KONSTRUKSI REALITAS PENAHANAN ANGELINA SONDAKH SEBAGAI TERSANGKA KASUS DUGAAN SUAP PEMBAHASAN ANGGARAN
KONSTRUKSI REALITAS PENAHANAN ANGELINA SONDAKH SEBAGAI TERSANGKA KASUS DUGAAN SUAP PEMBAHASAN ANGGARAN
Giskal Nurul Huda
Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) [email protected]
Abstracts
Angelina Sondakh retained by the Commission as a suspect in the alleged bribery related to the discussion of the parliamentary budget and Kemendikbud Kemenpora started “ singing “ of his predecessors , Muhammad Naza- ruddin and Mindo Rosalina Manulang who first arrested by the KPK . Accordingly, the Commission conduct an
investigation and assign Angelina as a suspect in the alleged bribery homestead project athletes since 3 February 2012. However , in the event of his arrest , the Commission set the suspects in the alleged bribe to Angelina at
the two ministries , namely the case of projects related to house athletes Kemenpora and projects in a number of cases related to Kemendikbud university . Almost all mass media in Indonesia, especially the print media does not escape the news by presenting each point of view on the newspaper page . To the authors chose two leading newspapers in Indonesia, namely , the newspaper Kompas and Tempo .
The purpose of this study is to see how the newspaper Kompas and Tempo frame , construct , and respond to events on the arrest of Angelina Sondakh as suspects in the alleged bribery in the budget discussion and Kemen-
dikbud Kemenpora . Methodologically , this study uses a constructivist paradigm , the qualitative descriptive research , this study also
uses framing analysis model of Robert n entman as analytical tools to the theory of social construction of real- ity belongs to peter L.berger and Thomas Luckmann. Results of this study showed a different frame between the
newspaper Kompas and tempo, in framing the incident .Kompas newspapers construct news about Angelina Son- dakh retained by the Commission as a suspect in the alleged bribery of parliamentary budget debate , as political and legal issues . At the event Angelina Sondakh detention, Compass presents the political elements of the event . However , related legal issues , Compass issues such events lead towards disclosure cases. While newspapers
Tempo , see this case as a matter of law. Tempo did not tell the political elements of the event.Detention of news events , Tempo problem immediately ushered towards disclosure cases.
Keywords: Newspaper, Constructivist Paradigm, Framing
Latar Belakang Masalah
publik, yang kemudian akan mempengaruhi nilai lalu aik disadari maupun tidak, sebenarnya setiap mengkristal menjadi ideologi. hari media menerpa khalayak dengan berbagai
B jebak pikiran masyarakat dalam bias informasi yang khalayak. Dalam hal ini ideologi memiliki peranan
Suatu media tidak terlepas dari kepentingan-kepent- realitas semu. Hal tersebut tentunya dapat men- ingan yang nantinya pasti akan disampaikan kepada
kemudian dapat melahirkan nilai-nilai yang tidak ses- penting sebagai tonggak dasar keyakinan diri seorang ungguhnya pula. Melalui penggunaan bahasa sebagai wartawan dalam menulis sebuah berita berdasarkan sistem simbol yang utama, para wartawan mampu fakta yang ada. Dengan berbagai instrumen yang di- menciptakan, memelihara, mengembangkan, dan bah- milikinya, media membentuk realitas sosial yang linier kan meruntuhkan suatu realitas. Ketika menyimak dengan visi media tersebut yang kemudian dikemas suatu wacana dalam surat kabar atau TV, tanpa disadari dalam pemberitaan. Dalam mengkonstruksi realitas, kita digiring oleh definisi yang ditanamkan oleh media media memilih kejadian mana yang memiliki news val- massa tersebut, yang membuat kita mengubah definisi ue dan patut diekspos sebagai bahan berita dan mana kita mengenai realitas sosial atau memperteguh asumsi yang tidak patut. Dalam mengkonstruksi realitas, me- yang kita miliki sebelumnya. Dengan kata lain,media dia melakukan tahap sebagai berikut; pertama, seleksi massa memiliki kekuatan untuk membentuk opini isu. Seleksi isu adalah bagaimana media memilih dan
Wacana Volume XII No.4, November 2013
memilah-milah fakta akan suatu realitas dari sebuah tiwa bisa memberikan dampak yang cukup luas kepada peristiwa. Dari realitas peristiwa yang kompleks itu, masyarakat pengkonsumsi informasi, baik dampak media menyeleksi dan memilih isu-isu mana saja yang positif maupun dampak yang negatif. Berbagai opini layak untuk disajikan kepada khalayak sesuai dengan terbentuk, oleh karena itu tanggung jawab media harus kacamata media. Kedua, penonjolan aspek. Aspek ini selalu dikedepankan dan tidak boleh diacuhkan begitu berhubungan dengan penulisan fakta. Ketika aspek ter- saja, terhadap apa yang telah diberitakan dan juga dis- tentu dari suatu peristiwa tersebut telah dipilih, lalu me- ampaikan kepada masyarakat. Tanggung jawab media nentukan bagaimana aspek tersebut ditulis. Hal ini san- dalam hal ini adalah bahwa media massa mempunyai gat berkaitan dengan pemakaian kata, kalimat, gambar, tanggung jawab pokok untuk membantu memperkuat dan citra tertentu untuk ditampilkan kepada khalayak. dan mendukung proses demokrasi dan perwujudan se-
Proses pembentukan dan konstruksi realitas itu, ha- tiap kegiatan, termasuk penyampaian informasi oleh sil akhirnya adalah adanya bagian-bagian tertentu dari pers, secara benar. (Shaffat, 2008: 96) realitas yang lebih menonjol dan lebih mudah dikenal.
Dalam penelitian ini penulis mencoba meneliti kelan- Akibatnya, khalayak lebih mudah mengingat aspek- jutan pemberitaan dari salah satu isu kasus korupsi yai- aspek tertentu yang disajikan secara menonjol oleh me- tu; pemberitaan ditahannya Angelina Sondakh sebagai dia. Aspek-aspek yang tidak disajikan secara menonjol, tersangka kasus dugaan suap pembahasan anggaran di bahkan tidak diberitakan, menjadi terlupakan dan sama Kemenpora dan Kemdikbud. sekali tidak diperhatikan oleh khalayak. Sebagaimana
Terseretnya Angelina Sondakh dalam kasus dugaan yang dikemukakan Robert N. Entman tentang kon- suap proyek wisma atlet SEA GAMES Palembang struksi realitas oleh media yaitu;
dan Kemendikbud berawal dari ’nyanyian’ para ter- “Proses seleksi dari berbagai aspek realitas sehing- sangka ’pendahulunya’ yang ditahan terlebih dulu
ga bagian tertentu dari peristiwa itu lebih menonjol oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Muham- dibandingkan aspek lain. Ia juga menyertakan penem- mad Nazaruddin dalam pengakuannya di persidangan patan informasi-informasi dalam konteks yang khas mengungkapkan, bahwa “Angie” Sapaan akrab An- sehingga sisi tertentu mendapatkan alokasi lebih besar gelina Sondakh pernah mengaku menerima sejumlah daripada sisi yang lain”. (Eriyanto, 2002: 67)
uang di depan Tim Pencari Fakta yang dibentuk Partai Berita yang kita baca dan kita dengar dari media bu- Demokrat. kan hanya menggambarkan realitas, tetapi konstruksi
Dan tepat pada tanggal 27 April 2012, Angie ditahan dari media itu sendiri. Fakta dan peristiwa dalam reali- KPK dan dijebloskan dalam rumah tahanan setelah tas empiris memiliki keutuhan dan kerangka-kerangka. menjalani pemeriksaan perdana sebagai tersangka. Pada saat dimediakan, media mengambil potongan- KPK menahan Angie di Rumah Tahanan Salemba Ca- potongan fakta dari suatu peristiwa yang utuh dan ber- bang KPK di Kuningan (Jakarta Selatan) untuk masa kerangka dan mencerabut atau melepasnya dari kerang-
20 hari setelah surat dikeluarkan. ka keseluruhannya. Rekaman itu kemudian diedit,
Penulis dalam hal ini tertarik untuk mengangkat judul diolah, dibacakan ulang menurut kaca mata dari media “Konstruksi Realitas Penahanan Angelina Sondakh Se- itu sendiri atau bahkan dari pihak lain yang berkepent- bagai Tersangka Kasus Dugaan Suap Pembahasan Ang- ingan.
garan Kemenpora dan Kemdikbud (Sebuah Analisis Peranan media massa dalam kehidupan bermasyara- Framing)”. Penulis mengangkat judul ini karena ingin kat sangatlah besar mengingat saat ini masyarakat dapat mengetahui bagaimana media membingkai peristiwa mengakses informasi dari mana saja. Masyarakat telah penahanan Angelina Sondakh dan hal atau isu apa saja berubah menjadi masyarakat informasi dan merasa har- yang diangkat oleh media terkait peristiwa tersebut. us memuaskan rasa keingintahuannya tentang apa yang
Penulis memilih koran Kompas dan koran Tempo terjadi di sekitarnya. Maka saat itulah media massa sebagai objek media untuk diteliti. Tidak ada satupun memegang peranan yang sangat penting dalam usaha media yang memiliki sikap independen dan objektif memuaskan rasa keingintahuan khalayak, yaitu dengan yang absolut, setiap realitas sosial yang disajikan akan jalan menyebarkan pesan-pesannya.
dipengaruhi oleh kepentingan-kepentingan tertentu, Media telah menjadi sumber dominan bukan saja baik yang berkaitan dengan ideologi, politik, ekono- bagi individu untuk memperoleh gambaran dan citra mi, sosial, budaya, bahkan agama. Penekanan yang realitas sosial, tetapi juga bagi masyarakat dan kelom- berbeda dari sebuah berita disebabkan karena frame pok secara kolektif, media menyuguhkan nilai-nilai dan (bingkai) media massa yang berbeda. Dalam menyaji- penilaian normatif yang dibaurkan dengan berita dan kan sebuah realitas atau peristiwa, media massa selalu hiburan. (Dennis Mcquail, 1991: 3)
membungkusnya dengan frame tertentu. Pembingkaian Media massa dalam memberitakan berbagai peris- ini dilakukan agar berita menjadi lebih menarik, lebih
Giskal Nurul Huda , Konstruksi Realitas Penahanan Angelina Sondakh...
diingat dan tentu saja lebih bermakna. Cara pandang Membingkai yang dimaksud di sini adalah bagaimana yang berbeda dipengaruhi banyak aspek, termasuk ke- Harian Kompas dan Koran Tempo mencoba menceri- bijakan redaksional yang tentu saja berbeda satu sama takan kepada khalayak tentang telah ditahanannya An- lain. Perbedaan kebijakan redaksional ini dapat meng- gelina Sondakh dan isu-isu apa yang coba diceritakan hasilkan teks berita yang berbeda meski memberitakan setelah penahanan oleh KPK menyangkut keterkaitan- peristiwa yang sama.
nya dalam kasus dugaan suap pembahasan anggaran di Oleh karena itu, diperlukan sebuah analisis tersendiri Kemenpora dan Kemdiknas. terhadap isi berita sehingga akan diketahui latar be-
lakang seorang penulis dalam menulis berita. Salah Tujuan Penelitian
satu cara untuk menganalisis berita di media adalah Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hal-hal analisis bingkai (frame analysis). Analisis bingkai apa saja yang coba diceritakan oleh Harian Kompas (frame analysis) yang kita lihat adalah bagaimana cara dan Koran Tempo serta bagaimana sudut pandang re- media memaknai, memamahami, dan membingkai ka- daksional dalam memberitakan seputar Penahanan An- sus/peristiwa. Metode semacam ini tentu saja berusaha gelina Sondakh sebagai tersangka kasus dugaan suap mengerti, dan menafsirkan makna dari suatu teks den- pembahasan anggaran di Kemenpora dan Kemdikbud . gan jalan menguraikan bagaimana media membingkai isu.
Kegunaan Penelitian
Melalui analisa bingkai, kita dapat mengetahui Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi bagaimanakah pesan diartikan sehingga dapat diinter- untuk penelitian lanjutan mengenai pemberitan oleh pretasikan secara efisien dalam hubungannya dengan media massa khususnya media cetak, memberikan ide penulis. Sebagaimana dikutip Eriyanto, dalam buku sumbangan dan kontribusi terutama pada pengemban- Analisis Framing Konstruksi, Ideologi, dan Politik Me- gan ilmu komunikasi khususnya ilmu jurnalistik. dia (2002), “Analisis framing membuka peluang bagi
Sebagai masukan bagi media dalam mengemas implementasi konsep-konsep sosiologis, politik dan berita atas suatu peristiwa yang diliput. Selain itu se- kultural untuk menganalisa fenomena komunikasi. Se- bagai acuan bagi mahasiswa untuk melihat kecend- hingga suatu fenomena dapat di apresiasi dan dianalisis erungan pemberitaan di media massa mengenai isu. berdasarkan konteks sosiologis, politis, atau kultural Melalui penelitian ini juga diharapkan dapat memberi- yang melingkupinya.” Artinya pemberitaan-pemberi- kan sumbangan dan masukan berharga kepada media taan mengenai penahanan Angelina Sondakh sebagai massa dalam membangun kualitas produk karya tulis tersangka kasus dugaan suap pada proyek wisma atlet jurnalistik, sehingga pekerja media lebih teliti dalam SEA Games yang disajikan oleh koran Kompas dan menjalankan fungsi dan peran media massa yang dapat Koran Tempo ini akan dapat dianalisis secara men- memberikan kontribusi pengetahuan yang positif bagi dalam dengan pendekatan Analisis Framing.
masyarakat.
Fokus Masalah Media Massa Dalam Paradigma Konstruktivis
Penulis memfokuskan masalah yang akan diteliti Pandangan konstruktivis mempunyai posisi yang pada isi teks-teks pemberitaan seputar penahanan An- berbeda dibandingkan positivis dalam menilai media gelina Sondakh sebagai tersangka kasus dugaan suap massa. Dalam pandangan positivis, media massa dilihat dalam pembahasan anggaran di Kemenpora dan Ke- sebagai saluran pesan. Dalam pandangan konstruktivis, mendikbud yang dimuat pada harian Kompas edisi media dilihat sebaliknya. Media bukanlah sekedar sal-
28 – 30 April 2012 dan harian Tempo edisi 28 dan 30 uran yang bebas, ia juga subjek yang mengkonstruksi April 2012 dan 1 Mei 2012. Untuk membedah dalam realitas, lengkap dengan pandangan, bias, dan pemi- penelitian ini peneliti memakai analisis framing khu- hakannya. Di sini media dipandang sebagai agen kon- susnya model framing Robert N. Entman. Entman me- struksi sosial yang mendefinisikan realitas. Pandangan lihat framing dalam dua dimensi besar, seleksi isu dan semacam ini menolak argumen yang menyatakan me- penekanan atau penonjolan aspek-aspek realitas.
dia seolah-olah sebagai tempat saluran bebas. Berita yang kita baca bukan hanya menggambarkan realitas,
Perumusan Masalah
bukan hanya menunjukkan pendapat sumber berita, Perumusan masalah dalam penelitian ini memfokus- tetapi juga konstruksi dari media itu sendiri. Lewat kan ”Bagaimana Harian Kompas dan Koran Tempo berbagai instrumen yang dimilikinya, media ikut mem- membingkai berita-berita seputar Penahanan Angelina bentuk realitas yang tersaji dalam pemberitaan. Kalau Sondakh Sebagai tersangka kasus dugaan suap pem- ada demonstrasi mahasiswa selalu diberitakan dengan bahasan anggaran di Kemenpora dan Kemendikbud”. anarkisme, itu bukan menunjukkan realitas sebenarnya,
Wacana Volume XII No.4, November 2013
tetapi juga menggambarkan bagaimana media ikut ber- sebagai gejala internal bagi kesadaran. Melalui inter- peran dalam mengkonstruksi realitas. Apa yang tersaji nalisasi, manusia menjadi hasil dari masyarakat. (Eri- dalam berita, dan kita baca setiap hari, adalah produk yanto, 2004:14-15) dari pembentukan realitas oleh media. Media adalah
Realitas sosial itu sendiri adalah pengetahuan yang agen yang secara aktif menafsirkan realitas untuk disa- bersifat keseharian yang hidup dan berkembang di jikan kepada khalayak. (Eriyanto, 2004:22)
masyarakat seperti konsep, kesadaran umum, wacana Isi media pada hakikatnya adalah hasil konstruksi re- publik, sebagai hasil dari konstruksi sosial. Realitas so- alitas dengan bahasa sebagai perangkatnya. Sedangkan sial tersebut dikonstruksi melalui proses eksternalisasi, bahasa bukan saja sebagai alat merepresentasikan reali- objektivasi, dan internalissasi seperti dijelaskan diatas. tas namun juga bisa menentukan relief seperti apa yang
Konstruksi sosial menurut Berger dan Luckman tidak akan diciptakan oleh bahasa tentang realitas tersebut. berlangsung dalam ruang hampa, namun sarat dengan Akibatnya, media massa mempunyai peluang yang san- kepentingan-kepentingan. Realitas sosial ini terdiri dari gat besar untuk mempengaruhi makna dan gambaran realitas objektif, realitas simbolis, dan realitas subjek- yang dihasilkan dari realitas yang dikonstruksikannya. tif. (Sobur, 2002: 88)
Realitas objektif adalah realitas yang terbentuk dari pengalaman di dunia objektif yang berada di luar diri
Konstruksi Realitas
individu, dan realitas ini dianggap sebagai kenyataan. Istilah konstruksi realitas menjadi terkenal sejak di- Realitas simbolis merupakan ekspresi simbolis dari perkenalkan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luck- realitas objektif dalam berbagai bentuk. Sedangkan re- man dalam buku The Social Construction Of Reality, alitas subjektif adalah realitas yang terbentuk sebagai
A Treatise in the Sociological of Knowledge (1966). proses penyerapan kembali realitas objektif dan simbo- Menurut Berger, manusia dan masyarakat adalah lis kedalam individu melalui proses internalisasi. (Bun- produk yang Dialektis, Plural, dan Dinamis secara terus gin, 2008:24) menerus.
Persepsi kita mengenai realitas muncul karena adan- Masyarakat tidak lain adalah produk manusia, namun ya konstruksi dari media dalam memberitakan sebuah secara terus menerus mempunyai aksi kembali ter- peristiwa yang terjadi di masyarakat. Konsep tentang hadap penghasilnya. Sebaliknya, manusia adalah hasil realitas sosial telah menjadi gagasan penting dan pop- atau produk dari masyarakat. Seseorang baru menjadi uler dalam ilmu sosial, bahkan mendapat julukan seb- seorang pribadi yang beridentitas sejauh ia tetap ting- agai gerakan konstruksi sosial yang memusatkan perha- gal di dalam masyarakatnya. Proses dialektis tersebut tiannya pada proses dimana para individu menanggapi mempunyai tiga tahapan yang disebut Berger sebagai kejadian disekitarnya berdasarkan pengalaman mereka. momen. Tiga tahap peristiwa itu antara lain yaitu:
Ada empat asumsi yang mendasari pemikiran terse- Pertama, eksternalisasi, yaitu usaha pencurahan atau but, yaitu; pertama, suatu kejadian (realitas) tidak hadir ekspresi diri manusia ke dalam dunia, baik dalam keg- dengan sendirinya secara objektif, tetapi diketahui atau iatan mental maupun fisik. Manusia akan selalu men- dipahami melalui pengalaman yang dipengaruhi oleh curahkan diri ketempat dimana ia berada. Manusia bahasa. Kedua, realitas dipahami melalui kategori-kat- tidak dapat kita mengerti sebagai ketertutupan yang egori bahasa secara situasional yang tumbuh dari inter- lepas dari dunia luarnya.
aksi sosial di dalam suatu kelompok sosial pada saat dan Manusia berusaha menangkap dirinya, dalam proses tempat tertentu. Ketiga, bagaimana suatu realitas dapat inilah dihasilkan suatu dunia. Dengan kata lain manusia dipahami, ditentukan oleh konvensi-konvensi komuni- menemukan dirinya sendiri dalam suatu dunia. Kedua, kasi yang dilakukan pada saat itu. Oleh karenanya, sta- objektivasi, yaitu hasil yang telah dicapai, baik men- bil tidaknya pengetahuan lebih tergantung pada variasi tal maupun fisik dari kegiatan eksternalisasi manusia kehidupan sosial dari pada realitas objektif diluar pen- tersebut. Hasil itu menghasilkan realitas objektif yang galaman. Keempat, pemahaman-pemahaman terhadap bisa jadi akan menghadapi si penghasil itu sendiri seb- realitas yang tersusun secara sosial membentuk banyak agai suatu faktisitas yang berada di luar dan berlainan aspek-aspek penting lain dari kehidupan. Bagaimana dari manusia yang menghasilkannya. Ketiga, internal- kita berfikir dan berperilaku dalam kehidupan sehari- isasi. Proses internalisasi lebih merupakan penyerapan hari pada dasarnya merupakan persoalan bagaimana kembali dunia objektif ke dalam kesadaran sedemiki- kita memahami realitas kita. (Sendjaja, 2002: 125) an rupa sehingga subjektif individu dipengaruhi oleh
Realitas sosial tidak berdiri sendiri tanpa kehadiran struktur dunia sosial. Berbagai macam unsur dari du- individu baik didalam maupun diluar realitas tersebut. nia yang telah terobjektifkan tersebut akan ditangkap Realitas sosial memiliki makna ketika realitas sosial di sebagai gejala realitas di luar kesadarannya, sekaligus konstruksi dan dimaknakan secara subjektif oleh in-
Giskal Nurul Huda , Konstruksi Realitas Penahanan Angelina Sondakh...
dividu lain, sehingga memantapkan realitas itu secara anak yang lebih muda dan sebagainya. objektif.
Ketika masyarakat semakin modern, teori dan Jadi, individu mengkonstruksi realitas sosial, dan pendekatan konstruksi sosial atas realitas milik Peter L. merekonstruksikannya dalam dunia realitas, serta me- Berger dan Luckman ini memiliki kemandulan dan dan mantapkan realitas itu berdasarkan subjektifitas in- ketajaman atau dengan kata lain tak mampu menjawab dividu lain dalam institusi sosialnya. Dalam proses perubahan zaman, karena, masyarakat transisi modern pembuatan berita di media dari penjelasan diatas, maka di Amerika telah habis dan berubah menjadi masyarakat berita bukan merupakan fakta dalam arti yang riil, disi- modern dan post-modern, dengan demikian hubungan- ni realitas bukan begitu saja dioper sebagai berita. Ia hubungan sosial antara individu dengan kelompoknya, adalah produk interaksi antara wartawan dengan fakta pimpinan dengan kelompoknya, orangtua dengan ang- (Internalisasi), dalam proses internalisasi ini wartawan gota keluarganya menjadi sekunder rasional. dilanda oleh realitas, realitas dinamai oleh wartawan
Hubungan-hubungan sosial primer dan semi sekunder dan diserap dalam kesadaran wartawan.
hampir tak ada lagi dalam kehidupan masyarakat Selanjutnya terjadi proses (Eksternalisasi) yaitu ke- modern dan postmodern. Dengan demikian, teori dan tika wartawan menceburkan atau mencurahkan dirinya pendekatan konstruksi sosial atas realitas Peter L. Berg- untuk memaknai realitas. Konsepsi tentang fakta diek- er dan Luckmann menjadi tak bermakna lagi. (Bungin, spresikan untuk melihat realitas. Berita adalah produk 2008: 175) (Objektivasi) dari proses interaksi dan dialektika terse-
but (internalisasi dan eksternalisasi). Objektivasi adalah Berita Dalam Pandangan Konstruktivis
ketika produksi teks dibuat oleh wartawan, ia mengu- Berita bukan merupakan hal atau produk yang tetap raikan, mengurutkan, mengkonstruksi fakta demi fakta, melainkan proses pembuatan. Menyangkut pengertian sumber, serta membentuk cerita sesuai dengan tujuan tersebut, pandangan kaum konstruktivis mengartikan wartawan dalam mengkonstruksi informasi tersebut.
“berita sebagai hasil dari konstruksi sosial dimana sela- Pendekatan konstruktivis menekankan bagaimana lu melibatkan pandangan, ideology, dan nilai-nilai dari politik pemaknaan dan bagaimana seseorang membuat wartawan atau media. Bagaimana realitas itu dijadikan gambaran tentang realitas politik. Makna bukanlah ses- berita sangat tergantung pada bagaimana fakta itu dipa- uatu yang absolut, konsep statik yang ditemukan dalam hami dan dimaknai”. (Eriyanto, 2002: 25) suatu pesan. Makna adalah suatu proses aktif yang di-
“Berita merupakan cerminan dari realitas, realitas tafsirkan seseorang dalam suatu pesan. Konstruktivis yang sama bisa jadi menghasilkan berita, karena ada juga memandang kegiatan konstruksi sebagai proses cara melihat berbeda. Perbedaan antara realitas yang yang terus menerus dan dinamis.
sesungguhnya dengan berita tidak dianggap salah Kedua karakteristik ini menekankan bagaimana poli- tetapi dianggap sebagai kewajaran. Perbedaan antara tik pemaknaan dan bagaimana cara makna tersebut dit- pendekatan positivis dan konstruksionis dalam me- ampilkan, sebab dalam penekanan tersebut produksi mahami berita, mengakibatkan perbedaan pula dalam pesan tidak dipandang sebagai cermin dari kenyataan hal bagaimana hasil kerja seorang wartawan seharus- yang menampilkan fakta sebagaimana adanya. (Eri- nya dinilai. Karena mencerminkan realitas tersebut. hal yanto, 2002: 41)
yang berbeda dalam konsepsi konstruksionis, berita Menurut Burhan Bungin dalam bukunya Konstruksi adalah representasi dari realitas. Berita yang kita baca Sosial Media Massa, konstruksi sosial menurut Berger pada dasarnya hasil dari konstruksi kerja jurnalistik bu- dan Luckman adalah pada proses simultan yang terjadi kan kaidah baku jurnalistik. Semua proses konstruksi secara ilmiah melalui bahasa dalam kehidupan sehari- (mulai dari pemilihan kata, sumber, pemakaian kata, hari pada sebuah komunitas primer dan semi sekunder. sampai penyuntingan) memberi andil bagaimana re- Basis sosial teori dan pendekatan ini adalah masyarakat alitas tersebut hadir dihadapan khalayak”. (Eriyanto, transisi modern di Amerika pada sekitar tahun 1960-an 2002:26) dimana media massa belum menjadi sebuah fenomena
Menurut pandangan konstruktivis berita bersifat su- yang berpengaruh dalam konstruksi sosial atas realitas. byektif, karena berita adalah produk konstruksi dan pe- Pada kenyataannya konstruksi sosial atas realitas maknaan atas realitas, penempatan sumber berita yang berlangsung lamban, membutuhkan waktu lama, bersi- menonjol, liputan satu sisi, merugikan pihak lain, tidak fat spasial, dan berlangsung secara hierarkis vertikal, berimbang, dan secara nyata memihak suatu kelompok, dimana konstruksi sosial berlangsung dari pimpinan kesemuanya itu tidaklah dianggap sebagai kekeliruan kepada bawahannya, pimpinan kepada massanya, kiai atau bias, tetapi dianggap kewajaran praktek kerja yang kepada santrinya, guru kepada muridnya, orangtua ke- dijalankan oleh wartawan. pada anak-anaknya, anak-anak remaja kepada anak-
”Dalam pandangan ini juga media dilihat berbeda
Wacana Volume XII No.4, November 2013
dari pandangan positivis, jika kalau pandangan positi- hat dari sisi sebuah pendiri institusi media. Seperti yang vis melihat media sebagai saluran, media adalah sarana diungkapkan oleh Edward Herman dan Noam Choms- bagaimana pesan disebarkan dari komunikator kepada ky bahwa pendiri institusi media memegang peranan penerima atau khalayak. Namun menurut pandangan yang penting sebagai filter dari sebuah media massa. konstruksionis, media dilihat sebaliknya. Media bu-
Dalam konsep ideologi media oleh Pamela J. kanlah sekedar saluran yang bebas, ia juga subyek yang Shoemaker, media berperan mendefinisikan bagaima- mengkonstruksi realitas, lengkap dengan pandangan, na realitas seharusnya dipahami. Bagaimana realitas bias dan pemihakannya. Disini media dilihat sebagai itu dijelaskan dengan cara tertentu kepada khalayak. agen konstruksi sosial yang mendefinisikan realitas”. Media disini berfungsi menjaga nilai-nilai kelompok (Eriyanto, 2002: 22)
dan mengontrol bagaimana nilai-nilai kelompok itu Media adalah agen yang secara aktif menafsirkan rea- dijabarkan. Salah satu kunci dari fungsi semacam ini litas untuk disajikan kepada khalayak. Dengan cara apa adalah bidang atau batas budaya. Untuk mengintegrasi- media memilih, realitas mana yang diambil dan mana kan masyarakat dalam tata nilai yang sama, pandangan yang tidak diambil. Suatu contoh, dalam peristiwa de- atau nilai harus didefinisikan sehingga keberadaannya monstrasi mahasiwa, bisa jadi peristiwa bentrokan saja diterima dan diyakini kebenarannya. Dalam kerangka yang diberitakan, sementara demonstrasi yang berlang- ini, media dapat mendefinisikan nilai dan perilaku yang sung damai tidak dapat tempat dalam pemberitaan.
sesuai dengan nilai kelompok dan perilaku atau nilai apa yang dipandang menyimpang. Perbuatan, sikap,
Ideologi Media
atau nilai yang menyimpang tersebut bukanlah sesuatu Ideologi adalah kepercayaan yang tertanam tanpa yang alamiah yang terjadi dengan sendirinya, dan dite- disadari, kepercayaan yang dipoles sedemikian rupa se- rima begitu saja. hingga tidak seperti kepercayaan. Seperti partai politik
Semua nilai dan pandangan tersebut bukan sesuatu media pun memiliki ideologi tersendiri, kendati saat ini yang terbentuk begitu saja, melainkan dikonstrukis. oleh sebagian pihak ideologi yang dimilikinya sudah Lewat konstruksi tersebut, media secara aktif mendefi- mulai cair karena berbagai kepentingan, khususnya ke- nisikan peristiwa dan realitas sehingga membentuk ke- pentingan bisnis alias media sebagai institusi komer- nyataan apa yang layak, apa yang baik, apa yang sesuai sial. Ideologi ini diturunkan menjadi visi dan misi me- dan apa yang dipandang menyimpang. dia. Dengan alasan visi dan misi inilah sebuah media
Ideologi juga merupakan sikap pandang, apakah dari mengaku dengan sangat terpaksa tidak dapat menurun- sisi agama, suku bangsa, golongan atau komunitas ter- kan sebuah berita kendati berita tersebut memiliki nilai tentu yang biasanya akan mempengaruhi visi dan misi berita yang tinggi. (Mulyana, 2011:477)
media tersebut. Itu sebabnya, karena faktor ideologi Fungsi media dalam ideologi adalah sebagai meka- inilah konten media yang satu dengan yang lain bisa nisme integrasi sosial. Media disini berfungsi menjaga sangat berbeda (Mulyana, 2011:477). nilai-nilai kelompok dan mengatur bagaimana nilai-ni- lai kelompok itu dijalankan. (Eriyanto, 2002:122)
Framing
Mengutip paradigma Peter D. Moss dalam Eriyan- Dalam ranah studi komunikasi, analisis framing me- to, ideologi media massa menghasilkan wacana media wakili tradisi yang mengedepankan pendekatan atau massa berupa konstruk kultural termasuk berita surat perspektif multidisipliner untuk menganalisis fenom- kabar. Hal ini menjadikan suatu kesimpulan bahwa ena atau aktivitas komunikasi. Konsep tentang framing sebuah ideologi media massa dapat tercermin dari isi atau frame sendiri bukan murni konsep ilmu komuni- media massa berupa produk dari media massa tersebut. kasi, akan tetapi dipinjam dari ilmu kognitif (psikolo- Menurut Eriyanto, isi dari sebuah media dipengaruhi gis). Dalam praktiknya, analisis framing juga membuka oleh tiga pendekatan utama yaitu; Pertama, pendekatan peluang bagi implementasi konsep-konsep sosiologis, politik ekonomi media seperti faktor pemilik media, politik, dan kultural, untuk menganalisis fenomena ko- modal dan kekuatan plitik ekonomi diluar pengelolaan munikasi, sehingga suatu fenomena dapat diapresiasi media. Kedua, pendekatan organisasi media berupa ha- dan dianalisis berdasarkan konteks sosiologis, politis, sil dari mekanisme yang ada dalam ruang redaksi se- atau kultural yang melingkupinya. perti praktik kerja, profesionalisme dan tata aturan serta
Dalam perspektif komunikasi, analisis framing dipak- kebijakan redaksi. Ketiga, pendekatan kulturalis yang ai untuk membedah cara-cara atau ideologi media saat berupa gabungan antara pendekatan politik ekonomi mengkonstruksi fakta. Analisis ini mencermati strategi dan pendekatan organisasi dalam ruang pemberitaan.
seleksi, penonjolan, dan pertautan fakta ke dalam berita Ideologi sebuah media massa tidak hanya dapat dili- agar lebih bermakna, lebih menarik, lebih berarti atau hat dari isi media. Tetapi salah satunya juga dapat dili- lebih diingat, untuk menggiring interpretasi khalayak
Giskal Nurul Huda , Konstruksi Realitas Penahanan Angelina Sondakh...
sesuai perspektifnya. Dengan kata lain, framing adalah (kata-kata, gambar) bukan angka-angka. pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif • Peneleitian kualitatif menghendaki adanya batas atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan ke-
dalamnya atas dasar fokus yang timbul sebagai ma- tika menyeleksi isu dan menulis berita. Cara pandang
salah dalam penelitian.
atau perspektif itu pada akhirnya menentukan fakta apa • Penelitian kualitatif mendefinisikan validitas, reali- yang diambil, bagian mana yang ditonjolkan, dan di-
bilitas, dan objektivitas dalam versi lain dibanding- hilangkan, serta hendak dibawa kemana berita tersebut.
kan dengan yang lazim digunakan dalam penelitian. (Eriyanto, 2004). Dalam penelitian ini penulis memilih • Penelitian kualitatif menyusun desain yang secara menggunakan definisi framing Robert Entman.
terus menerus disesuaikan dengan kenyataan lapan- gan (bersifat sementara).
Robert Entman Proses seleksi isu dari berbagai as- • Penelitian kualitatif menghendaki agar penelitian pek realitas sehingga bagian ter-
dan hasil interpretasi yang diperoleh dirundingkan tentu dari peristiwa itu lebih me-
dan disepakati oleh manusia yang dijadikan sumber nonjolkan dibandingkan aspek lain.
data. (Moleong, 2004:48)
Ia juga menyertakan penempatan
informasi-informasi dalam konteks Sifat Penelitian
yang khas sehingga sisi tertentu Sifat penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian mendapatkan alokasi lebih besar deskriptif hanyalah memaparkan situasi atau peristiwa. daripada sisi lainnya.
Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubun- gan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.
Jenis Penelitian
(Rakhmat,2007:24)
Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digu- “Penelitian deskriptif, bertujuan untuk mendeskrip- nakan adalah kualitatif. Metode kualitatif berusaha sikan apa-apa yang saat ini berlaku di dalamnya ter-
memahami dan menafsirkan peristiwa interaksi tingkah dapat upaya mendeskripsikan, mencatat,analisis dan laku manusia dalam situasi tertentu. Metode penelitian menginterpretasikan kondisi-kondisi yang sekarang kualitatif menekankan pada metode penelitian obser- ini terjadi atau ada. Penelitian ini tidak menguji hipo- vasi di lapangan dan datanya dianalisa dengan cara tesa atau tidak menggunakan hipotesa melainkan hanya non-statistik meskipun tidak selalu harus menabukan mendeskripsiakn informasi apa adanya dengan varia- penggunaan angka.
bel-variabel yang di teliti.” (Mardialis, 1999:26) Metode kualitatif yaitu penelitian yang tidak men-
Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk gandalkan bukti berdasarkan logika sistematis prinsip membuat gambaran atau lukisan secara sistematis, fak-
angka adalah metode statistik.Pembicaraan sebena- tual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta rnya, isyarat dan tindakan sosial lainnya adalah bahan hubungan antar fenomena yang diselidiki.Karena tu- mentah untuk anlisis kualitatif”. (Mulyana, 2006:150) juan dari penelitian deskriptif adalah membuat gamba-
Penelitian kualitatif memiliki karateristik yang ber- ran, maka penelitian ini tidak mengarah keapada data- beda dengan jenis lainnya. Dari hasil penelaahan pusta- data yang bersifat hitungan. Karena berbagai perubahan ka yang dilakukan Moleong atas dari mensintesakan mungkin saja terjadi kapanpun. Penelitian yang bersifat pendapatnya Bogdan dan Biklen (1982:27-30) dengan deskriptif memfokuskan diri pada pertanyaan tentang Lincoln dan Guba (1985:39-44) ada sebelas ciri ciri “bagaimana” dan “siapa”. penelitian kualitatif, yaitu :
Penelitian deskriptif bermaksud membuat penan- daan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai • Penelitian kualitatif menggunakan latar ilmiah atau fakta-fakta dan sifat-sifat populasi tertentu. Penelitian pada konteks daru suatu keutuhan (entity).
deskriptif adalah penelitian yang dilakukan terhadap • Penelitian kualitatif instrumennya adalah manusia, variabel mendiri yaitu, tanpa membuat perbandingan,
baik peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain. atau menghubungkan dengan variabel lain. “Sering • Penelitian kualitatif menggunakan metode kualita- terjadi, penelitian deskriptif timbul karena suatu peris-
tif. tiwa yang menarik perhatian peneliti, tetapi belum ada • Penelitian kualitatif menggunakan analisis data se- kerangka teoritis untuk menjelaskannya.” (Rakhmat, cara induktif
2005:25). Karena itu, penelitian kualitatif terkadang • Penelitian kualitatif lebih menghendaki arah bimb- hadir karena pemikiran-pemikiran sendiri dan peneliti
ingan penyusunan teori substantif yang berasal dari atas gejala-gejala yang terjadi, yang akhirnya diproses data.
menjadi sebuah penelitian.
• Penelitian kualitatif mengumpulkan data deskriptif Masri Singarimbun dan Sofian Efendy mengatakan
Wacana Volume XII No.4, November 2013
”penelitian deskriptif biasanya memiliki 2 (dua) tuju- nan teori atas realitas majemuk di dalam masyarakat. an”, antara lain :
Eksistensi realitas adalah sebagai seperangkat bangu- Pertama, Untuk mengetahui perkembangan secara nan yang menyeluruh dan bermakna yang bersifat kon-
fisik tertentu atasfrekuensi terjadinya suatu aspek fliktual dan dialektis. fenomena sosial tertentu. Kedua, Mendeskripsikan se-
“Konstruktivisme memiliki tujuan lebih condong ke- cara terperinci fenomena sosial tertentu. Penelitian ini pada penciptaan ilmu yang diekspresikan dalam bentuk biasanya dilakukan tanpa hipotesis yang telah dirumus- pola-pola teori, jaringan atau hubungan timbal balik kan secara ketat. Adakalanya menggunakan hipotesis sebagai hipotesis kerja, bersifat sementara, lokal dan tapi bukan untuk diuji secara statistik. (Singarimbun spesifik. Metode pengumpulan data dilakukan melalui dan Efendy, 2000:3-4)
proses hermeunistik dan dialektis yang dilakukan pada konstruksi, rekonstruksi, dan elaborasi suatu proses so-
Paradigma Penelitian
cial”. (Salim, 2001: 89)
Penelitian ini memiliki pandangan pada paradigma
konstruktivis, paradigma ini menempatkan pentingnya Teknik Analisis Data
pengamatan dan objektivitas dalam menemukan suatu Dalam penelitian ini penulis memilih menggunakan realitas. Penjelasan ontologi paradigma konstruktivis, model framing Robert N. Entman untuk menganalisis realitas merupakan konstruksi sosial yang diciptakan teks-teks berita mengenai berita penahanan Angelina oleh individu. Namun demikian kebenaran suatu re- Sondakh sebagai tersangka kasus suap proyek wisma alitas sosial bersifat nisbi, yang berlaku sesuai konteks atlet SEA Games. spesifik yang dinilai relevan oleh pelaku sosial. Secara
Entman melihat framing dalam dua dimensi besar: metodologis, aliran ini menerpakan metode hermeneu- seleksi isu dan penekanan atau penonjolan aspek-aspek tika dan dialektika dalam proses mencapai kebenaran. tertentu dari realitas atau isu. Metode pertama dilakukan melalui identifikasi kebena-
Seleksi isu merupakan aspek yang berhubungan den- ran atau konstruksi pendapat orang-per orang, sedang- gan pemilihan fakta.Dari realitas yang kompleks dan kan metode kedua mencoba untuk membandingkan dan beragam itu, aspek mana yang diseleksi untuk ditampil- menyilangkan pendapat orang-per orang, untuk mem- kan. Seleksi isu memandang bahwa tidak semua aspek peroleh suatu konsensus kebenaran yang disepakati atau bagian dari isu ditampilkan, melainkan wartawan bersama.Secara ontologis, aliran ini menyatakan bahwa memilih aspek tertentu saja dari suatu isu untuk dit- realitas itu ada dalam beragam bentuk konstruksi men- ampilkan. tal yang didasarkan pada pengalaman sosial, bersifat
Penonjolan aspek tertentu dari isu berhubungan lokal dan spesifik, serta tergantung pada pihak yang dengan penulisan fakta. Ketika aspek atau fakta ter- melakukannya.
tentu dari suatu realitas telah dipilih, lalu menentukan Konstruktivisme menyatakan bahwa realitas bersi- bagaimana aspek atau fakta tersebut kemudian ditulis. fat sosial dan karenanya akan menumbuhkan bangu- Penonjolan aspek tertentu dari isu sangat berhubungan
Empat Elemen Framing Robert N. Entman
Define problem Bagaimana suatu peristiwa / isu dilihat? Sebagai apa? atau se- bagai masalah apa?
(Pendefinisian masalah) Diagnose causes
Peristiwa dilihat disebabkan oleh apa? Apa yang dianggap se- bagai penyebab dari suatu masalah? dan siapa (actor) yang di-
(Memperkirakan masalah/sumber masalah) anggap sebagai penyebab masalah.
Make moral judgement Nilai moral apa yang disajikan untuk menjelaskan masalah? Ni- lai moral apa yang dipakai untuk melegitimasi atau mendele-
(Membuat keputusan moral)
gitimasi suatu tindakan?
Treatment Recommendation Penyelesaian apa yang ditawarkan untuk mengatasi masalah/ isu? Jalan apa yang ditawarkan dan harus ditempuh untuk
(Menekankan penyelesaian)
mengatasi masalah tersebut?
Giskal Nurul Huda , Konstruksi Realitas Penahanan Angelina Sondakh...
dengan pemilihan kata, kalimat, gambar, dan citra ter- yaitu seleksi isu dan penekanan atau penonjolan aspek- tentu untuk ditampilkan.Tujuan dari penonjolan aspek aspek realitas. Penonjolan tersebut merupakan proses ini adalah agar informasi menjadi lebih bermakna, leb- membuat informasi menjadi lebih bermakna, memiliki ih menarik, dan diingat oleh khalayak.
peluang besar untuk diperhatikan, dan mempengaruhi Dalam konsepsi Entman, framing merujuk pada pemahaman khalayak akan realitas. pendefinisian masalah (problem identification), mem-
Lebih jelas lagi menurut Entman, membuat frame perkirakan masalah atau sumber masalah, (Diagnose adalah menseleksi beberapa aspek dari suatu pema- causes), membuat keputusan moral (Make moral judge- haman atas realitas, dan membuatnya lebih menonjol ment), serta penekanan penyelesaian (treatment recom- didalam suatu teks yang dikomunikasikan sedemikian mendation).
rupa sehingga mempromosikan sebuah definisi per- masalahan yang khusus, interpretasi kausal, evaluasi
Subjek / Obyek Penelitian
moral, dan merekomendasikan penanganannya. (Sobur, Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2002:165) teks berita pada Koran KOMPAS dan TEMPO yang
Oleh karena itu, analisis ini berasumsi bahwa pada berhubungan langsung dengan pemberitaan penahan- prakteknya wartawan memutuskan realitas mana yang an Angelina Sondakh sebagai tersangka kasus dugaan akan diberitakan, aspek apa yang diliput dan apa yang suap pembahasan anggaran DPR.
harus dibuang, apa yang ditonjolkan dan apa yang ha- rus disembunyikan kepada khalayak.
Unit Analisis Adapun unit analisis dalam penelitian ini adalah teks Analisis Berita Harian Kompas
berita yang mempunyai hubungan dengan pemberitaan Analisis Berita 1. Kompas edisi sabtu, 28 April 2012: penahanan Angelina Sondakh sebagai tersangka kasus Angelina Dimasukkan ke Rumah Tahanan KPK dugaan suap pembahasan anggaran DPR pada koran KOMPAS dan TEMPO. Berikut detailnya :
Pendefinisian Masalah (Define Problem) Angelina ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK KOMPAS :
sejak 3 Februari 2012 terkait kasus wisma atlet. Na- • “Angelina Dimasukkan ke Rumah Tahanan KPK” – mun pada peristiwa penahanan ini, ada kasus lain yang Sabtu, 28 April 2012
mengikutsertakan nama Angelina sebagai tersangka, • “Senyum Manis Tahanan“ – Sabtu, 28 April 2012
yaitu kasus dugaan suap di Kemendikbud terkait di se- • “Angelina Tersangkut Proyek di 7 Universitas” – jumlah universitas. Sebagaimana keterangan Juru Bi-
Minggu 29 April 2012 cara KPK, Johan Budi SP yang disajikan Kompas pada • “KPK Tawari Angie Kerja Sama” – Senin, 30 April alinea 7, yaitu : 2012
“Johan menandaskan kasus di Kemdiknas kini ber- nama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Ke- TEMPO :
mendikbud), terkait proyek di sejumlah universitas. • “Angie Ditahan Politikus Lain Terancam” – Sabtu, “Kapasitas AS adalah sebagai anggota DPR atau Badan
28 April 2012
Anggaran DPR”, katanya.”
• “KPK Didesak Gunakan Pasal Pencucian Uang – Tetapi, disini Kompas menceritakan bahwa Jubir Senin, 30 April 2012
KPK tersebut belum mengerti detil soal proyek terse- • “Pengacara Minta Angie Jujur Beberkan Fakta – but pada alinea 8 : Senin, 30 April 2012
“Namun, Johan mengakui belum mengerti de- • “KPK Tawari Angie Jadi Justice Collaborator” – Se- til proyek di Kemdiknas itu. Ia hanya menyebutkan lasa, 1 Mei 2012
proyek itu ada di universitas Jawa dan Sumatra” Berdasarkan keterangan diatas, penetapan tersangka
Deskripsi Hasil Penelitian
kepada Angelina bisa dikatakan tanpa alasan yang jelas Penelitian ini menganalisis teks-teks yang terdapat atau tidak adanya klarifikasi lengkap mengenai kasus dalam Koran Kompas dan Koran Tempo. Penulis baru tersebut. mengkaji Konstruksi pemberitaan yang dilakukan oleh
Pada alinea 4, Kompas menceritakan bahwa penah- Koran Kompas dan Koran Tempo pada tanggal 27 April anan Angelina adalah kewenangan KPK sepenuhnya : 2012, terkait kasus dugaan pembahasan anggaran di
“Menurut Johan, penahanan itu sepenuhnya ke- Kemenpora dan Kemendikbud, dengan menggunakan wenangan penyidik KPK” analisis framing model Robert N. Entman.
Berdasarkan pernyataan Jubir KPK yang disajikan Entman melihat framing dalam dua dimensi besar Kompas tersebut, KPK dinilai bertindak secara se-
Wacana Volume XII No.4, November 2013
wenang-wenang menahan tersangka. dibawa berjalan kaki dari ruang penyidikan melewati Pada alinea 12, Kompas menceritakan pernyataan Ju- lobi gedung KPK menuju kamar tahanan. Menurut Jo- bir KPK mengenai alasan penahanan Angelina, yaitu : han, penahanan itu sepenuhnya kewenangan KPK.” “Mengenai alasan penahanan Angelina di Rutan Dan alinea 12, Kompas menyajikan alasan penahan- KPK, menurut Johan adalah keputusan KPK. “Tentu- an Angelina oleh KPK : nya kekhawatiran jika kita titipkan di luar KPK dapat
“Mengenai alasan penahanan Angelina di Rutan diminimalisir,” ujarnya.”
KPK, menurut Johan, adalah keputusan KPK. “tentu- Dengan melihat pernyataan Jubir KPK diatas, maka nya kekhawatiran jika kita titipkan diluar KPK dapat dapat di maknai bahwa tindakan penahanan Angelina diminimalisir.” Ujarnya.” adalah sebagai upaya KPK untuk mencegah konsoli-
Dari pernyataan yang disajikan oleh Kompas diatas, dasi Angelina dengan pihak lain untuk meminimalisir maka dapat dikatakan dengan kewenangannya, KPK kasus. Hal tersebut menjadi bukti bahwa KPK belum dengan leluasa memeriksa, menetapkan, dan menahan memiliki banyak bukti atau alasan terkait penetapan pihak yang dicurigainya terlibat dalam korupsi. Se- tersangka terhadap Angelina. Sehingga, timbulnya hingga dengan disajikannya pernyataan tersebut dapat kekhawatiran untuk tidak menahan Angelina adalah memperkuat asumsi bahwa KPK adalah penyebab dari Angelina dapat menghilangkan banyak bukti dengan terjadinya peristiwa tersebut. berkonsolidasi dengan pihak lain seputar kasusnya.
Berdasarkan kutipan-kutipan diatas, tentang tidak Membuat Keputusan Moral (Make Moral Judge- detilnya KPK memahami proyek Kemendikbud, ke- ment)
wenangan sepenuhnya KPK menahan Angelina, dan Aspek moral yang terdapat dalam berita ini adalah, kekhawatiran KPK menitipkan Angelina diluar KPK bagaimana Kompas menyajikan pendapat penasihat yang disajikan Kompas. Maka dapat disimpulkan, hukum Angelina Sondakh dalam pemberitaan ini yang Kompas mengidentifikasi peristiwa penahanan Ange- terdapat pada alinea ketujuh, yaitu: lina Sondakh oleh KPK ini adalah sebagai “Permasala-
“penasihat hukum Angelina, T Nasrullah menilai han Profesionalisme Kinerja KPK”.
KPK tergesa-gesa menahan kliennya. Penahanan An- gelina itu hanya pencitraan.”
Memperkirakan Penyebab Masalah (Diagnose
Dengan ditampilkannya pernyataan pengacara Ange-
Cause)
lina diatas, maka aspek moral yang disajikan Kompas Pada pemberitaan ini, Kompas memposisikan KPK dalam pemberitaan ini adalah “KPK dinilai tergesa-ge- sebagai pelaku atau penyebab dari peristiwa dimasuk- sa dan dan hanya merupakan pencitraan dalam melaku- kannya Angelina Sondakh ke Rumah Tahanan KPK. kan penahanan terhadap Angelina Sondakh”. Pada alinea 2 dijelaskan :
“Setelah melakukan pemeriksaan terhadap tersangka Menekankan Penyelesaian (Treatment Recommen- AS sejak pukul 10.00, KPK melakukan penahanan. Ini dation)
untuk 20 hari pertama, ujar Juru Bicara KPK Johan Penyelesaian masalah yang disajikan Kompas adalah, Budi SP, di Jakarta.”
disajikannya pernyataan Wakil Sekretaris Jenderal Par- Pada alinea 4, Kompas menceritakan bahwa penah- tai Demokrat Saan Mustofa pada alinea terakhir, yaitu : anan tersebut merupakan kewenangan KPK :
“Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Saan “dengan dikawal belasan anggota Polri, Angelina Mustofa secara terpisah juga meminta KPK menjelas-
Frame Kompas
Framing Robert N. Entman Frame Kompas
Pendefinisian Masalah (Define Problem) Permasalahan Profesionalisme Kinerja KPK
Memperkirakan Penyebab Masalah ( Diagnose Cause) Who : KPK adalah pelaku dari penahanan Angelina Sondakh
What : Pencegahan minimalisasi bukti
Membuat Keputusan Moral ( Make Moral Judgement) KPK dinilai tergesa-gesa dan hanya pencitraan dalam
menahan Angelina Menekankan Penyelesaian ( Treatment Recommenda-
Klarifikasi KPK mengenai penetapan tersangka ke-
tion)
pada Angelina
Giskal Nurul Huda , Konstruksi Realitas Penahanan Angelina Sondakh...
kan Penetapan tersangka Angelina. Februari lalu An- dan hanya merupakan pencitraan. Dengan menuliskan gelina ditetapkan menjadi tersangka untuk kasus di berita mengenai kronoligis penggiringan Angie menuju Kemenpora. Namun, ada dua kementerian kini yang rutan ini, secara tidak langsung Kompas memperkuat membuatnya menjadi tersangka.”
pendapat T Nasrullah soal pencitraan oleh KPK. Maka Berdasarkan paparan pernyataan yang disajikan oleh dapat disimpulkan, pemberitaan ini diidetntifikasi oleh Kompas diatas, maka penyelesaian masalah yang dita- Kompas sebagai “upaya KPK melakukan pencitraan”. warkan adalah, KPK diharapkan memberi penjelasan
atau klarifikasi mengenai ditetapkannya Angelina seb- Memperkirakan Penyebab Masalah (Diagnose
agai Tersangka.
Cause)
Pada pemberitaan ini, Kompas memposisikan KPK Analisis Berita 2. Kompas edisi Sabtu, 28 April sebagai pelaku atau penyebab dari upaya melakukan
2012: Senyum Manis Tahanan
pencitraan dari peristiwa digiringnya Angelina menuju Pendefinisian Masalah (Define Problem)
rutan dengan berjalan kaki, sebagaimana yang terdapat Pemberitaan ini merupakan sebagai cerita lanjutan pada alinea keenam, yaitu : dari berita pertama yang berjudul “Angelina Dimasuk-
“Sebelum diputuskan menggiring Angie dengan ber- kan ke Rumah Tahanan KPK”. Pada pemberitaan ini, jalan kaki menuju ruang tahanan, KPK sebenarnya Kompas menceritakan kronolgi digiringnya Angelina menyiapkan mobil tahanan. Namun, beberapa saat se- Sondakh menuju ruang tahanan. Dengan berjalan kaki, belum Angie keluar, mobil itu pergi. Juru bicara KPK Angie digiring melewati tangga depan lobi gedung Johan Budi SP menjelaskan, Angie memang dibawa KPK. Angie berjalan di antara lautan wartawan yang berjalan kaki menuju ruang tahanan.” mencecarnya dengan berbagai pertanyaan sambil terus
Pada alinea 5, Kompas menonjolkan apa yang men- berjalan kearah rutan. Pada alinea 5, Kompas menulis- jadi penyebab KPK melakukan pencitraan, yaitu: kan tidak selazimnya tersangka digiring menuju rutan
“Entah apa arti senyum itu. Namun, Puteri Indonesia dengan berjalan kaki :