PROGRAM SIMULASI UNTUK VISUALISASI RESOURCE MANAGEMENT PADA JARINGAN WIDEBAND CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (WCDMA) Tugas Akhir - Program simulasi untuk visualisasi resource management pada jaringan WCDMA - USD Repository

PROGRAM SIMULASI UNTUK VISUALISASI
RESOURCE MANAGEMENT PADA JARINGAN
WIDEBAND CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (WCDMA)
Tugas Akhir
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Program Studi Teknik Elektro

Disusun oleh
Nama : Spadic Setyaningsih
NIM : 025114043

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007

PROGRAM SIMULASI UNTUK VISUALISASI
RESOURCE MANAGEMENT PADA JARINGAN
WIDEBAND CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (WCDMA)

Tugas Akhir
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Program Studi Teknik Elektro

Disusun oleh
Nama : Spadic Setyaningsih
NIM : 025114043

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
i

SIMULATION PROGRAM FOR RESOURCE MANAGEMENT
VISUALIZATION ON WIDEBAND CODE DIVISION MULTIPLE
ACCESS (WCDMA) NETWORK
Final Project

Presented as Partial Fulfillment of the Requirements
To Obtain the Sarjana Teknik Degree
In Electrical Engineering Study Program

By
Name : Spadic Setyaningsih
Student Number : 025114043

ELECTRICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM
FACULTY OF ENGINEERING
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2007
ii

iii

iv

v


MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Ketika dihadapkan dengan sejumlah masalah, mungkin ada orang yang
menghadapinya dengan cerdas, bijak, dan berani ; namun ada pula yang
menanggapinya dengan penyesalan dan kebencian ; dan ada pula yang
menghindarinya sama sekali. Dalam hidup siapapun, kenyataan cenderung tidak
dapat diubah. Akan tetapi, sikap kita dalam menghadapi kenyataan itu adalah sebuah
pilihan – pilihan yang sebagian besar diserahkan kepada kita masing-masing.

Tak ada yang terantuk gunung. Kerikil kecillah yang menyebabkan
kita terjatuh. Lewatilah semua kerikil di jalan yang kita lalui dan
kita akan menemukan bahwa kita telah melintasi gunung itu.

Kupersembahkan tugas akhir ini untuk :
Tuhan Yesus Kristus
Almarhum ayahanda Sardomo Projosuharto
Ibunda tercinta Sri Wienarni Sardomo
Kakakku tersayang Theobroma Joko Prayitno


vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasih karuniaNya penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik dan lancar. Tugas
akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada program
studi Teknik Elektro Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam proses penulisan tugas akhir ini penulis menyadari bahwa ada begitu
banyak pihak yang telah memberikan perhatian dan bantuan sehingga tugas akhir ini
dapat terselesaikan. Maka dari itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Romo Ir. Greg Heliarko S.J., S.S., B.S.T., M.A., M.Sc., selaku Dekan Fakultas
Teknik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Damar Wijaya, S.T., M.T., selaku pembimbing I, terima kasih atas ide-ide,
dukungan spiritual, kritik dan saran dalam penulisan tugas akhir.
3. Ibu Wiwien Widyastuti, S.T., M.T., selaku pembimbing II, terima kasih atas ideide, dukungan spiritual, kritik dan saran dalam penulisan tugas akhir.
4. Bp. A. Bayu Primawan, S.T., M.Eng. dan Bp. Pius Yozy Merucahyo, S.T., M.T.,
selaku panitia penguji, terima kasih atas kritik dan saran dalam penulisan tugas
akhir.
5. Seluruh dosen Teknik Elektro Universitas Sanata Dharma atas ilmu yang telah
diberikan.

6. Ibu tercinta atas semangat dan doa serta dukungan secara moril maupun materiil.
Kakakku mas Totok dan mas Kokok yang selalu bertanya, “Kapan sidangnya?”
Kakakku mas Uwok yang seneng banget ngeledekin, “Akhirnya berkurang juga

vii

bebanku. Setelah ini ga ada kiriman lagi lho.” Mbak Lusi yang selalu memintaku
untuk cepat menikah dan punya anak. Dan keponakanku Sita n Dewa yang usil
banget. Makacih ya atas dukungan dan kasih sayang yang diberikan ke Nining…
7. Mas Ndutku tercayank, Pinto hD yang selalu memberi semangat dan kasih sayang
n selalu sabar kalo aku lagi kesel n marah2 tanpa sebab yang jelas.
8. Nyunyung2 di Salatiga : Manyung, Dwinyung, n Jnyung, thanx ya buat
persahabatan kita. Thanx juga karena selalu nyemangatin Spanyung klo Spanyung
sedang sedih.
9. Sahabatku : Komank, Linul, Hug-Hug, Pandu Elek, Bala, n Iwan, makacih ya
buat penghiburan n dah mau jadi tempat curhatku. Pandu Elek makacih ya dah
mau anter n nemenin aku untuk urusan TA dll.
10. Charlie’s Angel : Mo2n n Wooree, makacih atas kebersamaan kita dalam
pembuatan TA ini. Makacih atas saran-saran pembuatan programku. Chayo
Charlie’s Angel !!!!!!

11. Teman – teman Teknik Elektro : Butut, Dewoo, Rina, Sukristanto, Kelik, Robby,
dan semua teman – teman di Elektro USD.
12. Teman-teman kos Goretti : Cumi Friska, Cumi Tie-tha, Vivin, Clare, Shinta, n
Inna. Buat Friska, “Jangan bawel2 ya…” Buat Shinta, “Makasih ya pinjaman
printernya.” Buat Clare, “Makasih ya pinjaman laptopnya.”
13. Pak Djito dan segenap karyawan Sekretariat Teknik, atas bantuan dalam
menyelesaikan urusan kampus selama ini.
14. Laboran Teknik Elektro : mas Broto, mas Mardi, mas Sur, mas Hardi.

viii

15. Dan seluruh pihak yang telah ambil bagian dalam proses penulisan tugas akhir ini
yang terlalu banyak jika disebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang membangun akan penyusun
terima dengan senang hati.
Penyusun mengharapkan semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak dan dapat dijadikan bahan kajian lebih lanjut.

Yogyakarta, 23 Juli 2007


Penulis

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL DALAM BAHASA INDONESIA………………..…………i
HALAMAN JUDUL DALAM BAHASA INGGRIS………………….………….. ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………………… iii
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………………iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………..………………………….. v
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN……………………………………vi
KATA PENGANTAR……………………………………………………………... vii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………..x
DAFTAR TABEL…………………………………………………………………. xv
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………. xvi
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………………. xxi
INTISARI………………………………………………………………………….. xxii
ASTRACT…………………………………………………………………………. xxiii


BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………. 1
1.1

Latar Belakang Masalah……………………………………………... 1

1.2

Tujuan dan Manfaat………………………………………………….. 2
1.2.1

Tujuan………………………………………………………... 2

1.2.2

Manfaat………………………………………………………. 3

1.3

Batasan Masalah……………………………………………………... 3


1.4

Metodologi Penelitian………………………………………………... 4

1.5

Sistematika Penulisan………………………………………………... 4
x

BAB II DASAR TEORI…………………………………………………………… 6
2.1

Resource Management pada WCDMA……………………………… 6

2.2

Power Control (PC)………………………………………………….. 8
2.2.1 Fast/Closed Loop Power Control…………………………….. 10
2.2.2 Outer Loop Power Control………………………………….... 12

2.2.2.1

Gain dari Outer Loop Power Control……………… 13

2.2.2.2

Penaksiran Kualitas yang Diterima………………… 14

2.2.2.3

Algoritma Outer Loop Power Control……………...15

2.3 Handover Control (HC)………………………………………………. 16
2.3.1 Soft Handover………………………………………………… 16
2.3.1.1

Prinsip Soft Handover ……………………………... 16

2.3.1.2


Algoritma Soft Handover…………………………... 18

2.3.2 Handover antar Sistem antara WCDMA dan GSM…………... 20
2.4 Admission Control (AC)……………………………………………… 21
2.4.1

Prinsip Admission Control…………………………………… 21

2.4.2

Strategi Admission Control…………………………………... 22

2.4.3

Prosedur Admission Control…………………………………. 22

2.5 Visual Basic…………………………………………………………... 22

BAB III PERANCANGAN PROGRAM………………………………………….. 28
3.1 Diagram Alir Program Keseluruhan………………………………….. 28
3.2 Diagram Alir Program………………………………………………... 29
3.2.1

Power Control (PC)………………………………………….. 29

xi

3.2.1.1

3.2.1.2

3.2.2

Fast/Closed Loop Power Control………………….. 30
3.2.1.1.1

Downlink Fast Power Control…………. 30

3.2.1.1.2

Uplink Fast Power Control……………..32

Outer Loop Power Control………………………… 34
3.2.1.2.1

Uplink Outer Loop Power Control…….. 35

3.2.1.2.2

Downlink Outer Loop Power Control…. 37

Handover Control (HC) ……………………………………... 39
3.2.2.1

Soft Handover……………………………………… 40

3.2.2.2

Handover antar Sistem……………………………... 43
3.2.2.2.1

Handover antar Sistem dari WCDMA ke
GSM……………………………………. 43

3.2.2.2.2

Handover antar Sistem dari GSM ke
WCDMA……………………………….. 44

3.2.3

Admission Control (AC)……………………………………... 45

3.3 Tampilan Program……………………………………………………. 46
3.3.1

Tampilan Menu Utama Program…………………………….. 46

3.3.2

Tampilan Program Power Control (PC)……………………... 47

3.3.3

3.3.2.1

Tampilan Program Fast Power Control…………… 48

3.3.2.2

Tampilan Program Outer Loop Power Control……. 50

Tampilan Program Handover Control (HC)…………………. 52
3.3.3.1

Tampilan Program Soft Handover…………………. 52

3.3.3.2

Tampilan Program Handover antar Sistem antara
WCDMA dan GSM………………………………... 53

xii

3.3.4

Tampilan Program Admission Control (AC)………………… 54

3.3.5

Tampilan Menu Bantuan Program…………………………… 55

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1

Menu Utama......................................................................................... 57

4.2

Power Control (PC)............................................................................. 58
4.2.1

4.2.2

4.3

Fast Power Control.................................................................. 60
4.2.1.1

Downlink Fast Power Control ................................. 60

4.2.1.2

Uplink Fast Power Control ...................................... 67

Outer Loop Power Control....................................................... 77
4.2.2.1

Downlink Outer Loop Power Control ...................... 77

4.2.2.2

Uplink Outer Loop Power Control .......................... 81

Hubungan antara Masukan dan Keluaran pada Program Simulasi
Power Control (PC).............................................................................. 85

4.4

Handover Control (HC) ....................................................................... 86
4.4.1

Soft Handover........................................................................... 86

4.4.2

Handover Antar Sistem Antara WCDMA dan GSM................89
4.4.2.1

Handover Antar Sistem dari WCDMA ke GSM....... 90

4.4.2.2

Handover Antar Sistem dari GSM ke WCDMA....... 91

4.5

Admission Control (AC)....................................................................... 92

4.6

Komentar Umum.................................................................................. 95

xiii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 96
5.1

Kesimpulan .......................................................................................... 96

5.2

Saran .................................................................................................... 96

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….... 98

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Parameter eksperimental utama………………………………………....12
Tabel 2.2 Target Eb/No rata-rata pada lingkungan yang berbeda…………………. 14
Tabel 2.3 Parameter handover khusus…………………………………………..... 20

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1

Lokasi dari fungsionalitas RRM dalam jaringan WCDMA……….. 6

Gambar 2.2

Konfigurasi jaringan komunikasi bergerak WCDMA………………7

Gambar 2.3

Arsitektur jaringan UMTS…………………………………………..7

Gambar 2.4

Masalah jauh-dekat (PC pada uplink)……………………………….9

Gambar 2.5

Penyeimbangan interferensi antar sel (PC pada downlink)…………9

Gambar 2.6

Uplink outer loop PC pada RNC……………………………………13

Gambar 2.7

Algoritma outer loop PC secara umum……………………………..13

Gambar 2.8

Penaksiran kualitas pada outer loop pada RNC…………………….15

Gambar 2.9

Algoritma outer loop PC……………………………………………15

Gambar 2.10 Perbandingan antara hard dan soft handover……………………….17
Gambar 2.11 Algoritma soft handover WCDMA…………………………………19
Gambar 2.12 Handover antar sistem di antara GSM dan WCDMA………………21
Gambar 2.13 Kurva load………………………………………………………......21
Gambar 2.14 Tampilan dasar Visual Basic dengan form sebagai area kerja……... 23
Gambar 3.1

Diagram alir program keseluruhan………………………………….28

Gambar 3.2

Diagram alir power control (PC) secara keseluruhan……………… 29

Gambar 3.3

Diagram alir fast power control……………………………………. 29

Gambar 3.4

Diagram alir proses downlink fast power control………………….. 30

Gambar 3.5

Diagram alir proses uplink fast power control……………………...33

Gambar 3.6

Diagram alir proses outer loop power control……………………... 35

Gambar 3.7

Diagram alir proses uplink outer loop power control……………... 36

Gambar 3.8

Diagram alir proses downlink outer loop power control………….. 38
xvi

Gambar 3.9

Diagram alir handover control secara keseluruhan………………... 39

Gambar 3.10 Diagram alir proses soft handover…………………………………. 40
Gambar 3.11 Diagram alir proses handover antar sistem WCDMA → GSM……. 44
Gambar 3.12 Diagram alir proses handover antar sistem GSM → WCDMA……. 45
Gambar 3.13 Diagram alir proses admission control…………………………….. 46
Gambar 3.14 Tampilan menu utama………………………………………………47
Gambar 3.15 Tampilan program power control………………………………….. 48
Gambar 3.16 Tampilan program downlink fast power control…………………… 48
Gambar 3.17 Tampilan program uplink fast power control……………………… 49
Gambar 3.18 Tampilan program downlink outer loop power control…………… 50
Gambar 3.19 Tampilan program uplink outer loop power control……………….51
Gambar 3.20 Tampilan program handover control………………………………. 52
Gambar 3.21 Tampilan program soft handover…………………………………... 53
Gambar 3.22 Tampilan program handover antar sistem antara WCDMA dan
GSM………………………………………………………………... 53
Gambar 3.23 Tampilan program admission control……………………………… 55
Gambar 4.1

Tampilan menu utama........................................................................57

Gambar 4.2

Tampilan peringatan ketika jenis power control dan arah
pengiriman belum dimasukkan.......................................................... 58

Gambar 4.3

Tampilan menu power control (PC).................................................. 58

Gambar 4.4

Tampilan program simulasi downlink fast power control dengan
masukan golongan 1, step size 0,5 dB, nilai SIR yang diterima 4,1
dB, dan nilai PTx 4,1 dB....................................................................60

xvii

Gambar 4.5

Tampilan message box berisi informasi jangkauan masukan nilai
SIR dan PTx untuk golongan 1 dan step size 0,5 dB......................... 60

Gambar 4.6

Tampilan program simulasi downlink fast power control dengan
masukan golongan 1, step size 0,5 dB, nilai SIR yang diterima 4,5
dB, dan nilai PTx 4,5 dB....................................................................65

Gambar 4.7

Tampilan peringatan ketika program tidak dapat dijalankan............. 65

Gambar 4.8

Tampilan program simulasi uplink fast power control dengan
masukan golongan 4, step size 2 dB, nilai SIR yang diterima 5,1
dB, dan nilai PTx 5,1 dB....................................................................68

Gambar 4.9

Tampilan message box berisi informasi jangkauan (range)
masukan nilai SIR dan PTx untuk golongan 4 dan step size 2 dB.....69

Gambar 4.10 Tampilan program simulasi uplink fast power control dengan
masukan golongan 4, step size 2 dB, nilai SIR yang diterima 10
dB, dan nilai PTx 10 dB.....................................................................74
Gambar 4.11 Tampilan program simulasi downlink outer loop power control
dengan masukan multipath ITU Pedestrian A, kecepatan UE 3
km/jam, dan nilai Eb/No yang diterima 6 dB.................................... 77
Gambar 4.12 Tampilan program simulasi downlink outer loop power control
dengan masukan multipath ITU Pedestrian A, kecepatan UE 3
km/jam, dan nilai Eb/No yang diterima sebesar 2 dB....................... 80
Gambar 4.13 Tampilan peringatan ketika masukan nilai Eb/No tidak sesuai jangkauan
yang diperbolehkan............................................................................ 81

xviii

Gambar 4.14 Tampilan program simulasi uplink outer loop power control
dengan masukan multipath power persamaan 3-jalur, kecepatan
UE 120 km/jam, dan nilai Eb/No yang diterima 7 dB....................... 82
Gambar 4.15 Tampilan program simulasi uplink outer loop power control dengan
masukan multipath power persamaan 3-jalur, kecepatan UE 120 km/jam,
dan nilai Eb/No yang diterima sebesar 11 dB ....................................84
Gambar 4.16 Tampilan menu handover control (HC).............................................86
Gambar 4.17 Tampilan program simulasi untuk visualisasi soft handover dengan
masukan nomor BS 1 dan nilai Ep sebesar 1 dB............................... 87
Gambar 4.18 Tampilan program simulasi untuk visualisasi soft handover dengan
masukan nomor BS 30 dan nilai Ep sebesar 1 dB............................. 88
Gambar 4.19 Tampilan program simulasi untuk visualisasi soft handover dengan
masukan nomor BS 30 dan nilai Ep sebesar 8 dB............................. 89
Gambar 4.20 Tampilan menu handover antar sistem antara WCDMA dan GSM...90
Gambar 4.21 Tampilan program simulasi Handover Antar Sistem dari WCDMA
ke GSM dengan masukan coverage pada WCDMA sebesar 60........91
Gambar 4.22 Tampilan program simulasi Handover Antar Sistem dari GSM ke
WCDMA dengan masukan load pada GSM sebesar 60 dB.............. 92
Gambar 4.23 Tampilan program simulasi admission control (AC) dengan
masukan permintaan baru, power BS tersedia, dan nilai load -100
dBm.................................................................................................... 93

xix

Gambar 4.24 Tampilan program simulasi admission control (AC) dengan
masukan permintaan baru, power BS tersedia, dan nilai load -80
dBm.................................................................................................... 93
Gambar 4.25 Tampilan program simulasi admission control (AC) dengan
masukan permintaan baru, power BS tidak tersedia, dan nilai load
-90 dBm............................................................................................. 94

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Listing Program Menu Utama .................................................................................. LA1
Listing Program Menu Pilihan.................................................................................. LA1
Tabel Data......................................................................................................... ........ LB1
Tampilan Bantuan...................................................................................................... LC1

xxi

INTISARI
Sistem komunikasi data yang cepat, mudah, dan efisien menuntut usaha untuk
mengembangkan teknologi pengiriman dan penerimaan data. Wideband Code Division
Multiple Access (WCDMA) merupakan teknologi komunikasi hasil pengembangan
generasi ketiga yang didesain untuk komunikasi multimedia. Komunikasi data akan
ditingkatkan dengan image kualitas tinggi dan video yang dapat dikirim dan diterima,
akses internet untuk memberikan informasi, dan data rate yang lebih tinggi. Program
simulasi untuk visualisasi resource management pada jaringan WCDMA dibuat untuk
membantu mempelajari jaringan WCDMA khususnya resource management.
Program simulasi untuk visualisasi resource management pada jaringan WCDMA
dirancang dengan menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic. Program simulasi ini
meliputi power control, handover control, dan admission control.
Program simulasi ini dapat berjalan dengan baik. Simulasi power control
memvisualisasikan fast power control pada arah downlink dan uplink serta outer loop
power control pada arah downlink dan uplink. Simulasi handover control
memvisualisasikan soft handover dan handover antar sistem antara WCDMA dan GSM.
Simulasi admission control memvisualisasikan proses penerimaan atau penolakan
panggilan baru.
Kata kunci : jaringan WCDMA, resource management, power control, handover control,
admission control

xxii

ABSTRACT
Data communication system which is easy, fast, and efficient requires
improvement of communication technology. Wideband Code Division Multiple Access
(WCDMA) is a communication technology development of the third generation which
designed for multimedia communication. Data communication will be increased by high
quality image and video which can be transmitted and received, internet access to give
information, and higher data rate. Simulation program for resource management
visualization in WCDMA network is created to help user to learn WCDMA network
specially resource management.
The simulation program was design using Visual Basic programming language.
This simulation program can visualize resource management in WCDMA network, such
as power control, handover control, and admission control.
The simulation program can work well. Power control simulation can visualize
fast power control and outer loop in downlink and uplink direction. Handover control
simulation can visualize soft handover and handover inter system between WCDMA and
GSM. Admission control simulation can visualize acceptance and rejection process of
new request.
Keyword : WCDMA network, resource management, power control, handover control,
admission control

xxiii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Teknologi mobile phone tumbuh dan berkembang mulai dari generasi pertama,

kemudian generasi kedua, dan pada abad ke-21 ini muncul generasi ketiga. Sistem
selular analog secara umum mengarah ke sistem generasi pertama. Sistem digital yang
sekarang digunakan, seperti GSM, PDC, cdmaOne (IS-95), dan US-TDMA (IS-136)
merupakan sistem generasi kedua. Sistem ini memungkinkan komunikasi suara ke
arah wireless dan peningkatan nilai di layanan lainnya, seperti text messaging dan
akses ke jaringan data [1].
Kemampuan penanganan data dari sistem generasi kedua terbatas, sehingga
dibutuhkan sistem generasi ketiga. Sistem generasi ketiga didesain untuk komunikasi
multimedia. Komunikasi akan ditingkatkan dengan image kualitas tinggi dan video
yang dapat dikirim dan diterima, serta akses internet untuk memberikan informasi.
Selain itu, layanan komunikasi data akan ditingkatkan dengan data rate yang lebih
tinggi [1].
Sistem mobile generasi ketiga dimulai pada pertemuan World Administrative
Radio Conference (WARC) dari International Telecommunications Unions (ITU)
tahun 1992 dengan mengidentifikasikan penggunaan frekuensi sekitar 2 GHz untuk
sistem mobile generasi ketiga yang dinamakan International Mobile Telephony 2000
(IMT-2000). Dalam framework IMT-2000, beberapa air interface yang berlainan
ditetapkan untuk sistem generasi ketiga, berdasarkan salah satu dari teknologi CDMA
atau TDMA. Lisensi IMT-2000 pertama kali diakui di Finlandia pada 1999, dan

1

2
diikuti oleh Spanyol pada Maret 2000, kemudian Swedia pada Desember 2000 [1].
Sedangkan pada Januari 1998, badan standarisasi Eropa ETSI memutuskan WCDMA
(Wideband Code Division Multiple Access) sebagai air interface generasi ketiga [2].
Standarisasi detail WCDMA merupakan bagian dari proses standarisasi 3GPP (the 3rd
Generation Partnership Project). Spesifikasi lengkap dari standar 3GPP pertama
diselesaikan pada akhir 1999. Jaringan komersial pertama dibuka di Jepang pada 2001
untuk penggunaan komersial dan di Eropa pada permulaan 2002 untuk fase uji
prakomersial.
Sebagian besar masyarakat sudah mengetahui tentang sistem generasi kedua,
seperti GSM karena sudah banyak bahasan mengenai hal itu. Tetapi belum banyak
bahasan

mengenai

sistem generasi

ketiga,

sehingga

belum

banyak

yang

mengetahuinya. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai sistem generasi ketiga,
dalam hal ini WCDMA, maka kita perlu mengetahui kinerja jaringan dari WCDMA.
Kinerja jaringan meliputi beberapa bagian, salah satunya adalah resource
management. Resource management meliputi Power Control (PC), Admission
Control (AC), dan Handover Control (HC) [1]. Dalam tugas akhir ini akan dibuat
simulasi untuk visualisasi resource management pada jaringan WCDMA.

1.2

Tujuan dan Manfaat

1.2.1 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk membuat program simulasi untuk visualisasi
resource management pada jaringan WCDMA.

3

1.2.2 Manfaat
Penelitian ini bermanfaat untuk :
1. Mengenalkan kepada mahasiswa mengenai sistem telekomunikasi generasi
ketiga, dalam hal ini WCDMA.
2. Memberikan informasi yang lebih mendalam bagi mahasiswa mengenai
kinerja jaringan WCDMA khususnya mengenai resource management.
3. Sebagai referensi yang dapat mendukung penelitian selanjutnya yang
berkaitan dengan WCDMA.

1.3

Batasan Masalah
Penelitian akan dibatasi pada :
1. Simulasi untuk visualisasi resource management pada jaringan WCDMA.
2. Resource management meliputi Power Control (PC), Handover Control
(HC), dan Admission Control (AC).
3. Power Control (PC) meliputi fast power control dan outer loop power
control.
4. Perancangan program power control menggunakan toleransi 0,1 %.
5. Pada perancangan program uplink power control, diasumsikan dua mobile
station (MS) dihubungkan ke satu base station (BS).
6. Pada perancangan program downlink power control, diasumsikan dua base
station (BS) dihubungkan ke satu mobile station (MS).
7. Handover Control (HC) meliputi soft handover dan handover antar sistem
antara WCDMA dan GSM.
8. Simulasi menggunakan Visual Basic.

4

1.4

Metodologi Penelitian
Penulisan laporan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Studi pustaka yang berhubungan dengan teknologi jaringan WCDMA.
2. Pembuatan program simulasi kinerja jaringan WCDMA menggunakan
program Visual Basic.
3. Menganalisa dan membahas hasil perancangan yang diperoleh dari program
simulasi.
4. Membuat kesimpulan dan saran dari hasil analisa dan pembahasan.

1.5

Sistematika Penulisan
Tugas akhir ini akan disajikan dengan sistematika berikut :
BAB 1 : Pendahuluan
Bab ini akan membahas latar belakang penelitian, tujuan dan
manfaat penelitian, batasan masalah, metodologi penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB 2 : Dasar Teori
Bab ini akan membahas dasar teori resource management pada
jaringan WCDMA dan pemrograman Visual Basic.
BAB 3 : Perancangan Program
Bab ini menyajikan perancangan program simulasi untuk
visualisasi resource management pada jaringan WCDMA yang
terdiri dari diagram alir dan tampilan program.

5
BAB 4 : Analisa dan Pembahasan
Bab ini menyajikan hasil, analisa, dan pembahasan program
simulasi untuk visualisasi resource management pada jaringan
WCDMA.
BAB 5 : Kesimpulan dan Saran
Bab ini menyajikan kesimpulan dan saran program simulasi untuk
visualisasi resource management pada jaringan WCDMA.

BAB II
DASAR TEORI

2.1

Resource Management pada WCDMA
Hal penting dalam menunjukkan kinerja jaringan WCDMA adalah resource

management dan mobility management. Resource management meliputi Power
Control (PC), Handover Control (HC), Admission Control (AC). Lokasi dari
fungsionalitas Radio Resource Management (RRM) dalam jaringan WCDMA
ditunjukkan pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Lokasi dari fungsionalitas RRM dalam jaringan WCDMA [2].

Konfigurasi jaringan komunikasi bergerak WCDMA dapat dilihat pada
Gambar 2.2. Jaringan tersebut secara umum mempunyai fungsi yang sama dengan
sistem generasi kedua. Terdapat empat kesatuan fungsi yang ditunjukkan pada
Gambar 2.2, yaitu : MS (Mobile Station), BS (Base Station), RNC (Radio Network
Controller) dan MCN (Mobile Control Node). Sebuah MS dapat dihubungkan pada
satu atau beberapa BS dan sejumlah BS berkomunikasi dengan RNC melalui satu
interface. Sejumlah RNC dihubungkan ke jaringan melalui MCN [3].

6

7

MS

BS
BS

RNC

BS
MCN

PSTN
ISDN

BS
BS

RNC

BS
Gambar 2.2 Konfigurasi jaringan komunikasi bergerak WCDMA [3].

Arsitektur sistem UMTS (Universal Mobile Telecommunication System)
dengan interface digambarkan pada Gambar 2.3. Sebuah RNS (Radio Network
Subsystem) terdiri dari UTRAN (UMTS Terrestrial Radio Access Network) dan UE
(User Equipment). Sebuah UTRAN terdiri dari sebuah RNC dan beberapa node B
(UMTS Base Station) [4].

RNS
Gambar 2.3 Arsitektur jaringan UMTS [4].

RNC bertanggung jawab mengendalikan radio resource dari UTRAN.
Sedangkan RNS memainkan aturan penting dalam algoritma PC, HC, dan AC yang

8
sebagian besar ditempatkan pada RNC. RNC tersambung ke CN (Core Network)
lewat Iu interface dan menggunakan Iub untuk mengendalikan 1 node B. Iur interface
di antara RNC memungkinkan soft handover di antara RNC [4].
Node B ekuivalen dengan BS GSM (Global System for Mobile
Communications) dan merupakan unit fisik untuk pengiriman dan penerimaan radio
dengan sel-sel. Node B bertanggung jawab mengendalikan soft handover dan
fast/closed loop PC [4].
UE berdasarkan pada prinsip yang sama dengan MS GSM dan terdiri dari 2
bagian, yaitu ME (Mobile Equipment) dan USIM (UMTS Subscriber Identity
Module). ME adalah perlengkapan yang menyediakan transmisi radio dan USIM
adalah kartu pintar yang mengandung identitas user dan informasi pribadi [4].

2.2

Power Control (PC)
Power Control (PC) adalah hal penting dari sistem WCDMA. PC

menyediakan

perlindungan

terhadap

masalah

jauh-dekat

dan

masalah

ketidakseimbangan interferensi antar sel [2]. Semua masalah ini menyebabkan variasi
pada kekuatan sinyal yang diterima. Pada WCDMA, PC digunakan pada kedua arah,
yaitu uplink dan downlink. Tanpa PC yang akurat, sistem WCDMA tidak dapat
beroperasi.
Gambar 2.4 menunjukkan masalah jauh-dekat pada uplink. Sinyal dari MS
yang berbeda dikirim pada band frekuensi yang sama secara serentak pada sistem
WCDMA. Tanpa PC, sinyal yang datang dari MS yang lebih dekat ke BS akan
memblokir sinyal dari MS lain yang lebih jauh dari BS. Pada situasi buruk, satu MS
yang mempunyai power berlebih akan memblokir seluruh sel. Penyelesaiannya adalah
menggunakan PC untuk menjamin bahwa sinyal yang datang dari terminal yang

9
berbeda mempunyai power yang sama atau SIR yang sama ketika mereka sampai ke
BS [2].

Gambar 2.4 Masalah jauh-dekat (PC pada uplink) [2].

Pada arah downlink, tidak terdapat masalah jauh-dekat. PC bertanggung jawab
untuk mengimbangi interferensi antar sel seperti ditunjukkan pada Gambar 2.5. Selain
itu, PC pada downlink bertanggung jawab untuk meminimumkan interferensi total
dengan menjaga QoS (Quality of Service) pada nilai target [2].

Gambar 2.5 Penyeimbangan interferensi antar sel (PC pada downlink) [2].

Pada Gambar 2.5, mobile 2 mempunyai lebih banyak interferensi antar sel
daripada mobile 1. Oleh karena itu, untuk menemukan target kualitas yang sama,
perlu dialokasikan lebih banyak power ke kanal downlink di antara BS dan mobile 2.
Jenis PC yang biasanya digunakan pada sistem WCDMA adalah fast/closed loop PC
dan outer loop PC [2].

10
2.2.1

Fast/Closed Loop Power Control
Fast PC (closed loop PC) pada sistem WCDMA bertanggung jawab dalam

mengendalikan power yang dikirim dari MS (uplink) atau dari BS (downlink) untuk
menghilangkan fading dari kanal radio dan memenuhi target SIR [2]. Fading adalah
penggambaran perubahan yang cepat dari amplitudo sinyal yang diterima dalam
periode waktu dan jarak tempuh yang singkat. Fading disebabkan interferensi dua
sinyal atau lebih yang datang di penerima pada waktu yang berbeda dengan beda
waktu yang sempit. Sinyal-sinyal ini disebut dengan gelombang jalur jamak
(multipath).
Sebagai contoh, pada uplink, BS membandingkan SIR yang diterima dari MS
dengan target SIR. Jika SIR yang diterima lebih baik daripada target, BS mengirim
sebuah perintah TPC (Transmitter Power Command) “0” ke MS lewat downlink
dedicated control channel. Jika SIR yang diterima lebih rendah daripada target, BS
mengirim sebuah perintah TPC “1” ke MS. Perintah TPC “1” berarti transmitter
power ditambah. Perintah TPC “0” berarti transmitter power dikurangi [2].
Prosedur fast PC pada downlink pada dasarnya sama dengan prosedur fast PC
pada uplink. Prosedur fast PC pada downlink memungkinkan BS untuk menyesuaikan
transmitter power dengan perintah TPC dari MS. Transmitter power disesuaikan
menggunakan step size 0,5 atau 1 dB. Tujuannya adalah untuk mempertahankan SIR
yang dibutuhkan pada MS menggunakan transmitter power BS [5].
Prosedur fast PC pada uplink digunakan oleh MS untuk menyesuaikan
transmitter power dengan perintah TPC dari BS. Dengan setiap perintah TPC,
transmitter power UE disesuaikan menggunakan step size 1, 2, atau 3 dB [5].
Penyesuaian nilai transmitter power berdasarkan perintah TPC ditunjukkan
pada Persamaan 2.1.

11
PTx ( i +1) = PTx ( i ) + TPC

(2.1)

dengan PTx(i) adalah transmitter power lama (pada saat i), PTx(i+1) adalah transmitter
power baru (pada saat i+1). TPC = + step size jika SIR(i) < SIRtar, dan TPC = - step
size jika SIR(i) > SIRtar. Untuk downlink, step size = 0,5 atau 1 dB, sedangkan untuk
uplink, step size = 1, 2, atau 3 dB [5].
Transmitter power disesuaikan untuk mempertahankan SIR pada target nilai
(SIRtar). Penyesuaian transmitter power ini dijalankan secara periodik sampai
memperoleh nilai SIR yang sesuai dengan target nilai (SIRtar). Hubungan transmitter
power dengan SIR ditunjukkan pada persamaan 2.2.
PTx ( i +1) = PTx ( i )

SIRtar
SIR( i +1)

(2.2)

dengan PTx(i+1) adalah transmitter power baru (pada saat i+1), PTx(i) adalah transmitter
power lama (pada saat i), SIRtar adalah SIR yang dibutuhkan, dan SIR(i+1) adalah SIR
yang diterima pada saat (i+1) [6].
Untuk setiap panggilan, bit-rate, kecepatan, durasi panggilan, dan target SIR
ditentukan sesuai dengan golongan yang ditunjukkan pada Tabel 2.1. Ada 4 jenis
golongan, yaitu golongan 1, golongan 2, golongan 3, dan golongan 4. Golongan 1
adalah golongan conversational, contohnya yaitu voice call, video call, dan video
game. Golongan 2 adalah golongan streaming, contohnya yaitu aliran multimedia.
Golongan 3 adalah golongan interactive, contohnya yaitu web browsing dan network
game. Golongan 4 adalah golongan background, contohnya yaitu background
download email [6]. Untuk AMR layanan bicara AMR (Adaptive Multirate), nilai SIR
yang diterima sebesar kurang lebih 5 dB [7] dan nilai PTx yang diterima sebesar
kurang lebih 5 dB [1].

12
Tabel 2.1 Parameter eksperimental utama [6].
Golongan

Bit-rate (Kbps)

Durasi (s)

Kecepatan (m/s)

SIRtar (dB)

1

384

120

16,7

4

1

144

120

27,8

4

1

64

16

33,3

4

1

16

256

44,4

4

2

384

120

0

7

3

144

120

27,8

5

3

64

16

33,3

5

3

16

256

44,4

5

4

64

16

33,3

5

4

16

256

44,4

5

Chip-rate

3,84 Mcps

Pmax

35 W

2.2.2

Outer Loop Power Control
Outer loop PC dibutuhkan untuk menjaga kualitas komunikasi pada level yang

dibutuhkan oleh pengaturan target. Outer loop PC bertujuan menyediakan kualitas
yang dibutuhkan, tidak lebih buruk, dan tidak lebih baik. Outer loop PC dibutuhkan
pada uplink dan downlink. Uplink outer loop PC ditempatkan pada RNC dan downlink
outer loop PC pada MS [2].
Gambaran dari uplink outer loop PC ditunjukkan pada Gambar 2.6. Kualitas
uplink diamati setelah mengkombinasikan diversitas makro pada RNC dan SIR
dikirim ke Node B. Diversitas adalah teknik yang digunakan untuk meningkatkan
unjuk kerja sistem dengan cara menggabungkan sejumlah sinyal yang membaca
informasi yang sama. Pada diversitas makro, setiap penerima hanya terdiri dari satu
antena sehingga menyebabkan sinyal multipath yang diterima penerima yang satu

13
berbeda dengan penerima yang lain. Algoritma outer loop PC secara umum
ditunjukkan pada Gambar 2.7 [1].
Node-B #1

Data
yang diterima
Fast power control 1,5 kHz

RNC

Kombinasi
diversitas makro

SPA

Iub

Outer loop
power control

Node-B #2

Target SIR dengan
frekuensi 10-100 Hz

Gambar 2.6 Uplink outer loop PC pada RNC [1].

Pengurangan
SIR

Ya

Kualitas yang
diterima lebih
baik daripada
kualitas yang
dibutuhkan

Tidak

Gambar 2.7 Algoritma outer loop PC secara umum [1].

Penambahan
SIR

14
2.2.2.1

Gain dari Outer Loop Power Control
Bagian ini menganalisis berapa banyak SIR yang perlu disesuaikan ketika

kecepatan UE atau lingkungan multipath berubah. Istilah SIR dan Eb/No (bit energy
per noise spectral density) diasumsikan sama. Persamaan (2.3) menunjukkan
hubungan antara SIR dan Eb/No [8].

SIR( i ) = Eb / No( i )

(2.3)

dengan SIR(i) adalah nilai SIR, dan Eb/No(i) adalah nilai Eb/No.
Contoh hasil simulasi dengan layanan bicara AMR dan BLER =1 %
ditunjukkan pada Tabel 2.2 dengan outer loop PC. Tiga profil multipath yang berbeda
digunakan, yaitu kanal non-fading menyesuaikan komponen line-of-sight yang kuat,
kanal fading ITU Pedestrian A, dan kanal fading 3-jalur dengan menyesuaikan power
rata-rata dari komponen multipath [1]. Untuk layanan bicara AMR, nilai Eb/No yang
diterima sebesar kurang lebih 5 dB [1].

Tabel 2.2 Target Eb/No rata-rata pada lingkungan yang berbeda [1].
Kecepatan UE

Rata-rata target Eb/No

(km/jam)

yang dibutuhkan (dB)

Non-fading

-

5,3

ITU Pedestrian A

3

5,9

ITU Pedestrian A

20

6,8

ITU Pedestrian A

50

6,8

ITU Pedestrian A

120

7,1

Power persamaan 3- jalur

3

6,0

Power persamaan 3- jalur

20

6,4

Power persamaan 3- jalur

50

6,4

Power persamaan 3- jalur

120

6,9

Multipath profile

15
2.2.2.2

Penaksiran Kualitas yang Diterima

Kualitas yang diterima dapat ditaksir berdasar pada beberapa informasi [1],
yaitu :
o Penaksiran BER (Bit Error Rate)
o Penaksiran BLER (Block Error Rate)
o Eb/No yang diterima

Penaksiran dari kualitas diilustrasikan pada Gambar 2.8 [1].
Node-B

RNC

UE

SPA
Dekoder kanal
penerima

Iub
Informasi penaksiran
kualitas yang diterima

Outer loop power control
berdasarkan informasi penaksiran
kualitas yang diterima

Gambar 2.8 Penaksiran kualitas pada outer loop PC pada RNC [1].

2.2.2.3

Algoritma Outer Loop Power Control

Algoritma outer loop PC ditunjukkan pada Gambar 2.9. Step size dari outer
loop PC adalah 0,3 dB. Algoritma outer loop PC berdasarkan pada informasi
penaksiran kualitas yang diterima [1].
Step_down=BLER *Step_size;
Eb/No_ (n+1)=Eb/No (n)-Step_down;
ELSE
Step_up=Step_size- BLER*Step_size;
Eb/No (n+1)=Eb/No (n)+Step_up;
END
Where
Eb/No (n) is the Eb/No in frame n,
BLER is the BLER for the call and
Step_size is a parameter, typically 0.3 dB

Gambar 2.9 Algoritma outer loop PC [1].

16

2.3

Handover Control (HC)
Handover berarti switching panggilan di antara kanal radio pada sel yang sama

atau switching panggilan dari satu sel ke sel lain tanpa interupsi dari sel. Handover
adalah penting untuk menjamin mobilitas dari pelanggan. Pada WCDMA, handover
secara umum dapat dibagi ke dalam soft handover dan hard handover. Hard handover
pada WCDMA terdiri dari handover antar frekuensi dan handover antar sistem. Hard
handover yang dibahas di sini adalah handover antar sistem [4].

2.3.1

Soft Handover

Handover yang sering terjadi pada WCDMA adalah soft handover. Soft
handover dibutuhkan dengan tujuan mobilitas dari UE. Pada soft handover, sebuah
MS secara serentak pada frekuensi yang sama dihubungkan ke lebih dari satu BS. UE
harus dihubungkan dengan Node-B terbaik untuk menjauhkan diri dari masalah jauhdekat dan interferensi berlebihan dari sel tetangga [9].

2.3.1.1

Prinsip Soft Handover

Proses soft handover berbeda dari proses hard handover. Pada periode soft
handover, mobile berkomunikasi secara serentak dengan semua BS pada set aktif .
Gambar 2.10 menunjukkan proses dasar dari hard dan soft handover (kasus 2-jalan).
Diasumsikan perpindahan mobile dari sel 1 ke sel 2, BS1 adalah mobile semula yang
melayani BS. Sementara berpindah, mobile secara terus-menerus mengukur kekuatan
sinyal pilot yang diterima dari BS terdekat. Dengan hard handover ditunjukkan pada
Gambar 2.10 (a), acuan dari handover dapat digambarkan secara sederhana sebagai
berikut.

17

dengan (pilot_Ec/Io)1 dan (pilot_Ec/Io)2 adalah pilot Ec/Io yang diterima dari BS1
dan BS2 berturut-turut, dan D adalah batas hysteresis.

Gambar 2.10 Perbandingan antara hard dan soft handover [2].
(a) Hard handover.
(b) Soft handover.

Alasan dari pengenalan batas hysteresis pada algoritma hard handover adalah
untuk menghindari “efek ping-pong”, yaitu kejadian saat mobile berpindah masuk dan
keluar dari batas sel yang seringkali terjadi hard handover. Dengan mengenalkan
batas hysteresis, efek “ping-pong” dapat dikurangi karena mobile tidak dapat
handover dengan segera ke BS yang lebih baik. Jika batas hysteresis lebih besar,
maka efek “ping-pong” menjadi lebih kecil. Akan tetapi, dengan batas hysteresis yang
besar, berarti lebih banyak delay yang terjadi. Selain itu, mobile menyebabkan
interferensi ke sel tetangga karena kualitas link yang kurang baik selama delay. Ketika

18
terjadi hard handover, traffic link semula dengan BS1 diputuskan dalam batas
hysteresis sebelum pengaturan link baru dengan BS2 sehingga hard handover adalah
proses dari ”memutus sebelum membuat” [2].
Kasus soft handover ditunjukkan pada Gambar 2.10 (b). Sebelum
(pilot_Ec/Io)2 melebihi (pilot_Ec/Io)1 selama kondisi pemicu soft handover dipenuhi,
mobile memasukkan keadaan soft handover dan link baru dibuat. Sebelum BS1
diputuskan, mobile berkomunikasi dengan kedua BS1 dan BS2 secara serentak. Akan
tetapi, tidak seperti hard handover, soft handover adalah proses dari “membuat
sebelum memutus” [2].

2.3.1.2

Algoritma Soft Handover

Soft handover menggunakan secara khusus CPICH (Common Pilot Channel)
Ec/Io ( = pilot Ec/Io ) sebagai kuantitas pengukuran handover yang disinyalkan untuk
RNC [6]. Ec/Io adalah carrier energy per interference.
Terminologi yang digunakan pada deskripsi handover [2], yaitu :
™ Set aktif adalah daftar sel-sel yang mempunyai koneksi soft handover ke UE.
™ Set kandidat adalah daftar sel-sel yang tidak digunakan pada koneksi soft

handover, tetapi mempunyai nilai pilot Ec/Io yang tidak cukup kuat untuk
ditambahkan ke set aktif.
™ Set tetangga/set monitored adalah daftar sel-sel yang diukur oleh UE secara terus-

menerus, tetapi mempunyai nilai Ec/Io yang tidak cukup kuat untuk ditambahkan
ke set aktif .

19
Algoritma soft handover pada WCDMA ditunjukkan pada Gambar 2.11 dan
dideskripsikan mengikuti :
o Jika Pilot_ Ec/Io > Best_Pilot_ Ec/Io – (AS_Th – AS_Th_Hyst) untuk sebuah

periode dari ΔT dan set aktif tidak penuh, sel ditambahkan ke set aktif.
Kejadian ini dinamakan Event 1A atau Radio Link Addition.
o Jika Pilot_ Ec/Io < Best_Pilot_ Ec/Io – (AS_Th + AS_Th_Hyst) untuk sebuah

periode dari ΔT, kemudian sel dipindahkan dari set aktif. Kejadian ini
dinamakan Event 1B atau Radio Link Removal.
o Jika set aktif penuh dan Best_Candidate_Pilot_ Ec/Io > Worst_Old_Pilot_Ec/Io

+ AS_Rep_Hyst untuk sebuah periode dari ΔT, kemudian sel terlemah pada
set aktif digantikan dengan sel calon terkuat (yaitu sel terkuat pada set
monitored). Kejadian ini dinamakan Event 1C atau Combined Radio Link
Addition and Removal.

Gambar 2.11 Algoritma soft handover WCDMA [2].

Keterangan dari Gambar 2.11, yaitu :
o AS_Th adalah threshold dari diversitas makro (reporting range)
o AS_Th_Hyst adalah hysteresis untuk reporting range

20
o Hysteresis_event1A adalah penambahan Hysteresis
o Hysteresis_event1B adalah pemindahan Hysteresis
o AS_Rep_Hyst adalah penggantian Hysteresis
o ΔT adalah waktu picu
o AS_Max_Size adalah ukuran maksimum dari set aktif
o AS_Th – AS_Th_Hyst juga dinamakan Th_add atau window_add
o AS_Th + AS_Th_Hyst juga dinamakan Th_drop atau window_drop
o Best_Pilot_ Ec/Io adalah Ec/Io dari CPICH (Common Pilot Channel) terkuat

pada set aktif
o Worst_Old_Pilot_Ec/Io adalah Ec/Io dari CPICH terlemah pada set aktif
o Best_Candidate_Pilot_ Ec/Io adalah sel yang diukur terkuat pada set monitored
o Pilot_ Ec/Io adalah Ec/Io dari CPICH yang diterima dari BSi

Nilai khusus untuk parameter Window_add dan Window_drop ditunjukkan pada Tabel
2.3. Untuk layanan bicara AMR, dengan CPICH nilai Ec/Io yang diterima lebih dari 20 dB (Ec/Io > -20 dB) [1].
Tabel 2.3 Parameter handover khusus [1].

2.3.2

Window_add

Window_drop

1 - 3 dB

2 - 5 dB

Handover antar Sistem antara WCDMA dan GSM

Standard WCDMA dan GSM memungkinkan handover di antara WCDMA
dan GSM. Handover ini dapat digunakan untuk coverage atau alasan keseimbangan
muatan. Pada permulaan penyebaran WCDMA, handover ke GSM dibutuhkan untuk
menyediakan coverage terus-menerus [1].
Handover dari GSM ke WCDMA dapat digunakan untuk merendahkan
pemuatan pada sel GSM. Skenario ini ditunjukkan pada Gambar 2.12. Ketika traffic

21
pada jaringan WCDMA meningkat, maka penting untuk mempunyai handover alasan
muatan ke kedua arah. Untuk layanan bicara AMR, nilai kapasitas maksimal
WCDMA sebesar 66 user. Sedangkan coverage maksimal WCDMA untuk layanan
bicara AMR sebesar 2,5 km [1].

GSM

GSM

GSM

GSM

Handover GSM→WCDMA
untuk perluasan kapasitas

WCDMA

WCDMA

GSM

GSM
Handover
WCDMA→GSM untuk
perluasan coverage

WCDMA

Gambar 2.12 Handover antar sistem antara GSM dan WCDMA [1].

2.4

Admission Control (AC)

2.4.1

Prinsip Admission Control

Sebelum menerima UE baru, AC perlu memeriksa bahwa admitansi tidak akan
mengorbankan area coverage yang direncanakan atau kualitas dari koneksi yang ada.
AC secara fungsional ditempatkan pada RNC. Pada RNC, muatan informasi dari
beberapa sel dapat diperoleh. Algoritma AC menaksir peningkatan muatan secara
terpisah untuk arah uplink dan downlink. Permintaan dapat diterima hanya jika AC
kedua uplink dan downlink menerimanya. Jika tidak, permintaan akan ditolak karena
interferensi berlebih yang akan dihasilkan pada jaringan [1].

Gambar 2.13 Kurva load [2].

22
2.4.2

Strategi Admission Control

Berdasarkan strategi AC, pada uplink dan downlink, permintaan baru user
tidak diterima dalam jaringan akses radio jika load total lebih tinggi daripada nilai
threshold.
Diterima : ηtotal _ old + ΔL < ηthreshold

(2.6)

dengan η adalah penaksiran faktor muatan sebelum penerimaan koneksi baru [1].

2.4.3

Prosedur Admission Control

Pemeriksaan pertama pada skema AC adalah ketersediaan power yang cukup
pada BS untuk mendukung layanan yang diminta. Jika di sana tidak tersedia power
yang cukup pada BS, panggilan diblokir dari masukan sistem. Kemudian dilakukan
pengaturan power threshold (Pthresh) untuk memungkinkan terjadinya traffic. Oleh
karena itu, user dengan kebutuhan power lebih dari power threshold tidak dibolehkan
masuk ke dalam sistem. Prosedur ini adalah untuk panggilan suara saja [6].

2.5

Visual Basic
Visual Basic merupakan pemrograman berorientasi obyek (Object Oriented

Programming/OOP), artinya melihat suatu masalah dari obyek-obyek yang terdapat
dalam masalah tersebut. Visual Basic menyediakan obyek-obyek yang sangat kuat,
berguna, dan mudah digunakan. Pada Visual Basic yang dikerjakan pertama kali
adalah membuat tampilan program terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan
membuat kode yang akan digunakan oleh program [10]. Tampilan dasar Visual Basic
dengan form sebagai area kerja ditunjukkan pada Gambar 2.14.

23

Gambar 2.14 Tampilan dasar Visual Basic dengan form sebagai area kerja.

Beberapa window yang terdapat pada tampilan dasar Visual Basic yang
ditunjukkan pada Gambar 2.14, antara lain :
1. Window utama
Pada bagian judul window ini tertulis Microsoft Visual Basic [Design]. Dari
window ini, semua kegiatan pembuatan program dilakukan. Menu-menu yang terdapat
pada window ini digunakan selama perancangan program. Di bawah menu terdapat
toolbar yang digunakan sebagai pemercepat (shortcut) dalam pengaksesan beberapa
menu yang sering digunakan [10].
Menu merupakan salah satu bentuk komponen yang dapat digunakan untuk
menjembatani antara form satu dengan form lain dalam satu program. Salah satu jenis
menu yaitu menu pop-up. Dengan menggunakan menu pop-up, kita dapat
meminimalkan tempat yang digunakan untuk penghubung antar form program. Dalam
satu group menu kita dapat membuat hyperlink (penghubung) dengan berbagai form
[11].

24
2. Window toolbox
Window toolbox digunakan untuk memilih control-control yang akan
digunakan oleh program yang akan dirancang. Toolbox adalah