KINERJA KEUANGAN BANK DAN STABILITAS MAKRO EKONOMI TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM DI INDONESIA.

KINERJ A KEUANGAN BANK DAN STABILITAS
MAKRO EKONOMI TERHADAP PROFITABILITAS
BANK UMUM DI INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Ekonomi Pembangunan

Diajukan Oleh :
MIFTACHUL ULUM SHOLICHA
1011010011/FEB/EP
Kepada

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2014

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


SKRIPSI
KINERJ A KEUANGAN BANK DAN STABILITAS
MAKRO EKONOMI TERHADAP PROFITABILITAS
BANK UMUM DI INDONESIA
Disusun oleh :
MIFTACHUL ULUM SHOLICHA
1011010011/FEB/EP
Telah dipertahankan di hadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Pada Tanggal 14 Maret 2014
Pembimbing :
Pembimbing Utama

Tim Penguji :
Ketua

Dra. Ec. Niniek Imaningsih, MP
NIP. 196111201987032001


Prof. Dr. Syamsul Huda, SE, MT
Sekretaris

Dra. Ec. Niniek Imaningsih, MP
Anggota

Dr s. Ec. Wiwin Priana, MT

Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM
NIP. 196309241989031001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR


Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat
serta hidayah-Nya yang telah dilimpahkan sehingga penulis bisa menyelesaikan
skripsi ini. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu kewajiban mahasiswa
untuk memenuhi tugas dan syarat akhir akademis Sarjana Strata-1 di Perguruan
Tinggi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Fakultas
Ekonomi dan Bisnis khususnya Program Studi Ekonomi Pembangunan. Dalam
penulisan skripsi ini penulis mengambil judul “Kinerja Keuangan Bank Dan
Stabilitas Makro Ekonomi Terhadap Profitabilitas Bank Umum Di
Indonesia”.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa di dalam penyusunan skripsi ini
masih banyak kekurangannya. Hal ini disebabkan karena masih terbatasnya
kemampuan dan pengetahuan yang ada. Walaupun demikian berkat bantuan dan
bimbingan yang diterima dari Ibu Dra. Ec. Niniek Imaningsih, MP selaku dosen
pembimbing Utama sekaligus Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang dengan penuh
kesabaran telah mengarahkan dari awal untuk memberikan bimbingan kepada
penulis, sehingga skripsi ini dapat tersusun dan terselesaikan dengan baik.

i


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ii

Atas terselesainya skripsi ini, penulis menyampaikann rasa hormat dan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.

Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2.

Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3.


Segenap staf pengajar dan staf kantor Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur, yang dengan ikhlas memberikan ilmu dan pelayanan
akademik bagi penulis.

4.

Kedua Orangtuaku tercinta yang telah sabar mendidik dan membesarkan
dengan penuh kasih sayang baik moral, material, maupun spiritual.

5.

Keluarga serta kerabat di sekeliling penulis yang selalu memberi dukungan
serta bantuan demi tersusunnya skripsi ini.
Akhir kata yang dapat terucapkan semoga penyusunan skripsi ini dapat

berguna bagi pembaca dan pihak-pihak lain yang membutuhkan, semoga Allah
SWT memberikan balasan setimpal.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Surabaya, Maret 2014


Peneliti

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................

i

DAFTAR ISI ............................................................................................

iii

DAFTAR TABEL ....................................................................................

vi


DAFTAR GAMBAR ................................................................................

vii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................

viii

ABSTRAKSI ...........................................................................................

ix

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................

1


1.2 Perumusan Masalah ............................................................

3

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................

4

1.4 Manfaat Penelitian ..............................................................

5

TINJ AUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian terdahulu ...........................................................

6

2.2 Landasan Teori ...................................................................


8

2.2.1 Pengertian Bank .........................................................

8

2.2.2 Tugas dan Fungsi Bank ..............................................

9

2.2.3 Jenis-jenis Bank ........................................................

10

2.2.4 Kinerja Keuangan dan Laporan Keuangan .................

14

2.2.5 Analisis Rasio Keuangan............................................


17

2.2.6 Macam-macam Rasio Keuangan ................................

18

iii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

iv

2.2.7 Faktor-faktor Internal Bank yang Mempengaruhi
Profitabilitas Perbankan .............................................

28

2.2.8 Faktor-faktor Eksternal Bank yang Mempengaruhi
Profitabilitas Perbankan .............................................


BAB III

BAB IV

32

2.3 Kerangka Pemikiran .......................................................... ..

35

2.4 Hipotesis .............................................................................

38

METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ...................

39

3.2 Teknik Penentuan Sampel................................................. ....

42

3.3 Teknik Pengumpulan Data ..................................................

42

3.3.1 Jenis Data...................................................................

42

3.3.2 Sumber Data ..............................................................

43

3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis .......................................

43

3.4.1 Teknik Analisis .........................................................

43

3.4.2 Uji Hipotesis ..............................................................

44

3.5 Pendekatan Regresi Linier Berganda dengan Asumsi BLUE

48

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Obyek Penelitian ................................................

52

4.1.1 Keadaan Umum Geografis Indonesia ........................

52

4.1.2 Gambaran Umum Perbankan Indonesia .....................

53

4.2 Deskripsi Penelitian ...........................................................

54

4.2.1 Perkembangan Return On Asset (ROA) .....................

55

4.2.2 Perkembangan Capital Adequacy Ratio (CAR) .........

56

4.2.3 Perkembangan Loan to Deposit Ratio (LDR) .............

57

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

v

4.2.4 Perkembangan Kurs ..................................................

58

4.2.5 Perkembangan Suku Bunga SBI ................................

59

4.3 Hasil Analisis Asumsi Regresi Klasik (BLUE / Best Linier

BAB V

Unbiased Estimator) .........................................................

60

4.3.1 Analisis Dan Pengujian Hipotesis ..............................

64

4.3.2 Uji Hipotesis Secara Simultan ...................................

66

4.3.3 Uji Hipotesis Secara Parsial .......................................

68

4.3.4 Pembahasan ..............................................................

74

KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan .......................................................................

77

5.2. Saran ................................................................................

79

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Mediasi sektor keuangan tentu juga terkait dengan efisiensi pada
perekonomian. Dengan demikian maka semakin baik tingkat mediasi suatu
perbankan dalam pengumpulan

serta penyaluran dananya,

maka

perekonomian suatu Negara tentu akan berkembang lebih cepat.
Menurut Kunt dan Huizinga (1998) sektor keuangan juga sangat
peka dan terpengaruh erat dengan kebijakan pemerintah serta kondisi
ekonomi makro maupun mikro pada Negara yang bersangkutan. Secara
teoritis ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhi kinerja dari sebuah
bank baik faktor dari dalam (internal) bank itu sendiri. Faktor-faktor dari
dalam (internal) tersebut antara lain kegiatan operasional bank,
manajemen risiko, dan lain-lain.
Sedangkan menurut (Arsani, 2008:3) faktor dari luar bank
(eksternal) meliputi kebijakan moneter, fluktuasi nilai tukar, dan inflasi,
volatilitas tingkat bunga, persaingan antar bank maupun lembaga
keuangan non bank dan lain-lain. Sebagai lembaga yang penting dalam
perekonomian maka perlu adanya pengawasan kinerja yang baik oleh
regulator perbankan. Salah satu indikator untuk menilai kinerja keuangan
suatu bank adalah melihat tingkat profitabilitasnya. Hal ini terkait sejauh
1

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

mana bank menjalankan usahanya secara efisien. Efisiensi diukur dengan
membandingkan laba yang diperoleh dengan aktiva atau modal yang
menghasilkan laba. Semakin tinggi profitabilitas suatu bank, maka
semakin baik pula kinerja bank tersebut.
Faktor yang berpengaruh terhadap profitabilitas bank adalah
karakteristik bank. Artinya bagaimana bank menjalankan operasinya serta
jenis bank menjalankan operasinya serta jenis bank akan berdampak pada
profitabilitasnya. Perbedaan pangsa pasar serta kegiatan operasi berkaitan
erat dengan antisipasi terhadap kondisi makro seperti inflasi. Bila melihat
dari pernyataan Kunt (1998 dalam jurnal Bank Specific, Industry Specific
and Macroeconomic Determinants of Bank Profitability) tersebut maka
makro ekonomi serta risiko bisnis berpengaruh berbeda antar jenis bank
dan size bank tersebut.
Profitabilitas

merupakan tingkat

kemampuan

bank

dalam

meningkatkan labanya. Tingkat profitabilitas dapat diukur menggunakan
rasio Return On Asset (ROA), yang merupakan rasio untuk mengukur
kemampuan manajemen dalam mengelola aktiva untuk menghasilkan laba.
Rasio ini merupakan salah satu unsur dalam mengukur tingkat kesehatan
bank (CAMEL) Bank Indonesia. Dalam kegiatan usaha bank yang
mendorong perekonomian, rasio ROA yang tinggi menunjukan bank telah
menyalurkan kredit dan memperoleh pendapatan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

Identifikasi

variabel

makro

yang

dapat

mempengaruhi

profitabilitas perbankan perlu diketahui untuk mendapatkan kinerja yang
maksimal. ROA penting bagi bank ROA digunakan untuk mengukur
efektifitas

perusahaan

dalam

menghasilkan

keuntungan

dengan

memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. ROA merupakan rasio antara laba
sesudah pajak terhadap total asset. Semakin besar ROA menunjukkan
kinerja perusahaan semakin baik, karena tingkat pengembalian (return)
semakin besar (Husnan, 1998:102).
Kondisi ekonomi yang semakin terkendali akan meningkatkan
kepercayaan masyarakat dan investor terhadap perbankan sehingga pada
akhirnya memacu pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Oleh karena
itu, pemantauan berkelanjutan terhadap indikator-indikator makro dapat
memberikan informasi awal adanya permasalahan pada perbankan
sehingga dapat secara tepat mengantisipasi dampak negatif dan
memanfaatkan dampak positif yang muncul guna menunjang kinerja
perbankan secara keseluruhan.

1.2

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1.

Apakah variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh
terhadap Return On Asset (ROA) pada Bank Umum di Indonesia ?

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

2.

Apakah variabel Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh terhadap
Return On Asset (ROA) pada Bank Umum di Indonesia ?

3.

Apakah variabel Kurs berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA)
pada Bank Umum di Indonesia ?

4.

Apakah variabel Suku Bunga SBI berpengaruh terhadap Return On
Asset (ROA) pada Bank Umum di Indonesia ?

5.

Diantara variabel Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit
Ratio (LDR), Kurs, dan Suku Bunga SBI manakah yang berpengaruh
paling dominan terhadap Return On Asset (ROA) pada Bank Umum di
Indonesia ?

1.3

Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah di
kemukakan sebelumnya, maka diketahui tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1.

Untuk mengetahui apakah variabel Capital Adequacy Ratio (CAR)
berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA) pada Bank Umum di
Indonesia.

2.

Untuk mengetahui apakah variabel Loan to Deposit Ratio (LDR)
berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA) pada Bank Umum di
Indonesia.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

3.

Untuk mengetahui apakah variabel Kurs berpengaruh terhadap Return
On Asset (ROA) pada Bank Umum di Indonesia.

4.

Untuk mengetahui apakah variabel Suku Bunga SBI berpengaruh
terhadap Return On Asset (ROA) pada Bank Umum di Indonesia.

5.

Untuk mengetahui manakah diantara variabel Capital Adequacy Ratio
(CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Kurs, dan Suku Bunga SBI
yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap Return On Asset
(ROA) pada Bank Umum di Indonesia.

1.4

Manfaat Penelitian
Adanya suatu penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat
terutama bagi bidang ilmu yang diteliti. Manfaat yang diperoleh dari
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.

Dapat digunakan sebagai alat untuk memprediksi tingkat profitabilitas
perusahaan perbankan.

2.

Dapat memberikan informasi kepada manajemen untuk memperbaiki
kinerja keuangan perbankan.

3.

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan referensi
bagi peneliti selanjutnnya dalam melakukan penelitian yang sama.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KINERJ A KEUANGAN BANK DAN STABILITAS
MAKRO EKONOMI TERHADAP PROFITABILITAS
BANK UMUM DI INDONESIA
Oleh :
MIFTACHUL ULUM SHOLICHA
Abstraksi
Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang menghimpun
kegiatan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lain dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Tujuan dari usaha perbankan yaitu untuk
memperoleh keuntungan. Profitabilitas perbankan merupakan salah satu indicator
yang sangat penting dalam menentukan kesuksesan suatu bank dan dapat
dijadikan dasar kebijakan serta strategi perbankan tersebut pada periode yang
akan datang. Tujuan penelitian ini adalah menguji pengaruh Capital Adequacy
Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Kurs, dan Suku Bunga SBI terhadap
Return On Asset (ROA).
Penelitian ini menggunakan Bank Umum di Indonesia sebagai obyek
penelitian, penelitian ini menggunakan data sekunder selama periode 13 tahun
sejak tahun 2000 s/d 2012. Yang diperoleh dari Laporan Kinerja Bank Umum dan
Laporan Ekonomi Moneter publikasi periode 2000 s/d 2012. Metode analisis data
yang digunakan adalah regresi linier berganda, untuk mengetahui hubungan dan
pengaruh secara simultan dan parsial dari variabel Capital Adequacy Ratio (CAR),
Loan to Deposit Ratio (LDR), Kurs, dan Suku Bunga SBI terhadap Return On
Asset (ROA) Bank Umum di Indonesia.
Dari hasil analisis menunjukkan berdasarkan uji normalitas, uji
multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi tidak ditemukan
variabel yang menyimpang dari asumsi klasik. Hal ini menunjukkan data yang
tersedia telah memenuhi syarat menggunakan model persamaan regresi linier
berganda. Setelah dilakukan uji statistik pada variabel bebas, hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa CAR (X1), LDR (X2), Kurs (X3), dan Suku Bunga SBI (X4)
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap ROA pada Bank Umum di
Indonesia (Y). ditunjukkan dengan Fhitung = 9,953 > Ftabel = 3,84. Sedangakan
secara parsial variabel CAR (X1), LDR (X2), dan Kurs (X3) tidak menunjukkan
pengaruh signifikan terhadap ROA (Y), sedangkan Suku Bunga SBI (X4)
menunjukkan pengaruh signifikan negatif terhadap ROA (Y).

Kata Kunci : Return On Asset (ROA), Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to
Deposit Ratio (LDR), Kurs, dan Suku Bunga SBI.
ix

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1

Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang
dapat dipakai sebagai bahan masukan serta bahan pengkajian yang
berkaitan dengan kinerja keuangan bank dan stabilitas makroekonomi
terhadap profitabilitas bank umum di Indonesia, antara lain :
1.

Andra

(2013), dengan judul penelitian “Analisis Pengaruh CAR,

BOPO, NIM, NPL dan LDR terhadap Perubahan Laba Perbankan
Yang Terdaftar Di BEI”. Dari analisa uji t, menunjukkan bahwa
variabel CAR (X1) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA
(Y). Variabel BOPO (X2) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
ROA (Y). Variabel NIM (X3) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap ROA (Y). Variabel NPL (X4) tidak berpengaruh terhadap
ROA (Y). Variabel LDR (X5) berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap ROA (Y).
2.

Marnov (2009), dengan judul penelitian “Analisis Pengaruh LDR,
NIM, dan BOPO, terhadap ROA Bank Umum Indonesia”. Dari
analisa uji t, menunjukkan bahwa variabel LDR (X1) berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap ROA (Y). Variabel NIM (X2)

6

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA (Y). Variabel BOPO
(X3) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA (Y).
3.

Decy

(2013),

dengan

judul

penelitian

“Faktor-faktor

yang

Mempengaruhi Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia”. Dari
analisa uji t, menunjukkan bahwa variabel FDR (X4) berpengaruh
positif dan signifikan terhadap ROA (Y). Variabel Bonus SWBI/SBIS
(X2), BOPO (X6), dan DPK (X7) berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap ROA (Y). Variabel Inflasi (X1), CAR (X3), dan NPF (X5)
tidak berpengaruh terhadap ROA (Y).
4.

Aris (2011), dengan judul penelitian “Analisis Faktor Internal dan
Faktor Eksternal Bank yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank
Umum di Indonesia”. Dari analisa uji t, disimpulkan bahwa variabel
NPL (X2), dan LDR (X4) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
ROA (Y). Variabel BOPO (X3) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap ROA (Y). Variabel CAR (X1), Kurs (X5), Suku Bunga SBI
(X6), dan Inflasi (X7) tidak berpengaruh terhadap ROA (Y).

5.

Fitriani (2010), dengan judul penelitian “Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Profitabilitas

Perbankan”.

Dari analisa

uji t,

disimpulkan bahwa variabel CAR (X1) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap ROA (Y). Variabel NPL(X2) berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap ROA (Y). Variabel BOPO (X3) berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap ROA (Y). Variabel LDR (X4)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA (Y). Variabel
NIM (X5) berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA (Y). Dan
Pangsa Kredit (X6) berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA
(Y).

2.2

Landasan Teori

2.2.1 Pengertian Bank
Bank adalah suatu lembaga keuangan, yaitu suatu badan yang
berfungsi sebagai financial intermediary atau perantara keuangan bank
dari dua pihak, yakni pihak yang kelebihan dana dan pihak yang
kekurangan dana. Karena demikian eratnya kaitan antara bank dan uang,
maka bank disebut juga sebagai suatu (to receive deposits) dalam bentuk
giro, deposito, dan tabungan. Kemudian uang tersebut dikembalikan lagi
kepada masyarakat dalam bentuk kredit (to make loans). Menurut undangundang no. 10 tahun 1998, bank adalah badan usaha yang menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan /atau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan
kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang
(Sinungan, 1993:45).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

Bank adalah lembaga keuangan kredit yang mempunyai tugas
utama memberikan kredit disamping memberikan jasa-jasa dibidang
keuangan (Riyanto, 1993:161).
Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah
menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana
tersebut kepada masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya
(Kasmir, 2002:11).
Dari pengertian diatas, dapat dijelaskan secara lebih luas lagi
bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan,
artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan,
sehingga berbicara mengenai bank tidak lepas dari masalah keuangan.

2.2.2 Tugas dan Fungsi Bank
Pada dasarnya tugas pokok bank menurut UU No. 19 tahun 1998
adalah membantu pemerintah dalam hal mengatur, menjaga, dan
memelihara stabilitas nilai rupiah, mendorong kelancaran produksi dan
pembangunan serta memperluas kesempatan kerja guna peningkatan taraf
hidup rakyat banyak. Sedangkan fungsi bank pada umumnya (Siamat,
2005:276) :
a.

Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien
dalam kegiatan ekonomi.

b.

Menciptakan uang.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

c.

Menghimpun dana dan menyalurkannya kepada masyarakat.

d.

Menawarkan jasa-jasa keuangan lain.

2.2.3 J enis-jenis Bank
Adapun jenis perbankan dewasa ini dapat ditinjau dari berbagai
segi antara lain :
1.

Dilihat dari segi fungsinya
Menurut UU Pokok Perbankan No. 14 tahun 1967, jenis perbankan
menurut fungsinya terdiri dari :
a.

Bank Umum

b.

Bank Pembangunan

c.

Bank Tabungan

d.

Bank Pasar

e.

Bank Desa

f.

Lumbung Desa

g.

Bank Pegawai

h.

Dan Bank Lainnya
Namun setelah keluar UU Pokok perbankan No. 7 tahun 1992 dan

ditegaskan lagi dengan keluarnya Undang-undang RI No. 10 tahun 1998
maka jenis perbankan terdiri dari :
a.

Bank Umum, adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan /atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa
yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh
jasa perbankan yang ada. Begitu pula dengan wilayah operasinya
dapat dilakukan di seluruh wilayah. Bank umum juga sering disebut
bank komersil (commercial bank).
b.

Bank Perkreditan Rakyat (BPR), adalah bank yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah
yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Artinya di sini kegiatan BPR jauh lebih sempit jika
dibandingkan dengan kegiatan bank umum.

2.

Dilihat dari segi kepemilikannya
Maksudnya adalah siapa saja yang memiliki bank tersebut.
Kepemilikan ini dilihat dari akte pendirian dan penguasaan saham
yang dimiliki bank yang bersangkutan. Jenis perbankan dilihat dari
segi kepemilikan tersebut adalah :
a.

Bank Milik Pemerintah, dimana baik akte pendirian maupun
modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan
bank ini dimiliki oleh pemerintah pula.

b.

Bank Milik Swasta Nasional, bank jenis ini seluruh atau sebagian
besar dimiliki oleh swasta nasional serta akte pendiriannyapun
didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian keuntungannya
untuk keuntungan swasta pula.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

c.

Bank Milik Koperasi, kepemilikan saham-saham bank ini dimiliki
oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi.

d.

Bank Milik Asing, bank jenis ini merupakan cabang dari bank
yang ada di luar negeri, bank milik swasta asing atau pemerintah
asing. Kepemilikannya dimiliki oleh pihak luar negeri.

e.

Bank Milik Campuran, kepemilikan saham bank campuran
dimiliki dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional.
Kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh Warga
Negara Indonesia.

3.

Dilihat dari segi status, status bank yang dimaksud adalah :
a.

Bank Devisa, merupakan bank yang dapat melaksanakan
transaksi keluar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang
asing secara keseluruhan.

b.

Bank Non Devisa, merupakan bank yang belum mempunyai izin
untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak
dapat melaksanakan transaksi seperti bank devisa, dimana
transaksi yang dilakukan masaih batas-batas Negara.

4.

Dilihat dari segi menentukan harga
a.

Bank yang berdasarkan prinsip konvensional

b.

Bank yang berdasarkan prinsip syariah, aturan perjanjian
berdasarkan hukum islam antara bank dengan pihak lain untuk

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan
lainnya.
5.

Dilihat dari fungsi dan tujuan usahanya
a.

Bank Central, adalah bank yang bertindak sebagai bankers bank
pimpinan penguasa moneter, mendorong dan mengarahkan semua
jenis bank yang ada.

b.

Bank Umum, adalah bank milik Negara, swasta, maupun koperasi
yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan
dalam bentuk giro, deposito, serta tabungan dan dalam usahanya
terutama memberikan kredit jangka pendek.

c.

Bank Tabungan, adalah bank milik Negara, swasta, maupun
koperasi yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima
simpanan dalam bentuk tabungan, sedangkan usahanya terutama
memperbanyak dana dengan kertas berharga.

d.

Bank Pembangunan, adalah bank milik Negara, swasta, maupun
koperasi yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima
simpanan dalam bentuk deposito dan mengeluarkan kertas
berharga jangka menengah dan panjang. Sedangkan usahanya
terutama memberikan kredit jangka menengah dan panjang
dibidang pembangunan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

2.2.4 Kinerja Keuangan dan Laporan Keuangan
Menurut (Husnan, 2004:87), kinerja keuangan perusahaan adalah
salah satu dasar penilaian terhadap kondisi keuangan perusahaan yang
dapat dilakukan berdasarkan analisis terhadap rasio-rasio keuangan
perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan dapat dinilai melauli berbagai
macam variabel. Sumber utama yang dijadikan dasar penilaian adalah
laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Berdasarkan laporan
keuangan tersebut dapat dihitung sejumlah rasio keuangan yang dapat
dijadikan dasar kinerja keuangan perusahaan.
Laporan keuangan adalah informasi keuangan yang disajikan dan
siapkan oleh manajemen dari suatu perusahaan kepada pihak internal dan
eksternal yang berisi seluruh kegiatan bisnis dan satu kesatuan usaha yang
merupakan

salah

satu

alat

pertanggungjawaban

dan

komunikasi

manajemen kepada pihak-pihak yang membutuhkan.
Menurut (Siamat, 2005:261) Laporan keuangan merupakan ikhtisar
mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan pada suatu periode tertentu.
Dalam rangka peningkatan transparansi kondisi keuangan, berdasarkan
Peraturan Bank Indonesia Nomor 3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember
2001, baik wajib menyusun dan menyajikan laporan keuangan dalam
bentuk dan cakupan yang terdiri dari :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

1.

Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Tahunan
Laporan Tahunan adalah laporan lengkap mengenai kinerja suatu bank
dalam kurun waktu satu tahun.
Laporan Keuangan Tahunan adalah Laporan keuangan akhir
tahun bank yang disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan
yang berlaku dan wajib diaudit oleh Akuntan Public. Laporan
Keuangan Tahunan adalah :
a.

Neraca, menggambarkan posisi keuangan dari satu kesatuan
usaha yang merupakan keseimbangan antara aktiva, utang, dan
modal pada suatu tanggal tertentu.

b.

Laporan Laba Rugi, merupakan dari seluruh pendapatan beban
dari satu kesatuan usaha untuk satu periode tertentu.

c.

Laporan Perubahan Equitas adalah laporan perubahan modal dari
satu kesatuan usaha selama periode tertentu yang meliputi laba
komprehensif, investasi dan distribusi dari dan kepada pemilik.

d.

Laporan Arus Kas berisi rincian seluruh penerimaan dan
pengeluaran kas baik yang berasal dari aktivitas operasional,
investasi, dan pendanaan dari satu kesatuan usaha selama periode
tertentu.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

2.

Laporan Keuangan Publikasi Triwulan
Laporan ini adalah laporan keuangan yang disusun berdasarkan
standar akuntansi keuangan yang berlaku dan dipublikasikan setiap
triwulan.

3.

Laporan Keuangan Publikasi Bulanan
Laporan ini adalah laporan keuangan yang disusun berdasarkan
laporan bulanan bank umum yang disampaikan kepada Bank
Indonesia dan dipublikasikan setiap bulan.

4.

Laporan Keuangan Konsolidasi
Bank yang merupakan bagian dari suatu kelompok usaha dan atau
memiliki anak perusahaan, wajib menyusun laporan keuangan
konsolidasi berdasarkan pernyataan standar akuntansi keuangan yang
berlaku serta menyampaikan laporan sebagaimana diatur dalam
Peraturan Bank Indonesia.
Tujuan laporan keuangan, menurut “Kerangka Dasar Penyusunan

dan Penyajian Laporan Keuangan” IAI (2002), adalah sebagai berikut :
a.

Laporan keuangan menyajikan informasi tentang posisi keuangan
(aktiva, utang, dan modal pemilik) pada suatu saat tertentu.

b.

Laporan keuangan menyajikan informasi kinerja (prestasi) perusahaan.

c.

Laporan keuangan menyajikan informasi tentang perubahan posisi
keuangan perusahaan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

d.

Laporan keuangan mengungkapkan informasi keuangan yang penting
dan relevan dengan kebutuhan para pengguna laporan keuangan.

2.2.5 Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan adalah metode analisis untuk mengetahui
hubugan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara
individu ataupun secara kombinasi dari kedua laporan tersebut. Rasio
keuangan menggambarkan suatu suatu hubungan atau perimbangan antara
suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dalam laporan keuangan,
dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio ini akan dapat
menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau
buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila
angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang
digunakan sebagai standar. (Munawir, 2002:64)
Dengan menggunakan analisis rasio dimungkinkan untuk dapat
menentukan tingkat kinerja suatu bank dan kesehatannya dengan
menggunakan perhitungan rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas
suatu bank. Perhitungan rasio untuk menilai posisi kinerja suatu bank,
akan memberikan gambaran yang jelas tentang baik dan buruknya
operasional suatu bank, yang dilihat dari posisi keuangannya dalam neraca
dan laba rugi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

2.2.6 Macam-macam Rasio Keuangan
Umumnya berbagai rasio yang dihitung untuk menilai kinerja suatu
bank dikelompokkan ke dalam tiga tipe dasar (Faisol, 2007) yaitu :
1.

Rasio Likuiditas
Rasio ini mengukur kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban
finansial jangka pendeknya atau kewajiban yang telah jatuh tempo.
Beberapa rasio likuiditas yang sering digunakan dalam menilai kinerja
suatu bank antara lain sebagai berikut :
a.

Cash Ratio, yaitu likuiditas minimum yang harus dipelihara oleh
bank dalam membayar kembali pinjaman jangka pendek bank.
Semakin tinggi rasio ini semakin tinggi pula kemampuan
likuiditas bank yang bersangkutan, namun dalam prakteknya akan
dapat

mempengaruhi

profitabilitas.

Rasio

ini

merupakan

perbandingan antara jumlah alat likuid yang dimilik bank dengan
pinjaman yang harus segera dibayar.
b.

Reserve Requirement (RR), yaitu likuiditas wajib minimum yang
wajib

dipelihara

dalam

bentuk

Giro

pada BI.

Reserve

Requirement merupakan ketentuan bagi setiap bank umum untuk
menyisihkan sebagian dari dana pihak ketiga yang berhasil
dihimpunnya dalam bentuk giro wajib minimum yang berupa
rekening bank yang bersangkutan pada Bank Indonesia. menurut
surat edaran BI tahun 1997, besarnya RR minimal 5 %.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

c.

Loan to Deposit Ratio (LDR), yaitu rasio antara jumlah seluruh
kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank.
LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank untuk
membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan
dengan mengendalikan kredit yang diberikan sebagai sumber
likuiditasnya. Rasio LDR ini merupakan indikator kerawanan dan
kemampuan dari suatu bank. Batas aman dari LDR suatu bank
adalah sekitar 80 %. Namun batas toleransi berkisar antara 85 %100 %.

d.

Loan to Asset Ratio (LAR), yaitu rasio yang digunakan untuk
mengukur tingkat likuiditas bank yang menunjukkan kemampuan
bank untuk memenuhi permintaan kredit dengan menggunakan
total asset yang dimiliki bank. Semakin tinggi rasio ini, tingkat
likuiditasnya semakin kecil karena jumlah asset yang diperlukan
untuk membiayai kreditnya menjadi semakin besar.

2.

Rasio Rentabilitas, yaitu alat untuk menganalisa atau mengukur
tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang
bersangkutan. Selain itu, rasio-rasio dalam kategori ini dapat pula
digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan bank. Rasio-rasio
rentabilitas terdiri dari :
a.

Return On Asset (ROA), yaitu rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu
bank, semakin besar tingkat keuntungan yang dicapai bank
tersebut dan semakin besar pula posisi bank tersebut dalam
penggunaan asset.
b.

Return On Equity (ROE), yaitu perbandingan antara laba bersih
bank dengan modal sendiri.

c.

Rasio Beban Operasional (BOPO), yaitu perbandingan antara
beban operasional dengan pendapatan operasional. Rasio ini
digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi bank dalam
melakukan kegiatan operasinya.

d.

Nett Interest Margin (NIM), yaitu rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva
produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih.
Pendapatan bunga bersih diperoleh dari pendapatan bunga
dikurangi beban bunga.

3.

Rasio Solvabilitas, yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya.
Atau kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya jika
terjadi likuiditas bank. Rasio Solvabilitas ini terdiri dari :
a.

Capital Adequacy Ratio (CAR), yaitu rasio untuk mengukur
kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva
yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

diberikan. Yang termasuk bank sehat, apabila memiliki CAR
paling sedikit 8 %.
b.

Debt to Equity Ratio (DER), yaitu rasio yang mengukur seberapa
besar total pasiva yang terdiri atas persentase modal bank sendiri
dibandingkan dengan besar utangnya.
Dengan analisis rasio dapat diperoleh gambaran baik buruknya

keadaan atau posisi keuangan suatu bank terutama dalam menilai
profitabilitasnya. Adapun faktor yang menjadi penilaian terhadap kinerja
perbankan adalah sebagai berikut (Kasmir, 2002) :
1.

Aspek Permodalan
Yang dinilai dari aspek ini adalah permodalan yang ada
didasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum bank.
Penilaian tersebut didasarkan kepada CAR (Capital Adequacy Ratio)
yang telah ditetapkan BI. CAR adalah rasio kinerja bank untuk
mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang
aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko (Dendawijaya,
2001).
Perbandingan rasio tersebut adalah rasio modal terhadap aktiva
tertimbang menurut risiko (ATMR). Modal terdiri dari modal inti dan
modal pelengkap. ATMR adalah nilai total masing-masing aktiva
bank setelah dikalikan dengan masing-masing bobot risiko aktiva
tersebut. Aktiva yang paling tidak berisiko diberi bobot 0 % dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

aktiva yang paling berisiko diberi bobot 100 %. ATMR menunjukkan
nilai aktiva berisiko yang memerlukan antisipasi modal dalam jumlah
yang cukup. ATMR merupakan penjumlahan dari ATMR aktiva
maraca atau ATMR rekening administratif. Menurut (Sinungan, 1993),
aktiva neraca terdiri dari :
a.

Kas dengan bobot risiko 0 %

b.

Emas dan mata uang emas dengan bobot risiko 0 %

c.

Giro pada BI dengan bobot risiko 0 %

d.

Tagihan pada bank lain

e.



Bank Sentral Negara lain dengan bobot risiko 20 %



Bank lain dengan bobot risiko 0 %

Surat berharga yang dimiliki


SBI, Treasury Bill, sertifikat bank sentral Negara lain dengan
bobot risiko 0 %



SBPU yang diterbitkan terdiri dari Bank Sentral dan
Pemerintah pusat 0 %, Bank lain 20 % dan pihak swasta
lainnya dengan bobot risiko 100 %



Saham dan obligasi yang diterbitkan terdiri dari bank lain
20 % dan pihak swasta lainnya 100 %

f.

Kredit yang diberikan kepada atau dijamin oleh


Bank sentral dan Pemerintah Pusat 0 %



Bank lain 20 %

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23



Kredit pemilikan rumah 50%



Pihak lainnya 100 %

g.

Penyertaan 100 %

h.

Aktiva tetap dan investasi (nill buku) 100 %

i.

Antar kantor aktiva 100 %

j.

Rupa-rupa aktiva


Tagihan dalam rangka inkaso 20 %



Lainnya 100 %

Sedangkan rekening administratif terdiri dari:
a.

Fasilitas kredit yang belum digunakan


Yang disediakan bagi dan dijamin oleh : Bank sentral dan
Pemerintah Pusat 0 %, Bank lain 20 %, Pihak lainnya 100 %


b.

Yang disediakan dalam rangka Kredit pemilikan rumah 50 %

Jaminan Bank


Dalam rangka pemberian kredit masuk L/C : Bank sentral
dan Pemerintah Pusat 0 %, Bank lain 20 %, Pihak lainnya
100 %



Bukan dalam rangka pemberian kredit : Bank sentral dan
Pemerintah Pusat 0 %, Bank lain 0 %, Pihak lainnya 0 %



L/C yang masih berlaku : Bank sentral dan Pemerintah Pusat
0 %, Bank lain 0%, Pihak lainnya 0 %

c.

Kewajiban membeli kembali aktiva bank 0 %

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

d.

Posisi neto kontrak berjangka valuta asing dan swap bunga 0 %
Sesuai dengan penilaian rasio CAR berdasarkan Surat

Keputusan Dir BI No. 30/12/KEP/DIR tanggal 30 April 1997, CAR
minimal 8 %.
Perhitungan rasio CAR sesuai dengan standar Bank Indonesia
adalah sebagai berikut :
Modal
CAR =

x 100 %

(Almilia, 2005:73)

ATMR
2.

Aspek Kualitas Asset
Asset digunakan sebagai rasio kualitas aktiva produktif. Aktiva
produktif adalah semua harta yang ditanamkan bank dengan maksud
untuk mencapai atau memperoleh penghasilan seperti kredit yang
diberikan, penanaman pada bank dalam bentuk tabungan, deposito dan
giro, penanaman dalam surat berharga, penyertaan pada perusahaan,
dan lain-lain.
Menurut (Mudjarad Kuncoro, 2002), Aktiva yang produktif
merupakan

penempatan

menghasilkan

pendapatan

dana

oleh

untuk

bank

menutupi

dalam

asset

yang

biaya-biaya

yang

dikeluarkan oleh bank. Dari aktiva inilah bank mengharapkan adanya
selisih keuntungan dari kegiatan pengumpulan dan penyaluran dana.
Dari pengertian aktiva produktif tersebut, dapat disimpulkan bahwa
aktiva yang berkualitas adalah aktiva yang dapat menghasilkan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

pendapatan dan dapat menutupi biaya-biaya yang dikeluarkan oleh
bank.
Penilaian terhadap rasio kualitas aktiva produktif yang dimiliki
bank didasarkan pada dua rasio yaitu :
a.

Rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap aktiva
produktif. Aktiva produktif yang diklasifikasikan adalah jumlah
aktiva produktif yang kolektibilitasnya tidak lancar, dan jumlah
yang diperhitungkan adalah 50 % dari aktiva produktif yang
tergolong kurang lancar ditambah 75 % aktiva produktif yang
tergolong diragukan ditambah 100 % aktiva produktif yang
tergolong macet. (Cara penilaian kolektibilitas atau kualitas dari
masing-masing kredit yang diberikan diatur dalam SE BI No.
23/12/BPPP tanggal 28 Februari 1991).

b.

Rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif yang dibentuk
oleh bank terhadap penyisihan aktiva produktif yang wajib
dibentuk

oleh

31/148/KEP/DIR

bank.

Berdasarkan

tanggal

12

SK

November

Direksi
1999

BI

No.

tentang

pembentukan PPAP, bank wajib membentuk PPAP berupa
cadangan umum dan cadangan khusus guna menutup risiko
kemungkinan kerugian.
Aspek ini bertujuan untuk menilai jenis-jenis asset yang
dimiliki oleh bank. Penilaian asset harus dengan Peraturan oleh Bank

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

Indonesia dengan membandingkan antara aktiva produktif yang
diklasifikasikan dengan aktiva produktif. Kemudian rasio penyisihan
penghapusan

aktiva

produktif

terhadap

aktiva

produktif

diklasifikasikan. Rasio ini dapat dilihat dari neraca yang telah
dilaporkan secara berkala kepada Bank Indonesia.
Rasio yang digunakan untuk menilai kualitas asset sebuah
bank digunakan metode Non Performing Loan (NPL).
Adapun penilaian rasio NPL berdasarkan surat keputusan DIR
BI No. 30/12/KEP/DIR/ tanggal 30 April 1997 adalah NPL < 5 %
yang termasuk dalam bank sehat.
3.

Aspek Pendapatan (Earning)
Aspek ini merupakan ukuran kemampuan bank dalam
meningkatkan laba atau untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan
profitabilitas yang dicapai bank yang bersangkutan. Bank yang sehat
adalah bank bank yang diukur secara rentabilitas terus meningkat.
Rasio yang digunakan yaitu dengan ROA dan perbandingan biaya
operasi dengan pendapatan operasi (BOPO).
Untuk apakah suatu bank mendapatkan keuntungan yang wajar,
maka digunakan rasio ROA dan BOPO untuk mencarinya.
Perhitungan untuk mencari ROA adalah :
Laba Bersih
ROA =

x 100 %
Total Aktiva

(Husnan, 1998:102)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

27

Adapun penilaian rasio ROA dan BOPO berdasarkan Surat
keputusan DIR BI No. 30/12/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 adalah
ROA ≥ 1,215 % yang termasuk bank sehat sedangkan BOPO ≤
93,52 %.
4.

Aspek Likuiditas
Suatu bank dapat dikatakan likuid, apabila bank yang
bersangkutan dapat membayar semua hutang-hutangnya terutama
simpanan tabungan, giro, dan deposito pada saat ditagih dan dapat
pula memenuhi semua permohonan kredit yang layak dibiayai. Secara
umum rasio ini merupakan rasio antara jumlah aktiva lancara dibagi
dengan hutang lancar. Yang dianalisis dalam rasio ini adalah :
a.

Rasio kewajiban bersih Call Money terhadap aktiva.

b.

Rasio kredit terhadap dana yang diterima oleh bank seperti giro,
tabungan, deposito, dan lain-lain. Rasio yang digunakan biasanya
adalah LDR.
Untuk menilai apakah suatu bank mempunyai kemampuan

untuk memenuhi kewajiban-kewajiban yang segera ditagih (berjangka
pendek) maka digunakan metode Loan to Deposit Ratio (LDR). LDR
yaitu rasio antara jumlah seluruh kredit yang diberikan bank dengan
dana pihak ketiga bank.
Dana pihak ketiga terdiri dari tabungan, deposito, dan giro.
Tabungan merupakan simpanan pihak ketiga yang penarikannya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

28

hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang ditetapkan
oleh bank. Deposito merupakan simpanan pihak ketiga pada bank
yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu
tertentu menurut perjanjian antara pihak ketiga dan bank yang
bersangkutan. Sedangkan giro merupakan simpanan pihak ketiga pada
bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap waktu dengan
menggunakan surat perintah pembayaran seperti cek, bilyet giro,
(Sinungan, 1993).
Perhitungan untuk mencari LDR :
Jumlah Kredit Yang Diberikan
LDR =

x 100 %

Total Dana Pihak Ketiga
(Dendawijaya, 2005:71)
Adapun penilaian rasio LDR berdasarkan Surat Keputusan
DIR BI No. 30/12/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 adalah LDR bank
yang sehat sebesar ≤94,75 %.

2.2.7 Faktor-faktor Internal Bank yang Mempengaruhi Profitabilitas
Perbankan
Menurut (Riyadi, 2006:169) cara penilaian Tingkat Kesehatan
Bank (TKB) terjadi penyempurnaan dari waktu ke waktu hal ini
disebabkan karena Bank Indonesia sebagai Bank Sentral yang mempunyai
tugas diantaranya mengatur dan mengawasi bank agar aktivitas perbankan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

29

di Indonesia dapat berjalan secara sehat. Tingkat kesehatan bank dinilai
dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif atas berbagai aspek yang
berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan suatu bank, yang
meliputi faktor-faktor permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen,
rentabilitas, dan likuiditas.
A. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio permodalan
yang menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk
keperluan pengembangan usaha serta menampung kemungkinan risiko
kerugian yang diakibatkan dalam operasional bank. Menurut (Achmad
dan Kusumo, 2003:146) semakin besar CAR suatu bank akan semakin
baik posisi modal bank tersebut. Dalam peraturan Bank Indonesia
Nomor

10/15/PBI/2008 pasal 2 ayat 1, bank wajib menyediakan

modal minimum sebesar 8 persen dari asset tertimbang menurut risiko
(ATMR). CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa besar
jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit,
penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari
modal sendiri disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber
di luar bank.
Pengertian CAR menurut (Almilia, 2005:73) Capital Adequacy
Ratio adalah kecukupan modal yang menunjukkan kemampuan bank
dalam mempertahankan modal yang mencukupi dan kemampuan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

30

manajemen bank dalam mengidentifikasi, mengukur, mengawasi, dan
mengkontrol risiko-risiko yang timbul yang dapat berpengaruh
terhadap besarnya modal. Perhitungan CAR didasarkan pada prinsip
bahwa setiap penanaman yang mengandung risiko harus disediakan
jumlah

modal

sebesar

persentase

tertentu

terhadap

jumlah

penanamannya. Sejalan dengan standar yang ditetapkan Bank of
International Settlements (BIS), seluruh bank ada di Indonesia
diwajibkan untuk menyediakan modal minimum 8 persen dari ATMR.
Menurut Hesti Werdaningtyas (2002), CAR merupakan
variabel control yang mempengaruhi profitabilitas yang didasarkan
hubungannya dengan tingkat risiko bank. Dengan tingkat kecukupan
modal atau kemampuan modal yang cukup maka dapat digunakan
untuk meredam timbulnya risiko. CAR merupakan indikator terhadap
kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivitasnya sebagai
akibat dari kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva
berisiko. Semakin besar rasio Capital Adequacy Ratio (CAR), maka
akan semakin rendah kemungkinan timbulnya bank bermasalah dan
juga dapat meningkatkan kepercayaan terhadap masyarakat. Dengan
semakin rendah kemungkinan timbulnya bank bermasalah, maka
semakin besar pula tingkat profitabilitas suatu bank.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

31

B. Loan to Deposit Ratio (LDR)
Menurut

(Almilia

dan

Dokumen yang terkait

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA

0 14 51

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK UMUM SYARIAH DENGAN BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah Dengan Bank Umum Konvensional Di Indonesia (Periode 2007-2013).

0 2 17

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK UMUM SYARIAH DENGAN BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah Dengan Bank Umum Konvensional Di Indonesia (Periode 2007-2013).

0 5 13

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK UMUM SYARIAH DENGAN BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah Dengan Bank Umum Konvensional Di Indonesia Periode 2010-2012.

0 2 16

Analisis Pengaruh Aktivitas Non Tradisional Bank terhadap Profitabilitas dan Risiko pada Bank Umum di Indonesia COVER 1

0 0 14

ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN BANK UMUM SYARIAH DENGAN BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA

0 1 17

STUDI TENTANG KINERJA KEUANGAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM DI INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 15

STUDI TENTANG KINERJA KEUANGAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM DI INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 12

PENGARUH KINERJA BANK DAN EFISIENSI OPERASIONAL TERHADAP PROFITABILITAS PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA

0 0 117

HALAMAN PERSETUJUAN ANALISIS PENGARUH FAKTOR MAKRO EKONOMI DAN KARAKTERISTIK BANK TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA (PERIODE 2011 - 2014)

0 0 17