HUBUNGAN KEAKTIFAN SISWA MENGIKUTI KEGIATAN PESANTREN KILAT TERHADAP SIKAP KEDISIPLINAN SISWA DALAM BELAJAR (Studi Kasus pada Siswa MTs. YAROBI Grobogan Tahun Pelajaran 2005/2006) - Test Repository

  

HUBUNGAN KEAKTIFAN SISWA MENGIKUTI KEGIATAN PESANTREN

KILAT TERHADAP SIKAP KEDISIPLINAN SISWA DALAM BELAJAR

(Studi Kasus pada Siswa MTs. YAROBI Grobogan Tahun Pelajaran 2005/2006)

  

S K R I P S I

OLEH :

ARIF SOFUAN

  NIM : 114 04 034

  

SEKOLAH TINGGI AGAM A ISLAM NEGERI

SALATIGA

  

HUBUNGAN KEAKTIFAN SISWA MENGIKUTI KEGIATAN PESANTREN

KILAT TERHADAP SIKAP KEDISIPLINAN SISWA DALAM BELAJAR

(Studi Kasus pada Siswa MTs. YAROBI Grobogan Tahun Pelajaran 2005/2006)

  

S K R I P S I

  Diajukan untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

  Gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah

  

OLEH :

ARIF SQFIJAN

  NIM : 114 04 034

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

  DEPARTEMEN AGAMA SEKCl AH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

  S A L A T I G A

  Jl. S t.n lu>n N o. «''• I <‘l ]v \?3I33, 323706 K ode Pos 50721 Salatiga

PERSETUJUAN PEMBIM BING

  Lampiran : 1 (satu) naskah Hal : Pengajuan Naskah Skripsi Salatiga, 13 Agustus 2006

  Kepada

  Yth. Ketua STAIN Salatiga

  Di Salatiga

  A ssalam u 'a Ia i k um W r. W b

  Bersama ini kami kirimkan naskah skripsi mahasiswa : Nama : ArifSofuan

  NIM : 11404034 Judul

  : HUBUNGAN KEAKTIFAN SISWA MENGIKUTI KEGIATAN PESATREN KILAT TERHADAP SIKAP KEDISIPLINAN SISWA DALAM BELAJAR

  ( Studi Kasus pada Siswa MTs. YAROBI Grobogan Tahun Pelajaran 2005 / 2006 ) Untuk diujikan dalam Sidang Munaqosyah Skripsi.

  Demikian harap menjadikan periksa.

  Wassalamu'alaikum Wr. W b.

  Dr. Rahir at Harivadi. M.Pd

  NHL 150254238 i

  i PENGESAHAN SKRIPSI

  Judul : HUBUNGAN KEAKTIFAN SISWA MENGIKUTI KEGIATAN PESATREN KILAT TERHADAP SIKAP KEDISIPLINAN SISWA DALAM BELAJAR ( Studi Kasus pada Siswa \'T>.

  YAROBI Grobogan Tahun Pelajaran 2005 200? »

  Na ma :ArifSofuan NIM :114 04 034

  Program studi : Pendidikan Agama Islam ( PAI ) Salatiga. Agustus 2006

  Dewan Penguji

  L/n. imam c uiumu. ivi.AYii.—----- n.muu.odcio

  NIP. 150216814 N IP .150247014 Penguji I ML.

  Drs H.Nasati Drs.KastoIani.M.As NIP. 150207971 NIP. 1502o"026

  MOTTO

  

U (Demi masa

Sesungguhnya manusia itu Senar-Senar daCatn perugian,

hecuad orang-orang yang Seriman dan mengerjakan amaCsafeh dan nasehat

menasehati supaya mentaati keSenaran dan nasehat menasehati supaya

i.

menetapi hesaSaran. “ (Q.S. M ‘Ashr: 1-3)

  I

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini Penulis persembahkan kepada :

  1. Ayahanda dan Ibunda serta adik-adikku yang tercinta

  2. Ayah dan Ibu mertuaku yang kucintai 3. Istri serta anakku yang sangat aku sayangi dan kubanggakan.

  4. Teman-temanku dikampus STAIN ekstensi di Purwodadi yang aku cintai.

  5. Ikhwan semua yang dimuliakan Allah

KATA PENGANTAR

  Alhamdulillahirobbiralamin. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan baik dan lancar.

  Skripsi yang kami susun berjudul PENGARUH KEAKTIFAN SISWA

  

MENGIKUTI KEGIATAN PESANTREN KILAT TERHADAP SIKAP

/

  KEDISIPLINAN SISWA DALAM BELAJAR (Studi Kasus Pada Siswa MTs.

  YAROBI Cirobogan Tahun Pelajaran 2005/2006).

  Keberhasilan penulisan ini tidak dapat tercapai tanpa adanya bantua serta pertolongan dari pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ucapkan tc ima kasih kepada :

  1. Bapak Drs. Imam Sutomo, M. Ag selaku Ketua STAIN Salatiga

  2. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi M.Pd selaku dosen pembimbing dalam penulisan ini.

  3. Bapak dan ibu dosen STAIN Salatiga, yang telah memberi pengetahuan kepada kami.

  4. Bapak Kepala Madrasah Tsanawiyah Yarobi yang berkenan memberikan ijin dalam penulisan skripsi ini.

  5. Teman-temanku mahasiswa STAIN Salatiga yang memberikan motivasi selama ini.

  6. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah

  Semoga amal serta kebaikan yang telah dicurahkan pada penulis diterima oleh Allah SWT sebagai amal ibadah yang mendapat balasan pahala yang berlipat ganda.

  Semoga skripsi yang sederhana ini bisa memberikan manfaat, dan sebagai manusia biasa penulis menyadari akan banyaknya kekurangan, maka kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini.

  Akhirnya. In tanshurullaha yamhurkum wa yutsabbit aqdamakum.

  Fastabiqul khoirat.

  Wassalamu 'alaikum Wr. Wb.

  Salatiga, Juli 2006 Penulis

  DAFTAR ISI

  

  BAB I PENDAHULUAN.....................................................................

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

2. Faktor -faktor Penunjang Keberhasilan Kegiatan

  

  3. Proses Sosialisasi

  

  

  2. Data tentang Keaktifan Mengikuti Kegiatan Pesantren

  

  

  

  

  

  

  

  

  18

  

  

  

  5. Hubungan Keaktifan Siswa Mengikuti Kegiatan Pesantren

  

  

  

  

  

  

  BAB IV ANALISA DATA

  

  

  

  

  

   DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

  

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

  Sudah menjadi kenyataan bahwa sekolah merupakan tempat menimba ilmu pengetahuan dan ketrampilan. Sekolah juga merupakan wahana yang efektif untuk mengebangkan kepribadian siswa. Setiap lembaga pendidikan pasti berusaha mewujudkan sesuatu yang dicita - citakan oleh lembaga tersebut yaitu siswa yang cerdas dan berkepribadian yang mulia maka diperlukan proses belajar mengajar dalam aspek intrakurikuler maupun kegiatan di luar itub yang disebut ekstrakurikuler.

  Banyak kasus yang mengambarkan tentang kemerosotan kualitas pendidikan pada suatu lembaga karena kurang atau tidak adanya sikap disiplin. Atau mungkin juga karena pengaruh problematika pelajar yang kini kian marak. Demoralisasi kini sedang melanda mereka. Budaya seks bebas berkembang secara pesat, pelacurap remaja dan anak-anak ada dimana-mana, narkoba mewabah, tawuran pelajar sering teijadi, juga berbagai bentuk musik yang desktruktif secara sistematis akan menghancurkan moral, intelektual dan fisik mereka sekaligus.

  Berangkat keyakinan bahwa mundurnya kualitas pendidikan dan demoralisasi itulah perlu adanya pengetahuan yang mendorong pentingnya

  2

  penegakkan disiplin dalam belajar. Kegiatan yang berisi dorongan baik dari aspek moralitas maupun disiplin dalam belajar salah satunya di sekolah ialah kegiatan Pesantren Kilat. Kegiatan ini tentu saja diikuti oleh sebagian siswa saja. Dengan aktifnya siswa dalam kegiatan Pesantren Kilat itu maka siswa akan benar-benar memahami betapa pentingnya ilmu dalam mencapai keberhasilan tujuan hidup baik di dunia maupun akherat, yaitu dengan menunjukkan sikap kedisiplinan dalam belajar maka kemudian tentu saja keaktifan siswa dalam kegiatan itu akan berhubungan juga terhadap kedisiplinan dalam belajar.

  Untuk meraih semua itu sangat dibutuhkan keteguhan jiwa, motivasi dan kedisiplinan yang tinggi diberbagai segi kehidupan. Karena pada dasarnya, “Disiplin merupakan motivasi dari taqwa dan dorongan akal yang mumi yang merupakan salah satu sifat orang yang taqwa pula. 1

  Dengan kedisiplinan dalam belajar, manusia dilatih untuk mengendalikan diri, sehingga akan tercipta kehidupan yang sesuai dengan hukum yang berlaku. Fungsi utama disiplin adalah untuk mengajarkan mengendalikan diri dengan mudah, menghormati dan mematuhi otoritas. 1

  2 1 Sayid Sabiq, Unsur-unsur Dinamika Dalam Islam Alih Bahasa. Drs. Haryono, PT. Intermasa.

  Jakarta 1981, hal 78

  3 Dengan demikian maka penulis tertari untuk mengambil judul

  Hubungan Keaktifan Siswa Mengikuti Kegiatan Pesantren Kilat terhadap Sikap Disiplin Siswa dalam Belajar (Studi kasus pada Siswa MTS YAROBI Grobogan Tahun Pelajaran 2005/2006.

B. Penegasan Istilah

  Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan supaya terhindar dari timbulnya kesalah pahaman terhadap apa yang terkandung dalam sekripsi ini, maka perlu kiranya diperjelas dan dibatasi pengertiannya sebagai berikut:

  1. a. Keaktifan : keaktifan berasal dari kata aktif yang artinya giat (bekerja, berusaha), keaktifan adalah kegiatan atau kesibukan.2 Keaktifan berarti usaha yang dilandasi ketekunan untuk mencapai tujuan yang diharapkan .

  b. Kegiatan : aktivitas, usaha, pekerjaan.3 Yang dimaksud penulis disini adalah aktivitas di kegiatan Pesantren Kilat.

  c. Pesantren Kilat Pesantren adalah sebagai asrama dan tempat murid-murid belajar mengaji.4 Yang dimaksudkan penulis mengenai pesantren kilat adalah bagian dari kesatuan OSIS yang mempunyai tujuan untuk membina dan mengembangkan potensi diri yang berkenaan dengan Pesantren Kilat.

2 Ibid., him. 19

  4

  2. Sikap Kedisiplinan Sikap adalah perbuatan, tingkah laku yang berdasarkan pendirian.

  Sementara menurut Slameto sikap atau attitude adalah kesediaan untuk beraksi terhadap sesuatu hal.5 Kedisiplinan adalah kepatuhan seseorang dalam mengikuti tata tertib karena didorong atau disebabkan oleh adanya kesadaran yang ada pada kata hatinya.6

  Adapun variabel penelitian dalam sekripsi ini, penulis mengambil dua variabel, yaitu variabel bebas dan terikat. “Keaktifan siswa mengikuti Pesantren Kilat” sebagai variabel bebas, dengan indikator sebagai berikut:

  1. Mempunyai peran dalam organisasi

  2. Berinsiatif demi kemajuan organisasi

  3. Disiplin dengan kode etik organisasi

  4. Bertanggung jawab pada tugas organisasi

  5. Memberikan masukan positif terhadap organisasi Sedangkan kedisiplinan belajar siswa sebagai variabel terikat, dengan indikator sebagai berikut:

  1. Mendengarkan dan memperhatikan keterangan guru

  2. Menanyakan sesuatu yang belum jelas

  3. Mengulangi kembali pelajaran yang disampaikan oleh guru 5 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Bina Aksara, Jakarta, 1991.him.

  188

  4. Membaca buku lain yang bersangkutan dengan materi pelajaran yang disampaikan

  5. Mengerjakan tugas yang disampaikan oleh guru

  C. Pokok Masalah Adapun yang menjadi pokok masalah dalam penelitian ini adalah :

  1. Bagaimana tingkat keaktifan siswa mengikuti kegiatan Pesatren Kilat ?

  2. Bagaimana variasi sikap kedisiplinan belajar siswa MTS YAROBI Grobogan ?

  3. Apakah terdapat hubungan antara keaktifan siswa dalam kegiatan Pesantren Kilat dengan sikap kedisiplinan siswa dalam belajar di MTS YAROBI Grobogan Tahun Pelajaran 2005/2006 ?

D. Tujuan Penelitian

  Dalam penelitian ini ada beberapa tujuan yang akan dicapai, yaitu :

  1. Untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa mengikuti kegiatan Pesantren Kilat.

  . .

  2. Untuk mengetahui sikap kedisiplinan siswa dalam belajar.

  3. Untuk membuktikan keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan Pesatren Kilat terhadap sikap kedisiplinan siswa dalam belajar.

  6 E. Hipotesis

  Menurut Sumadi Suryabrata hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih perlu diuji terus secara empiris. Jadi hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar, atau mungkin salah, maka akan ditolak jika salah dan diterima jika fakta-faktanya membenarkan. Hal ini tergantung dari hasil yang diperoleh dari penyelidikan.7

  8 Dengan demikian Hipotesis adalah merupakan kesimpulan dari awal sehingga untuk dapat terwujudnya kesimpulan akhir masih perlu adanya pengujian lewat hasil penelitian.

  Relevan dengan judul penelitian tersebut, maka dapat penulis ajukan rumusan hipotesis sebagai berikut : “Ada hubungan positif antara keaktifan siswa mengikuti kegiatan Pesantren Kilat dengan sikap kedisiplinan siswa dalam belajar di MTS YAROBI Grobogan Tahun Pelajaran 2005/2006”.

F. Metode Penelitian

  1. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. 9

  Adapun yang menjadi populasi penelitian ini adalah seluruh siswa MTS YAROBI Grobogan Tahun Pelajaran 2005/2006, yang berjumlah 455.

  Sedangkan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.10

  7 Suryabrata Sumadi, Metodologi Penelitian, Rajawali, Jakarta, 1995, him. 69

  8 Hadi Sutrisno, Metodologi Research I, UGM, Yogyakarta, 1983, him. 63

  7 Yang dimaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel,

  Suharsimi Arikunto berpendapat bahwa populasi yang jumlahnya besar dapat diambil sampel 10-15% atau 20-25%. Sedangkan populasi yang kurang dari 100 maka besar sampel adalah keseluruhan populasi.11 Jadi dari 455 siswa diambil 10% diperoleh angka sebanyak 45,5 siswa, kemudian dibulatkan 50 orang, karena pertimbangan kemudahan dalam analisa perhitungan.

  2. Menentukan Sampel dan Tehnik Sampling Sampel adalah pengambilan dari sebagian populasi dalam satu penelitian untuk mewakili seluruh populasi. Pengambilan sampel dilaksanakan dalam suatu penelitian, sebab terlalu besar dan banyaknya obyek, waktu, tenaga dan sebagainya. Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel sebanyak 50 siswa dengan teknik Quota Sampel, yaitu penulis mendasarkan diri pada jumlah yang sudah ditentukan.

  3. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data Ada beberapa metode yang digunakan dalam rangka memperoleh dan mengumpulkan data yaitu sebagai berikut: a. Metode Observasi, yaitu metode untuk mencari data dengan menggunakan pengamatan langsung maupun terhadap gejala yang dihadapi.12 Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data yang berkenaan dengan keaktifan siswa mengikuti kegiatan Pesantren Kilat dan sikap kedisiplinan siswa dalam belajar. 1

  1

  8

  b. Metode Interview Metode ini merupakan metode pengumpulan data yaitu dengan cara bertanya langsung kepada responden untuk mendapatkan informasi.1

  2

  13 Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data mengenai proses belajar mengajar dengan mengadakan interview kepada kepala sekolah, guru mata pelajaran.

  c. Metode Angket ( Questioner) Metode angket ini merupakan cara pengumpulan data melalui daftar pertanyaan tertulis yang disusun dan disebarkan kepada responden untuk mendapatkan informasi atau jawaban yang berkenaan dengan keaktifan siswa mengikuti kegiatan Pesantren Kilat dan sikap kedisiplinan siswa dalam belajar dari orang-orang yang dijadikan sampel.

  d. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi yaitu mencari sumber data mengenai sesuatu yang berupa catatan, buku, surat kabar, notulen, agenda, dan sebagainya.14 Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang situasi umum Mts Yarabi Grobogan yang meliputi : sejarah singkat berdirinya, letak geografis, struktur organisasi, dan sebagainya.

  4. Tehnik Analisis Data

  a. Analisis Pendahuluan

12 Ali Muhammad, Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi, Angkasa, Bandung, 1987, 91

  9 Dalam menganalisis data yang terkumpul, digunakan metode

  statistik, karena data yang diperoleh berupa data kualitatif, maka perlu dijadikan data kuantitatif adalah dengan memberikan skor untuk setiap pertanyaan yang diajukan. Adapun ketentuannya sebagai berikut:

  • Untuk alternatif jawaban A dengan nilai 3

  Untuk alternatif jawaban B dengan nilai 2

  • Uf'tuk alternatif jawaban C dengan nilai 1 Kemudian dijumlahkan untuk mencari nilai rata-rata individu dengan membagi jumlah item yang disebarkan dalam penelitian,

  b. Analisis Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis yang sudah diajukan analisis product moment, sebagai berikut :15

  Keterangan : rAT : koefisien korelasi antara variable x dan y

  xy : perkalian antara variable x dan y jc

  : variable keaktifan siswa dalam kegiatan rohis

  y : variable kedisiplinan dalam belajar

  10 N : jumlah sampel yang diteliti

  Z : Sigma (jumlah dari variable)

  c. Analisis Lanjut Analisis Lanjut merupakan pengolahan lebih lanjut dari hasil analisis uji hipotesis. Dalam analisis ini di diinterpretasikan hasil analisis dari analisis uji hipotesis. Jika r^ lebih besar atau sama dari rt (r tabel) berarti signifikan, maksudnya ada hubungan positif antara keaktifan siswa dalam belajar, ini berarti hipotesis yang telah diajukan diterima. Tetapi jika r^. lebih kecil dari rt berarti ion signifikan atau tidak ada hubungan positif antara kedua variable tersebut. Dengan demikian hipotesis yang telah diajukan ditolak.

G. Sistematika Penulisan Skripsi

  Untuk memudahkan dalam penulisan skripsi ini, maka perlu disusun sistematika penulisan skripsi sebagai berikut:

  BAB I : Pendahuluan, yang menguraikan tentang : Alasan Pemilihan Judul, Penegasan Istilah, Pokok Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan Skripsi. BAB II : Landasan Teori yang menguraikan tentang keaktifan siswa mengikuti kegiatan Pesantren Kilat meliputi: Pesantren Kilat, Faktor-faktor penunjang keberhasilan Pesantren Kilat dan Proses Sosialisasi. Sedangkan sikap Kedisiplinan Belajar siswa, 1

  5

  11

  meliputi : Pengertian Keaktifan Siswa Mengikuti Kegiatan Pesantren Kilat dengan Kedisiplinan Siswa dalam Belajar, Sarana dan prasarana.

  BAB IV : Analisis Data Dalam bab ini penulis membahas tentang analisis data yang disertai dengan penyajian tabel-tabel dan penyajian Hipotesis dengan langkah-langkah sebagai berikut:

  A. Analisis Pertama

  B. Analisis Kedua

  C. Analisis Ketiga

  BAB V : Penutup Dalam bab ini penulis menyajikan A. Kesimpulan B. Saran-saran Kemudian daftar pustaka, lampiran dan riwayat hidup.

  

B A B U

LANDASAN TEORI

  A. Keaktifan Mengikuti Kegiatan Pesantren Kilat

  1. Kegiatan Pesantren Kilat Organisasi dalam bahasa sehari-hari merupakan salah satu sarana atau wasilah, dimana individu yang terhimpun di dalamnya saling menyatupadukan potensi untuk mencapai tujuan (ghoyah) seoptimal mungkin.

  Pesantren Kilat adalah kegiatan siswa yang berasaskan Islam yang didirikan oleh pelajar Muslim Mts. Yarabi Grobogan. Pesantren Kilat ini sebelumnya berawal dari Remaja Masjid Mts Yarobi Grobogan yang merupakan wadah untuk mengasah dan memperdalam ilmu agama pelajar muslim. Kemudian sejak tahun 1999 kegiatan ini dimasukkan dalam Pesantren Kilat yang merupakan bagian dari Bidang Ketaqwaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa OSIS MTs. Yarobi Giobogan.

  Kegiatan Pesantren Kilat merupakan Unit Kegiatan Kerohanian Pelajar Islam yang diharapkan pada perkembangannya mampu memberikan warna atau nilai keislaman di Sekolah. Pesantren Kilat ini lahir karena keinginan menancapkan tonggak dakwah di tengah kondisi masyarakat sekolah yang jauh dari nilai-nilai Islam, mengkoordinasikan pembinaan siswa dan syi’ar Islam secara lebih rapi. Oleh karena itu, kegiatan Pesantren Kilat mempunyai fungsi sebagai wahana Dakwah

  13

  Sekolah, wahana Sosial Keagamaan, wahana Ukhuwah dan wahana Pengkajian dan Penyebaran Pemikiran Islam.

  Sebagaimana dalam tujuan dari kegiatan Pesantren Kilat didirikan yakni mempertebal keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT dengan cara mendorong, dan mengembangkan dakwah Islam yang bersifat amar ma'ruf nahi munkar diatas ilmu untuk meningkatkan syi'ar Islam dan ikhuwah Islamiyah di kalangan pelajar muslim. Sehingga kegiatan

  Pesantren Kilat menyadari bahwa misi dakwah ini adalah sebuah kewajiban. Dalam Al Qur'an Allah SWT berfirman :

  “Dan hendaklah ada di antara kamu seholongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma 'ruf dan mencegah dari yang munkar*) : mereka itulah orang-orang yang beruntung. " (QS. Ali Imran : KU)1.

  • ) “Ma'ruf adalah segala perbuatan yang mendekatkan diri kepada Allah, “munkar" ialah segala perbuatan yang menjauhkan diri dari pada-Nya.

2. Faktor-faktor Penunjang Keberhasilan Kegiatan Pesantren Kilat

  Adapun faktor-faktor penunjang keberhasilan Kegiatan Pesantren Kilat sebagai berikut:

  a. Resmi menjadi organisasi intra sekolah di bawah OSIS Mts. Yarobi Grobogan.

1 Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pcnafsiran Al Qur’an, Al Qur 'an dan Terjemahannya,

  14 Organisasi ini berawal dari Remaja Masjid yang merupakan wadah untuk mengasah dan memperdalam ilm agama pelajar muslim.

  Kemudian sejak tahun 1999, organisasi ini dimasukkan dalam Kegiatan Pesantren Kilat yang merupakan bagian dari Bidang Ketaqwaan Terhadap Ketuhanan Yang Maha Esa OSIS Mts. Yarobi Grobogan.

  Sehingga dengan formal ini, mmudahkan Kegiatan Pesantren Kilat dalam bergerak dan mewujudkan visi dan misinya. Kemudian hubungan atau interaksi dengan organisasi maupun instansi pun lebih dekat.

  b. Dukungan guru baik pada setiap kegiatan Guru merupakan faktor yang sangat mendukung gerak dan langkah dari Kegiatan Pesantren Kilat. Karena guru memiliki peran yang besar dalam dakwah ini. Guru memiliki posisi sebagai pemimpin dalam aktifitas belajar mengajar. Ia adalah orang yang mendidik, mengajar dan membimbing para siswanya karena ialah yang menguasai ilmu itu. kedudukan guru dalam hal ini akan menjadikannya sebagai sosok yang memiliki nilai tambah di mata siswa, apalagi jika ia memiliki kelebihan-kelebihan dan teladan yang baik. Dengan demikian, arahan dari guru akan banyak didengar oleh siswa. Sehingga dengan beberapa guru sebagai pembina Kegiatan Pesantren Kilat sangat mendukung setiap kegiatan yang diselenggarakan. Khususnya guru agama Islam yang memberikan nilai

  15 tambah untuk anak yang aktif dalam kegiatan Pesantren Kilat.

  Misalnya, keaktifan siswa dalam kegiatan rutin yang di dalamnya ada prcsensi, kemudian nantinya presesnsi tersebut diserahkan kepada guru agama Islam untuk dijadikan nilai tambah bagi siswa khususnya pelajaran Aqidah Akhlak.

  c. Eksistensi pengurus Kegiatan Pesantren Kilat diakui sebagai Dakwah sekolah.

  Adatinya kegiatan Pesantren Kilat yang mensosialisasikan nilai-nilai Islam kepada seluruh elemen sekolah dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang riil, diantaranya memanfaatkan sarana dan prasarana sekolah seperti mading, masjid untuk sarana informasi sebagai corong dakwah dan pembentukan opini keislaman, pengembangan kreatifitas melalui seni-seni Islami, pembinaan kemuslimahan yang berkenan dengan peran wanita yang khas. Dan juga dengan program kerja yang lain seperti memanfaatkan momen hari besar Islam, pesantren kilat, wisata Islam dan lain sebagainya. Kemudian juga upaya dari pengurus Pesantren Kilat dalam berinteraksi dengan seluruh elemen sekolah yang berusaha mencerminkan nilai- nilai Islam dalam kesehariannya. Dengan begitu eksistensi pengurus Pesantren Kilat pun diakui sebagai kekuatan dakwah sekolah, karena memberikan nilai tambah yang positif yaitu meningkatnya moralitas sekaligus prestasi belajar sekolah.

  16

  d. Adanya Alumni yang memberikan kontribusi cukup tinggi.

  Adanya Alumni yang masih aktif dalam mendorong dan membantu eksistensi pesantren kilat memberikan kontribusi yang cukup tinggi, karena keberadaan alumni adalah sumber daya yang sangat vital bagi perkembangan dakwah sekolah. Selain diandalkan sebagai murabbi/pembina, mereka juga dapat menjadi konsultan dan narasumber berbagai kegiatan siring dengan meluasnya pengalaman mereka. Apalagi dengan adanya Jaringan Alumni pesantren kilat sangat mendukung akan keberadaan pesantren kilat. Dengan kontribusi dari alumni ini diharapkan bisa memberikan semangat bagi Aktifis Dakwah Sekolah (ADS) dalam berdakwah dan menyebarkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.

  e. Dukungan yang baik daftinstansi dan swadaya siswa.

  Dengan adanya keterikatan dan ketertarikan dari pihak instansi terhadap keberadaan pesantren kilat, maka instansi pun dengan mudah memberikan bantuan kepada pengurus pesantren kilat dalam bentuk pembinaan, dana, informasi dan lain sebagainya. Dengan begitu setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh Pengurus pesantren kilat bisa berjalan dengan lancar atas bantuan dan dukungan dari instansi.

  Begitu juga kontribusi dari siswa sangat membantu bagi terlaksananya program keija yang telah direncanakan oleh pengurus pesantren kilat, baik itu berupa partisipasi dalam kegiatan yang diselenggarakan atau berupa dana sekedarnya (infaq). Dengan adanya

  17

  kerjasama antara pengurus pesantren kilat dengan instansi dan siswa, maka setiap acara yang diadakan oleh pengurus pesantren kilat pun akan terlaksana dengan baik. Dan dengan kontribusi yang diberikan intansi maupun siswa itu akan memberikan semangat bagi pengurus pesantren kilat dalam berdakwah dikarenakan ada respon dan tanggapan dari instansi maupun siswa, f. Adanya Masjid di Sekolah

  Dengan adanya Masjid sebagai base camp pesantren kilat Mts Yarobi Grobogan, maka akan jelas sekali kemanfaatannya dalam menysiarkan Islam. Selain sebagai pusat koordinasi dan konsolidasi bagi pengurus pesantren kilat, keberadaan masjid juga berpengaruh terhadap kehidupan pendidikan di sekolah yaitu sebagai tempat mendalami ajaran Islam bagi siswa yang kemudian akan direalisasikan dalam kehidupan di sekolah yakni dengan berdisiplin dalam belajar, sehingga proses belajar mengajar akan beijalan dengan baik.

  Sebagaimana dalam bukunya G.F. Pijper menyebutkan bahwa Snouck

  Hurgronje pernah mengatakan bahwa masjid di Indonesia kalau dibandingkan dengan masjid di negara Islam lainnya, merupakan pusat pengaruh agama Islam yang lebih besar terhadap kehidupan pendidikan secara keseluruhan.2

  Dan keberadaan masjid di sekolah merupakan embrio dalam dakwah, sebelum akhirnya banyak mencetak Aktifis Dakwah Sekolah

2 G.F. Pijper, Beberapa Studi tentang Sejarah Islam di Indonesia 1900-1950, UI Press, 1984, him.

  18

  (ADK) sehingga memerlukan adanya wajihah atau organisasi untuk koordinasi dan konsolidasi dalam rangka mensyiarkan Islam yaitu dengan cara mengadakan kegiatan pesantren kilat.

3. Proses Sosialisasi

  Sosialisasi adalah suatu proses yang membantu individu melalui belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana bertindak berfikir agar ia dapat berperan dan berfungsi baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.3

  Guna menopang setiap kegiatan yang dilaksanakan pengurus pesantren kilat dalam rangka mencetak Aktifis Dakwah Sekolah (pengkaderan) juga untuk menysiarkan Islam, maka diperlukan Sosialisasi akan keberadaan pesantren kilat tersebut. Adapun proses sosialisasi dari pengurus kegiatan pesantren kilat meliputi banyak cara yaitu :

  a. Tifiruf melalui MOS (Masa Orientasi Siswa) Masa Orientasi Siswa (MOS) merupakan wahana bagi siswa baru dalam rangka pengenalan terhadap situasi dan kondisi Mts Yarobi

  Grobogan secara umum, baik itu meliputi keadaan guru, karyawan, sarana dan prasarana, ataupun organisasi-organisasi yang ada di sekolah. Sehingga dengan adanya MOS, guru/karyawan mempunyai kesempatan untuk ta’ruf dengan siswa baru. Ta’ruf biasanya dilaksanakan setelah waktu shalat Dzuhur beijamaah. Adapun acara ta’ruf yaitu dibuka atau diawali dengan tausiyah/nasehat dari pembina

  19

  dari pengurus pesantren kilat. Kemudian pengurus pesantren kilat memperkenalkan diri diteruskan dengan mensosialisasikan pertama pengurus pesantren kilat bagi siswa baru.

  b. Tesis (Temu Siswa Baru) Tesis adalah serangkaian kegiatan yang diselenggarakan Seksi

  Kerohanian Islam dalam rangka pengkaderan (rekruitment). Tesis ini merupakan langkah awal bagi siswa masuk sebagai anggota pengurus pesantren kilat (Temu Siswa Baru) oleh guru/karyawan dianjurkan untuk siswa yang notabene siswa Muslim atau yang beragama Islam.

  Kemudian Tesis ini nantinya akan ditindaklanjuti (follow-up) dengan kegiatan monitoring untuk membekali siswa sebagai Aktifis Dakwah Sekolah agar mempunyai semangat dan bekal dalam mensyi’arkan Islam.

  c. Monitoring (Follow-up dan Tesis) Monitoring adaah sebuah kegiatan yang diadakan Seksi

  Kerohanian Islam untuk anggota apapun pengurus dalam bentuk halaqoh-halaqoh atau kelompok dari masing-masing halaqoh tersebut dipegang/dipandu oleh seorang pementor (Murabbi). Adapun pementor dari senior pengurus pesantren kilat dab dari Alumni Mts. Yarobi atau para kyai / ustadz yang ada disekitar sekolah tersebut.

  d. Kajian Rutin Kajian rutin adalah kajian yang sifatnya rutin yang diadakan pengurus pesantren kilat dengan pemateri dari Alumni atau guru

  20

  pembina. Kajian ini dilaksanakan satu minggu satu kali bertempat di masjid setelah pulang sekolah. Adapun materi kajian berupa materi- materi keislaman dan materi kontemporer.

  e. Pembinaan Muslimah Pembinaan Muslimah berupa kajian muslimah yang ditujukan khusus untuk siswa muslimah. Dalam kajian ini banyak dikupas mengenai seputar wanita, baik itu berkenaan dengan Fiqih Wanita ataupun yang lainnya. Sehingga dengan kajian ini diharapkan para

  Muslimah bisa memahai tentang haakikat sebagai Muslimah. Kajian ini diadakan satu minggu sekali yaitu setiap hari jumat sore bertenpat di masjid sekolah.

  f. Buletin Al-Haq Buletin Al-Halaq merupakan salah satu wadah dalam rangka mensyi'arkan Islam yaitu berupa materi keislaman yang terkandung dalam Al Qur'an. Karena Buletin ini memiliki fungsi-fungsi yang kurang lebih sama dengan fungsi-fungsi yang dimiliki oleh media cetak lainnya. Yakni antara lain fungsi informasi, fungsi mendidik, fungsi kritik, fungsi pengawasan sosial, fungsi hiburan (yang dimaksud ialah hiburan yang sehat), fungsi menyalurkan aspirasi masyarakat dan fungsi menjaga lingkungan. Fungsi yang disebut terakhir ialah media massa senantiasa membuat masyarakat memperoleh informasi tentang keadaan sekitar baik itu di dalam

  21

  lingkungan sendiri maupun di luar lingkungan mereka.4 5 Selain untuk sosialisasi keberadaan pesantren kilat, buletin juga nerupakan wadah untuk menyalurkan bakat pelajar dalam menulis. Setiap hasil karya atau kreatifitas pelajar bisa di ekspos dalam buletin walaupun harus melalui penjaringan dahulu. Sehingga dengan adanya buletin ini selain menambah wawasan bagi pelajar, juga dapat memberikan semangat bagi pelajar dalam memunculkan kreatifitasnya dalam bentuk tulisan,

  g. Mading Mading merupakan salah satu sarana dari sekolah dalam rangka untuk memberikan layanan kepada siswa yang berbentuk informasi, pengetahuan maupun info terkini. Pengurus pesantren kilat walaupun hanya memiliki satu mading yang ditempatkan di serambi masjid, itu bisa dimanfaatkan secara optimal. Pengurus pesantren kilat memanfaatkan mading untuk memberikan informasi keislaman, pengetahuan maupu info dunia Islam. Jadi, mading selain untuk sosialisasi keberadaan pesantren kilat juga memberikan opini yang positif bagi siswa dalam berkreatifitas dan pewacanaan keislaman.

B. Sikap Kedisiplinan Siswa Dalam belajar

1. Pengertian Disiplin Disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) pada peraturan (tata tertib).

  5Kedisiplinan adalah kepatuhan seseorang dalam mengikuti tata tertib

4 A. Muis, Komunikasi Islam, PT. Remaja Rodaskarya, Bandung, 2001, him. 9

  22

  karena didorong atau disebabkan oleh adanya kesadaran yang ada pada kata hatinya.6

2. Ciri-ciri Disiplin

  Belajar adalah perbuatan yang dilakukan secara terus menerus sepanjang hayat manusia dan sekaligus merupakan suatu keharusan bagi setiap manusia untuk melakukannya demi meningkatkan bobot dan kualitas hidupnya.7

  Dalam hal ini penulis sebutkan hal-hal yang perlu diusahakan oleh siswa untuk disiplin dalam belajar: a. Mendengarkan dan memperhatikan keterangan guru

  Agar semagat siswa tumbuh dalam mengikuti pelajaran yang disampaikan oleh guru, maka guru harus menghindari hal-hal yang bisa membuat siswa jenuh dan bosan. Karena mengajar adalah suatu usaha mengorganisasikan lingkungan dengan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan siswa sehingga teijadi proses belajar.8

  Dengan mendengarkan dan memperhatikan keterangan guru, materi yang diberikan dapat dimengerti dengan baik.

  Ini berarti tugas guru hanyalah menciptakan lingkungan yang mendorong anak untuk belajar mengajar sehingga dengan interaksi tersebut dapat membuat siswa lebih bergairah dalam mengikuti pelajaran yang disampaikan guru.

  6 Arikunto, Suharsimi, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi, Rineka Cipta, Jakarta, 1991, him. 188

7 Abror, Abd. Rahman, Psikologi Pendidikan, PT. Tiara Wacana, Yogya, 1993, him. 65

  23

  b. Menanyakan sesuatu yang belum jelas Siswa yang memiliki kedisiplinan belajar di sekolah akan berusaha tekun dalam proses belajar mengajar dengan sebaik-baiknya.

  Yaitu dengan memiliki kesadaran akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang siswa.

  Pertanyaan adalah rangsangan yang dapat mendorong anak untuk berfikir dan belajar dengan baik sehingga siswa dapat mengetahui apa yang telah didapat. Dengan pertanyaan pula segala sesuatu yang meragukan dan belum diketahui dan menjadi jelas.

  Sehingga interaksi siswa dengan guru melalui bertanya dan menjawab pertanyaan itu merupakan adanya bukti pematangan sikap ilmiah.

  c. Mengulangi pelajaran yang disampaikan oleh guru.

  Banyaknya materi pelajaran yang disampaikan oleh guru dan buku pegangan yang harus dibaca tidak mungkin siswa menguasai hanya dengan sekali belajar atau sekali baca. Maka perlu sekali dibiasakan, karena dengan mempelajari kembali pelajaran yang disampaikan guru berarti mengingatkan pada dirinya bila kurang faham atau ada catatan yang kurang dapat dilengkapi. Dalam hal ini Ngalim Purwanto berpendapat : “ Karena berlatih, karena seringkali mengulangi sesuatu, maka kecakapan dan pengetahuan yang dimilikinya dapat menjadi makin dikuasai dan makin mendalam.

  24 Sebaliknya, tanpa latihan pengalaman-pengalaman yang telah

  dimilikinya dapat menjadi hilang atau berkurang.9

  d. Membaca buku pelajaran yang bersangkutan dengan materi pelajaran dengan memanfaatkan perpustakaan sekolah.

  Suatu aktifitas siswa yang memiliki kesadaran belajar yang tinggi, dia senantiasa akan berusaha memanfaatkan fasilitas yang ada, yaitu untuk mengembangkan pengetahuan dalam kaitannya dengan pelajaran maupun pengetahuan lain, maka perpustakaan sekolah akan senantiasa membantu siswa dengan banyaknya buku yang ada. Dengan membaca buku-buku yang ada di perpustakaan siswa bisa mengembangkan pengetahuannya dan dengan membiasakan membaca anak dan mudah mengingat dam semakin dalam pengetahuan yang dimiliki.

  e. Mengeijakan tugas yang diberikan oleh guru Siswa yang memiliki kedisiplinan belajar di sekolah akan berusaha melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan penuh kesadaran sebagai seorang siswa yaitu dengan mengeijakan tugas yang diberikan oleh guru. Baik tugas dari guru yang harus dikerjakan di sekolah ataupun tugas yang harus dikerjakan di rumah.

3. Disiplin dalam belajar

  Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

  25

  memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.10 1

  1 Dalam belajar tersebut siswa selalu dituntut untuk berdisiplin agar proses belajar bisa berjalan dengan baik dan membuahkan hasil yang optimal. Sebagaimana pendapat daru Emile Durkheim bahwa disiplin sangat menentukan dalam pembentukan watak adalah kemampuan mengendalikan diri yang memungkinkan kita mengendalikan nafsu, keinginan dan kebisaan-kebiasaan kita dan mengarahkannya sesuai dengan kaidah yang berlaku.11

  Jadi yang dimaksud penulis dengan disiplin dalam belajar adalah usaha yang dilakukan siswa dengan bersungguh-sungguh untuk mencapai hasil yang baik, baik itu dengan ketekunan dalam belajar, rajin mengikuti pelajaran, aktif dalam tugas sekolah, mentaati peraturan sekolah hingga berperilaku (kebiasaan-kebiasaan) yang mana akan berpengaruh positif terhadap belajar anak.

  Dalam hal ini penulis akan menjelaskan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi dalam proses dan hasil belajar. Karena apabila faktor- faktor ini terwujud, maka akan sangat menentukan terciptanya kedisiplinan siswa dalam belajar. Menurut Drs. Ngalim Purwanto yang mempengaruhi

10 Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta, 1995, him.

  2

  26

  proses dan hasil belajar yang ada 2 (dua) yaitu faktor dari dalam dan faktor dari luar.12 Adapun faktor tersebut akan penulis uraikan sebagai berikut:

  a. Faktor dari dalam Faktor dari dalam ini meliputi : kondisi Fisiologi dan kondisi Psikologi siswa itu sendiri.

  1) Kondisi Fisiologi Kondisi Fisiologi pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Orang yang dalam keadaan segar jasmaninya akan berlainan belajarnya dari orang yang dalam keadaan sakit (kondisi fisik).

  Disamping kondisi fisiologi yang umum itu, hal yang tidak kalah penting adalah kondisi panca indera, terutama penglihatan dan pendengaran. Karena yang dipelajari oleh siswa yang belajar berlangsung dengan membaca, melihat contoh, melakukan observasi, mengamati hasil-hasil eksperimen, mendengarkan keterangan guru, mendengarkan ceramah, mendengarkan keterangan orang lain dalam diskusi dan sebagainya. Jadi jelas semua itu berkaitan dengan panca indera.

  2) Kondisi Psikologi Kondisi Psikologi berkaitan dengan potensi yang ada pada siswa.

  Adapun psikologi ini meliputi :

  27

  a) Bakat Bakat merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil belajar seseorang. Karena apabila siswa itu belajar pada bidang yang sesuai dengan bakat maka memperbesar kemungkinan berhasilnya suatu usaha yaitu belajar.

  b) Minat Minat yaitu daya gerak yang mendorong kita cenderung atau merasa tertarik pada orang, benda/kegiatan, ataupun bisa berupa pengalaman yang efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.13

  Jadi kalau seseorang belajar dengan penuh minat, maka dapat diharapkan bahwa hasilnya akan lebih baik. Begitu juga sebaliknya, kalau siswa tidak berminat sama sekali kemungkinan kecil akan berhasil.

  c) Kecerdasan Kecerdsan (Intelejensi) ialah kemampuan yang dibawa sejak lahir, yang memungkinkan seorang berbuat sesuatu dengan cara tertentu.14 Cepat tidaknya dan terpecah atau tidaknya suatu masalah tergantung kepada kemampuan intelejensinya. Jadi kecerdasan besar peranannya dalam berhasil dan tidaknya seseorang

13 Abror. Abd. Rachman, op.ciL, him. I 12

  28 mempelajari sesuatu/mengikuti sesuatu program pendidikan.

  Sehingga orang yang lebih cerdas pada umumnya akan lebih mampu belajar dari pada orang yang kurang cerdas.

  d) Motivasi Motivasi ialah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu. Dalam belajar motivasi sangat penting dan merupakan syarat mutlak untuk belajar.15 Di sekolah seringkah terdapat anak yang malas, tidak menyenangkan, suka membolos dan sebagainya. Dalam hal demikian berarti guru tidak berhasil memberikan motivasi yang tepat untuk mendorong agar ia bekerja dengan segenap tenaga dan pikirannya. Namun tidak semua kekurangan itu datangnya dari guru, justru motivasi intrinsik lebih efektif dibandingkan dengan motivasi ektrinsik dalam mendorong seseorang untuk belajar, artinya motivasi yang ditimbulkan dari dalam diri orang yang bersangkutan lebih berpengaruh. Jadi tidak mungkin seseorang mau berusaha mempelajari sesuatu dengan sebaik-baiknya, jika ia tidak mengetahui betapa penting faedahnya hasil yang akan dicapai dari belajarnya itu bagi dirinya.

  e) Kemampuan Kognitif Dalam tujuan pendidikan meliputi 3 (tiga) aspek yaitu

  29

  aspek afektif, aspek kognitif dan aspek psiko motor. Namun demikian, aspek kognitiflah yang lebih besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil belajar dibandingkan dengan aspek yang lainnya. Pada umumnya orang sangat mengutamakan aspek kognitif, bahkan kadang-kadang terdapat raktek-praktek yang menunjukkan seakan-akan aspek kognitif saja yang berlaku sekarang ini. Misal kemampuan kognitif yang berkenaan dengan persepsi, ingatan dan berpikir, sangat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar yang optimal karena berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam melakukan persepsi, mengingat, dan berpikir. Dengan demikian kemampuan-kemampuan kognitif akan tetap merupakan faktor terpenting dalam kegiatan belajar anak didik,

  b. Faktor dari luar Adapun faktor dari luar yang mempengaruhi akan proses dan hasil belajar yaitu :

  1) Faktor Lingkungan Faktor lingkungan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu lingkungan alam dan lingkngan sosial.

  Lingkungan alami seperti keadaan suhu, kelembaban udara berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Belajar pada keadaan udara yang segar akan lebih baik hasilnya dari pada belajar dalam keadaan udara yang panas dan pengab. Di Indonesia,

  30

  orang cenderung berpendapat bahwa belajar di pagi hari akan lebih baik hasilnya dari pada di sore hari.

  2) Faktor Instrumental Faktor Instrumental adalah faktor yang pengadaan dan penggunaannya dirancang sesuai denganhasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang telah ditentukan/dirancang. Adapun faktor instrumental ini meliputi :

  a) Kurikuluk (bahan pelajaran) Kurikulum dapat dipandang sebagai suatu program yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan-tujuan pendidikan tertentu.16

  Kurikulum juga dapat diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Kegiatan itu dimaksudkan untuk menyajikan bahan pelajaran agar siswa mampu menguasainya Maka ielas bahan pelajaran mempengaruhi belajar. Suatu kurikulum yang baik akan berdampak baik. Begitupun sebaliknya, kurikulum yang berkurang bagus akan berdampak kurang bagus pula.

  b) Guru (Pengajar) Dalam belajar di Sekolah, guru merupakan faktor yang