SKRIPSI DIAN NOVITA DEWI (R)

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMENGARUHI INOVASI PRODUK

PERUSAHAAN ROTI DI KOTA SEMARANG

S K R I P S I

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Program Sarjana (S1)

pada Progam Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro

Disusun oleh:

DIAN NOVITA DEWI C2A604033

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS DIPONEGORO

S E M A R A N G

2 0 1 0


(2)

PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama Penyusun : Dian Novita Dewi

Nomor Induk Mahasiswa : C2A604033

Fakultas/Juruasan : Ekonomi

Judul Skripsi : Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Inovasi

Produk Perusahaan Roti di Kota Semarang

Dosen Pembimbing : Drs. Ec. Ibnu Widiyanto, MA, PhD

Semarang, 18 Oktober 2010 Dosen Pembimbing

Drs.Ec.Ibnu Widiyanto, MA, PhD NIP. 19620603 199001 1001


(3)

PENGESAHAN KELULUSAN SKRIPSI

Nama Penyusun : Dian Novita Dewi

Nomor Induk Mahasiswa : C2A604033

Fakultas/Juruasan : Ekonomi

Judul Skripsi : Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Inovasi

Produk Perusahaan Roti di Kota Semarang

Dosen Pembimbing : Drs.Ec.Ibnu Widiyanto, MA, PhD

Telah dinyatakan lulus ujian pada tanggal 09 November 2010

Tim Penguji

1. Drs.Ec.Ibnu Widiyanto, MA, PhD ( ... )

2. Drs. Sugiono, MSIE ( ... )


(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah iin saya, Dian Novita Dewi, menyatakan bahwa skripsi dengan judul: Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Inovasi Produk Perusahaan Roti di Kota Semarang, adalah hasil tulisan saya sendiri. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain, yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan/atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan penulis aslinya.

Apabila saya melakukan tindakan yang bertentangan dengan hal tersebut di atas, baik disengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri. Bila kemudian terbukti bahwa saya melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijazah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.

Semarang, 18 Oktober 2010

Yang membuat pernyataan,

( Dian Novita Dewi ) NIM: C2A604033


(5)

!

!

"

!

#

!

$ %

!

$ "

&

&

' (

)

#

) * !"

"

"

&

$

+ &

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang memengaruhi inovasi produk perusahaan roti di Kota Semarang. Sampel yang digunakan dalam penelitian sebanyak 100 responden. Dalam penelitian ini cara pengambilan sampel menggunakan purposive sampling yaitu pengambilan sampel yang menyesuaikan diri dengan kriteria tertentu, adapun kriteria tersebut yaitu: responden adalah manajer perusahaan yang bergerak dibidang pembuatan roti di


(6)

Kota Semarang dan telah melakukan inovasi atau pengembangan produknya. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan Pearson Corellation untuk menguji validitas item pertanyaan, Cronbach’s Alpha untuk menguji reliabilitas instrumen, analisis regresi berganda, untuk menguji besarnya pengaruh dari variabel bebas yang diuji dengan uji t untuk menguji dan membuktikan pengaruh secara parsial masing-masing variabel bebas.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1). Hasil persamaan regresi menunjukkan bahwa variabel karakteristik personal merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap inovasi produk, diikuti oleh variabel gaya kepemimpinan dan dinamika lingkungan. (2). Nilai adjusted R square sebesar 0,610, artinya 61 persen variasi dari inovasi produk dapat dijelaskan oleh variasi dari tiga variabel independent. (3). Gaya kepemimpinan, karakteristik personal dan dinamika lingkungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap inovasi produk.

Saran-saran yang dapat ditemukan untuk kemajuan dimasa yang akan datang, adalah sebagai berikut: (1). Karakteristik personal dapat ditingkatkan dengan meningkatkan kemampuan pekerjaan dengan baik dan membina hubungan kerja yang baik. (2). Gaya kepemimpinan perlu diperhatikan dalam meningkatkan inovasi produk dengan lebih memperhatikan kebebasan pegawai untuk menyelesaikan pekerjaan. (3). Dinamika lingkungan perlu ditingkatkan untuk memenuhi permintaan konsumen yang sangat beragam.

Kata kunci: Gaya kepemimpinan, karakteristik personal, dinamika lingkungan dan inovasi produk

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah, sehingga dengan


(7)

penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi

Inovasi Produk Perusahaan Roti di Kota Semarang”.

Adapun skripsi ini disusun guna menyelesaikan persyaratan dalam

menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Progam Sarjana Fakultas Ekonomi

Universitas Diponegoro Semarang. Penulis banyak menerima bantuan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan

terimakasih sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. H.M. Chabachib, MSi, Akt, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Diponegoro Semarang.

2. Bapak Drs.Ec.Ibnu Widiyanto, MA, PhD, selaku Dosen Pembimbing yang

telah memberikan bimbingan, petunjuk, serta saran- saran sehingga penulis

dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

3. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang

yang pernah mengajar setiap ilmu yang bermanfaat bagi penulis serta staf

karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang.

4. Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan dorongan moral dan material

dalam segala aktivitas.

5. Terima kasih kepada responden yang telah berkenan untuk menjawab

kuesioner.

6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang teah

membantu penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari


(8)

itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari

pembaca untuk kesempurnaannya. Sebagai akhir kata, semoga laporan ini dapat

memberikan manfaat bagi kita semua baik bagi penulis pada khususnya maupun

pada umumnya.

Semarang, 18 Oktober 2010

Penyusun

Dian Novita Dewi C2A604033


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN ... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah... 7

1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian... 7

1.4. Sistematika Penulisan ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori ... 10

2.1.1. Inovasi Produk ... 10

2.1.2. Gaya Kepemimpinan ... 16

2.1.3. Karakateristik Personal ... 18

2.1.4. Dinamika Lingkungan ... 20

2.2. Penelitian Terdahulu ... 22

2.3. Kerangka Pemikiran ... 24

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ... 27

3.2. Populasi dan Sampel ... 29


(10)

3.4. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data... 32

3.5. Teknik Analisis Data ... 34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Data Diri Responden... 42

4.2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 46

4.3. Deskripsi Variabel Penelitian... 48

4.4. Uji Normalitas Data ... 53

4.5. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ... 54

4.6. Pengujian Model (Goodness of Fit) ... 56

4.7. Hasil Regresi Linear Berganda ... 57

4.8. Pengujian Hipotesis... 58

4.9. Pembahasan ... 59

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan ... 57

5.2. Saran ... 58 TELAAH PUSTAKA


(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1. Inovasi Produk ... 5

Tabel 3.1. Definisi Variabel... 28

Tabel 4.1. Tabel Rekapitulasi Hasil Kuesioner... 42

Tabel 4.2. Jenis Kelamin ... 43

Tabel 4.3. Usia Responden... 44

Tabel 4.4. Pendidikan Terakhir Responden ... 44

Tabel 4.5. Lama Berada pada Posisi Sekarang ... 45

Tabel 4.6. Status Pekerjaan ... 46

Tabel 4.7. Uji Validitas Variabel Penelitian ... 47

Tabel 4.8. Hasil Pengujian Reliabilitas ... 48

Tabel 4.9. Statistik Deskriptif Variabel Gaya kepemimpinan... 49

Tabel 4.10. Statistik Deskriptif Variabel Karakteristik Personal... 50

Tabel 4.11. Statistik Deskriptif Variabel Dinamika Lingkungan ... 51

Tabel 4.12. Statistik Deskriptif Variabel Inovasi Produk ... 52

Tabel 4.13. Hasil Uji Multikolinieritas ... 54

Tabel 4.14. Tabel Koefisien Determinasi (R2) ... 56

Tabel 4.15. ANOVA ... 57


(12)

Tabel 4.10. DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran Teoritis... 26 Gambar 4.1. Kurva Normal P-Plot... 53 Gambar 4.2. Hasil Uji Heteroskedastisitas... 55


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 (Kuesioner)... 70

LAMPIRAN 2 (Tabulasi Data)... 76

LAMPIRAN 3 (Uji Validitas)... 81

LAMPIRAN 4 (Uji Reliabilitas)... 84

LAMPIRAN 5 (Hasil Pengolahan Statistik Deskriptif)... 89

LAMPIRAN 6 (Analisis regresi linier berganda) ... 92

LAMPIRAN 7 (r tabel) ... 96


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perdagangan bebas akan menimbulkan persaingan yang semakin

kompetitif, sehingga konsumen lebih selektif dalam memilih produk.

Perusahaan dituntut untuk lebih inovatif dalam menghasilkan suatu produk,

tetapi untuk menghasilkan nilai lebih atau superior value yang diperoleh

melalui berbagai pengembangan inovatif, sasaran yang harus dicapainya

adalah menghasilkan superior value atau pelayanan (service) yang jauh

lebih baik dibandingkan dengan yang dilakukan oleh pesaing (Ferdinand,

2000: 18).

Inovasi merupakan sebuah ide, praktek, atau obyek yang dipahami

sebagai sesuatu yang baru oleh masing-masing individu atau unit pengguna

lainnya. Proses keputusan inovasi pada prinsipnya merupakan kegiatan

pencarian dan pemrosesan informasi dimana individu termotivasi untuk

mengurangi ketidakpastian tentang keuntungan dan kekurangan inovasi.

Karakteristik inovasi terdiri dari: keuntungan relatif dalam bidang ekonomi,

(faktor prestise sosial, kenyamanan dan kepuasan), ketahanan / kekuatan

(tingkat dimana inovasi dipersepsikan sebagai sesuatu yang konsisten

dengan nilai yang ada, pengalaman-pengalaman masa lalu, dan kebutuhan

akan para pengguna yang potensial), kompleksitas (tingkat dimana inovasi


(15)

daya uji coba (tingkat dimana inovasi dalam batas–batas tertentu dapat

diujicobakan), observabilitas (tingkat dimana hasil hasil-hasil inovasi dapat

dilihat oleh pihak lain) (Sumarwan, 2010).

Peluncuran produk baru tidaklah mudah, sebab pengembangan produk

baru memerlukan biaya dan produk tersebut haruslah mempunyai nilai

dibanding produk lain yang sejenis. Sehingga kemampuan berinovasi sangat

diperlukan perusahaan. Kemampuan berinovasi merupakan tingkatan

dimana individu/unit pengguna mengadopsi ide baru lebih awal daripada

anggota sistem lainnya (Sumarwan, 2010).

Untuk memenangkan persaingan perusahaan harus melakukan

inovasi. Inovasi akan meningkatkan nilai tambah dari suatu produk, inovasi

akan menciptakan suatu produk baru yang dapat memberikan solusi yang

lebih baik bagi pemecahan masalah yang dihadapi konsumen. Inovasi harus

mampu membuat produk berbeda di mata konsumen sehingga konsumen

lebih tertarik membeli produk tersebut dibandingkan produk pesaing. Kunci

dari inovasi adalah sumberdaya manusia yang menggerakkan perusahaan

tersebut. Perusahaan membutuhkan sumberdaya manusia yang terus

menerus mampu berkreatifitas untuk menciptakan produk baru dan

meningkatkan kualitas produk. Perusahaan membutuhkan sumberdaya

manusia yang mampu berpikir analitis dan kritis dalam memprediksi

kebutuhan, selera, keinginan, dan tren konsumen, sehingga mereka dapat

merespons konsumen dengan membuat produk yang tepat bagi konsumen


(16)

Menurut Munawaroh (2000) perubahan lingkungan yang begitu cepat

menuntut perusahaan untuk beradaptasi secara cepat pula dengan

melakukan perbaikan terus menerus melalui inovasi baru. Dalam melakukan

inovasi, perusahaan berusaha menciptakan nilai lebih bagi konsumen

melalui penciptaan produk atau produk baru dan melakukan proses produksi

yang lebih baik daripada perusahaan pesaing. Persaingan dalam waktu

menggambarkan suatu peningkatan tekanan terhadap perusahaan tidak

hanya untuk memperkenalkan produk baru tapi juga melakukan inovasi

secara lebih cepat daripada kompetitor (Tidd, Bessant, and Pavitt, 1998 dan

Srimindarti, 2002).

Oleh karena itu, perusahaan perlu mengetahui faktor-faktor apa saja

yang dapat mempengaruhi inovasi produk karena keberhasilan aktivitas

inovasi dapat digunakan sebagai alat untuk memenangkan persaingan. Ada

beberapa faktor yang mempengaruhi perusahaan dalam melakukan aktivitas

inovasi baik yang berasal dari dalam maupun dari luar organisasi.

Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi inovasi pada perusahaan antara lain gaya

kepemimpinan, karakteristik personal dan dinamika lingkungan.

Akuntansi manajemen memiliki tugas menghasilkan informasi yang

berguna untuk pengambilan keputusan yang akan diambil oleh manajemen

sehingga keputusan yang diambil menjadi lebih baik (Atkinson, 1995 dan

Srimindarti, 2002). Pada awalnya informasi ini lebih banyak berupa

informasi keuangan namun perkembangannya juga termasuk informasi


(17)

Jain dan Triandis, 1986; Van de Ven et al., 1989; dan Roussel et al.,

1991 dan Srimindarti, 2002) mengemukakan bahwa selama ini terdapat

keyakinan bahwa kreativitas ilmuwan dan perekayasaan yang bekerja di

bagian penelitian dan pengembangan tidak seharusnya dibatasi sebab

pembatasan yang dilakukan pada bagian penelitian dan pengembangan akan

berakibat menurunnya daya kreativitas mereka dalam melakukan inovasi.

Pengendalian pengeluaran pada bagian penelitian dan pengembangan

diduga kuat dapat menjadi penyebab berkurangnya kreativitas penciptaan

competitif advantage dalam jangka panjang (Srimindarti, 2002). Penelitian

yang dilakukan oleh Scott memperlihatkan adanya hubungan yang positif

antara pengeluaran bagian penelitian dan pengembangan dengan aktivitas

penelitian dan pengembangan (Srimindarti, 2002). Todaro (2000)

menyatakan besarnya pengeluaran untuk kegiatan penelitian dan

pengembangan dapat dijadikan salah satu proksi untuk mengukur tingkat

inovasi pada bagian penelitian dan pengembangan.

Perusahaan roti yang ada di Kota Semarang, selain berhubungan

langsung dengan konsumen akhir juga menerima pesanan dari toko-toko

maupun pengecer, baik dari Kota Semarang maupun dari luar kota.

Banyaknya perusahaan roti, maka perusahaan diharuskan untuk membuat

produk yang inovatif dengan harapan mempunyai keunggulan produk

sehingga dapat diterima oleh pasar dan memiliki kinerja pemasaran yang

tinggi. Tingkat inovasi ini dapat dilihat dari beberapa toko roti yang


(18)

sehingga mempunyai rasa yang enak dan mampu menarik perhatian

konsumen.

Berdasarakan Direktorat Perusahaan Industri Kecil di Kota Semarang,

BPS (2006) memiliki dua puluh lima perusahaan yang bergerak dalam

pembuatan roti dan kue. Inovasi yang dilakukan beberapa perusahaan

dengan memberikan inovasi pada variasi menu yang disediakan dapat

dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 1.1 Inovasi Produk

Perusahaan Pendapatan Sebelum dilakukan inovasi (Rp) Produksi Sebelum dilakukan inovasi Pendapatan Sesudah dilakukan inovasi (Rp) Tahun diadakan Inovasi Adanya inovasi

Lapis Legit Ny. Titik Widianti

22.500.000 Memproduksi 2 macam rasa lapis Legit

28.250.000 2007 Memproduksi 7 macam rasa lapis Legit

Roti Paris 35.750.000 Memproduksi 7 macam jenis roti

43.250.000 2008 Memproduksi 13 macam roti dengan rasa yang bervariasi Bolu Kering

Setia Murni

18.750.000 Hanya memproduksi bolu kering

24.750.000 2008 Bolu kering dengan 3 aroma rasa dengan 3 ukuran Roti Laras

Hati

19.550.000 Hanya memproduksi roti kering

25.850.000 2007 Penambahan brownies dan black florest

Roti Cik Pang

17.950.000 Membuat roti kering

23.250.000 2008 Penambahan kue dorayaki, donat dan bagelan

Sumber: BPS Kota Semarang, 2006

Pada tabel di atas, dapat diketahui setelah dilakukan inovasi produk

pada beberapa perusahaan roti berdampak pada peningkatan pendapatan

perusahaan berkisar antara 20 persen hingga 30 persen. Oleh karena itu,

perusahaan perlu mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat

mempengaruhi tingkat inovasi pada bagian penelitian dan pengembangan


(19)

dan pengembangan dapat meningkatkan daya saing perusahaan. Selama ini

terdapat keyakinan bahwa tingginya tingkat inovasi didasarkan pada besar

kecilnya anggaran pengeluaran yang diberikan namun tidak banyak peneliti

yang menguji faktor-faktor lain yang ikut menentukan tingkat inovasi

produk selain anggaran.

Selama ini banyak penelitian yang ditujukan pada bagian produksi

namun penelitian mengenai pentingnya tingkat inovasi pada bagian

penelitian dan pengembangan masih sangat sedikit. Hal ini salah satunya

disebabkan oleh adanya anggapan bahwa tingkat inovasi bagian penelitian

dan pengembangan akan tinggi apabila semua kebutuhan mereka dipenuhi

(Shield dan Young, 1994 dan Srimindarti, 2002). Ada beberapa faktor yang

mempengaruhi bagian penelitian dan pengembangan dalam melakukan

aktivitas inovasi baik yang berasal dari dalam maupun dari luar organisasi.

Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi tingkat inovasi pada bagian

penelitian dan pengembangan tersebut antara lain gaya kepemimpinan,

karakteristik personal, strategi organisasi serta struktur organisasi. Oleh

karena itu, peneliti ingin mencari jawaban atas faktor lain yang diduga

mempengaruhi tingkat inovasi produk. Berdasarkan latar belakang dan

uraian di atas, maka akan diteliti tentang “Analisis Faktor-Faktor Yang


(20)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan data pada Tabel 1.1 di atas, terlihat adanya inovasi

produk pada perusahaan roti di Kota Semarang, dimana setelah dilakukan

inovasi produk pada beberapa perusahaan roti berdampak pada peningkatan

pendapatan perusahaan berkisar antara 20 persen hingga 30 persen.

Berdasarkan fenomena tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah: bagaimana inovasi produk yang telah dilakukan pada beberapa

perusahaan yang dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan, karakteristik

personal dan dinamika lingkungan.

1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis dengan

kondisi senyatanya pada obyek penelitian, sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan terhadap inovasi

produk.

2. Untuk menganalisis pengaruh karakteristik personal terhadap inovasi

produk.

3. Untuk menganalisis pengaruh dinamika lingkungan terhadap inovasi


(21)

1.3.2. Kegunaan Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada

perusahaan sebagai sumbangan pemikiran dan sebagai bahan

pertimbangan dalam mengatasi permasalahan yang berhubungan

dengan gaya kepemimpinan, karakteristik personal dan dinamika

lingkungan dalam memengaruhi inovasi produk.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan input dalam

pengembangan ilmu pengetahuan khususnya yang ada hubungannya

dengan gaya kepemimpinan, karakteristik personal dan dinamika

lingkungan dalam memengaruhi inovasi produk.

3. Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat dijadikan bahan referensi

terhadap penelitian lebih lanjut mengenai gaya kepemimpinan,

karakteristik personal dan dinamika lingkungan dalam memengaruhi

inovasi produk.

1.4. Sistematika Penulisan

Untuk memperoleh gambaran dan memudahkan pembahasan dalam

skripsi ini, maka akan disajikan sistematika penulisan yang merupakan garis

besar dari skripsi ini. Sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai


(22)

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

dan kegunaan penelitian, sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini akan diuraikan beberapa teori yang dapat

digunakan sebagai kerangka pemikiran teori atau landasan

penelitian dan hipotesis.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang populasi, sampel, dan sampling,

data dan sumber data, metode pengumpulan data, teknik

pengukuran variabel, serta teknik analisis data.

BAB IV : HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas profil objek penelitian, pengujian, dan hasil

analisis data, pembuktian hipotesis, serta pembahasan hasil dan

jawaban dalam penelitian ini.

BAB V : PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini,

dan saran-saran yang ditujukan untuk perusahaan maupun


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori 2.1.1. Inovasi Produk

Definisi mengenai pengertian inovasi produk menurut Crawford & De

Benedetto (2000: 9) inovasi produk adalah “Inovasi yang digunakan dalam

keseluruhan operasi perusahaan dimana sebuah produk baru diciptakan dan

dipasarkan, termasuk inovasi di segala proses fungsionil/ kegunaannya.”

Hurley and Hult (1998) dalam (Kusumo, 2006: 22) mendefinisikan inovasi

sebagai sebuah mekanisme perusahaan untuk beradaptasi dalam lingkungan

yang dinamis, oleh karena itu perusahaan dituntut untuk mampu

menciptakan pemikiran-pemikiran baru, gagasan-gagasan baru dan

menawarkan produk yang inovatif serta peningkatan pelayanan yang

memuaskan pelanggan.

Dalam sisi lain produk inovasi menurut Galbraith, 1973; Schon, 1967

(dalam Lukas dan Ferrel, 2000: .240) didefinisikan sebagai proses dari

penggunaan teknologi baru kedalam suatu produk sehingga produk tersebut

mempunyai nilai tambah. Inovasi dapat dilakukan pada barang, pelayanan,

atau gagasan-gagasan yang diterima oleh seseorang sebagai sesuatu yang

baru, sehingga mungkin saja suatu gagasan telah muncul di masa lampau,

tetapi dapat dianggap inovatif bagi konsumen yang baru mengetahuinya.


(24)

hal maka seseorang telah melakukan perubahan yang bersifat positif yang

mengarah pada kemajuan. Pendapat tersebut memang benar adanya, tetapi

perubahan (dalam bentuk apapun) tersebut bagi sebagian konsumen sesuatu

yang sulit diterima begitu saja.

Berdasarkan pada definisi inovasi produk di atas maka penulis

menarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan inovasi produk adalah:

“Suatu usaha yang dijalankan perusahaan untuk menciptakan produk baru

yang bertujuan untuk menyesuaikan dengan selera konsumen dan dapat

meningkatkan penjualan.” Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

bertambah banyaknya jumlah barang yang ditawarkan kepada konsumen

dan ditunjang dengan arus informasi tentang produk yang mudah diperoleh,

menyebabkan mereka semakin selektif dalam membeli suatu barang, baik

dalam kualitas, desain corak, warna maupun harganya.

Inovasi produk bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup

perusahaan, karena produk yang telah ada rentan terhadap perubahan

kebutuhan dan selera konsumen, teknologi, siklus hidup produk yang lebih

singkat, serta meningkatnya persaingan domestik dan luar negeri. Inovasi

produk yang dilakukan haruslah melalui hasil penelitian pasar, sehingga

dapat menghasilkan produk yang sesuai dengan selera konsumen. Meskipun

perusahaan mementingkan mutunya, tetapi apabila perusahaan tidak

memperhatikan selera konsumen., maka akan menyebabkan produknya

tidak diminati, bahkan konsumennya akan beralih pada produk lain,


(25)

Menurut Kotler (2000: 374) ada 6 golongan produk baru antara lain:

1. Produk baru bagi dunia: Yaitu produk baru yang menciptakan suatu

pasar yang sama sekali baru.

2. Lini produk baru: Yaitu produk baru yang memungkinkan perusahaan

memasuki pasar yang telah mapan untuk pertama kalinya.

3. Tambahan pada lini produk yang telah ada: Yaitu produk-produk baru

yang melengkapi suatu lini produk perusahaan yang telah mantap

(ukuran kemasan, rasa, dan lain-lain).

4. Perbaikan dan revisi produk yang telah ada: Yaitu produk baru yang

memberikan kinerja yang lebih baik atau nilai yang dianggap lebih hebat

dan menggantikan produk yang lelah ada.

5. Penentuan kembali posisi (Repositioning): Yaitu produk yang telah ada

diarahkan ke pasar atau segmen pasar baru.

6. Pengurangan biaya: Yaitu produk baru yang menyediakan kinerja serupa

dengan harga yang lebih murah.

Proses penerimaan konsumen terhadap inovasi produk memerlukan

waktu, menurut Kotler (2002: 405) proses penerimaan konsumen berfokus

pada proses mental yang dilalui seseorang mulai dari saat pertama

mendengar tentang inovasi tersebut sampai akhir penerimaan. Penerimaan

produk baru tersebut melalui 5 tahap berikut:

1. Kesadaran (awareness)

Konsumen menyadari adanya inovasi tersebut tapi masih kekurangan


(26)

2. Minat (interest)

Konsumen terdorong untuk mencari informasi mengenai inovasi

tersebut.

3. Evaluasi (evaluation)

Konsumen mempertimbangkan untuk mencoba inovasi tersebut.

4. Percobaan (trial)

Konsumen mencoba inovasi tersebut untuk memperbaiki perkiraannya

atas nilai inovasi tersebut.

5. Penerimaan (adoption)

Konsumen memutuskan untuk menggunakan inovasi tersebut

sepenuhnya dan secara teratur.

Perusahaan harus membantu gerakan konsumen melalui tahap-tahap

tersebut agar inovasi produk berhasil dan konsumen dapat terpuaskan.

Menurut Kotler (2002: 406-408) ada 4 faktor yang mempengaruhi proses

penerimaan yaitu:

1. Kesiapan orang-orang untuk mencoba produk baru sangat berbeda.

Sampai titik mana seseorang lebih dini menerima gagasan baru

dibandingkan anggota masyarakat lainnya.

2. Pengaruh pribadi dalam penerimaan produk baru. Dampak yang dapat

ditimbulkan oleh seseorang terhadap orang lain dalam hal probabilitas


(27)

3. Karakteristik inovasi mempengaruhi tingkat penerimaannya. Beberapa

produk dapat langsung disukai, sedangkan produk lain memerlukan

waktu yang lama untuk diterima.

Ada 5 karakteristik yang sangat penting yang mempengaruhi tingkat

penerimaan suatu inovasi yaitu:

a. Keunggulan relatif (relative advantage)

Sampai tingkat mana inovasi itu tampak lebih unggul daripada

produk yang sudah ada.

b. Kesesuaian (compatibility)

Yaitu sejauh mana inovasi tersebut sesuai dengan nilai dan

pengalaman perorangan dalam masyarakat.

c. Kerumitan (complexity).

Yaitu sejauh mana inovasi itu relatif sukar dimengerti atau

digunakan.

d. Kemampuan berkomunikasi (communicability)

Yaitu sampai sejauh mana manfaat yang diperoleh dari penggunaan

inovasi tersebut dapat diamati atau dijelaskan kepada orang lain.

4. Perbedaan kesiapan organisasi untuk mencoba produk baru. Penerimaan

(adopsi) akan terkait dengan berbagai variabel di lingkungan organisasi

(kemajuan masyarakat, pendapatan masyarakat), organisasi itu sendiri

(ukuran, laba, tekanan untuk berubah) dan pengelolaannya (level


(28)

Menurut Gatignon dan Xuereb (1997: 79) dalam inovasi produk

terdapat tiga inovasi produk, yaitu :

1. Keunggulan produk.

2. Kesamaan produk.

3. Biaya produk.

Produk inovasi dapat gagal karena banyak alasan, tidak menawarkan

desain yang unik atau salah memperkirakan persaingan merupakan

kesalahan yang umum terjadi. Kadang-kadang gagasannya sendiri

sebenarnya baik tetapi terletak pada desain dan efisiensi biayanya jauh lebih

tinggi dari yang semula diperkirakan. Dengan adanya inovasi produk maka

akan memberi nilai tambah dibanding produk sejenis (keunggulan produk),

sehingga akan meningkatkan penjualan.

Keunggulan kompetitif suatu produk merupakan salah satu faktor

penentu dari kesuksesan produk baru (Song dan Parry, 1997 dalam Kusumo,

2006: 25) sehingga suatu produk inovasi harus mempunyai keunggulan

dibandingkan dengan produk lain yang sejenis. Hal ini juga sejalan dengan

pendapat Cooper (2000: 38), bahwa keunggulan produk baru sangat penting

dalam lingkungan pasar global yang sangat kompetitif. Keunggulan tersebut

tidak lepas dari pengembangan produk inovasi yang dihasilkan sehingga

akan mempunyai keunggulan di pasar yang selanjutnya akan menang dalam

persaingan.

Li dan Calantone (1998: 17), berpendapat bahwa keunikan pada suatu


(29)

yang dipengaruhi oleh daya inovatif serta teknologi yang tinggi, sehingga

dapat dihasilkan produk sesuai dengan keinginan konsumen.

Keberhasilan bisnis perusahaan akan dapat dicapai bila perusahaan

dapat dengan cepat bereaksi dengan kondisi pasar baru dan kebutuhan

pelanggan. Selain itu perusahaan dapat secara berkesinambungan mencari

solusi yang kreatif serta peningkatan secara terus-menerus dalam

menghasilkan produk. Perusahaan harus beradaptasi serta berinovasi secara

terus menerus (Martensen dan Dahlgaard, 1998, p.878).

2.1.2. Gaya Kepemimpinan

Kepemimpinan dapat diartikan sebagai kemampuan untuk

mempengaruhi suatu kelompok ke arah tercapainya tujuan organisasi.

Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang memainkan peranan

penting dalam pencapaian tujuan organisasi. Pemimpin dapat menyusun

struktur tugas untuk menentukan sejauh mana penugasan pekerjaan

diprosedurkan (Robbins, 2001).

Menurut Heidjrachman dan S. Husnan (2002: 224) gaya

kepemimpinan adalah pola tingkah laku yang dirancang untuk

mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu untuk mencapai

tujuan tertentu. Sedangkan menurut Tjiptono (2001:161) gaya

kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan pemimpin dalam

berinteraksi dengan bawahannya. Sementara itu, pendapat lain menyebutkan


(30)

tindakan-tindakan) dari seorang pemimpin yang dirasakan oleh orang lain

(Hersey, 2004:29).

Dalam Path-Goal Theory (Robert House, 1974 dan Srimindarti, 2002)

gaya kepemimpinan digolongkan menjadi empat tipe yaitu: kepemimpinan

direktif, kepemimpinan yang mendukung, kepemimpinan partisipatif serta

kepemimpinan yang berorientasi pada prestasi. Dalam kepemimpinan yang

direktif pemimpin memberi kesempatan kepada bawahan untuk mengetahui

apa yang menjadi harapan pemimpinnya dan memberikan arahan mengenai

cara melaksanakan suatu tugas. Gaya ini mengandung arti bahwa pimpinan

berorientasi pada hasil. Dalam kepemimpinan yang mendukung pemimpin

bersikap ramah dan menunjukkan kepedulian akan kebutuhan bawahan.

Pemimpin berusaha untuk mendekatkan diri serta menyenangkan perasaan

bawahannya. Dalam kepemimpinan partisipatif pemimpin berusaha

mendapatkan masukan-masukan serta saran dari bawahan dalam

pengambilan keputusan sedangkan dalam kepemimpinan yang berorientasi

pada prestasi pemimpin menetapkan tujuan-tujuan yang bersifat menantang

dan pemimpin mengharpkan agar bawahan berusaha mencapai tujuan

tersebut seoptimal mungkin.

Sikap serta gaya kepemimpinan memiliki pengaruh yang sangat besar

terhadap organisasi bahkan terhadap produktivitas dan keinovatifan

karyawan. Kepemimpinan juga dapat digambarkan dalam garis kontinum

mulai dari inisiatif (initiating) sampai pada kepemimpinan pertimbangan


(31)

mengatur dan menentukan pola organisasi, saluran komunikasi, struktur

peran dalam pencapaian tujuan organisasi, dan cara pelaksanaannya.

Pertimbangan menggambarkan hubungan yang hangat antara atasan dan

bawahan, adanya sikap saling percaya, kekeluargaan, dan penghargaan

terhadap gagasan yang datang dari bawahan. Setiap tipe gaya

kepemimpinan memiliki pengaruh terhadap tingkat inovasi produk.

Perilaku pemimpin memiliki peran yang sangat besar terhadap tingkat

inovasi produk karena gaya yang dimiliki oleh seorang pemimpin dapat

memberikan dampak yang positif terhadap tingkat inovasi produk jika

pemimpin tersebut memberikan kepercayaan dan dorongan kepada bawahan

untuk melakukan aktivitas inovasi (Srimindarti, 2002). Atas dasar argumen

di atas diajukan hipotesis sebagai berikut:

H1 : Gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap inovasi produk.

2.1.3. Karakateristik Personal

Setiap perusahaan memiliki variasi karakteristik yang berbeda

termasuk tugas yang ingin mereka capai (Street dan Bishop 1991 dan

Srimindarti, 2002). Faktor personal sangat berhubungan dengan kinerja

pekerjaan (Day dan Silverman 1989 dan Srimindarti, 2002), karena faktor

personal mempengaruhi bagaimana seorang individu melakukan pekerjaan


(32)

Karakteristik personal seseorang mengacu pada kelanggengan dan

keunikan pola pemikiran, perasaan, dan perilaku. Kelanggengan pola

perilaku ini menyebabkan fungsi sosial dan pekerjaan (Sprey dan Mosak,

1993 dan Srimindarti, 2002). Perbedaan dalam karakteristik personal secara

luas digunakan sebagai suatu ukuran, karena seseorang dengan watak yang

sama namun memiliki dimensi yang berbeda akan mempengaruhi pola

perilaku seseorang apakah sebagai seseorang yang lebih suka mengarahkan

dirinya sendiri atau seseorang yang bekerjasama (Cloninger, Svrakic, dan

Przybeck, 1993 dan Srimindarti, 2002). Karakteristik personal seseorang

dapat dilihat melalui bagaimana seorang individu berpikir dan merasakan

dirinya, berhubungan dengan orang lain, menangani suatu proyek, dan

pekerjaan sesuai dengan kata hatinya.

Menurut Sperry (1995) dan Srimindarti, 2002, karakteristik personal

seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Adapun faktor-faktor yang

menentukan karakteristik personal adalah biologi, psikologi, dan

interpersonal. Faktor biologi masing-masing personal dideskripsi dalam

temperamen dan bentuk tubuh. Faktor psikologi dijelaskan dalam kesadaran

diri, pekerjaan, dan tujuan hidup sedangkan faktor interpersonal dideskripsi

dalam kehidupan sebelumnya dan pengaruh keluarga.

Menurut Jung dan Nugroho (1999) karakteristik personal merupakan

suatu sistem kompleks yang melibatkan sikap, fungsi dan preferensi sebagai

suatu mekanisme penyaluran energi libido. Ada dua sikap dasar yang


(33)

dan Ekstraversi. Karakteristik introversi memberikan efek daya kreasi yang

unik termasuk dalam melakukan aktivitas inovasi, sedangkan karakteristik

ekstraversi memberi efek sosial dan memperhatikan kepentingan komunitas.

Perbedaan dalam karakteristik personal akan mempengaruhi tingkat inovasi

produk. Atas dasar argumen di atas diajukan hipotesis sebagai berikut:

H2 : Karakteristik personal berpengaruh positif terhadap inovasi produk.

2.1.4. Dinamika Lingkungan

Kesuksesan sebuah industri tergantung pada bagaimana hubungan

industri itu dengan lingkungannya (Porter, 1981, p. 30). Lingkungan

persaingan mempengaruhi jumlah dan jenis pesaing yang harus dihadapi

manajer pemasaran dan bagaimana mereka akan berperilaku. Lingkungan

persaingan selalu dinggap sebagai sebagai faktor penghambat tingkat

pertumbuhan industri. Pengetahuan tentang lingkungan persaingan dapat

mendorong kreativitas, karena pengetahuan tentang lingkungan persaingan

menyoroti kesempatan yang dapat ditonjolkan dan kelemahan yang harus

diperhitungkan (Menon et. al, 1999, p. 25 dan Mudiantono & Khamidah,

2005). Menurut Amit et. al (1993) dan Hadjimanolis (2000, p. 238), inovasi

adalah proses interaktif, dilihat dari jaringan hubungan ekonomis dalam

lingkungan usahanya termasuk perubahan sumber dayanya. interaksi sosio

kulturalnya dan aspek pembelajarannya. Intensitas kompetisi (Birchall et. al,


(34)

2000, p. 238), merupakan ukuran pasar untuk berinovasi. Perubahan

lingkungan berkaitan dengan ketidakpastian dan dinamisasi (Damanpour,

1996; dan Hadjimanolis, 2000, p. 238).

Penelitian yang dilakukan oleh Kim et. al (1993) dan Hadjimanolis,

2000, p. 238), menyimpulkan bahwa pemantauan lingkungan akan ide-ide

inovasi teknologi baru dan informasi teknologi, terkait sangat signifikan

dengan inovasi teknologi. Clark et. al (1994, p. 30), dan Srimindarti (2002)

mengatakan jika kompleksitas lingkungan persaingan menunjukkan jumlah

elemen faktor lingkungan persaingan, maka dinamika lingkungan mengacu

pada perubahan (turn over) elemen-elemen persaingan. Tan & Li (1996) dan

Luo (1999, p. 42) mengkonsepkan dinamika sebagai derajad perubahan dan

ketidakstabilan lingkungan yang sulit diramalkan. Lingkungan bisnis selalu

berubah, hal ini bisa terjadi karena perubahan peraturan, teknologi,

permintaan konsumen, dan atau strategi berkompetisi (Calantone, 1994, p.

145) dan Srimindarti (2002). Cepatnya perubahan yang terjadi dalam

lingkungan perusahaan menuntut para pengambil keputusan untuk menaruh

perhatian pada lingkungan persaingan dan merespon setiap perubahan

(Arifin, 1999, p. 68). Semakin besar derajad dinamika iingkungan, manajer

semakin menghadapi alternatif-alternatif yang tidak jelas dan kriteria

evaluasi lingkungan yang semakin sedikit (Venkatraman, 1989; dan Luo,

1999, p. 42).

Menurut Luo, Yadong (1999, p. 44), dinamika lingkungan persaingan


(35)

resiko, dan pro aktivitas perusahaan. Dalam kondisi lingkungan yang

berubah dengan cepat, Slater & Narver (1997), mengatakan bahwa

keunggulan bersaing ditentukan oleh kreativitas dan inovasi yang dapat

memuaskan keinginan pelanggan secara lebih baik dari pada pesaing

(Dicky, 2002, p. 224). Me Carthy & Perreault (1996, p. 216), menambahkan

dengan cepat laju perubahan kebanyakan produk, kecepatan memasuki

pasar dapat menjadi penentu keunggulan bersaing. Atas dasar argumen di

atas diajukan hipotesis sebagai berikut:

H3 : Dinamika lingkungan berpengaruh positif terhadap inovasi produk.

2.2. Penelitian Terdahulu

Penelitian ini mengacu pada penelitia yang telah dilakukan oleh:

Srimindarti (2002) penelitian dengan judul “Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Tingkat Inovasi Bagian Penelitian dan Pengembangan”.

Sampel sebanyak 51 berdasarkan kuesioner kembali dan layak digunakan

dalam penelitian ini. Alat uji yang digunakan adalah regresi linear berganda.

Adapun hasil dari penelitian dapat disimpulkan bahwa: gaya kepemimpinan,

karakteristik personal dan strategi organisasi mempengaruhi tingkat inovasi

pada bagian penelitian dan pengembangan. Jadi semakin perusahaan

memiliki pemimpin dengan gaya kepemimpinan cenderung pertimbangan

maka bagian penelitian dan pengembangannya semakin inovatif, demikian

juga dengan karakteristik personal, semakin seorang cenderung memiliki


(36)

pengaruh strategi organisasi terhadap inovasi dari hasil regresi dapat

diketahui bahwa semakin suatu organisasi cenderung memiliki strategi

prospektor maka bagian penelitian dan pengembangannya semakin inovatif.

Adapun hipotesis keempat hasil dari regresi berganda menunjukkan bahwa

struktur organisasi berpengaruh negatif terhadap tingkat inovasi pada bagian

penelitian dan pengembangan. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin suatu

perusahaan cenderung memiliki struktur organisasi desentralisasi maka

bagian penelitian dan pengembangannya semakin tidak inovatif.

Mudiantono dan Khamidah (2005) dengan judul Analisis Pengaruh

Faktor Lingkungan Terhadap Inovasi Produk dan Kreativitas Strategi

Pemasaran Dalam Meningkatkan Kinerja Pemasaran (Studi Pada

Perusahaan Kerajinan Keramin di Sentra Kasongan, Kabupaten Bantul

Yogyakarta). Populasi yang digunakan dalam penelitian sebanyak 369 unit

usaha kecil, pada industri kerajinan keramik di Sentra kasongan, Kabupaten

Bantul Yogyakarta. Alat uji yang digunakan adalah Structural Equation

Modelling (SEM). Adapun hasil dari penelitian dapat disimpulkan bahwa:

faktor lingkungan berpengaruh positif terhadap inovasi produk, faktor

lingkungan berpengaruh positif terhadap kreativitas strategi pemasaran pada

perusahaan, faktor lingkungan berpengaruh positif terhadap kinerja

pemasaran pada perusahaan, inovasi produk yang dihasilkan mempengaruhi

secara positif terhadap kinerja pemasaran pada perusahaan, kreativitas

strategi pemasaran mempengaruhi secara positif terhadap kinerja pemasaran


(37)

2.3. Kerangka Pemikiran

Gaya kepemimpinan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap

organisasi bahkan terhadap produktivitas dan keinovatifan karyawan.

Kepemimpinan dapat digambarkan dalam garis kontinum mulai dari inisiatif

(initiating) sampai pada kepemimpinan pertimbangan (considerating).

Struktur inisiatif menggambarkan bahwa pimpinan mengatur dan

menentukan pola organisasi, saluran komunikasi, struktur peran dalam

pencapaian tujuan organisasi, dan cara pelaksanaannya. Pertimbangan

menggambarkan hubungan yang hangat antara atasan dan bawahan, adanya

sikap saling percaya, kekeluargaan, dan penghargaan terhadap gagasan yang

datang dari bawahan. Setiap tipe gaya kepemimpinan memiliki pengaruh

terhadap tingkat inovasi produk. Perilaku pemimpin memiliki peran yang

sangat besar terhadap tingkat inovasi produk karena gaya yang dimiliki oleh

seorang pemimpin dapat memberikan dampak yang positif terhadap tingkat

inovasi produk jika pemimpin tersebut memberikan kepercayaan dan

dorongan kepada bawahan untuk melakukan aktivitas inovasi.

Faktor personal sangat berhubungan dengan kinerja pekerjaan (Day

dan Silverman 1989), karena faktor personal mempengaruhi bagaimana

seorang individu melakukan pekerjaan dan berinteraksi dengan rekan

kerjanya. Karakteristik personal seseorang mengacu pada kelanggengan dan

keunikan pola pemikiran, perasaan, dan perilaku. Kelanggengan pola

perilaku ini menyebabkan fungsi sosial dan pekerjaan (Sprey dan Mosak,

1993). Karakteristik personal seseorang dapat dilihat melalui bagaimana


(38)

orang lain, menangani suatu proyek, dan pekerjaan sesuai dengan kata

hatinya. Perbedaan dalam karakteristik personal akan mempengaruhi tingkat

inovasi produk.

Kesuksesan sebuah industri tergantung pada bagaimana hubungan

industri itu dengan lingkungannya (Porter, 1981, p. 30). Lingkungan

persaingan mempengaruhi jumlah dan jenis pesaing yang harus dihadapi

manajer pemasaran dan bagaimana mereka akan berperilaku. Lingkungan

persaingan selalu dinggap sebagai sebagai faktor penghambat tingkat

pertumbuhan industri. Pengetahuan tentang lingkungan persaingan dapat

mendorong kreativitas, karena pengetahuan tentang lingkungan persaingan

menyoroti kesempatan yang dapat ditonjolkan dan kelemahan yang harus

diperhitungkan (Menon et. al, 1999, p. 25). Menurut Amit et. al (1993) dan

Hadjimanolis (2000, p. 238), inovasi adalah proses interaktif, dilihat dari

jaringan hubungan ekonomis dalam lingkungan usahanya termasuk

perubahan sumber dayanya. interaksi sosio kulturalnya dan aspek

pembelajarannya. Intensitas kompetisi (Birchall et. al, 1996), dan

persaingan lingkungan, merupakan ukuran pasar untuk berinovasi(Kim et.

al, 1993; dan Hadjimanolis, 2000, p. 238).

Berdasarkan telaah pustaka tersebut di atas, maka model empiris pada


(39)

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran Teoritis

Keterangan:

X1.1 : Kepemimpinan yang mendukung.

X1.2 : Kepemimpinan yang berorientasi pada prestasi

X1.3 : Pemimpin memberi kesempatan kepada bawahan untuk

mengetahui apa yang menjadi harapan pemimpinnya.

X1.4 : Memberikan arahan mengenai cara melaksanakan suatu tugas X1.5 : Kebebasan untuk menyelesaikan pekerjaan

X2.1 : Kemampuan melakukan pekerjaan dengan baik X2.2 : Berhubungan dengan orang lain

X2.3 : Menangani suatu proyek

X2.4 : Pekerjaan sesuai dengan kata hatinya X3.1 : Perubahan pasar.

X3.2 : Intensitas persaingan. X3.3 : Perubahan teknologi X3.4 : Permintaan konsumen Y1 : Jumlah Produk baru.

Y2 : Perputaran penjualan produk baru Y3 : Perbaikan masa penggarapan Y4 : Modifikasi Produk sudah ada Y5 : Pengenalan Mesin Baru Y6 : Pengenalan Sistem Baru

Sumber: dikembangkan untuk penelitian ini berdasarkan rujukan dari Srimindarti (2002) dan Mudiantono dan Khamidah (2005)

Gaya Kepemimpinan X1.1

X1.2

X1.3

X1.4

X1.5

Karakteristik Personal X2.1

X2.2

X2.3

X2.4

Dinamika Lingkungan X3.1

X3.2

X3.3

X3.4

Inovasi Produk Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6


(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini terdiri atas dua macam yaitu: variabel terikat

(dependent variable) atau variabel yang tergantung pada variabel lainnya,

serta variabel bebas (independent variable) atau variabel yang tidak

tergantung pada variabel lainnya. Variabel-variabel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah:

1. Variabel terikat yaitu inovasi produk (Y).

2. Variabel bebas meliputi:

a. Gaya kepemimpinan (Xl).

b. Karakteristik personal (X2)

c. Dinamika lingkungan (X3)

3.1.2. Definisi Variabel

Definisi konsep masing-masing variabel berserta indikator dapat


(41)

Tabel 3.1 Definisi Variabel

No Nama

Variabel

Notasi Definisi Indikator Sumber

1 Gaya

Kepemimpinan

Xl Gaya

kepemimpinan

adalah pola

tingkah laku yang

dirancang untuk

mengintegrasikan tujuan organisasi

dengan tujuan

individu untuk

mencapai tujuan

tertentu 1. Kepemimpinan yang mendukung. 2. Kepemimpinan berorientasi pada prestasi 3. Pemimpin memberi kesempatan kepada bawahan untuk sesuai harapan pemimpinnya.

4. Memberikan

arahan dalam melaksanakan tugas 5. Kebebasan menyelesaikan pekerjaan Srimindarti, (2002)

2 Karakteristik Personal

X2 Karakteristik

personal didefinisikan sebagai

kelanggengan dan

keunikan pola

pemikiran,

perasaan, dan

perilaku. 1. Kemampuan melakukan pekerjaan dengan baik, 2. Berhubungan

dengan orang lain,

3. Menangani

suatu proyek, 4. Pekerjaan

sesuai dengan kata hatinya

Srimindarti, (2002)

3 Dinamika

Lingkungan

X3 Dinamika

lingkungan didefinisikan

sebagai derajad

perubahan dan

ketidakstabilan

lingkungan yang

sulit diramalkan 1. Perubahan pasar. 2. Intensitas persaingan. 3. Perubahan teknologi. 4. Permintaan konsumen Mudiantono & Khamidah, 2005


(42)

4 Inovasi Produk Y Inovasi produk adalah proses dari penggunaan

teknologi baru

kedalam suatu

produk sehingga

produk tersebut

mempunyai nilai

tambah

1. Jumlah Produk baru. 2. Perputaran penjualan produk baru 3. Perbaikan masa penggarapan 4. Modifikasi

Produk sudah ada 5. Pengenalan Mesin Baru 6. Pengenalan Sistem Baru Srimindarti, (2002)

3.2. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan dari unsur yang mempunyai tolak ukur

tertentu yang diminati oleh peneliti (Singarimbun, 1995). Dalam hal ini

populasi dari penelitian ini adalah manajer perusahaan yang bergerak

dibidang pembuatan roti di Kota Semarang, dimana perusahaan tersebut

adalah perusahaan pusat bukan anak perusahaan atau cabang perusahaan.

Sedangkan sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil

untuk diteliti (Singarimbun, 1995). Teknik pengambilan sampel yang

digunakan adalah purposive sampling yaitu pengambilan sampel yang

menyesuaikan diri dengan kriteria tertentu, adapun kriteria tersebut yaitu:

responden adalah manajer perusahaan yang bergerak dibidang pembuatan

roti di Kota Semarang dan telah melakukan inovasi atau pengembangan


(43)

Rao Purba (1996), mengatakan bahwa dalam menentukan besarannya

sampel, apabila populasi berukuran besar dan jumlahnya tidak diketahui,

maka digunakan rumus sebagai berikut:

( )2 2 4 Moe Z n=

Dimana :

Z = Tingkat keyakinan yang dibutuhkan dalam penentuan sampel

Moe = Margin of error atau kesalahan maksimum yang dapat ditoleransi

sebesar 10%, artinya bahwa tingkat kecermatan studi dapat

dikategorikan cermat dengan tingkat kepercayaan 90 %.

n = Besarnya sampel

Tingkat keyakinan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 95

persen atau Z = 1,96 (tabel distribusi normal) dan maka (Moe)2 = 0,1.

Ukuran sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

(

)

2

2 4 Moe Z n = 04 , 96 4 , 0 8416 , 3 ) 1 , 0 ( 4 ) 96 , 1 ( 2 2 = = = n n n

Berdasarkan perhitungan yang diperoleh diatas maka ukuran sampel

yang diteliti adalah 96 responden. Untuk lebih mempermudah penelitian


(44)

3.3. Jenis dan Sumber data

Jenis-jenis data yang ada yaitu :

1. Jenis data berdasarkan sifatnya ada dua yaitu :

a. Data Kualitatif

Data kualitatif adalah data yang bukan berbentuk angka-angka atau

bilangan tetapi berupa keterangan atau informasi serta ketrampilan,

aktivitas, sifat, dan sebagainya. Dalam hal ini data kualitatif antara

lain data-data mengenai sejarah perkembangan perusahaan dan

data-data responden.

b. Data Kuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang diukur dan biasanya berupa

angka-angka bilangan. Dalam hal ini antara lain data tentang

ukuran populasi dan sebagainya.

2. Jenis data berdasarkan sumbernya ada dua yaitu:

a. Data Primer

Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari obyeknya

(Supranto, 2001). Pada penelitian ini, data primer meliputi data dari

hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner kepada responden

dan wawancara secara langsung kepada manajer perusahaan yang

bergerak dibidang pembuatan roti di Kota Semarang. Data

responden meliputi:

1) Data tentang identitas responden yang menggambarkan


(45)

2) Tanggapan responden terhadap inovasi produk.

b. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh atau data yang

sudah dikumpulkan perusahaan yang bergerak dibidang pembuatan

roti di Kota Semarang.

3.4. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data Teknik pengumpulan data terdiri dari:

1. Observasi

Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara langsung kepada

suatu obyek yang akan diteliti (Gorys Keraf, 2001). Observasi dalam

penelitian ini dengan mengamati subyek secara langsung, subyek disini

adalah manajer perusahaan yang bergerak dibidang pembuatan roti di

Kota Semarang.

2. Wawancara

Wawancara adalah suatu cara untuk mengumpukan data dengan

mengajukan pertanyaan langsung kepada seorang informan atau

seorang autoritas atau seorang ahli yang berwenang dalam suatu

masalah (Gorys Keraf, 2001). Wawancara dilakukan kepada manajer

perusahaan yang bergerak dibidang pembuatan roti di Kota Semarang


(46)

3. Studi pustaka

Metode studi pustaka adalah cara pengumpulan data dengan membaca

buku-buku atau bahan-bahan perpustakaan yang berhubungan dengan

masalah yang dibahas dalam penelitian ini.

4. Kuesioner/Angket

Kuesioner ini diberikan kepada responden berupa lembaran berisi

daftar pertanyaan yang berkaitan dengan kata-kata yang diperoleh

dalam penelitian ini. Pada kuesioner ini responden diberi beberapa

alternatif jawaban yang bisa dipilih.

5. Tahap pengolahan data

Dalam penelitian ini tahap pengolahan data yang akan dipergunakan

oleh peneliti adalah sebagai berikut:

a. Editing

Editing yaitu suatu proses yang dilakukan untuk mencari

kesalahan-kesalahan atau ketidak sesuaian dengan data yang terkumpul.

b. Coding

Coding yaitu pemberian angka-angka tertentu terhadap

kolom-kolom tertentu yang menyangkut keterangan tertentu pula.

Misalnya: laki-laki diberi kode 1 dan perempuan di beri kode 2.

c. Scoring

Scoring yaitu kegiatan berupa pemberian skor (bobot) pada jawaban

kuesioner, skor yang akan digunakan adalah Skala Konvensional


(47)

d. Tabulating

Tabulating yaitu pengelompokan data dan nilai dengan susunan

yang teratur dalam bentuk tabel.

3.5. Teknik Analisis

Analisis data merupakan suatu proses pengolahan data yang telah

dikumpulkan sebelumnya, supaya data yang dikumpulkan bermanfaat, maka

harus diolah dan dianalisis terlebih dahulu sehingga dapat dijadikan dasar

pengambilan keputusan (Supranto, 2000).

3.5.1. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas 1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya

suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada

kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur

oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2001).

Uji validitas dilakukan dengan cara menguji korelasi antara skor

item dengan skor total. Dalam hal ini koefisien korelasi yang tinggi

menunjukkan bahwa item–item tersebut dapat mengungkapkan

indikator yang akan diukur. Secara statistik angka korelasi bagi total

yang dapat diperoleh harus dibandingkan dengan angka kritis nilai

korelasi “Pearson Corellation”. Hal ini dimaksudkan untuk mengukur

ada tidaknya signifikan dari nilai korelasi yang didapat. Pengujian


(48)

Rumus Pearson Corellation menurut Arikunto (2006) adalah

sebagai berikut :

N Σxy – (Σx) (Σy) rxy =

√{ N Σx2 – (Σ x)2 } {N Σy2 – (Σy)2 } Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi antara skor tiap item dengan skor total item. Σ x : Jumlah skor tiap item

Σy : Jumlah skor total item

Σxy : Jumlah perkalian item dengan total item N : Jumlah sampel

Kriteria pengujian validitas instrumen indikator penelitian adalah :

a. Jika r hitung lebih besar dari r tabel (pada taraf signifikansi 0,05

atau 5 persen), maka kuesioner tersebut valid.

b. Jika r hitung lebih kecil dari r tabel (pada taraf signifikansi 0,05

atau 5 persen), maka kuesioner tersebut tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

Menurut Ghozali (2001) reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk

mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau

konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban

seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu

ke waktu. Pada uji reliablitas digunakan rumus alpha (Suharsini

Arikunto, 2006) yaitu :

2

2

) 1

( ∂

∂ −

= b

k k


(49)

Keterangan :

r = reabilitas konsumen

k = banyaknya pertanyaan

2 b

ε = jumlah variasi butir

2

∂ = variasi total

Untuk menguji reliabilitas sampel ini digunakan testing

kehandalan “Cronbach Alpha” yang akan menunjukkan ada tidaknya

konsistensi antara pertanyaan dan sub bagian kelompok pertanyaan.

Konsistensi internal, ditujukan untuk mengetahui konsistensi butir–

butir pertanyaan yang digunakan untuk mengukur contruct. Suatu

contruct atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai

Cronbach Alpha lebih besar dari 0,60 (Ghozali, 2001).

3.5.2. Statistik Deskriptif

Deskripsi variabel bertujuan untuk menyajikan gambaran informasi

atau deskripsi suatu data variabel dengan karakteristik data yang diperoleh

dari hasil penyebaran kuesioner diukur dengan data interval. Data yang

diperoleh dari hasil pengukuran menggunakan skala interval dinamakan

data interval. Berikut penggolongan data interval yang digunakan dalam

penelitian ini.

Interval= : 18

5 90 5 10 100 5 10 %) 100 1 ( 10 %) 100 10 ( 5 Minimal

Maksimal− === =

x x


(50)

Interval:

10,0 - 28 : Sangat rendah

28,1 - 46 : Rendah

46,1 - 64 : Sedang

44,1 - 820 : Tinggi 82,1 - 100 : Sangat tinggi

3.5.3. Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal

atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal

atau mendekati normal (Ghozali, 2001). Uji normalitas dalam penelitian

dapat menggunakan kurva Normal P-plot, kriteria data terdistribusi normal

apabila data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal dan bila data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak

mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi

normalitas.

3.5.4. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik 1. Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model

regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel

bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel–variabel


(51)

korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol (Ghozali, 2001).

Model regresi yang bebas multikolinieritas mempunyai nilai VIF lebih

kecil dari 10 dan mempunyai angka tolerance lebih besar dari 0,1 atau

mendekati 1 (Ghozali, 2001).

2. Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain. Jika varian dari residual satu ke pengamatan lain

tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut

heteroskedastisitas (Ghozali, 2001).

Deteksi gejala heterokedastisitas dapat melihat grafik plot antara

nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID).

Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan

melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara

SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi,

dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah

di-studentized.

Dasar analisis (Ghozali, 2001) :

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik – titik yang ada membentuk pola

tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian

menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi


(52)

b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik – titik menyebar diatas dan

dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas.

3.5.5. Pengujian Model

1. Koefisien Determinasi

Untuk menguji model penelitian ini adalah dengan menghitung

koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi dependen. Nilai

koefisien determinasi adalah diantara nol dan satu (Ghozali, 2001). Nilai

R2 yang kecil berarti kemampuan variabel–variabel independen dalam

menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.

Nilai yang mendekati satu berarti variabel–variabel independen

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel dependen. Secara umum koefisien

determinasi untuk data silang (crossection) relatif rendah karena adanya

variasi yang besar antara masing–masing pengamatan, sedangkan untuk

data runtun waktu (time series) biasanya mempunyai nilai koefisien

determinasi yang tinggi.

Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah

bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam

model. Setiap tambahan satu variabel independen maka R2 pasti

meningkat tidak perduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara


(53)

menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R2 pada saat

mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti R2, nilai

adjusted R2 dapat naik turun apabila satu variabel independen

ditambahkan ke dalam model (Ghozali, 2001).

2. ANOVA

Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas

yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama–

sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2002). Uji ANOVA pada

dasarnya miripnya dengan koefisien determinasi yang juga di pakai

untuk menilai kebaikan model. Adapun prosedurnya sebagai berikut:

a. Menentukan Ho dan Ha (hipotesis nol dan hipotesis alternatif)

b. Menentukan level of signifikansi (misal α = 5 persen.)

c. Kriteria uji-F, dengan melihat hasil print out komputer, jika hasil

signifikansi kurang dari 5 persen berarti signifikan.

3.5.6. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui

pengaruh dengan menentukan nilai Y (sebagai variabel dependen) dan untuk

menaksir nilai–nilai yang berhubungan dengan X (sebagai variabel

independen), dengan menggunakan rumus statistik (Ghozali, 2001) :

Y = b1X1 + b2X2 + b3X3 + ε Keterangan :

Y : inovasi produk


(54)

X2 : karakteristik personal

X3 : dinamika lingkungan

b1,2,3 : koefisien regresi

ε : disturbance error

3.5.7. Uji Hipotesis

Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel

dependen (Ghozali, 2002). Adapun prosedurnya sebagai berikut:

a. Menentukan Ho dan Ha (hipotesis nol dan hipotesis alternatif)

b. Dengan melihat hasil print out computer melalui program SPSS versi

12, diketahui nilai t-hitung dengan nilai signifikansi nilai t.

c. Jika nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka ada pengaruh yang

signifikansi antara variabel bebas terhadap variabel terikat)

d. Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka tidak ada pengaruh

yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Artinya


(1)

Keterangan :

r = reabilitas konsumen k = banyaknya pertanyaan

2 b

ε = jumlah variasi butir 2

∂ = variasi total

Untuk menguji reliabilitas sampel ini digunakan testing kehandalan “Cronbach Alpha” yang akan menunjukkan ada tidaknya konsistensi antara pertanyaan dan sub bagian kelompok pertanyaan. Konsistensi internal, ditujukan untuk mengetahui konsistensi butir– butir pertanyaan yang digunakan untuk mengukur contruct. Suatu contruct atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,60 (Ghozali, 2001).

3.5.2.Statistik Deskriptif

Deskripsi variabel bertujuan untuk menyajikan gambaran informasi atau deskripsi suatu data variabel dengan karakteristik data yang diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner diukur dengan data interval. Data yang diperoleh dari hasil pengukuran menggunakan skala interval dinamakan data interval. Berikut penggolongan data interval yang digunakan dalam penelitian ini.

Interval= : 18

5 90 5 10 100 5 10 %) 100 1 ( 10 %) 100 10 ( 5 Minimal

Maksimal− === =

x x


(2)

Interval:

10,0 - 28 : Sangat rendah 28,1 - 46 : Rendah 46,1 - 64 : Sedang 44,1 - 820 : Tinggi 82,1 - 100 : Sangat tinggi

3.5.3.Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal (Ghozali, 2001). Uji normalitas dalam penelitian dapat menggunakan kurva Normal P-plot, kriteria data terdistribusi normal apabila data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal dan bila data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

3.5.4.Uji Penyimpangan Asumsi Klasik 1. Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel–variabel ini tidak ortogonol. Variabel ortogonal adalah variabel bebas yang nilai


(3)

korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol (Ghozali, 2001). Model regresi yang bebas multikolinieritas mempunyai nilai VIF lebih kecil dari 10 dan mempunyai angka tolerance lebih besar dari 0,1 atau mendekati 1 (Ghozali, 2001).

2. Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varian dari residual satu ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas (Ghozali, 2001).

Deteksi gejala heterokedastisitas dapat melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized.

Dasar analisis (Ghozali, 2001) :

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik – titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.


(4)

b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik – titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.5.5.Pengujian Model

1. Koefisien Determinasi

Untuk menguji model penelitian ini adalah dengan menghitung koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi dependen. Nilai koefisien determinasi adalah diantara nol dan satu (Ghozali, 2001). Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel–variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.

Nilai yang mendekati satu berarti variabel–variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Secara umum koefisien determinasi untuk data silang (crossection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing–masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu (time series) biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi.

Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel independen maka R2 pasti meningkat tidak perduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu banyak peneliti


(5)

menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R2 pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti R2, nilai adjusted R2 dapat naik turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model (Ghozali, 2001).

2. ANOVA

Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama– sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2002). Uji ANOVA pada dasarnya miripnya dengan koefisien determinasi yang juga di pakai untuk menilai kebaikan model. Adapun prosedurnya sebagai berikut: a. Menentukan Ho dan Ha (hipotesis nol dan hipotesis alternatif) b. Menentukan level of signifikansi (misal α = 5 persen.)

c. Kriteria uji-F, dengan melihat hasil print out komputer, jika hasil signifikansi kurang dari 5 persen berarti signifikan.

3.5.6.Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh dengan menentukan nilai Y (sebagai variabel dependen) dan untuk menaksir nilai–nilai yang berhubungan dengan X (sebagai variabel independen), dengan menggunakan rumus statistik (Ghozali, 2001) :

Y = b1X1 + b2X2 + b3X3 + ε Keterangan :

Y : inovasi produk X1 : gaya kepemimpinan


(6)

X2 : karakteristik personal X3 : dinamika lingkungan b1,2,3 : koefisien regresi

ε : disturbance error

3.5.7.Uji Hipotesis

Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2002). Adapun prosedurnya sebagai berikut:

a. Menentukan Ho dan Ha (hipotesis nol dan hipotesis alternatif)

b. Dengan melihat hasil print out computer melalui program SPSS versi 12, diketahui nilai t-hitung dengan nilai signifikansi nilai t.

c. Jika nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka ada pengaruh yang signifikansi antara variabel bebas terhadap variabel terikat)

d. Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Artinya Ho diterima dan menolak Ha, pada tingkat signifikansi α = 5 persen.