PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN KERJA, DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Pada Karyawan Bagian Produksi CV. Tajir Care Surabaya)

  BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

  4.1. Deskr ipsi Objek Penelitian

  4.1.1 Pr ofil CV. Tajir Care CV. Tajir Care yang beridiri pada tanggal 5 Frebruari 2014 sejak awal mengkhususkan bidang usahanya pada perakitan panel listrik. Usianya memang relatif muda. Namun karena didukung oleh SDM yang telah memiliki pengalaman panjang di bidangnya, CV. Tajir Care telah banyak di percaya untuk menangani, perakitan panel listrik oleh banyak perusahaan terkemuka.

  Perusahaan yang berdiri dengan akta notaris Djarot pribadi, SH, MH, Msi. Ini memiliki motto “karena anda, kami sanggup memberikan pelayanan, kualitas dan harga yang terbaik”’ dengan motto ini CV. Tajir Care senantiasa mengerjakan setiap pekerjaan dengan sungguh-sungguh sehingga mampu menghasilkan produk yang bisa di pertanggung jawabkan. Ketepatan waktu juga yang menjadi agenda yang sangat diperhtungkan. Visi Menjadi perusahaan peralatan penghasil listrik yang terpercaya dan terkemuka di Indonesia.

  Misi § Memberikan kepuasan kepada semua pelanggan.

  § Mewujudakn kesejahteraan seluruh komponen perusahaan. § bermanfaat bagi masyarakat, lingkungan sekitar dan bangsa Indonesia

  4.1.2 Struktur Organisasi CV. Tajir Car e Direktur

  Logistik Dept R&D Dept Production Dept Sales Dept Electrical Sales

  Administration

  Bussines Enclousure

  Executive Manager

  Cable Support Sales Counter Planning &

  HRD Manager

  System Project

  Finance Product Panel Marker

Gambar 4.1 Str uktur Organisasi CV. Tajir Car e

  4.2. Deskr iptif Hasil Penelitian

  4.2.1 Analisis Karakteristik Responden Data mengenai keadaan responden dapat diketahui melalui jawaban responden pada tanggal 4 Desember 2017 dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner.

  a. Usia Dari 46 responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan dapat diketahui usia para responden yaitu pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.1 Karakteristik responden berdasar kan usia

  

No Usia (Tahun) Jumlah Persentase (%)

  1 12 26%

  21 – 25

  2 18 39%

  26 - 30

  3 11 23%

  31 – 35

  4 5 12%

  >35

  46 100%

  Total Sumber : Data kuesioner diolah

  Berdasarkan Tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini lebih dominan karyawan dengan dengan usia antara 26-30 tahun yaitu sebanyak 39%.

  b. Lama Bekerja Dari 46 responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan dapat diketahui lama bekerja para responden yaitu pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.2 Karakteristik responden berdasar kan lama bekerja

  

No Lama Bekerja Jumlah Persentase (%)

  1 8 17%

  < 1 th

  2 36 78%

  1 th

  5 2 5%

  > 1 th

  46 100%

  Total Sumber : Data kuesioner diolah

  Berdasarkan Tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini didominasi oleh karyawan dengan lama bekerja 1th yaitu sebanyak 78%.

  4.2.2. Deskr ipsi Variabel

  4.2.2.1. Deskripsi Variabel Motivasi

Tabel 4.3 Fr ekuensi Hasil J awaban Responden Mengenai Motivasi

  Fr ekuensi No Indikator Skor Total

  1

  2

  3

  4

  5 Dengan mencapai target dalam 1 - bekerja perusahaan akan 2 2 20 22

  46 memberikan penghargaan lebih Perusahaan memberikan 2 kesejahteraan bagi anda dan

  1

  2 7 23 13

  46 keluarga Anda dapat bekerja dalam 3 keadaan yang nyaman tanpa

  • 1 18 27

  46 rasa cemas saat bekerja Sumber: data diolah (Lampiran)

  Berdasarkan tabel 4.3 di atas, dapat dijelaskan bahwa indicator dari variabel motivasi yang merupakan indikator paling kuat dalam membentuk variabel motivasi berdasarkan hasil pengolahan data dengan melihat nilai factor

  

loading indikator tertinggi yaitu terdapat pada indicator X1.3 yaitu sebesar

  0,860683 merupakan indikator kebutuhan rasa aman. Hal ini menunjukan bahwa motivasi karyawan di CV. Tajir Care dalam bekerja saat ini lebih didasarkan pada kebutuhan akan rasa aman saat melakukan aktivitas kerja, CV. Tajir Care merupakan perusahaan yang memproduksi panel listrik sehingga setiap pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan khususnya bagian produksi harus sangat berhati- hati karena pekerjaan tersebut berhubungan langsung dengan listrik tegangan tinggi. Oleh sebab itu manajemen CV. Tajir Care untuk dapat memberikan rasa aman pada karyawan dalam bekerja harus menerapkan sistem keamanan dan keselamatan kerja dan juga menyiapkan peralatan kerja yang dapat menunjang keamanan kerja. Dengan adanya rasa aman maka karyawan pun akan merasa tenang dalam bekerja sehingga motivasi kerja mereka tidak terganggu, motivasi yang tinggi dapat meningkatkan kinerja karyawan.

  4.2.2.2. Deskripsi Variabel Disiplin Kerja

Tabel 4.4 Fr ekuensi Hasil J awaban Responden Mengenai Disiplin Kerja

  Fr ekuensi Skor

  No Indikator Total

  1

  2

  3

  4

  5 Tiba di tempat kerja tidak 1 melebihi jam masuk kerja yang

  1

  5 7 20 13

  46 ditetapkan Menggunakan pakaian sesusai

  • 2

  3 3 29 11

  46 standart perusahaan Peraturan perusahaan ditaati

  3

  4

  5 4 15 18

  46 dengan penuh keikhlasan Bertanggung jawab terhadap 4 tugas dan kewajiban yang

  1 8 10 22

  5

  46 diberikan perusahaan. Sumber: data diolah (Lampiran)

  Berdasarkan tabel 4.4 di atas, dapat dijelaskan bahwa indicator dari

  46 Hubungan antar karyawan di

  Tajir Care Surabaya cukup baik

  5 29 11

  4 Tingkat pencahayaan di tempat kerja CV. Tajir Care Surabaya cukup

  46

  8

  29

  6

  3 Tempat kerja CV. Tajir Care Surabaya memiliki sirkulasi udara yang baik

  46

  Tajir Care Surabaya tertata dengan baik

  2 Tata ruang di tempat kerja CV.

  46

  4 29 10

  1 Suhu udara di tempat kerja CV.

  variabel disiplin kerja berdasarkan hasil pengolahan data dengan melihat nilai

  5

  4

  3

  2

  1

  Total

  Skor

  No Indikator Fr ekuensi

Tabel 4.5 Fr ekuensi Hasil J awaban Responden Mengenai Lingkungan Kerja

  4.2.2.3. Deskripsi Variabel Lingkungan Kerja

  0,835657 merupakan indikator kepatuhan atau ketaatan terhadap aturan perusahaan. Hal ini menunjukan bahwa disiplin kerja karyawan di CV. Tajir Care terlihat dari apakah karyawan memiliki tingkat ketaatan yang tinggi terhadap aturan-aturan perusahaan seperti menjalankan SOP dalam bekerja, penggunaan seragam kerja, dan aturan-aturan lainnya. Oleh sebab itu manajemen CV. Tajir Care dalam mengelola disiplin kerja karyawan harus lebih memperhatikan dari segi ketaatan karyawan terhadap aturan kantor, manajemen disiplin kerja dapat dilakukan dengan memberikan sanksi bagi yang tidak mematuhi dan juga penghargaan bagi yang mematuhi. Dengan adanya disiplin kerja yang baik maka kinerja karyawan akan semakin meningkat.

  

factor loading indikator tertinggi yaitu terdapat pada indicator X2.3 yaitu sebesar

  • 3
  • 4 30 12
  • 3
  • 1
Hubungan karyawan dengan pemimpin perusahaan di tempat

  • 6

  2 8 20 16

  46 kerja CV. Tajir Care Surabaya terjalin dengan baik

  Sumber: data diolah (Lampiran) Berdasarkan tabel 4.5 di atas, dapat dijelaskan bahwa indicator dari variabel lingkungan kerja yang merupakan indikator paling kuat dalam membentuk variabel lingkungan kerja berdasarkan hasil pengolahan data dengan melihat nilai factor loading indikator tertinggi yaitu terdapat pada indicator X3.3 yaitu sebesar 0,834852 merupakan indikator sirkulasi udara. Hal ini menunjukan bahwa karyawan di CV. Tajir Care menganggap lingkungan kerja yang baik bagi mereka yaitu lingkungan dimana tempat kerja memiliki sirkulasi udara yang baik dan berada di ruangan terbuka. Aktivitas kerja yang menggunakan peralatan- peralatan kelistrikan seperti las, mesin potong akan lebih nyaman jika digunakan di ruangan terbuka, karena peralatan-peralatan tersebut menghasilkan asap atau polusi. Jika ruangan kerja (workshop) tidak memliki sirkulasi udara yang baik maka polusi dari peralatan-peralatan tersebut dapat membahayakan para karyawan. Oleh sebab itu manajemen CV. Tajir Care harus lebih memperhatikan lingkungan tempat kerja khususnya pada sisi pengaturan sirkulasi udara.

  Lingkungan kerja yang baik dapat meningkatkan kinerja karyawan.

  • 7
  • 1
  • 3 11 23

  25

  46 Sumber: data diolah (Lampiran) Berdasarkan tabel 4.6 di atas, dapat dijelaskan bahwa indicator dari variabel kinerja karyawan yang merupakan indikator paling kuat dalam membentuk variabel kinerja karyawan berdasarkan hasil pengolahan data dengan melihat nilai factor loading indikator tertinggi yaitu terdapat pada indicator Y1 yaitu sebesar 0,896385 merupakan indikator kuantitas kerja. Hal ini menunjukan bahwa kinerja karyawan di CV. Tajir Care dapat diukur melalui beberapa hal diantaranya yang paling dominan yaitu mengenai kuantitas kerja karyawan, atau banyaknya jumlah hasil kerja yang dihasilkan masing-masing karyawan

  9

  3 Jangka waktu penyelesaian pekerjaan sesuai batas waktu yang diberikan perusahaan

  46

  2 29 14

  2 Kualitas produksi yang dihasilkan sesuai standart yang diberikan perusahaan

  46

  9

  5

  4.2.2.4. Deskripsi Variabel Kinerja Karyawan

  1 Jumlah produksi yang dicapai sesuai dengan target yang diberikan perusahaan

  5

  4

  3

  2

  1

  Skor Total

  No Indikator Fr ekuensi

Tabel 4.6 Fr ekuensi Hasil J awaban Responden Mengenai Kinerja Karyawan

  .

  4.3. Analisis Data

  4.3.1. Evaluasi Outlier

  Outlier adalah observasi atau data yang memiliki karakteristik unik yang

  terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim untuk sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi atau multivariat (Hair, 1998). Evaluasi terhadap outlier multivariate (antar variabel) perlu dilakukan sebab walaupun data yang dianalisis menunjukkan tidak ada outliers pada tingkat univariate, tetapi observasi itu dapat menjadi outliers bila sudah saling dikombinasikan. Jarak antara Mahalanobis untuk tiap-tiap observasi dapat dihitung dan akan menunjukkan sebuah observasi dari rata-rata semua variabel dalam sebuah ruang multidimensional (Hair.dkk, 1998; Tabachnick & Fidel, 1996). Uji terhadap outliers multivariate dilakukan dengan menggunakan jarak Mahalanobis pada tingkat p < 1%. Jarak Mahalanobis itu dievaluasi dengan menggunakan χ² (chi kuadrat) pada derajat bebas sebesar jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian ini.

  Terdapat outlier apabila Mahal. Distance Maximum > Prob. & Jumlah variabel [=CHIINV(0,001;16) : dicari melalui Excel] = 39,353. Hasil uji outlier tampak pada tabel berikut:

Tabel 4.7 : Outlier Data

  46 Stud. Deleted Residual -2,277 3,410 ,031 1,106

  4.3.2. Intrepretasi Hasil PLS 4.3.2.1. Pengujian Model Pengukur an (Outter Model).

  Sumber: data diolah (Lampiran) Nilai Mahal. Distance Maximum data responden adalah 27,257 yang mana nilai tersebut lebih kecil dari Mahal Distance Maximum outlier yang ditentukan sebesar 39,353, yang berarti pada data tersebut tidak terdapat outlier, Dengan demikian bisa dikatakan data ini mempunyai kualitas yang baik dan dapat dilanjutkan untuk diolah lebih lanjut, dengan jumlah sample sebanyak 46 responden.

  46 a. Dependent Variable: No.

  46 Centered Leverage Value ,125 ,606 ,348 ,133

  46 Cook's Distance ,000 ,843 ,055 ,129

  46 Mahal. Distance 5,615 27,257 15,652 5,965

  46 Deleted Residual -24,580 45,359 ,578 13,626

  

Residuals Statistics

a Minimum Maximum Mean Std. Deviation N Predicted Value 4,20 51,98 23,50 11,051

  46 Stud. Residual -2,129 2,917 ,021 1,055

  46 Std. Residual -1,750 1,781 ,000 ,803

  46 Residual -16,605 16,899 ,000 7,619

  46 Adjusted Predicted Value -7,36 57,21 22,92 12,829

  46 Standard Error of Predicted Value 3,633 7,518 5,678 1,034

  46 Std. Predicted Value -1,746 2,577 ,000 1,000

  Langkah selanjutnya adalah menilai outer model (Measurement Model) dengan melihat outer loading factor discriminan validity dan composite reliability

  1. Outer Loading, Hasil pengujian pertama dengan PLS ini menghasilkan outer loading sebagai berikut

  K ERJA ( X 2 ) 0,7861 49 0,7860 94 0,0220 48 0,0220 48 35,6 5701 9 X 3 . 1 < - LI N GK UN GA N K ERJA ( X 3 )

  0,8322 88 0,8310 97 0,0169 66 0,0169 66 49,0 5624 5

  K A RYA W A N ( Y) 0,8241 55 0,8245 70 0,0173 47 0,0173 47 47,5 1112 3 Y3 < - K I N ERJA K A RYA W A N ( Y)

  Y1 < - K I N ERJA K A RYA W A N ( Y) 0,8963 85 0,8956 95 0,0131 84 0,0131 84 67,9 9022 2 Y2 < - K I N ERJA

  0,7438 64 0,7440 40 0,0221 27 0,0221 27 33,6 1767 8 X 3 . 6 < - LI N GK UN GA N K ERJA ( X 3 ) 0,7476 79 0,7462 75 0,0301 88 0,0301 88 24,7 6753 9

  K ERJA ( X 3 ) 0,8245 36 0,8249 36 0,0139 48 0,0139 48 59,1 1352 1 X 3 . 5 < - LI N GK UN GA N K ERJA ( X 3 )

  X 3 . 3 < - LI N GK UN GA N K ERJA ( X 3 ) 0,8348 52 0,8350 00 0,0113 53 0,0113 53 73,5 3593 2 X 3 . 4 < - LI N GK UN GA N

  0,7330 93 0,7319 94 0,0216 77 0,0216 77 33,8 1889 0 X 3 . 2 < - LI N GK UN GA N K ERJA ( X 3 ) 0,7775 09 0,7776 44 0,0220 23 0,0220 23 35,3 0416 1

  X 2 . 3 < - D I SI P LI N K ERJA ( X 2 ) 0,8356 57 0,8364 50 0,0157 36 0,0157 36 53,1 0569 7 X 2 . 4 < - D I SI P LI N

Tabel 4.8 Outer loading

  0,7261 60 0,7258 14 0,0289 67 0,0289 67 25,0 6819 3 X 2 . 2 < - D I SI P LI N K ERJA ( X 2 ) 0,7816 88 0,7812 01 0,0207 95 0,0207 95 37,5 9109 6

  ( X 1 ) 0,8606 83 0,8604 94 0,0167 57 0,0167 57 51,3 6310 7 X 2 . 1 < - D I SI P LI N K ERJA ( X 2 )

  X 1 . 2 < - M OTI V A SI ( X 1 ) 0,8286 97 0,8286 20 0,0169 97 0,0169 97 48,7 5565 0 X 1 . 3 < - M OTI V A SI

  ( | O/ STERR| ) X 1 . 1 < - M OTI V A SI ( X 1 ) 0,8350 61 0,8345 40 0,0193 40 0,0193 40 43,1 7724 5

  St a n d a r d Er r o r ( STERR) T St a t i s t i cs

  M e a n ( M ) St a n d a r d D e v i a t i o n ( STD EV )

  Fa ct o r Lo a d i n g ( O) Sa m p l e

  Sumber: data diolah (Lampiran)

  Indikator Validitas diukur dari Nilai Factor Loading dari variable ke indikatornya lebih besar dari 0,5 dan atau nilai T-Statistic lebih besar dari 1,96 (nilai Z pada α = 0,05). Factor Loading merupakan korelasi antara indikator dengan variabel, jika lebih besar dari 0,5 maka korelasi disebut valid dan jika nilai T-Statistic lebih besar dari 1,96 maka korelasinya disebut signifikan.

  Berdasarkan pada tabel outer loading di atas, rata-rata indikator reflektif, yaitu variable Motivasi (X1), Disiplin Kerja (X2), Lingkungan kerja (X3), dan Kinerja Karyawan (Y), memiliki factor loading (original sample) lebih besar dari 0,50 dan atau signifikan (Nilai T-Statistic lebih dari nilai Z α = 0,05 (5%) = 1,96 ), dengan demikian hasil estimasi seluruh indikator telah memenuhi Convergen vailidity atau validitasnya baik.

  2. Discriminant validity Discriminant validity pada indikator refleksif dapat dilihat padacross-loading.

  Cara lain untuk menilai discriminat validity dilakukandengan caramembandingkan square root of average variance extracted (AVE) untuk setiap variabel dengan nilai korelasi antara variabel. Modelmempunyai discriminant validity yang tinggi jika akar AVE untuksetiap variabel lebih besar dari korelasi antara konstruk (Ghozali, 2008).Jika nilai akar AVE lebih tinggi daripada korelasi antar variabel yanglain, maka dapat dikatakan hasil ini menunjukkan bahwa discriminant validity yang tinggi.

Tabel 4.9 Average Variance Extract (AVE)

  A V E

D I SI PLI N K ERJA ( X 2 ) 0,613675

K I N ERJA KA RYA W A N ( Y) 0,725147

LI N GKUN GAN K ERJA ( X3 ) 0,605190

  M OTI VA SI ( X 1 ) 0,708281

  Sumber: data diolah (Lampiran) Model Pengukuran berikutnya adalah nilai Avarage Variance Extracted (AVE) , yaitu nilai menunjukkan besarnya varian indikator yang dikandung oleh variabel latennya. Konvergen Nilai AVE lebih besar 0,5 menunjukkan kecukupan validitas yang baik bagi variabel laten. Pada variabel indikator reflektif dapat dilihat dari nilai Avarage variance extracted (AVE) untuk setiap konstruk (variabel). Dipersyaratkan model yang baik apabila nilai AVE masing-masing konstruk lebih besar dari 0,5.

  Hasil pengujian AVE untuk variabel Motivasi (X1), Disiplin Kerja (X2), Lingkungan kerja (X3), dan Kinerja Karyawan (Y), secara keseluruhan kedua variabel memiliki nilai lebih dari 0,5 sehingga variabel tersebut dikatakan validitasnya baik.

  3. Composite Reliability

  Composite reliability adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

  pengukur dapat dipercaya untuk diandalkan. Bila suatu alat dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten maka alat tersebut reliabel. Dengan kata lain, reliabilitas menunjukkan suatu konsistensi alat pengukur dalam gejala yang sama.. Hasil

Tabel 4.10 Reliabilitas Data:

  Co m p o si t e Rel i ab i l i t y D I SI PLI N K ERJA ( X2 ) 0,863731 K I N ERJA KA RYA W A N ( Y) 0,887685 LI N GK UNGA N KERJA ( X 3 ) 0,901702

  

M OTI VA SI ( X 1 ) 0,879255

  Sumber: data diolah (Lampiran) Reliabilitas konstruk yang diukur dengan nilai composite reliability, konstruk reliabel jika nilai composite reliability di atas 0,70 maka indikator disebut konsisten dalam mengukur variabel latennya. Hasil pengujian menunjukkan bahwa seluruh konstruk atau variabel, antara lain Motivasi (X1), Disiplin Kerja (X2), Lingkungan kerja (X3), dan Kinerja Karyawan (Y), memiliki nilai composite reliability diatas 0,70 sehingga dikatakan seluruh variabel tersebut reliabel.

  4.3.2.2. Analisis Model PLS Sumber: data diolah (Lampiran)

  Model pengukuran dalam penelitian ini menggunakan variabel dengan indikator reflektif, variabel tersebut antara lain Motivasi (X1), Disiplin Kerja (X2), Lingkungan kerja (X3), dan Kinerja Karyawan (Y), jadi pengukuran validitasnya didasarkan pada tabel outer Loading.

  4.3.2.3. EvaluasiPengujian Str utur al Model (Inner Model) Pengujian inner model atau model struktural dilakukan untuk melihathubungan antara variabel, nilai signifikansi dan R-square dari modelpenelitian. Setelah mengetahui hubungan yang signifikan antara variabel.dengan demikian, dapat disimpulkan hipotesis untuk masalah kinerja karyawan. Pengujian hipotesis dilakukan dengan metode resampling bootstrap. Statistik uji yang digunakan adalah uji statistik uji t. (Ghozali, 2008). Pengujian terhadap model struktural dilakukan dengan melihat nilai R-Square yang merupakan uji goodness-fit model.Pengujian inner model dapat dilihat dari nilai R-square pada persamaan antar variabel latent. Sebagai berikut:

Tabel 4.11 R-Square

  R Sq u a r e D I SI PLI N K ERJA ( X 2 )

K I N ERJA K A RYA W A N ( Y) 0,589991

LI N GK UN GA N K ERJA ( X3 )

  M OTI V A SI ( X 1 )

  Sumber: data diolah (Lampiran) Nilai R2 = 0,589991. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa model mampu menjelaskan fenomena Kinerja Karyawan yang dipengaruhi oleh varian sebesar 58,99%. Sedangkan sisannya sebesar 41,01% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak ada dalam penelitian ini (selain variabel Motivasi, Disiplin Kerja dan Lingkungan Kerja).

  4.3.2.4. Inner Model (Pengujian Model Str uktural) Pengujian terhadap model struktural dilakukan dengan melihat nilai R-

  Square yang merupakan uji goodness-fit model.Pengujian inner model dapat

  2

  dilihat dari nilai R-square pada persamaan antar variabel latent. Nilai R menjelaskan seberapa besar variabel eksogen (independen/bebas) pada model mampu menerangkan variabel endogen (dependen/terikat)

Tabel 4.12 Inner weight

  Pa t h Sa m p l e St a n d a r d St a n d a r d T St a t i s t i cs Co ef f i c i e n t s M e a n D e v i a t i o n Er r o r ( | O/ STERR| )

  ( O) ( M ) ( STD EV ) ( STERR) M OTI V A SI ( X 1 ) - >

K I N ERJA K A RY A W A N 0 ,2 4 4 7 9 9 0,2470 39 0,0399 32 0,0399 32 6 ,1 3 0 4 1 5

( Y)

  D I SI P LI N K ERJA ( X 2 )

  • > K I N ERJA 0 ,1 3 7 9 6 8 0,1383 29 0,0666 43 0,0666 43 2 ,0 7 0 2 6 8 K A RYA W A N ( Y) LI N GK UN GA N K ERJA

    ( X 3 ) - > K I N ERJA 0 ,4 7 6 1 9 2 0,4755 66 0,0467 62 0,0467 62 1 0 , 1 8 3 2 9 5

    K A RYA W A N ( Y)

  Sumber : data diolah (lampiran) Berdasarkan tabel di atas diperoleh:

  1. Motivasi (X1) berpengaruh positip terhadap Kinerja Karyawan (Y) dapat diterima, dengan koefisien path sebesar 0,244799, dan nilai T-Statistic = 6,130415 lebih besar dari nilai Z α = 0,05 (5%) = 1,96 , maka Signifikan

  2. Disiplin Kerja (X2) berpengaruh positip terhadap Kinerja Karyawan (Y) dapat diterima, dengan koefisien path sebesar 0,137968, dan nilai T-Statistic = 2,070268 lebih besar dari nilai Z α = 0,05 (5%) = 1,96 , maka Signifikan (positif).

  3. Lingkungan Kerja (X3) berpengaruh positip terhadap Kinerja Karyawan (Y) dapat diterima, dengan koefisien path sebesar 0,476192, dan nilai T-Statistic = 10,183295 lebih besar dari nilai Z α = 0,05 (5%) = 1,96 , maka Signifikan (positif).

  4.4. Pembahasan

  4.4.1. Pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa motivasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan CV. Tajir Care Surabaya.

  Pada indikator X1.3 yang terdapat dalam kuisioner yaitu “Anda dapat bekerja dalam keadaan yang nyaman tanpa rasa cemas saat bekerja” menjadi nilai tertinggi pada variable motivasi. Pengaruh ini menunjukan adanya hubungan antara motivasi dengan kinerja karyawan dimana motivasi yang tinggi dapat meningkatkan kinerja seorang karyawan.

  Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Kasmir (2016) yang menyatakan bahwa jika karyawan memiliki dorongan yang kuat dari dalam dirinya atau dorongan dari luar dirinya (misalnya dari pihak perusahaan), maka karyawan akan terdorong untuk melakukan sesuatu dengan baik. Pada akhirnya dorongan atau rangsangan baik dari dalam maupun dari luar diri seseorang ini akan menghasilkan kinerja yang baik, demikian pula sebaliknya. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian dari N.P.Budiman., I.S.Saerang., G.M.Sendow (2016) yang menyimpulkan bahwa motivasi kerja terbukti berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja.

  Hasil analisis menunjukan bahwa indicator dari variabel motivasi yang merupakan indikator paling kuat dalam membentuk variabel motivasi berdasarkan hasil pengolahan data dengan melihat nilai factor loading indikator tertinggi yaitu terdapat pada indicator kebutuhan rasa aman. Hal ini menunjukan bahwa motivasi karyawan di CV. Tajir Care dalam bekerja saat ini lebih didasarkan pada kebutuhan akan rasa aman saat melakukan aktivitas kerja, CV. Tajir Care merupakan perusahaan yang memproduksi box panel listrik sehingga setiap pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan khususnya bagian produksi harus sangat berhati-hati karena pekerjaan tersebut berhubungan langsung dengan listrik tegangan tinggi. Oleh sebab itu manajemen CV. Tajir Care untuk dapat memberikan rasa aman pada karyawan dalam bekerja harus menerapkan sistem keamanan dan keselamatan kerja dan juga menyiapkan peralatan kerja yang dapat menunjang keamanan kerja. Dengan adanya rasa aman maka karyawan pun akan merasa tenang dalam bekerja sehingga motivasi kerja mereka tidak terganggu, motivasi yang tinggi dapat meningkatkan kinerja karyawan.

  4.4.2. Pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja karyawan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa

  Surabaya. Pada indikator X2.3 yang terdapat dalam kuisioner yaitu “Peraturan perusahaan ditaati dengan penuh keikhlasan” menjadi nilai tertinggi pada variabel disiplin kerja. Pengaruh ini menunjukan adanya hubungan antara disiplin kerja dengan kinerja karyawan dimana disiplin kerja yang tinggi dapat meningkatkan kinerja seorang karyawan. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Rofi (2012), yang menyatakan bahwa disiplin kerja karyawan merupakan faktor yang paling dominan sehingga disiplin kerja perlu ditingkatkan agar harapan karyawan dapat tercapai dan mendapatkan kepuasan dalam bekerja. Hal ini dapat meningkatkan kinerja karyawan tersebut.

  Berdasarkan hasil analisis menunjukan bahwa indikator dari variabel disiplin kerja yang merupakan indikator paling kuat dalam membentuk variabel disiplin kerja berdasarkan hasil pengolahan data dengan melihat nilai factor

  

loading indikator tertinggi yaitu terdapat pada indicator kepatuhan atau ketaatan

  terhadap aturan perusahaan. Hal ini menunjukan bahwa disiplin kerja karyawan di CV. Tajir Care terlihat dari apakah karyawan memiliki tingkat ketaatan yang tinggi terhadap aturan-aturan perusahaan seperti menjalankan SOP dalam bekerja, penggunaan seragam kerja, dan aturan-aturan lainnya. Oleh sebab itu manajemen CV. Tajir Care dalam mengelola disiplin kerja karyawan harus lebih memperhatikan dari segi ketaatan karyawan terhadap aturan kantor, manajemen disiplin kerja dapat dilakukan dengan memberikan sanksi bagi yang tidak mematuhi dan juga penghargaan bagi yang mematuhi. Dengan adanya disiplin kerja yang baik maka kinerja karyawan akan semakin meningkat.

  4.4.3. Pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja kar yawan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa lingkungan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan CV. Tajir Care

  Surabaya. Pada indikator X3.3 yang terdapat pada kuisioner yaitu “Tempat kerja CV. Tajir Care Surabaya memiliki sirkulasi udara yang baik” menjadi nilai tertinggi pada variabel lingkungan kerja. Pengaruh ini menunjukan adanya hubungan antara lingkungan kerja dengan kinerja karyawan dimana lingkungan yang kondusif dapat meningkatkan kinerja seorang karyawan.

  Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Nitisemito (2006) yang menyatakan bahwa lingkungan kerja merupakan kondisi dari segala sesuatu yang terdapat di sekitar tempat bekerja karyawan yang mampu memberikan pengaruh bagi dirinya dalam melaksanakan pekerjaannya (dalam Yasa & Utama, 2014).

  Kondisi fisik lingkungan merupakan faktor yang penting didalam kelancaran dan kenyamanan bekerja, hal ini akan dapat meningkatkan produktifitas dan efisiensi kerja karyawan karena kondisi fisik lingkungan ini bersifat nyata, hal ini berkaitan dengan kondisi tempat atau ruangan dan kelengkapan material atau peralatan yang diperlukan atau digunakan untuk bekerja.

  Berdasarkan hasil analisis menunjukan bahwa indicator dari variabel lingkungan kerja yang merupakan indikator paling kuat dalam membentuk variabel lingkungan kerja berdasarkan hasil pengolahan data dengan melihat nilai

  

factor loading indikator tertinggi yaitu terdapat pada indicator indikator sirkulasi

  udara. Hal ini menunjukan bahwa karyawan di CV. Tajir Care menganggap memiliki sirkulasi udara yang baik dan berada di ruangan terbuka. Aktivitas kerja yang menggunakan peralatan-peralatan kelistrikan seperti las, mesin potong akan lebih nyaman jika digunakan di ruangan terbuka, karena peralatan-peralatan tersebut menghasilkan asap atau polusi. Jika ruangan kerja (workshop) tidak memliki sirkulasi udara yang baik maka polusi dari peralatan-peralatan tersebut dapat membahayakan para karyawan. Oleh sebab itu manajemen CV. Tajir Care harus lebih memperhatikan lingkungan tempat kerja khususnya pada sisi pengaturan sirkulasi udara. Lingkungan kerja yang baik dapat meningkatkan kinerja karyawan.