Peran penyuluhan kelompok tani terhadap kemandirian petani di Kelurahan Karangmojo, Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar Jurnal Skripsi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERANAN PENYULUHAN KELOMPOK TANI TERHADAP
KEMANDIRIAN PETANI DI KELURAHAN KARANGMOJO,
KECAMATAN TASIKMADU, KARANGANYAR
Oleh :
Agung Nugroho
Dosen Pembimbing :
Drs. Jefta Leibo, S.U.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peranan penyuluhan
kelompok tani serta untuk mengetahui bagaimana perilaku petani mandiri.
Dengan mengetahui arti penting penyuluhan pertanian ini kepada masyarakat
diharapkan untuk menjadi bagian dalam usaha pengembangan pertanian di
Karanganyar.
Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif yang dilakukan di Desa
Karangmojo, Kabupaten Karanganyar. Teori Tindakan Sosial dari Max Weber
digunakan untuk mengkaji permasalahan penyuluhan kelompok tani dan perilaku
petani mandiri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Teknik pengambilan
sampling menggunakan purposive sampling, yaitu pengambilan sampel sumber
data dengan pertimbangan tertentu. Digunakan analisis interaktif yang
dikemukakan oleh Miles dan Huberman. Pengumpulan data dilakukan dengan
wawancara, observasi dilapangan, dan studi pustaka.
Hasil penelitian menyimpulkan peranan penyuluhan kelompok tani terbagi atas
peran fasilitatif, peran edukasional, dan peran teknis. Peranan tersebut diwujudkan
melalui pendampingan petani, sosialisasi dan pemberian informasi, riset penyuluh
pertanian, dan pemberian bantuan kepada petani. Semua informan penelitian
menanam padi, karena kebanyakan program penyuluhan ditujukan untuk petani
padi. Petani mandiri di Desa Karangmojo dibagi atas dua karakteristik, petani
mandiri rasional, dan petani mandiri tradisional. Dalam indikator strategi
pemecahan masalah semua petani mandiri tergolong rasional. Penerapan
teknologi baru petani mandiri rasional dengan menggunakan mesin semprot, dan
penanam padi. Sedangkan petani tradisional masih menggunakan alat manual
dengan alat semprot pegas. Pemasaran hasil panen petani rasional dengan
melakukan pengolahan hasil padinya terlebih dahulu. Sedangkan petani
tradisional langsung dengan sistem penjualan tebas. Investasi yang dilakukan
petani mandiri rasional dengan membeli ternak atau menyewa sawah lebih luas.
Lain hal dengan petani mandiri tradisional yang usaha pertanianya masih dalam
skala kecil. Keaktifan dan realisasi program kegiatan kelompok tani nampak pada
orientasi melakukan program kegiatan kelompok tani, intensitas mengikuti
pertemuan kelompok tani, dan pemahaman petani akan program yang sedang
direalisasikan.
commit to user
Kata Kunci : Penyuluhan, Kelompok tani, Kemandirian Petani.
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
A. Pendahuluan
Indonesia adalah negara agraris, sektor pertanian mendominasi
kegiatan perekonomian pedesaan. Di Indonesia terdapat lebih dari 70.000 desa
yang potensi pertanian cukup baik untuk menggerakan perekonomian
masyarakat. Pertanian sendiri menjadi pangsa pasar tenaga kerja yang cukup
besar. Selain itu, Indonesia memiliki potensi ketersediaan lahan yang cukup
besar dan belum dimanfaatkan secara optimal. Data dari kajian akademis yang
dilaksanakan oleh direktorat jenderal pengelolaan lahan dan air, Kementerian
Pertanian pada tahun 2006 memperlihatkan bahwa total luas daratan Indonesia
adalah sebesar 192 juta ha, terbagi atas 123 juta ha (64,6 persen) merupakan
kawasan budidaya dan 67 juta ha sisanya (35,4 persen) merupakan kawasan
lindung. Dari total luas kawasan budidaya, yang berpotensi untuk areal
pertanian seluas 101 juta ha, meliputi lahan basah seluas 25,6 juta ha, lahan
kering tanaman semusim 25,3 juta ha dan lahan kering tanaman tahunan 50,9
juta ha.
Menurut Chairul, masalah utama yang menyebabkan rendahnya
produktivitas sektor pertanian dan pangan adalah lemahnya sumber daya
manusia (sdm) petani. Hal itu disebabkan mayoritas petani Indonesia masih
berpendidikan rendah. “sdm sangat berpengaruh dalam menggenjot sumber
daya pertanian. Lemahnya sdm para petani berdampak pada rendahnya
produktivitas pertanian. Ini merupakan masalah utama kita dan juga masalah
nasional yang harus dituntaskan,” katanya. Chairul menyebutkan pengaruh
dari rendahnya sdm petani di antaranya ketidaktahuan dalam memilih bibit
unggul, mengelola dan menggunakan teknologi untuk pertanian, serta
memasarkannya untuk mendapatkan perhatian dari pasar. Untuk memecahkan
masalah itu, dibutuhkan peran penyuluh sebagai motor penggerak yang
mengarahkan dan mendampingi petani.
Uraian
tentang
permasalahan
pertanian
di
Indonesia
diatas
menggambarkan bahwa dibidang pertanian membutuhkan pemberdayaan
pertanian dari pemerintah maupun swasta. Pemberdayaan dalam bidang
to user
pertanian umumnya terwujudcommit
melalui
penyuluhan kepada petani. Inti dari
2
perpustakaan.uns.ac.id
kegiatan
digilib.uns.ac.id
penyuluhan
itu
sendiri
adalah
untuk
mewujudkan
proses
pembelajaran yang mandiri untuk terus-menerus melakukan perubahan ke
arah yang lebih baik. Penyuluhan juga berfungsi sebagai proses memperkuat
daya agar masyarakat semakin mandiri. Proses memperkuat daya ini adalah
penguatan kemampuan yang dimiliki oleh setiap individu, kelembagaan,
maupun sistem atau jejaring antar individu dan kelompok/organisasi sosial
(Totok M, 2010).
Salah satu upaya pemberdayaan pertanian adalah melalui Penyuluhan
Pertanian. Margono Slamet dalam Totok Mardikanto (2009) menjelaskan
bahwa pokok dari kegiatan penyuluhan adalah pemberdayaan masyarakat.
Penyuluhan merupakan proses aktif yang memerlukan interaksi antara
penyuluh dan yang disuluh agar terbangun proses perubahan perilaku yang
merupakan gambaran dari pengetahuan, sikap, dan ketrampilan seseorang
yang dapat diamati oleh orang/pihak lain. Pada tahun 2014 ada 23.771
penyuluh pertanian yang tercatat di Kementerian Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi (kemenpan rb), dengan jumlah tersebut masih
tes cpns untuk mengisi jabatan penyuluh pertanian masih dibuka untuk 5000
kursi. Menurut Saragih (1998) pengembangan agribisnis pada sektor pertanian
di Indonesia merupakan tuntutan perkembangan yang logis dan harus
dilanjutkan
sebagai wujud
kesinambungan,
penganekaragaman
dan pendalaman pembangunan pertanian selama ini. Dengan ini pula
dibutuhkan peran serta tidak hanya pemerintah, namun lembaga swadaya
masyarakat (lsm) dan swasta untuk melakukan penyuluhan pertanian guna
mengembangkan pertanian di indonesia.
Dengan demikian pemberdayaan petani melalui penyuluhan kelompok
tani pertanian merupakan upaya yang penting dilakukan. Dari penelitian yang
berjudul “Peran Penyuluhan Kelompok Tani Terhadap Kemandirian Petani di
Desa
Karangmojo,
Kecamatan
Tasikmadu,
Kabupaten
Karanganyar”
diharapkan dapat mengkaji bagaimana penyuluhan kelompok tani, dan
bagaimana perilaku petani mandiri sebagai reaksi atas penyuluhan kelompok
commit to user
tani.
3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Metodologi Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif yang dilakukan di Desa
Karangmojo, Kabupaten Karanganyar. Teori Tindakan Sosial dari Max Weber
digunakan untuk mengkaji permasalahan penyuluhan kelompok tani dan
perilaku petani mandiri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Teknik
pengambilan sampling menggunakan purposive sampling, yaitu pengambilan
sampel
sumber data dengan pertimbangan tertentu. Digunakan analisis
interaktif yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman. Pengumpulan data
dilakukan dengan wawancara, observasi dilapangan, dan studi pustaka.
C. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Lokasi
Penelitian dilakukan di Desa Karangmojo, Kecamatan Tasikmadu,
Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Desa Karangmojo terletak di
Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar. Desa Karangmojo adalah
daerah yang dapat merepresentasikan bagaimana perilaku petani dan
penyuluhan kelompok tani. Petani di Desa Karangmojo mempunyai
karakter yang beragam, pola pikir petani pun beragam. Ada petani yang
sudah maju, ada yang masih tradisional. Keragaman petani di Desa
Karangmojo juga dapat menjadi acuan kemajuan di daerah lain yang
kurang maju dan sampai saat ini karakter petaninya masih beragam. Selain
itu ilmu yang diterapkan dalam usaha pertanianya pun juga masih
sederhana. Kemajuan petani di Karangmojo didukung dengan akses yang
dekat dengan pusat Kabupaten Karanganyar. Keberagaman petani di Desa
Karangmojo juga ditandai dengan pengkategorian kelompok tani
berdasarkan kemampuanya yang beragam pula. Selain itu Desa
Karangmojo mempunyai dua penyuluh pertanian, penyuluh pemerintah dan
penyuluh swasta yang dekat dengan masyarakat karena berasal dari Desa
Karangmojo. Berbeda dengan daerah lain. Daerah selain Desa Karangmojo
hanya mempunyai satu penyuluh, yaitu penyuluh dari pemerintah. Tidak
user berdomisili di Desanya. Adanya
ada penyuluh swasta atau commit
swadayatoyang
4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
penyuluh pemerintah dan penyuluh swasta di Desa Karangmojo sangat
mendukung penyuluhan kelompok tani karena kedekatan petani yang
dibangun antara penyuluh pertanian.
2. Perilaku Petani Mandiri
Perubahan yang dibawa dari penyuluhan kelompok tani nampak
pada perilaku petani mandiri. Petani mandiri berdasarkan perilakunya
terbagi menjadi dua, petani mandiri rasional dan petani mandiri
tradisional. Perilaku petani mandiri rasional dan tradisional diukur melalui
enam indikator. Enam indikator tersebut adalah strategi pemecahan
masalah, penerapan tekhnologi baru, maksimalisasi keuntungan/daya jual
produk, pemenuhan kebutuhan berbeda/investasi, keaktifan kelompok tani,
dan realisasi program kegiatan kelompok tani.
Semua petani mandiri di Desa Karangmojo mempunyai strategi
pemecahan masalah yang rasional dan semua merujuk kepada upayaupaya teknis yang paling efektif. Hal ini dikarenakan mau tidak mau para
petani mandiri di Desa Karangmojo harus memperjuangkan usaha
pertanianya yang menopang kesejahteraan dan kelangsungan hidup.
Penerapan teknologi baru oleh petani mandiri di Desa Karangmojo
sudah beberapa ditemui. Penyuluhan kelompok tani membawa informasi,
dan alih teknologi yang semakin berkembang. Ditemui pada petani
mandiri di Karangmojo seperti penggunaan mesin penanam padi, dan
mesin semprot tanaman. Beberapa teknologi baru pertanian didapat petani
mandiri di Desa Karangmojo melalui bantuan dari pemerintah. Selain itu
ada petani mandiri yang membeli sendiri mesin semprot tanaman. Perilaku
petani mandiri tradisional belum menerapkan teknologi baru pertanian.
Penggarapan
sawah
masih
menggunakan
cara
tradisional
dan
menggunakan alat manual yang masih menggunakan tenaga manusia.
Pemasaran hasil pertanian dengan maksimal dilakukan agar
keuntungan yang diperoleh lebih banyak. Maksimalisasi keuntungan atau
daya
jual
produk
perkembangan
merupakan faktor yang berpengaruh dalam
commit to dan
user bergantung pada kepandaian
petani mandiri
5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
managemen usaha tani. Perilaku petani mandiri rasional dengan adanya
masalah pemasaran dengan menjual produk pertanian padi saat harga padi
tinggi. Atau diolah terlebih dahulu menjadi padi kering (gabah/wos) atau
digilingkan menjadi padi. Perilaku petani mandiri tradisional dalam
maksimalisasi keuntungan/daya jual produk pertanian khususnya padi
dilakukan dengan sistem tebas. Tanaman padi dijual dalam bentuk
tanaman, penentuan harga dilakukan dengan tawar menawar antara petani
dan tengkulak/bakul dengan menkira-kira berapa hasil padi yang didapat,
tidak dengan menimbangnya.
Perilaku petani mandiri rasional dalam menggunakan hasil
pertanian dalam indikator pemenuhan Kebutuhan Lain/Investasi lebih
maju dari pada petani mandiri tradisional. Petani mandiri rasional
menggunakan hasil dari usaha pertanian selain untuk kebutuhan sehari-hari
juga digunakan untuk memberli mesin atau alat pertanian. Petani mandiri
rasional di Desa Karangmojo juga meninvestasikan hasil pertanianya
untuk menyewa lahan lebih luas lagi guna menambah pendapatan. Selain
itu juga digunakan untuk membeli ternak, seperti sapi. Secara umum
petani mandiri tradisional menggunakan hasil panenya hanya untuk
kebutuhan sehari-hari. Padi hasil panen hanya untuk konsumsi pribadi,
sisanya dijual untuk menggarap sawah lagi. Luasan sawah yang digarap
juga hanya sedikit. Tidak ada inisiatif untuk mengembangkan usaha
pertanianya lebih luas.
Yang menjadi indikator dimana kelompok tani dikatakan aktif, dan
yang kurang aktif adalah antusiasme anggota kelompok tani dalam
mengikuti kegiatan kelompok tani. Perilaku petani mandiri rasional untuk
aktif dalam kegiatan kelompok tani terlihat dari bagaimana seorang petani
mandiri rasional memposisikan kelompok tani menjadi kebutuhan
nonteknis yang harus dipenuhi dalam usaha pertanian. Bagi petani mandiri
tradisional memposisikan kelompok tani hanya sebatas formalitas
birokrasi pemerintah maupun swasta, lebih parahnya lagi bagi beberapa
commit to user
6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
petani mandiri tradisional memposisikan kelompok tani hanya sebagai alat
untuk mengajukan bantuan hibah usaha pertanian.
Berbeda dengan indikator Keaktifan Kelompok Tani yang terlihat
dari masing-masing petani mandiri dalam menyikapi kelompok tani,
realisasi kegiatan kelompok tani memerlukan kerjasama antar anggota
untuk bagaimana program penyuluhan dapat diwujudkan secara bersamasama. Perilaku petani mandiri rasional dalam merealisasikan kegiatan
kelompok tani dinilai dari orientasi dalam menjalankan suatu program
kegiatan. Orientasi petani mandiri rasional dalam merealisasikan program
kegiatan kelompok tani berdasarkan kesadaran bahwa kegiatan kelompok
tani akan memajukan usaha pertanianya. Anggapan bahwa kegiatan
kelompok tani akan memajukan usaha pertanian nampak pada tanggapan
positif dari petani mandiri akan kegiatan kelompok tani. Perilaku petani
mandiri tradisional dalam merealisasikan kegiatan kelompok tani kurang
bagus. Realisasi program kegiatan kelompok tani memerlukan kerjasama
antar anggota kelompok. Kelompok Tani Makmur 1 kurang melembaga
terhadap anggotanya, yang menjadikan program kegiatan Kelompok Tani
Makmur 1 terkesan sebatas formalitas. Tidak hanya untuk anggota
Kelompok Tani Makmur 1 saja, namun juga untuk petani mandiri yang
tergolong tradisional. Orientasi realisasi program kegiatan kelompok tani
hanya untuk mendapatkan bantuan.
3. Peranan Penyuluhan Kelompok Tani
Peran fasilitatif penyuluh pemerintah yang bertugas di Desa
Karangmojo, dalam penyuluhan kelompok tani dalam memajukan petani
mandiri dilakukan melalui pendampingan pengajuan bantuan hibah alat
pertanian, pupuk, maupun uang. Penyuluh pemerintah juga mengadakan
pertemuan kelompok tani yang berkoordinasi dengan aparat desa dan
penyuluh swasta atau lembaga lain yang berkepentingan. Peran fasilitatif
penyuluh swasta ditunjukkan dengan pemberian bantuan obat tanaman.
Peran edukasional dilakukan dengan penyampaian informasi dan
to user
sosialisasi kepada petanicommit
mandiri.
Penyampaian informasi maupun
7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sosialisasi yang dilakukan penyuluh pemeirntah maupun penyuluh swasta
di Desa Karangmojo tidak hanya dilakukan saat pertemuan kelompok tani
saja, namun juga dilakukan saat penyuluh bertemu petani mandiri di
sawah, ataupun petani mandiri yang datang kerumah penyuluh untuk
bertanya mengenai masalah tanaman. Peran edukasional yang dilakukan
penyuluh pemerintah
mengacu pada program penyuluhan dari Dinas
Pertanian. Program penyuluhan yang diberikan oleh penyuluh swasta
mengacu pada produk obat pertanian yang dipasarkan. Penyuluh swasta
memberikan informasi dan sosialisasi mengenai produk yang dipasarkan.
Peran Teknis ini merupakan peran dimana penyuluh pertanian
melakukan kegiatan teknis di lapangan yang berhubungan dengan
tanaman. Selain melakukan pemantauan lapangan, penyuluh juga
melakukan riset dalam peran teknisnya. Peran teknis yang dilakukan
penyuluh pertanian pemerintah dengan memantau tanaman padi yang
sedang digarap petani mandiri dengan sistem Jajar Legowo dan riset
melalui pengalaman pemantauan tanaman petani mandiri. Riset yang
dilakukan penyuluh swasta mengacu pada produk obat pertanian yang
dijual kepada petani mandiri. Namun, riset yang dilakukan penyuluh
swasta hanya sebatas pengalaman pengamatan tanaman petani. Riset
secara langsung, ditangani bagian riset di kantor pusat di Jakarta.
4. Peran Penyuluh Bagi Petani Mandiri
Sejalan dengan penyuluhan dalam kelompok tani, tindakan petani
mandiri selain diarahkan kepada petani mandiri lain sebagai reaksi terhadap
situasi sosial, juga diarahkan kepada penyuluh sebagai hubungan antar
bagian dalam struktur masyarakat petani di Desa Karangmojo. Bagi petani
mandiri rasional penyuluhan kelompok tani dianggap penting, sebaliknya
bagi petani mandiri tradisional penyuluhan kelompok tani hanya sebuah
lembaga yang didalamnya mempunyai pola hubungan tidak substansial.
Pentingnya penyuluhan kelompok tani bagi petani mandiri rasional adalah
untuk menambah pengetahuan mengenai teknologi baru dalam dunia
commitmesin
to user
pertanian, misalnya penerapan
penanaman padi, atau bagaimana
8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
membuat pupuk oraganik. Pak Ngimron menuturkan memang terdapat
perbedaan tindakan petani mandiri tradisional dan petani mandiri rasional
meskipun Pak Ngimron sudah melakukan pendekatan secara persuasif.
Perbedaan tindakan antara petani mandiri tradisional dan petani mandiri
rasional nampak pada keaktifanya mengikuti pertemuan kelompok tani,
karena salah satu sarana penyuluhan ketika diadakan pertemuan kelompok
tani.
Selain kedekatan dengan penyuluh, kerjasama antara penyuluh dan
petani mandiri merupakan salah satu faktor berhasilnya penyuluhan
kelompok tani. Tidak sebatas masalah pendekatan penyuluh dengan petani
mandiri, namun tindakan petani mandiri dalam merespon penyuluhan
adalah faktor yang sebenarnya paling penting. Penyuluh dengan
kesediaanya melakukan penyuluhan secara optimal, begitu pun petani
mandiri yang aktif dan mempunyai inisiatif mengembangkan pertanianya
dengan sarana kelompok tani.
Petani mandiri rasional aktif dalam kegiatan kelompok tani, dan
mempunyai inisiatif untuk mengembangkan usaha pertanianya ataupun
dalam
peningkatan
pendapatan
dengan
sarana
lain
yang
masih
berhubungan. Sedangkan petani mandiri tradisional kurang aktif dalam
kegiatan kelompok tani dan enggan mengembangkan usaha pertanianya,
terlepas dari keterbatasanya. Sikap tindakan petani mandiri tradisional
menjadi salah satu hambatan penyuluh. Disampaikan oleh Pak Larsito
Kepala Urusan Pembangunan Kelurahan Karangmojo. Memang terdapat
sikap tindakan petani mandiri yang susah untuk sadar akan pentingnya
kelompok tani, terlihat dari antusiasme yang umumnya enggan mengikuti
kegiatan kelompok tani, jika pun pada pertemuan datang, itu karena ada
pembagian bantuan atau hal penting lain yang dibutuhkan petani mandiri
secara teknis.
5. Pembahasan
Penelitian ini menggunakan Teori Tindakan Sosial Max Weber.
commit to
user
Teori ini dipilih karena dinamika
penduduk
yang cenderung lebih lambat
9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
daripada yang lain. Tindakan sosial menurut Max Weber adalah
suatu tindakan individu sepanjang tindakan itu mempunyai makna atau
arti subjektif bagi dirinya dan diarahkan kepada tindakan orang lain
(Weber dalam Ritzer 1975). Suatu tindakan akan dikatakan sebagai
tindakan
sosial
ketika
tindakan
tersebut
benar-benar
diarahkan
kepada orang lain (individu lainnya). Tindakan sosial ini semestinya
dipahami dalam hubunganya dengan arti subjektif yang terkandung
didalamnya, maka diperlukan metode untuk mengetahui arti subjektif itu
secara objektif dan analitik. Rasionalitas bagi Weber adalah sebuah acuan
dimana aspek-aspek subjektif perilaku dapat dinilai secara objektif. Hal
tersebut nampak dalam bagaimana seseorang menentukan pilihan
Tindakan sosial pada petani mandiri di Desa Karangmojo
diarahkan kepada petani mandiri lain anggota kelompok tani dan kepada
penyuluh
pertanian.
Tindakan
sosial
yang
bermakna
subjektif
dirasionalkan yang mengacu pada tindakan logis yang dilakukan petani
berdasarkan motif tertentu. Tindakan logis yang seharusnya dilakukan
petani mandiri didasarkan pada aksi dan reaksi yang bersifat prosedural.
Seperti
aksi/tindakan
petani
dalam
mengolah
sawahnya
dengan
perhitungan ekonomi dan logika dasar bahwasanya investasi maupun
teknologi maju yang digunakan dapat membuat petani mandiri lebih
berkembang. Reaksi logis yang timbul melalui penyuluhan kelompok tani
membuat petani lebih aktif, mempunyai inisiatif, dan berkembang. Namun
tidak demikian dengan kenyataanya, petani mandiri mempunyai makna
subjektif atas tindakanya yang berbeda-beda dalam lingkup kelompok tani.
Makna subjektif dari tiap tindakan petani mandiri yang berbeda-beda ini
disikapi secara objektif karena petani mandiri mempunyai dasar dalam
melakukanya
Seorang petani mandiri tidak ada yang sepenuhnya bertindak sesuai
tipe tindakan tertentu dalam keseluruhan perilakunya mencapai tujuan,
yaitu meiningkatnya kesejahteraan melalui usaha pertanian. Petani
to userdalam petani rasional dan petani
berdasarkan perilakunya commit
digolongkan
10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tradisional. Tidak ada petani yang sepenuhnya rasional dan sepenuhnya
tradisional. Beberapa keadaan menekan petani untuk bertindak lebih
rasional, dan ada saat petani mandiri yang membuat keadaan sendiri.
Terlepas dari hal ini, petani mandirilah yang sepenuhnya menentukan
tindakanya berdasarkan makna subjektif
Seorang petani mandiri tidak bisa disimpulkan bahwa seutuhnya
seorang petani tersebut merupakan petani mandiri tradisional, ataupun
petani mandiri rasional. Teori Tindakan Sosial hanya menjelaskan setiap
tindakan yang dipilih petani dengan indikator tertentu yang kemudian
dengan tindakan tersebut petani digolongkan menjadi petani mandiri
tradisional dan petani mandiri rasional
Substansi dasar dari tindakan sosial adalah tindakan tersebut
merupakan sebentuk reaksi yang bersifat subjektif yang diarahkan kepada
orang lain. Tindakan sosial yang dilihat dari perilaku petani mandiri
dilakukanya atas reaksi yang diarahkan kepada petani mandiri lain dan
penyuluh pertanian. Beragam tindakan petani mandiri dipengaruhi oleh
hubunganya dengan petani mandiri lain dan penyuluh pertanian.
Hubungan petani mandiri dilembagakan melalui kelompok tani. Dalam
kelompok tani setiap petani mandiri berhubungan dengan petani mandiri
lain, dengan pola hubungan yang berbeda pada setiap petani mandiri.
Setiap tindakan petani mandiri yang diarahkan kepada petani mandiri lain
merupakan bentuk reaksi atas perilaku petani mandiri lain.
Tindakan petani mandiri yang diarahkan kepada petani mandiri lain
yang dilembagakan dalam kelompok tani bersifat kelompok. Tindakan
seseorang yang diarahkan kepada kelompok, tindakan petani mandiri yang
diarahkan pada petani mandiri lain dalam satu kelompok tani. Tindakan
petani yang demikian banyak ditunjukkan melalui indikator keaktifan
kelompok tani dan realisasi kegiatan kelompok tani. Bagi petani mandiri
tradisional kurang aktif dalam kelompok tani. Ditunjukkan melalui
tindakan tidak mengikuti kelompok tani, perasaan enggan mengikuti
commitbahwa
to user kelompok tani tidak membawa
kelompok tani, dan anggapan
11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
manfaat bagi petani mandiri. Sedangkan dalam realisasi kegiatanya petani
mandiri tradisional menunjukkan tindakan ketidak pedulian akan program
kegiatan kelompok tani, anggapan bahwa program yang dilakukan
kelompok tani hanya sebatas formalitas, dan pemahaman yang sangat
kurang tentang program yang dijalankan kelompok tani. Lain halnya
dengan petani mandiri rasional, petani mandiri rasional cenderung
bertindak positif dalam menanggapi kelompok tani. Petani mandiri
rasional aktif dalam kegiatan kelompok tani. Tindakan aktif dalam
kelompok tani ditunjukkan melalui perilaku antusiasme yang besar dalam
mengikuti pertemuan kelompok tani, turut serta dalam diskusi kelompok
tani, dan beranggapan bahwa mengikuti pertemuan kelompok tani
merupakan kebutuhan baginya. Sedangkan dalam merealisasikan program
kegiatan kelompok tani tindakan petani mandiri rasional ditunjukkan
melalui perilaku dapat memahami manfaat program yang dilakukan
kelompok tani, secara bersama-sama menjalankan kegiatan kelompok tani,
dan anggapan bahwa program kegiatan yang dijalan kan kelompok tani
akan membawa manfaat bagi dirinya
Tindakan petani mandiri yang diarahkan kepada penyuluh
pertanian secara tidak langsung nampak pada perilakunya yang banyak
ditunjukkan dalam indikator strategi pemecahan masalah, penerapan
teknologi baru, investasi, dan maksimalisasi daya jual. Terlepas dari positif
atau negatif reaksi petani terhadap penyuluh pertanian, perilaku petani
yang ditunjukkan melalui indikator tersebut merupakan tindakan yang
ditunjukkan terhadap penyuluh pertanian. Tindakan tersebut tidak
ditunjukkan secara langsung, namun dapat dilihat melalui perilaku petani
mandiri. Perilaku petani mandiri yang diukur melalui keempat indikator
yang telah disebutkan diatas dapat menunjukkan tindakan petani yang
diarahkan kepada penyuluh pertanian karena tujuan akhir dari penyuluhan
kelompok tani adalah petani dapat lebih maju. Lebih maju dalam artian
petani dapat menyerap ilmu, informasi, dan mengerti sosialisasi yang
commitPenyerapan
to user
diberikan penyuluh pertanian.
ilmu, pemahaman ilmu dan
12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
informasi ditunjukkan melalui perilaku petani mandiri. Meskipun ada
faktor lain yang mempengaruhi keempat indikator tersebut, seperti
kepemilikan modal, dan faktor sumber daya manusia
Disisi lain tindakan petani mandiri yang diarahkan kepada
penyuluh pertanian secara langsung
ditunjukkan melalui keaktifan
kelompok tani, dan realisasi kegiatan kelompok tani. Alasanya adalah
penyuluh pertanian adalah penggerak kelompok tani, tanpa ada penyuluh
pertanian kelompok tani tidak mempunyai program dan tidak ada kegiatan
kelompok tani. Kelompok tani ada bukan hanya karena terlembaganya
hubungan petani didalamnya, namun karena ada prorgam kegiatan yang
dilakukan secara bersama-sama yang diberikan oleh penyuluh pertanian.
Keduanya saling mempengaruhi dan membentuk struktur dalam
masyarakat di Desa Karangmojo.
6. Penutup
1. Kesimpulan
Penyuluhan Kelompok Tani merupakan proses perubahan dan
pembelajaran. Melalui perannya, petani mandiri di Desa Karangmojo
belajar dan hasil dari pembelajaran tersebut membawa perubahan
yang lebih baik dalam perkembangan usaha taninya. Peran
penyuluhan kelompok tani terbagi atas peran fasilitatif, peran
edukasional, dan peran teknis.
Secara garis besar perbedaan antara petani mandiri tradisional
dan petani mandiri rasional terletak pada teknis penggarapan sawah
dan atau cara berfikir. Petani mandiri tradisional teknis dalam
menggarap sawahnya masih sederhana, menggunakan alat yang
manual seperti semprot pompa. Manajemen penggarapan sawah juga
belum
maju,
belum
ada
investasi
yang
ditujukan
untuk
mengembangkan usaha pertanianya. Berbeda dengan petani mandiri
rasional yang teknis penggarapan sawahnya sudah menggunakan alat
yang maju. Seperti semprot tanaman dengan mesin yang lebih efektif
commit
to user pompa. Kemudian manajemen
dan efisien dibanding
semprot
13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
penggarapan sawah sudah maju, ada investasi untuk pengembangan
usaha pertanian, ataupun usaha lain yang dapat meningkatkan
pendapatan. Cara berfikir petani mandiri tradisonal cenderung
tertutup, ilmu yang didapat saat sosialisasi dalam kelompok tani tidak
diaplikasikan dan dianggap tidak membawa kemajuan, terlepas dari
kebanyakan petani mandiri tradisional yang hanya menanam
komoditas padi dengan jumlah yang sedikit. Berbeda dengan petani
mandiri rasional yang meyikapi kelompok tani lebih terbuka, lebih
terbuka
menerima
ilmu-ilmu
baru
yang
disampaikan
dalam
penyuluhan kelompok tani. Ilmu tersebut kemudian diterapkan dengan
harapan hasil pertanian menjadi lebih bagus. Evaluasi kerja juga
terkadang dilakukan oleh petani mandiri rasional atas tanaman padi
yang ditanam dengan cara penanaman dan perawatan terbarukan.
Bagi petani mandiri rasional penyuluhan kelompok tani
dianggap penting, sebaliknya bagi petani mandiri tradisional
penyuluhan kelompok tani hanya sebuah lembaga yang didalamnya
mempunyai pola hubungan tidak substansial.
2. Implikasi
a. Implikasi Teoritis
Teori tindakan sosial yang dikemukakan Max Weber
dapat menjelaskan fenomena perilaku petani mandiri sebagai
tindakan sosial yang diarahkan kepada petani mandiri lain yang
hubunganya dilembagakan melalui kelompok tani. Kemudian dari
perilaku petani mandiri juga menunjukkan tindakan sosial yang
diarahkan kepada penyuluh pertanian melalui tanggapanya
terhadap program kegiatan yang diberikan penyuluh pertanian.
Tindakan sosial juga mampu mengidentifikasi beragam tindakan
petani mandiri, yang dibedakan atas tindakan rasional dengan
pertimbangan sadar, tindakan berorientasi nilai budaya sebagai
petani dan nilai ekonomi yang nampak dalam orientasi pekerjaan,
commit toyang
user dipengaruhi emosi yang dapat
tindakan afektif/tindakan
14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dilihat dari perilaku hubungan dekat dengan penyuluh dan
kedekatan dengan petani mandiri lain yang mempengaruhi
tindakan sosial petani mandiri, dan tindakan tradisional/kebiasaan
yang ditunjukkan melalui perilaku rutinitas petani mandiri yang
menjadi dasar tindakan sosialnya.
b. Implikasi Metodologis
Dengan menggunakan jenis metode penelitian kulitatif
peran penyuluhan kelompok tani terhadap kemandirian petani
dapat diungkapkan dengan mendalam. Melalui berbagai macam
indikator kajian yang mendalam mengenai perilaku petani
mandiri dalam tanggapanya terhadap penyuluhan kelompok tani
merupakan metode yang tepat karena permasalahan dapat
dijelaskan dengan jelas. Infikator tersebut juga sebagai sarana
peneliti untuk membangun realitas dan mengukur perilaku petani
mandiri.
Pendekatan penelitian dengan menggunakan pendekatan
fenomenologi pembahasan mengenai perilaku petani mandiri
dapat memberi penjelasan mengenai gejala-gejala yang ada pada
petani mendiri sebagai wujud tindakan yang diarahkan kepada
orang lain. Gejala tersebut timbul melalui hubungan petani
mandiri dengan petani mandiri lain dan penyuluh pertanian.
Menggunakan
pendekatan
fenomenologi
juga
dapat
memunculkan klasifikasi yang disebut tipifikasi terhadap petani
mandiri berdasarkan perilakunya. Pendekatan fenomenoligi juga
sejalan dengan prinsip teori yang digunakan, dimana tindakan
sosial menganggap setiap tindakan manusia merupakan tindakan
yang harus dikaji secara objektif dan mengesampingkan
evaluasi/nilai
dari
tindakan
pendekatan fenomenologi.
c. Implikasi Empiris
commit to user
15
tersebut.
Begitupun
dengan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan hasil penelitian yang didapat ditemukan fakta
bahwa tidak semua petani mandiri dalam menjalankan usaha
pertanianya bertindak berdasarkan tindakan yang rasional.
Terdapat beberapa alasan yang menjadi dasar penentuan tindakan
petani mandiri. Terlepas adanya beberapa alasan dan beragam
tindakan yang dilakukan petani mandiri, sifat petani mandiri yang
militan membuat tekanan yang dialami petani mandiri akan
mendorong petani berfikir lebih rasional. Selain itu kesadaran
petani mandiri akan pemilihan alat untuk mencapai tujuan usaha
pertanian juga mempengaruhi tindakan petani mandiri , sehingga
perlu membangun kesadaran petani untuk menjalankan usaha
pertanianya dengan lebih baik lagi.
Kesadaran petani mandiri dibangun melalui kegiatan
penyuluhan kelompok tani. Proses penyuluhan dilakukan melalui
program-program penyuluhan yang tentunya bermanfaat dan
menguntungkan apabila dilakukan. Namun petani mandiri yang
kebanyakan berusia tua, dengan SDM yang dapat dikatakan
kurang, kemudian lebih parah lagi tidak banyak mempunyai
modal dalam menjalankan usaha membuat proses penyuluhan
terhambat.
Peran
penyuluh
yang dibatasi
oleh
prosedur
penyuluhan, baik dari pemerintah ataupun swasta membuat
penyuluh pertanian tidak bisa menjalankan peranya lebih luas.
Petani mandiri akan lebih maju apabila dapat berfikir
secara rasional, yang selain didorong melalui tekanan yang
dialaminya juga dapat melalui proses penyadaran. Proses
penyadaran dilakukan melalui penyuluhan pertanian. Hambatan
yang dialami petani mandiri yang secara garis besar membuat
petani mandiri tidak mau menanggung resiko atas percobaan yang
dilakukan berdasarkan program kegiatan penyuluhan menjadi
penghalang. Keduanya, tindakan petani mandiri yang tidak
commitpenyuluhan
to user
rasional, dan proses
kelompok tani berbenturan
16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dengan kenyataan bahwa petani mandiri-lah yang menanggung
resiko atas kegagalan dalam melakukan usaha pertanianya.
Penyuluh pertanian hanya berperan dalam pemberian ilmu dan
mengupayakan bantuan alat yang akan membantu usaha
pertanianya.
Petani
mandirilah
yang
menjalankan
usaha
pertanianya dan menanggung resiko atas kegagalan atau
keberhasilanya.
Apabila penyuluh pertanian dan petani mandiri ditautkan
dalam hubungan kerjasama yang bersifat ekonomis, resiko atas
kegagalan petani dan ketidakefektifan proses penyuluhan dapat
diatasi. Hubungan kerjasama yang bersifat ekonomis selain
membuat beban tangunggan petani mandiri atas resiko yang
diterimanya lebih ringan, juga membuat penyuluh pertanian
mendapat keuntungan lebih dari upaya penyuluhanya. Hubungan
kerjasama yang bersifat ekonomis dapat berbentuk kerjasama
dagang, jaminan pemasaran, ataupun pinjaman modal dengan
pengelolaan yang jelas. Yang perlu ditekankan, dengan hubungan
kerjasama ini dapat mengoptimalkan petani dan penyuluh
pertanian dalam hubungan yang saling menguntungkan dan
mendorong nilai gotong royong.
3. Saran
a. Bagi Penyuluh
Segala macam program kegiatan penyuluhan kelompok
tani di Desa Karangmojo oleh penyuluh pemerintah maupun
swasta sudah dilakukan dengan baik dan patut diapresiasi. Namun
akan lebih baik apabila penyuluh melakukan penyuluhan tidak
hanya sekedar menjalankan pekerjaan, namun juga mempunyai
tanggung jawab sosial atas peningkatan kesejahteraan petani.
b. Bagi Petani
Dalam
menjalankan usaha tani, petani di Desa
commit
to user yang terbaik sebagai upaya
Karangmojo sudah
melakukan
17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
peningkatan kesejahteraan. Tetapi disisi lain kesadaran mengenai
pentingnya kelompok tani, maupun program penyuluhan perlu
ditingkatkan. Petani juga diharapkan lebih aktif dan mempunyai
inisiatif dalam mengembangkan usaha pertanianya, karena dengan
bergantung kepada penyuluh pertanian bukan menjadi solusi
untuk mendapat keuntungan dari hasil pertanian yang lebih
banyak. Namun, penyuluh pertanian dalam hal ini adalah
fasilitator, pengajar, dan teknisi yang apabila dimanfaatkan dan
dijalankan ilmunya akan memberikan manfaat yang banyak.
c. Bagi Pembaca
Hasil penelitian yang didapat semoga dapat memberikan
ilmu dan pengetahuan yang selanjutnya akan dijadikan referensi
untuk proses keilmuan yang akan terus berkembang.
commit to user
18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Daftar Pustaka
Mardikanto, Totok. 2009. Sistem Penyuluhan Pertanian, UNS Press. Surakarta
Mardikanto, Totok. 2010. Model-Model Pemberdayaan Masyarakat, UNS Press.
Surakarta
Ritzer, George. 2012. Sociological Theory Edisi Bahasa Indonesia, Pustaka
Pelajar Yogyakarta.
Saragih, Bungaran, 1998. Agribisnis: paradigma baru pembangunan ekonomi
berbasis pertanian, yayasan mulia persada indonesia, pt.surveyor
indonesia dan psp lemlit ipb. Bogor
http://bppsdmp.deptan.go.id/
http://koran-jakarta.com/?19310-produktivitas%20sektor%20pertanian%20rendah
commit to user
19
digilib.uns.ac.id
PERANAN PENYULUHAN KELOMPOK TANI TERHADAP
KEMANDIRIAN PETANI DI KELURAHAN KARANGMOJO,
KECAMATAN TASIKMADU, KARANGANYAR
Oleh :
Agung Nugroho
Dosen Pembimbing :
Drs. Jefta Leibo, S.U.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peranan penyuluhan
kelompok tani serta untuk mengetahui bagaimana perilaku petani mandiri.
Dengan mengetahui arti penting penyuluhan pertanian ini kepada masyarakat
diharapkan untuk menjadi bagian dalam usaha pengembangan pertanian di
Karanganyar.
Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif yang dilakukan di Desa
Karangmojo, Kabupaten Karanganyar. Teori Tindakan Sosial dari Max Weber
digunakan untuk mengkaji permasalahan penyuluhan kelompok tani dan perilaku
petani mandiri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Teknik pengambilan
sampling menggunakan purposive sampling, yaitu pengambilan sampel sumber
data dengan pertimbangan tertentu. Digunakan analisis interaktif yang
dikemukakan oleh Miles dan Huberman. Pengumpulan data dilakukan dengan
wawancara, observasi dilapangan, dan studi pustaka.
Hasil penelitian menyimpulkan peranan penyuluhan kelompok tani terbagi atas
peran fasilitatif, peran edukasional, dan peran teknis. Peranan tersebut diwujudkan
melalui pendampingan petani, sosialisasi dan pemberian informasi, riset penyuluh
pertanian, dan pemberian bantuan kepada petani. Semua informan penelitian
menanam padi, karena kebanyakan program penyuluhan ditujukan untuk petani
padi. Petani mandiri di Desa Karangmojo dibagi atas dua karakteristik, petani
mandiri rasional, dan petani mandiri tradisional. Dalam indikator strategi
pemecahan masalah semua petani mandiri tergolong rasional. Penerapan
teknologi baru petani mandiri rasional dengan menggunakan mesin semprot, dan
penanam padi. Sedangkan petani tradisional masih menggunakan alat manual
dengan alat semprot pegas. Pemasaran hasil panen petani rasional dengan
melakukan pengolahan hasil padinya terlebih dahulu. Sedangkan petani
tradisional langsung dengan sistem penjualan tebas. Investasi yang dilakukan
petani mandiri rasional dengan membeli ternak atau menyewa sawah lebih luas.
Lain hal dengan petani mandiri tradisional yang usaha pertanianya masih dalam
skala kecil. Keaktifan dan realisasi program kegiatan kelompok tani nampak pada
orientasi melakukan program kegiatan kelompok tani, intensitas mengikuti
pertemuan kelompok tani, dan pemahaman petani akan program yang sedang
direalisasikan.
commit to user
Kata Kunci : Penyuluhan, Kelompok tani, Kemandirian Petani.
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
A. Pendahuluan
Indonesia adalah negara agraris, sektor pertanian mendominasi
kegiatan perekonomian pedesaan. Di Indonesia terdapat lebih dari 70.000 desa
yang potensi pertanian cukup baik untuk menggerakan perekonomian
masyarakat. Pertanian sendiri menjadi pangsa pasar tenaga kerja yang cukup
besar. Selain itu, Indonesia memiliki potensi ketersediaan lahan yang cukup
besar dan belum dimanfaatkan secara optimal. Data dari kajian akademis yang
dilaksanakan oleh direktorat jenderal pengelolaan lahan dan air, Kementerian
Pertanian pada tahun 2006 memperlihatkan bahwa total luas daratan Indonesia
adalah sebesar 192 juta ha, terbagi atas 123 juta ha (64,6 persen) merupakan
kawasan budidaya dan 67 juta ha sisanya (35,4 persen) merupakan kawasan
lindung. Dari total luas kawasan budidaya, yang berpotensi untuk areal
pertanian seluas 101 juta ha, meliputi lahan basah seluas 25,6 juta ha, lahan
kering tanaman semusim 25,3 juta ha dan lahan kering tanaman tahunan 50,9
juta ha.
Menurut Chairul, masalah utama yang menyebabkan rendahnya
produktivitas sektor pertanian dan pangan adalah lemahnya sumber daya
manusia (sdm) petani. Hal itu disebabkan mayoritas petani Indonesia masih
berpendidikan rendah. “sdm sangat berpengaruh dalam menggenjot sumber
daya pertanian. Lemahnya sdm para petani berdampak pada rendahnya
produktivitas pertanian. Ini merupakan masalah utama kita dan juga masalah
nasional yang harus dituntaskan,” katanya. Chairul menyebutkan pengaruh
dari rendahnya sdm petani di antaranya ketidaktahuan dalam memilih bibit
unggul, mengelola dan menggunakan teknologi untuk pertanian, serta
memasarkannya untuk mendapatkan perhatian dari pasar. Untuk memecahkan
masalah itu, dibutuhkan peran penyuluh sebagai motor penggerak yang
mengarahkan dan mendampingi petani.
Uraian
tentang
permasalahan
pertanian
di
Indonesia
diatas
menggambarkan bahwa dibidang pertanian membutuhkan pemberdayaan
pertanian dari pemerintah maupun swasta. Pemberdayaan dalam bidang
to user
pertanian umumnya terwujudcommit
melalui
penyuluhan kepada petani. Inti dari
2
perpustakaan.uns.ac.id
kegiatan
digilib.uns.ac.id
penyuluhan
itu
sendiri
adalah
untuk
mewujudkan
proses
pembelajaran yang mandiri untuk terus-menerus melakukan perubahan ke
arah yang lebih baik. Penyuluhan juga berfungsi sebagai proses memperkuat
daya agar masyarakat semakin mandiri. Proses memperkuat daya ini adalah
penguatan kemampuan yang dimiliki oleh setiap individu, kelembagaan,
maupun sistem atau jejaring antar individu dan kelompok/organisasi sosial
(Totok M, 2010).
Salah satu upaya pemberdayaan pertanian adalah melalui Penyuluhan
Pertanian. Margono Slamet dalam Totok Mardikanto (2009) menjelaskan
bahwa pokok dari kegiatan penyuluhan adalah pemberdayaan masyarakat.
Penyuluhan merupakan proses aktif yang memerlukan interaksi antara
penyuluh dan yang disuluh agar terbangun proses perubahan perilaku yang
merupakan gambaran dari pengetahuan, sikap, dan ketrampilan seseorang
yang dapat diamati oleh orang/pihak lain. Pada tahun 2014 ada 23.771
penyuluh pertanian yang tercatat di Kementerian Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi (kemenpan rb), dengan jumlah tersebut masih
tes cpns untuk mengisi jabatan penyuluh pertanian masih dibuka untuk 5000
kursi. Menurut Saragih (1998) pengembangan agribisnis pada sektor pertanian
di Indonesia merupakan tuntutan perkembangan yang logis dan harus
dilanjutkan
sebagai wujud
kesinambungan,
penganekaragaman
dan pendalaman pembangunan pertanian selama ini. Dengan ini pula
dibutuhkan peran serta tidak hanya pemerintah, namun lembaga swadaya
masyarakat (lsm) dan swasta untuk melakukan penyuluhan pertanian guna
mengembangkan pertanian di indonesia.
Dengan demikian pemberdayaan petani melalui penyuluhan kelompok
tani pertanian merupakan upaya yang penting dilakukan. Dari penelitian yang
berjudul “Peran Penyuluhan Kelompok Tani Terhadap Kemandirian Petani di
Desa
Karangmojo,
Kecamatan
Tasikmadu,
Kabupaten
Karanganyar”
diharapkan dapat mengkaji bagaimana penyuluhan kelompok tani, dan
bagaimana perilaku petani mandiri sebagai reaksi atas penyuluhan kelompok
commit to user
tani.
3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Metodologi Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif yang dilakukan di Desa
Karangmojo, Kabupaten Karanganyar. Teori Tindakan Sosial dari Max Weber
digunakan untuk mengkaji permasalahan penyuluhan kelompok tani dan
perilaku petani mandiri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Teknik
pengambilan sampling menggunakan purposive sampling, yaitu pengambilan
sampel
sumber data dengan pertimbangan tertentu. Digunakan analisis
interaktif yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman. Pengumpulan data
dilakukan dengan wawancara, observasi dilapangan, dan studi pustaka.
C. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Lokasi
Penelitian dilakukan di Desa Karangmojo, Kecamatan Tasikmadu,
Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Desa Karangmojo terletak di
Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar. Desa Karangmojo adalah
daerah yang dapat merepresentasikan bagaimana perilaku petani dan
penyuluhan kelompok tani. Petani di Desa Karangmojo mempunyai
karakter yang beragam, pola pikir petani pun beragam. Ada petani yang
sudah maju, ada yang masih tradisional. Keragaman petani di Desa
Karangmojo juga dapat menjadi acuan kemajuan di daerah lain yang
kurang maju dan sampai saat ini karakter petaninya masih beragam. Selain
itu ilmu yang diterapkan dalam usaha pertanianya pun juga masih
sederhana. Kemajuan petani di Karangmojo didukung dengan akses yang
dekat dengan pusat Kabupaten Karanganyar. Keberagaman petani di Desa
Karangmojo juga ditandai dengan pengkategorian kelompok tani
berdasarkan kemampuanya yang beragam pula. Selain itu Desa
Karangmojo mempunyai dua penyuluh pertanian, penyuluh pemerintah dan
penyuluh swasta yang dekat dengan masyarakat karena berasal dari Desa
Karangmojo. Berbeda dengan daerah lain. Daerah selain Desa Karangmojo
hanya mempunyai satu penyuluh, yaitu penyuluh dari pemerintah. Tidak
user berdomisili di Desanya. Adanya
ada penyuluh swasta atau commit
swadayatoyang
4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
penyuluh pemerintah dan penyuluh swasta di Desa Karangmojo sangat
mendukung penyuluhan kelompok tani karena kedekatan petani yang
dibangun antara penyuluh pertanian.
2. Perilaku Petani Mandiri
Perubahan yang dibawa dari penyuluhan kelompok tani nampak
pada perilaku petani mandiri. Petani mandiri berdasarkan perilakunya
terbagi menjadi dua, petani mandiri rasional dan petani mandiri
tradisional. Perilaku petani mandiri rasional dan tradisional diukur melalui
enam indikator. Enam indikator tersebut adalah strategi pemecahan
masalah, penerapan tekhnologi baru, maksimalisasi keuntungan/daya jual
produk, pemenuhan kebutuhan berbeda/investasi, keaktifan kelompok tani,
dan realisasi program kegiatan kelompok tani.
Semua petani mandiri di Desa Karangmojo mempunyai strategi
pemecahan masalah yang rasional dan semua merujuk kepada upayaupaya teknis yang paling efektif. Hal ini dikarenakan mau tidak mau para
petani mandiri di Desa Karangmojo harus memperjuangkan usaha
pertanianya yang menopang kesejahteraan dan kelangsungan hidup.
Penerapan teknologi baru oleh petani mandiri di Desa Karangmojo
sudah beberapa ditemui. Penyuluhan kelompok tani membawa informasi,
dan alih teknologi yang semakin berkembang. Ditemui pada petani
mandiri di Karangmojo seperti penggunaan mesin penanam padi, dan
mesin semprot tanaman. Beberapa teknologi baru pertanian didapat petani
mandiri di Desa Karangmojo melalui bantuan dari pemerintah. Selain itu
ada petani mandiri yang membeli sendiri mesin semprot tanaman. Perilaku
petani mandiri tradisional belum menerapkan teknologi baru pertanian.
Penggarapan
sawah
masih
menggunakan
cara
tradisional
dan
menggunakan alat manual yang masih menggunakan tenaga manusia.
Pemasaran hasil pertanian dengan maksimal dilakukan agar
keuntungan yang diperoleh lebih banyak. Maksimalisasi keuntungan atau
daya
jual
produk
perkembangan
merupakan faktor yang berpengaruh dalam
commit to dan
user bergantung pada kepandaian
petani mandiri
5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
managemen usaha tani. Perilaku petani mandiri rasional dengan adanya
masalah pemasaran dengan menjual produk pertanian padi saat harga padi
tinggi. Atau diolah terlebih dahulu menjadi padi kering (gabah/wos) atau
digilingkan menjadi padi. Perilaku petani mandiri tradisional dalam
maksimalisasi keuntungan/daya jual produk pertanian khususnya padi
dilakukan dengan sistem tebas. Tanaman padi dijual dalam bentuk
tanaman, penentuan harga dilakukan dengan tawar menawar antara petani
dan tengkulak/bakul dengan menkira-kira berapa hasil padi yang didapat,
tidak dengan menimbangnya.
Perilaku petani mandiri rasional dalam menggunakan hasil
pertanian dalam indikator pemenuhan Kebutuhan Lain/Investasi lebih
maju dari pada petani mandiri tradisional. Petani mandiri rasional
menggunakan hasil dari usaha pertanian selain untuk kebutuhan sehari-hari
juga digunakan untuk memberli mesin atau alat pertanian. Petani mandiri
rasional di Desa Karangmojo juga meninvestasikan hasil pertanianya
untuk menyewa lahan lebih luas lagi guna menambah pendapatan. Selain
itu juga digunakan untuk membeli ternak, seperti sapi. Secara umum
petani mandiri tradisional menggunakan hasil panenya hanya untuk
kebutuhan sehari-hari. Padi hasil panen hanya untuk konsumsi pribadi,
sisanya dijual untuk menggarap sawah lagi. Luasan sawah yang digarap
juga hanya sedikit. Tidak ada inisiatif untuk mengembangkan usaha
pertanianya lebih luas.
Yang menjadi indikator dimana kelompok tani dikatakan aktif, dan
yang kurang aktif adalah antusiasme anggota kelompok tani dalam
mengikuti kegiatan kelompok tani. Perilaku petani mandiri rasional untuk
aktif dalam kegiatan kelompok tani terlihat dari bagaimana seorang petani
mandiri rasional memposisikan kelompok tani menjadi kebutuhan
nonteknis yang harus dipenuhi dalam usaha pertanian. Bagi petani mandiri
tradisional memposisikan kelompok tani hanya sebatas formalitas
birokrasi pemerintah maupun swasta, lebih parahnya lagi bagi beberapa
commit to user
6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
petani mandiri tradisional memposisikan kelompok tani hanya sebagai alat
untuk mengajukan bantuan hibah usaha pertanian.
Berbeda dengan indikator Keaktifan Kelompok Tani yang terlihat
dari masing-masing petani mandiri dalam menyikapi kelompok tani,
realisasi kegiatan kelompok tani memerlukan kerjasama antar anggota
untuk bagaimana program penyuluhan dapat diwujudkan secara bersamasama. Perilaku petani mandiri rasional dalam merealisasikan kegiatan
kelompok tani dinilai dari orientasi dalam menjalankan suatu program
kegiatan. Orientasi petani mandiri rasional dalam merealisasikan program
kegiatan kelompok tani berdasarkan kesadaran bahwa kegiatan kelompok
tani akan memajukan usaha pertanianya. Anggapan bahwa kegiatan
kelompok tani akan memajukan usaha pertanian nampak pada tanggapan
positif dari petani mandiri akan kegiatan kelompok tani. Perilaku petani
mandiri tradisional dalam merealisasikan kegiatan kelompok tani kurang
bagus. Realisasi program kegiatan kelompok tani memerlukan kerjasama
antar anggota kelompok. Kelompok Tani Makmur 1 kurang melembaga
terhadap anggotanya, yang menjadikan program kegiatan Kelompok Tani
Makmur 1 terkesan sebatas formalitas. Tidak hanya untuk anggota
Kelompok Tani Makmur 1 saja, namun juga untuk petani mandiri yang
tergolong tradisional. Orientasi realisasi program kegiatan kelompok tani
hanya untuk mendapatkan bantuan.
3. Peranan Penyuluhan Kelompok Tani
Peran fasilitatif penyuluh pemerintah yang bertugas di Desa
Karangmojo, dalam penyuluhan kelompok tani dalam memajukan petani
mandiri dilakukan melalui pendampingan pengajuan bantuan hibah alat
pertanian, pupuk, maupun uang. Penyuluh pemerintah juga mengadakan
pertemuan kelompok tani yang berkoordinasi dengan aparat desa dan
penyuluh swasta atau lembaga lain yang berkepentingan. Peran fasilitatif
penyuluh swasta ditunjukkan dengan pemberian bantuan obat tanaman.
Peran edukasional dilakukan dengan penyampaian informasi dan
to user
sosialisasi kepada petanicommit
mandiri.
Penyampaian informasi maupun
7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sosialisasi yang dilakukan penyuluh pemeirntah maupun penyuluh swasta
di Desa Karangmojo tidak hanya dilakukan saat pertemuan kelompok tani
saja, namun juga dilakukan saat penyuluh bertemu petani mandiri di
sawah, ataupun petani mandiri yang datang kerumah penyuluh untuk
bertanya mengenai masalah tanaman. Peran edukasional yang dilakukan
penyuluh pemerintah
mengacu pada program penyuluhan dari Dinas
Pertanian. Program penyuluhan yang diberikan oleh penyuluh swasta
mengacu pada produk obat pertanian yang dipasarkan. Penyuluh swasta
memberikan informasi dan sosialisasi mengenai produk yang dipasarkan.
Peran Teknis ini merupakan peran dimana penyuluh pertanian
melakukan kegiatan teknis di lapangan yang berhubungan dengan
tanaman. Selain melakukan pemantauan lapangan, penyuluh juga
melakukan riset dalam peran teknisnya. Peran teknis yang dilakukan
penyuluh pertanian pemerintah dengan memantau tanaman padi yang
sedang digarap petani mandiri dengan sistem Jajar Legowo dan riset
melalui pengalaman pemantauan tanaman petani mandiri. Riset yang
dilakukan penyuluh swasta mengacu pada produk obat pertanian yang
dijual kepada petani mandiri. Namun, riset yang dilakukan penyuluh
swasta hanya sebatas pengalaman pengamatan tanaman petani. Riset
secara langsung, ditangani bagian riset di kantor pusat di Jakarta.
4. Peran Penyuluh Bagi Petani Mandiri
Sejalan dengan penyuluhan dalam kelompok tani, tindakan petani
mandiri selain diarahkan kepada petani mandiri lain sebagai reaksi terhadap
situasi sosial, juga diarahkan kepada penyuluh sebagai hubungan antar
bagian dalam struktur masyarakat petani di Desa Karangmojo. Bagi petani
mandiri rasional penyuluhan kelompok tani dianggap penting, sebaliknya
bagi petani mandiri tradisional penyuluhan kelompok tani hanya sebuah
lembaga yang didalamnya mempunyai pola hubungan tidak substansial.
Pentingnya penyuluhan kelompok tani bagi petani mandiri rasional adalah
untuk menambah pengetahuan mengenai teknologi baru dalam dunia
commitmesin
to user
pertanian, misalnya penerapan
penanaman padi, atau bagaimana
8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
membuat pupuk oraganik. Pak Ngimron menuturkan memang terdapat
perbedaan tindakan petani mandiri tradisional dan petani mandiri rasional
meskipun Pak Ngimron sudah melakukan pendekatan secara persuasif.
Perbedaan tindakan antara petani mandiri tradisional dan petani mandiri
rasional nampak pada keaktifanya mengikuti pertemuan kelompok tani,
karena salah satu sarana penyuluhan ketika diadakan pertemuan kelompok
tani.
Selain kedekatan dengan penyuluh, kerjasama antara penyuluh dan
petani mandiri merupakan salah satu faktor berhasilnya penyuluhan
kelompok tani. Tidak sebatas masalah pendekatan penyuluh dengan petani
mandiri, namun tindakan petani mandiri dalam merespon penyuluhan
adalah faktor yang sebenarnya paling penting. Penyuluh dengan
kesediaanya melakukan penyuluhan secara optimal, begitu pun petani
mandiri yang aktif dan mempunyai inisiatif mengembangkan pertanianya
dengan sarana kelompok tani.
Petani mandiri rasional aktif dalam kegiatan kelompok tani, dan
mempunyai inisiatif untuk mengembangkan usaha pertanianya ataupun
dalam
peningkatan
pendapatan
dengan
sarana
lain
yang
masih
berhubungan. Sedangkan petani mandiri tradisional kurang aktif dalam
kegiatan kelompok tani dan enggan mengembangkan usaha pertanianya,
terlepas dari keterbatasanya. Sikap tindakan petani mandiri tradisional
menjadi salah satu hambatan penyuluh. Disampaikan oleh Pak Larsito
Kepala Urusan Pembangunan Kelurahan Karangmojo. Memang terdapat
sikap tindakan petani mandiri yang susah untuk sadar akan pentingnya
kelompok tani, terlihat dari antusiasme yang umumnya enggan mengikuti
kegiatan kelompok tani, jika pun pada pertemuan datang, itu karena ada
pembagian bantuan atau hal penting lain yang dibutuhkan petani mandiri
secara teknis.
5. Pembahasan
Penelitian ini menggunakan Teori Tindakan Sosial Max Weber.
commit to
user
Teori ini dipilih karena dinamika
penduduk
yang cenderung lebih lambat
9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
daripada yang lain. Tindakan sosial menurut Max Weber adalah
suatu tindakan individu sepanjang tindakan itu mempunyai makna atau
arti subjektif bagi dirinya dan diarahkan kepada tindakan orang lain
(Weber dalam Ritzer 1975). Suatu tindakan akan dikatakan sebagai
tindakan
sosial
ketika
tindakan
tersebut
benar-benar
diarahkan
kepada orang lain (individu lainnya). Tindakan sosial ini semestinya
dipahami dalam hubunganya dengan arti subjektif yang terkandung
didalamnya, maka diperlukan metode untuk mengetahui arti subjektif itu
secara objektif dan analitik. Rasionalitas bagi Weber adalah sebuah acuan
dimana aspek-aspek subjektif perilaku dapat dinilai secara objektif. Hal
tersebut nampak dalam bagaimana seseorang menentukan pilihan
Tindakan sosial pada petani mandiri di Desa Karangmojo
diarahkan kepada petani mandiri lain anggota kelompok tani dan kepada
penyuluh
pertanian.
Tindakan
sosial
yang
bermakna
subjektif
dirasionalkan yang mengacu pada tindakan logis yang dilakukan petani
berdasarkan motif tertentu. Tindakan logis yang seharusnya dilakukan
petani mandiri didasarkan pada aksi dan reaksi yang bersifat prosedural.
Seperti
aksi/tindakan
petani
dalam
mengolah
sawahnya
dengan
perhitungan ekonomi dan logika dasar bahwasanya investasi maupun
teknologi maju yang digunakan dapat membuat petani mandiri lebih
berkembang. Reaksi logis yang timbul melalui penyuluhan kelompok tani
membuat petani lebih aktif, mempunyai inisiatif, dan berkembang. Namun
tidak demikian dengan kenyataanya, petani mandiri mempunyai makna
subjektif atas tindakanya yang berbeda-beda dalam lingkup kelompok tani.
Makna subjektif dari tiap tindakan petani mandiri yang berbeda-beda ini
disikapi secara objektif karena petani mandiri mempunyai dasar dalam
melakukanya
Seorang petani mandiri tidak ada yang sepenuhnya bertindak sesuai
tipe tindakan tertentu dalam keseluruhan perilakunya mencapai tujuan,
yaitu meiningkatnya kesejahteraan melalui usaha pertanian. Petani
to userdalam petani rasional dan petani
berdasarkan perilakunya commit
digolongkan
10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tradisional. Tidak ada petani yang sepenuhnya rasional dan sepenuhnya
tradisional. Beberapa keadaan menekan petani untuk bertindak lebih
rasional, dan ada saat petani mandiri yang membuat keadaan sendiri.
Terlepas dari hal ini, petani mandirilah yang sepenuhnya menentukan
tindakanya berdasarkan makna subjektif
Seorang petani mandiri tidak bisa disimpulkan bahwa seutuhnya
seorang petani tersebut merupakan petani mandiri tradisional, ataupun
petani mandiri rasional. Teori Tindakan Sosial hanya menjelaskan setiap
tindakan yang dipilih petani dengan indikator tertentu yang kemudian
dengan tindakan tersebut petani digolongkan menjadi petani mandiri
tradisional dan petani mandiri rasional
Substansi dasar dari tindakan sosial adalah tindakan tersebut
merupakan sebentuk reaksi yang bersifat subjektif yang diarahkan kepada
orang lain. Tindakan sosial yang dilihat dari perilaku petani mandiri
dilakukanya atas reaksi yang diarahkan kepada petani mandiri lain dan
penyuluh pertanian. Beragam tindakan petani mandiri dipengaruhi oleh
hubunganya dengan petani mandiri lain dan penyuluh pertanian.
Hubungan petani mandiri dilembagakan melalui kelompok tani. Dalam
kelompok tani setiap petani mandiri berhubungan dengan petani mandiri
lain, dengan pola hubungan yang berbeda pada setiap petani mandiri.
Setiap tindakan petani mandiri yang diarahkan kepada petani mandiri lain
merupakan bentuk reaksi atas perilaku petani mandiri lain.
Tindakan petani mandiri yang diarahkan kepada petani mandiri lain
yang dilembagakan dalam kelompok tani bersifat kelompok. Tindakan
seseorang yang diarahkan kepada kelompok, tindakan petani mandiri yang
diarahkan pada petani mandiri lain dalam satu kelompok tani. Tindakan
petani yang demikian banyak ditunjukkan melalui indikator keaktifan
kelompok tani dan realisasi kegiatan kelompok tani. Bagi petani mandiri
tradisional kurang aktif dalam kelompok tani. Ditunjukkan melalui
tindakan tidak mengikuti kelompok tani, perasaan enggan mengikuti
commitbahwa
to user kelompok tani tidak membawa
kelompok tani, dan anggapan
11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
manfaat bagi petani mandiri. Sedangkan dalam realisasi kegiatanya petani
mandiri tradisional menunjukkan tindakan ketidak pedulian akan program
kegiatan kelompok tani, anggapan bahwa program yang dilakukan
kelompok tani hanya sebatas formalitas, dan pemahaman yang sangat
kurang tentang program yang dijalankan kelompok tani. Lain halnya
dengan petani mandiri rasional, petani mandiri rasional cenderung
bertindak positif dalam menanggapi kelompok tani. Petani mandiri
rasional aktif dalam kegiatan kelompok tani. Tindakan aktif dalam
kelompok tani ditunjukkan melalui perilaku antusiasme yang besar dalam
mengikuti pertemuan kelompok tani, turut serta dalam diskusi kelompok
tani, dan beranggapan bahwa mengikuti pertemuan kelompok tani
merupakan kebutuhan baginya. Sedangkan dalam merealisasikan program
kegiatan kelompok tani tindakan petani mandiri rasional ditunjukkan
melalui perilaku dapat memahami manfaat program yang dilakukan
kelompok tani, secara bersama-sama menjalankan kegiatan kelompok tani,
dan anggapan bahwa program kegiatan yang dijalan kan kelompok tani
akan membawa manfaat bagi dirinya
Tindakan petani mandiri yang diarahkan kepada penyuluh
pertanian secara tidak langsung nampak pada perilakunya yang banyak
ditunjukkan dalam indikator strategi pemecahan masalah, penerapan
teknologi baru, investasi, dan maksimalisasi daya jual. Terlepas dari positif
atau negatif reaksi petani terhadap penyuluh pertanian, perilaku petani
yang ditunjukkan melalui indikator tersebut merupakan tindakan yang
ditunjukkan terhadap penyuluh pertanian. Tindakan tersebut tidak
ditunjukkan secara langsung, namun dapat dilihat melalui perilaku petani
mandiri. Perilaku petani mandiri yang diukur melalui keempat indikator
yang telah disebutkan diatas dapat menunjukkan tindakan petani yang
diarahkan kepada penyuluh pertanian karena tujuan akhir dari penyuluhan
kelompok tani adalah petani dapat lebih maju. Lebih maju dalam artian
petani dapat menyerap ilmu, informasi, dan mengerti sosialisasi yang
commitPenyerapan
to user
diberikan penyuluh pertanian.
ilmu, pemahaman ilmu dan
12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
informasi ditunjukkan melalui perilaku petani mandiri. Meskipun ada
faktor lain yang mempengaruhi keempat indikator tersebut, seperti
kepemilikan modal, dan faktor sumber daya manusia
Disisi lain tindakan petani mandiri yang diarahkan kepada
penyuluh pertanian secara langsung
ditunjukkan melalui keaktifan
kelompok tani, dan realisasi kegiatan kelompok tani. Alasanya adalah
penyuluh pertanian adalah penggerak kelompok tani, tanpa ada penyuluh
pertanian kelompok tani tidak mempunyai program dan tidak ada kegiatan
kelompok tani. Kelompok tani ada bukan hanya karena terlembaganya
hubungan petani didalamnya, namun karena ada prorgam kegiatan yang
dilakukan secara bersama-sama yang diberikan oleh penyuluh pertanian.
Keduanya saling mempengaruhi dan membentuk struktur dalam
masyarakat di Desa Karangmojo.
6. Penutup
1. Kesimpulan
Penyuluhan Kelompok Tani merupakan proses perubahan dan
pembelajaran. Melalui perannya, petani mandiri di Desa Karangmojo
belajar dan hasil dari pembelajaran tersebut membawa perubahan
yang lebih baik dalam perkembangan usaha taninya. Peran
penyuluhan kelompok tani terbagi atas peran fasilitatif, peran
edukasional, dan peran teknis.
Secara garis besar perbedaan antara petani mandiri tradisional
dan petani mandiri rasional terletak pada teknis penggarapan sawah
dan atau cara berfikir. Petani mandiri tradisional teknis dalam
menggarap sawahnya masih sederhana, menggunakan alat yang
manual seperti semprot pompa. Manajemen penggarapan sawah juga
belum
maju,
belum
ada
investasi
yang
ditujukan
untuk
mengembangkan usaha pertanianya. Berbeda dengan petani mandiri
rasional yang teknis penggarapan sawahnya sudah menggunakan alat
yang maju. Seperti semprot tanaman dengan mesin yang lebih efektif
commit
to user pompa. Kemudian manajemen
dan efisien dibanding
semprot
13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
penggarapan sawah sudah maju, ada investasi untuk pengembangan
usaha pertanian, ataupun usaha lain yang dapat meningkatkan
pendapatan. Cara berfikir petani mandiri tradisonal cenderung
tertutup, ilmu yang didapat saat sosialisasi dalam kelompok tani tidak
diaplikasikan dan dianggap tidak membawa kemajuan, terlepas dari
kebanyakan petani mandiri tradisional yang hanya menanam
komoditas padi dengan jumlah yang sedikit. Berbeda dengan petani
mandiri rasional yang meyikapi kelompok tani lebih terbuka, lebih
terbuka
menerima
ilmu-ilmu
baru
yang
disampaikan
dalam
penyuluhan kelompok tani. Ilmu tersebut kemudian diterapkan dengan
harapan hasil pertanian menjadi lebih bagus. Evaluasi kerja juga
terkadang dilakukan oleh petani mandiri rasional atas tanaman padi
yang ditanam dengan cara penanaman dan perawatan terbarukan.
Bagi petani mandiri rasional penyuluhan kelompok tani
dianggap penting, sebaliknya bagi petani mandiri tradisional
penyuluhan kelompok tani hanya sebuah lembaga yang didalamnya
mempunyai pola hubungan tidak substansial.
2. Implikasi
a. Implikasi Teoritis
Teori tindakan sosial yang dikemukakan Max Weber
dapat menjelaskan fenomena perilaku petani mandiri sebagai
tindakan sosial yang diarahkan kepada petani mandiri lain yang
hubunganya dilembagakan melalui kelompok tani. Kemudian dari
perilaku petani mandiri juga menunjukkan tindakan sosial yang
diarahkan kepada penyuluh pertanian melalui tanggapanya
terhadap program kegiatan yang diberikan penyuluh pertanian.
Tindakan sosial juga mampu mengidentifikasi beragam tindakan
petani mandiri, yang dibedakan atas tindakan rasional dengan
pertimbangan sadar, tindakan berorientasi nilai budaya sebagai
petani dan nilai ekonomi yang nampak dalam orientasi pekerjaan,
commit toyang
user dipengaruhi emosi yang dapat
tindakan afektif/tindakan
14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dilihat dari perilaku hubungan dekat dengan penyuluh dan
kedekatan dengan petani mandiri lain yang mempengaruhi
tindakan sosial petani mandiri, dan tindakan tradisional/kebiasaan
yang ditunjukkan melalui perilaku rutinitas petani mandiri yang
menjadi dasar tindakan sosialnya.
b. Implikasi Metodologis
Dengan menggunakan jenis metode penelitian kulitatif
peran penyuluhan kelompok tani terhadap kemandirian petani
dapat diungkapkan dengan mendalam. Melalui berbagai macam
indikator kajian yang mendalam mengenai perilaku petani
mandiri dalam tanggapanya terhadap penyuluhan kelompok tani
merupakan metode yang tepat karena permasalahan dapat
dijelaskan dengan jelas. Infikator tersebut juga sebagai sarana
peneliti untuk membangun realitas dan mengukur perilaku petani
mandiri.
Pendekatan penelitian dengan menggunakan pendekatan
fenomenologi pembahasan mengenai perilaku petani mandiri
dapat memberi penjelasan mengenai gejala-gejala yang ada pada
petani mendiri sebagai wujud tindakan yang diarahkan kepada
orang lain. Gejala tersebut timbul melalui hubungan petani
mandiri dengan petani mandiri lain dan penyuluh pertanian.
Menggunakan
pendekatan
fenomenologi
juga
dapat
memunculkan klasifikasi yang disebut tipifikasi terhadap petani
mandiri berdasarkan perilakunya. Pendekatan fenomenoligi juga
sejalan dengan prinsip teori yang digunakan, dimana tindakan
sosial menganggap setiap tindakan manusia merupakan tindakan
yang harus dikaji secara objektif dan mengesampingkan
evaluasi/nilai
dari
tindakan
pendekatan fenomenologi.
c. Implikasi Empiris
commit to user
15
tersebut.
Begitupun
dengan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan hasil penelitian yang didapat ditemukan fakta
bahwa tidak semua petani mandiri dalam menjalankan usaha
pertanianya bertindak berdasarkan tindakan yang rasional.
Terdapat beberapa alasan yang menjadi dasar penentuan tindakan
petani mandiri. Terlepas adanya beberapa alasan dan beragam
tindakan yang dilakukan petani mandiri, sifat petani mandiri yang
militan membuat tekanan yang dialami petani mandiri akan
mendorong petani berfikir lebih rasional. Selain itu kesadaran
petani mandiri akan pemilihan alat untuk mencapai tujuan usaha
pertanian juga mempengaruhi tindakan petani mandiri , sehingga
perlu membangun kesadaran petani untuk menjalankan usaha
pertanianya dengan lebih baik lagi.
Kesadaran petani mandiri dibangun melalui kegiatan
penyuluhan kelompok tani. Proses penyuluhan dilakukan melalui
program-program penyuluhan yang tentunya bermanfaat dan
menguntungkan apabila dilakukan. Namun petani mandiri yang
kebanyakan berusia tua, dengan SDM yang dapat dikatakan
kurang, kemudian lebih parah lagi tidak banyak mempunyai
modal dalam menjalankan usaha membuat proses penyuluhan
terhambat.
Peran
penyuluh
yang dibatasi
oleh
prosedur
penyuluhan, baik dari pemerintah ataupun swasta membuat
penyuluh pertanian tidak bisa menjalankan peranya lebih luas.
Petani mandiri akan lebih maju apabila dapat berfikir
secara rasional, yang selain didorong melalui tekanan yang
dialaminya juga dapat melalui proses penyadaran. Proses
penyadaran dilakukan melalui penyuluhan pertanian. Hambatan
yang dialami petani mandiri yang secara garis besar membuat
petani mandiri tidak mau menanggung resiko atas percobaan yang
dilakukan berdasarkan program kegiatan penyuluhan menjadi
penghalang. Keduanya, tindakan petani mandiri yang tidak
commitpenyuluhan
to user
rasional, dan proses
kelompok tani berbenturan
16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dengan kenyataan bahwa petani mandiri-lah yang menanggung
resiko atas kegagalan dalam melakukan usaha pertanianya.
Penyuluh pertanian hanya berperan dalam pemberian ilmu dan
mengupayakan bantuan alat yang akan membantu usaha
pertanianya.
Petani
mandirilah
yang
menjalankan
usaha
pertanianya dan menanggung resiko atas kegagalan atau
keberhasilanya.
Apabila penyuluh pertanian dan petani mandiri ditautkan
dalam hubungan kerjasama yang bersifat ekonomis, resiko atas
kegagalan petani dan ketidakefektifan proses penyuluhan dapat
diatasi. Hubungan kerjasama yang bersifat ekonomis selain
membuat beban tangunggan petani mandiri atas resiko yang
diterimanya lebih ringan, juga membuat penyuluh pertanian
mendapat keuntungan lebih dari upaya penyuluhanya. Hubungan
kerjasama yang bersifat ekonomis dapat berbentuk kerjasama
dagang, jaminan pemasaran, ataupun pinjaman modal dengan
pengelolaan yang jelas. Yang perlu ditekankan, dengan hubungan
kerjasama ini dapat mengoptimalkan petani dan penyuluh
pertanian dalam hubungan yang saling menguntungkan dan
mendorong nilai gotong royong.
3. Saran
a. Bagi Penyuluh
Segala macam program kegiatan penyuluhan kelompok
tani di Desa Karangmojo oleh penyuluh pemerintah maupun
swasta sudah dilakukan dengan baik dan patut diapresiasi. Namun
akan lebih baik apabila penyuluh melakukan penyuluhan tidak
hanya sekedar menjalankan pekerjaan, namun juga mempunyai
tanggung jawab sosial atas peningkatan kesejahteraan petani.
b. Bagi Petani
Dalam
menjalankan usaha tani, petani di Desa
commit
to user yang terbaik sebagai upaya
Karangmojo sudah
melakukan
17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
peningkatan kesejahteraan. Tetapi disisi lain kesadaran mengenai
pentingnya kelompok tani, maupun program penyuluhan perlu
ditingkatkan. Petani juga diharapkan lebih aktif dan mempunyai
inisiatif dalam mengembangkan usaha pertanianya, karena dengan
bergantung kepada penyuluh pertanian bukan menjadi solusi
untuk mendapat keuntungan dari hasil pertanian yang lebih
banyak. Namun, penyuluh pertanian dalam hal ini adalah
fasilitator, pengajar, dan teknisi yang apabila dimanfaatkan dan
dijalankan ilmunya akan memberikan manfaat yang banyak.
c. Bagi Pembaca
Hasil penelitian yang didapat semoga dapat memberikan
ilmu dan pengetahuan yang selanjutnya akan dijadikan referensi
untuk proses keilmuan yang akan terus berkembang.
commit to user
18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Daftar Pustaka
Mardikanto, Totok. 2009. Sistem Penyuluhan Pertanian, UNS Press. Surakarta
Mardikanto, Totok. 2010. Model-Model Pemberdayaan Masyarakat, UNS Press.
Surakarta
Ritzer, George. 2012. Sociological Theory Edisi Bahasa Indonesia, Pustaka
Pelajar Yogyakarta.
Saragih, Bungaran, 1998. Agribisnis: paradigma baru pembangunan ekonomi
berbasis pertanian, yayasan mulia persada indonesia, pt.surveyor
indonesia dan psp lemlit ipb. Bogor
http://bppsdmp.deptan.go.id/
http://koran-jakarta.com/?19310-produktivitas%20sektor%20pertanian%20rendah
commit to user
19