PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS V SEMESTER II MIN SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 - Test Repository
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS
MATERI PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA
SISWA KELAS V SEMESTER II MIN SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
ZUMROTUN KHASANAH
NIM 115-12-094
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2016
MOTTO
Hari ini harus lebih baik dari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini
Jangan abaikan sesuatu yang kecil, karena sesuatu yang kecil itu bisa menjadi besar
PERSEMBAHAN
Sekripsi ini saya persembahkan untuk : Kedua orang tuaku ( Bapak Sutar dan Ibu Latri )
Keluarga besarku yang senantiasa membantu dan memberi semangat dan turut medoakanku Untuk tunagganku Hendri Syaiful Arif
Bapak Ibu dosen IAIN Salatiga Teman-teman kosentrasi IPS ( Wulan, Tika, Nurul, Elin,Santo,Habib)
Teman-teman PGMI angkatan tahun 2012 Teman-teman PPL di MIN Salatiga Tahun 2016
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah swt. yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada penyusun, sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Salawat serta salam semoga tetap tercurah pada Nabi Muhammad saw yang senantiasa dinanti- nantikan syafa’atnya di yaumul qiyamah nanti.. Sebagai guru kita tentunya bangga dengan hasil prestasi siswa yang memuaskan sesuai dengan tujuan yang direncanakan, dengan menggunakan metode yang tepat dalam proses pembelajaran merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam belajar. Pelaksanaan penelitian ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis sampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK).
3. Ibu Peni Susapti, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).
4. Bapak Rasimin, S.PdI, M.Pd, yang sangat sabar dan teliti di dalam membimbing skripsi penulis.
5. Bapak serta Ibu yang tak henti-hentinya memberikan motivasi baik berupa material maupun spiritual.
6. Bapak Agus Rahmad Yuanta, S.Pd, selaku kepala Sekolah MIN Salatiga yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.
ABSTRAK
Khasanah, Zumrotun. 2016. Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match pada Siswa Kelas V MIN Salatiga Dukuh Gamol Kelurahan Kecandran Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Tahun
Pelajaran 2015/2016. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK). Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Rasimin, S.PdI, M.Pd. Kata Kunci: Pembelajaran Kooperatif, Make A Match, Hasil Belajar, IPS Hasil belajar yang baik merupakan sesuatu yang diharapkan. Siswa di MIN Salatiga merasa bosan dalam mengikuti pelajaran karena guru dalam
menyampaikan materi selalu dengan menggunakan metode ceramah, sehingga barakibat terhadap rendahnya hasil belajar IPS materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia bagi siswa kelas V A MIN Salatiga, untuk itu guru harus segera memperbaiki proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match . Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dapat menigkatkan hasil belajar IPS materi proklamasi kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V MIN Salatiga tahun pelajaran 2015/2016?
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas dengan melalui dua siklus yaitu siklus I, dan siklus II. Tiap siklusnya ada empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi, tes, dan dokumentasi.
Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan menunjukkan bahwa hasil penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada siklus I, II, dengan hasil nilai rata- rata mengalami peningkatan. Pada pra siklus sebesar 66,89 menjadi 74,89 pada siklus I dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 83,61 Jadi dari pra siklus kesiklus II nilai rata-rata hasil belajar naik sebesar 16,72. Untuk angka ketuntasan belajar siswa dari pra siklus kesiklus I naik menjadi 11 anak atau sebesar 61,11% dan menjadi 17 anak pada siklus II atau sebesar 94,44% . Jadi angka ketuntasan belajar dari pra siklus sampai siklus II meningkat sebesar 60.74% atau sebanyak 11 anak. Peningkatan nilai rata-rata menunjukkan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
DAFTAR ISI
SAMPUL LEMBAR BERLOGO HALAMAN JUDUL............................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ................................................... iii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................... iv HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................ v KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi ABSTRAK .......................................................................................................... viii DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 5 D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 5 E. Hipotesis Penelitian .................................................................................. 6 F. Definisi Operasional ................................................................................... 7 G. Metode Penelitian ....................................................................................... 8
1. Rancangan Penelitian ........................................................................... 8 2.
Subjek Penelitian .................................................................................. 9 3. Langkah-langkah Penelitian ................................................................. 10 4. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 12 5. Instrumen Penelitian ............................................................................. 13 6. Analisis Data ........................................................................................ 13 H. Sistematika Penulisan................................................................................. 14
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar IPS ....................................................................................... 16 1. Pengertian Belajar ............................................................................... 16 2. Pengertian Hasil Belajar ...................................................................... 17 3. Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar .............................. 18 4. Penilaian Keberhasilan Belajar ............................................................ 19 5. Instrumen dalam Penilaian Hasil Belajar ............................................ 21 B. IPS Materi Proklamasi Kemerdekaan........................................................ 23 1. Pengertian IPS ..................................................................................... 23 2. Fungsi IPS ........................................................................................... 24 3. Tujuan IPS............................................................................................ 24 4. Ruang Lingkup IPS ............................................................................. 25 5. Materi Proklamasi Kemerdekaan ........................................................ 26 6. Standar Kompetensi IPS Kelas V SD/MI ............................................ 34 C. Model Pembelajaran Kooperatif ................................................................ 35 1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif.................................................... 35
D.
Tipe Make A Match ................................................................................... 38 1.
Pengertian Make A Match ................................................................... 38 2. Langkah-langkah Make A Match ........................................................ 39 3. Kelebihan dan Kekurangan Make A Match ......................................... 40
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. gambaran Umum MIN Salatiga ............................................................... 41 1.
Lokasi Penelitian ................................................................................ 41 2. Visi dan Misi Madrasah ..................................................................... 41 3. Tujuan Madrasah ............................................................................... 42 4. Keadan Guru dan Siswa MIN Salatiga ............................................. 42 5. Subjek Penelitian ............................................................................... 44 B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ................................................................ 45 1.
Perencanaan ....................................................................................... 45 2. Tindakan ............................................................................................ 45 3. Observasi ........................................................................................... 47 4. Refleksi .............................................................................................. 47 C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II .............................................................. 49 1.
Perencanaan........................................................................................ 49 2. Tindakan ............................................................................................. 49 3. Observasi ............................................................................................ 52 4. Refleksi .............................................................................................. 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus) ....................................................... 53
B.
Analisis Data Per Siklus ........................................................................... 55 1.
Deskripsi Siklus I ............................................................................... 55 2. Deskripsi Siklus II .............................................................................. 56 C. Pembahasan .............................................................................................. 57 1.
Analisis Siklus I ................................................................................. 58 2. Analisis Siklus II ................................................................................ 63 3. Analisis Data Akhir ............................................................................ 67
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .............................................................................................. 69 B. Saran ......................................................................................................... 69 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL 1.
Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas V 2.Tabel.3.1 Data Seluruh Siswa MIN Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016 3.
Tabel 3.2 Data Siswa Kelas V A MIN Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016 4.Tabel 4.1 Daftar Nilai Pra Siklus IPS Kelas V A Tahun Pelajaran2015/2016 5.
Tabel 4.2 Data Hasil Belajar Siswa Siklus I 6.Tabel 4.3 Data Hasil Belajar Siswa Siklus II 7.Tabel 4.4 Data Hasil Belajar Siswa Siklus I 8.Tabel 4.5 Data Hasil Pengamatan Guru Siklus I 9.Tabel 4.6 Data Hasil Pengamatan Siswa Siklus I 10.Tabel 4.7 Data Hasil Belajar Siswa Siklus II 11.Tabel 4.8 Data Hasil Pengamatan Guru Siklus II 12.Tabel 4.9 Data Hasil Pengamatan Siswa Siklus II 13.Tabel 4.10 Data Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I, danSiklus II
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Skema Siklus Penelitian ........................................................... 10DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Lampiran 3 Lembar Pengamatan Guru Siklus I Lampiran 4 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I Lampiran 5 Lembar Pengamatan Guru Siklus II Lampiran 6 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II Lampiran 7 Soal Post Tes Siklus I Lampiran 8 Soal Post Tes Siklus II Lampiran 9 Dokumentasi Penelitian Lampiran 10 Contoh Kartu Make A Match Lampiran 11 Surat Pembimbig Sekripsi Lampiran 12 Surat Permohonsn Ijin Penelitian Lampiran 13 Surat Balasan Ijin Penelitian Lampiran 14 Daftar Nilai SKK Lampiran 15 Daftar Riwayat Hidup
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan pembelajaran adalah sebuah proses di mana terdapat
interaksi antara guru dengan murid yang berlangsung dalam dunia pendidikan. Kegiatan pembelajaran menuntut guru memiliki keterampilan dalam penggunaan model-model pembelajaran yang memudahkan dalam penyampaikan materi.
Belajar mengajar adalah suatu proses yang rumit karena tidak sekedar menyerap informasi dari guru, tetapi melibatkan berbagai kegiatan maupun tindakan yang harus dilakukan, terutama bila diinginkan hasil belajar yang lebih baik . Tujuan setelah dilakukan proses belajar mengajar adalah berupa keberhasilan dalam pembelajaran yang ditandai dengan adanya perubahan kemampuan atau kecakapan yang sebelumnya tidak dimiliki, kemudian muncul. Selain itu, adanya perubahan tingkah laku siswa menuju ke arah yang lebih baik (Rusyan, 1989: 1).
Kegiatan pembelajaran aktif peserta didik dapat belajar berpikir tentang materi, membangun kerja kelompok, merangsang untuk berdiskusi bahkan peserta didik dapat memecahkan masalah sendiri. kegitan pembelajaran yang seperti dapat di kembangkan pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, karena Ilmu Pengetahuan Sosial mengarahkan siswa untuk menjadi warga masyarakat, dan warga negara yang memiliki tanggung jawab atas kesejahteraan bersama.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan perpaduan antara ilmu sosial dan kehidupan manusia yang didalamnya mencakup antropologi, ekonomi, geografi, sejarah, hukum, filsafat, ilmu politik, sosiologi, agama, dan psikologi (Susanto, 2013: 139). Dimana tujuannya adalah membantu mengembangkan kemampuan dan wawasan siswa yang menyeluruh (komprehensif) tentang berbagai aspek ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan (humaniora). Melalui mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga Negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab serta warga dunia yang cinta damai.
Dalam proses belajar mengajar, seorang guru harus bisa menciptakan suasana kelas yang menyenangkan, lebih kreatif dalam mengajar, dan bisa memanfaatkan media pembelajaran sehingga menjadikan siswa aktif dan bersemangat mengikuti pembelajaran.
Sampai saat ini pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di sekolah sejauh ini masih didominasi oleh pembelajaran konvensional. Yaitu pembelajaran sejarah yang di monopoli oleh guru, siswa hanya mendengarkan ceramah dari guru tanpa melakukan sesuatu yang dapat menjadikan dia menjadi aktif dan mandiri. Hal tersebut juga terjadi pada guru MIN Salatiga pembelajaran di kelas, model pembelajaran yang digunakan guru MIN Salatiga masih didominasi metode ceramah dan penugasan.
Selain itu, berdasarkan pengamatan peneliti selama pra penelitian proses pembelajaran IPS belum terlaksana secara aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Dampaknya, pembelajaran belum optimal karena belum sesuai dengan teori yang ada pada pembelajaran yang ada.
Proses pembelajaran masih menerapkan metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan yang masih mengandung pembelajaran klasikal.
Pembelajaran seperti inilah, yang dapat membuat siswa menjadi egois dalam belajar.
Berdasarkan hasil survei pada bulan Maret di kelas V A MIN Salatiga, menunjukkan bahwa dari 18 siswa hanya 6 siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum pada nilai ulangan harian. Berdasarkan permasalahan yang muncul, ada beberapa upaya yang dapat dilakukan guru untuk membangkitkan hasil belajar siswa, salah satunya menggunakan cara, metode, dan media yang bervariasi. Pembelajaran IPS umumnya membutuhkan kemampuan siswa untuk menghafal materi, sehingga dibutuhkan model pembelajaran yang membuat siswa menghafal tanpa ada rasa bosan. Salah satunya adalah model pemebelajaran kooperatif tipe make a match. Model pembelajaran ini, selain melatih kerjasama yang baik antarsiswa, juga efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok- kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari dua sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen (Rusman,2011:202). Disini penulis akan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe make a match (membuat pasangan) untuk mata pelajaran
IPS kelas V. Model kooperatif tipe maka a match (menemukan pasangan) ini diharapkan mampu membuat siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran dan mampu meningkatkan hasil pembelajaran IPS.
Berdasarkan latar belakang diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPS sejauh ini masih monoton yang mana guru hanya ceramah dan siswa mendengarkan, serta bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar IPS pada siswa kelas V, maka dari itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul:
”Peningkatan hasil belajar IPS materi proklamasi kemerdekaan indonesia melalui model pembelajaran kooperatif tipe make a match pada siswa kelas V MIN Salatiga Dukuh Gamol Kelurahan Kecandran Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah : apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi proklamasi kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V MIN Salatiga Dukuh Gamol Kelurahan Kecandran Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar IPS melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match pada siswa kelas V MIN Salatiga Dukuh Gamol Kelurahan Kecandran Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016.
D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagi pihak.
Dalam penelitian ini peneliti merumuskan manfaat secara teoritis maupun secara praktis.
1. Teoritis
Ditinjau dari manfaat teoritis, penelitian ini diharapkan menjadi bahan untuk evaluasi kinerja guru kelas dalam melaksanakan proses belajar mengajar khususnya guru pengajar di MIN Salatiga Dukuh Gamol Kelurahan Kecandran Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga dan dapat meningkatkan kualitas mengajar yang lebih baik terhadap siswa.
2. Praktis a.
Bagi Guru Guru dapat mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran.
Diperoleh strategi pembelajaran dan media yang sesuai dengan materi pembelajaran. b.
Bagi Siswa Meningkatkan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran
IPS. Siswa lebih antusias dan bersemangat dalam proses pembelajaran serta mengembangkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik khususnya pada mata pelajaran IPS.
c.
Bagi Lembaga Pendidikan Dapat meningkatkan mutu pendidikan sekolah. menciptakan suasana pembelajaran yang efektif. Menciptakan kondisi dan suasanan pembelajaran yang menyenangkan menciptakan peserta pendidikan yang berkualitas.
E. Hipotesis Penelitian 1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis adalah, “suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul” (Arikunto, 2010: 71).
Hipotesis yang peneliti ajukan yaitu: Melalui model pembelajaran kooperatif tipe make a match dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas V MIN Salatiga Dukuh Gamol Kelurahan Kecandran Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016.
F. Definisi Operasional
Untuk menghindari kemungkinan terjadinya penafsiran yang berbeda perlu penjelasan beberapa istilah-istilah yang perlu penulis jelaskan adalah sebagai berikut : 1.
Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotor (keterampilan) sebagai hasil dari kegiatan belajar. Perubahan tersebut dapat di artikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik sebelumnya yang tidak tahu menjadi tahu (Susanto, 2013: 5).
Pengertian hasil belajar adalah hasil nilai dari siswa yang di hasilkan dari kegiatan belajar mengajar setelah di lakukan post tes
2. IPS
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial, dimana dalam kajiannya mengintegrasikan bidang-bidang ilmu-ilmu sosial dan humaniora (Rasimin, 2012: 11).
Bisa diartikan bahwa IPS adalah ilmu yang mengkaji tentang peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan isu sosial dan kewarganegaraan manusia yang dialaminya sejak lahir.
3. Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran sebagai sikap dalam bekerjasama yang teratur dalam kelompok, terdiri dari dua orang atau lebih dengan keberhasilan kerja dipengaruhi oleh keterlibatan anggota kelompok (Solihatin, 2008: 4).
model
Dapat di artikan bahwa model pembelajaran kooperatif
pembelajaran dalam kelompok-kelompok kecil yang siswanya belajar dan bekerjasama untuk mencapai tujuan sebaik mungkin.
4. Tipe Make A Match
Make a match merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatife. Jadi, model pembelajaran kooperatif tipe make a match adalah model pembelajaran kooperatif dimana siswa berpartisipasi aktif dengan cara mencari pasangan soal/jawaban yang tepat (Suprijono, 2011: 94).
Model pembelajaran kooperatif make a match dapat di artikan model pembelajaran yang mencari pasangan antara jawaban dan soal.
G. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), PTK yaitu Classroom Action Research. Menurut Uno dkk (2012:41) “Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan hasil belajar siswa meningkat.
Sementara itu menurut Suyanto dalam buku Basrowi dan Suwardi (2008:15) mengemukakan penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflaktif dengan melakukan tindakan- tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau menigkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara lebih profesional.
2. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MIN Salatiga Dukuh Gamol Kelurahan Kecandran Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga dan dilaksanakan di kelas V A yang jumlah siswanya terdiri dari 18 siswa.
Terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. penelitian ini dilakukan dua siklus dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match setelah itu dilakukan refleksi. Siklus I sudah menerapkan model kooperatif tipe make a match setelah itu dilakukan refleksi untuk perbaikan pada siklus ke II.
3. Langkah-langkah Penelitian
Gambar 1.1 Skema Siklus Penelitian Model tahapan-tahapan pelaksanaan PTK menurut Suyadi (2010:50): a.Tahap I: Perencanaan PTK tidak ubahnya seperti penelitian-penelitian ilmiah yang lain yang selalu dipersiapkan secara matang. Langkah pertama adalah melakukan perencanaan secara matang dan teliti. Dalam perencanaan PTK terdapat tiga kegiatan dasar, yaitu identifikasi masalah, merumuskan masalah, dan pemecahan masalah. Adapun dalam tahap perencanaan ini yang dilakukan adalah:
1) Menyiapkan materi yang akan disampaikan kepada siswa
2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
3) Menyediakan sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran.
4) Menyusun soal evaluasi/post test. 5) Menyusun lembar pengamatan untuk guru dan siswa.
b.
Tahap II: Pelaksanaan Tahap kedua dari PTK adalah pelaksanaan. Pelaksanaan adalah menerapkan apa yang telah direncanakan pada tahap satu, yaitu menerapkan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan bertindak di kelas. Hendaknya perlu diingat bahwa pada tahap ini, tindakan harus sesuai dengan rencana, tetapi harus terkesan alamiah dan tidak rekayasa. Hal ini akan berpengaruh dalam proses refleksi pada tahap empat nanti.
c.
Tahap III: Observation (Pengamatan) Tahap ketiga dalam PTK adalah pengamatan (observing).
Prof. Supardi dalam bukunya Suyadi (2010:63) menyatakan bahwa observasi yang dimaksud pada tahap III adalah pengumpulan data. Pengamatan ini dilakukan oleh guru atau peneliti guna mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan yang dicapai dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa. Dalam proses ini peneliti mengumpulkan data yang berkaitan dengan perubahan yang terjadi dalam proses pembelajaran untuk kemudian dijadikan bahan refleksi.
d.
Tahap IV: Refleksi Tahap keempat atau terakhir dalam PTK adalah refleksi.
Reflaksi adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang telah dilakukan. Dalam kegiatan refleksi guru mengadakan evaluasi dari data yang telah diperoleh pada proses pelaksanaan dan kemudian memperbaiki kekurangannya atau merevisi pelaksanaannya.
4. Teknik Pengumpulan Data
Untuk pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan a. Observasi
Menurut Kuswaya dan Wardhani (2008: 223) secara sederhana, observasi berarti pengamatan dengan tujuan tertentu.
Sedangkan menurut Arikuntoro (2008: 127) observasi, adalah kegiatan pengamatan atau pengambilan data untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran.
Observasi atau pengamatan yang dilakukan peneliti adalah mengamati dan mencatat kegiatan yang dilakukan siswa dan guru saat proses pembelajaran. Adapun observasi guru diambil untuk mengetahui penguasaan guru dalam proses kegiatan pembelajaran.
b.
Tes Tes digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa yang berupa nilai hasil post test. Post test adalah tes yang diberikan setelah pembelajaran berakhir. c.
Dokumentasi Metode ini dalam arti sempit adalah sebagai kumpulan data verbal yang berben tuk tulisan, dalam arti luas adalah dokumen, sertifikat, foto, tape dan lainnya (Arikunto, 2002: 64).
Dalam penelitian ini data yang diambil dari dokumen data mengenai keadaan sekolah baik dari sisi sistem pendidikan maupun dari sisi organisasi sekolah serta untuk memperoleh foto kegiatan selama proses pembelajaran berlangsung.
5. Instrumen Penelitian
Bentuk instrumen yang dipakai untuk mendapatkan data adalah: a. Pedoman atau lembar pengamatan (observasi) yang digunakan untuk mengamati secara langsung kegiatan siswa dan guru dalam proses pembelajaran.
b.
Soal tes/evaluasi teks/soal, digunakan untuk mendapatkan data kuantitatif berupa nilai yang menggambarkan pencapaian target kompetensi.
c.
Pedoman dokumentasi digunakan untuk mendapatkan keterangan atau data mengenai gambaran umum kegiatan penelitian.
6. Analisis Data
Semua data yang telah kita peroleh dan kita kumpulkan pada dasarnya untuk menguji atau membuktikan kebenaran hipotesis. Benar tidaknya dugaan itu akan dibuktikan melalui data yang kita peroleh dari lapangan. Oleh sebab itu, pada tahap ini data sebagaimana adanya harus dianalisa, diolah, dan disusun sedemikian rupa sehingga bisa digunakan untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang telah dirumuskan.
Dalam membuktikan hipotesis maka hasil penelitian akan dilakukan analisis dengan: a.
Menghitung nilai rata-rata kelas dengan rumus sebagai berikut:
ΣX
M = Keterangan: M = Nilai rata-rata Σ X = Jumlah semua nilai siswa N = Jumlah siswa b. Sedangkan untuk menghitung presentase jumlah belajar siswa, digunakan rumus sebagai berikut:
P = 100%
Keterangan: P = Nilai dalam persen F = Frekuensi N = Jumlah keseluruhan (Djamarah, 2006: 225-226).
H. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dalam pembahasan skripsi ini, maka peneliti susun dengan sistematika sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan, menggambarkan secara global tentang bab-bab berikutnya yang meliputi: Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Hipotesis Penelitian, Definisi Operasional, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan Skripsi.
Bab II : Kajian Pustaka, memuat tentang Hasil Belajar,Ilmu Pengetahuan Sosial dan setrategi pembelajaran kooperatif tipe make n match. Bab III : Pelaksanaan Penelitian, meliputi : subjek penelitian yang berisi tentang Tempat dan Waktu Penelitian, Deskripsi Per siklus 1, Siklus
II, dan Siklus III.
Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan, meliputi : Deskripsi per Siklus dan Pembahasan. Bab V: Penutup, meliputi: Kesimpulan,Saran dan Penutup
\
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar Menurut R.Gagn Belajar adalah sebagai suatu proses dimana suatu
organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman (Susanto, 2013: 1).
Belajar dimulai dari masih kecil sampai akhir hayat seseorang. Rasulullah SAW., bersabda dalam salah satu haditsnya yaitu sebagai berikut: Artinya:
“Carilah ilmu itu sejak dari ayunan sampai masuk ke liang lahat”(HR. Muslim).
Dari hadits di atas Rasulullah SAW menyatakan bahwa manusia harus belajar sejak dari ayunan hingga ke liang lahat.
Sedangkan menurut Burton dalam buku Usman dan Setiawati (1993: 4), belajar dapat diartiakan sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antar individu dengan individu lain dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya.
Menurut Gagne belajar adalah disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktifitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiyah (Suprijono, 2011: 1). Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya (Slameto, 1988: 2).
2. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian- pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan ketrampilan (suprijono, 2011: 5).
Hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam sekor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu (Susanto, 2013: 5).
Menurut Dimyati & Mujiono, ( 2002: 3) mengatakan bahwa "hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajat''.
Dari beberapa definisi di atas, dapat peneliti simpulkan bahwa hasil belajar adalah tingkat kemampuan yang diperoleh serta perubahan perilaku anak stelah melalui aktivitas belajar sebagai tingkat keberhasilan dalam pembelajaran.
3. Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar
Yusuf dan Nurihsan (2008: 222) menyebutkan “ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar. Faktor itu meliputi faktor internal (yang bersumber dari diri sendiri) maupun eksternal (yang bersumber dari luar atau lingkungan).”
a. Faktor Internal
Ada beberapa faktor yang harus dipenuhi agar belajarnya berhasil. Syarat-syarat itu meliputi fisik dan psikis. Yang termasuk syarat fisik adalah nutrisi, kesehatan dan fungsinya pancaindera. Sementara faktor internal berupa psikis, diantaranya kecerdasan, motivasi, minat, sikap kebiasaan belajar dan emosi. Apabila kedua faktor itu mengalami gangguan maka kemungkinan besar individu tersebut akan mengalami kesulitan belajar.
b. Faktor Eksternal
Faktor ini meliputi aspek sosial dan non-sosial. Yang dimaksud faktor sosial adalah faktor manusia, baik yang hadir secara langsung (bertatap muka atau komunikasi langsung), maupun kehadiranya secara tidak langsung, seperti: berupa foto, suara (musik atau pembicaraan) dalam radio, televisi dan tape recorder .
Sedangkan faktor non-sosial adalah keadaan suhu, udara (panas, dingin), waktu (pagi, siang dan malam), suasana (sepi dan bising), keadaan tempat (kualitas gedung, luas ruangan, kebersihan, ventilasi, dan kelengkapan).
4. Penilaian Keberhasilan Belajar Penilaian dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar.
Menurut Yamin (2005: 146) penilaian keberhasilan belajar siswa dapat dilakukan dengan: a.
Pertanyaan Lisan di Kelas Dalam teknik ini guru memberikan pertanyaan yang dilemparkan kepada siswa. Siswa diberikan kesempatan untuk berfikir kemudian menjawab pertanyaan tersebut. Jika seorang siswa salah, maka pertanyaan dilemparkan ke siswa lain, dan berhenti pada siswa yang menjawab benar. Materi yang ditanyakan berupa pemahaman konsep, prinsip atau teori. Dengan pertanyaan lisan siswa dapat diberi kesempatan mengeluarkan gagasannya.
b.
Kuis Kuis adalah pertanyaan yang diajukan kepada siswa dalam waktu yang terbatas (kurang dari 15 menit). Pertanyaan dalam teknik penilaian melalui kuis dapat berupa pilihan atau jawaban singkat. Waktu pelaksanaan kuis pada umumnya dilakukan diawal pembelajaran. Kuis digunakan untuk mendapatkan gambaran materi sebelumnya, yaitu apakah siswa sudah menguasai materi sebelumnya atau belum. Jika sebagian siswa ada yang belum menguasai, guru bisa menjelaskan kembali secara singkat.
c.
Ulangan Harian
Ulangan harian merupakan ulangan periodik yang dapat dilakukan oleh guru setiap 1 atau 2 materi pokok selesai diajarkan.
Dalam ulangan harian guru bisa membuat soal dalam bentuk objektif maupun non-objektif. Ulangan dalam bentuk objektif dapat berupa pilihan ganda, benar-salah, atau menjodohkan. Sedangkan ulangan dalam bentuk non-objektif dapat berupa jawaban singkat dan uraian.
d.
Ulangan Semester Ulangan semester merupakan ujian yang dilakukan pada akhir semester. Cakupan materi dalam ulangan ini lebih luas dari ulangan harian. Adapun bentuk soal dalam ujian semester ini bisa berupa pilihan ganda atau uraian.
e.
Tugas Individu Tugas individu adalah tugas yang diberikan pada setiap siswa untuk mengetahui tingkat pemahaman materi pelajaran. Tugas individu ini dapat diberikan setiap minggu dengan bentuk tugas untuk kerja lapangan atau soal tertulis. Tugas individu dalam bentuk kerja bisa berupa tugas membuat sesuatu atau tugas observasi lapangan. Sementara untuk tugas individu dalam bentuk soal tertulis, dapat berupa soal uraian objektif maupun non- objektif.
f.
Tugas Kelompok
Tugas kelompok adalah tugas yang diberikan untuk menilai kemampuan kerja kelompok. Pola dasar tugas ini hampir mirip dengan tugas individu, bedanya dalam tugas ini pekerjaan dilakukan bersama dengan siswa lainnya dalam kelompok- kelompok tertentu, yaitu guru bisa membuat kelompok dan memberi tugas kepada mereka untuk dikerjakan bersama-sama.
5. Instrumen dalam Penilaian Hasil Belajar
Arifin (2009: 123) dalam bukunya menyebutkan ada dua jenis instrumen yang dapat digunakan untuk menilai hasil belajar siswa, yaitu instrumen tes objektif dan non-objektif.
a.
Instrumen Penilaian secara Objektif 1)
Pilihan Ganda Soal tes bentuk pilihan ganda dapat dipakai untuk mengukur hasil belajar yang lebih kompleks berkenaan dengan aspek ingatan, pengertian, aplikasi, analisis, sintesis, dan penilaian. Pilihan ganda merupakan jenis instrumen yang paling sering digunakan dalam evaluasi pendidikan. Bentuk soal terdiri dari item (pokok soal) dan opsi (pilihan jawaban). Soal terdiri dari pertanyaan yang tidak lengkap, kemungkinan jawaban atas pertanyaan itu disebut pilihan. Dalam pilihan terdapat jawaban yang terdiri dari kunci jawaban dan pengecoh (diktator). 2)
Benar-Salah
Bentuk tes benar-salah (B-S) adalah pernyataan yang mengandung dua kemungkinan jawaban, yaitu benar atau salah.
Contoh soal benar-salah seperti Gedung Monumen Nasional berada di Jakarta.
3) Menjodohkan
Bentuk instrumen ini cocok untuk mengetahui fakta dan konsep. Cakupan materinya bisa banyak namun tingkat berfikir yang terlibat cenderung rendah karena sudah terdapat pilihan jawaban tanpa mengecoh seperti yang ada pada pilihan ganda.
Guru membuat konsep atau pernyataan dengan jumlah soal dan pilihan jawaban sama banyak.
b.
Instrumen Penilaian Secara Non-Objektif 1)
Jawaban Singkat atau Isian Singkat Soal tes jawaban singkat biasanya dikemukakan dalam bentuk pertanyaan, namun ada juga yang berbentuk melengkapi atau isian. Tes bentuk jawaban singkat dibuat dengan menyediakan tempat kosong yang disediakan bagi siswa untuk menuliskan jawaban. 2)
Uraian Objektif Dalam uraian objektif pertanyaan yang biasa digunakan adalah urutkan, simpulkan, tafsirkan dan sebagainya. Langkah untuk membuat tes uraian objektif ini adalah guru membuat soal berdasarkan indikator pada kisi-kisi. Adapun contoh soal uraian objektif adalah sebutkan lima sila dalam pancasila secara urut.
3) Uraian Bebas
Instrumen uraian bebas menuntut siswa untuk mengingat dan mengorganisasikan (menguraikan dan memadukan) gagasangagasan pribadi atau hal-hal yang telah dipelajarinya dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis sehingga dalam penskorannya sangat memungkinkan adanya unsur subjektifitas.
B.
IPS Materi Proklamasi Kemerdekaan 1. Pengertian IPS
IPS merupakan mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial, dimana dalam kajiannya mengintegrasikan bidang-bidang ilmu- ilmu sosial dan humaniora (Rasimin, 2012: 11).
IPS adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial dan humaniora serta kegiatan dasar manusia yang dikemas secara ilmiah dalam rangka memberi wawasan dan pemahaman yang mendalam kepada peserta didik, khususnya ditingkat dasar dan menengah (Susanto, 2013: 137).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat di simpulkan IPS adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan atau interaksi antara manusia yang satu dan yang lain serta lingkungan sekitar untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
2. Fungsi IPS
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa fungsi pendidikan ilmu pengetahuan sosial sebagai pendidikan adalah membina siswa menjadi warga Negara yang baik yang memiliki pengetahuan keterampilan dankepedulian sosial yang berguna bagi dirinya sendiri serta bagi masyarakat dan Negara (Rasimin, 2012: 40).
Mata pelajaran IPS di Madrasah Ibtidaiyah (MI) berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai dan keterampilan siswa tentang masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia.
Fungsi mata pelajaran IPS di SD dan MI adalah untuk mengembangkan pengetahuarq nilai, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial dan kewarganegaraan (Fajar, 2005:110).
3. Tujuan IPS
Menurut Mutakin dalam buku Ahmad Susanto, (2012: 143) merumuskan tujuan pembelajaran IPS disekolah,sebagaiberikut:
a. Memiliki kesadaran dan kepeulaian terhadap masyarakat atau
lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan kebudayaan masyarakat.
b.
Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemu dan dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial.
c. Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta
membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang dimasyarakat.
d. Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial,
serta mampu membuat analisis yang kritis selanjutnya mampu mengambil tindakan yang tepat.
e.
Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu membangun diri sendiri agar survive yang kemu dan bertangung jawab membangun masyarakat.
4. Ruang Lingkup IPS
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa ruang lingkup ilmu pengetahuan social adalah manusia dalam konteks sosial (Rasimin, 2012: 38)
Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek- aspek sebagai berikut : a.
Sistem sosial dan budaya b.
Manusia, tempat dan lingkungan c. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan d.
Waktu, keberlanjutan dan perubahan e. Sistem berbangsa dan bernegara 5.
Materi Proklamasi Kemerdekaan
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia merupakan peristiwa bersejarah bagi Negara Indonesia, karena telah bebas merdeka dari penjajah. Negara Indonesia merdeka atas usaha keras para pejuang Indonesia atau bukan dari Negara Jepang. Para pejuang memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di depan rakyat Indonesia, yang memberi dampak positif untuk rakyat Indonesia yaitu kemerdekaan Negara Indonesia atau tidak ada lagi penjajah yang menjajah Negara Indonesia. Terdapat beberapa peristiwa sejarah menjelang proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 yang perlu diketahui sebagai Warga Negara Indonesia.
Pada tanggal 12 Agustus 1945 tiga tokoh pergerakan nasional, yaitu Dr. Rajiman Wedyodiningrat, Ir. Soekarno, dan Drs. Mohammad Hatta memenuhi undangan Jenderal Terauchi di Dalat (Vietnam Selatan). Jenderal Terauchi adalah Panglima Tentara Jepang di Asia Tenggara.