PUSAT KAJIAN SISTEM ENERGI NUKLIR (PKSEN) PUSAT TEKNOLOGI DAN KESELAMATAN REAKTOR NUKLIR (PTKRN) PUSAT TEKNOLOGI LIMBAH RADIOAKTIF (PTLR) PUSAT TEKNOLOGI BAHAN GALIAN NUKLIR (PTBGN)
PROSIDING
2 1 0 6
Batam, 4-5 Agustus 2016
“PERAN ENERGI NUKLIR DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI NASIONAL
DAN PENINGKATAN KAPASITAS SDM”
/ ts/img Asse rgie-w lank nene de=b e/ker wmo rgie.d g?vie nene 09.jp w.ker tw20
://ww feld-a : http rhein mbar rafen er ga kkg-g Sumb erke/ raftw kernk
Sumber gambar: http://jadiberita.com/wp-content/uploads/2016/04/Barelang-Bridge.-696x426.jpg
PUSAT KAJIAN SISTEM ENERGI NUKLIR (PKSEN)
PUSAT TEKNOLOGI DAN KESELAMATAN REAKTOR NUKLIR (PTKRN)
PUSAT TEKNOLOGI LIMBAH RADIOAKTIF (PTLR)
PUSAT TEKNOLOGI BAHAN GALIAN NUKLIR (PTBGN)
Batam, 4-5 Agustus 2016
PROSIDING
SEM SEMINAR NASIONAL
TEKNOLO OLOGI ENERGI NUKLIR 2016
Batam, 4-5 Agustus 2016 Ba
Pusa Pusat Kajian Sistem Energi Nuklir
Pusat Tekno knologi dan Keselamatan Reaktor Nuklir
Pusat Teknologi Limbah Nuklir PusPusat sat Teknologi Bahan Galian Nuklir
Politeknik Batam
2016 Batam, 4-5 Agustus 2016 DEWAN EDITOR / PENILAI
KARYA TULIS ILMIAH : KETUA :
Ir. Tagor Malem Sembiring (BATAN) SEKRETARIS :
Drs. Sahala Maruli Lumban Raja (BATAN) ANGGOTA :
Dr. Ir. Hendro Tjahjono (BATAN) Dr. Roziq Himawan (BATAN)
Dra. M.B. Mike Susmikanti (BATAN) Prof. Dr. June Mellawati, S.Si (BATAN)
Dra Heni Susiati, M.Si (BATAN) Ir. Edwaren Liun (BATAN)
Ir. Erlan Dewita, M.Eng (BATAN) Nuryanti, M.T. (BATAN)
Dr. Ir Budi Setiawan, M.Eng. (BATAN) Ir. Aisyah, M.T. (BATAN)
Kuat Heriyanto, S.T. (BATAN) Drs. M. Najib (BATAN)
Ngadenin, S.T. (BATAN) Didi Istardi, M.Sc. (Poltek Negeri Batam)
Dr. Budi Sugandi (Poltek Negeri Batam) Asdani Suhaemi, M.Sc. (Poltek Negeri Batam)
Dr. Sihana (UGM) Batam, 4-5 Agustus 2016
SAMBUTAN KEPALA BATAN
Bismillahirohmanirrohiim, Yth Para Pembicara Kunci, Yth Para Undangan dan Peserta Seminar Assalamualaikum Wr. Wb. Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua.
Mendengar laporan dari Ketua Panitia SENTEN 2016, bahwa terlihat peserta masih didominasi oleh peserta dari Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) yang separoh lebih. Ini bisa dimengerti karena memang teknologi nuklir, terutama terkait implementasinya di bidang energi, BATAN merupakan pelaksana kegiatan penelitian yang utama. Namun demikian, diharapkan bahwa dengan sebaran jumlah peserta ini ke depan diharapkan akan lebih baik dengan terus menerus dilakukan sosialisasi. Kerjasama pelaksanaan seminar dengan Pergutuan Tinggi dan Lembaga terkait di berbagai wilayah di Indonesia,akan mendorong kegiatan penelitan di bidang nuklir lebih berkembang dan lebih banyak diminati. BATANdalam melaksanakan SENTEN 2016 ini, bekerja sama dengan Politeknik Negeri Batam. Seminar ini merupakan salah satu upaya untuk menyosialisasikan teknologi nuklir dan karya ilmiah BATAN maupun pihak-pihak terkait. Seminar SENTEN ini merupakan pertemuan ilmiah tahunan yang pada tahun 2016 ini merupakan seminar ke – 3 dengan mengambil tema “Peran Energi Nuklir dalam Pengembangan Industri Nasional dan Peningkatan Kapasitas SDM”. Seminar ilmiah nasional ini merupakan salah satu sarana untuk membangun penguatan teknologi dari aspek SDM dan pengembagan industrinya dan bertujuan untuk menginformasikan berbagai hasil kajian/litbang teknologi nuklir dan iptek pendukungnya, serta memfasilitasi para peneliti, praktisi, akademisi dan pemerhati serta pemangku kepentingan untuk bertukar informasi terkait pengembangan teknologi energi nuklir dalam menjawab tantangan pengembangan industri nasional dan peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM). BATAN juga telah bekerja sama dengan BP BATAM beberapa tahun terakhir, yakni pada pelaksanaan studi menentukan tapak potensial untuk PLTN.Studi tapak ini merupakan tahap studi pra-kelayakan yang dilakukan atas permintaan BP BATAM untuk mempersiapkan penyediaan infrastruktur listrik bagi pengembangan industri di wilayah Batam. Namun secara nasional kegiatan pengembangan pemanfaatan energi nuklir, dalam tahun ini masih merupakan kegiatan sosialisasi, mengenalkan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) terkait lokasi, keselamatan, termasuk resiko yang mungkin terjadi. Demikian sambutan singkat saya, Selamat Mengikuti Seminar, semoga memberikan hasil yang bermanfaat bagi masyarakat dan bagi kalangan peneliti, serta dapat mengembangkan pemanfaatan teknologi dan energi nuklir lebih luas. Wassalamu’alaikum warohmatullahiwabarokatuh. Batam, 4 Agustus 2016 Prof. Dr. Djarot Sulistio Wisnubroto Batam, 4-5 Agustus 2016
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas petunjuk dan karunia-Nya sehingga Prosiding Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir (SENTEN) – 2016 dengan tema “Peran Enegi Nuklir Dalam Pengembangan Industri
Nasional dan Peningkatan Kapasitas SDM” dapat diterbitkan. Prosiding ini merupakan dokumentasi karya ilmiah para peneliti dari berbagai disiplin ilmu yang
berkaitan dengan teknologi dan energi nuklir dalam menopang industri nasional. Seminar SENTEN-2016 telah dipresentasikan pada tanggal 04-05 Agustus 2016 di Kampus Politeknik Negeri Batam, Jl. Ahmad Yani BATAM. Kegiatan pertemuan ilmiah ini merupakan kegiatan tahunan yang ke III dari Pusat Teknologi dan Keselamatan Reaktor Nuklir (PTKRN) dan Pusat Kajian Sistem Energi Nuklir (PKSEN) BATAN berkerjasama dengan Politeknik Negeri BATAM untuk mengetahui aktivitas dan hasil penelitian yang telah dicapai oleh para peneliti di bidang energi dan teknologi nuklir.
Panitia telah menerima sebanyak 132 makalah teknis, dan setelah melalui seleksi dan evaluasi dari Dewan Editor, diputuskan bahwa sebanyak 127 makalah dapat disajikan dalam prosiding ini. Distribusi makalah yang diterima berasal dari BATAN, Politeknik Negeri BATAM, Universitas BATAM, UGM, BAPETEN dan WANTANAS.
Semoga penerbitan prosiding ini dapat bermanfaat sebagai bahan referensi untuk lebih memacu dan mengembangkan penelitian yang akan datang. Kepada semua pihak, khususnya Tim Prosiding yang telah bekerja keras untuk penerbitan prosiding ini, kami sampaikan terima kasih.
Jakarta, 07 Desember 2016 Dewan Editor
Batam, 4-5 Agustus 2016 Batam, 4-5 Agustus 2016
Batam, 4-5 Agustus 2016 Batam, 4-5 Agustus 2016
Batam, 4-5 Agustus 2016 Batam, 4-5 Agustus 2016 DAFTAR ISI
Dewan Editor ii
Sambutan Kepala Batan iii
Kata Pengantar iv
SK Kepala Batan v
Daftar Isi x
Kelompok A : Kebijakan, Perencanaan dan Aplikasi Sistem Energi Nuklir
1. ANALISIS KUALITAS SAMPEL LAS GTAW DENGAN METODA NDT
1 Mudi Haryanto,S. Nitiswati, Andryansyah 2.
VALIDASI DIFFERENTIAL PRESSURE TRANSDUCERS DENGAN METODE
9 BEDA KETINGGIAN AIR PADA UNTAI UJI FASSIP
G. Bambang Heru Nursinta Adi Wahanani, Mulya Juarsa
3. PERAN ENERGI NUKLIR SEBAGAI PENGGANTI PEMBANGKIT LISTRIK
17 NEGARA DALAM PENGELOLAAN LIMBAH RUMAH SAKIT DAN PROSES PENSTERILAN ALAT Derry Trisna Wahyuni S, Arum Dwi Anjani, Devy Lestari Nurul Aulia
4. PEMELIHARAAN FASILITAS ENERGI TERBARUKAN : MONITORING
25 PENSTOCK COATING PLTA JAWA BARAT Gunawan Refiadi, Aris Tino, Gudnandar Dirgapermana
5. POTENSI SMR GUNA PENGEMBANGAN INDUSTRI MARITIM WILAYAH
33 INDONESIA BAGIAN TIMUR DALAM RANGKA KETAHANAN NASIONAL Hendri F. Windarto, M. Munir
6. STRATEGI PENINGKATAN PARTISIPASI INDUSTRI NASIONAL DAN ALIH
41 TEKNOLOGI UNTUK RDE Dharu Dewi Arum Puni Rijanti, dan Suparman
7. PERSEPSI MAHASISWA JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI
49 BATAM TERHADAP PEMANFAATAN ENERGI NUKLIR Nurul Laili Arifin, Muhammad Hasan Albana
8. PERAN ENERGI NUKLIR DALAM PENGEMBANGAN ENERGI LISTRIK DI
57 KOTA BATAM Sri Langgeng Ratnasari,Veronika, Gandhi Sutjahjo
9. EFISIENSI DETEKTOR HPGE UNTUK SAMPEL AIR DALAM VARIASI VOLUME
65 MARINELLI Putu Sukmabuana, Rasito Tursinah Batam, 4-5 Agustus 2016
10. EVALUASIKINERJA SISTEM AKUISISI DATA NI-9213 MELALUI
73 KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN TEMPERATUR Agus Nur Rachman, Mulya Juarsa
11. PERHITUNGAN KEKUATAN LASAN PADA PENYANGGA TANGKI
81 PENDINGIN DAN TANGKI PEMANAS DIUNTAI FASSIP-01 Joko Prasetio W, Edi Marzuki
12. STUDY ON ROLE OF NUCLEAR HYDROGEN COGENERATION FOR
89 CO2CONVERSION IN PETROCHEMICAL INDUSTRY Djati H Salimy, Ign. Djoko Irianto
13. DATABASE SYSTEM DEVELOPMENT FOR COMPONENT RELIABILITY OF
97 RSG-GAS BASED ON WEB Mike Susmikanti, Aep Catur, Deswandri
14. TRAFFIC PATTERN CONSTRUCTION BASED ON STATISTICAL APPROACH 105
FOR INTRUSION DETECTION SYSTEM
A. A. Waskita
15. KARAKTERISASI ARUS TEMBUS KABEL PENGHANTAR PEMANAS 113 PADA UNTAI FASSIP-01 Edy Sumarno, Sudarno, Mulya Juarsa
16. EFFICIENCY COMPARISON OF METHOD OF HANDLING MISSING 121
VALUEIN DATA EVALUATION SYSTEM OR COMPONENT Entin Hartini
17. APLIKASI UNITED NATION FRAMEWORK CLASSIFICATION (UNFC) DI 129
INDONESIA: STUDI KASUS SEKTOR LEMAJUNG, KALAN, KALIMANTAN BARAT Nunik Madyaningarum, Heri Syaeful, Agus Sumaryanto
18. KAJIAN RISIKO PROYEK PEMBANGUNAN REAKTOR DAYA 137 EKSPERIMENTAL (RDE) Sahala Maruli Lumbanraja, Edwaren Liun, Rr. Arum Puni Rijanti
19. PERTANGGUNGJAWABAN KERUGIAN NUKLIR UNTUK 145 PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR DI INDONESIA Nurlaila,Elok S. Amitayani, June Mellawati
20. RENCANA PROGRAM PROTEKSI FISIK REAKTOR DAYA EKSPERIMENTAL 153 Mudjiono, Erlan Dewita, Yaziz Hasan Batam, 4-5 Agustus 2016
21. ENERGI NUKLIR SEBAGAI OPSI PASOKAN ENERGI DI INDONESIA 161 Rizki Firmansyah Setya Budi, Wiku Lulus Widodo
22. PERBANDINGAN BIAYA PEMBANGKITAN ENERGI LISTRIK SISTEM 169 KALIMANTAN BARAT ANTARA OPSI NUKLIR DENGAN TANPA NUKLIR Wiku Lulus Widodo, Rizki Firmansyah Setya Budi
23. PEMODELAN PASOKAN ENERGI SISTEM KELISTRIKAN BARELANG 177 DENGAN OPSI NUKLIR Elok S. Amitayani, Suparman, Wiku Lulus Widodo, Binsar O. Tambunan, Wulung Dahana
24. PERAN STRATEGIS PULAU BATAM DI BIDANG ENERGI DI KAWASAN 185 REGIONAL ASIA TENGGARA Edwaren Liun, Sahala M. Lumban Raja
Kelompok B : Teknologi Bahan
25. PEMBUATANDAN PREDIKSI BENTUK SENYAWA KONSENTRAT CERIUM 193 DARI MONASIT MV Purwani, Suyanti
26. PEMISAHAN UNSUR RADIOAKTIF DAN LOGAM TANAH JARANG 201 DALAM TERAK TIMAH DENGAN FUSI ALKALI DAN PELINDIAN ASAM Mutia Anggraini, Irmina Kris Murwani
27. PERFORMANCE OFZrNbMoGe ALLOY FOR NUCLEAR REACTOR 209 STRUCTURE MATERIALS A.H. Ismoyo, Parikin
28. PENGARUH PANAS LAS PADA STRUKTURMIKRO DAN KEKERASAN 217 BAHAN STRUKTUR REAKTOR PLAT BAJA 57%Fe15%Cr25%Ni Parikin, Sumaryo, A.H. Ismoyo, A. Dimyati
29. PENGUJIAN SAMBUNGAN LAS TABUNG GAS LPG 3 KG DENGAN 225 LARUTAN PENETRAN DAN ARUS EDDY Zaenal Abidin, Rian Komara, Djoko Marjanto
30. GEOLOGI DAN KETERDAPATAN ZIRKON, MONASIT PADA ENDAPAN 233
SEDIMEN DAN ALUVIAL DI DAERAH KATINGAN KALIMANTAN TENGAH Bambang Soetopo Batam, 4-5 Agustus 2016
31. STUDI KETERDAPATAN URANIUM DAN THORIUM DI PULAU BELITUNG 241 Andhika Janura Karunianto, Ngadenin, Bambang Soetopo
32. PENGARUH MEDIA PEMBATAS YANG BERBEDA PADA WELD X-RAY 249
VIEWER MACHINE TERHADAP INTENSITAS CAHAYA DAN TEMPERATUR Cahyo Budi Nugroho
33. EKSTRAKSI-STRIPPING Y, Dy, Gd, Ce, La, Nd DARI HASIL OLAH PASIR 257 SENOTIM Dwi Biyantoro, Tri Handini, Moch Setyadji
34. PENGENDAPAN LOGAM BERAT PADA LIMBAH PENGOLAHAN 265 MONASIT DENGAN MENGGUNAKAN ASAM SULFAT ATAU ASAM KHLORIDA Titi Wismawati. Roza Indra Laksmana, Dany Poltak Marisi. Andung Nugroho, Sri Widarti
35. PEMBUATAN KONSENTRAT NEODIMIUM DARI LOGAM TANAH 273 JARANG HIDROKSIDA (REOH)MELALUI DIJESTI ULANG Suyantidan MV Purwani
36. PEMBUATAN Y OKSIDA MELALUI PROSESPENGENDAPAN DAN 281 KALSINASI Tri Handini, Bambang EHB, Sri Sukmajaya, Dwi Biyantoro
37. KARAKTERISASI ZIRCON OPACIFIER HASIL OLAH PASIR ZIRKON 289
KALIMANTAN Sajima, Moch. Setyadji, Erlin Purwita Sari
38. ANALISIS STRUKTUR MIKRO BAJA SA516Gr70 AKIBAT REGANGAN 297 TARIK DAN MULUR Andryansyah, Sri Nitiswati, Mudi Haryanto, Darlis
39. ANALYSIS ON THE STRESS EFFECT OF SUS 316 CREEP DAMAGE 305 PARAMETER S. Nitiswati, R. Himawan, A. Mardhi
40. ANALISIS KEKUATAN MEKANIK STRUKTUR UNTAI UJI 313 TERMOHIDROLIKA REAKTOR MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK UJI STRUKTUR Dedy Haryanto, Mulya Juarsa, Sagino
41. ANALYSIS OF AlMg3 MATERIAL CORROSION AS RSG-GASBEAM TUBE 321 Febrianto, Elfrida Saragi, Abdul Hafid, Sriyono, Dyah Erlina Lestari Batam, 4-5 Agustus 2016
42. POLIMERISASI PATI-POLIVINYL ALKOHOL-AKRILAMIDA-OLIGO 329 KITOSAN SEBAGAI BAHAN PELAPIS LEPAS LAMBAT UNTUK PUPUK NPK DENGAN TEKNIK IRADIASI Gatot Trimulyadi Rekso, Saefumillah, A. Rabriella, N.
43. PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KOMPOSIT POLIMER UHMWPE 337 DENGAN FILLER Na2B4O7.5H2O SEBAGAI PERISAI RADIASI NEUTRON TERMAL Mardiyanto, Abu K. R, Sulistioso G. S, Istanto, Fakhrurroji, Juliyani, Winda S. B, Enny Z, Dian F, dan Elvaswer
44. SINTESIS PADUAN MIKRO BAJA ODS Fe-15Cr- 0.5Y O 345
2
3 MENGGUNAKAN IRADIASI ULTRASONIK
Marzuki Silalahi, Hanif Abdurrahman Wicaksana, Bambang Sugeng, Arbi Dimiyati, Bambang Suharno
Kelompok C : Teknologi Keselamatan Reaktor
45. ANALISIS KONVEKSI PAKSA PADA TERAS REAKTOR TRIGA 353 BANDUNG BERELEMEN BAKAR TIPE PELAT MENGGUNAKAN COOLOD-N2 Sudjatmi K.A., Endiah Puji Hastuti, Surip Widodo, Reinaldy Nazar
46. ANALYSES OF ENERGY CONVERSION SYSTEM FOR NUCLEAR 361 REACTOR CONCEPT WITH 2.9 MW ELECTRICITY POWER Sri Sudadiyo
47. THE ISSUES OF PLC AND FPGA IMPLEMENTATION IN NUCLEAR 369 POWER PLANTS Syaiful Bakhri
48. DEVELOPMENT OF ACOUSTIC CONDITION MONITORING FOR 377 PUMP PREDICTIVE MAINTENANCE Sudarno, Anik Purwaningsih, Edy Sumarno
49. COMPARISON STUDY ON MODELS OF CREEP STRAIN FOR 385 GRAPHITE MATERIAL AT HTGR Roziq Himawan, Sri Sudadiyo, Elfrida saragi
50. ANALYSIS ON HUMAN ERROR PROBABILITY IN A REACTOR 393 ACCIDENT SCENARIO BASED ON SPAR-H METHOD S. Santoso
Batam, 4-5 Agustus 2016
51. ANALYSIS ON THE ADEQUACY LEVEL OF DEFENCE IN DEPTH FOR 401 THE MODULAR HTGR D.T. Sony Tjahyani, Julwan Hendry Purba
52. HUMAN RELIABILITY ANALYSIS IN NUCLEAR POWER PLANTS 409 Julwan Hendry Purba, D.T. Sony Tjahyani
53. DESAIN KONSEPTUAL SISTEM KENDALI TEMPERATUR DAN LAJU 417 ALIR UNTUK MENDUKUNG DOKUMEN URD HTGR Khairul Handono, Agus Cahyono, Kristedjo Kurnianto
54. KARAKTERISASI PRE-COOLER SEBAGAI SISTEM HEAT SINK PADA 425 UNTAI FASSIP-01 Giarno, G.B. Heru K, Joko Prasetio Witoko, Mulya Juarsa
55. SIMULATION ON THERMODYNAMICS CHARACTERISTICS OF 433 RGTT200K DESIGN USING FLOWNEX SOFTWARE Kiswanta, Sumijanto
56. ANALYSIS AGING RSG-GAS REACTOR PROTECTION SYSTEM USING 441 DRIFT SIGNAL CHARACTERIZATION Kussigit Santosa, Sudarno, Agus Nur Rahman
57. DETERMINATION OF THE MOLECULAR STRUCTURES AND 449 CHEMICAL COMPOSITION OF CORROSION INHIBITOR USING FTIR AND GCMS.
Rahayu Kusumastuti, Sriyono, Geni Rina Sunaryo, Diah Erlina Lestari
58. THERMAL DISTRIBUTION ANALYSIS IN PRESSURE VESSEL WALL OF 457 PWR
E. Saragi, R. Himawan,P.W. Kedoh 59.
INVESTIGATION OF IRON TOTAL CROSS-SECTIONS IN HIGH ENERGY 465 THROUGH BROOMSTICK CALCULATION FOR NEW VERSION EVALUATED NUCLEAR DATA FILES Suwoto, Hery Adrial, Zuhair
60. DIGITALISASI SISTEM PENGUKURAN FLUKS NEUTRON REAKTOR 473 RSG-GAS BERBASIS LABVIEW Agus Nur Rachman, Muhammad Subekti, Kussigit Santosa, Ranji Gusman
61. ANALYSIS OF IMPORTANCE MEASURES FOR DIGITAL 481
INSTRUMENTATION AND CONTROL SYSTEM OF NUCLEAR REACTORS Deswandri Batam, 4-5 Agustus 2016
62. CALCULATION OF O2 CONCENTRATIONS FORMED FROM THE 489 RADIOLYSIS OF PWR COOLANT BY-RAYS, FAST NEUTRONS AND TRITIUM-PARTICLES Sofia Loren Butarbutar, Geni Rina Sunaryo, Rahayu Kusumastuti
63. DEVELOPMENT OF COMPUTING CIRCUIT FOR DETECTING 497 UNBALANCED LOAD OF RSG-GAS REACTOR PROTECTION SYSTEM WITH LabVIEW Anik Purwaningsih, Agus N. Rachman, Syaiful Bakhri, Ranji G, Heri S
64. FISSION PRODUCTS INVENTORY ANALYSIS OF HTGR FUEL BY USING 505
ORIGEN2.1 COMPUTER CODE Ihda Husnayani, Sri Kuntjoro, Pande Made Udiyani
65. CONCEPTUAL DEVELOPMENT ON THE RADIATION PROTECTION 513 DESIGN BASES FOR EXPERIMENTAL POWER REACTOR Sigit Asmara Santa, Pande Made Udiyani
66. PRELIMINARY ANALYSIS OF THE UNBALANCED LOAD DETECTION 521 SYSTEM IN THE RSG-GAS REACTOR Tagor Malem Sembiring, Kristedjo Kurnianto, Mochamad Imro, Abdul Azis Rohman Hakim
67. DOSES ANALYSIS OF A HYPOTHETICAL LOCA ACCIDENT IN NUCLEAR 529 POWER PLANT (NPPs) SITTING P.M. Udiyani, S. Kuntjoro, and I. Husnayani
68. PERFORMANCE INVESTIGATION OF PASSIVE RESIDUAL HEAT 537 REMOVAL SYSTEM IN HIGH TEMPERATURE REACTOR Hendro Tjahjono, Surip Widodo, Andi Sofrany Ekariansyah
69. ANALYSIS ON THERMAL CHARACTERICTIC OF HEATER IN LOOP 545 FASSIP-01 EXPERIMENTAL FACILITY Sukmanto Dibyo, Mulya Juarsa, Ign Djoko Irianto
70. CHARACTERISTIC OF CONTROL RODS REACTIVITY WORTH OF THE 553 AP 1000 CORE Tukiran S, Tagor MS, Surian P.
71. THERMAL-HYDRAULIC PERFORMANCE OF HIGH POWER RESEARCH 561 REACTOR CORE DESIGN AS A FUNCTION OF URANIUM FUEL DENSITY Endiah Puji Hastuti, Lily Suparlina, Supardjo
72. ANALYSIS ON NEUTRONIC PARAMETERS OF THE AP1000 REACTOR 569 CORE Surian Pinem, Tukiran Surbakti
Batam, 4-5 Agustus 2016
73. PRELIMINARY STUDY ON LOSS OF FORCED CIRCULATION ACCIDENT 577 OF 10 MW PEBBLE BED MODULAR REACTOR Jupiter Sitorus Pane
74. MODELLING ON THE ATLAS TEST FACILITY FOR BEST-ESTIMATE 585 SIMULATION OF LOSS OF COOLANT ACCIDENT Andi Sofrany Ekariansyah, Surip Widodo, Hendro Tjahjono
75. GAMMA SOURCE STRENGTH ANALYSIS DURING 593 POSTULATEDACCIDENTS CONDITION IN PWR 1000 MWe Anis Rohanda
76. ANALYSIS OF DOSE RATES DISTRIBUTION IN TRIGA-PELAT REACTOR 601
A. Hamzah
77. CANONICAL CORRELATION ANALYSIS ON ATTRIBUTES OF NUCLEAR 609
INSTALLATION SAFETY CULTURE Johnny Situmorang, Imam Kuntoro, Sigit Santoso
78. SURVEILLANCE CORROSION FOR INTERIM STORAGE 617 Geni Rina Sunaryo, Sriyono
79. ANALYSIS OF THE NUMBER OF MINIMUM TUBE FOR OPTIMAL 625 OPERATION IN A HEAT EXCHANGER RSG G.A. SIWABESSY Abdul Hafid, Marliyadi Pancoko, Santosa Pujiarta
80. FUEL SHELL OXIDATION RATE ESTIMATION DURING STATION 633 BLACK OUT ACCIDENT IN RGTT200K Sumijanto,Kusigit Santosa, Kiswanta
81. ANALYSIS OF TOPAZ IRRADIATION EFFECT TO THE EXISTING OF 641 COBALT-60 IN THE RSG GAS PRIMARY COOLANT Sriyono, Rahayu K, Abdul Hafid, Geni Rina Sunaryo
82. RADIONUCLIDE INVENTORY ANALYSIS OF THE SMR SMART 330 649 MWT REACTOR Sri Kuntjoro
83. STUDY ON SINGLE PHASE NATURAL CIRCULATION COOLING 657 CHARACTERISTIC IN PASSIF-01 FACILITY USING RELAP5 Susyadi, Surip Widodo, Mulya Juarsa 84.
IMPROVEMENT OF OPERATION OF THE RSG-GAS REACTOR FOR ITS 665 SECOND LIFE TIME Iman Kuntoro Batam, 4-5 Agustus 2016
85. PASSIVE SYSTEM SIMULATION FACILITY (FASSIP) LOOP FOR 673 NATURAL CIRCULATION STUDY Mulya Juarsa , Giarno, G.B. Heru K., Dedy Haryanto, Joko Prasetio
86. AP1000 PARTIAL AND COMPLETE LOSS OF FLOW ACCIDENT 681 ANALYSIS USING RELAP5 Surip Widodo, Andi Sofrany Ekariansyah
Kelompok D : Proteksi Reaktor dan lingkungan
87. THE DEMONSTRATION OF COMPUTER-BASED ANALYTICAL TOOL 689 FOR EVALUATING PHYSICAL PROTECTION SYSTEM EFFECTIVENESS Alim Mardhi, JulwanPurba
88. PERHITUNGAN KAPASITAS PENYIMPANAN SUMBER BEKAS 697
IRIDIUM-192 DI PUSAT TEKNOLOGI LIMBAH RADIOAKTIF Husen Zamroni, Suryantoro, Irwan Santoso, Suparno, Suhartono, Miswanto, Nurul Efri Ekaningrum
89. KAJIAN DISPERSI RADIONUKLIDA DALAM HIDROSFERDARI 705 SKENARIO KECELAKAAN REAKTOR DAYA EKSPERIMENTAL Sucipta, Dadang Suganda
90. PENYERAPAN 134Cs DALAM AIR OLEH IKAN LELE (Clarias sp) 713
Putu Sukmabuana
91. POWER PLANT EMISSIONS INVENTORY IN BATAM 721 Dwi Kartikasari
92. POTENSI PENYEBARAN MATERIAL RADIONUKLIDA DARI FASILITAS 729
RDE MENGGUNAKAN SOFTWARE SIMPACTS Sufiana Solihat, Wiku Lulus Widodo
93. PEMISAHAN DAN ANALISIS ISOTOP CESIUM DAN URANIUM DI 737 DALAM PEB U3Si2-Al PASCA IRADIASI Arif Nugroho, Yanlinastuti, Sutri Indaryati, Iis Haryati
94. PERBANDINGAN ESTIMASI DOSIS INTERNAL 177Lu-DOTA 745 TRASTUZUMAB MANUSIA ASIA DAN CAUCASIAN BERDASARKAN UJI BIODISTRIBUSI PADA MENCIT Nur Fitri Romadoni, Nur Rahmah Hidayati, Wahyu Setiabudi
Batam, 4-5 Agustus 2016
95. KARAKTERISTIK DETEKTOR SODIUM IODIDE DALAM 753 PEMANFAATANNYA SEBAGAI SEGMENTED GAMMA SCANNER LIMBAH RADIOAKTIF Hendro, Mohamad Nur Yahya
96. STRATEGI PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF REAKTOR DAYA 761 EKSPERIMENTAL (RDE) Erlan Dewita, Siti Alimah, Husen Zamroni
Kelompok E : Tapak dan Perizinan
97. KECUKUPAN PROGRAM KONSTRUKSI GEDUNG & PEMBANGKIT 769 LISTRIK TERHADAP PROGRAM KONSTRUKSI PEMBANGUNAN PLTN Arifin Muhammad
98. PENGEMBANGAN PENGATURAN ASPEK PROTEKSI DAN 777 KESELAMATAN RADIASI DALAM DESAIN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR NanangTriagung Edi Hermawan
99. KAJIAN PROSES PERIZINAN TAPAK REAKTOR DAYA 785 EKSPERIMENTAL (RDE) DI INDONESIA Moch. Djoko Birmano 100.
INTERPRETASI ANOMALI GEOMAGNETIK DAERAH RABAU HULU, 793 KALAN Dwi Haryanto, Adhika Junara Karunianto, Mirna Berliana Garwan
101. SEBARAN PENDUDUK DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU : STUDI 801 ASPEK DEMOGRAFI PRA-SURVEI TAPAK PLTN Siti Alimah, June Mellawati, Murdaningsih
102. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PROYEK PLTN SMR DI PULAU 809 BATAM DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE FINPLAN Nuryantidan Elok Satiti Amitayani
103. KAJIAN AWAL KONDISI GEOLOGI KEPULAUAN BARELANG PADA 817 KEGIATAN PRA SURVEI TAPAK PLTN June Mellawati, Heri Syaeful, F.Dian Indrastomo, Ratih Agustin Putri
104. PEMANTAUAN GEMPA MIKRO DI TAPAK RDE DAERAH SERPONG 825 DAN SEKITARNYA Hadi Suntoko, Ajat Sudrajat, Sriyana Batam, 4-5 Agustus 2016 105. PENDEKATAN BERBASIS RISIKO DALAM DESAIN SEISMIK 833
STRUKTUR SISTEM DAN KOMPONEN (SSK) INSTALASI NUKLIR Nur Siwhan, Arifin Muhammad Susanto
106. SISTEM MANAJEMEN DALAM PERSIAPAN PEMBANGUNAN 841 REAKTOR DAYA EKSPERIMENTAL : TANTANGAN DAN PENINGKATAN
A. Bayu Purnomo, Sriyana 107. ANALISIS KANDUNGAN TSS PERAIRAN LAUT DI TAPAK TERPILIH 849
PLTN PESISIR BARAT KABUPATEN BANGKA SELATAN HeniSusiati, Yarianto SBS.
Kelompok F : Teknologi Reaktor 108. HTGR EFFICIENCY IMPROVEMENTBY COGENERATION OUPLING 857
WITH STEAM METHANE REFORMING HYDROGEN PRODUCTION PLANT Nurul Huda, Sumijanto, Ign. Djoko Irianto, Sriyono, M. Subekti
109. THERMODYNAMIC ANALYSIS ON RANKINE CYCLE STEAM FOR 865 COGENERATION SYSTEMS RGTT200K Ign. Djoko Irianto, Sukmanto Dibyo, Djati H. Salimy, Jupiter S. Pane
110. THE EFFECT OF SEA SURFACE TEMPERATURE INCREASE ON 873 THERMAL-HYDRAULICS DESIGN OF PWR1000 IN INDONESIA Muh. Darwis Isnaini
111. THE CONDENSOR MASS AND ENERGY BALANCE ANALYSIS TO 881 OPTIMIZE CONDENSING PROCESS IN SECONDARY SYSTEM OF HTGR10K Piping Supriatna, Sriyono
112. OPTIMASI DESAIN TERAS HTGR 150 MWT DENGAN VARIASI 889
GEOMETRI TERAS DAN PENGAYAAN URANIUM Ganjar Putro Indratoro dkk
113. STUDI AWAL OPTIMASI BURNUP HTR-PM 150 MWTH DENGAN 897 MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR U-TH Faisal Fuad Nursyahid, Topan Setiadipura, Alexander Agung
114. STUDY ON THE USE OF WALLPAPER-TYPE FUEL IN NEUTRONIC 905 DESIGN OF SMALL PEBBLE BED REACTOR Zuhair, Suwoto, TopanSetiadipura, Putranto Ilham Yazid
Batam, 4-5 Agustus 2016 115. APLIKASI KONDISI FLUIDA SUPERKRITIS PADA HTGR-10 MWth. 913
Denissa Beauty Syahna, Dedy P, Erlan D., Ign Djoko Irianto 116. DFT STUDY OF CESIUM DEFECT IN SILICON CARBIDE LAYER TRISO 921
PARTICLE
D. Andiwijayakusuma, S. Ahmad, T. Setiadipura 117. STUDY ON FUEL MULTIPASS EFFECT ON CORE PERFORMANCE OF 929
SMALL PEBBLE BED REACTOR TopanSetiadipura, Dwi Irwanto, Zuhair
118. NEUTRON FLUX DISTRIBUTION AND POWER GENERATEDIN UO2 937
IRRADIATION TARGET IN THE PRTF OF RSG GAS CORE J. Susilo and I. Kuntoro
119. COMPACT CORE DESIGN OPTIMIZATION BASED ON HIGH DENSITY 945 SILICIDE FUEL PLATE TYPE Lily Suparlina
120. ANALYSIS OF THORIUM OXIDE UTILIZATION ON INITIAL CRITICAL 953 CORE OF HIGH TEMPERATURE REACTOR Rokhmadi, Zuhair, Topan Setiadipura
121. THE CURRENT STATUS OF INDONESIA EXPERIMENTAL POWER 961 REACTOR 10 MW (RDE) Taswanda Taryo
122. ANALYSIS ON FUEL INVENTORY OF HTGR 10 MWt PEBBLE BED 969 BASE ON BURNUP LEVELS VARIATION USING MCNPX.
Hery Adrial, Suwoto, Zuhair 123. EFFECTS OF HIGH DENSITY FUEL LOADING ON GAMMA HEATING 977
GENERATION OF RRI-50 Setiyanto dan Jupiter S. Pane
124. THE COMPARISON OF FUEL MODEL ARRANGEMENT ON COOLANT 985 THERMAL ANALYSIS FOR INDONESIA EXPERIMENTAL POWER REACTOR DESIGN M. Subekti, Dibyo S., and M.A. Gofar
125. METODE PENGENDAPAN DAN PENUKAR KATION PADA PROSES 993 PEMISAHAN CESIUM DALAM BAHAN BAKAR U3Si2-Al.
Aslina B. Ginting, Yanlinastuti, Boybul, Arif Nugroho, Dian Anggraini, Rosika Kriswarini Batam, 4-5 Agustus 2016 126. OPTIMASI PARAMETER PROSES ELEKTRODEPOSISI UNTUK
PENENTUAN ISOTOP235U DAN 239Pu DALAM PEB U3Si2/Al PASCA IRADIASI Yanlinastuti, Boybul
1001 127.
HUBUNGAN POLIMORFISME GEN PSA 252 DENGAN NILAI PSA PADA PASIEN DENGAN KELAINAN PROSTAT Wiwin Mailana
Indeks Pemakalah 1009
ISSN: 2355-7524 Batam, 4 – 5 Agustus 2016
KAJIAN AWAL KONDISI GEOLOGI KEPULAUAN BARELANG
PADA KEGIATAN PRA SURVEI TAPAK PLTN
1 2 2 2 June Mellawati , Heri Syaeful , F.Dian Indrastomo , Ratih Agustin Putri 1) Pusat Kajian Sistem Energi Nuklir2) Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir
ABSTRAK
KAJIAN AWAL KONDISI GEOLOGI KEPULAUAN BARELANG PADA KEGIATAN PRA
SURVEI TAPAK PLTN. IAEA NS-R-3 Tahun 2003 tentang evaluasi tapak merekomendasikan.
perlunya kajian aspek geologi terkait keselamatan area tapak untuk Pembangkit Listrik Tenaga
Nuklir (PLTN). Berdasarkan hal tersebut telah dilakukan kegiatan survei awal untuk aspek geologi
dalam rangka menentukan daerah interes tapak PLTN di Barelang. Tujuan penelitian adalah
mendapatkan gambaran awal kondisi geologi beberapa pesisir di Kepulauan Barelang terkait dengan
penetapan tapak PLTN. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2015 – Januari 2016, dan
lokasi penelitian meliputi area pesisir bagian timur dan barat Kepulauan Barelang. Ruang lingkup
meliputi studi pustaka, pengumpulan data sekunder, pengamatan dan pendataan lapangan, analisis
terpadu data pengamatan dan pemeringkatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara geologi
Kepulauan Barelang terusun atas batuan granit (Trg), serpih Formasi Duriangkang (Trsd), serpih
Formasi Pulaupanjang (Jp), konglomerat Formasi Tanjungkerotang (Tmpt), batupasir tufan Formasi
Goungon (Qtg) dan endapan aluvium (Qa). Daerah tapak interes untuk PLTN di Kepulauan Barelang
adalah daerah dengan sebaran batuan granit, serpih, dan konglomerat, seperti Pulau Tanjung Sauh,
Kelurahan Sijantung, dan Tanjung Kelingking. Kata kunci: Barelang, tapak, PLTN, geologiABSTRACT
PRELIMINARY STUDY OF GEOLOGICAL CONDITION OF BARELANG ISLANDS IN PRE-SURVEY
OF NPP SITE. IAEA NS-R-3 Year 2003 on Site Evaluation recommend requirement of geological
aspect study related to site area safety for Nuclear Power Plant (NPP). Based on above reason it has
been done preliminary survey activity for geological aspect in order to decide NPP site interest area in
Barelang. The purpose of research is to get an initial review of geological conditions in some coastal
islands linked to the establishment of Barelang NPP site. The study was conducted in August 2015 -
January 2016, and it covers an area of the eastern and the western coast of Barelang Islands. The
scope covers literature study, secondary data collection, observation and field data collection,
integrated analysis of observational data and rankings. Results showed that the geology Barelang
Islands composed on granite (Trg), shale formation Duriangkang (Trsd), shale formation of Pulau
Panjang (Jp), conglomerate of Formation Tanjungkerotang (Tmpt), sandstones and tuffaceous
formations Goungon (Qtg) and alluvium deposit (Qa). Interest site area for NPP in Barelang Islands is
the region with the distribution of granite rocks, shale, and conglomerates, such as Tanjung Sauh
Island, Sijantung Village, and Kelingking Peninsula. Keywords: Barelang, site, NPP, geology PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam dokumen International Atomic Energy Agency (IAEA) Safety Guide NS-R-3 Tahun2003 disebutkan bahwa dalam kegiatan survei tapak Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)
diperlukan kajian aspek geologi [1]. Pendataan geologi diperlukan terkait dengan keselamatan tapak
yang dalam persiapannya membutuhkan data dukung berupa data sekunder (peta) hasil penelitian
sebelumnya maupun data hasil konfirmasi lapangan atau survei. Pendataan geologi memiliki banyak
peran yang saling terkait, antara lain untuk aspek kegunungapian, kegempaan, pensesaran
permukaan termasuk di dalamnya kemungkinan batuan terobosan dan batuan plutonik. Telah
dilakukan penelitian serupa, yaitu tentang kajian material bawah permukaan tapak Pulau Bangka
dimaksudkan untuk memperoleh kondisi geologi tapak Bangka [2]. Kesesuaian material bawah
permukaan merupakan salah satu kajian yang berkaitan dengan analisis kelayakan dan kesesuaian
pondasi, didasarkan dari data litologi (geologi), karakeristik material permukaan dan informasi tanah
bawah permukaan melalui pendataan geofisik. Demikian pula kajian awal kondisi geologi wilayah
pantai beberapa lokasi calon tapak interes di Kalimantan Barat, dan Pulau Panjang Serang [2, 3, 4].Dalam Undang-Undang (UU) No. 30 Tahun 2007 disebutkan bahwa energi nuklir merupakan
salah satu sumber energi nasional dalam kelompok energi baru dan terbarukan (EBT) [5]. Dalam UU
No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Jangka Panjang Pembangunan Nasional (RJPN)
disebutkan perlunya dilakukan penelitian dan pengembangan energi nuklir, diantaranya penentuan
lokasi geografis tapak PLTN di beberapa daerah di Indonesia termasuk di Kepulauan Riau
(Barelang) [6]. Dalam Perpres No. 87 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang (RTR) Kawasan
Batam, Bintan dan Karimun dinyatakan bahwa kawasan tersebut merupakan kawasan strategis di
Kepulauan Riau dan Pemerintah Indonesia menetapkan kawasan tersebut untuk pengembangan industry [7]. June Mellawati, dkk.
Penyelidikan geologi di Pulau Barelang dilakukan untuk memperoleh informasi awal
mengenai daerah interes untuk tapak PLTN. Penyelidikan ini terkait dengan studi mengenai sebaran
batuan yang memiliki potensi cukup baik untuk didirikan suatu PLTN. Kepulauan Barelang yang berada di bagian timur Pulau Sumatera merupakan daerah yang secara geologi cukup aman darigempa bumi, tsunami dan bencana geologi lainnya. Hal ini disebabkan karena tataan tektoniknya
yang berada di cekungan belakang busur Pulau Sumatera. Selain itu, sebaran batuan tua seperti granit dan batuan metasedimen mampu memberikan daya dukung terhadap pondasi bangunan. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemetaan dan pemeringkatan geologi di Kepulauan Barelang sebagai studi awal untuk menentukan daerah interes calon tapak PLTN.Maksud dan Tujuan Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan data pendukung aspek geologi yang dapat
dimanfaatkan oleh para pemangku kebijakan di Daerah Batam dan sekitarnya terkait dengan rencana
pembangunan PLTN. Tujuan penelitian adalah mendapatkan gambaran awal kondisi geologi di beberapa pesisir di Pulau Barelang terkait dengan penetapan tapak PLTN. Data kajian awal geologi ini sebagai dasar atau informasi awal yang dapat ditindaklanjuti dengan penelitian detil berikutnya.METODOLOGI Lingkup kegiatan meliputi studi pustaka, pengumpulan data sekunder, pengamatan dan
pendataan lapangan, analisis terpadu data hasil pengamatan dan pemeringkatan, pengamatan lokasi
interes. Pemeringkatan digunakan untuk menentukan tapak interes berdasarkan penilaian kondisi
geologi dari lokasi penelitian. Waktu dan Lokasi Penelitian Kegiatan penelitian dilakukan pada Agustus Tahun 2015 s/d Januari Tahun 2016. Lokasi penelitian meliputi semua area pesisir bagian barat dan timur Kepulauan Barelang (Batam, Rempang,Galang). Lokasi tersebut dapat dicapai menggunakan kendaraan bermotor roda 4 karena kondisi
jalannya beraspal dan sebagian lainnya merupakan jalan pengerasan. Di beberapa lokasi
pengamatan, perjalanan darat harus menggunakan kendaraan khusus berpenggerak empat roda
(4WD), selain itu untuk area yang tidak ada akses jalan maka hanya dapat dicapai menggunakan
perahu atau kapal kecil (pong-pong).Penilaian Kondisi Geologi Penilaian kondisi geologi lokasi calon tapak menggunakan pemeringkatan dengan beberapa parameter, seperti ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Nilai Pemeringkatan Kriteria Tapak Berdasarkan Parameter Kondisi Geologi [8]. Sub Parameter Penilaian
a. Aluvium (Qa) 1 (Sangat Buruk)
b. Formasi Goungon (Qtg) 2 (Buruk)
c. Formasi Tanjungkerotang (Tmpt) 3 (Sedang)
d. Formasi Pulaupanjang (Jp) & Duriangkang (Trsd) 4 (Baik)
e. Granit (Trg) 5 (Sangat Baik) Pemberian bobot parameter atau kriteria tambahan memperhatikan seberapa besar pengaruh parameter terhadap pemilihan lokasi tapak. Oleh karena itu, nilai bobot akan semakin besar bila pengaruhnya besar terhadap penerimaan kriteria tapak. Sebaliknya, bila pengaruhnya kecil maka nilai bobotnya juga kecil.
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Daerah Penelitian
Secara geografis kawasan Pulau Barelang (Batam, Rempang dan Galang) terletak pada
koordinat 0˚.25'29″ - 1˚15'00″ LU dan 103˚.34'35” - 104˚26'04″BT. Luas area Pulau Barelang adalah715 Km2 (71.500 Ha), terdiri dari Pulau Batam 415 Km2 (41.500 Ha), Pulau Rempang 165,83 Km2 (16.583 Ha), Pulau Galang 80 Km2 (8.000 Ha), dan Galang Baru 32 Km2 (3.200 Ha). Pulau Batam, Rempang dan Galang dihubungkan oleh Jembatan Barelang. Morfologi daerah penelitian didominasi oleh pedataran dan perbukitan bergelombang. Perbukitan di daerah ini membentuk pola kelurusan berarah baratlaut – tenggara [9]. Geologi Regional Kepulauan Barelang
Tataan tektonik regional Kepulauan Barelang menunjukkan bahwa daerah ini termasuk ke
dalam jalur timur (eastern province) granit Asia Tenggara yang berumur Karbon, Perm dan Trias yang kaya dengan kandungan timah. Granit terbentuk pada saat orogenesa Trias yang mengangkat batuan granit ke permukaan sebagai satu rangkaian pulau-pulau timah yang membujur dari daratan Thailand – Malaysia hingga Bangka – Belitung. Jalur timah ini dikenal sebagai Tin Belt ofISSN: 2355-7524 Batam, 4 – 5 Agustus 2016
Sumatera yang kemudian dikenal sebagai jalur granit Asia Tenggara [8]. Mineral-mineral plaser yang
didominasi oleh timah dan mineral berat tersebut berasal dari batuan granit pada pulau-pulau timah
yang telah mengalami deformasi dan pelapukan. Batuan granit di Pulau Batam merupakan
kesatuan batuan granit yang terdapat di Semenanjung Malaysia yang terhampar hingga ke
Kalimantan Barat [10].Geologi regional daerah penelitian susunan utamanya adalah batuan pluton dan batuan sedimen (Gambar 1).
Gambar 1. Peta Geologi Regional Kepulauan Barelang [12].
Batuan pluton terhampar di bagian utara Pulau Batam berupa batuan granitik berumur Trias(Trg). Sementara itu, batuan sedimen di daerah ini terdiri dari serpih Formasi Duriangkang (Trsd)
berumur Trias dan Formasi Pulaupanjang (Jp) berumur Jura, konglomerat Formasi Tanjungkerotang
(Tmpt) berumur Miosen, batupasir tufan Formasi Goungon (Qtg) berumur Pliosen, serta endapan
aluvium (Qa) berumur Holosen [11]. Ciri-ciri batuan beku granit ini adalah berwarna abu-abu
kemerahan hingga kehijauan, berbutir kasar dengan komposisi feldspar, kuarsa, hornblenda dan
biotit. Mineral umumnya bertekstur primer dan membentuk suatu pluton batolit bertipe asam yang
tersingkap luas terutama di Pulau Batam dan Bintan. Hasil pelapukan dan proses peneplenisasi
menghasilkan mineral ekonomis seperti cebakan bauksit. Berdasarkan lokasi dan komposisi
mineralnua, granit ini dikelompokan menjadi beberapa pluton, seperti Pluton Granit Kawal di
Bintan dan Pluton Granit Nongsa di Batam.Formasi Duriangkang (Trsd) tersusun atas serpih kelabu-kehitaman dengan struktur pensil,
getas agak karbonan, berselingan dengan batupasir kuarsa, kelabu terang, mikaan, terpilah buruk,
dan terkonsolidasi baik. Formasi ini berumur Trias Akhir, diendapkan dalam lingkungan danau
sampai laut dangkal dengan ketebalan formasi sekitar 600 m. Formasi Pulaupanjang (Jp)
tersusun atas serpih kelabu kemerahan, keras dan berurat kuarsa dengan ketebalan 2 m,
sisipan batupasir halus – kasar, terpilah buruk, memperlihatkan struktur laminasi sejajar dan silang
siur, tebal batupasir ini 2-10 cm. Formasi ini diperkirakan berumur Jura, diendapkan dalam
lingkungan darat – laut dangkal dengan ketebalan sekitar 500 m. Formasi Tanjungkerotang (Tmpt)
tersusun atas konglomerat aneka bahan berkomposisi granit, batupasir kuarsa, felspar dan batuan
malihan yang tertanam dalam matriks batupasir kasar yang terkonsolidasi baik; lapisan bersusun
dan silang siur umum dijumpai. Formasi ini diperkirakan berumur Mio Pliosen, diendapkan di
lingkungan darat dan pantai dengan ketebalan ± 600 m.Formasi Goungon (Qtg) tersusun atas batupasir tufan keputih-putihan, berbutir halus –
menengah, laminasi sejajar, batulanau umum dijumpai, tuf dasitan dan tuf litik felspatik berwarna
putih, halus, setempat berselingan dengan batupasir tuf, memperlihatkan struktur laminasi sejajar
dan silang siur, tuf putih kemerehan dan batulanau kelabu agak karbonan mengandung sisa
tanaman. Formasi ini diperkirakan berumur Plio – Plistosen menutupi secara tidak selaras Formasi
Tanjungkerotang, diendapkan di lingkungan fluvialtil dengan ketebalan sekitar 200 m. Endapan
aluvium (Qa), tersusun atas pasir berwarna merah kekuningan dengan komposisi terutama
kuarsa, felspar, hornblenda dan biotit yang mungkin merupakan sisa erosi lapukan granit;
konglomerat berkomponen kerikil, granit, batuan malihan dan batupasir, terpilah buruk, tidak
terkonsolidasi baik, endapan rawa dan terumbu yang terangkat. Satuan ini merupakan satuan June Mellawati, dkk. batuan yang termuda, menutupi secara tidak selaras satuan batuan yang lebih tua.
Data geologi kelautan menunjukkan adanya sebaran batuan granit, dan sedimen di perairan
Kepulauan Barelang. Granit merupakan batuan yang mendasari seluruh perairan Barelang. Batuan
metasedimen terendapkan di atas granit, merupakan batuan berumur Tersier dan Jura yang telah
mengalami proses tektonik yang bersifat kompresif sehingga membentuk pola perlipatan dan sesar.
Sementara itu, batuan sedimen yang terdapat di perairan Batam adalah batupasir tufan Formasi
Goungan yang terdiri dari batupasir tufaan berwarna keputih-putihan dengan butir yang halus hingga menengah membentuk laminasi sejajar. Batuan lainnya adalah batu lanau yang umumnyadijumpai sebagai tuf dasitan dan tuf lithik feldspatik berwarna putih, halus, setempat-setempat
berselingan dengan batupasir dan penyebaran hampir di seluruh perairan Pulau Batam.Pensesaran yang dijumpai di daerah penelitian terdapat pada Formasi Tanjungkerotang
(Tmpt) di Pulau Rempang dan Pulau Galang bagian utara [13]. Formasi ini merupakan konglomerat
aneka bahan berumur Mio-Pliosen (5 – 2 jtl). Jenis sesar yang ditemui adalah sesar mendatar dan
sesar normal. Pola punggungan berarah baratlaut – tenggara merupakan morfologi yang terlihat
kontras pada peta model elevasi dijital (DEM). Tataan tektonik dan kegempaan daerah Kepulauan
Barelang merupakan daerah dengan kondisi tektonik tidak aktif pada saat ini. Daerah ini
merupakan cekungan belakang busur dengan lokasi penunjaman (subduksi) berada di pantai barat
Sumatera. Sesar aktif tidak dijumpai di daerah ini. Sesar aktif banyak dijumpai di bagian Pulau
Sumatera, dengan sesar yang terdekat dengan kepulauan ini adalah Sesar Sumatera. Sesar ini
terdiri dari beberapa segmen dengan segmen terdekat adalah Sianok, Sumani, Suliti yang berjarak 400
km ke arah barat (Gambar 2).
Gambar 2. Tataan tektonik dan struktur geologi di Kepulauan Barelang dan sekitarnya [13].
Pemeringkatan GeologiPemeringkatan batuan disusun untuk menentukan penilaian kondisi geologi terutama untuk
aspek geoteknik dan pondasi di dalam pemilihan tapak potensial. Pemeringkatan ini disusun berdasarkan kriteria yang telah ditentukan oleh IAEA (Tabel 1) [14]. Batuan granit (Trg) merupakan batuan dengan nilai pemeringkatan 5, yaitu berkategori baik. Batuan metasedimen Formasi Pulaupanjang (Jp) dan Formasi Duriangkang (Trsd) memiliki nilai 4 (baik). Batuan sedimen Tanjungkerotang (Tmpt) memiliki nilai pemeringkatan 3 (sedang). Batuan sedimen kuarter Formasi Goungon (Qtg) memiliki nilai pemeringkatan 2 (buruk), dan endapan aluvium (Qa) memiliki nilai pemeringkatan 1 (sangat buruk). Pengamatan Lokasi Interes Pulau Batam (Pulau Tanjung Sauh, dan Sei Beduk, Duriangkang)