REPRESENTASI CINTA DAMAI DALAM LIRIK LAGU ” PERDAMAIAN ’’ (Studi Semiologi Representasi Dalam Lirik Lagu ’’ Perdamaian ’’ Oleh Band GIGI).

(1)

SKRIPSI

Disusun Oleh :

NOVI DWI JAYANTI

NPM: 0643010274

YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN” JAWA TIMUR

FAKULTAS ILMU POLITIK DAN ILMU SOSIAL PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI 2010


(2)

(Studi Semiologi Representasi Dalam Lirik Lagu ”Perdamaian” Oleh Band GIGI)

Disusun Oleh :

NOVI DWI JAYANTI NPM : 063010274

Telah disetujui untuk mengikuti ujian skripsi Menyetujui,

Pembimbing Utama

IR. Didiek Tranggono,MSi NIP.19581225 19900 1001

Mengetahui DEKAN

Dra.Ec.Hj.Suparwati,MSi


(3)

Puji syukur penulis tujukan kepada ALLAH SWT. Karena karunia-Nya, maka penulis bisa menyelesaikan Skripsi ini yang berjudul Representasi Cinta Damai Dalam Lirik Lagu ( Studi Semiologi Representasi Cinta Damai dalam Lirik Lagu Perdamaian Oleh Band GIGI ).

Penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada pihak – pihak yang telah membantu selama menyusun penulisan Skripsi ini, antara lain :

1. Allah SWT. Karena telah melimpahkan segala karunia-Nya, sehingga penulis mendapatkan kemudahan selama mengerjakan skripsi.

2. Ibu Dra. Ec. Hj. Suparwati, MSi, selaku Dekan fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional ” veteran ” Jawa Timur.

3. Bapak Juwito, S. Sos, MSi, Ketua program studi Ilmu komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN ” Veteran ” Jatim.

4. Bapak Drs. Saifuddin Zuhri, M.Si, Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN ” Veteran ” Jatim. 5. Bapak. Ir. Didiek Tranggono M.Si. Terima kasih atas bimbingannya dan mau

meluangkan waktunya walaupun sibuk,, maaf ya pak .

6. Dosen – dosen Ilmu Komunikasi yang telah banyak memberikan ilmu dan dorongan dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak dan ibuku, terima kasih atas doa dan semangatnya, walaupun kita jarang ketemu. Ini khusus buat Bapak dan Ibu.


(4)

menyelesaikan skripsi ini, buat kakak iparqu terimakasih atas bantuannya. 9. Buat keponakanqu yang lucu ma kriwul, tetaplah menjadi keponakan tante

yang lucu...

10. Buat mas – mas yang tugas diperpustakaan terimakasih ya, udah boleh minjam bukunya.

11. Teman – teman KKN dimana saja saat ini berada.

12. Buat cha-cha temenqu terima kasih sudah mau membantu penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah dibutuhkan guna memperbaiki kekurangan yang ada.

Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca, khususnya teman – teman di Ilmu Komunikasi.

Surabaya, 2010

Penulis


(5)

HALAMAN JUDUL ……… i

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ……… ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

ABSTRAKSI ... vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.4.1 Manfaat Teoritis ... 7

1.4.2 Manfaat Praktis ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... 8

2.1.1 Musik dan Lirik Lagu ... 8

2.1.2 Lirik Lagu ... 9

2.1.3 Arti Cinta Damai ... 11

2.1.4 Representasi ... 13


(6)

2.1.7 Kode Pembacaan ... 23

2.2 Kerangka Berfikir ... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 28

3.1.1 Analisis Semiotik ... 29

3.1.2 Unit Analisis ... 30

3.1.3 Korpus Penelitian ... 30

3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 32

3.3 Metode Analis ... 32

3.4 Teknik Analisis Data ... 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambar Umum Obyek Penelitian ... 34

4.2 Penyajian Data dan Analisis Data ………. 37

4.2.1 Penyajian Data ……… 37

4.2.2 Pemaknaan Lirik Lagu Perdamaian ………. 39

4.3 Analisis dan Interpretasi Data ... 40

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 54

5.2 Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA... 56


(7)

Gambar 2.1 Peta Tanda Rolad Barthes ………. 19

Gambar 2.2 Dua Tatanan Petandaan Barthes ... 22

Gambar 2.3 Kerangka Berfikir ... 27


(8)

NOVI DWI JAYANTI, REPRESENTASI CINTA DAMAI DALAM LIRIK LAGU “PERDAMAIAN “OLEH BAND GIGI

(Studi Semiologi Representasi Cinta Damai Dalam Lirik Lagu Perdamaian Oleh BAND GIGI)

Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui makna yang terkandung dalam lirik lagu ”perdamaian” pada album Raihlah Kemenangan oleh Band GiGi.

Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah lagu dan juga lirik lagu, arti dari cinta itu sendiri, dan juga mitos agar cara berpikir para masyarakat mengalami kemajuan. Pemaknaan terhadap lirik lagu ini menggunakan metode Semiologi Roland Barthes yaitu, pada dasarnya ada perbedaan antara denotasi dan juga konotasi dalam pengertian secara umum serta denotasi dan juga konotasi yang dimengerti oleh Barthes. Denotasi merupakan sistem signifikasi tingkat pertama, sementara konotasi merupakan tingkat kedua.

Dari data yang dianalisis menyimpulkan bahwa lirik lagu ”perdamaian” adalah suatu hal yang harus dipelajari sehingga tidak ada lagi kata perperangan yang ada hanya kata damai. Sebagaimana telah dijelaskan melalui denotasi dan konotasi.

Makna dari keseluruhan bait lagu perdamaian yang diarasement oleh Band GIGI adalah suatu rasa cinta damai dan dalam benak mereka mengapa harus ada perperangan lagi, sebagaimana kita tahu bahwa hidu secara damai dan berdampingan itu indah.


(9)

1 1.1 Latar Belakang Masalah

Komunikasi adalah suatu usaha untuk memperoleh makna, tanda - tanda adalah basis dari seluruh komunikasi ?( Littlejohn dalam Sobur, 2004 : 15 ). Manusia dengan perantaraan tanda - tanda, dapat melakukan komunikasi dengan sesamanya. Banyak hal yang bisa dikomunikasikan didunia ini, termasuk juga melalui sebuah media dalam menyampaikan pesannya, salah satunya adalah musik dan lagu.

Musik merupakan hasil budaya manusia yang menarik diantara banyak hasil budaya yang lain, dikatakan menarik karena musik memegang peranan yang sangat banyak diberbagai bidang. Seperti jika dilihat dari psikologinya, musik kerap menjadi sarana kebutuhan manusia dalam hasrat akan seni dan bereaksi. Dari segi sosial musik dapat sebagai cermin tatanan sosial yang ada dalam masyarakat saat musik tersebut diciptakan. Musik dapat dikatakan sebagai bahasa yang universal, dapat juga diartikan sebagai media ekspresi masyarakat, baik itu kalangan bawah hingga lapisan yang paling atas. Tanpa disadari musik juga mempengaruhi kehidupan sosial didalam kehidupan masyarakat, sehingga musik banyak tercipta dari tema yang cukup beraneka ragam mulai dari masalah percintaan, kehidupan sehari - hari, seni budaya, agama, olahraga, mode maupun sebagai alat kontrol sosial dan kritik terhadap salah satu pihak seperti pemerintaha Musik


(10)

diartikan sebagai ungkapan perasaan yang dituangkan dalam bentuk bunyi - bunyian atas suatu suara. Ungkapan yang dikeluarkan melalui suara manusia disebut dengan vokal sedangkan ungkapan yang dikeluarkan melalui bunyi alat musik disebut instrumental (Subagyo, 2006: 4 ).

Musik dalam sebuah lagu adalah sebuah lirik yang diberikan instrumental akor dan melodi, meskipun terlihat sederhana, namun proses pembuatan sebuah lagu dibutuhkan keahlian menulis lirik lagu hingga keahlian dalam berimajinasi menciptakan sebuah ide, meskipun dalam prakteknya lirik tersebut berdasarkan pengalaman pribadi atau keadaan sosial didalam berkehidupan masyarakat. Lirik lagu merupakan sebuah komunikasi verbal yang memiliki sebuah makna pesan didalamnya. Sebuah lirik lagu bila tepat memilihnya bisa memiliki nilai yang sama dengan ribuan kata atau peristiwa, juga secara individu maupun memikat perhatian. Kekuatan lirik lagu adalah unsur yang sama penting bagi keberhasilan bermusik, sebab pesan yang disampaikan oleh pencipta lagu ternyata tidak berasal luar diri pencipta lagu tersebut, dalam artian bahwa pesan tersebut bersumber pada pola pikir serta kerangka acuan ( frame of reference ) dan pengalaman ( field of experince) sebagai hasil integrasi dengan lingkungan sosial di sekitarnya. Lirik lagu mugkin juga menjadi sebuah sistem untuk mengukur tingkat kebutuhan masyarakat.

Musik merupakan satu kesatuan dari nada, lirik, bahkan visual ( video klip ) yang diciptakan berdasarkan perasaan pencipta musik tersebut yang kemudian diterjemaahkan kedalam musik. Isi tanda musik dalam hal ini


(11)

adalah emosi yang dibangkitkan dalam diri pendengar, jadi apabila seseorang menangkap sebuah musik yang berupa ungkapan yang diubah menjadi sebuah nada dan lirik maka pendengar tersebut akan ikut merasakan ungkapan terhadap perasaan - perasaan tersebut. Langer berpendapat bahwa musik merupakan ekspresi perasaan, bentuk simbolik yang spesifikasinya dapat dirasakan, tetapi tidak dapat didefisinikan karena ia hanya bersifat implicit, tetapi secara konvensional tidak tetap.

Dapat dikatakan musik yang didalamnya terdapat lirik sebuah lagu adalah sebuah proses komunikasi, hal ini seperti diungkapkan Tubbs and Moss dalam human Communication : Proses komunikasi itu sebenarnya mencakup pengiriman pesan dari sistem saraf ke sistem saraf orang lain, dengan maksud untuk menghasilkan semua makna yang sama dalam benak pengirim. Pesan verbal melakukan hal tersebut melalui kata - kata yang merupakan unsur dari bahasa dan kata - kata, sudah jelas merupakan sebuah simbol.

Musik juga merupakan bagian dari komunikasi, seperti yang dikemukakan oleh William I. Gorden menyatakan bahwa komunikasi itu mempunyai empat fungsi. Keempat fungsi tersebut meliputi komunikasi sosial, budaya ekspresif, komunikasi ritual, dan instrumental yang saling tak meniadakan ( mutually exclusive ) ( Mulyana, 2005: 5-30 ). Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi itu sangat penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagian terhindar dari tekanan


(12)

ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur dan memupuk hubungan dengan orang lain ( Mulyana, 2005: 5 ).

Erat kaitannya dengan komunikasi sosial adalah komunikasi ekspresif yang dapat dilakukan baik sendirian maupun kelompok. Komunikasi ekspresif tidak efektif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan - perasaan ( emosi ). Perasaan tersebut dikomunikasikan melalui pesan - pesan non verbal. Harus diakui musik juga dapat mengekspresikan perasaan, kesadaran, dan bahkan pandangan hidup ( Mulyana, 2005; 51 ).

Setiap kata mengandung makna, makna itu sudah ada yang jelas, tetapi juga ada maknanya yang kabur. Setiap kata dapat saja mengandung lebih dari satu makna. Dapat saja sebuah kata mengacu pada sesuatu yang berbeda sesuai dengan lingkungan pemakainya. Hubungan makna tampak pula jika dirangkaikan satu dengan yang lain sehingga akan terlihat makna dalam pemakaian bahasa. Disinilah kedudukan lirik sangat berperan karena mempunyai banyak makna, sehingga musik tidak hanya bunyi suara belaka.

Musik juga memainkan peran dalam evolusi manusia, dibalik perilaku dan tindakan manusia terdapat pikiran dan perkembangan diri dipengaruhi oleh musik. Pemakaian bahasa pada sebuah karya seni berbeda dengan penggunaan bahasa sehari - hari atau dalam kegiatan lain. Musik berkaitan erat dengan seeting sosial terhadap masyarakat tempat dia berada, sehingga mengandung makna yang tersembunyi dan berbeda didalamnya.


(13)

Musik juga dapat digunakan sebagai media penyampaian suatu pesan kepada masyarakat. Pesan yang disampaikan berbagai macam, mulai pesan yang hanya bertujuan memperlihatkan akan sesuatu hal sampai mengajak melakukan sesuatu. Salah satu contoh pesan yang disampaikan adalah pentingnya rasa Cinta Damai khususnya terhadap bangsanya sendiri.

Cinta Damai disini merupakan satu paham yang melakukan apapun dengan tulus dan ikhlas, menghormati pendapat orang lain tidak melakukan tindakan yang melanggar hukum. Jika ada suatu permasalahan diselesaikan dengan musyawarah dan kepala dingin juga tidak dengan emosi, dengan jalan itulah kita akan menemui titik terang dalam suatu masalah. Dari sinilah cikal bakal tumbuhnya ikatan ini, yang notabene lemah dan bermutu rendah. Ikatan inipun tampak pula di dalam dunia ini sangat mempunyai pengaruh yang sangat besar.. Namun, bila suasananya aman dari serangan musuh dan musuh tersebut terusir dari negeri itu, sirnalah kekuatan ini. (http.//WWW.cintadamai@yahoo.com)

Dalam lagu ini para generasi muda bangsa kita sudah kekurangan akan nilai rasa cinta damai terhadap bangsanya, mereka sibuk mencari data - data sendiri dan asyik dengan budaya yang ada diluar sehingga melupakan akan bangsanya. Hanya sedikit saja generasi yang peduli dengan rasa cinta damai terhadap bangsanya sebagai contoh band coklat, mereka merupakan salah satu band yang ada di indonesia yang berani mengangkat tema rasa cinta damai terhadap bangsanya, selain itu juga ada Band GIGI yang mengangkat tema rasa cinta damai dengan albumnya RAIHLAH


(14)

KEMENANGAN yang berjudul ” perdamaian ”. Band GIGI juga mengajak generasi muda untuk memiliki rasa cinta damai yang besar, dan jangan ada kata perperangan yang ada kata cinta damai PEACE AND LOVE.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan semiologi Roland Barthes, yang lebih menekankan pada interaksi antara teks dengan pengalaman secara personal dan juga secara kultural penggunanya, interaksi antara konveksi dalam teks diharapkan oleh penggunanya. Gagasan Barthes ini dikenal dengan sebutan ”order of sinifical”, yang mencakup denotasi ( makna sebenarnya sesuai kamus ) dan makna konotasi ( makna ganda yang lahir dari pengalaman kultural dan personal ), sehingga menghasilkan ungkapan yang penuh makna sebagai hasil dari interpretasi data mengenai lirik lagu tersebut.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan studi semiologi agar dapat menunjukkan representasi rasa Cinta Damai yang tinggi terhadap lirik lagu ” perdamaian ” yang dibawakan oleh ” Band GIGI ”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah

Bagaimanakah representasi Cinta Damai dalam lirik lagu ”perdamaian” yang dibawakan oleh grup Band GIGI ?


(15)

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui representasi cinta damai dalam lirik lagu ” Perdamaian ” pada album ” Raihlah Kemenangan ” yang dibawakan oleh grup Band GIGI.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukkan pada perkembangan serta pendalaman studi komunikasi dengan menganalisis semiotika dalam lirik lagu.

1.4.2 Manfaat Praktis

Membantu pembaca dan penikmat musik dalam memahami apa maksud dari lirik lagu ” Perdamaian ” sehingga pesan yang terdapat dalam lagu tersebut dapat diterima dengan baik, serta diharapkan mampu menambah referensi bagi peneliti yang lain.


(16)

8

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori 2.1.1 Musik

Sistem tanda musik adalah oditif, namun untuk mencapai pendengarannya, pengubahan musik dalam mempersembahkan kreasinya dengan perantara pemain musik dalam bentuk sistem tanda tertulis. Bagi Simiotikus musik, adanya tanda -tanda perantara, yakni musik yang dicatat dalam partitur orkestranya. Hal ini sangat memudahkan dalam menganalisis karya musik dengan teks. Itulah sebabnya mengapa penelitian musik terarah pada sintakis.

Meski demikian, tidak ada semiotika tanpa semantik. Jadi, juga tidak ada semiotik musik tanpa semantik musik. Semantik musik, bisa dikatakan harus senantiasa membuktikan hak kehadirannya ( van zoest, 1993: 120-121 ).

Salah satu hal penting dalam sebuah musik adalah Lirik lagu. Sebagaimana bahasa dapat menjadi sarana atau media komunikasi untuk mencerminkan realitas sosial yang ada pada masyarakat. Lirik lagu dapat pula menjadi sarana untuk sosialisasi dan pelestarian terhadap suatu sikap atau nilai. Oleh karena itu, ketika sebuah lirik lagu mulai diaransir dan diperdengarkan kepada khalayak, nilai - nilai, bahkan prasangka tertentu.

Dapat dikatakan bahwa musik merupakan bagian dari suatu budaya manusia, tidak terpisahkan selama hidup manusia, dari lahir hingga akhir hayat, musik juga menyentuh segala lapisan sosial dari bawah hingga atas.


(17)

Mantle Hood, seorang pelopor ehnomusicology dari USA memberikan definisi tentang ehnomusicology sebagai studi musik dari segi sosial dan kebudayaan (Bandem, 1981 : 41 ). Musik itu dipelajari melalui peraturan tertentu yang dihubungkan dengan bentuk kesenian lainnya termasuk bahasa, Falsafah, dan agama ( Sobur, 2003 : 148 ).

Musik pop adalah merupakan suatu bagian yang terpenting disekian banyak cabang seni pertunjukkan. Musik ini digandrungi oleh setiap lapisan masyarakat. Di dalam musik ini merupakan sebuah rasa nasionalisme yang sangat berpengaruh pada bangsanya.

Dwiki Darmawan yang juga seorang musisi mempunyai pandangan mengenai musik pop yang sekarang ini tidak lagi beriramakan lagu yang super kencang, yang selama ini menjadi suatu trande bagi musik pop. Jadi perbedaan - perbedaan yang terdapat pada irama musik itu memang disesuaikan dengan kultur sosial yang terdapat pada pencipta lagunya dan juga para penyanyinya, sesuai dengan generasinya dan bagaimana musisi menerjemaahkannya kedalam selera bagi peminat musik.

2.1.2 Lirik Lagu

Lirik lagu dalam musik yang sebagaimana bahasa, dapat menjadi sarana atau media komunikasi untuk mencerminkan realitas sosial yang beredar dalam masyarakat. Lirik lagu, dapat pula sebagai sarana untuk sosialisasi dan pelestarian terhadap suatu sikap atau nilai. Oleh karena itu, ketika sebuah lirik lagu diarensir dan diperdengarkan kepada khalayak yang


(18)

mempunyai tanggung jawab yang besar atas tersebar luasnya sebuah keyakinan, nilai - nilai, bahkan prasangka tertentu ( Setianingsih, 2003 : 7-8 ). Suatu lirik lagu dapat menggambarkan realitas sosial yang terjadi di masyarakat. Termasuk realitas sosial yang menggambarkan nasionalisme, sebagai wujud cinta tanah air terhadap bangsa dan negara.

Musik berkaitan erat dengan setting sosial kemasyarakatan tempat dia berada. Musik merupakan gejala khas yang dihasilkan akibat adanya interaksi sosial, dimana dalam interaksi tersebut manusia menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Disinilah kedudukan lirik sangat berperan, sehingga dengan demikian musik tidak hanya bunyi suara belaka, karena juga menyangkut perilaku manusia sebagai individu maupun kelompok sosial dalam wadah pergaulan hidup dengan wadah bahasa atau lirik sebagai penunjangnya.

Berdasarkan kutipan diatas, sebuah lirik lagu dapat berkaitan erat pula dengan situasi sosial dan isu - isu sosial yang sedang berlaku dimasyarakat.

Penelitian tentang lirik lagu merupakan penelitian tentang makna isi pesan dalam lirik lagu tersebut. Dimana lirik lagu merupakan suatu produk yang salah satu sumbernya adalah situasi sosial. Dimana lirik lagu didalamnya, kemudian merefleksikan dalam sistem tanda berupa lirik lagu. Maka, dapat dikatakan bahwa lirik lagu ” perdamaian ” milik Band GIGI merupakan proses komunikasi yang mewakili seni karena terdapat pesan yang terkandung dalam simbol lirik lagu tersebut yang sengaja di gunakan


(19)

oleh komunikator sebagai pencipta lagu untuk disampaikan kepada komunikan dengan bahasanya tentang suatu rasa nasionalisme bangsa indonesia terhadap bangsanya sendiri. Namun dalam hal ini bahasa verbal yang berupa kata - kata yang tertuang dalam teks lirik lagu.

2.1.3 Cinta Damai

Konsep rasa cinta damai merupakan suatu paham yang melakukan apapun dengan tulus dan ikhlas, saling menghormati pendapat orang lain tidak melanggar perbuatan yang melanggar hukum. Dan jika ada suatu permasalahan diselesaikan dengan musyawarah tidak dengan emosi, menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama.

Dalam hal ini rasa cinta damai merupakan pecinta nusa dan bangsa sendiri atau orang yang memperjuangkan kepentingan bangsanya. Orang yang cinta damai merupakan seseorang yang bangga terhadap bangsanya yang kadang diungkapkan secara berlebihan. Bangsa merupakan suatu komunitas yang para anggotanya masyarakat kecil sekalipun tidak mengenal sebagian besar anggota lainnya, bahkan mungkin tidak yang mengarah pada dominasi dan diskriminasi sosial.

Wawasan dan paham kebangsaan harus terus disegarkan, disesuaikan dengan kenyataan yang ada saat ini agar wawasan dan paham kebangsaan dapat ditumbuh kembangkan dari waktu ke waktu, dan dari generasi ke generasi.


(20)

Cinta damai merupakan sebuah penemuan sosial yang paling menakjubkan dalam sejarah manusia. Dalam seratus tahun terakhir tak ada satu ruang sosial dimuka bumi yang lepas dari pengaruh ideologi ini. Tanpa rasa cinta damai ini maka bangsa kita tidak bisa berbuat apa - apa.

Semangat rasa Cinta Damai ini bisa diwujudkan dalam hal yang beragam. Misalnya dengan tidak menghancurkan gedung – gedung, dan juga tidak adanya perampokan dll. melestarikan hutan demi melestarikan lingkungan dan juga dilarang keras untuk membuang sampah pada sembarangan tempat. Rasa cinta damai ini dapat dilakukan sesuai dengan kemampuan, kondisi, atau keahlian.

Gagasan rasa cinta damai yang berkembang di indonesia seharusnya tidak dipahami hanya dari sudut perkembangan obyektif semata, tetapi juga dalam ruang politik dalam pembentukkan negara republik dan kebutuhan survival sebuah negara baru dalam pergaulan internasional.

Cinta damai akan melahirkan kestabilan dan akan berfungsi sebagai kekuatan yang menyatukan suku - suku dan kelompok etnis yang terpisah - pisah, karena rasa cinta damai merupakan suatu unsur yang penting bagi pembangunan bangsa indonesia Artinya suatu bangsa itu harus dipandang tidak terpisah dan juga terisolasi dari nasionalisme bangsa - bangsa yang ada diluarnya, dengan demikian maka terjadilah suatu nasional yang kuat dan tidak berpandangan sempit.

Kini kita butuh semangat cinta damai dalam menyelamatkan keutuhan suatu Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kita butuh rasa akan cinta


(21)

damai yang berperang keras terhadap praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Rasa cinta damai adalah suatu rasa yang memperjuangkan harkat, martabat, dan keutuhan bangsa kita.

Dalam menghadapi globalisasi dan menatap masa depan untuk mengisi kemerdekaan, kita memerlukan perjuangan non fisik sesuai dengan bidang profesi masing - masing. Perjuangan non fisik dilandasi oleh nilai - nilai perjuangan bangsa indonesia, sehingga kita tetap memiliki wawasan dan kesadaran bernegara, sikap dan perilaku yang cinta tanah air, dan mengutamakan pemersatuan serta kesatuan bangsa dalam rangka membela negara demi tetap utuh dan tegaknya kesatuan Republik Indonesia. ( Prof. Abdulkadir Muhammad. S.H, 2005 : 17 )

2.1.4 Representasi

Menurut Stuart Hall ( 1997 ) Representasi adalah salah satu praktek penting yang memproduksi kebudayaan. Kebudayaan merupakan konsep yang sangat luas, kebudayaan menyangkut pengalaman. Seseorang yang dikatakan berasal dari kebudayaan yang sama, berbicara dalam ” bahasa ” yang sama dan saling berbagi konsep - konsep yang sama.

Konsep lama mengenai representasi didasarkan pada premis bahwa ada sebuah gap representasi yang menjelaskan perbedaan antara makna yang diberikan oleh representasi yang menjelaskan perbedaan antara makna yang diberikan oleh representasi dan arti beda yang sebenarnya digambarkan.


(22)

Bahasa adalah medium yang menjadi perantara kita dalam memahami sesuatu, memproduksi dan mengubah makna. Bahasa mampu melakukan semua ini karena ia beroperasi sebagai sistem representasi lewat bahasa ( simbol – simbol dalam tanda tertulis, lisan, atau gambar ), kita mengungkapkan pikiran, konsep dan ide - ide tentang sesuatu, makna sesuatu hal yang tergantung dari cerita kita mempresentasikannya. Dengan mengamati kata - kata dan image yang kita gunakan dalam mempresentasikan sesuatu atau bisa terlihat jelas nilai - nilai yang kita berikan pada sesuatu.

Ada dua proses representasi. Yang pertama, representasi tentang mental, yaitu konsep tentang ”sesuatu ” yang ada di kepala masing - masing ( peta konseptual ). Representasi mental ini masih berbentuk suatu yang abstrak. Kedua ” bahasa ”, yang berperan penting dalam proses kontruksi makna. Konsep abstrak yang ada di dalam kepala kita harus diterjemahkan dalam ” bahasa ” yang lazim, supaya kita dapat menghubungkan konsep dan ide tentang sesuatu dengan tanda dan simbol - simbol tertentu.

Proses pertama memungkinkan kita untuk memaknai dunia dengan mengkonstruksi seperangkat rantai korespondensi antara sesuatu dengan sistem ” peta konseptual ” kita. Dalam proses yang kedua, kita mengkontruksi seperangkat

rantai korespondensi antara ” peta konseptual ”, dan bahasa atau simbol yang berfungsi mempresentasikan konsep - konsep kita tentang sesuatu. Relasi


(23)

antara ” sesuatu ”, dan bahasa / simbol adalah jantung dari produksi makna lewat bahasa. Proses yang menggabungkan ketiga elemen ini bersama - sama itulah yang kita namakan dengan representasi.

Konsep representasi bisa berubah - ubah. Selalu ada pemaknaan baru dan pandangan baru dalam representasi yang sudah pernah ada. Intinya adalah makna dalam sesuatu di dunia ini, ia selalu dikonstruksikan, diproduksi melalui proses representasi.

Dalam penelitian ini representasi menunjuk pada pemaknaan tanda - tanda yang terdapat pada lirik lagu ” perdamaian ” yang mengacu pada pemasalahan rasa cinta damai . ( WWW.kunci.or.id./nws/representasi )

2.1.5 Semiotika dan Semiologi Komunikasi

Kata’ Semiotika ’ berasal dari bahasa yunani, semion yang berarti ” tanda ” atau ’ seme ’ yang berarti penafsiran tanda. Semiotika sendiri berarkar dari studi klasik dan skolastik atas seni logika, retorika dan poetika.

Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji suatu tanda. Tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya mencari jalan di dunia ini, ditengah - tengah masyarakat dan hidup bersama manusia. Semiotika, atau dalam istilah Barthes, semiologi pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan ( humanity ) memaknai hal - hal ( thighs ). Memaknai berarti bahwa objek - objek tidak hanya membawa informasi, dalam hal nama objek itu hendak berkomunikasi, tetapi juga


(24)

mengkonstitusi sistem terstruktur dari tanda ( Barthes, 1998 :179 , Kurniawan, 2001 : 53 ).

Bagi seseorang yang tertarik dengan semiotik, maka tugas utamanya adalah mengamati ( observasi ) terhadap fenomena gejala yang ada disekelilingnya melalui berbagai tanda yang dilihatnya. Tanda sebenarnya representasi dari gejala yang dimiliki sejumlah kriteria seperti : nama ( sebutan ), peran, fungsi, tujuan, keinginan.

Menurut Littejohn ( 1996 : 64 ) dalam Sobur ( 2001 : 15 ) tanda - tanda( signs ) adalah basis dari seluruh komunikasi dengan sesamanya. Tanda - tanda adalah perangkat yang dipakai dalam upaya mencari jalan didunia ini, ditengah - tengah manusia dan bersama manusia.

Semiotika seperti kata Lechte ( 2001 : 191 ) adalah teori tentang tanda dengan penandaan. Lebih jelasnya lagi, semiotika adalah suatu disiplin yang menyelidiki semua bentuk komunikasi yang terjadi dengan sarana signs ” tanda ” dan berdasarkan pada signs system ( code ) ( Segers, 2000: 4 ). Hjelmslev ( dalam, Chistomy, 2001 : 7 ) mendefinisikan tanda sebagai suatu keterhubungan antara wahana ekspresi ( expression plan ) dan wahana isi ( content plant ). Charles Morris menyebutkan semiosis sebagai suatu ” proses tandanya ”, yaitu proses ketika sesuatu merupakan tanda bagi beberapa organisme. Dari beberapa definisi diatas maka semiotik atau semiosis adalah ilmu atau proses yang berhubungan dengan tanda.


(25)

Pada dasarnya semiosis dapat dipandang sebagai suatu proses tanda yang dapat diberikan dalam istilah semiotika sebagai suatu hubungan antara lima istilah

S ( s, i, e, r, c )

S adalah untuk semiotika relation ( hubungan semiotik ); s untuk sign (tanda); i adalah interpreter ( penafsiran );e untuk effect atau pengaruh; r untuk reference (rujukan); c untuk conteks ( konteks ) atau conditions ( kondisi ).

2.1.6 Semiologi Roland Barthes

Roland Barthes dikenal sebagai salah seorang pemikir strukturalisasi yang gentol mempraktikkan model lingustik dan semiologi saussuren. Ia juga intelektual dan kritikus sastra prancis yang ternama, ekspones penerapan strukturalisme dan semiotika pada studi sastra. Barthes ( 2001 : 208 ) menyebutkan sebagai tokoh yang memainkan peranan sentral strukturalisme tahun 1960-an dan 70-an. Barthes berpendapat bahasa adalah sebuah sistem tanda yang mencerminkan asumsi - asumsi dari suatu masyarakat tertentu dalam waktu tertentu. Ia mengajukan pendapat ini dalam writing Degree Zero ( 1953, terj, inggris 1977 ) dan Critical Essays ( 1964 ; terj, inggris 1972 ).

Sedangkan pendekatan karya strukturalis memberikan perhatian terhadap kode - kode yang digunakan untuk menyusun makna strukturalisme merupakan suatu pendekatan yang secara khusus memperhatikan struktur karya atau seni.


(26)

Lingustik merupakan ilmu tentang bahasa yang sangat berkembang menyediakanmetode dan istilah dasar yang di pakai oleh seseorang semiotikus dalam mempelajari semua sistem -sistem sosial lainnya. Semologi adalah ilmu tentang bentuk, sebab ia mempelajari pemaknaan secara terpisah dari kandungannya ( Kurniawan, 2001 : 156 ).

Dalam pengkajian tekstual, Barthes menggunakan analisis naratif struktural yang dikembangkannya. Analisis naratif struktural secara metologis berasal dari perkembangan awal atas apa yang disebut linguistik struktural sebagaimana perkembangan akhirnya dikenal sebagai semiologi teks atau semiotika. Jadi secara sederhana analisis naratif struktural dapat disebut juga sebagai semiotika teks karena memfokuskan diri pada naskah. Intinya sama yakni mencoba memahami makna suatu karya dengan menyusun kembali makna - makna yang tersebar dengan suatu cara tertentu ( Kurniawan, 2001 : 89 ).

Salah satu area penting yang dirambah Barthes dalam studinya tentang tanda adalah peran pembaca konotasi, walaupun merupakan sifat asli tanda, membutuhkan keaktifan pembaca agar berfungsi. Barthes secara panjang lebar mengulas apa yang sering disebut sebagai sistem pemaknaan tataran kedua yang dibangun diatas sistem lain yang telah ada sebelumnya ( Sobur, 2004 : 68-69 ).

Sastra merupakan contoh paling jelas sistem pemaknaan tataran kedua yang dibangun sebagai sistem yang pertama. Sistem kedua ini oleh


(27)

Barthes disebut konotatif, yang dalam Mytologies-nya secara tegas ia bedakan dari denotatif atau

sistem pemaknaan tataran pertama Barthes menggambarkannya dalam sebuah peta tanda.

1.Signifer ( penanda )

2. Signifed ( petanda ) 3. Denotative ( tanda denotative )

4. Connotative Sinifer ( petanda konotatif ) 5. Connotative Signifed ( petanda konotatif ) 6. Connotative Signifer ( tanda konotatif )

Gambar 2.1 Peta Tanda Roland Barthes

Sumber : Paul Cobley dan Litza Jansa, 1999 dalam Alex Sobur,2004 : 69.

Dari peta Barthes diatas terlihat bahwa tanda denotative ( 3 ) terdiri atas penanda ( 2 ). Akan tetapi, pada saat bersamaan tanda denotative adalah juga petanda konotative ( 4 ). Dengan kata lain, hal tersebut merupakan usure material : jika Anda mengenal tanda ” singa ”, barulah konotasi seperti harga diri, kegarangan, dan keberanian menjadi mungkin ( Cobley dan Janz,1999 : 51 dalam Sobur, 2004 : 69 ).

Jadi, dalam konsep Barthes, tanda konotatif tidak hanya sekedar memiliki makna tambahan. Namun, juga mengandung makna kedua bagian tanda denotatif yang melandasi keberadaannya. Sesungguhnya, inilah


(28)

sumbangan Barthes yang sangat berarti bagi penyempurnaan semiologi Saussuren, yang hanya berenti pada tatanan denotatif.

Pada dasarnya, ada perbedaan antara denotasi dan konotasi dalam pengertian secara umum serta denotasi dan konotasi yang dimengerti oleh Barthes. Dalam pengertian umum, denotasi biasanya dimengerti sebagai makna harfiah, maka yang ” sesungguhnya ” bahkan kadang kala juga dirancukan dengan referensi atau acuan. Proses siqnifikasi yang secara tradisional disebut sebagai denotasi ini biasanya mengacu pada penggunaan bahasa dengan arti yang sesuai dengan apa yang terucap. Akan tetapi didalam semiologi Roland Barthes dan para pengikutnya, denotasi merupakan tingkat kedua. Dalam hal ini denotasi justru lebih diasosiasikan dengan keterbatasan makna dan dengan demikian. Sebagai reaksi yang paling ekstrim melawan keharfiahan denotasi yang bersifat operisit ini, Barthes mencoba menyingkirkan dan menolaknya, baginya, yang ada hanyalah konotasi semsta - mata. Penolakan ini mungkin terasa berlebihan, namun ia tetap berguna bagi sebuah koreksi atas kepercayaan bahwa makna ” harfiah ” merupakan sesuatu yang bersifat alamiah ( Budiman, 1999 : 22 dalam Sobur, 2004 : 0-71 ).

Dalam kerangka Barthes, konotasi identik dengan operasi ideologi, yang disebut sebaga ” mitos ”, dan berfungsi untuk mengungkapkan dan memberikan pembenaran bagi nilai - nilai dominan yang berlaku dalam suatu periode tertentu ( Budiman, 2001 : 28 dalam Sobur, 2004 : 1 ). Didalam mitos juga terdapat pola tiga dimensi penanda, petanda, dan tanda. Namun,


(29)

sebagai suatu sistem yang unik, mitos dibangun oleh suatu rantai pemaknaan tataran kedua. Didalam mitos pula

petanda dapat memiliki beberapa penanda, sehingga dalam praktiknya terjadilah pemunculan sebuah konsep secara berulang - ulang dalam bentuk yang berbeda - beda. Mitologi mempelajari bentuk - bentuk tersebut ( Sobur, 2004 : 71 ).

Semiologi Roland Barthes tersusun atas tingkatan - tingkatan sistem bahasa. Umumnya Barthes membuatnya dalam dua tingkatan bahasa, bahasa dalam tingkatan pertama adalah sebagai objek dan bahasa tingkat kedua disebut sebagai metabahasa. Bahasa ini merupakan suatu sistem tanda yang memuat penanda dan petanda tingkat pertama sebagai petanda baru nada dalam taraf yang lebih tinggi. Sistem tanda pertama kadang disebutnya sebagai konotasi atau sistem retoris atau mitologi.

Konotasi dan Metabahasa adalah cerminan yang berlawanan satu sama lain. Metabahasa adalah operasi yang membentuk mayoritas bahasa - bahasa ilmiah yang berperan dalam sistem riil, dan dipahami sebagai petanda diluar kesatuan penanda - penanda asli, diluar alam deskriptif. Sedangkan konotasi meliputi bahasa - bahasa yang sifat utamanya sosial dalam hal pesan literatur memberi dukungan bagi makna kedua dari sebuah tatanan ( Kurniawan, 2001 : 68 ).

Mengenai bekerjanya tanda dari tatanan kedua adalah melalui mitos. Mitos biasanya mengacu pada pikiran bahwa mitos itu keliru, namun pemakaian yang biasanya itu adalah bagi penggunaan oleh orang yang tak


(30)

dipercaya. Barthes menggunakan mitos sebagai seorang yang dipercaya dalam artinya orisinal. Mitos adalah cerita yang digunakan oleh suatu kebudayaan untuk menjelaskan atau memahami beberapa aspek dari realitas suatu alam. Mitos primitive berkenaan dengan hidup dan mati, manusia dan dewa, baik dan buruk. Mitos kita yang bertaktik - taktik adalah tentang maskulinitas dan feminitas, tentang keluarga, tentang keberhasilan atau tentang ilmu. Bagi Barthes, mitos merupakan cara berfikir dari suatu kebudayaan tentang sesuatu, cara untuk mengkonseptualisasikan atau memahami sesuatu. Barthes memikirkan mitos sebagai mata rantai dari konsep - konsep terkait. Bila konotasi merupakan pemaknaan tatanan kedua dari petanda, maka mitos pemaknaan tatanan kedua dari petanda ( Fiske, 2006 : 121 ).

Gambar 2.2 Dua tatanan Petandaan Barthes Sumber : Fiske, 2006 : 120 - 123

Denotasi Penanda

Petanda

Mitos Konotasi

Bentuk


(31)

Pada tatanan kedua, sistem tanda dalam tatanan pertama disisipkan kedalam sistem nilai budaya.

Barthes menegaskan bahwa cara kerja pokok mitos adalah untuk menaturalisasikan sejarah. Ini menunjukkan kenyataan bahwa mitos sebenarnya merupakan produk kelas sosial yang mencapai dominasi melalui sejarah tertentu. Mitos menunjukkan makna sebagai alami, dan bukan bersifat historis atau sosial. Mitos memistifikasi atau mengaburkan asal - usulnya sehingga memiliki dimensi, dan membuat suatu mitos tersebut tidak bisa diubah, tapi juga cukup adil ( Fiske, 2006 : 123 ).

Dalam hal ini ”pembacalah” yang memberikan makna dan penafsiran. ”Pembaca” mempunyai kekuasaan absolut untuk memaknai sebuah hasil karya ( lirik lagu ) yang dilihatnya, bahkan tidak harus sama dengan maksud pengarang. Semakin cerdas pembaca itu menafsirkan, semakin cerdas pula karya lirik dalam lagu itu memberikan maknanya. Wilayah kajian ” teks ” yang dimaksud Barthes memang sangat luas, mulai bahasa verbal seperti karya sastra hingga fashion atau cara berpakaian. Barthes melihat seluruh produk budaya merupakan teks yang bisa dibaca secara otonom dari pada penulisnya.

2.1.6.1 Kode Pembacaan

Segala sesuatu yang bermakna tergantung pada kode. Menurut Roland Barthes didalam teks biasanya beroperasi lima kode pokok yang ada didalamnya semua petanda tekstual ( baca : leksia ) dapat dikelompokkan.


(32)

Setiap atau masing - masing leksia dapat dimasukkan ke dalam salah satu dari lima kode ini. Kode - kode ini menciptakan sejenis jaringan. Adapun kode pokok tersebut yang dengannya seluruh aspek tekstual yang signifikasi dapat dipahami, meliputi aspek

sintagmatik dan semantik sekaligus, yaitu menyangkut bagaimana bagian - bagiannya berkaitan satu sama lain dan berhubungan dengan dunia luar teks.

Lima kode yang ditinjau oleh Barthes adalah kode hermeneutika ( kode teka – teki ), kode Proaretik, Kode budaya, kode semantik, dan kode simbolik ( Kurniawan, 2001 : 69 ).

1. Kode hermeneutik atau kode teka - teki berkisar pada satuan - satuan yang dengan berbagai cara berfungsi untuk mengartikulasi suatu persoalan, penyelesaiannya,atau bahkan menyusun semacam teka - teki ( enigma ) dan sekedar memberi isyarat bagi penyelesaiannya ( Barthes, 1990 : 17 ). Pada dasarnya kode ini adalah sebuah koder ’’pencitraan”, yang dengannya sebuah narasi dapat mempertajam permasalahan, menciptakan ketegangan dan misteri, sebelum memberikan pemecahan atau jawaban.

2. Kode proaretik / kode tindakan lakukan dianggapnya sebagai pelengkapan utama teks yang dibaca orang ;artinya, antara lain, semua teks yang bersifat naratif.

3. Kode Gnomik atau kode cultural ( budaya ) banyak jumlahnya. Kode ini merupakan acuan teks ke benda - benda yang sudah diketahui dan


(33)

dikodifikasi oleh budaya. Menurut Barthes, realisme tradisional didefisinikan oleh budaya apa yang telah diketahui. Rumusan suatu budaya adalah hal - hal kecil yang telah dikondifikasikan ( Sobur, 2004 : 66 ).

4. Kode Semik atau konotatif banyak menawarkan banyak sisi. Dalam proses pembacaan, pembaca menyusun satu tema. Ia melihat bahwa konotasi kata atau fase tertentu dalam teks dikelompokkan dengan konotasi kata atau fase yang mirip. Jika melihat kumpulan satuan konotasi melekat, kita menemukan suatu tema didalam cerita. Perlu dicatat bahwa Barthes menganggap bahwa denotasi sebagai konotasi sebagai yang paling kuat dan paling ” akhir ”.

5. Kode Simbolik ( tema ) merupakan suatu aspek pengkodean fiksi yang paling khas bersifat struktural, atau tepatnya menurut konsep Barthes, pasca struktural. Hal ini didasarkan pada gagasan bahwa makna berasal dari beberapa oposisi biner atau pembedaan baik dalam taraf bunyi menjadi fenom dalam proses produksi wicara, maupun taraf oposisi psikoseksual yang melalui proses.

2.2 Kerangka Berfikir

Manusia adalah Homo Semioticus, dimana masing - masing individu mempunyai latar belakang pemikiran yang berbeda - beda dalam memaknai suatu objek atau peristiwa. Manusia dapat memproklamasikan sesuatu, apa


(34)

saja sebagai tanda karena hal itu dapat dilakukan oleh semua manusia ( Van Zoest, 1993 dalam Sobur 2004 : vii ).

Oleh karena latar belakang pengalaman ( field of experince ) dan pengetahuan ( frame of reference ) yang berbeda pada setiap individu tersebut. Dalam menciptakan sebuah pesan komunikasi, dalam hal ini pesan di sampaikan dalam bentuk lagu, maka pencipta lagu juga tidak terlepas dari dua hal diatas.

Begitu juga peneliti dalam memaknai tanda dan lambang yang ada dalam obyek, juga berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki peneliti melakukan interpretasi tanda yang berbentuk tulisan “ perdamaian “ dalam hubungannya dalam representasi dengan menggunakan metode semiologi dari Roland Barthes, sehingga akhirnya memperoleh hasil dari interpretasi data mengenai representasi tersebut.

Data - data berupa lirik lagu “ perdamaian “, kata - kata dan rangkaian kata dalam lirik lagu tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan metode signifikasi dua tahap ( two order of signification ) dari Roland Barthes, sehingga akhirnya dapat diperoleh hasil dari interpretasi data mengenai representasi tersebut.

Dari data - data dari lirik lagu “ perdamaian “, kata - kata dan rangkaian kata dalam lirik lagu tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan metode signifikasi dua tahap ( two order of signification ) dari Roland Barthes. Dimana pada tataran pertama tanda denotative ( denotative sign ) terdiri atas penanda dan petanda ( signifier signified ) dan pada tataran


(35)

kedua tanda denotative ( denotative sign ) juga merupakan penanda konotatif ( konotative signified ) yang akan membentuk tanda konotative ( konotative signifer ) sehingga muncul petanda konotatif ( konotative sign ). Dalam tahap kedua dari tanda konotatif akan muncul mitos yang menandai masyatakat yang berkaitan dengan budaya dan sekitarnya. Kemudian teks akan dimaknai dengan menggunakan lima macam kode Barthes, yaitu kode Hermeneutik kode semik, kode simbolik, kode proatik, dan kode cultural untuk pemaknaan melalui dri pembacaan dari kode - kode tersebut akan diungkap dalam substansi dari pesan dibalik lirik lagu “ perdamaian “.

Gambar 2.3 Bagan kerangka pikir peneliti tentang representasi lagu ” perdamaian ” oleh Band GIGI

Lirik Lagu “ Perdamaian “

band GIGI

Analisis Semiologi Roland Barthes : 5 kode Yaitu Hermeunetik, Semik, Simbolik, Proaretik, dan Cultural

Representasi dari pembacaan kode – kode yang ada dalam lagu “ Perdamaian “


(36)

28

METODOLOGI PENELITIAN

1.1 Metode Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif. Dengan data yang digunakan adalah data kualitatif ( data yang tidak terdiri atas angka – angka ), melainkan berupa pesan - pesan verbal ( tulisan ) yang terdapat dalam lirik lagu ” perdamaian ” oleh Band GIGI. Data - data kualitatif tersebut berusaha diinterpretasikan dengan rujukan, acuan, atau referensi - referensi secara ilmiah.

Penelitian kualitatif ini menggunakan metode kualitatif, metode ini digunakan karena beberapa pertimbangan. Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda. Kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakiki peneliti dan juga yang diteliti. Dan yang ketiga, metode ini lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman bersama terhadap pola - pola yang dihadapi ( Meleong, 2002 : 5 ).

Menurut Bogdan dan Taylor dalam Meleong ( 2002 : 4 ) menggunakan metode kualitatif sebagai berikut :

”Metode kualitatif merupakan presedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata – kata tertulis atau lisan dari orang – orang dan perilaku yang diamati. Pendekatan ini diarahkan pada individu secara holistik ( utuh ). Jadi dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi memandangnya sebagai kebutuhan ”


(37)

Metode yang digunakan didalam penelitian ini bersifat kualitatif interpretative, penelitian ini akan mendekontruksi tanda - tanda dengan metode semiotik dari Roland Barthes, yaitu metode signifikasi dua tahap ( two order signification ). Dimana pada tataran pertama tanda denotatif ( denotative sign ) terdiri atas penanda dan petanda ( signifer signifed) dan pada tataran kedua, tanda denotatif ( denotative sign ) juga merupakan penanda konotatif ( konotative sign ). Dalam tahap kedua dari tanda konotatif akan muncul mitos yang menandai masyarakat yang berkaitan dengan budaya sekitar.

Melalui pandangan dari Roland Barthes tersebut, kemudian dijelaskan lewat penafsiran dengan menggunakan teori perpektif rasa cinta damai yang pada akhirnya akan dapat ditarik suatu makna yang ada dalam lirik lagu tersebut. Sesuai dengan definisinya sendiri, yaitu paham yang menunjukkan bahwa kesetiaan dari setiap individu atau negara ditunjukkan kepada kepribadian bangsanya.

Dengan menggunakan paragdigma kontruktivisme, analisis semiotika bersifat kualitatif. Jenis penelitian ini memberi peluang besar bagi dibuatnya sebuah interpretasi - interpretasi alternatif ( Sobur, 2001 : 147 ).

3.1.1 Analisis Semiotik

Metode semiotika adalah sebuah metode yang memfokuskan pada ” tanda dan teks” sebagai objek kajiannya, serta bagaimana peneliti


(38)

menafsirkan dan memahami kode ( decoding ) dibalik tanda dan teks tersebut ( Pilliang, 2003 : 270 ).

Pengunaan semiotika sebaga metode pembaca didalam berbagai cabang keilmuan dimungkinkan, oleh karena adanya kecenderungan dewasa ini untuk memandang berbagai diskursus sosial, politik, ekonomi, budaya dan seni sebagai fenomena bahasa. Berdasarkan pandangan semiotika, bila seluruh praktek sosial dianggap sebagai fenomena bahasa, maka ia dapat pula dipandang sebagai tanda ( Pilliang, 2003 :257).

Dengan semiotika kita berurusan dengan tanda dan tanda - tanda kita akan mencoba mencari keteraturan ditengah dunia, setidaknya agar kita mempunyai pegangan. ” Apa yang dikerjakannya oleh semiotika adalah memperkerjakan kita bagaimana menguraikan aturan - aturan tersebut dan juga membawa sebuah kesadaran ” ( Sobur, 2003 : 16 ).

3.1.2 Unit Analisis

Unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanda - tanda berupa tulisan, yaitu terdiri atas kata - kata yang membentuk kalimat yang ada pada lirik lagu ” perdamaian ”.

3.1.3 Korpus Penelitian

Korpus adalah sekumpulan bahan yang terbatas, yang ditentukan pada perkembangannya oleh analisis dengan semacam kesemenaan, bersifat sehemogen mungkin ( Kurniawan, 2001 : 70 ). Korpus atau data yang


(39)

dikumpulkan berwujud teks. Pada penelian ini yang menjadi korpus adalah lirik lagu yang berjudul ” perdamaian ” yang menunjukkan atau mewakili konsep Cinta damai.

Alasan peneliti memilih lagu ” perdamaian ” sebagai korpus adalah dikarenakan dalam lagu tersebut dalam liriknya terdapat ungkapan rasa cinta damai yang telah kita pahami terhadap bangsanya.

Berikut ini adalah lirik lagu ” perdamaian ” yang mewakili konsep rasa cinta damai yang berbeda didalam penelitian ini :

PERDAMAIAN

Perdamaian 8x Perdamaian 8x

Banyak yang cinta damai Tapi perang semakin ramai2x

Bingung bingung qu memikirnya 4x. Perdamaian 8x

Banyak yang cinta damai Tapi perang semakin ramai 2x Wahai kau anak manusia Ingin aman dan sentausa Wahai kau anak manusia Ingin aman dan sentausa Tapi kau buat senjata Biaya berjuta juta Tapi kau buat senjata Biaya berjuta juta

Banyak gedung kau dirikan Kemudian kau hancurkan Banyak gedung kau dirikan Kemudian kau hancurkan


(40)

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data di dalam penelitian ini berasal dari data primer dan sekunder yang diperoleh dari :

1. Data Primer : pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mendengarkan lagu ” perdamaian”, kemudian membaca serta memahami kata - perkata dari lirik lagu tersebut, yang kemudian dipilih kembali oleh peneliti terhadap lirik - lirik yang menggambarkan rasa cinta damai yang besar terhadap bangsanya.

2. Data Sekunder : data yang berasal dari bahan - bahan referensi, seperti buku, artikel dan data dari internet yang berhubungan dengan obyek kajian yang diteliti.

3.3 Metode Analisis Data

Peneliti menginterpretasikan teks dalam lirik lagu ” perdamaian ”, serta menyimpulkan bagaimana makna Cinta Damai yang direpresentasikan dalam lirik lagu tersebut. Sedangkan Cinta Damai terhadap bangsanya adalah kesetiaan masyarakat terhadap wilayahnya, yaitu terhadap bangsa dan negara. Rasa cinta damai inilah yang kemudian mendorong seseorang untuk memiliki perasaan rela berkorban sebagai wujud cinta tanah air.

Dari definisi cinta damai ini yang kemudian akan dianalisis dalam penelitian ini dengan menggunakan pandangan dari Roland Barthes, yaitu metode signifikasi dua tahap ( two order of signification ) yang akan dianalisis menggunakan lima macam kode pembacaan menurut Barthes, yaitu kode


(41)

hermeneutik, kode semik, kode simbolik, kode proaretik, dan kode kultural untuk pemaknaan sebuah tanda sehingga akan mengetahui tanda denotatif dan tanda konotatifnya.

Melalui pandangan dari Roland Barthes tersebut kemudian dijelaskan lewat penafsiran dengan menggunakan teori perpektif rasa cinta damai yang pada akhirnya akan dapat ditarik suatu makna yang sebenarnya tentang rasa cinta damai masyarakat indonesia itu sendiri.

3.4 Teknik Analis Data

Peneliti menginterpreasikan teks dalam lirik lagu ” Perdamaian”, serta menyimpulkan berbagai representasi mengenai bagaimana penggambaran akan damai dalam lirik lagu tersebut. Dari lirik lagu yang terdiri judul lagu, sing, reff inilah yang kemudian dianalisis dalam penelitian ini dan menggunakan pandangan Roland Barthes, yaitu metode signifikasi dua tahap ( two order of siqnification ). Penulis akan memberikan batasan - batasan dan tanda - tanda berupa tulisan, terdiri dari kata - kata tersebut akan dipenggal - penggal terlebih dahulu menjadi beberapa leksia ( satuan bacaan ) yang dapat berupa kata, beberapa kalimat, sebuah paragraph, atau beberapa paragraph, untuk dikategorikan kedalam lima macam kode pembacaan menurut Barthes, yaitu kode hermeneutik, kode semik, kode simbolik, kode proaretik, dan kode kultural untuk pemaknaan sebuah tanda, sehingga akan mengetahui tanda denotatif dan tanda kotatifnya.


(42)

34

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian

Gigi adalah salah satu nama band yang ada di Indonesia. Band ini beranggotakan 4 personil yang terdiri dari Armand Maulana pada vocal, Dewa Budjana pada guitar, Thomas Ramadhan pada guitar, dan Gusti Hendy pada drum. Band yang pertama kali dibentuk pada tanggal 22 april 1994 ini tidak mengalami perubahan sama sekali seperti pada umumnya band lain yang sering mengalami perubahan silih berganti, dengan nama BDH sebelum nama gigi digunakan karena BDH adalah singkatan dari “Beri Daku Harapan”.

Motor awal terbentuknya band ini adalah Dewa Budjana ( guitar ) dan pada saat itu vokalisnya tetap Armand Maulana, sedangkan drum dipegang oleh orang yang sama yaitu Gusti Hendy, dan Thomas pada ( Bass ). Pada saat GIGI hendak manggung, banyak sekali yang suka akan lagu - lagu GIGI. Didalam album ini Dewa Budjana yang lebih dominan dalam menciptakan lagu, namun personil yang lain tidak mau hanya menerima beres saja akhirnya mereka juga ikut menyumbangkan karya mereka.

Pada tahun 1996, GIGI merilis album terbaru yang berjudul ”Damai Cinta” dan masih banyak lagi. Beberapa lagu dialbum ini seperti ”Oo..Oo..Oo” dan ”Damai Cinta” yang juga menjadi hits.


(43)

Namanya juga band pasti ingin punya nama yang mudah diingat dan dihafal, setelah berdiskusi panjang maka dipilihlah nama GIGI yang mudah diingat Mengapa mereka menggunakan nama GIGI pasti kita bertanya - tanya ? karena hal itu berasal dari celetukan Budjana yang melihat GIGInya Armand ketika tertawa terbahak - bahak dan karena nama GIGI lebih simple dan mudah diingat maka akhirnya nama ”GIGI” lah yang terpilih sebagai nama band mereka.

Setelah lama berkarir, maka mulailah tawaran - tawaran manggung berdatangan untuk mengisi suatu acara. Karena banyaknya band yang malang - melintang di industri musik, untuk sementara waktu band GIGI vakum dari dunia yang telah membesarkan namanya.

Lagu yang berjudul ”11 januari dan Nakal” sangatlah hits sekali sampai yang tua maupun yang muda juga hafal akan lagu tersebut. Kedua lagu tersebut sering sekali diputar pada stasiun TV, saat ini para personil GIGI kompak untuk saling membantu satu sama lain.

Mempuyai dua lagu yang lagi hits dalam album perdana ternyata menjadi pemicu bagi mereka untuk terus berkarya dan terus berkarya, dan pada akhirnya mereka kenal oleh seorang produser musik. Karena lagu mereka yang sangat hits sekali, maka dari itu ada salah satu produser yang sangat menyenangi akan lagu mereka dan juga musik yang mereka usung. Dan pada akhirnya GIGI resmi bergabung dengan SONY BMG Music Entertaiment Indonesia.


(44)

Dibawah naungan Sony BMG pada tahun 1998 GIGI mengeluarkan album yang diberi judul PEACE, LOVE’N RESPECT yang mengemas 10 lagu yang bervariasi. Begitu seriusnya mereka ingin tampil, sehingga album mereka dipercepat dari perkiraan dan dijual dipasaran bisa dibayangkan bagaimana penghasilan yang diterima Band GIGI sangat banyak sekali. Dan dalam waktu sekejap lagu itu sudah sangat populer, bahkan lagu tersebut menjadi jingle untuk sebuah iklan. Lewat arahan seorang produser Band GIGI diminta apakah bisa mengarasemen lagu lama menjadi lagu baru yang enak untuk di dengar, hal itu juga yang menjadi suatu tantangan yang terbesar dan sulit bagi Band GIGI.

Dengan pantang menyerah dan semangat yang tinggi akhirnya mereka dapat melewati masa yang sulit bagi mereka. Pada saat akan masuk dapur rekaman pada album kedua, sang vokalis yang bernama Armand Maulana sedang sakit akan tetapi dia ngotot untuk tetap ikutan rekaman walaupun, sedang sakit baginya musik merupakan bagian dari hidupnya, dan tanpa musik hidupnya tidak bermakna.

Diantara promo album yang ke dua dan juga show yang diadakan diberbagai kota, GIGI juga mencoba menempatkan diri untuk menciptakan ( mengarasement ) sebuah lagu dan juga menyanyikan lagu diluar album mereka. Contohnya Dengan menyebut nama Allah dan juga Ketika Tangan dan Kaki berkata. Gigi juga menyumbangkan 3 buah lagu yaitu ” Romansa yang hilang, Kaum, dan juga Cinta palsu ”.


(45)

Menyambut bulan suci Ramadhan, GIGI merilis album religi lagu yang berbentuk kaset album yang bertajuk Raihlah Kemenangan. Dalam album ini GIGI berkolaborasi dengan OPICK. Album ini hanya berisi 12 lagu dan album yang paling terkenal yaitu Perdamaian, walaupun terkesan lagu lama tetapi band ini telah mengarasementnya sehingga menjadi lagu dan juga semuanya menjadi baru.

Gigi kembali merilis pada album regulernya yang lebih akan power full dan juga enak didengar. Album ini juga dilaunching diluar negeri yaitu singapura, dan pada puncaknya diadakan di jakarta sekaligus untuk memperkenalkan album ini pada masyarakat luas yang belum mengenal lagu ini.

Pada tahun 2000, selain album baru mereka yang akan dirilis maka dari itu GIGI membuat acara yang berjudul ”KONSER BALAS BUDI”. ( WWW. BAND GIGI.co.id)

4.2 Penyajian Data dan Analisis Data 4.2.1. Penyajian Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa lirik lagu ”Perdamaian” yang diciptakan oleh Drs.H.Abu Ali Hadar dan dibawakan oleh Band GIGI. Berikut adalah lirik lagu ”Perdamaian” :

Perdamaian

Perdamaian 8x Wahai kau anak manusia Perdamaian 8x Ingin aman dan sentausa Banyak yang cinta damai Wahai kau anak manusia Tapi perang semakin ramai 2x Ingin aman dan sentausa


(46)

Bingung bingung ku memikirnya 4x

Perdamaian 8x Tapi kau buat senjata Banyak yang cinta damai Biaya berjuta juta Tapi kau buat senjata Tapi kau buat senjata Tapi perang semakin ramai 2x Biaya berjuta juta Banyak gedung kau dirikan Bingung bingung ku memikirnya 4x

Kemudian kau hancurkan

Banyak gedung kau dirikan: Kemudian kau hancurkan

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terhadap lagu ” perdamaian ”, maka dari hasil pengamatan tersebut kemudian akan disajikan pemaknaannya, setelah itu akan diketahui pesan yang terkandung didalamnya tentang Representasi Damai pada lirik lagu ” perdamaian ” yang direpresentasikan dan juga dianalisis berdasarkan dengan landasan teori dari Roland Barthes, untuk mengetahui pengungkapan pemaknaan yang nantinya dalam hasil pemaknaan tersebut akan mengandung sebuah pesan sosial.

Tanda - tanda berupa tulisan, terdiri dari kata - kata tersebut akan dipenggal - penggal terlebih dahulu menjadi beberapa leksia ( satuan bacaan ) yang dapat berupa kata, beberapa kalima, sebuah paragraph atau beberapa paragraph, untuk dikategorikan ke dalam kode Barthes.

Defini tanda dari Roland Barthes adalah berdasarkan unsure petanda ( siqnifer ) dan petanda ( siqnifed ). Hubungan antara keduanya akan terjadi melalui dua tahap siqnifikasi ( two order of siqnification ). Pada tataran pertama disebut sebagai tanda denotative yaitu berupa realitas atau sebuah kenyataan yang ada dalam masyarakat. Kemudian pada tataran kedua


(47)

terdapat tanda konotatif yang akan membentuk sebuah ideology terhadap cerminan kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat.

4.2.2 Pemaknaan Lirik Lagu ”Perdamaian”

Berdasarkan pengamatan terhadap lirik lagu diatas, hasil pengamatan tersebut kemudian akan diinterpretasikan dan disajikan representasinya. Setelah itu baru diketahui apa pesan yang terkandung didalamnnya. Lirik lagu tersebut selanjutnya akan dianalisis berdasarkan landasa teori dari Roland Barthes, untuk mengetahui pengungkapan representasi damai dibalik lirik lagu ”Perdamaian”.

Setiap kata mengandung makna denotatif maupun konotatif. Makna denotatif ialah suatu konsep mental yang telah disepakati bersama oleh masyarakat. Disini peneli berpedoman pada Kamus Besar Indonesia ( Depdikbud ) untuk menentukan makna yang telah disepakati bersama tersebut ( makna denotatifnya ).

Makna konotatif ialah makna subjektif yang terbentuk dari interaksi yang terjadi ketika tanda ketemu dengan perasaan atau emosi dari pembaca serta nilai -nilai dari kebudayaan. ( Fiske, 1999 : 72 )

Jadi, peneliti subjektif untuk menentukan makna konotatif sesuai nilai - nilai dengan kebudayaan yang dianut oleh peneliti.

Dalam lagu ini pencipta lagu mengungkapkan kata ”Perdamaian” sebagai judul. Dimana bila dipisahkan kata tersebut terdiri dari per + damai + an. Kata per merupakan sebuah arti yaitu yang sedangkan kata damai


(48)

mempunyai arti tenang. Sedangkan kata an merupakan kata penghubung. Akan tetapi kata perdamaian juga sering digunakan sebagai kata ungkapan aman kepada setiap orang dan tanpa terkecuali, tetapi kata perdamaian dapat berbeda makna dari makna yang sesungguhnya dan bila diikuti dengan kata sesudahnya, jadi rangkaian kata perdamaian bermakna menunjukkan pada sesuatu yang aman. Akan tetapi dalam lagu perdamaian bila berdiri sendiri ( tidak di ikuti kata yang lain maka kata tersebut tidak mempunyai makna yang jelas atau hanya sebutan.

4.3 Analisis dan Interpretasi Data

Pemaknaan lirik lagu ”Perdamaian” oleh peneliti akan dilakukan penjabaran makna tiap kalimat yang terdiri dari rangkaian kata - kata, lalu tiap bait yang terdiri dari rangkaian kalimat. Tentunya untuk memaknai pesan yang terkandung dalam lirik lagu ”perdamaian” berdasarkan atas frame of reference ( pengetahuan ) dan field of experience ( pengalaman ) dari peneliti. Setiapkata tentu mengandung makna, baik makna denotatif atau makna konotatif. Disini peneliti berpedomn pada kamus lengkap bahasa indonesia menentukan makna yang telah disepakati tersebut.


(49)

Pemaknaan bait kesatu,kalimat kesatu,dua,dan ketiga : Perdamaian 8x Perdamaian 8x

Perdamaian 8x

Banyak yang cinta damai Tapi perang semakin ramai 2x

Bingung – bingung ku memikirnya 4x Gambar. 4.1. Peta Tanda Barthes dalam Lirik Perdamaian 8x

Kalimat pertama pada bait ini termasuk dalam kode hermeneutik atau kode teka - teki, karena dalam kalimat Perdamaian 8x, karena dalam kalimat ini terdapat kata perdamaian 8x yang menimbulkan pertanyaan apa dan kenapa bersifat lama dan kekal ? Hal ini menunjukkan kentalnya unsur perdamaian, yaitu suatu perdamaian yang yang ada dimana - mana. Suatu Perdamaian walaupun, cepat sirna tapi membekas di dalam hati. Oleh karenaitu, seorang pecinta perdamaian, walaupun dia telah merasakan perdamaian kenapa harus ada perperangan.

1.Penanda: Perdamaian 8x

2..Petanda :

Konsep tentang suatu perdamaian

3.Tanda Denotatif : Jangan ada perperangan

4.Penanda Konotatif

Suatu perdamaian yang dari hati nurani

5.Petanda konotatif : Rasa damai yang mengebu - gebu 6.Tanda Konotatif:

Menunjukkan adanya suatu perdamaian yang disebabkan karena adanya perperangan


(50)

Kode proaretik, karena dalam kalimat mengandung cerita tentang suatu hal yang terjadi secara kekal dan lama sekali. Kode semik karena penggunaan kata perdamaian merupakan suatu petunjuk yang menunjukkan sesuatu yang kekal dan lama

Dalam bait diatas terdapat kata perdamaian yang artinya sangat damai, kata perdamaian 8x mengandung makna yang berarti suatu perdamaian yang simpang siur dan masih banyak yang mempertanyakannya.

Makna konotasi dari kalimat perdamaian ialah suatu perasaan yang ada pada diri kita yang bersifat kekal dan lama.

Jadi pengertian dari kalimat perdamaian adalah sebuah ungkapan yang berarti kekal dan lama sekali. Biasanya, hal itu tanpa kita sadari karena dari diri kita sendiri.

Pemaknaan bait pertama, kalimat ketiga dan kedua : Banyak yang cinta damai

Perdamaian 8x

Banyak yang cinta damai Tapi perang semakin ramai


(51)

Gambar. 4.2. Peta Tanda Barthes dalam Lirik Banyak yang cinta damai

Kalimat ketiga, ketiga pada bait kedua ini terrmasuk dalam kode hermeneutik, karena kalimat tersebut menimbulkan teka - teki. Apakah banyak yang cinta damai? Betapa gampang makna banyak itu tidak bisa dihitung/tidak terhingga dalam dunia industri musik. Bukan hanya didunia industri musik saja tetapi juga dimana - mana. Kode proaretik, karena dalam kalimat ini akan menegaskan makna pada kalimat selanjutnya, sehingga mampu menciptakan sebuah cerita yang menarik dan utuh, sehingga maknanya dapat dimengerti dengan jelas.

Kalimat ketiga, pada bait kedua ini termasuk kode semik, karena kalimat tersebut akan menjelaskan maksudnya.

Kalimat ketiga adalah Banyak yang cinta damai dapat diartikan sebuah ungkapan. Hanya bedanya ini bukan suatu pengalaman saja. Tetapi ini merupakan sebuah pengalaman dan hal itu sangat kekal dan kadang juga simpang siur sulit untuk dipercaya. Dan ini bukan hanya orang - 1.Penanda:

Banyak yang cinta damai

2..Petanda :

Konsep tentang adanya perdamaian

3.Tanda Denotatif :

Suatu negeri yang cinta akan perdamai

4.Penanda Konotatif

Suatu negara yang sangat dicintainya

5.Petanda konotatif : Konsep

tentangperdamaian yang langsung dari hati nurani 6.Tanda Konotatif:

Menunjukkan rasa yang ingin adanya perdamaian, dan rasa itu membuat kita jadi tenang.


(52)

orang yang ada disekitar kita akan tetapi hal ini sudah sampai kepada semua orang yang ada di bumi ini, bahkan telah sampai pada negara - negara yang ada diluar sana.

Pemaknaan bait pertama,kalimat keempat dan ketiga : Tapi perang semakin ramai

Gambar 4.3. Peta Tanda Barthes dalam lirik Tapi perang semakin ramai

Kalimat pertama pada kalimat ini termasuk dalam kode hermeneutika atau kode teka - teki, karena dalam kalimat tapi perang semakin ramai, karena dalamkalimat ini terdapat kata yang menimbulkan pertanyaan yaitu Tapi perang semakin ramai? Kode Proaretik, karena dalam kalimat mengandung suatu cerita terntang, bahwa perang itu ramai sekali banyak yang melihatnya dari pada membantu.

Jadi, pengertian dari kalimat Tapi perang semakin ramai adalah suatu perang yang dilihat oleh banyak orang tanpa ada yang memisahkannya.

1.Penanda: Tapi perang semakin ramai

2..Petanda :

Konsep mengapa harus ada perang

3.Tanda Denotatif :

Pengalaman tentang suatu hal yang sangat ramai sekali

4.Penanda Konotatif Rasa yang tidak bangga

5.Petanda konotatif : Konsep tentang cinta

damai 6.Tanda Konotatif:


(53)

Pemaknaan bait pertama, kalimat kelima : Bingung bingung ku memikirnya Perdamaia 8x

Perdamaian 8x

Banyak yang cinta damai Tapi perang semakin ramai 2x Bingung bingung ku memikirnya

Gambar 4.4. Peta Tanda Barthes dalam lirik: Bingung bingung ku memikirnya

Kalimat pertama pada bait ini termasuk dalam kode hermeneutik atau kode teka - teki, karena dalam kalimat ini terdapat kata yang menimbulkan pertanyaan kenapa harus Bingung bingung ku memikirnya 4x, dan kenapa harus ada 4xnya? Kode proaretik, karena dalam kalimat ini mengandung suatu arti yang kahawatir yaitu bingung, karena memikirkan nasib orang lain padahal dia juga sedang memikirkan nasibnya.

1.Penanda:

Bingung bingung ku memikirnya 4x

2..Petanda :

Konsep tentang suatu hal yang tidak akan pernah dilupakan

3.Tanda Denotatif :

Rasa yang penuh kekhawatiran

4.Penanda Konotatif

Suatu kekhawatiran yang sedang melanda negeri ini

5.Petanda konotatif : Konsep tentang negeri

yang dilanda oleh perasaan yang tidak

menentu 6.Tanda Konotatif:


(54)

Jadi pengertian dari kalimat Bingung bingung ku memikirnya adalah rasa kekawatiran yang sedang melanda dirinya karena lebih sering memikirkan nasib orang lain, padahal nasibnya juga sedang terancam.

Pemaknaan bait ketiga , kalimat pertama dan ketiga : Wahai kau anak manusia

Wahai kau anak manusia Ingin aman dan sentausa Wahai kau anak manusia Ingin aman dan sentausa

Gambar 4.5. Peta Tanda Barthesdalam lirik lagu wahai kau anak manusia

Kalimat ketiga pada bait pertama ini termasuk dalam kode hermaneutik, karena kalimat tersebut meninbulkan suatu teka - teki. Apakah benar jika kita adalah ciptaan Allah? Betapa gampang tuhan menciptakan kita dalam sekejap. Kode Proaretik, karena dalam kalimat ini 1.Penanda:

Wahai kau anak manusia

2..Petanda :

Konsep tentang suatu ciptaan Allah bahwa kita itu manusia

3.Tanda Denotatif :

Suatu hal yang sudah lumrah

4.Penanda Konotatif

Suatu ciptaan yang tidak bisa diubah - ubah

5.Petanda konotatif : Konsep yang mensejajarkan manusia

dengan robot 6.Tanda Konotatif:


(55)

sangatlah menegaskan pada kalimat selanjutnya, sehingga mampu untuk menciptakan kita.

Kalimat pertama, bait ketiga ini termasuk kode semik, karena kalimat tersebut menggunakan kiasan untuk menjelaskan maksudnya.

Kiasan pertama adalah wahai kau anak manusia dapat diartikan sebagai ungkapan tentang tentang pengalaman tentang kita yang diciptakan hanya dalam waktu sekejap. Wahai kau anak manusia dianggap sebagai ungkapan bahwa kita adalah manusia. Dan hal ini bukan hanya menyangkut tentang kita tetapi juga, banyak orang yang ada di dunia ini.

Pemaknaan bait ketiga, kalimat dua dan keempat :Ingin aman dan sentausa

Wahai kau anak manusia Ingin aman dan sentausa Wahai kau anak manusia Ingin aman dan sentausa.

Gambar 4.6. Peta Tanda Barthes dalam lirik lagu Ingin aman dan sentausa 1.Penanda:

Ingin aman dan sentausa

2..Petanda :

Konsep adanya perasaan akan hidup secara damai

3.Tanda Denotatif :

Tempat yang menginginkan adanya suatu rasa yang aman

4.Penanda Konotatif

Kebanggaan cinta adanya suatu kedamaian

5.Petanda konotatif : Konsep adanya perasaan akan hidup secara damai 6.Tanda Konotatif:

Menunjukkan rasa bangga terhadap suatu bangsa yang mementingkan akan perdamaian


(56)

Kalimat ingin aman dan sentausa, dalam bait ini termasuk kode proaretik karena menceritakan rasa ingin yang aman. Kalimat ini juga menegaskan pada makna kalimat sebelumnya. Kode semik, karena mengandung suatu kiasan, yaitu ingin aman dan sentausa padahal kalau kita lihat lagi bagaimana kita ingin aman dan sentausa kalau negeri kita sering berperang.

Kalimat ingin aman dan sentausa juga termasuk dalam kode hermeunitik atau kode teka - teki, karena kalimat ingin aman dan sentausa, menimbulkan pertanyaan yang menyangkut tentang aman dan sentausa tersebut?

Jadi pengertian dan ingin aman dan sentausa adalah sebuah ungkapan mengapa setiap manusia itu ingin hidup secara aman dan juga sentausa tanpa ada gangguan sekalipun.

Pemaknaan bait keempat,kalimat pertama dan ketiga : Tapi kau buat senjata

Tapi kau buat senjata Biaya berjuta juta Tapi kau buat senjata Biaya berjuta juta.


(57)

Gambar 4.7. Peta Tanda Barthes dalam Lirik Tapi kau buat senjata

Kalimat Tapi kau buat senjata, dari bait keempat ini termasuk dalam kode proaretik, karena menceritakan kenapa harus membuat senjata, sehingga membuat sebuah tindakan untuk membuat sebuah senjata. Kalimat ini juga menegaskan bahwa makna kalimat sebelumnya. Kode semik, karena mengandung makna kiasan, yaitu buat senjata, lebih diartikan sebagai suatu kekerasan yang tak terhingga.

Kalimat Tapi kau buat senjata juga termasuk dalam kode hermeneutik atau kode teka - teki, karena dalam kalimat Tapi kau buat senjata, dalam kalimat inimenimbulkan pertanyaan apakah yang menyebabkan hingga membuat senjata?

Jadi pegertian dari kalimat Tapi kau buat senjata adalah sebuah ungkapan tentang bagaimana caranya membuat sebuah senjata itu.

1.Penanda: Tapi kau buat senjata

2..Petanda :

Konsep tentang bagaimana cara membuat senjata

3.Tanda Denotatif :

Mengapa harus membuat senjata

4.Penanda Konotatif

Sebuah pertanyaan mengapa harus ada senjata

5.Petanda konotatif : Suatu hal yang berkaitan dengan membuat senjata 6.Tanda Konotatif:


(58)

Pemaknaan bait keempat, kalimat kedua dan kalimat keempa : Biaya berjuta juta

Tapi kau buat senjata Biaya berjuta juta Tapi kau buat senjata Biaya berjuta juta

Gambar 4.14. Peta Tanda Barthes dalam Lirik Biaya berjuta juta

Dalam bait ke empat, dilirik ke-2 terdapat kata Biaya yang mempunyai makna sebagai hasil. Berjuta artinya banyak dan tidak sedikit. Juta yaitu sebagai kata penghubung.

Makna konotasi dari biaya berjuta juta merupakan sebuah gambaran yang menyatakan jumlah ( hasil ) sangat banyak sekali.

Jadi pengertian dari Biaya berjuta juta adalah uang yang hanya dibuat hura - hura dan dihambur - hamburkan saja.

1.Penanda:

Biaya berjuta juta

2..Petanda :

Konsep tentang seseorang yang mempunyai uang banyak

3.Tanda Denotatif :

Bangga mempunyai uang yang banyak

4.Penanda Konotatif

Kebanggaan bangsa indonesia sebagai bangsa yang memiliki uang banyak

5.Petanda konotatif : Konsep tentang saling

memiliki antara satu sama lain 6.Tanda Konotatif:


(59)

Pemaknaan Bait kelima, kalimat pertama dan kalimat ketiga : Banyak gedung kau dirikan

Banyak gedung kau dirikan Kemudian kau hancurkan Banyak gedung kau dirikan Kemudian kau hancurkan

Gambar 4.15. Peta Tanda Barthes dalam lirik Banyak gedung kau dirikan

Kalimat Banyak gedung kau dirikan termasuk dalam kode hermeneutik atau kode teka - teki, karena dalam kalimat banyak gedung kau dirikan, karena dalam kalimat ini menimbulkan suatu pertanyaan kenapa harus ada kata banyak? Kode semik, karena terdapat sebuah kiasan untuk mempertegas makna pada kalimat tersebut yaitu ”Gedung kau dirikan” yang memiliki arti sebuah gedung yang didirikan hanya dalam sekejap saja.

1.Penanda: Banyak gedung kau dirikan

2..Petanda :

Konsep tentang seseorang yang terlah mendirikan gedung

3.Tanda Denotatif : Rasa yang bangga

4.Penanda Konotatif

Kebanggaan pada diri sendiri dan orang lain

5.Petanda konotatif : Suatu perasaan yang bangga karena dapat mendirikan gedung 6.Tanda Konotatif:

Menunjukkan adanya suatu kebanggaan terhadap dirinya sendiri karena telah mengharumkan nama bangsa


(60)

Kalimat pertama banyak gedung kau dirikan ini terdiri dari kata Banyak yang merupakan kata sambung dalam kalimat majemuk yang berarti tidak bisa terhitung.

Maka makna yang didapat dari lirik Banyak gedung kau dirikan adalah sebuah kalimat yang meskipun dalam sekejap dia membangunnya dan bagus, tetapi kita tidak bisa menikmatinya maka dari itu hanya orang - orang yang kelas keatas dapat menikmati fasilitas.

Pemaknaan bait kelima, kalimat kedua dan keempat : Kemudian kau hancurkan

Banyak gedung kau dirikan Kemudian kau hancurkan Banyak gedung kau dirikan Kemudian kau hancurkan.

Gambar 4.16. Peta Tanda Barthes dalam Lirik Kemudian kau hancurkan

1.Penanda: Kemudian kau hancurkan

2..Petanda :

Konsep tentang suka menghancurkan sesuatu.

3.Tanda Denotatif :

Menghancurkan merupakan suatu hobinya

4.Penanda Konotatif

Kehancuran yang ditunggu - tunggunya

5.Petanda konotatif : Konsep tentang adanya

suatu kehancuran 6.Tanda Konotatif:


(1)

51

Pemaknaan Bait kelima, kalimat pertama dan kalimat ketiga : Banyak gedung kau dirikan

Banyak gedung kau dirikan Kemudian kau hancurkan Banyak gedung kau dirikan Kemudian kau hancurkan

Gambar 4.15. Peta Tanda Barthes dalam lirik Banyak gedung kau dirikan

Kalimat Banyak gedung kau dirikan termasuk dalam kode hermeneutik atau kode teka - teki, karena dalam kalimat banyak gedung kau dirikan, karena dalam kalimat ini menimbulkan suatu pertanyaan kenapa harus ada kata banyak? Kode semik, karena terdapat sebuah kiasan untuk mempertegas makna pada kalimat tersebut yaitu ”Gedung kau dirikan” yang memiliki arti sebuah gedung yang didirikan hanya dalam sekejap saja.

1.Penanda: Banyak gedung kau dirikan

2..Petanda :

Konsep tentang seseorang yang terlah mendirikan gedung

3.Tanda Denotatif : Rasa yang bangga 4.Penanda Konotatif

Kebanggaan pada diri sendiri dan orang lain

5.Petanda konotatif : Suatu perasaan yang bangga karena dapat mendirikan gedung 6.Tanda Konotatif:

Menunjukkan adanya suatu kebanggaan terhadap dirinya sendiri karena telah mengharumkan nama bangsa


(2)

Kalimat pertama banyak gedung kau dirikan ini terdiri dari kata Banyak yang merupakan kata sambung dalam kalimat majemuk yang berarti tidak bisa terhitung.

Maka makna yang didapat dari lirik Banyak gedung kau dirikan adalah sebuah kalimat yang meskipun dalam sekejap dia membangunnya dan bagus, tetapi kita tidak bisa menikmatinya maka dari itu hanya orang - orang yang kelas keatas dapat menikmati fasilitas.

Pemaknaan bait kelima, kalimat kedua dan keempat : Kemudian kau hancurkan

Banyak gedung kau dirikan Kemudian kau hancurkan Banyak gedung kau dirikan Kemudian kau hancurkan.

Gambar 4.16. Peta Tanda Barthes dalam Lirik Kemudian kau hancurkan

1.Penanda: Kemudian kau hancurkan

2..Petanda :

Konsep tentang suka menghancurkan sesuatu.

3.Tanda Denotatif :

Menghancurkan merupakan suatu hobinya 4.Penanda Konotatif

Kehancuran yang ditunggu - tunggunya

5.Petanda konotatif : Konsep tentang adanya

suatu kehancuran 6.Tanda Konotatif:


(3)

53

Kalimat bait kelima ini terdiri dari kata hancurkan, yang terdiri dari kata hancur + kan, yang berarti menghancurkan punya dia sendiri. Namun, dalam kalimat ini hancur lebih diartikan menjadi sebuah kehancuran yang sangat dasyat sekali sehingga sulit untuk dilupakan. Kode Proaretik, karena makna ini maknanya sangat erat sekali berhubungan dengan kalimat selanjutnya.

Kalimat kedua pada kalimat ini termasuk kode hermeneutik atau kode teka - teki karena dalam kalimat kemudian kau hancurkan yang artinya dapat menghancurkan sesuatu dengan perasaan jengkel, dan dapat menimbulkan sebuah pertanyaan tersebut ?

Dari penjelasan diatas, kalimat kemudian kau hancurkan mengungkapkan makna bahwa dengan menghancurkan sesuatu itu lebih beharga, yang dapat menunjukkan suatu perasaan yang dapat dikenang dalam kehidupannya.


(4)

54 5.1 Kesimpulan

Hasil dari pemaknaan Lirik Lagu ”Perdamaian” yang diarasement oleh Band GIGI dengan menggunakan Semiologo Rolad Barthes, juga menggunakan peta tanda dan kode - kode pembacaan pada korpus pada penelitian ini.

Lirik lagu Perdamaian secara denotatif adalah berbicara tentang ungkapan ingin aman karena selama ini hanya ada perperangan yang berlangsung cukup lama. Masalah yang ada, selalu menjadi bahan perbincangan, apalagi yang menyangkut dengan masalah - masalah sosial, segi - segi moral, etika dalam masyarakat dan aturan - aturan dalam agama. Hal ini banyak orang yang meragukan dengan adanya perdamaian ini. Lagu perdamaian pasti menimbulkan banyak kontroversi didalam masyarakat. Dan dalam hal ini sikap yang ditimbulkan pada masyarakat merupakan suatu sikap positive dan negatif ( ada yang percaya dan ada juga yang tidak ).


(5)

55

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat peneliti ajukan adalah :

Supaya lebih terbuka lagi tentang adanya suatu kajian semiologi terhadap objek penelitiannya, tanda - tanda yang ada di dalam masyarakat sangat terwakili melalui suatu karya - karyanya yang kreatif. 1. Supaya lebih terbukanya kajian semiologi terhadap objek penelitian

dibalik tanda - tanda yang ada dalam masyarakat yang terwakili melalui karya - karyanya yang kreatif. Beragam tanda selalu menerpa manusia baik secara verbal maupun nonverbal, oleh karena itu untuk mengetahui makna yang terpendam diperlakukan kajian yang lebih ilmiah untuk dikaji.

2. Himbauan kepada masyarakat terutama generasi muda agar tidak menggunakan lagu ini sebagai contoh perilaku kita, tetapi sebaliknya.

3. Penelitian yang dilakukan pada Semiologi Lirik lagu Perdamaian tidak menutup kemungkinan untuk melakukan penelitian lanjut guna memperbaiki kekurangan yang mungkin ditemui agar dapat memberikan masukan dan sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu komunikasi pada umumnya.


(6)

BUKU

Balai Pustaka, 2002 Kamus Besar Bahasa Indonesia : Jakarta

Fiske, John, 2006. Cultural and Communications Studies, Suatu Pengantar Paling Komprehensif. Yogyakarta : Jakarta

Kurniawan, 2001. Semiologi Roland Barthes : Yayasan Indonesia

Meleong Lexy,2002 Metodologi Penelitian Kualitatif . Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Prof. Abdulkadir Muhammad. S.H. 2005. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Bandung : PT. Citra Aditia Bakti

Pilliang Yasraf Amir, 2003. Hipersemiotika Tafsir Cultural Studies Atas Matinya Makna. Yogyakarta : Jalasutra

Sumbo Tinarbuko, 2008. Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta : Jalasutra Sobur Alex, 2001. Analisis Teks Media. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Sobur Alex, 2004. Semiotika Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Non Buku

http : //www.gigiband@yahoo.com http ://www.cintadamai@yahoo.com www.kunci.or.id/nws/representasi


Dokumen yang terkait

Representasi Kebencian dalam lirik lagu “Syair Nurdin Ali” (Studi Semiologi Tentang Representasi Kebencian di dalam lirik lagu “Syair Nurdin Ali yang diciptakan dan dipopulerkan oleh Sayyidin Band).

1 6 103

REPRESENTASI”SENSUALITAS”DALAM LIRIK LAGU ”BIBIR “ OLEH SAMANTHA BAND (Studi Semiologi Tentang Represenatasi ”Sensualitas”Pada Lirik Lagu”Bibir” Oleh Samantha Band).

1 15 66

REPRESENTASI NASIONALISME DALAM LIRIK LAGU (Studi Semiologi Nasionalisme dalam Lirik Lagu Indonesiaku Oleh Kelompok Musik Ungu).

7 9 93

REPRESENTASI “SEKSUALITAS” PADA LIRIK LAGU “CINTA SATU MALAM” (Studi Semiologi Tentang Representasi “Seksualitas” Pada Lirik Lagu “Cinta Satu Malam” Oleh Melinda).

1 9 99

REPRESENTASI SEKS BEBAS DALAM LIRIK LAGU ”LAKUKAN DENGAN CINTA” (Studi Semiologi Tentang Representasi Seks Bebas Dalam Lirik Lagu ”Lakukan Dengan Cinta” yang dipopulerkan oleh Mahadewi dan The Law).

0 5 161

REPRESENTASI CINTA DAMAI DALAM LIRIK LAGU ” PERDAMAIAN ’’ (Studi Semiologi Representasi Dalam Lirik Lagu ’’ Perdamaian ’’ Oleh Band GIGI)

0 0 15

REPRESENTASI NASIONALISME DALAM LIRIK LAGU (Studi Semiologi Nasionalisme dalam Lirik Lagu Indonesiaku Oleh Kelompok Musik Ungu)

0 1 20

Representasi Kebencian dalam lirik lagu “Syair Nurdin Ali” (Studi Semiologi Tentang Representasi Kebencian di dalam lirik lagu “Syair Nurdin Ali yang diciptakan dan dipopulerkan oleh Sayyidin Band)

0 0 21

REPRESENTASI “SEKSUALITAS” PADA LIRIK LAGU “CINTA SATU MALAM” (Studi Semiologi Tentang Representasi “Seksualitas” Pada Lirik Lagu “Cinta Satu Malam” Oleh Melinda)

0 0 22

REPRESENTASI”SENSUALITAS”DALAM LIRIK LAGU ”BIBIR “ OLEH SAMANTHA BAND (Studi Semiologi Tentang Represenatasi ”Sensualitas”Pada Lirik Lagu”Bibir” Oleh Samantha Band)

0 0 18