III. PERTUMBUHAN GULMA - PERTUMBUHAN GULMA

III. P E R T U M B U H A N

A. KERAGAM AN

JE N IS

GULM A

GULM A

kjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLK

B um i (alam ) diciptakan oleh Tuhan M aha K uasa dan Pencipta
m enjadi tem pat tum buh dan berkem bangnya berbagai jenis flora dan
fauna. Flora dan fauna m erupakan sum ber daya alam atau kekayaan
alam yang m em punyai arti penting, nilai dan m anfaat baik langsung
m aupun tidak langsung bagi kehidupan m anusia. M anusia sebagai
m akhluk ciptaan Tuhan yang tertinggi m em iliki akhlak dan intelektual,
diberikan kuasa dan tanggung jaw ab untuk m engatur dan m engelola
sem ua ciptaan Tuhan tersebut sehingga flora dan fauna dapat
m em berikan m anfaat untuk m em enuhi kebutuhan hidup (sandang dan

pangan) dan kesejahteraan m anusia.
B eragam flora yang diciptakan, baik berupa pohon-pohonan
(kayu-kayuan), perdu atau sem ak belukar serta berbagaijenis rum putrum putan yang tum buh dan berkem bang di m uka bum i. Sem ua jenis
flora tersebut akan m em beri m anfaat bagi kehidupan m anusia apabila
dikelola secara tepat dan benar, arif, dan bijaksana. B erm acam jenis
tum buhan liar setelah didom estikasikan dapat m enjadi tanam an budi
daya sebagai sum ber pangan dan kebutuhan lainnya yang m em berikan
m anfaat bagi kehidupan m anusia, ada juga yang m em punyai nilai
estetika (keindahan). N am un sebaliknya, apabila tum buhan tersebut
dibiarkan tum buh bebas tidak terkendali akan m em berikan dam pak
yang buruk, negatif dan akan m erugikan, terutam a apabila tum buhan
tersebut dibiarkan tum buh secara bebas dan subur di area pertanam an.
D iantara flora, ditem ukan banyak jenis tum buhan m ulai dari
bagian akarnya sam pai bagian batang, daun, bunga, dan buahnya
dapat berm anfaat dan dapat digunakan sebagai bahan baku obatobatan, m akanan dan bahan olahan lainnya. B erbagai jenis tum buhan
telah digunakan sebagai obat-obatan tradisional (seperti jam u atau
G U LM A PA SA N G SU R U T:
K eragam an,

D om inasi


Pengendalian,

Pengelolaan

dan Pem anfaatannya

bahan baku VUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
h e r b a l i f e ) yang dapat m enyem buhkan

berbagai m aeam

penyakit seperti kanker, darah tinggi (hipertensi), diabetis, sakit perut,
penyakit kulit, luka dan jenis penyakit lainnya pada m anusia dan bagi
kesehatan hew an (D enian dan N urdin, 1999). Lebih lanjut A sikin
e t a l ., (2005), m enjelaskan bahw a beberapa jenis gulrna raw a dapat
dijadikan sebagai bahan baku pem buatan pestisida nabati.
Turnbuh-tum buhan dapat tum buh dan berkernbang biak di m ana
saja atau diberbagai tem pat, yaitu pada suatu w ilayah atau pada suatu
tem pat dengan lingkungan tertentu (tanah, tem peratur, kelem baban,

dan faktor iklim lainnya) m endukung, coeok dan sesuai dengan
habitat yang diinginkan oleh jenis turnbuhan terse but. Setiap jenis
tum buhan m enginginkan lingkungan tum buh (habitat) yang tertentu,
dan spesifik agar tum buhan terse but dapat tum buh dan berkem bang
biak seeara baik. Pada lingkungan yang tidak sesuai tum buhan
tersebut akan tertekan pertum buhannya
bahkan dapat hilang dari
lingkungan tersebut. A kan tetapi ada juga beberapa jenis tum buhan
dapat turnbuh dan berkem bang pada lingkungan yang sarna, dan
m ereka dapat tum buh seeara bersam a-sam a pada tem pat dan w aktu
yang sarna. A da juga tum buhan (gulrna) yang dapat atau beradaptasi
pada dua kondisi yakni pada lahan basah m aupun pada lahan kering.
Seeara um um tum buhan/gulm a m em iliki day a adaptasi yang lebih
tinggi dibandingkan dengan tanam an budi daya (pangan).
Jenis gulm a yang tum buh pada habitat atau lingkungan kering
(di lahan kering), biasanya gulrna tersebut tidak dapat tum buh dan
berkernbang pada lingkungan
yang berair/tergenang
(di lahan
saw ah). C ontohnya Ilalang ( I m p e r a t a c y l i n d r i c a ) hanya tum buh dan

berkernbang pada lahan kering, pada lahan yang berair tidak dapat
berkernbang. A da beberapa

jenis

gulm a

dari golongan

teki-tekian

( C y p e r u s s p ) dapat tum buh

pada kondisi tanah yang kering dan juga
dapat tum buh pada lahan saw ah. A rtinya, jenis gulm a golongan teki
ini rnerniliki daya adaptasi yang baik pada dua kondisi, yakni pada
lahan basah dan lahan kering sehingga jenis gulrna terse but dapat
tum buh di lahan kering m aupun di lahan saw ah.
A da jenis gulm a yang m em iliki daya adaptasi tinggi (dapat tum buh
diberbagai kondisi). A rtinya jenis gulm a tersebut dapat tum buh dan

berkem bang biak dengan baik pada berbagai lingkungan. Jenis gulm a
seperti ini perlu diw aspadai karena dapat m enjadi m asalah besar pada
G U LM A
K eragarnan,

D om inasi

Pengendalian,

Pengelolaan

PA SA N G

SU RU T:

dan Pem anfaatannya

ill

ONMLKJIHG

I

sistem produksi kalau dibiarkan berkem bang secara tidak terkendali
(R oss dan Lem bi, 1985). Jenis gulm a seperti ini aw al kehadirannya
pada suatu kaw asan tidak m erata atau tum buh secara sporadis (spotspot), populasinya sangat kecil dan tidak dom inan serta kurang
diperhatikan. N am un oleh karena faktor tertentu jenis seperti kondisi
lingkungan, jenis gulm a terse but tum buh baik dan subur sehingga
perkem bangannya sangat pesat dan populasinya dapat m endom inasi
kaw asan, dan pada akhirnya m enim bulkan m asalah yang serius pada
sistem pertanian. Jenis gulm a seperti ini term asuk dalam golongan
gulm a jahat dan perlu diw aspadai perkem bangannya.
Lahan raw a pasang surut m erupakan
tipologi lahan yang
keadaan hidrologinya dipengaruhi oleh pasang surutnya air laut baik
secara langsung m aupun tidak langsung sehingga keadaan airnya
fiuktuatif. Lahan raw a ini m em iliki sifat yang sangat spesifik karena
di dalam tanah ditem ukan lapisan pirit (FeS 2 ) yang m enjadi sum ber
keracunan Fe pada tanam an (padi) dan kem asam an tanahnya sangat
tinggi sehingga berpengaruh terhadap vegetasi yang tum buh dan
berkem bang di atasnya. Sesuai dengan kondisi lahannya, m aka jenis

tum buhan yang tum buh dan berkem bang pada lahan tersebut ialah
jenis tum buhan yang dapat beradaptasi dengan baik pada suasana
lahan basah, kem asam an tanah yang tinggi (pH tanah rendah) dan
kesuburan tanah rendah (Sim atupang, 2007a).
K eragam an hayati dari jenis tum buhan yang ditem ukan di

kaw asan lahan raw a pasang surut yang dikategorikan
ke dalam
kelom pok
tum buhan
pengganggu
(gulm a) sangat banyak
dan
beragam . D i kaw asan lahan raw a pasang surut K alim antan m elalui
kegiatan koleksi dan inventarisasi yang telah dilakukan oleh B udim an VU
181 jenis
e t a l . , (1988), setelah diidentifikasi ditem ukan sebanyak
gulm a yang terdiri dari 125 genera dalam 51 fam ili. G ulm a-gulm a
yang terinventarisasi tersebut m eliputi 110 jenis gulm a dari golongan
berdaun lebar, 41 jenis dari rum put, dan 31 jenis dari golongan teki

(Tabel Lam piran I).
M elalui inventarisasi yang telah dilakukan pada tahun 1980-an

dan setelah dievaluasi, m aka tem pat tum buh (lingkungan tum buh/
habitat) dari 181 jenis gulm a tersebut dapat diklasifikasikan
dan
dibedakan ke dalam lim a kelom pok (B udim an e t a l . , 1988), yakni : ONM

G ULM A

PASANG SURUT:

K eragam an,

D om inasi

Pengendalian,

Pengelolaan


dan Pem anfaatannya

1 . F l o a t i n g , kjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
m engapung di atas air (F),
2 . E m e r g e n t , perakaran

di baw ah air tetapi daun dan berbunga di atas

air (E),
3 . S u b m e r g e d , seluruh tanam an

di baw ah air perakaran di dasar atau

m engapung (S),
4 . M a r g in a l,

tum buh

di


pinggir

sungai,

saluran

dengan

akar

m engem bang di dalam air (M ),
tum buh di daerah kering seperti di galangan,
jalan atau di persaw ahan saat bera dan tem pat lainnya (T).

5 . N o n A q u a tic ,

tepi

D i lahan raw a pasang surut Sum atera Selatan di K arang A gung
D Iu, hasil koleksi dan identifikasi diperkirakan sekitar 100 jenis

gulm a dari 38 fam ili dijum pai tum buh dan berkem bang di kaw asan
tersebut. D ari total 100 jenis, di antaranya adalah 20 jenis gulm a dari
golongan rum put, 23 jenis gulm a dari golongan teki dan 17 jenis
gulm a dari golongan berdaun lebar, dan gulm a-gulm a tersebut tum buh
diberbagai tipologi lahan. Selain 100 jenis gulm a tersebut, m asih ada
kem ungkinan jenis lainnya tum buh dan berkem bang tetapi belum
terindentifikasi (N oor dan Ism ail, 1995).
Sejauh ini m asih sebanyak 181 jenis gulm a yang terindentifikasi
di kaw asan lahan raw a pasang

surut K alim antan

dan sekitar

100

jenis di K arang A gung Sum atera Selatan. D iduga m asih banyak jenis
gulm a yang tum buh dan berkem bang diberbagai tem p at di kaw asan
lahan raw a pasang surut yang belum diketahui dan terindentifikasi di
K alim antan dan Sum atera, term asuk juga di kaw asan lahan raw a pasang
surut di Sulaw esi dan Papua serta kaw asan lahan raw a pasang surut
diberbagai tem pat lainnya. A pabila dilakukan koleksi, inventarisasi
dan identifikasi secara detail dan teliti, diduga akan dijum pai sebanyak
ribuan bahkan m ungkin lebih dari itu jenis tum buhan yang tum buh
dan berkem bang di lahan raw a pasang surut.
G ulm a m erupakan sum ber daya alam atau kekayaan alam yang
sangat berarti dilihat dari aspek pengem bangan
ilm u pengetahuan
dan teknologi m aupun dari aspek pengem bangan bahan hayati seperti
jam u, biopestisida

dan lainnya. U ntuk itu, ada baiknya koleksi dan

inventarisasi dilakukan secara detail pada sem ua kaw asan lahan
raw a pasang surut. M elalui kegiatan tersebut, dapat diketahui jenis
G U LM A
K eragam an,

D om inasi

Pengendalian,

Pengelolaan

PA SA N G SU RU T:

dan Pem anfaatannya

turnbuhan yang tum buh dapat m em berikan
berm anfaat bagi m anusia.
Tum buh-tum buhan
yang disebutkan

m anfaat dan yang tidak
seperti pada Lam piran

1

tersebut ditem ukan dan tum buh pada beberapa. tem p at seperti pada
saw ah-saw ah,
baik pada saw ah yang sedang diusahakan
secara
intensif
m aupun pada saw ah-saw ah yang sedang m engalam i bera
atau saw ah yang bel urn dim anfaatkan dan tem pat-tem pat lain di lahan
raw a pasang surut. A da jenis gulm a yang tum buhnya dom inan dan

ham pir m enutupi kaw asan lahan saw ah secara m erata, dan ada juga
yang turnbuhnya spot-spot dan populasinya rendah (Sim atupang VUTSR
et
a l ., 2001a).

Selain itu, gulm a juga banyak tum buh dan ditem ukan di
pinggiran-pinggiran jalan, di tepi sungai, di saluran-saluran, galangangalangan saw ah dan pada berbagai tem pat yang dapat ditum buhi oleh
tum buhan sesuai dengan habitatnya (tem pat tum buhnya) seperti di
lahan pekarangan. XWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

B . D O M IN A S I

JE N IS

GULM A

B erdasarkan tipologi lahan raw a pasang surut, m aka lahan saw ah
di lahan raw a pasang surut juga dibedakan ke dalam em pat tipologi
lahan, yakni saw ah lahan potensial, saw ah lahan sulfat m asam (sulfat
m asam potensial dan sulfat m asam aktual), saw ah lahan bergam but/
gam but dan saw ah lahan salin. Tipologi lahan ini sangat erat kaitannya
dengan beberapa sifat fisik dan kim ia tanah serta daya dukung
lahan terhadap daya adaptasi dari suatu jenis tum buhan (gulm a).
Sesuai dengan sifat fisik dan kim ia tanahnya, m aka dom inasi jenis
tum buhan/gulm a yang berkem bang pada setiap tipologi lahan relatif
ada perbedaan m eskipun m asih ditem ukan jenis tum buhan yang sarna
tum buh pada berbagai tipologi lahan. C ontohnya jenis teki-tekian
dapat tum buh pada berbagai tipologi lahan.
Jenis tum buhan yang tum buh dan dapat berkem bang dengan
baik pada tem pat-tem pat tertentu sangat berkaitan dengan kondisi
lahan
gulm a
dapat
gulm a

atau tanah sebagai m edia tum buhnya. Jenis vegetasi atau jenis
yang berkem bang pada suatu w ilayah bersifat spesifik dan
m enggam barkan
karakteristik
lahannya. Sebagai ilustrasi,
purun ( E l e o c h a r i s s p ) adalah salah satu jenis gulm a golongan ON

G ULM A

PASANG SURUT:

K eragam an,

D om inasi

Pengendalian,

Pengelolaan

dan Pem anfaatannya

berdaun sem pit yang tum buh dan berkem bang
saw ah pasang surut.

eukup subur di lahan

Jenis gulm a VUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
E l e o c h a r i s s p ini beradaptasi sangat baik di lahan
raw a dan tum buh m endom inasi pada lahan-Iahan yang m em iliki pH
tanah dibaw ah 4,0 (kem asam an

tanah

dari m asam

sam pai

sangat

m asam ), m em iliki kadar Fe tinggi sam pai sangat tinggi dan pada
lahan-lahan yang m em iliki drainase jelek. U m um nya pada lahan
raw a pasang surut dengan tipologi lahan sulfat m asam , baik lahan
sulfat m asam potensial m aupun lahan sulfat m asam aktual gulm a dari
golongan rum put lebih dom inan. Selain pada tipologi lahan sulfat
m asam ,jenis gulrna golongan rum put ini juga banyak ditem ukan pada
tipologi lahan gam but atau lahan bergam but terutam a pada lahan-Iahan
yang sudah m engalam i degradasi (B udim an e t a l ., 1988; Sim atupang
e t a l ., A1995).

Lahan-lahan

gam but

yang

m engalam i

degradasi,

artinya

pada lahan tersebut lapisan gam butnya sudah m ulai habis karena
terdegradasi disebabkan banyak faktor. K em udian pada lahan ini akan
m uncul tanah m ineral yang m engandung lapisan pirit, biasanya sangat
m asam karena pH tanahnya ONMLKJIHGFEDCBA
< 4,0 (W idjaya-A dhi e t a l ., 1992). K ondisi
lahan seperti ini sangat coeok sebagai tem pat tum buh bagi jenis gulm a
golongan berdaun sem pit (rum put) seperti E l e o c h a r i s s p sehingga
perkem bangannya juga sangat pesat dan tum buh subur m endom inasi
kaw asan lahan yang telah terdegradasi tersebut.
Lahan raw a pasang

surut setelah

dibuka

(direklam asi)

m asih

perlu dibersihkan sebelum diusahakan,
dan apabila lahan
langsung dim anfaatkan untuk pertanian biasanya vegetasinya

tidak
akan

segera m engalam i

akan

suksesi (penghutanan

kem bali).

U m um nya

didom inasi olehjenis tum buhan berkayu seperti galam ( M e l a l e u c a s p y ,
tum buhan perdu, sem ak belukar dan berbagai jenis rum put-rum putan.
G ulm a E l e o c h a r i s s p pada um um nya tum buh dan m endom inasi
kaw asan lahan sulfat m asam , penutupannya dapat m eneapai 100% .
K ondisi seperti ini akan m enjadi perm asalahan apabila lahan ini
akan dim anfaatkan sebagai lahan budi daya. G am bar 1 berikut,
m em perlihatkan keragaan pertum buhan dan bentuk m orfologi jenis
gulm a E l e o c h a r i s d u l c i s (purun tikus).

G ULM A

K eragam an,

D om inasi

Pengendalian,

Pengelolaan

PASANG SURUT:

dan Pem anfaatannya

II

G am bar

1.

K eragaan jenis gulm a VUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
E l e o c h a r i s s p pada saw ah di lahan suI fat m asam
dan bentuk m orfologinya

G am bar

2.

(K oleksi Pribadi: Sim atupang,

2013)

K eragaan jenis gulm a E l e o c h a r i s

d u lc is

saw ah

di antara dua surjan di lahan suI fat

bera dan (b) dan tum buh

m asam (K oleksi Pribadi: Sim atupang,

tum buh dom inan

(a) di lahan

2013)

Jenis gulm a E l e o c h a r i s s p tidak saja tum buh m enutupi kaw asan
lahan yang tidak dim anfaatkan, tetapi jenis gulm a ini tum buh pada
lahan-lahan saw ah yang sedang m engalam i bera dan pada lahan-lahan
yang sudah ditata dengan sistem surjan. Lahan bagian baw ahnya
(saw ah) di antara surjan akan ditum buhi oleh jenis gulm a ini apabila
G U LM A

PA SA N G

SU RU T:

K eragam an, D om inasi Pengendalian, Pengelolaan dan Pem anfaatannya

sem pat m engalam ai

bera selam a sem usim

atau lebih (G am bar

2).

K alau dilihat gam bar tersebut, dapat dibayangkan sej auh m ana tingkat
(laju) perkem banganjenis gulm a ini dan perm asalahan apa yang akan
m uncul akibat investasinya pada lahan terse but dalam sistem usaha
tani.

G am bar 3.

G ulm a VUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
E l e o c h a r i s r e t r o f l a x a (bulu babi) tum buh m endom inasilahan
sulfat

m asam

dan

lahan

yang

berdrainase

jelek

(K oleksi

Pribadi:

Sim atupang,2013).

Jenis gulm a E l e o c h a r i s r e t r o f l a x a (bulu babi) m erupakan jenis
. gulm a yang term asuk jenis gulm a dom inan di lahan sulfat m asam
(G am bar 3). A daptasinya pada lahan sulfat m asam sangat baik
sehingga dapat berkem bang baik, sangat cepat dan subur. Pada lahan
bergam but yang sudah m enipis lapisan gam butnya jenis gulm a ini
juga cukup dom inan. Jenis gulm a ini tum buh pada lahan-lahan

yang

ber-pH dibaw ah 4,0, kondisi tanahnya lem bap, ditem pat-tem pat
yang drainasenya sangat jelek dan pada saluran-saluran yang kurang
berfungsi. G ulm a ini juga ban yak ditem ukan di lahan pekarangan
yang kondisi tanahnya selalu lem bap, juga dapat tum buh pada tanah
yang tergenang.

G U LM A

PA SA N G

SU RU T:

K eragam an, D om inasi Pengendalian, Pengelolaan dan Pem anfaatannya



G am bar

4.

K eragaan
di lahan

gulm a VUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
P a n ic u m
repens
(bura-bura/puyangan)
suI fat m asam

dan bentuk

m orfologinya

(K oleksi

tum buh
Pribadi:

Sim atupang,2014)

Jenis gulm a P a n i c u m
r e p e n s (bura-bura),
m erupakan
salah
satu jenis gulm a yang term asuk jenis gulm a dom inan karena banyak
dijum pai di berbagai tem pat pada kaw asan lahan sulfat m asam .
G ulm a ini tum buh pada tanah-tanah yang kondisinya agak basah,
lem bapsam pai agak kering (G am bar 4). Jenis gulm a ini berkem bang
biak dapat m elalui bijinya dan m elalui bagian vegetatifnya. Jenis
gulm a ini m em iliki batang yang beruas-ruas, m elalui potonganpotongan batangnya yakni pada ruas-ruasnya akan m uncul tunastunas yang baru, juga dapat m uncul anakan pada bagian pangkal
batangnya. G ulm a ini sering m enim bulkan
m asalah pada sistem
pertanian terutam a pada saat penyiapan lahan. B iom assanya dapat
dim anfaatkan sebagai bahan organik setelah dikom poskan dan dalam
bentuk segar diberikan sebagai hijauan m akanan ternak sapi. Jenis
gulm a P a n i c u m

banyak

repens

tum buh

pada lahan terbuka

yang

kondisinya agak kering sam pai lem bab (Sim atupang e t a l . , 2001 a;
Indrayati dan Sim atupang, 2002a). D i kaw asan lahan raw a pasang
surut lahan-Iahan yang agak kering pada m usim kem arau dan sedang
bera akan ditum buhi oleh jenis gulm a ini dan bila dibiarkan akan
tum buh subur m enutupi seluruh area tersebut (G am bar 5a). G alangangalangan saw ah dan surjan-surjan yang tidak dim anfaatkan dan tidak
terpelihara akan ditum buhi jenis gulm a ini (G am bar 5b). G alangangalangan

saw ah

G ULM A

yang ditum buhi

gulm a

m enjadi

tem pat m em buat

PASANG SURUT:

K eragam an,

D om inasi

Pengendalian,

Pengelolaan

dan Pem anfaatannya

ONMLKJIHGF

lubang (sarang) bagi ham a tikus. Selain itu, jenis gulm a ini banyak
tum buh dipinggir jalan, apabila dibiarkan tum buh akan m erusakjalan
(aspal) karena penetrasi akar-akarnya.

G am bar S.

K eragaan gulm a VUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
P a n i c u m r e p e n s (bura-bura/puyangan)
terbuka/lapangan

dan galangan

saw ah (K oleksi

tum buh di area

Pribadi: Sim atupang,

2014)

D i antara jenis gulm a yang dijum pai di kaw asan lahan raw a
pasang surut, jenis gulm a R h y n c h o s p o r a
corym bosa
L juga dapat
digolongkan terrnasuk sebagai jenis gulm a yang cukup dom inan
(hasil pengam atan).
C iri jenis gulm a ini, batangnya berbentuk
segitiga dan daunnya bagian tepi m em iliki duri-duri yang tajam
sehingga dinam akan gulm a kerisan, dan tingginya dapat m encapai 2
m , term asuk kelom pok gulm a golongan teki. D uri-duri yang terdapat
pada bagian tepi daun dapat m enyayat kulit apabila tidak hati-hati
disaat m elew ati area yang ditum buhi oleh jenis gulm a ini.
H asiI pengam atan, pada beberapa lokasi pada lahan raw a pasang
surut sulfat m asam

dan lahan potensial

di K alim antan

Selatan,

di

antaranya di D esa Tarantang dan D esa D anda Jaya terutam a pada
lahan-lahan yang de kat dengan sungai besar dan m em iliki pH tanah
sekitar 4,0 jenis gulm a ini banyak dijum pai dan tum buh dengan baik.
G ulm a ini tum buh pada lahan-lahan yang berair (tidak terlalu dalam )
sam pai pada tanah yang dalam keadaan m acak-m acak

dan keadaan

lem bap. Jenis gulm a ini tum buh secara sporadis (spot-spot), tetapi
pada tem pat-tem pat tertentu jenis gulm a R h y n c o s p h o r a c o r y n b o s a ini
dapat m enutupi kaw asan dan tum buhnya relatif dom inan (G am bar 6).
G U LM A PA SA N G SU RU T:

K eragam an, D om inasi Pengendalian, Pengelolaan dan Pem anfaatannya

I

Selata
Tenga
R hyne

urnum
subur·
tum bu

m bar

6.

K eragaan
m asam

gulm a VUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
R hynchospora
corym bosa
L (kerisan):

(a) terantang

m orfologinya

(b) danda jaya

di K ab. B atola,

(K oleksi Pribadi: Sim atupang,

di lahan suI fat
dan (c) bentuk

2013)

G am bar

nbar

7.

D om inasi

gulm a

rhyncosphora

corynbosa

m asam di D esa Petung K abupaten
M elan M uara M ansangat
Pribadi: Sim atupang,

Penajam

(kerisan)

di lahan

sulfat

Paser U tara (a) dan D esa

K utai Tim ur (b), K alim antan

Tim ur (K oleksi

20 I 0)

Da
sangat d
sangat n
kaitann
E le o e h a l

yang m e.
berdaun

Pada lahan raw a pasang surutdi K alim antan Tim ur: (1) pada lahan
fat m asam yang m em iliki pH -tanah 3,5-4,5 berada di K abupaten

rendah ~
(Sim atuj

iajam Paser U tara, dijum pai jenis gulm a r h y n e o s p h o r a

Pa~
gulm a
sehingg

eorynbosa

.g tum buhnya dom inan pada lahan saw ah yang m engalam i bera
una dua m usim tan am (G am bar 7a), (2) di D esa M elan M uara
sangat K utai Tim ur ditepi-tepi saluran dan sungai-sungai kecil
is gulm a tersebut tum buh dan m endom inasi kaw asan lahan raw a
ang surut tersebut (G am bar 7b). ONMLKJIHGFEDCBA
G ULM A

dapat be
I
kenyataa]
berubahl

PASANG SURUT:

K eragam an, D om inasi Pengendalian, Pengelolaan dan Pem anfaatannya

K

D ibeberapa tem pat kaw asan lahan raw a pasang surut
Selatan, di K abupaten Pulang Pisau, K ecam atan Jabiren
Tengah dan di K abupaten Tanjung Jabung B arat Jam bi,
R hyncosphora
corynbosa
ini juga banyak dijum pai.
um um nya beradaptasi baik pada lahan raw a pasang surut

K alim antan
K alim antan
jenis gulm a VUTSRQPON
G ulm a ini
dan tum buh

subur pada lahan-lahan yang m em iliki pH tanah 2: 4,0 dan um um nya
tum buh dekat atau di pinggir sungai (G am bar 8).

G am bar

8.

K eragaan

gulm a R h y n c o s p h o r a

corym bosa

L (kerisan)

di lahan sulfat

m asam K alim antan Tengah (a) dan di K uala Tungkal Jam bi (b) (K oleksi
Pribadi: Sim atupang,

2013)

D ari uraian di atas, dapat dijelaskan bahw a dom inasi jenis gulm a
sangat dipengaruhi oleh sifat kim ia tanah terutam a pH tanah. pH tanah
sangat m em engaruhi kom posisi dan dom inasi jenis gulm a, hal ini erat
kaitannya dengan daya adaptasi gulm a terse but. Seperti jenis gulm a
E le o c h a r is

s p m em iliki

daya adaptasi sangat baik pad a tanah-tanah

yang m em ilik pH tanah ONMLKJIHGFEDCBA
< 3,5 term asuk beberapajenis
gulm a golongan
berdaun sem pit lainnya, tetapi pada kondisi lahan yang pH -nya sangat
rendah jenis gulm a dari golongan berdaun lebar tidak ditem ukan
(Sim atupang e t a l ., 2001a).
Pada bagian sebelum nya telah dijelaskan bahw a suatu jenis
gulm a m enghendaki suatu kondisi yang spesifik (tem pat tum buhnya)
sehingga jenis tum buhan tersebut dapat tum buh secara baik dan
dapat berkem bang biak serta m endom inasi kaw asan tersebut. Pada
kenyataannya,

dengan

berubah karena

berjalan

digantikan

w aktu dom inasi jenis

oleh jenis

gulm a dapat

gulm a yang lain disebabkan
G U LM A PA SA N G SU RU T:

K eragam an,

D om inasi

Pengendalian,

Pengelolaan

dan Pem anfaatannya

terjadinya perubahan kondisi lahan sebagai akibat penerapan teknologi
budi daya pertanian. Salah satu contoh, pem berian bahan am elioran
dapat m em perbaiki kualitas lahan ditandai dengan m eningkatnya
pH tanah (Jum beri VUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
e t a l ., 1988). Perubahan
pH
m enyebabkan
terjadinya pergeseran jenis gulm a
terse but.

tanah
pada

tersebut,
kaw asan

A danya aktivitas pertanian yang dilakukan oleh m anusia m elalui
penerapan teknologi beriangsungjangka
panjang secara terus-m enerus
dapat m erubah beberapa sifat fisik dan kim ia tanah. D i lahan sulfat
m asam penataan lahan pem berian bahan am elioran dan pengolahan
tanah yang diterapkan pada lahan terse but dapat m eningkatkan pH
> 4,0 (Jum beri e t a l ., 1988;Sim atupang, 2003).
tanah dari 3,5 m enjadi ONMLKJIHGFEDCBA
A kibat perubahan pH tanah ini berpengaruh terhadap pertum buhan
jenis gulm a dan dom inasinya. M eningkatnya
produktivitas
lahan
berpengaruh terhadap perkem banganjenis
gulm a. G ulm a yang adaptif
pada lahan-Iahan yang kurang subur akan tergeser karena kesuburan
tanah m eningkat dan digantikan oleh jenis gulm a lain. B iasanya

gulm a dari golongan berdaun lebar akan m uncul pada tanah yang
relatif subur.
Pada aw al pem bukaan lahan di kaw asan lahan raw a pasang surut
di K abupaten B atola K alim antan Selatan pada aw al 1980-an, lahan
didom inasiolehtum buhangalam (m elaleucasp),jenisgulm apapurunan
( e l e o c h a r i s s p ) dan kalakai ( s t e n o c h l a e n a p a l u s t r i s ) pada lahan-lahan
yang m em punyai lapisan gam but. Pada perkem bangannya, 20 tahun
kem udian dom inasi jenis gulm a m engalam i perubahan disebabkan
karena pengelolaan lahan dan penerapan teknologi budi daya. G ulm a
yang sebelum nya m erupakan jenis gulm a dom inan m enjadi tidak
dom inan lagi dan digantikan oleh jenis gulm a yang sebelum nya tidak
dom inan, artinya telah terjadi pergeseran jenis gulm a. K eadaan ini
m enjelaskan bahw a setiap jenis gulm a m enghendaki lingkungan yang
sesuai untuk dapat berkem bang dengan baik.

G ULM A

PASANG SURUT:

K eragam an,

D om inasi

Pengendalian,

Pengelolaan

dan Pem anfaatannya

G am bar

9.

Survei identifikasi gulm a dengan m etoda kuadrat fram e di lahan sui fat
m asam ,

di D esa

Tarantang,

K abupaten

Selatan (K oleksi Pribadi; Sim atupang,

B arito

K uala,

K alim antan

2000)

U ntuk m engetahui perubahan jenis gulm a dan perkem bangannya
setelah dim anfaatkan sebagai lahan pertanian, telah dilakukan survei
pada tahun 2000 (G am bar 9). Survei identifikasi gulm a dilakukan pada
tipologi lahan sui fat m asam dan lahan bergam but di w ilayah K abupaten
B arito K uala K alim antan Selatan yang dibuka pada tahun 1981/82.
H asil survei juga dapat dipakai sebagai bahan pertim bangan untuk
m erancang program pengelolaan gulm a dan strategi pengendalian
gulm a.
Survei gulm a dilakukan

m enggunakan

m etoda

K uadrat fram e berupa petak sam ple berukuran

kuadrat fram e.

1 m x 1 m persegi, dan

kuadrat fram e pada survei digunakan untuk m enetapkan sam pel gulm a
e l a l . , 1976). Pada survei identifikasi jenis
yang akan diam bil (B urri I VUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
gulm a, sam pel gulm a dibedakan atas lahan saw ah yang diusahakan
dan lahan saw ah yang m engalam i bera/diberakan.
Setiap lokasi
survei gulm a, ditetapkan sebanyak ] 0 titik sam pel, sehingga pada dua
lokasi ditetapkan sebanyak 20 titik sam pel. Secara proporsif untuk
m ew akili lahan sulfat m asam

ditetapkan

dua desa, yakni kaw asan

pem ukim an transm igrasi Tarantang dan D esa D anda Jaya pada
K abupaten B arito K uala K alim antan Selatan terpilih dan ditetapkan
sebagai desa sam pel. Jum lah titik sam pel seluruhnya ialah sebanyak
40 titik, kem udian

kuadrat fram e dilem parkan

pada area yang telah ONMLKJIHG

G ULM A

K eragam an,

D om inasi

Pengendalian,

Pengelolaan

PASANG SURUT:

dan Pem anfaatannya

ditetapkan. Selanjutnyajenis gulm a yang dijum pai pada kuadrat fram e
diidentifikasi untuk m ew akili lokasi lainnya yang term asuk kaw asan
lahan dengan tipologi lahan sulfat m asam .
Survei bertujuan untuk m enetapkan dom inasi jenis gulm a pada
lahan terse but setelah dibuka kurang lebih 20 tahun, Seluruh jenis
gulm a yang ditem ukan/tum buh
pada setiap titik sam pel dicabut,
dihitung dan ditim bang berat keringnya. K em udian N isbah Jum lah
D om inasinya
(N JD ) dihitung berdasarkan frekuensi relatif (FR ),
kerapatan relatif (K R ) dan berat kering relatif (B K R ) m asing-m asing
jenis gulm a dengan m enggunakan rum us Pablico dan M oody (1983):
Jum lah frekuensi relatif I sp
FR sp ONMLKJIHGFEDCBA
Jum lah frekuensi seluruh sp
=

x

100%

x

100%

x

100%

Jum lah poplasi I sp
K R sp

=

Jum lah populasi seluruh sp
B erat kering 1 sp
B K R sp

=

B erat kering seluruh sp
N JD

=

FR + K R + B K R I 3

H asil survei berupa data nisbah jum lah dom inasi (N JD ) setiap
jenis gulm a yang ditem ukan dan teridentifikasi di lahan sulfat m asam
disajikan pada Tabel 1. W alaupun dem ikian, hasil survei ini m asih
dipandang belum m ew akili kaw asan lahan suI fat m asam secara
keseluruhan, nam un setidak-tidaknya jenis gulm a yang teridentifikasi
dapat m enggam barkan perubahan pertum buhan dan dom inasi jenis
gulm a di kaw asan ini. D iduga m asih banyak jenis gulm a yang belum
teridentifikasi disebabkan sedikitnya jum lah sam pel yang diam bil
pada survei tersebut

e t a l . , 200 I a).
(Sim atupang VUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

G U LM A PA SA N G SU R U T:
K eragam an,

D om inasi

Pengendalian,

Pengelolaan

dan Pem anfaatannya

Pengertian dom inan adalah (1) apabila suatu jenis gulm a
sering dijum pai (frekuensinya sering ditem ukan) pada suatu lokasi
dan disetiap titik sam pel gulm a yang telah ditetapkan, (2) jenis
gulrna tersebut tum buh m enutupi ham pir seluruh perm ukaan lahan
(populasinya tinggi), dan (3) m enghasilkan berat kering (biom assa)
yang relatif lebih tinggi (lebih banyak) dibanding dengan jenis
yang lainnya. Sebaliknya, apabila suatu jenis gulm a tersebut jarang
dijurnpai, populasinya lebih rendah dan berat kering biom assa yang
dihasilkan lebih rendah dibanding dengan jenis lainnya pada suatu
lokasi tersebut, m akajenis gulm a tersebut dapat dikategorikan sebagai
gulrna yang tidak dom inan. D om inasi suatu jenis gulm a ditunjukkan
m elalui nilai N JD (% ) dari jenis gulm a. G ulm a yang m em iliki nilai
N JD lebih tinggi m enggam barkan bahw a jenis gulm a tersebut lebih
dorninan dibandingkan jenis lainnya yang tum buh secara bersam asarna pada kaw asan tersebut.
Survei identifikasi jenis gulm a yang dilakukan pada kaw asan
lahan sulfat m asam
(D esa Tarantang
dan D esa D anda Jaya,
m enem ukan 27 jenis gulm a m ulai dari gulm a yang tidak dom inan,
agak dom inan, dan sam pai dengan jenis gulm a paling dom inan
(Tabel 1). Pada saw ah yang m engalam i bera, gulm a golongan rum put
yakni jenis VUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
E l e o c h a r i s a c u t a n g u l a m erupakan jenis gulm a yang paling
dorninan di lokasi Tarantang m aupun di D esa D anda Jaya, kem udian
diikuti oleh jenis gulm a E l e o c h a r i s r e t r o f l a x a . G ulm a E l e o c h a r i s
dom inan tum buh pada tem pat-tem pat dan di saw ah yang selalu
tergenang, berdrainase jelek dan berlum pur, juga tum buh di pinggirdubs

pinggir saluran dan tepi sungai. Pada lahan saw ah yang diusahakan
(ditanam i padi) jenis gulm a C y p e r u s s p h a c e l a t u s
R ottb (gulm a
golongan teki) tergolong sebagai jenis gulm a yang dom inan dijum pai
pada kedua lokasi tersebut. ONMLKJIHGFEDCBA

G ULM A

K eragam an,

D om inasi

Pengendalian,

Pengelolaan

PASANG SURUT:

dan Pem anfaatannya

Tabel

1.

K eragaan

dan dom inasi jenis gulm a di saw ah pasang surut pada tipologi

lahan sulfat m asam di D esa Tarantang

dan D anda Jaya, K abupaten

B arito

K uala, K alsel
N isbah
N o.

Jenis

G ulm a

Saw ah

2.

B r a c h ia n a

3.

C yperus

4.

C yperus

k y llin g ia

5.

C yperus

s a n g u in a la tu s

6.

C yperus

p la ty r y lis

3,91

p a s p a lo id e s

R ottb

s p h a c e la tu s

25,29**

Em dl

RBR

unioloides

0,60

-

1,19

5,68

26,25**
-

-

-

-

0,36

-

-

-

20,58*

29,32**

1,52

1,87

9,21

32,24**

8,23

27,23**

15,87*

\I ,01 *

9.

Eleocharis

acutangula

10,83*

27,80**

10.

Eleocharis

retroflaxa

11,09*

10,94*

\I.

Echinocloa

colonum

1,45

-

12.

F im b r is ty lis

Ag ra ffith ii

7,09

2,41

13.

Fim bristylis

14.

F u ir e n a

u m b e l/a ta

15.

F u lr e n a

c ilia r is

16.

H y d io tis

d e ffu sa W ILL

17.

Leersia hexandra

18.

Lindernia

crustacea

19.

Ludw egia

octavalis

20.

L y g o d iu m

le x m a s u m

2l.

M e la s to m a

-

22.

P a n ic u m

repens

L

-

3,88

-

23.

P a n ic u m

p a lu d o s u m

-

3, II

-

24.

P a s p a lu m

3,8

7, II

6,72

5,79

c o m m e r s o n ii

25.

R hynchospora

26.

S a c c io le p is

27.

X y r is

in d ic a

Total

nilai N JD

K eterangan

corym bosa

L

-

12,98*

-

-

1,79

-

-

0,80

-

0,83

-

-

2,38

-

0,80

-

3,81

3,83

6,56

-

7,16

-

-

-

1,88

-

L V ar Indica

0,61

-

-

in d ic a

11,73*

1,24

dulcis

a ffa in e

-

0,61

Eragrotis

L

bera

-

Eleocharis

R ottb

Jaya
Saw ah

1,88

8.

m iliacea

D anda

diusahakan

-

7.

B

ONMLKJIHGFE
(% )

Saw ah

bera

VUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
A lte r n a n th e r a
s e s ilis
-

D om inasi

Lokasi

Saw ah

diusahakan
l.

Jum lah

Lokasi Tarantang

100,00

1,93

-

-

0,54

-

0,74

-

0,75
1,32
1,97

0,84

1,42

-

0,93

5,89

-

0,92

0,66

0,82

100,00

100,00

100,00

:



tanda



K riteria dom inan apabila nilai N JD -nya > dari nilai N JD jenis gulm a yang lain



Sum ber: Sim atupang

*)

m enunjukkan

G ULM A

I~

spesies gulm a yang lebih dom inan
e t a l . (200 I a)

PASANG SURUT:

K eragam an,

D om inasi

Pengendalian,

Pengelolaan

dan Pem anfaatannya

B erdasarkan hasil survei di dua lokasi yakni Tarantang dan
D anda Jaya, apabila dicerm ati pola pertw nbuhan beberapajenis gulm a
yang berkem bang tem yata telah m engalam i pergeseran kom posisi
jenis gulm a, dim ana pada lahan yang m engalam i bera (lahan yang
tidak diusahakan) gulm a VUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
E l e o c h a r i s d u l c i s dan E l e o c h a r i s a c u t a n g u l a
m erupakan gulm a paling dom inan. Sedangkan pada lahan saw ah yang
diusahakan secara intensif jenis gulm a C y p e r u s s p h a c e l a t u s m enjadi
jenis gulm a yang paling dom inan, kem udian diikuti jenis gulm a
E l e o c h a r i s Ad u lcis, E l e o c h a r i s a c u t a n g u l a dan E l e o c h a r i s r e t r o f l a x a
di Tarantang. D i D esa D anda Jaya gulm a yang dom inan berturutturut adalah C y p e r u s s p h a c e l a t u s , E l e o c h a r i s r e t r o f l a x a , F i m b r i s t y l i s
g r a f f i t h i i dan L i n d e r n i a
c r u s ta c e a
(Sim atupang
e t a l ., 200Ia).
Pergeseran ini disebabkan karena pada lahan saw ah yang intensif
diusahakan telah terjadi perubahan sifat kim ia tanah (terutam a pH
tanah) akibat penerapan teknologi pada sistem budi daya dibanding
dengan lahan yang m engalam i bera.
M elalui survei gulm a tersebut, diketahui bahw ajenis gulm a yang
term asuk kelom pok gulm a berdaun lebar ham pir tidak ditem ukan
pada lahan sulfat m asam . K eadaan seperti ini m enggam barkan bahw a
kelom pok gulm a dari golongan berdaun lebar adaptasinya sangat
rendah pada lahan sulfat m asam sehingga tidak ditem ukan pad a
kaw asan ini. U m um nya jenis gulm a dari kelom pok berdaun lebar
dapat beradaptasi baik dan berkem bang baik pada tanah-tanah yang
kem asam annya agak m as am (pH tanah 2: 4,0). H asil inventarisasi
sebelum nya dijelaskan bahw a jenis gulm a dari kelom pok berdaun
lebar banyak tum buh dan m erupakan jenis gulm a yang paling
dom inan pada lahan potensial yang sudah diusahakan lam a, tetapi
tidak ditem ukan pada lahan sulfat m asam (B udim an e t a l ., 1 9 8 8 ) .
G ulm a E l e o c h a r i s s p m em perlihatkan daya adaptasi yang sangat
baik pada lahan sulfat m asam . Pada kebanyakan lahan raw a pasang
surut setelah dim anfaatkan kem udian dibiarkan m engalam i bera akan
ditum buhi oleh jenis gulm a tersebut. H asil pengam atan dilapangan,
tem yata lahan saw ah yang m engalam i bera selam a setahun akan
ditum buhi oleh gulm a E l e o c h a r i s s p (G am bar lO a). A pabila lahan
m engalam i bera lebih dari setahun lam anya m aka lahan akan
didom inasi oleh jenis gulm a E l e o c h a r i s s p dan kayu galam (G am bar
lO b).
G U LM A PA SA N G SU R U T:
K eragam an,

D om inasi

Pengendalian,

Pengelolaan

dan Pem anfaatannya

G am bar

10. K eragaan
m engalam i

gulm a VUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
E l e o c h a r i s s p pada lahan sulfat m asam
bera selam a setahun

Pribadi: Sim atupang,

dan (b) lebih dari setahun.

(a) yang
(K oleksi

2013)

U ntuk m engetahui keragam an dan dom inasi jenis gulm a di lahan
bergam but setelah dim anfaatkan untuk pertanian pangan, dilakukan
survei indetifikasi gulm a. Survei dilakukan pada m usim kem arau
tahun 2000 m enggunakan m etoda kuadrat fram e pada dua kondisi,
yakni lahan saw ah yang intensif diusahakan dan lahan saw ah yang
m engalam i bera berlokasi di D esa K olam M akm ur, K ecam atan
W anaraya K abupaten B arito K uala K alim antan Selatan. M asingm asing kondisi lahan sebanyak 20 titik sam pel berdasarkan kuadrat
fram e berukuran 1 m x 1 m persegi ditetapkan sebagai tem pat
pengam bilan contoh jenis gulm a. Titik sam pel ditetapkan secara
proporsional
sehingga dianggap dapat m ew akili keragam an dan
dom inasijenis gulm a dilahan bergam but. Jenis gulm a yang ditem ukan
pada setiap titikJpetak sam pel diam bil/dicabut dim asukkan ke dalam
am plop, kem udian sam pel gulm a diidentifikasi jenisnya (nam anya),
dihitung jum lah populasinya, ditim bang berat keringnya setelah
dikeringkan di dalam oven pada tem peratur 80°C selam a 24 jam .
Selanjutnya dihitung nilai jum lah dom inasinya untuk m engetahui
tingkat dom inasi setiap jenis gulm a yang berkem bang.
N ilai nisbah jum lah dom inasi (N JD ) setiap jenis gulm a yang
ditem ukan pada setiap titikJpetak sam pel, yakni m elalui frekuensi
relatif (FR ), kerapatan relatif (K R ) dan berat kering relatif (B K R )
dihitung m enggunakan rum usPablico dan M oody, (1983). B erdasarkan
hasil perhitungan nilai N JD setiap jenis gulm a, diperoleh nilai N JD ONM
G ULM A

PASANG SURUT:

K eragam an,

D om inasi

Pengendalian,

Pengelolaan

dan Pem anfaatannya

dari m asing-m asing

jenis gulm a pada lahan saw ah yang diusahakan

dan lahan saw ah yang m engalam i bera (Tabel 2).
Tabel 2.

K eragaan dan dom inasi jenis guLm a di saw ah pasang surut

tipoLogi Lahan

Selatan ONMLKJIHGFED

bergam but, di D esa K oLam M akm ur, B arito K uala, K alim antan
No.

N isbah Jum lah

Jenis gulm a

Saw ah

1. VUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
C y p e r u s s p h a c e l a t u s R ottb

diusahakan
22,32**

7,29

1,35

3,62

B

8,97

2,76

R ottb

4,99

3,37

r e tr o fla x a

4.

E c h in o c h lo a

c o lo n u m

Ag ra ffu h ii

5.

F im b r is ty lis

6.

F u ir e n a

u m b e l/a ta

7.

H y d io tis

d e ffu s a

8.

L e e r s ia

hexandra

9.

L in d e r n ia

10.
11.

L u d w ig ia

o c ta v a lv is

P a n ic u m

r e p e n s L (B ura-bura)

12.

P a s p a lu m

c o m m e r s o n ii

9,79

13.

P a s p a lu m

c o n y u g a tu m

1,95

W ILL

5,28

(B anta)

16.

X y r is

in d ic a

10,75*

2,67
2,55

c r u s ta c e a

S a c c io le p is

21,17**

7,36
14,56*

a c u ta n g a la

E le o c h a r is

S p h a e r a n th u s

3,29
17,68*

11,69*

9,62
2,28

in d ic a

2,50

a fr ic o n u s
L

bera

9,44

(Purun)

E le o c h a r is

3.

14.

(% )

Saw ah

(B ulu babi)

2.

15.

D om inasi

V ar Indica

Total nilai N JD

0,73

12,02

100,00

100,00

K etarangan:


tanda * m enunjukkan



K riteria dom inan apabila nilai N JD -nya > dari nilai N JD jenis gulm a yang lain

spesies gulm a yang lebih dom inan



Sum ber: lndrayati dan Sim atupang,

(2002a)

M elalui survei gulm a tersebut dapat diketahui, bahw a pada
dasam ya dom inasi jenis gulm a di lahan bergam but relatif sam a dengan
dom inasi jenis gulm a di lahan sulfat m asam , yakni gulm a C y p e r u s
s p h a c e l a t u s pada lahan saw ah yang sedang diusahakan dan jenis gulm a
E le o c h a r is a c u ta n g a la
pada lahan yang m engalam i bera (lndrayati
dan Sim atupang, 2002a). K esam aan jenis gulm a yang tum buh dan
berkem bang serta m endom inasi lahan bergam but ini, diduga karena
dipengaruhi oleh faktor sifat kim ia tanahnya terutam a kem asam an
tanahnya. Lahan bergam but di kaw asan K abupaten B arito K uala pada
um um nya tingkat kem asam an tanahnya berkisar m as am sam pai agak
m asam .
G ULM A

K eragam an,

D om inasi

Pengendalian,

Pengelolaan

PASANG SURUT:

dan Pem anfaatannya



U ntuk dapat dipaham i m engapa pH tanah lahan bergam but
relatif sarna dengan lahan sulfat m asam , adalah disebabkan karena
pada lahan bergam but um um nya lapisan tanah bagian baw ahnya
setelah lapisan gam but adalah tanah m ineral yang m erupakan
sulfat m asam . B iasanya lahan-lahan gam but/bergam but
yang
terdegradasi atau m engalam i subsidensi, lapisan gam butnya
sehingga m uncul tanah m ineral yang m engandung lapisan pirit.
kondisi seperti ini lahan bergam but tersebut berubah m enjadi

tanah
telah
habis
Pada
lahan

sui fat m asam dan akhirnya m enjadi lahan bongkor (W idjaya-A dhi VUTSR
et
lokasi
di K alim antan Selatan, di antaranya w ilayah K abupaten B arito K uala.

a l ., 1992). Lahan bongkor seperti ini telah terjadi pada beberapa

Pada lahan bergam but juga ditem ukan gulm a golongan rum put
seperti P a n i c u m r e p e n s (bura-bura/puyangan), pertum buhannya cukup
subur dan m em perlihatkan tingkat dom inasi yang tinggi baik pada
=
11,69) dan pada lahan yang
lahan yang sedang diusahakan (N JD ONMLKJIHGFEDCBA
sedang m engalam i bera (N JD = 17,68). Tingginya populasi gulm a
P a n i c u m r e p e n s ini disebabkan karena kondisi lahannya, yakni tanah
dalam keadaan lem bap sam pai agak kering. K ondisi tanah seperti ini
m erupakan m edia yang paling baik bagi perkem bangan jenis gulm a
P a n ic u m

repens.

Tingkat populasi gulm a jenis P a n i c u m

repens

di lahan gam but

cukup tinggi, sehingga jenis gulm a ini dapat m em produksi biom assa
yang banyak/tinggi yakni berskisar 0,53-0,67
t bahan kering/ha.
Tingginya produksi biom assa jenis guLm a ini sangat m em ungkinkan
untuk dim anfaatkan sebagai bahan organik secara i n - s i t u dan e k s - s i t u
untuk m em perbaiki kualitas dan m eningkatkan produktivitas lahan.
B iom assa gulm a ini m engandung unsur-unsur hara (0,85% N , 1,22%
P dan 1,22% K ) sehingga berm anfaat bagi tanam an (Sim atupang e t
a l ., 2002a; Sim atupang e t a l ., 2002b).
Pada lahan bergam but jenis gulm a L e e r s i a h e x a n d r a (banta)
banyak ditem ukan dan cukup dom inan pada saw ah-saw ah yang
m engalam i bera (m enurut inform asi petanijenis gulm a ini sangat sulit
dikendalikan). Jenis gulm a lain yang
adalah gulm a P a s p a l u m c o m m e r s o n i i ,
yang pertum buhannya relatif dom inan
saw ah yang intensif diusahakan m aupun

G ULM A

dijum pai pada lahan gam but
juga m erupakan jenis gulm a
di lahan bergam but baik pada
lahan yang sedang m engalam i

PASANG SURUT:

K eragarnan,

D om inasi

Pengendalian,

Pengelolaan

dan Pem anfaatannya

m asa bera, nilai N JD -nya adalah 9,79% dan 9.62% (Tabel 2). Jenis
gulm a dari kelom pok gulm a berdaun lebar pada lahan bergam butjuga
ditem ukan, akan tetapi populasinya relatif sedikit dan tidak term asuk
jenis dom inan. Jenis gulm a kelom pok berdaun lebar ditem ukan pada
lahan yang sedang diusahakan secara intensif, sedangkan pada lahan
bera tidak ditem ukan (Tabel 2).

C . XWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
PERG ESERAN
K O M P O S IS I
JE N IS

GULM A

Tidak selam anya suatu jenis gulm a tum buh dan berkem bang pada
suatu tem pat tertentu, dan bertahan hidup secara terus-rnenerus dalam
w aktu yang lam a/panjang pada tem pat tersebut. A kan tetapi dengan
berjalannya w aktu dan karena dipengaruhi oleh faktor iklim dan
lainnya jenis gulm a tersebut dapat m engalam i pergeseran (suksesi).
Pergeseran kom posisi jenis gulm a dapat saja terjadi kapan saja dan
di m ana saja (diberbagai tem p at) disebabkan terjadinya perubahan
lingkungan (habitat) tum buh bagi suatu jenis gulm a. M ercado,
(1979) m enjelaskan bahw a pergeseran kom posisi jenis gulm a ialah
m erupakan proses yang berlangsung secara alam i sejalan dengan
perubahan w aktu dan perubahan keadaan lingkungan tum buh.
D i saw ah pasang surut, pergeseran kom posisi jenis gulm a dapat
berlangsung karena terjadinya perubahan keadaan lingkungan tum buh
bagi jenis gulm a tertentu. Pergeseran kom posisi jenis gulm a ini
terjadi sebagai akibat diterapkannya

teknologi budi daya (penataan

lahan, penyiapan lahan, pengelolaan air, pem berian bahan am elioran,
pem upukan dan lainnya) pada suatu kaw asan/lahan yang aktivitasnya
berlangsung dalam jangka w aktu yang lam a secara terus-m enerus.
A rtinya, kaw asan lahan dim ana sebelum diusahakan m erupakan
kaw asan lahan yang cocok/sesuai bagi jenis gulm a tertentu, beberapa
tahun kem udian setelah diterapkannya teknologi budi daya terjadi
perubahan lingkungan fisik dan kim ia pada lahan tersebut. C ontohnya:
lahan sulfat m as am pada aw alnya m em iliki pH tanah antara 3,0-3,5
(sangat m asam ),

beberapa

tahun kem udian

(5-10 tahun) pH tanah

m eningkat m enjadi di atas 4,0 (agak m asam ), selanjutnya kondisi ini
m enyebabkan terjadinya pergeseran jenis gulm a. ONMLKJIHGFEDCBA

G ULM A

K eragam an,

D om inasi

Pengendalian,

Pengelolaan

PASANG SURUT:

dan Pem anfaatannya

Pergeseran jenis gulm a pada suatu lahan/kaw asan yang sangat
berpengaruh adalah disebabkan perubahan beberapa sifat kim ia dan
fisik tanah. Pada aw alnya lahan tersebut m erupakan m edia tum buh
yang sesuai bagi suatujenis gulm a, berubah m enjadi lahan (lingkungan)
yang tidak sesuai/tidak cocok bagi jenis gulm a tersebut. D engan kata
lain, lingkungan yang sebelum nya sesuai/cocok bagi jenis gulm a
tertentu m enjadi lingkungan yang tidak sesuai lagi. C ontoh perubahan
sifat kim ia tanah, tanah yang sangat m asam m enjadi m asam , tanah
yang tidak subur m en jadi subur dan lainnya. Sedangkan perubahan fisik
tanah antara lain, aw alnya sebelum tanah tergenang m enjadi kering,
struktur tanah yang padat m enjadi gem bur, karena efek naungan dan
lainnya. A kibat perubahan lingkungan ini, dapat m em engaruhi daya
adaptasi jenis gulm a tersebut m enjadi rendah sehingga dapat tergeser
kehadirannya pada akhim ya gulm a tersebut tidak ditem ukan lagi, atau
daya adaptasi suatu jenis gulm a m eningkat sehingga m enggeser jenis
gulm a tertentu dari lingkungan yang pad a akhim ya m enjadi gulm a
dom inan atau m endom inasi kaw asan lahan tersebut.
M ercado (1979), m enyebutkan bahw a pergeseran kom posisijenis
gulm a dapat berlangsung karena tindakan pengelolaan air, pengelolaan
pupuk, peralihan tanam an (rotasi atau pergiliran tanam an), dan m etoda
pengendalian
gulm a yang diterapkan. Penerapan teknologi budi
day a dapat m erubah kondisi lingkungan, dilain pihak daya adaptasi
suatu jenis gulm a sangat dipengaruhi oleh keadaan suatu lingkungan
(K asasian, 1971; R oss dan Lem bi, 1985). Sebagai contoh tindakan
pem upukan dapat m enekan pertum buhan gulm a, m engapa dem ikian,

karena pem berian pupuk m em acu pertum buhan tanam an sehingga
tum buhnya lebih subur dan m enim bulkan efek naungan VUTSRQPONMLK
(s h a d in g
e ffe c t) m enyebabkan
pertum buhan gulm a tertentu tertekan, tergeser
dan akhim ya dapat hilang dari area tersebut. B egitu juga bagi jenis
gulm a yang adaptif pada lahan dengan kem asam an tanah yang sangat
tinggi akan tergeser apabila tingkat kem asam an tanahnya m engalam i
perubahan m enjadi kurang m asam sam pai netral.
Syaw al

(J 999),

m elaporkan

bahw a

pergeseran

populasi

dan

kom posisijenis, atau pergeseranjenis gulm a tertentudapatterjadi akibat
pem berian pupuk N pada berbagai tanah dan m etoda penyiangan pada
fase kritis tanam an. Perubahan lingkungan, m isalnya dari keadaan
basah m enjadi kering dan sebaliknya selam a periode tertentu akan
G U LM A

PA SA N G

K eragam an,

SU RU T:

D om inasi

Pengendalian,

Pengeioiaan

dan Pem anfaatannya

m enyebabkan pergeseran kom posisi jenis gulm a. Pada prinsipnya,
perubahan lingkungan baik fisik tanah m aupun kim ia tanah akan
m em engaruhi sifat adaptasi jenis gulm a sehingga terjadi pergeseran
jenis gulm a dapat berlangsung pada lingkungan terse but.
Pengelolaan lahan saw ah pasang surut yang dilakukan secara
intensif m elalui penerapan
teknologi,
di antaranya
pem berian
bahan am elioran berupa bahan organik dan kapur, pengolahan
tanah, pem berian pupuk (pupuk organik m aupun pupuk anorganik),
penggunaan herbisida jangka panjang, dan didukung dengan sistem
drainase atau tata air (baik m akro m aupun m ikro) yang baik, dapat
m erubah keadaan

lingkungan

fisik

dan

kim ia

tanah.

Perubahan

lingkungan fisik dan kim ia tanah karena penerapan teknologi ditandai
dengan m eningkatnya pH tanah dan kesuburan tanah, konsekuensi
dari perubahan
lingkungan
ini akan
berpengaruh
terhadap
pertum buhan gulm a. A kibatnya, bagi jenis gulm a yang tidak dapat
bertahan VUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
( s u r v i v a l ) pada kondisi tersebut akan tergeser ( e s c a p e ) dan
akan digantikan oleh jenis gulm a lain yang dapat beradaptasi dengan
kondisi lahan setelah m engalam i perubahan karakter fisik dan kim ia
tanah yakni pH tanah m eningkat dan tanah m enjadi relatiflebih subur.
Pada um um nya lahan sulfat m asam ( A c i d S u l p h a t e T r o p a q u e p t )
m em iliki sifat kim ia tanah yangjelek, kahat unsur hara, drainase lahan
jelek (buruk), daya dukung lahan terhadap pertum buhan tanam an
kurang baik kecuali bagi jenis tum buhan tertentu yang adaptif.
D aya dukung lahan ini dapat ditingkatkan dengan cara m elakukan
pengelolaan lahan yang baik. M elalui pengelolaan lahan dan penerapan
teknologi yang intensif, m aka beberapa

tahun kem udian

(4--5 tahun

atau lebih) lahan tersebut akan m engalam i perubahan terutam a pada
beberapa sifat kim ia tanah seperti pH tanah dari 3,5 m eningkatm enjadi
lebih besar dari 4,0. Peningkatan pH tanah ini m endorong tersedianya
unsur-unsur hara sehingga kesuburan tanah dan produktivitas lahan
m eningkat, artinya kondisi lahan atau lingkungan tum buh bagi
tanam an atau gulm a sudah m engalam i perubahan.
Salah satu karakter kim ia tanah yang sangat spesifik pada lahan
sulfat m asam adalah pH tanah. pH tanah pada aw al pem bukaan
lahan biasanya berada diantara 3,0-4,0 (sangat m asam ), dan setelah
dilakukan pengelolaan lahan m elalui penerapan teknologi pH tanah
m eningkat m enjadi 4,0-4,5 (agak m asam ). M eningkatnya pH tanah
G U LM A
K eragam an,

D om inasi

Pengendalian,

Pengelolaan

PA SA N G SU RU T:

dan Pem anfaatannya

ini m em beri gam baran bahw a telah terjadi perubahan lingkungan,
dim ana suasana lingkungan sebelum nya
sangat m as am berubah
m enjadi m asam atau agak m asam .
Sejalan dengan perubahan
pH tanah karena dilakukannya
pen