KOORDINASI PENEGAK HUKUM DALAM MELAKUKAN PENAHANAN TERSANGKA ATAU TERDAKWA MENURUT KUHAP
KOORDINASI PENEGAK HUKUM DALAM M E L A K U K A N
PENAHANAN TERSANGKA ATAU TERDAKWA
MENURUT KUHAP
SKRIPSI
Dianjurkan sebagai salah satu syarat
Untuk menempuh ujian
Sarjana hukum
Oleh
HENDRA R O N A L D I
NIM : 50.2011.316
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
FAKULTAS HUKUM
2015
PALEMBANG
PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
J U D U L S K R I P S I : KOORDINASI P E N E G A K HUKUM DALAM
M E L A K U K A N PENAHANAN T E R S A N G K A A T A U
T E R D A K W A MENURUT KUHAP
NAMA
HENDRA R O N A L D I
NIM
50 2011316
PROGRAM STUDI
I L M U HUKUM
PROGRAM KEKHUSUSAN
HUKUM P E R D A T A
Pembimbing:
Muhammad Yahya Selma, SH.,MH
V
Palem ba ng, Septem ber 2015
Tim Penguji:
Ketua
: Dr.Hj. Sri Sulastri, SH^ M.Hum (
Anggota
: 1. Burhaouddin, SH., M H
(
2.M.Solebldrus,SH.,MS
(
DISAHKAN O L E H
DEKAN F A K U L T A S HUKUM
M O T T O D A N
PERSEMBAHAN
Motto
"serahkanlah
tirvsanpada
ahlinya"(alhadics)
Kupersembahkan
kepada
^ Kedua orang tuakv ayah, dan ibu
terimakasih
nasebac,
selama i n i juga ibu
yang
kekuacanku.
^ Saudara-saudaraku
semangat
tercinta
untuk doa bimbingan,
dan semangatnya
menjadi
:
yang celah
serta mendukung
segda
memberi
langka
ku
^ Buat kekasihku
S. Kep
tersayang
D e w i ratna
sari
Penulis
NIM
ABSTRAK
: Hendra Ronaldi
: 50.2011.316
Permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini, yaitu :
1. Bagaimana mekanisme Penegak Hukum dalam melakukan penahanan tersangka atau
terdakwa menurut KUHAP?
2. Bagaimana koordinasi penegak hukum dalam melakukan penahanan tersangka atau
terdakwa menurut KUHAP?
Latar belakang penulisan ini berangkat dari pengamatan penulis tentang prosedur penahanan
tersanka atau terdakwa yang melibatkan aparat penegak hukum seperti polisi, Jaksa dan
hakim dari semua tingkat peradilan dengan kewenangannya masing-masing. Oleh karena
persoalan penahanan identik dengan perampasan kemerdekaan seseorang, maka sudah
sewajamya hukum acara pidana memberi batasan sedemikian mpa agtir hak-hak tersangka
atau terdakwa tetap terlindungi dengan baik. Yang menarik dalam tulisan ini adalah benturan
kepentingan dan kewenangan antara aparat itu sendiri. Seyogyanya masing-masing aparat
tersebut bekerja dengan mengikuti prosedur yang sudah baku dan senantiasa berkordinasi
sebagaimana ketentuan KUHAP. Untuk itulah penulis mengambil judul skripsi, yaitu :
"Koordinasi Penegak Hukum dalam melakukan penahanan tersangka atau terdakwa menurut
KUHAP". Skripsi ini menggunakan peneiitian yuridis normative dan bersifat deskriptif
kualitatif dan tidka dilakukan pengujian hipotesa. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
peneiitian kepustakaan (Library Research), yaitu meneliti berbagai literature dan peraturan
pemndang-undangan yang berhubungan dengan permasalah skripsi ini. Sedangkan metode
yang dipakai adalah comparative study yakni : dengan membandingkan KUHAP dan HIP,
antara pendapat, teori serta konsep dari beberapa pakar hokum. Metode analisis dilakukan
dengan content analisys yang dikontruksi dalam kesimpulan. Yaitu, pertama, dalam
mekanisme penahanan dan perpanjangan penahanan dilakukan dengan berpedoman pad
ketentuan KUHAP dengan mcngedepankan hak-hak tersangka atau terdakwa sesuai dengan
Undang-undang Dasar 1945 dan Hak Azasi Manusia serta menempatkan kedudukan
tersangka atau terdakwa sebagm manusia sebagai subjek hokum (azeis accusatory). Mengenm
batas jangka waktu penahanan sudah siatur secara tegas dan perpanjangan penahanan
dilakukan semata-mata demi untuk kepentingan pemeriksaan atau untuk mencegah supaya si
tertuduh tidak melarikan diri, dalam hal yang demikian jaksa dapat memerintahkan
penangkapan si tertuduh atau jika ia sudah ditahan untuk sementara jaksa memerintahkan
supaya ia tetap ditahan dan penahanan hanya dilakukan untuk kepentingan penuntutan yang
bertanggung jawab. Perpanjangan penahanan dilakukan untuk kepentingan pemeriksaan atau
untuk mencegah supaya si tertuduh atau tidak melarikan diri, dalam hal yang sedemikian
jaksa dapat memerintahkan penangkapan si tertuduh atau kalau ia sudah ditahan untuk
sementara supaya ia tetap ditahan. Kedua, bahwa setelah berlakunya KUHAP, baik antara
polisi, jaksa maupun hakim terdapat hubungan dan kerjasama timbal balik (kordinasi) yang
baik dalam melakukan penahanan dan perpanjangan penahanan ataupun penangguhan
penahanan. Dengan demikian dalam hal penahanan terhadap terdakwa/tersangka tersebut baik
polisi, jaksa dan hakim bertanggung jawab dalam tingkat masing-masing dan apabila terjadi
kesalahan dalam prosedur dalam melakukan penahanan sehingga berakibat tidak sah
sebagaimana yang disyaratkan undang-undang, maka berdasarkan KUHAP tersangka ataupun
terdakwa dapat mengajukan prapradilan, ganti rugi dan rehabilitas.
3. Ibu/ bapak wakil Dekan
Dan IV. Fakultas Hukum Universitas
Muhammadyah Palembang
4. Bapak muhammad yahya selma SH. MH. Sebagai pembimbing skripsi
saya yang tealah banyak berkontribusi baik moral maupun materil,
membimbing dan memberi arahan saya dalam menyelesaikan skripsi
5. Ibu Hj Siti mardiyanti, SH.MH sebagai pembimbing akdemik saya
6. Ibu dan bapak dosen serta seluruh staf karyawan yang telah mengasuh dan
membina sarta memfasilitasiku selama menyelesaikan studi di fakultas
hukum muhammadyah palembang
7. Segenap keluarga besarku ; ibuku, ayahku, adik-kakakku,kakek dan nenek
ku serta handai tolaku tercinta dan sangat kusayangi yang selam ini dengan
tulus ikIas memberikan semangat dan dorongan dalam upaya saya
menyelesaikan
studi
di
fakultas
hukum universitas
muhamadyah
palembang.
8. Terima kasih pla kepada teman-teman sepeijuangan dan semua pihak yang
tidak dapat disebutkan namanya dalam kesempatan ini yang telah banyak
membantu saya dlam menyelesaikan studi di fakultas hukum universitas
muhammadyah palembang palembang selam ini
Terimakasih
serauanya
semogaga
allah
robbul
izzatti
berkenan
memberikan balasan yang setimpal atas semua kebaikan kalian semua
amin allahumma amin jayalah ilmu pengetahuan sebesar-besar manfaat
bagi ummat manusia dalamridhoSWT.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Palembang, agustus 2015
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Permasalahan
C. Ruang lingkup peneiitian
D. Tujuan dan kegunaan peneiitian
E . Metode peneiitian
F. Sistematika penulisan
i
ii
iii
iv
1
1
6
7
7
7
8
BAB I I : TUJUAN PUSTAKA
8
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
Tinjauan umum tentang penahanan
Kewewenangan pejabat untuk melakukan penahanan
Jangka waktu atau lamanya penahanan
Syarat dan tujuan diberlakukan penahanan
Jenis penahanan dan dasar hukum
Tata cara prosedur penahanan
Tata cara pengalihan penahanan
Pengurangan masa tahanan
8
13
14
15
22
25
26
27
BAB I I I : PEMBAHASAN
A. Mekanisme penegak hukum dalam melakukan penahanan atau
tersangka atau terdakwa menurut KUHAP
B. Koordinasi penegak hukum dalam melakukan penahanan
tersangka atau terdakwa menurutKUHAP
30
46
BAB rv PENUTUP
46
A. Kesimpulan
B. Saran
54
55
D A F T A R PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.
LATAR BELAKANG
H u k u m acara pidana m e r u p a k a n salah satu cabang i l m u h u k u m y a n g
secara langsung m e n y a n g k u t urat nadi k e h i d u p a n m a n u s i a d a n masyarakat.
D e n g a n l a h i m y a u n d a n g - u n d a n g N o . 8 T a h u n 1981 tentang h u k u m acara pidana
( H U H A P ) sebagaimana diatur pasal 2 8 5 K U H A P . Para pelaksana penegak h u k u m
dituntut u n t u k m e m i l i k i orientasi kepada kepentingan nasional yang lebih tinggi
d a l a m pendekatan terhadap tugasnya pada sisi yang lain undang-undang h u k u m
acara pidana tugasnya. Pada i s i y a n g lain kitab undang-undang
pidana
secara sadar telah m e m b e r i k a n pengakuan
h u k u m acara
d a n penghargaan
penuh
t e r h a d a p h a k - h a k asasi m a n u s i a l e w a t p a s a l - p a s a l n y a . O l e h k a r e n a i t u h a r u s d i j a g a
b e r l a k u n y a suatu k o n d i s i d i m a n a h u k u m dapat bennanfaat bagi setiap
warga
masyarakat. '
B e r l a k u n y a undang-undang n o 8 t a h u n 1981 y a n g m e n g a n t i k a n H I R (stb.
1941 n o . 4 4 ) beserta peraturan pelaksanaanya jelas m e m b e r i k a n pegaruh d a n
k o s e k u e n s i n y a bagi aparat
penegak
h u k u m khususnya dalam
melaksanakan
penahanan tcrhadap tersangka / terdakwa istiiah penahana, diasosiasikan orang
p a d a p e m i k i r a n y a n g b i a s a n y a t e r u j u t pada t i n d a k a n aparat penegak h u k u m d a l a m
^ M u l a d i , Kapita Selekta Sistem Peradilan Pidana, B a d a n P e n e r b i t U n d i p , S e m a r a n g , 2 0 1 0 , h i m .
112
1
2
mencabut
kemerdekaan
orang lain yang disangka/dituduh
melakukan
suatu
tindakan pidana
W a l a u p u n d a l a m arti luar istiiah penahanan
sebenamya
tidak hanya
d i k e n a l d a l a m h u k u m acara pidana, tetapi d i p e r g u n a k a n j u g a d i l u a r k o n t e k s
hukum
pidana.
D a l a m dinas
militer misalnya sebagimana
tertuang
dalam
peraturan pemerintahan n o m o r 6 tahun 1990 tentang administerasi perajurit T N I
dikenal
penahanan d a l a m dinas keprajurit " ( P D K . ) Y ^ n g m e r u p a k a n istiiah
resmi dari"perpanjangan masa dinas a k t i f ' bagi prajurit T N I pangkat kolenel k e
ats y a n g t e l a h m e n c a p a i u s i a m a k s i m u m d i n a s T N I , t e t a p i m a s i h d i b u t u h k a n
d a l a m tugas-tugas keprajurutan. D a l a m k i t a b undang-undang h u k u m acara pidana
( K U H A P ) , penahanan merupakan salah satu upaya diantara i l m a upaya
paksa,
yakin: pengangkapan, penahanan, penyitaan, pengeledaan dan pemeriksaan sumt.
D i k a t a k a n sebagai
upaya paksa, k a r e n a biasanya d i l a k s a n a k a n dengan
m e n g g u n a k a n kekerasan atau kekuasaan paksa. Cara-cara m e n g g u a k a n
cara
paksaan
d a n atau k e k e r a s a n d a l a m proses pidana dapat d i b a g i m e n j a d i t i g a k e l o m p o k ,
yaitu. ^
1. M e m a s u k i r u a n g
2.
L a n g k a - l a n g k a y a n g dapat diterapkan pada benda
3. L a n g k a - l a n g k a y a n g d a p a t d i t e r a p k a n p a d a m a n u s i a d a l a m b e n t u k
pembatasan kemerdekaan, yaitu penangkapan dan penahanan.
S u m i t r o , Inti Hukum acara PUhimi, S e b e l a s M a r e t U n i v e r s i t y P r e s s , S u r a k a r t a , 1 9 9 4 , h i m . 8 2
^ L . H e . H u l s m a n , Sistem Perudilan Pidana dan Perspektif Perbadingan Hukum, T e r j e m a h a n
M a h a s i s w a U I Jakarta. 2 0 0 5 , hini, 5 6
V
3
D i s a m p i n g sebagai salah satu instruksi penegak h u k u m pidana perlu
diingat b a h w a pada h a k e k a t n y a penahanan adalah perampasan atau pencabutan
k e m e r d e k a a n orang lain y a n g m e n i m b u l k a n perasaan tidak enak (sengsara)
dan
akan m e m b a w a kosekuensi h u k u m m a u p u n sosiologi yang luas baik bagi orang.
Y a n g ditahan m a u p u n keluarga, karena sifatnya y a n g eksesif,
orang yang b e l u m bersalah
yaitu,
secara h u k u m , tetapi d a l a m m a s y a r a k a t
sudah
d i a n g g a p bersalah."*
Berdasarkan
kitab
undang-undang
hukum
pinda
suatu
tindakan
penahanan dapat p u l a m e n j a d i suatu t i n d a k a n pindana kesejahatan y a n g d i a n c a m
dengan pindana m a k s i m u m delapan tahun penjara sebagaimana diancam d a l a m
beberapa pasal K U H A P y a n g m e n g a n c a m pidana bagi tindakan penahanan orang
secara tidak sah atau bertentangan dengan k e t e n t u a n undang-undang o l e h karena
i t u dengan k e l u a r g a n y a K U H A P n o . 8 t a h u n 1981 aparat penegak h u k u m d a l a m
proses pradilan pidana harus lebih berhati-hati dan sclekta dalam melaksanakan
penahanan
berbagi permasyarakatan m a u p u n prosedur yang telah ditentukan
secara n o m a t i f harus d i p e n u h i d a n dipatuhi K U H A P adalah u n t u k m e n g a t u r
p e r i l a k u dan t i n d a k a n para penegak h u k u m . Ibarat suatu permainan,
KUHAP
d i c i p t a k a n agar para penegak h u k u m y a n g b e r m a i n i t u t i d a k b e n n a i n k a y u y a n g
m e n g a k i b a t k a n t i m b u l n y a p e l a n g g a r a n h a k asasi m a n u s i a . ^
D a l a m pelaksanaan penahanan i n i . K U H A P benar-benar diuji
bisa
membina
sikap
aparat
penegak
hukum
sesuai
denagan
apakah
fungsi d a n
^ L u h u t M . P a n g a r i b u a n , Penahanan pada dasamya merampas kemerdekaan, a r t i k e l , S u a r a
Pembaharuan, Jakarta, 1994, h i m . 7
^ J . E . S a h e t a p y , Qiiovadis Hukum Pidana? A r t i k e l , M e d i a I n d o n e s i a , J a k a r t a , 2 0 0 5
4
kewenangan masing-masing kearah tegaknya keadilan dan perlindungan harkat
martabal manusia.''
Dikatakaan demikian karena dalam pelaksanaan
penahanan
k e m u n g k i n a n y a n g besar bagi t e r j a d i n y a p e n y a l a n g g u n a a n
terbuka
wewenang
tersangka d i t e m p a t k a n d i b a w a h kekuasaan aparat y a n g m e l a k u k a n
karena
penahanan
t e r i s o l i r d a r i m a s y a r a k a t u m u m . T i d a k saja h a k a s a s i k e m e r d e k a a n m a n u s i a y a n g
dapat dilanggar tetapi m u n g k i n pula terjadinya penyiksaan fisik,
pemerasan
e k o n o m i , teror mental, bahkan k e m a t i a n tersangka, dimana hal i t u tidak terjadi
bila tersangka tidak dikenalkan penahanan
membicarakan penahanan
penahanan
erat d e n g a n
d i l a k u k a n setelah
perlu pula dikemukakan,
penangkapan,
sebab pada
terlebih dahulu penangkapan
bahwa
umumnya
d a n sebaliknya
tindakan penahanan selalu diikiti dengan penahanan dalam kehidupan sehari-hari
orang ( a w a m ) sering menganggap, b a h w a penahanan sama dengan
penangkapan,
karena pada dasamya penangkapaan dan penahanan m e r u p a k a n perampasan
hak
asasi seseorang u n t u k w a k t u t e r t e n t u pada m a s a b e r l a k u n y a H I R d i k e n a l i s t i i a h
penangkapaan sementara yang j a n g k a w a k t u n y a 2 0 hari (pasal 27 H I R j
B a g i polisi penangkapan dan penahanan adalah bagian dari w e w e n a n g
y a n g sangat p e n t i n g , sebagaimana
andetantion
can certainly
d i t u l i s A . C . G e n n a n e t a l , ''both
f o r m a necessary
and proper
ofpolice
arrest
operations"^
^ S u m i t r o , Inti Hukum acara Pidana, S e b e l a s M a r e t U n i v e r s i t y P r e s s , S u r a k a r t a , 1 9 9 4
^ S u d i b y o , T r i a t m o j o , Pelaksanaan Penahanan dan Kemungkinan yang ada dalam
A l u m n i Bandung. 2010, lilm. 2 6
KUHAP.
^ A . C . G e r m a n n , E t a l , ""Introduction to law Enforcement and Criminal Justice". ( S p r i n g f i l d
Illionis U S A : Charles C. T h o m a s Publisher).
5
Pandangan
yang mempersembahkan
s e b e n a m y a k u r a n g tepat, k e d u a istiiah tersebut
penangkapan
dan pembunuhan
m e m p u n y a i perbadaan
pegeitian
maupun kosekuensi yang diakibatkan walaupun sebenamya pemahaman demikian
sebenamya
b u k a n tanpa dasar. K e d u a n y a m e m p a k a n peranata
hukum
yang
berbeda b a i k d a l a m teknis pelaksanaan serta syarat-syrat m a u p u n k o n s e k u e n s i
h u k u m n y a selanjutnya dalam m e m a h a m i konsep penahanan
dalam
peradilan
pidana p e r l u d i p a h a m i beberapa m o d e l y a n g bekerja d a l a m proses
peradilan
pidana^
Berdasarkan
pendata
1. P a c k e r , b a h w a b e k e r j a n y a p r o s e s
p i d a n a d a p a t d i j e l a s k a n m e l a l u i d u a b u a h m o d e l , y a i t u " c r i m control
model"
dan
n a m u n k e d u a n y a m o d e l i t u h a n y a l a h sekedar '
normativ
y a n g m e m b a n t u k i t a d a l a m m e n g a n a l i s i bekerjanya proses
pradilan
" duaprocess
models"
peradilan
model"
p i d a n a s e h a r i - h a r i s i s t e m y a n g b e k e r j a p a d a "crime
control
model"
didasarkan
pada prinsip, b a h w a penekanan j u m l a h kejahatan merupakan fungsi
peradilan pidana kegagalan fungsi i n i m e r u p a k a n gangguan tehadap
utama
kctertipan
u m u m dan kebebasan u n t u k m e n c a p i t u j u a n d e m i k i a n i n i proses k r i m i n a l h a m s
d i l a k u k a n secara efisicn
Segala
rintangan
prosedur
yang
dapat
menjadi
hambatan
bagi
pelaksanaan proses k r i m i n a l h a m s d i s i n g k i r k a n proses pidana diibaratkan seperti
ban berjalan, dimana
masing-masing petugas penegak
h u k u m bcrdiri pada
posisinya sendiri. D a l a m hal i n i proses peradilan pidana m e r u p a k a n suatu proses
S u d i b y o , T r i a t m o j o , Fehiksunaan Penahanan dan Kemungkinan yang ada dalam Ki HAP, O p .
Cit, h i m . 28
L . P a c k e r , The linuis oj the criminal sanction. ( S t a n f o r d C a l i f o r n i a
M a h a s i s w a U I Jakarta, 2 0 0 5 , h i m . 153
1968)
Icijemahan
6
penyaringan dan d a l a m tiap-tiap tahap d i l a k u k a n tindakan-tindakan y a n g bersifat
rutinitas keberhasilan pertama- t a m a d i u k i r sesuai dengan t i n d a k a n keberhasilan
penyelesaian kasus d e m i kasus u n t u k mencapai tujuan yaitu m e n g u r a n g i atau
m e n a n g g u l a n g i kejahatan hal i n i dapat d i l i h a t dari k e t e n t u a n y a n g t e r c a n t u m
dalam H I R , bahwa dalam w a k t u dua puluh empat j a m penyakit /polisi wajib
m e m b u a t laporan tentang penahanan tersebut kepada j a k s a (pasal 7 1 ayat 2 )
d e m i k i a n pula pasal 71 ayat ( 1 ) H I R m e n y e b u t k a n b a h w a h apabila j a k s a dengan
fungsi k o n t r o l n y a i t u m e n i m b a n g b a h w a penahanan dapat dituskan dapat dituskan
m a k a penahanan terus bejalan, dengan d e m i k i a n polisi/ p e n y i d i k w a j i b m e n a h a n
s a m p a i tiga p u l u h hari d a n pasal 8 3 ayat ( 4 ) H I R y u s t i s i / j a k a m e n g e n a i
penahanan boleh dilanjutkan oleh ketua pengadilan negeri tiap-tiap kali dengan
tiga p u l u h hari. K e n y a t a a n i n i m e m b u k t i k a n b a h w a ketua pengadilan negerti dapat
menpememperpanjang
penahanan
yang tidak a d a batasnya,
sehingga
kurang
m e n j a m i n h a k - h a k asasi m a n u s i o k a r e n a a k i b a t b u r u k d a r i h a l t e r s e b u t m a k a d a p a t
berakibat terjadi lamanya masa penahanan m c l a m p a u i lamanya masa pidana yang
dijatuhkan."
B a n y a k terjadi orang-orang ditahan tanpa dilanjutkan perkaranya k e
m u k a sidang pengadilan dan penuhnya tempat-tempat penahanan
oleh orang-
o r a n g tahanan y a n g sebenamya dapt d i l a k u k a n dengan tahanan luar s e h u b u n g a n
dengan apa y a n g secara singkat d i u r a i k a n t c r d a h u l u m a k a penulis m e r u m u s k a n
sebuah j u d u l yaitu m e k a n i s m e dan koordinator pegawasan penegak h u k u m d a l a m
penanganan masalah penahanan berdasarkan
KUHAP."
L u h u t M . P a n g a r i b u a n , Penahanan pada dasann a merampas kemerdekaan. O p C i t , h i m . 1 2
7
2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang m a s a l a h dials m a k a penulis
merumuskan
permasalahan y a n g m e r u p a k a n p o k o k bahasa d a l a m skripsi i n i yaitu: sebagai
berikut:
1. B a g a i m a n a m e k a n i s m e penegak h u k u m d a l a m m e l a k u k a n p e n a h a n a n
tersangka atau terdakwa m e n u r u t K U H A P ?
2. B a g a i m a n a k o o r d i n a s i penegak h u k u m d a l a m m e l a k u k a n
penahanan
tersangka atau terdakwa m e n u r u t K U H A P ?
C. TUJUAN P E N E L I T I A N
1. u n t u k m e n g e t a h i u d a n m e n j e l a s k a n b a g a i m a n a m e k a n i s m e
penegak
h u k u m d a l m m e l a k u k a n penahanan tersangka atau terdakwa m e n u r u t
KUHAP.
2. U n t u k m m e n g e t a h u i d a n m e n j e l a s k a n b a g a i m a n a k o o r d i n a s i penegak
hukum
dalm
melakukan
penahanan
tersangka
atau
terdakwa
bcrdasarkan kuhap.
D. KEGUNAAN P E N E L I T I A N
1. K e g u n a a n
peraktis
yaitu
sebagai
sumbangan
pemikiran
kepada
p e m e r i n t a h a n t e r u t a m a aparat p e n e g a k h u k u m d a l a m m e n y e l e s a i k a n
berbagai m a s a l h y a n g terkait penahanan.
2. M a n f a a t secara teoritis u n t u k m e m b a n t u para peneiitian d a l a m k a j i a n
lebih luas sehubungan dengan j u d u l .
8
E. M E T O D E P E N E L I T I A N
Analisi
dat dulakukan
secara y u r i d i s n o n n a t i f y a n g
peneiitian bersifat yuridis n o n n a t i f . A g a r pembahasan
terhadap
berarti
pula
pennasalahaan-
permasalahan tersebut tidak m e n y i m p a n g dari p o k o k bahasan d a n m e m p e r o l e h
hasil y a n g diharapkan, m a k d i g u n a k a n m e t o d e sebagai berikut:
1. M e t o d e p e n g u m p u l a n d a t a
A . M e t o d e p e n e i i t i a n k e p u t u s a n ( l i b r a r y research),
cara
membaca
sumber-sumber
buku
ialah dengan
tertulis
yang
ada
hubungannya dengan pembahsan peneiitian skrifsi i n i .
B. M e t o d e p e r b a n d i n g a n
membandingbadingkan
(comparative
study
) yakin
dengan
antara peraturan, pendapatan
, teori
serta k o n s e p d a r i beberapa pakar h u k u m .
2. M e t o d e pengolaan data
D a t a y a n g dapat d i k u m p u l k a n m e l a l u i metode p e n g u m p u l a n
data
tersebut diatas d i i n t e r v e n s i k a n d a n d i k l a s i f i k a s i k a n secara sistematis
g u n a m e n e n t u k a n relevansi d a n urgebsi data tersebut tcrhadap p o k o k
bahasan.
F. S I S T E M A T I K A PENULIS
U n t u k m e n g h i n d a r i gambaran u m u m d a n agar m u d a h d i p a h a m i
p e m a h a m a n tidak m e n y i m p a n dari materi-materi yang telah digunakan
penyusunan
berikut:
skripsi i n i m a k a penulis menyusun sistematika penulis
serta
dalam
sebagai
1
9
BAB I : PENDAHULUAN
Didalam
b a b pendahuluan
m i berisi
latar
belakang
masalah
permasalahan ruang lingkuppcneliti: manfaan peneliti metode peneliti sistematika
penulis.
BAB I I : TUJUAN PUSTAKA
Bab i n i terdiri dari tujuan u m u m tentang permasalahan kewenangan d a n
penjabatan berhak m e n a h a n j a n g k a w a k t u penahanan syarat tujuan penahanan
j e n i s penahanan dan dasar h u k u m n y a tata cara atau prosedur penahanan tata cara
pengalihan penahanan pengurangan masatahanan.
BAB HI : PEMBAHASAN
Bab i n i mengurangi d a yang diperoleh dari hasil peneiitian yang
dilakukan oleh penulis d a n mengacau
pada p o k e permasalahan u n t u k hasil
peneiitian akan diuraikan mcngenai m e k a n i s m e d a n koordinasi penegak h u k u m
d a l a m penanganan berbagai masalah y a n g m u n c u l sehubungan dengan tindakan
penahanan yang diatur dalam K U H A P .
BAB I V : P E N U T U P
Berisi
kesimpulan dari
peneiitian d a n pembahasan
tentang
m e k a n i s m e d a n koordinasi penegak h u k u m dalam penangan masalah
penahan
berdasarkan K U H A P .
hasil
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A . Tinjauan U m u m Tentang Penahanan
t i n d a k a n d a p a t k i t a p u n g k i r i b a h w a het herziene inlandsch rnglcment
( H R ) y a n g c u k u p l a m a berjasa sebagai penangan para pengabdi h u k u m sebagai
hukum
acara pidana m a k a tidak akan d i t c m u k a n k e t e n t u a n - k e t e n t u a n y a n g
m e m b e r i batasan
terhadap pengertian penahanan berbeda h a l n y a k a l a u kita
m e l i h a t d a l a m k i t a b u n d a n g - u n d a n g h u k u m acara pidana ( u n d a n g - u n d a n g n o 8
tahun 1981), karena d a l a m kitab undang-undang h u k u m aeara pidanan tersebut
akan
d i k e m u k a k a n ketentuan y a n g m e m b e r i batasan
terhadap
pengertinan
penahanan.'^
pengenai penahanan sebagaimana diantara dalam kitab undang-undang
h u k u m acara pidana y a i t u d a l a m b a b 1 tentang k e t e n t u a n - k e t e n t u a n u m u m pasal 1
butir 2 1 m e n g a t a k a n sebagai b e r i k u t : penahanan adalah p e n e m p a t a n tersangka
atau terdakwa ditempat tertentu oleh penyakit atau penuntut u m u m atau h a k i m
dengan p e n e t a p a n n y a d a l a m h a l serta m e n u r u t cara y a n g d i a t u r d a l a m u n d a n g u n d a n f b e r d a s a r k a n b u n y i dari pasal 1 b u t i r 21 k i t a b u n d a n g - u n d a n g acara h u k u m
p i d a n a d i atas m e n u n j u k a n p a d a k i t a b a h w a s e m u a i n t a l a s i p e n e g a k
hukum
m e m p u n y a i w e w e n a n g u n t u k m e l a k u k a n penahan j u g a dari ketentuan tersebut k i t a
lihat penyederhanaan dari keseragaman istiiah dalam tindakan penahanan.'^
R i d \ \ a n S y a r a n i , Beberapa Hal tentang hokum acara pidana. A l u m n i , B a n d u n g . 2 0 0 8 , h i m . 1 8
A n d i H a m z a h , Pengantar Hukum Acara pidana Indonesia. G h a l i a I n d o n e s i a , J a k a r t a , 2 0 0 8 .
H i m . 175
10
II
R. s o e s i l o d a n m k a r j a d i d a l a m b u k u n y a p e n a h a n a n
adalah tindakan
terhadap seseorang y a n g setelah ditangkap u n t u k m e n a h a n o r a n g i t u l e b i h l a m a
lagi, agar supaya i a selama w a k t u tiba a k a n m e l a r i k a n d i r i d a r i t i n d a k a n h u k u m
y a n g akan d i k e n a k a n kepadanya o l e h y a n g berwajib.'"*
selanjutnya pendapatan b e m m e l e n y a n g d i k u t i f o l e h sodibyo triatmojo
mengatakan bahwa penahanan
adalah sebagai
suatu pandang yang
mengenai
kedua belah p i h a k karena t i n d a k a n y a n g bengis i t u , dapat d i k e n a l k a n kepada
orang-orang yang bersalah m a k s u t n y a adalah suatu pandang y a n g m e m p u n y a i d u a
m a t a y a n g d a p a t d i k e n a l k a n k e p a d a o m a g - o m a g b e r s a l a h . '^
bertokal dari pengertian diatas m a k a pada d a s a m y a penahanan
terhadap
seseorang m e r u p k a n m a s a l a h y a n g b e r b e n t u r a n h a k asasi m a n u s i a sebab setiap
insan m e m p u n y a i h a k kebebasan bergerak karena penahanan
yang membatasi
kebebasan i t u m e r u p a k a n pelanggaran h a k asasi m a n u s i a d a l a m suatu
negaraa
l e b i h - l c b i h d a l a m n c g r i h u k u m k e b e b a s a n b e g e r a k m e r u p a k a n h a k asasi
yang
p o k o k bagi setiap w arga negara tersebut w a l a u p u n harus d i a k u i b a h w a m e n u r u t
h u k u m acara p i d a n a m e n g h i l a n g k a n k e m r d e k a a n seseorang t i d a k m e r u p a k a n azas
atupun suatu keharusan n a m u n adakalanya d e m i kepentingan d a n d i d a l a m usahaa
ikhitar guna diketcniukan kebebasan y a n g h a k i k i dari pada peristiwa yang terjadi,
kebebasan bergerak dari seseorang i n d i v i d u perlu dibatasi.'^
R . S o e s i l o d a n M . K a r l a d i , Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana dengan Penjelasannya
Resmi dan Komentar. P o h t e a , B o g o r , 1 9 8 6 , h i m . 5
Van Bemmelen
dalaii,
S u d i b y o , T r i a t m o j o , Pelaksanaan Penahanan dan Kemungkinan yang
ada dalam KUHAP. A l u m n i B a n d u n g . 1 9 9 2 . H i m . 1 5
S u d i b y o , T r i a t m o j o . Pelaksanaan Penahanan dan Kemungkinan yang ada dalam
A l u m n i Bandung. 2002. lilm. 3 0
KUHAP,
12
schubung
dengan
i t u h u k u m acara pidana
mengurus
agar
adnya
keseriusan antar satu pihak yang p o k o k , y a k i n antra kepentingan d e m i ketertian
seseorang dinilai b a h w a proses pidana hingga terbuka pula k e m u n g k i n a n b a h w a
seseorang yang disangkan telah m e l a k u k a n suatu tindakan pidana
belakang
temyata tidaak bermasalah.
masalah penahanan d i negeri kita j u s t r u d a l a m negri pancasila seringkali
terjadi
praktek
penahanan
dengan
sementara
dilakukan diluar dari
batas
k e m a m p u a n m a n u s i a s a m p a i - s a m p a i ada y a n g m a t i y a n g b e r s a n g k u t a n t a d i b e l u m
twntu bennasalaah
menyadari akan terjadi penahanan-penahanan
s e w a j a m y a y a n g bnayak masalah i n i cukup hangat dan cukup l a m a
yang tidak
diperbedakan.
17
bagaimana
penahahanan
perlu
diatur
dengan
seabik-baiknya
baik
m e n g e n a i aparat y a n g b e r w e w e n a n g m e l a k u k a n j e n i s - j e n i s n y a alasannya,
lamanya perpanjangan
uraian-uraian terhadap
pengendalian
serta segala k o s e k u e n s i n y a sebagai a k h i r d a r i
tersangka
adalah
m a k a masa penahanan
suatu
h a l yang berbentuk
dikurangi dengan
putusnya
dengan
pengadilan
adalah c e r m i n a n p e r t i m b a n g a n rasa k e a d i l a n bagi terpidana.
Teori mcmbedakan
tentang sah n y a d a n perlunya penahanan
dalam
penahanan adalah satu bentuk rampasan kemerdekaan bergerak seseorang y a n g
m e m p a k a n h a k asasi m a n u s i a y a n g h a r u d i p e r t a h a n k a n u n t u k o r a n g b a n y a k atau
masyarakat dari perbuatan
R i d w a n S y a r a n i , Beberapa Hal tentang hokum acara pidana. A l u m n i , B a n d u n g . 1 9 9 8 . h i m . 6 3
13
S a h n y a penahanan bersifat o b j e k t i f dan m u t l a k a r t i n y a dapat
dalam
undang-undang
delik-delik mana
yang
teramasuk
dibaca
tersangka
dapat
d i l a k u k a n penahanan. M u t l a k karena tidak dapt diatur-atir o l e h penegak h u k u m
sedangkan perlunya penahanan bersifat y a n g m e n e n t u k a n kapan dipandang perlu
d i a d a k a n k e k e l i r u h a n dapt m e n g a k i b a t k a n h a l - h a l p e n a h a n a n
atau
penahanan
lanjut terhadap seseorang tersangka atau t e r d a k w a y a n g tersangka atau t e r d a k w a
didasari dengan t i n d a k a n pidana alat b u k t i . y a n g c u k u p didasari dengan
adanya
k e k h a w a r i r a n seseorang tersangka atau t e r d a k w a tersebut:
1.
M e l a r i k a n diri :
2.
Merusak atau m e n g h i l a n g k a n barang b u k t i
3. M e n g e l u a r k a n t i n d a k a n p i d a n a t e r s e b u t .
Substansi surat p e m e r i n t a p e n a h a n a n
lanjutan atau penerapan
hakin
d a l a m h a l d i l a k u k a n terhadap seseorang tersangka atau t e r d a k w a di d a l a m surat
tersebut harus m e m u a t yaitu:
a) Identitas tersangka atau t e r d a k w a
b) Alasan dilakukan penahanan
c) U r a i a n singkat perkara kejahatan y a n a g d i pcrsangkakan
atau
didakwakan.
d) Serta tempat tersangka/ terdakwa ditahan
Tembusan
surat
perinta
penahanan
atau
penahanan
lanjutan
ataupenahanan h a k i m harus diberikan kepada keluarga tersangka atau t e r d a k w a
penahan
dikenaka
kepada
tersangka
atau
terdakwa
yang
melakukan
14
tindakan.pidana d a n atau percobaan m a u p u n pemberian bantuan dalam t i n d a k a n
pidana tersebut d a l a m hal:
a)
T i n d a k a n pidana i t u d i a n c a m dengan pindana penjara l i m a ( 5 )
t a h u n atau lebih
b) T i n d a k a n pidana s e b a g a i m a n a d i m a k s u d d a l a m pasal 2 8 2 ayat
( 3 ) , pasal 296,pasal 4 3 5 , pasal 4 5 4 , pasal 4 5 5 , pasal 4 5 9 , pasar
480, 560 K U H A P
B. KEWENANGAN PEJABAT YANG B E R H A K MENAHAN.
Penahanan dapat d i l a k u k a n u n t u k k e p e n t i n g a n p e n y i d i k a n , p e n u n t u t a n
dan kepentingan penuntutan d i sidang pengadilan ( pasar 2 0 K U H A P )
1. P e n y i k a t a u p e n y i k p e m b a n t u ( p a s a l 1 1 a y a t K U H A P )
2.
P e n e n t u a n u m u m (pasal 11 ayat 2 K U H A P )
3.
H a k i m ( p a s a l 11 a y a t 3 K U H A P ) , h a n y a m e m p c r p a n j a n g p e n a h a n a n
yang dilakukan oleh jaksa.
Pejabat
yang
berwewenang
mempcrpanjang
penahanan
yang
b e r w e n a n g m e m p c r p a n j a n g y a n g bisa d a l a m ayat d i t e n t u k a n b a h w a :
a)
Pada tingakat penyidik d a n penutut diberikan oleh ketua pengadilan
negeri.
b)
Pada tingkat pemeriksaan negeri diberikan oleh ketua pengadilan
tinggi.
c)
Pada tingkat pemeriksaan banding oleh m a h k o t a agung.
d)
Pada tingkat kasasi diberikan o l e h nahkota agung.
15
Dalam
KUHAP
h a l penggunaan
memberi
batas-batas
wewenang
waktu
perpanjang
terhadap
penahanan
pemeriksaan
tersebut
penyidik dan
penentuan kepada ketua pengadilan tinggi, pemeriksan negeri d a n pemeriksa
b a n d i n g kepada ketua m a h k o t a agung (pasal 2 9 ayat ( 7 ) K U H A P ) , apabila hakhak h u k u m terdakwa atau terdakwa dirugikan akibat penahanan, m a k a tersangka
atau t e r d a k w a berhak m i n t a k g a n t i k e r u g i a n sesuai dengan
ketentuan
yang
d i m a k s u d d a l a m pasal 9 5 d a n pasal 9 6 K U H A P .
C. JANGKA W A K T U ATAU LAMANYA PENAHANAN.
a) P e n y i d i k b e r w e n a n g u n t u k m e n a h a n t e r s a n g k a s e l a m a 2 0 h a r i d a n d e m i
kepentingan p e n y i d i k dapat diperpanjang selama 4 0 hari :
b) Penuntut u m u m berwenang untuk menahan tersangka selama 2 0 hari
dan d e m i kepentingan p e m e r i k s a y a n g b e l u m selesai dapat diperpanjang
selama 3 0 hari
c) H a k i m pengadilan negeri b e r w e n a n g u n t u k p e n g e l u a r k a n surat p e r i n t a h
penahanan tersangka untuk paling lama 3 0 hari d a n guna kepentingan
dan p e m e r i k a s a a n dapat diperpanjang
selama 6 0 hari artinya tidak
terbukti pemeriksaan tersangka atau t e r d a k w a tidak terbukti tersangka
atau terdakwa harus keluar d i k e l u a r k a n d a l a m tahanan d e m i h u k u m
rincian
penahanan
d a l a m h u k u m acara pidana
indonesia
sebagai
berikut:
1. P e n a h a n a n o l e h p e n y a k i t a t a u p e m b a n t u p e n y i d i k s e l a m a 2 0
hari
16
2.
P e r p a n j a n g a n atas i z i n p e n u n t u t u m u m 4 0 hari:
3.
Penahanan oleh penuntut u m u m 20 hari
4.
P e r p a n j a n g a n atas i z i n k e t u a p e n g e n d a l i a n n e g e r i 3 0 h a r i
5. P e n a h a n a n o l e h h a k i m p e g a d i l a n n e g r i 3 0 h a r i
6.
P e r p a n j a n g a n atas i z i n k e t u a p e n g e n d a l i a n n e g e r i 6 0 h a r i
7.
P e n a h a n a n atas i z i n k e t u a p e n g e n d a l i a n t i n g g i 30 hari
8. P e r p a n j a n g a n ats i z i n k e t u a p e n g e n d a l a i a n t i n g g i 6 0 h a r i
9.
Penahanan oleh m a h k a m a h agung 50 hari
10. P e r p a n j a n g a n atas i z i n k e t u a m a h k a m a h a g u n g 6 0 h a r i .
Jadi sesorang tersangka atau t e r d a k w a dari pertama kali ditahan d a l a m
rangka p e n y i d i k a n sampai pada t i n g k a kasasi dapat ditahan paling l a m a 4 0 0 hari
pejabat y a n g b e r w e n a n g m e m p c r p a n j a n g penahanan sesuai pasal 2 9 ayat ( 3 )
m e n u r u t pasal 3 0 K U H A P ,
apabila tcnggang w a k t u penahanan
sebagaimana
tersebut pada pasal 24, pasal 25 pasal 2 6 , pasal 2 7 dan pasal 28 atau perpanjangan
p e n a h a n a n s e b a g a i m a n a a tersebut pada pasal 2 9 t e m y a t a t i d a k sah, t e r s a n g k a atau
t e r d a k w a m i n t a k ganti k e r u g i a n sesuai dengan ketentuan y a n g d i m a k s u d d a l a m
pasal 9 5 dan 9 6 K U H A P .
D.
SYARAT DANTUJUAN DILAKUKAN
1.
PENAHANAN
M e n g e n a i syarat-syarat penahanan seperti b e r i k u t i n i :
1. S y a r a t o b j e k t i f , y a i t u s y r a t t e r s e b u t d a p a t d i u j i a d a a t a u t i d a k n y a
orang oleh orang lain:
2.
Sayarat s u b j e k t i f yaitu karena penahanan tadi apakah syarat i t y ada
atau tidak
17
Syarat penahanan
diatur pasal 21 ayat ( 1 ) K U H A P
pemerintahan
penahanan atau lanjutan d i l a k u k a n terhadap seseorang tersangka atau t e r d a k w a
y a n g diduga keras m e l a k u k a n tindakan pidana berdasarkan bukti y a n g cukup
dalam
hal adanya
yang m e n i m b u l k a n kekhawatiran bahwa tersangka
atau
t e r d a k w a a k a n m e l a r i k a n diri, merusak atau m e n g h i l a n g k a n barang b u k t i dan atau
m e n g e l u a r k a n t i n d a k a n pidana pasal 21 ayat ( 4 ) K U H A P tersangka atau t e r d a k w a
y a n g m e l a k u k a n t i n d a k a n pidana tersebut d a l a m hal
1. T i n d a k a n p i d a n a i t u d i a n c a m p i d a n a 5 t a h u n a t a u l e b i h
2.
T i n d a k a n pidana tersebut m e l a n g g a r pasal:
a.
2 8 2 ayat ( 3 ) penyebaran tulisan-tulisan , gambaran, atau barangbarang lain yang isinya melanggar suatu kebiasaan atau sebagai
mata pencarian
b.
296
KUHAP
tindakan pidana
sebagai
mata
pencarian
atau
m e m b a n t u pembuatan cabul
c.
335 ayat ( 1 ) K U H A P
tindakan pidana memaksa orang u n t u k
m e l a k u k a n sesuatu t i n d a k a n m e l a k u k a n sesuatu, tidak m e l a k u k a n
sesuatu atau m e m b i a r k a n sesuatu
d. 3 5 1
ayat
1
KUHAP
tindakan
pidana
pcnganiayaan
yangdircncanakan lebih dahulu.
e.
353
ayat
(1) K U H A P
tindakan pidana
dircncanakan lebih dahulu.
f.
372 K U H A P tindakan pidana penggelapan.
g.
378 K U H A P tindakan pidana penipuan
pcnganiayaan
yang
18
h.
379 K U H A P tindakan pidana dalam jual beli
i.
453 K U H A P
tindakan pidana yang dilakukan nakhoda
kapal
indonesia dengan sengaja atau m e l a w a n h u k u m m e n g h i n d a r k a n
diri m e m i m p i n kapal
j.
4 5 4 K U H A P tindakan pidana melarikan diri dari kapal bagi a w a k
kapal
k.
455. K U H A P tindakan pidana m e l a r i k a n diri kapal bagi pelayanan
kapal.
1.
459 K U H A P tindakan pidana Y a n g dilakukan penumpukan kapal
yang meyerang nakhoda
m . 4 8 0 K U H A P tindakan pidana penadaan
n.
506 K U H A P tindakan pidana m e l a k u k a n pekerjan sebagai g e r m o
o.
Tindakan pidana di luar K U H A P
1. P e l a n g g a r a n
terhadap
ordonasi bea c u k a i teraakhir diubah
dengan staatslad t a h u n 1931 n o m o r 4 7 1 (rechtenordonatie pasal
26 dan 2 6
2.
U u d n o 8 D r t Y A H U N 1955 tentang tindakan pidana imigrasi
pasal l , 2 , 3 , u u n o 9 t a h u n 1976 tentang n a r k o t i k a pasal 3 6 ayat
7,41,42,43,47, dan 48
2 .Tujuan dilakukan penahanan
Sebagai yang sudah diketengahkan pada uraian terdahulu bahwasannya
masalah penahanan
adalah m e i upakan personal y a n g paling esensial
dalam
19
k e h i d u p a n m a n u s i a setiap m a n u s i a setiap y a n g n a m a n y a p e n a h a n a n
dengan
sendirinya menyangkut nilai dan m a k n a
1.
Perampasan kebebasan dan kemerdekaan orang y a n g ditahan
2.
M e n y a n g k u t nilai-nilai peri kemanusian dan harkat dan martabat manusia
3 . J u g a m e n g a n g k u t n a m a b a i k d a n p e n c e m a r a n atas k e h o n n a t a n d a r i p r i b a d i
tegasnya setiap penahanan dengan sendirinya m e n y a n g k u t
pembatasan
guna m e n y e l a m a t k a n manusia dari perampasan dan m e r u m u s k a n beberapa
ketentuan
sebagai
upaya
hukum
yang
dapat
memperkccil
bahaya
p e r a m p a s a n d a n p e m b a t a s a n h a k asasi s e c a r a s e w e n a n g - w c n a n g .
4.
D a r i dasar h u k u m ialah adanya dugaan keras berdasrkan b u k t i
pidana
terhadap tcrtntu y a n g d i t e m u k a n o l e h undang-undang m e s k i p u n ancaman
pidana k u r a n g dari l i m a tahun tidak terhadaap semua tindakan pidana
ancaman dapat d i l a k u k a n terhadap
undang-undang
ancaman tersangka atau
sendiri telah menentukan bagaimana
terdakwa
pelakunya dapat
dilakukan penahanan
5. D a s a r u n s u r y u r i d i s i n i l a h y a n g d i t e n t u k a n d a l a m p a s a l 2 1 a y a t 2 K U H A P
y a n g m e n u n t u t b a h w a penahanan hanya dapat d i l a k u k a n atau percobaan
m a u p u n pemberian bantuan dalam tindakan pidana
6. D a s a r m e n u r u t h u k u m saja b e l u m c u k u p saja b e l u m c u k u p u n t u k m e n a h a n
seseorang tersangka atau t e r d a k w a tetapi n a m p a k n y a disini b e r t e m u pada
keadaan dua pribadi yakin keadaan pribadi tersangka
M a r d j o n o R e k s o d i p u t r o , M a t e r i C e r a m a h ; Dalam Perkuliahan Sistem Peradilan
A n g k a t a n X I P r o g r a m pascasarjana I l m u H u k u m U I Jakarta, 1993, h i m . 116
Pidana.
20
7. T e r d a k w a y a n g d i n i l a i p u l a s e c a r a p r i b a d i o l e h p i h a k h u k u m
yang
bersangkutan
A d a p u n unsur keadaanatau keperluan penahanan yang penulis maksud
d i t e n t u k a n d a l a m pasal 21 aya t ( l ) K U H A P y a i t u berupa adanya keaandan y a n g
menimbulkan kekhwatiran :
1.
T e r s a n g k a atau t e r d a k w a akan m e l a r i k a n diri
2.
Merusak atu menghilangkan barang bukti
3.
D i k h w a t i r k a n akan mengulangi tindakan pidana
Semua
keadaan
yang dikhwatirkan disini
keadaaan
yang meliputi
keperibadian m e n u r u t keperluan adalah a l t e m a t i f berati c u k u p apabilah terdapat
salah
satu
h a l penahanan
restitusi.pengawasan
tersangka
diinginkan maka
diadakan
institusi
b a i k m y a n g d i l a k s a n a k a n o l e h atasan d i intansi m a s i n g -
m a s i n g y a n g m e r u p a k a n built control m a u p u n p e n g a w a s a n
scbagain
sistem
cherking a n t a r p e n e g a k h u k u m
A p a b i l a seseorang
dikenakan penangkapan
d a n atau penahanan d a n
iaberpendapat b a h w a penangkapan atau penahanan secara tidak s a h y a i t u t i d k a
m e m e n u h i sayrat m i s a k n y a penasehat h u k u m n y a dapat m c m i n t a k pemeriksaan
d a n p u t u s n y a o l e h h a k i m s i d a n g t e r h a d a p h a k - h a k asasi m a n u s i a m a k a d a l a m
p e l a k s a n n a p e n a h a n a n harus m e m p e r h a t i k a n t u j u a n d a r i p e n a h a n a n h u k u m acara
pidana kitab berlaku dalam h a l u n t u k kepentingan penyidik atau penyidik
pembatasan penyidik yang berwewenang m e l a k u k a n penahanan.
Mengenai uraian kepentingan
p e n y i d i k pada dasar d i t e n t u k a n o l e h
penyidik sehingga ditruskan kepada pihak penuntut u m u m dan hasil penyidik
21
sehingga
didepan
diteaiskan kepada
pihak dipergunakan sebagai bahan
sidang pengadilan dengan
demikian jika pemeriksaan
pemeriksaan
sudah
cukup
p e n a h a n a n t i d a k d i p e r l u k a n lagi, k e c u a l i ada alasan l a i n u n t u k m e n a h a n tersangka.
Selanjutnya penahanan yang dilakukan oleh Penuntut U m u m bertujuan
u n t u k k e p e n t i n g a n penuntutan, hal m a n a dapat k i t abaca pada pasal 2 0 ayat ( 2 )
K U H A P yang mengatakan : " U n t u k kepentingan penuntutan, Penuntut U m u m
berwenang m e l a k u k a n penahanan atau penahanan lanjutan".'^
Pada tujuan lain mengenai penahanan yang diberikan kepada penuntut
umum
berwewenang
untuk kepentingan
yang meliputi
fungsi
kepentingan
berpendapat b a h w a hasil p e m e r i k s a a n surat u n t u k dapat m e l a k u k a n penahanaan
u m u m terhadap
penahanan
h a n y a dapat d i l a k u k a n tcrhadap
pelaku tindakan
p i d a n a y a n g d i a n c a m d e n g a n a n c a m a n h u k u m a n l i m a t a h u n p e n j a r a atas p a s a l p a s a l t i n d a k a n p i d a n a y a n g d i s e b u t d a l a m p a s a l 2 1 a y a t ( 1 ) . Yaitu"°
1. A d a n y a d u g a a n k e r a s t e r s a n g k a m e l a k u k a n t i n d a k a n p i d a n a
yang
cukup
2. A d a n y a yang m e n i m b u l k a n kekawatiran
3. T e r s a n g k a a t a u t e r d a k w a a k a n m e l a r i k a n d i r i
4.
D i k h w a t i r k a n tersangka akan merusak atau m e n g h i l a n g k a n barang
bukti
5. D i k h w a t i r k a n t e r s a n g k a a k a n m e n g u l a n g i t i n d a k a n p i d a n a
R . S o e s i l o d a n M . K a r j a d i , op. cit. h i m . 2 8
M . Y a h y a H a r a h a p . Pembahasan Permasalahan dan Penerapan Kitab Undang-undang Acara
Pidana, J i l i d II, P u s t a k a K a r t i n i , J a k a r t a , 1 9 9 8 , h i m . 4 0 8
22
Berdasarkan
alasan diatas pada d a s a m y a
penahanan
i t u seharusnya
d i l i h a t sebagai suatu prosos p e n d a h u l u a n b a h w a p e n a h a n a n h a r u s k a d i p e r i k s a
dengan cara d i l a k s a n a k a n terlebih d a h u l u a g r penahanan t i d a k m e n j a d i suatu h a l
b a h w a terhadap perkara terutama kejahat-kejahatan y a n g beratdan
keterangan
b u k t i - b u k t i y a n g penting d a l a m usaha m e m b u a t terang suatu perkara
E.
JENIS PENAHANAN DAN DASAR HUKUMNYA.
1. R u m a h t a h a n a n n e g e r i ( r u t a n )
T e r s a n g k a atau t e r d a k a w a y a n g m a s i h sedang d a l a m proses p e n y i d i k a n
penuntutan d a n pemeriksaan pengadilan ditahan dirutan perbedaan
jenis-jenis
K U H A P . Ditanyakan bahwa penahanan r u m a h hanya dikurang mengenai jangka
w a k t u pengaturan tersebut d i l a k u k a n secara i n t e r a a s i o n a l sesuai d e n g a n
pemeriksaan sclai i t u perlu d i k e t a h u i beberapa h a l y a n g berhubngan
tahap
dengan
penahanan seseorang tersangka atau t e r d a k w a yaitu;
2. P e m b e d a h a n t a h a n a n d e m i h u k u m
Penahanan
r u m a h tangga
dijelaskan
dalam
peraturan
pelaksananaa
K U H A P , tetapi hal i n i tidak praktik j a r a n g d i l a k u k a n penahanan r u m a h
3. D i l a k u k a n d i k o t a / d a s a r / k a m p u n g t e m p a t k e d i a m a n t e r s a n g k a
d a l a m tahap w a j i b m e l a p a o r m a s a h p e n a h a n a n
dirasakan sebagai
d i m t a n d a n penahanan
b e n t u k pasal 2 2 ayat ( 5 ) K U H A P
unuk penahanan
selama
rutab
kota
p e n g g u r a n g a n n y a 1/5 d a r i j u m l a h ] a m a n \ a w a k t u p e n a h a n a n i n i b e r a t i p e n y i d i k
atau terdakwa a t u penuntut u m u m atau h a k i m dalam m c n g a l i h k a n
penaganan dari satu k e y a n g lain h a m s m c n g h i t u n g dengan seksama
1) U n s u r o b j e k t i f / y u r i d i s
bentuk
23
a.
T i n d a k pidana yang disangkakan diancam dengan 5 (lima) tahun
penjara
b.
P i d a n a d a l a m pasal 282/3 (kesusilaan), 2 % (perbuatan cabul), 3 3 5 / 1
(perbuatan
tidak
mcnyenangkan,
pencemaran
nama
baik), 4 5 3 ,
4 5 4 , 4 5 5 , 4 5 9 , 4 8 0 d a n 5 0 6 K U H A P 2 5 d a n 2 6 stbld 1 9 3 1 n o 4 7 1
(pelanggaran terhadap o r d o n a n s i beacukai), pasal 1, pasal 2 d a n pasal
4 U U T P Imigrasi.
c.
U n s u r subjektif : adanya keadaan yang m e n i m b u l k a n kekhawatiran
tersangka atau t e r d a k w a m e l a r i k a n diri, m e r u s a k atau m e n g h i l a n g k a n
barang b u k t i , atau d i k h a w a t i r k a n akan m e n g u l a n g i tindak
pidana
(pasal 2 1 ayat ( 1 ) K U H A P )
F.
TATA CARA ATAU PROSEDUR PENAHANAN
a.
D e n g a n surat pcrintah penahanan dari penyidik/ penuntut u m u m / h a k i m /
yang berisi
Identitas tersangka
M e n y e b u t alasan penahanan
Uraian singkat kejahatan
M e n y e b u t dengan jelas d i tempat m a n a tersangka di tahan
b.
G.
M e n ) e r a h k a n tebusan surat perintah kepada keluarga tersangka.
T A T A CARA PENGALIHAN PENAHANAAN
Penyelidik atau pennuntut h a k i m berwenang u n t u k m c n g a l i h k a n jenis
penahanaan >ang satu kepada jenis penahanaan yang lain sebagaimana
pasal 22.
dimaksud
24
H a k i m y a n g t e m b u s a n y a d i b e r i k a n kepada tersangka atau t e r d a k w a serta
keluarganya dan kepada instansi y a n g berkepentingan pasal 2 3 (berkenaan dengan
j a n g k a w a k t u penahanan m e n u r u t pasal 2 4 K U H A P ) :
a.
Perintah penahananan
yang
diberikan oleh
penyidik
sebagaimana
d i m a k s u d d a l a m pasal 2 0 , h a n y a b e r l a k u p a l i n g l a m a dua p u l u h hari
b.
Jangka w a k t u sebagaimana tersebut pada ayat 1 apabila diperlukan guna
kepentingan pemeriksa
c.
K e t e n t u a n sebagaimana tersebut pada ayat
1 dan 2 tidak mcnutup
k e m u n g k i n a n dikeluarkanya tersangka.
d.
Setelah waktu
enam puluh
hari
tersebut, p e n y e l i d i k harus
sudah
mengeluarkan tersangka dari tahanan d e m i h u k u m .
H.
PENGURANGAN MASA TAHANAN
a.
Penahanan rutan, pengurangannya sama dengan j u m l a h masa penahanan
b.
Penahanaan r u m a h penguranganya sama dengan
1/3 x j u m l a h
masa
penahanan
c.
Penahanan kota j u m l a h pengurangan masa penahanannya sama dengan
1/5 X j u m l a h m a s a p e n a h a n a n k o t a y a n g t e l a h d i j a l a n i . ( p a s a l 2 2 a y a t ( 5 )
KUHAP)
Penangguhan penahanaan
atas p e r m i n t a a n t e r s a n g k a a t a u t e r d a k w a ,
p e n y i d i k atau penuntut u m u m atau h a k i m , sesuai dengan k e w e n a n g a n
m a s i n g - m a s i n g dapat m e n g a d a k a n p c n a n g g u n g penahanan dengan atau
tanpa j a m i n a n orang orang berdassarkan syarat y a n g di tentukan.
25
Syarat ditentukan d a l a m hal penangguhan penahanan adalah
a.
Tidak dikeluarkan
b.
Wajib lapor
P e n a n g g u h a n p e n a h a n a n d a p a t t e e r j a d i a p a b i l a ada :
a.
Permintaan dari tersangka/ terdakwa
b.
P e r m i n t a a n disetujui o l e h instansi yang menahan dengan syarat
dan j a m i n a n yang ditetapkan
c.
A d a persetujuan
dari tersangka/terdakwa
yang ditahan untuk
m e m a t u h i syarat dan j a m i n a n y a n g ditetapkan.
J a m i n a n penagguhan penahanan bisa berupa
a.
J a m i n a uang y a n g ditctpkan secara jelas dan disebutkan d a l a m
surat
pcrjanjian
tersebut
penangguhan
penahanan.
disimpan d i kepeniteran
Uang
penagguhan
negeri yang pcnyetoran dilakukan oleh
jamina
pengadilan
tersangka/terdakwa
atau keluarga atau kuasa h u k u m .
b. J a m i n a n orang, m a k a si p e n j a m i n harus m e m b u a t p e m y a t a a a n
dan
kepastian
instansi
yang
menahan
bahwa
penjamin
bersedaia bertanggung jawab apabila tersangka/terdakwa yang
ditahn melarikan diri.
Pcnyetoran uang tanggungan baru bisa d i l a k u k a n apabila:
a.
Terangka/terdakwa melarikan diri
b. Setelah tiga bulan iidak d i k e t e m u k a n
M . Y a h y a H a r a h a p . Pembahasan Permasalahan dan Penerapan Kitab Undang-undang Acara
P/Wana, J i l i d I I , Pu.staka K a r t i n i , Jakarta, 1998, h i m 5 4
26
Pcnyetoran uang tanggungan k e kas negara d i l a k u k a n o l e h
orang yang m e n j a m i n melalui kepanitcraan
pengadilan
negri.
Pengeluaran surat p e r i n t a h p e n a n g g u h a n d i d a s a r k a n atas
j a m i n a n d a r i si p e n j a m i n .
27
BAB I I I
PEMBAHASAN
A. Mekanisme Penegak Hukum Dalam Melakukan Penahanan Tersangka
atau Terdakwa Menurut KUHAP
I.
Pelaksanaan Penahanan dalam Proses Peradilan Pidana
Istiiah penahanan, diasosiasiakan orang pada p e m i k i r a n yang biasanya
t e r t u ju pada t i n d a k a n aparat penegak h u k u m d a l a m m e n c a b u t k e m e r d e k a a n o r a n g
lain yang disangka atau dituduh m e l a k u k a n suatu tindakan pidanan.
PENAHANAN TERSANGKA ATAU TERDAKWA
MENURUT KUHAP
SKRIPSI
Dianjurkan sebagai salah satu syarat
Untuk menempuh ujian
Sarjana hukum
Oleh
HENDRA R O N A L D I
NIM : 50.2011.316
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
FAKULTAS HUKUM
2015
PALEMBANG
PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
J U D U L S K R I P S I : KOORDINASI P E N E G A K HUKUM DALAM
M E L A K U K A N PENAHANAN T E R S A N G K A A T A U
T E R D A K W A MENURUT KUHAP
NAMA
HENDRA R O N A L D I
NIM
50 2011316
PROGRAM STUDI
I L M U HUKUM
PROGRAM KEKHUSUSAN
HUKUM P E R D A T A
Pembimbing:
Muhammad Yahya Selma, SH.,MH
V
Palem ba ng, Septem ber 2015
Tim Penguji:
Ketua
: Dr.Hj. Sri Sulastri, SH^ M.Hum (
Anggota
: 1. Burhaouddin, SH., M H
(
2.M.Solebldrus,SH.,MS
(
DISAHKAN O L E H
DEKAN F A K U L T A S HUKUM
M O T T O D A N
PERSEMBAHAN
Motto
"serahkanlah
tirvsanpada
ahlinya"(alhadics)
Kupersembahkan
kepada
^ Kedua orang tuakv ayah, dan ibu
terimakasih
nasebac,
selama i n i juga ibu
yang
kekuacanku.
^ Saudara-saudaraku
semangat
tercinta
untuk doa bimbingan,
dan semangatnya
menjadi
:
yang celah
serta mendukung
segda
memberi
langka
ku
^ Buat kekasihku
S. Kep
tersayang
D e w i ratna
sari
Penulis
NIM
ABSTRAK
: Hendra Ronaldi
: 50.2011.316
Permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini, yaitu :
1. Bagaimana mekanisme Penegak Hukum dalam melakukan penahanan tersangka atau
terdakwa menurut KUHAP?
2. Bagaimana koordinasi penegak hukum dalam melakukan penahanan tersangka atau
terdakwa menurut KUHAP?
Latar belakang penulisan ini berangkat dari pengamatan penulis tentang prosedur penahanan
tersanka atau terdakwa yang melibatkan aparat penegak hukum seperti polisi, Jaksa dan
hakim dari semua tingkat peradilan dengan kewenangannya masing-masing. Oleh karena
persoalan penahanan identik dengan perampasan kemerdekaan seseorang, maka sudah
sewajamya hukum acara pidana memberi batasan sedemikian mpa agtir hak-hak tersangka
atau terdakwa tetap terlindungi dengan baik. Yang menarik dalam tulisan ini adalah benturan
kepentingan dan kewenangan antara aparat itu sendiri. Seyogyanya masing-masing aparat
tersebut bekerja dengan mengikuti prosedur yang sudah baku dan senantiasa berkordinasi
sebagaimana ketentuan KUHAP. Untuk itulah penulis mengambil judul skripsi, yaitu :
"Koordinasi Penegak Hukum dalam melakukan penahanan tersangka atau terdakwa menurut
KUHAP". Skripsi ini menggunakan peneiitian yuridis normative dan bersifat deskriptif
kualitatif dan tidka dilakukan pengujian hipotesa. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
peneiitian kepustakaan (Library Research), yaitu meneliti berbagai literature dan peraturan
pemndang-undangan yang berhubungan dengan permasalah skripsi ini. Sedangkan metode
yang dipakai adalah comparative study yakni : dengan membandingkan KUHAP dan HIP,
antara pendapat, teori serta konsep dari beberapa pakar hokum. Metode analisis dilakukan
dengan content analisys yang dikontruksi dalam kesimpulan. Yaitu, pertama, dalam
mekanisme penahanan dan perpanjangan penahanan dilakukan dengan berpedoman pad
ketentuan KUHAP dengan mcngedepankan hak-hak tersangka atau terdakwa sesuai dengan
Undang-undang Dasar 1945 dan Hak Azasi Manusia serta menempatkan kedudukan
tersangka atau terdakwa sebagm manusia sebagai subjek hokum (azeis accusatory). Mengenm
batas jangka waktu penahanan sudah siatur secara tegas dan perpanjangan penahanan
dilakukan semata-mata demi untuk kepentingan pemeriksaan atau untuk mencegah supaya si
tertuduh tidak melarikan diri, dalam hal yang demikian jaksa dapat memerintahkan
penangkapan si tertuduh atau jika ia sudah ditahan untuk sementara jaksa memerintahkan
supaya ia tetap ditahan dan penahanan hanya dilakukan untuk kepentingan penuntutan yang
bertanggung jawab. Perpanjangan penahanan dilakukan untuk kepentingan pemeriksaan atau
untuk mencegah supaya si tertuduh atau tidak melarikan diri, dalam hal yang sedemikian
jaksa dapat memerintahkan penangkapan si tertuduh atau kalau ia sudah ditahan untuk
sementara supaya ia tetap ditahan. Kedua, bahwa setelah berlakunya KUHAP, baik antara
polisi, jaksa maupun hakim terdapat hubungan dan kerjasama timbal balik (kordinasi) yang
baik dalam melakukan penahanan dan perpanjangan penahanan ataupun penangguhan
penahanan. Dengan demikian dalam hal penahanan terhadap terdakwa/tersangka tersebut baik
polisi, jaksa dan hakim bertanggung jawab dalam tingkat masing-masing dan apabila terjadi
kesalahan dalam prosedur dalam melakukan penahanan sehingga berakibat tidak sah
sebagaimana yang disyaratkan undang-undang, maka berdasarkan KUHAP tersangka ataupun
terdakwa dapat mengajukan prapradilan, ganti rugi dan rehabilitas.
3. Ibu/ bapak wakil Dekan
Dan IV. Fakultas Hukum Universitas
Muhammadyah Palembang
4. Bapak muhammad yahya selma SH. MH. Sebagai pembimbing skripsi
saya yang tealah banyak berkontribusi baik moral maupun materil,
membimbing dan memberi arahan saya dalam menyelesaikan skripsi
5. Ibu Hj Siti mardiyanti, SH.MH sebagai pembimbing akdemik saya
6. Ibu dan bapak dosen serta seluruh staf karyawan yang telah mengasuh dan
membina sarta memfasilitasiku selama menyelesaikan studi di fakultas
hukum muhammadyah palembang
7. Segenap keluarga besarku ; ibuku, ayahku, adik-kakakku,kakek dan nenek
ku serta handai tolaku tercinta dan sangat kusayangi yang selam ini dengan
tulus ikIas memberikan semangat dan dorongan dalam upaya saya
menyelesaikan
studi
di
fakultas
hukum universitas
muhamadyah
palembang.
8. Terima kasih pla kepada teman-teman sepeijuangan dan semua pihak yang
tidak dapat disebutkan namanya dalam kesempatan ini yang telah banyak
membantu saya dlam menyelesaikan studi di fakultas hukum universitas
muhammadyah palembang palembang selam ini
Terimakasih
serauanya
semogaga
allah
robbul
izzatti
berkenan
memberikan balasan yang setimpal atas semua kebaikan kalian semua
amin allahumma amin jayalah ilmu pengetahuan sebesar-besar manfaat
bagi ummat manusia dalamridhoSWT.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Palembang, agustus 2015
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Permasalahan
C. Ruang lingkup peneiitian
D. Tujuan dan kegunaan peneiitian
E . Metode peneiitian
F. Sistematika penulisan
i
ii
iii
iv
1
1
6
7
7
7
8
BAB I I : TUJUAN PUSTAKA
8
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
Tinjauan umum tentang penahanan
Kewewenangan pejabat untuk melakukan penahanan
Jangka waktu atau lamanya penahanan
Syarat dan tujuan diberlakukan penahanan
Jenis penahanan dan dasar hukum
Tata cara prosedur penahanan
Tata cara pengalihan penahanan
Pengurangan masa tahanan
8
13
14
15
22
25
26
27
BAB I I I : PEMBAHASAN
A. Mekanisme penegak hukum dalam melakukan penahanan atau
tersangka atau terdakwa menurut KUHAP
B. Koordinasi penegak hukum dalam melakukan penahanan
tersangka atau terdakwa menurutKUHAP
30
46
BAB rv PENUTUP
46
A. Kesimpulan
B. Saran
54
55
D A F T A R PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.
LATAR BELAKANG
H u k u m acara pidana m e r u p a k a n salah satu cabang i l m u h u k u m y a n g
secara langsung m e n y a n g k u t urat nadi k e h i d u p a n m a n u s i a d a n masyarakat.
D e n g a n l a h i m y a u n d a n g - u n d a n g N o . 8 T a h u n 1981 tentang h u k u m acara pidana
( H U H A P ) sebagaimana diatur pasal 2 8 5 K U H A P . Para pelaksana penegak h u k u m
dituntut u n t u k m e m i l i k i orientasi kepada kepentingan nasional yang lebih tinggi
d a l a m pendekatan terhadap tugasnya pada sisi yang lain undang-undang h u k u m
acara pidana tugasnya. Pada i s i y a n g lain kitab undang-undang
pidana
secara sadar telah m e m b e r i k a n pengakuan
h u k u m acara
d a n penghargaan
penuh
t e r h a d a p h a k - h a k asasi m a n u s i a l e w a t p a s a l - p a s a l n y a . O l e h k a r e n a i t u h a r u s d i j a g a
b e r l a k u n y a suatu k o n d i s i d i m a n a h u k u m dapat bennanfaat bagi setiap
warga
masyarakat. '
B e r l a k u n y a undang-undang n o 8 t a h u n 1981 y a n g m e n g a n t i k a n H I R (stb.
1941 n o . 4 4 ) beserta peraturan pelaksanaanya jelas m e m b e r i k a n pegaruh d a n
k o s e k u e n s i n y a bagi aparat
penegak
h u k u m khususnya dalam
melaksanakan
penahanan tcrhadap tersangka / terdakwa istiiah penahana, diasosiasikan orang
p a d a p e m i k i r a n y a n g b i a s a n y a t e r u j u t pada t i n d a k a n aparat penegak h u k u m d a l a m
^ M u l a d i , Kapita Selekta Sistem Peradilan Pidana, B a d a n P e n e r b i t U n d i p , S e m a r a n g , 2 0 1 0 , h i m .
112
1
2
mencabut
kemerdekaan
orang lain yang disangka/dituduh
melakukan
suatu
tindakan pidana
W a l a u p u n d a l a m arti luar istiiah penahanan
sebenamya
tidak hanya
d i k e n a l d a l a m h u k u m acara pidana, tetapi d i p e r g u n a k a n j u g a d i l u a r k o n t e k s
hukum
pidana.
D a l a m dinas
militer misalnya sebagimana
tertuang
dalam
peraturan pemerintahan n o m o r 6 tahun 1990 tentang administerasi perajurit T N I
dikenal
penahanan d a l a m dinas keprajurit " ( P D K . ) Y ^ n g m e r u p a k a n istiiah
resmi dari"perpanjangan masa dinas a k t i f ' bagi prajurit T N I pangkat kolenel k e
ats y a n g t e l a h m e n c a p a i u s i a m a k s i m u m d i n a s T N I , t e t a p i m a s i h d i b u t u h k a n
d a l a m tugas-tugas keprajurutan. D a l a m k i t a b undang-undang h u k u m acara pidana
( K U H A P ) , penahanan merupakan salah satu upaya diantara i l m a upaya
paksa,
yakin: pengangkapan, penahanan, penyitaan, pengeledaan dan pemeriksaan sumt.
D i k a t a k a n sebagai
upaya paksa, k a r e n a biasanya d i l a k s a n a k a n dengan
m e n g g u n a k a n kekerasan atau kekuasaan paksa. Cara-cara m e n g g u a k a n
cara
paksaan
d a n atau k e k e r a s a n d a l a m proses pidana dapat d i b a g i m e n j a d i t i g a k e l o m p o k ,
yaitu. ^
1. M e m a s u k i r u a n g
2.
L a n g k a - l a n g k a y a n g dapat diterapkan pada benda
3. L a n g k a - l a n g k a y a n g d a p a t d i t e r a p k a n p a d a m a n u s i a d a l a m b e n t u k
pembatasan kemerdekaan, yaitu penangkapan dan penahanan.
S u m i t r o , Inti Hukum acara PUhimi, S e b e l a s M a r e t U n i v e r s i t y P r e s s , S u r a k a r t a , 1 9 9 4 , h i m . 8 2
^ L . H e . H u l s m a n , Sistem Perudilan Pidana dan Perspektif Perbadingan Hukum, T e r j e m a h a n
M a h a s i s w a U I Jakarta. 2 0 0 5 , hini, 5 6
V
3
D i s a m p i n g sebagai salah satu instruksi penegak h u k u m pidana perlu
diingat b a h w a pada h a k e k a t n y a penahanan adalah perampasan atau pencabutan
k e m e r d e k a a n orang lain y a n g m e n i m b u l k a n perasaan tidak enak (sengsara)
dan
akan m e m b a w a kosekuensi h u k u m m a u p u n sosiologi yang luas baik bagi orang.
Y a n g ditahan m a u p u n keluarga, karena sifatnya y a n g eksesif,
orang yang b e l u m bersalah
yaitu,
secara h u k u m , tetapi d a l a m m a s y a r a k a t
sudah
d i a n g g a p bersalah."*
Berdasarkan
kitab
undang-undang
hukum
pinda
suatu
tindakan
penahanan dapat p u l a m e n j a d i suatu t i n d a k a n pindana kesejahatan y a n g d i a n c a m
dengan pindana m a k s i m u m delapan tahun penjara sebagaimana diancam d a l a m
beberapa pasal K U H A P y a n g m e n g a n c a m pidana bagi tindakan penahanan orang
secara tidak sah atau bertentangan dengan k e t e n t u a n undang-undang o l e h karena
i t u dengan k e l u a r g a n y a K U H A P n o . 8 t a h u n 1981 aparat penegak h u k u m d a l a m
proses pradilan pidana harus lebih berhati-hati dan sclekta dalam melaksanakan
penahanan
berbagi permasyarakatan m a u p u n prosedur yang telah ditentukan
secara n o m a t i f harus d i p e n u h i d a n dipatuhi K U H A P adalah u n t u k m e n g a t u r
p e r i l a k u dan t i n d a k a n para penegak h u k u m . Ibarat suatu permainan,
KUHAP
d i c i p t a k a n agar para penegak h u k u m y a n g b e r m a i n i t u t i d a k b e n n a i n k a y u y a n g
m e n g a k i b a t k a n t i m b u l n y a p e l a n g g a r a n h a k asasi m a n u s i a . ^
D a l a m pelaksanaan penahanan i n i . K U H A P benar-benar diuji
bisa
membina
sikap
aparat
penegak
hukum
sesuai
denagan
apakah
fungsi d a n
^ L u h u t M . P a n g a r i b u a n , Penahanan pada dasamya merampas kemerdekaan, a r t i k e l , S u a r a
Pembaharuan, Jakarta, 1994, h i m . 7
^ J . E . S a h e t a p y , Qiiovadis Hukum Pidana? A r t i k e l , M e d i a I n d o n e s i a , J a k a r t a , 2 0 0 5
4
kewenangan masing-masing kearah tegaknya keadilan dan perlindungan harkat
martabal manusia.''
Dikatakaan demikian karena dalam pelaksanaan
penahanan
k e m u n g k i n a n y a n g besar bagi t e r j a d i n y a p e n y a l a n g g u n a a n
terbuka
wewenang
tersangka d i t e m p a t k a n d i b a w a h kekuasaan aparat y a n g m e l a k u k a n
karena
penahanan
t e r i s o l i r d a r i m a s y a r a k a t u m u m . T i d a k saja h a k a s a s i k e m e r d e k a a n m a n u s i a y a n g
dapat dilanggar tetapi m u n g k i n pula terjadinya penyiksaan fisik,
pemerasan
e k o n o m i , teror mental, bahkan k e m a t i a n tersangka, dimana hal i t u tidak terjadi
bila tersangka tidak dikenalkan penahanan
membicarakan penahanan
penahanan
erat d e n g a n
d i l a k u k a n setelah
perlu pula dikemukakan,
penangkapan,
sebab pada
terlebih dahulu penangkapan
bahwa
umumnya
d a n sebaliknya
tindakan penahanan selalu diikiti dengan penahanan dalam kehidupan sehari-hari
orang ( a w a m ) sering menganggap, b a h w a penahanan sama dengan
penangkapan,
karena pada dasamya penangkapaan dan penahanan m e r u p a k a n perampasan
hak
asasi seseorang u n t u k w a k t u t e r t e n t u pada m a s a b e r l a k u n y a H I R d i k e n a l i s t i i a h
penangkapaan sementara yang j a n g k a w a k t u n y a 2 0 hari (pasal 27 H I R j
B a g i polisi penangkapan dan penahanan adalah bagian dari w e w e n a n g
y a n g sangat p e n t i n g , sebagaimana
andetantion
can certainly
d i t u l i s A . C . G e n n a n e t a l , ''both
f o r m a necessary
and proper
ofpolice
arrest
operations"^
^ S u m i t r o , Inti Hukum acara Pidana, S e b e l a s M a r e t U n i v e r s i t y P r e s s , S u r a k a r t a , 1 9 9 4
^ S u d i b y o , T r i a t m o j o , Pelaksanaan Penahanan dan Kemungkinan yang ada dalam
A l u m n i Bandung. 2010, lilm. 2 6
KUHAP.
^ A . C . G e r m a n n , E t a l , ""Introduction to law Enforcement and Criminal Justice". ( S p r i n g f i l d
Illionis U S A : Charles C. T h o m a s Publisher).
5
Pandangan
yang mempersembahkan
s e b e n a m y a k u r a n g tepat, k e d u a istiiah tersebut
penangkapan
dan pembunuhan
m e m p u n y a i perbadaan
pegeitian
maupun kosekuensi yang diakibatkan walaupun sebenamya pemahaman demikian
sebenamya
b u k a n tanpa dasar. K e d u a n y a m e m p a k a n peranata
hukum
yang
berbeda b a i k d a l a m teknis pelaksanaan serta syarat-syrat m a u p u n k o n s e k u e n s i
h u k u m n y a selanjutnya dalam m e m a h a m i konsep penahanan
dalam
peradilan
pidana p e r l u d i p a h a m i beberapa m o d e l y a n g bekerja d a l a m proses
peradilan
pidana^
Berdasarkan
pendata
1. P a c k e r , b a h w a b e k e r j a n y a p r o s e s
p i d a n a d a p a t d i j e l a s k a n m e l a l u i d u a b u a h m o d e l , y a i t u " c r i m control
model"
dan
n a m u n k e d u a n y a m o d e l i t u h a n y a l a h sekedar '
normativ
y a n g m e m b a n t u k i t a d a l a m m e n g a n a l i s i bekerjanya proses
pradilan
" duaprocess
models"
peradilan
model"
p i d a n a s e h a r i - h a r i s i s t e m y a n g b e k e r j a p a d a "crime
control
model"
didasarkan
pada prinsip, b a h w a penekanan j u m l a h kejahatan merupakan fungsi
peradilan pidana kegagalan fungsi i n i m e r u p a k a n gangguan tehadap
utama
kctertipan
u m u m dan kebebasan u n t u k m e n c a p i t u j u a n d e m i k i a n i n i proses k r i m i n a l h a m s
d i l a k u k a n secara efisicn
Segala
rintangan
prosedur
yang
dapat
menjadi
hambatan
bagi
pelaksanaan proses k r i m i n a l h a m s d i s i n g k i r k a n proses pidana diibaratkan seperti
ban berjalan, dimana
masing-masing petugas penegak
h u k u m bcrdiri pada
posisinya sendiri. D a l a m hal i n i proses peradilan pidana m e r u p a k a n suatu proses
S u d i b y o , T r i a t m o j o , Fehiksunaan Penahanan dan Kemungkinan yang ada dalam Ki HAP, O p .
Cit, h i m . 28
L . P a c k e r , The linuis oj the criminal sanction. ( S t a n f o r d C a l i f o r n i a
M a h a s i s w a U I Jakarta, 2 0 0 5 , h i m . 153
1968)
Icijemahan
6
penyaringan dan d a l a m tiap-tiap tahap d i l a k u k a n tindakan-tindakan y a n g bersifat
rutinitas keberhasilan pertama- t a m a d i u k i r sesuai dengan t i n d a k a n keberhasilan
penyelesaian kasus d e m i kasus u n t u k mencapai tujuan yaitu m e n g u r a n g i atau
m e n a n g g u l a n g i kejahatan hal i n i dapat d i l i h a t dari k e t e n t u a n y a n g t e r c a n t u m
dalam H I R , bahwa dalam w a k t u dua puluh empat j a m penyakit /polisi wajib
m e m b u a t laporan tentang penahanan tersebut kepada j a k s a (pasal 7 1 ayat 2 )
d e m i k i a n pula pasal 71 ayat ( 1 ) H I R m e n y e b u t k a n b a h w a h apabila j a k s a dengan
fungsi k o n t r o l n y a i t u m e n i m b a n g b a h w a penahanan dapat dituskan dapat dituskan
m a k a penahanan terus bejalan, dengan d e m i k i a n polisi/ p e n y i d i k w a j i b m e n a h a n
s a m p a i tiga p u l u h hari d a n pasal 8 3 ayat ( 4 ) H I R y u s t i s i / j a k a m e n g e n a i
penahanan boleh dilanjutkan oleh ketua pengadilan negeri tiap-tiap kali dengan
tiga p u l u h hari. K e n y a t a a n i n i m e m b u k t i k a n b a h w a ketua pengadilan negerti dapat
menpememperpanjang
penahanan
yang tidak a d a batasnya,
sehingga
kurang
m e n j a m i n h a k - h a k asasi m a n u s i o k a r e n a a k i b a t b u r u k d a r i h a l t e r s e b u t m a k a d a p a t
berakibat terjadi lamanya masa penahanan m c l a m p a u i lamanya masa pidana yang
dijatuhkan."
B a n y a k terjadi orang-orang ditahan tanpa dilanjutkan perkaranya k e
m u k a sidang pengadilan dan penuhnya tempat-tempat penahanan
oleh orang-
o r a n g tahanan y a n g sebenamya dapt d i l a k u k a n dengan tahanan luar s e h u b u n g a n
dengan apa y a n g secara singkat d i u r a i k a n t c r d a h u l u m a k a penulis m e r u m u s k a n
sebuah j u d u l yaitu m e k a n i s m e dan koordinator pegawasan penegak h u k u m d a l a m
penanganan masalah penahanan berdasarkan
KUHAP."
L u h u t M . P a n g a r i b u a n , Penahanan pada dasann a merampas kemerdekaan. O p C i t , h i m . 1 2
7
2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang m a s a l a h dials m a k a penulis
merumuskan
permasalahan y a n g m e r u p a k a n p o k o k bahasa d a l a m skripsi i n i yaitu: sebagai
berikut:
1. B a g a i m a n a m e k a n i s m e penegak h u k u m d a l a m m e l a k u k a n p e n a h a n a n
tersangka atau terdakwa m e n u r u t K U H A P ?
2. B a g a i m a n a k o o r d i n a s i penegak h u k u m d a l a m m e l a k u k a n
penahanan
tersangka atau terdakwa m e n u r u t K U H A P ?
C. TUJUAN P E N E L I T I A N
1. u n t u k m e n g e t a h i u d a n m e n j e l a s k a n b a g a i m a n a m e k a n i s m e
penegak
h u k u m d a l m m e l a k u k a n penahanan tersangka atau terdakwa m e n u r u t
KUHAP.
2. U n t u k m m e n g e t a h u i d a n m e n j e l a s k a n b a g a i m a n a k o o r d i n a s i penegak
hukum
dalm
melakukan
penahanan
tersangka
atau
terdakwa
bcrdasarkan kuhap.
D. KEGUNAAN P E N E L I T I A N
1. K e g u n a a n
peraktis
yaitu
sebagai
sumbangan
pemikiran
kepada
p e m e r i n t a h a n t e r u t a m a aparat p e n e g a k h u k u m d a l a m m e n y e l e s a i k a n
berbagai m a s a l h y a n g terkait penahanan.
2. M a n f a a t secara teoritis u n t u k m e m b a n t u para peneiitian d a l a m k a j i a n
lebih luas sehubungan dengan j u d u l .
8
E. M E T O D E P E N E L I T I A N
Analisi
dat dulakukan
secara y u r i d i s n o n n a t i f y a n g
peneiitian bersifat yuridis n o n n a t i f . A g a r pembahasan
terhadap
berarti
pula
pennasalahaan-
permasalahan tersebut tidak m e n y i m p a n g dari p o k o k bahasan d a n m e m p e r o l e h
hasil y a n g diharapkan, m a k d i g u n a k a n m e t o d e sebagai berikut:
1. M e t o d e p e n g u m p u l a n d a t a
A . M e t o d e p e n e i i t i a n k e p u t u s a n ( l i b r a r y research),
cara
membaca
sumber-sumber
buku
ialah dengan
tertulis
yang
ada
hubungannya dengan pembahsan peneiitian skrifsi i n i .
B. M e t o d e p e r b a n d i n g a n
membandingbadingkan
(comparative
study
) yakin
dengan
antara peraturan, pendapatan
, teori
serta k o n s e p d a r i beberapa pakar h u k u m .
2. M e t o d e pengolaan data
D a t a y a n g dapat d i k u m p u l k a n m e l a l u i metode p e n g u m p u l a n
data
tersebut diatas d i i n t e r v e n s i k a n d a n d i k l a s i f i k a s i k a n secara sistematis
g u n a m e n e n t u k a n relevansi d a n urgebsi data tersebut tcrhadap p o k o k
bahasan.
F. S I S T E M A T I K A PENULIS
U n t u k m e n g h i n d a r i gambaran u m u m d a n agar m u d a h d i p a h a m i
p e m a h a m a n tidak m e n y i m p a n dari materi-materi yang telah digunakan
penyusunan
berikut:
skripsi i n i m a k a penulis menyusun sistematika penulis
serta
dalam
sebagai
1
9
BAB I : PENDAHULUAN
Didalam
b a b pendahuluan
m i berisi
latar
belakang
masalah
permasalahan ruang lingkuppcneliti: manfaan peneliti metode peneliti sistematika
penulis.
BAB I I : TUJUAN PUSTAKA
Bab i n i terdiri dari tujuan u m u m tentang permasalahan kewenangan d a n
penjabatan berhak m e n a h a n j a n g k a w a k t u penahanan syarat tujuan penahanan
j e n i s penahanan dan dasar h u k u m n y a tata cara atau prosedur penahanan tata cara
pengalihan penahanan pengurangan masatahanan.
BAB HI : PEMBAHASAN
Bab i n i mengurangi d a yang diperoleh dari hasil peneiitian yang
dilakukan oleh penulis d a n mengacau
pada p o k e permasalahan u n t u k hasil
peneiitian akan diuraikan mcngenai m e k a n i s m e d a n koordinasi penegak h u k u m
d a l a m penanganan berbagai masalah y a n g m u n c u l sehubungan dengan tindakan
penahanan yang diatur dalam K U H A P .
BAB I V : P E N U T U P
Berisi
kesimpulan dari
peneiitian d a n pembahasan
tentang
m e k a n i s m e d a n koordinasi penegak h u k u m dalam penangan masalah
penahan
berdasarkan K U H A P .
hasil
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A . Tinjauan U m u m Tentang Penahanan
t i n d a k a n d a p a t k i t a p u n g k i r i b a h w a het herziene inlandsch rnglcment
( H R ) y a n g c u k u p l a m a berjasa sebagai penangan para pengabdi h u k u m sebagai
hukum
acara pidana m a k a tidak akan d i t c m u k a n k e t e n t u a n - k e t e n t u a n y a n g
m e m b e r i batasan
terhadap pengertian penahanan berbeda h a l n y a k a l a u kita
m e l i h a t d a l a m k i t a b u n d a n g - u n d a n g h u k u m acara pidana ( u n d a n g - u n d a n g n o 8
tahun 1981), karena d a l a m kitab undang-undang h u k u m aeara pidanan tersebut
akan
d i k e m u k a k a n ketentuan y a n g m e m b e r i batasan
terhadap
pengertinan
penahanan.'^
pengenai penahanan sebagaimana diantara dalam kitab undang-undang
h u k u m acara pidana y a i t u d a l a m b a b 1 tentang k e t e n t u a n - k e t e n t u a n u m u m pasal 1
butir 2 1 m e n g a t a k a n sebagai b e r i k u t : penahanan adalah p e n e m p a t a n tersangka
atau terdakwa ditempat tertentu oleh penyakit atau penuntut u m u m atau h a k i m
dengan p e n e t a p a n n y a d a l a m h a l serta m e n u r u t cara y a n g d i a t u r d a l a m u n d a n g u n d a n f b e r d a s a r k a n b u n y i dari pasal 1 b u t i r 21 k i t a b u n d a n g - u n d a n g acara h u k u m
p i d a n a d i atas m e n u n j u k a n p a d a k i t a b a h w a s e m u a i n t a l a s i p e n e g a k
hukum
m e m p u n y a i w e w e n a n g u n t u k m e l a k u k a n penahan j u g a dari ketentuan tersebut k i t a
lihat penyederhanaan dari keseragaman istiiah dalam tindakan penahanan.'^
R i d \ \ a n S y a r a n i , Beberapa Hal tentang hokum acara pidana. A l u m n i , B a n d u n g . 2 0 0 8 , h i m . 1 8
A n d i H a m z a h , Pengantar Hukum Acara pidana Indonesia. G h a l i a I n d o n e s i a , J a k a r t a , 2 0 0 8 .
H i m . 175
10
II
R. s o e s i l o d a n m k a r j a d i d a l a m b u k u n y a p e n a h a n a n
adalah tindakan
terhadap seseorang y a n g setelah ditangkap u n t u k m e n a h a n o r a n g i t u l e b i h l a m a
lagi, agar supaya i a selama w a k t u tiba a k a n m e l a r i k a n d i r i d a r i t i n d a k a n h u k u m
y a n g akan d i k e n a k a n kepadanya o l e h y a n g berwajib.'"*
selanjutnya pendapatan b e m m e l e n y a n g d i k u t i f o l e h sodibyo triatmojo
mengatakan bahwa penahanan
adalah sebagai
suatu pandang yang
mengenai
kedua belah p i h a k karena t i n d a k a n y a n g bengis i t u , dapat d i k e n a l k a n kepada
orang-orang yang bersalah m a k s u t n y a adalah suatu pandang y a n g m e m p u n y a i d u a
m a t a y a n g d a p a t d i k e n a l k a n k e p a d a o m a g - o m a g b e r s a l a h . '^
bertokal dari pengertian diatas m a k a pada d a s a m y a penahanan
terhadap
seseorang m e r u p k a n m a s a l a h y a n g b e r b e n t u r a n h a k asasi m a n u s i a sebab setiap
insan m e m p u n y a i h a k kebebasan bergerak karena penahanan
yang membatasi
kebebasan i t u m e r u p a k a n pelanggaran h a k asasi m a n u s i a d a l a m suatu
negaraa
l e b i h - l c b i h d a l a m n c g r i h u k u m k e b e b a s a n b e g e r a k m e r u p a k a n h a k asasi
yang
p o k o k bagi setiap w arga negara tersebut w a l a u p u n harus d i a k u i b a h w a m e n u r u t
h u k u m acara p i d a n a m e n g h i l a n g k a n k e m r d e k a a n seseorang t i d a k m e r u p a k a n azas
atupun suatu keharusan n a m u n adakalanya d e m i kepentingan d a n d i d a l a m usahaa
ikhitar guna diketcniukan kebebasan y a n g h a k i k i dari pada peristiwa yang terjadi,
kebebasan bergerak dari seseorang i n d i v i d u perlu dibatasi.'^
R . S o e s i l o d a n M . K a r l a d i , Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana dengan Penjelasannya
Resmi dan Komentar. P o h t e a , B o g o r , 1 9 8 6 , h i m . 5
Van Bemmelen
dalaii,
S u d i b y o , T r i a t m o j o , Pelaksanaan Penahanan dan Kemungkinan yang
ada dalam KUHAP. A l u m n i B a n d u n g . 1 9 9 2 . H i m . 1 5
S u d i b y o , T r i a t m o j o . Pelaksanaan Penahanan dan Kemungkinan yang ada dalam
A l u m n i Bandung. 2002. lilm. 3 0
KUHAP,
12
schubung
dengan
i t u h u k u m acara pidana
mengurus
agar
adnya
keseriusan antar satu pihak yang p o k o k , y a k i n antra kepentingan d e m i ketertian
seseorang dinilai b a h w a proses pidana hingga terbuka pula k e m u n g k i n a n b a h w a
seseorang yang disangkan telah m e l a k u k a n suatu tindakan pidana
belakang
temyata tidaak bermasalah.
masalah penahanan d i negeri kita j u s t r u d a l a m negri pancasila seringkali
terjadi
praktek
penahanan
dengan
sementara
dilakukan diluar dari
batas
k e m a m p u a n m a n u s i a s a m p a i - s a m p a i ada y a n g m a t i y a n g b e r s a n g k u t a n t a d i b e l u m
twntu bennasalaah
menyadari akan terjadi penahanan-penahanan
s e w a j a m y a y a n g bnayak masalah i n i cukup hangat dan cukup l a m a
yang tidak
diperbedakan.
17
bagaimana
penahahanan
perlu
diatur
dengan
seabik-baiknya
baik
m e n g e n a i aparat y a n g b e r w e w e n a n g m e l a k u k a n j e n i s - j e n i s n y a alasannya,
lamanya perpanjangan
uraian-uraian terhadap
pengendalian
serta segala k o s e k u e n s i n y a sebagai a k h i r d a r i
tersangka
adalah
m a k a masa penahanan
suatu
h a l yang berbentuk
dikurangi dengan
putusnya
dengan
pengadilan
adalah c e r m i n a n p e r t i m b a n g a n rasa k e a d i l a n bagi terpidana.
Teori mcmbedakan
tentang sah n y a d a n perlunya penahanan
dalam
penahanan adalah satu bentuk rampasan kemerdekaan bergerak seseorang y a n g
m e m p a k a n h a k asasi m a n u s i a y a n g h a r u d i p e r t a h a n k a n u n t u k o r a n g b a n y a k atau
masyarakat dari perbuatan
R i d w a n S y a r a n i , Beberapa Hal tentang hokum acara pidana. A l u m n i , B a n d u n g . 1 9 9 8 . h i m . 6 3
13
S a h n y a penahanan bersifat o b j e k t i f dan m u t l a k a r t i n y a dapat
dalam
undang-undang
delik-delik mana
yang
teramasuk
dibaca
tersangka
dapat
d i l a k u k a n penahanan. M u t l a k karena tidak dapt diatur-atir o l e h penegak h u k u m
sedangkan perlunya penahanan bersifat y a n g m e n e n t u k a n kapan dipandang perlu
d i a d a k a n k e k e l i r u h a n dapt m e n g a k i b a t k a n h a l - h a l p e n a h a n a n
atau
penahanan
lanjut terhadap seseorang tersangka atau t e r d a k w a y a n g tersangka atau t e r d a k w a
didasari dengan t i n d a k a n pidana alat b u k t i . y a n g c u k u p didasari dengan
adanya
k e k h a w a r i r a n seseorang tersangka atau t e r d a k w a tersebut:
1.
M e l a r i k a n diri :
2.
Merusak atau m e n g h i l a n g k a n barang b u k t i
3. M e n g e l u a r k a n t i n d a k a n p i d a n a t e r s e b u t .
Substansi surat p e m e r i n t a p e n a h a n a n
lanjutan atau penerapan
hakin
d a l a m h a l d i l a k u k a n terhadap seseorang tersangka atau t e r d a k w a di d a l a m surat
tersebut harus m e m u a t yaitu:
a) Identitas tersangka atau t e r d a k w a
b) Alasan dilakukan penahanan
c) U r a i a n singkat perkara kejahatan y a n a g d i pcrsangkakan
atau
didakwakan.
d) Serta tempat tersangka/ terdakwa ditahan
Tembusan
surat
perinta
penahanan
atau
penahanan
lanjutan
ataupenahanan h a k i m harus diberikan kepada keluarga tersangka atau t e r d a k w a
penahan
dikenaka
kepada
tersangka
atau
terdakwa
yang
melakukan
14
tindakan.pidana d a n atau percobaan m a u p u n pemberian bantuan dalam t i n d a k a n
pidana tersebut d a l a m hal:
a)
T i n d a k a n pidana i t u d i a n c a m dengan pindana penjara l i m a ( 5 )
t a h u n atau lebih
b) T i n d a k a n pidana s e b a g a i m a n a d i m a k s u d d a l a m pasal 2 8 2 ayat
( 3 ) , pasal 296,pasal 4 3 5 , pasal 4 5 4 , pasal 4 5 5 , pasal 4 5 9 , pasar
480, 560 K U H A P
B. KEWENANGAN PEJABAT YANG B E R H A K MENAHAN.
Penahanan dapat d i l a k u k a n u n t u k k e p e n t i n g a n p e n y i d i k a n , p e n u n t u t a n
dan kepentingan penuntutan d i sidang pengadilan ( pasar 2 0 K U H A P )
1. P e n y i k a t a u p e n y i k p e m b a n t u ( p a s a l 1 1 a y a t K U H A P )
2.
P e n e n t u a n u m u m (pasal 11 ayat 2 K U H A P )
3.
H a k i m ( p a s a l 11 a y a t 3 K U H A P ) , h a n y a m e m p c r p a n j a n g p e n a h a n a n
yang dilakukan oleh jaksa.
Pejabat
yang
berwewenang
mempcrpanjang
penahanan
yang
b e r w e n a n g m e m p c r p a n j a n g y a n g bisa d a l a m ayat d i t e n t u k a n b a h w a :
a)
Pada tingakat penyidik d a n penutut diberikan oleh ketua pengadilan
negeri.
b)
Pada tingkat pemeriksaan negeri diberikan oleh ketua pengadilan
tinggi.
c)
Pada tingkat pemeriksaan banding oleh m a h k o t a agung.
d)
Pada tingkat kasasi diberikan o l e h nahkota agung.
15
Dalam
KUHAP
h a l penggunaan
memberi
batas-batas
wewenang
waktu
perpanjang
terhadap
penahanan
pemeriksaan
tersebut
penyidik dan
penentuan kepada ketua pengadilan tinggi, pemeriksan negeri d a n pemeriksa
b a n d i n g kepada ketua m a h k o t a agung (pasal 2 9 ayat ( 7 ) K U H A P ) , apabila hakhak h u k u m terdakwa atau terdakwa dirugikan akibat penahanan, m a k a tersangka
atau t e r d a k w a berhak m i n t a k g a n t i k e r u g i a n sesuai dengan
ketentuan
yang
d i m a k s u d d a l a m pasal 9 5 d a n pasal 9 6 K U H A P .
C. JANGKA W A K T U ATAU LAMANYA PENAHANAN.
a) P e n y i d i k b e r w e n a n g u n t u k m e n a h a n t e r s a n g k a s e l a m a 2 0 h a r i d a n d e m i
kepentingan p e n y i d i k dapat diperpanjang selama 4 0 hari :
b) Penuntut u m u m berwenang untuk menahan tersangka selama 2 0 hari
dan d e m i kepentingan p e m e r i k s a y a n g b e l u m selesai dapat diperpanjang
selama 3 0 hari
c) H a k i m pengadilan negeri b e r w e n a n g u n t u k p e n g e l u a r k a n surat p e r i n t a h
penahanan tersangka untuk paling lama 3 0 hari d a n guna kepentingan
dan p e m e r i k a s a a n dapat diperpanjang
selama 6 0 hari artinya tidak
terbukti pemeriksaan tersangka atau t e r d a k w a tidak terbukti tersangka
atau terdakwa harus keluar d i k e l u a r k a n d a l a m tahanan d e m i h u k u m
rincian
penahanan
d a l a m h u k u m acara pidana
indonesia
sebagai
berikut:
1. P e n a h a n a n o l e h p e n y a k i t a t a u p e m b a n t u p e n y i d i k s e l a m a 2 0
hari
16
2.
P e r p a n j a n g a n atas i z i n p e n u n t u t u m u m 4 0 hari:
3.
Penahanan oleh penuntut u m u m 20 hari
4.
P e r p a n j a n g a n atas i z i n k e t u a p e n g e n d a l i a n n e g e r i 3 0 h a r i
5. P e n a h a n a n o l e h h a k i m p e g a d i l a n n e g r i 3 0 h a r i
6.
P e r p a n j a n g a n atas i z i n k e t u a p e n g e n d a l i a n n e g e r i 6 0 h a r i
7.
P e n a h a n a n atas i z i n k e t u a p e n g e n d a l i a n t i n g g i 30 hari
8. P e r p a n j a n g a n ats i z i n k e t u a p e n g e n d a l a i a n t i n g g i 6 0 h a r i
9.
Penahanan oleh m a h k a m a h agung 50 hari
10. P e r p a n j a n g a n atas i z i n k e t u a m a h k a m a h a g u n g 6 0 h a r i .
Jadi sesorang tersangka atau t e r d a k w a dari pertama kali ditahan d a l a m
rangka p e n y i d i k a n sampai pada t i n g k a kasasi dapat ditahan paling l a m a 4 0 0 hari
pejabat y a n g b e r w e n a n g m e m p c r p a n j a n g penahanan sesuai pasal 2 9 ayat ( 3 )
m e n u r u t pasal 3 0 K U H A P ,
apabila tcnggang w a k t u penahanan
sebagaimana
tersebut pada pasal 24, pasal 25 pasal 2 6 , pasal 2 7 dan pasal 28 atau perpanjangan
p e n a h a n a n s e b a g a i m a n a a tersebut pada pasal 2 9 t e m y a t a t i d a k sah, t e r s a n g k a atau
t e r d a k w a m i n t a k ganti k e r u g i a n sesuai dengan ketentuan y a n g d i m a k s u d d a l a m
pasal 9 5 dan 9 6 K U H A P .
D.
SYARAT DANTUJUAN DILAKUKAN
1.
PENAHANAN
M e n g e n a i syarat-syarat penahanan seperti b e r i k u t i n i :
1. S y a r a t o b j e k t i f , y a i t u s y r a t t e r s e b u t d a p a t d i u j i a d a a t a u t i d a k n y a
orang oleh orang lain:
2.
Sayarat s u b j e k t i f yaitu karena penahanan tadi apakah syarat i t y ada
atau tidak
17
Syarat penahanan
diatur pasal 21 ayat ( 1 ) K U H A P
pemerintahan
penahanan atau lanjutan d i l a k u k a n terhadap seseorang tersangka atau t e r d a k w a
y a n g diduga keras m e l a k u k a n tindakan pidana berdasarkan bukti y a n g cukup
dalam
hal adanya
yang m e n i m b u l k a n kekhawatiran bahwa tersangka
atau
t e r d a k w a a k a n m e l a r i k a n diri, merusak atau m e n g h i l a n g k a n barang b u k t i dan atau
m e n g e l u a r k a n t i n d a k a n pidana pasal 21 ayat ( 4 ) K U H A P tersangka atau t e r d a k w a
y a n g m e l a k u k a n t i n d a k a n pidana tersebut d a l a m hal
1. T i n d a k a n p i d a n a i t u d i a n c a m p i d a n a 5 t a h u n a t a u l e b i h
2.
T i n d a k a n pidana tersebut m e l a n g g a r pasal:
a.
2 8 2 ayat ( 3 ) penyebaran tulisan-tulisan , gambaran, atau barangbarang lain yang isinya melanggar suatu kebiasaan atau sebagai
mata pencarian
b.
296
KUHAP
tindakan pidana
sebagai
mata
pencarian
atau
m e m b a n t u pembuatan cabul
c.
335 ayat ( 1 ) K U H A P
tindakan pidana memaksa orang u n t u k
m e l a k u k a n sesuatu t i n d a k a n m e l a k u k a n sesuatu, tidak m e l a k u k a n
sesuatu atau m e m b i a r k a n sesuatu
d. 3 5 1
ayat
1
KUHAP
tindakan
pidana
pcnganiayaan
yangdircncanakan lebih dahulu.
e.
353
ayat
(1) K U H A P
tindakan pidana
dircncanakan lebih dahulu.
f.
372 K U H A P tindakan pidana penggelapan.
g.
378 K U H A P tindakan pidana penipuan
pcnganiayaan
yang
18
h.
379 K U H A P tindakan pidana dalam jual beli
i.
453 K U H A P
tindakan pidana yang dilakukan nakhoda
kapal
indonesia dengan sengaja atau m e l a w a n h u k u m m e n g h i n d a r k a n
diri m e m i m p i n kapal
j.
4 5 4 K U H A P tindakan pidana melarikan diri dari kapal bagi a w a k
kapal
k.
455. K U H A P tindakan pidana m e l a r i k a n diri kapal bagi pelayanan
kapal.
1.
459 K U H A P tindakan pidana Y a n g dilakukan penumpukan kapal
yang meyerang nakhoda
m . 4 8 0 K U H A P tindakan pidana penadaan
n.
506 K U H A P tindakan pidana m e l a k u k a n pekerjan sebagai g e r m o
o.
Tindakan pidana di luar K U H A P
1. P e l a n g g a r a n
terhadap
ordonasi bea c u k a i teraakhir diubah
dengan staatslad t a h u n 1931 n o m o r 4 7 1 (rechtenordonatie pasal
26 dan 2 6
2.
U u d n o 8 D r t Y A H U N 1955 tentang tindakan pidana imigrasi
pasal l , 2 , 3 , u u n o 9 t a h u n 1976 tentang n a r k o t i k a pasal 3 6 ayat
7,41,42,43,47, dan 48
2 .Tujuan dilakukan penahanan
Sebagai yang sudah diketengahkan pada uraian terdahulu bahwasannya
masalah penahanan
adalah m e i upakan personal y a n g paling esensial
dalam
19
k e h i d u p a n m a n u s i a setiap m a n u s i a setiap y a n g n a m a n y a p e n a h a n a n
dengan
sendirinya menyangkut nilai dan m a k n a
1.
Perampasan kebebasan dan kemerdekaan orang y a n g ditahan
2.
M e n y a n g k u t nilai-nilai peri kemanusian dan harkat dan martabat manusia
3 . J u g a m e n g a n g k u t n a m a b a i k d a n p e n c e m a r a n atas k e h o n n a t a n d a r i p r i b a d i
tegasnya setiap penahanan dengan sendirinya m e n y a n g k u t
pembatasan
guna m e n y e l a m a t k a n manusia dari perampasan dan m e r u m u s k a n beberapa
ketentuan
sebagai
upaya
hukum
yang
dapat
memperkccil
bahaya
p e r a m p a s a n d a n p e m b a t a s a n h a k asasi s e c a r a s e w e n a n g - w c n a n g .
4.
D a r i dasar h u k u m ialah adanya dugaan keras berdasrkan b u k t i
pidana
terhadap tcrtntu y a n g d i t e m u k a n o l e h undang-undang m e s k i p u n ancaman
pidana k u r a n g dari l i m a tahun tidak terhadaap semua tindakan pidana
ancaman dapat d i l a k u k a n terhadap
undang-undang
ancaman tersangka atau
sendiri telah menentukan bagaimana
terdakwa
pelakunya dapat
dilakukan penahanan
5. D a s a r u n s u r y u r i d i s i n i l a h y a n g d i t e n t u k a n d a l a m p a s a l 2 1 a y a t 2 K U H A P
y a n g m e n u n t u t b a h w a penahanan hanya dapat d i l a k u k a n atau percobaan
m a u p u n pemberian bantuan dalam tindakan pidana
6. D a s a r m e n u r u t h u k u m saja b e l u m c u k u p saja b e l u m c u k u p u n t u k m e n a h a n
seseorang tersangka atau t e r d a k w a tetapi n a m p a k n y a disini b e r t e m u pada
keadaan dua pribadi yakin keadaan pribadi tersangka
M a r d j o n o R e k s o d i p u t r o , M a t e r i C e r a m a h ; Dalam Perkuliahan Sistem Peradilan
A n g k a t a n X I P r o g r a m pascasarjana I l m u H u k u m U I Jakarta, 1993, h i m . 116
Pidana.
20
7. T e r d a k w a y a n g d i n i l a i p u l a s e c a r a p r i b a d i o l e h p i h a k h u k u m
yang
bersangkutan
A d a p u n unsur keadaanatau keperluan penahanan yang penulis maksud
d i t e n t u k a n d a l a m pasal 21 aya t ( l ) K U H A P y a i t u berupa adanya keaandan y a n g
menimbulkan kekhwatiran :
1.
T e r s a n g k a atau t e r d a k w a akan m e l a r i k a n diri
2.
Merusak atu menghilangkan barang bukti
3.
D i k h w a t i r k a n akan mengulangi tindakan pidana
Semua
keadaan
yang dikhwatirkan disini
keadaaan
yang meliputi
keperibadian m e n u r u t keperluan adalah a l t e m a t i f berati c u k u p apabilah terdapat
salah
satu
h a l penahanan
restitusi.pengawasan
tersangka
diinginkan maka
diadakan
institusi
b a i k m y a n g d i l a k s a n a k a n o l e h atasan d i intansi m a s i n g -
m a s i n g y a n g m e r u p a k a n built control m a u p u n p e n g a w a s a n
scbagain
sistem
cherking a n t a r p e n e g a k h u k u m
A p a b i l a seseorang
dikenakan penangkapan
d a n atau penahanan d a n
iaberpendapat b a h w a penangkapan atau penahanan secara tidak s a h y a i t u t i d k a
m e m e n u h i sayrat m i s a k n y a penasehat h u k u m n y a dapat m c m i n t a k pemeriksaan
d a n p u t u s n y a o l e h h a k i m s i d a n g t e r h a d a p h a k - h a k asasi m a n u s i a m a k a d a l a m
p e l a k s a n n a p e n a h a n a n harus m e m p e r h a t i k a n t u j u a n d a r i p e n a h a n a n h u k u m acara
pidana kitab berlaku dalam h a l u n t u k kepentingan penyidik atau penyidik
pembatasan penyidik yang berwewenang m e l a k u k a n penahanan.
Mengenai uraian kepentingan
p e n y i d i k pada dasar d i t e n t u k a n o l e h
penyidik sehingga ditruskan kepada pihak penuntut u m u m dan hasil penyidik
21
sehingga
didepan
diteaiskan kepada
pihak dipergunakan sebagai bahan
sidang pengadilan dengan
demikian jika pemeriksaan
pemeriksaan
sudah
cukup
p e n a h a n a n t i d a k d i p e r l u k a n lagi, k e c u a l i ada alasan l a i n u n t u k m e n a h a n tersangka.
Selanjutnya penahanan yang dilakukan oleh Penuntut U m u m bertujuan
u n t u k k e p e n t i n g a n penuntutan, hal m a n a dapat k i t abaca pada pasal 2 0 ayat ( 2 )
K U H A P yang mengatakan : " U n t u k kepentingan penuntutan, Penuntut U m u m
berwenang m e l a k u k a n penahanan atau penahanan lanjutan".'^
Pada tujuan lain mengenai penahanan yang diberikan kepada penuntut
umum
berwewenang
untuk kepentingan
yang meliputi
fungsi
kepentingan
berpendapat b a h w a hasil p e m e r i k s a a n surat u n t u k dapat m e l a k u k a n penahanaan
u m u m terhadap
penahanan
h a n y a dapat d i l a k u k a n tcrhadap
pelaku tindakan
p i d a n a y a n g d i a n c a m d e n g a n a n c a m a n h u k u m a n l i m a t a h u n p e n j a r a atas p a s a l p a s a l t i n d a k a n p i d a n a y a n g d i s e b u t d a l a m p a s a l 2 1 a y a t ( 1 ) . Yaitu"°
1. A d a n y a d u g a a n k e r a s t e r s a n g k a m e l a k u k a n t i n d a k a n p i d a n a
yang
cukup
2. A d a n y a yang m e n i m b u l k a n kekawatiran
3. T e r s a n g k a a t a u t e r d a k w a a k a n m e l a r i k a n d i r i
4.
D i k h w a t i r k a n tersangka akan merusak atau m e n g h i l a n g k a n barang
bukti
5. D i k h w a t i r k a n t e r s a n g k a a k a n m e n g u l a n g i t i n d a k a n p i d a n a
R . S o e s i l o d a n M . K a r j a d i , op. cit. h i m . 2 8
M . Y a h y a H a r a h a p . Pembahasan Permasalahan dan Penerapan Kitab Undang-undang Acara
Pidana, J i l i d II, P u s t a k a K a r t i n i , J a k a r t a , 1 9 9 8 , h i m . 4 0 8
22
Berdasarkan
alasan diatas pada d a s a m y a
penahanan
i t u seharusnya
d i l i h a t sebagai suatu prosos p e n d a h u l u a n b a h w a p e n a h a n a n h a r u s k a d i p e r i k s a
dengan cara d i l a k s a n a k a n terlebih d a h u l u a g r penahanan t i d a k m e n j a d i suatu h a l
b a h w a terhadap perkara terutama kejahat-kejahatan y a n g beratdan
keterangan
b u k t i - b u k t i y a n g penting d a l a m usaha m e m b u a t terang suatu perkara
E.
JENIS PENAHANAN DAN DASAR HUKUMNYA.
1. R u m a h t a h a n a n n e g e r i ( r u t a n )
T e r s a n g k a atau t e r d a k a w a y a n g m a s i h sedang d a l a m proses p e n y i d i k a n
penuntutan d a n pemeriksaan pengadilan ditahan dirutan perbedaan
jenis-jenis
K U H A P . Ditanyakan bahwa penahanan r u m a h hanya dikurang mengenai jangka
w a k t u pengaturan tersebut d i l a k u k a n secara i n t e r a a s i o n a l sesuai d e n g a n
pemeriksaan sclai i t u perlu d i k e t a h u i beberapa h a l y a n g berhubngan
tahap
dengan
penahanan seseorang tersangka atau t e r d a k w a yaitu;
2. P e m b e d a h a n t a h a n a n d e m i h u k u m
Penahanan
r u m a h tangga
dijelaskan
dalam
peraturan
pelaksananaa
K U H A P , tetapi hal i n i tidak praktik j a r a n g d i l a k u k a n penahanan r u m a h
3. D i l a k u k a n d i k o t a / d a s a r / k a m p u n g t e m p a t k e d i a m a n t e r s a n g k a
d a l a m tahap w a j i b m e l a p a o r m a s a h p e n a h a n a n
dirasakan sebagai
d i m t a n d a n penahanan
b e n t u k pasal 2 2 ayat ( 5 ) K U H A P
unuk penahanan
selama
rutab
kota
p e n g g u r a n g a n n y a 1/5 d a r i j u m l a h ] a m a n \ a w a k t u p e n a h a n a n i n i b e r a t i p e n y i d i k
atau terdakwa a t u penuntut u m u m atau h a k i m dalam m c n g a l i h k a n
penaganan dari satu k e y a n g lain h a m s m c n g h i t u n g dengan seksama
1) U n s u r o b j e k t i f / y u r i d i s
bentuk
23
a.
T i n d a k pidana yang disangkakan diancam dengan 5 (lima) tahun
penjara
b.
P i d a n a d a l a m pasal 282/3 (kesusilaan), 2 % (perbuatan cabul), 3 3 5 / 1
(perbuatan
tidak
mcnyenangkan,
pencemaran
nama
baik), 4 5 3 ,
4 5 4 , 4 5 5 , 4 5 9 , 4 8 0 d a n 5 0 6 K U H A P 2 5 d a n 2 6 stbld 1 9 3 1 n o 4 7 1
(pelanggaran terhadap o r d o n a n s i beacukai), pasal 1, pasal 2 d a n pasal
4 U U T P Imigrasi.
c.
U n s u r subjektif : adanya keadaan yang m e n i m b u l k a n kekhawatiran
tersangka atau t e r d a k w a m e l a r i k a n diri, m e r u s a k atau m e n g h i l a n g k a n
barang b u k t i , atau d i k h a w a t i r k a n akan m e n g u l a n g i tindak
pidana
(pasal 2 1 ayat ( 1 ) K U H A P )
F.
TATA CARA ATAU PROSEDUR PENAHANAN
a.
D e n g a n surat pcrintah penahanan dari penyidik/ penuntut u m u m / h a k i m /
yang berisi
Identitas tersangka
M e n y e b u t alasan penahanan
Uraian singkat kejahatan
M e n y e b u t dengan jelas d i tempat m a n a tersangka di tahan
b.
G.
M e n ) e r a h k a n tebusan surat perintah kepada keluarga tersangka.
T A T A CARA PENGALIHAN PENAHANAAN
Penyelidik atau pennuntut h a k i m berwenang u n t u k m c n g a l i h k a n jenis
penahanaan >ang satu kepada jenis penahanaan yang lain sebagaimana
pasal 22.
dimaksud
24
H a k i m y a n g t e m b u s a n y a d i b e r i k a n kepada tersangka atau t e r d a k w a serta
keluarganya dan kepada instansi y a n g berkepentingan pasal 2 3 (berkenaan dengan
j a n g k a w a k t u penahanan m e n u r u t pasal 2 4 K U H A P ) :
a.
Perintah penahananan
yang
diberikan oleh
penyidik
sebagaimana
d i m a k s u d d a l a m pasal 2 0 , h a n y a b e r l a k u p a l i n g l a m a dua p u l u h hari
b.
Jangka w a k t u sebagaimana tersebut pada ayat 1 apabila diperlukan guna
kepentingan pemeriksa
c.
K e t e n t u a n sebagaimana tersebut pada ayat
1 dan 2 tidak mcnutup
k e m u n g k i n a n dikeluarkanya tersangka.
d.
Setelah waktu
enam puluh
hari
tersebut, p e n y e l i d i k harus
sudah
mengeluarkan tersangka dari tahanan d e m i h u k u m .
H.
PENGURANGAN MASA TAHANAN
a.
Penahanan rutan, pengurangannya sama dengan j u m l a h masa penahanan
b.
Penahanaan r u m a h penguranganya sama dengan
1/3 x j u m l a h
masa
penahanan
c.
Penahanan kota j u m l a h pengurangan masa penahanannya sama dengan
1/5 X j u m l a h m a s a p e n a h a n a n k o t a y a n g t e l a h d i j a l a n i . ( p a s a l 2 2 a y a t ( 5 )
KUHAP)
Penangguhan penahanaan
atas p e r m i n t a a n t e r s a n g k a a t a u t e r d a k w a ,
p e n y i d i k atau penuntut u m u m atau h a k i m , sesuai dengan k e w e n a n g a n
m a s i n g - m a s i n g dapat m e n g a d a k a n p c n a n g g u n g penahanan dengan atau
tanpa j a m i n a n orang orang berdassarkan syarat y a n g di tentukan.
25
Syarat ditentukan d a l a m hal penangguhan penahanan adalah
a.
Tidak dikeluarkan
b.
Wajib lapor
P e n a n g g u h a n p e n a h a n a n d a p a t t e e r j a d i a p a b i l a ada :
a.
Permintaan dari tersangka/ terdakwa
b.
P e r m i n t a a n disetujui o l e h instansi yang menahan dengan syarat
dan j a m i n a n yang ditetapkan
c.
A d a persetujuan
dari tersangka/terdakwa
yang ditahan untuk
m e m a t u h i syarat dan j a m i n a n y a n g ditetapkan.
J a m i n a n penagguhan penahanan bisa berupa
a.
J a m i n a uang y a n g ditctpkan secara jelas dan disebutkan d a l a m
surat
pcrjanjian
tersebut
penangguhan
penahanan.
disimpan d i kepeniteran
Uang
penagguhan
negeri yang pcnyetoran dilakukan oleh
jamina
pengadilan
tersangka/terdakwa
atau keluarga atau kuasa h u k u m .
b. J a m i n a n orang, m a k a si p e n j a m i n harus m e m b u a t p e m y a t a a a n
dan
kepastian
instansi
yang
menahan
bahwa
penjamin
bersedaia bertanggung jawab apabila tersangka/terdakwa yang
ditahn melarikan diri.
Pcnyetoran uang tanggungan baru bisa d i l a k u k a n apabila:
a.
Terangka/terdakwa melarikan diri
b. Setelah tiga bulan iidak d i k e t e m u k a n
M . Y a h y a H a r a h a p . Pembahasan Permasalahan dan Penerapan Kitab Undang-undang Acara
P/Wana, J i l i d I I , Pu.staka K a r t i n i , Jakarta, 1998, h i m 5 4
26
Pcnyetoran uang tanggungan k e kas negara d i l a k u k a n o l e h
orang yang m e n j a m i n melalui kepanitcraan
pengadilan
negri.
Pengeluaran surat p e r i n t a h p e n a n g g u h a n d i d a s a r k a n atas
j a m i n a n d a r i si p e n j a m i n .
27
BAB I I I
PEMBAHASAN
A. Mekanisme Penegak Hukum Dalam Melakukan Penahanan Tersangka
atau Terdakwa Menurut KUHAP
I.
Pelaksanaan Penahanan dalam Proses Peradilan Pidana
Istiiah penahanan, diasosiasiakan orang pada p e m i k i r a n yang biasanya
t e r t u ju pada t i n d a k a n aparat penegak h u k u m d a l a m m e n c a b u t k e m e r d e k a a n o r a n g
lain yang disangka atau dituduh m e l a k u k a n suatu tindakan pidanan.