PEMAKNAAN LIRIK LAGU “AYAH” GROUP BAND SEVENTEEN (Studi semiologi roland barthes terhadap lirik lagu “Ayah” oleh kelompok musik Seventeen Band).

1

PEMAKNAAN LIRIK LAGU “AYAH”
GROUP BAND SEVENTEEN
(Studi semiologi roland bar thes ter hadap lir ik lagu “Ayah”
oleh kelompok musik Seventeen Band)

SKRIPSI

Oleh :
MUHAMMAD IRWAN
NPM . 0643010196

YAYASAN KESEJ AHTERAHAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA
TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SURABAYA
2012


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

PEMAKNAAN LIRIK LAGU “AYAH” GROUP BAND SEVENTEEN
( Studi semiologi Roland Barthes ter hadap lir ik lagu “ ayah “
oleh kelompok musik Seventeen Band )
Oleh :
MUHAMMAD IRWAN
NPM : 0643010196

Telah diper tahankan dihadapan dan diter ima oleh tim penguji skr ipsi J urusan
Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Univer sitas Pembangunan
Nasional “ Veteran “ J awa Timur
Pada tanggal :
Pembimbing Utama

Tim Penguji :
1. Ketua


Dra. Diana Amalia. M.Si

Dra. Dyva Clareta. M.Si

NIP : 19630907 199103 2001

NPT : 366019400251
2. Seker taris
Dra. Diana Amalia. M.Si
NIP : 19630907 199103 2001
3. Anggota
Yuli Candrasari, S.sos, M.Si
NPT :371079400271
Mengetahui,
DEKAN

Dra.Ec. Hj. Supar wati. M.si
NIP : 195507 18198302 2001


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

DAFTAR ISI

HALAMAN J UDUL ………………………………………………………………………….. .i
HALAMAN PERSETUJ UAN DAN
PENGESAHAN UJ IAN SKRIPSI……………………………………………………………..ii
HALAMAN PERSETUJ UAN DAN PENGESAHAN SKRIPSI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………….....iii
ABSTRAK ………………………………………………………………………………………iv
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………………..1
1.1. Latar Belakang Masalah

…………………………………………………………......1

1.2. Rumusan Masalah


……………………………………………………………..12

1.3.Tujuan penelitiaN

………………………………………………………………12

1.4.Manfaat Penelitian

………………………………………………………………12

BAB II KAJ IAN PUSTAKA
2.1 Self-Efficacy

…………………………………………………………13
……………………………………………………………13

2.1.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Self Efficacy ………………………………………...13
2.1.2 Manfaat Self Efficacy …………………………………………………………………...14
2.1.3 Pengukuran Self Efficacy ……………………………………………………………….16
2.1.4 Strategi untuk Meningkatkan Self Efficacy ……………………………………………..17

2.2

Lirik Lagu …………………………………………………………………………….....19

2.3

Teori Dan Konsep Gender………………………………………………………………21
2.3.1 Pengertian Teori Gender…………………………………………………………21

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

2.3.2

Konsep Gender………………………………………………………………….23

2.4


Laki – laki Sebagai Kepala Keluarga…………………………………………………….26

2.5

Definisi Keluarga………………………………………………………………………...29

2.6

Arti Ayah………………………………………………………………………………..30

2.7

Definisi Peran Ayah……………………………………………………………………...33

2.8

Semiotika dan Semiologi
dalam Ilmu Komunikasi………………………….……………………………………....34
2.8.1 Semiologi Menurut Roland Barthes……………………………………………...36


2.9

Kode Pembacaan…………………………………………………………………………45

2.9.1 Kerangka Berfikir………………………………………………………………………..46

BAB III : METODE PENELITIAN………………………………………………………….49
3.1

Metode penelitian………………………………………………………………………. 49
3.1.1 Jenis Penelitian......................................................................................................50

3.2

Kerangka konseptual…………………………………………………………………….52
3.2.1 Unit Analisis……………………………………………………………………..52
3.2.2 Korpus Penelitian………………………………………………………………...52

3.3 Teknik Pengumpulan Data………………………………………………………………...54
3.4 Metode Analisis Data……………………………………………………………………...54


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN........................................…………………………..56

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian………………………………………………………..56

4.1.1 Biografi Seventeen Band……………………….…………………………………56

4.2 Penyajian Data dan Analisis Data……………………….………………………………...58

4.2.1 Penyajian Data………………………………….…………………………………58

4.2.2 Analisis Data………………………………………………………………………59

4.3 Pemaknaan Keseluruhan lirik lagu “Ayah”………………………………………………74


BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………………………....76

5.1. Kesimpulan………………………………………………………………………………..76

5.2. Saran………………………………………………………………………………………78

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya kepada
penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PEMAKNAAN LIRIK LAGU
‘AYAH’ GROUP BAND SEVENTEEN” (Studi semiologi Roland Barthes terhadap lirik lagu
Ayah oleh kelompok musik Seventeen Band) dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari terselesaikan skripsi ini juga tak lepas dari Drs. Diana Amalia.M.si
selaku dosen pembimbing utama yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan
bimbingan serta mengarahkan, memberi nasehat serta motivasi kepada penulis. Dan penulis juga

banyak menerima bantuan dari berbagai pihak, baik itu berupa moril, spiritual maupun materil.
Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Ibu Dra. Hj. Suparwati, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Juwito. M.si , selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial
Dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Yang telah
memberikan kemudahan dan dukungan kepada penulis guna menyelesaikan syarat untuk
menyelesaikan gelar sarjana pertama Ilmu Komunikasi.
3. Ibu Dra. Sumardjijati, M.Si , selaku Wakil Dekan Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Yang selalu membantu dan
memberikan saya nasehat untuk menyelesaikan skripsi
4. Ayah dan Mama saya, yang terus dan terus mendorong saya menyelesaikan gelar sarjana
pertama Ilmu Komunikasi dari masa ke masa hingga terselesaikannya skripsi ini.
5. Istri dan juga anak saya, yang selalu menemani dan menjadikan motivasi untuk
menyelesaikan nya
6. Kakak dan adik-adik saya yang senantiasa menyemangati

Penulis menyadari bahwa di dalam penyusunan skripsi ini banyak terdapat kekurangan
yang terlihat. Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangatlah diharapkan
demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.

Akhirnya, dengan segala keterbatasan yang penulis miliki saat ini semoga laporan ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak umumnya dan penulis pada khususnya.
Surabaya, 03 September 2012

Penulis

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

ABSTRAKSI

MUHAMMAD IRWAN , PEMAKNAAN LIRIK LAGU “ AYAH “ GROUP BAND
SEVENTEEN ( studi semiologi Roland Barthes terhadap lirik lagu “ayah” oleh kelompok musik
Seventeen Band)
Penelitian ini didasarkan pada fenomena perjuangan seorang ayah dalam
membesarkan dan bagaimana bentuk sayang terhadap anak-anaknya dan keluarganya. Yang
mana dapat terlihat betapa seorang orang tua laki-laki tunggal dalam membentuk harapan
anaknya serta membina dalam mencapai keberhasilan hidupnya.
Namun, pada kenyataan nya anggapan tersebut tidaklah terjadi di dalam kehidupan
sekitar kita, yang dapat kita lihat adalah seorang figure ayah hanya menjadi momok yang
menakutkan dank eras terhadap keluarganya. Untuk itu dalam penelitian ini menaruh perhatian
pada masalah yang mempengaruhi self-efficacy dan peran fungsi seorang laki-laki sebagai
kelapa rumah tangga juga sebagai orang tua tunggal dalam mengasuh anaknya hingga mencapai
keberhasilan di hidupnya.
Metode yang digunakan adalah analisis semiologi yang termasuk dalam penelitian
kualitatif. Disini metode kualitatif menggunakan Roland Barthes, yang memaknai leksia-leksia
yang dapat menggambarkan perjuangan kasih sayang seorang ayah terhadap keluarga dan
anaknya dalam lirik lagu “ayah” oleh Seventeen Band.
Data yang terdapat dalam obyek penelitian dibagi dalam dua system pemaknaan.
Dalam system linguistic data diuraikan menjadi 15 leksia (kode pembacaan) yang terdiri dari
lima kode yang ditinjau dan dieksplisitkan oleh Roland Barthes untuk menilai suatu teks lirik
lagu “ayah” sehingga mendaptkan suatu makna yang diperlukan.
Hasil penelitian ini berdasarkan analisis data yang didapat dari teks dalimat dalam
lirik lagu “ ayah “ yang merupakan konotasi-konotasi yang sengaja dibuat oleh pengarang untuk
membuat pembaca menemukan kode-kode yang tersembunyi di dalam teks lagu ini. Pengarang
memberikan ideology pemikiran yang baru dan berbeda di dalam teks lirik lagu ini.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah

Dunia musik saat ini mulai mengalami perkembangan yang cukup pesat yang tidak
pernah

surut, ini ditandai dengan banyaknya hasil karya yang dilahirkan dari para

pencipta musik atau musisi karya seni. Bagi para penikmat musik hal ini adalah sebuah
konsumsi public yang secara psykologis merupakan kebutuhan untuk hiburan atau
entertainment, bahkan biasa merupakan semangat kehidupan bagi pendengar musik
tersebut. Sedangkan bagi pencipta musik ini adalah ungkapan yang berkaitan dengan
komunikasi ekspresif artinya harus diakui musik juga dapat mengekspresikan perasaan,
kesadaran dan bahkan pandangan hidup ( ideology ) manusia. Meskipun akrab dengan
dunia entertainment, tidak berarti musik menutup ranah kajian fenomena-fernomenah
lain.

Musik merupakan salah satu hasil budaya manusia yang menarik budaya manusia
yang lain. Dikatakan menarik karena musik memegang peranan yang sangat banyak
diberbagai bidang, seperti jika dilihat dari sisi psikologisnya music kerap menjadi sasaran
pemenuhan kebutuhan manusia dalam hasrat akan seni dan berkreasi.

Melalui musik manusia sebagai homo valens atau makhluk yang memiliki
keinginan untuk menyukai menyalurkan identifikasinya terhadap kabudayaan. Bahkan
Deva permana musisi asal Indonesia yang menetap di Sidney, Australia sejak 1995

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

mengukuhkan komitmentnya pada penguatan hubungan kedua Negara melalui musik
sebagai pembangunan jembatan budaya, (www.kapanlagi.com tanggal 08/03/2011)

Dalam kehidupan manusia saat ini banyak terdapat fenomena komunikasi dan sosial
didalamnya. Pada fenomena-fenomena tersebut terdapat berbagai macam permasalahan
yang dapat diangkat untuk menjadi sebuah penelitian. Dalam hal ini, penulis ingin
meneliti sebuah permasalahan atau fenomena yang terjadi dalam masyarakat yang
tertuang melalui sebuah lirik lagu.

Melihat perkembangan-perkembangan lagu-lagu atau musik saat ini di Indonesia
sungguh sangat menggembirakan. Perkembangan ini tentu sebagai akibat cukup
banyaknya para pencipta lagu yang didukung oleh kecanggihan teknologi didunia
rekaman. Mereka berhasil berkreasi dalam segala kemampuannya untuk menhasilkan
sebuah karya musik, dengan tujuan lagu yang diciptakan banyak dapat menjadikan
sebuah motivasi dan inspirasi oleh khalayak pendengar, selain bertujuan untuk
memperkaya diri sang pencipta lagu tersebut. Musik di Indonesia sangat bermacammacam, dari mulai Dangdut, Pop, Keroncong, dan ada pula kreasi combinasi music barat
yang sudah menjamur di khalayak masyarakat seperti, klasik, Jazz, R&B, Rock
alternative, dan masih banyak lagi, tapi lagu yang banyak di gemari oleh khalayak yaitu
musik aliran Dangdut dan Pop, kedua aliran atau genre musik ini menempati kedudukan
yang hampir sama rata. Perkembangan musik pada saat ini sangat cepat, sampai-sampai
musik asli (tradisional) telah terabaikan karena banyaknya dan tumbuh berkembangnya
musik aliran non tradisional atau music modern.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

Musik diartikan sebagai ungkapan yang berasal dari perasaan kemudian dituangkan
dalam bentuk bunyi-bunyian atau suara, ungkapan yang dikeluarkan melalui bunyi atau
alat musik disebut sebagai instrument ( Subagyo,2006 ; 4 ).

Musik juga dapat dikatakan sebagai sebuah medium dalam penyampaian pesan dan
merupakan suatu bahasa yang universal, karena dengan alunan bunyi nada musik
merupakan ungkapan pikiran, isi hati dan perasaan manusia dalam bentuk suara. Dalam
bermusik, manusia menciptakan nada-nada atau bunyi musik yang teratur sehingga
menjadi suatu lagu. Pengertian lagu sendiri menurut Ario Kartono adalah “ Bentuk karya
seni musik yang merupakan ekspresi (ungkapan pikiran dan perasaan manusia) dalam
bentuk rangkaian nada, bisa dalam bentuk teks maupun tanpa teks. “ (Kartono,2004 : 90).
Jadi dapat dikatakan bahwa lagu adalah proses kegiatan berkomunikasi penyampaiaan
idea tau pemikiran komunikator ( dalam hal ini pencipta lagu ) kepada pendengar sebagai
komunikannya.

Sebuah lagu, merupakan bagian dari seni juga sebagai suatu kebutuhan dari
kehidupan manusia. Oleh karena itu, sebuah lagu seharusnya dinilai tidak hanya sekedar
merupakan bunyi-bunyian melaikan juga dapat bernilai arti lebih.

Sebuah lagu, biasanya terdiri dari tiga komponen yang saling melengkapi dan saling
bergantung. Komponen tersebut antara lain terdiri dari paduan alat musik atau instrument
dan kekuatan vocal dari penyanyidan terakhir adalah lirik lagunya. Instrument dan
kekuatan vocal penyanyi adalah sebagai tubuh, sedangkan lirik lagu adalah jiwa atau
nyawa yang merupakan penggambaran musik itu sendiri dan mempunyai peranan yang
sangat penting ( Logos, 2005 : 2).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

Lirik lagu juga dapat dimasukkan sebagai genre puisi dalam karya sastra. Perluasan
makna puisi yang meliputi lirik lagu didasarkan pada pemahaman Riffatere (dalam,
Pradopo, 2005 : 3) yang mengutarakan bahwa puisi selalu berubah-ubah sesuai dengan
evolusi selera dan perubahan konsep estetikanya. Saat ini orang lebih banyak memilih
kata-kata, kemudian memadukan dengan instrument musik sehingga lebih muda untuk
dinikmati dan mempunyai pengaruh estetis selain dari pada pilihan diksi, yakni irama dan
nada. Kemiripan unsur-unsur antara puisi dengan lirik lagu juga dapat menyatakan bahwa
lirik lagu dapat disebut sebagai puisi. Pada puisi terdapat kadar kepadatan dan
konsentrasi yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan prosa (Pradopo, 1995:11). Dan
pada lirik lagu juga memiliki hal yang sama yakni kadar kepadatan dan konsentrasi yang
tinggi. Menurut Pradopo (1995:7) puisi itu mengekspresikan pemikiran yang
membangkitkan perasaan, yang merangsang imajinasi panca indera dalam susunan yang
berirama. Dengan persamaan antara unsur-unsur puisi dan lirik lagu maka dapat dipahami
bahwa lirik lagu disebut juga sebagai puisi, sebagaimana Teeuw (dalam Pradopo, 2005:5)
bahwa pembaca berhak menentukan karya sastra itu puisi atau bukan berdasarkan ciri-ciri
yang diamatinya. Dengan demikian lirik lagu dapat dikaji menggunakan teori dan metode
yang sama dengan puisi.

Melalui lagu dan penyanyi yang membawakan seorang pencipta berusaha
menyampaikan sebuah pesan kepada pendengarnya. Dengan lirik lagu tersebut, seorang
(pencipta/ penyanyi) berusaha berinteraksi sosial dengan masyarakat yang mendengarkan
lirik lagu tersebut. Dengan media lirik lagu, pencipta berusaha menciptakan kesamaan
frame of reference dengan pendengarnya sehingga diharapkan para pendengar memiliki
perasaan yang sama dalam interpretasi mereka terhadap suatu lagu.(Liliweri,1994:16-17).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

Pesan yang terkadung dalam sebuah lagu merupakan representasi dari pikiran
ataupun perasaan dari si pencipta lagu sebagai orang yang mengirim pesan. Konsep ini
dapat berupa ungkapan-ungkapan dari perasaan senang, sedih, atau marah, juga dapat
berupa suatu pendapat dan pujian, atau bahkan sebuah kritik akan suatu hal. Pesan yang
disampaikan oleh seorang pencipta lagu melalui lagunya ini tentu tidak akan berasal dari
luar si pencipta lagu tersebut, dalam arti kata bahwa pesan tersebut bersumber dari pola
pikirnya serta dari frame of reference dan field of experience. Sedangkan pola piker
maupun frame of reference dan field of experience seorang itu terbentuk dari hasil
interaksinya dengan lingkungan sosial disekitarnya.

Bila ditelusuri lebih dalam karyanya, dapat dilihat pandangan hidup dan pola pikir
si pencipta lagu. Proses penciptaan lirik lagu dapat terjadi berdasarkan pengalaman si
pencipta dengan dunia disekitarnya. Dapat pula dari hasil perenungan si pencipta
terhadap suatu gejala yang dilihat atau yang dirasakan. Hasil perenungan kemudian di
komunikasikan/disampaikan kepada orang lain dengan cara menuangkannya ke dalam
bentuk system tanda komunikasi yang merupakan teks berupa lirik lagu, Yang
merupakan sebuah pesan komunikasi. Dengan mengamati hasil karya lirik lagu, juga
dapat diketahui bagaimana pencipta lagu memandang dan mengungkapkan gejala yang
ada di masyarakat. Dalam pengungkapan tersebut tentunya dengan gaya, cara dan sudut
pandang dari si pencipta lagu yang bersangkutan

Lirik lagu biasanya dibawakan oleh penyanyi yang kemudian menjadi public figure
dan disebarkan melalui media massa sehingga khalayak dengan cepat mengenali lagu
tersebut. Hal ini secara tidak langsung tentu saja akan berdampak pada sikap afektif,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

konatif, dan kognitif pendengarnya. Karena lirik lagu dapat mempengaruhi sikap dan
prilaku pendengarnya. Sikap dengan kebiasaan dan kemauan bertindak, sedangkan sikap
konatif adalah aspek intelektual, yang berkaitan dengan apa yang diketahui oleh manusia.
( Rahmad, 2001 : 37 ).

Ketika sebuah lirik lagu mulai diarasement dan diperdengarkan untuk khalayak,
lirik lagu mempunyai sebuah tanggung jawab yang besar terhadap apa yang sudah
diberikan kepada khalayak. Sebuah lirik lagu yang notabenya kata-kata didalamnya
menggunakan media musik untuk menyampaikan kepada public. Jadi bisa dikatakan
bahwasanya sebuah lirik lagu juga merupakan karya sastra yang diwujudkan dalam
media karya seni.

Peneliti dalam hal ini meneliti, memaknai secara cermat pada lirik lagu dengan
membahas semua permasalahan dalam lirik lagu. Setiap orang mempunyai pemikiran dan
pendapat sendiri ketika memaknai sebuah lirik lagu, hal ini berkaitan dengan
pengalaman, latar belakang dan tingkat kepekaan individu.

Diantara lagu-lagu yang diciptakan oleh seorang pencipta lagu, tak banyak lagulagu yang liriknya bercerita tentang sosok ayah. Diantara lagu yang mengambil objek
ayah dalam liriknya terdapat beberapa lagu yang menggambarkan bagaimana seorang
ayah berperan dalam keluarga maupun peran ayah bagi perkembangan dan pendidikan
anaknya serta bagaimana beratnya perjuangan seorang ayah dapat mengatur dan juga
mengendalikan keluarganya dalam mencapai cita-citanya yang diharapkan oleh anakanaknya serta sosok pendampingnya. Selain itu juga peneliti melihat ada pula lirik lagu
mengenai sosok ayah, ini disebabkan karena ayah dalam keluarga sering kali mempunyai

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

fungsi ganda yaitu sebagai tempat pencurahan hati bagi anak-anaknya dan sekaligus
sebagai pendidik mental moral serta memberikan kasih sayang terhadap anaknya.

Salah satu pencipta lagu atau kelompok musik band yang sangat dikenali oleh
masyarakat dan banyak sekali lirik-lirik dalam lagunya yang mempunyai makna
tersembunyi adalah grup band Seventeen. Seperti sudah diketahui oleh khalayak bahwa
kelompok musik Seventeen band merupakan salah satu kelompok musik band yang lagulagunya banyak bertemakan tentang cinta. Selain lagu-lagu bertemakan tentang cinta,
terdapat pula lagu yang diciptakan oleh grup seventeen band yang mengambil tema lagu
tentang sosok seorang ayah yaitu lagu berjudul “Ayah” dalam album Lelaki Hebat.
Dengan lagu inilah kelompok musik band Seventeen membuat lagu Ayah agar khalayak
bisa meresapi makna dalam lagu tersebut. Album Lelaki Hebat sudah berkembang di
public, dan banyak digemari oleh khalayak ( terbitan majalah http://www.detik.com ).

Lirik lagu Ayah dalam album Lelaki Hebat ini memang cukup sederhana, namun
demikian lirik dalam lagu Ayah memiliki sebuah arti kandungan makna yang tersebunyi,
sehingga khalayak kurang dapat memahami makna yang sebenarnya dalam lirik lagu
tersebut, karena sedikit menggunakan kata-kata yang mengandung kata kiasan atau
makna yang bukan sebenarnya. Lirik lagu Ayah mempunyai makna tersebunyi dan cukup
mendalam maknanya, sehingga tidak mudah dipersepsikan oleh khalayak, makna
sesungguhnya dari lirik lagu tersebut. Dalam album Lelaki Hebat, diantara beberapa lagu
ada satu lagu yang intinya menceritakan tentang sebuah peran penting Ayah terhadap
seluruh anggota keluarganya yang benar-benar tulus dari hati seorang Ayah, dan tanpa
mengharapkan balasan sedikitpun dari anaknya jika kelak suatu saat nanti anaknya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

tersebut mencapai cita-citanya. Harapan seorang Ayah hanyalah supaya anaknya tidak
melupakan kasih sayangnya dan pengorbanan yang sudah dijalani sang Ayah demi
keluarganya yang sangat dicintai.

Lagu yang bertema Ayah ini pun begitu membuat terkemas dalam musik minimalis.
Balutan string dan orchestra yang kental dengan nuansa piano dengan musisi andi rianto.
Lirik lagu dalam musik dapat menjadi sarana atau media komunikasi untuk
mencerminkan realitas sosial yang beredar dalam masyarakat. Lirik lagu dapat dipakai
sebagai sarana untuk sosialisasi dan pelestarian terhadap suatu sikap atau nilai. Oleh
karena itu, ketika sebuah lirik diaransir dan diperdengarkan kepada khalayak mempunyai
tanggung jawab yang besar atas tersebar luasnya sebuah keyakinan nilai-nilai bahkan
prasangka tertentu. Menurut pendapat Soerjono Soekamto, suatu lirik lagu dapat
menggambarkan suatu realitas sosial yang terjadi di dalam masyarakat. Termasuk realitas
sosial yang menggambarkan tentang adanya suatu hubungan sesama jenis juga disebut
homoseksual. Yang dalam budaya timur hubungan ini masih dianggap tabu oleh
masyarakatnya. Tetapi mau tidak mau kaum homoseksual memang telah hadir ditengahtengah masyarakat yang tidak segan menunjukkan identitas mereka

Ayah memiliki citra keperkasaan, tapi jauh dari anak-anak dan seakan melepas
tanggung jawab untuk membina kehidupan anak secara langsung. Para ahli kini merasa
relevan untuk mengkaji secara komprehensif mengenai peranan seorang ayah. Sebagai
misal, menurut Demo dan Ambert (1995), berkurangnya waktu untuk berinteraksi dengan
anak remajanya, mengakibatkan hubungan yang kurang harmonis antara ayah dan
anaknya. Peran ayah dalam keluarga menurut Benson (dalam Lamb, 2010), digambarkan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

lebih sebagai pencari nafkah, pengambil keputusan, penanaman disiplin, dan mengontrol
perilaku anak. Peran sedemikian rupa mengakibatkan ayah, kurang memperhatikan
perihal pengasuhan anak lazimnya pengasuhan anak lebih dominan pada ibu. Karena bagi
ayah tugasnya hanya menyediakan kebutuhan ekonomi bagi keluarga dan tidak berperan
langsung dalam pengasuhan anak. Dengan peranan tersebut, ayah memiliki jarak yang
terasa jauh dengan anak, karena ia jarang mengalami kegiatan langsung yang
berhubungan dengan pengasuhan anak (Lamb, 2010). Kemampuan orang tua tunggal
dipengaruhi oleh self-efficacy yang dimiliki oleh individu. Dalam kajian atau ranah
psikologi banyak hal yang dapat ditelusuri mengenai pencapaian kemandirian dan tugas
seorang ayah selaku orangtua tunggal. Salah satunya adalah self-efficacy, self-efficacy
merupakan suatu keyakinan individu pada kemampuan yang dimilikinya untuk secara
efektif melakukan kontrol terhadap keadaan, kondisi spesifik baik dalam menjalankan
atau menyelesaikan tugas ataupun pekerjaan dalam kehidupannya, tanpa memperhatikan
hasil yang akan diperolehnya (Bandura, 1997).
Self-efficacy memberikan kontribusi terhadap pemilihan tugas tertentu. Individu
yang memiliki self-efficacy rendah akan menjauhi tugas-tugas yang membutuhkan upaya
ekstra dan cenderung menyerah ketika menghadapi kesulitan. Sebaliknya, individu yang
memiliki self-efficacy tinggi akan lebih mudah menghadapi permasalahan serta dalam
mengahadapi tugas yang sulit dan tidak menyenangkan baginya apabila dihadapkan pada
tugas yang sulit dan tidak menyenangkan. Dengan kelebihan- kelebihan pemilik selfefficacy tersebut, individu akan berusaha mewujudkan yang dimilikinya secara optimal
(Katris, 2004).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

Blanchard dan Biller (dalam Dagun, 2002) membandingkan empat kelompok anak
berdasarkan kemampuan akademiknya. Data diambil dari hasil ujian yang diberikan guru
mereka di sekolah. Kelompok pertama, anak-anak yang ditinggalkan ayah mereka
sebelum usia lima tahun. Kelompok kedua, yang ditinggalkan ayah mereka setelah lima
tahun. Kelompok ketiga anak-anak yang tidak dekat dengan ayah mereka, bertemu
kurang dari enam jam perminggu, serta kelompok keempat dimana ayah terlibat penuh
dalam pengasuhan. Hasil dari penelitian itu

menyatakan kelompok pertama

memperlihatkan kemampuan akademiknya menurun dibandingkan dengan anak yang
ayahnya terlibat penuh dalam proses pembinaan perkembangan anak. Selain beberapa hal
diatas, keterkaitan peneliti tentang lirik lagu ini adalah peneliti tertari menguak makna
lagu ini, disebabkan lagu tersebut salah satu lagu yang mendorong diri seseorang untuk
lebih mencurahkan kasih sayang kepada seorang Ayah, lebih mengertikan bagaimana
pengorbanan besar yang diberikan oleh Ayah untuk keluarganya , atau untuk menjadikan
anak-anaknya menghormati ibunya, menjadikan anaknya seperti akan cita-citanya.

Oleh karena itu untuk mengertikan dan memahami lirik-lirik lagu tersebut secara
utuh dan untuk mengetahui apa sebenarnya makna yang terkandung dalam makna lirik
lagu tersebut, serta untuk dapat mempresentasikan sosok Ayah dalam lagu tersebut,
penulis tertarik mempresentasikannya karena dalam lirik lagu terasebut terdapat maknamakna tersembunyi yang harus dikupas untuk bisa khalayak memahami bagaimana setiap
bentuk rasa sayang dalam pengorbanan seorang Ayah untuk keluarganya, maka perlu
dilakukan sebuah analisis dengan menggunakan semiologi terhadap lirik lagu tersebut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

Peneliti juga menyimpulkan walaupun ayah itu hidup bersama anak, namun jika
kurang terlibat dalam pembinaan anak, maka kehadirannya hampir tidak banyak
dampaknya. Bahkan nasib anaknya sama dengan anak yang ditinggalkan ayahnya. Dari
penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa untuk mengetahui self- efficacy dalam
pengorbanan cinta ayah yang menjadi orangtua tunggal dalam pengasuhan anak. Peneliti
merancang penelitian tentang “ PEMAKNAAN LIRIK LAGU “AYAH” KELOMPOK
MUSIK SEVENTEEN BAND.” (Studi Semiologi Roland Barthes terhadap lirik lagu
Ayah oleh kelompok musik Seventeen Band) Yang menitik beratkan Terhadap lagu “
Ayah “ yang dibawakan oleh kelompok musik Seventeen band, sehingga penelitian ini
berupaya lebih menitikberatkan pada ayah yang berperan sebagai orang tua tunggal
dalam mengasuh anak dalam lagu “ Ayah “ pada album Lelaki Hebat “ oleh Seventeen
band.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan semiologi Roland Barthes.
Metode Roland Barthes menekankan pada interaksi antara teks dengan pengalaman
personal dan kultural penggunaannya, interaksi anatara konvensi dalam teks dengan
konvensi yang dialami dan diharapkan oleh penggunanya. Gagasan Barthes ini dikenal
dengan “order of signification” mencakup denotasi (makna sebenarnya sesuai kamus) dan
konotasi (makna ganda yang lahir dari pengalaman kultural dan personal), hingga
menghasilkan suatu interpretasi mengenai bagaimana nasionalisme kebangsaan
diinterpretasikan dalam lirik lagu “Indonesiaku”.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penelitian tertarik untuk melakukan sebuah
studi semiologi agar dapat mengetahui makna dalam lirik lagu “Ayah” yang dibawakan
kelompok musik Seventeen band.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

Berdasarkan latar belakang di atas maka penelitian tertarik untuk melakukan sebuah
studi semiologi untuk mengetahui makna dalam lirik lagu “Ayah” yang dibawakan
kelompok seventeen band.

1. 2

Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka atas yang terjadi dalam
permasalahan penelitian ini adalah : “ Bagaimana bentuk pemaknaan atas pengorbanan
kasih sayang sekaligus peran penting figur Ayah terhadap anak-anak nya “ dalam lagu ‘
Ayah ’ yang dipopulerkan oleh kelompok musik Seventeen Band pada album Lelaki
Hebat.

1. 3

Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk mengetahui makna lirik lagu “Ayah” juga
sekaligus memberikan gambaran tentang pengorbanan dan peran seorang ayah yang
berperan sebagai orang tua tunggal dalam mengasuh anak.

1.4

Manfaat Penelitian
Teoritis : Bagi dunia pengetahuan, diharapkan mampu memberikan sumbangan ke
ilmuan dalam disiplin ilmu psikologi tentang pengorbanan rasa sayang sekaligus betapa
pentingnya figur seorang ayah yang orang tua terhadap keluarganya terutama anakanaknya. Kontribusi ini secara spesifik dapat memperkaya khazanah literatur psikologi
sosial, psikologi perkembangan, dan psikologi pendidikan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

Praktis : Bagi orangtua tunggal ayah: Semakin maraknya tren orangtua tunggal di
tengah masyarakat, temuan penelitian ini dapat memberikan manfaat praktis, berkenaan
dengan dinamika orangtua tunggal masalah-masalah yang dihadapi orangtua tunggal
serta perihal pengasuhan anak

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA

2.1

Self Efficacy
Penger tian Self Efficacy

Menurut Bandura self Efficacy adalah belief atau keyakinan seseorang bahwa ia
dapat menguasai situasi dan menghasilkan hasil (outcomes) yang positif (Santrock,
2001). Sedangkan menurut Wilhite (1990) dalam tesis yang berjudul Goal Orientantion,
Self Efficacy dan Prestasi Belajar pada Siswa Peserta dan Non Peserta Program
Pengajaran Intensif di Sekolah oleh Retno Wulansari tahun 2001, self efficacy adalah
suatu keadaan dimana seseorang yakin dan percaya bahwa mereka dapat mengontrol
hasil dari usaha yang telah dilakukan. Menurut Dale Schunk self efficacy mempengaruhi
siswa dalam memilih kegiatannya. Siswa dengan self efficacy yang rendah mungkin
menghindari pelajaran yang banyak tugasnya, khususnya untuk tugas-tugas yang
menantang, sedangkan siswa dengan self efficacy yang tinggi mempunyai keinginan
yang besar untuk mengerjakan tugas-tugasnya.

2.1.1 Faktor-faktor yang Mempengar uhi Self Efficacy

Menurut Bandura (1997) dalam Tesis yang berjudul Goal Orientantion, Self
Efficacy dan Prestasi Belajar pada Siswa Peserta dan Non Peserta Program Pengajaran
Intensif di Sekolah oleh Retno Wulansari tahun 2001, ada beberapa faktor yang
mempengaruhi self efficacy yaitu:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

a.

Pengalaman Keberhasilan (mastery experiences)
Keberhasilan yang sering didapatkan akan meningkatkan self efficacy yang dimiliki

seseorang sedangkan kegagalan akan menurunkan self efficacynya. Apabila keberhasilan
yang didapat seseorang seseorang lebih banyak karena faktor-faktor di luar dirinya,
biasanya tidak akan membawa pengaruh terhadap peningkatan self efficacy. Akan tetapi,
jika keberhasilan tersebut didapatkan dengan melalui hambatan yang besar dan
merupakan hasil perjuangannya sendiri, maka hal itu akan membawa pengaruh pada
peningkatan self efficacynya.
b.

Pengalaman Orang Lain (vicarious experiences)
Pengalaman keberhasilan orang lain yang memiliki kemiripan dengan individu

dalam mengerjakan suatu tugas biasanya akan meningkatkan self efficacy seseorang
dalam mengerjakan tugas yang sama. Self efficacy tersebut didapat melalui social models
yang biasanya terjadi pada diri seseorang yang kurang pengetahuan tentang kemampuan
dirinya sehingga mendorong seseorang untuk melakukan modeling. Namun self efficacy
yang didapat tidak akan terlalu berpengaruh bila model yang diamati tidak memiliki
kemiripan atau berbeda dengan model.

c.

Persuasi Sosial (Social Persuation)

Informasi tentang kemampuan yang disampaikan secara verbal oleh seseorang yang
berpengaruh biasanya digunakan untuk meyakinkan seseorang bahwa ia cukup mampu
melakukan suatu tugas.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

d.

Keadaan fisiologis dan emosional (physiological and emotional states)

Kecemasan dan stress yang terjadi dalam diri seseorang ketika melakukan tugas
sering diartikan sebagai suatu kegagalan. Pada umumnya seseorang cenderung akan
mengharapkan keberhasilan dalam kondisi yang tidak diwarnai oleh ketegangan dan tidak
merasakan adanya keluhan atau gangguan somatic lainnya. Self efficacy biasanya
ditandai oleh rendahnya tingkat stress dan kecemasan sebaliknya self efficacy yang
rendah ditandai oleh tingkat stress dan kecemasan yang tinggi pula.

2.1.2 Manfaat Self Efficacy

Sebagaimana dikatakan dalam penelitian tesis yang berjudul Goal Orientantion,
Self Efficacy dan Prestasi Belajar pada Siswa Peserta dan Non Peserta Program
Pengajaran Intensif di Sekolah oleh Retno Wulansari tahun 2001, bahwa ada beberapa
fungsi dari self efficacy yaitu :

a. Pilihan per ilaku

Dengan adanya self efficacy yang dimiliki, individu akan menetapkan tindakan
apa yang akan ia lakukan dalam menghadapi suatu tugas untuk mencapai tujuan yang
diiinginkannya.

b. Pilihan karir

Self efficacy merupakan mediator yang cukup berpengaruh terhadap pemilihan
karir seseorang. Bila seseorang merasa mampu melaksanakan tugas-tugas dalam karir
tertentu maka biasanya ia akan memilih karir tesebut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

c. Kuantitas usaha dan keinginan untuk ber tahan pada suatu tugas

Individu yang memiliki self efficacy yang tinggi biasanya akan berusaha keras
untuk menghadapi kesulitan dan bertahan dalam mengerjakan suatu tugas bila mereka
telah mempunyai keterampilan prasyarat. Sedangkan individu yang mempunyai self
efficacy yang rendah akan terganggu oleh keraguan terhadap kemampuan diri dan mudah
menyerah bila menghadapi kesulitan dalam mengerjakan tugas.

d. Kualitas usaha

Penggunaan strategi dalam memproses suatu tugas secara lebih mendalam dan
keterlibatan kognitif dalam belajar memiliki hubungan yang erat dengan self efficacy
yang tinggi. Suatu penelitian dari Pintrich dan De Groot menemukan bahwa siswa yang
memiliki self efficacy tinggi cenderung akan memperlihatkan penggunaan kognitif dan
strategi belajar yang lebih bervariasi. Sebuah penelitian telah menemukan bahwa ada
hubungan yang erat antara self efficacy dan orientasi sasaran (goal orientasi). Self
efficacy dan achievement siswa meningkat saat mereka menetapkan tujuan yang spesifik,
untuk jangka pendek, dan menantang. Meminta siswa untuk menetapkan tujuan jangka
panjang adalah hal yang baik seperti: “Saya ingin malanjutkan ke perguruan tinggi”,
tetapi akan sangat lebih baik kalau mereka juga membuat tujuan jangka pendek tentang
apa yang harus dilakukan seperti: “Saya harus mendapatka nilai A untuk tes matematika
yang akan datang”.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

2.1.3 Pengukuran Self Efficacy

Menurut Bandura (1977) sebagaimana dikatakan dalam penelitian yang berjudul
Goal Orientantion, Self Efficacy dan Prestasi Belajar pada Seorang anak dalam Peserta
dan Non Peserta Program Pengajaran Intensif di lingkungan oleh Retno Wulansari tahun
2001, pengukuran self efficacy yang dimilki seseorang mengacu pada tiga dimensi, yaitu:

a. Magnitude, yaitu suatu tingkat ketika seseorang meyakini usaha atau tindakan yang
dapat ia lakukan

b. Strength, yaitu suatu kepercayaan diri yang ada dalam diri seseorang yang dapat ia
wujudkan dalam meraih performa tertentu.

c. Generality, diartikan sebagai keleluasaan dari bentuk self efficacy yang dimiliki
seseorang untuk digunakan dalam situasi lain yang berbeda.

2.1.4 Strategi untuk Meningkatkan Self Efficacy

Untuk meningkatkan self efficacy seorang anak, ada beberapa strategi yang dapat
kita lakukan (Stipek, 1996) yaitu :

a. Mengajarkan sosok anak akan suatu strategi khusus sehingga dapat meningkatkan
kemampuannya untuk fokus pada tugas-tugasnya. Memandu anak dalam menetapkan
tujuan, khususnya dalam membuat tujuan jangka pendek setelah mereka mebuat tujuan
jangka panjang.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

b. Memberikan reward untuk performa anak

c. Mengkombinasikan strategi training dengan menekankan pada tujuan dan memberi
feedback pada seorang tentang hasil pembelajarannya.

d. Memberikan support atau dukungan pada siswa. Dukungan yang positif dapat berasal dari
guru seperti pernyataan “kamu dapat melakukan ini”, orang tua dan peers.

e. Meyakinkan bahwa anak tidak terlalu aroused dan cemas karena hal itu justru akan
menurunkan self efficacy dalam diri

f. Menyediakan model yang bersifat positif seperti adult dan peer. Karakteristik tertentu dari
model dapat meningkatkan self efficacy. Modelling efektif untuk meningkatkan self
efficacy khususnya ketika seorang anak mengobservasi keberhasilan teman peer nya yang
sebenarnya mempunyai kemampuan yang sama dengan mereka.

2.2

Lir ik Lagu
Lirik lagu dalam music dapat menjadikan sarana atau media komunikasi untuk

mencerminkan realitas sosial yang beredar dalam masyarakat. Lirik lagu dapat dipakai sebagai
saranan untuk sosialisasi dan pelestarian terhadap suatu sikap ataupun nilai. Oleh karena itu,
ketika sebuah lirik diaransir dan diperdengarkan kepada khalayak mempunyai tanggug jawab
yang besar atas tesebar luasnya sebuah keyakinan nilai-nilai bahkan prasangka tertentu
(Setyaningsih,2003:7-8).
Suatu lirik lagu dapat menggambarkan suatu realitas sosial yang terjadi di
masyarakat. Termasuk realitas sosial yang menggambarkan tentang adanya suatu

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

27

bagaimana self-efficacy juga pengaruh teori gender bahwa seorang ayah yang berperan
sebagai orang tua tunggal mengasuh anak , yang di dalam masyarakat umumnya masih
dianggap tabu adanya, tetapi mau tidak mau realitas tersebut memang telah hadir
ditengah-tengah kita dan tidak sengaja menitikberatkan terhadap suatu pengorbanan
Ayah.
Sejalan akan pendapat Soerjono Soekamto dalam Rachmawati (2001:1) , menyatakan :
“musik berkaitan begitu erat dengan settingan sosial kemasyarakatan tempat dia
berada.Musik merupakan gejala khas yang dihasilkan akibat adanya interaksi sosial,
dimana dalam interaksi tersebut manusia menggambarkan bahasa sebagai mediumnya.
Disinilah kedudukan lirik sangat berperan sehingga dengan demikian musik tidak hanya
bukti suara belaka karena yang menyangkut prilaku manusia sebagai individu maupun
kelompok sosial dalam wadah bahasa atau lirik sebagai panunjangnya.”
Berdasarkan kutipan diatas, sebuah lirik lagu dapat berkaitan serta pula dengan
situasi sosial dan isu-isu sosial yang sedang berlangsung didalam masyarakat. Lirik lagu
merupakan salah satu beragam karya seni yang ada, juga pada dasarnya sama dengan
puisi. Puisi tergolong sebagai seni kata. Oleh karena itu lirik lagu digolongkan sebagai
seni kata sebab mediumnya adalah kata dalam bahasa. (James Jerret dikutip oleh
Herwindo,2006 : 11).
Lirik merupakan bentuk ekspresi atau pesan seorang seniman (pencipta atau
pengarang).

Ekspresi

seniman

adalah

kompleksitas

dari

maksud

tertentu.

(Herwindo,2006:11).
Lirik lagu pop pada umumnya memiliki kecenderungan sama yaitu ekspresi yang
timbul dari perasaan dasar seperti tersebut diatas terutama tentang pesona cinta dan
asmara. Kenyataannya memang hal itu bisa diterima bahkan digandrungi oleh
masyarakat.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

28

2.3

Teori Dan Konsep Gender

2.3.1 Pengertian Teor i Gender

Dalam Women’s Studies Encyclopedia menjelaskan bahwa gender adalah suatu
konsep cultural yang berupaya membuat pembedaan (distinction) dalam hal peran,
prilaku, mentalitas, dan karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan yang
berkembang dalam masyarakat. Hillary M. Lips dalam bukunya yang terkenal Sex And
Gender : An Introduction mengartikan gender sebagai harapan – harapan budaya
terhadap laki-laki dan perempuan (cultural expectations for woman and men).

Membahas permasalahan gender berarti membahas permasalahan perempuan dan
juga laki-laki dalam kehidupan masyarakat. Dalam pembahasan mengenai gender,
termasuk kesetaraan dan keadilan gender dikenal adanya 2 aliran atau teori yaitu teori
nurture dan teori nature. Namun demikian dapat pula dikembangkan satu konsep teori
yang diilhami dari dua konsep teori tersebut yang merupakan kompromistis atau
keseimbangan yang disebut dengan teori equilibrium.

a. Teori Nurture

Menurut teori nurture adanya perbedaan perempuan dan laki-laki adalah hasil
konstruksi sosial budaya sehingga menghasilkan peran dan tugas yang berbeda.
Perbedaan itu membuat perempuan selalu tertinggal dan terabaikan peran dan
kontribusinya dalam kehidupan, bermsayarakat, berbangsa dan bernegara. Kontruksi
sosial menempatkan perempuan dan laki-laki dalam perbedaan kelas. Laki-laki
diidentikkan dengan kelas borjuis, dan perempuan sebagai kelas proletar.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

29

b. Teori Nature

Menurut teori nature adanya pembedaan laki-laki dan perempuan adalah kodrat,
sehingga harus diterima. Perbedaan biologis itu memberikan indikasi dan implikasi
bahwa diantara kedua jenis kelamin tersebut memiliki peran dan tugas yang berbeda. Ada
peran dan tugas yang dapat dipertukarkan, tetapi ada yang tidak bisa karena memang
berbeda secara kodrat alamiahnya.

Dalam proses perkembangannya, disadari bahwa ada beberapa kelemahan konsep
nuture yang dirasakan tidak menciptakan kedamaian dan keharmonisan dalam kehidupan
berkeluarga maupun bermasyarakat, yaitu terjadi ketidakadilan gender, maka beralih ke
teori nature. Agregat ketidak-adilan gender dalam berbagai kehidupan lebih banyak
dialami oleh perempuan, namun ketidak-adilan gender ini berdampak pula terhadap lakilaki.

c. Teori Equilibrium

Disamping kedua aliran tersebut terdapat kompromistis yang dikenal dengan
keseimbangan (equilibrium) yang menekankan pada konsep kemitraan dan keharmonisan
dalam

hubungan

antara

perempuan

dengan

laki-laki.

Pandangan

ini

tidak

mempertentangkan antara kaum perempuan dan laki-laki, karena keduanya harus
bekerjasama dalam kemitraan dan keharmonisan dalam kehidupan keluarga, masyarakat,
bangsa dan Negara. Untuk mewujudkan gagasan tersebut, maka dalam setiap kebujakan
dan strategi pembangunan agar dipertimbangkan kepentingan dan peran perempuan dan
laki-laki secara adil. Hubungan anatara kedua elemen tersebut bukan saling bertentangan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

30

tetapi lebih untuk membangun hubungan dianatara kedua elemen melengkapi satu sama
lain. Menurut R.H. Tawney menyebutkan bahwa keragaman peran apakah karena factor
biologis, etnis, aspirasi, minat, pilihan, atau budaya pada hakikatnya adalah realita
kehidupan manusia.

Hubungan laki-laki dan perempuan bukan dilandasi konflik dikotomis, bukan pula
structural fungsional, tetapi lebih dilandasi kebutuhan kebersamaan guna membangun
kemitraan yang harmonis, karena setiap pihak memiliki kelebihan sekaligus kelemahan
yang perlua diisi dan dilengkapi pihak lain dalam kerjasama yang setara.

2.3.2

Konsep Gender

Istilah gender diketengahkan oleh para ilmuwan sosial untuk menjelaskan mana
perbedaan perempuan dan laki-laki yang bersifat bawaan sebagai ciptaan tuhan dan mana
yang merupakan tuntutan budaya yang dikonstruksikan, dipelajari dan disosialisasikan.

Perbedaan itu sangat penting, karena selama ini kita sering kali mencampuradukkan cirri-ciri manusia yang bersifat kodarati dan tidak berubah dengan cirri-ciri
manusia yang bersifat non kodarati (gender) yang sebenarnya bisa berubah-ubah atau
diubah.

Pembedaan peran gender ini sangat membantu kita untuk memikirkan kembali
tentang pembagian peran yang selama ini di anggap telah melekat pada perempuan dan
laki-laki. Perbedaan gender dikenal sebagai sesuatu yang tidak tetap, tidak permanen,
memudahkan kita untuk membangun gambaran tentang realitas relasi perempuan dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

31

laki-laki yang dinamis yang lebih tepat dan cocok dengan kenyataan yang ada dalam
masyarakat.

Di lain pihak, alat analisis sosial yang telah ada seperti analisis kelas, analisis
diskursus (discourse analysis) dan analisis kebudayaan yang selama ini digunakan untuk
memahami realitas sosial tidak dapat menangkap realitas adanya relasi kekuasaan yang
didasarkan pada relasi gender dan sangat berpotensi menumbuhkan penindasan. Dengan
begitu analisis gender sebenarnya menggenapi sekaligus mengkoreksi alat analisis sosial
yang ada yang dapat digunakan untuk meneropong realitas relasi sosial lelaki dan
perempuan serta akibat-akibat yang ditimbulkannya.

Jadi jelaslah mengapa gender perlu dipersoalkan. Perbedaan konsep gender secara
sosial telah melahirkan perbedaan peran perempuan dan laki-laki dalam masyarakat.
Secara umum adanya gender telah melahirkan perbedaan peran, tanggung jawab, fungsi
dan bahkan ruang tempat dimana manusia beraktifitas. Sedemikian rupanya perbedaan
gender itu melekat pada cara pandang masyarakat, sehingga masyarakat sering lupa
seakan-akan hal itu merupakan sesuatu yang permanen dan abadi sebagaimana permanen
dan abadinya cirri-ciri biologis yang dimiliki oleh perempuan dan laki-laki.

Secara sederhana perbedaan gender telah melahirkan pembedaan peran. Sifat dan
fungsi yang berpola sebagai berikut :

a. Kontribusi biologis dari cirri primer, skunder, maskulin, feminim.
b. Kontribusi sosial dari peran citra baku (stereotype)
c. Kontribusi agama dari keyakinan kitab suci aga