PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) MATERI JENIS-JENIS PEKERJAAN MELALUI STRATEGI MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS III MI MA’ARIF MANGUNSARI SALATIGA 2015/2016 - Test Repository

  

i

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)

MATERI JENIS-JENIS PEKERJAAN MELALUI STRATEGI MAKE A MATCH

  

PADA SISWA KELAS III MI MA’ARIF MANGUNSARI SALATIGA 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

  

Oleh :

MIFTAKHUL FERI SOFIANA

NIM : 115 12 049

  

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2017 ii

  

iii

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)

MATERI JENIS-JENIS PEKERJAAN MELALUI STRATEGI MAKE A MATCH

  

PADA SISWA KELAS III MI MA’ARIF MANGUNSARI SALATIGA 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan Guna Memperoleh Gelar

  

Sarjana Pendidikan

Oleh :

MIFTAKHUL FERI SOFIANA

  

NIM : 115 12 049

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2017 iv

v

vi

  

vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

  Sesuatu akan menjadi kebanggaan, Jika sesuatu itu dikerjakan, Dan bukan hanya dipikirkan.

  Sebuah cita-cita akan menjadi kesuksesan, Jika kita awali dengan bekerja untuk mencapainya, Bukan hanya menjadi impian.

  PERSEMBAHAN

  Skripsi ini penulis persembahkan kepada :  Ayah (Mahmud Subarkah) dan Ibu (Syarah Sofiah) dan kedua adikku

  (Habibatul Dwi Mahmudah dan Hikmal Maulana Akbar) sebeserta keluarga besarku yang selalu memberikan kasih sayang, semangat, doa dan dukungan moril maupun materi untuk kesuksesanku.  Teman-teman seperjuangan khususnya rekan-rekan PGMI angkatan 2012.  Sahabatku yang selalu menyemangatiku dalam keadaan apapun.  Pasanganku Prada Nur Hidayat Isman yang selalu memberikan kasih sayang, semangat, doa dan dukungan untuk kesuksesanku.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat beserta salam semoga senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya, hingga kepada umatnya hingga akhir zaman, amin,

  Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh gelar Sarjana pada Program Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Judul yang penulis ajukan adalah

  “Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Materi Jenis-jenis Pekerjaan Melalui Strategi Make A Match Pada Siswa Kelas III MI Ma‟arif Mangunsari Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016 ”.

  Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis dengan senang hati menyampaika terima kasih kepada yang terhormat: 1.

  Bapak DR. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan IAIN Salatiga 3.

  Ibu Peni Susapti, M.Si., selaku Ketua Jurusan S1 PGMI IAIN Salatiga 4. Bapak Wahidin, S.Pd.I., M.Pd. selaku pembimbing yang selalu bijaksana memberikan bimbingan, nasehat serta waktunya selama penelitian dan penulisan skripsi ini.

  

viii

  5. Staf Dosen PGMI IAIN Salatiga yang telah membekali penulis dengan bebagai ilmu selama mengikuti perkuliahan sampai akhir penulisan skripsi.

  6. Ibu Susriana Wahyu Ika Lestari, M.Pd.I, selaku Kepala Sekolah MI Ma‟arif Mangunsari Salatiga yang telah memberikan kesempatan dan waktu untuk melaksanakan penelitian.

  7. Bapak Fathul Ghufron, S.Pd.I selaku wali kelas di kelas III B MI Ma‟arif Mangunsari Salatiga yang telah membantu dalam penelitian.

  8. Rekan-rekan guru MI Ma‟arif Mangunsari Salatiga yang telah memberikan dukungan partisipasinya selama penulis menyelesaikan skripsi sehingga penulisan skripsi ini berjalan dengan lancar.

  9. Para siswa kelas III MI Ma‟arif Mangunsari Salatiga yang telah mendukung dan membantu dalam melakukan penelitian.

  10. Ayah dan Ibu (Mahmud Subarkah dan Syarah Sofiah) atas jasa-jasanya, kesabaran, do‟a, dan tidak pernah lelah dalam mendidik dan memberi cinta yang tulus dan ikhlas kepada penulis semenjak kecil. Tiada doa yang paling khusuk selain do‟a yang terucap dari orangtua. Bakti dan cintaku untuk kalian bapak ibuku 11. Adik-adikku (Habibatul dwi Mahmudah dan Hikmal Maulana Akbar) yang senantiasa memberikan dukungan, semangat, senyum, doa‟nya untuk keberhasilan ini. Terimakasih sayangku untuk kalian.

  12. Semua keluarga besarku yang selalu mendoakan dan mendukung untuk penulis.

  ix

  13. Sahabat-sahabatku tercinta yang telah banyak memberikan dorongan, semangat, dan kasih sayang demi lancarnya penyusunan skripsi ini.

  14. Teman-teman seperjuangan PGMI 2016, yang selama ini telah berjuang bersama.

  15. Semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semuanya. Demi perbaikan selanjutnya, saran dan kritik yang membangun akan penulis terima dengan senang hati. Akhirnya, hanya kepada Allah SWT penulis serahkan segalanya mudah-mudahan dapat bermanfaat khususnya bagi penulis umumnya bagi kita semua.

  Salatiga, 25 Agustus 2016 Penulis

  x

  

ABSTRAK

  Sofiana, Miftakhul Feri. 2016. Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan

  Sosial (IPS) Materi Jenis-jenis Pekerjaan Melalui Strategi Make A Match Pada Siswa Kelas III MI Ma’arif Mangunsari Salatiga Tahun

Pelajaran 2015/2016 Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Wahidin, S.Pd.I., M.Pd. Kata Kunci : Strategi Pembelajaran Make a Match. Hasil Belajar dan Ilmu Pengetahuan Sosial Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya hasil belajar

  siswa Kelas III MI Ma‟arif Mangunsari Salatiga pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Hal ini disebabkan karena pembelajaran masih berpusat pada guru. Salah satu faktornya adalah guru masih menggunakan metode ceramah, tanya jawab, pemberian tugas dan tanpa menggunakan media, sehingga kemampuan siswa dan kreativitas siswa kurang aktif, menunjukkan bahwa siswa kurang bersemangat dalam menerima pelajaran dan menimbulkan kejenuhan siswa. Masalah yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah: apakah penggunaan strategi make a match dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) materi jenis- jenis pekerjaan pada Siswa Kelas III MI M a‟arif Mangunsari Salatiga Tahun 2016? Pada dasarnya strategi make a match adalah sebuah strategi pembelajaran dimana siswa diharuskan memilih pasangannya untuk menemukan jawabannya sebelum batas waktu akan mendapat poin, melalui penggunaan strategi ini diharapkan siswa akan lebih mudah memahami pelajaran karena siswa merasa senang saat pembelajaran berlangsung. Tidak seperti apabila menggunakan proses pembelajaran yang lama yaitu yang masih terpusat pada guru.

  Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan straegi pembelajaran make a match dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi Jenis-jenis Pekerjaan pada siswa kelas III MI Ma‟arif Mangunsari Salatiga. Hal ini dilihat dari hasil analisis data akhir yaitu nilai rata-rata hasil belajar siswa pada pra siklus sebesar 73.68 menjadi 76.47 pada siklus I dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 90.35. Untuk angka ketuntasan belajar siswa pada pra siklus sebanyak 20 siswa atau sebesar 58,82 % meningkat menjadi 25 siswa atau sebesar 73,53% pada siklus I dan menjadi 34 siswa atau sebesar 100% pada siklus II. Jadi angka ketuntasan belajar dari pra siklus sampai siklus II meningkat sebesar 41,18% atau sebanyak 14 siswa. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan strategi make a match dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi jenis-jenis pekerjaaan pada siswa kelas III MI

  Ma‟arif Mangunsari.

  

xi xii

xiii

xiv

xv

xvi

xvii

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

  11 Lembar Pengamatan Guru Pada Siklus II Lampiran

  19 Riwayat Hidup

  18 Lembar Konsultasi Pembimbing Lampiran

  17 Surat Bukti Pelaksanaan Penelitian MI Ma‟arif Tingkir Lor Lampiran

  16 Surat Permohonan Izin Penelitian MI Ma‟arif Tingkir Lor Lampiran

  15 Surat Nota Pembimbing Lampiran

  14 Silabus Lampiran

  13 Lembar Pengamatan Siswa Pada Siklus II Lampiran

  12 Lembar Pengamatan Siswa Pada Siklus I Lampiran

  

xix

  Lampiran

  9 Dokumentasi Gambar Kegiatan Siklus II Lampiran

  8 Dokumentasi Gambar Kegiatan Siklus I Lampiran

  7 Dokumentasi Rekapitulasi Nilai Siswa Per Siklus Lampiran

  6 Lembar Post-Test Siklus II Lampiran

  5 Lembar Pre-Test Siklus II Lampiran

  4 Lembar Post-Test Siklus I Lampiran

  3 Lembar Pre-Test Siklus I Lampiran

  2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Lampiran

  1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Lampiran

  10 Lembar Pengamatan Guru Pada Siklus I Lampiran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran merupakan langkah utama untuk meningkatkan kualitas

  manusia karena semakin tinggi pendidikan yang telah didapatkan manusia maka akan semakin tinggi pula derajat yang ia dapat. Dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat manusia memerlukan aturan yang baku agar dapat diterima di dalam lingkungan masyarakat. Pada dasarnya manusia diciptakan sebagai makhluk monodualisme, yaitu sebagai makhluk sosial dan makhluk individu. Sebagai makhluk sosial tentu tidak lepas dari kehidupan bermasyarakat, sedangkan dalam hidup bermasyarakat diperlukan sebuah ilmu sosial. IPS merupakan salah satu disiplin ilmu yang mengajarkan kepada manusia untuk berinteraksi dengan lingkungan sosialnya agar menjadi pribadi yang baik dan berkarakter.

  Dalam pendidikan di era ini IPS menjadi salah satu mata pelajaran yang di golongkan menjadi pelajaran pokok, dimana siswa wajib menguasai dengan baik.

  Akan tetapi dalam pembelajarannya pengajaran yang berlangsung di sekolah- sekolah masih banyak menggunakan metode pembelajaran konvensional dan mengharapkan prestasi yang tinggi tanpa mengesampingkan kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik. Padahal karakteristik materi IPS adalah ilmu yang di dalamnya lebih mengandalkan abstraksi dan daya ingat yang tinggi.

  1 Sehingga siswa yang kurang begitu mempunyai intelegensi yang tinggi akan sulit untuk mengikuti pembelajaran yang diberikan.

  Berdasarkan maslaah-masalah yang dipaparkan di atas maka perlu adanya sebuah pembenahan yang harus dilakukan dalam hal pembelajaran agar materi

  IPS dapat berjalan dengan baik dan sesuai tujuan awal yang diinginkan. Salah satu jalan atau cara yang ditempuh dalam hal ini adalah dengan menggunakan metode yang baik dan sesuai dengan karakteristik ilmu IPS. Mulyasa (2011: 107) menyatakan IPS memerlukan penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi agar hasil belajar dapat maksimal dan siswa mampu menguasai materinya. Penggunaan metode bervariasi akan sangat membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.

  Lebih lanjut Rasimin (2012: 59) mengemukakan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di sekolah dasar, pada hakekatnya harus memperhatikan kebutuhan peserta didikyang rata-rata masih berusia antara 6-12 tahun. Dalam kelompok usia ini, anak berada dalam tahap perkembangan kemampuan intelektual/kognitifnya pada tingkat kongkrit operasional.mereka memandang dunia dalam keseluruhan yang utuh, dan menganggap tahun yang akan datang sebagai waktu yang masih jauh. Metode pembelajaran merupakan cara yang dipakai oleh guru dalam mengingkatkan baik dari segi hasil atau minat siswa dalam belajar. Djamarah (2006: 46) menambahkan dalam kegiatan belajar mengajar, guru tidak harus terpaku dengan menggunakan satu metode, tetapi guru sebaiknya menggunakan metode yang bervariasi agar jalannya pembelajaran tidak membosankan, tetapi

  

2 menarik perhatian peserta didik. Penggunaan metode yang bervariasi diharapkan siswa dapat lebih senang dan tidak bosan pada saat pembelajaran dilaksanakan.

  Guru yang professional hendaknya dapat melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang dapat memotivasi siswa menjadi bersemangat dalam melaksanakan pembelajaran, sehingga kesan belajar yang membosankan dapat dihilangkan dari benak siswa. Seorang guru hendaknya mendesain pembelajaran sedemikian rupa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi dalam menciptakan media serta menggunakannya dalam pembelajaran merupakan hal wajib direncanakan yang dikuasai oleh guru. Makin tepat metode yang digunakan oleh guru dalam mengajar akan semakin efektif kegiatan pembelajaran (Hamruni, 2012: 7).

  Pelaksanaan pembelajaran IPS di MI Ma‟arif Mangunsari Kota Salatiga di kelas 3B masih menggunakan metode pembelajaran yang konvensional. Melalui penggunaan metode pembelajaran yang konvensional ini siswa kurang maksimal dalam menerima pembelajaran, sehingga hasil yang dicapai juga kurang maksimal.

  Salah satu metode yang dapat digunakan pada pembelajaran IPS adalah metode make a match. Metode make a match dapat digunakan untuk meningkatkan semangat belajar siswa kelas 3B

  MI Ma‟arif Mangunsari sehingga nantinya hasil belajar yang dicapai juga akan meningkat. Dengan menggunakan metode make a match siswa secara aktif belajar karena penggunaan metode ini menuntut keaktifan siswa dalam mencari pengetahuan, sehingga pengetahuan yang didapat tidak akan mudah terlupakan.

  

3 Beranjak dari latar belakang masalah di atas, maka penulis melaksanakan penelitian tindakan kelas yang mengupayakan terjadinya peningkatan hasil belajar

  IPS. Adapun judulnya adalah PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) MATERI JENIS-JENIS PEKERJAAN MELALUI STRATEGI MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS III B MI MA‟ARIF MANGUNSARI KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

  B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas maka dapat dir umuskan permasalahan penelitian sebagai berikut: apakah dengan strategi make a

  match dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) materi

  Jenis-jenis Pekerjaan pada siswa kelas III B MI Ma‟arif Mangunsari Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016.

  C. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka tujuan yang ingin di capai penulis dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPS materi jenis- jenis pekerjaan pada siswa kelas III B MI Ma‟arif Mangunsari Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016 melalui strategi make a match.

  4

  D. Hipotesis Tindakan

  Hipotesis tindakan penelitian ini adalah melalui metode make a match dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) materi Jenis-jenis Pekerjaan bagi siswa kelas III

  B MI Ma‟arif Mangunsari Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016.

  E. Manfaat Penelitian 1.

  Manfaat teoritis a.

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi atau acuan sebagai pedoman guru dalam meningkatkan hasil belajar IPS materi Jenis-jenis Pekerjaan.

  b.

  Penelitian dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar bagi pelaksanaan penelitian lebih lanjut.

2. Manfaat praktis a.

  Bagi siswa, dapat memberikan suasana pembelajaran IPS di kelas menjadi tidak monoton sehingga tercipta suasana yang menyenangkan.

  b.

  Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dan masukan untuk memperkenalkan metode pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi

  make a match sehingga proses pembelajaran menjadi bervariasi, sehingga tidak membosankan.

  c.

  Bagi sekolah dasar (SD) atau madrasah ibtida‟iyah (MI), dapat dijadikan sebagai contoh bentuk peningkatan yang berbasis sekolah/madrasah dalam upaya peningkatan hasil belajar.

  5

F. Definisi Operasional

  Untuk mendapatkan kejelasan judul di atas, peneliti memberikan definisi operasional terhadap istilah-istilah yang ada. Dengan harapan agar tidak ada kesalahpahaman pemahaman judul yang penulis angkat. Adapun istilah-istilah tersebut adalah:

  1. Peningkatan Peningkatan adalah proses, cara, perbuatan, meningkatkan (Poerwadarminta, 2006: 1281).

  2. Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Hasil belajar menurut Susanto (2013: 5) dalam bukunya mengatakan bahwa hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Sedangkan hasil belajar dalam ilmu pengetahuan sosial yaitu perubahan tingkat laku yang dialami peserta didik mencakup pengembangan dimensi manusia secara utuh, yang terdiri dari beberapa aspek misalnya: aspek moral, akhlak, budi pekerti, perilaku, pengetahuan, kesehatan, keterampilan dan seni (Rasimin, 2012: 51). Melalui mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial, siswa seharusnya mampu menerapkan kterampilan yang di dapat dalam proses pembelajaran yang diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat.

  3. Strategi make a match Pengertian make a match adalah kartu-kartu. Kartu-kartu tersebut terdiri dari kartu berisi pertanyaan-pertanyaan dan kartu-kartu lainnya berisi jawaban

  6 dari pertanyaan tersebut (Agus Suprijono,2009: 94). Jadi yang dimaksud judul: Peningkatan hasil belajar IPS materi jenis-jenis pekerjaan melalui strategi make

  a match bagi siswa kelas III

  MI Ma‟arif Mangunsari yaitu cara yang dilakukan untuk memperbaiki dan merubah hasil belajar IPS materi acam-macam pekerjaan agar lebih baik dengan melalui strategi make a match kelas III B di MI Ma‟arif Mangunsari Kota Salatiga.

G. Metode Penelitian 1.

  Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini dengan mengunakan model Penelitian

  Tindakan Kelas (PTK), karena model penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam keasnya sendiri melalui refleksi diri, yang bertujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan hasil belajar siswa meningkat (Uno, dkk: 2012: 41). Penelitian tersebut dilakukan dalam rangka meningkatkan hasil belajar IPS materi jenis-jenis pekerjaan melalui strategimake a match bagi siswa kelas III

  B MI Ma‟arif Mangunsari Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016.

  2. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di MI Ma‟arif Mangunsari Kota Salatiga.

  3. Subyek Penelitian dan Kolabolator Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di kelas III

  B MI Ma‟arif Mangunsari Kota Salatiga dengan jumlah siswa 34 anak, yang terdiri dari 14

  7 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan. Penelitian ini dilakukan pada semester genap Tahun Pelajaran 2015/2016. Kolabulator adalah seorang guru atau pendidik yang mengajar pada kelas III B MI Ma‟arif Mangunsari Kota Salatiga yaitu Bapak Fathul Gufron,S.PdI.

4. Langkah-langkah Penelitian

  Untuk dapat melaksanakan penelitian ini maka peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

  Gambar 1.1

  Tahapan-tahapan Pelaksanaan PTK menurut Arikunto (2006: 16) a.

  Perencanaan PTK tidak ubahnya seperti penelitian-penelitian ilmiah yang lain yang selalu disiapkan secara matang. Langkah pertama adalah melakukan

  

8 perencanaan secara matang dan teliti. Dalam perencanaan PTK terdapat tiga kegiatan dasar, yaitu identifikasi masalah, merumuskan masalah, dan pemecahan masalah. Pada masing-masing kegiatan, terdapat sub-sub kegiatan yang sebaiknya dilaksanakan untuk menunang sempurnya nya tahap perencanaan. Rancangan yang dilakukan adalah: 1)

  Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang materi macam-macam pekerjaan.

  2) Menyiapkan media yang digunakan dalam pembelajaran. 3) Menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi. 4) Menyiapkan perangkat tes berupa soal tes tertulis.

  b.

  Pelaksanaan Tahap kedua dari PTK adalah pelaksanaa. Pelaksanaan adalah menerapkan apa yang telah direncanakan pada tahap satu, yaitu bertindak di kelas. Hendaknya perlu di ingat bahwa pada tahap ini, tindakan harus sesuai dengan rencana, tetapi harus terkesan alamiah dan tidak rekayasa. Hal ini akan berpengaruh dalam proses refleksi pada tahap empat nanti agar hasilnya dapat di sinkronkan dengan maksud semula.tindakan yang dilakukan peneliti adalah pelaksanaan pembelajaran IPS materi macam- macam pekerjaan melalui metode make a match. Tindakan ini dilaksanakan dengan tiga tahap yaitu tahap pendahuluan, tahap inti, dan tahap penutup.

  c.

  Observasi Tahap ketiga dalam PTK adalah pengamatan (observasi).Supardi dalam bukunya Suyadi (2010: 63) menyatakan bahwa observasi yang

  9 dimaksud pada tahap III adalah pengumpulan data. Dengan kata lain, observasi adalah alat untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Kegiatan observasi ini dilakukan selama proses belajar mengajar, untuk mengetahui aktivitas belajar siswa selama pembelajaran

  IPS melalui strategi make a match. Selama proses belajar mengajar berlangsung, peneliti melakukan pengamatan terhadap kegiatan siswa dalam pembelajaran menggunakan lembar observasi. Adapun aspek pengamatan yang diamati adalah aspek keaktifan siswa, perhatian siswa, kedisiplinan siswa dan penugasan siswa.

  d.

  Refleksi Tahap keempat atau terakhir dalam PTK adalah refleksi. Refleksi adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang telah dilakukan.

  Refleksi sering disebut dengan istilah memantul. Dalam hal ini, peneliti seolah memantulkan pengalamannya, baik kelemahan dan kekurangannya.

  Refleksi dilakukan setelah tindakan berakhir, yaitu diakhir proses pembelajaran. Sebelumnya, guru melakukan analisis mengenai hasil tes dan observasi. Hasil analisis tersebut digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam pembelajaran tersebut. Berdasarkan analis data-data yang diperoleh, dilakukan refleksi terhadap pembelajaran. Jika ada kelebihan dalam pembelajaran maka kelebihan tersebut harus dipertahankan dan jika permasalahan selama pembelajaran haruslah dicarikan pemecahannya. Permasalahan tersebut dianalisa dan dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya. Disamping hal tersebut hasil belajar siswa belum mencapai

  10 target atau indikator yang diinginkan. Sementara itu, dilihat dari segi observasi siswa masih ada yang belum menunjukkan sikap positif. Hal ini terbukti dengan adanya siswa yang masih bermain-main dan berbicara sendiri saat melakukan strategi make a match. Setelah melakukan tahapan- tahapan pembelajaran pada siklus penelitian, maka akan diketahui beberapa hal yang berkaitan dengan perubahan aktifitas belajar siswa selama pembelajaran, yaitu tentang peningkatan hasil belajar IPS materi jenis-jenis pekerjaan melalui strategi make a match.

5. Instruktur Penelitian

  Dalam instruktur penelitian berisikan alat yang digunakan untuk mengambil data penelitian, misalkan dari: a.

  Lembar Observasi Lembar observasi berupa lembar data yang digunakan untuk mencatat kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Dengan lembar observasi dapat diketahui kendala-kendala dan kekurangan yang dihadapi dalam kegiatan pembelajaran.

  b.

  Wawancara Merupak sejumlah pertanyaan yang diajukan kepada pihak-pihak yang mampu memberikan informasi dan kepada siswa kelas III guna mengetahui pendapat ataupun masukan mengenai penerapan strategi make a match.

  

11 c.

  Soal tes Berupa sejumlah soal test yang digunakan untuk mengukur presentasi belajar siswa. Selain itu juga digunakan untuk mengukur sejauh mana kemampuan siswa mendalami materi yang dipelajari dan untuk mengetahui kemajuan belajar siswa. Soal test digunakan saat pembelajaran yaitu dikerjakan secara berkelompok dan individu.

  d.

  Dokumentasi Melalui dokumentasi peneliti dapat mengetahui data-data dan informasi yang terkait dengan siswa sebagai pendukung penelitian.

  Dokumentasi juga menggambarkan situasi saat pembelajaran berlangsung.

6. Indikator Keberhasilan Siswa

  Indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa adalah peningkatan hasil belajar siswa baik secara individual maupun klasikal serta ketuntasan belajar siswa. Menurut Trianto (2010: 241) berdasarkan ketentuan KTSP penentuan ketuntasan belajar ditentukan sendiri oleh masing-masing sekolah yang dikenal dengan istilah kriteria ketuntasan minimal, dengan berpedoman pada tiga pertimbangan, yaitu: kemampuan setiap peserta didik berbeda-beda, fasilitas (sarana) setiap sekolah berbeda, dan daya dukung setiap sekolah berbeda. Maka dalam penelitian ini, sesuai dengan KKM mata pelajaran IPS disekolah tempat peneliti melakukan penelitian, maka ketuntasan individual adalah 70 dan ketuntasan klasikal adalah 85%.

  

12

  7. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini antara lain: a.

  Tes Tes adalah seperangkat rangsangan yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk medapatkan jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka. Pengukuran tes hasil belajar ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa.

  b.

  Observasi Observasi merupakan salah satu tekhnik dalam pengumpulan data.

  Observasi dimaksudkan untuk mengetahui adanya kesesuaian antara perencanaan dengan pelaksanaan tindakan serta untuk menjaring data aktifitas peserta didik dalam mengumpulkan data dengan mengamati, mencatat gejala yang diteliti baik secara langsung dengan pendengaran, penglihatan dan secara tidak langsung dengan menggunakan alat bantu atau lembar observasi.

  c.

  Dokumen Untuk memperoleh data tentang kondisi sekolah, data siswa, dan guru dan lain-lain.

  8. Teknik Analisis Data Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran dan

  

13 melakukan pengematan terhadap aktivitas belajar siswa. Sehingga data yang diperoleh dari penelitian tindakan ini berupa data kuantitatif dan kualitatif yang kemudian diolah dengan menggunakan teknik pengolahan hasil test dan hasil observasi. Analisis dimulai dengan menganalisisdata persiklus dan analisis antar siklus.

  Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengolahan hasil test yang akan dirinci dari data mentah yang diperoleh dari hasil tes (pre-

  

test dan post-test ) kemudian diolah melalui cara penyekoran, menilai setiap

  siswa, menghitung nilai rata-rata kemampuan siswa untuk mengetahui gambaran yang jelas mengenai hasil belajar dalam memahami pelajaran IPS.

  Untuk menghitung nilai dan rata-rata nilai siswa rumus yang digunakan sebagai berikut: M = Keterangan: M = Nilai rata-rata X = Jumlah semua nilai siswa N = Jumlah siswa

  Nilai yang diperoleh siswa pada saat melaksanakan post-test kemudian dikonversikan terhadap KKM yang dibuat guru untuk menentukan bahwa siswa tersebut mencapai criteria tuntas atau belum.

  Sedangkan untuk menentukan ketercapaian hasil belajar semua siswa dalam satu kelas dihitung dengan cara mencari rat-rata skor siswa dengan rumus berikut:

  14

  15 P =

  Keterangan: P = Nilai dalam persen F = Frekuensi N = Jumlah keseluruhan (Djamarah,2006: 225-226)

  Setelah hasil belajar IPS materi jenis-jenis pekerjaan melalui strategi

  make a match dianalisis secara kuantitatif yakni dengan memberikan

  angka/nilai yang kemudian dideskripsikan menggunakan teknik deskripsi persentase dimana analisis data hasil perhitungan mulai dari siklus pertama sampai terakhir dipakai sebagai acuan penelitian (Muslich, 2007: 36).

H. Sistematika Penulisan

  Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian awal,

  bagian inti, bagian akhir. Pada bagian awal terdiri dari: Halaman Judul, Persetujuan Pembimbing, Pengesahan Kelulusan, Pernyataan Keaslian Tulisan, Motto, Persembahan, Kata Pengantar, Abstrak, Daftar Isi, dan Daftar Tabel. Sedangkan pada bagian inti skripsi terdapat lima bab yang terdiri dari: Bab I tentang Pendahuluan, pada bab ini terdiri dari: Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Tindakan, Kegunaan Penelitian, Definisi Operasional, dan Sistematika Penulisan. Bab II berisi tentang Landasan Teori, pada bab ini terdiri dari: Pengertian Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial, Ilmu Pengetahuan Sosial, Strategi Make A Match , dan Hubungan Hasil Belajar dengan Strategi Make A Match.

  Bab III tentang Pelaksanaan Penelitian, pada bab ini terdiri dari: Subjek Penelitian, Deskripsi Pra siklus, Siklus I, dan Siklus II. Bab IV tentang Hasil Penelitian dan Pembahasan, pada bab ini terdiri dari: Deskripsi Persiklus dan Pembahasan. Bab V tentang Penutup, pada bab ini terdiri dari: Kesimpulan, Saran dan Penutup. Sedangkan pada bagian akhir terdiri dari Lampiran-lampiran yang terdiri dari: Surat Keterangan, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Soal Evaluasi, dan Lembar Observasi.

  

16

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar bukan istilah yang baru karena sudah sejak dini disadari atau

  tidak kita sudah mengalami kegiatan belajar. Banyak para ilmuwan/pakar pendidikan mendefinisikan kata belajar tersebut. Berikut ini beberapa definisi balajar menurut pakar pendidikan. Menurut Slameto dalam buku Hamdani (2010: 20). Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sementara menurut Morgan belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman (Agus Suprijono,2009: 3).

  Hilgard mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan kegiatan, reaksi terhadap lingkungan, perubahan tersebut tidak dapat disebut belajar apabila disebabkan oleh pertumbuhan atau keadaan sementara seseorang seperti kelelahan atau disebabkan obat-obatan (Pasaribu dan Simandjuntak, 1983: 59). Sementara menurut R. Gagne (1989) belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dua konsep ini menjadi terpadu dalam satu kegiatan dimana terjadi interaksi antara guru dengan siswa,

  17 serta siswa dengan siswa pada saat pembelajaran berlangsung (Ahmad Susanto, 2012: 1). Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik, sebaliknya bila ia tidak belajar maka responnya menurun (Dimyati dan Mudjiono, 2002: 9).

  Berdasarkan dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang dilakukan secara terus menerus yang terjadi karena adanya interaksi/hubungan timbal balik antara individu satu dengan individu lainnya maupun dengan lingkungannya, belajar juga meliput 3 ranah yaitu ranah afektif, kognitif,dan psikomotorik. Dalam kurikulum 2013 belajar dilakukan dengan 5 tahapan yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan.

2. Teori-teori dalam belajar a.

  Teori perilaku Teori perilaku berpakar pada pemikiran behaviorisme. Dalam perspektif behaviorisme pembelajaran diartikan sebagai proses pembentukan hubungan rangsangan (stimulus) dan balas (respon). Pembelajaran merupakan proses pelaziman (pembiasaan). Hasil pembelajaran yang diharapkan adalah perubahan perilaku berupa kebiasaan.

  b.

  Teori belajar kognitif Dalam perspektif teori kognitif, belajar merupakan peristiwa mental bukan peristiwa behavioral meskipun hal-hal yang bersifat behavioral tampak lebih nyata hamper dalam setiap peristiwa belajar.Perilaku individu bukan semata-mata respon terhadap yang ada melainkan lebih penting

  

18 dorongan mental yang di atur oleh otaknya. Teori kognitif menekankan belajar sebagai proses internal. Belajar adalah aktivitas yang melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks.

  c.

  Teori kontruktivisme Kontruktivisme menekankan pada belajar autentik, bukan atifisial.

  Belajar autentik adalah proses interaksi seseorang dengan objek yang dipelajari secara nyata. Belajar bukan sekedar mempelajari teks-teks (tekstual), terpenting ialah bagaimana menghubungkan teks itu dengan kondisi nyata atau kontekstual (Agus Suprijono, 2009: 39).

3. Tujuan belajar

  Didalam buku Kastolani (2014: 66-67) secara umum tujuan belajar adalah: a.

  Untuk mendapatkan pengetahuan Hal ini ditandai dengan pemilikan pengetahuan berfikir.

  Kemampuan pengembangan berfikir membutuhkan adanya bahan pengetahuan dan kemampuan berfikir dapat memperluas pengetahuan.

  b.

  Penanaman konsep dan keterampilan Artinya bahwa penanaman konsep atau merumuskan konsep memerlukan suatu keterampilan baik keterampilan jasmani yang dapat dilihat dan dialami sehingga menitikberatkan pada keterampilan gerak atau penampilan anggota tubuh seorang yang sedang belajar, atau keterampilan rohani yang menyangkut persoalan-persoalan penghayatan dan keterampilan berpikir secara kreativitas untuk menyelesaikan dan merumuskan suatu masalah atau konsep.

  19 c.

  Pembentukan Sikap Adalah guru harus bertindak bijak dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku, dan pribadi siswa, ia harus cakap dalam mengarahkan motivasi dan berpikir bahwa pribadi guru harus dipakai sebagai uswah (Sardiman, 2000: 26-28).

  4. Ciri-ciri Belajar Beberapa ciri belajar, seperti dikutip oleh Darsono (2000: 3) adalah sebagai berikut: a.

  Belajar dilakukan dengan sadar dan mempunyai tujuan. Tujuan ini digunakan sebagai arah kegiatan, sekaligus tolok ukur keberhasilan belajar.

  b.

  Belajar merupakan pengalaman sendiri, tidak dapat diwakilkankepada orang lain. Jadi belajar bersifat individual.

  c.

  Belajar merupakan proses interaksi antara individu dengan lingkungan. Hal ini berarti individu harus aktif apabila dihadapkan oleh lingkungan tertentu.

  Keaktifan ini dapat terwujud karena individu memiliki berbagai potensi untuk belajar.

  d.

  Belajar mengakibatkan terjadinya perubahan pada diri orang yang belajar.

  Perubahan tersebut bersifat integral, artinya perubahan dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor yang terpisahkan satu dengan yang lainnya (Hamdani,2010: 22).

  5. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

  20 Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada diluar individu.

  a.

  Faktor intern Didalam membicarakan faktor intern dibagi menjadi 3 yaitu:

  1) Faktor Jasmaniah

  Terdiri dari (1) faktor kesehatan, kesehatan adalah keadaan atau hal sehat.Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. (2) faktor cacat tubuh, cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh/badan.

  2) Faktor Psikologis

  Sekurang-kurangnya ada 7 faktor yang tergolong ke dalam faktor psikologis yang mempengaruhi belajar. Faktor-faktor itu adalah: (1) inteligensi, inteligensi berpengaruh besar terhadap kemajuan belajar. (2) perhatian, untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. (3) minat, minat besar pengarunya terhadap belajar. (4) bakat, bakat itu mempengaruhi belajar. (5) motif, dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik. (6) kematangan,belajarnya akan lebih berhasil jika anak sudah siap (matang). (7) kesiapan, kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses

  

21 belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik.

  3) Faktor kelelahan

  Kelelahan jasmani terlihat dengan lembah lunglainya tubuh akan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan jasmani terjadi karena adanya kekacauan substansi sisa pembakaran didalam tubuh sehingga darah tidak/kurang lancar pada bagian-bagian tertentu.

  Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Agar siswa belajar dengan baik haruslah menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam belajarnya. Sehingga perlu diusahakan kondisi yang bebas dari kelelahan. 4)

  Faktor Ekstern Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar dibagi menjadi tiga faktor yaitu: a)

  Faktor keluarga Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara orangtua mendidik, relasi antar anggota keluarga suasana rumah tangga, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orangtua, latar belakang kebudayaan.

  b) Faktor sekolah

  Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa

  22 dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas dirumah.

  c) Faktor masyarakat

  Masyarakat merupakan faktor ektern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadan siswa dalam masyarakat. Faktor masyarakat ini mencakup kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat, yang semuanya mempengaruhi belajar anak (Slameto, 1987: 56-72).

6. Prinsip-prinsip Belajar

  Banyak teori dan prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh para ahli yang satu dengan yang lainnya memiliki persamaan dan juga perbedaan.

  Dari berbagai prinsip belajar tersebut terdapat beberapa prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat kita pakai sebagai dasar dalam upaya pembelajaran.

  a.

  Perhatian dan motivasi Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar.

  Dari kajian teori belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar (Gage dan Berliner, 1984: 335). Disamping itu motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Motivasi dapat dibandingkan dengan mesin dan kemudi pada mobil (Gage dan Berliner, 1984: 372).

  

23 b.

  Keaktifan Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri.

  Maka inisiatif harus dating dari siswa sendiri. Guru sekedar pembimbing dan pengarah (John Dawey, dalam Devies, 1937: 31).

  c.

  Keterlibatan Langsung/Berpengalaman Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak sekedar mengamati secara langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan,dan bertanggungjawab terhadap hasilnya.

  d.

  Pengulangan Dengan mengadakan pengulangan maka daya-daya tersebut akan berkembang. Seperti halnya pisau yang selalu diasah akan menjadi tajam, maka daya-daya yang dilatih dengan pengadaan pengulangan akan menjadi sempurna.

  e.

  Tantangan Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan yaitu mempelajari bahan belajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu yaitu dengan mempelajari bahan belajar tersebut.

  f.

  Balikan dan Penguatan Format kajian berupa Tanya jawab, diskusi, eksperimen, metode penemuan dan sebagainya merupakan cara belajar mengajar yang memungkinkan terjadinya balikan dan penguatan.

  24 g.

  Perbedaan Individual Perbedaan individual ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa. Karenanya, perbedaan individu perlu diperhatikan oleh guru dalam upaya pembelajaran (Dimiyati dan Mudjiono, 2002: 42-49).

B. Hasil Belajar 1.

  Pengertian hasil belajar Makna hasil belajar, yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif maupun psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Pengertian tentang hasil belajar sebagaimana diuraikan diatas dipertegas lagi oleh Nahrowi dalam K. Brahim (2007: 37) yang mengatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran disekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.

  Secara sederhana yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relative menetap. Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah sesuai dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi. Sebagaimana dikemukakan oleh Sunal (1993: 94), bahwa evaluasi merupakan proses penggunaan informasi

  25 untuk membuat pertimbangan seberapa efektif suatu program telah memenuhi kebutuhan siswa. Selain itu, dengan dilakukannya evaluasi atau penilaian ini dapat dijadikan feedback atau tindak lanjut, atau bahkan cara untuk mengukur tingkat penguasaan siswa (Ahmad Susanto, 2012: 5).

  Dilihat dari pengertian diatas dapat dikatakan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh peserta didik melalui proses pembelajaran yang dilaksanakan dengan baik, sehingga peserta didik akan mengalami perubahan-perubahan kearah yang lebih baik. Misalnya dari semula yang tidak bisa menjadi bisa. Pengukuran hasil belajar ini dapat dilakukan melalui tes atau dari pertanyaan-pertanyaan setelah selesainya materi pelajaran, yang bertujuan untuk meningkatkan daya ingat siswa. Melalui tes ini kemampuan masing-masing dari siswa dapat dilihat, apakah sudah memenuhi kriteria yang ditetapkan atau belum, dan dapat menunjang dari belajar itu sendiri.

2. Macam-macam hasil belajar a.

  Pemahaman konsep Pemahaman menurut Bloom (1979: 89) diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari.

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN HASIL BELAJAR “INTERAKSI MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN ALAM” MELALUI METODE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV MI JAUHAROTUT THOLIBIN BLITAR

0 8 19

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) DENGAN MENGGUNAKAN METODE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV SD MUHAMMADIYAH 3 BANDAR LAMPUNG

0 6 47

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) MATERI SUMBER DAYA ALAM (SDA) MELALUI METODE TEAM QUIZ SISWA KELAS IV MI MUHAMMADIYAH SURUH 02 KAB SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20142015 SKRIPSI

1 1 142

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MATERI SEJARAH MASA HINDU BUDHA DAN ISLAM DI INDONESIA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TYPE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS V MI MA’ARIF ROWOSARI TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20142015 SKRIPS

0 0 150

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TENTANG DOKUMEN PRIBADI MELALUI METODE INDEX CARD MATCH PADA SISWA KELAS II MI MA’ARIF DUKUH KOTA SALATIGA TAHUN 20142015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Jurusan Pen

0 0 87

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR MELALUI STRATEGI MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS III MI MA’ARIF GEDANGAN KEC. TUNTANG KAB. SEMARANG TAHUN AJARAN 2016/2017 - Test Repository

0 0 120

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI JUAL BELI MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN CROSSWORD PUZZLE PADA SISWA KELAS III SEMESETER II MI MA’ARIF MANGUNSARI KECAMATAN SIDOMUKTI KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN

0 7 121

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI METODE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS III MI MUHAMMADIYAH SURUH KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 20152016

1 1 140

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI TRANSPORTASI MELALUI PENDEKATAN SAVI PADA SISWA KELAS IV SEMESTER II MI BONOMERTO KEC. SURUH TAHUN PELAJARAN 2015/2016 - Test Repository

0 0 142

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) MATERI KOPERASI MELALUI STRATEGI BELAJAR PQ4R ( PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW ) PADA SISWA KELAS IV MI AL ISLAM BANDING KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016201

0 0 146