KEMAMPUAN MURID-MURID SMP KELAS VIII DALAM MEMBACA DAN MENULIS TEKS MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (EKONOMI) DI KABUPATEN NABIRE

  

KEMAMPUAN MURID-MURID SMP KELAS VIII DALAM

MEMBACA DAN MENULIS TEKS MATA PELAJARAN ILMU

PENGETAHUAN SOSIAL (EKONOMI)

DI KABUPATEN NABIRE

  

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Pendidikan Ekonomi Oleh:

  MERI LESTARI WAKERKWA 051324020

  

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010

  

KEMAMPUAN MURID-MURID SMP KELAS VIII DALAM

MEMBACA DAN MENULIS TEKS MATA PELAJARAN ILMU

PENGETAHUAN SOSIAL (EKONOMI)

DI KABUPATEN NABIRE

  

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Pendidikan Ekonomi Oleh:

  MERI LESTARI WAKERKWA 051324020

  

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010

  MOTTO

  Kerjakanlah Pekerjaan yang Membawa Kebaikan Bagi Dirimu dan Orang yang Berarti Dalam Hidupmu Kegagalan Dalam Hidupku adalah Semangat Untuk Mencapai Sukses Teman dan Sahabat adalah Penambah Semangat Hidupku vi

  PERSEMBAHAN

  Dengan segala syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, skripsi ini kupersembahkan untuk: Tuhan Yesus dan Bunda Maria Orang Tuaku Tercinta Kakak-kakakku Adek-adekku Keponakanku vii

  

ABSTRAK

KEMAMPUAN MURID-MURID SMP KELAS VIII DALAM MEMBACA

DAN MENULIS TEKS MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN

SOSIAL (EKONOMI) DI KABUPATEN NABIRE

  

Meri Lestari Wakerkwa

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2010

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan murid-murid SMP N dalam membaca dan menulis teks mata pelajaran IPS, serta mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi kemampuan murid-murid dalam membaca dan menulis teks mata pelajaran IPS di Kabupaten Nabire.

  Penelitian ini dilakukan di SMP N 1 Uwapa, SMP N 2 Wanggar, SMP N 1 Wanggar, kabupaten Nabire pada bulan Oktober-November 2009. Jenis penelitian ini adalah Deskriptif, dengan subjek penelitian adalah murid-murid SMP N kelas

  VIII. Teknik pengambilan sample adalah purposive sampling, dengan mengambil sample sebanyak 3 sekolah dengan 195 responden dari murid kelas VIII. Teknik pengumpulan data dengan tes, observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan.

  Hasil penelitian ini menunjukkan:

  1. Dari hasil penelitian terdapat 23 (11,8%) kemampuan Membaca yang dilaksanakan para murid sangat baik, 53 (27,2%) murid membaca dengan baik, 34 (17,4%) murid membaca dengan cukup baik, 40 (20,5%) murid membaca dengan buruk serta sebanyak 45 (23,1%) murid membaca dengan sangat buruk.

  2. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa 30 (15,4%) kemampuan Menulis yang dilaksanakan para murid sangat baik, 22 (11,3%) murid menulis dengan baik, 26 (13,3%) murid menulis dengan cukup baik, 31 (15,9%) murid menulis dengan buruk serta sebanyak 86 (44,1%) murid menulis dengan sangat buruk.

  3. Ada dua faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca murid- murid SMP N kelas VIII di kabupaten Nabire yaitu:

  a. Faktor Intern antara lain: minat membaca, keinginan belajar

  b. Faktor Ekstern antara lain: minimnya bahan bacaan, kurangnya perhatian orang tua, rendahnya kedisiplinan guru, kebiasaan membaca dalam keluarga

  4. Ada dua faktor yang mempengaruhi kemampuan menulis murid- murid SMP N kelas VIII di kabupaten Nabire yaitu

  a. Faktor Intern: minat membaca, keinginan belajar

  b. Faktor Ekstern antara lain: kurangnya dorongan pihak sekolah, kurangnya perhatian orang tua, dan rendahnya kedisiplinan guru. viii ix

  

ABSTRACT

THE ABILITY OF THE EIGHT GRADE STUDENTS OF JUNIOR HIGH

SCHOOL IN READING AND WRITING THE SOCIAL SCIENCES

READING TEXT ESPECIALLY IN ECONOMICS IN NABIRE

Meri Lestari Wakerkwa

Sanata Dharma University

  

Yogyakarta

2010

  This study aims to determine the ability of Junior High School students in reading and writing social science reading text, and determine the factors that influence students abilities in reading and writing the social sciences reading text in Nabire.

  This research was conducted in Uwapa 1 State Junior High School, 1 Wanggar Junior High School and 2 Wanggar Junior High School, Nabire in October-November 2009. This kind of research is a descriptive. Research and the students of the eight grade and drawn by the technique of purposive sampling.

  The techniques of collecting the data were tests, observation, interviews and documentation. The techniques of analyzing the data were reduction, presentation and conclusion.

  The results of this study indicate:

  1. There are 23 students (11,8%) whose reading skill are very good, 53 students (27,2%) are good, 34 students (17,4%) are quite good, 40 students (20,5%) are bad and 45 students (23,1%) are very bad.

  2. There are 30 students (15,4%) whose writing skill are very good, 22 students (11,3%) are good, 26 students (13,3%) are quite good, 31 students (15,9%) are bad and 86 students (44,1%) are very bad.

  3. There are two factors which influence the reading skill of the eight grade of state Junior High School in Nabire regency: a. Internal factor: reading interest and the desire of learning are low

  b. External factor: lack of reading materials, habit and parents a low careness, and the discipline of the teacher are bad.

  4. There are two factors which influence the writing skill of the eight grade of state Junior High School in Nabire regency: a. Internal factor: reading interest and desire of learning are very low

  b. External factor: the school and parents do not encourage the students to read and to learn besides the discipline of the teacher are bad.

KATA PENGANTAR

  x

  Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi yang berjudul “Kemampuan Murid-Murid SMP Kelas VIII Dalam Membaca Dan Menulis Teks Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (Ekonomi) Di Kabupaten Nabire" disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Sanata Dharma.

  Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, maka dengan segala kerendahan hati penulis

  1. Bapak Drs. T. Sarkim., M.E., Ph.D., selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si, selaku ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  3. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si, selaku ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  4. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si selaku dosen pembimbing I yang dengan sabar membimbing dan memberikan saran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

  5. Bapak Indra Darmawan S.E., M.Si, selaku dosen pembimbing II yang memberikan saran dan bantuan dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

  6. Bapak Drs. P.A Rubiyanto, selaku dosen penguji skripsi.

  7. Mbak Titin, petugas sekretariat PE, yang telah memberikan pelayanan dan bantuan selama perkuliahan sampai penyelesaian skripsi.

  8. Staf perpustakaan Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah memberikan pelayanan dan bantuan kepada penulis sehingga mendapatkan referensi yang dibutuhkan dalam penyelesaian skripsi.

  9. Kepala Sekolah SMP N 1 Uwapa, SMP N 2 Wanggar dan SMP N 1 Wanggar, yang telah memberikan ijin penelitian dan informasi yang dibutuhkan dalam penyelesaian skripsi.

  10. Pemerintah Kabupaten Puncak Papua yang telah memberi bantuan beasiswa selama penulis Menyelesaikan Pendidikan di Universitas Sanata

  11. Pemerintah Kabupaten Puncak Jaya yang telah memberi bantuan beasiswa selama penulis Menyelesaikan Pendidikan di Universitas Sanata Dharma

  12. Orang tuaku tercinta, terima kasih atas doa, biaya, dukungan dan bantuan sehingga dapat menyelesaikan pendidikan.

  13. Kakak-kakakku (Agus, Yuni, Elias), adik-adikku (Novi, Devi) dan keponakanku (Hendry, Lionell) terima kasih atas dukungan dan doa yang diberikan.

  14. Kakakku Jeffry. R dan mbak Nenty terimakasih atas bantuan dan semangatnya

  15. Teman-teman seperjuangaku….Rinda, Josepin, prima, Brigitta, Ketrin, Kiki, Lia, Dwik, Nian, Andri, Lely, Lesty, Ika, Ige, Anton, Rinto, Jojo, Ari, dan masih banyak lagi yang tidak dapat disebutkan semua…terima xi kasih atas kebersamaan, dukungan dan bantuannya…kapan kita reuni ke Papua….hahaa…

  16. Saudara-saudariku IPMAPUJA korwil Yogyakarta-Solo, terimakasih atas bantuan, doa, dan kebersamaan selama saya menempuh pendidikan di kota studi ini. Ayo cepat selesai dan mari kita bangun kabupaten dan Papua yang tercinta…..wa..wa..wa..

  17. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka diri untuk menerima kritik dan saran yang dapat menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi

  Penulis xii

  

DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................. i

Lembar Persetujuan ........................................................................................ ii

Lembar Pengesahan......................................................................................... iii

Pernyataan Keaslian Karya ............................................................................ iv

Pernyataan Persetujuan Publikasi ................................................................. v

Motto ................................................................................................................. vi

Persembahan .................................................................................................... vii

Kata Pengantar ................................................................................................ viii Daftar Tabel...................................................................................................... xiv Daftar Gambar ................................................................................................. xvi

Abstrak.............................................................................................................. xvii

Abstract............................................................................................................. xviii

  Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang ...................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................. 7 C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 8 D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 8 Bab II Tinjauan Pustaka A. Aktivitas-Aktivitas Utama Dalam Belajar ............................................ 10 B. Arti Penting Aktivitas Membaca Dalam Proses Belajar ....................... 12

  xiii

  C. Arti Penting Aktivitas Menulis Dalam Proses Belajar.......................... 19

  D. Penelitian Terdahulu ............................................................................. 24

  E. Rasionalitas Penelitian .......................................................................... 24

  Bab III Metode Penelitian A. Jenis Penelitian..................................................................................... 27 B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 27 C. Subyek dan Obyek Penelitian ............................................................. 28 D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel............................ 28 E. Variabel Penelitian................................................................................ 30 F. Teknik Pengumpulan Data.................................................................... 31 H. Teknik Analisis Data…………………………………………………. 33 Bab IV Gambaran Umum A. Gambaran Umum Kabupaten Nabire.................................................... 36 B. Gambaran Umum SMP N 1 Uwapa...................................................... 38 C. Gambaran Umum SMP N 2 Wanggar.................................................... 42 D. Gambaran Umum SMP N 1 Wanggar.................................................... 45 Bab V Analisis Data Dan Kesimpulan A. Kemampuan Murid-murid SMP Dalam Membaca ............................... 49 B. Kemampuan Murid-Murid SMP Dalam Menulis ................................. 51 C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca ................ 54 D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Menulis................... 57

  xiv

  Bab VI Penutup A. Kesimpulan ........................................................................................... 59 B. Saran...................................................................................................... 60 Daftar Pustaka Lampiran

  xv

  DAFTAR TABEL

  Tabel III.1 Penilaian Acuan Patokan Tipe II................................................... 32 Tabel III. 2 Penilaian Kemampuan Menulis…………………….................... 33 Tabel IV.1 Jumlah Penduduk Kabupaten Nabire Tahun 2008........................ 38 Tabel V.1 Penilaian Acuan Patokan Tipe II.................................................... 50 Tabel V.2 Hasil Tes Kemampuan Membaca yang Dilakukan Murid……….. 50 Tabel V.3 Penilaian Kemampuan Menulis...................................................... 52 Tabel V.4 Hasil Tes Kemampuan Menulis yang Dilakukan Murid.............. 52 xvi

  xvii

  DAFTAR GAMBAR

  Gambar IV. 1 Peta Kabupaten Nabire............................................................. 35

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang A. Saat ini kualitas pendidikan di Indonesia semakin memburuk atau

  rendah. Menurut survei Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Posisi Indonesia berada di bawah Vietnam. Data yang dilaporkan The World Economic

  

Forum Swedia (2000), Indonesia memiliki daya saing yang rendah, yaitu hanya

  menduduki urutan ke-37 dari 57 negara yang disurvei di dunia. Selain itu masih menurut survai dari lembaga yang sama Indonesia hanya berpredikat sebagai

  

follower bukan sebagai pemimpin teknologi dari 53 negara di dunia. Kualitas

  pendidikan Indonesia yang rendah itu juga ditunjukkan data Balitbang (2003) bahwa dari 146.052 SD di Indonesia ternyata hanya delapan sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Primary Years Program (PYP). Dari 20.918 SMP di Indonesia ternyata juga hanya delapan sekolah yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Middle Years Program (MYP) dan dari 8.036 SMA ternyata hanya tujuh sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Diploma Program (DP).

  Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia ini di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kualitas guru, sarana dan prasarana pendidikan. Sarana pembelajaran turut menjadi faktor semakin terpuruknya pendidikan di Indonesia, terutama bagi penduduk di daerah terbelakang. Dengan terbatasnya sarana

  2 pendidikan maka pengetahuan siswa juga terbatas seperti: buku cetak, perpustakaan, laboraturium, komputer, gedung. (http://www.sarolangun- jambi.co.cc/2008/11/penyebab-rendahnya-kualitas-pendidikan.html)

  Kualitas guru juga menjadi faktor yang sangat penting, bagaimana siswa dapat pintar bila tingkat pendidikan gurunya tidak sesuai, misalnya guru SMA hanya lulusan D3 atau lulusan PGSD. Hal seperti itu banyak terjadi di daerah- daerah terpencil. Persentase guru menurut kelayakan mengajar dalam tahun 2002- 2003 di berbagai satuan pendidikan sbb: untuk SD yang layak mengajar hanya 21,07% (negeri) dan 28,94% (swasta), untuk SMP 54,12% (negeri) dan 60,99% (swasta), untuk SMA 65,29% (negeri) dan 64,73% (swasta), serta untuk SMK itu jelas berhubungan dengan tingkat pendidikan guru itu sendiri. Data Balitbang Depdiknas (1998) menunjukkan dari sekitar 1,2 juta guru SD/MI hanya 13,8% yang berpendidikan diploma D2-Kependidikan ke atas. Selain itu, dari sekitar 680.000 guru SLTP/MTs baru 38,8% yang berpendidikan diploma D3- Kependidikan ke atas. Di tingkat sekolah menengah, dari 337.503 guru, baru 57,8% yang memiliki pendidikan S1 ke atas. Di tingkat pendidikan tinggi, dari 181.544 dosen, baru 18,86% yang berpendidikan S2 ke atas (3,48% berpendidikan S3)

  Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional, antara lain melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kompetensi guru, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan. Walaupun

  3 pemerintah sudah mengadakan usaha perbaikan kualitas pendidikan namun kualitas pendidikan belum juga dapat ditingkatkan.

  Kondisi pendidikan di Papua maupun Irian Jaya Barat sekarang ini membutuhkan perhatian yang sangat serius dari semua pihak terutama pihak pemerintah. Rendahnya kualitas pendidikan di Papua ini terutama terjadi di daerah-daerah pedalaman atau pegunungan. Kondisi pendidikan yang memprihatinkan ini terlihat dari sarana dan prasarana pendidikan yang tersedia. Salah satu persoalan pandidikan di Papua adalah masalah ketersediaan guru. Persoalan ini merupakan persoalan yang sudah lama terjadi dan sampai saat ini belum dapat diselesaikan, mulai dari masalah kesejehteraan (tunjangan hidup), yang sangat penting bagi pendidikan di Papua saat ini adalah peningkatan kesejahteraan, peningkatan kompetensi, dan peningkatan erosi wibawa guru

  Pertama, masalah kesejahteraan. Masalah ini sangat berdampak buruk terhadap pendidikan di Papua. Banyak guru di Papua yang memiliki pekerjaan sampingan selain menjadi guru. Berdasarkan survei FGII (Federasi Guru

  

Independen Indonesia ) pada pertengahan tahun 2005, idealnya seorang guru

  menerima gaji bulanan serbesar Rp 3 juta rupiah. Sekarang, pendapatan rata-rata guru PNS per bulan sebesar Rp 1,5 juta. Guru bantu Rp 460 ribu, dan guru honorer di sekolah swasta rata-rata Rp 10 ribu per jam. Dengan pendapatan seperti itu, terang saja, banyak guru terpaksa melakukan pekerjaan sampingan.

  Ada yang mengajar lagi di sekolah lain, memberi les pada sore hari, menjadi

  4 tukang ojek, pedagang mie rebus, pedagang buku/LKS, pedagang pulsa ponsel, dan sebagainya (Republika, 13 Juli, 2005).

  Kedua , kompetensi guru juga menjadi masalah. Banyak guru di Papua

  yang masih mengajar dengan materi, metode, dan teknik yang masih sama dengan semasa mereka sekolah. Sebagian besar guru yang ada di Papua tidak memiliki banyak kemampuan dalam membuat metode pembelajaran yang menarik. Selain itu mayoritas guru yang ada di Papua bukan merupakan guru yang berlatar belakang pendidik. Hal ini merupakan ancaman terbesar bagi sumber daya manusia di Papua. Semua orang dapat mengajar tetapi tidak semua orang dapat mendidik. Pendidikan di Sekolah bukan sekedar transfer pengetahuan, tetapi lebih pada anak didik untuk terus belajar melakukan perubahan dalam dirinya sendiri maupun dalam hidup bermasyarakat. Materi yang diajarkan merupakan materi yang sudah lama (referensi guru kurang luas karena di Papua para guru sangat sulit untuk mendapatkan buku-buku pelajaran terbitan terbaru, jikapun ada pasti harganya sangat mahal).

  Ketiga, peningkatan erosi wibawa guru. Untuk meningkatkan derajat

  wibawa guru pemerintah harus berani membuat trobosan antara lain: memberikan jaminan hidup atau gaji yang besar kepada tenaga pendidik, kemudian pemerintah harus membantu meningkatkan kompetensi guru dengan mengadakan pelatihan- pelatihan yang dibutuhkan seorang guru agar dapat bekerja sesuai dengan kebutuhan lapangan. Dengan melakukan dua hal diatas secara serius maka dengan sendirinya erosi wibawa guru dapat terangkat.

  5 Jumlah guru di Papua maupun Irian Jaya Barat menurut status kepegawaian tahun 2007 adalah sebagai berikut: Propinsi Papua jumlah guru PNS sebanyak 11,594 guru, dan Non PNS sebanyak 2,218 guru, sedangkan di Provinsi Irian Jaya Barat jumlah guru PNS sebanyak 4,470 guru dan non PNS sebanyak 970.

  Jumlah buta huruf di Papua dari tahun ke tahun terus bertambah. Berdasarkan data jumlah buta huruf di Papua umur 44 tahun sebanyak 339.436 orang, usia 45 tahun keatas 224.969 orang, usia 13-15 tahun yang belum pernah sekolah 13.784 orang (tahun 2003). Jumlah pelajar yang drop out dari sekolah juga cukup tinggi, Sekolah Dasar (SD) sebanyak 146.000 orang, Sekolah sebanyak 21.788 orang dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebanyak 12.537 orang (http://www.infopapua.com/modelus.php?op=modload&name=News&file =article&sid=308).

  Kualitas pendidikan di kabupaten Nabire tidak jauh berbeda dengan kualitas pendidikan di Papua secara keseluruhan. Kondisi yang paling parah lagi adalah sebagian besar penduduk Papua yang belum dapat membaca dan menulis bertempat tinggal di daerah-daerah pedalaman Papua. Hal ini di sebabkan karena terbatasnya alat transportasi, keadaan iklim, sarana dan prasarana (contoh di kabupaten Puncak Jaya, daerahnya terletak di antara gunung-gunung dengan udara yang sangat dingin, belum lagi biaya hidup mahal). Kalaupun sudah ada yang dapat menulis dan membaca masih ada huruf-huruf yang dikurangi, contoh kata”kalung” mereka membaca dan menulisnya “kalun”.

  6 Membaca dan menulis merupakan kemampuan berbahasa yang sangat penting. Disamping kemampuan lain yaitu mendengarkan dan berbicara. Dari membaca dituntut kemampuan untuk memahami dengan baik apa yang ditulis oleh orang lain, sedangkan dengan menulis dituntut kemampuan untuk dapat melahirkan dan menyatakan kepada orang lain apa yang dirasakan, dikehendaki, dan dipikirkan dengan bahasa tulisan. Sampai saat ini kemampuan membaca dan menulis murid SMP di Indonesia pada umumnya dan Papua pada khususnya belum pernah diteliti secara menyeluruh sehingga data dan informasi yang diperlukan tentang kemampuan membaca dan menulis murid-murid SMP tidak dimiliki oleh lembaga yang bersangkutan dengan masalah ini. Jikalau ada yang diteliti secara baik kebanyakan hanya dilakukan dalam mata pelajaran bahasa Indonesia.

  Pelajaran IPS ekonomi di SMP diberikan dengan tujuan untuk membekali murid agar memahami dasar-dasar perekonomian mengenai peristiwa-peristiwa ekonomi dan masalah ekonomi sehari-hari, terutama yang mempunyai dampak atas kehidupan sehari-hari masyarakat serta menitik beratkan pada usaha membina pengetahuan, keterampilan, dan sikap ekonomi para siswa.

  Survey Sosial Ekonomi Nasional menunjukan dari 105.244 penduduk Nabire yang berusia 10 tahun keatas, lebih dari 30% belum pernah mengenyam bangku sekolah. Hingga tahun 2006, angka partispasi murni SD, SMP, dan SMA masing-masing 75,09%, 45,78% dan 35,73%. Sepertiga penduduk (36,76%) bahkan masih buta huruf.

  7 Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, maka peneliti ingin mengadakan penelitian terhadap kemampuan membaca dan menulis dalam mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial khususnya ekonomi dengan judul

  “KEMAMPUAN MURID-MURID SMP KELAS VIII DALAM

  

MEMBACA DAN MENULIS TEKS MATA PELAJARAN ILMU

PENGETAHUAN SOSIAL (EKONOMI) DI KABUPATEN NABIRE”.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut maka dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut: Bagaimanakah kemampuan murid-murid SMP N dalam membaca teks mata pelajaran IPS di kabupaten Nabire ?

2. Bagaimanakah kemampuan murid-murid SMP N dalam menulis teks mata

pelajaran IPS di kabupaten Nabire ? 3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kemampuan murid-murid SMP N kelas VIII dalam membaca teks mata pelajaran IPS di kabupaten Nabire? 4. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kemampuan murid-murid SMP N kelas VIII dalam menulis teks mata pelajaran IPS di kabupaten Nabire?

  8

  C. Tujuan Penelitian

  Tujuan dari penelitian adalah: 1. Untuk mengetahui kemampuan murid-murid SMP N dalam membaca teks mata pelajaran IPS di kabupaten Nabire.

  2. Untuk mengetahui kemampuan murid-murid SMP N dalam menulis teks mata pelajaran IPS di kabupaten Nabire.

  3. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kemampuan murid-murid SMP N dalam membaca teks mata pelajaran IPS di kabupaten Nabire.

  4. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kemampuan Nabire.

  D. Manfaat Penelitian

  Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat: 1.

  Bagi Sekolah Penelitian ini dapat memberi informasi dan memberikan gambaran tentang kemampuan murid-murid dalam membaca dan menulis teks mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial (ekonomi) sehingga dapat menentukan langkah yang harus diambil.

2. Penulis

  Dengan penelitian ini diharapkan penulis mendapatkan tambahan pengetahuan dengan membandingkan pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah dengan keadaan nyata.

  9

3. Universitas

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan menjadi bahan pembanding bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian sejenis

  4. Bagi Pemerintah Pusat dan Daerah Agar pemerintah mengetahui bagaimanakah kemampuan murid-murid SMP dalam membaca dan menulis teks mata pelajaran IPS (ekonomi) di kabupaten

  Nabire serta untuk menentukan tindak lanjut yang harus diambil.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Aktivitas-Aktivitas Utama Dalam Belajar Dalam usaha meningkatkan belajar siswa, maka unsur-unsur yang

  sangat menunjang terjadinya proses belajar mengajar yang dapat membangkitkan aktivitas belajar siswa diantaranya:

  1. Aktivitas Visual (visual activities)

  Aktivitas visual dalam proses pembelajaran merupakan aktivitas belajar yang dilakukan siswa berkaitan dengan indera pengelihatan. gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.

  2. Aktivitas Lisan (oral activities)

  Aktivitas lisan dalam proses belajar diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan secara wujud penafsiran dalam interaksi belajar melalui komunikasi lisan. Aktivitas lisan dalam belajar meliputi menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi dan interupsi.

  3. Aktivitas Mendengarkan (listening activities)

  Metode yang erat kaitannya dengan mendengarkan adalah metode ceramah. Ketika guru menjelaskan materi pelajaran dituntut aktivitas siswa secara optimal yaitu mendengarkan penjelasan guru. Aktivitas

  11 mendengarkan dalam belajar meliputi mendengarkan uraian, percakapan, diskusi musik dan pidato.

  4. Aktivitas Mental (mental activities)

  Aktivitas mental dalam pembelajaran merupakan aktivitas belajar yang dilakukan berkaitan dengan fungsi-fungsi kejiwaan. Aktivitas mental dalam belajar meliputi menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan dan mengambil keputusan.

  5. Aktivitas Menulis (writing activities)

  Aktivitas menulis dalam belajar meliputi menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin Aktivitas gerak dalam belajar meliputi melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak.

  7. Aktivitas Emosional (emotional activities)

  Aktivitas emosional dalam belajar meliputi menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.

  8. Drawing Activities Drawing activities dalam belajar meliputi menggambar, membuat grafik, peta, diagram.

  12

B. Arti Penting Aktivitas Membaca dalam Proses Belajar Pengertian Membaca 1.

  Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas, dan agar makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, maka pesan- pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami dan proses membaca itu tidak terlaksana

  Dari segi linguistic, membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembacaan sandi (a recording and decoding process), berlainan dengan berbicara dan menulis yang justru melibatkan penyandian (encoding). Sebuah aspek pembacaan sandi (decoding) adalah menghubungkan kata-kata tulis (written word) dengan makna bahasa lisan (oral language meaning) yang mencakup pengubahan tulisan atau cetakan menjadi bunyi yang bermakna. (Anderson 1972: 209-210).

  Disamping pengertian atau batasan yang telah diutarakan di atas maka membaca pun dapat diartikan sebagai suatu metode yang kita pergunakan untuk berkomunikasi dengan diri kita sendiri dan kadang- kadang dengan orang lain yaitu yang mengkomunikasikan makna yang

  13 terkandung atau tersirat pada lambang-lambang tertulis. Kesimpulan yang dapat ditarik dari pembicaraan diatas adalah bahwa “membaca ialah memahami pola-pola bahasa dari gambaran tertulisnya” (Lodo dalam Tarigan 1976: 132).

   Tujuan Membaca 2.

  Tujuan utama membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan.

  Makna arti erat sekali berhubungan dengan maksud tujuan atau intensif kita dalam membaca. Berikut ini kita kemukakan beberapa yang penting: penemuan yang telah dilakukan oleh sang tokoh; apa-apa yang telah dibuat sang tokoh; apa yang terjadi pada tokoh khusus, atau untuk memecahkan masalah-masalah yang dibuat oleh sang tokoh.

  Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for details or facts)

b. Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik

  yang baik dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa- apa yang dipelajari atau yang di alami sang tokoh, dan yang merangkumkan hal-hal yang dilakukan oleh sang tokoh untuk mencapai tujuannya. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas)

  14

  c. Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi

  pada bagian tiap cerita, apa yang terjadi mula-mula pertama, kedua dan ketiga atau seterusnya setiap tahap dibuat untuk memecahkan suatu masalah, adegan-adegan dan kejadian-kejadian di buat dramatisasi. Ini disebut membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita (reading for sequence or organization).

  d. Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh

  merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh sang pengarang kepada para pembaca, mengapa para tokoh berubah, kualitas-kualitas yang dimiliki para tokoh yang membuat menyimpulkan, membaca inferensi (reading for inference).

  e. Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak

  biasa, tidak wajar mengenai seseorang tokoh, apa yng lucu dalam cerita, atau apakah cerita itu benar atau tidak benar. Ini disebut membaca untuk mengelompokkan, membaca untuk mengklasifiklasikan (reading to classify).

  f. Membaca untuk menemukan apakah sang tokoh berhasil atau

  hidup dengan ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti yang diperbuat sang tokoh, atau bekerja seperti cara sang tokoh bekerja dalam cerita itu. Ini di sebut membaca menilai, membaca mengevaluasi (reading to evaluate)

  15

g. Membaca untuk menemukan bagaimana caranya sang tokoh

  berubah, bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita kenal, bagaimana dua cerita mempunyai persamaan, bagaimana sang tokoh menyerupai pembaca. Ini disebut membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan (reading to compare

  or contrast ) Membaca Sebagai Suatu Keterampilan 3.

  Keterampilan membaca mencakup tiga komponen yaitu: a. Pengenalan Terhadap Aksara serta Tanda-tanda Baca.

  Keterampilan ini merupakan suatu kemampuan untuk mengenal gambar-gambar diatas suatu lembaran, lengkungan-lengkungan , garis-garis dan titik dalam hubungan–hubungan berpola yang teratur rapi.

  b.

  Korelasi Aksara Beserta Tanda-tanda Baca dengan Unsur-unsur Linguistik yang Formal. Keterampilan ini merupakan suatu kemampuan untuk menghubungkan tanda-tanda hitam diatas kertas yaitu gambar-gambar berpola tersebut dengan bahasa.

  c. Hubungan Lebih Lanjut dari Komponen Pertama dan Kedua dengan Makna atau Meaning. Keterampilan ketiga yang mencakup keseluruhan keterampilan membaca pada hakikatnya merupakan keterampilan intelektual; ini merupakan kemampuan atau abilitas untuk menghubungkan tanda-tanda hitam diatas

  16 kertas melalui unsur-unsur bahasa yang formal yaitu kata-kata sebagai bunyi dengan makna yang dilambangkan oleh kata-kata tersebut.

  4. Aspek-aspek Membaca

  Membaca merupakan suatu keterampilan yang kompleks yang melibatkan serangkaian keterampilan yang lebih kecil lainnya. Secara garis besarnya terdapat dua aspek penting dalam membaca, yaitu: a.

  Keterampilan yang bersifat mekanis yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih rendah. Aspek ini mencakup: pengenalan bentuk huruf, pengenalan unsur-unsur linguistic, pegenalan membaca.

  b.

  Keterampilan yang bersifat pemahaman yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih tinggi. Aspek ini mencakup: memahami pengertian sederhana, memahami signifikansi atau makna, evaluasi atau penilaian, kecepatan membaca yang fleksibel yang mudah di sesuaikan dengan keadaan.

  5. Mengembangkan Keterampilan Membaca

  Dalam mengembangkan serta meningkatkan keterampilan membaca para pelajar maka sang guru mempunyai tanggung jawab berat, paling sedikit meliputi enam hal utama yaitu:

  a. Memperluas pemahaman para murid sehingga mereka akan memahami keadaan dan seluk beluk kebudayaan,

  17 b. Mengajarkan bunyi-bunyi (bahasa) dan makna-makna kata-kata baru, c. Mengajarkan hubungan bunyi bahasa dan lambang atau simbol

  d. Membantu para pelajar memahami struktur-struktur,

  e. Mengajarkan keterampilan-keterampilan pemahaman kepada para pelajar, f. Membantu para pelajar untuk meningkatkan kecepatan dalam membaca.

6. Manfaat Membaca

  Membaca memiliki manfaat antara lain sebagai berikut:

  a. Membaca menghilangkan kecemasan dan kegundahan,

  b. Ketika sibuk membaca, seseorang terhalang masuk ke dalam kebodohan, c. Kebiasaan membaca membuat orang terlalu sibuk untuk bisa berhubungan dengan orang-orang malas dan tidak mau bekerja, d. Dengan sering membaca, seseorang bisa mengembangkan keluwesan dan kefasihan dalam bertutur kata, e. Membaca membantu mengembangkan pemikiran dan menjernihkan cara berpikir, f. Membaca meningkatkan pengetahuan seseorang dan mengingatkan memori dalam pemahaman, g. Dengan sering membaca seseorang dapat mengambil manfaat dari pengalaman orang lain, seperti mencontoh kearifan orang

  18 bijaksana dan kecerdasan para sarjana,

  h. Dengan sering membaca, seseorang dapat mengembangkan kemampuannya, baik untuk mendapat dan memproses ilmu pengetahuan maupun untuk mempelajari berbagai disiplin ilmu dan aplikasinya di dalam hidup, i. Keyakinan seseorang akan bertambah ketika dia membaca buku- buku yang bermanfaat, j. Membaca membantu seseorang untuk menyegarkan pikirannya dari keruwetan dan menyelamatkan waktunya agar tidak sia-sia. dengan sering membaca, seseorang bisa menguasai banyak kata k. Membaca dapat meningkatkan kemampuannya untuk menyerap konsep dan untuk memahami apa yang tertulis diantara baris.

  7. Arti Penting Membaca Membaca merupakan salah satu media yang paling efektif untuk melihat cakrawala dunia secara obyektif, mandiri, dan kreatif.

  Dengan membaca kita akan banyak memperoleh ilmu pengetahuan dan pengalaman serta cakrawala berpikir. Bahkan dengan membaca kita akan menjadi seseorang yang kreatif, kritis, dan bijak atau sekurang- kurangnya kita bisa beralih dari yang tidak tahu menjadi tahu. Dengan membaca seseorang bisa mengaktualisasikan kekayaan intelektualitas yang diperoleh dari membaca ke dalam realitas pada berbagai tingkat masyarakat dan peradaban, sehingga akan menghasilkan infrastruktur

  19 yang integral bagi penyebaran ilmu pengetahuan tersebut. Dengan demikian maka membaca menjadi kebutuhan bagi masyarakat ilmu pengetahuan , bahkan membaca merupakan sebuah keterampilan yang dapat digunakan dengan cara yang sangat menguntungkan baik secara spiritual maupun untuk tujuan komersial.

C. Arti penting Aktivitas Menulis dalam Proses Belajar Pengertian Menulis 1.

  Menurut Tarigan (Tarigan dalam Hasani, 2005:1) menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang di pahami oleh seseorang, sehingga mereka memahami bahasa dan grafik tersebut. Sementara itu Syamsudin (Syamsudin dalam Hasani, 2005:1) mengatakan menulis adalah aktivitas seseorang dalam menuangkan ide-ide, pikiran, dan perasaan secara logis dan sistematis dalam bentuk tertulis sehingga pesan tersebut dapat di pahami oleh para pembaca. Di lain pihak Hasani (2005:2) mengatakan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung.

2. Menulis Sebagai Keterampilan Berbahasa

   Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang di

  pergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini sang penulis

  20 haruslah trampil; memanfaatkan grafologi, struktur bahasa dan kosa kata. Keterampilan menulis ini kita tidak datang secara otomatis melainkan harus melalui latihan dan praktek yang banyak dan teratur.

  Dalam masyarakat modern ini jelas bahwa keterampilan menulis sangat di butuhkan. Kiranya tidak berlebihan bila di katakan bahwa keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang yang terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Ada seorang penulis yang mengatakan bahwa menulis dipergunakan oleh orang terpelajar untuk mencatat atau merekam, meyakinkan, melaporkan atau memberitahukan dan mempengaruhi dan maksud dan tujuan seperti itu hanya dapat pikirannya dan mengutarakannya dengan jelas, kejelasan itu tergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian kata-kata, dan struktur kalimat.

3. Hubungan Antara Menulis dan Membaca Antara menulis dan membaca terdapat hubungan yang sangat erat.

  Bila kita menuliskan sesuatu, maka pada prinsipnya kita ingin agar tulisan itu dibaca oleh orang lain; paling sedikit dapat kita baca sendiri pada saat lain. Demikianlah hubungan antara menulis dan membaca pada dasarnya adalah hubungan antara penulis dan pembaca.

  Mengenai tulisan yang baik, Morris (Moris dalam Tarigan) beserta rekan-rekannya mengemukakan pendapat sebagai berikut: “tulisan yang baik merupakan komunikasi pikiran dan perasaan yang efektif. Suatu komunikasi tulis adalah efektif atau tepat guna”.

  21 a. Kalau sang penulis tahu apa yang harus dikatakan, yaitu kalau dia mengetahui benar-benar pokok pembicaraannya; b. Kalau sang penulis tahu bagaimana caranya memberi struktur terhadap gagasan-gagasanya; c. Kalau sang penulis mengetahui bagaimana caranya mengekspresikan dirinya dengan baik, yaitu kalau dia menguasai suatu gaya yang serasi.

  Atau secara singkat, para ahli merumuskan ciri-ciri tulisan yang baik seperti berikut ini: a. Jujur: jangan coba memalsukan gagasan atau ide anda

  c. Singkat: jangan memboroskan waktu para pembaca

  d. Usahakan keanekaragaman: panjang kalimat yang beranekaragam; berkarya dengan penuh kegembiraan.

   Hubungan Antara Menulis Dan Berbicara 4.

  Antara menulis dan berbicara mempunyai hubungan yang sangat erat. Kedua-duanya memiliki ciri yang sama yaitu produktif dan ekspresif. Perbedaannya ialah bahwa dalam menulis diperlukan pengelihatan dan gerak tangan, sedangkan dalam berbicara di perlukan pendengaran dan pengucapan. Dengan kata lain menulis merupakan komunikasi tidak langsung, tidak tatap muka, sedangkan berbicara merupakan komunikasi langsung atau komunikasi tatap muka baik menulis maupun berbicara harus memperhatikan komponen-komponen

  22 yang sama yaitu: sruktur kata atau bahasa, kosa kata, kecepatan atau kelancaran umum; bedanya ialah bahwa kalau menulis berkaitan dengan ortografi, maka berbicara berkaitan erat dengan fonologi.

5. Menulis Sebagai Suatu Cara Berkomunikasi

  Secara luas komunikasi adalah suatu proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan yang pasti terjadi sewaktu-waktu bila manusia dan binatang-binatang ingin berkenalan dan berhubungan satu sama lain. Manusia berkomunikasi melalui gerak gerik refleks yang sederhana dan bunyi-bunyi yang tidak berupa bahasa. Proses komunikasi berlangsung melalui tiga media yaitu: visual, Oral atau lisan dan Written atau tulis. kualitas dan kuantitas hasil percetakan yang terdapat di suatu negara, yang antara lain meliputi penerbitan-penerbitan : a. Surat kabar-surat kabar

  b. Majalah-majalah

  c. Buku-buku

   Batasan, Fungsi, Tujuan Menulis 6.

  Maksud dan tujuan penulis adalah response atau jawaban yang diharapkan oleh penulis akan diperolehnya dari pembaca. Berdasarkan batasan ini maka dapatlah dikatakan bahwa:

  a. Tulisan yang bertujuan untuk memberitahukan atau mengajar disebut wacana informative

  23 b. Tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan atau mendesak disebut

  wacana persuasive

  c. Tulisan yang bertujuan untuk menghibur atau menyenangkan

  atau yang mengandung tujuan estetik disebut tulisan literer

  d. Tulisan yang mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat

  atau berapi-api disebut wacana ekspresif

   Arti Penting Menulis 7.

  Dengan menulis seseorang bisa mengaktualisasikan kekayaan intelektualitas yang diperoleh dari membaca ke dalam relitas pada berbagai tingkat masyarakat dan peradaban, sehingga akan pengetahuan tersebut. Dengan demikian maka menulis menjadi kebutuhan bagi masyarakat ilmu pengetahuan , bahkan menulis merupakan sebuah keterampilan yang dapat digunakan dengan cara yang sangat menguntungkan baik secara spiritual maupun untuk tujuan komersial.

  Menulis merupakan salah satu kebutuhan pokok dari suatu masyarakat ilmu pengetahuan atau masyarakat modern. Artinya suatu masyaraklat modern tidak akan berkembang tanpa ilmu pengetahuan dan tanpa memiliki ilmu pengetahuan. Tidak mungkin suatu masyarakat ilmu pengetahuan tanpa ada bahan bacaan, dan tidak mungkin bahan bacaan akan ada tanpa ada sebuah tulisan. Tanpa menulis, masyarakat ilmu pengetahuan akan hidup dalam kehampaan, bahkan kehampaan terhadap

  24 ilmu pengetahuan merupakan suatu hambatan yang sangat besar di dalam pengembangan diri seseorang di dalam suatu masyarakat ilmu pengetahuan.

D. Penelitian Terdahulu

  Penelitian sebelumnya yang terkait dengan kemampuan membaca dan menulis dilakukan oleh Sulaiman B. Adiwidjaja, dkk (1981), yang berjudul “Kemampuan Berbahasa Indonesia Murid-murid Kelas III SMP Negeri Jawa Barat: Menulis dan Membaca”. Subyek pada penelitian ini adalah murid-murid kelas III di Jawa Barat. Sedangkan sampelnya diambil secara stratifikasi dengan teknik random, sekolah yang di jadikan sampel terletak di ibu kota kecamatan.

  Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dan teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, kuesioner, serta mengadakan tes kemampuan berbahasa Indonesia khususnya membaca dan menulis.