PENERAPAN PERAWATAN LUKA DENGAN MENGGUNAKAN MADU DAN MINYAK ZAITUN PADA PASIEN DIABETES MELITUS DENGAN KERUSAKAN INTEGRITAS JARINGAN
PENERAPAN PERAWATAN LUKA DENGAN MENGGUNAKAN MADU DAN MINYAK ZAITUN PADA PASIEN DIABETES MELITUS DENGAN KERUSAKAN INTEGRITAS JARINGAN
PENERAPAN PERAWATAN LUKA DENGAN MENGGUNAKAN MADU DAN MINYAK ZAITUN PADA PASIEN DIABETES MELITUS DENGAN KERUSAKAN INTEGRITAS JARINGAN Karya Tulis Ilmiah Ini Disusun Sebagai Salah Satu Prasayarat Untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Keperawatan
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL/COVER i
SAMPUL DALAM ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN iii LEMBAR PERSETUJUAN iv
LEMBAR PENGESAHAN v
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR x
DAFTAR LAMPIRAN xi
KATA PENGANTAR xii
ABSTRAK xiv
ABSTRACT xv
BAB I: PENDAHULUAN
1 A. Latar Belakang
1 B. Rumusan Masalah
4
5. Komplikasi Diabetes Melitus
17
6. Penatalaksanaan Diabetes Melitus
18 C. Luka Diabetik
19
1. Definisi
19
2. Patofisiologi
20
3. Pengkajian/monitoring Luka
21
4. Perawatan Luka Diabetik
23 D. Madu
26
1. Definisi
26
2. Komposisi Madu
26
3. Manfaat Madu Dalam Al- Qur’an
27
4. Khasiat Madu Sebagai Obat Topikal Untuk Ulkus Kaki Diabetik
28 E. Minyak Zaitun
29
1. Definisi
29
2. Minyak Zaitun Dalam al-
29 Qur’an
3. Kandungan Dan Manfaat Minyak Zaitun
30 BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN
46 A. Kesimpulan
46 B. Saran
47 DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Klasifikasi Luka Diabetik Berdasarkan WegnerTabel 2.2 Form Pengkajian Luka DESIGN-RTabel 4.1 Distribusi frekuensi Hasil pengkajian luka sebelum (hari pertama) dan setelah (hari kedua) perawatan luka dengan menggunakan madu danminyak zaitun
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi Luas ukuran luka sebelum (hari pertama) dan setelah (hari kedua) dilakukan perawatan luka dengan menggunakanmadu dan minyak zaitun
DAFTAR GAMBAR
Gambar Luka Diabetik
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Catatan Asuhan Keperawatan Lampiran 2 Standar Operasional Prosedur (SOP) Perawatan Luka Lampiran 3 Hasil Pengkajian Luka DESIGN-R Lampiran 4 Satuan Acara penyuluhan (SAP) Diabetes Melitus Lampiran 5 Leaflet Diabetes Melitus Lampiran 6 Lembar Konsultasi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul
“Penerapan Perawatan Luka Dengan Menggunakan Madu Dan Minyak
Zaitun Pada Pasien Diabetes Melitus Dengan Kerusakan Integritas Jaringan
”
Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW sehingga penulis mendapatkan kemudahan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Sehubungan dengan itu penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Kepada kedua orang tua saya Bapak Solichudin dan Ibu Siti Marmah yang sudah memberikan dukungan baik materil, moril maupun spiritual. Serta semangat dan doa yang selalu diberikan setiap waktu sampai sekarang ini.
2. Kepada seluruh keluarga besar saya yang juga selalu memberikan dukungan kepada saya sampai sekarang ini.
3. Kepada P1 dan keluarga yang telah bersedia menjadi subyek dalam studi
10. Ibu Herniyatun, S. Kep. Ns, M. Kep, Sp. Mat selaku ketua STIKES Muhammadiyah Gombong.
11. Seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan.
Semoga bimbingan dan bantuan serta dorongan yang telah diberikan mendapatkan balasan sesuai dengan amal pengabdiannya dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah Ini masih jauh dari sempurna dan banyak terdapat kekurangan, mengingat keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan dibidang kesehatan pada khususnya.
Gombong, Juni 2017 Program Studi DIII Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong KTI, Juli 2017 1 2 Siti Tohiroh , Podo Yuwono
ABSTRAK
PENERAPAN PERAWATAN LUKA DENGAN MENGGUNAKAN MADU DAN
MINYAK ZAITUN PADA PASIEN DIABETES MELITUS DENGAN
KERUSAKAN INTEGRITAS JARINGAN
Latar Belakang: Diabetes Melitus adalah suatu kelainan metabolik yang ditandai oleh
adanya hiperglikemia. Jumlah penderita diabetes di Indonesia menempati urutan ke empat
dunia. Luka diabetik merupakan salah satu komplikasi Diabetes Melitus yang sulit untuk
ditangani. Perawatan luka yang baik akan memprcepat proses penyembuhan luka. Madu
dan minyak zaitun saat ini telah banyak digunakan untuk perawatan luka diabetik.
Tujuan Umum: Mengetahui proses penyembuhan luka sebelum dan setelah dilakukan
perawatan luka dengan menggunakan madu dan minyak zaitun.Metode: Karya Tulis ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dalam bentuk studi
kasus. Dimana penulis melakukan penerapan terhadap satu subyek dan nantinya akan
dinilai keberhasilannya.
Hasil: Setelah melakukan perawatan luka hasil yang diperoleh belum ada perubahan pada
luka. Hasil pengkajian luka menunjukkan Depth: lesi mencapai sub-kutan, Exudate:
2 2 Ringan, tidak perlu mengganti dressing setiap hari, Size: 4 cm - <16 cm , Infection: tidakada, Granulation: granulasi sehat kurang dari 10%, Necrotic: terdapat jaringan nekrotik
2 2 2lunak, Pocket: 4 cm - <16 cm . Luas luka pada hari pertama adalah 13,37 cm .
2 2 Sedangkan luas luka pada hari kedua menurun dari 13,37 cm menjadi 13,32 cm 2DIII Program of Nursing Department Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong Scientific Paper, July 2017 1 2 Siti Tohiroh , Podo Yuwono
ABSTRACT
THE APPLICATION OF WOUND CARE FOR DIABETES MELLITUS WITH
TISSUE INTEGRITY DISORDER BY USING HONEY AND OLIVE OIL
Background: Diabetes Mellitus is a metabolic abnormality that characterized by
hyperglycemia. The number of diabetes melitus in Indonesia was in the fourth place in
the world. Diabetic ulcer is one of the diabetic complications which are difficult to
handle. Well wound care will heal the wound quickly. Nowadays, honey and olive oil
have been used for diabetic wound care.Objective: To know the process of wound healing before and after wound care by using honey and olive oil.
Method: This study is a quantitative descriptive with a case study approach. Which after
did the treatment on one subject, there was a result then being valued.Result: After conducting wound care, there was no change in the wound. The results of
the wound assessment were the depth (the wound until sub-cutis), the exudates (light, no
2 2need to change the dressing every day), the size (4 cm - <16 cm ), the infection (no), the
granulation (healthy granulation less than 10%), the necrotic (there was a soft necrotic
2 2tissue), the pocket (4 cm - <16 cm ). The total wound area on the first day was 13.37
2 2 2 cm , while on the second day was 13.32 cm with a decrease 0.05 cm .Recommendation: Honey and olive oil are recommended for dressing on wound. With the result, there was a reduction of wound area after the treatment.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) yang orang Indonesia bilang kencing manis
adalah suatu kelainan metabolik ditandai oleh adanya hiperglikemia yang di sebabkan oleh defek sekresi insulin, defek kerja insulin atau keduanya. Diabetes Melitus merupakan salah satu masalah kesehatan yang besar baik di Indonesia maupun di dunia.
Secara global, jumlah penderita Diabetes Melitus pada tahun 2011 telah mencapai 366 juta. Jika tidak ada tindakan yang berarti, jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat menjadi 552 juta pada tahun 2030 (IDF, 2011). Pada saat ini China menempati peringkat ke dua dengan penderita DM sebanyak 98,4 juta dan diperkirakan akan mencapai 142,7 juta pada 2035.
Menurut survey yang dilakukan oleh World Health Organisation (WHO), Indonesia menempati urutan ke empat dengan jumlah penderita
2
2014). Prevalensi DM tergantung insulin untuk wilayah Kabupaten Kebumen pada tahun 2012 sebesar 163 jiwa dan untuk prevalensi DM tidak tergantung insulin ada 1.652 (Dinkes Provinsi Jawa Tengah). Wilayah Kabupaten Kebumen pada tahun 2015 penyakit Diabetes Melitus menduduki peringkat ke-2 untuk penyakit tidak menular setelah penyakit hipertensi (8.131 kasus), Diabetes Melitus (2.216 kasus) dan Asma Bronkial (2.085 kasus) (Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen).
Peningkatan jumlah penderita DM yang tidak tertangani dengan baik akan selalu diikuti oleh peningkatan jumlah penyulit Diabetes Melitus atau pun komplikasi dari Diabetes Melitus tersebut (Diabetes UK, 2011). Penyulit DM yang sering muncul adalah luka kaki diabetes. Prevalensi penderita luka kaki diabetes di Indonesia sekitar 15% dari penderita DM, angka amputasi 30%, angka mortalitas 32% dan ulkus diabetes merupakan sebab perawatan rumah sakit yang terbanyak sebesar 80% untuk Diabetes Melitus (Flahr, 2010).
Luka kaki diabetik merupakan salah satu infeksi yang merupakan komplikasi dari Diabetes Melitus. Penderita luka kaki Diabetik biasanya tidak
3
menurunkan angka terjadinya amputasi bahkan angka kematian. Metode perawatan luka kaki diabetik yang tepat akan meningkatkan penyembuhan luka. Menurut Kaczander et al (2007) salah satu metode perawatan luka yang dapat digunakan untuk meningkatkan penyembuhan luka adalah dengan mempertahankan kelembaban pada dasar luka untuk mencegah kolonisasi bakteri.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Lisbet (2009), hasil yang didapatkan adalah adanya perubahan yang baik pada luka yang diberi madu alami, serta menurut Haryanto (2010) madu sering digunakan oleh nenek moyang untuk menyembuhkan luka infeksi. Madu alami memiliki kandungan yang dapat menyembuhkan luka kaki diabetik. Sebagai contoh enzim katalase yang berfungsi sebagai antibakteria dan kandungan air yang kurang dari 18% memungkinkan madu untuk menarik pus (nanah) yang berada disekitar area luka yang di oles dengan madu alami tersebut (Suranto, 2007). Menurut Eddy, Gideonsen dan Mack (2008) semua jenis madu dapat digunakan untuk balutan dalam perawatan luka. Dalam kata lain, semua jenis madu, baik yang diperoleh langsung dari peternakan, diperoleh di pasar tradisional ataupun
4
Fungsi dari minyak zaitun salah satunya adalah dapat mempercepat pertumbuhan granulasi. Dengan fungsi mempercepat pertumbuhan granulasi tersebut maka luka yang dirawat dengan menggunakan minyak zaitun kondisinya akan membaik.
Komponen-komponen yang terkandung dalam minyak zaitun dapat menjadi antimikroba pada luka. Selain menghambat pertumbuhan kuman yang dapat memperburuk luka, minyak zaitun juga dapat dijadikan sebagai pelembab serta memiliki kemampuan meningkatkan aliran darah yang mampu menghasilkan kondisi permukaan luka yang ideal bagi penyembuhan. Untuk proses penyembuhan, lingkungan luka tersebut harus lembab, sehingga proses epitelisasi atau pertumbuhan jaringan baru relatif lebih cepat. Komponen tersebut meliputi peroksida, anisidin, yodium dan aldehid (Sri Mulyati, 2017)
Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan studi kasus tentang “Penerapan Perawatan Luka Dengan Menggunakan Madu Dan Minyak Zaitun Pada Pasien Diabetes Melitus Dengan Kerusakan Integritas Jaringan ”. Dengan studi kasus tersebut diharapkan pasien dengan luka DM dapat lebih cepat dalam proses
5
b. Mengetahui adanya eksudat pada luka diabetik sebelum dan setelah dilakukan perawatan luka dengan menggunakan madu dan minyak zaitun.
c. Mengetahui ukuran luka diabetik sebelum dan setelah dilakukan perawatan luka dengan menggunakan madu dan minyak zaitun.
d. Mengetahui adanya infeksi pada luka diabetik sebelum dan setelah dilakukan perawatan luka dengan menggunakan madu dan minyak zaitun.
e. Mengetahui pertumbuhan jaringan granulasi pada luka diabetik sebelum dan setelah dilakukan perawatan luka dengan menggunakan madu dan minyak zaitun.
f. Mengetahui adanya jaringan nekrotik pada luka diabetik sebelum dan setelah dilakukan perawatan luka dengan menggunakan madu dan minyak zaitun.
D. Manfaat Studi Kasus
Studi kasus ini, diharapkan memberikan manfaat bagi:
DAFTAR PUSTAKA
Aftria Marizka Putri. 2014. Honey As A Topical Treatment For Diabetic Foot Ulcers . J Majorityvol 3 No 7: 81. Al-Waili N S, Salom K, Al-Ghamidi AA. (2011). Honey for Wound Healing,
Ulcers, and Burns; Data . Supporting Its Use in Clinical Practice. Scientific World Journal : 766-787.
American Diabetes Association. (2010). Diagnosis and classification of diabetes . Diabetescare; 34:2-9 Dalam
mellitus diakses pada 12 Juni 2017.
Anshori, et al. (2014). Pengaruh Perawatan Luka Menggunakan Madu terhadap Kolonisasi Bakteri Staphylococcus Aureuspada Luka Diabetik Pasien Diabetes Mellitus di Wilayah Kerja Puskesmas Rambipuji Kabupaten Jember. e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 2 (no. 3).
Belcher J. (2012). A review of medical-grade honey in wound care. British Journal of
Nursing, 21 (15), S4-S9. PMID: 22874825.Evan J, Flavin S. 2008. Honey: a guide for healthcare professionals. Br J Nurs 17(15):S24, S26, S28-30. Evans J, Mahoney K. (2013). Efficacy of medical-grade honey as an autolytic debridement agent. Wounds UK, 9 (1), 30-36. Diperoleh pada tanggal 30
Juli 2017 dari
Flahr D. 2010. The effect of nonweight-bearing exercise and protocol adherence on diabetic foot ulcer healing a pilot study. Journal Wound management.
56(10):40-50. Freeman A, May K & Wraight P. (2010). Honey: the bees' knees for diabetic foot ulcers. Wound practice and research, 18 (3), 144-147. Diperoleh pada tanggal 30 Juli 2017 dari
Guo S, Dipitrio LA. 2010. Factors affecting wound healing. J dent res. 89(3):219- (29). Hammad, Said. 2009. 99 Resep Sehat Dengan Madu. Solo: Aqwamedika.
Januarsih dan Atik. (2008). Perbandingan Penyembuhan Luka Terbuka menggunakan balutan madu atau balutan normal saline-povidone iodine. volume 12. No.1. Jakarta: FKUI.
Jurnal Keperawatan Indonesia.
Kartikaning Fezia. T dan Budiman Iwan. 2008. Efek Pemberian Minyak Zaitun
(Olea Europa) Terhadap Penyembuhan Luka Insisi Mencit Jantan Galur Swiss Webster . Fakultas Kedokteran: Universitas Kristen Maranatha.
Mansjoer Arief. 2007. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius. Najamudiin Muhammad. 2012. Mukjizat Makanan dan Minuman kesukaan Rasulullah , Yogyakarta: Dive Press.
Nurarif Amin Huda & Kusuma Hardi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC NOC Jilid 2 . Jakarta:EGC. Nurman Muhammad. 2015. Perbandingan Efektivitas Madu+Nacl 0,9% Dengan
Nacl 0,9% Saja Terhadap Penyembuhan Luka Gangrene Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II Di Wilayah Kerja Puskesmas Bangkinang Kota Tahun 2015. Jurnal Keperawatan Stikes Tuanku Tambusai Riau Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2014. Riyadi S.J. 2011. Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Siswantoro Edy. 2017.
Jurnal
Keperawatan & Kebidanan-Stikes Dian Husada Mojokerto
Soegondo. 2007. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Sudjatmiko G. 2011. Petunjuk Praktis Ilmu Bedah Plastic Rekonstruksi. 3rd ed.
Jakarta: Yayasan Khasanah Kebajikan. p. 144-7 Suranto Adji. 2007. Terapi Madu. Jakarta: Penebar Swadaya.
QS: An-Nahl : 68-69.
GAMBAR ULKUS DIABETIK
Hari pertama (sebelum dilakukan perawatan luka Hari kedua (setelah dilakukan perawatan luka)
Lampiran 1
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.I DENGAN
KELUARGA ULKUS DIABETIK
A. Data Umum
1. Nama Kepala Keluarga ( KK ) : Tn. I (56 th)
2. Alamat dan Telepon : Wonosigro, Gombong
3. Pekerjaan KK : Buruh Pasir
4. Pendidikan KK : SD Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :
N o Nama J K Hub KK Umur Pendidik an Pekerja an Imuni sasi Ket
1. Ny.R P Istri 56 th SD
IRT - Luka di kaki sejak kurang lebih 1 bulan
5. Sdr.A L anak 22 th SMA Swasta - Merantau
- : menikah : tinggal serumah
6. Tipe Keluarga Keluarga Tn.I merupakan keluarga inti terdiri dari ayah, ibu, dan anak.
7. Suku Keluarga Tn.I berasal dari suku Jawa
8. Status Sosek Keluarga Keluarga Tn.I memiliki status social ekonomi rendah, dengan penghasilan Rp.<1000.000; per bulan dan tidak menetap. Biaya kebutuhan di bantu oleh anak-anaknya.
9. Aktivitas Rekreasi Keluarga Tn.I dan keluarga sering menghilangkan kejenuhan dengan menonton TV.
B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini Tahap perkembangan keluarga Tn.I adalah keluarga usia dewasa. Karena anak pertama sudah berumur 33 tahun. Sudah hidup bermasyarakat sendiri
C. Lingkungan
1. Karakteristik Rumah
2 Luas rumah Tn.I 80 m (10mx8m). Tipe rumah permanen dengan atap
berupa genting dan lantai berupa tanah. Keadaan lantai kotor, berdebu, penataan ruang kurang serasi. Jumlah jendela ada 3 buah jarang dibuka dan ventilasi ada 2 buah, pencahayaan yang masuk kurang, jumlah kamar ada 3, 1 ruang tamu, 1 dapur, WC dan kamar mandi digabung dalam satu, lantai menggunakan semen. Tipe WC leher angsa. Kebiasaan memasak menggunakan kompor gas. Penerangan menggunakan listrik. Perabotan rumah tangga milik keluarga tampak berantakan.
2. Denah Rumah U
1
2
3
4
4. Mobilitas geografis keluarga Keluarga Tn.I belum pernah pindah kemana-mana. Sedangkan anak- anaknya merantau di berbagai daerah.
5. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat Keluarga Tn.I jarang berinteraksi di masyarakat. Tn.I jarang mengikuti perkumpulan yang diadakan di desa
6. System pendukung keluarga Jika ada anggota keluarga yang sakit maka Tn.I akan memeriksakan ke Puskesmas. Jarak dari rumah Tn.I ke puskesmas adalah sekitar 2 km.
Keluarga Tn.I mempunyai kartu BPJS.
D. Struktur keluarga
1. Pola komunikasi keluarga Keluarga Tn.I sehari-harinya menggunakan bahasa jawa. Apabila ada masalah dalam keluarganya di putuskan sendiri, karena anak-anaknya merantau.
2. Struktur kekuatan keluarga
E. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif Keluarga Tn.I termasuk keluarga yang harmonis. Sesama keluarga saling memperhatikan, menghormati, mendidik, saling memberikan kasih sayang satu sama lain tidak ada pilih kasih.
2. Fungsi sosialisasi Dalam keluarga Tn.I interaksi terjalin baik. Keluarga Tn.I jarang berinteraksi dengan tetangganya.
3. Fungsi perawatan keluarga
a. Mengenal masalah keluarga Tn.I dan keluarga mengetahui penyakit diabetes melitus yang di derita oleh Ny.R. tetapi belum mengetahui tentang pengertian, tanda gejala, penyebab, cara perawatan serta diit/ makanan yang dianjurkan untuk diabetes melitus. Tn.I berpikir bahwa penyakit Ny.R karena faktor gaya hidup.
b. Pengambilan keputusan mengenai tindakan kesehatan Jika dalam keluarga ada yang sakit dan dianggap parah maka langsung e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan Tn.I mengatakan apabila ada anggota keluarga yang sakit maka memeriksakan ke puskesmas terdekat. Keluarga Tn.I sudah mempercayai pengobatan medis/dokter.
4. Fungsi reproduksi Tn.I memiliki 4 anak, 2 sudah berkeluarga dan 2 belum berkeluarga.
5. Fungsi ekonomi Tn.I dan Ny.R mencukupi kebutuhan dengan penghasilan Tn.I sebagai buruh pasir yang hanya pas-pasan dan saat ini sedang menganngur. Untuk kebutuhan selebihnya di bantu oleh anak-anaknya.
F. Stress dan Koping
1. Stressor jangka pendek Keluarga Tn.I tidak memiliki stressor pendek.
2. Stressor jangka panjang Keluarga Tn.I mempunyai stressor yaitu luka yang diderita oleh Ny,R karena penyakit diabetes yang sudah diderita kurang lebih sejak 1 bulan
G. Harapan keluarga
Keluarga Tn.I berharap luka yang diderita oleh Ny.R cepat sembuh. Dan bagi pelayanan kesehatan agar memberikan layanan kesehatan yang lebih baik bagi masyarakat.
H. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Tn.I : composmentis, TD : 120/80 mmHg, N : 88x/menit, RR : 18x/ menit, GDS: 144 g/dL Ny.s S composmentis, TD : 100/60 mmHg, N : 90x/menit, RR : 22x/ menit, GDS: Hi b. Pemeriksaan fisik
No Nama Organ Tn.I Ny.R
Kepala Rambut panjang, lurus, sedikit beruban, kulit kepala bersih, tidak ada
Rambut panjang, lurus, sedikit beruban, kulit kepala kotor, tidak ada massa dan nyeri tekan tekan Abdomen Perut cembung, tidak ada massa dan lesi, tidak ada nyeri tekan
Perut datar, Tidak ada massa dan lessi, tidak ada nyeri tekan
Ekstremitas Tidak sianosis, tidak ada lesi dan massa, CRT< 3 detik
Terdapat ulkus di telapak kaki sebelah, terdapat 5 titik/lokasi luka, luka tampak kemerahan, tidak ada pus/nanah, balutan tampak kotor, tidak ada bau pada luka, kanan, CRT< 3 detik
ANALISA DATA No Data Diagnosa Keperawatan
1. DS : Kerusakan Integritas
2. DS: Kesiapan
- Ny.R dan keluarga mengatakan belum Meningkatkan mengetahui tentang penyakit Diabetes mellitus Pengetahuan (00161)
- Ny.R dan mengatakan ingin mengetahui informasi tentang penyakit Diabetes Melitus mulai dari pengetian, penyebab, tanda dan gejala, cara perawatan kaki, dan diit/makanan yang dianjurkan pada penderita Diabetes Melitus DO:
- Keluarga dan Tn.I tampak bingung saat ditanya tentang penyakit Diabetes mellitus
DS: Risiko jatuh pada
- Tn.I mengatakan saat ini Ny.R hanya bisa lansia (00155) berbaring di tempat tidur, sesekali dibawa duduk di luar
- Tn.I mengatakan saat ini seluruh pekerjaan
SKORING DAN PRIORITAS MASALAH
1. Kerusakan Integritas Jaringan No Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran
1. Sifat masalah:
3
1
1 Tidak/kurang sehat karena ada anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan yaitu luka pada telapak kaki karena penyakit Diabetes Melitus
- Tidak/kurang sehat
- Ancaman kesehatan
- Keadaan sejahtera
2. Kemungkinan masalah dapat diubah:
1
2
1 Kontrol gula darah, pengaturan diit dan Perawatan luka dapat mempercepat proses penyembuhan luka
- Mudah - Sebagian - Tidak dapat
3. Potensi masalah untuk dicegah: 2 1 4/3 Penyakit diabetes yang disertai dengan luka, proses
2. Kesiapan Meningkatkan pengetahuan No Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran
1. Sifat masalah:
3
1
1 Ancaman kesehatan, apabila keluarga tidak mengetahui secara detail tentang penyakit Diabetes Melitus, maka proses penyembuhan luka akan lama
- Tidak/kurang sehat
- Ancaman kesehatan
- Keadaan sejahtera
2. Kemungkinan masalah dapat diubah:
1
2
1 Pemberian informasi melalui penyuluhan dapat mengurangi serta mencegah komplikasi lebih banyak
- Mudah - Sebagian - Tidak dapat
3. Potensi masalah untuk dicegah:
1 1 1/3 Dengan mengetahui penyakit secara detail, maka keluarga dapat mengontrol dan
- Tinggi
3. Risiko jatuh pada lansia No Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran
1. Sifat masalah :
2 1 2/3 Keadaan sejahtera, karena belum pernah ada yang terjatuh di dalam rumah, Tn.I dan Ny.R nyaman berada di rumah
- Tidak/kurang sehat
- Ancaman kesehatan
- Keadaan sejahtera
2. Kemungkinan masalah dapat diubah:
1
2
1 Penataan ruang dan pencahayaan yang cukup mengurangi resiko kepleset/jatuh
- Mudah - Sebagian - Tidak dapat
3. Potensi masalah untuk dicegah:
1 1 1/3 Pemeliharaan lingkungan yang tepat dapat menecegah tarjadinya kejadian jatuh.
- Tinggi - Cukup
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN Diagnosa Tujuan Evaluasi Rencana Tindakan Keperawatan Umum Khusus Kriteria Standar
- – Kerusakan Setelah dilakukan - Tidak ada tanda Demonstrasi Terjadi perubahan Wound Care Management (3660) Integritas tindakan tanda infeksi, yang baik pada luka
1. Observasi tanda
- – tanda infeksi, Jaringan (00044) keperawatan - Perfusi jaringan keluarga mampu
2. Pertahankan kebersihan kulit selama 3x baik, melakukan
3. Kaji keadaan luka dengan kunjungan - Integritas kulit perawatan dengan DESIGN-R diharapkan yang baik bisa menggunakan madu
4. Bersihkan luka dengan teknik masalah dipertahankan dan minyak zaitun septik dan antiseptik, kerusakan - Mengetahui
5. Bilas luka dengan larutan Nacl integritas jaringan perawatan luka 0,9%, teratasi dengan madu dan
6. Dressing luka dengan minyak zaitun menggunakan madu dan minyak zaitun,
7. Bandingkan dan catat setiap Kesiapan meningkatkan pengetahuan (00161)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x kunjungan diharapkan masalah kesiapan meningkatkan pengetahuan teratasi
Keluarga mengetahui tentang penyakit diabetes, meliputi pengertian, penyebab, tanda gejala, cara perawatan kaki serta diit/ makanan yang dianjurkan bagi penderita Diabetes mellitus
Demonstrasi dan diskusi Keluarga mampu mengenal diabetes mellitus dengan mampu menjawab pertanyaan yang diajukan
Health Education (5510)
1. Kaji pengetahuan keluarga tentang penyakit
2. Berikan informasi tentang proses penyakit
3. Beri informasi tentang diit bagi penderita Diabetes Melitus Risiko jatuh (00155)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x kunjungan
Keluarga mengetahui tentang pencegahan jatuh di lingkungan rumah
Demonstrasi dan diskusi Penataan rumah sesuai Tidak ada barang- barang yang berserakan
Environment management (6480)
1. Lakukan penataan rumah yang sesuai
2. Bersihkan rumah agar bersih
3. Anjurkan kepada keluarga untuk masalah risiko rapi dan bersih
4. Bantu keluarga untuk
jatuh teratasi Tidak ada kejadian membereskan barang-barang jatuh yang berantakan
CATATAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Hari/tgl Waktu No. Implementasi Evaluasi sumatif Paraf Dx
Kamis, 6
11.00
1 Melakukan pengkajian terhadap DS: Keluarga mengatakan sangat senang dengan Juli 2017 WIB keluarga Tn.I kedatangan penulis
DO: keluarga terbuka dengan kedatangan penulis
11.30
3 Menggali pengetahuan keluarga DS: Keluarga mengatakan belum mengetahui WIB tentang penyakit Diabetes Melitus tentang Diabetes Mellitus dan ingin mengetahui lebih detail. Keluarga mengatakan sangat senang
Diabetes Melitus DO: keluarga tampak bingung
Jumat,
7
09.30
2 Memberikan motivasi untuk kontrol DS: Ny.R mengatakan tidak mau kontrol Juli 2017 WIB karena obat habis DO: Ny.R tampak tidak mau dan angkuh
Memberikan obat pengontrol gula DS: Keluarga mengatakan sangat senang sudah darah sesuai dengan resep dokter dibelikan obat DO: Keluarga tampak senang, diberikan glimepirid 2 mg dan aspilet
Sabtu,
8
10.30
1 Melakukan perawatan luka dengan DS: Ny.R mengatakan lebih nyaman Juli 2017 WIB menggunakan madu dan minyak zaitun DO: Balutan tampak bersih, pengkajian luka menunjukkan hasil : D: 3, E: 1, S: 6, I: 0, G: 5,
N: 3, P: 0. Luas masing-masing luka; L1: 4 cmx0,5 cm, L2: 0,2 cmx3,5 cm, L3: 5,0 cmx2,0 cm, L4: 0,1 cmx1,7 cm, L5: 0,5 cmx1,0 cm. luas
2
luka seluruhnya : 13,37 cm Minggu, 9
13.10
1 Melakukan perawatan luka dengan DS: Ny.R mengatakan belum ada perubahan Juli 2017 WIB menggunakan madu dan minyak zaitun luka
DO: Belum ada perubahan pada luka, balutan tampak bersih. pengkajian luka menunjukkan hasil : D: 3, E: 1, S: 6, I: 0, G: 5, N: 3, P: 0. Luas masing-masing luka; L1: 4 cmx0,5 cm, L2: 0,2 cmx3,5 cm, L3: 5,0 cmx2,0 cm, L4: 0,1 cmx1,7 cm, L5: 0,5 cmx0,9 cm. luas luka seluruhnya :
2
13,32 cm
2 Memberikan informasi tentang diabetes DS: Keluarga mengatakan sekarang lebih tahu Melitus meliputi pengertian, penyebab, tentang Diabetes Melitus dan akan melakukan tanda dan gejala, cara perawatan kaki perawatan yang baik bagi Ny.R serta diit/makanan yang dianjurkan DO: Keluarga sudah dapat menjelaskan kembali pada penderita Diabetes Melitus tentang Diabetes Melitus (piramida makanan diabetes)
3 Membantu keluarga dalam pengaturan DS: Keluarga mengatakan lebih nyaman dengan dan penataan serta merapihkan ruangan keadaan rumahnya saat ini DO: Rumah tampak lebih rapi
CATATAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Hari/Tanggal/ No Evaluasi Formatif Paraf waktu Dx
Minggu, 9 Juli
1 S: 2017 jam Ny.R mengatakan belum ada perubahan luka
16.00 WIB O:
- Belum ada perubahan pada luka
- Balutan tampak bersih
- Pengkajian luka menunjukkan hasil : D: 3, E: 1, S: 6, I: 0, G: 5, N: 3, P: 0.
- Luas masing-masing luka; L1: 4 cmx0,5 cm, L2: 0,2 cmx3,5 cm, L3: 5,0 cmx2,0 cm, L4: 0,1 cmx1,7 cm, L5: 0,5 cmx0,9 cm.
2 -
Luas luka seluruhnya : 13,32 cm
A: Masalah kerusakan integritas jaringan belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi (lakukan perawatan luka, kontrol gula darah,pertahankan lingkungan yang bersih, motivasi kontrol secara rutin) Minggu, 9 Juli
2 S: 2017 jam - Keluarga mengatakan sudah lebih mengetahui tentang penyakit Diabetes Melitus
16.00 WIB - Keluarga mengatakan merasa senang O: Keluarga mampu menjelaskan kembali tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala serta makanan yang dianjurkan pada penderita Diabetes Melitus A: masalah kesiapan meningkatkan pengetahuan teratasi P: Hentikan Intervensi
Minggu, 9 Juli
3 S: 2017 jam - Keluarga mengatakan akan lebih memperhatikan kebersihan lingkungan
16.00 WIB - Keluarga mengatakan akan menjaga kerapihan rumah O:
- Rumah terlihat lebih rapi dan bersih
- Jendela mulai dibuka
A:
- Masalah teratasi sebagian P: Lanjutkan intervensi (anjurkan keluarga untuk menjaga kebersihan rumah, anjurkan keluarga untuk membuka jendela pada siang hari, anjurkan keluarga untuk memenuhi kebutuhan Ny.R.
Lampiran 2
Standar Operasional Prosedur (SOP)
Perawatan Luka Diabetik
A. Pengertian : Perawatan yang dilakukan pada pasien yang mengalami ulkus diabetes mellitus (DM).
B. Tujuan: 1. Mencegah timbulnya infeksi.
2. Membantu proses penyembuhan luka.
3. Agar pasien merasa nyaman
C. Peralatan :
1. Bak Instrumen yang berisi:
a. Pinset Anatomi 2
d. Kom: 2 buah
b. Gunting Debridement
e. Deppers
c. Pinset Cirurgis 1
2. Peralatan lain terdiri dari : E. Tahap Kerja
1. Membaca tasmiyah
2. Menjaga dan menjamin privacy
3. Mencuci tangan
4. Mengatur posisi pasien agar luka dapat terlihat dengan jelas
5. Memasang perlak
6. Mendekatkan bengkok
7. Membuka peralatan
8. Menggunakan sarung tangan
9. Membasahi plaster dengan alcohol & buka dengan memakai pinset
10. Membuka balutan lapis terluar
11. Membuka balutan lapis dalam
12. Menekan daerah luka untuk dapat mengeluarkan adanya pus
13. Melakukan debridement
14. Membersihkan luka dengan memanfaatkan cairan NaCl
15. Mengeringkan dengan kassa
16. Setelah luka bersih, tutup dengan kassa lembab yang sudah di campur
Lampiran 3 FORM PENGKAJIAN LUKA DENGAN DESIGN –R
DEPTH
d1 Ringan : Tidak perlu mengganti dressing setiap hari
8 16 cm² -< 36 cm² NAMA
3 Kurang dari 4 cm² 6 4 cm² - < 16 cm²
15 ≥ 100 cm²
S
SIZE
s Tidak ada3 Sedang : Perlu mengganti dressing setiap hari
6 Banyak : Perlu mengganti lebih dari 2 kali setiap hari
Tidak ada lesi dan kemerahan pada kulit D
Tidak ada E
U Tidak diketahui
EXUDAT E
e5 Lesi mencapai artikuler atau rongga tubuh, atau tidak mungkin di ukur.
2 Lesi mencapai dermis
4 Lesi mencapai otot,tendon,dan tulang.
1 Kemerahan menetap
3 Lesi mencapai sub-kutan
: ……………………………………………. UMUR :…………Th/Bln JENIS KELAMIN : L / P
TANGGAL PENGKAJIAN : ………………………HARI ; ……………… JAM :…………… lokasi luka : …………………
POCKET p P
6 < 4 cm²
9 4 cm² -< 16 cm² 12 16 cm² - < 36 cm² 24 >36 cm²
Catatan
:………………………………………………………………
Lampiran 4
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Pokok Bahasan : Diabetes Melitus Sasaran : Keluarga Waktu : 15-20 menit Hari/Tanggal : Minggu, 09 Juli 2017 Tempat : Rumah P1
A. Tujuan Penyuluhan
1. Tujuan Umum Setelah mengikuti penyuluhan ini, keluarga dapat mengetahui tentang penyakit Diabetes Melitus
2. Tujuan Khusus Setelah mengikuti penyuluhan ini, keluarga dapat :
a. Mngetahui pengertian diabetes melitus
b. Mengetahui penyebab diabetes melitus
5. Media
1. Lembar balik
2. Leaflet
6. Proses Kegiatan No Waktu Kegiatan role play model Kegiatan peserta
1. 3 menit - Pembukaan
- Memberikan salam
- Menjelaskan tujuan pembelajaran
- Menyebutkan pokok bahasan yang akan di sampaikan.
- Kontrak Waktu - Menjawab s
- mendengarkan dan memperhatikan.
2.
10 menit
- Pelaksanaan materi
- Pelaksanaan materi penyuluhan secara berurutan dan terartur. Materi :
Menyimak dan memperhatikan keluarga untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan. 4. 2 menit Penutup Menjawab salam
- Menyimpulkan materi yang telah disampaikan
- Ucapan terimah kasih - Mengucapkan salam.
Lampiran Materi
A. Pengertian Diabetes Melitus ialah penyakit hiperglikemia yang ditandai dengan ketidakadaan absolute insulin atau penurunan relative insensitivitas sel pada insulin (Corwin, 2009). Diabetes adalah suatu penyakit yang dikarenakan tubuh tidak mampu mengendalikan jumlah gula atau kadar glukosa dalam darah. Hal ini menyebabkan hiperglikemia yaitu suatu keadaan dimana kadar gula darah sangat tinggi (Setiabudi, 2008).
C. Tanda dan Gejala
1. Mudah kencing (akibat dari diuresis osmoticbila di ambang ginjal teradap reabsobsi glukosa dicapai dan kelebihan glukosa keluar melalui ginjal).
2. Mudah lapar (disebabkan oleh peningkatan kebutuhan energi dan perubahan sintesis protein dan lemak)
3. Mudah haus (disebabkan karena dehidrasi dan poliuria)
4. Kesemutan
5. Pandangan mata kabur
6. Mudah lelah
7. Penurunan berat badan
D. Komplikasi Diabetes Melitus
1. Penyakit Jantung
2. Gagal Ginjal
3. Kerusakan retina mata
4. Stroke
5. Luka yang sulit disembuhkan
E. Cara Perawatan Diabetes Melitus
Suatu keadaan tingginya kadar gula dalam darah / kadar gula dalam darah melebihi batas normal.
APA SIH PENYEBABNYA ?
1. Mudah mengantuk
2. Mudah lapar
1. Keturunan
3. Mengantuk
2. F a k t o r m a k a n a n
4. Kesemutan ( Kebiasaan makan
5. Pandangan mata kabur m a k a n a n y a n g
6. Sering kencing mengandung gula, lemak
7. Penurunan berat badan dan minyak )
3. Aktivitas Fisik yang Kurang, (Memicu
APA SIH KOMPLIKASINYA
peredaran darah tidak lancar )
1. Penyakit Jantung
4. Perubahan karena lanjut
MAHASISWA
2. Gagal ginjal
usia ( Pada lansia terjadi
3. Kerusakan retina mata
penurunan hormone termasuk
STIKES4. Stroke
hormone pankereas yang
MUHAMMADIYAH5. Luka yang sulit disembuhkan mengatur gula dalam darah )
1. P e n g a t u r a n makanan ( jumlah makanan yang dimakan, jadwal makan harus teratur, jenis makanan yang dimakan )
2. Latihan jasmani/ Olahraga ( untuk m e m p e r l a n c a r aliran darah )
3. Perawatan kaki ( menghindari dari perlu- kaan kaki )
4. Minum obat secara tera- tur
APA SAJA MAKANAN BAGI PENDERITA
GULA ??
1. Kurangi makanan yang mengandung gula,
minyak san lemak
2. Hindari konsumsi makanan tinggi lemak
dan yang mengandung banyak kolesterol seperti daging merah, produk susu, kuning telur, mentegaManfaat perawatan kaki dengan air hangat adalah dengan air hangat dan bersih maka kulit kaki akan segar dan aliran darah lancar akibat pengaruh air hangat
Kaos kaki Kaos kaki sebaiknya berasal dari bahan katun yang dapat menyerap keringat . Tebalnya kaos kaki harus sesuai dengan sepatu yang dipakai dan jangan terasa sempit sehingga telapak kaki kurang bergerak dan akibatnya kaki mudah bengkak dan sakit
5. Kontrol kadar gula darah ( me-
Jurnal Keperawatan & Kebidanan
- – Stikes Dian Husada Mojokerto
EFEKTIFITAS PERAWATAN LUKA DIABETIK METODE MODERN DRESSING MENGGUNAKAN MADU TERHADAP PROSES PENYEMBUHAN LUKA Edy Siswantoro Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKES Dian Husada Mojokerto Email : [email protected]
ABSTRAK
Diabetes melitus (DM) atau biasa yang disebut penyakit kencing manis
merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai dengan kadar glukosa darah(gula darah) melebihi nilai normal yaitu kadar gula darah sewaktu sama atau lebih dari 200 mg/dL, dan kadar gula darah puasa diatas atau sama dengan 126 mg/Dl. Gangren diabetik adalah luka pada kaki yang merah kehitaman dan berbau busuk akibat sumbatan yang terjadi pembuluh darah sedang atau besar di tungkai dan luka gangren merupakan salah satu komplikasi kronik Diabetes Mellitus. Metode penelitian pre-experimental dengan rancangan one group pretest-posttest design. Didapatkan 30 pasien dengan luka gread II, III. IV, menggunakan teknik Purposive Sampling. Instrumen perawatan luka metode modern dressing menggunakan madu adalah SOP dan lembar observasi untuk penyembuhan luka. Data diolah dengan proses editing, coding, skoring, tabulating. Berdasarkan analisa data menggunakan uji Wilxocon yang didasarkan taraf kemaknaan yang ditetapkan α ≤ 0,05. Hasil penelitian ini adalah proses penyembuhan luka sebelum dilakukan perawatan luka metode modern dressing menggunakan madu yang diukur dari tingkat gread luka yaitu gread II (23,3%), gread III (46,7%), gread IV (30,0%). Dan proses
Jurnal Keperawatan & Kebidanan
- – Stikes Dian Husada Mojokerto
PENDAHULUAN Gangren diabetik adalah luka pada kaki yang merah kehitaman dan berbau busuk akibat sumbatan yang terjadi pembuluh darah sedang atau besar di tungkai. Luka gangren merupakan salah satu kornplikasi kronik DM yang paling ditakuti oleh setiap penderita DM (Tjokroprawiro, 2007). Luka diabetik merupakan faktor yang menyebabkan masalah biologis, psikologis, sosial, spiritual dan ekonomi sampai kematian karena sepsis.
Secara sosial, seorang pasien luka diabetic akan dikucilkan oleh orang lain karena pengaruh kotor dan bau yang ditimbulkan (Supriyatin, Saryono, dan Latifah, 2007). Luka diabetik mudah berkembang menjadi infeksi akibat masuknya kuman atau bakteri dan adanya gula darah yang tinggi menjadi tempat yang strategis untuk pertumbuhan kuman (Sudoyoet al, 2006).