PENGARUH MASSAGE DAN CONTRASBATH TERHADAP PEMULIHAN KELELAHAN PADA ANAK SETELAH OLAHRAGA Pengaruh Massage Dan Contrasbath Terhadap Pemulihan Kelelahan Pada Anak Setelah Olahraga.

PENGARUH MASSAGE DAN CONTRASBATH TERHADAP
PEMULIHAN KELELAHAN PADA ANAK SETELAH OLAHRAGA

NASKAH PUBLIKASI
Disusun untuk memenuhi sebagian
Persyaratan Dalam Mendapatkan Gelar Sarjana Sains Terapan Fisioterapi

Disusun oleh :
NURUL JANAH
J 110 090 002
PROGRAM STUDI D IV FISIOTERAPI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

ABSTRAK
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV FISIOTERAPI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

NURUL JANAH / J110090002

“PENGARUH
MASSAGE
DAN
CONTRASBATH
TERHADAP
PEMULIHAN KELELAHAN PADA ANAK SETELAH OLAHRAGA“

(Dibimbing oleh Totok Budi Santoso, SST.FT, MPH dan Umi Budi Rahayu, S.Pd,
SSF.FT, M.Kes)
Latar Belakang: kelelahan (fatigue) adalah suatu proses terjadinya penurunan
toleransi terhadap kerja fisik. Penyebab kelelahan antara lain aktivitas berlebihan,
kurang istirahat, kondisi fisik lemah, olahraga dan tekanan sehari-hari. Olahraga
dengan intensitas tinggi dan waktu singkat pemenuhan kebutuhan energi
meningkat bergantung pada fosfagen dan glikolisis anerobik. Glikolisis anaerobik
ini menghasilkan asam laktat yang dapat menimbulkan kelelahan. Banyak cara
yang dapat dilakukan untuk pemulihan kelelahan salah satunya massage dan
contrasbath.Tujuan Penelitian: untuk mengetahui adanya pemulihan kelelahan
melalui metode massage dan contrasbath. Metode Penelitian: dengan
pendekatan quasi eksperimen dan desain penelitian pre and post test two group
design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD N Laban 01. Total

sampel 21 responden yang memenuhi kriteria inklusi 18 responden, droup out 3
responden dengan rincian pada kelompok massage 9 responden dan kelompok
contrasbath 9 responden. Hasil penelitian dianalisa dengan menggunakan
Wilcoxon Test dan Mann-Whitney Test.Hasil penelitian: uji Wilcoxon Test
menunjukkan hasil pada kelommpok massage p = 0,011 < 0.05 dan pada
kelompok contrasbath p = 0,016 < 0,05 yang berarti ada pengaruh massage dan
contrasbath terhadap pemulihan kelelahan pada anak setelah olahraga. Hasil uji
Mann-Whitney Test menunjukkan hasil p = 0,666 > 0,05 yang berarti tidak ada
perbedaan pengaruh anatar massage dan contrasbath terhadap pemulihan
kelelahan pada anak setelah olahraga.Kesimpulan: massage dan contrasbath
dapat berpengaruh terhadap pemulihan kelelahan pada anak setelah olahraga.
Kata Kunci: kelelahan (fatigue), massage, contrasbath

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Kelelahan (fatigue) adalah suatu fenomena fisiologis, suatu proses
terjadinya keadaan penurunan toleransi terhadap kerja fisik. Penyebabnya
sangat spesifik bergantung pada karakteristik kerja tersebut (Septiani, 2010).
Aktivitas berlebihan, kurang istirahat, kondisi fisik lemah, olahraga dan

tekanan sehari-hari dapat menyebabkan kelelahan (Akoso, 2009). Kelelahan
dibagi dalam dua tipe, yaitu kelelahan mental dan kelelahan fisik. Kelelahan
mental adalah kelelahan yang merupakan akibat dari kerja mental seperti
kejemuan sebab kurangnya minat. Sedangkan kelelahan fisik disebabkan
karena kerja fisik atau kerja otot (Giriwijoyo, 2012).
Pada olahraga dengan intensitas tinggi dan durasi singkat, pemenuhan
kebutuhan energi meningkat hampir seratus kali lipat. Tubuh tidak mampu
menghasilkan energi yang besar dalam waktu singkat, sehingga pemenuhan
kebutuhan energi pada olahraga ini bergantung pada sistem fosfagen dan
glikolisis anaerob. Sistem fosfagen hanya dapat menyediakan energi untuk
aktivitas dengan rentan waktu dibawah sepuluh detik, sehingga glikolisis
anaerobik merupakan jalur metabolisme utama pada olahraga dengan
intensitas tinggi. Namun jalur metabolisme glikolisis anaerobik ini
menghasilkan produk samping yaitu asam laktat. Penimbunan asam laktat
dapat menyebabkan terjadinya kelelahan (Septiani, 2010). Asam laktat dalam
otot akan menghambat kerja enzim-enzim dan mengganggu reaksi kimia di

dalam otot. Keadaan ini akan menghambat kontraksi otot sehingga menjadi
lemah dan akhirnya otot menjadi kelelahan (Widiyanto, 2012).
Banyak cara yang bisa di lakukan untuk mempercepat pemulihan setelah

mengalami kelelahan salah satunya yaitu dengan metode massage dan
contrasbath (Giriwijoyo, 2010). Massage (pijatan) adalah suatu pijatan yang

di lakukan untuk membantu mempercepat proses pemulihan dengan
menggunakan sentuhan tangan dan tanpa memasukkan obat kedalam tubuh
yang bertujuan untuk meringankan atau mengurangi keluhan atau gejala pada
beberapa macam penyakit yang merupakan indikasi untuk di pijat. Tujuan dari
teknik manipulasi tangan (massage) antara lain adalah rileksasi otot, perbaikan
fleksibilitas, pengurangan nyeri, dan perbaikan sirkulasi darah (Wiyoto, 2011).
Menurut Mulyono (2011) cara lain untuk mempercepat pemulihan dari
hasil penelitian yaitu menggunakan contrasbath. Dimana di peroleh nilai
prosentasi kelompok yang di berikan contrasbath sebesar 96,72%, kelompok
tanpa perlakuan (istirahat pasif) memberikan prosentasi sebesar 92,82%
sehingga dapat di simpulkan bahwa metode contrasbath lebih baik di banding
isntirahat pasif. Cochrane (2004) menjelaskan bahwa contrasbath digunakan
atlet dalam pemulihan setelah latihan. Teknik contrasbath sangat cepat dalam
pemulihan dengan meningkatkan sirkulasi darah sehingg membantu
menghilangakan sisa metabolik (asam laktat).

TUJUAN PENELITIAN

adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengetahui adanya pemulihan kelelahan setelah olahraga melalui metode
massage.

2. Mengetahui adanya pemulihan kelelahan setelah olahraga melalui metode
contrasbath.

3. Mengetahui adanya perbedaan yang signifikan diantara kedua metode
pemulihan kelelahan setelah olahraga

TINJAUAN PUSTAKA
Kelelahan
Kelelahan merupakan pengalaman umum dari setiap individu.
kelelahan dapat didefinisikan sebagai hilangnya kemampuan untuk
menghasilkan kekuatan maksimal selama otot berkontraksi(Davis, 2010).
Mulyana (2011) kelelahan merupakan faktor penyebab dalam
penurunan perfoma seseorang setelah olahraga. Seorang atlet tidak akan
menampilkan kemampuannya yang maksimal saat bertanding jika
mengalami kelelahan. Kelelahan merupakan suatu proses alami yang
terjadi pada seseorang ketika melakukan olahraga.

Olahraga adalah hasil dari anaerobik yang meninggi yang segera di
ikuti meningginya aerobik. Meningginya anaerobik di perlukan untuk
menghasilkan energi yang digunakan untuk melakukan olahraga itu, tetapi
bersamaan itu dihasilkan pula zat sampah (Giriwijoyo, 2010). Produksi

asam laktat yang melebihi konsumsi di ambang anaerobik akan
terakumulasi menjadi kelelahan. Aktivitas di ambang anaerobik biasanya
dicapai individu pada 60% dari maksimal oksigen yang di konsumsi
(Davis, 2010).
Aktivitas fisik yang harus di pertahankan pada intensitas yang
relatif tinggi selama dua sampai tiga menit seperti olahraga, sumber daya
yang digunakan untuk kontraksi otot adalah anaerobik yang akan
menghasilkan zat sampah yaitu asam laktat (Giriwijoyo, 2012). Asam
laktat yang tertimbun di otot dan darah pada kontraksi otot yang intens
atau berkepanjangan akan menimbulkan kelelahan. Asam laktat
menimbulkan nyeri otot yang terasa satu atau dua hari setelah olahraga
intens (Subekti, 2007). Kelelahan yang dialami seorang atlet akan
menurunkan perfomanya maka dari itu pemulihan merupakan hal penting
pada saat latihan serta dalam kompetisi antara pertandingan dan selama
turnamen dilakukan (Alpert, 2010).

Pemulihan
Latihan saja tidak cukup untuk atlet menghasilkan perfoma
terbaiknya, atlet juga perlu waktu untuk pemulihan. Pemulihan bertujuan
untuk mengurangi kelelahan dan memperbaiki kinerja lebih baik (Calder,
2005).
Sebagian atlet berusaha untuk meningkatkan kinerja dan potensi
yang di miliki mereka untuk lebih baik. Tubuh mereka dipaksa untuk
berlatih dengan beban berlebihan dan stres. Tanpa pemulihan yang

memadai tidak dapat dihindari atlet akan

mengalami kelelahan.

Pemulihan memungkinkan tubuh untuk mengisi kembali energi,
penurunan asam laktat, dan menurunkan kelelahan sistem saraf pusat
(Hing, 2008).
Diperkirakan sebanyak 20% dari semua atlet cabang oalahraga
mengalami overtraining syndrom. Overtraining syndrom dapat di
definisikan sebagai titik akhir dimana atlet mengalami kelelahan kronis
dan pemulihan yang tidak memadai (Alpert, 2010).

Banyak strategi yang digunakan oleh atlet untuk meningkatkan
proses pemulihan. Menurut Mc Ardlen 1991 yang di kutip oleh Ningrum
(2012) bahwa proses cepat dalam pemulihan dari latihan dapat di
kategorikan sebagai pemulihan aktif dan pasif. Dalam pemulhan aktif
lebih dikenal dengan olahraga berintensitas rendah untuk mencegah kram
otot, kekakuan dan menfasilitasi pemulihan. Sebaliknya dalam pemulihan
pasif modifikasi yang digunakan diantaranya massage, contrasbath, posisi
tubuh tertentu dan minum cairan dingin.
Massage (pijatan)

a. Pengertian massage
Massage adalah tindakan penekanan oleh tangan pada jaringan

lunak, biasanya otot, tendon atau ligamen, tanpa menyebabkan pergeseran
atau perubahan posisi sendi guna menurunkan nyeri, menghasilkan
relaksasi, dan meningkatkan sirkulasi (Best, 2008). Tujuan teknik
massage adalah pengosongan dan pengisian pembuluh vena dan limfe,

sehingga membantu memperlancar sirkulasi, membantu sekresi, dan
pemberian nutrisi ke dalam jaringan (Pradipta, 2012). Timbunan asam

laktat yang menyebabkan kelelahan ketika otot-otot kita menerima
massage, asam laktat yang menempel pada otot-otot tersebut akan dipecah
dan dilarutkan ke dalam pembuluh darah (Arif, 2012).
b. Teknik massage meliputi effleurage (menggosok) dan petrisage
(pijatan)
1. Effleurage (menggosok)

Gerakan di bagian tubuh dengan menggunakan seluruh permukaan
telapak tangan melekat pada bagian-bagian tubuh yang digosok. Tangan
menggosok secara supel atau gentel menuju arah jantung dengan
dorongan dan tekanan (Wiyoto, 2011).
2. Petrisage atau pijatan

Gerakan pijatan dengan mempergunakan empat jari merapat
berhadapan dengan ibu jari yang selalu lurus dan supel. Bagian tubuh
yang di pijat terletak di dalam cengungan telapak tangan antara jari-jari
dan ibu jari. Gerakan memijat dengan meremas otot yang sedikit di tarik
ke atas seolah-olah akan memisahkan otot dari tulang atau otot yang lain
(Wiyoto, 2011).
Contrasbath


a. Pengertian contrasbath
Perendaman periodik menggunakan air panas dengan suhu 38°C selama
4 menit dan air dingin dengan suhu 18°C selama 1 menit dan kembali ke

air hangat selama empat menit (Michlovitz, 1990). Teknik bolak-balik
panas dingin di maksudkan untuk memompa pembuluh darah melalui
vasodilatasi dan vasokontriksi akibat dari perubahan suhu tersebut

(Cochrane, 2004).
b. Prinsip kerja contrasbath
Perendaman secara periodik dalam kurun waktu tertentu. Manfaat dari
perendaman secara periodik ini adalah pada saat perendaman akan terjadi
peningkatan aliran darah dan getah bening ke arah jantung, dan pada
pengangkatan tubuh dari air, darah dan getah bening yang tadi sudah
terperas ke arah jantung, tidak akan kembali ke bagian bawah lagi karena
adanya sistem katup pada pembuluh darah vena dan getah bening.
Keadaan inilah yang akan meningkatkan aliran (sirkulasi) pada pembuluh
darah dan getah bening (Giriwijoyo, 2012). Meningkatnya sirkulasi akan
berpengaruh terhadap kelancaran suplai oksigen yang akan membantu

pendaurulangan asam laktat menjadi sumber energi. Dengan tersedianya
energi kembali yang berasal dari asam laktat akan memulihkan kelelahan
yang berdampak pada mengembalian perfoma seperti semula (Mulyana,
2011).
Metode Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukanadalah Quasi Eksperiment. Rancangan
penelitian yang digunakan adalah pre and post test two group design , karena
memandingkan dua jenis perlakuan sebelum dan sesudah melakukan tindakan.
Desain ini bertujuan untuk melihat kemungkinan adanya hubungan sebab akibat

yang muncul sesudah diberikan perlakuan,kemudian hasil dari perlakuan
dibandingkan.
Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil uji statistik pada kelompok massage didapatkan bahwa
nilai p adalah 0,011 ini berarti nilai p < 0,05 Ho ditolak, ada pengaruh massage
terhadap pemulihan setelah olahraga. Pada kelompok contrasbath juga didapatkan
pengaruh dimana nilai p = 0,016. Namun setelah diuji beda ternyata tidak terdapat
perbedaan pengaruh diantara keduanya dengan nilai p = 0,666.

KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari analisa hasil statistik, dapat diambil kesimpulan bahwa
massage dan contrasbath memiliki pengaruh terhadap pemulihan kelelahan.
B. Saran
1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat lebih memperhatikan peralatan

untuk mempertahankan suhu air. Selain itu diharapkan penelitian
selanjutnya dilakukan dengan teknik yang lebih baik dan alat yang modren
sehingga dapat diketahui keefektifitasan massage dan contrasbath yang
telah dilakukan.
2. Kepada

responden

serta

atlit

lainnya

diharapkan

untuk

lebih

memperhatikan dosis, asupan makanan, serta teknik massage dan
contrasbath yang baik dalam menentukan keberhasilan pemulihan

kelelahan dengan tujuan perlakuan.

DAFTAR PUSTAKA
Alimul Azis. 2003. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta:
Salemba Medika
Alpert M, Jessica, George C.B, Miguel C. 2010. Recovery in Tennis. USO: USTA
Player Development
Arif, R. 2012. Sport Massage Untuk Menghilangkan Kelelahan Akibat Olahraga .
Diakses
12-04-2013.
http://basket.sportku.com/berita/info/tipstrick/13764-sports-massage-untuk-menghilangkan-kelelahan-akibatberolahraga
Arif

Hafidz.
2011.
Kekuatan
otot.
Diakses
23-07-2013.
http://ariephafidznik14.wordpress.com/2011/03/29/kekuatan-otot/

Akoso, B.T dan Akoso, G.H.E. 2009. Bebas Kelelahan. Yogyakarta: Kanisius
Best T.M, Robin H, Aaron W, Furqan H. 2010. Effectiveness of Sport Massage
for Recovery of Skelete Muscle From Strenuous Exercise. Clin J Sport
Med. Volume 18.5: September 2008: 44-460
Calder M. 2005. Recovery Training. Australia: Australia Institute of Sport
Cochrane, D.J, 2004. Alterrating hot and cold water immersion for athlete
recovery: a review. Physical Therapy in Sport . Volum 5. 26-32. 2004. 2627
Davis M.P, Declan W. 2010. Mechanisms of Fatigue. The Journal of Supportive
Oncology. Volume 8.4: July/August 2010: 164-174
Ferdian. 2011. Pengaruh Umur Terhadap Kelelahan . Diakses 23-07-2013.
http://publichealth08.blogspot.com/2013/06/pengaruh-umur-terhadapkelelahan-umur.html
Freidman J.H, Guidu A, Peter H, Johan M. 2010. Fatigue Rating Scalea Critigue
and Recommendations by The Movement Disorders Society Task Force
on Rating Scales for Parkinson’s Disease. Movement Disorder Socicty.
Volume 25.7: 13 April 2010: 805-822
Giriwijoyo Santoso. 2006. Ilmu Faal Olahraga (Fungsi Tubuh Manusia pada
Olahraga). Bandung: Remaja Rosdakarya
Giriwijoyo Santoso. 2010. Ilmu Faal Olahraga (Fungsi Tubuh Manusia Pada
Olahraga Untuk Kesehatan dan untuk Prestasi). Bandung: Remaja
Rosdakarya
Giriwijoyo, S dan Sidik, D.Z. 2012. Ilmu Kesehatan Olahraga . Bandung: Remaja
Rosdakarya

Giriwijoyo, S dan Sidik, D.Z. 2012. Ilmu Faal Olahraga (Fisiologi Olahraga).
Bandung: Remaja Rosdakarya
Hing W.H, White S.G, Bouaaphone A, Lee P. 2008. Contrasbath Therapy- A
Systematic Review. Physical Therapy in Sport . Volum 9. 148-161. 23 mei
2008. 148
Kaltimpost. 2013. Perempuan Lebih Cepat Lelah. Diakses 23-07-2013.
http://www.kaltimpost.co.id/berita/detail/17793/perempuan-lebih-cepatlelah.html
Michlovitz, S.L. 1990. Thermal Agents in Rehabilitation Second Edition .
Philadelphia: F.A Davis Company
Mulyana B, Giriwijoyo S, Sagitarius, Tafaqur M. 2011. Dampak Hydromassage
Pencelupan Air Panas dan Air Dingin Terhadap Pemulihan dari
Kelelahan Olahraga Aerobik. Fakultas Pendidikan Olahraga dan
Kesehatan. Universitas Pendidikan Indonesia
Ningrum, D.A. 2012. Perbandingan Metode Hydrotherapy Massage dan Massage
Manual Terhadap Pemulihan Kelelahan Pasca Olahraga Anaerobic
Lactacid. UPI. Repositori. UPI. Edu
Pradipta,
D.
2012.
Pengaruh
Massage.
Diakses
12-04-2013.
http://dedypradipta.blogspot.com/2012/02/pengaruh-massage.html
Septiana F.F, Ilya E.I, Sadikin M. 2010. Peran H+ dalam Menimbulkan
Kelelahan: Otot Pengaruh pada Sistem Otot Rangka Rana Sp. Maj
Kedokteran. Volum 60. 4. 4 april 2010. 179
Subekti, N.B. 2007. Buku Saku Patofisiologi, Ed 3. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta
Widiyanto. 2012. Latihan Fisik dan Laktat. Yogyakarta: Pendidikan Kesehatan
dan Rekreasi FIK UNY
Wiegand dan Douglas M. 2009. Commericial Motor Vehicle Health and Fatigue
Study. Blacksburg: Virginia technology Traspotation Institute
Wiyoto, B.T. 2011. Remedial Massage. Yogyakarta: Nuha Medika

Alimul Azis. 2003. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah . Jakarta:
Salemba Medika
Alpert M, Jessica, George C.B, Miguel C. 2010. Recovery in Tennis. USO: USTA
Player Development
Arif, R. 2012. Sport Massage Untuk Menghilangkan Kelelahan Akibat Olahraga .
Diakses
12-04-2013.
http://basket.sportku.com/berita/info/tipstrick/13764-sports-massage-untuk-menghilangkan-kelelahan-akibatberolahraga
Arif

Hafidz.
2011.
Kekuatan
otot.
Diakses
23-07-2013.
http://ariephafidznik14.wordpress.com/2011/03/29/kekuatan-otot/

Akoso, B.T dan Akoso, G.H.E. 2009. Bebas Kelelahan. Yogyakarta: Kanisius
Best T.M, Robin H, Aaron W, Furqan H. 2010. Effectiveness of Sport Massage
for Recovery of Skelete Muscle From Strenuous Exercise. Clin J Sport
Med. Volume 18.5: September 2008: 44-460
Calder M. 2005. Recovery Training. Australia: Australia Institute of Sport
Cochrane, D.J, 2004. Alterrating hot and cold water immersion for athlete
recovery: a review. Physical Therapy in Sport . Volum 5. 26-32. 2004. 2627
Davis M.P, Declan W. 2010. Mechanisms of Fatigue. The Journal of Supportive
Oncology. Volume 8.4: July/August 2010: 164-174
Ferdian. 2011. Pengaruh Umur Terhadap Kelelahan . Diakses 23-07-2013.
http://publichealth08.blogspot.com/2013/06/pengaruh-umur-terhadapkelelahan-umur.html
Freidman J.H, Guidu A, Peter H, Johan M. 2010. Fatigue Rating Scalea Critigue
and Recommendations by The Movement Disorders Society Task Force
on Rating Scales for Parkinson’s Disease. Movement Disorder Socicty.
Volume 25.7: 13 April 2010: 805-822
Giriwijoyo Santoso. 2006. Ilmu Faal Olahraga (Fungsi Tubuh Manusia pada
Olahraga). Bandung: Remaja Rosdakarya
Giriwijoyo Santoso. 2010. Ilmu Faal Olahraga (Fungsi Tubuh Manusia Pada
Olahraga Untuk Kesehatan dan untuk Prestasi). Bandung: Remaja
Rosdakarya

Giriwijoyo, S dan Sidik, D.Z. 2012. Ilmu Kesehatan Olahraga . Bandung: Remaja
Rosdakarya
Giriwijoyo, S dan Sidik, D.Z. 2012. Ilmu Faal Olahraga (Fisiologi Olahraga).
Bandung: Remaja Rosdakarya
Hing W.H, White S.G, Bouaaphone A, Lee P. 2008. Contrasbath Therapy- A
Systematic Review. Physical Therapy in Sport . Volum 9. 148-161. 23 mei
2008. 148
Kaltimpost. 2013. Perempuan Lebih Cepat Lelah. Diakses 23-07-2013.
http://www.kaltimpost.co.id/berita/detail/17793/perempuan-lebih-cepatlelah.html
Michlovitz, S.L. 1990. Thermal Agents in Rehabilitation Second Edition .
Philadelphia: F.A Davis Company
Mulyana B, Giriwijoyo S, Sagitarius, Tafaqur M. 2011. Dampak Hydromassage
Pencelupan Air Panas dan Air Dingin Terhadap Pemulihan dari
Kelelahan Olahraga Aerobik. Fakultas Pendidikan Olahraga dan
Kesehatan. Universitas Pendidikan Indonesia
Ningrum, D.A. 2012. Perbandingan Metode Hydrotherapy Massage dan Massage
Manual Terhadap Pemulihan Kelelahan Pasca Olahraga Anaerobic
Lactacid. UPI. Repositori. UPI. Edu
Pradipta,
D.
2012.
Pengaruh
Massage.
Diakses
12-04-2013.
http://dedypradipta.blogspot.com/2012/02/pengaruh-massage.html
Septiana F.F, Ilya E.I, Sadikin M. 2010. Peran H+ dalam Menimbulkan
Kelelahan: Otot Pengaruh pada Sistem Otot Rangka Rana Sp. Maj
Kedokteran. Volum 60. 4. 4 april 2010. 179
Subekti, N.B. 2007. Buku Saku Patofisiologi, Ed 3. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta
Widiyanto. 2012. Latihan Fisik dan Laktat. Yogyakarta: Pendidikan Kesehatan
dan Rekreasi FIK UNY
Wiegand dan Douglas M. 2009. Commericial Motor Vehicle Health and Fatigue
Study. Blacksburg: Virginia technology Traspotation Institute
Wiyoto, B.T. 2011. Remedial Massage. Yogyakarta: Nuha Medika

Dokumen yang terkait

PENGARUH MASSAGE DAN HOT BATH TERHADAP PENURUNAN KELELAHAN PADA PEMAIN FUTSAL Pengaruh Massage Dan Hot Bath Terhadap Penurunan Kelelahan Pada Pemain Futsal.

1 4 13

PENGARUH MASSAGE DAN CONTRASBATH TERHADAP PEMULIHAN KELELAHAN PADA ANAK SETELAH OLAHRAGA Pengaruh Massage Dan Contrasbath Terhadap Pemulihan Kelelahan Pada Anak Setelah Olahraga.

0 1 20

PENDAHULUAN Pengaruh Massage Dan Contrasbath Terhadap Pemulihan Kelelahan Pada Anak Setelah Olahraga.

1 3 4

DAFTAR PUSTAKA Pengaruh Massage Dan Contrasbath Terhadap Pemulihan Kelelahan Pada Anak Setelah Olahraga.

0 1 4

PENGARUH PENAMBAHAN CONTRASBATH PADA COOLLING DOWN TERHADAP PEMULIHAN KELINCAHAN ATLET SETELAH LATIHAN Pengaruh Penambahan Contrasbath Pada Coolling Down Terhadap Pemulihan Kelincahan Atlet Setelah Latihan Zig Zag Run.

0 2 17

PENDAHULUAN Pengaruh Penambahan Contrasbath Pada Coolling Down Terhadap Pemulihan Kelincahan Atlet Setelah Latihan Zig Zag Run.

0 1 4

PENGARUH PENAMBAHAN CONTRASBATH PADA COOLLING DOWN TERHADAP PEMULIHAN KELINCAHAN ATLET SETELAH LATIHAN Pengaruh Penambahan Contrasbath Pada Coolling Down Terhadap Pemulihan Kelincahan Atlet Setelah Latihan Zig Zag Run.

0 2 17

PENGARUH PEMBERIAN MASSAGE DAN COOLING DOWN TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KELELAHAN PADA ATLET OLAHRAGA Pengaruh pemberian massage dan cooling down terhadap penurunan tingkat kelelahan pada atlet olahraga sepak bola di sekolah sepak bola angkasa surakarta.

0 1 17

PENGARUH PEMBERIAN MASSAGE DAN COOLING DOWN TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KELELAHAN PADA ATLET OLAHRAGA Pengaruh pemberian massage dan cooling down terhadap penurunan tingkat kelelahan pada atlet olahraga sepak bola di sekolah sepak bola angkasa surakarta.

0 1 14

PERBANDINGAN METODE HYDROTHERAPY MASSAGE DAN MASSAGE MANUAL TERHADAP PEMULIHAN KELELAHAN PASCA OLAHRAGA ANAEROBIC LACTACID.

5 13 25