PERBANDINGAN METODE HYDROTHERAPY MASSAGE DAN MASSAGE MANUAL TERHADAP PEMULIHAN KELELAHAN PASCA OLAHRAGA ANAEROBIC LACTACID.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN………... x
BAB I PENDAHULUAN……….... 1
A. Latar Belakang masalah………... 1
B. Rumusan Masalah………... 4
C. Tujuan Penelitian.………....……... 5
D. Manfaat Penelitian…………..………….……….. 5
E. Batasan Penelitian.………. 6
F. Anggapan Dasar………....………... 7
G. Hipotesis... H. Definisi Istilah ... 7 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA... 10
A. Konsep Dasar Kelelah... . 10
1. Metabolisme Pembentukan Energi….………... 10
2. Aerobik dan Anaerobik………. 12
3. Kelelahan ………..……… 16
4. Pemulihan (Recovery) ……….. 18
B. Massage ... 20
1. Definisi Massage... 20
2. Sejarah Massage ... 20
3. Jenis gerakan massage dan Manfaatnya ……….. 22
4. Pelaksanaan Massage ……….. 26
C. Hydrotherapy Massage... 27
1. Definisi Hydrotherapy ………... 27
2. Jenis-jenis Hydrotherapy ……… 27
3. Efek Fisiologis Hydrotherapy ……… 29
4. Sifat Umum Hydrotherapy………. 31
5. Pedoman Suhu Air untuk Hydrotherapy ……… 32
BAB III METODE PENELITIAN ... 33
A. Desain Penelitian... 34
B. Instrumen Penelitian ... 35
(2)
D. Teknik Pengumpulan Data ... 36
E. Prosedur Penelitian... 37
F. Teknik Analisis Data ... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39
A. Hasil Penelitian ... 39
B. Diskusi Penemuan... 45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 49
A. Kesimpulan ... 49
B. Saran ... 50
DAFTAR PUSTAKA ... 51
LAMPIRAN ... 53
(3)
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1. Pedoman Suhu Air untuk Hydrotherapy ………. 32
4.1. Hasil Perhitungan Rata-Rata Pre-Test Dan Posttest Metode Hydrotherapy Massage... 40
4.2. Hasil Perhitungan Rata-Rata Pre-Test Dan Post-Test Metode Massage Manual... 41
4.3. Tabel Normalitas Data Metode Hydrotherapy Massage... 42
4.4. Tabel Paired Sample t-test Statistic Hidrotherapy Massage... 43
4.5 Tabel Normalitas Data Massage Manual ……….. 43
4.6 Tabel Paired Sample t-test Penurunan Kadar Asam Laktat Melalui Metode Massage Manual ………. 44
4.7 Homogenitas Data ………... 45
4.8 Tabel Perbedaan Antara Metode Hydrotherapy Massage Dan Metode Massage Manual ……… 45
(4)
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 ATP sebagai Mata Uang Energy ……… 11
2.2 Proses Glikolisis Menghasilkan Asam laktat ………. 14
3.1 Desain Penelitian ... 35
(5)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 input pemberian perlakuan pada metode Hydrotherapy
Massage dan metode Massage manual... 56 2 tabel Hasil Olahraga Anaerobic Lactacid Dan Hasil Pemberian
Perlakuan Pada Sampel ……….. 57
3 Tabel Hasil Rata-Rata Penilaian Metode Hydrotherapy Massage Dan
Metode Massage Manual……….…... 59 4 input Hasil penghitungan statistic………... 60 5 Hasil Dokumentasi Foto …………... 65
(6)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Prestasi dalam dunia olahraga merupakan salah satu faktor dalam keberhasilan pembangunan olahraga. Prestasi olahraga juga merupakan indikator yang dapat digunakan secara langsung untuk melihat status atau tingkat pencapaian dan keberhasilan dalam olahraga. Prestasi yang baik didukung pula oleh performa yang baik, salah satu penyebab menurunnya performa seseorang bisa diakibatkan oleh kelelahan. Seperti yang dijelaskan menurut Giriwijoyo (2010 : 268) tentang kelelahan adalah “ menurunnya kualitas dan kuantitas kerja
atau olahraga yang di sebabkan oleh karena melakukan kerja atau olahraga”.
Semakin tinggi aktivitas yang di lakukan maka semakin cepat pula kelelahan akan timbul.
Akibat dari kelelahan menyebabkan kapasitas kerja menurun, sehingga akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas performa juga menurun. Seorang atlet tidak dapat menghindar dari kelelahan, ketika mengalami kelelahan tetapi dipaksakan untuk berlatih maka hasil latihan tidak akan maksimal dan hal tersebut akan berpengaruh terhadap kualitas performa. Salah satu bukti kelelahan berpengaruh terhadap performa adalah kejadian yang di alami Andik Vermansyah salah seorang penyerang muda Persebaya yang mengalami penurunan performa, hal ini terjadi karena setelah memperkuat timnas pada Sea Games, Andik dipanggil lagi untuk memperkuat tim Indonesia Selection menghadapi LA Galaxy
(7)
akan tetapi Andik tidak mendapatkan waktu istirahat yang cukup sehingga performanya menurun (Putranto : 2012). Sama halnya seperti yang di alami oleh klub sepakbola Real Madrid yang sedang mengalami penurunan performa yang di akibatkan oleh padatnya jadwal kompetisi yang mengharuskan pemain Real Madrid tetap terus berlatih meskipun secara fisik pemain sudah mengalami kelalahan dan Real Madrid pun diburu poin oleh Barcelona yang tinggal selisih satu poin (Noor : 2012).
Penyebab terjadinya kelelahan pada atlet adalah akibat dari penumpukan
asam laktat pada otot, seperti yang dikemukakan oleh Dinangsit (2009 : 5) “
kelelahan timbul karena penumpukan asam laktat dalam jaringan. Hal ini disebabkan oleh kemampuan tubuh menetralisir tumpukan asam laktat tersebut tidak sebanding dengan kecepatan asam laktat yang terbentuk akibat beratnya aktivitas olahraga yang dilakukan. Jika berlangsung lama, keadaan ini akan sangat
mengganggu performa seseorang”. Selain itu kelelahan juga timbul akibat dari terjadinya ketidakmampuan olahdaya aerobik untuk mengimbangi olahdaya anaerobik. Giriwijoyo (2010 : 230) mengemukakan bahwa :
“ ketidakmampuan olahdaya aerobik mengimbangi olahdaya anaerobik berakibat terjadinya kelelahan. Hal itu di sebabkan : (1) olahdaya anaerobik terlalu besar, yang berarti bahwa kerja/olahraga yang sedang dilakukan terlalu berat, dan (2) kemampuan olahdaya aerobik (kapasitas aerobik) terlalu rendah. Jadi meningkatnya olahdaya aerobik adalah untuk mempertahankan kelangsungan kerja/olahdaya aerobik yang sedang terjadi, oleh karena itu salah satu cara menghilangkan zat kelelahan ialah dengan proses oxidasi (proses aerobik)”.
Seorang atlet meskipun mengalami kelelahan di tuntut untuk menampilkan performa yang terbaik, karena itu dibutuhkan metode-metode yang dapat
(8)
memulihkan atlet dari kelelahan secepat mungkin sehingga atlet tersebut dapat menampilkan kembali performanya yang terbaik.
Kelelahan-kelelahan yang terjadi pada atlet tersebut harus diatasi, salah satu caranya dengan terapi yang menggunakan air sebagai medianya dikenal dengan nama Hydrotheraphy. “penggunaan air baik dalam wujud cair, larutan, dan uap dalam terapi melawan penyakit, trauma dan massage (pijatan) dinamakan
Hydromassage. Istilah Hydromassage juga di kenal dengan nama Hydrotheraphy”
Junaedi (sidmar, 2005 : 1). Hydrotheraphy ini menggunakan air panas dan air dingin sebagai alatnya, karena air panas di ketahui mempunyai manfaat untuk membantu rileksasi selain untuk melancarkan peredaran darah dan air dingin untuk mencegah orthostasis (giriwijoyo, 2010 : 283).
Didaerah Subang terdapat tempat rekreasi dan pemandian air panas bernama Ciater Spa Resort, di Ciater Spa resort tersebut terdapat kolam air panas yang bersumber langsung dari mata air gunung Tangkuban Perahu. Air panas disini mengandung belerang, yang manfaatnya bisa untuk menyembuhkan penyakit kulit, menghilangkan pegal-pegal, rematik dan untuk rileksasi (Rahmawati : 2010). Setelah perjalanan yang jauh dari tempat asal atau setelah lelah melakukan kegiatan rekreasi yang ada di Ciater Spa Resort dirasa pas untuk berendam di air panas belerang yang ada disana.
Metode lain selain Hydrotheraphy massage yang dapat digunakan untuk mengatasi kelelahan dengan cepat adalah massage. Manfaat dari massage bisa membantu dalam menghilangkan tumpukan asam laktat, melepaskan ketegangan atau stres otot yang diakibatkan oleh kelebihan aktifitas fisik, dan membantu otot
(9)
untuk mengambil oksigen dan gizi yang lebih cepat sehingga mempercepat penyembuhan (Pradipta : 2012).
Basiran (2008 : 3) menjelaskan : “ dokter-dokter yunani untuk pertama kalinya menggunakan massage bagi persiapan fisik olahragawan dan untuk melawan kelelahan setelah mengadakan latihan fisik yang berat. Massage diberikan sebelum dan setelah olahraga” . Basiran (2008 : 4) juga mengemukakan bahwa :
“olahragawan mengubah-ubah gerakan-gerakan dengan cepat dan kuat, hal ini dapat menimbulkan bahaya robek atau putusnya sebagian dari otot tubuh. Untuk dapat mencegah cedera olahragawan harus mempersiapkan tubuhnya dengan jalan friction (gosokan) dalam
intensitas sedang”.
Dari pemaparan diatas, penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam lagi apakah terdapat perbandingan efektivitas antara metode Hydrotherapy massage air belerang dengan metode massage manual terhadap pemulihan kelelahan setelah olahraga anaerobic laktacid. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi masukan alternatif bagi proses pemulihan atlet ataupun orang yang berolahraga.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah penelitian yang diajukan dengan pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Apakah terdapat penurunan kadar asam laktat yang signifikan pasca olahraga anaerobic lactacid melalui metode hydrotherapy massage ?
(10)
2. Apakah terdapat penurunan kadar asam laktat yang signifikan pasca olahraga anaerobic lactacid melalui metode terapi massage manual ? 3. apakah terdapat perbedaan yang signifikan diantara kedua metode
penurunan asam laktat tersebut?
C. Tujuan Penelitian
Bersadarkan dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengungkap apakah terdapat penurunan kadar asam laktat yang signifikan pasca olahraga anaerobic lactacid melalui metode
hydrotheraphy massage.
2. Untuk mengungkap apakah terdapat penurunan kadar asam laktat yang signifikan pasca olahraga anaerobic lactacid melalui metode massage manual.
3. Untuk mengungkap apakah terdapat perbedaan yang signifikan diantara kedua metode penurunan asam laktat tersebut.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini nantinya adalah: 1. Bagi Mahasiswa
Membantu dalam mempelajari beberapa teknik-teknik pemulihan kelelahan pasca olahraga anaerobik laktacid , membantu memperdalam ilmu di mata kuliah massage, faal olahraga dan biokimia.
(11)
2. Bagi Peneliti
a. Menambah wawasan peneliti dalam melaksanakan penelitian, juga dapat lebih mengembangkan ilmu yang sudah di dapat dalam masa perkuliahan .
b. Memberikan gambaran bagaimana mengatasi kelelahan pasca olahraga anaerobic laktacid.
3. Orang di bidang olahraga (pelatih dan atlet)
a. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk mengatasi penurunan prestasi atlet karena kelelahan.
b. Memberikan kontribusi khususnya bagi studi tentang pengembangan prestasi atlet dalam menjaga performa agar tetap prima tanpa kelahan yang berarti.
E. Batasan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan batasan dalam melakuan penelitian pada variable bebas dan variable terikat :
1. Penelitian di lakukan pada mahasiswa Ilmu Keolahragaan FPOK UPI. 2. Perlakuan yang diberikan adalah metode hydrotherapy massage dengan
cara berendam di air hangat belerang dan metode massage manual.
3. Lokasi penelitian dilaksanakan di Ciater Spa Resort, stadion UPI dan laboratorium fisiologi FPOK UPI.
4. Instrument yang dipakai dalam penelitian ini adalah alat untuk mengukur kadar asam laktat yaitu Accutrend Lactacid dengan merek pasar Roche
(12)
tipe 3012522 , dengan menggunakan bantuan darah dari sampel yang telah melakukan olahraga anaerobic lactacid dan yang telah menerima treatmen.
F. Anggapan Dasar
Untuk melaksanakan suatu penelitian membutuhkan suatu anggapan dasar karena dengan anggapan dasar seorang peneliti memiliki landasan dan keyakinan dalam menetapkan dan melaksanakan kegiatan. Anggapan dasar pada penelitian ini adalah bahwa hydrotheraphy dan massage dapat membantu menurunkan kelelahan setelah olahraga. Seperti yang diungkapkan oleh Giriwijoyo (2010 :
271) bahwa “massage adalah rekayasa aktivasi mekanisme pompa vena dan
pompa limfe (getah bening) secara artificial untuk mempercepat pemulihan melalui percepatan sirkulasi dalam kondisi istirahat total (berbaring dengan relax).
Basiran (2008 : 1) “dewasa ini „pijat‟ (massage) dipercaya merupakan cara yang paling sukses untuk rileks atau meredakan rasa lelah dan pegal”.
Air panas belerang manfaatnya bisa untuk menyembuhkan penyakit kulit, menghilangkan pegal-pegal, rematik dan untuk rileksasi. (Rahmawati : 2010)
G. Definisi Istilah
Untuk menghindari kesalahan arti dan makna pada penelitian ini, maka penulis menjelaskan beberapa istilah yang ada dipenelitian ini:
a. Hydroteraphy. Arofah (2010 : 16) mengemukakan bahwa: “hydrotheraphy
adalah perawatan menggunakan air untuk tujuan kesehatan”. Hydrotheraphy dalam fisioterapi dapat berfungsi untuk mempercepat
(13)
penyembuhan luka. Yang dimaksud hydrotherapy dalam penelitian ini adalah kolam rendam air panas belerang yang terdapat di Ciater Spa Resort.
b. Massage. Basiran (2008 : 8) mengemukakan bahwa “ massage adalah
suatu cara pemulihan atau penyembuhan dengan menggunakan gerakan tangan atau alat pada jaringan tubuh yang lunak (otot). Gerakan tangan dalam massage disebut manipulasi atau pegangan massage.manipulasi tersebut berupa urutan, pijatan, tepukan, elusan, atau yang lain yang disusun secara sistematis berdasarkan prinsip-prinsip anaomi dan fisiologi serta disesuaikan dengan bentuk dan kondisi jaringan ”.
c. Kelelahan. Giriwijoyo (2010 : 268) mengemukakan bahwa “ kelelahan
adalah menurunnya kualitas dan kuantitas kerja atau olahraga yang disebabkan oleh karena melakukan kerja atau olahraga tertentu. Penurunan kualitas dan kuantitas kerja atau olahraga ini disebabkan oleh karena intensitas dan durasi kerja atau olahraga itu telah menyebabkan terjadinya gangguan homeostatis. Kondisi ini secara subjektif dirasakan sebagai kelelahan”. Yang dimaksud kelelahan disini adalah kelelahan akibat penumpukan asam laktat yang terjadi di otot setelah melakukan olahraga anaerobik.
d. Olahraga anaerobic. Giriwijoyo (2010 : 123) mengungkapkan bahwa : “olahraga yang selama penampilannya, minimal 2/3 (70%) dari seluruh
energy yang dipergunakan disediakan melalui olahdaya anaerobic: artinya, maksimal hanya 30% olahdaya anaerobic yang dpat diliput oleh olahdaya
(14)
aerobic. Selebihnya baru akan diliput nanti pada masa pemulihan setelah
menyelesaikan penampilannya”. Yang dimaksud olahraga anaerobic disini
adalah olahraga yang kebutuhan oksigen yang diperlukannya tidak dapat dipenuhi oleh tubuh dan olahraganya dilakukan dalam waktu yang singkat. e. Lactacid (Asam Laktat). Asam laktat merupakan suatu produk yang
dihasilkan dari piruvat pada suasana aerob pada proses glikolisis.
H. Sistematika Penulisan Skripsi
Sistematika penulisan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian E. Batasan Penelitian F. Anggapan Dasar G. Definisi Istilah
H. Sintematika Penulisan Skripsi
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Kelelahan B. Massage
C. Hydrotherapy Massage D. hipotesis Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN
A. desain Penelitian B. Instrumen Penelitian C. Populasi dan Sampel D. Teknik Pengumpulan Data E. Prosedur Penelitian
F. Teknik Analisis data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHSAN
A. Hasil Penelitian B. Saran
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan B. Saran
(15)
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan suatu cara yang digunakan dalam pelaksanaan sebuah penelitian. Penggunaan sebuah metode dalam penelitian bertujuan agar memperoleh data yang akhirnya mengungkap permasalahan yang hendak diselesaikan. Metode Penelitian menurut Sugiyono (2011 : 2) pada
dasarnya adalah “cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Metode yang digunakan penulis untuk mengungkap permasalahan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen. Menurut Sugiono (2011 : 72) metode eksperimen adalah “metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam
kondisi yang terkendalikan”.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan Pre-Eksperimental Design, dengan terdapat dua kelompok sampel, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah terdapat perbedaan sebelum dan sesudah diberi perlakuan.
Mengenai hal yang sama Sugiyono (2011:74) mengemukakan sebagai berikut:
Dikatakan Pre-experimental karena desain ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh, karena masih terdapat variable luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variable dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variable dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variable independen. Hal ini dapat terjadi, karena tidak adanya variable control, dan sampel tidak dipilih secara random..
(16)
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai Lokasi dan sampel penelitian, definisi operasional dari variabel yang terlibat dalam penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, pendekatan yang akan digunakan dan prosedur penelitian.
A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah One-Group
Pretest-Posttest Design.
X
Gambar 3.1 Desain peneltian
O¹ = hasil pretest sebelum diberi perlakuan (treatmen) O² = hasil posttest sesudah diberi perlakuan (treatmen) X = perlakuan (treatmen) yang diberikan
Dalam penelitian ini terdapat dua variable independen (metode
Hydrotherapy massage dan metode Massage manual) dan satu variable dependen
(kelelahan pasca olahraga anaerobic lactacid). Desain penelitian ini bertujuan
(17)
untuk mengetahui adanya perbandingan metode hydrotherapy massage dengan
massase manual terhadap pemulihan kelelahan pasca olahraga anaerobic lactacid.
B. Instrumen Penelitian
Instrumen merupakan poin penting dalam sebuah penelitian, instrumen berfungsi untuk memperoleh data yang dinginkan dari sebuah penelitian seperti
yang diungkapkan Sugiono (2011:102) bahwa “instrument penelitian adalah suatu
alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun social yang diamati”. Adapun Instrumen penelitian yang di gunakan pada penelitian ini adalah Accutrend Lactacid dengan merek pasar Roche tipe 3012522 yaitu alat yang berfungsi untuk mengetahui kadar asam laktat yang terdapat pada darah seseorang setelah melakukan olahraga anaerobic lactacid.
C. Populasi dan Sampel
Dalam sebuah penelitian diperlukan sebuah sumber data yang digunakan untuk memperoleh data yang sesuai dengan yang diinginkan. Adapun mengenai objek yang hendak diteliti adalah dinamakan dengan populasi dan sampel penelitian. Mengenai populasi Sugiyono (2011:80) menjelaskan bahwa, “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Mengenai sampel pun Sugiono (2011:81)
menjelaskan bahwa “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki leh populasi tersebut”.
(18)
Pada penelitian ini populasi yang dijadikan objek penelitian adalah mahasiswa Ilmu Keolahragaan FPOK UPI Bandung angkatan 2008. Peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel dengan menggunakan Nonprobability
Sampling yaitu Purposive Sampling , “dikatakan purposive karena teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. ” (Sugiono, 2011:85). Dengan menggunakan teknik pengambilan sampel itu didapat 6 orang mahasiswa IKOR 2008 yang homogen.
D. Teknik Pengumpulan Data
Gambar 3.2. Teknik Pengumpulan Data Kel. Sampel A Kel. Sampel B
Olahraga anaerobic lactacid “circuit training”
PRETEST PRETEST
Treatment Metode hydrotherapy
Treatment Metode Massage
POST TEST POST TEST
(19)
Pada penelitian ini, karena menggunakan metode pre eksperimen dengan desain penelitian pretest posttest control group design. Langkah awal untuk pengumpulan data adalah membagi sampel menjadi dua kelompok, satu kelompok yang diberikan perlakuan dengan hydrotherapy massage dan satu kelompok lagi yang menggunakan metode massage manual. Selanjutnya sampel diberikan manipulasi berupa olahraga anaerobic lactacid dengan circuit training, setelah itu dilakukan pretest untuk mengetahui kadar asam laktat yang terkandung didalam darah setelah olahraga. Selanjutnya, sampel diberi treatmen selama sepuluh menit. Kelompok pertama di beri treatmen hydrotherapy massage sedangkan kelompok kedua diberi treatmen massage manual. Langkah yang terakhir, setelah selesai diberi perlakuan lalu di lakukan posttest untuk mengetahui kadar asam laktat yang terdapat dalam darah.
E. Prosedur Penelitian
Dalam melakukan suatu penelitian terdapat beberapa tahap yang harus dilakukan, adapun beberapa tahap yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Membuat proposal penelitian.
2. Penyusunan latar belakang, merumuskan masalah, tujuan, manfaat,asumsi dasar,hipotesis,definisi operasional
3. Penyusunan pendalaman kajian pustaka dan memperbanyak teori terhadap apa yang ada dalam konteks penelitian
(20)
5. Mengumpulkan dan menyusun data hasil penelitian. 6. Melakukan analisis data hasil penelitian.
7. Menarik kesimpulan dari hasil analisi data dan penyusunan laporan.
F. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kuantitatif, setelah data dari sampel terkumpul langkah selanjutnya yang dilakukan adalah analisis data. Kegiatan dalam analisis data adalah input data dan menguji hipotesis yang sudah diajukan sebelumnya. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Statistical Product and Service Solution
(SPSS) for Windows versi 17.0 dan analisis data yang digunakan adalah:
1. Paired Sample t Test untuk pengujian terhadap dua sampel yang
berpasangan (paired), sampel yang berpasangan diartikan sebagai sebuah sampel dengan subjek yang sama namun mengalami dua perlakuan dan pengukuran yang berbeda.
2. Independent Sample t Test, menguji apakah terdapat perbedaan yang
signifikan antara variable numeric. Sehingga bisa digunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara metode hydrotherapy dengan metode massage.
(21)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dalam Bab IV, maka peneliti memberikan beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Terdapat penurunan kadar asam laktat yang signifikan pasca olahraga
anaerobic lactacid melalui metode Hydrotherapy Massage , pada
sampel A hasil pre-test setelah melakukan olahraga anaerobic laktacid jumlah asam laktat dalam darahnya 11 mmol menjadi 2,95 mmol, sedangkan pada sampel B 10,3 mmol menjadi 3,95 mmol, dan pada sampel C 11,6 mmol menjadi 4 mmol.
2. Terdapat penurunan kadar asam laktat yang signifikan pasca olahraga
anaerobic lactacid melalui metode Massage Manual, pada sampel A
hasil pre-test setelah olahraga anaerobic lactacid yaitu 10,4 mmol menjadi 5,95 mmol, pada sampel B 11,4 mmol menjadi 7,2 mmol dan pada sampel C 11,2 mmol menjadi 6,35 mmol.
3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara metode hydrotherapy
massage dan metode massage manual dalam menurunkan kadar asam
laktat pasca olahraga anaerobic laktacid. Penurunan kadar asam laktat dengan metode Hydroyherapy massage lebih besar dalam menghilangkan kelelahan akibat menumpuknya asam laktat dalam otot. Dengan demikian Metode Hydrotherapy massage bisa dikatakan
(22)
lebih bagus dibandingkan metode Massage manual dengan melihat nilai rata-ratanya, dimana metode Hydrotherapy Massage mempunyai nilai means lebih besar (7.3333) dari nilai means metode Massage manual (4.5167) dalam menurunkan kadar asam laktat pasca olahraga
anaerobic laktacid.
B. Saran
Sehubungan dengan penelitian yang telah dilakukan dan guna penyempurnaan hasil penelitian, maka penulis mengemukakan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi mahasiswa Ilmu Keolahragaan , Atlet, Pelatih dan orang-orang yang berkecimpung di dunia olahraga. Perlu mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam masalah menanggulangi kelelahan akibat penumpukan asam laktat pada otot yang berlebihan, agar kelelahan itu tidak mengganggu performa yang akan ditampilkan.
2. Bagi lembaga FPOK UPI, agar dapat memberikan mata kuliah yang bersangkutan dengan faal olahraga, kesehatan olahraga dan massage olahraga lebih mendalam lagi kepada mahasiswa-mahasiswa FPOK UPI karena bidang hydrotherapy massage dan massage manual bisa menjadi salah satu bidang yang menjadi lahan pekerjaan yang menjanjikan. Bisa dilihat dengan terdapatnya masseur dan ahli fisiotherapy pada setiap cabang olahraga.
(23)
3. Diharapkan untuk peneliti selanjutnya dapat mengembangkan Variabel dan sampel yang lebih banyak dan lebih luas, juga menggunakan Instrumen yang sudah lebih teruji, dan Metode penelitian yang berbeda misalnya dengan melakukan metode penelitian True Eksperimen .
4. Sampel dalam penelitian selanjutnya diharapkan berasal dari atlet dengan cabang olahraga yang berbeda dan alat yang digunakan untuk treatment dalam massage manual bisa menggunakan kursi pijat refleksi otomatis. 5. Diharapkan waktu untuk treatment massage manual bisa lebih lama lagi,
karena dengan waktu yang hanya 10 menit dirasakan masih kurang dan jauh dari maksimal.
(24)
DAFTAR PUSTAKA
_____ . (2010). Perawatan Spa dan Perkembangannya (Ditinjau dari Tradisi
Budaya Indonesia). Jakarta : Kementrian Pendidikan Nasional.
_____. (2010). Tiga komponen Utama Perawatan Spa. Jakarta : Kementrian Pendidikan Nasional.
Arovah, Novita Intan. (2010). Dasar-dasar Fisioterapy Pada Cidera Olahraga. Yogyakarta.Tersedia:http://staff.uny.ac.id/sites/files/BukuAjarKuliahFisiot erap i.pdf [12 Mei 2012]
Basiran. (2008). Modul Massage Olahraga. Bandung : FPOK UPI.
Dinagsit, Dinar. (2009). Perbedaan Pengaruh Metode Massage Air
(Hydromassage) dan Metode Massage Manual terhadap Performa Setelah Kelelahan. Thesis Pendor Pascasarjana UPI : Tidak diterbitkan.
Giriwijoyo, S. (2007). Ilmu Kesehatan Olahraga Untuk Kesehatan Dan Untuk
Prestasi Olahraga. Bandung : FPOK UPI.
Giriwijoyo, S. (2010). Ilmu Faal Olahraga (Fisiologi Olahraga). Bandung : Redpoint.
http://id.berita.yahoo.com/kelelahan-andik-rehat-142626623--soccer.html [3 Mei
2012]
http://dedypradipta.blogspot.com/2012/02/pengaruh-massage.html [3 Mei 2012]
http://sport.detik.com/read/2012/.../performa-madrid-sedang-turun.html [20 April 2012]
Junaedi, Ade Junjun (2008). Pengaruh Hydromassage Pencelupan Dan
Pemulihan Aktif Terhadap Performa Atlet. Skripsi sarjana pada FPOK UPI
: tidak di terbitkan.
McArdle and Katch. (1994). Essentials of Exercise Physiology. United States of America.
(25)
Santosa, Singgih. (2009). Panduan lengkap Menguasai Statistik dengan SPSS. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.
Sugiono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung : Alfabeta.
(1)
5. Mengumpulkan dan menyusun data hasil penelitian. 6. Melakukan analisis data hasil penelitian.
7. Menarik kesimpulan dari hasil analisi data dan penyusunan laporan.
F. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kuantitatif, setelah data dari sampel terkumpul langkah selanjutnya yang dilakukan adalah analisis data. Kegiatan dalam analisis data adalah input data dan menguji hipotesis yang sudah diajukan sebelumnya. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Statistical Product and Service Solution (SPSS) for Windows versi 17.0 dan analisis data yang digunakan adalah:
1. Paired Sample t Test untuk pengujian terhadap dua sampel yang berpasangan (paired), sampel yang berpasangan diartikan sebagai sebuah sampel dengan subjek yang sama namun mengalami dua perlakuan dan pengukuran yang berbeda.
2. Independent Sample t Test, menguji apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara variable numeric. Sehingga bisa digunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara metode hydrotherapy dengan metode massage.
(2)
Destiana Ayu Ningrum, 2012
Perbandingan Metode Hydrotherapy Massage Dan Massage Manual Terhadap Pemulihan Kelelahan Pasca Olahraga Anaerobic Lactacid
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dalam Bab IV, maka peneliti memberikan beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Terdapat penurunan kadar asam laktat yang signifikan pasca olahraga anaerobic lactacid melalui metode Hydrotherapy Massage , pada sampel A hasil pre-test setelah melakukan olahraga anaerobic laktacid jumlah asam laktat dalam darahnya 11 mmol menjadi 2,95 mmol, sedangkan pada sampel B 10,3 mmol menjadi 3,95 mmol, dan pada sampel C 11,6 mmol menjadi 4 mmol.
2. Terdapat penurunan kadar asam laktat yang signifikan pasca olahraga anaerobic lactacid melalui metode Massage Manual, pada sampel A hasil pre-test setelah olahraga anaerobic lactacid yaitu 10,4 mmol menjadi 5,95 mmol, pada sampel B 11,4 mmol menjadi 7,2 mmol dan pada sampel C 11,2 mmol menjadi 6,35 mmol.
3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara metode hydrotherapy massage dan metode massage manual dalam menurunkan kadar asam laktat pasca olahraga anaerobic laktacid. Penurunan kadar asam laktat dengan metode Hydroyherapy massage lebih besar dalam menghilangkan kelelahan akibat menumpuknya asam laktat dalam otot. Dengan demikian Metode Hydrotherapy massage bisa dikatakan
(3)
lebih bagus dibandingkan metode Massage manual dengan melihat nilai rata-ratanya, dimana metode Hydrotherapy Massage mempunyai nilai means lebih besar (7.3333) dari nilai means metode Massage manual (4.5167) dalam menurunkan kadar asam laktat pasca olahraga anaerobic laktacid.
B. Saran
Sehubungan dengan penelitian yang telah dilakukan dan guna penyempurnaan hasil penelitian, maka penulis mengemukakan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi mahasiswa Ilmu Keolahragaan , Atlet, Pelatih dan orang-orang yang berkecimpung di dunia olahraga. Perlu mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam masalah menanggulangi kelelahan akibat penumpukan asam laktat pada otot yang berlebihan, agar kelelahan itu tidak mengganggu performa yang akan ditampilkan.
2. Bagi lembaga FPOK UPI, agar dapat memberikan mata kuliah yang bersangkutan dengan faal olahraga, kesehatan olahraga dan massage olahraga lebih mendalam lagi kepada mahasiswa-mahasiswa FPOK UPI karena bidang hydrotherapy massage dan massage manual bisa menjadi salah satu bidang yang menjadi lahan pekerjaan yang menjanjikan. Bisa dilihat dengan terdapatnya masseur dan ahli fisiotherapy pada setiap cabang olahraga.
(4)
Destiana Ayu Ningrum, 2012
Perbandingan Metode Hydrotherapy Massage Dan Massage Manual Terhadap Pemulihan Kelelahan Pasca Olahraga Anaerobic Lactacid
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
3. Diharapkan untuk peneliti selanjutnya dapat mengembangkan Variabel dan sampel yang lebih banyak dan lebih luas, juga menggunakan Instrumen yang sudah lebih teruji, dan Metode penelitian yang berbeda misalnya dengan melakukan metode penelitian True Eksperimen .
4. Sampel dalam penelitian selanjutnya diharapkan berasal dari atlet dengan cabang olahraga yang berbeda dan alat yang digunakan untuk treatment dalam massage manual bisa menggunakan kursi pijat refleksi otomatis. 5. Diharapkan waktu untuk treatment massage manual bisa lebih lama lagi,
karena dengan waktu yang hanya 10 menit dirasakan masih kurang dan jauh dari maksimal.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
_____ . (2010). Perawatan Spa dan Perkembangannya (Ditinjau dari Tradisi Budaya Indonesia). Jakarta : Kementrian Pendidikan Nasional.
_____. (2010). Tiga komponen Utama Perawatan Spa. Jakarta : Kementrian Pendidikan Nasional.
Arovah, Novita Intan. (2010). Dasar-dasar Fisioterapy Pada Cidera Olahraga. Yogyakarta.Tersedia:http://staff.uny.ac.id/sites/files/BukuAjarKuliahFisiot erap i.pdf [12 Mei 2012]
Basiran. (2008). Modul Massage Olahraga. Bandung : FPOK UPI.
Dinagsit, Dinar. (2009). Perbedaan Pengaruh Metode Massage Air (Hydromassage) dan Metode Massage Manual terhadap Performa Setelah Kelelahan. Thesis Pendor Pascasarjana UPI : Tidak diterbitkan.
Giriwijoyo, S. (2007). Ilmu Kesehatan Olahraga Untuk Kesehatan Dan Untuk Prestasi Olahraga. Bandung : FPOK UPI.
Giriwijoyo, S. (2010). Ilmu Faal Olahraga (Fisiologi Olahraga). Bandung : Redpoint.
http://id.berita.yahoo.com/kelelahan-andik-rehat-142626623--soccer.html [3 Mei 2012]
http://dedypradipta.blogspot.com/2012/02/pengaruh-massage.html [3 Mei 2012]
http://sport.detik.com/read/2012/.../performa-madrid-sedang-turun.html [20 April 2012]
Junaedi, Ade Junjun (2008). Pengaruh Hydromassage Pencelupan Dan Pemulihan Aktif Terhadap Performa Atlet. Skripsi sarjana pada FPOK UPI : tidak di terbitkan.
McArdle and Katch. (1994). Essentials of Exercise Physiology. United States of America.
(6)
Destiana Ayu Ningrum, 2012
Perbandingan Metode Hydrotherapy Massage Dan Massage Manual Terhadap Pemulihan Kelelahan Pasca Olahraga Anaerobic Lactacid
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
Santosa, Singgih. (2009). Panduan lengkap Menguasai Statistik dengan SPSS. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.
Sugiono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung : Alfabeta.