Buku Guruku Menggapai Bintang

(1)

(2)

Guruku Menggapai Bintang

Catatan Ngeblog Omjay tentang Pendidikan

Penulis: Wijaya Kusumah Penyunting : Sukron Abdilah

All rights reserved Hak Cipta dilindungi undang-undang


(3)

D aftar I SI

Pengantar Penyunting

Bakt iku pada “Sang Gur u” -- 5 Pr olog

Untuk Apa Saya Menul is? -- 9

Ser t ifikasi Gur u Tak Tepat Sasar an? – 13 Ujian Nasional dan Ser t ifikasi – 19 Ajar kan Pendidikan Kew ir ausahaan – 23 Menjadi Cer das dengan Jalan Kenabian – 27 SBY, Keajaiban Blog, dan Tangisan Istr i – 31 Diskusi Ilmiah Gur u – 35

Ber bagi Ilmu PTK di SMPN 230 Jakt im – 39 Buat Apa Sekolah Kalau Mengejar Nilai UN? – 41 Gur u dan PGRI – 45

RSBI – 51

Hor ee, Har i ini Tidak Jadi Ulangan! – 55 Gur u Pr ofesional – 59

Kolabor asi Gur u dan Dosen – 63

Hor eee, Soalnya Pil ihan Ganda Semua! – 69 Belajar Sambil Beker ja – 75

Gur uku Menggapai Bintang – 81 Pascasar jana – 85

Pelat ihan Pembuatan Bahan Ajar – 91 Penilaian Sisw a – 95

Mutu Pendidikan Mest inya Tak Mengecew akan – 101 Ber bagi Ilmu PTK di Al-Bayan Tanger ang – 107


(4)

Buku Metode Pengajar an Anak TK – 111 Wisata Edukasi dan Studi Banding – 115 8 Standar Nasional Pendidikan – 117 Gur u, Dosen dan Dokter – 127 Gur u Dilar ang Mengeluh – 131 Gur u dan Sisw a – 135

Setelah Lulus Ser t ifikasi, Lalu Apalagi? – 139 Mur id, Sisw a dan Mahasisw a – 145

Gur u dan Golkar – 149 Tentang Penulis -- 153


(5)

Baktiku pada “Sang

Guru”

M

endengar kata “Gur u” bagi saya dapat melahir kan per asaan menghar u bi r u. Kar ena Ayah saya ber pr ofesi sebagai kepala Sekolah Dasar Neger i (SDN) Bantar jat i di daer ah Banyur esmi, Gar ut . Menghar u bir u per asaan saya kar ena selama l ima tahun, Ayah saya itu ber inter akasi secar a intensif. Masih ingat, suatu ket ika Ayah saya member i hadiah sebuah buku pelajar an. Bel iau dengan gembir a menghadiahi buku yang didalamnya ada ejaan kal i mat “I -NI I-BU GU-RU”. Waktu i tu saya bar u ber usia empat tahun kur ang.

Namun setahun setelah itu, Ayah saya meninggalkan kami semua untuk selamanya. Kesedihan pun mender a ket ika usia saya menginjak belasan tahun. Saya mengingat j asa Ayah t er ci n ta p ada k elu ar ga, m asyar ak at, dan pemer intahan. Ber dasar kan sumber l isan di daer ah SDN yang per nah Ayah saya pimpi n, katanya, bel i au seor ang gur u teladan. Per tama kal i membangun sekolah ter sebut, Ayah saya r ela menjual kebun dan menebang pohon kayu di kampung. Bel iau juga adalah seor ang gur u yang tegas,


(6)

pencer ita yang memikat, dan sesekal i pintar menul is dan mener jemahkan kitab klasik ber bahasa Ar ab.

Sekar ang saya ter sadar dar i t idur ber kepanjangan. Bahw a Ayah dan gu r u m er u p ak an du a en t i tas tak ter pisahkan. Ibu saya, yang bukan seor ang gur u, ser ingkal i dipanggil dengan nama “ibu gur u”. Saya pun sama. Oleh w ar ga yang mer asak an hi dup ber sama Ayah acapkal i dipanggil “Ujang Gur u”.

Atas dasar kehor matan seor ang gur ulah, maka tul isan Omjay – panggilan khas Wijaya Kusumah – saya kumpulkan jadi sebuah naskah. Tak tahu untuk apa fungsinya. Yang past i, diter bitkan ataukah t idak, kompilasi tul isan Omjay membuat memor i saya ter sangkut pada jasa-jasa seor ang gur u. Khususnya almar hum Ayah saya yang ber pr ofesi sebagai gur u di sebuah SDN di Gar ut . Meskipun bel iau telah w afat di saat saya ber usia l ima tahun, namun buah jasanya sam pai sek ar ang m asi h ber d i r i k okoh. Sebu ah SDN Bantar jat i, di daer ah Banyur esmi, Gar ut .

Seper t i halnya reflika binatang Dinosaur us, kar ya tul is akan melampaui masa hidup sang penul is. Omjay adalah salah satu gur u teladan di er a Cyber space ini. Ia mendobr ak kebi asaan gur u yang m i ni m fasi l i tas sehi ngga enggan ber k r easi . Dengan ar us mem bal i k kan nasi b, di a r aj i n menuangkan ide, gagasan, dan pengalaman melalui blog. Dan, hal ini jar ang dilakukan oleh gur u-gur u di Indonesia. Apalagi di daer ah ter pencil. Kompilasi tulisan Omjay di blog

social net wor k ini, tepatnya di kompasiana.com, memuat hikmah pelajar an pent ing bagi dunia pendidikan Indonesia.


(7)

Dengan bah asa seder h ana, tak ber t ele- t ele, tak dipenuhi kal imat ket ebelece; i a mampu menghadi r kan gambar an dunia pendi di kan yang kompleks. Atas dasar i ni lah saya p un r ela m en gum p u l k an ar t i k el om j ay, m enyet i n g, dan m em bu at sam p u l bu k u u n tu k membukt ikan bakt i saya pada “sang gur u”. Omjay adalah p otr et gu r u t eladan yang sepi i n g pam r i h k et i k a mempost i ng tul isannya di w eblog pr i badi atau di si tus kom pasi ana.com . Ket i k a t i nta nasi b ber ada d i Lauh

Mahfudz, Omjay adalah “the next gener ation of theacer” yang sek ar ang t er buk t i t elah i k hlas ber bagi pengetahuan, w aw asan, dan ilmu pada blogger atau pembaca t entang kondisi pendidikan nasional. Sekian dulu pengantar dar i saya.

Selamat menikmat i kar ya gur u yang ber nasi b baik k ar ena m enci ci pi kemaj uan t ek nologi i nfor m asi dan komunikasi, inter net . Penilaian selanjutnya saya ser ahkan kepada pembaca ter cinta…! Meminjam ist ilah Thomas L Fr iedman – Thank You Computer, Thank You Inter net – kini seor ang gur u mest i akr ab dengan kemajuan t eknologi .

Ngeblog adalah salah satu pemanfaatan seor ang gur u yang sadar atas fungsi kemanusi aan dan ketuhanan, yakni member i teladan. OmWijay telah membukt ikan itu dalam kompilasi tul isan ber judul, “Gur uku Menggapai Bi nt ang;

Cat at an Ngeblog Omjay tent ang Pendidikan”. Ter akhir….selamat membaca!

Salam Blogger Sukron Abdilah Penyunting


(8)

(9)

U ntuk Apa Saya

M enulis?

I

tulah sebuah per tanyaan yang saya tujukan untuk dir i saya sendir i. Sebab bila saya tak tahu jaw abnya, maka tulisan saya akan ter asa hampa dan tak ber nyawa. Sebab menul is itu har us dar i hat i dan bukan kar ena demi gengsi atau mencar i popular i tas semu. Ingin ngetop atau ingin dipuji sana-sini, dan dipuja banyak or ang.

Bagi saya, menul is adalah bagian dar i ibadah. Saya ingi n ber bagi apa yang saya ketahui dan sekal igus juga ber silahtur ahmi. Sal ing ber kenalan di dunia maya dan juga di dunia nyata. Oleh kar enanya saya menyambut baik ide kang Sukr on Abdilah yang telah ber usaha untuk mengolah beber apa tul i san- tul i san saya di kompasi ana m enjadi sebuah buku dengan judul “Gur uku Menggapai Bintang”. Sebuah j udul yang sangat i nspi r at i f dan mem ot i vasi . Membuat saya mer asa ter sanjung dan har us melakukan r efleksi dir i.

Sebagai seor an g p end i d i k , saya h ar u s banyak member ikan contoh keteladanan kepada par a mur id-mur id saya bagaimana belajar menul is. Dengan membiasakan dir i menul is set iap har i, maka saya pun mer asakan bagaimana


(10)

sul itnya melakukan pr oses menul is. Apalagi bila menul is dengan sentuhan-sentuhan humor. Ter nyata t idak mudah bagi anda yang biasa menul is ser ius.

Saya ingin mengajar kan kepada anda semua, bahw a m en ul i s i tu adalah sebuah k et er am p i lan yang ak an melahir kan kr eativitas menul is. Dia akan dengan sendir inya menempel dalam dir i seseor ang, bila or ang itu memil iki minat dan komitmen yang t inggi untuk memulai menul is dan m er asak an tan tan gan yang ak an d i h adap i nya. Kh usu snya k em alasan d i r i dalam m elak uk an p r oses menul i s yang ber ujung kepada t idak konsist ennya kita menul i s. Saya sudah buk t i kan, bahw a bi la k i ta ser i us menul is set iap har i, akan ada sebuah talenta yang t iba-t iba anda dapat k an untuk mer angkai kata-kata i ndah yang mempesona.

Di dalam blog kompasiana ini, saya mer asakan benar nikmatnya ber bagi. Dengan ber bagi, kau akan jadi or ang besar. Or ang besar yang dikenal kar ena kebaikannya dalam ber bagi infor masi . Khususnya dalam bidang pendidi kan yang saat ini sangat minim konten edukat if nya. Kalau saja banyak gur u yang ikut ngeblog, tentu konten edukat if akan semakin banyak kita temui. Par a peser ta didikpun tentu tak akan kehausan lagi akan ilmu kar ena banyaknya infor masi yang mer eka dapatkan dar i inter net .

Saya pun dituntut kr eat i f untuk membuat konten-konten edukat if yang mengajak teman-teman gur u untuk ikut juga ngeblog di kompasiana ini. Sebab sekar ang ini masih banyak gur u yang masih r abun dan ant ipat i dengan inter net . Mereka hanya mel ihat inter net dar i sisi negatif nya


(11)

saja, dan bukan sisi positif nya. Inter net seolah-olah menjadi makhluk yang har us dijauhi.

Inter net memang mer ubah gaya hidup manusia masa ki ni . Adanya inter net, komunikasi dan i nfor masi ser asa mudah dengan hanya mengkl ik mouse atau memencet tombol handphone dengan jempol. Itulah teknologi inter net yang t er us ber kem ban g set i ap saat . Ter m asuk blog kompasiana ini yang t er us mener us melakukan inovasi. Membuat ki ta semaki n t er koneksi dan sal i ng ber bagi w alaupun dipisahkan oleh jar ak, r uang dan w aktu.

Dengan menul i s di int er net i ni lah saya mer ekam semua jejak pemi ki r an saya dan mengolahnya kembal i menjadi sebuah pemikir an yang lebih cemer lang. Saya pun mer asakan kenikmatan ket ika bisa sal ing ber komunikasi dengan sahabat kompasianer s yang jauh di luar neger i sana. Ber k enalan dengan m er ek a dan ber u j u n g k ep ada p en gen alan lebi h m en dalam dan sal i n g bar t er i lm u pengetahuan. Tanpa saya sadar i, saya semakin ber tambah pengetahuan dan pengalaman.

Akhir nya, untuk apa saya menulis telah membuat saya t er i nspi r asi untuk memper banyak tul i san yang ber bau pendidikan. Meskipun saya tahu dan sangat tahu ar t ikel tentang pendidikan mungkin t idak sebanyak peminatnya dar ipada ar t ikel di seputar pol it ik, hukum, dan keamanan. Per lu KOMITMEN dan KONSISTENSI yang t i nggi untuk menggapainya. Doakan saya bisa menggapai bintang.

Semoga saja gur uku menggapai bintang bukan hanya sekedar w acana saja dalam kumpulan tul isan-tul isan saya, tetapi dapat lekas diw ujudkan dalam t indakan yang ter us


(12)

mener us dilakukan dengan penuh keikhlasan. Hanya orang-or ang ikhlas yang sanggup untuk ber bagi dengan niat yang suci.

Salam Blogger Omjay (W ijaya Kusumah)


(13)

Sertifikasi Guru Tak

Tepat Sasaran?

M

em baca har i an Kom pas pagi i ni , Jum’at 12 Nomber 2009, membuat saya har us jujur ber kata ser t i fi kasi gur u belum t epat sasar an. Sebab, ser t ifikasi gur u bukan dijadikan sar ana untuk benar -benar menjadi gur u pr ofesional dan ber mar tabat, tetapi hanya di jadi kan ajang mencar i tambahan penghasilan semata. Ser t ifikasi gur u yang ber tujuan meningkatkan kompetensi sekal igus kesejahter aan gur u ter nyata t idak sesuai dengan yang dihar apkan. Gur u yang telah lolos ser t ifikasi ter nyata t i dak m en un j u k k an p en i n gk atan k om pet ensi yan g signifikan.

“Dar i kajian yang dilakukan, ter nyata mot ivasi par a gur u mengikuti ser t ifikasi umumnya ter kait aspek finansial, yai tu seger a mendapat tunjangan pr ofesi,” kata Pr of Dr Baedhow i , MSi dalam pi dat o pengukuhan gur u besar Manajemen Sumber Daya Manusia pada Fakultas Kegur uan dan Ilmu Pendi di kan ( FKIP) Univer si tas Sebelas Mar et (UNS) Solo, Jaw a Tengah, Kamis (11/ 11/ 2009).

Buat saya, apa yang disampaikan pak Baedhow i ada benar nya, dan juga ada salahnya. Ada benar nya adalah


(14)

kenyataan di lapangan gur u yang mengikut i ser tifikasi gur u memang ber har ap banyak untuk lulus dan mendapatkan tunjangan ser t ifikasi yang besar nya satu bulan gaji. Hal ini jelas sangat menggi ur kan. Bukan hanya pr ofesi gur u. Pr ofesi apapun past i akan ber usaha untuk lulus kar ena iming-iming tambahan penghasilan satu bulan gaji.

Kalau tad i k i ta bi car a benar nya, k i ni k i ta bi car a salahnya. Kesalahan utama dar i pemer intah, dalam hal ini p ej abat Depd i k nas adalah set elah ser t i fi k asi gur u , sehar usnya par a gur u yang lulus dir angkul kembal i dan d i ber i k an pem bek alan . Seh i ngga k et i k a m en er i m a tunjangan ada beban mor al yang har us di pi kul bahw a m er ek a m en dap at k an tu n j an gan dar i uan g r ak yat . Pembekalan itu sendir i diber ikan pada saat pengucur an dana ser t i fikasi gur u dan di saksi kan pejabat set empat . Bukan hanya sekadar tr ansfer r ekening.

Mohon maaf bila ada yang ter singgung. Pengucur an dana ser t i fi kasi gur u i ni pun meni mbulkan kecur igaan k ar en a lam a sek al i p r osesnya. Banyak or an g yan g ber pr asangka bur uk, bahw a uangnya diendapkan di Bank dan mendapatkan bunga, yang katanya, Ssst … bunga itu untuk membiayai oper asional par a pejabat dan petugas ser t ifikasi gur u di daer ah. ( jangan bilang-bilang ya!).

Untu n glah Di r j en PM PT K beker j a cepat, mengant i si pasi per masalahan ser t i fi kasi gur u. Namun, ker ja cepat itu masih ter asa hanya di kota besar, dan belum menyentuh sampai ke kota-kota kecil. Apalagi bila ber kas por tofol io sampai hi lang atau ter cecer, maka gur u dar i daer ah akan sangat sul it melacaknya. Jangankan gur u dar i


(15)

daer ah, gur u dar i Jakar ta saja, masi h banyak ber kasnya tercecer atau hilang sehingga per lu mencar i ke sana kemar i m encar i tahu . Ter m asu k saya sen d i r i yan g p er n ah mengalaminya dan ter paksa ikut PLPG di Fakultas Teknik UNJ.

Kemampuan petugas yang menangani ser t ikasi gur u m asi h lem ah dan t er l i h at belu m p r of esi onal dalam menangani data ser t ifikasi gur u. Sehingga banyak data yang diinput lambat. Sehar usnya bila data itu sudah ada di depan mata, maka pr oses penginputannya cepat . Tetapi kenapa lambat ya?

Suatu ketika saya per gi ke PMPTK Senayan dan Pemda Jak T i m , Saya p er n ah ber tanya p ada petu gas yan g menangani, dan nampaknya mer aka sal ing tuding. Petugas d i p u sat m enyalah k an daer ah , dan p etu gas daer ah menyalahkan petugas pusat . Ti dak jelas sistem ker janya sehingga kami par a gur u mer asa menjadi kor ban dar i ket idakpr ofesionalan par a petugas itu. (Ini kr it ik mohon dicatat!).

Adanya pengumpulan ber kas por tofol io yang jutaan jumlahnya tentu har us dikelola secar a baik, sehingga t idak ada data yang ter cecer atau hilang. Per lu pula dibuat tanda ter ima ber kas sehingga dapat dilacak bila data itu hilang. Apak ah hi langnya d i daer ah atauk ah di pusat ? Semua ber kas bisa ter lacak dengan baik.

Nampaknya si st em por tofol i o kur ang pas dengan kondi si gur u di Indonesia. Banyak gur u yang akhi r nya menjadi pendusta. Banyak gur u yang ber ubah menjadi pembur u. Pembur u ser t i fi k at semi nar dan w or k shop


(16)

den gan har apan bi sa lulus ser t i fi k asi gur u. M er ek a mengejar tar get agar bisa mencapai angka 85o point . Inilah kesalahan dar i pemer intah yang hanya menilai kiner ja gur u dar i sistem por tofol io.

Padahal ada car a lain yang bisa dinilai selain sistem por tofol io untuk menilai kiner ja gur u. Silahkan bapak-ibu pejabat memikir kannya! Saya bagian yang mengkr it isinya saja, hehehehehe. (la iya lah, kan par a pejabat itu sudah digaji untuk mikir, hehehehehhe)

Saya Baca kembal i kor an Kompas har i ini, ser t ifikasi gur u yang mer upakan upaya pemer intah meningkatkan m utu sek al i gus kesej aht er aan gu r u sasar annya bi sa menjangkau 2,7 juta gur u. Namun, hingga saat ini bar u sekitar 500.000 gur u yang lolos ser t ifikasi dan mendapat tunjangan pr ofesi sebesar satu kal i gaji.

Sebuah kajian untuk mengetahui kompetensi gur u pascaser t i fikasi , yang dilakukan Baedhow i dan Har toyo ( 2009) , menunjukkan mot ivasi gur u i kut kompet ensi buk an lah sem ata- m ata gu n a m en getahu i t i n gk at kompetensi mer eka, tetapi mot ivasi finansial. Alasan par a gur u mengi kut i ser t i fi kasi , antar a lai n, agar mendapat tunjangan pr ofesi, memenuhi kebutuhan hidup, tunjangan biaya kul iah, biaya pendidikan anak, mer enovasi r umah, dan m em bayar utan g. Kenyataan i n i m en un j u k k an ser t ifikasi saja t idaklah cukup sebagai upaya mew ujudkan dan m en i n gk at k an kom p et en si gur u . M esk i t elah dinyatakan lulus ser t ifikasi dan telah mener ima tunjangan profesi, bukan berar ti gur u telah memil iki kompetensi yang diper syar atkan undang-undang.


(17)

Maka, untuk mew ujudkan gur u yang benar -benar pr ofesional, pascaser t i fikasi per lu ada upaya si stemat i s, siner gis, dan ber kesinambungan yang menjamin gur u tetap pr ofesional. Memang har us di akui alasan finansi al lebih domi nan dar i pada mew ujudkan kompet ensi gur u dan menjadi gur u pr ofesi onal. Di si ni lah pemer intah mest i membimbing par a gur u agar mampu menjadi gur u yang sesuai dengan har apan undang-undang. Ini juga mer upakan tantangan bagi par a pejabat yang ber kepent ingan dengan ser t ifikasi gur u agar mengevaluasi secar a seksama apa yang telah dilakukan.

Ser t i fi k asi j elas belum m em enuhi sasar an yang dihar apkan. Ser t ifikasi bar u sebatas memper baiki kondisi finansial par a gur u dan belum mew ujudkan kompetensi yang dihar apkan. Semoga saja, ditemukan for mula bar u dalam ser t i fi k asi gur u sehi ngga sem ua gur u m er asa ter puaskan dan ter layani dengan baik. Sebab banyak gur u yang tidak sabar dan geram melihat mereka yang lulus tidak lebih baik dar i dir inya. Yang lebih par ah lagi ada yang lulus ser t ifikasi gur u sementar a jam mengajar nya hanya sedikit . Di si ni lah t er l i h at bahw a si st em por t of ol i o belu m memper l ihatkan w ajah asl i kiner ja gur u.

Saya si ap ber di skusi dengan par a pejabat PMPTK (Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan) mengenai ser t ifikasi gur u, dan saya har ap ada masukan dar i t eman- t eman blogger yang bai k hat i . Maju t er us gur u Indonesia, dan jadikan dir imu sebagai gur u profesional dan ber m ar tabat . Kar ena gur u adalah am anat Tuhan dan Rakyat!!


(18)

(19)

U jian N asional

dan

Sertifikasi

D

i bal i k ber i ta m asalah hu k u m yang belu m ber keadilan, masih ada ber ita masalah pendidikan yang tak k alah ser unya untuk d i bahas. Uj i an nasional akan dimajukan w aktunya, dan sungguh sangat mengejutkan. For um Rektor Lembaga Pendidikan Tenaga Kependi di kan akan memboikot pelaksanaan ser t i fi kasi tahun 2010. Mer eka protes kar ena jumlah honor tak sesuai dengan har apan. Bila sampai mer eka mogok, maka akan sengsar alah par a gur u.

Apalagi buat mer eka yang belum dinyatakan lulus ser tifikasi gur u. Sudah lulus saja masih ber masalah, apalagi belum lulus ser tifikasi. Past i ada banyak masalah, khususnya masalah isi kantong yang belum mer ata diper oleh gur u. Itulah yang saya baca dar i kor an kompas cetak bagian opini har i ini, Jum’at 20 November 2009.

Masalah pendidikan memang masalah pelik, dan t idak semua or ang bisa memahaminya secar a bijaksana. Tentu dar i kebijakan menter i pendidikan nasional yang bar u, kita ber h ar ap ada t er obosan ber beda dar i m en t er i pendahulunya. Per bedaan itu misalnya ber ani menghapus


(20)

Ujian Nasi onal ( UN) kar ena UN memat i kan kr eat ivitas sisw a dan gur u. UN hanya melat ih sisw a menjaw ab soal-soal PG dan semua soal-soal UN itu bisa di dr ill dengan lat ihan soal-soal t er us m ener us. Bagi m er ek a yang ber du i t, mungki n tak ada kesul i tan dalam m ember i kan mat er i tambahan. Tetapi bagi mer eka yang tak punya uang, maka har us belajar ekstr a ker as ber lat ih soal-soal.

Untuk bisa menger jakan soal-soal UN, Anda tak per lu sekolah, cukup masuk bimbingan belajar (bimbel) selama beber apa bulan, dijamin Anda past i lulus. Bila tak lulus, janji m er ek a, uang kem bal i 100 % . Begi tulah t er tul i s dar i ber bagai pamflet atau br osur bimbel yang ser ing saya baca. Jadi buat apa sekolah kalau cuma bisa menger jakan soal UN?

Mungkin ini hanya pikir an saya yang t idak hol ist ik. Saya hanya mel ihat dar i kacamata saya saja, tetapi saya bisa membukt ikan bahw a UN tidaklah cocok dijadikan penentu atau bar om et er kelulusan si sw a. Sebab masi h banyak ukur an kelulusan yang bi sa di lakukan, mi salnya dengan si st em t es masuk per gur uan t i nggi . Sehi ngga bi la ada peser ta didik yang ingin melanjutkan ke jenjang yang lebih t inggi, maka peser ta didik itu har us ikut tes sesuai dengan jenjang yang akan di masukinya. Seleksi t es per gur uan t i nggi tak mel i hat ni lai sisw a, tetapi kemampuan sisw a. Mer eka yang tak lolos t es, ot omat i s akan t er l i bas oleh mer eka yang lulus tes.

Contoh kasus misalnya, mur id SD tak per lu lagi ikut UASBN, kar ena sisw a SD yang telah dinyatakan lulus oleh sekolah akan mengi kut i t es di SMP yang di tuju. Begitu


(21)

seter usnya sampai ke jenjang pendidikan yang lebih t inggi. Peser ta didik tak per lu ikut ujian nasional, tetapi cukup ikut t es masuk dar i sekolah yang ber sangkutan. Ide gi la i ni memang butuh sosi al isasi dan pemikir an yang panjang ser ta si stem yang jelas sehi ngga masi ng-masing t i ngkat tahu fungsi dan per annya masi ng-masi ng. Sem ua soal dibuat oleh lembaga yang ditunjuk seper t i Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Mer eka memil iki per an agar soal yang dibuat adalah soal yang ber kual itas.

Selain masalah UN, ada masalah ser t ifikasi gur u yang belum tuntas dan masi h t er us di evaluasi . Pelaksanaan ser t i fi kasi gur u memang belum menyenangkan semua pihak. Gur u diibar atkan seper t i kelinci per cobaan dar i par a p enen tu k ebi j ak an yan g sebenar nya k ebi j ak an i n i dipaksakan. Satu sisi jelas gur u dan dosen har us diser tifikasi untuk meningkatkan pr ofesional isme mer eka, tetapi disisi lain masalahnya adalah banyak gur u dan dosen yang kurang ber sabar dalam menunggu gil ir an sesuai dengan jenjang kepangkatannya, dan kur ang ber syukur dengan apa yang telah didapatkan. Sehingga banyak kita lihat gur u dan dosen yang sudah t er ser t i fi kasi justr u mengalami penur unan kiner ja.

Akhi r nya UN dan Ser t ifi kasi adalah masalah yang memusingkan menter i, dan ki ta doakan bel i au mampu mengatasinya dengan kebijakan yang “smar t”. Ber laku adil dan menyenangkan semua pihak. Kita pun ber har ap gur u dan dosen semakin ber mar tabat . Gur u di sekolah mampu menjalankan tugasnya dengan baik, dan dosen di per gur uan


(22)

t i nggi t idak t er lalu asyik menger jakan tugasnya di luar, untuk mencar i tambahan penghasilan.

Semoga saja kita bisa member ikan dor ongan posit if agar pelaksanakan UN dan ser t ifikasi ini ber jalan sesuai dengan har apan semua pi hak . Ti dak 100 % mungk i n memang, tetapi set idaknya masalah pendidikan di neger i ini ter selesaikan dengan tepat dan cepat .


(23)

Ajarkan

Pendidikan

Kewirausahaan

M

em baca k om pas cetak h ar i i ni , Ju m at 2 0 November 2009 bahw a Jumlah penganggur ter didik, khususnya lulusan per gur uan t inggi, su dah san gat m encem ask an k ar ena an gk anya t er us meni ngkat . Untuk mengatasi per soalan i ni, pendi di kan kew ir ausahaan sejak dini bisa menjadi solusi dan ter bukt i ampuh di banyak negar a. Saya sangat setuju sekal i dengan solusi yang ditaw ar kan bahw a pendidikan kew ir ausahaan har us ditanamkan sejak dini kepada anak-anak. Mer eka har us ter biasa ber w ir ausaha sehingga ket ika mer eka lulus dar i sekolah atau per gur uan t inggi , dapat menci ptakan lapangan ker janya sendir i dan t i dak ber gantung kepada low ongan peker jaan.

Sebab selam a i ni , k ur i kulum k i ta m asi h belum memasukkan pendidikan kew ir ausahaan ini dalam mater i pembelajar an. Wajar saja, bila ada sisw a yang putus sekolah, mer eka sangat kesul itan dalam menci ptakan peker jaan, apalagi bila mer eka itu masih ber ada di bangku sekolahan. Bahkan mer eka yang sudah duduk di bangku per gur uan t i nggi pun kesul i tan menci ptakan lapangan peker j aan


(24)

k ar en a m em an g m er ek a belu m belaj ar p end i d i k an kew ir ausahaan. Sehingga yang ada dalam benak mer eka adalah mencar i peker jaan bukan menci ptakan lapangan peker jaan.

Saya banyak belajar dar i K Usman dan mas Kur nia, mer eka komitmen dalam bidang tul is menulis. Mer eka tidak m encar i peker j aan, m alah peker j aan yan g ak h i r nya mendatangi mer eka. Banyak tokoh yang hidupnya sukses dar i tul is menul is, dan t idak mencar i peker jaan menjadi pegaw ai. Or ang-or ang seper t i ini adalah or ang-or ang yang jiw a enter pr eneshipnya sudah ter jaga ketika mer eka masih duduk di bangku sekolah.

Mohon maaf, kur ikulum sekolah dan per gur uan t inggi kita m asi h ber or i entasi pada m ental peker ja atau mental pegaw ai dan bukan mental pengusaha yang tahan bant ing. Par a p eser ta d i d i k ber pi k i r, bi la m er ek a lu lu s ak an mendapatkan peker jaan yang layak, sehingga wajar lah kalau penganggur an terdidik di neger i ini mencemaskan. Mer eka t idak dididik untuk siap mengembangkan potensi uniknya. Saya jadi ter ingat ejekan teman saya yang tak selesai kuliah tapi sukses dalam hidupnya. Omongannya masih saya ingat, “Buat apa kamu kul iah kalau setelah sar jana, cuma car i peker jaan”. Teman saya itu memang or ang hebat. Ketika dia memutuskan untuk menjadi pengusaha, dan ber hent i kul iah, dia benar -benar belajar ilmu kew ir ausahaan dan

alhamdulillah, kar ena fokus dan ker ja ker as, maka dia kini sukses sebagai pengusaha, dan tar af ekonominya jauh lebih sukses dar i pada mer eka-mer eka yang ber gelar sar jana. Bahkan anak buahnya yang beker ja di per usahaannya


(25)

banyak yang sudah ber gelar dokt or. Mer eka beker ja dan mengabdi di per usahaan mil ik teman saya itu yang bukan sar jana.

Gu r u seh ar usnya m engaj ar k an p end i d i k an kew ir ausahaan di sekolah. Mungkin bisa disisipkan sebagai mata pelajar an pengayaan sehingga bila kelak peser ta didik lulus, mental mer eka t i dak lagi mental pegaw ai , t etapi mental mer eka adalah mental pengusaha. Mental yang siap menciptakan lapangan peker jaannya sendir i dar i potensi unik yang dia kuasai dan sukai. Seper t i tokoh-tokoh muda yang sukses dan memulai kar i r nya dar i nol dan bukan ber t itel sar jana. Anda bisa l ihat sejar ah per juangan hidup mer eka di buku-buku Mot ivasi atau mencar inya di inter net . Semoga saja, Depdi knas dan par a gur u di sekolah ser ta p ar a dosen d i p er gu r u an t i n ggi su dah m u lai menyi si pkan mat er i pendi di kan kew i r ausahaan dalam pembelajar annya. Pendi di kan kew i r ausahaan bukanlah menyur uh sisw a atau mahasisw a ber dagang di sekolah, tetapi member ikan mer eka keter ampilan usaha agar bisa mandir i dan ber manfaat untuk or ang banyak.

Seper t i apa yang telah dilakukan teman saya Wir anto, Gur u Seni Budaya SMAN 1 Wonosegor o, Jaw a tengah yang telah menyusun buku ber judul, “Bagaimana Car a Menjadi Wir ausaha Remaja”. Buku yang bel iau susun mendapatkan juar a I dalam bidang IPS di t ingkat SMA pada sayembar a naskah buku pengayaan pusat per bukuan depdiknas 2009.


(26)

(27)

M enjadi Cerdas

dengan Jalan

Kenabian

K

alau Anda belajar tentang sejar ah nabi, maka Anda akan dapat i bahw a par a nabi Allah itu adalah or ang-or ang yang cer das dan memang dipil ih oleh Allah untuk menyebar kan ajar an agama-Nya. Tidak t er kecual i seor ang gur u. Gur u juga har us cer das dan bisa secer das nabi Allah itu bila sang gur u mengikuti jalan kenabian. Itulah yang saya tangkap dar i buku mas Dw i Budiyanto, Prophetic

Lear ning; Menjadi Cer das dengan Jalan Kenabian. Sebuah jalan yang menj adi kan car a belaj ar Anda lebi h cer das, inovat if, dan mul ia.

Mem baca buku i ni , ser asa Anda d i tuntun untuk mengikut i jejak par a nabi dan par a sahabatnya yang telah ber hasil meningkatkan kecer dasannya. Tak salah bila buku ini menjadi buku best seller untuk par a gur u, santr i, pelajar, mahasisw a, dan umum yang ingin menjadi cer das. Cer das dalam menata pikir an, cer das dalam menata mental, cer das dalam menata sar ana belajar, dan cer das dalam melakukan ker jasama ser ta menjadi gur u inspir at if.

Penulis buku best seller ini menur ut saya adalah orang yang cer das dan mampu membaginya dalam beber apa


(28)

tahap penul isan yang membuat pembaca menjadi semakin penasar an untuk membaca dar i halaman per tama sampai h alam an t er ak h i r. Waj ar saj a bi la pen u l i s bu k u i n i mendapatkan juar a per tama dalam sayembar a penul isan naskah buku pengayaan 2009 di bidang pr osa t ingkat SMA. Selai n i tu, bel i au adalah salah satu dosen muda yang ber pr estasi di Univer sitas Neger i Yogyakar ta.

Melalui metode pr ophetic lear ning inilah dihar apkan ter jadi per ubahan kepr ibadian musl im pembelajar yang memil iki kar akter. Menjadikan par a musl im bukan hanya m engej ar skor ni lai d i i j azah dan gelar t etap i j u ga ber manfaat untuk or ang lain. Mampu ber bagi dan hidup untuk member i sebanyak-banyaknya dan bukan mener ima sebanyak-banyaknya.

Met ode Pr opheti c Lear ni ng atau menjad i cer das dengan jalan kenabi an adalah sebuah car a belajar yang m eni m ba dar i pengalam an gener asi pem enang, dar i khazanah sejar ah emas Islam. Ber hasil menjadikan par a m usl i m pem belajar ber pr estasi sekal i gus ber and i l d i masyarakat . Sehingga kita tak lagi ber tanya-tanya mengapa ilmu yang ada di sekolah atau di per gur uan t inggi t idak memil iki efek dalam membentuk sikap hidup kesehar ian. Sungguh yang kita per lukan saat ini adalah mengembal ikan tr adisi belajar yang telah menjadi pondasi per adaban Islam itu ke dalam kehidupan kita.

Sebu ah tr ad i si yan g ber an gk at dar i sem angat kenabian. Rasanya Anda akan menyesal bila tak membel i dan membaca buku best seller ini yang mer upakan hasil kar ya dar i seor ang mot ivator pembelajar an dar i pr ofet ika


(29)

lear ning center. Suami dar i dr. Tit is Nur masitoh yang kini ber domisil i di Yogyakar ta. Anda ter tar ik? Kir imkan email Anda ke p en u l i snya langsu ng d i alam at em ai l: akhboedhy@yahoo.com.

Nikmat i r angkai an kata yang mengi si hat i nur ani Anda yang mungkin belum t er isi dengan sentuhan Ilahi Robbi.


(30)

(31)

SBY, Keajaiban Blog,

dan Tangisan I stri

M

em baca Kom pas cetak h ar i i n i , Selasa 1 7 November 2009, tentang di sfungsi pr esi den; presiden har us konsisten, dan Pak SBY bicar alah. Yang di tul i skan oleh par a penul is hebat membuat saya ter sulut untuk menul iskan pendapat bahw a saatnya pak SBY bi car a set elah mendapat kan r ekomendasi dar i t i m delapan. Apalagi kini kita telah sama-sama tahu bahw a kasus Bibit-Hamzah sangat lemah di mata hukum dan mer upakan r ekayasa dar i par a pejabat yang ber kuasa agar KPK lumpuh. Tentu ini sebuah dilema bangsa yang har us membuat kita ber pikir bahw a kejujur an saat ini sangat mahal har ganya. Or ang akan dengan sangat mudahnya ber sumpah di muka pengadilan dan mer asa dir inya pal ing benar.

Kalau saya menjadi pak SBY, saya akan ber t indak hati-hat i dan hal ini bisa menjadi senjata makan tuan. Apalagi teknologi infor masi dan komunikasi saat ini sangat ter buka, di mana orang bisa saja cuap-cuap melalui blog dan jejar ing sosi alnya. Bagi saya pr ibadi , kekuatan par a blogger dan facebooker t i dak bi sa d i anggap ent eng. Apalagi blog memi l iki keajai ban yang dapat mengangkat pemil i knya


(32)

menjadi seor ang blogger yang dapat ber manfaat untuk or ang banyak. Dikenal dan ter kenal.

Itulah yang saya r asakan malam ini. Ada r asa har u dan bangga, kar ena bar u saja di umumkan oleh dew an jur i bahw a naskah buku saya yang ber judul, Yuk Kit a Ngeblog! mendapatkan juar a per tama t ingkat SMP. Blog memang ajaib. Medi a ini bukan hanya mengangkat saya menjadi pemenang per tama sayembar a penul i san naskah buku pengayaan 2009 . Ju ga t elah m em buat saya m enj ad i ter ampil menul is. Bahkan kini blog telah membuat saya menjadi kr eat if menul is. Rasanya belum bisa t idur, kalau belum mempost i ng satu tul i san untuk t eman- teman di dunia maya. Teman-teman past i menunggu tul isan-tul isan saya. Meski ter kadang tul isan itu kur ang ber manfaat buat or ang banyak.

Alhamdul illah, puji syukur saya panjatkan kehadir at Allah Ilahi Rabbi, dalam waktu yang hampir ber samaan saya telah memenangkan dua lomba sekal igus, sebagai juar a per tama nasional lomba blog Balai Bahasa Bandung, dan juar a per tama buku pengayaan 2009. Tentu i ni semua bukan peker jaan yang mudah, tetapi mer upakan sebuah pr oses per juangan yang membutuhkan ker ja ker as.

Pada t engah malam sekitar jam 00.00, saya kabar i i str i ku d i r u m ah , dan saya k atak an bahw a saya mendapatkan juar a per tama. Mendengar kabar itu, sontak i str i ku menangis bahagia. Meskipun hanya melalui HP, kudengar i sak tangi san i tu begitu membahagi akan dan m enghar uk an. Sun ggu h ber i ta yang t i ada d i sangk a, ter masuk dir iku sendir i. Betapa bahagianya kami. Malam


(33)

itu, tanpa kami sadar i, kami sama-sama menangis bahagia. Musi bah yang kam i alam i t elah d i ubah Al lah menjadi anuger ah tak ter nilai. Robohnya r umah kami kar ena di makan r ayap yang memaksa kami juga har us mengontr ak r umah untuk sebulan ini benar -benar membaw a per asaan kami lebih ber keinginan untuk mendekat-Nya.

Insya Allah, r umah r usak itu akan menjelma menjadi r umah indah yang penuh bar okah kar ena dibangun dar i i si otak ber k at k em u r ahan - Nya. Al lah t elah menganuger ahkan l impahan r ezeki kepada kami dengan jalan yang t iada ter duga. Ter ima kasih ya Allah, kar ena Engkaulah kami dapat ber ubah dan mengubah keadaan ini. Engkau telah menunjukkan kami jalan r ezeki melalui blog yang telah dikunjungi pembaca untuk ber kenan ber bagi. Kir anya Engkau t etap ber kenan untuk mer idhai blog ini agar t etap eksis di hat i kami dan pembaca. Tentu kami ber har ap agar blog ini ber manfaat bagi kemajuan bangsa, khususnya dunia pendidikan yang sedang mulai bangun.

M elalui blog i n i , den gan segala k etu lusan dan keikhlasan, kami menyampaikan ter ima kasih tak ter hingga kepada pembaca. Tanpa pembaca dan mot ivasi Anda, kami buk anlah apa-apa. Pem baca, sedi ki t yang dapat k am i sampaikan ini semoga menjadi sebuah pencer ahan. Selain kepada pembaca, kami pun tak lupa dan melupakan jasa dan doa k elu ar ga t er ci n ta. I str i k u, anak- an ak ku , ayahandamu hanya dapat mengucapkan t er i ma kasi h. Kal i an adalah m ot i vat or ayahm u. Tanpam u, ayahm u buk anlah apa-apa. Ji k alau ayahm u per gi , i tu t i dak lah ber maksud untuk menghindar i kew ajiban mendidikmu.


(34)

Justr u ayahmu per gi untuk kew aji ban yang lebih besar, yakni mendidik bangsa ini agar mengenal kar akter ter didik sehingga ter bentuk gener asi yang santun dan ber pr estasi. Ki n i doa dan du k u ngan k al i an , sebagi an t elah dikabulkan Allah. Maka, ikhlaskanlah ayahandamu per gi untuk ber bagi. Yakinlah, bahwa Allah itu mboten sar e (tidak t i dur ) , begi tu saya memi njam i st i lah bahasa Jaw a dar i teman sekamar ku, Johan Wahyudi dar i Sr agen Jateng, yang juga menjadi juar a 1 untuk t ingkat SMA.


(35)

D iskusi I lmiah Guru

S

ebenar nya sedih juga mel ihat t eman-t eman gur u yang belum naik pangkat . Tapi, saya tak bisa ber buat apa-apa. Sebab ur usan menel it i sekar ang ini belum menjadi budaya atau tr adi si par a gur u. Mer eka belum ter biasa menel it i di kelasnya sendir i sehingga w ajar saja bi la m er ek a belum bi sa nai k pangkat . Apalagi j um lah mer eka yang belum naik pangkat itu hampir r ibuan or ang. Padahal set iap tahun pemer intah/ Depdiknas telah melombakan keber hasilan gur u dalam pembelajar an yang mengumpulkan penel it ian par a gur u di t ingkat nasional. Di for um i ni lah t eman- t em an gur u di kum pul k an dar i ber bagai pr ovinsi di Indonesia untuk mempr esentasikan hasil kar ya tul is ilmiahnya.

Sudah baca kor an kompas tanggal 27 Mar et 2009 yang bar u lalu? Gur u PNS di t i ngkat DIKDASMEN sul i t mencapai pangkat di atas IV/ A karena kemampuan mer eka membuat KTI masih lemah padahal membuat KTI menjadi salah satu syar at kenaikan pangkat . Umumnya ber ada di pangkat II I/ A sampai I II/ D yang jumlahnya mencapai 996.926 gur u. Adapun di golongan IV ada 336.601 gur u,


(36)

dengan r i nci an golongan IV/ A sebanyak 334.184 gur u, golongan IV/ B ber j um lah 2.318 gur u, golongan I V/ C sebanyak 84 gur u, dan golongan IV/ D ada 15 gur u.

Mel i hat kenyataan i tu tentu membuat ki ta sangat pr i hat i n. Apa yang menyebabk an t em an- t em an gur u menjadi kur ang bisa membuat kar ya tul is ilmiah? Ter nyata, sel idik punya sel idik, diskusi ilmiah belum dilakukan oleh teman-teman gur u di sekolah. Rata-r ata gur u beker ja dan ber jalan sendir i-sendir i dalam melakukan penel it i annya, sehingga hasil penelitiannya kurang menggema di seanter o sekolah dan manfaatnya kur ang menyentuh, baik untuk si sw a, gur u maupun sekolah. Penel i t ian yang dilakukan hanya sebatas untuk keper luan naik pangkat saja, bukan untuk keper luan gur u memper bai ki kiner janya sebagai gur u yang mer upakan tugas mul ia.

Di sk u si i lm i ah gu r u sehar u snya su dah m ulai d i galak an d i l i ngkungan sekolah-sekolah k i ta. Kepala sekolah har us ber per an akt if agar diskusi ilmiah ber jalan minimal sekal i dalam satu semester. Di dalam diskusi itu, par a gur u yang telah ber hasil menel it i, melapor kan hasil penelit iannya dan mereka shar ingkan dengan teman-teman gur u di sekolah. Dar i sinilah mer eka akan mendapatkan masukan tentang plus minus dar i kar ya tul is yang mer eka lapor kan. Bila itu ter jadi maka akan t imbullah par t isipasi dan kolabor asi t inggi di antar a sesama gur u untuk sal ing melengkapi.

Bila itu telah dilakukan, saya yakin tak ada lagi gur u yang sul i t nai k pangkat . Kar ena budaya menel i t i t elah menjadi budaya sekolah yang ter us di kembangkan oleh


(37)

gur u di sekolah. Gur u pun menemukan potensi -potensi uni k si sw a di dalam penel i t i an i tu, dan penemuan i tu disampaikan kepada teman sejaw at yang pada akhi r nya melahi r kan kolabor asi gur u dalam meningkat kan mutu pembelajar an.

Diskusi ilmiah di sekolah har us ter us dit ingkatkan sei r i n g dengan p esatnya t ek nologi i nf or m asi dan k om u n i k asi . Par a gu r u h ar us lebi h bi sa sal i n g ber komunikasi dan ber tukar infor masi tentang hal-hal yang ter jadi di sekolah. Semoga dengan adanya pr ogr am 100 har i dar i Mendiknas bar u, yang salah satunya untuk melengkapi semua fasi l i tas i nt er net yang ada d i selur uh sekolah membuat gur u di selur uh Indonesi a menjadi connecting

and shar ing. Seper t i semboyan blog kompasiana.com yang ter kenal itu. Par a gur u bisa saling ber tukar pengalaman dan pengetahuan.

Alangkah indahnya bila diskusi ilmiah itu senant iasa di lakukan oleh t eman- t eman gur u di sekolah. Di mana m er ek a sal i n g m elengk api dan sal i n g m em ber i k an masukan t entang penel i t i an yang t elah di laksanak an. Seandainya teman-teman gur u telah melakukan ini, saya yakin tak ada lagi gur u yang kesul itan naik pangkat, dan tak ada lagi gur u yang tak mampu menul i skan kar ya tul i s ilmiahnya.

Semua gur u telah ter lat ih dan ber lat ih dar i diskusi ilmiah yang telah diadakan r ut in set iap satu semester dan dihadir i oleh dosen per gur uan t inggi sehingga ter jadi juga kolabor asi antar a gur u dan dosen. Dosen pun past i akan senang k ar en a tr i dar m a p er gur u an t i nggi m en j ad i


(38)

t er w u j ud. Bu k an saatnya lagi t em an - t em an dosen menunggu dalam singgasana kebesar annya. Duduk manis dalam kampus ter cinta. Tak mau ter jun ke sekolah-sekolah m em bantu t em an- t em an gu r u u n tuk m en el i t i dan memecahkan masalahnya. Bila gur u dan dosen menyatu, maka mutu penddikan akan meningkat, kar ena kolabor asi gur u dan dosen adalah menyatunya dua ilmuw an dar i sisi pr akt is dan dar i sisi teor i. Par a gur u menguasai pr akt ik di lapangan secar a detail, dan par a dosen mengetahui teor i yang dipakai untuk memecahkan masalah itu.

Ket ika masalah diketahui, maka akan ada solusi yang coba di uji kan. ket ika masalah dan pemecahan masalah ber hasi l d i satuk an, m ak a t er j ad i lah penel i t i an yang manfaatnya akan ter asa untuk semua. Oleh kar ena itu, mar i kita giatkan kembal i diskusi ilmiah par a gur u di sekolah-sekolah kita, dan jangan lupa untuk mengundang dosen-dosen dar i per gur uan t inggi, sehingga lahir lah kolabor asi antar a gur u dan dosen yang menghasilkan pr estasi t inggi.


(39)

Berbagi I lmu PTK di

SM PN 230 Jaktim

H

ar i i n i saya m en dapat k an u n dan gan u ntu k member i kan mat er i Penel i t i an t i ndakan kelas ( PT K) d i M u syaw ar ah Gur u M ata p elaj ar an (MGMP) Bahasa Indonesia di SMPN 230 Cipayung Jakar ta Timur. Saya diundang oleh ibu Dr a. Hj. Saida Edib Hanum, M.Pd, Ketua MGMP Bahasa Indonesia Jakar ta Timur. Senang sekal i bisa ber temu di sini, belajar dan ber bagi ilmu PTK dengan teman-teman gur u Bahasa Indonesia.

Sebagai or ang yang senang m em pelajar i bahasa Indonesia, mer upakan kebahagian ter sendir i bisa ber bagi dengan t em an- t em an yang m em per j uangk an bahasa Indonesia agar menjadi bahasa yang benar -benar disukai par a anak didik kita. Ada 4 keter ampilan ber bahasa yang har us dikuasai peser ta didik yaitu Mendengar, Ber bicar a, Membaca, dan Menul is.

Dar i k eem p at k et er am p i lan ber bah asa i tulah dihar apkan anak didik mampu mengembangkan dir inya menjadi or ang yang mampu ber bahasa seper t i menjadi r epor t er, edi tor, penul i s, penyair, dan lain-lain. Ada juga keter ampilan ber sastr a yang per lu dikembangkan dalam


(40)

pelajar an bahasa Indonesia. Seper t i mer eka bisa membuat puisi, pantun, dan pr osa. Dar i pener bit Er langga, mer eka mempr esentasikan buku-buku pelajar an Bahasa Indonesia yang sesuai dengan Standar Isi KTSP 2006 dan mengacu kepada SK dan KD yang t elah d i t etapk an oleh pusat kur ikulum. Sangat menar ik dan membuat par a gur u yang hadir bisa juga membuat buku.

Dalam kesempatan ini, saya ingin menggugah teman-teman gur u bahasa Indonesia untuk mampu menul is dan mengembangkan kar ya tul isnya di bidang bahasa yang ber manfaat untuk mengembangkan keempat keter ampilan ber bahasa itu. Mengembangkan Potensi unik sisw a melalui PTK.

Kalau par a p eser ta d i d i k m en gu asai k eem p at keter ampilan itu, maka akan hebatlah par a peser ta didik kar ena mampu menguasai keter ampilan ini dengan baik, dan mer eka akan menjadi or ang-or ang yang dicar i secar a pr ofesi onal k ar ena kemampuannya di bi dang bahasa. Bahasa Per satuan yang menjadi Bahasa Resmi bangsa Indonesia.

Ada pui si yang di bacakan oleh mas Er w an yang mer upakan gur u kesusastr aan di beber apa sekolah yang membuat saya ter tar ik dan memaknainya. Dengan judulnya, I m pi an 3 har i 3 m alam . Sunguh sangat m em pesona puisinya dan mengingatkan saya pada puisi-puisi kar ya WS Rendr a almar hum.


(41)

Buat Apa Sekolah

Kalau M engejar N ilai

U N ?

P

ar a pet inggi di sekolah kaget . Par a gur u dan sisw a pun d i buat k aget . Pasalnya UN yang bi asanya d i lak san ak an d i bulan Ap r i l, ak an d i m aj u k an menjadi bulan Mar et 2009. Pr o dan kontr a pun ter jadi, dan semua ber muara dengan per tanyaan mampukah para siswa menger jakan soal-soal UN?

Ak hi r nya str at egi p em belaj ar an p un d i p asan g. Pendalaman mater i (PM) mulai dipubl ikasikan. Kata anak-anak, PM membuat mer eka t idak nyaman. Kata gur u, PM akan membuatmu menjadi siap untuk menghadapi UN yang ak an datan g. Dengan banyak ber lat i h soal- soal dan m endalam i m at er i UN, d i h ar apk an n i lai anak- an ak ter dongkr ak naik.

UN membuat par a sisw a menjadi str es. Tak ter l ihat lagi kr eat ivitas siswa. Doktr in-doktr in agar lulus dengan nilai UN yang t inggi membaw a anak menjadi belajar. Belajar hanya mat er i UN dan seolah-olah mat er i UN jauh lebi h pent ing dar ipada pelajar an lainnya dan pelajar an non UN menjadi pelajaran pelengkap pender ita. (Kasihan dech Loh!).


(42)

Gur u-gur u UN beker ja setengah mat i, Gur u non UN d i sar ank an cut i . Kar ena jam mengaj ar nya k alau bi sa diber ikan kepada pelajar an yang di-UN-kan saja. Pelajar an m at em at i k a, I PA, dan Bah asa m enj ad i p r i m adon a. Sedangkan pelajar an agama, IPS, Pkn, Kesenian, olahr aga, dan TI K d i SMP hanya sebagai pelaj ar an pelengk ap pender ita. Seolah-olah siswa akan sukses hidupnya kelak bila telah menguasai MIPA dan Bahasa.

Lantas t i mbul lah di kot omi di antar a sesama gur u. Gur u UN (uji an Nasional) dan gur u US ( ujian Sekolah) . Gur u-gur u UN mendapatkan penghasilan tambahan dar i banyaknya pendalaman mater i yang dilakukan, sedangkan gur u US hanya di am membi su ket i ka pet i nggi sekolah mengatakan, “jangan membuat tugas sekolah ter lalu banyak, anak-anak kita har us fokus ke nilai UN. Kita tak ingin sekolah ini mendapatkan nilai UN r endah.”

Anda sudah baca kompas cetak har i ini , Kamis 12 Novem ber 2009? Sekolah seger a padat kan pelajar an. Per ubahan jadw al ujian nasional SMP dan SMA seder ajat yang dimajukan pada Mar et mengagetkan gur u-gur u. Pihak sekolah seger a mengatur str ategi bar u untuk memadatkan mater i pembelajaran dan memajukan pember ian pelajar an tambahan untuk sisw a kelas III.

Berdasar kan Per atur an Menter i Pendidikan Nasional Nomor 75 Tahun 2009 tentang Ujian Nasional (UN) SMP/ MTs, SMP Luar Biasa, SMA/ MA, dan SMK, jadw al UN yang bi asanya di laksanakan pada Apr i l d i maj ukan menj adi Mar et . UN untuk SMA seder ajat dilaksanakan minggu ket iga


(43)

Mar et 2010, sedangkan untuk SMP seder ajat pada minggu keempat Mar et 2010.

Otak saya beker ja ekstr a, dan t idak mener ima begitu saj a keadaan i ni . Dalam kor an kompas i tu saya baca, Sul ist iyo, Ketua Umum Pengur us Besar Per satuan Gur u Republ ik Indonesia, mengatakan. pelaksanaan UN ser ing kali mengor bankan siswa dan gur u. Di tingkat akhir sekolah pem belajar an si sw a hanya di fokuskan untuk lulus UN den gan p em ber i an pelaj ar an tam bah an yan g bi sa menyebabkan siswa str es. “Pencapaian UN ser ing kali t idak menggambar kan kual itas pendidikan yang sesungguhnya. Ini per lu mendapat evaluasi yang ser ius,” ujar Sul ist iyo.

Seor ang gur u besar Univer si tas Neger i Semar ang (UNS) telah ber ani mengatakan itu, bukankah kami yang menjadi gur u di sekolah har us juga berani meng-amininya?. UN telah membuat kr eat ivitas sisw a tak ter gal i dengan baik. UN membuat lab-lab IPA menjadi sepi , yang har usnya p en u h den gan per cobaan- p er cobaan I PA m en j ad i ter gant ikan dengan pendalaman mater i UN. Gur u-gur u pun menjadi lemah dalam bidang tulis menul is kar ena w aktunya t elah habi s dalam r ut i ni tas ker ja mengangkat ni lai UN sekolah. Budaya menel it i seakan sir na, dan kegiatan diskusi ilmiah pun kian sunyi saja.

Anak-anak menambah w aktu jam belajar nya demi UN. Bagi mer eka yang punya uang banyak, akan mendaftar kan di r i nya mengi kut i bi mbi ngan belajar ( Bi mbel ) . Bi mbel menjadi subur dan ber dir i dengan megahnya menyayingi sekolah ber kat adanya UN. Bahkan ada iklan bimbel yang menul iskan, Bila anak Anda tak lulus UN, uang Anda akan


(44)

kami kembal ikan 100%. Bahkan ada br osur bimbel yang menul i sk an, anak-anak i ni m asuk sekolah favor i t dan per gur uan t er nama ber kat bimbingan kami . Lalu gur u kemana?

Akhir nya ada sebuah per tanyaan besar dalam bat in saya yang ter dalam, Buat apa sekolah kalau cuma mengejar nilai UN?


(45)

Guru dan PGRI

S

aya sempat bingung ketika membaca sur at panggilan calon pemenang lomba sayembar a penul isan buku p en gayaan 2 0 09 yan g d i selen ggar ak an Pu sat Per bukuan Depdiknas RI. Kebingungan saya bukan kar ena masalah yang besar atau ada sesuatu yang saya per lu tanyakan kepada panit ia, tetapi kebingungan i tu muncul setelah saya membaca sur at di atas. Isi tul isan itu, selain ucapan selamat kepada para calon pemenang, ada beber apa i nfor masi kelengkapan yang har us dibaw a oleh peser ta lomba. Salah satu kelengkapan itu adalah calon pemenang d i m i n ta m em baw a bat i k Per satu an Gur u Rep u bl i k Indonesia (PGRI).

Bagi saya m em ak ai bat i k PGRI adalah sebu ah k eban ggaan t er sen d i r i , t etapi saya belu m p er n ah mengenakannya, dan har us bel i di mana bat ik PGRI itu? Di samping itu juga saya bukanlah anggota PGRI terdaftar. Jadi, adalah w ajar bi la saya kebi ngungan apakah w aji b bi la seor ang gur u mengenakan ser agam PGRI? Apakah PGRI mil ik semua gur u? Gur u sw asta dan gur u sekolah neger i. Tetapi mengapa kami sebagai gur u sw asta tak per nah


(46)

diminta memakai bat ik PGRI? Apakah memang PGRI hanya mil ik or ang-or ang ter tentu yang menjadikannya sebagai kendar aan pol it ik untuk bisa menjadi seor ang pejabat?

Rasanya saya har us membaca sejarah untuk apa PGRI didir ikan dan mengapa gur u per lu mempunyai oganisasi pr ofesi seper t i PGRI. Namun sayangnya, t idak banyak gur u yang t er l i bat dalam or gani sasi i ni . Or ganisasi i ni lebi h banyak di domi nasi dosen per gur uan t i nggi , Bukankah su dah j elas gu r u dan dosen i tu ber beda? Bu k ank ah sehar usnya or gani sasi ini ber nama Per satuan Gur u dan Dosen Republ ik Indonesia (PGDSI)? Kenapa par a dosen di per gur uan t inggi tak membuat sendir i or ganisasi Per satuan Dosen Republ ik Indonesia? Bukankah sudah jelas dikatakan dalam UU gur u dan dosen tahun 2003, bahw a gur u adalah or ang yang mengajar di sekolah sedangkan dosen adalah or ang yang mengajar kan di per gur uan t inggi?!

Kita memang ser ing latah, Per satuan Orang Tua Mur id dan Gur u di ber i nama POMG. Padahal panggi lan mur i d ber laku untuk sekolah TK dan SD, sedangkan panggilan si sw a d i tu j u k an bagi m er ek a yang t elah m en gi k ut i pendi dikan d bangku SMP dan SMA. Sehar usnya nama or ganisasinya i tu adalah Per satuan Or ang tua Sisw a dan Gur u.

Kembal i kepada or ganisasi gur u. Dulu, PGRI menjadi cor ong kekuasaan kar ena sebagian pengur usnya akt if di par pol, khususnya par tai Golkar. Itulah yang menyebabkan par a gur u menjadi tr auma, kalau-kalau or ganisasi gur u seper t i PGRI cuma dijadikan alat sesaat dalam membangun ci tr a pol i t i k par tai t er t entu. Semest inya PGRI semaki n


(47)

membumi dan keber adaannya diper hat ikan benar par a gur u. Tetapi mengapa par a gur u ter asa enggan ber gabung dalam or gani sasi PGRI ? Bahkan ada yang mend i r i k an sendi r i or gani sasi gur u dengan nama Per satuan Gur u Independen Indonesia (PGII). Bahkan ada juga yang sudah membentuk or ganisasi gur u yang diber i nama Per satuan Gur u Sejahter a Indonesia (PGSI). Juga ada lagi or ganisasi yang benama Klub Gur u Indonesia (KGI).

Banyaknya or ganisasi pr ofesi gur u yang muncul dan ter bentuk, membuat gur u t er asa seper t i ter kotak-kotak. Sehar usnya, teman-teman gur u ber gabung saja dalam satu or ganisasi yang ber nama PGRI. Kita besar kan PGRI, dan t idak ada dikotomi lagi antar a gur u sekolah sw asta dengan gur u sekolah neger i. Semua gur u har us ber gabung dalam w adah yang ber nama PGRI.

Dalam teks r esmi yang di keluar kan oleh Pengur us Besar PGRI, dan untuk dibaca pada upacar a memper ingat i HUT PGRI dan Har i Gur u Nasional, 25 November tahun 2008, di j elaskan PGRI lahi r pada 25 Novem ber 1945, setelah 100 har i pr oklamasi kemer dekaan Indonesia. Cikal bakal or ganisasi PGRI diaw al i dengan nama Per satuan Gur u Hindia Belanda ( PGHB) tahun 1912, kemudian ber ubah nama menjadi Per satuan Gur u Indonesia (PGI) tahun 1932. Semangat kebangsaan Indonesia telah lama tumbuh d i k alangan gur u-gur u bangsa I ndonesi a. Or gani sasi per juangan gur u-gur u pr ibumi pada zaman Belanda ber dir i tahun 1912 dengan nama Per satuan Gur u Hindia Belanda (PGHB). Or ganisasi ini ber sifat unitar ist ik yang anggotanya ter dir i dar i par a Gur u Bantu, Gur u Desa, Kepala Sekolah,


(48)

dan Penilik Sekolah. Dengan latar belakang pendidikan yang ber beda-beda mer eka umumnya ber tugas di Sekolah Desa dan Sekolah Rakyat Angka Dua. Sejalan dengan keadaan itu maka disamping PGHB ber kembang pula or ganisasi gur u ber cor ak keagamaan, kebangsaan, dan yang lainnya.

Kesadar an kebangsaan dan semangat per juangan yang sejak lama tumbuh mendor ong par a gur u pr ibumi memper juangkan per samaan hak dan posisi dengan pihak Belanda. Hasilnya antar a lain adalah Kepala HIS yang dulu selalu dijabat or ang Belanda, satu per satu pindah ke tangan or ang Indonesia.

Sem angat per j uangan i n i m ak i n ber k obar dan memuncak pada kesadar an dan cita-cita. Per juangan gur u t idak lagi per juangan per baikan nasib, t idak lagi per juangan kesamaan hak dan posi si dengan Belanda, t etapi t elah memuncak menjadi per juangan nasional dengan ter iakan “mer deka.” Pada tahun 1932 nama Per satuan Gur u Hindia Belanda (PGHB) diubah menjadi Per satuan Gur u Indonesia (PGI). Per ubahan ini mengejutkan pemer i ntah Belanda, kar ena kata “Indonesia” yang mencer minkan semangat k eban gsaan san gat t i dak d i sen an gi oleh Belanda. Sebal iknya, kata “Indonesia” ini sangat didambakan oleh gur u dan bangsa Indonesia.

Pada zaman pendudukan Jepang segala or gani sasi dilar ang, sekolah ditutup, Per satuan Gur u Indonesia (PGI) t idak dapat lagi melakukan akt ivitas. Semangat pr oklamasi 17 Agustus 1945 menjiw ai penyelenggaraan Kongr es Gur u I n donesi a p ada tan ggal 24 – 2 5 Novem ber 1 94 5 d i Sur ak ar ta. Melalui kongr es i ni , segala or gani sasi dan


(49)

kelompok gur u yang didasar kan atas per bedaan tamatan, l ingkungan peker jaan, l ingkungan daer ah, pol it ik, agama, dan suku, sepakat dihapuskan. Mer eka adalah – gur u-gur u yang akt if mengajar, pensiunan yang akt if ber juang, dan pegaw ai p en d i d i k an. M er ek a ber satu u ntuk Negar a Kesatuan Republ ik Indonesia.

Di dalam kongr es inilah, pada tanggal 25 November 1945 – ser atus har i set elah pr oklam asi kem er dek aan Republ ik Indonesia – Per satuan Gur u Republ ik Indonesia (PGRI) didir ikan. Dengan semangat pekik “mer deka” yang ber talu-talu, di tangan bau mesiu pemboman oleh tentar a Inggr is atas studio RRI Sur akar ta, mer eka ser entak ber satu untuk m engi si kem er dek aan dengan t i ga tuj uan: 1) . M em p er tah ank an dan m enyem p ur n ak an Rep u bl i k I ndonesi a; 2) . Mem per t i nggi t i ngk at pend i di k an dan pengajar an sesuai dengan dasar -dasar ker akyatan; dan 3). Membela hak dan nasib bur uh umumnya, dan gur u pada khususnya.

Sejak Kongr es Gur u Indonesia i tulah, semua gur u Indonesi a menyatakan dir i nya ber satu di dalam w adah Per satuan Gu r u Rep ubl i k I n don esi a ( PGRI ) . Ji w a pengabdian, tekad per juangan dan semangat per satuan dan kesatuan PGRI yang dimil iki secar a histor is ter us dipupuk dalam memper tahankan dan mengisi kemer dekaan Negar a Kesatuan Republ ik Indonesi a. Dalam r ona dan dinamika pol it i k yang sangat di nami s, Per satuan Gur u Republ i k Indonesia (PGRI) tetap set ia dalam pengabdiannya sebagai or ganisasi per juangan, or ganisasi pr ofesi, dan or ganisasi


(50)

ketenagaker jaan yang ber sifat unitar ist ik, independen, dan t idak ber pol it ik pr akt is.

Untuk itulah, sebagai penghor matan kepada gur u, pemer intah Republ ik Indonesia dengan Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994, menetapkan har i lahir PGRI tanggal 25 November sebagai Har i Gur u Nasional, dan diper ingat i set iap tahun.

Saya sangat ber har ap agar kipr ah PGRI di masa-masa yang akan datang lebih baik lagi. Saya yakin, PGRI dibaw ah kepemimpi nan Pr of. Dr. Sul istyo mampu meningkatkan m u tu gur u . M en j ad i gu r u lebi h ber m ar tabat, dan memper banyak gur u yang pr ofesional di bidangnya. Untuk bi sa m er eal i sasi k an i tu , t en tu PGRI d i du k un g oleh kepengur usan yang sol id dan kr edibel di mata par a gur u, sehingga pr ogr am ker janya ter asakan untuk semua gur u.

PGRI har us lebih ber kipr ah, khususnya membantu gur u melakukan penel it ian ilmiah sehingga mer eka t idak mentok di golongan IV/ A. PGRI juga dihar apkan mampu menjembatani keinginan par a gur u dengan pemer i ntah, baik pusat maupun daer ah agar mampu mener jemahkan hak-h ak gur u yang har us d i bayar k an sesuai dengan ketentuan yang ber laku.

Akhi r nya, PGRI har us menjadi cor ong par a gur u dalam menyampai kan suar anya kepada pemer i ntah dan member ikan masukan posit if kepada pemer intah tentang langkah-langkah efekt if yang sebaiknya dilakukan. Jangan biar kan PGRI menjadi seper t i pepatah, hidup segan mat i tak mau.


(51)

RSBI

S

aya ser ing ter taw a gel i kalau ada seor ang pejabat Depdi k nas menjelaskan keunggulan dar i sekolah RSBI. Anda past i tahu apa itu RSBI. Itu loh Rint isan Sekolah Ber tar af Int er nasi onal. Teman- teman ada yang mempleset kan Ri nt i san Sekolah Ber tar i f Int er nasi onal k ar ena bi ayanya yang m ahal, atau Ri n t i san Sek olah Ber bahasa Indonesia, kar ena gur u hanya bisa dua bahasa, bahasa Indonesia dan bahasa daer ah, hehehehe, jadilah sekolah itu membuka kelas bil ingual, kelas yang ber bahasa daer ah dan ber bahasa Indonesia, hahaha.

Kalau mau jujur ide adanya sekolah RSBI itu bagus banget, tetapi kita ser ing melupakan potensi daer ah atau lok al yan g seben ar nya j au h lebi h un ggul dar i k ata inter nasional itu sendir i. Seolah-olah hal-hal yang ber bau tr adisional itu kuno dan ket inggalan jaman. Padahal, or ang bule ( baca asi n g) san gat sen ang sek al i m eni k m at i ketr adisionalan bangsa kita yang ber aneka r agam. Sampai-sampai banyak or ang asing yang dikir im ke Indonesia untuk mempelajar i ker agaman budaya di neger i kita ini.


(52)

Kembal i kepada RSBI. Kita ter kadang lupa membuka kelas-kelas inter nasional dan meninggalkan budaya lokal.

Seolah-olah kalau kita sudah bisa bahasa asing (baca Inggr is) kita sudah hebat dan dekat dengan masyar akat Inter nasional. Padahal, kalau mau jujur bahasa itu adalah sebagai alat komunikasi, jadi adalah salah bila RSBI hanya mengedepankan Bahasa, sementar a hal lainnya yang lebih pent ing ter abaikan. Saya ter us ter ang tidak begitu sepaham dengan adanya RSBI ini. Sebab RSBI ter kadang membuat kita menyembah-nyembah budaya asing dan seolah-olah sekolah kita tidak lebih hebat dar ipada sekolah mereka. Kita selalu memandang ke Bar at, dan tak per nah memandang ke Timur. Seolah-olah sekolah Amer ika lebih hebat dar i sekolah di Timur Tengah. Benar kah demikian?

Sejak adanya RSBI di sekolah kami, justr u t idak ada yang namanya per tukaran pelajar. Dulu sebelum RSBI, kami sal ing ber tukar pelajar, di mana pelajar dar i luar neger i beber apa bulan sekolah di tempat kami dan pelajar ki ta sekolah beber apa bulan di tempat mer eka. Adanya RSBI r upanya belum memenuhi har apan semua pihak. Bahkan ada sebagian masyar akat yang mengeluh kar ena mahalnya sekolah yang sudah membuka kelas inter nasional. Sudah begitu, mer eka har us juga ikut UN, yang ter nyata nilai sisw a RSBI lebih r endah dar ipada sisw a kelas r eguler. Jadi untuk apa masuk ke kelas inter nasional, kalau juga masih ikut UN? Mungkin saya per lu ber tanya pada r umput yang ber goyang. Hehehe!

Dalam Bab XIV pasal 50 ayat 3 Undang-undang No 20 Tahun 2003 t entang Si st em Pend i di kan Nasi onal,


(53)

d i sebut k an bahw a pem er i n tah daer ah h ar u s m en gem ban gk an sek ur an g- k u r an gnya satu satuan pendidikan menjadi ber taraf inter nasional. Sebagai ibu kota n egar a, Jak ar ta sudah t entu h ar us lebi h si ap dalam m en j alan k an tun tu tan un dang- u ndan g i n i dengan mengembangkan Rint isan Sekolah Ber tar af Inter nasional (RSBI) di semua jenjang pendidikan. Namun sangat t idak menutup kemungkinan, pada masa mendatang banyak lagi sekolah yang memi l i ki pot ensi ber kem bang dar i SSN ( Sekolah Stan dar Nasi onal ) m enj ad i RSBI . Tentu nya p er k em ban gan i ni h ar u s ber j alan alam i , bu k annya dipaksakan.

Sebab ber kembang menjadi RSBI bukanlah hal yang mudah bagi sekolah. Apalagi bila sekolah itu ter nyata t idak siap untuk membuka RSBI. Jangan sampai mutu sekolah RSBI lebi h r en dah dar i sek olah SSN. Saya tak i n gi n membahas apa itu RSBI di tul isan ini, kar ena sudah banyak or ang yan g m enul i s t entang RSBI , t etapi saya i ngi n mengajak Anda semua ber pikir apakah sudah tepat langkah yang di lakukan pemer i ntah untuk membuka pr ogr am RSBI? Di sini lah saya ingi n mendapatkan masukan dar i Anda, p lu s m i nu s sek olah RSBI dalam p an dangan masyar akat . Dar i sini kami bisa melakukan r efleksi di r i, apakah sekolah kami telah benar -benar sesuai menjalankan pr ogr am RSBI.

Kekur angan RSBI m enur ut saya, dar i segi buku pegangan sisw a har usnya ber beda dar i sekolah r eguler, SDM ( gur u) kita belum siap, dan masih banyak gur u yang belum bisa membuat kur ikulumnya sendir i. Jangankan membuat


(54)

kur ikulum dalam bahasa Inggr is, membuat RPP saja masih banyak gur u yang belum benar dalam m em buatnya. Pemer intah nampaknya belum siap benar dengan pr ogr an RSBI. Kasihan par a gur u hanya menjadi obyek dar i obsesi par a penentu kebijakan.

Kelebihan RSBI adalah memot ivasi par a sisw a untuk mampu ber saing dalam dunia global. Anak-anak kita tak kalah dengan anak-anak dar i negar a lai n. Si sw a-si sw a sekolah k i ta lebi h ber ani m encoba hal-hal bar u, dan menantang par a gur u untuk mengembangkan metode dan model pembelajar an di duni a i nt er nasi onal. Indonesi a adalah bangsa yang besar, k i ta har us bangga dengan pr edi kat ini . Kalau Malaysi a saja dulu belajar dar i ki ta, kenapa kita sekar ang yang belajar kepada mer eka? Tentu ada sesuatu yang har us dibenahi dalam dunia pendidikan kita. Jangan biar kan ana-anak kita lebih per caya belajar di luar neger i dar ipada belajar di neger inya sendir i.


(55)

Horee, Hari ini Tidak

Jadi U langan!

P

er nahkan Anda m endengar anak Anda gembi r a ket ika diumumkan t idak jadi ulangan har i ini? Atau per nahkan Anda merasakan ket ika sekolah dulu, ada kabar dar i gur u Anda bahw a ulangan har i ini dibatalkan? Tentu Anda akan ber sor ak dengan r iang gembir a, sebab Anda mer asa har i itu t idak siap untuk menger jakan soal ulangan yang dibuat oleh gur u. Per asaan itulah yang saya l i hat dar i w aj ah -w aj ah anak d i d i k saya ket i k a saya umumkan har i ini t idak jadi ulangan. Mer eka ber gembir a r ia sambil mengatakan, “hor ee, har i ini t idak jadi ulangan!”. Saya t i dak tahu, apakah saya t er masuk gur u yang m en ger t i den gan m asalah yang d i hadap i si sw a atau memang saya ter lalu baik sehingga jadw al ulangan yang sehar usnya har i ini saya laksanakan ter paksa diundur kan. Mungki n Anda ber tanya kepada saya, kenapa menunda ulangan har i ini? Oleh kar ena itu saya har us mengulasnya dalam tul isan ini agar jelas duduk per soalannya.

Sebagai gur u yang dibekal i ilmu psikologi pada saat kul iah dulu, tentu seor ang gur u har us memahami peser ta didiknya dar i sudut psikologi. Makanya pada saat kul iah


(56)

dulu kami dihar uskan mengambil mata kul iah psikologi pend i d i k an, supaya bi sa lebi h m em aham i si sw a dan mencoba menggal i per masalahan yang dihadapinya. Bagi saya yang sudah hampir 15 tahun menjadi gur u, t entu pengetahuan psikologi pendidikan ini sangat membantu gur u dalam memahami kar akter dan potensi unik sisw a.

Pada saat sisw a mengeluh dan mengatakan t idak siap ulangan, gur u har us ber baik hat i menunda ulangan har i ini sampai mer eka mer asa enjoy. Sebab apabila dipaksakan, ni lai nya m enjadi kur ang bai k. Set elah mer eka mer asa nyaman dengan tugas- tugas yang di ber ikan gur u, maka gur u akan dengan mudah menilai mer eka. Salah satu bentuk penilaian itu adalah dengan melaksanakan ulangan har ian. Dalam ulangan har ian sebenar nya gur u mencar i tahu sisw a mana yang telah menguasai kompetensi dan mana yang belum. Gur u menjadi tahu sisw a-sisw a yang lemah dan melakukan t indakan per baikan (r emedial) ket ika nilainya kecil. Di sinilah dibutuhkan kejel ian gur u dalam menangkap k elu h an si sw a dan m en gatasi p r oblem at i k a yan g dihadapinya.

Per nah satu ket ika saya mendapatkan data nilai anak yang cerdas, lalu t iba-t iba saja ulangannya menur un, bahkan nilainya pun sangat ekstr im. Saya panggil anak itu, dan saya ajak untuk berdialog. Ter nyata, setelah ber dialog dengannya, ada m asalah d i dalam keluar ganya yang cukup ber at dihadapinya. Di mana ayah dan ibunya akan ber cer ai. Wajar saja, akibat masalah keluar ga, anak itu menjadi t idak fokus dalam belajar dan di sinilah per an gur u mencar ikan solusi dar i masalah yang dihadapi sisw a. Jangan sampai ada sisw a


(57)

yang sudah ber masalah di r umah, ber masalah juga di sekolah dan dia tak mendapatkan tempat untuk mengatasi per soalannya. Sekolah har us menjadi r umah kedua sisw a dalam menemukan kedamaian hat i.

Gur u yang baik, har us mel i hat kondisi psi kologi s sisw a. Jangan sampai gur u hanya sekadar mengajar tanpa mencar i tahu masalah yang dihadapi sisw a. Gur u dan sisw a har us sal ing ber inter aksi dan har us sal ing ber komunikasi sehingga mater i pembelajar an yang disampaikan oleh gur u masuk ke otak sisw a dengan baik.

Ket i ka si sw a mer asa nyaman dengan mat er i yang di sam pai kan oleh gur u k ar ena kondi si mer ek a dalam keadaan menyenangkan, maka ter jadilah apa yang disebut p em belaj ar an ak t i f , i n ovat f, k r eat i f , ef ek t i f , dan menyenangkan (PAIKEM) sehingga pembelajar an menjadi ber makna dan ber kual itas. Ket ika pembelajar an ber makna dan ber kual i tas, m ak a segudang pr estasi si sw a ak an ber munculan dengan amat dahsyat .

Bahagia r asanya, bila kita menjadi gur u, menyaksikan anak didik kita mampu ber pr estasi pada bidangnya masing-masing. Tentu tak semua anak memil iki kemampuan yang sama, dan disinilah per an gur u agar memot ivasi mer eka. Gur u har us menjadi mot ivator dan fasil itator par a peser ta di di knya sehi ngga pr edi kat yang di sandangnya sebagai agen pembelajar an menjadi nyata.


(58)

(59)

Guru Profesional

S

aya agak t er sulut kek i k et i k a d i r ek tur p r ofesi pendidik PMPTK Depdiknas RI, Dr s. Ahmad Dasuki mengatakan bahw a gur u pr ofesional adalah gur u yang lulus por tofol io. Benar kah bahw a mer eka yang lulus por tofolio ser t ifikasi gur u dalam jabatan layak disebut gur u pr ofesional? Saya akan mengatakan belum tentu, sebab ter bukt i di lapangan mer eka yang telah dinyatakan lulus por tofol io ser t ifikasi gur u dalam jabatan t idak mengalami peningkatan kiner ja. Bahkan mer eka cender ung menur un dalam kiner janya.

Lai n halnya bagi gur u yang lulus ser t i fi kasi gur u dengan diklat PLPG. Mer eka jauh lebih siap menjadi gur u pr ofesi onal d i band i ngk an m er ek a yang lulus m u r ni menggunakan por t ofol i o. Saya dapat membukt i kannya setelah saya mengikut i pr ogr am PLPG yang dilaksanakan oleh FT UNJ pada 22-29 Mar et 2008. Rata-r ata t eman-teman saya yang mengikut i PLPG itu bukan kar ena mer eka tak memenuhi jumlah 850 point sebagai syar at kelulusan, tetapi mer eka ikut PLPG dikar enakan ber kas mer eka hilang


(60)

atau t er cecer. Bahk an d i antar a par a peser ta i tu ada beber apa yang sudah menjadi kepala sekolah.

Saya mengalami sendir i bagaimana ber kas itu hilang dan pihak panit ia ser t ifikasi sal ing tuding. Hal itu ter nyata d i alam i juga oleh t em an saya yang nyata-nyata t elah m endapat k an penghar gaan sebagai gur u ber pr estasi t ingkat nasional dan telah di undang pak SBY ke istana negar a. Ber kas teman saya pun hilang entah kemana dan oleh panit ia diw ajibkan mengikut i PLPG di UNJ.

Saya tak menyesal ikut PLPG, sebab saya justr u mer asa bangga t idak lulus ser t ifikasi gur u dengan mur ni melalui por t ofol i o. Sebab di dalam PLPG i tu saya dilat ih untuk m en j ad i gur u pr of esi onal, dar i m u lai m em buat per encanaan pelaksanaan pembelajar an (RPP) yang benar, sampai car a membuat pr oposal penel it ian t indakan kelas. Di PLPG i tu pula kami di ber i i lmu t entang bagai mana menyelenggar akan lesson study dan membuat pr oposal PTK yang baik. Melakukan instopeksi dir i dengan melakukan PTK.

Dalam w ak tu ham pi r sem i nggu i tu, k am i d i t est tentang car a mengajar kami, mer asakan benar bagaimana kami mengajar dengan star ategi pembelajar an yang tepat, dan diper hat ikan oleh t im penilai yang mer upakan par a dosen dar i UNJ. Bagi saya, PLPG ter asa seper t i r efr esh, mengenang dan menyegar kan kembali ilmu-ilmu yang telah kami pelajar i dulu. Apalagi, secar a kebetulan dosen yang mengajar PLPG adalah dosen saya sendir i ket ika mengambil kul iah di S1 dulu.


(61)

Oleh kar ena itu, bagi teman-teman gur u yang dipaksa atau ter paksa har us mengikut i PLPG semest inya har us ber syukur, kar ena banyak ilmu yang didapatkan di sana. Buk an saj a i lm u, t em an, konsum si , akom odasi ; j uga penggant i tr anspor t diber ikan dalam diklat PLPG itu. Jadi, per nyataan bapak Ahmad Dasuki di atas semoga saja t idak benar dan itu diucapkan bel iau untuk menyemangat i par a gur u agar lulus mur ni por tofol io dan seger a menjadi gur u pr ofesional tanpa har us ikut diklat PLPG.

Gur u pr ofesi onal adalah gur u yang har us sabar mener i ma keter lambatan tunjangan pr ofesi meski t elah j elas d i nyatak an lulus ser t i fi k asi . Sem oga saj a, uang ser t i fi kasi gur u t i dak di simpan pejabat ter t entu untuk memper kaya dir i. Bila itu ter jadi bukan hanya KPK yang akan menangkap Anda, tetapi juga par a gur u yang mer sa dir ugikan kar ena tunjangan pr ofesinya ter tahan.


(62)

(63)

Kolaborasi Guru dan

D osen

G

u r u adalah or an g yan g m en gaj ar d i sek olah sedangkan dosen adalah or ang yang mengajar di p er gu r uan t i n ggi . Begi tu lah bi asanya or an g membedakan antar a gur u dan dosen secar a seder hana. Tetapi sebenar nya gur u dan dosen sama-sama or ang yang menyampaikan ilmu yang dikuasainya untuk par a peser ta didik. Bila di sekolah peser ta didik disebut sisw a dan bila d i per gur uan t i n ggi peser ta d i d i k bi asanya d i sebut mahasisw a.

Gur u dan dosen adalah peker jaan yang sangat mul ia. Mer eka ber usaha membimbing par a peser ta didiknya agar mampu menguasai kompetensi yang dihar apkan. Dengan begi tu san gat pen t i n g per an m er ek a dalam dun i a pend i d i k an k i ta, khususnya keber hasi lan gur u dalam pembelajaran di sekolah. Namun, sangat disayangkan peran dan fungsi mer eka seolah-olah ter l ihat ber jalan sendi r i-sendi r i . Tak t er jadi kolabor asi antar a gur u dan dosen. Padahal banyak yang ak an d i h asi l k an dalam bi dang pendi di kan bi la gur u dan dosen ber kolabor asi . Begi tu banyak khazanah ilmu pendidikan yang belum ditemukan.


(64)

Set i ap kal i melakukan penel i t i an di sekolah, saya selalu mengajak t eman- t eman dosen untuk ber gabung dalam penel i t i an t er sebut . Sebab bagi saya kei lm uan mer eka sangat pent i ng dan dosen mem i l i k i tr i dar ma per gur uan t inggi yang salah satunya adalah kemampuan menel it i. Dengan ber gabungnya antar a gur u dan dosen akan menjadi jembatan antar a dunia per gur uan t inggi dan dunia per sekolahan kita.

Cont ohnya, set i ap k al i saya m em buat pr oposal penel it ian di bidang pendidikan, baik pr oposal ber bentuk Penelit ian Tindakan Kelas atau lainnya, saya selalu ber usaha ber konsultasi dengan mantan dosen saya di IKIP Jakar ta/ UNJ. Dar i mer ekalah saya mendapatkan banyak masukan, k h ususnya dalam ker angk a t eor i t i s dan m et odologi penel it iannya. Sebagai or ang yang sehar i-har i mengamat i pr oses pendi di kan yang ter jadi di sekolah, di butuhkan or ang luar untuk mengam at i pula apa yang t elah ki ta lakukan di sekolah. Apakah telah sesuai dengan har apan per gur uan t i nggi atau justr u malah sebal i knya. Melalui kolaborasi seper t i itulah, maka set iap kal i melapor kan hasil penel it ian saya – dan kemudian saya ikutkan dalam lomba keber hasi lan gur u dalam pembelajar an di depar t emen p en d i d i k an n asi on al – m em bu ah k an hasi l dengan ter pil ihnya saya menjadi final is dalam lomba keber hasilan gur u dalam pembelajar an t ingkat nasional tahun 2008.

Gur u dan dosen sebenar nya masing-masing sal i ng membutuhkan. Gur u memer lukan dosen sebagai tempat konsultasinya dan dosen pun memer lukan gur u sebagai tempat menguji hipotesanya di bidang pendidikan. Apalagi


(65)

bila dosen t er sebut sedang mengambil pr ogr am doktor kependidikan yang har us menul iskan diser tasi di bidang pendidikan. Alhasil, bila dua kepent ingan ini ber temu, maka akan melahir kan sebuah kolabor asi yang hebat dan akan menghasi lkan penel it ian yang bi sa dit er ima oleh dunia per sekolahan dan duni a per gur uan t i nggi . Ker ja ker as mer eka menggema kencang kar ena ber manfaat bagi dunia pendidikan.

Di situlah pent ingnya sebuah penel it ian kolabor asi antar a gu r u dan dosen yan g sal i n g bek er j asam a menyelesaikan masalah di bidang pendidikan atau mampu mengembangkan model-model pembelajar an yang dapat di t er apkan untuk peni ngk atan kual i tas pembelajar an. Sebab kita masih mel ihat bahw a masih banyak gur u yang hanya menggunakan satu model pembelajar an dan t idak menemukan potensi unik yang dimil iki anak didiknya.

Gur u dan dosen har us sal ing ber t egur sapa dalam duni a penel it i an ki ta. Mer eka adalah masyar akat ilmi ah yang menjadi gar da ter depan dalam melahir kan par adigma bar u di bidang pendidikan. Bila mer eka ber jalan sendir i-sendir i, maka yang ter jadi adalah apa yang diker jakan gur u tak ter publ ikasikan ke dalam dunia per gur uan t inggi, dan apa yang ditel it i dosen di per gur uan t inggi tak sampai ke dalam dunia per sekolahan. Kolabor asi gur u dan dosen yang ber ger ak di bidang pendidikan tentu sangat dibutuhkan kar ena akan menimbulkan siner gisitas. M e r e k a h ar u s sal i ng bek er j asam a dan sal i n g m elen gk ap i kekurangan-kekur angan yang ter jadi dan har us saling asah,


(66)

asih, dan asuh dalam meningkatkan kual itas pembelajar an melalui penel it ian.

Sebagai seor ang gur u yang t elah mer asakan benar pent ingnya kolabor asi antar a gur u dan dosen, saya ingin membagi kan pada teman-t eman gur u untuk t idak malu ber tanya kepada t eman- teman yang ber pr ofesi sebagai dosen. Saya mer asakan benar, set iap kal i penel it ian yang saya lakukan ber sama dosen mencapai hasil sesuai yang dihar apkan. Hasil penel it ian itu pun diekspos sampai ke t ingkat nasional, dengan ter pil ihnya saya mengikut i lomba kar ya tul is ilmiah di Depar temen Pendidikan Nasional.

Bagi saya, ber konsultasi dengan teman-teman dosen sangat menyenangkan, bukan saja saya mendapatkan ilmu tam bahan, t etapi saya m er asakan ada or ang lai n yang mengamat i kiner ja saya secar a cer mat dan tel it i melalui tulisan ilmiah yang saya lapor kan. Di sinilah letak kekr it isan seor ang dosen yang mampu ber pikir secar a ilmi ah dan r unut tentang metodologi penel it ian.

Ket ika penel it ian telah sampai pada pelapor an, maka gur u dan dosen benar -benar mer asakan apa yang ter jadi di sekolah ter pecahkan dengan bai k. Gur u yang kur ang ter biasa menel it i akan ter bantu dengan adanya dosen yang m au ber kolabor asi . I ngat lah selalu, kolabor asi selalu menghasilkan pr estasi t inggi!. Itulah yang saya dengar dar i beber apa gur u besar yang mau tur un gunung ke sekolah-sekolah mengecek langsung apa yang mer eka tel iti. Mereka t idak diam dalam menar a gading dan menunggu lapor an saja. Mer eka tur ut akt if mengamat i, dan membantu gur u melakukan r efleksi di r i untuk memper bai ki ki ner janya sebagi gur u. Bila tr i dar ma per gur uan t inggi benar -benar


(67)

ber jalan, set i ap ilmu pengetahuan yang dihasil kan oleh per gur uan t inggi akan benar ter asakan manfaatnya.

Kolabor asi gur u dan dosen har us ter us digalakan agar penel it ian yang dilakukan gur u lebih ber ar t i bagi sekolah dan dunia per gur uan t inggi, sehingga ter jadi pr oses sal ing membutuhkan antar a gur u dan dosen yang sama-sama menjadi seor ang penel it i. Bila gur u dan dosen tak menel it i dan t i dak sal i ng ber kolabor asi dalam mengambangkan penel i t i annya, m ak a ak an semak i n m undur lah duni a pendidikan kita. Per cayalah!.


(68)

(69)

Horeee, Soalnya

Pilihan Ganda Semua!

S

elama hampi r 15 tahun menjadi gur u, mulai dar i tahun 1994 sampai sekar ang ini, belum per nah saya temui ada seor ang sisw a yang menyenangi soal-soal yang ber bentu k u r ai an atau essay. M er ek a begi tu ber gembir a manakala diketahui semua soal yang diujikan adalah soal pil ihan ganda (PG). Tetapi mer eka langsung ber w aj ah cem ber u t k et i k a d i ketah ui ada soal yan g ber bentuk essay atau ur aian. Buat saya yang ber pr ofesi sebagai seor ang pendidik, tentu ber usaha mencar i tahu jaw abannya. Kenapa sisw a lebih suka soal PG dar ipada soal Essay?

Setelah mew ancar ai par a sisw a, dan menyebar kan angket, saya m enem uk an bahw a banyak si sw a lebi h menyukai soal Pil ihan ganda (PG) dar ipada soal essay. Hal ini disebabkan mer eka tak ter biasa di lat ih gur u mer eka untuk ber pi kir logi s dan si t emat i s menggunakan nalar mer eka dalam bentuk tul isan. Mer eka lebih menyukai soal PG lantar an soal PG mudah untuk dilakukan. Bagi mer eka hitungan kancing akan menolong mer eka. Soal-soal dalam bentuk PG membuat mer eka har us memil ih dengan penuh


(70)

keber untungan tanpa har us ber susah payah memer as otak. Apalagi bila jaw aban soal itu ter nyata mudah, cukup untuk menyilang atau mel ingkar i hur uf yang dianggap benar. Hal itu r upanya telah ber semi dalam otak mur id SD sekar ang i ni , dan ber imbas sampai SMP, kemudi an SMA, bahkan sam pai per gur uan t i nggi . Banyak peser ta d i di k yang mer asa enjoy dengan soal-soal PG.

Soal ber bentuk essay memang menjadi momok bagi peser ta didik. Mer eka lebih senang menger jakan soal PG yang sebenar nya har us diakui secar a jujur, menjer umuskan sisw a untuk t idak bisa menul is secar a sistemat is. Melat ih daya nalar nya dan ber ar gumentasi sesuai dengan kontsr uksi pemikir annya sehingga mereka bisa menerapkannya dalam kehidupan sehar i-har i. Ter nyata, apa yang saya alami selama ini benar dalam pandangan par a ahl i, dan saya baca ber ita i tu di kompas.com har i ini , 1 Nopember 2009. Bahw a Pembiasaan evaluasi atau tes dengan soal-soal pil ihan ganda dar i t i n gk at SD h i ngga p er gur u an t i nggi d i n i lai menjer umuskan sisw a.

Kondisi t er sebut mengaki bat kan si sw a Indonesi a hanya kuat dalam kemampuan menghafal atau di level p en getah u an , sedangk an k em am p uan m en alar dan mener apkan ilmu pengetahuan sangat r endah. Oleh kar ena itu, dalam aspek penilaian atau evaluasi sisw a, baik yang d i lakuk an gur u maupun pem er i ntah, per lu d i galakan p enggu naan i t em u r ai an . Soal- soal p i l i h an gan da mendor ong sisw a untuk menebak jaw aban tanpa ber pikir t er lebi h dahulu dan memudahkan peser ta yang ber niat t idak jujur.


(71)

Demikian kajian yang dikemukan sejumlah penel it i dar i beber apa per gur uan t i nggi ber dasar kan hasi l t es inter nasional yang diikut i sisw a Indonesia dalam seminar ber tema mutu pendidikan dasar dan menengah. Penel itian di lakukan ber kolabor asi dengan Badan Penel i t i an dan Pengembangan Depdiknas di Jakar ta.

Menur ut ber ita di kompas.com itu pula, kemampuan r ata-r ata sisw a Indonesia dalam mer espon i t em for mat ur aian lebih r endah dibandingkan mer espons item for mat pi l ihan ganda. Kondi si i tu secar a umum menunjukkan sisw a Indonesia lemah untuk melakukan anal isis, pr ediksi, dan m em buat kesi m pu lan. Fel i ci a N Ut or dew o dar i Univer sitas Indonesia mengatakan pr estasi membaca sisw a SD Indonesia bukan saja ter l ihat r endah dalam PIRLS, tapi j u ga dalam uj i an ak hi r sek olah ber standar n asi on al ( UASBN) . Si sw a I n don esi a t i dak t er lat i h u ntu k menyampaikan pikir annya dalam bahasa yang r untut dan jelas. “Mer eka sigap dalam menjaw ab soal pil ihan ganda, nam un m en galam i kesu l i tan dalam m engungk ap k an pikir an secar a mandir i dalam bentuk essay,” kata Fel icia.

Dalam penyusunan soal per lu dir akit soal-soal essay yang t i dak memer lukan jaw aban panjang. Melalui soal seper t i i tu, si sw a t er didi k untuk ber pi ki r mandi r i dan memutuskan jaw aban sendir i, tanpa bantuan pil ihan. Her i Retnaw at i dar i Univer sitas Neger i Yogyakar ta, mengatakan salah satu yang mempengar uhi kesul itan sisw a Indonesia menjaw ab soal-soal dalam tes inter nasional kar ena t idak ter biasa menger jakan evaluasi skala nasional dengan soal essay atau lebih ter biasa dengan soal pil ihan ganda. Pada


(72)

soal TIMSS banyak yang ber sifat pener apan dan penalar an, sehi ngga akan menyul i t kan si sw a yang t i dak t er bi asa ber pikir anal it is.

Uji an Nasional yang ber bentuk pi l ihan ganda jadi acuan model penilaian di sekolah. Gur u pun melaksanakan uji an dengan bentuk soal pi l ihan ganda. “Selai n pi l i han ganda, per lu dikembangkan soal ur aian sehingga peser ta ber usaha dan ter lat ih untuk ber fikir kr it is dan logis yang mer upak an i nd i k at or peni ngkatan kual i tas si sw a dan kual itas pendidikan Indonesia,” ujar Retnaw at i.

Sementar a itu, Wasis dar i Univer sitas Neger i Sur abaya mengingatkan supaya kegiatan pembelajar an ber kual itas har us member ikan r uang yang lebih luas bagi sisw a untuk melakukan pr oses menalar dan mener apkan dibandingkan mengumpulkan pengetahuan saja. “Keter ampilan ter sebut belum dikuasai sisw a Indonesia,” ujar Wasis.

Membaca ber i ta dar i kompas.com di atas, sebagai seor an g gu r u saya m er asa tur u t ber salah k ar en a m en j er u m u sk an si sw a k e dalam soal-soal PG dan membiar kan sisw a tak per nah mengasah otaknya dengan pikir an anal it is yang tajam dalam mengur aikan apa yang ada dalam alam pikir annya dalam bentuk tul isan. Ter us t er ang, saya juga ter hanyut untuk lebih suka soal PG, seolah-olah saya mengamini apa yang telah saya ker jakan. Sebab soal-soal dalam bentuk soal PG lebih mudah dalam pengor eksiannya, dibandingkan soal-soal bentuk ur aian yang har us dibaca gur u satu per satu ket ika mengor eksinya dan d i butuhk an w ak tu ek str a untuk m em er i k sanya. Sedangkan soal PG, cukup menggunakan mesin scanner


(1)

Guru dan Golkar

D

ulu, par a gur u adalah cor ong bagi gol kar. Saya mer asakannya w aktu itu, dimana golkar dan pak seohar t o m asi h ber kuasa. Suatu ket i k a saya per nah diundang untuk mengikuti acara penatar an, namun saya t er k aget-k aget . Di dalam acar a i tu ada t er sel i p kampanye par tai gol kar dan par a gur u di m i nta untuk memil ih golkar. Lalu jangan lupa untuk mencoblos gambar p oh on ber i n gi n. Begi tulah p ar a j u r u k am p anye member ikan ar ahannya pada kami. Waktu itu banyak gur u yang menjadi anggota golkar. Waktu itu PGRI adalah salah satu or ganisasi yang dibanggakan oleh par tai golkar. Dar i per olehan suar a par a gur u i nilah par tai gol kar mer aup suar a yang cukup banyak sehingga mampu ber kuasa di pemer intahan.

Sekar ang i ni , sei r i ng w aktu ber gul ir, gur u dan golkar tak menyatu lagi. Mungkin hanya sebagian kecil gur u saja yang ber gabung dalam par tai golkar. Sisanya lar i ke par tai-par tai besar lainnya. Bahkan banyak juga yang sudah menjadi cor ong par tai yang sedang ber kuasa, akr ena ada pak SBY d i si tu. Belum lagi , adanya ser t i fi k asi gur u,


(2)

membuat gur u ter pecah dua, gur u ser tifikasi dan gur u non ser t ifikasi. Begtulah yang ter jadi.

Gol k ar san gat dek at dengan gu r u. M asa- m asa r om ant i s i tu t i nggal kenangan dan k alau gol kar i ngi n mendapatkan simpat ik dar i par a gur u, maka per baikilah nasib gur u. Jangan jadikan gur u sebagai komoditas pol it ik. Mengambi l suar a gur u sebagai kendar aan pol i t i k agar menang dalam pemilu.

Gur u har us kembal i ke kelas, sama seper t i halnya TNI yang kembal i ke bar ak. Gur u jangan lagi ber pol it ik, dan bila i ngi n ber pol i t i k sebai k nya m elepask an baj u PNSnya. Ter kecual i, bila yang ber sangkutan adalah gur u non PNS, m ak a sah-sah saj a untuk ber gabung d i par tai pol i t i k manapun. Karena t idak ada atur an dalam uu kalau gur u non PNS tdk boleh ber pol it ik.

Dengan ter pil ihnya bang Ical menjadi ketua Umum Par tai Golkar, tentu bel iau ingin semua jar ingan yang ada dalam tubuh par tai golkar kembal i seper t i dulu. Ada dar i jalur TNI, ada dar i jalur bur uh, ada dar ijalur penguasaha, ada dar i jalur gur u, dan lai n-lain. Sebagai seor ang yang matang dalam or ganisasi, saya yakin bang ical memil i ki str ategi ter sendir i dalam mendapatkan simpat i par a gur u.

Jangan anggap enteng par a gur u. Bila gur u ber demo, maka akan ketar -ket ir lah pejabat setempat . Seper t i salah satu bupat i di jaw a yang memecat 6 or ang gur u tanpa alasan yang jelas. Gur u sekarang jangan dianggap tak menger t i apa


(3)

UU si sdiknas, UU gur u dan Dosen juga keluar PP no.74 tentang gur u.

Kemenangan par tai demokr at, salah satunya didukung oleh p ar a gur u yang j um lah nya j utaan d i neger i i ni . Dem ok r at t elah ber hasi l m engam bi l hat i par a gur u. Demokr at dan SBY telah ber hasil mengambil hat i par a gur u dengan pr ogr am- pr ogr amnya, sehi ngga mengantar kan mer eka menjadi pemenang pemilu dan pilpr es tahun ini.

Gur u dan golkar, akankah menyatu kembal i? “May be no or may be yes”. Semua ter gantung kepemimpinan ketua umum par tai golkar yang bar u dalam menjalankan mi si pol it iknya. Keber hasilan par tai golkar dengan banyaknya guber nur atau kepala pemer intahan di daer ah dar i par tai gol k ar, m u ngk i n bi sa d i j ad i k an k en dar aan dalam mengambil hat i gur u di selur uh Indonesia. Namun yang past i , jangan per nah melupakan jasa gur u, dan jangan per nah menganggap r emeh potensi yang dimil ikinya.

Gaji gur u boleh saja seper t i gur u Oemar Bakr i, tapi har ga dir i har us set inggi langit di atas bumi. Gur u har us m enj ad i leader sh i p dalam m en gaw asi k i n er j a pem er i ntah an. Gur u bi sa m engaj ak ber d i skusi par a si sw anya u ntu k n gom on g m asalah pol i t i k , dan mengar ahkan par a sisw anya agar santun dalam ber pol it ik. Seper t i Mas Anas Ur baningr um dar i par tai demokr at yang selalu ter senyum w alaupun dihujat dan dicaci di sana-sini.


(4)

(5)

(6)