KARYA TULIS ILMIAH VARIABILITAS PARAMETER HEMODINAMIK INTRADIALISIS PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK DENGAN HEMODIALISIS BERKELANJUTAN

  IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA TULIS ILMIAH

  Penulis Maulana Muhtadin Suryansyah

  NIM. 011511133006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2018

  IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA TULIS ILMIAH

  Penulis Maulana Muhtadin Suryansyah

  NIM. 011511133006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2018

  i IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA TULIS ILMIAH

  Karya Tulis Ilmiah Untuk memenuhi persyaratan Modul Penelitian

  Program Studi S1 Pendidikan Dokter Fakultas kedokteran Universitas Airlangga

  Penulis Maulana Muhtadin Suryansyah

  NIM. 011511133006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2018

  ii IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

iv

  Karya Tulis Ilmiah ini diuji dan dinilai oleh Panitia Penguji Program Studi S1 Pendidikan Dokter Universitas Airlangga

  Pada tanggal 31 Oktober 2018 Panitia Penguji Ketua : Dr. Lilik Herawati, dr., M. Kes Pembimbing I : Prof. Mochammad Thaha, dr., Ph.D., Sp.PD, K-GH,

  FINASIM, FACP, FASN Pembimbing II : Budiono, dr., M. Kes

  IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PENETAPAN PANITIA PENGUJI

  IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

UCAPAN TERIMA KASIH

  Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya karya tulis ilmiah yang berjudul “VARIABILITAS PARAMETER HEMODINAMIK

  INTRADIALISIS PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK DENGAN HEMODIALISIS BERKELANJUTAN” ini dapat terselesaikan dengan baik. Karya tulis ini disusun untuk memenuhi tugas Modul Penelitian serta sebagai syarat kelulusan sarjana untuk mahasiswa semester 7 program studi S1 Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.

  Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu sehingga karya tulis ini dapat terselesaikan:

  1. Prof. Mochammad Thaha, dr., Ph.D., Sp.PD,K-GH, FINASIM, FACP, FASN selaku dosen pembimbing 1 yang telah membimbing dan berbagai ilmu selama proses pengerjaan Karya Tulis ini dari awal hingga akhir.

  2. Budiono, dr., M.Kes selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktunya dan berbagi ilmu dalam proses pengerjaan Karya Tulis Ilmiah ini.

  3. Dr. Lilik Herawati, dr., M. Kes selaku dosen penguji skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing.

  4. Prof. Dr. Soetojo, dr., Sp.U(K) selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.

  5. Dr. Pudji Lestari, dr., M.Kes selaku PJMK Modul Penelitian.

  6. Seluruh tim penelitian : Maulana A. Empitu, dr., MSc, Ika Nindya K, dr., MSc, Cahyo W. Nugroho, dr, SpPD, Muhammad Yusuf, dr, SpJP, PhD, Prof. Dr. Haerani Rasyid, dr, SpPD-KGH, Muhammad Amin, S.Si, MSi, Nurina Hasanatuludhhiyah, dr, Msi, Eka Arum Putri, dr., Berliana Hamidah, dr., Mas Faris, Zaky El-Hakim, Rieza R. Alda serta pihak-pihak yang sudah membantu keberhasilan penelitian tetapi tidak dapat saya sebutkan satu-persatu.

  7. Keluarga saya : orang tua saya, Totok Suryanto dan Siti Miftahur Rohmah, serta kakak saya Ulya Fitriani Rohmah atas dukungan dan doanya yang tiada henti menyemangati selama pengerjaan tugas akhir ini.

  8. Anggota Ndalem Musgrab : Kamil B. Suraji, Andri Subiantoro, dr., M Arif Hakim Jamhari, dr., Firman Al Faruq, Haviv Muris Saputra, Akhmad Imam Fanani, Chandra Himawan, Faldha R Ramadhan, Ahmad Maulana I Abbas, Musa, M.

  Wijdan R., Abdurrosyid, Ahmad Fahrur Rozi, Pandit Bagus, Wachid, Indra yang tengah memberikan semangat di tengah kesibukan masing-masing.

  9. Kakak-kakak, teman-teman, dan adik-adik sejawat di Fakultas Kedokteran yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu.

  10. Teman-teman Cornea yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. vii

  IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam Karya Tulis Ilmiah ini. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca. Penulis juga memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.

  Surabaya, 22 Oktober 2018 Penulis viii IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  RINGKASAN Variabilitas Parameter Hemodinamik Intradialisis Pasien Penyakit Ginjal Kronik dengan Hemodialisis Berkelanjutan Maulana Muhtadin Suryansyah

  Berbagai studi melaporkan adanya kaitan antara tekanan darah dengan tingkat morbiditas dan mortalitas pada pasien hemodialisis. Dimana didapati jumlah mortalitas yang lebih tinggi pada pasien yang memiliki tekanan darah lebih rendah maupun lebih tinggi dibanding tekanan darah normal pada pasien hemodialisis. Sehingga menjadi perlu untuk dilakukan analisis mengenai variabilitas tekanan darah dan parameter kardiovaskular lainnya pada pasien hemodialisis berkelanjutan.

  Penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang (cross-sectional). Sampel peneltian adalah pasien Penyakit Ginjal Kronik Stadium 5 yang menjalani terapi hemodialisis berkelanjutan. Data yang diambil dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu data yang meliputi jenis kelamin, usia, tinggi badan, berat badan, BMI (Body Mass Index), riwayat lama hemodialisis, riwayat penyakit terdahulu, riwayat kebiasaan untuk menunjukkan karakteristik sampel dan data mengenai tekanan darah sistol, tekanan darah diastol, Mean Arterial Pressure, dan nadi yang selanjutnya diolah dengan menggunakan T-Test berpasangan dan uji Wilcoxon sesuai jenis datanya untuk dianalisis signifikansi perubahannya.

  Untuk data jenis kelamin, usia, tinggi badan, berat badan, BMI, riwayat lama hemodialisis, riwayat penyakit terdahulu, riwayat kebiasaan. Nilai BMI didapatkan dari tinggi badan dan berat badan pasien. Data-data tersebut tidak diolah ix

  IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA dengan uji tertentu namun dihitung jumlah persentasenya untuk menunjukkan besaran dan karakteristik dari populasi sampel.

  Pada analisis tekanan darah sistol selama hemodialisis didapatkan hasil tidak berbeda secara bermakna antara rerata tekanan darah sistol tiap satu jam dimulai dari jam pertama hingga jam kelima selama hemodialisis dan tekanan darah sistol satu jam setelah hemodialisis. Didapatkan kecenderungan meningkat pada rata-rata tekanan darah sistol selama hemodialisis.

  Pada analisis tekanan darah diastol selama hemodialisis didapatkan hasil tidak berbeda secara bermakna antara rerata tekanan darah diastol tiap satu jam dimulai dari jam pertama hingga jam kelima selama hemodialisis dan tekanan darah sistol satu jam setelah hemodialisis. Didapatkan kecenderungan meningkat pada rata-rata tekanan darah diastol selama hemodialisis.

  Pada analisis nilai MAP selama hemodialisis didapatkan hasil tidak berbeda secara bermakna antara rerata tekanan darah diastol tiap satu jam dimulai dari jam pertama hingga jam kelima selama hemodialisis dan nilai MAP satu jam setelah hemodialisis. Didapatkan kecenderungan meningkat pada rata-rata nilai MAP selama hemodialisis.

  Pada analisis jumlah nadi selama hemodialisis didapatkan hasil tidak berbeda secara bermakna antara rerata jumlah nadi tiap satu jam dimulai dari jam pertama hingga jam kelima selama hemodialisis dan jumlah nadi satu jam setelah hemodialisis. Didapatkan kecenderungan meningkat pada rata-rata jumlah nadi selama hemodialisis. x

  IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  ABSTRACT Intradialysis Hemodynamic Parameters Variability of Chronic Kidney Disease Patients with Sustainable Hemodialysis Maulana Muhtadin Suryansyah Introduction : Various of studies report that was a link between changes in blood pressure during hemodialysis and the level of patient’s morbidity and mortality.

  Where found a higher amount of mortality is found in groups of patients who have lower blood pressure or who also have higher blood pressure than blood pressure in normal patients. This makes it important to know the variability of blood pressure during hemodialysis and the significance of changes.

  Objective : This study aims to determine blood pressure variability, namely systolic

  blood pressure and diastolic blood pressure, and other blood pressure parameters, namely Mean Arterial Pressure (MAP) and number of pulses, during hemodialysis and determine the significance of changes in every hour of measurement.

  Method : The design of this study used a cross-sectional method with a total

  sample of 15 patients who met the inclusion criteria and did not have exclusion criteria. The data obtained were processed using paired T-Test and Wilcoxon test.

  Result : There was no significant difference in systolic blood pressure between

  hourly systolic blood pressure and a tendency to increase the mean systolic blood pressure during hemodialysis. In diastolic blood pressure, there was a difference between the mean Diastol 3 in Diastol 4, p = 0.007 (<0.05), while in other meanings there were no significant differences. In the mean of diastolic blood pressure, there was a tendency to increase. In the MAP value, there is no significant difference between the average MAP per hour. While for the statistical gain it tends to increase every hour. In the average number of pulses every hour there is no significant difference in the mean time for the meanings obtained tend to increase.

  Conclusion : During the hemodialysis process systolic blood pressure did not show

  a significant difference between the mean hours. In diastolic blood pressure, there was a significant difference between Diastol 3 and Diastol 4. In the MAP value, there was no significant difference between the mean hours. In the number of pulses, the results were not significantly different between the mean of each hour.

  Keywords : Blood Pressure, MAP, Pulse, Hemodialysis

  xi

  IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA DAFTAR ISI

  SAMPUL DALAM ............................................................................................. i LEMBAR PERSYARATAN .............................................................................. ii LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ iii LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI ................................................. iv PERNYATAAN ORISINALITAS ..................................................................... v LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ........................... vi UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................................... vii RINGKASAN ..................................................................................................... ix ABSTRACT ........................................................................................................ xi DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xv DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii DAFTAR SINGKATAN ................................................................................... xviii

  BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................. 1

  1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1

  1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 3

  1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 3

  1.3.1 Tujuan Umum ............................................................................................ 4

  1.3.2 Tujuan Khusus ........................................................................................... 4

  1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................ 4

  1.4.1 Manfaat bagi Subjek Penelitian ................................................................. 4

  1.4.2 Manfaat bagi Ilmu Pengetahuan................................................................. 4

  BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 5

  2.1 Penyakit Ginjal Kronik ................................................................................. 5

  2.1.1 Definisi Penyakit Ginjal Kronik................................................................. 6

  2.1.2 Klasifikasi Penyakit Ginjal Kronik ............................................................ 5

  2.1.3 Faktor Risiko Penyakit Ginjal Kronik........................................................ 7

  2.2 Parameter Hemodinamik ............................................................................... 8 xii

  IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  2.3 Tekanan Darah .............................................................................................. 8

  2.3.1 Tekanan Darah pada Pasien PGK .............................................................. 9

  2.4 Mean Arterial Pressure (MAP) ..................................................................... 11

  2.5 Nadi ............................................................................................................... 12

  2.6 Hemodialisis .................................................................................................. 12

  2.6.1 Proses Hemodialisis ................................................................................... 13

  BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL ............................................................... 14

  3.1 Kerangka Konsep Penelitian ......................................................................... 14

  3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual .................................................................. 15

  BAB 4 METODE PENELITIAN........................................................................ 17

  4.1 Rancangan Penelitian .................................................................................... 17

  4.2 Populasi, Sampel, Teknik Pengambilan Sampel ........................................... 17

  4.2.1 Populasi ...................................................................................................... 17

  4.2.2 Sampel ........................................................................................................ 17

  4.2.3 Teknik Pengambilan Sampel...................................................................... 17

  4.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ............................................... 18

  4.3.1 Identifikasi Variabel Penelitian .................................................................. 18

  4.3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian ................................................... 18

  4.4 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................................ 19

  4.4.1 Lokasi Penelitian ........................................................................................ 19

  4.4.2 Waktu Penelitian ........................................................................................ 19

  4.5 Kriteria Subjek .............................................................................................. 19

  4.5.1 Kriteria Inklusi ........................................................................................... 19

  4.5.2 Kriteria Eksklusi......................................................................................... 20

  4.6 Pengolahan Data............................................................................................ 20

  4.7 Kerangka Operasional ................................................................................... 21

  BAB 5 HASIL DAN ANALISIS ........................................................................ 22

  5.1 Karakteristik Populasi Penelitian .................................................................. 22

  5.1.1 Distribusi Usia Pasien Hemodialisis .......................................................... 22

  5.1.2 Distribusi Jenis Kelamin Pasien Hemodialisis ........................................... 23

  5.1.3 Distribusi BMI Pasien Hemodialisis .......................................................... 24 xiii

  IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  5.1.4 Riwayat Lama Pasein Menjalani Hemodialisis.......................................... 24

  5.1.5 Riwayat Kebiasaan ..................................................................................... 25

  5.1.6 Riwayat Penyakit Pasien ............................................................................ 26

  5.2 Karakteristik Parameter Hemodinamik Selama Hemodialisis ...................... 27

  5.2.1 Tekanan Darah Sistol ................................................................................. 27

  5.2.2 Tekanan Darah Diastol ............................................................................... 30

  5.2.3 MAP (Mean Arterial Pressure) .................................................................. 32

  5.2.4 Nadi ............................................................................................................ 35

  BAB 6 PEMBAHASAN ..................................................................................... 39

  6.1 Karakteristik Populasi Sampel ...................................................................... 39

  6.1.1 Distribusi Kelompok Umur Pasien Hemodialisis ...................................... 39

  6.1.2 Distribusi Jenis Kelamin Pasien Hemodialisis ........................................... 39

  6.2 Variabilitas Rerata Parameter Tekanan Darah Selama Hemodialisis ........... 40

  6.2.1 Tekanan Darah Sistol Selama Hemodialisis .............................................. 40

  6.2.2 Tekanan Darah Diastol Selama Hemodialisis ............................................ 41

  6.2.3 Mean Arterial Pressure (MAP) Selama Hemodialisis ............................... 43

  6.2.4 Nadi Selama Hemodialisis ......................................................................... 44

  BAB 7 PENUTUP .............................................................................................. 46

  7.1 Kesimpulan ................................................................................................... 46

  7.2 Saran .............................................................................................................. 47 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 48 LAMPIRAN ........................................................................................................ 51 xiv

  IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Klasifikasi PGK dari KDIGO 2012 ................................................ 7Gambar 2.2 Keterkaitan Tekanan Darah Sistol dengan Penyebab Kematian pada

  Penyakit Ginjal Kronik ....................................................................................... 10

Gambar 2.3 Keterkaitan Tekanan Darah Diastolik dengan Penyebab Kematian pada Penyakit Ginjal Kronik ............................................................................... 10Gambar 2.4 Proses Hemodialisis ........................................................................ 13Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian ..................................................... 14Gambar 4.1 Kerangka Operasional ..................................................................... 21Gambar 5.1 Distribusi Jenis Kelamin Pasien Hemodialisis ................................ 23Gambar 5.2 Riwayat Lama Pasien Menjalani Hemodialisis ............................... 25Gambar 5.3 Lama Kebiasan Merokok Pasien Hemodialisis ............................... 26Gambar 5.4 Riwayat Penyakit Hemodialisis ...................................................... 27Gambar 5.5 Rerata Tekanan Darah Sistol Selama Hemodialisis ........................ 30Gambar 5.6 Rerata Tekanan Darah Diastol Selama Hemodialisis ..................... 32Gambar 5.7 Rerata MAP Selama Hemodialisis .................................................. 34Gambar 5.8 Rerata Nadi Selama Hemodialisis ................................................... 37Gambar 5.9 Rerata Sistol, Diastol, dan MAP Sistol Selama Hemodialisis ........ 38

  xv

  IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Stadium PGK Berdasarkan LFG ...................................... 6Tabel 4.1 Tabel Definisi Operasional Penelitian ................................................ 18Tabel 5.1 Pembagian Pasien Hemodialisis Berdasar Kelompok Usia ................ 22Tabel 5.2 Distribusi BMI Pasien Hemodialisis ................................................... 24Tabel 5.3 Perubahan Rerata Tekanan Darah Sistol Selama Hemodialisis .......... 28Tabel 5.4 Rerata Tekanan Darah Sistol Selama Hemodialisis ............................29Tabel 5.5 Perubahan Rerata Tekanan Darah Diastol Selama Hemodialisis ....... 28Tabel 5.6 Rerata Tekanan Darah Diastol Selama Hemodialisis ......................... 28Tabel 5.7 Perubahan Rerata MAP Selama Hemodialisis .................................... 33Tabel 5.8 Rerata MAP Selama Hemodialisis ...................................................... 34Tabel 5.9 Perubahan Rerata Nadi Selama Hemodialisis ..................................... 36Tabel 5.8 Rerata Nadi Selama Hemodialisis....................................................... 37

  xvi

  IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Keterangan Lolos Kaji Etik ............................................................. 51 Lampiran 2 Hasil Analisis Data SPSS ................................................................ 52 xvii

  IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR SINGKATAN

  PGK : Penyakit Ginjal Kronik BMI : Body Mass Index LFG : Laju Filtrasi Glomerulus MAP : Mean Arterial Pressure xviii

  IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Penyakit Ginjal Kronis (PGK) didefinisikan sebagai kelainan struktur atau fungsi ginjal yang terjadi selama 3 bulan atau lebih disertai adanya implikasi pada kesehatan (KDIGO, 2013). Salah satu masalah utama yang menjadi perhatian kesehatan global dengan prevalensinya yang mencapai 11-13% pada populasi umum (Hill et al., 2016). PGK juga diketahui sebagai penyakit dengan jumlah dan tingkat kejadian yang tinggi.

  Hasil studi di Amerika menunjukan bahwa PGK terjadi pada 6-10% populasi dewasa dan menyebabkan tingkat kematian sebesar 20-50% (Jha et al., 2013). Prevalensi PGK di Indonesia sendiri mengalami peningkatan dari 10,2% pada tahun 2002 menjadi 23.4% pada tahun 2006 (Prodjosudjadi & Suhardjono, 2009).

  Hemodialisis merupakan salah satu jenis terapi yang bisa diberikan pada pasien PGK tahap akhir disamping dapat juga dilakukan terapi peritoneal dialisis dan cangkok ginjal. Apabila ginjal tidak dapat bekerja dengan efektif untuk menyaring darah hal ini akan berakibat pada meningkatnya kadar produk metabolisme yang bersifat toksik dan meningkatnya cairan dalam tubuh. Pada kondisi ini hemodialisis berperan dalam menggantikan sebagian peran dari ginjal yaitu dengan membuang sisa metabolisme dan cairan yang berlebih dari dalam darah (Berns, 2017).

  1 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  2 Pada beberapa studi dilaporkan adanya kaitan bentuk kurva “U” antara tekanan darah sistol dengan tingkat risiko mortalias pada pasien yang menjalani hemodialisis, dimana ditemukan adanya tingkat mortalitas yang lebih tinggi dikaitkan dengan tekanan darah yang lebih rendah (bahkan dalam kisaran nilai normal) juga pada tekanan darah yang sangat tinggi. (Bansal et al., 2015).

  Tekanan darah sendiri adalah gaya yang diberikan oleh darah terhadap dinding pembuluh darah ketika jantung memompa darah keluar dari ventrikel. Secara umum tekanan darah dibagi menjadi tekanan darah sistol yaitu tekanan darah maksimum ketika ventrikel jantung berkontraksi untuk memompa darah ke pembuluh darah dan tekanan darah diastol yaitu tekanan darah minimum yang dapat didengar sebelum kontraksi berikutnya yaitu ketika otot jantung berelaksasi dan jantung terisi ulang (Brzenzinski, 1990).

  Disamping adanya kaitan antara tekanan darah dengan tingkat risiko mortalitas pada pasien hemodialisis dilaporkan juga adanya kaitan antara peningkatan maupun penurunan yang signifikan pada frekuensi nadi selama proses hemodialisis dikaitkan dengan angka mortalitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan pada kelompok yang memiliki penurunan frekuensi nadi dengan penurunan yang tidak signifikan selama proses hemodialisis (Lertdumrongluk et al. 2015).

  Parameter hemodinamik merupakan parameter yang menggambarkan dinamika sirkulasi dalam cairan tubuh (seperti plasma IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  3 darah, sel darah, dan komponen yang ada di dalamnya) beserta organ yang terlibat dalam pengaturan cairan tersebut (seperti jantung dan pembuluh darah) (Dorland, 2002). Terdapat banyak parameter hemodinamik seperti CO/ cardiac output (L/mnt), SaO2 (%), SpO2 (%), SvO2(%), Hb (g/L) namun pada penelitian ini dilakukan pengamatan pada tekanan darah sistol, tekanan darah diastol, MAP, dan frekuensi nadi.

  Pada penelitian ini dilakukan analisis parameter hemodinamik intradialisis pasien PGK stadium 5 setiap jamnya yaitu antara lain tekanan darah sistol, tekanan darah diastol, nilai Mean Arterial Pressure (MAP), dan frekuensi nadi per menit serta dilakukan juga pengamatan karakteristik populasi yaitu berupa data umur, jenis kelamin, tinggi badan, berat badan,

  Body Mass Index (BMI), riwayat lama menjalani hemodialisis, riwayat penyakit, dan riwayat kebiasaan.

  Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan data karakteristik populasi dan variabilitas parameter hemodinamik selama proses hemodialisis pasien PGK stadium 5 yang menjalani hemodialisis berkelanjutan.

  1.2 Rumusan Masalah

  1. Bagaimana karakteristik pasien PGK stadium 5 yang menjalani hemodialisis berkelanjutan ?

  2. Bagaimana variabilitas parameter hemodinamik intradialisis pasien PGK stadium 5 yang menjalani hemodialisis berkelanjutan ?

  1.3 Tujuan Penelitian

  IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  4

  1.3.1 Tujuan Umum

  Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengamati variabilitas parameter hemodinamik pasien PGK stadium 5 yang menjalani hemodialisis berkelanjutan.

  1.3.1 Tujuan Khusus

  1. Mengetahui data karakteristik pasien PGK stadium 5 yang menjalani hemodialisis berkelanjutan.

  2. Mengetahui variabilitas parameter hemodinamik intadialisis yaitu tekanan darah sistol, tekanan darah diastol, Mean Arterial Pressure (MAP), dan frekuensi nadi pada pasien PGK stadium 5 yang menjalani hemodialisis berkelanjutan.

1.4 Manfaat Penelitian

  1.4.1 Manfaat bagi Subjek Penelitian (Pasien)

  Pasien dapat memperoleh informasi mengenai variabilitas parameter hemodinamik intradialisis sehingga pasien dapat mengetahui waktu yang tepat untuk mengkonsumsi obat yang berkaitan dengan tekanan darah dan proses hemodialisis.

  1.4.2 Manfaat bagi Ilmu Pengetahuan

  Dapat menambahkan informasi mengenai adanya perubahan atau variabilitas pada parameter hemodinamik selama proses intradialisis dan dapat digunakan pada penelitian yang lainnya yang sejenis. IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penyakit Ginjal Kronis (PGK)

  2.1.1 Definisi Penyakit Ginjal Kronis

  Penyakit Ginjal Kronis (PGK) didefinisikan sebagai kelaianan struktur ataupun fungsi dari ginjal yang terjadi selama 3 bulan atau lebih, dengan disertai adanya implikasi terhadap kesehatan. PGK ditandai oleh beberapa kondisi, diantaranya seperti albuminuria, kelainan sedimen, elektrolit dan kelainan lainnya akibat dari gangguan tubular, kelainan histologi, kelainan struktur yang terdeteksi dengan proses imaging, riwayat

  2 transplantasi ginjal, Laju filtrasi Glomerulus (LFG) < 60 ml/menit/1,73 m .

  (KDIGO, 2013). Dalam kondisi ini ginjal kehilangan kemampuannya untuk membuang limbah dan cairan berlebih di dalam aliran darah (Berns, 2017).

  2.1.2 Klasifikasi Penyakit Ginjal Kronis

  Klasifikasi PGK dapat dilakukan berdasarkan beberapa kategori yaitu kategori penyebab, kategori (Glomerulus Filtration Rate) GFR atau Laju Filtrasi Glomerulus (LFG), dan kategori albuminuria (KDIGO, 2013). Dari beberapa klasifikasi tersebut, KDIGO memberi ketetapan beberapa stadium untuk masing-masing kategori, dari normal, sedang, parah, hingga gagal ginjal terminal.

  Berdasarkan tingkat GFR KDIGO menyatakan bahwa stadium dari PGK dapat dibagi menjadi 5 kelompok yaitu mulai dari stadium 1 hingga

  5 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  6 stadium 5. Dimana semakin besar stadiumnya maka semakin besar pula kerusakan ginjal yang terjadi sehingga LFG akan semakin menurun.

  Stadium 1 yaitu apabila tingkat LFG pasien > 90 mL/mnt/1.73 m2. Stadium 2 jika LFG 60-89 mL/mnt/1.73 m2. Stadium 3 apabila LFG 30-59 mL/mnt/1.73 m2. Stadium 4 apabila LFG 15-29 mL/mnt/1.73 m2 dan dikatakan sudah memasuki stadium 5 apabila tingkat LFG pasien <15 mL/mnt/1.73 m2 (National Kidney Foundation, 2002).

Tabel 2.1 Klasifikasi stadium PGK berdasarkan LFG

  Stadium PGK LFG (mL/mnt/1.73 m2) Stadium 1 > 90 Stadium 2 60-89 Stadium 3 30-59 Stadium 4 15-29 Stadium 5 <15

  LFG: Laju Filtrasi Glomerulus, PGK: Penyakit Ginjal Kronis Disamping pembagian stadium PGK yang berdasarkan pada LFG saja, pada tahun 2012 KDIGO mengeluarkan panduan klasifikasi PGK baru.

  Dimana pembagian pada panduan yang baru ini selain didasarkan pada tingkat LFG juga menggunakan parameter kisaran kadar albumin pasien yang dibuat dengan menggunakan tabel. Gambar 2.1 menunjukkan klasifikasi PGK berdasarkan kadar albumin, yang dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu A1 = kadar albumin yang normal atau sedikit meningkat (< 30 mg/g), A2 = kadar albumin meningkat pada taraf sedang (30-300 mg/g), A3 = kadar albumin meningkat secara drastis (> 300 mg/g).

  Sedangkan klasifikasinya berdasarkan GFR/LFG dibagi menjadi 6

  IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  7 kelompok, yaitu, G1 = angka GFR/LFG normal atau tinggi (≥ 90), G2 = angka GFR/LFG sedikit berkurang (60-89), G3a = angka GFR/LFG berkurang pada taraf cukup tinggi hingga sedang (45-59), G3b = angka GFR/LFG berkurang pada taraf sedang hingga parah (30-44), G4 = angka GFR/LFG menurun sangat drastis (15-29), G5 = terjadi gagal ginjal di mana nilai GFR/LFG sudah sangat rendah (< 15) (KDIGO, 2013).

Gambar 2.1 Klasifikasi PGK dari KDIGO 2012

2.1.3 Faktor Risiko Penyakit Ginjal Kronis

  Penyakit ginjal kronis (PGK) memiliki beberapa faktor risiko. Di antaranya terdapat faktor risiko yang dapat dicegah dan tidak. Faktor risiko yang tidak dapat dicegah antara lain adalah usia yang semakin menua, riwayat penyakit ginjal keluarga, kurangnya massa ginjal saat anak-anak, keturunan Afrika, serta keadaan ekonomi yang rendah; sedangkan faktor IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  8 risiko yang dapat dicegah adalah hipertensi, diabetes, penyakit autoimun, infeksi sistemik, infeksi saluran kemih, batu saluran kemih, obstruksi saluran kemih bawah, dan toksisitas obat-obatan (Putri & Thaha 2014).

2.2 Parameter Hemodinamik

  Parameter hemodinamik adalah parameter yang menunjukkan aliran darah di tubuh. Parameter hemodinamik dapat dibagi menjadi parameter primer dan parameter derivative. Parameter hemodinamik primer diantaranya seperti HR/ heart rate (kali/menit), MAP/ mean arterial pressure (mmHg), CVP/ central venous pressure atau RAP/ right atrial pressure (mmHg), LAP/ left atrial pressure atau PAOP/ pulmonary artery pressure (mmHg), PAP/ mean pulmonary artery pressure (mmHg), CO/ cardiac output (L/mnt), SaO2 (%), SpO2 (%), SvO2(%), Hb (g/L). Sementara parameter hemodinamik derivatif diantaranya seperti stroke volume = CO/HR x 1000 (mL/mnt), total peripheral resistance (MAP/CO)x80 (dyne.s/cm5), dan systemic vascular resistance = (MAP-RAP)/COx80 (dyne.s/cm5) (Sivarajan & Bohn 2011).

  2.3 Tekanan Darah Tekanan darah adalah gaya yang diberikan oleh darah terhadap dinding pembuluh darah ketika jantung memompa. Secara umum tekanan darah dibagi menjadi tekanan darah sistol dan tekanan darah diastolik. Tekanan darah sistol merupakan tekanan darah maksimum ketika ventrikel jantung berkontraksi untuk memompa darah ke pembuluh darah. Tekanan darah diastolik adalah tekanan darah minimum yang dapat didengar

  IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  9 sebelum kontraksi berikutnya yaitu ketika otot jantung berelaksasi dan jantung terisi ulang. Tekanan darah diukur menggunakan satuan milimeter air raksa/ milimeter Hydrargirum (mmHg) dan biasanya ditulis dengan cara tekanan sistol/ tekanan diastol. Seperti: 120/80 mmHg. 120 berarti tekanan darah sistol sebesar 120 mmHg dan 80 berarti tekanan darah diastol sebesar 80 mmHg (Brzezinski, 1990).

2.3.1 Tekanan Darah pada Pasien PGK

  Studi obervasional melaporkan adanya kaitan antara parameter tekanan darah yaitu tekanan darah sistol dan (TDS) tekanan darah diastolik (TDD) dengan kondisi ginjal pasien serta penyebab-penyebab kematian. Sebagian besar dari penelitian tersebut melaporkan bahwa TDS dan TDD yang lebih tinggi berkaitan dengan meningkatnya risiko kematian. Sedang beberapa penelitian lainnya juga melaporkan hal ini berkaitan dengan kecepatan progesititas penyakit ginjal (Peralta et al. 2012., Anderson et al.

  2015). Sebaliknya, beberapa penelitian lain menunjukkan bahwa TDS dan TDD yang rendah juga terkait dengan angka mortalitas yang lebih tinggi (Kovesdy et al. 2013).

  10

Gambar 2.2 Keterkaitan antara tekanan darah sistol dengan penyebab-penyebab kematian pada penyakit ginjal kronis (Navaneethan et al. 2017)

  .

  IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  11

Gambar 2.3 Keterkaitan antara tekanan darah diastolik dengan penyebab kematian pada penyakit ginjal kronis (Navaneethan et al. 2017)

  Beberapa penelitian melaporkan bahwa terdapat kaitan antara tekanan darah dengan tingkat risiko morbiditas dan mortalitas pada pasien hemodialisis. Disebutkan bahwa berdapat suatu hubungan paradoks dari hasil pengamatan mengenai tekanan darah yang disebut dengan epidemiologi terbalik (reverse epidemiology) atau paradoks faktor risiko (rik factor paradox). Pada penelitian tersebut ditemukan bahwa tekanan darah yang tinggi atau hipertensi maupun tekanan darah yang rendah akan berkaitan kuat dengan hasil kondisi yang buruk pasien End-Stage Renal Disease (ESDR) yang menjalani dialisis (Kalantar-Zadeh et al. 2003).

2.4 Mean Arterial Pressure (MAP)

  rata-rata Mean Arterial Pressure (MAP) didefinisikan sebagai tekanan darah arteri seseorang dalam satu siklus jantung (Brzezinski, 1990) . Nilai MAP dapat diperoleh dengan menghitung tekanan darah sistol dan tekanan darah diastol pasien yaitu dengan menggunakan rumus :

  Keterangan MAP : Mean Arterial Pressure DBP : Diastolic Blood Pressure/Tekanan Darah Diastol

  IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  12 SBP : Systolic Blood Presure/Tekanan Darah Sistol

  2.5 Nadi

  Nadi atau yang dikenal dengan dengan denyut nadi didefinisikan sebagai denyutan pada pembuluh nadi atau arteri radialis yang berirama dan dapat diraba dengan jari tangan. Nadi dapat diraba dengan menggunakan jari tangan dan dihitung jumlahnya dalam setiap satu menit (Dorland, 2002).

  2.6 Hemodialisis

  Hemodialisis (HD) adalah suatu prosedur yang dilakukan untuk menggantikan sebagian peran penting ginjal saat gagal ginjal terjadi, hemodialisis sangat dibutuhkan oleh pasien gagal ginjal kronis stadium 5. Saat ginjal sudah tidak bisa bekerja secara efektif dan normal, produk limbah dan cairan berlebih akan memenuhi darah, HD akan menggantikan tugas ginjal untuk membuang atau mengeluarkan produk limbah dan juga cairan berlebih dalam darah (Berns, 2017).

  Hemodialisis dapat memberikan kualitas hidup yang lebih baik bagi pasien PGK, terlebih bagi pasien yang sudah mencapai stadium 5. Hemodialisis menimbulkan efek penurunan cairan intra-dialisis dan pergeseran volume, penurunan pembuangan volume intra-dialisis, serta mengurangi efek racun dan stres oksidatif. Meningkatkan frekuensi HD dapat mengurangi akumulasi racun atau cairan yang tidak diperlukan dalam tubuh, sehingga diharapkan dapat mengurangi risiko komplikasi penyakit kardiovaskular (Shafiee et al. 2017).

  Hemodialisis bekerja dengan cara membuang residu dan cairan yang tidak diperlukan dari dalam darah, meskipun HD berfungsi sebagai pengganti buatan fungsi ginjal, namun HD tidak dapat sepenuhnya melakukan fungsi ginjal yang hilang namun pada taraf tertentu dapat menggantikan fungsi ginjal seperti difusi dan ultrafiltrasi (Vadakedath & Kandi 2017). IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  13

2.6.1 Proses Hemodialisis

  Sebelum dilakukan hemodialisis terlebih dahulu dilakukan tes fungsi ginjal antara lain untuk melihat kadar serum kreatinin dan menghitung estimasi tingkat filtrasi glomerulus estimated glomerular filtration rate (eGFR). Semakin tinggi kadar kreatinin menunjukkan semakin rendahnya fungsi ginjal. Proses hemodialisis dilakukan apabila fungsi ginjal kurang dari 15% dari fungsi normal. Proses hemodialisis berlangsung seperti pompa yang menghisap darah pasien menuju tabung melalui jarum. Darah melalui membran dialiser di dalam tabung. Dalam dialiser ini darah akan disaring melalui serat-serat tipis. Setelah darah melalui dialiser dan disaring, dengan tabung yang berbeda, darah kemudian akan dibawa kembali ke tubuh melalui jarum kedua (Berns, 2017).

Gambar 2.4 Proses hemodialisis (NIDDK, 2017)

  14 BAB 3

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian

  IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Kerangka Konsep Penelitian

  IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  15

3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual

  Penyakit Ginjal Kronis (PGK) merupakan kelainan pada struktur atau fungsi ginjal. Terjadinya PGK dapat dipicu oleh berbagai macam penyebab diantaranya seperti riwayat penyakit yang telah diderita oleh pasien terlebih dahulu misalnya penyakit diabetes mellitus tipe 1 & 2, hipertensi, adanya infeksi, batu ginjal dan penyebab lainnya yang dapat berakibat pada penurunan fungsi ginjal hingga akhirnya menyebabkan terjadinya terjadinya PGK (Sarnak & Jaber 2000, Rule et al. 2009, VanDeVoorde & Mitsnefes 2011, Nasri & Rafieian-Kopaei 2015).

  PGK dapat diklasifikasi menjadi beberapa kategori yaitu kategori penyebab, kategori (Glomerulus Filtration Rate) GFR atau Laju Filtrasi Glomerulus (LFG), dan kategori albuminuria (KDIGO, 2017). Pada gambar di atas digunakan pembagian PGK berdasarkan LFG yang dikelompokkan menjadi 6 kelompok yaitu: 1, 2, 3a, 3b, 4, 5. Kelompok 1 yaitu dengan LFG : ≥ mL/mnt. Kelompok 2 yaitu LFG : 89-60 ≥ mL/mnt. Kelompok 3a dengan LFG : 59-45 mL/mnt. Kelompok 3b dengan LFG : 44-30 mL/mnt.

  Kelompok 4 dengan LFG : 29-15 mL/mnt. Kelompok 5 dengan LFG kurang dari 15 mL/mnt (www.kidney.org, 2017).

  Pada pasien PGK stadium 5 terjadi kegagalan fungsi ginjal sehingga terapi yang diberikan adalah penggantian fungsi dari ginjal. Pilihan terapi yang dapat diberikan adalah dialisis atau dengan transplantasi ginjal. Apabila tidak memungkinkan dilakukan transplantasi ginjal maka dapat dilakukan dialisis sebagai terapi pilihannya. Hal ini dilakukan untuk mencegah kondisi pasien yang semakin memburuk. Terdapat dua jenis IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  16 dialisis yang digunakan yaitu hemodialisis dan peritoneal dialisis. Pada penelitian ini pasien yang terlibat menggunakan pilihan terapi hemodialisis yang ada di rumah sakit sebagai terapinya.

  Beberapa penelitian melaporkan bahwa terdapat kaitan antara tekanan darah dengan tingkat risiko mortalitas pada pasien hemodialisis.

  Hal ini didasarkan pada jumlah mortalitas yang lebih tinggi pada pasien yang memiliki tekanan darah lebih rendah maupun lebih tinggi dibanding pada pasien hemodialisis dengan tekanan darah yang normal (Bansal et al., 2015).

  Beberapa faktor yang mempengaruhi adanya perubahan atau variabilitas pada tekanan darah pasien PGK ialah stres oksidatif, disfungsi dinding endotel, peningkatan retensi ion natrium, aktivasi saraf simpatetik, aktivasi sistem Renin-Angiotensin, aktivasi endotelin, kekakuan dinding arteri, dan terjadinya inflamasi (Velasquez et al. 2016).

  Dalam sebuah penelitian mengenai hipotensi intradialisis dilakukan pengamatan pada beberapa parameter untuk mengetahui proses penurunan tekanan darah. Parameter hemodinamik yang digunakan adalah tekanan darah sistol, tekanan darah diastol, nilai MAP, dan jumlah denyut nadi (Kuipers et al. 2016). Pada penelitian ini parameter yang diamati antara lain adalah tekanan darah sistol, tekanan darah diastol, nilai MAP, denyut nadi per menit yang diamati setiap satu jam selama dilakukannya proses hemodialisis dan satu jam setelah dilakukannya hemodialisis. Data yang didapatkan kemudian diolah dan dianalisis. IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB 4 METODE PENELITIAN

  4.1 Rancangan Penelitian

  Penelitian ini menggunakan desain penelitian jenis analitik obervasional potong lintang (cross sectional study). Pengamatan dilakukan dalam satu waktu tertentu dan data dikumpulkan pada saat yang bersamaan.

  4.2 Populasi, Sampel, Teknik Pengambilan Sampel

  4.2.1 Populasi

  Populasi pada penelitian ini adalah semua pasien yang berkunjung atau dirawat di Poli Penyakit Dalam dan Rawat Inap Rumah Sakit Universitas Airlangga, Rumah Sakit Premier Surabaya,dan Rumah Sakit Royal Surabaya pada bulan Juni hingga bulan Agustus tahun 2017 dan didiagnosis PGK.

  4.2.2 Sampel

  Sampel pada penelitian ini adalah pasien PGK ≥ 21 tahun, sedang menjalani proses hemodialisis, serta bersedia untuk diperiksa dan menjadi responden dengan mengisi kuisioner yang diberikan.

  4.2.3 Teknik Pengambilan Sampel

  Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik total sampling, yaitu semua pasien yang berkunjung ke di Poli Penyakit Dalam dan Rawat Inap Rumah Sakit Universitas Airlangga, Rumah Sakit Premier Surabaya,dan Rumah Sakit Royal Surabaya pada bulan Juni hingga bulan

  17

  18 Agustus tahun 2017 yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak mempunyai kriteria eksklusi. Parameter yang diamati yaitu tekanan darah sistol, tekanan darah diastol, dan frekuensi nadi diukur setiap jam selama proses hemodialisis dan satu jam setelah proses hemodialisis oleh satu orang yang sama.

4.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Penelitian

4.3.1 Indentifikasi Variabel Penelitian

  A. Variabel Bebas

  Variabel bebas pada penelitian ini adalah waktu pengamatan pada parameter yang diamati yaitu setiap satu jam.

  B. Variabel Terikat

  Variabel terikat pada penelitian ini adalah tekanan darah sistol, tekanan darah diastol, MAP, dan frekuensi nadi intradialisis pasien.

  IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

4.3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian

  Tekanan darah maksimum ketika ventrikel jantung berkontraksi untuk memompa darah

  Menunjukkan tekanan darah sistol pasien. Hasil pengukuran ditulis dalam satuan mmHg

  Rasio Tekanan Darah Diastol

  Tekanan darah minimum sebelum

  Diukur menggunakan sphygmomanometer, Menunjukkan tekanan darah diastol pasien.

  Rasio

  Sistol

  Variabel Definisi operasional Instrumen pemeriksaan Makna hasil Skala Tekanan Darah

  Definisi operasional variabel penelitian dijelaskan pada tabel berikut: Tabel 4.1 Tabel Definisi Operasional Penelitian.

  Diukur menggunakan sphygmomanometer, dilakukan setiap satu jam selama hemodialisis, dan dikerjakan oleh orang yang sama.

  19 kontraksi berikutnya yaitu ketika otot jantung berelaksasi

  dilakukan setiap satu jam selama hemodialisis, dan dikerjakan oleh orang yang sama.