t adp 0907793 chapter5

148

BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Kepemimpinan kepala sekolah pada Sekolah Dasar Negeri Se-Kota
Cimahi, menunjukan adanya perilaku kepemimpinan dengan kategori baik
yang ditunjukan dengan adanya stimulasi intelektual, pertimbangan
individual, inspirasi motivasi dan pengaruh ideal.
2. Budaya sekolah pada Sekolah Dasar Negeri Se-Kota Cimahi menunjukan
budaya yang positif dengan kategori sangat baik, yang ditunjukan dengan
adanya keberaturan bertindak, norma-norma, berorientasi mutu, memiliki
filosofhy yang kuat, aturan yang mengikat serta adanya iklim organisasi
yang mendukung terhadap terciptanya budaya sekolah tersebut.
3. Guru-guru pada Sekolah Dasar Negeri Se-Kota Cimahi memiliki kinerja
mengajar dengan kategori tinggi, berdasarkan indikator variabel guru
memiliki kemampuan dalam perencanaan pembelajaran, pelaksanaaan
pembelajaran dan evaluasi pembelajaran yang baik.
4. Terdapat kontribusi antara perilaku kepemimpinan kepala sekolah terhadap
kinerja mengajar guru pada Sekolah Dasar Negeri Se-Kota Cimahi dengan

koefisien determinan sebesar 39,5% dan 60,5 % dipengaruhi faktor lain.
5. Terdapat kontribusi yang signifikan antara budaya sekolah terhadap kinerja
mengajar guru pada Sekolah Dasar Se-Kota Cimahi sebesar dengan

149

koefisien determinan 52,42% dan sisanya sebesar 47,58% dipengaruhi
factor lain.
6. Terdapat kontribusi yang signifikan antara perilaku kepemimpinan kepala
sekolah dan budaya sekolah terhadap kinerja mengajar guru pada Sekolah
Dasar Se-Kota Cimahi dengan koefisien determinasi sebesar 55,80 dan
sisanya 44,20% dipengaruhi faktor lain.

B. REKOMENDASI
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan maka penulis mengajukan
rekomendasi sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil penelitian bahwa perilaku kepemimpinan dan budaya
sekolah memiliki kontribusi yang signifikan,

berdasarkan hal tersebut


upaya peningkatan perilaku kepemimpinan perlu ditingkatkan di Sekolah
Dasar Negeri Se-Kota Cimahi. Kepala sekolah harus lebih mengembangkan
sikap dan perilaku kepemimpinannya untuk mendorong guru-guru untuk
berperilaku sesuai dengan yang ditunjukan kepala sekolah. Upaya
peningkatan perilaku perilaku kepemimpinan kepala sekolah ini dapat
dilakukan melalui, pelatihan, workshop dan musyawarah kelompok kerja
kepala sekolah dan kegiatan lainnya berkaitan dengan implementasi
kepemimpinan visioner. Akan tetapi perlu digarisbawahi bahwa guna
memperoleh hasil yang maksimal, alangkah lebih baik lagi jika kepala
sekolah dapat lebih meningkatkan kemampuan membangun kepercayaan
melalui komunikasi secara intensif dan efektif sehingga diperoleh shared

150

of belonging dan sense of ownership secara mendalam . Selain itu pula visi
harus lebih diwujudkan dalam kerja pimpinan dengan mengacu pada empat
pilar visi bekerja, yakni sebagai penentu arah, agen perubahan, juru bicara
serta sebagai pelatih yang didasari kemampuan/keahlian dan akhlak mulia
(Nanus:2001).

2. Berdasarkan hasil penelitian bahwa budaya sekolah pada Sekolah Dasar
Negeri Se-Kota Cimahi, masih harus dikembangkan terutama pada sub
variabel philosfy dan aturan yang mengikat. Kedua sub variabel ini
berkaitan dengan pengembangan rasa optimisme warga sekolah akan hari
esok yang lebih baik, serta pengembangan alternative untuk pembinaan
disiplin warga sekolah. Upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam rangka
pengembangan sub variabel ini yaitu dengan penanaman akan kebanggaan
sebagai warga sekolah, serta diberikannya kesempatan yang sama untuk be
rkembang kepada seluruh warga sekolah serta tidak memberlakukan aturan
yang

ketat,

melainkan

dengan

pembinaan

yang


bersifat

lebih

menumbuhkan kesadaran untuk mentaati aturan.
3. Mengingat hasil penelitian terbukti bahwa terdapat kontribusi antara
perilaku kepemimpinan terhadap kinerja mengajar guru dengan koefisien
determinasi sebesar 55,80% yang artinya bahwa kepemimpinan dan budaya
sekolah hanya berpengaruh sebesar 55, 80 % terhadap kinerja mengajar
guru dan sisanya ditentukan oleh faktor lain diantaranya adalah seperti
faktor motivasi, keterampilan (skill)

metode,

dan biaya, pengalaman,

insentif, jadwal, struktur organisasi, teknologi, dan material; kemampuan,

151


gaya, latihan, kondisi fisik, kesatuan, kesadaran social, tingkat aspirasi,
proses, pemberian tugas, kebijaksanaan, penelitian dan pengenmbangan,
badan usaha dan pelengkapannya, standard dan kualitas, untuk itu peneliti
menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk meneliti kinerja mengajar
guru berdasarkan faktor-faktor lain tersebut.