07. GLN Modul dan Pedoman Pelatihan

MODUL DAN PEDOMAN PELATIHAN
FASILITATOR

GERAKAN LITERASI NASIONAL

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Jakarta
2017

ii

TIM PENYUSUN MODUL DAN PEDOMAN PELATIHAN
FASILITATOR GLN
Tim Penasihat:
1. Didik Suhardi, Ph.D., Sekretaris Jenderal
2. Hamid Muhammad, M.Sc., Ph.D., Dirjen Dikdasmen
3. Ir. Harris Iskandar, Ph.D., Dirjen PAUD dan Dikmas
4. Sumarna Surapranata, Ph.D., Dirjen Guru dan Tendik
5. Hilmar Farid, Ph.D., Direktur Jenderal Kebudayaan
6. Daryanto, Ak., MIS., Gdip.Com, QIA, CA., Inspektur Jenderal
7. Ir. Totok Suprayitno, Ph.D., Kepala Balitbang

Tim GLN
Koordinator GLN: Prof. Dr. Dadang Sunendar, M.Hum., Kepala Badan Pengembangan
dan Pembinaan Bahasa
Ketua Pokja GLN: Ir. Ananto Kusuma Seta, M.Sc., Ph.D., Staf Ahli Menteri Bidang
Inovasi dan Daya Saing
Sekretaris GLN: Prof. Dr. Ilza Mayuni, M.A., Sekretaris Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa
Tim Penyusun
Dr. Itje Chodidjah, M.A.
Dr. Nilam Suri
Vitri Dwi Marini, S.Par.
Nur Hanifah, M.Pd.
Mitahussururi, S.Pd.
Meyda Noorthertya Nento, B.SoC.
Qori Syahriana Akbari, S.Hum.
Editor Bahasa: Dr. Luh Anik Mayani, M.Hum.
Desain sampul: Munafsin Aziz, S.Sn.
Tata letak: Nurjaman, S.Ds.

Sekretariat

TIM GLN Kemendikbud
Jalan Daksinapai Barat IV, Rawamangun, Jakarta Timur
iii

iv

SAMBUTAN
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Sejarah peradaban umat manusia menunjukkan bahwa bangsa
yang maju idak dibangun hanya dengan mengandalkan kekayaan alam yang
melimpah dan jumlah penduduk yang banyak. Bangsa yang besar ditandai
dengan masyarakatnya yang literat, yang memiliki peradaban inggi, dan
akif memajukan masyarakat dunia. Keberliterasian dalam konteks ini bukan
hanya masalah bagaimana suatu bangsa bebas dari buta aksara, melainkan
juga yang lebih pening, bagaimana warga bangsa memiliki kecakapan hidup
agar mampu bersaing dan bersanding dengan bangsa lain untuk menciptakan
kesejahteraan dunia. Dengan kata lain, bangsa dengan budaya literasi inggi
menunjukkan kemampuan bangsa tersebut berkolaborasi, berpikir kriis,
kreaif, komunikaif sehingga dapat memenangi persaingan global.

Sebagai bangsa yang besar, Indonesia harus mampu mengembangkan
budaya literasi sebagai prasyarat kecakapan hidup abad ke-21 melalui
pendidikan yang terintegrasi, mulai dari keluarga, sekolah, sampai dengan
masyarakat. Penguasaan enam literasi dasar yang disepakai oleh World
Economic Forum pada tahun 2015 menjadi sangat pening idak hanya bagi
peserta didik, tetapi juga bagi orang tua dan seluruh warga masyarakat. Enam
literasi dasar tersebut mencakup literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi
sains, literasi digital, literasi inansial, dan literasi budaya dan kewargaan.
Pintu masuk untuk mengembangkan budaya literasi bangsa adalah
melalui penyediaan bahan bacaan dan peningkatan minat baca anak.
Sebagai bagian pening dari penumbuhan budi pekeri, minat baca anak
perlu dipupuk sejak usia dini mulai dari lingkungan keluarga. Minat baca
yang inggi, didukung dengan ketersediaan bahan bacaan yang bermutu
dan terjangkau, akan mendorong pembiasaan membaca dan menulis, baik
di sekolah maupun di masyarakat. Dengan kemampuan membaca ini pula
literasi dasar berikutnya (numerasi, sains, digital, inansial, serta budaya dan
kewargaan) dapat ditumbuhkembangkan.
v

Untuk membangun budaya literasi pada seluruh ranah pendidikan

(keluarga, sekolah, dan masyarakat), sejak tahun 2016 Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan menggiatkan Gerakan Literasi Nasional (GLN) sebagai bagian
dari implementasi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekeri. Layaknya suatu gerakan,
pelaku GLN idak didominasi oleh jajaran Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, tetapi digiatkan pula oleh para pemangku kepeningan, seperi
pegiat literasi, akademisi, organisasi profesi, dunia usaha, dan kementerian/
lembaga lain. Pelibatan ekosistem pendidikan sejak penyusunan konsep,
kebijakan, penyediaan materi pendukung, sampai pada kampanye literasi
sangat pening agar kebijakan yang dilaksanakan sesuai dengan harapan
dan kebutuhan masyarakat. GLN diharapkan menjadi pendukung keluarga,
sekolah, dan masyarakat mulai dari perkotaan sampai ke wilayah terjauh
untuk berperan akif dalam menumbuhkan budaya literasi.
Buku Peta Jalan, Panduan, Modul dan Pedoman Pelaihan Fasilitator,
Pedoman Penilaian dan Evaluasi, dan Materi Pendukung Gerakan Literasi
Nasional ini diterbitkan sebagai rujukan untuk mewujudkan ekosistem yang
kaya literasi di seluruh wilayah Indonesia. Penghargaan yang inggi saya
sampaikan kepada im GLN dan semua pihak yang terlibat dalam penyusunan
buku ini. Semoga buku ini idak hanya bermanfaat bagi Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan selaku penggerak dan pelakunya, tetapi juga bagi

masyarakat dan seluruh pemangku kepeningan dalam upaya membangun
budaya literasi.

Jakarta, September 2017



vi









Muhadjir Efendy

DAFTAR ISI


SAMBUTAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN ......................

v

MODUL DAN PEDOMAN PELATIHAN FASILITATOR LITERASI GERAKAN
LITERASI NASIONAL (GLN) .....................................................................

1

A. TAHAP PERSIAPAN .............................................................................

5

1. Fasilitator ............................................................................................

5

2. Tipe Pelaihan .....................................................................................


6

3. Bahan Pelaihan..................................................................................

6

4. Sumber Daya Penunjang Pelaihan.....................................................

7

B. TAHAP PELAKSANAAN .......................................................................

9

1. Pendahuluan.......................................................................................

9

2. Penyelenggaraan Pelaihan Calon Fasilitator ......................................


9

3. Evaluasi dan Releksi Harian ...............................................................

10

4. Rencana Tindak Lanjut (RTL) ..............................................................

10

C. PROSES PELATIHAN............................................................................

11

1. Tujuan .................................................................................................

11

2. Waktu .................................................................................................


12

a. Pelaihan Tipe A .............................................................................

12

b. Pelaihan Tipe B .............................................................................

13

3. Metode Pelaihan ...............................................................................

15

4. Isi Modul .............................................................................................

15

5. Langkah-langkah Pelaihan .................................................................


16

vii

viii

MODUL DAN PEDOMAN
PENGUATAN PELATIHAN FASILITATOR
GERAKAN LITERASI NASIONAL (GLN)
Berbagai hasil survei, baik yang dilakukan oleh The Internaional for
The Evaluaion of Educaional Achievement dalam Progress in Internaional
Reading Literacy Study (PIRLS) tentang pemahaman membaca ingkat
sekolah dasar (Kelas IV), Trends in Internasional Mathemaics and Science
Studies (TIMSS) yang berkolaborasi dengan PIRLS tentang pengetahuan
matemaika dan sains, maupun oleh Organizaion for Economic Cooperaion
and Development (OECD) yang merupakan organisasi untuk kerja sama
dan pembangunan ekonomi dalam Programme for Internasional Student
Assessment (PISA), memperlihatkan bahwa minat baca peserta didik di
Indonesia tergolong rendah.
Berdasarkan hasil PIRLS tahun 2011, Indonesia berada pada

peringkat ke-45 dari 48 negara peserta dengan skor 428, sedangkan skor
rata-rata adalah 500. Sementara itu, uji literasi membaca dalam PISA tahun
2009 menunjukkan bahwa Indonesia berada pada peringkat 57 dengan skor
rata-rata 402 dari 500; PISA tahun 2012 Indonesia berada pada peringkat 64
dengan skor rata-rata 396 dari 500; dan PISA tahun 2015 Indonesia berada
pada peringkat 69 dari 76 negara dengan skor rata-rata 397, dari skor ratarata internasional 500.
Rendahnya minat baca atau kemampuan literasi berdampak
dalam kehidupan masyarakat. Secara konseptual pengerian literasi yang
diadopsi dan disosialisasikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) bukanlah sekadar kegiatan membaca dan menulis. Lebih
dari itu, literasi dipahami sebagai kemampuan mengakses, mencerna, dan
memanfaatkan informasi secara cerdas. Penumbuhan budaya baca menjadi
sarana untuk mewujudkan warga sekolah dan masyarakat yang literat, dekat
dengan buku, dan terbiasa menggunakan bahan bacaan dalam memecahkan
beragam persoalan kehidupan. Masyarakat yang literat diyakini memiliki
karakter yang kuat dan hal ini seiring dengan tujuan Nawacita Presiden

MODUL DAN PEDOMAN PELATIHAN FASILATOR
GERAKAN LITERASI NASIONAL

1

Republik Indonesia, Joko Widodo. Harapan Kemendikbud, dengan adanya
Gerakan Literasi Nasional, penyatuan kegiatan dan fokus dari seluruh kegiatan
literasi di Kemendikbud dapat tersebar di lingkungan masyarakat luas.
Sebagai upaya dalam mengopimalisasi Gerakan Literasi Nasional
diperlukan pelaihan yang dilakukan secara masif di seluruh lapisan
masyarakat. Gerakan tersebut idak hanya menjadi tugas Kemendikbud
saja sebagai pelaksana GLN, tetapi hendaknya dilakukan oleh seluruh
lapiran masyarakat dan seluruh pemangku kepeningan. Oleh karena itu,
dibutuhkan fasilitator dengan jumlah yang memadai untuk menyebarluaskan
pemahaman GLN tersebut. Para fasilitator perlu dibekali dengan pemahaman
dan pelaihan yang cukup agar konsep GLN dapat dipahami secara utuh.
Fasilitator diharapkan dapat melaksanakan proses pelaihan secara efekif
dan tepat sehingga pesan GLN dapat disampaikan secara tepat juga kepada
kelompok yang dilaih.
Salah satu alasan untuk memfokuskan GLN pada masyarakat yang
literat idak terlepas dari era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Tema
pembangunan pendidikan pada periode 2015--2019 adalah peningkatan daya
saing regional. Periode ini telah ditetapkan sebagai era Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA) sehingga sumber daya manusia Indonesia harus dipersiapkan
dengan baik agar mampu bersaing di kawasan regional dan global. Forum
Ekonomi Dunia, pada tahun 2015, telah memberikan gambaran tentang
keterampilan abad ke-21 yang sebaiknya dimiliki oleh seluruh bangsa di dunia.
Keterampilan tersebut melipui literasi dasar, kompetensi, dan karakter.
Jenis literasi yangdikembangkan idak sekadar literasi baca tulis,
tetapi sejalan dengan pandangan masyarakat internasional yang meyakini
bahwa ada enam jenis literasi yang perlu dikuasai oleh komponen masyarakat
agar mampu bertahan pada era abad ke-21. Keenam literasi tersebut adalah
(1) literasi baca tulis, (2) literasi numerasi, (3) literasi sains, (4) literasi
digital, (5) literasi inansial, serta (6) literasi budaya dan kewargaan. Untuk
berparisipasi akif, masyarakat perlu memiliki kompetensi, antara lain,
kemampuan berpikir kriis/memecahkan masalah, kreaivitas, komunikasi,
dan kolaborasi yang ditunjang oleh karakter yang kuat. Keenam jenis literasi
tersebut berkaitan dan diterapkan dalam kehidupan di lingkungan sekolah,
keluarga, dan masyarakat. Tiap-iap literasi disesuaikan dengan kebutuhan
lingkungannya.

2

MODUL DAN PEDOMAN PELATIHAN FASILATOR
GERAKAN LITERASI NASIONAL

Penguatan keenam literasi tersebut bertujuan untuk mendukung
pemerintah dalam meningkatkan minat baca dan angka literasi masyarakat
Indonesia. Terkait hal tersebut, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
mengadakan dan mengembangkan Gerakan Literasi Nasional (GLN). Melalui
GLN ini diharapkan minat baca peserta didik dan masyarakat sebagai ekosistem
pendidikan meningkat sehingga angka literasi Indonesia juga meningkat.
Gerakan literasi yang dilakukan secara nasional ini akan melibatkan seluruh
elemen masyarakat secara luas, termasuk aparat pemerintah, pemangku
kepeningan, ekositem pendidikan, dan masyarakat sipil.
Program GLN perlu disosialisasikan dan disebarkan secara masif
dan sistemais pada ingkat nasional melalui pelaihan. Untuk memperoleh
hasil yang maksimal, diperlukan program pelaihan yang dilakukan secara
menyeluruh dengan mempergunakan buku pedoman dan acuan yang sama.
Kegiatan Pelaihan Calon Fasilitator dibutuhkan untuk mendukung
GLN yang diselenggarakan oleh unit utama di bawah koordinasi Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Untuk itu disusunlah pedoman
Pelaihan Calon Fasilitator sebagai acuan bagi pihak-pihak yang
menyelenggarakan program ini agar pelaksanaan kegiatan dapat berlangsung
sesuai dengan tujuan GLN. Pelaihan fasilitator GLN dilaksanakan melalui
pelaihan calon pelaih atau TOT (Training of Trainer). Secara umum pelaihan
atau training dapat dideinisikan sebagai proses pemindahan pengetahuan
dan keterampilan dari seseorang kepada orang lain sehingga orang lain
tersebut menjadi cakap dalam pekerjaannya. Kegiatan tersebut idak dibatasi
oleh lokasi atau formalitasnya karena di mana pun tempatnya, apabila terjadi
pemindahan pengetahuan/keterampilan kepada orang lain, proses tersebut
dapat dikatakan sebagai pelaihan atau training. Dengan sistem adanya
Pelaihan Calon Fasilitator diharapkan pemahaman dan pelaksanaan GLN
dapat tersebar secara masif.

MODUL DAN PEDOMAN PELATIHAN FASILATOR
GERAKAN LITERASI NASIONAL

3

4

MODUL DAN PEDOMAN PELATIHAN FASILATOR
GERAKAN LITERASI NASIONAL

A

TAHAP PERSIAPAN

Dalam penyelenggaraan Pelaihan Calon Fasilitator ini, aspek
pening yang perlu dipersiapkan melipui (1) fasilitator (2) ipe pelaihan (3)
bahan pelaihan, dan (4) sumber daya penunjang pelaihan. Aspek-aspek
tersebut menentukan keberhasilan pemahaman dan implementasi Gerakan
Literasi Nasional pada seluruh elemen masyarakat Indonesia. Berikut adalah
penjelasan mengenai keempat aspek tersebut.
1. Fasilitator
Struktur fasilitator dalam pelaihan literasi adalah narasumber nasional,
fasilitator utama, dan fasilitator.
Narasumber nasional terdiri atas unsur pejabat eselon I dan II di
lingkungan Kemendikbud terkait dengan Kebijakan Literasi Nasional.
Fasilitator utama terdiri atas Tim Pengembang Literasi. Fasilitator utama
melakukan pelaihan calon fasilitator.
Fasilitator adalah para pejabat di Kemendikbud, dinas pendidikan
provinsi/kabupaten/kota, perguruan inggi, guru, kepala sekolah,
pengawas sekolah, UPT Kemendikbud, orang tua, dan pegiat literasi.
Kriteria untuk mengikui pelaihan calon fasilitator adalah sebagai
berikut.
a)
b)
c)
d)

Mengirimkan riwayat hidup (portofolio);
Mengikui survei pemahaman via pos-el;
Mengikui wawancara;
Memiliki pengalaman melaih guru/kepala sekolah (calon dengan
seriikat Pelaihan Calon Fasilitator Program Peningkatan Mutu
Pendidikan diutamakan)
e) Mampu mengoperasikan Microsot Oice;
MODUL DAN PEDOMAN PELATIHAN FASILATOR
GERAKAN LITERASI NASIONAL

5

Mampu memprakikkan modul-modul pengembangan literasi
nasional; dan
g) Membawa prakik/karya literasi yang telah dihasilkan (bagi yang
memilikinya).
f)

2. Tipe Pelaihan
Pelaihan ini terdiri atas dua ipe, yaitu Tipe A dan Tipe B.
Pelaihan Tipe A sasarannya adalah kepala dinas/kepala bidang/kepala
seksi dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota untuk meningkatkan
kepedulian dan perubahan pola pikir (mindset). Pelaihan Tipe A dilakukan
selama empat jam pelajaran (JP).
Pelaihan Tipe B sasarannya adalah guru, kepala sekolah, pengawas
sekolah, pegiat literasi, orang tua, dan UPT dari Kemendikbud untuk
mengembangkan literasi melalui fasilitator yang menjadi peserta dalam
pelaihan di sekolah, keluarga, dan masyarakat. Pelaihan Tipe B ini
terbagi menjadi dua tahap: tahap 1 untuk pendalaman materi selama 12
JP dan tahap 2 adalah paket pelaihan menjadi fasilitator selama 16--28
JP. Jumlah peserta seiap kelompok maksimal iga puluh orang dengan
dua fasilitator.
3. Bahan Pelaihan
Bahan pelaihan ipe A dan B adalah dokumen yang dihasilkan oleh
Tim Pengembang Literasi Kemendikbud yang terdiri atas modul-modul:
(a) Peta Jalan GLN; (b) Modul Panduan GLN; (c) Modul GLN (Baca Tulis,
Digital, Sains, Numerasi, Finansial, Budaya dan Kewargaan); (d) Modul
dan Pedoman Pelaihan Calon Fasilitator; dan (e) Pedoman Penilaian dan
Evaluasi GLN.
Dokumen tersebut dimuat di laman Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan sehingga calon peserta pelaihan dapat mengunduh bahanbahan tersebut sebelum pelaksanaan pelaihan. Penyelenggara pelaihan
menyediakan penggandaan materi pelaihan dalam bentuk salinan lunak
dan salinan keras sebelum pelaksanaan pelaihan.
Bahan pendukung pelaihan merupakan bahan selain materi pelaihan
yang diperlukan untuk memperlancar proses pelaihan.

6

MODUL DAN PEDOMAN PELATIHAN FASILATOR
GERAKAN LITERASI NASIONAL

Bahan pendukung pelaihan yang dimaksud adalah sebagai berikut.
a) Datar Hadir
Datar kehadiran fasilitator dan peserta (Calon Fasilitator) harus
tersedia sepuluh menit sebelum sesi dimulai.
b) Lembar Kerja Peserta
Lembar kerja harus disediakan sejumlah peserta (Calon Fasilitator
provinsi) dan dibagikan sesuai dengan tema pelaihan dan
berkoordinasi dengan fasilitator.
c) Lembar Evaluasi Peserta
Evaluasi terdiri atas dua jenis, yaitu evaluasi sesuai dengan tema
pelaihan dan evaluasi keseluruhan. Pengadaan lembar evaluasi
harus dilakukan sesuai dengan jumlah peserta.
d) Lembar Observasi
Lembar observasi merupakan lembar pengamatan bagi asisten
fasilitator utama untuk mengevaluasi proses pelaihan. Lembar
observasi harus disediakan sesuai dengan jumlah kelas.
Pengadaaan bahan pendukung pelaihan harus tersedia maksimal 1
(satu) hari sebelum sesi pelaihan dimulai.

4. Sumber Daya Penunjang Pelaihan
Tempat pelaihan harus memenuhi syarat sebagai berikut.
a) Ruang sidang pleno dengan fasilitas berupa panggung, podium,
kursi, pelantang, dan sebagainya.
b) Ruang kelas mampu menampung seluruh peserta dengan
memperhaikan ketersediaan area atau ruang gerak untuk
permainan, LCD proyektor, pelantang, akses internet, papan plano/
lipchart, dan alat tulis kantor (ATK) seperi spidol, papan tulis, kertas
ukuran A4 atau F4, post-it, kertas plano, origami, guning, lem, dan
seloip.
c) Ruang peer training yang memadai, baik dari segi jumlah maupun
tata letak kelas pelaihan.
d) Ruang pamer pojok literasi dan unjuk karya.

MODUL DAN PEDOMAN PELATIHAN FASILATOR
GERAKAN LITERASI NASIONAL

7

8

MODUL DAN PEDOMAN PELATIHAN FASILATOR
GERAKAN LITERASI NASIONAL

B

TAHAP PELAKSANAAN

Pelaksanaan Pelaihan Calon Fasilitator ini terdiri atas beberapa
tahapan sebagai berikut.
1. Pendahuluan/Prapelaihan
Pertemuan teknis antara penyelenggara dengan fasilitator. Pertemuan
teknis diselenggarakan H-1 sebelum penyelenggaraan pelaihan.
Tujuannya untuk persiapan teknis dan penyamaan persepsi tentang
tujuan, proses, dan hasil yang diharapkan dari pelaihan. Penyamaan
persepsi dapat dilakukan melalui simulasi penyampaian materi.
2. Penyelenggaraan Pelaihan Calon Fasilitator
Fasilitator utama diharapkan:
ŸŸ menguasai isi modul, mengorganisasikan, dan menyampaikannya
dengan berbagai metode yang tepat;
ŸŸ mengedepankan acive learning (pelibatan akif peserta
pelaihan) dan idak sepenuhnya hanya menggunakan satu
metode;
ŸŸ memiliki kemampuan untuk memoivasi peserta pelaihan; dan
ŸŸ memasikan seluruh materi dimiliki oleh peserta pelaihan.
Setelah fasilitator utama diputuskan oleh Kemendikbud, mereka
berkoordinasi dengan Tim Penyelenggara Kemendikbud untuk
merencanakan Pelaihan Calon Fasilitator dengan menyiapkan dokumen
GLN yang telah disepakai Tim Pengembang GLN Kemendikbud. Selain itu,
fasilitator utama juga menyepakai pelaksanaan pelaihan sesuai dengan
jadwal yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaan pelaihan, fasilitator
utama diharapkan hadir paling lambat iga puluh menit sebelum kegiatan
pelaihan pelaihan dimulai dan menandatangani datar hadir yang
disediakan paniia. Pada seiap akhir penyampaian, fasilitator utama
harus memberikan waktu kepada peserta untuk memberikan umpan
MODUL DAN PEDOMAN PELATIHAN FASILATOR
GERAKAN LITERASI NASIONAL

9

balik terhadap proses pelaihan dengan menggunakan instrumen yang
tersedia, antara lain, bull’s eye.
3. Evaluasi dan Releksi Harian
Pada seiap kegiatan, sebelum pelaihan dan setelah pelaihan selesai,
fasilitator dan paniia berkumpul untuk melakukan evaluasi dan releksi
terhadap pelaksanaan kegiatan selama satu hari sebelum pelaihan
berakhir.
4. Rencana Tindak Lanjut (RTL)
Seiap peserta harus menyusun rencana indak lanjut dan diserahkan
kepada fasilitator atau paniia sebelum pelaihan berakhir.

10

MODUL DAN PEDOMAN PELATIHAN FASILATOR
GERAKAN LITERASI NASIONAL

C

PROSES PELATIHAN

1. Tujuan
Tujuan Pelaihan Calon Fasilitator adalah mengembangkan im fasilitator
GLN yang mampu memfasilitasi proses peningkatan keterampilan
peserta sebagai fasilitator GLN bagi guru, kepala sekolah, komite sekolah,
pengawas sekolah, pegiat literasi, dan UPT dari Kemendikbud. Setelah
mengikui Pelaihan Calon Fasilitator, peserta mampumemahami semua
isi modul yang tersedia;
menggunakan strategi komunikasi yang efekif dalam pelaihan;
menggunakan metode yang tepat dalam pelaihan;
mengelola proses pelaihan secara efekif;
menyampaikan seluruh isi modul dalam proses pelaihan;
melakukan adaptasi dalam pelaihan sesuai dengan ketersediaan
sumber daya dan waktu yang ada;
f) membuat konsep kerja sama dengan masyarakat untuk
mengembangkan literasi sekolah, masyarakat, dan keluarga;
g) memberikan berbagai contoh pelaksanaan literasi dalam kegiatan
sehari-hari sesuai konteks peserta yang dilaih;
h) melakukan evaluasi; dan
i) menyusun Rencana Tindak Lanjut (RTL).
a)
b)
c)
d)
e)

MODUL DAN PEDOMAN PELATIHAN FASILATOR
GERAKAN LITERASI NASIONAL

11

2. Waktu
Pelaihan dibagi menjadi dua ipe, yaitu Tipe A dan Tipe B dengan rincian
sebagai berikut.
Pelaihan Tipe A

No.

Pelaihan Tipe B

1.

Total waktu adalah 4 JP

Tahap 1 Pendalaman materi enam jenis literasi (12 JP)

2.

-

Tahap 2 Paket pelaihan menjadi fasilitator (12--28 JP)

a. Pelaihan Tipe A
No.
A.

MATERI

JP *)

Materi Umum
üŸ Kebijakan Gerakan Literasi Nasional (Konsep Dasar GLN)
üŸ Enam jenis literasi secara global
üŸ Assessment, monitoring dan evaluasi

JUMLAH

4

4

*) 1 JP (Jam Pelajaran) = 45 menit

Tujuan Pelaihan Tipe A ini adalah untuk peningkatan kepedulian dan
perubahan pola pikir (mindset) peserta sebagai penentu kebijakan.
Rincian waktu kegiatan Tipe A dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
WAKTU

KEGIATAN

08.30 – 08.45

Pembukaan

08.45 – 09.30

Konsep Dasar GLN

09.30 – 09.45

Rehat Kopi

09.45 – 10.30

Enam Jenis Literasi

10.30 – 11.15

Literasi Sekolah, Masyarakat, dan Keluarga

11.15 – 12.00

Assessment, monitoring, dan evaluasi

12.00 – 12.30

Penutupan

12

MODUL DAN PEDOMAN PELATIHAN FASILATOR
GERAKAN LITERASI NASIONAL

FASILITATOR
UTAMA

b. Pelaihan Tipe B
No.
A.

B.

MATERI

JP *)

Tahap 1

12



Pendalaman materi enam jenis literasi



Literasi berbasis sekolah



Literasi berbasis keluarga



Literasi berbasis masyarakat



Assessment, monitoring, dan evaluasi

Tahap 2

16 – 28 **)

1 Manajemen Pelaihan

2 – 4 JP

2 Prakik Adaptasi Pelaihan

2 – 4 JP

3 Peer Training

10 – 16 JP

4 Rencana Tindak Lanjut (RTL)

2 – 4 JP

JUMLAH
*) 1 JP (Jam Pelajaran) = 45 menit
**) Jumlah JP bergantung pada kebutuhan dan peserta pelaihan

Rincian waktu kegiatan Tipe B dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
WAKTU

KEGIATAN

FASILITATOR
UTAMA

HARI PERTAMA
08.00 – 08.30

Pembukaan

08.30 – 09.15

Konsep Dasar dan Kebijakan GLN

09.15 – 10.00

Literasi Baca Tulis

10.00 – 10.15

Rehat Kopi

10.15 – 11.00

Literasi Baca Tulis

11.00 – 12.15

Literasi Numerasi

12.15 – 13.15

Isama

13.15 – 14.00

Literasi Numerasi

14.00 – 14.45

Literasi Digital

14.45 – 15.30

Literasi Digital

MODUL DAN PEDOMAN PELATIHAN FASILATOR
GERAKAN LITERASI NASIONAL

13

15.30 – 16.00

Isama

16.00 – 16.45

Literasi Finansial

16.45 – 17.30

Literasi Finansial

17.30 – 19.00

Isama

19.00 – 19.45

Literasi Sains

19.45 – 20.30

Literasi Sains

20.30 – 21.15

Literasi Budaya dan Kewargaan

21.15 – 22.00

Literasi Budaya dan Kewargaan
HARI KEDUA

08.00 – 08.45

Literasi Sekolah, Masyarakat, dan Keluarga

08.45 – 09.30

Literasi Sekolah, Masyarakat, dan Keluarga

09.30 – 09.45

Isirahat

09.45 – 10.30

Persiapan Pelaihan dan Prakik (Peer Training)

10.30 – 11.15

Peer Training

11.15 – 12.00

Peer Training

12.00 – 13.00

Isirahat

13.00 – 13.45

Peer Training

13.45 – 14.30

Peer Training

14.30 – 15.15

Peer Training

15.15 – 15.45

Isirahat

15.45 – 16.30

Peer Training

16.30 – 17.15

Peer Training

17.15 – 19.00

Isirahat

19.00 – 19.45

Manajemen Pelaihan

19.45 – 20.30

Manajemen Pelaihan

20.30 –

Isirahat
HARI KETIGA

08.00 – 08.45

Evaluasi dan Rencana Tindak Lanjut

08.45 – 09.30

Evaluasi dan Rencana Tindak Lanjut

09.30 – 09.45

Isirahat

09.45 – 10.30

Persiapan penutupan

10.30 – 11.15

Penutupan

14

MODUL DAN PEDOMAN PELATIHAN FASILATOR
GERAKAN LITERASI NASIONAL

3. Metode Pelaihan
Model Laihan Parisipaif (Paricipatory Training Model)
Model pembelajaran parisipaif menekankan pada proses pembelajaran,
yaitu kegiatan belajar dalam pelaihan dibangun atas dasar parisipasi
akif (keikutsertaan) para peserta. Peserta pelaihan terlibat dalam semua
aspek kegiatan, mulai dari kegiatan merencanakan, melaksanakan,
sampai pada tahap menilai kegiatan pembelajaran dalam pelaihan.
Modul ini dirancang untuk melengkapi peserta dengan konsep GLN dan
kegiatan yang prakis untuk diterapkan di kelas pelaihan. Modul ini juga
memberikan pengalaman belajar akif dan relevan. Dengan demikian,
pelaihan ini banyak menerapkan pendekatan parisipatori dan relekif.
Variasi metodologi seperi penjelasan/presentasi, diskusi, kerja dalam
kelompok/berpasangan, studi kasus, diskusi tayangan video, tanya
jawab, demonstrasi, dan main peran (role play) juga diterapkan.

4. Isi Modul
No.

MATERI

KETERANGAN

1.

Penguatan Konsep GLN

Konsep GLN melipui materi sebagai berikut.
1) Konsep GLN,
2) Literasi Baca Tulis,
3) Literasi Numerasi,
4) Literasi Digital,
5) Literasi Finansial,
6) Literasi Sains,
7) Literasi Budaya dan Kewargaan,
8) Gerakan Literasi Sekolah,
9) Gerakan Literasi Keluarga,
10) Gerakan Literasi masyarakat,
11) Penilaian Keberhasilan GLN, dan
12) Teknik Fasilitasi Penyusunan dan Presentasi.

2.

Manajemen Pelaihan

Materi ini melipuiperan trainer,
1) metode pelaihan,
2) manajemen pelaihan, dan
3) prinsip-prinsip komunikasi efekif.

MODUL DAN PEDOMAN PELATIHAN FASILATOR
GERAKAN LITERASI NASIONAL

15

3.

Prakik Adaptasi Pelaihan

Disediakan format untuk menyusun pelaihan dengan
berbagai target peserta.

4.

Peer Training

Memberi kesempatan bagi peserta untuk
memprakikkan adaptasi pelaihan yang telah dibuat.

Evaluasi

5.

Terdiri atas dua materi:
1) Evaluasi, dan
2) Umpan balik atau masukan.

5. Langkah-Langkah Pelaihan
Langkah-langkah pelaihan dirancang dalam sebuah matriks dengan
memberikan keleluasaan kepada fasilitator utama untuk menggali
potensi peserta. Adapun rincian selama iga puluh jam pelaihan adalah
sebagai berikut.
WAKTU

KEGIATAN

KELUARAN

30
menit

Pembukaan
dengan acara
ini sambutan
pejabat, serta
penjelasan
teknis tentang
pelaihan

Kesiapan dan kesamaan
pandangan tentang tujuan,
strategi kegiatan, tata
terib, hak dan kewajiban,
serta indak lanjut PCF.

45
menit

Calon pelaih lebih
mamahami konsep dasar,
Kebijakan
landasan kebijakan, dan
Kemendikbud
tentang konsep strategi pelaksanaan GLN
di tataran kementerian,
GLN
pemerintah daerah, dan
sekolah.

2 x 45
menit

Literasi Baca
Tulis

Calon pelaih diharapkan
dapat memahami tentang
literasi baca tulis

Paparan dan Diskusi

Kelas/
Kelompok

2 x 45
menit

Literasi
Numerasi

Calon pelaih diharapkan
dapat memahami tentang
literasi numerasi

Paparan dan Diskusi

Kelas/
Kelompok

2 x 45
menit

Literasi Digital

Calon pelaih diharapkan
dapat memahami tentang
literasi digital

Paparan dan Diskusi

Kelas/
Kelompok

2 x 45
menit

Literasi
Finansial

Calon pelaih diharapkan
dapat memahami tentang
literasi finansial

Paparan dan Diskusi

Kelas/
Kelompok

16

SKENARIO KEGIATAN

Acara Pembukaan
Fasilitator Utama
Pejabat terkait

Paparan

MODUL DAN PEDOMAN PELATIHAN FASILATOR
GERAKAN LITERASI NASIONAL

KETERANGAN

Pleno
Pameran

Pleno

WAKTU

KEGIATAN

KELUARAN

SKENARIO KEGIATAN

KETERANGAN

2 x 45
menit

Literasi Sains

Calon pelaih diharapkan
dapat memahami tentang
literasi sains

Paparan dan Diskusi

Kelas/
Kelompok

2 x 45
menit

Literasi
Budaya dan
Kewargaan

Calon pelaih diharapkan
dapat memahami tentang
literasi budaya dan
kewargaan

Paparan dan Diskusi

Kelas/
Kelompok

2 x 45
menit

2 x 45
menit

2 x 45
menit

Calon pelaih mampu
menjelaskan kepada
peserta pelaihan
tentang berbagai strategi,
metode, teknik, dan takik
guru, kepala sekolah
dan pengawas dalam
mensimulasi penumbuhan
dan pengembangan literasi
di sekolah

• Penjelasan Master
Trainer (MT)
• Bedah modul
dengan cara
curah pendapat
tentang tantangan,
masalah, budaya
literasi di sekolah
• Diskusi kelas/
DKTFeedback dari
Master Trainer
(MT)

Kelas/
Kelompok

Gerakan
Literasi
Keluarga

Calon pelaih mampu
menjelaskan kepada
peserta pelaihan tentang
berbagai strategi, metode,
teknik, dan takik orang
tua dalam mensimulasi
penumbuhan dan
pengembangan literasi
literasi anak di keluarga

• Penjelasan Master
Trainer (MT)
• Bedah modul
dengan cara
curah pendapat
tentang tantangan,
masalah, budaya
literasi sekolah
• Diskusi kelas/
DKTFeedback dari
Master Trainer
(MT)

Kelas/
Kelompok

Gerakan
Literasi
Masyarakat

• Penjelasan Master
Trainer (MT)
• Bedah modul
Calon pelaih mampu
dengan cara
menjelaskan kepada
curah pendapat
peserta pelaihan tentang
tentang fenomena
berbagai strategi, metode,
keterlibatan
teknik, dan takik anggota
masyarakat
masyarakat dalam
terhadap literasi
mensimulasi penumbuhan
masyarakat
dan pengembangan literasi
• Diskusi kelas/
literasi masyarakat
DKTFeedback dari
Master Trainer
(MT)

Kelas/
Kelompok

Gerakan
Literasi
Sekolah

MODUL DAN PEDOMAN PELATIHAN FASILATOR
GERAKAN LITERASI NASIONAL

17

WAKTU

1 x 45
menit

2 x 45
menit

18

KEGIATAN

Assessment,
monitoring,
dan evaluasi

Manajemen
Pelaihan

KELUARAN

Calon pelaih mampu
menjelaskan kepada
peserta pelaihan tentang
implementasi monitoring
dan evaluasi GLN.

Calon pelaih memahami
dan melaksanakan
peran fasilitator,
berbagai metode
pelaihan, pengelolaan
kelas (persiapan
dan pelaksanaan),
mengaplikasikan berbagai
strategi dan metode
pelaihan/pembelajaran,
menggunakan berbagai
model komunikasi efekif,
dan evaluasi hasil belajar.

SKENARIO KEGIATAN

• Penjelasan Master
Trainer (MT)
• Bedah modul
dengan cara
curah pendapat
tentang monev
pelaksanaan
GLN, dan usulan
strategi kreaif
dalam mengukur
implementasi
GLNDiskusi kelas/
DKTFeedback dari
Master Trainer
(MT)

Kelas/
Kelompok

• Penjelasan Master
Trainer (MT)
• Curah pendapat
tentang fenomena
normaif dan
destrukif
manajemen
pelaihanDiksusi
kelas/DKT tentang
manajemen
pelaihan yang
baikDiskusi
kelasFeedback
dari Master
Trainer (MT)

Kelas/
Kelompok

MODUL DAN PEDOMAN PELATIHAN FASILATOR
GERAKAN LITERASI NASIONAL

KETERANGAN

WAKTU

2 x 45
menit

2 x 45
menit

7 x 45
menit

KEGIATAN

KELUARAN

SKENARIO KEGIATAN

KETERANGAN

Praktek
Adaptasi
Pelaihan

Calon pelaih memahami
berbagai situasi dan
kondisi pelaihan GLN yang
idak selalu bersifat paket/
utuh, tetapi bisa bersifat
parsial, dominan pada
jenis parisipan tertentu,
atau bersifat penyegaran
dan penguatan, sarana
idak lengkap, adaptasi
ruang. Calon pelaih
mampu menyusun
program pelaihan
situasional tersebut
dan melaksanakan
pelaihan dengan baik
dengan mengabdi pada
ketercapaian tujuan
pelaihan.

• Penjelasan Master
Trainer (MT)
• Curah pendapat
tentang berbagai
situasi dan kondisi
pelaihan yang
idak selalu bersifat
paket/utuh, tetapi
bisa bersifat parsial,
dominan pada
jenis parisipan
tertentu, atau
Kelas/
bersifat penyegaran
Kelompok
dan penguatan,
sarana idak
lengkap, adaptasi
ruang, adaptasi
waktu, adaptasi
narasumber, dsb.
• Diksusi kelas/DKT
tentang skenario
adaptasi pelaihan
GLNFeedback dari
Master Trainer
(MT)

Persiapan
Peer Training
(Perakitan
Perangkat
Pembelajaran/
Pelaihan)

Calon pelaih menyusun
dan merakit skenario
pembelajaran dan
perangkat pembelajaran,
metode, alat dan media,
bahan belajar, sarana dan
prasarana pembelajaran,
alat evaluasi yang akan
diterapkan pada peer
training.

• Penjelasan Master
Trainer (MT)
• Kerja individual
menyusun
perangkat
pembelajaran
situasional yang
akan diprakikkan
dalam peer
trainingFeedback
dari Master
Trainer (MT)

Subkelompok

Peer Training

Calon pelaih
mengekpresikan
kompetensi yang dimiliki
sebagai calon pelaih GLN
di dalam peer training
di bawah supervisi MT
secara sistemais dengan
mekanisme feedback
yang sudah disiapkan dan
diberikan secara langsung
sesaat setelah pelaksanaan
peer training.

• Penjelasan Master
Trainer (MT)
• Prakik peer
training di
bawah supervisi
MTFeedback dari
Master Trainer
(MT)

Subkelompok

MODUL DAN PEDOMAN PELATIHAN FASILATOR
GERAKAN LITERASI NASIONAL

19

WAKTU

1 x 45
menit

KEGIATAN

Penutup

KELUARAN

Calon pelaih memiliki
semangat dan moivasi
yang lebih baik untuk
mengembangkan GLN di
wilayah kerjanya masingmasing dan memiliki
rencana indak lanjut yang
jelas.

SKENARIO KEGIATAN

• Laporan ketua
paniia
• Sambutan
penanggung
jawab kegiatan
kesan dan pesan
pesertaDoa
penutup

Penutupan

20

MODUL DAN PEDOMAN PELATIHAN FASILATOR
GERAKAN LITERASI NASIONAL

KETERANGAN

Pleno