusunan dan penjilidan. Kemudian hasil rancangan tata letak pada stasiun penyusunan dan penjilidan sebagai berikut :


(77)

Gambar 4.24 Tata letak Meja dan Kursi Keterangan :

a = meja b = kursi c = pintu

garis hijau = jalur material didalam ruangan penyusunan dan penjilidan


(78)

BAB V

ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

Bab ini membahas tentang analisis dan interpretasi hasil penelitian yang telah dikumpulkan dan diolah pada bab sebelumnya. Analisis dan interprestasi hasil tersebut diuraikan dalam sub bab dibawah ini.

5.1 ANALISIS HASIL PENELITIAN

Analisis hasil penelitian perlu dilakukan untuk menelaah hasil yang telah diperoleh dari penelitian. Pada sub bab ini diuraikan mengenai analisis terhadap hasil perhitungan data antropometri untuk penentuan ukuran meja dan kursi, tata letak pekerja dan aliran material.

5.1.1 Analisis Latar Belakang Masalah

Dari wawancara yang dilakukan terhadap semua pekerja didapat bahwa sebagian pekerja mengalami kelelahan diberbagai bagian tubuh. Sebanyak 80% pekerja mengalami kelelahan dibagian pungung dan lengan tangan kanan. Kelelahan ini terjadi pada saat pekerja melakukan aktivitas mengambil material dan menjilid (menekan staples dengan posisi membungkuk). Sebanyak 90% pekerja mengalami kelelahan pada pantat dan pergelangan kaki karena posisi kerja duduk bersila dengan alas lantai. Sebanyak 80% pekerja menginginkan perubahan posisi duduk, hal ini dikarenakan pekerja terlalu lelah untuk bekerja dengan posisi duduk bersila diatas lantai. Pekerja menginginkan posisi duduk yang lebih baik dengan alas yang empuk untuk mengurangi kelelahan pada pantat dan pergelangan kaki. Pekerja juga menginginkan tata letak material yang sesuai dengan jangkaun tangan sehingga tidak perlu membungkuk untuk mengambil material dalam proses penjilidan.

5.1.2 Analisis Data Antropometri Untuk Penentuan Ukuran Meja dan Kursi Data antropometri ini diperoleh dari dari hasil pengukuran ukuran tubuh dari 20 pekerja perempuan. Dalam perancangan fasilitas meja dan


(1)

BAB V

ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

Bab ini membahas tentang analisis dan interpretasi hasil penelitian yang telah dikumpulkan dan diolah pada bab sebelumnya. Analisis dan interprestasi hasil tersebut diuraikan dalam sub bab dibawah ini.

5.1ANALISIS HASIL PENELITIAN

Analisis hasil penelitian perlu dilakukan untuk menelaah hasil yang telah diperoleh dari penelitian. Pada sub bab ini diuraikan mengenai analisis terhadap hasil perhitungan data antropometri untuk penentuan ukuran meja dan kursi, tata letak pekerja dan aliran material.

5.1.1Analisis Latar Belakang Masalah

Dari wawancara yang dilakukan terhadap semua pekerja didapat bahwa sebagian pekerja mengalami kelelahan diberbagai bagian tubuh. Sebanyak 80% pekerja mengalami kelelahan dibagian pungung dan lengan tangan kanan. Kelelahan ini terjadi pada saat pekerja melakukan aktivitas mengambil material dan menjilid (menekan staples dengan posisi membungkuk). Sebanyak 90% pekerja mengalami kelelahan pada pantat dan pergelangan kaki karena posisi kerja duduk bersila dengan alas lantai. Sebanyak 80% pekerja menginginkan perubahan posisi duduk, hal ini dikarenakan pekerja terlalu lelah untuk bekerja dengan posisi duduk bersila diatas lantai. Pekerja menginginkan posisi duduk yang lebih baik dengan alas yang empuk untuk mengurangi kelelahan pada pantat dan pergelangan kaki. Pekerja juga menginginkan tata letak material yang sesuai dengan jangkaun tangan sehingga tidak perlu membungkuk untuk mengambil material dalam proses penjilidan.

5.1.2Analisis Data Antropometri Untuk Penentuan Ukuran Meja dan Kursi

Data antropometri ini diperoleh dari dari hasil pengukuran ukuran tubuh dari 20 pekerja perempuan. Dalam perancangan fasilitas meja dan


(2)

kursi pada stasiun kerja penyusunan dan penjilidan data antropometri dan spesifikasi LKS digunakan sebagai acuan perancangan. Pengujian data antropometri ini menggunakan perhitungan persentil untuk digunakan sebagai penentuan ukuran meja dan kursi.

Tabel 5.1 Spesifikasi dimensi Meja dan Kursi

No. Spesifikasi Meja dan Kursi Data yang digunakan Hasil

1

Tinggi kursi

tinggi popliteal

51 cm

2

Kedalaman kursi

pantat politeal

45 cm

3

Lebar kursi

lebar pinggul

41 cm

4

Lebar Sandaran Duduk

tinggi sandaran punggung

56 cm

5

Tinggi Sandaran Duduk

lebar sandaran duduk

28 cm

6

Lebar meja

jangkauan tangan ke depan + satu kali panjang LKS

108 cm

7

Panjang meja

rentangan tangan + dua kali lebar LKS

204 cm

8

Tinggi meja

tinggi popliteal + tinggi siku duduk

71 cm

5.1.3Analisis Pengujian Meja dan Kursi Menggunakan Software CATIA

Simulasi pembebanan pada meja didasarkan pada beban yang akan diterima oleh meja saat digunakan dalam proses produksi. Beban pada meja yaitu dari LKS dan Staples, namun sebagian besar dari berat LKS yang lebih dominan karena mempunyai jumlah yang banyak. Jika dalam 1 meja terdapat 100 LKS maka berat LKS menjadi 190 kg. Berat LKS ini diasumsikan sebanding dengan gaya gravitasi 9.8 m/s, jadi gaya yang akan diterima meja sebesar 1900 N. Setelah dilakukan pengujian dengan software catia ternyata meja masih bisa menahan beban tersebut.

Kursi dianalisis dengan simulasi pembebanan beban 800 Newton dimana untuk mengetahui kekuatan untuk pemakaian. Dimana bobot diambil dari asumsi berat badan manusia rata-rata 80 kg sebanding dengan


(3)

gravitasi (9,8 m/s). Setelah dilakukan pengujian dengan software catia ternyata meja masih bisa menahan beban tersebut.

Setelah dilakukan pengujian pembebanan rancangan dengan software catia diketahui bahwa meja dan kursi rancangan bisa menerima beban maksimal yang mungkin diterima. Meja dan kursi hasil rancangan bisa dikatakan sudah bisa untuk diterapkan dalam percetakan Prestasi Agung Pratama.

5.1.4Analisis Tata Letak Meja dan Kursi

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan di Percetakan Prestasi Agung Pratama tata letak pekerja adalah duduk dilantai berdasarkan space

atau ruangan yang kosong sehingga posisi masing-masing pekerja tidak teratur. Cover dan isi LKS diangkut menggunakan troli dari stasiun cetak dan diletakan diruang penyusunan dan penjilidan menurut ruang yang kosong. LKS yang telah dijilid ditumpuk disamping pekerja. Meterial LKS dan LKS yang telah dijilid menggangu aliran material dari stasiun cetak dan yang akan dikirim ke stasiun pemotongan. Hal ini terjadi karena tata letak pekerja, material dan jalur aliran material tidak diatur.

Tata letak pekerja diatur sesuai dengan tata letak meja, kursi dan aliran material. Jumlah meja kursi ini disesuaikan dengan luas ruangan kerja yang ada yaitu sebesar = 68,4 m2

. Dari luas ruangan yang tersedia tersebut jumlah meja dan kursi yang akan digunakan sebanyak 13 buah meja dan kursi. Jumlah meja kursi 13 ini disebabkan karena pertimbangan luas ruangan yang tersedia dan kebutuhan untuk aliran material yang diangkut menggunakan troli.

5.2 INTERPRETASI HASIL PENELITIAN

Interpretasi hasil perancangan meja, kursi, tata letak operator dan aliran material ini diharapakan mampu memaksimal hasil dari kegiatan


(4)

proses produksi dari stasiun penyusunan dan penjilidan dipercetakan Prestasi Agung Pratama.

Meja dan kursi hasil rancangan sudah ergonomis yang sesuai dengan kondisi fisik operator mampu mempermudah pekerja dalam melakukan proses produksi. Kesesuaian ukuran meja dan kursi ini bisa mengurangi beban kerja yang karena bekerja membungkuk dilantai.

Perancangan tata letak pekerja tidak hanya dihitung berdasarkan jumlah pekerja yang ada tetapi mempertimbangkan ruang yang tersedia dan aliran perpindahan material yang terjadi pada stasiun kerja penyusunan dan penjilidan. Usulan ini dirancang dengan mempertimbangkan tata letak komponen sistem dan aliran materialnya sehingga usulan ini hanya dapat menampung sebanyak 13 pekerja yang melakukan aktivitas penyusunan dan penjilidan. Dengan penetaan tata letak pekerja ini bisa memperlancar aliran material karena tidak ada lagi tumpukan material didaerah aliran.


(5)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan diuraikan tentang kesimpulan dan saran dari perancangan meja dan kursi pada stasiun kerja penyusunan dan penjilidan di Percetakan Prestasi Agung Pratama.

6.1KESIMPULAN

Kesimpilan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :

1. Penelitian ini menghasilkan meja dan kursi yang sesuai dengan kondisi pekerja yang ada. Untuk kursi dengan ukuran tinggi 51 cm, kedalaman kursi 45 cm, lebar 41 cm, tinggi sandaran 56 cm, lebar sandaran duduk 28 cm. Sedangkan untuk meja dengan tinggi 72 cm, panjang 204 cm dan lebar sebesar 108 cm.

2. Berdasarkan simulasi pembebanan dengan software catia meja dan kursi

mampu menahan beban yang akan diterima saat digunakan untuk bekerja yaitu untuk meja mampu menahan beban sebesar 1900 N dan kursi sebesar 800 N.

3. Berdasarkan pertimbangan luas ruang yang tersedia, luas meja kursi dan

aliran material dihasilkan sebamyak 13 pekerja yang berada di stasiun penyusunan dan penjilidan.

6.2SARAN

Beberapa saran yang dapat diberikan untuk langkah pengembangan atau penelitian selanjutnya yaitu:

1. Pengembangan penelitian selanjutnya sebaiknya mempertimbangkan

konsumsi energi (energy expenditure) dengan membandingkan konsumsi energi sebelum dan sesudah menggunakan hasil rancangan.

2. Perusahaan hendaknya memperhatikan rancangan peralatan kerja


(6)

dapat tercipta kondisi kerja yang ergonomis dan nyaman sehingga dapat meningkatkan produktivitas .