Laba Bank Mandiri Naik 101

Laba Bank Mandiri Naik 101,2 Persen
-- KOMPAS - 20-Apr-2007 -Jakarta, Kompas - Bank Mandiri berhasil membukukan laba bersih yang belum diaudit
sebesar Rp 1,026 triliun untuk triwulan I tahun 2007.
Jumlah tersebut meningkat 101,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2006
yang nilainya Rp 510 miliar.
"Peningkatan laba bersih tersebut didorong oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih
yang mencapai 63,3 persen yaitu Rp 2,326 triliun di triwulan I-2006 menjadi Rp 3,799
triliun di triwulan I-2007," kata Direktur Utama Bank Mandiri Agus Martowardojo,
Kamis (19/4) di Jakarta.
Pertumbuhan pendapatan bunga bersih terutama dari pendapatan bunga kredit yang
lancar, peningkatan pendapatan bunga kredit yang bersumber dari pembayaran tunggakan
bunga kredit bermasalah, serta penurunan biaya bunga dana yang sangat signifikan.
"Peningkatan pendapatan bunga kredit dan peningkatan dana murah tersebut memicu
pelebaran margin bunga bersih (NIM) dari sebesar 4,2 persen menjadi 6,8 persen,
termasuk pendapatan bunga dari pembayaran tunggakan bunga kredit bermasalah sebesar
Rp 475 miliar. Jika pendapatan tersebut tidak diperhitungkan maka bersarnya NIM adalah
5,9 persen," katanya.
Sampai dengan Maret 2007 Bank Mandiri telah menyalurkan kredit sebesar 114,306
triliun. Jumlah tersebut meningkat 8,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun
2006. "Kredit tumbuh secara gross Rp 4,9 triliun sepanjang triwulan I tahun 2007," kata
Agus.

Sementara itu, Wakil Presiden Direktur Bank Niaga Daniel James Rompas mengatakan,
seiring dengan penurunan suku bunga acuan BI Rate, maka permintaan kredit perumahan
semakin besar. "Untuk triwulan I-2007 pertumbuhan kredit perumahan mencapai 30
persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Dari pertumbuhan kredit total
sebesar Rp 7 triliun - Rp 8 triliun tahun ini, sebesar Rp 2,1 triliun adalah kredit
perumahan," kata James.
Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch Ali Tranghanda, konsumen
perumahan kini memang kembali mempertimbangkan pembelian rumah, setelah
beberapa bank menurunkan suku bunga kredit kepemilikan rumah (KPR). "Tetapi
prediksi kami, peningkatan penyaluran kredit perumahan baru terjadi pada semester
pertama. Sebab proses permohonan KPR berlangsung selama 2-3 bulan," ujar Ali.
Peningkatan pembelian, kata Ali, terjadi pada segmen perumahan menengah ke bawah,
apartemen kelas menengah, dan rumah susun. "Sedangkan untuk perumahan kelas
menengah ke atas, memang tidak ada masalah penjualan yang berarti karena tingkat suku

bunga KPR tidak terlalu berpLaba BCA Naik 17,9 Persen
Rabu, 21 Maret 2007 | 20:08 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) membukukan laba
bersih 2006 sebesar Rp 4,2 triliun, naik 17,9 persen dibanding periode yang sama

pada 2005. Presiden Direktur Bank BCA D.E. Setijoso mengatakan kenaikan laba
tahun lalu dipicu pendapatan bunga bersih yang naik 23,9 persen atau Rp 9,5 triliun
dari periode sebelumnya Rp 7,7 triliun.
“Peningkatan laba ini didukung oleh komposisi dana pihak ketiga ynag
menguntungkan dan aktiva produktif yang berimbang, “kata Setijoso dalam paparan
kinerja 2006 di Gedung BCA Jakarta. Marjin bunga besih selama 2006, juga
meningkat hingga 119 basis poin menjadi 7,19 persen dari sebelumnya enam
persen.
Dana pihak ketiga Bank BCA selama 2006 tumbuh 17,9 persen menjadi Rp 152,7
triliun. Dengan komposisi giro dan tabungan tumbuh 14,3 persen menjadi Rp 105,8
triliun, deposito 26,7 persen menjadi Rp 46,9 triliun.
Selama 2006 kredit bank BCA tumbuh sebesar 13,5 persen menjadi Rp 61,4 triliun
dibanding posisi sebelumnya sebesar Rp 54,1 triliun. Dilihat dari sektornya, kredit
korporasi tumbuh 19 eprsen atau senilai p 23,9 triliun, kredit komersial dan UMK
tumbuh 16,1 persen seebsar Rp 29,2 triliun. Sementara kredit konsumer turun 4,9
persen menjadi Rp 8,5 triliun.
Penurunan kredit konsumer ini dipicu oleh penurunan kredit kendaraan bermotor
sebesar 40,9 persen menjadi Rp 2,5 trliun. “Tapi penurunan ini juga diimbangi
dengan pertumbuhan KPR (kredit pemilikan rumah) dan kartu kredit,“ katanya. Untuk
KPR penurunan yang terjadi sebesar 23,9 persen atau 4,4 triliun. Sedangkan kartu

kredit turun 34,3 persen menjadi Rp 1,6 triliun.
Wakil Presiden Direktur Bank BCA Jahja Setiadmadja mengatakan tahun ini Bank BCA
akan lebih menfokuskan pada kredit konsumer terutama untuk KPR. “KPR akan kami
jadikan core business Bank BCA, “katanya.
Setijoso menambahkan selama 2006 Bank BCA tetap berhasil mempertahankan
kualitas kredit. Ini tercermin dari nilai kredit bermasalah sebesar 1,3 persen dengan
provisi terhadap NPL lebih dari 200 persen.
Suryani Ika Sari

engaruh," kata Ali. (TAV/RYO)
http://www.kanwilpajakwpbesar.go.id/berita.php?cmd=detail&id=2007-0420%2010:29:07

Perbedaan dari kedua bank ini adalah tingkat laba yang diperoleh yaiti pada bank
MANDIRIsebesar 101, 2% dari tahun 2006 sedangkan pada bank BCA sebesar 17,9 %
dari tahun 2006. laba yang diperoleh mulai dari pertumbuhan kredit dari bank MANDIRI
sebesar 8,8% menjadi 49 triliun dan pada bank BCA tingkat pertumbuhan kreditnya
mencapai 13,5% menjadi 61,4 triliun.