Sistem pendukung keputusan penentuan waktu kerja karyawan dengan metode Analytical Hierarchy Process - USD Repository

  

i

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN WAKTU

KERJA KARYAWAN

DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

S K R I P S I

  

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Jurusan Sains And Technology

  

Disusun Oleh :

ESSTHER IKA CHARDINA

NIM : 035314063

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

  

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2009

  

ii

DECISION SUPPORT SYSTEM

FOR DETERMINATION OF SCHEDULING EMPLOYEES

USING ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS METHOD

  A THESIS Presented as Partial Fulfillment of the Requirements to Obtain the Sarjana Teknik Degree in Department of Informatics Engineering

  

Created by:

ESSTHER IKA CHARDINA

Student Number : 035314063

  

INFORMATICS ENGINEERING STUDY PROGRAM

FACULTY OF SAINS AND TECHNOLOGY

SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA

2009

  v

HALAMAN MOTTO

  

Hari esok sudah tidak boleh mengubah apa yang berlaku hari ini,

tetapi

hari ini masih boleh mengubah apa yang akan terjadi pada hari esok.

  Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil

  

( Mario Teguh )

Perjalanan seribu batu bermula dari satu langkah.

  

( Lao Tze )

Anda harus tahan terhadap ulat jika ingin dapat melihat kupu-kupu.

  (Antoine De Saint)

Tidak ada harga atas waktu, tapi waktu sangat berharga.

  

Memilik waktu tidak menjadikan kita kaya, tetapi menggunakannya dengan

baik adalah sumber dari semua kekayaan

( Mario Teguh )

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

  vii

  Karya ilmiah ini ku persembahkan untuk : ? Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan kasih karunianya dan berkatnya yang melimpah ? Ibu dan Bapakku yang telah memberikan cinta dan kasih sayangnya yang begitu besar ? Kakak-kakakku dan adikku Alvonsa Eva Y.

  

? Kakakku tersayang yang telah memberikan dukungan dan semangatnya

? Almamaterku Teknik Informatika Universitas Sanata Dharma khususnya angkatan 2003

   ABSTRAKSI

  Operasional kerja suatu perusahaan tidak terlepas dari penempatan waktu kerja karyawan. Penempatan karyawan yang sesuai dengan prestasi dan kemampuannya pada waktu kerja yang tepat mendukung kelancaran operasional kerja perusahaan.

  Pada Tugas akhir ini dibuat sebuah sistem pendukung keputusan penentuan waktu kerja karyawan dengan memanfaatkan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) . Metode Analytical Hierarchy Process merupakan metode pendekatan yang digunakan untuk membantu mengatasi masalah yang memerlukan nilai berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang ada menjadi proses yang lebih mudah dan terstruktur. Metode ini diharapkan dapat membantu manager operasional dalam menetukan waktu kerja karyawan. viii

   ABSTRACT

  Operational performance of a company is closely related to the time management of its employees. Positioning employees according to personal achievement and ability at proper work time will support the flow of the company’s operational performance.

  This final assignment is making a supportive system of determining the employee’s work time by utilizing the method of Analytical Hierarchy Process (AHP)by using tool Visual Basic 6.0. Analytical Hierarchy Process (AHP) method represent the approach used to assist to overcome the problem requiring value which can deputize the consideration capable to assist the consederation process become more structured and easy to comprehended. This method is expected to help the operational manager in determining the employee’s work time. ix

  x

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan kasihnya , sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

  Penulisan skripsi ini disusun dalam rangka melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik, Jurusan Teknik, Program Study Teknik Informatika, Universitas Sanata Dharma.

  Dalam mempersiapkan , meyusun dan meyelesaikan skripsi ini penulis menyadari banyak pihak yang telah memberikan sumbangan baik pikiran, waktu, tenaga, bimbingan dan dukungan. Oleh karena itu penulis secara khusus mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu member perlindungan, kekuatan, berkat dan karunianya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik .

  2. Bapak Puspaningtyas Sanjoyo Adi, S.T., M.T selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika

  3. Ibu Ridowati Gunawan, S.Kom., M.T., selaku Dosen Pembimbing akademik Teknik Informatika angkatan 2003.

  4. Bapak Drs. Jong Jek Siang, M.Sc selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dan memberikan bimbingan serta memperhatikan perkembangan dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai.

  5. Ibu P.H. Prima Rosa, S.Si.,M.Sc dan Sri Hartati Wijono S.Si., M.Kom. selaku panitia penguji yang telah memberikan kritik dan saran dalam tugas akhir ini.

  xi

  6. Bapak Emanuel Belle Bau, SPd. dan Yustinus Nugroho sebagai laboran yang telah mendukung dalam mempersiapkan ujian pendadaran.

  7. Seluruh staff dan dosen Teknik Informatika Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan bekal ilmu, arahan dan pengalaman selama penulis menempuh studi.

  8. Seluruh staff Sekretariat Fakultas Sains dan Teknologi yang banyak membantu penulis dalam urusan administrasi akademik terutama menjelang ujian tugas akhir dan yudisium.

  9. Ibu dan Bapak penulis yang telah memberikan cintanya, doa, semangat, perhatiannya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

  10. Kakak dan Adikku terimakasih atas semua doa dan dukungannya selama kuliah.

  11. Kakak tersayang terimakasih atas perhatian dan dokungan serta semangatnya.

  12. Semua pihak yang telah membantu penulis secara langsung maupun tidak , yang tidak bisa disebutkan satu persatu, bukan melupakan tapi kalian tetap ada dalam benakku.

  Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, mengingat terbatasnya pengetahuan dan pengalaman yang penulis miiki. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik, koreksi dan saran yang membangun dalam penyempurnaan skripsi ini.

  xii xiii

  Akhirnya, penulis mengaharapkan semoga skripsi ini berguna bagi semua pihak dan dapat dijadikan bahan kajian lebih lanjut.

  Yogyakarta, Juli 2009 Penulis

  Essther Ika Chardina

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................. iii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................... v HALAMAN MOTTO ........................................................................... vi HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................... vii ABSTRAKSI .......................................................................................... viii ABSTRACT ........................................................................................... ix HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA .................. x KATA PENGANTAR ........................................................................... xi DAFTAR ISI .......................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xviii

DAFTAR TABEL ................................................................................. xx BAB I PENGANTAR

  1.1 Latar Belakang Masalah ................................................. 1

  1.2 Rumusan Masalah ........................................................... 2

  1.3 Batasan Masalah ............................................................ 2

  1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................... 3

  1.5 Metode Tugas Akhir ....................................................... 3

  1.6 Sistematika Penulisan ..................................................... 4

  

xiv

  BAB II : LANDASAN TEORI

  2.1 Sistem Pendukung Keputusan

  2.1.1 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan .......... 6

  2.1.2 Struktur Sistem Pendukung Keputusan ............. 6

  2.1.3 Pengertian Pengambilan Keputusan .................. 7

  2.1.4 Proses Pengambilan Keputusan ....................... 8

  2.1.5 Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan ...... 9

  2.1.6 Komponen – Komponen Pendukung Keputusan 11

  2.1.7 Manfaat SPPK .................................................... 15

  2.1.8 Keterbatasan SPPK ............................................ 16

  2.2 Analytical Hierarchy Process (AHP) .............................. 17

  2.2.1 Prinsip – prinsip dasar dalam AHP .................... 18

  2.2.2 Keuntungan – Kewuntungan AHP ...................... 19

  2.2.3 Algoritma AHP .................................................. 20

  2.3 Database

  2.3.1 Bentuk Bahasa Basis Data ................................ 24

  2.3.2 Entitas dan Hubungan Antar Entitas ................... 25

  2.3.3 Atribut tabel ........................................................ 26

  BAB III : PERANCANGAN TEORI

  3.1 Gambaran Umum Sistem Lama ......................................... 28

  3.2 Perancangan Umum ........................................................... 29

  xv

  3.3 Perancangan Antarmuka ( User Interface )

  3.3.1 Perancangan Menu Dialog .................................. 31

  3.3.2 Perancangan Input Output ................................... 33

  3.4 Perancangan Basisdata

  3.4.1. ER – Diagram ...................................................... 41

  3.5 Perancangan Proses

  3.4.3 Penentuan Prioritas Hari dan Shift .................... . 43

  3.4.4 Penentuan Karyawan .......................................... 43

  3.4.5 Penerapan AHP ................................................... 46

  BAB IV : IMPLEMENTASI SISTEM

  4.1. Implementasi Antarmuka

  4.1.1 Tampilan Utama .............................................. 59

  4.1.2 Tampilan Input Data Kriteria ......................... 60

  4.1.3 Tampilan Input Data Karyawan ...................... 62

  4.1.4 Tampilan Input Data Shift .............................. 63

  4.1.5 Tampilan Input Kriteria Penilaian Pilihan ...... 64

  4.1.6 Tampilan Input Karyawan Pilihan ................. 65

  4.1.7 Tampilan Perbandingan Kriteria ..................... 66

  4.1.8 Tampilan Perbandingan Karyawan ............... 67

  4.1.9 Tampilan Keluaran ......................................... 70

  xvi

  4.2. Testing Program .............................................................. 72

  4.3. Kelebihan Program ......................................................... 73

  4.4. Kekurangan Program ...................................................... 73

  BAB V : PENUTUP

  5.1 Kesimpulan ..................................................................... 74

  5.2 Saran ............................................................................... 74

  DAFTAR PUSTAKA xvii

  

xviii

DAFTAR GAMBAR

  58 Gambar 4.9 Pesan Kesalahan

  62 Gambar 4.16 Tampilan input nilai perbandingan karyawan dengan kriteria SOP

  61 Gambar 4.15 Tampilan input nilai perbandingan karyawan dengan kriteria Lama Kerja

  60 Gambar 4.14 Tampilan perbandingan Kriteria

  60 Gambar 4.13 Pesan Kesalahan pilihan karyawan

  59 Gambar4.12 Tampilan Inputan pilihan karyawan

  59 Gambar 4.11 Pesan kesalahan pilihan kriteria

  58 Gambar 4.10 Tampilan Pilihan Kriteria ( List Kriteria )

  58 Gambar 4. 8 Pesan kesalahan

Gambar 3.12 Hierarki penentuan waktu kerja

  57 Gambar 4.7 Tampilan Input data Shift

  57 Gambar 4.6 Pesan Kesalahan

  56 Gambar 4.5 Tampilan Input Data Karyawan

  56 Gambar 4.4 Pesan Konfirmasi

  56 Gambar 4.3 Pesan kesalahan

  55 Gambar 4.2 Tampilan Input Data Kriteria

  39 Gambar 4.1 Tampilan Utama

  63

Gambar 4.17 Tampilan input nilai perbandingan karyawan dengan

  64 kriteria Absensi

Gambar 4.18 Tampilan input nilai perbandingan karyawan dengan

  64 kriteria Performance

Gambar 4.19 Gambar Hasil Perhitungan

  65

  

xix

  

xx

DAFTAR TABEL

  44 Tabel 3.13 Matriks penjumlahan baris -2

  50 Tabel 2. 24 Susunan waktu kerja karyawan

  49 Tabel 2.23 Tabel prioritas shift

  VP secara beurutan

  49 Tabel 3.22

  49 Tabel 3.21 hasil VP secara global

  48 Tabel 3.20 Vektor prioritas secara global

  47 Tabel 3.19 Matriks penjumlahan baris -2

  47 Tabel 3.18 Matriks penjumlahan tiap baris dan vektor prioritas

  46 Tabel 3.17 Matriks penjumlahan tiap kolom

  46 Tabel 3.16 Matriks penjumlahan baris -2

  46 Tabel 3.15 Matriks penjumlahan tiap baris dan vektor prioritas

  45 Tabel 3.14 Matriks penjumlahan tiap kolom

  44 Tabel 3.12 Matriks penjumlahan tiap baris dan vektor prioritas

Tabel 2.1 Contoh Matrik Perbandingan berpasangan

  43 Tabel 3.11 Matriks penjumlahan tiap kolom

  43 Tabel 3.10 Matriks penjumlahan baris -2

  43 Tabel 3.9 Matriks penjumlahan tiap baris dan vektor prioritas

  41 Tabel 3.8 Matriks penjumlahan tiap kolom

  41 Tabel 3.7 Matriks penjumlahan baris2

  40 Tabel 3.6 Matriks pembagian hasil kriteria

  40 Tabel 3.5 Matriks penjumlahan baris kriteria

  37 Tabel 3.4 Matriks penjumlahan kolom kriteria

  37 Tabel 3.3 Tabel Kriteria

  37 Tabel 3.2 Tabel Shift

  23 Tabel 3.1 Tabel Karyawan

  21 Tabel 2.3 Nilai Indeks Random

  21 Tabel 2.2 Skala Nilai Perbandingan Berpasangan

  50

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Pengambilan keputusan dalam menyelesaikan suatu masalah, baik itu masalah sederhana maupun kompleks selalu dihadapkan pada solusi alternatif untuk menghasilkan sebuah penyelesaian masalah yang optimal.

  Dalam menyelesaikan masalah ini, mutlak diperlukan kemampuan untuk melihat dan mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi secara cepat dan tepat tanpa melupakan batasan – batasan yang ada.

  Seperti halnya dalam proses penentuan waktu kerja karyawan pada Perusahaan Teammates Coffee Indonesia (TMCI), harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi agar menghasilkan keputusan yang tepat.

  Manager operasional berperan penting dalam menentukan waktu kerja karyawan. Oleh karena itu manager operasional harus dapat mengatur dan menentukan waktu kerja karyawan secara cepat dan tepat serta sesuai dengan standar operasional perusahaan.

  Waktu kerja karyawan pada perusahaan TMCI masih menggunakan sistem manual dan acak sehingga hasil yang diperoleh masih kurang baik. Dengan sistem seperti ini sering mengakibatkan penempatan karyawan pada jadwal yang kurang tepat. Tidak tepatnya penentuan waktu kerja karyawan akan mempengaruhi seluruh aktivitas kerja perusahaan.

  2

  1.2 Rumusan Masalah

  Bagaimana membuat Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan berbasis komputer untuk menentukan waktu kerja karyawan pada perusahaan TMCI dengan menggunakan metode AHP ( Analytical Hierarki Proses )

  1.3 Batasan Masalah

  Dalam pembuatan sistem ini akan dibuat batasan-batasan terhadap beberapa hal yaitu :

  1.3.1 SPPK yang dirancang khusus hanya untuk membantu manager operasional atau admin dalam menentukan waktu kerja karyawan

  1.3.2 Study kasus dilakukan pada perusahaan Teammates Coffee Indonesia

  1.3.3 SPPK Penentuan Waktu Kerja Karyawan ini diselesaikan menggunakan metode AHP

  1.3.4 Proses ini didesain hanya untuk menampilkan waktu kerja karyawan (jadwal ) dengan inputan maksimal untuk kriteria dan jumlah karyawan sebanyak 10 inputan.

  1.3.5 Jumlah kebutuhan karyawan dalam setiap harinya tidak boleh lebih besar sama dengan jumlah karyawan yang tersedia.

  1.3.6 Tidak diperkenankan adanya request shift dari karyawan.

  1.3.7 Program dibuat dengan menggunakan bahasa Visual Basic 6.0

  3

  1.4 Tujuan Tugas Akhir Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah :

  1. Untuk memenuhi kewajiban guna menyelesaikan program strata 1 (S1) pada jurusan Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma.

  2. Membantu Manager Operasional dalam menetukan waktu kerja karyawan yang bersifat kualitatif secara tepat dan optimal

  1.5 Manfaat Tugas Akhir

  Dalam menyusun Tugas Akhir ini penulis mempunyai beberapa manfaat yaitu :

  1. Bagi Penulis program ini akan menjadi perangkat lunak sederhana untuk mendukung pengambilan keputusan dengan metode AHP

  2. Perangkat lunak dapat diimplementasikan dalam menangani kasus penentuan waktu kerja karyawan

  1.3 Metodologi Penyelesaian Masalah

  Metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah penentuan waktu kerja karyawan adalah metode System Development Life Cycle ( paradigma

  Waterfall ).

  Didalam metode ini terdiri dari tahap-tahap : analisis kebutuhan, perancangan sistem, pengkodean, dan pengujian.

  4

  1. Analisis Kebutuhan Mengidentifikasi dan menganalisis terhadap kebutuhan dari semua elemen sistem dengan pengumpulan data.

  2. Perancangan sistem Tahap perancangan/desain merupakan tahap menterjemahkan syarat/kebutuhan ke dalam sebuah representasi perangkat lunak yang dapat diperkirakan. Proses perancangan ini meliputi perancangan sistem, perancangan basis data, perancangan user interface dan perancangan program.

  3. Pengkodean Tahap pengkodean merupakan tahap menerjemahkan hasil desain menggunakan bahasa pemrograman tertentu.

  4. Pengujian Tahap pengujian program dilakukan untuk menemukan kesalahan- kesalahan dengan cara mengeksekusi program.

1.6 Sistematika Penulisan

  BAB I : PENDAHULUAN Pada Bab Satu berisi Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan, Manfaat penelitian Metodelogi Penyelesaian Masalah dan Sistematika Penulisan

  5

  BAB II : LANDASAN TEORI Dalam bab ini berisi teori-teori yang digunakan sebagai landasan penulisan. Dan juga membahas mengenai metode yang digunakan.

  BAB III : ANALISA DAN PERANCANGAN Bab ini membahas mengenai tahapan pengembangan SPPK penentuan waktu kerja karyawan berdasarkan pada teori-teori yang telah ditentukan. BAB IV : IMPLEMENTASI Menerapkan hasil rancangan dari sistem yang dijelaskan dalam setiap fungsinya secara jelas

  BAB V : PENUTUP Merupakan bab terakhir mengenai Kesimpulan dan saran untuk sistem yang telah dibuat agar ada pengembangan yang lebih baik untuk masa yang akan datang.

  DAFTAR PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan

  2.1.1 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan

  Sistem Pendukung Keputusan adalah suatu sistem informasi berbasis komputer yang menghasilkan alternatif keputusan untuk membantu manajemen dalam menangani permasalahan yang terstruktur ataupun non terstruktur dengan menggunakan data dan model

  2.1.2 Struktur Sistem Pendukung Keputusan

  Secara umum, sistem terdiri dari tiga bagian yaitu input, proses, dan output. Dalam sistem pendukung keputusan, ketiga hal tersebut akan dipengaruhi oleh lingkungan sistem yang memberikan umpan balik terhadap keluaran sistem. Secara menyeluruh , struktur sebuah sistem dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. , merupakan elemen-elemen masukkan sistem.

  Input

  2. Proses, merupakan bagian sistem yang mengubah elemen input menjadi

  output

  3. Output, merupakan hasil akhir dari sebuah sistem yang diolah berdasarkan

input sebelumnya. Output dapat menjadi input bagi subsistem lain.

  4. Umpan balik, merupakan aliran informasi dari komponen output pada pengambil keputusan menyangkut hasil output dan kerja sistem.

  7

  5. Lingkungan sistem, susunan beberapa elemen di luar sistem namun memberikan pengaruh terhadap unjuk kerja sistem dan berdampak pada pencapaian tujuan sistem.

  6. Batasan sistem, merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batasan suatu sistem menunjukkan ruang lingkup dari suatu sistem.

  2.1.3 Pengertian Pengambilan Keputusan

  Pengambilan keputusan adalah pemilihan beberapa tindakan alternatif yang ada untuk mencapai satu atau beberapa tujuan yang telah ditetapkan (Turban, 2005).

  2.1.4 Proses Pengambilan Keputusan

  Pengambilan keputusan meliputi beberapa tahap dan melalui beberapa proses (Lucas, 1992).Menurut Simon (1960),pengambilan keputusan meliputi empat tahap yang saling berhubungan dan berurutan adalah sebagai berikut : a.

   Intelligence

  Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup problematika serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses, dan diuji dalam rangka identifikasikan masalah.

  b.

   Design Tahap ini merupakan proses menemukan dan mengembangkan alternatif.

  Tahap ini meliputi proses untuk mengerti masalah, menurunkan solusi dan menguji kelayakan solusi.

  8

  c.

   Choice

  Pada tahap ini dilakukan poses pemilihan di antara berbagai alternatif tindakan yang mungkin dijalankan. Tahap ini meliputi pencarian, evaluasi, dan rekomendasi solusi yang sesuai untuk model yang telah dibuat. Solusi dari model merupakan nilai spesifik untuk variabel hasil pada alternatif yang dipilih.

  d.

   Implementation

  Tahap implementasi adalah tahap pelaksanaan dari keputusan yang telah diambil. Pada tahap ini perlu disusun serangkaian tindakan yang terencana, sehingga hasil keputusan dapat dipantau dan disesuaikan apabila diperlukan perbaikan.Dalam hal ini, model Simon juga menggambarkan kontribusi Sistem Informasi Manajemen (SIM) dan Ilmu Manajemen / Operations Research (IM / OR) terhadap proses pengambilan keputusan, seperti terlihat pada Gambar INTELLIGENCE (PENELUSURAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN / LINGKUP MASALAH) (PERANCANGAN DESIGN PEGOLAHAN DATA ELEKTRONIK PENYELESAIAN MASALAH)

  SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN (PEMILIHAN TINDAKAN) OPERATIONS RESEARCH CHOICE

  ILMU MANAJEMEN / (PELAKSANAAN TINDAKAN)

  IMPLEMENTATION

Gambar 2.1 Fase Proses Pengambilan Keputusan

   Sumber: Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan (Suryadi,2002)

  9 Berdasarkan tahap di atas, jelas bahwa Pengolahan Data Elektronik (PDE) dan SIM mempunyai kontribusi dalam fase Intelligence, sedangkan

  IM/OR berperan penting dalam fase Choice. Tidak tampak pendukung yang berarti pada tahap Design, walaupun pada kenyataannya fase ini merupakan salah satu kontribusi dasar dari suatu Sistem Pendukung Keputusan.

2.1.5 Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan

  Sistem Pendukung Keputusan merupakan system yang berada satu tingkat diatas system informasi. Beberapa karakteristik yang dimililki SPK yang membedakan dengan sebuah sistem informasi (Turban 2005) adalah sebagai berikut :

Gambar 2.2 Karakteristik dan kapabilitas SPPK

  Masalah semi terstruktur dan tidak

terstruktur

Mendukung manajer di semua level

  Dapat diadaptasi dan fleksibel Kemudahan penggunaan

interaktif

  Keefektifan, bukan efisiensi Standalone, integrasi, dan berbasis web

  

SPPK

1 2

  7 8 9 14 Mendukung individu dan kelompok Keputusan yang saling tergantung atau sekuensial

  Mendukung intelegensi, desain, pilihan, implementasi Mendukung berbagai proses dan gaya keputusan 3 4 5 6 Manusia mengontrol mesin

  Kemudahan pengembangan oleh pengguna akhir Pemodelan dan analisis Akses data

  10 13 12 11

  10

  1. Dukungan untuk pengambil keputusan, terutama pada situasi semiterstruktur dan tak terstruktur.

  2. Dukungan untuk semua level manajerial, dari eksekutif puncak sampai manajer lini.

  3. Dukungan untuk individu dan kelompok.

  4. Dukungan untuk semua keputusan independen dan atau sekuensial.

  5. Dukungan di semua fase proses pengambilan keputusan: inteligensi, desain, pilihan, dan implementasi.

  6. Dukungan pada berbagai proses dan gaya pengambilan keputusan.

  7. Kemampuan sistem beradaptasi dengan cepat dimana pengambil keputusan dapat menghadapi masala baru dan saat yang sama dapat menanganinya dengan cara mengadaptasikan sistem terhadap kondisi- kondisi perubahan yang terjadi.

  8. Pengguna merasa seperti di rumah. User-friendly, kapabilitas grafis yang kuat, dan sebuah bahasa interaktif yang alami.

  9. Peningkatan terhadap keefektifan pengambilan keputusan (akurasi, timelines, kualitas) dari pada efisiensi (biaya).

  10. Pengambil keputusan mengontrol penuh semua langkah proses pengambilan keputusan dalam memecahkan masalah.

  11. Pengguna akhir dapat mengembangkan dan memodifikasi sistem sederhana.

  12. Menggunakan model dalam analisa situasi pengambilan keputusan.

  11

  13. Disediakannya akses untuk berbagai sumber data, format, dan tipe, dari sistem informasi geografi sampai sistem berorientasi objek.

  14. Alat standalone yang digunakan oleh seorang pengambil keputusan pada satu lokasi atau didistribusikan di satu organisasi keseluruhan dan dibeberapa organisasi sepanjang rantai persediaan.

2.1.6 Komponen – komponen Sistem Pendukung Keputusan

  Menurut Turban (2005), Sistem Pendukung Keputusan terdiri dari empat subsistem, dimana tiga diantaranya merupakan subsistem utama yaitu:

1. Subsistem Manajemen Data

  Subsistem manajemen data terdiri dari elemen berikut ini:

  a. DSS database adalah kumpulan data yang saling terkait yang diorganisasi untuk memenuhi kebutuhan dan struktur sebuah oraganisasi dan dapat digunakan oleh lebih dari satu orang untuk lebih dari satu aplikasi.

  b. Sistem Manajemen basis data adalah pembuatan, pengaksesan, dan pembaharuan (update) oleh DBMS yang mempunyai fungsi utama sebagai tempat penyimpanan, mendapatkan kembali (retrieval) dan pengontrolan.

  c. Direktori merupakan sebuah katalog dari semua data di dalam basis data.

  d. Query Facility, yang menyediakan fasilitas akses data. Fungsi utamannya adalah untuk operasi seleksi dan manipulasi data

  12 dengan menggunakan model-model yang sesuai dari model management .

2. Subsistem Manajemen Model

  Subsistem manajemen model terdiri atas elemen-elemen berikut ini: a. Basis Model.

  Berisikan model-model seperti manajemen keuangan, statistik, ilmu manajemen yang bersifat kuantitatif yang memberikan kapabilitas analisis pada sebuah SPK.

  Model Strategis Digunakan untuk mendukung manajemen puncak untuk menjalankan tanggungjawab perencanaan strategis.

  ( membantu pengambilan keputusan strategis yang sifatnya jangka panjang ) .

  Model Taktis Digunakan terutama oleh manajemen madya untuk membantu mengalokasikan dan mengontrol sumber daya organisasi.

  Model Operasional Digunakan untuk mendukung aktifitas kerja harian pada oraganisasi.

  Model Analitik Digunakan untuk menganalisis data (untuk apllikasi sendiri), sebagai komponen dari model yang lebih besar, dan digunakan untuk menentukan variabel dan parameter model.

  13 b. Sistem Manajemen Basis Model

  Merupakan sistem software yang fungsi utamanya untuk membuat model dengan menggunakan bahasa pemrograman, alat SPK dan atau subrutin, dan balok pembangun lainnya; membangkitkan rutin baru dan laporan; pembaruan dan perubahan model; dan manipulasi model.

  c. Direktori Model Peran direktori model sama dengan direktori basis data.

  Direktori model adalah katalog dari semua model dan perangkat lunak lainnya pada basis model. Ia berisi definisi model dan fungsi utamanya adalah menjawab pertanyaan tentang ketersediaan dan kapabilitas model.

  d. Eksekusi Model, Integrasi, dan Prosesor Perintah Eksekusi model adalah proses mengontrol jalannya model saat ini. Integrasi model mencakup gabungan operasi beberapa model saat diperlukan atau menintegrasikan SPK dengan aplikasi lain. Sedangkan prosesor model digunakan untuk menerima dan mengintepretasikan instruksi-instruksi pemodelan.

3. Subsistem Dialog

  Komponen dialog SPPK adalah perangkat lunak dan perangkat keras yang menyediakan antarmuka untuk SPPK. Istilah antarmuka pengguna mencakup semua aspek komunikasi antara satu pengguna dan SPPK.

  14 Cakupannya tidak hanya perangkat lunak dan perangkat keras, tapi juga faktor-faktor yang berkaitan dengan kemudahan pengguna, kemampuan untuk dapat diakses, dan interaksi manusia-mesin

4. Subsistem Manajemen Knowledge

  Banyak masalah tak terstruktur dan bahkan semi terstruktur yang sangat kompleks sehingga solusinya memerlukan keahlian. Oleh karena itu banyak SPPK canggih yang dilengkapi dengan komponen manajemen knowledge .

  Komponen ini menyediakan keahlian untuk memecahkan beberapa aspek masalah dan memberikan pengetahuan yang dapat meningkatkan operasi komponen SPPK lainnya.

  Sistem Berbasis Komputer yang Lain Data internal & eksternal

  Manajemen Data Manajemen Model Manajemen Knowledege Antarmuka Pengguna Manajer (Pengguna)

Gambar 2.3 Model Konseptul Sistem Pendukung Keputusan

  

Sumber : Decision Support Systems and IntelligentSystems(Turban,2005)

  15

2.1.3 Manfaat SPPK

  SPPK sebagai sebuah sistem memberikan manfaat bagi penggunanya, antara lain: a. SPPK memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam memproses data dan informasi bagi penggunanya.

  b. SPPK membantu pengambil keputusan dalam hal penghematan waktu pemecahan masalah.

  c. SPPK dapat menghasilkan solusi dengan cepat serta dapat diandalkan.

  d. Walaupun SPPK mungkin saja tidak mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh pengambil keputusan, namun ia mampu menjadi stimulan, karena SPPK menyediakan berbagai alternatif penyelesaian.

  e. SPPK dapat menyediakan bukti tambahan untuk memberikan pembenaran sehingga dapat memperkuat posisi pengambil keputusan.

  f. SPPK menghasilkan keputusan yang bersifat objektif.

  g. SPPK memperbaiki efektifitas manajerial dan produktifitas analisis.

  16

2.1.4 Keterbatasan SPPK

  Sebuah sistem tentunya memiliki kelemahan dan keterbatasan kemampuan dalam hal tertentu. Demikian juga dengan SPPK, memiliki keterbatasan dalam beberapa hal antara lain :

  1. Ada beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia yang tidak dapat dimodelkan, sehingga model yang ada dalam sistem tidak mencerminkan persoalan yang ada secara keseluruhan.

  2. Kemampuan SPPK terbatas pada perbendaharaan kemampuan yang dimilikinya (pengetahuan dasar serta model dasar).

  3. Proses-proses yang dapat dilakukan SPPK tergantung juga pada kemampuan perangkat lunak yang digunakan.

  4. SPPK tidak memiliki kemampuan intuisi seperti yang dimiliki manusia, karena walaupun bagaimana canggihnya suatu SPPK dia hanyalah kumpulan perangkat lunak, perangkat keras dan sistem operasi yang tidak dilengkapi dengan kemampuan berfikir.

  Namun, hal yang perlu ditekankan dalam pengertian SPPK adalah bahwa SPPK tidak digunakan untuk membuat keputusan. Sebab SPPK hanya mempunyai kemampuan untuk mengolah data dan informasi yang diperlukan dalam pengambilan keputusan, jadi sistem hanya berguna sebagi alat bantu manajemen. Secara luas, dapat dikatakan bahwa SPPK dirancang untuk menghasilkan berbagai alternatif penyelesaian yang akan ditawarkan kepada para pengambil keputusan.

  17

2.2 Analytical Hierarki Process (AHP)

  AHP atau Analytical Hierarchy Proccess merupakan salah satu metode dalam sistem pendukung pengambilan keputusan. AHP merupakan model yang luwes yang memberikan kesempaten bagi perorangan atau kelompok untuk membangun gagasan–gagasan dan mendefinisikan persoalan dengan cara membuat asumsi mereka masing-masing dan memperoleh pemecahan yang dinginkan darinya.

  Dalam metode AHP ini perlu memasukkan pertimbangan dan nilai pibadi secara logis. Pertimbangan yang ada merupakan satu keadaan yang saling berhubungan. Hal ini karena disebabkan manuasia pada umumnya mempunyai persaan yang berlainan terhadap situasi yang sama, tetapi dapat berubah karena adanya interaksi dengan orang lain yang lebih berpengalaman. Pada kenyataannya bila kita mengambil keputusan maka preferensi pribadi dan bujukan lebi berperan daripada logika yang lugas dan jelas.

  Untuk mendefinisaikan masalah yang kompleks dan mengembangkan pretimbangan sehat, AHP harus dicoba dan dicoba lagi, atau diulang sepanajng waktu. Para pengambil keputusan dapt memperbanyak elemen – elemen suatu persoalan hierarki dan mengubah beberapa pertimbangn para pegambil keputusan.

  Para pengambil keputusan dapat pula memeriksa kepekaan hasil terhadap aneka macam perubahan yang dapat di antisipasi.

  18

2.2.1 Prinsip prinsip dasar dalam AHP terbagi 3 yaitu:

  1. Prinsip menyusun hierarki Permasalahan dan realitas yang kompleks dapat disederhanakan manjadi sebuah masalah yang sederhana.

  Peyederhanaan masalah kompleks ini dilakukan dengan cara menyusun hierarkinya, yaitu dengan memasukkan realitas kompleks kedalam bagian dengan diawali Tujuan Umum yang merupakan sasaran umum, kemudian dilanjutkan dengan meletakakan faktor – faktor yang mempengaruhi pengambil keputusan. Pada hierarki terakhir merupakan alternatif pilihan yang sesuai.

  2. Prinsip menetapkan prioritas Pada prinsip ini, elemen-elemen dalam suatu persoalan keputusan ditentukan prioritasnya yaitu dengan membuat perbandingan berpasangan dimana elemen-elemen dibandingkan berpasangan terhadap suatu kriteria yang telah ditentukan. Bentuk yang digunakan dalm perbandingan berpasangan adalah matrik, karena matrik merupakan bentuk yang lebih disukai.

  3. Prinsip Konsistensi logis Sebuah relasi antar obyek yang koheren, dengan obyek-obyek atau pemikiran yang saling terkait menunjukkan sebuah konsistensi. Hal ini berarti obyek yang dinilai adalah benar.

  19 Dalam mengambil keputusan dipengaruhi oleh 2 aspek yaitu :

  a. Aspek kualitatif (mendefinisikan persoalan dan hierarkinya) dan

  b. Aspek kuantitatif (mengekspresikan penilaian dan preferensinya secara ringkas dan padat ).

  Pada proses ini aspek kuantitatif merupakan aspek dasar dalam mengambil keputusan dimana diperlukan adanya penetapan prioritas dan pertimbangan.

2.2.2 Keuntungan – Keuntungan AHP Kesatuann

  AHP memberi satu modal tunggal yang mudah dimengerti luwes untuk aneka ragam persoalan tak

  Sintesis : Penilaian dan konsensus terstruktur AHP menuntun ke duatu taksiran

  AHP tidak memaksakan konsensus tetapi menyeluruh tentang kebaikan setiap mensintesis suatu hasil yang representatif alternatif dari berbagai penilaian yang berbeda

  Saling ketergantungan : Pengukuran AHP dapat menangani saling AHP memberi suatu skala untuk mengukur ketergantungan elemen – elemen dalam hal-hal dan wujud suatu metode untuk suatu sistem dan tidak memaksakan menetapkan prioritas pemikiran linier

  PenyusunanHierarki AHP Pengulangan proses : AHP mencerminkan kecenderungan alami AHP memungkinkan orang memperluas pikiran untuk memilah-milah elemen – definisi mereka pada suatu persoalan dan elemen suatu sistem dalam berbagai memperbaiki pertimbangan dn pengertian tingkat berlainan dan mengelompokkan mereka melalui pengulangan. unsur yang serupa dalam setiap tingkat

  Tawar menawar Komplesitas : AHP mempertimbangkan prioritas – AHP memadukan ancangan deduktif dan prioritas relatif dari berbagai faktor sistem ancangan berdasarkan sistem dalam

  Konsistensi dn memungkinkan orang memilih alternatif memecahkan masalah kompleks AHP melacak konsistensi terbaikk berdasarkan tujuan – tujuan logis dari hal pertimbangan- mereka pertimbangan yang harus digunakan dalam menetapkan berbagai prioritas

Gambar 2.4 Keuntungan – keuntungan AHP

  20

2.2.3 Algoritma AHP

  Dengan menggunakan metode AHP serta berdasarkan pada tiga prinsip AHP, maka pada study kasus kali ini akan disusun suatu hierarki , dan hierarki ini akan diproses melalui beberapa langkah yaitu

a. Langkah pertama

  Menyusun Hierarki permasalahan yang ada. Pada hierarki posisi paling atas berfungsi menentukan tujuan (sasaran permasalahan). Posisi selanjutnya adalah posisi untuk menentukan kriteria. Sedangkan pada posisi paling bawah merupakan alternatif yang diinginkan oleh pengambil keputusan

2 Langkah Kedua

  Pada langkah kedua terbagi dalam dua bagian yaitu :

  a. Menetapkan prioritas elemen Langkah – langkah dalam menentukan prioritas elemen:

  Membuat perbandingan berpasangan antar elemen. Dari masing- masing elemen ini kemudian dibandingkan berpasangan terhadap satu kriteria yang telah ditentukan. Bentuk yang digunakan dalam metode ini adalah matrik Berikut contoh bentuh matrik, dengan permisalan proses pemilihan X dengan kriteria A, B, C dan C sehingga susunan elemen menjadi seperti gambar di bawah ini.

  21

  X A B C A

  1 B

  1 C

  1 Tabel 2.1 Contoh Matrik Perbandingan berpasangan

  Nilai diagonal matrik , merupakan perbandingan suatu elemen dengan elemen itu sendiri Membandingkan elemen pertama dari suatu pasangan (elemen dikiri matrik) dengan elemen kedua (elemen pada baris puncak).

  Sedangkan untuk mengisi matrik banding berpasangan dengan menggunakan skala banding. Kemudian dengan skala banding Saaty dapat menghitung nilai bobot kepentingannya

  Nilai Keterangan

  1 Kriteria/alternatif A sama penting dengan kriteria/alternatif B

  3 A sedikit lebih penting dari B

  5 A jelas lebih penting dari B

  7 A sangat jelas lebih penting dari B

  9 Mutlak lebih penting dari B 2, 4, 6, 8 Apabila ragu-ragu antara dua nilai yang berdekatan

Tabel 2.2 Skala Nilai Perbandingan Berpasangan

   Sumber: Decision Making For Leaders (Saaty,2001)

  22

  Sintesis

  Proses menyatukan pertimbangan yang telah dibuat dalam melakukan perbandingan berpasang. Dan dilakukkan pembobotan dan penjumlahan untuk memperoleh satu bilangan tunggal sebagai prioritas setiap elemen. Langkahnya adalah :

  Menjumlahkan nilai dari setiap kolom pada matrik Membagi tiap masukan pada tiap kolom dengan jumlah pada kolom tersebut yang bersesuaian. Setiap items pada kolom pertama dibagi dengan jumlah pada kolom pertama. Menjumlahkan semua nilai dalam setiap barisnya. Membagi jumlah nilai setiap barisnya tersebut dengan banyak elemen pada tingkat kedua

b. Tahap Ketiga (Konsistensi Logis)

  AHP mengukur konsistensi menyeluruh dari beberapa pertimbangan melalui suatu ratio konsistensi. Nilai ratio harus 10% atau kurang, karena apabila lebih pertimbangan perlu diperbaiki. Semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingkatkan secara konsisten dengan suatu kriteria yang logis Matriks bobot yang diperoleh dari hasil perbandingan secara berpasangan tersebut, harus mempunyai hubungan kardinal dan ordinal, sebagai berikut. Hubungan Kardinal : a ij . a jk = a ik Hubungan Ordinal : A i > A j > A l > A k , maka A i > A k

  23 Penghitungan konsistensi logis dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

  Mengalikan matriks dengan prioritas bersesuaian.

  Menjumlahkan hasil kali per baris. Hasil penjumlahan tiap baris dibagi prioritas bersangkutan dan hasilnya dijumlahkan.