PERBEDAAN PERKEMBANGAN PERSONAL SOSIAL ANTARA ANAK YANG SEKOLAH DI TK FULL DAY DAN TK REGULER DI Perbedaan Perkembangan Personal Sosial antara Anak yang Sekolah di TK Full Day dan TK Reguler di Surakarta.

PERBEDAAN PERKEMBANGAN PERSONAL SOSIAL ANTARA ANAK
YANG SEKOLAH DI TK FULL DAY DAN TK REGULER DI
SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat Sarjana Kedokteran

Diajukan Oleh:

Fitriana Cahyani
J 50009 0089

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

ABSTRAK
Fitriana Cahyani, J500090089, 2013. Perbedaan Perkembangan Personal
Sosial antara Anak yang Sekolah di TK Full Day dan TK Reguler di
Surakarta.

Latar Belakang: Masa usia dini adalah masa keemasan, artinya masa tersebut
merupakan masa terbaik dalam proses belajar yang hanya sekali dan tidak pernah
terulang kembali. Hal yang terpenting dalam perkembangan anak ialah
perkembangan sikap sosialnya. Lingkungan sangat berpengaruh terhadap
perkembangan personal sosial anak. Anak yang mendapat stimulasi yang terarah
dan teratur akan berkembang dengan baik, salah satunya pada pendidikan
prasekolah seperti Taman Kanak-kanak (TK). TK dilihat dari jenisnya dibedakan
menjadi TK full day dan TK reguler.
Tujuan Penelitian: Mengetahui perbedaan perkembangan personal sosial antara
anak yang sekolah di TK full day dan TK reguler di Surakarta.
Metode Penelitian: Merupakan penelitian observasional analitik dengan
pendekatan cross sectional yang membandingkan anak yang sekolah di TK full
day dan TK reguler. Sampel terdiri dari 52 anak yang sekolah di TK full day dan
44 anak yang sekolah di TK reguler di Surakarta. Teknik pengambilan sampel
secara simple random sampling. Metode pengumpulan data dengan tes Denver.
Hasil Penelitian: Setelah dilakukan analisis data menggunakan uji Chi Square
didapatkan nilai p < 0,001 (p < 0,05) untuk perkembangan personal sosial.
Kesimpulan: Perkembangan personal sosial anak yang sekolah di TK full day
lebih baik daripada anak yang sekolah di TK reguler, dengan kata lain H1
diterima.

Kata Kunci: Personal sosial, TK full day, TK reguler

ABSTRACT
Fitriana Cahyani, J500090089, 2013. The Differences of Personal Social
Development between Children in Full Day Kindergarten and Regular
Kindergarten in Surakarta.
Background: Early childhood is the golden age, which means this is the best time
in learning process where it is only once and never happens again. The most
important thing in a child's development is the development of social attitudes.
The environment is very influential on the development of personal social
development. Children who received regular stimulation will develop well, for
instance in preschool education like kindergarten (TK). There exist two categories
of kindergartens, full day kindergarten and regular kindergarten.
Objective: To know the differences of personal social development between
children in full day kindergarten and regular kindergarten in Surakarta.
Methods: An analytic observational study, with cross sectional by comparing the
children in full day and regular kindergarten. The sample consisted of 52 children
in full-day kindergarten and 44 children in regular kindergarten in Surakarta.
The sampling technique is simple random sampling. Method of data collection by
Denver test.

Results: After analyzing the data using Chi Square test, the result is p < 0.001 (p
< 0.05) for personal social development.
Conclusions: The development of personal social development of children in fullday kindergarten is better than in regular kindergarten. In other words, H1 is
accepted.
Keywords: Personal Social, Full Day Kindergarten, Regular Kindergarten

PENDAHULUAN
Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill)
dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan
dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut
adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan
sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat
memenuhi fungsinya. Termasuk perkembangan emosi, intelektual dan tingkah
laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya (Soetjiningsih, 1995).
Hal yang terpenting dalam perkembangan anak antara umur tiga sampai
enam tahun ialah perkembangan sikap sosialnya. Sikap sosial secara umum adalah
hubungan antara manusia dengan manusia yang lain, saling kebergantungan
dengan manusia lain dalam berbagai kehidupan bermasyarakat (Zulkifli, 2001).
Perkembangan sosial berarti pencapaian kematangan dalam hubungan sosial
(Yusuf, 2008).

Masa usia dini adalah masa keemasan, artinya masa tersebut merupakan
masa terbaik dalam proses belajar yang hanya sekali dan tidak pernah terulang
kembali. Perkembangan anak pada masa ini berlangsung sangat cepat dan akan
menjadi penentu bagi sifat-sifat atau karakter anak di masa dewasa. Lingkungan
sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak (Prasetyo, 2011). Pada masa
kanak-kanak ini anak yang mampu melakukan hubungan sosial dengan baik akan
memudahkan anak dalam melakukan penyesuaian sosial dan anak akan mudah
diterima sebagai anggota kelompok sosial di tempat mereka mengembangkan diri
(Hurlock, 1997).
Dalam perkembangan anak dibutuhkan adanya stimulasi. Anak yang
mendapat stimulasi yang terarah dan teratur lebih cepat berkembang dibandingkan
dengan anak yang kurang/tidak mendapat stimulasi. Perkembangan psiko-sosial
sangat dipengaruhi lingkungan dan interaksi antara anak dengan orang
tuanya/orang dewasa lainnya. Perkembangan anak akan optimal bila interaksi
sosial diusahakan sesuai kebutuhan anak pada berbagai tahap perkembangannya,
sedangkan lingkungan yang tidak mendukung akan menghambat perkembangan
anak (Soetjiningsih, 1995).
Perkembangan sosial anak dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi
keluarga. Orang tua kelas menengah cenderung lebih mampu menjelaskan
sesuatu, menggunakan pujian verbal, menggunakan penalaran untuk membangun

disiplin dan bertanya kepada anak-anak mereka. Orang tua yang berasal dari
keluarga berpenghasilan rendah cenderung mendisiplinkan anak-anak mereka
dengan hukuman fisik dan mengecam anak-anak mereka (Santrock, 2002).
Anak akan mendapatkan stimulasi dengan baik pada pendidikan anak usia
dini atau pendidikan prasekolah. Anak yang sejak usia dini mengikuti pendidikan
anak usia dini, mereka lebih mandiri, berkompeten, percaya diri, mengetahui
dunia sosial, dan bisa menyesuaikan diri dengan keadaan sosial yang
menyenangkan serta keadaan yang tidak menyenangkan (Santrock, 2007).
Menurut data anak yang mengikuti pendidikan anak usia dini di Indonesia
tercatat bahwa jumlah APK (Angka Partisipasi Kasar)-PAUD pada tahun 2004
mencapai 12,7 juta (27%), dan tahun 2008 APK-PAUD mencapai 15,1 juta

(53,6%). Sedangkan untuk provinsi Jawa Tengah APK-PAUD mencapai 62,4%
(Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas), 2011).
Prevalensi masalah perkembangan dan perilaku anak di US sebesar 1216%, sedangkan prevalensi di Indonesia sebesar 13-18%. Penelitian yang
dilakukan di Bantul pada tahun 2007 mendapatkan hasil sebesar 8% dinyatakan
suspek gangguan keterlambatan perkembangan (Sitaresmi, Ismail, and Wahab,
2008).
Usaha guru untuk membantu perkembangan sosial anak adalah
memberikan latihan untuk belajar berhubungan sosial dan pengalaman

pendahuluan untuk menjadi anggota kelompok. Sebagai langkah cara mendidik
anak adalah dengan melatih hubungan sosial anak, guru dapat memperkenalkan
anak dengan teman sebayanya, kemudian melibatkan anak dalam kelompok
bermain dan kelompok belajar teman sebaya baik dalam kelompok kecil maupun
dalam kelompok besar di sekolah. Anak tidak hanya lebih banyak bermain
dengan anak-anak lain tetapi juga lebih banyak berbicara. Di dalam kelompok
anak akan saling berkomunikasi, belajar untuk bertoleransi dan menghargai orang
lain, serta anak dapat belajar untuk menjadi pemimpin dan menjadi anggota
kelompok (Hurlock, 1997).
Salah satu jenjang pendidikan anak usia dini yaitu Taman Kanak-kanak
(TK). TK adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut (Hasan, 2009). TK dilihat dari jenisnya dapat dibedakan
ke dalam bentuk TK yang diselenggarakan hampir sehari penuh lamanya (full day
session) dan TK yang berlangsung dalam waktu yang lebih singkat (reguler)
(Asmani, 2009).
Orang tua memilih TK full day karena kedua orang tua bekerja dari pagi
hingga menjelang malam hari, sehingga hanya memiliki sedikit waktu untuk
memperhatikan anak di rumah. Orang tua yang memilih sekolah reguler karena

mereka masih memiliki waktu untuk memperhatikan anak di rumah. Mereka
khawatir bila memilih TK full day, waktu anak akan dihabiskan di sekolah,
sehingga anak kehilangan waktu bermain dan kesulitan untuk berinteraksi dengan
orang tua dan lingkungan sekitar tempat tinggalnya (Basuki, 2007).
Keluarga dan lingkungan rumah memiliki peran yang penting dalam
perkembangan sosial anak. Anak yang mengikuti TK reguler selain melakukan
interaksi di sekolah, mereka mempunyai waktu untuk berinteraksi dengan
keluarga dan anak-anak dari lingkungan tetangga terdekat. Anak yang mengikuti
TK full day sebagian besar waktunya berada di sekolah (Votruba-Drzal, LiGrining, and Maldonado-Carren˜o, 2008).
Dengan adanya kenyataan tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan maksud mengetahui perbedaan perkembangan personal sosial
antara anak yang sekolah di TK full day dan TK reguler di Surakarta.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan:
“Adakah perbedaan perkembangan personal sosial antara anak yang sekolah di
TK full day dengan anak yang sekolah di TK reguler di Surakarta?”

Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
a. Untuk mengetahui gambaran personal sosial pada anak yang sekolah di

TK full day.
b. Untuk mengetahui gambaran personal sosial pada anak yang sekolah di
TK reguler.
2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui adakah perbedaan personal sosial antara anak yang
sekolah di TK full day dengan anak yang sekolah di TK reguler di Surakarta.
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Desain penelitian ini adalah penelitian yang bersifat observasional analitik
dengan pendekatan studi Cross Sectional, dimana variabel bebas (Personal Sosial)
dan variabel terikat/tergantung (Anak yang Sekolah di TK Full Day dan Reguler)
dilakukan sekali dan dalam waktu yang bersamaan.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian mengambil tempat di TK full day dan TK reguler di Surakarta.
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan September-November 2012.
Populasi Penelitian
Populasi yang menjadi sasaran penelitian ini adalah anak-anak yang
berumur 4-6 tahun yang sekolah di Taman Kanak-kanak (TK).
Sampel dan Teknik Sampling
Sampel dalam penelitian ini adalah anak yang sekolah di TK full day dan

anak yang sekolah di TK reguler di Surakarta.
Teknik sampling yang digunakan adalah Simple Random Sampling, yaitu
pengambilan sampel dimana setiap anggota atau unit dari populasi mempunyai
kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai sampel (Notoatmodjo, 2010).
Estimasi Besar Sampel
Sampel dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut dengan:
z . p ( 1 − p)
=

=

d
1,645 . 0,18 ( 1 − 0,18)
0,10

= 40

Keterangan:
n = besarnya
z = nilai z pada derajat kemaknaan (biasanya 95% = 1,645)

p = proporsi keterlambatan perkembangan anak (18% = 0,18)
d = derajat penyimpangan terhadap populasi yang diinginkan : 10% (0,10), 5%
(0,05), atau 1% (0,01) (Murti, 2006).
Besar sampel minimal sebanyak 40 anak per kelompok dengan asumsi
hilang pengukuran sebanyak 10%, jadi jumlah total sampel sebanyak 44 anak per
kelompok.

Kriteria Restriksi
1. Kriteria Inklusi
a. Anak-anak yang berumur 4-5 tahun.
b. Anak yang sekolah di TK full day di Surakarta.
c. Anak yang sekolah di TK reguler di Surakarta.
d. Anak yang sehat.
e. Anak yang mempunyai status gizi yang baik.
2. Kriteria Eksklusi
a. Anak yang memiliki kecacatan mental maupun fisik.
b. Anak yang tidak bersedia menjadi responden.
Variabel dan Definisi Operasional
1. Variabel Penelitian
a. Variabel independent : TK full day dan TK reguler

b. Variabel dependent
: perkembangan personal sosial
2. Definisi Operasional
a. Perkembangan personal sosial adalah bertambahnya kemampuan
mandiri, bersosialisasi dengan lingkungannya yang diukur dengan
menggunakan DDST II dengan hasil normal, suspek atau tidak dapat
diuji.
b. TK full day adalah pendidikan prasekolah yang ditujukan pada anak usia
4-6 tahun yang diselenggarakan hampir sehari penuh lamanya.
c. TK reguler adalah pendidikan prasekolah yang ditujukan pada anak usia
4-6 tahun yang berlangsung dalam waktu yang lebih singkat.
Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur perkembangan
personal sosial adalah Tes Skrining Menurut Denver (Denver Developmental
Screening Test/DDST) II. Denver Developmental Screening Test (DDST) II
adalah sebuah metode pengkajian yang digunakan secara luas untuk menilai
kemajuan perkembangan anak usia 0-6 tahun. Alat yang digunakan pada tes
DDST II adalah:
1. Alat peraga: benang wol merah, kismis/manik-manik, kubus warna merahkuning-hijau-biru, permainan anak, botol kecil, bola tenis, bel kecil, kertas
dan pensil.
2. Lembar formulir DDST.
3. Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes
dan cara penilaiannya.
Penilaian dari keseluruhan tes dikatakan normal, jika tidak ada skor
“Terlambat” (0 T) dan atau maksimal 1 “Peringatan” (1 P). Suspek, jika terdapat
satu atau lebih skor “Terlambat” (1 T) dan atau dua atau lebih “Peringatan” (2 P).
Dalam hal ini, T dan P harus disebabkan oleh kegagalan (G), bukan oleh
penolakan (M). Tidak dapat diuji, jika terdapat satu atau lebih skor “Terlambat” (1
T) dan atau dua atau lebih “Peringatan” (2 P). Dalam hal ini, T dan P harus
disebabkan oleh penolakan (M), bukan oleh kegagalan (G).
Analisis Data
Analisis data perbedaan perkembangan personal sosial antara anak yang
sekolah di TK full day dan reguler, uji komparasinya diukur dengan menggunakan

Chi Square, karena komparasi yang akan diuji adalah variabel kategorik dan tidak
berpasangan.
Data yang terkumpul selanjutnya diolah dengan menggunakan sistem
komputerisasi software SPSS (Statistical Programe for Social Science) for
Windows versi 17.0. SPSS merupakan paket program statistik yang berguna untuk
mengolah data dan menganalisis data penelitian.
HASIL PENELITIAN
Tabel IV. 1 Distribusi karakteristik anak yang sekolah di TK full day dan TK
reguler
Jenis TK
Full day
Reguler
n
%
n
%
Karakteristik Jenis Kelamin
Laki-laki
26
50,0%
19
43,2%
Perempuan
26
50,0%
25
56,8%
Total
52
100,0%
44
100,0%
Berdasarkan tabel IV.1 dapat dilihat bahwa berdasarkan jenis TK, anak
TK full day lebih banyak daripada anak TK reguler, yaitu 52 anak pada TK full
day dan 44 anak pada TK reguler.
Berdasarkan jenis kelamin, dapat dilihat bahwa jenis kelamin anak yang
mengikuti TK full day antara laki-laki dan perempuan sama yaitu 26 anak
(50,0%), dan pada TK reguler anak perempuan lebih banyak daripada laki-laki
yaitu anak perempuan 25 anak (56,8%), sedangkan anak laki-laki 19 anak
(43,2%).
Tabel IV.2 Distribusi perkembangan personal sosial anak yang sekolah di TK full
day dan TK reguler
Jenis TK
Full day dan
Full day
Reguler
Reguler
N
%
n
%
n
%
Personal
Normal
44
84,6%
15
34,1%
59
61,5%
Sosial Borderline
8
15,4%
29
65,9%
37
38,5%
Total
52
100,0%
44
100,0%
96
100%
Berdasarkan tabel IV. 2 dapat dilihat bahwa anak yang sekolah di TK full
day, terdapat 44 anak (84,6%) yang memilliki perkembangan personal sosial
normal dan 8 anak (15,4%) yang memiliki perkembangan personal sosial dalam
kategori borderline. Anak yang sekolah di TK reguler, terdapat 15 anak (34,1%)
yang memiliki perkembangan personal sosial yang normal dan 29 anak (65,9%)
yang memiliki perkembangan personal sosial dalam kategori borderline. Jumlah
keseluruhan dari anak yang sekolah di TK full day dan reguler, terdapat 59 anak
(61,5%) yang memiliki perkembangan personal sosial normal dan 37 anak
(38,5%) yang memiliki perkembangan personal sosial dalam kategori borderline.

Tabel IV.3 Analisis perkembangan personal sosial antara anak yang sekolah di
TK full day dan TK reguler
Jenis TK
x2
Full day
Reguler
P. value
n
%
n
%
Personal
Normal
44 32,0% 15 27,0%
< 0,001
25,685
Sosial
Borderline
8
20,0% 29 17,0%
Berdasarkan tabel IV.3 menunjukkan bahwa hasil perkembangan personal
sosial anak yang sekolah di TK full day dan TK reguler mempunyai nilai p <
0,001 (p < 0,05), yang berarti bahwa terdapat perbedaan yang bermakna
perkembangan personal sosial antara anak yang sekolah di TK full day dan TK
reguler. Berarti Ho ditolak dan H1 diterima. Interpretasinya bahwa anak yang
sekolah di TK full day memiliki perkembangan personal sosial yang lebih baik
daripada anak yang sekolah di TK reguler.
PEMBAHASAN
Hasil analisis penelitian menggunakan uji Chi Square pada perkembangan
personal sosial anak yang sekolah di TK full day dan TK reguler didapatkan p <
0,001 (p < 0,05) yang berarti nilai p menunjukkan terdapat perbedaan bermakna.
Artinya anak yang sekolah di TK full day memiliki perkembangan personal sosial
lebih baik daripada anak yang sekolah di TK reguler.
Menurut Soedjatmiko (2001), Skrining Perkembangan Denver II
mempunyai kepekaan yang cukup baik untuk deteksi gangguan gerak kasar, gerak
halus, berbahasa dan personal sosial. Secara tidak langsung dapat mendeteksi
gangguan penglihatan, koordinasi mata – tangan, pendengaran, pemahaman,
komunikasi verbal – non verbal, pemecahan masalah dan kemandirian.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bukti empiris bahwa
terdapat perbedaan perkembangan personal sosial antara anak yang sekolah di TK
full day dan TK reguler di Surakarta.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Clark & Kirk (2000),
menyimpulkan bahwa TK full day memiliki efek yang lebih baik dalam hal
prestasi akademik, sosialisasi, perilaku, dan sikap terhadap orang tua dan guru.
Tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya
adalah stimulasi. Anak yang mendapatkan stimulasi yang terarah dan teratur akan
lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak kurang mendapat stimulasi
(Soetjiningsih, 1995). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Izzaty
(2005) pada anak usia TK bahwa terdapat korelasi yang signifikan yaitu
kurangnya kemampuan pendidik dalam menstimulasi perkembangan emosi dan
sosial anak terhadap tingkah laku bermasalah pada anak. Semakin banyak
stimulasi yang diberikan, maka semakin baik perkembangan anak.
TK full day memiliki waktu belajar yang lebih lama dibandingkan dengan
TK reguler, sehingga stimulasi yang diberikan lebih banyak. Materi pembelajaran
yang diberikan juga berbeda. Hal ini sesuai dengan penelitian Baskett et al (2004)
bahwa waktu belajar yang lama mempengaruhi perkembangan anak yaitu dengan
adanya kesempatan yang diberikan kepada anak lebih banyak.

TK full day memiliki waktu melatih anak membiasakan diri dalam
melakukan kegiatan mengurus diri sendiri lebih banyak dibandingkan anak yang
mengikuti TK reguler, sehingga anak menjadi lebih mandiri, karena selain di
rumah, sekolah merupakan tempat yang tepat untuk menanamkan kemandirian
sejak dini. Seperti makan sendiri, membersihkan diri sendiri, dan lain-lain. Hal ini
sesuai dengan penelitian Dwiasmira (2012) yang menyatakan bahwa kemandirian
anak yang sekolah di TK full day lebih baik dibandingkan anak yang sekolah di
TK reguler.
Dari hasil data di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
perkembangan personal sosial antara anak yang sekolah di TK full day dan TK
reguler.
KESIMPULAN
Perkembangan personal sosial anak yang sekolah di TK full day lebih baik
daripada perkembangan personal sosial anak yang sekolah di TK reguler di
Surakarta.
SARAN
1. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar untuk penelitian
selanjutnya dalam hal perkembangan personal sosial anak.
2. Orang tua diharapkan dalam mengasuh anak dapat memberikan stimulasi
pada anak agar perkembangan personal sosial mereka dapat tercapai sesuai
dengan tingkatan umur.
3. Orang tua diharapkan selalu mengontrol tahap-tahap perkembangan anak.
4. Sekolah diharapkan dapat memberikan materi pembelajaran sesuai dengan
tahap perkembangan anak.
DAFTAR PUSTAKA
Asmani M. J., 2009. Manajemen Strategi Pendidikan Anak Usia Dini.
Yogyakarta: Diva Press pp. 52-60.
Baharuddin., 2008. Analisis Tentang Fullday School antara Mutu Pendidikan dan
Pelemahan Ekonomi. Teknologi & Manajemen Informatika. 6: 65-73
Baskett R., Bryant K., White W., Rhoads K., 2004. Half-day to full-day
kindergarten: an analysis of educational change scores and demonstration
of an educational research collaboration. Early Child Development and
Care. 175: 425-427
Basuki S., 2007. Fullday School, Harus Proporsional Sesuai Jenjang dan Jenis
Sekolah.
http://www.smkn1lmj.sch.id/id/artikel/show/fullday-schoolharus-proporsional-sesuai-jenjang-dan-jenis-sekolah.html (1 Mei 2012)
Clark P., Kirk E., 2000. All-day Kindergarten: Review of Research. Childhood
Education. 76: 228-231
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Laporan Hasil Diskusi Kajian Kurikulum
Pendidikan
Dasar.
http://www.puskurbuk.net/downloads/viewing/Produk_Puskurbuk/2008/04
_+Kajian+Kurikulum/1_Laporan+Kajian+Pendidikan+Dasar_2008.pdf/ (5
Juni 2012)

Dwiasmira Y., 2012. Studi Komparasi Kemandirian Anak Taman Kanak-kanak
(TK) di Program Fullday dan Reguler. Skripsi. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Hasan M., 2010. PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Yogyakarta: Diva Press pp.
15.
Hurlock E. B., 1997. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Penerbit Erlangga pp.
250, 258, 261.
Izzaty R. E., 2005. Prediktor Permasalahan Tingkah Laku Anak Usia TK. Tesis.
Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Kartono K., 2000. Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan). Bandung: Mandar
Maju pp. 33.
Kementerian Pendidikan Nasional. 2011. Mengenal Pendidikan Anak Usia Dini di
Indonesia. http://paud.kemdiknas.go.id/ (28 April 2012)
Mariyana R., Nugraha A., Rachmawati Y., 2010. Pengelolaan Lingkungan
Belajar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group pp. 5.
Murti B., 2006. Desain dan Ukuran Sampel Untuk Penelitian Kuantitatif dan
Kualitatif di Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press pp. 58.
Noorlaila I., 2010. Panduan Lengkap Mengajar PAUD. Yogyakarta: Pinus Book
Publisher pp. 15-6.
Notoatmojo S., 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Penerbit Rineka
Cipta hal. 115
Nugroho, H. S. W., 2009. Petunjuk Praktis Denver Developmental Screening
Test. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC pp. 3, 6, 19-22.
Prasetyo
N.,
2011.
Membangun
Karakter
Anak
Usia
Dini.
http://paud.kemdiknas.go.id/assets/site_inventories/download/buletin/2004
17d77d0b08ab4f4aa879cb312284_61.pdf (3 April 2012)
Santrock J. W., 2007. Perkembangan Anak. Jakarta: Penerbit Erlangga pp. 20.
___________, 2002. Life-Span Development. Jakarta: Penerbit Erlangga pp.261.
Sitaresmi M. N., Ismail D., Wahab A., 2008. Risk factors of developmental delay:
a community based study. Paediatrica Indonesiana. 48: 161
Soedjatmiko., 2001. Deteksi Dini Gangguan Tumbuh Kembang Balita. Sari
Pediatri. 3: 175
Soetjiningsih., 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC pp. 1-11, 29, 69-73.
Tanuwidjaya S., 2002. Kebutuhan Dasar Tumbuh Kembang Anak. In: Narendra
M. B., Sularyo T. S., Soetjiningsih., Suyitno H., Ranuh I. N. G.,
Wiradisuria S., Ed. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja, Buku Ajar I,
Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: Penerbit Buku Sagung Seto pp. 1,
7-8, 14-9.
Votruba-Drzal E., Li-Grining C., Maldonado-Carren˜o C., 2008. A
Developmental Perspective on Full- Versus Part-Day Kindergarten and
Children’s Academic Trajectories Trough Fifth Grade. Child
Development. 79: 958, 975-6
Wolgemuth J. R., Cobb R. B., Winokur M. A., Leech N., Ellerby D., 2006.
Comparing Longitudinal Academic Achievement of Full-Day and Half-

Day Kindergarten Students. The Journal of Educational Research. 99:
260-1
Yus A., 2011. Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-kanak.
Jakarta: Kencana pp. 12.
Yusuf S., 2008. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya pp. 122.
Zulkifli., 2001. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya pp.
45.

Dokumen yang terkait

PERBEDAAN PERKEMBANGAN PERSONAL SOSIAL ANTARA ANAK YANG SEKOLAH DI TK FULL DAY DAN TK REGULER DI Perbedaan Perkembangan Personal Sosial antara Anak yang Sekolah di TK Full Day dan TK Reguler di Surakarta.

0 1 14

PENDAHULUAN Perbedaan Perkembangan Personal Sosial antara Anak yang Sekolah di TK Full Day dan TK Reguler di Surakarta.

0 1 4

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANTARA ANAK YANG SEKOLAH DI TK FULL DAY DAN TK REGULER DI Perbedaan Perkembangan Motorik Halus Antara Anak Yang Sekolah Di TK Full Day Dan TK Reguler Di Surakarta.

0 2 14

PENDAHULUAN Perbedaan Perkembangan Motorik Halus Antara Anak Yang Sekolah Di TK Full Day Dan TK Reguler Di Surakarta.

0 1 4

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANTARA ANAK YANG SEKOLAH DI TK FULL DAY DAN TK REGULER DI Perbedaan Perkembangan Motorik Halus Antara Anak Yang Sekolah Di TK Full Day Dan TK Reguler Di Surakarta.

0 2 13

PERBEDAAN PERKEMBANGAN BAHASA ANTARA ANAK YANG SEKOLAH DI TK FULLDAY DAN TK REGULER DI Perbedaan Perkembangan Bahasa Antara Anak Yang Sekolah Di Tk Fullday Dan TK Reguler Di Surakarta.

0 0 13

PERBEDAAN PERKEMBANGAN BAHASA ANTARA ANAK YANG SEKOLAH DI TK FULLDAY DAN TK REGULER DI Perbedaan Perkembangan Bahasa Antara Anak Yang Sekolah Di Tk Fullday Dan TK Reguler Di Surakarta.

0 1 14

Perbedaan Status Gizi pada Anak yang Mengikuti Pendidikan Full Day di TK Islam Al Wafa dan Anak yang Mengikuti Pendidikan Reguler di TK Islam Jami, Batam.

0 0 82

Tingkat Perkembangan Bahasa dan Sosial Kemandirian Anak usia Prasekolah pada TK Full-Day dan TK Half-Day | Wahyuningsih | Jurnal Ilmu Keperawatan 10286 19239 1 PB

0 0 7

PERBEDAAN PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK PRASEKOLAH YANG MENGIKUTI TK HALF DAY DAN TK FULL DAY DI KECAMATAN SOKARAJA - repository perpustakaan

0 0 17