ANALISIS STRUKTURAL DAN NILAI-NILAI DALAM NOVEL CINTA BERSEMI DI SEBERANG TEMBOK KARYA BAGIN DAN KAITANNYA DENGAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA - Repository UNRAM

  

ANALISIS STRUKTURAL DAN NILAI-NILAI

DALAM NOVEL CINTA BERSEMI DI SEBERANG TEMBOK KARYA BAGIN DAN KAITANNYA DENGAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan

Program Strata Satu (S1) Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah

  

Oleh

SRI YULIANA

E1C 010 041

UNIVERSITAS MATARAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

  

PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN

DAERAH

2014

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

  M otto

T iada kebaikan yang sia-sia, melainkan A llah memberikan kalkulasi

pahala baginya, dan tiada keburukan yang lenyap begitu saja walau sebesar titikan embun, melainkan A llah juga memiliki kalkulasi ganjaran baginya.

  Persembahan :

  • Kedua orang t uaku yang t ercinta, yang telah mempersembahkan segala hal t erbaik mereka padaku. Terima kasih at as segalanya, t ermasuk do’a- do’a t erbaik yang t elah kalian panjat kan pada sang Khalik unt uk kebaikanku. Salah sat u hal yang ingin kusampaikan di sini adalah, “ AKU SANGAT BANGGA M ENJADI PUTRI KALIAN” .
  • Saudara-saudaraku yang t ampan : Kak Zen dan Adk Odi, juga yang sangat dicintai Kak Zen, Kak Nurma, terimakasih at as support luar biasa dari kalian. M y Lit t le Princess, keponakanku : Anis Cut e, Asna Cuby, and Nayla si Humayro, kalian adalah pelipur lara paling cant ik, yang memanggilku dengan panggilan “ Mama” dan aku sangat suka panggilan it u.
  •  Semua keluarga besar Papuq Kadir dan Papuq Hamid, at as kebersamaan

  yang indah. Semoga yang t elah Allah panggil, mendapat kan t empat yang baik di sisi-Nya. Kami yang masih hidup sadar, kami juga memiliki kepast ian unt uk menyusul kalian. Semoga Allah dapat mempert emukan kita di Jannah-Nya nanti. Amin…

  •  Segenap Bapak dan Ibu Dosen PBSID FKIP UNRAM , khususnya Bapak Drs.

  Cedin At maja, M.Si. selaku dosen pembimbing I dan Bapak Drs. Imam Suryadi, M . Pd. selaku dosen pembimbing II. Terima kasih at as segala bimbingan dan arahan bapak selama ini.

  • Teman-t eman Bastrindo angkatan 2010 yang gokil nan rame-rusuh, khususnya Yaumul (anak Baiq-baiq, bukan baik) dan Yeni (Cimut = kecil, it em dan imut ). Sudah empat tahun kebersamaan kit a. Kit a semua sama- sama menjadi saksi sejarah satu sama lain. sebuah catat an indah atas segala kebersamaan dan nost algila kit a. Oh, Semet on
  • >Rekan-rekan perjuangan di UKM F M T Al-Kafi dan LDK Unram, KAMM I UNRAM DAN KAM M I NTB, sert a BEM UNRAM dari kabinet “ Bersama unt uk Berkarya (2012)” Hingga kabinet “ Tegas dan Berani (2013)” .
  • Unt uk almamat er t ercint a.

KATA PENGANTAR

  Alhamdulillaahirabbil’alamiin. Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala Nikmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Analisis Struktural dan nilai-nilai dalam Novel Cinta Bersemi di Seberang Tembok Karya Bagin dan Kaitannya dengan Pembelajaran Sastra di SMA” tepat pada waktunya. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

  Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Terima kasih dan penghargaan yang tulus, penulis sampaikan kepada :

  

1. Bapak Dr.Wildan, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Mataram.

  

2. Ibu Dra. Siti Rohana Hariana Intiana, M.Pd. selaku Ketua Jurusan

Pendidikan Bahasa dan Seni.

  

3. Bapak Drs.I Nyoman Sudika, M.Hum. selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah.

  

4. Bapak Drs. Cedin Atmaja, M. Si. selaku Dosen Pembimbing I (terima

kasih atas bimbingannya).

  

5. Ibu Drs. Imam Suryadi, M. Pd. selaku Dosen pembimbing II (terima

kasih atas bimbingannya).

  6. Bapak Drs. Mar’I, M. Si., selaku dosen penguji penetral.

  

7. Bapak Syaiful Musaddat, M. Pd. selaku Dosen Pembimbing Akademik

(terima kasih atas bimbingannya selama ini).

  

8. Bapak dan ibu Dosen yang telah mengajar, mendidik, dan membimbing

kami selama belajar di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mataram yang tidak bisa disebut satu persatu.

  

9. Kedua orang tua yang sangat saya cintai, terimakasih atas segala

dukungannya baik moral maupun materil.

  10. Keluarga besarku tercinta, terimakasih atas dukungannya selama ini.

  

11. Teman-teman Bastrindo ’10 yang kompak selalu, semoga tali

persaudaraan kita tetap terjaga.

  

12. Semua pihak yang telah mendukung dan membantu sehingga

terselesainya skripsi ini yang tidak dapat disebut satu persatu.

  Mataram, Agustus 2014 Penulis

  Analisis Struktural dan Nilai-nilai dalam Novel Cinta Bersemi di Seberang Tembok Karya Bagin dan Kaitannya dengan Pembelajaran Sastra di SMA Oleh: SRI YULIANA NIM. E1C 010 041 ABSTRAK

  

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah struktural novel Cinta

Bersemi di Seberang Tembok Karya Bagin dan nilai-nilai di dalamnya serta kaitannya dengan pembelajaran sastra di SMA. Penelitian ini juga bertujuan untuk mendeskripsikan struktural dan nilai-nilai dalam novel Cinta bersemi di Seberang Tembok karya Bagin dan kaitannya dengan pembelajaran sastra di SMA. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari teknik pengumpulan data menggunakan studi kepustakaan dan teknik catat. Pada metode analisis data digunakan teknik deskriptif. Hasil penelitian ini berupa struktural yang terkandung dalam novel Cinta Bersemi di Seberang Tembok Karya Bagin, yaitu: Tema, novel ini mengambil tema perjuangan seorang pemuda bernama Yusuf dalam menggapai cita-cita dan cintanya. Tokoh dan penokohan, tokoh utama dalam novel ini yaitu Yusuf, dan penokohan digamabarkan secara fisik dan fsikis. Latar, novel mengambil latar di Medan. Alur yang digunakan novel ini adalah alur campuran namun lebih banyak menggunakan alur maju dengan sudut pandang orang ketiga serba tahu. Amanat novel ini yaitu tekun dan bersungguh-sungguh dalam menggapai cita-cita, tidak melihat seseorang hanya dari masa lalunya, karena bisa jadi saat sekarang ini dan seterusnya ia menjadi orang yang baik dan bermanfaat bagi banyak orang, tetap berbuat baik pada semua orang meski beda suku, ras, agama dan seterusnya, dan berfikir lebih luas dan bijak ketika menghadapi sebuah permasalah. Selanjutnya, nilai-nilai yang terkandung dalam novel tersebut terdiri atas nilai religius: Berpuasa, berwudhu, sholat, membaca Alquran, mengucapkan

Alhamdulillah, beristighfar, bersyahadat, mengingat bahwa Allah penentu segal-

galanya, nilai moral: menghormati orang lain, nilai Sosial: tolong menolong, menjalin hubungan baik, nilai budaya: orang-orang Tionghoa di Indonesia memiliki tradisi untuk menikah sesama keturunan Tionghoa, dan rasa setia kawan sesama orang Tionghoa sangat kuat. Analisis struktural dan nilai-nilai dalam novel ini memiliki hubungan dengan pembelajaran sastra di SMA, karena analisis yang digunakan dalam penelitian ini digunakan juga pada analisis materi ajar pada silabus KTSP di tingkat SMA kelas XI semester I. Sehingga analisis struktural dan nilai-nilai dalam penelitian novel ini dapat digunakan dalam pembelajaran sastra di SMA.

  Kata kunci: Struktural, nilai-nilai, pembelajaran sastra di SMA.

  Structural Analysis and Values of Novel Cinta Bersemi di Seberang Tembok by Bagin and its Value Within and its Relation Toward

  Learning of Literature on Senor Hight School SRI YULIANA ABSTRACT

The discussion in this research is the structural of novel Cinta Bersemi di Seberang

  Tembok by Bagin and its value within and its relation toward learning of literature on senor hight school. This research is also giving at describing structural of novel Cinta Bersemi di Seberang Tembok by Bagin and its value within and its relation toward learning of literature on senor hight school. Some technique that used in this research were gathering data using literature study and taking note technique.

  In data analysis method is used descriptive technique. The result of this study is structural contained in Cinta Bersemi di Seberang Tembok by Bagin, there are the theme is about struggle of a man named Yusuf in his ambition and love. Figure and caracterzation, the man figure is Yusuf, and the caracterzation portrayed phisially and pschilogically. setting, setting place in this novel is in Medan. Plot that used is mix plot, nevertheless used most progress with third person knoable point of view than using regress plot. Message of this novel is persistent and earness in attairing ambition, not only look at someone although in different ethnic, race, religion etc, and think broader and wiser when fating a problem. for futher the ralves continued consist of religion value, fasting, taking hly water, praying, reading alquran, saying Alhamdulillah, istighfar, syahadat, remember Allah as the Determiner, moral value: respecting other people, social value: helping other, making good relationship, cultural value: Tionghoa people in Indonesia have strong tradition to marry their descent and they have very strong sense of royal friendship. structural analysis and values in this novel have relationship toward literature leraning in SMA, because analysis used ini this research is also used in material lesson analysis ata KTSP syllabus in SMA grade

  XI Semesetr I. This structural analysis and values in thi novel can be used in literature learning in senior hight school.

  Keywords : structural, values, literature learning in SMA

  DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ iv

DAFTAR ISI ..................................................................................................... v

ABSTRAK ......................................................................................................... vi

  

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

  1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1

  1.2 Rumusan Masalah............................................................................. 3

  1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 4

  1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 4

  

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 6

  2.1. Penelitian yang Relevan .................................................................... 6

  2.2. Kajian teori ....................................................................................... 9

  2.2.1Novel. .............................................................................................. 9

  2.2.2Analisis Struktural. .......................................................................... 13

  2.2.3. Nilai .............................................................................................. 25

  2.2.4. Pembelajaran Sastra di SMA.......................................................... 33

  

BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................... 38

  3.1. Jenis Penelitian ................................................................................... 38

  3.2. Deskripsi Sasaran ................................................................................ 38

  3.3. Data dan Sumber Data ....................................................................... 39

  3.4. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 40

  3.5. Metode Analisis Data .......................................................................... 41

  

BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................... 44

  4.1 Analisis Struktural Novel Cinta Bersemi di Seberang Tembok Karya Bagin .................................................................................................... 44

  4.1.1 Tema .................................................................................................. 44

  4.1.2 Alur .................................................................................................... 48

  4.1.3 Tokoh dan Penokohan ........................................................................ 49

  4.1.4 Latar ................................................................................................... 60

  4.1.5 Sudut pandang .................................................................................... 76

  4.1.6. Amanat .............................................................................................. 77

  4.2 Nilai-nilai dalam Novel Cinta Bersemi di Seberang Tembok Karya Bagin ..................................................................................................... 80

  4.2.1 Nilai Religius ..................................................................................... 80

  4.2.2 Nilai Moral ......................................................................................... 83

  4.2.3 Nilai Sosial ......................................................................................... 85

  4.2.4 Nilai Budaya....................................................................................... 86

  4.3 Kaitan Hasil Analisis Novel Cinta Bersemi di Seberang Tembok Karya Bagin dengan Pembelajaran Sastra di SMA ........................................... 88

BAB V PENUTUP ............................................................................................. 90

  

5.1 Simpulan ..................................................................................................... 90

  

5.2 Saran ........................................................................................................... 91

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 92

LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Karya sastra merupakan hasil ciptaan manusia yang di dalamnya terdapat buah pikiran dan tanggapan atau respon manusia yang berkaitan dengan kehidupan nyata. Karena, setiap alur dan permasalahan dalam kehidupan manusia yang terdapat dalam karya sastra merupakan cerminan dari kehidupan nyata yang dituangkan oleh pengarang ke dalam karya dengan diksi yang dipertimbangkan. Hal tersebut menjadikan sastra sebagai media bagi pengarang untuk menyampaikan pesan, di samping karya sastra itu sendiri bertujuan untuk memberikan hiburan untuk pembaca.

  Selain itu, tidak jarang karya sastra menjadi salah satu sumber inspirasi yang dapat mengubah kehidupan pembaca. Ini terkait dengan kandungan karya sastra yang merupakan segala bentuk pemikiran dan kegelisahan pengarang yang dipengaruhi oleh situasi lingkungan pengarang, seperti : kebudayaan, pendidikan, situasi politik, agama, ideologi dan sebagainya. Semuanya tertampung dalam karya sastra untuk disajikan dengan rapi kepada pembaca. Harapannya agar pembaca memiliki gambaran, mengambil pelajaran dan bisa menjadi pencerah dari segala polemik yang ditampilkan dalam karya. E. E. Kellet (dalam Aminuddin, 2002:37) mengatakan sastra merupakan bagian dari seni yang berusaha menampilkan nilai-nilai keindahan yang bersifat aktual dan imajinatif, sehingga mampu memberikan hiburan dan kepuasan rohaniah pembacanya.

  NovelCinta Bersemi di Seberang Tembokkarya Bagin merupakan karya angkatan Balai Pustaka yang mengisahkan tentang perjuangan kehidupan seorang pemuda bernama Yusuf yang dimulai dengan latar di Sumatera dengan situasi menegangkan sebelum masa kemerdekaan Indonesia. Waktu itu Yusuf masih kecil, namun sebagai anak bungsu dari tiga bersaudara dari keluarga Pak Dahlan, Yusuf adalah anak yang bertanggung jawab. Ia membantu membawakan barang- barang yang bisa mereka bawa pada saat mereka terpakasa harus meninggalkan rumah mereka karena penyerangan oleh tentara Belanda. Dalam hitungan beberapa tahun sebelum kemerdekaan Indonesia, Yusuf dan keluarganya dan masyarakat lain yang senasib dengan keluarga Yusuf, hidup di dalam hutan demi keamanan mereka dari serangan tentara Belanda dan kelompok Poh An Tui yang tidak lain adalah kelompok orang-orang Tionghoa yang sengaja dibentuk oleh Belanda untuk mengadu domba masyarakat pribumi dengan kelompok Tionghoa yang menguntungankan pihak Belanda. Situasi penjajahan yang sangat merugikan itu, selain meninggalkan tempat tinggalnya secara terpaksa, Yusuf juga terpaksa meninggalkan sekolahnya. Kemudian setelah Indonesia merdeka, barulah Yusuf kembali melanjutkan sekolahnya meski dalam usia yang lebih diabandingkan dengan teman-temannya. Namun itu bukanlah penghalangnya untuk tetap menuntut ilmu dan menggapai cita-cita serta kebahagiaan.

  Novel tersebut memiliki penggambaran polemik kehidupan dan dihadirkan gambaran sikap yang harus diambil untuk menyikapinya. Hal tersebut merupakan nilai-nilai kebaikan yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui karyanya.

  Dari uraian di atas, peneliti sangat tertarik dan menganggap novel “Cinta

  

Bersemi di Seberang Tembokkarya Bagin” merupakan salah satu produk sastra

  yang menarik dan masih relevan untuk dianalisis dan sebagai media untuk mengambil makna kehidupan, sekaligus untuk memotret permasalahan kehidupan yang dapat diatasi dengan sikap hidup yang ada dalam novel tersebut untuk diterapkan dalam kehiupan sehari-hari.

  Dalam Kurikulum TingkatSatuan Pendidikan (KTSP) terdapat materi pembelajaran yang membahas tentang sastra, antara lain cerpen, novel dan puisi.

  Hal ini menjadi pertimbangan penulis untuk mencari hubungan peneitian dengan pembelajaran sastra di tingkat SMA.

  Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, penulis mencoba mengangkat novel yangberjudul “Analisis Struktural dan nilai-nilai dalam Novel Cinta

  

Bersemi di Seberang Tembok karya Bagin dan Kaitannya dengan Pembelajaran

Sastra di SMA”. Sebagai bahan kajian dalam penelitian.

1.2 Rumusan Masalah

  Permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

  1. Bagaimanakah unsur struktural dalam novel Cinta Bersemi di Seberang

  Tembok karya Bagin?

  2. Nilai-nilai apa saja yang terkandung dalam novel Cinta Bersemi di

  Seberang Tembok karya Bagin?

  3. Bagaimanakah kaitan hasil analisis novel Cinta Bersemi di Seberang

  Tembok karya Bagin dengan pembelajran sastra di SMA?

  1.3 Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian ini yaitu :

  1. Mendeskripsikan unsur struktural dalam novel Cinta Bersemi di Seberang Tembok karya Bagin.

  2. Mendeskripsikan nilai-nilai yang terkandung dalam novel Cinta Bersemi di Seberang Tembok karya Bagin.

  3. Mendeskripsikankaitan hasil analisis novel Cinta Bersemi di Seberang Tembok karya Bagin dengan pembelajran sastra di SMA.

  1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis.

  Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai studi sastra Indonesia, khususnya dengan pendekatan struktural sastra untuk mengungkap karya sastra, terutama novel serta mengetahui penerapan analaisis struktural dan nilai-niali kehidupan manusia dalam novel bagi pembelajaran sastra di SMA.

2. Manfaat praktis

  a. Peneliti Penelitan ini merupakan sarana untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan peneliti dalam mengkaji karya sastra, terutama yang berkaitan dengan struktur novel dan dapat mengetahui hubungannya dengan pembelajaran sastra di SMA.

  b. Para pembaca dan penikmat sastra

  Penelitian ini diharapkan dapat membantu memahami unsur intrinsik dan nilai-nilai dalam novel Cinta Bersemi di Seberang Tembokkarya Bagin serta dapat mengetahui hubungannya dengan pembelajaran sastra di SMA. Selanjutnuya, hasil penelitian ini juga diharapkan dapat digunakan sebagai referensi atau acuan untuk lebih meningkatkan kemampuan mengapresiasi karya sastra khususnya novel.

  c. Instansi sekolah Dalam bidang pendidikan penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi guru Bahasa dan Sastra Indonesia sebagai bahan ajar di sekolah-sekolah , khususnya di SMA.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Penelitian yang Relevan

  Penelitian tentang sastra atau pengkajian sastra lebih mendalam masih sangat menarik untuk dilkukukan. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya penelitian yang dilakukan oleh dosen, mahasiswa, maupun para pemerhati sastra. Terlebih khusus penelitian terhadap novel, sudah banyak dilakukan.

  Penelitian tentang satra yang membahas novel dari segi struktural, sudah banyak dilakukan. Namun penelitian yang telah dilakukan lebih banyak membahas tentang struktural dan nilai-nilai dalam novel yang diterbitkan pada masa sekarang atau karya baru, dan peneliti menemukan masih kurangnya penelitian terhadap novel, seperti novel angkatan Balai Pustaka untuk dikaji dan dikaitkan dengan pembelajaran sastra di SMA. Hal inilah yang menjadikan peneliti untuk mengkaji novel Cinta Bersemi di Seberang Tembokkarya Bagin.

  Penelitian yang dilakukan oleh Ririn Rosmalanita (2011) dengan judul penelitian “Analisis Unsur Intrinsik dan Nilai-nilai Pendidikan dalam Novel

  

Merpati Kembar Karya Nuriadi”. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian

  ini adalah unsur-unsur intrinsik dalam novel Merpati Kembar Karya Nuriadi serta nilai-nilai pendidikan di dalamnya dengan tujuan mendeskripsikan unsur-unsur intrinsik dan nilai-nilai pendidikan dalam novel Merpati Kembar Karya Nuriadi. Kerangka teori yang digunakan sebagai landasan untuk memahami unsur intrinsik dan nilai pendidikan yang terdapat dalam novel Merpati Kembar Karya Nuriadi adalah pendekatan struktural dan pendekatan pragmatis. Metode pengumpulan data menggunakan studi kepustakaan dan teknik catat. Kemudian, masalah- masalah yang telah dirumuskan dalam penelitian ini dianalisisi dengan menggunakan metode analisis data deskriptif kualitatif, yaitu mendeskripsikan fakta-fakta yang ada. Hasil penelitian ini berupa unsur-unsur intrinsik novel

  

Merpati Kembar Karya Nuriadi yang meliputi tema, alur atau plot, latar atau

  setting, tokoh dan penokohan dan amanat. Nilai-nilai pendidikan berupa: nilai religi, nilai moral, dan nilai sosial. Penelitian tersebut tidak mengkaitkan hasil penelitiannya dengan pembelajaran sastra di sekolah.

  Penelitian lainnya juga dilakukan oleh Juniati Mariam Ulfa (2013) dengan judul penelitian “Analisis Struktural dan Nilai Pendidikan dalam Novel Hafalan

  

Sholat Delisa dan Penerapannya Terhadap Pendidikan Karakter di SMA”.

  Masalah utama yang dikaji dalam penelitian ini adalah analisis struktural dan nilai pendidikan novel Hafalan Sholat Delisakarya Tere Liye serta penerapannya terhadap pendidikan karakter di SMA. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan struktur dan nilai pendidikan karakter di SMA. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas metode pengumpulan data menggunakan studi kepustakaan dan teknik catat. Pada metode analisis data, digunakatan teknik deskriptif. Berdasarkan hasil analisis data, struktur novel

  

Hafalan Sholat Delisa : novel ini mengambil tema tentang keikhlasan Delisa

  dalam hafalan sholat membentuk jiwa dan raga yang kokoh untk menerima cobaan hidup; tokoh utama dalam novel ini yaitu Delisa; novel ini mengambil latar tempat yakni: di meunasah dan di rumah; latar wakt yang paling menonjol dalam novel ini yaitu waktu pagi, siang hari, sore hari dan malam hari; latar suasana yang paling menonjol yaitu suasana sedih dan senang. Novel ini menggunakan alur campuran tetapi lebih banyak menggunakan alur maju;dan amanat dalam novel ini yaitu sabar sebagai hamba-Nya dan berjuang untuk hidup ikhlas serta tabah dalam menjalani cobaan di bumi Alah dan semua musibah yang dialami adalah merupkan ujian dari-Nya, Allah tidak akan memberikan cobaan di luar batas kemampuan haba-Nya. Selanjutnya nilai pendidikan dalam novel

  

Hafalan Sholat Delisa karya Tere Liye yaitu terbagi menjadi tiga yaitu nilai

  pendidikan sosial memberikan tauladan seberapa hebat dan pintarnya seseorang pastilah akan tetap membutuhkan bantuan dari orang lain dengan kata lain tidakterlepas dari pertolongan orang lain, nilai pendidikan agama senantiasa untuk terus berusaha dan bekerja keras untuk mendapatkan kebaikan dari Allah SWT dan bertawakkal kepada-Nya, dan nilai pendidikan moral senantiasa menjaga nilai-nilai susila dalam kehidupan dengan menjaga adab dan tata karma serta rasa malu.

  Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Ikbal (2013) dengan judul penelitian

  

“Analisis Struktural dan Nilai Pendidikan dalam Novel Cinta Suci Zahrana

Karya Habiburrahman El Shirazy serta Implikasinya dalam Pembelajaran Sastra

di Sekolah” juga bertujuan untuk mendeskripsikan structural dan nilai pendidikan

  dalam novel Cinta Suci Zahrana Karya Habiburrahman El Shirazy serta implikasinya dalam pembelajaran sastra di SMA. Hasil penelitian iniberupa struktural yang terkandung dalam novelCinta Suci Zahrana Karya Habiburrahman El Shirazy yaitu tema, novel ini mengambil tema tentang perjuangan seorangwanita dewasa bernama Zahrana dalam menggapai masa depan yang terbaik baginya, tokoh dan penokohan, tokoh yang paling dominan dalam novel ini yaitu Zahrana, sedangkan penokohan yang paling dominan yaitu dengan teknik dramatik dalam bentuk cakapan; latar, dominan novel ini mengambil latar tempat di Semarang dan Jogjakarta; latar waktu yang paling dominan yaitu waktu pagi hari, siang hari dan malam hari; latar suasana yang dominanyaitu suasana sedih dan senang; alu, novel ini menggunaan alur campuran tetapi lebih banyak menggunakan alur maju; dan amanat dalam novel ini yaitu, terus berjuang dan bekerja keras untuk menggapai apa yang dicita-citakan. Kemudian memasrahkan semuanya kepada Allah SWT sang penentu takdir setelah kita benar-benar berusaha (berikhtiar) untuk mendapatkannya.

  Berangkat dari hasil penelitian tersebut, dilakukan penelitian dengan judul penelitian “Analisis Struktural dan Nilai-nilai dalam Novel Cinta Bersemi di

  

Seberang Tembok Karya Bagin dan Kaitannya dengan Pembelajaran Sastra di

SMA”.

2.2.Kajian Teori

2.2.1 Novel A.

   Pengertian Novel

  Novel berasal dari bahasa Latin novellus. Kata novellus dibentuk dari kata

  

novus berarti baru atau new dalam bahasa Inggris. Dikatakan baru karena bentuk

  novel adalah bentuk karya sastra yang datang kemudian dari bentuk karya sastra lainnya.

  Kehadiran bentuk novel sebagai salah satu bentuk karya sastra berawal dari kesusastraan Inggris pada awal abad ke-18. Timbulnya akibat pengaruh tumbuhnya filsafat yang dikembangkan oleh John Locke (1632-1704) yang menekankan pentingnya fakta atau pengalaman dan bahayanya berfikir secara fanatik. Pentingnya belajar dari pengalaman merupakan ajaran baru yang berkembang pada masa itu. Akibat timbulnya pembaca karya sastra dari kalangan para pengusaha, pedagang, serta golongan menengah yang kurang menyukai puisi dan drama yang dianggapnya tidak realistis. Mereka memerlukan bacaan yang menggambarkan suasana lebih realistis dan masuk akal dari hidup ini. Mereka ingin membaca tentang kehidupan orang lain dengan segala kelebihan dan kekurangannya, bukan lagi mengenai pahlawan khayal yang gagah perkasa, atau penjahat ulung yang licik, atau kehidupan raja-raja yang penuh pesona yang seperti dalam puisi dan drama selama ini.

  Namun pada perkembangan berikutnya hakikat novel diungkapkan oleh beberapa pengamat sastra anara lain sebagai berikut: a. Novel adalah cerita bentuk prosa yang agak panjang dan meninjau kehidupan sehari-hari (Ensiklopedi Amerika).

  b. Novel adalah suatu cerita dengan suatu alur yang cukup panjang mengisi satu buku atau lebih, yang menggarap kehidupan manusia yang bersifat imajinatif (The

  Advanced of Current English, 1960:853).

  c. Novel adalah cerita dalam bentuk prosa yang cukup panjang. Panjangnya tidak kurang dari 50.000 kata. Mengenai jumlah dalam novel adalah relatif.

  Dari definisi-definisi di atas, Endah (2012:124) memberikan kesimpulan bahwa hakikat novel adalah cerita, Karen fungsi novel adalah bercerita. Aspek terpenting novel adalah menyampaikan cerita.

  Aminuddin (2002:66) sendiri memberikan pengertian prosa fiksi, termasuk dalam hal ini novel sebagai kisahan atau cerita yang diemban oleh pelaku-pelaku tertentu dengan pemeranan, latar serta tahapan dan rangkaian cerita tertentu yang bertolak dari hasil imajinasi pengarangnya sehingga menjalin suatu cerita. Senada dengan Nurgiyantoro (2012:2) yang mengatakan prosa dalam pengertian kesastraan juga disebut fiksi dalam pengertian ini berarti cerita rekaan atau cerita khayalan. Hal ini disebabkan fiksi merupakan karya naratif yang isinya tidak menyaran pada kebenaran sejarah (Abrams dalam Nurgiyantoro, 2012:2).

  Sebagai sebuah karya yang imajiner, fiksi menawarkan berbagai permasalahan manusia dan kemanusiaan, hidup dan kehidupan. Fiksi merupakan hasil dialog , kotemplasi dan reaksi pengarang terhadap lingkungan kehidupan. Sehingga fiksi menawarkan “model-model” kehidupan sebagaimanan yang diidealkan oleh pengarang sekaligus menunjukkan sosoknya sebagai karya seni yang berunsur estetik dominan. Oleh karena itu, bagaimanapun fiksi merupakan sebuah cerita, dan karenanya terkandung juga di dalamnya tujuan memberikan hiburan kepada pembaca di samping adanya tujuan estetik (Nurgiyantoro, 2012:3).

  Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan novel adalah karangan prosa fiksi yang mengandung rangkaian kisah pelakunya dari awal hingga akhir yang ditulis secara naratif dan banyak membahas tentang aspek kehidupan manusia (tokoh). Novel lebih panjang dalam menceritakan tokohnya dibandingkan dengan cerpen. Sehingga dalam novel terdapat banyak konflik dan biasanya terdapat sub judul di dalamnya.

  B.

   Jenis-jenis Novel

  Banyak sekali Jenis-Jenis novel yang didefinisikan banyak ahli. Namun di sini hanya diambil jenis-jenis novel berdasarkan pendapat :

  1. Menurut Muchtar Lubis dalam Tarigan (2011:168-169) cerita novel itu ada bermacam-macam, antara lain: a) Novel avonuter adalah bentuk novel yang dipusatkan pada seorang lakon atau tokoh utama. Ceritanya dimulai dari awal sampai akhir para tokoh mengalami rintangan-rintangan dalam mencapai maksudnya.

  b) Novel psikologi merupakan novel yang penuh dengan peristiwa-peristiwa kejiwaan para tokoh.

  c) Novel detektif adalah novel yang merupakan cerita pembongkaran rekayasa kejahatan untuk menagkap pelakunya dengan cara penyelidikan yang tepat dan cermat.

  d) Novel Politik atau novel sosial adalah bentuk cerita tentang kehidupan golongan dalam masyarakat dengan segala permasalahannya, misalnya antara kaum masyarakat dan buruh dengan kaum kapitalis terjadi pemberontakan.

  e) Novel kolektif adalah novel yang menceritakan pelaku secara kompleks (menyeluruh) dan segala seluk beluknya. Novel kolektif tidak mementingkan individu masyarakat secara kolektif.

  2. Sedangkan menurut Jakob Sumardjo dan Saini K.M (1986:29), jenis novel adalah sebagai berikut: a) Novel Percintaan

  Novel percintaan melibatkan peranan tokoh wanita dan pria secara seimbang bahkan kadang-kadang peranan wanita lebih dominan.

  b) Novel Petualangan Novel petualangan sedikit sekali memasukan peranan wanita. Jika wanita di sebut dalam novel ini maka penggambarannnya kurang berkenan. Jenis novel ini adalah bacaan pria. Karena tokoh-tokohnya adalah pria, dan dengan sendirinya banyak masalah untuk laki-laki yang tidak ada hubungannya dengan wanita.

  c) Novel Fantasi Novel fantasi bercerita tentang hal-hal yang tidak realistis dan serba tidak mungkin dilihat dari pengalaman sehari-hari. Novel jenis ini menggunakan karakter yang tidak realistis, setting, dan plot yang juga tidak wajar untuk menyampaikan ide-ide penelitinya.

2.2.2 Analisis Strkutural

  Kamus Besar Bahasa Indonesia, mengartikan analisis sebagai penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dan sebagainya). Kemudian definisi selanjutnya juga dikatakan bahwa analisis merupakan penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antarbagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.

  Analisis berupa karya fiksiberarti menguraikan karya fiksi atas unsur-unsur intrinsik karya fiksi tersebut. Ini dijelaskan oleh Nurgiyantoro (2012:30) yang menyatakan bahwa ananlisis berupa karya fiksi menyarankan pada pengertian mengenai karya itu atas unsur-unsur pembentuknya tersebut yaitu, yang berupa unsur-unsur intrinsiknya.

  Secara Etimologis struktur berasal dari kata Structura (Latin) yang berarti bentuk, bangunan (kata benda). Kemudian Strukturalisme berasal dari bahasa Inggris, structuralism; latin struere (membangun), structura berarti bentuk bangunan. Sehingga struktur terbentuk dari sejumlah komponen layaknya bangunan, kemudian struktur menjadi bagian utama atau aspek utama dari strukturalisme, karena strukturalisme sendiri berkaitan dengan struktur.

  Strukturalisme adalah paham atau kepercayaan bahwa segala sesuatu yang ada di dalam dunia ini mempunyai struktur. Sesuatu dikatakan mempunyai struktur apabila ia membentuk kesatuan yang utuh, bukan merupakan jumah dari bagian- bagian semata. Hubungan antarbagian dalam struktur tidak bersifat kuantitatif, melainkan kualitatif.Artinya, apabila suatu bagian dihilangkan, keutuhan sesuatu itu tidak sekedar berkurang, melainkan menjadi rusak sama sekali (Faruk, 2012:156). Begitu juga halnya dengan karya sastra yang memiliki hubungan antar unsur-unsurnya dan menjadi satu kesatuan yang utuh.

  Berkaitan dengan karya satra sendiri, strukturalisme memberikan perhatian terhadap analisis unsur-unsur karya sastra yang memiliki hubungan antara unsur- unsurnya dan merupakan satu kesatuan yang utuh. (Nurgiyantoro, 2012:36) Sebuah karya sastra, fiksi atau puisi, menurut kaum strukturalisme adalah sebuah totalitas yang dibangun secara koherensif oleh berbagai unsur pembangunnya.

  Struktur karya sastra juga menyarankan pada pengertian hubungan antar unsur (intrinsik) yang bersifat timbal balik, saling menentukan, saling mempengaruhi, yang secara bersama membentuk satu kesatuan yang utuh.Di pihak lain, Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2012:36) struktur karya sastra dapat diartikan sebagai susunan, penegasan dan gambaran semua bahan dan bagian yang menjadi komponennya yang secara bersama membentuk kebulatan yang indah.

  Analisis struktural karya sastra, yang dalam hal ini fiksi, dapat dilakukan dengan mengidentifikasi, mengkaji dan mendeskripsikan fungsi dan hubungan antar unsur intrinsik fiksi yang bersangkutan. Mula-mula diidentifikasi dan dideskripsikan, misalnya bagaimana keadaan peristiwa-peristiwa, plot, tokoh dan penokohan, latar, sudut pandang dan lain-lain. Setelah dicobajelaskan bagaimana fungsi-fungsi masing-masning unsur itu dalam menunjang makna keseluruhanya, dan bagaimana hubungan antarunsur itu sehingga secara bersama membentuk sebuah totalitas-kemaknaan yang padu. Misalnya, bagaimana hubungan antara peristiwa yang satu dengan yang lain, kaitannya dengan pemplotan yang tak selalu kronologis, kaitannya dengan tokoh dan penokohan, dengan latar dan sebagainya.

  Dengan demikian, pada dasarnya analisis struktural bertujuan memaparkan secermat mungkin fungsi dan keterkaitan antar berbagai unsur karya sastra yang secara bersama menghasilkan sebuah kemenyeluruhan (Nurgiyantoro, 2012:37).

  Berdasarkan pemaparan di atas, dapat dinyatakan bahwa struktur adalah bagian darisuatu susunan atau bangunan dan struktural adalah hal-hal yang berkenaan dengan struktur tersebut,sehingga teori strukturalisme memberikan perhatian atau penekanan terhadap analisis unsur-unsur yang ada di dalam karya sastra dan segala yang berkaitan dengan hal tersebut. Unsur-unsur tersbeut meliputi tema, penokohan, latar, alur, sudut pandang dan amanat, dengan rincian sebagai berikut:

a. Tema

  Istilah tema menurut Scharbach (dalam Aminuddin, 2001:91) berasal dari bahasa Latin yang berarti ‘tempat meletakkan suatu perangkat’. Disebut demikian karena tema adalah ide yang mendasari suatu cerita sehingga berperanan juga sebagai pangkal tolak pengarang dalam memaparkan karya fiksi yang diciptakannya. Maka, tema dalam prosa fiksi memiliki kedudukan yang sangat penting karena semua elemen dalam prosa fiksi dalam sistem operasionalnya akan mengacu dan menunjang pada tema. Tema disebut juga sebagai ide sentral suatu cerita. Tema merupakan jiwa cerita dalam karya fiksi (Endah, 2012: 119). Selaras dengan pendapat Aminunddin (dalam Endah, 2012: 119) yang menyatakan bahwa tema adalah ide yang mendasari suatu cerita sehingga berperan juga sebagai pangkal tolak dalam memaparkan karya fiksi yang diciptakannya.

  Sedangkan Hartoko dan Rahmato (dalam Nurgiyantoro, 2012:68) mengatakan bahwa tema merupakan gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra yang terkandung di dalam teks sebagai struktur perbedaan. Tema dalam banyak hal bersifat “mengikat” kehadiran atau ketidakhadiran peristiwa atau konflik pada situasi tertentu, termasuk berbagai unsur intrinsik yang lain Karena hal-hal tersebut haruslah bersifat mendukung keselasan tema yang ingin disampaikan.

  Dari pemaparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa tema adalah ide atau gagasan yang menjadi dasar pijakan dan menopang dalam memaparkan karya fiksi. Ini menjadikan eksistensi tema dalam karya fiksi sangatlah penting.

b. Tokoh dan Penokohan

  Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2012: 165) mengatakan tokoh adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Lebih lanjut dalam bukunya Nurgiyantoro menjelaskan dari kutipan tersebut juga dapat diketahui bahwa antara seorang tokoh dengan kualitas pribadinya erat berkaitan dalam penerimaan pembaca.

  Dalam hal ini peristiwa dalam karya fiksi seperti halnya peristiwa dalam kehidupan sehari-hari, selalu diemban oleh tokoh atau pelaku-pelaku tertentu.

  Sehingga dikatakan oleh Aminuddin (2002:79) pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita disebut dengan tokoh. Kemudian secara singkat Endah (2012:110) mendefinisikan tokoh sebagai para pelaku atau subjek lirik dalam karya fiksi.

  Merujuk pada pemaparan di atas, dapat dikatakan tokoh merupakanorang atau pelaku yang ditampilkan dan mengalami peristiwa dalam suatu karya fiksi. Tokoh dalam hal ini merupakan hasil rekaan pengarang dalam karya fiksi.

  Sedangkan untuk penokohan, Jones (dalam Nurgiyantoro, 2012:165) mengatakan penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Hal serupa juga juga dikatakan oleh Suharianto(1982:20) penokohan ialah pelukisan mengenai tokoh cerita baik dalam keadaan lahirnya maupun batinnya yang dapat berupa pandangan hidupnya, sikapnya, keyakinannya, adat-istiadatnya, dan sebagainya.

  Kosasih (2009:34)berpendapat bahwa penokohan adalah cara pengarang dalam menggambarkan karakter tokoh. Istilah penokohan lebih luas pengertiannya daripada tokoh dan perwatakan, sebab istilah itu sekaligus mencakup siapa tokoh cerita, bagaimana perwatakan, dan bagaimana penempatan dan pelukisannya dalam sebuah cerita sehingga sanggup memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca.

  Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan penokohan adalah cara pengarang dalam menggambarkan karakter tokoh dalam cerita, baik lahirnya maupun batin. Ini menjadikan penokohan menjadi sangat penting dalam membangun karya sastra (prosa) dari dalamnya atau unsur intrinsik.

c. Latar atau Setting

  Abrams (dalam Nurgiantoro, 2012:216) Latar atau setting disebut sebagai landas tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Dikatakan juga latar memberikan pijakan cerita secara konkret dan jelas.

  Latar atau setting adalah latar peristiwa dalam karya fiksi, baik berupa tempat, waktu, maupun peristiwa serta memiliki fungsi fisikal dan fungsi psikologis (Aminuddin, 2002:80). Lebih lanjut Leo Hamalin Frederick R. Karel (dalam Aminuddin, 2002:68) menjelaskan bahwa setting dalam karya satra berfungsi bukan hanya berupa tempat, waktu, peristiwa, suasana serta benda-benda dalam lingkungan tertentu, melainkan juga dapat berupa suasana yang berhubungan dengan sikap, jalan pikiran, prasangka maupun gaya hidup suatu masyarakat dalam menanggapi suatu problem tertentu.

  Dari uraian di atas, dapat disimpulkan latar atau setting adalah tempat, waktu dan suasana terjadinya peristiwa dalam karya sastra. Sehingga latar dibedakan menjadi tiga, yaitu :

  1. Latar tempat, yaitu segala sesuatu yang menjelaskan tempat terjadinya peristiwa dalam cerita. Misalnya: rumah, sekolah dan lain-lain.

  2. Latar waktu, yaitu waktu terjadinya peristiwa daam cerita. Misalnya, pagi harir, siang hari dan sebagainya.

Dokumen yang terkait

TOKOH MELAYU DALAM NOVEL CINTA DI DALAM GELAS KARYA ANDREA HIRATA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA

3 41 81

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL PAK GURU KARYA AWANG SURYA DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA

5 50 56

FENOMENA KAWIN CAMPURAN DAN NONPRIBUMI DALAM NOVEL CINTA BERSEMI DI SEBERANG TEMBOK KARYA BAGIN : Sebuah Tinjauan Sosiologi Sastra.

0 2 1

KAJIAN ANTROPOLOGI SASTRA DAN NILAI TOLERANSI DALAM NOVEL AYAT-AYAT CINTA 2 KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY SERTA RELEVANSINYA DENGAN MATERI PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA - UNS Institutional Repository

0 0 9

ANALISIS STRUKTURAL NOVEL TERATAI KARYA YAYAN D. DAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARANNYA DI SMA - UNWIDHA Repository

0 1 27

ANALISIS STRUKTURAL NOVEL AYAT AYAT CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA

0 2 172

BAB 1 PENDAHULUAN - NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL SOLANDRA KARYA MIRA W. DAN HUBUNGANNYA DENGAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMP - Repository UNRAM

0 0 55

ANALISIS PRAGMATIS GENDER DALAM NOVEL GENI JORA KARYA ABIDAH EL KHALIEQY DAN HUBUNGANNYA DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA DI SMA - Repository UNRAM

0 2 66

ANALISIS STUKTURAL DAN NILAI PENDIDIKAN ROMAN LAYAR TERKEMBANG KARYA ST. ALI SYAHBANA KAITANNYA DENGAN PEMBELAJARAN SASTRA DI MADRASAH ALIYAH ASSULLAMY LANGKO - Repository UNRAM

0 6 76

ANALISIS KEPRIBADIAN TOKOH ZAFRAN DALAM NOVEL “5 CM” KARYA DONNY DHIRGANTORO : PERS P EKTIF ABRAHAM MASLOW DAN KAITANNYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA - Repository UNRAM

0 0 15