T IPA 1201695 Chapter5

BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang perkembangan PCK guru MGMP
IPA di kota Sumedang, tidak semua guru IPA pernah dan berpengalaman dalam
mengajarkan materi IPA. Hal ini berkaitan dengan aturan kurikulum baru
(kurikulum 2013) tentang pengajaran IPA terintegrasi yang belum teraplikasikan
di semua sekolah di kota Sumedang. Sebagian guru saja yang pernah mengajarkan
materi tentang sistem pernapasan dan sebagian lagi masih mengajar berdasarkan
latar belakang keilmuan seperti fisika, kimia, atau matematika. Secara khusus
dalam penelitian kali ini dapat disimpulkan sebagai berikut
Pertama kemampuan guru IPA sebagian besar telah berada dalam tahap
growing

PCK.

mempertimbangkan

Dalam


menentukkan

kurikulum namun

konsep
juga

telah

penting
melihat

guru

tidak

aspek

hanya


kebutuhan

maupun pesan moril terkait tanggung jawab siswa terhadap kesehatan tubuhnya.
Sedangkan dari segi pedagogi, guru masih terbatas pada menjelaskan dengan cara
diskusi, ceramah, dan pemodelan menggunakan carta atau torso. Guru kurang
memahami tentang batasan materi yang seharusnya mereka ajarkan dan mana
yang harus disimpan untuk pembelajaran yang akan datang. Tidak semua aspek
PCK guru mengalami berkembang setelah mengikuti kegiatan coaching video.
Pada aspek tujuan, konten dan pedagogi telah berhasil meningkatkan kategorial
guru IPA sampai sebagian besar mencapai tahap growing PCK. Namun dalam
aspek evaluasi guru IPA terkesan tidak mengalami perubahan PCK. Hal ini
disebabkan karena guru MGMP IPA telah memiliki kemampuan yang cukup baik
(growing

PCK).

Walaupun kegiatan refleksi video coaching belum bisa

meningkatkan kategorial kemampuan PCK guru secara signifikan dalam semua
Neri Egi Rusmana, 2014


Perkembangan Pedagogical Content Knowledge (Pck) Guru Peserta Kegiatan
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (Mgmp) Ipa Di Kota Sumedang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bidang,

namun

sebagian

besar

guru

dianggap

mengalami perubahan jika

dibandingkan sebelum mengikuti kegiatan coaching video.

Hal yang membatasi kemampuan PCK mengalami peningkatan guru yaitu
latar belakang guru yang tidak sama, dan yang terakhir kurangnya motivasi dan
keterbukaan dari guru tersebut untuk belajar. Hal tersebut menjadikan guru
cenderung kurang maksimal dalam melakasanakan kegiatan. Walaupun sebagian
guru yang sangat sulit untuk berubah (guru YN) namun sebagian besar guru
antusias untuk

terus memperbaiki diri dan mengaku belajar dari contoh

pelaksanaan pelajaran yang dilakukan oleh guru model.
B. Saran
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan refleksi personal yang
seharusnya dapat dilakukan oleh seluruh guru namun tidak bisa terlaksana dengan
baik, pada akhirnya dapat teratasi dengan adanya kegiatan diskusi peer group.
Rekomendasi untuk penelitian coaching video selanjutnya, agar proses coaching
video secara personal agar tidak ditugaskan untuk dibawa ke rumah masingmasing guru. Ada baiknya dilakukan pada satu tempat bersama namun dengan
alat (komputer) yang bersifat personal. Hal tersebut untuk mengantisipasi guru
yang tidak dapat melaksanakan kegiatan coaching video ataupun guru yang
kesulitan


menggunakan

mengopersikan

video

analiser.

Selain

itu,

karena

pengalaman sangat berpengaruh terhadap kemampuan PCK guru maka diperlukan
adanya proses pendampingan dan kegiatan secara khusus untuk guru berbagi
pengatahuan tentang PCK ini sehingga informasi yang guru dapatkan saat akan
terus berkembang dan tidak hilang begitu saja.

Neri Egi Rusmana, 2014


Perkembangan Pedagogical Content Knowledge (Pck) Guru Peserta Kegiatan
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (Mgmp) Ipa Di Kota Sumedang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu