BAB IX - DOCRPIJM 1495089348BAB 9 ASPEK PEMBIAYAAN 2016 2020 Ok

  Kota Pale mbang

BAB IX ASPEK PEMBIAYAAN Sesuai PP no. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, diamanatkan bahwa kewenangan pembangunan bidang Cipta Karya

  merupakan tanggung jawab Pemerintah Kabupaten/Kota. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten/Kota terus didorong untuk meningkatkan belanja pembangunan prasarana Cipta Karya agar kualitas lingkungan permukiman di daerah meningkat. Di samping membangun prasarana baru, pemerintah daerah perlu juga perlu mengalokasikan anggaran belanja untuk pengoperasian, pemeliharaan dan rehabilitasi prasarana yang telah terbangun. Namun, seringkali pemerintah daerah memiliki keterbatasan fiscal dalam mendanai pembangunan infrastruktur permukiman. Pemerintah daerah cenderung meminta dukungan pendanaan pemerintah pusat, namun perlu dipahami bahwa pembangunan yang dilaksanakan Ditjen Cipta Karya dilakukan sebagai stimulan dan pemenuhan standar pelayanan minimal. Oleh karena itu, alternative pembiayaan dari masyarakat dan sektor swasta perlu dikembangkan untuk mendukung pembangunan bidang Cipta Karya yang dilakukan pemerintah daerah.

  Dengan adanya pemahaman mengenai keuangan daerah, diharapkan dapat disusun langkah-langkah peningkatan investasi pembangunan bidang Cipta Karya di daerah. o Pembahasan aspek pembiayaan dalam RPIJM pada dasarnya bertujuan untuk : Mengidentifikasi kapasitas belanja pemerintah daerah dalam melaksanakan o pembangunan bidang Cipta Karya, Mengidentifikasi alternatif sumber pembiayaan antara lain dari masyarakat o dansektor swasta untuk mendukung pembangunan bidang Cipta Karya, Merumuskan rencana tindak peningkatan investasi pembangunan bidang CiptaKarya.

9.1 Kebijakan Pembiayaan Bidang Cipta Kary a

  Pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya perlu memperhatikan arahan dalamperaturan dan perundangan terkait, antara lain: o

  Undang-Undang No. 32 T ahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah:

  Pemerintahdaerah diberikan hak otonomi daerah, yaitu hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dankepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dalam hal ini, Pemerintah Daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yang menjadi urusan Pemerintah Pusat yaitu politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional, serta agama

  RPI2JM Kota Palembang 2016 - 2020

  o Kota Pale mbang

  Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara

  Pemerintah Pusat dan Daerah: untuk mendukung penyelenggaraan otonomi daerah, pemerintah daerah didukung sumber-sumber pendanaan meliputi Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, Pendapatan Lain yang Sah, serta Penerimaan Pembiayaan. Penerimaan daerah ini akan digunakan untuk mendanai pengeluaran daerah yang dituangkan dalam Anggaran Pendapatan o dan Belanja Daerah (APBD) yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah.

  Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005

  Tentang Dana Perimbangan: Dana Perimbangan terdiri dari Dana Alokasi Umum, Dana Bagi Hasil, dan Dana Alokasi Khusus. Pembagian DAU dan DBH ditentukan melalui rumus yang ditentukan Kementerian Keuangan. Sedangkan DAK digunakan untuk mendanai kegiatan khusus yang ditentukan Pemerintah atas dasar prioritas nasional. Penentuan lokasi dan besaran DAK dilakukan berdasarkan kriteria o umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis

  Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

  Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota: Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah, terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah untuk kabupaten/kota merupakan urusan yang berskala kabupaten/kota meliputi 26 urusan termasuk bidang pekerjaan umum Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat wajib yang berpedoman pada standar pelayanan minimal dilaksanakan secara bertahap dan ditetapkan oleh Pemerintah. Urusan wajib pemerintahan yang merupakan urusan bersama diserahkan kepada daerah disertai dengan sumber pendanaan, pengalihan sarana dan o prasarana,serta kepegawaian sesuai dengan urusan yang didesentralisasikan

  Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 2011

  tentang Pinjaman Daerah: Sumber pinjaman daerah meliputi Pemerintah, Pemerintah Daerah Lainnya, Lembaga Keuangan Bank dan Non-Bank, serta Masyarakat. Pemerintah Daerah tidak dapat melakukan pinjaman langsung kepada pihak luar negeri, tetapi diteruskan melalui pemerintah pusat. Dalam melakukan pinjaman daerah Pemda wajib memenuhi persyaratan :

  a. total jumlah pinjaman pemerintah daerah tidak lebih dari 75% penerimaanAPBD tahun sebelumnya; b. memenuhi ketentuan rasio kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan pinjaman yang ditetapkan pemerintah paling sedikit 2,5; c. persyaratan lain yang ditetapkan calon pemberi pinjaman;

  d. tidak mempunyai tunggakan atas pengembalian pinjaman yang bersumber dari pemerintah; e. pinjaman jangka menengah dan jangka panjang wajib mendapatkan persetujuan DPRD

  RPI2JM Kota Palembang 2016 - 2020

  Kota Pale mbang RPI2JM Kota Palembang 2016 - 2020 o Peraturan Presiden No.

  67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama

  Pemerintahdengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur (dengan perubahan Perpres 13/2010 & Perpres 56/2010): Menteri atau Kepala Daerah dapat bekerjasama dengan badan usaha dalam penyediaan infrastruktur. Jenisinfrastruktur permukiman yang dapat dikerjasamakan dengan badan usaha adalah infrastruktur air minum, infrastruktur air limbah permukiman dan prasarana persampahan o

  Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006

  Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (dengan perubahan Permendagri 59/2007 dan Permendagri 21/2011): Struktur APBD terdiri dari :

  a. Pendapatan daerah yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Pendapatan Lain yang Sah.

  b. Belanja Daerah meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung.

  c. Pembiayaan Daerah meliputi: Pembiayaan Penerimaan dan Pembiayaan Pengeluaran o

  Peraturan Menteri PU No. 15 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Teknis

  Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur: Kementerian PU menyalurkan DAK untuk pencapaian sasaran nasional bidang Cipta Karya, Adapun ruang lingkup dan kriteria teknis DAK bidang Cipta Karya adalah sebagai berikut : a. Bidang Infrastruktur Air Minum

  DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses pelayanan sistem penyediaan air minum kepada masyarakat berpenghasilan rendah dikawasan kumuh perkotaan dan di perdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman nelayan. Adapun kriteria teknis alokasi DAK diutamakan untuk program percepatan pengentasan kemiskinan dan memenuhi sasaran/target Millenium Development Goals (MDGs) yang mempertimbangkan :

  1. Jumlah masyarakat berpenghasilan rendah;

  2. Tingkat kerawanan air minum

  b. Bidang Infrastruktur Sanitasi DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses pelayanan sanitasi (airlimbah, persampahan, dan drainase) yang layak skala kawasan kepada masyarakat berpenghasilan rendah di perkotaan yang diselenggarakan melalui proses pemberdayaan masyarakat. DAK Sanitasi diutamakan untuk program peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan memenuhi sasaran/target MDGs yang dengan kriteria teknis : 1. kerawanan sanitasi; 2. cakupan pelayanan sanitasi

  o Kota Pale mbang

  Peraturan Menteri PU No. 14 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan

  Kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum yang Merupakan Kewenanangan Pemerintah dan Dilaksanakan Sendiri: Dalam menyelenggarakan kegiatan yang dibiayai dana APBN, Kementerian PU membentuk satuan kerja berupa Satker Tetap Pusat, Satker Unit Pelaksana Teknis Pusat, dan Satuan Non Vertikal Tertentu. Rencana program dan usulan kegiatan yang diselenggarakan Satuan Kerja harus mengacu pada RPIJM bidang infrastruktur ke-PU-an yang telah Disepakati Gubernur sebagai wakil Pemerintah mengkoordinasikan penyelenggaraan urusan kementerian yang dilaksanakan di daerah dalam rangka keterpaduan pembangunan wilayah dan pengembangan lintas sektor.

  Berdasarkan peraturan perundangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa lingkupsumber dana kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya yang dibahas dalam RPIJMmeliputi :

  a. Dana APBN , meliputi dana yang dilimpahkan Ditjen Cipta Karya kepada SatuanKerja di tingkat provinsi (dana sektoral di daerah) serta Dana Alokasi Khususbidang Air Minum dan Sanitasi.

  b. Dana APBD Provinsi , meliputi dana daerah untuk urusan bersama (DDUB) dandana lainnya yang dibelanjakan pemerintah provinsi untuk pembangunaninfrastruktur permukiman dengan skala provinsi/regional.

  c. Dana APBD Kabupaten/Kota , meliputi dana daerah untuk urusan bersama(DDUB) dan dana lainnya yang dibelanjakan pemerintah kabupaten untukpembangunan infrastruktur permukiman dengan skala kabupaten/kota.

  d. Dana Swasta meliputi dana yang berasal dari skema kerjasama pemerintah danswasta (KPS), maupun skema Corporate Social Responsibility (CSR).

  Masyarakat e. Dana melalui program pemberdayaan masyarakat. Pinjaman

  f. Dana , meliputi pinjaman dalam negeri dan pinjaman luar negeri Dana-dana tersebut digunakan untuk belanja pembangunan, pengoperasian danpemeliharaan prasarana yang telah terbangun, serta rehabilitasi dan peningkatan prasarana yang telah ada. Oleh karena itu, dana- dana tersebut perlu dikelola dan direncanakan secara terpadu sehingga optimal dan memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi peningkatan pelayanan bidang Cipta Karya.

9.2 Profil APBD Kota Palembang

  Bagian ini menggambarkan struktur APBD Kabupaten/Kota selama 3-5 tahun terakhir dengan sumber data berasal dari dokumen Realiasasi APBD dalam 5 tahun terakhir.Komponen yang dianalisis berdasarkan format Permendagri No. 13 Tahun 2006adalah sebagai berikut :

  RPI2JM Kota Palembang 2016 - 2020

  Kota Pale mbang

  a. Belanja Daerah yang meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tak Langsung

  b. Pendapatan daerah yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah danaPerimbangan, dan Pendapatan Lain yang Sah

  Pembiayaan Daerah

  c. meliputi: Pembiayaan Penerimaan dan Pembiayaan pengeluaran

  RPI2JM Kota Palembang 2016 - 2020

  Kot a Palembang RPI2JM Kota Palembang 2016 - 2020

  • Pajak Daerah 59.700.000.000 5,01 77.000.000.000 6,39 101.986.353.006 6,34
  • Retribusi Daerah 64.048.619.137 5,37 70.000.000.000 5,81 64.438.000.522 4,01
  • Hasil PengelolaanKe kayaan Daerah yangdipisahka n 8.000.000.000 0,67 10.710.000.000 0,89 23.533.118.892 1,46 35.195.026.940 1,86 27.403.396.984 1,22
  • - Lain-Lain PAD 23.707.539.011 1,99 30.100.000.000 2,50 29.583.264.280 1,84 46.415.580.468 2,45 54.204.271.143 2,42

    Dana Perimbangan 921.597.604.095 77,30 900.968. 444.095 74,83 1.177.289.944.837 73,23 1.093.095.598.766 57,68 1.243. 859.361.631 55,45
  • Dana Bagi Hasil 197.081.064.095 16,53 200.081.064.095 16,62 452.275.905.837 28,13 258.104.367.766 13,62 273.276.674.631 12,18
  • Dana Alokasi U mum 716.129.540.000 60,07 689.117.380.000 57,23 696.587.039.000 43,33 787.312.331.000 41,54 934.084.157.000 41,64
  • Dana Alokasi Khusus 8.387.000.000 0,70 11.770.000.000 0,98 28.427.000.000 1,77 47.678.900.000 2,52 36.498.530.000 1,63 Lain-Lain PendapatanDaer ah yang Sah 115.729.654.835 9,71 115.307. 334.835 9,58 215.842.289.294 13,43 432.799.319.854 22,84 478.043.290.970 21,31
  • Pendapatan Hibah - - - - 4.937.000.000 0,31 - - 4.299.850.713 0,19
  • - Dana Darurat - - - - - - - - - -

  • DBH Pajak dari PemdaLainnya 111.729.654.835 9,37 111.729.654.835 9,28
  • Dana Penyesuaian &Otonomi Khusus 4.000.000.000 0,34 3.577.680.000 2,97

  IX- 6

Tabel 9.1 Perkembangan Pendapatan Daerah dalam 5 Tahun Terakhir

  PENDAPATAN DAERAH 2008 2009 2010 2011 2012 Rp % Rp % Rp % Rp % Rp %

  Pendapatan Asli Daerah 155.456.158.148 30,04 187.810. 000.000 15,60 214.540.736.300 13,34 369.364.078.657 19,49 521.132.742.063 23,23

  207.746.349.410 10,96 333.104.821.406 13,85

  80.007.121.838 4,22 106.420.252.528 4,74

  111.578.385.600 6,94 87.087.105.700 4,59

  135.918.400.955 6,06

  79.285.331.200 4,93 284.798.457.480 15,03

  259.279.204.000 11,56 Kot a Palembang PENDAPATAN 2008 2009 2010 2011 2012

DAERAH Rp % Rp % Rp % Rp % Rp %

  • Bantuan

  20.005.572.494 60.913.756.674 - 1,24 - - - 3,21 78.545.834.302 3,50 KeuanganProv insi/ Pemda Lain

  Pendapatan Lainnya

Tot al 1.192.163.417.078 1.204.085.778.930 1.607.672.970.431 1.895.258.997.277 2.243. 035.394.664 Tot al

Pendapatan

  Penda patan Keterangan: % persentase komponen pendapatan terhadap total pendapatan daerah

  RPI2JM Kota Palembang 2016 - 2020

  IX- 7 Kot a Palembang

Tabel 9.2

Perkembangan Belanja Daerah dalam 5 Tahun Terakhir

  2008 2009 2010 2011 2012 BELANJA

DAERAH Rp % Rp % Rp % Rp % Rp %

Belanja Tidak 600.933.943.098 46,94 721.103.674.159 55,99 854.273.689.035 63,15 1.009.778.833.076 53,91 1.303.476.439.340 75,05

  Langsung 830.850.999.376 61,42 956.119.930.026 51,05 1.258.388.527.940 72,45

  • Belanja
  • >
  • - Pegawai

  • 0,33 1,57 2,50 Belanja

  4.520.302.530 29.329.356.250 43.442.883.800 1,38 1,30 0,09 Bunga

  18.667.865.129 24.329.546.800 1.645.027.600

  • Belanja
  • Subsidi Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Bantuan Pemda lain Belanja Tidak Terduga

    BelanjaLangsung 679.380.232.293 53,06 566.769.371.947 44,01 497.442.979.908 36,77 863.252.603.948 46,09 433.350. 442.117 24,95

    Belanja

  61.375.264.143 4,54

  • 97.570.148.544 5,21 Pegawai

  254.461.080.758 18,81 406.753.506.206 21,72 411.697.484.663 23,70 Belanja 131.606.634.989 9,73 358.928.949.198 19,16 21.652.957.454 1,25 Barang &

  Jasa Belanja Modal Tot al Belanja 1.280.314.175.391 1.287. 873.046.106 1.351.716.668.943 1.873.031.437.024 1.736.826.881.457

  RPI2JM Kota Palembang 2016 - 2020

  IX- 8 Kot a Palembang

Tabel 9.3

Perkembangan Pembiayaan Daerah dalam 5 Tahun Terakhir

  2008 2009 2010 2011 2012 PEMBIAYAAN DAERAH Rp % Rp % Rp % Rp % Rp %

Penerimaan Pembi ayaan 100.121.094.313 88,83 104.377.612.176 84,20 2.899.864.567 3,03 235.906.113.584 72,71 173.048. 976.126 63,20

  • - Penggu naan SiLPA 95.230.758.313 84,49 86.287.276.176 69,60 2.899.864.567 3,03 224.900.157.791 69,31 173.048.976.126 63,20 - Hasil Penjualan - Pencairan DanaCadangan
    • >
    • - Penerimaan PinjamanKekayaanDaerah
    • - Penerimaan
    • 12,10 -

      danObligasi Daerah

    • 15.000.000.000
    • 1.590.336.000
    • >- Piutang Daerah
    • KembaliPinjaman 3.300.000.000 1,41 >1.590.336.000
    • 1.500.000.000 1,21 11.005.955.793 3,39 -

      Pengeluaran Pembiayaan 12.590.336.000 11,17 19.590.336.000 15,80 92.962.197.156 96,97 88.558.114.192 27,29 100.779. 112.573 36,80

      - Pembentukan Dana
    • - CadanganPenyertaan

      10.000.000.000 8,87 9.000.000.000 7,26 17.000.000.000 17,73 68.000.000.000 20,96 40.400.000.000 14,75 Modal 0,89 7,26 79,24 6,34 22,05 - Pembayaran 1.000.000.000 9.000.000.000 75.962.197.156 20.558.114.192 60.379.122.573 PokokPinjaman
    • - Pemberian
      • 1.590.336.000
      • 1,41 1.590.336.000
      • PinjamanDaerah T O T A L 112.711.430.313 123.967.948.176 95.862.061.723 324.464.227.776 273.828. 098.699

        RPI2JM Kota Palembang 2016 - 2020

        IX- 9 Kota Pale mbang

        Pos-pos pendapatan dan belanja perlu diolah ke dalam bentuk grafik proporsi untukmelihat perkembangan proporsi sumber penerimaan dan pengeluaran selama lima tahun terakhir berdasarkan Standar Akuntasi Pemerintah (PP No. 71 Tahun 2010)seperti gambar 6.1.

      9.3 Profil Inv estasi Pembangunan Bidang Cipta Karya

        Setelah APBD secara umum dibahas, maka perlu dikaji berapa besar investasi pembangunan khusus bidang Cipta Karya di daerah tersebut selama 3- 5 tahun terakhir nyang bersumber dari APBN, APBD, perusahaan daerah dan masyarakat/swasta.

        9.3.1 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber Dari APBN dalam 5 Tahun Terakhir

        Meskipun pembangunan infratruktur permukiman merupakan tanggung jawab Pemda, Ditjen Cipta Karya juga turut melakukan pembangunan infrastruktur sebagai stimulant kepada daerah agar dapat memenuhi SPM. Setiap sektor yang ada di lingkungan Ditjen Cipta Karya menyalurkan dana ke daerah melalui Satuan Kerja Non Vertikal(SNVT) sesuai dengan peraturan yang berlaku (PermenPU No. 14 Tahun 2011). Datadana yang dialokasikan pada suatu kabupaten/kota perlu dianalisis untuk melihat trendalokasi anggaran Ditjen Cipta Karya dan realisasinya di daerah tersebut.

      Tabel 9.4 Tabel APBN Cipta Kary a di Kota Palembang

        

      dalam 5 Tahun Terakhir (dalam ribu)

        Alokasi Alokasi Alokasi Alokasi Alokasi Sektor 2009 2010 2011 2012 2013

        2.500.000 19.845.764 - Pengembangan Air Minum

      Pengembangan PLP 12.888.900 43.234.275 4.875.000 5.000.000

      Pengembangan 4.800.000 6.176.252 1.700.000 2.000.000 Permukiman Penataan Bangunan &

        2.130.434 949.253 500.000 7.200.000 Lingkungan Total

      • * Dalam Ribuan

        Di samping APBN yang disalurkan Ditjen Cipta Karya kepada SNVT di daerah, untukm endukung pendanaan pembangunan infrastruktur permukiman juga dilakukan melalui penganggaran Dana Alokasi Khusus. DAK merupakan dana APBN yang dialokasikan ke daerah tertentu dengan tujuan mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah sesuai prioritas nasional.

        Prioritas nasional yang terkait dengan sektor Cipta Karya adalah pembangunan air minum dan sanitasi. DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses pelayanan sistem penyediaan air minum kepada masyarakat

        RPI2JM Kota Palembang 2016 - 2020

        Kota Pale mbang

        berpenghasilan rendah di kawasan kumuh perkotaan dan di perdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman nelayan. Sedangkan DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses pelayanan sanitasi (air limbah, persampahan, dan drainase) yang layak skala kawasan kepada masyarakat berpenghasilan rendah di perkotaan yang diselenggarakan melalui proses pemberdayaan masyarakat. Besar DAK ditentukan oleh Kementerian Keuangan berdasarkan Kriteria Umum, Kriteria Khusus dan Kriteria Teknis. Dana DAK ini perlu dilihat alokasi dalam 5 tahun terakhir sehingga bisa dianalisis perkembangannya.

      Tabel 9.5 Perkembangan DAK Infrastruktur Cipta Karya di kota Palembang

        

      dalam 5 Tahun Terakhir

        Jenis DAK 2009 2010 2011 2012 2013 DAK Air

        891.000.000 993.294.000 2.611.450.000 1.487.209.000 - Minum DAK

        1.858.000.000 - 1.595.890.000 2.362.500.000 2.337.120.000 Sanitasi

        9.3.2 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dari APBD dalam 5 Tahun Terakhir

        Pemerintah Kabupaten/Kota memiliki tugas untuk membangun prasarana permukiman di daerahnya. Untuk melihat upaya pemerintah daerah dalam melaksanakan

        Pembangunan bidang Cipta Karya perlu dianalisis proporsi belanja pembangunan Cipta Karya terhadap total belanja daerah dalam 3-5 tahun terakhir. Proporsi belanjaCipta Karya meliputi pembangunan infrastruktur baru, operasional dan pemeliharaan infrastruktur yang sudah ada. Perlu disusun tabel proporsi berdasarkan sektor-sektor Cipta Karya yang ada.

      Tabel 9.6 Perkembangan Alokasi APBD untuk Pembangunan Bidang Cipta Karya

        

      dalam 5 Tahun Terakhir

      2009 2010 2011 2012 2013 Sektor

        % % % % Alokasi Alokasi Alokasi Alokasi %APBD Alokasi APBD APBD APBD APBD

        Pengembangan

      • 89.440 10% 99.333 10% 148.000 10% -

        261.145 10% Air Minum Pengembangan

      • 224.500 10% 159.520 10% -

        236.250 10% 233.312 10% PPLP Pengembangan Permukiman Penataan Bangunan dan Lingkungan Total Belanja APBD Bidang Cipta Karya

      • * Dalam Proses Pendataan RPI2JM Kota Palembang 2016 - 2020

        Kota Pale mbang

        Selain itu, pemerintah daerah juga didorong untuk mengalokasikan Dana Daerah untukUrusan Bersama (DDUB) sebagai dana pendamping kegiatan APBN dikabupaten/kota. DDUB ini menunjukan besaran komitmen pemerintah daerah dalam melakukan pembangunan bidang Cipta Karya. Oleh sebab itu, perkembangan besaran DDUB dalam 3-5 tahun terakhir perlu diketahui untuk melihat komitmen pemerintahdaerah. Perkembangan DDUB dapat dijabarkan dalam tabel 9.7

      Tabel 9.7 Perkembangan DDUB dalam 5 T ahun Terakhir (dalam ribuan)

        2009 2010 2011 2012 2013 Sektor Alokasi Alokasi Alokasi Alokasi Alokasi DDUB DDUB DDUB DDUB DDUB

        APBN APBN APBN APBN APBN Pengembangan Air 10% 89.110 10% 99.333 10% - 261.145 10% 148.000 10% Minum

        Pengembangan PPLP Pengembangan Permukiman Penataan Bangunan dan Lingkungan T o t al

        

      9.3.3 Perkembangan Investasi Perusahaan Daerah Bidang Cipta Karya dalam 5

      Tahun Terakhir

        Perusahaan daerah yang dibentuk pemerintah daerah memiliki dua fungsi, yaitu untuk menyediakan pelayanan umum bagi kesejahteraan sosial (social oriented) sekaligus untuk menghasilkan laba bagi perusahaan maupun sebagai sumber pendapatan pemerintah daerah (profit oriented). Ada beberapa perusahaan daerah yang bergerak dalam bidang pelayanan bidang Cipta Karya, seperti di sektor air minum, persampahan dan air limbah. Kinerja keuangan dan investasi perusahaan daerah perlu dipahami untuk melihat kemampuan perusahaan daerah dalam meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan secara berkelanjutan. Pembiayaan dari perusahaan daerah dapat menjadi salah satu alternatif dalam mengembangkan infrastruktur Cipta Karya

        Dalam bagian ini disajikan kinerja perusahaan daerah yang bergerak di bidang CiptaKarya berdasarkan aspek keuangan, aspek pelayanan, aspek operasi dan aspek sumber daya manusia. Khusus untuk PDAM, indikator tersebut telah ditetapkan BPP-SPAM untuk diketahui apakah perusahaan daerah memiliki status sehat, kurang sehat atau sakit.

        Di samping itu, pada bagian ini dicantumkan juga nilai dan volume kegiatan pembangunan, operasi dan pemeliharaan prasarana secara umum yang dilaksanakan oleh perusahaan daerah yang ada di kabupaten/kota dalam 3-5 tahun terakhir

        RPI2JM Kota Palembang 2016 - 2020

        Kota Pale mbang

        

      9.3.4 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dari Swasta

      dalam 5 Tahun Terakhir

        Sehubungan dengan terbatasnya kemampuan pendanaan yang dimiliki pemerintah,maka dunia usaha perlu dilibatkan secara aktif dalam pembangunan infrastruktur Cipta Karya melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) untuk kegiatan yang berpotensi cost-recovery atau Corporate Social Responsibility (CSR) untuk kegiatan non-cost recovery. Dasar hukum pembiayaan dengan skema KPS adalah Perpres No.67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur serta Permen PPN No. 3 Tahun 2012 Tentang Panduan Umum Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur. Sedangkan landasan hukum untuk pelaksanaan CSR tercantum dalamUU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) dan UU No. 25 tahun 2007tentang Penanaman Modal

        Di beberapa daerah, skema pembiayaan alternatif ini sudah banyak dilakukan untuk menunjang pembangunan Cipta Karya di daerah. Informasi kegiatan-kegiatan eksisting perlu dipahami untuk melihat potensi pembiayaan dari dunia usaha di daerah tersebut.

      Tabel 9.8 Perkembangan KPS Bidang Cipta Karya dalam 5 Tahun Terakhir

        Komponen Nilai Skema

      Kegiatan Tahun Satuan Volume Ket.

        KPS (Rp) Pembiayaan* Pengembangan Air Minum

        Pengembangan PPLP

        Pengembangan Permukiman

        Penataan Bangunan dan Lingkungan

        • * Dalam Proses Pendataan

      9.4 Proyeksi dan Rencana Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya

        Untuk melihat kemampuan keuangan daerah dalam melaksanakan pembangunan bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan (sesuai jangka waktu RPIJM) maka dibutuhkan analisis proyeksi perkembangan APBD, rencana investasi perusahaan daerah, dan rencana kerjasama pemerintah dan swasta.

        RPI2JM Kota Palembang 2016 - 2020

        Kot a Pale mbang

      9.4.1 Proyeksi APBD 5 tahun ke depan

        Proyeksi APBD dalam lima tahun ke depan dilakukan dengan melakukan perhitungan regresi terhadap kecenderungan APBD dalam lima tahun terakhir menggunakan asumsi atas dasar trend historis. Setelah diketahui pendapatan dan belanja maka diperkirakan alokasi APBD terhadap bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan dengan asumsi proporsinya sama dengan rata-rata proporsi tahun-tahun sebelumnya.

        Adapun langkah-langkah proyeksi APBD ke depan adalah sebagai berikut sebagai berikut : Menentukan presentase pertumbuhan per pos pendapatan Setiap pos pendapatan dihitung rata-rata pertumbuhannya dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

        Y0 = Nilai tahun ini Y-1 = Nilai 1 tahun sebelumnya Y-2 = Nilai 2 tahun sebelumnya

        Dalam menentukan presentase pertumbuhan dihitung setiap pos pendapatan yang terdiri dari PAD, Dana Perimbangan (DAU, DAK, DBH), dan Lain-lain pendapatan yang sah. Menghitung proyeksi sumber pendapatan dalam 5 tahun ke depan Setelah diketahui tingkat pertumbuhan pos pendapatan maka dapat dihitung nilaiproyeksi pada 5 tahun ke depan dengan menggunakan rumus proyeksigeometris sebagai berikut :

        Yn = Nilai pada tahun n r = % pertumbuhan Y0 = Nilai pada tahun ini n = tahun ke n (1-5) Menjumlahkan Pendapatan dalam APBD tiap tahun dan menghitung kapasitas daerah dalam pendanaan pembangunan bidang Cipta Karya Setelah didapatkan nilai untuk setiap pos pendapatan, dapat dihitung total pendapatan. Apabila diasumsikan bahwa total pendapatan sama dengan total belanja dan diasumsikan pula bahwa proporsi belanja bidang Cipta Karya terhadap APBD sama dengan eksisting (Tabel 6.6) maka dapat diketahui proyeksi kapasitas daerah dalam mengalokasikan anggaran untuk bidang CiptaKarya dalam lima tahun ke depan.

        Adapun hasil dari proses perhitungan tersebut, disajikan dalam tabel 9.9

        RPI2JM Kota Palembang 2016 - 2020

        Kot a Palembang

      Tabel 9.9

      Proy eksi Pendapatan APBD dalam 5 Tahun ke Depan

      Realisasi (dlm juta)

        Proyeksi (dlm juta)

        Komponen %

        APBD Pertumbuhan

        2010/2011 2011/2012 2012/2013 2013/2014 2014/2015 2015/2016 2016/2017 2017/2018 Pendapatan Asli

        214,541 369,364 521,133 56,63% 816,235 1,632,470 2,448,705 3,264,940 4,081,175 Daerah Dana Alokasi

        696,587 787,312 934,084 15,83% 1,081,980 2,163,959 3,245,939 4,327,918 5,409,898 Umum Dana Bagi Hasil 452,276 258,104 273,277 -18,53% 222,647 445,294 667,941 890,588 1,113,235 Dana Alokasi

        28,427 47,679 36,499 22,14% 44,578 89,157 133,735 178,313 222,892 Khusus Dana Alokasi KhususAir 891 993 2,611 87,19% 4,888 9,777 14,665 19,554 24,442 Minum Dana Alokasi

        1,858 1,596 2,363 16,96% 2,763 5,527 8,290 11,053 13,816 Khusus Sanitasi Lain-Lain Pendapatan 215,842 432,799 478,043 55,49% 743,286 1,486,572 2,229,859 2,973,145 3,716,431 Daerah yang Sah Total APBD 1,610,422 1,897,848 2,248,009 18,15% 2,656,004 5,312,008 7,968,012 10,624,016 13,280,020

        RPI2JM Kota Palembang 2016 - 2020

        IX- 15 Ko ta Palembang

        Dari data proyeksi APBD tersebut, dapat dinilai kapasitas keuangan daerah dengan metode analisis Net Public Saving dan kemampuan pinjaman daerah (DSCR)

        Net Public Saving Net Public Saving atau Tabungan Pemerintah adalah sisa dari total

        penerimaan daerah setelah dikurangkan dengan belanja/pengeluaran yang mengikat. Dengan katalain, NPS merupakan sejumlah dana yang tersedia untuk pembangunan. BesarnyaNPS menjadi dasar dana yang dapat dialokasikan untuk bidang PU/Cipta Karya. Berdasarkan proyeksi APBD, dapat dihitung NPS dalam 3-5 tahun ke depan untuk melihat kemampuan anggaran pemerintah berinvestasi dalam bidang Cipta Karya.Adapun rumus perhitungan NPS adalah sebagai berikut :

        Net Public Saving = Total Penerimaan daerah - Belanja Wajib

      NPS = (PAD+DAU+DBH+DAK) - (Belanja mengikat + Kewajiban Daerah)

      Belanja mengikat adalah belanja yang harus dipenuhi/tidak bisa -

        dihindari oleh Pemerintah Daerah dalam tahun anggaran bersangkutan seperti belanja pegawai, belanja barang, belanja bunga, belanja subsidi, belanja bagi hasil serta belanja lain yang mengikat sesuai peraturan daerah yang berlaku.

        Kewajiban daerah - antara lain pembayaran pokok pinjaman, pembayaran

        kegiatan lanjutan, serta kewajiban daerah lain sesuai dengan peraturan daerah yang berlaku.

        Analisis Kemampuan Pinjaman Daerah (Debt Serv ice Coverage Ratio)

        Pinjaman Daerah merupakan alternatif pendanaan APBD yang digunakan untuk menutup defisit APBD, pengeluaran pembiayaan atau kekurangan arus kas. Pinjaman Daerah dapat bersumber dari Pemerintah, Pemerintah Daerah lain, lembaga keuangan bank, lembaga keuangan bukan bank, dan Masyarakat (obligasi). Berdasarkan PP No.30 Tahun 2011 Tentang Pinjaman Daerah, o Pemerintah Daerah wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut :

        Jumlah sisa Pinjaman Daerah ditambah jumlah pinjaman yang akan ditarik o tidak melebihi 75% dari jumlah penerimaan umum APBD tahun sebelumnya; Memenuhi ketentuan rasio kemampuan keuangan daerah untuk o mengembalikan pinjaman yang ditetapkan oleh Pemerintah o Persyaratan lainnya yang ditetapkan oleh calon pemberi pinjaman Dalam hal Pinjaman Daerah diajukan kepada Pemerintah, Pemerintah Daerahjuga wajib memenuhi persyaratan tidak mempunyai tunggakan atas pengembalian pinjaman yang bersumber dari Pemerintah

        Salah satu persyaratan dalam permohonan pinjaman adalah rasio kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan pinjaman atau dikenal dengan Debt ServiceCost Ratio (DSCR). Berdasarkan peraturan yang berlaku, DSCR minimal adalah 2,5. DSCR ini menunjukan kemampuan pemerintah untuk membayar pinjaman, sekaligus memberikan gambaran kapasitas

        Ko ta Palembang

        keuangan pemerintah. Oleh karena itu, DSCR dalam3-5 tahun ke depan perlu dianalisis dalam RPIJMdengan rumus sebagai berikut :

        

      ( )

      • + + +

        − =

        Keterangan : PAD = Pendapatan Asli Daerah DAU = Dana Alokasi Umum DBH = Dana Bagi Hasil DBHDR = DBH Dana Reboisasi

        9.4.2 Rencana Pembiayaan Perusahaan Daerah

        Beberapa kabupaten/kota memiliki perusahaan daerah yang bergerak dalam bidang pelayanan bidang Cipta Karya seperti air minum, air limbah maupun persampahan. Dalam hal ini, perusahaan daerah tersebut umumnya memiliki rencana dalam lima tahun ke depan dalam bentuk business plan. Informasi ini dibutuhkan untuk mengetahui kontribusi perusahaan daerah untuk pendanaan pembangunan bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan sesuai jangka waktu RPIJM.

        9.4.3 Rencana Kerjasama Pemerintah dan Swasta Bidang Cipta Karya

        Dalam menggali sumber pendanaan dari sektor swasta, Pemerintah Daerah perlu menyusun daftar proyek potensial yang dapat dikerjakan dengan skema kerjasama pemerintah dan swasta di bidang Cipta Karya untuk ditawarkan ke pihak swasta. Daftar proyek potensial tersebut disusun berdasarkan identifikasi usulan program dan kegiatan setiap sektor serta tingkat kelayakan ekonomi dan finansial dari program tersebut. Rencana kerjasama pemerintah dan swasta bidang Cipta Karya terangkum dalam tabel di bawah ini

      Tabel 9.10 Proy ek Potensial yang Dapat Dibiayai dengan KPS

        

      dalam 5 Tahun Ke Depan

      Nama Deskripsi Biay a Kegiatan Kelayakan Keterangan Kegiatan Kegiatan (Rp) Finansial

        IRR = ...

      • *Dalam Proses Pendataan

        Ko ta Palembang

        

      9.5 Analisis Tingkat Ketersediaan Dana dan Strategi Peningkatan Investasi

      Pembangunan Bidang Cipta Karya

        Sebagai kesimpulan dari analisis aspek pembiayaan, dilakukan analisis tingkat ketersediaan dana yang ada untuk pembangunan bidang infrastruktur Cipta Karya yang meliputi sumber pemerintah pusat, pemerintah daerah, perusahaan daerah, serta dunia usaha dan masyarakat. Kemudian, perlu dirumuskan strategi peningkatan investasi pembangunan bidang Cipta Karya dengan mendorong pemanfaatan pendanaan dari berbagai sumber

        9.5.1 Analisis Kemampuan Keuangan Daerah

        Ketersediaan dana yang dapat digunakan untuk membiayai usulan program dan kegiatan yang ada dalam RPIJM dapat dihitung melalui hasil analisis yang telah dilakukan dengan penjabaran sebagai berikut Proyeksi dana dari pemerintah pusat (APBN) dengan menggunakan asumsi trend historis maksimal 10% dari tahun sebelumnya Proyeksi dana dari pemerintah daerah (APBD) berdasarkan hasil perhtungan pada bagian 9.3.1

        Rencana pembiayaan dari perusahaan daerah berdasarkan analisis pada

        bagian 9.3.2 Hasil identifikasi kegiatan potensial untuk dibiayai melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Swasta berdasarkan bagian 9.3.3

        9.5.2 Strategi Peningkatan Investasi Bidang Cipta Karya

        Dalam rangka percapatan pembangunan bidang Cipta Karya di daerah dan untukmemenuhi kebutuhan pendaanan dalam melaksanakan usulan program yang ada dalam RPIJM, maka Pemerintah Daerah perlu menyusun suatu set strategi untuk meningkatkan pendanaan bagi pembangunan infrastruktur permukiman. Oleh karena itu pada bagian ini, Satgas RPIJM daerah agar merumuskan strategi peningkatan investasi pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya, yang meliputi beberapa aspek antara lain:

        1. Strategi peningkatan DDUB oleh kabupaten/kota dan provinsi;

        2. Strategi peningkatan penerimaan daerah dan efisiensi pengunaan anggaran;

        3. Strategi peningkatan kinerja keuangan perusahaan daerah;

        4. Strategi peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha dalam pembiayaanpembangunan bidang Cipta Karya;

        5. Strategi pendanaan untuk operasi, pemeliharaan dan rehabiltasi infrastruktur permukiman yang sudah ada;

        6. Strategi pengembangan infrastruktur skala regional