STUDI PENGGUNAAN ANTIDIABETES PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN PENYAKIT JANTUNG KORONER R

SKRIPSI
RENY OKTAVIA SUTRISNO

STUDI PENGGUNAAN ANTIDIABETES PADA PASIEN
DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN PENYAKIT
JANTUNG KORONER
(Penelitian pada Pasien Rawat Inap di RSUD. Dr. Saiful Anwar Malang)

PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012

i

Lembar Pengesahan

STUDI PENGGUNAAN ANTIDIABETES PADA
PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN
PENYAKIT JANTUNG KORONER
(Penelitian Pada Pasien Rawat Inap di RSUD. Dr. Saiful

Anwar Malang)

SKRIPSI
Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada
Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Malang
2012

Oleh:
RENY OKTAVIA SUTRISNO
NIM : 08040030

Tim Penguji:

Pembimbing I

Pembimbing II

Drs. Didik Hasmono, MS., Apt.


Dra. Lilik Yusetyani, Apt.,Sp.FRS.

NIP.

NIP UMM. 114.0704.0450

ii

LEMBAR PENGUJIAN

STUDI PENGGUNAAN ANTIDIABETES PADA
PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN
PENYAKIT JANTUNG KORONER
(Penelitian Pada Pasien Rawat Inap di RSUD. Dr. Saiful
Anwar Malang)
SKRIPSI
Telah diuji dan dipertahankan di depan tim penguji pada tanggal 28 Juli
2012
Oleh:
RENY OKTAVIA SUTRISNO

08040030

Tim Penguji :

Penguji I

Drs. Didik Hasmono, MS., Apt.

Penguji II

Dra. Lilik Yusetyani, Apt.,Sp.FRS.

NIP.

NIP UMM. 114.0704.0450

Penguji III

Nailis Syifa, S.Farm., Apt., MSc.
NIP.


Penguji IV

Annisa Farida Muti, S.Farm.,M.Sc.,Apt
NIP.
iii

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya
sehingga skripsi yang berjudul Studi Penggunaan Antidiabetes Pada Pasien
Diabetes Melitus Tipe 2 Dengan Penyakit Jantung Koroner dapat diselesaikan
dengan baik, dalam rangka memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi.
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui profil penggunaan antidiabetes
pada pasien Diabetes Melitus Tipe 2 dengan PJK yang meliputi dosis, rute, dan
frekuensi antidiabetes.
Dengan terselesaikan penelitian ini, perkenankan penulis menyampaikan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang,
Tri Lestari H., M.Kep. Sp. Mat atas kesempatan yang diberikan.
2. Ketua Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang,

Dra. Uswatun Chasanah M.Kes.,Apt. atas kesempatan dan ilmu yang
luar biasa sehingga dapat menyelesaikan pendidikan Sarjana Farmasi.
3. Drs. Didik Hasmono,Apt.,Ms. sebagai pembimbing I, yang dengan
tulus ikhlas dan penuh kesabaran membimbing serta memberikan
dorongan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
4. Dra. Lilik Yusetyani,Apt sebagai pembimbing II, yang dengan tulus
ikhlas dan penuh kesabaran membimbing serta memberikan dorongan
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
5. Nailis Syifa,S.Farm., MSc., Apt sebagai penguji I, yang telah menguji
dan memberikan masukan sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.
6. Annisa Farida Muti, S.Farm., M.Sc., Apt sebagai penguji II, yang telah
menguji dan memberikan masukan sehingga skripsi ini menjadi lebih
baik.
7. Prof. Dr. Dr. M. Istiadjid ES. SpS, SpBS, M.Hum. selaku kerua komisi
etik RSUD. Dr. Saiful Anwar Malang
8. Petugas bagian Bidang Pendidikan & Penelitian, petugas bagian
Rekam Medis Kesehatan, serta drg. Asri Kusuma, MMR sebagai
kepala Bidang Pendidikan & Penelitian di RSUD. Dr. Saiful Anwar
Malang.
iv


9. Ayahanda Wahab Sutrisno dan Ibu Susiatin, saudaraku Fandy Jayatara
serta Meigi Kurniawan yang senantiasa memberikan dukungan,
motivasi, semangat dan dorongan yang luar biasa untuk menyelesaikan
skripsi ini.
10. Para dosen yang telah mendidik dan mengajarkan ilmunya sehingga
penulis bisa menyelesaikan pendidikan Sarjana Farmasi.
11. Semua Tim Laboratorium Program Studi Farmasi Universitas
Muhammadiyah Malang yang telah membantu menyelesaikan
pendidikan Sarjana Farmasi.
12. Seluruh civitas akademik non-edukatif Program Studi Farmasi
Universitas Muhammadiyah Malang atas semua bantuan yang telah
diberikan.
13. Yoffrita Anggriana, Agustin R., Damas Gigih P., Norma Yulina, Maria
Ayu,

Finuril

H.


atas

kerja

sama dan dukungannya

dalam

menyelesaikan pendidikan Sarjana Farmasi.
14. Teman-teman seperjuangan Farmasi 2008 khususnya: Arianty P.S,
Syarifah Hania, Yoffrita A., Feni Ika., Pusparani A.A. dan Frida Yulia
P. atas kekompakan, keceriaan dan kegilaan sehingga skripsi ini
terselesaikan.
15. Serta semua pihak yang terlibat dalam pembuatan skripsi ini.
Dalam penyusunan skripsi ini tak lepas dari kekurangan dan kesalahan.
Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan
untuk perbaikan pada masa yang akan datang. Semoga skripsi ini dapat
memberikan manfaat.

Malang, Juli 2012


Penyusun

v

RINGKASAN

Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin,
kerja insulin atau kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada diabetes berhubungan
dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi atau kegagalan beberapa organ tubuh,
terutama mata, ginjal, syaraf, jantung dan pembuluh darah.
Diabetes mellitus jika tidak dikelola dengan baik akan dapat
mengakibatkan terjadinya berbagai penyulit menahun, seperti penyakit serebrovaskular, penyakit jantung koroner, penyakit pembuluh darah tungkai, penyulit
pada mata, ginjal dan syaraf. Jika kadar glukosa darah dapat selalu dikendalikan
dengan baik, diharapkan semua penyulit menahun tersebut dapat dicegah, paling
tidak sedikit dihambat. Resiko untuk penyakit jantung koroner adalah 2-4 kali
lebih besar pada pasien dengan diabetes dibandingkan pada individu tanpa
diabetes. Penyakit kardiovaskular adalah sumber utama kematian pada pasien
dengan diabetes mellitus tipe 2.

Resiko terjadinya komplikasi makrovaskular seperti penyaki jantung
koroner akan berkurang bila kadar glukosa darah dapat terkendali dan diperlukan
tambahan perbaikan tekanan darah serta perbaikan lipid. Terapi kombinasi dua
atau lebih obat antidiabetes, digunakan menurunkan atau mengurangi efek yang
tidak diinginkan dari suatu obat, dan dalam rangka mencapai kontrol glukosa yang
baik atau mencegah atau mengurangi terjadinya resiko CAD dan progresivitas
penyakitnya.
Progresifitas penyakit Diabetes Melitus Tipe 2 dengan Penyakit Jantung
Koroner dapat diatasi dengan pemberian terapi yang mengawali penyakit Diabetes
Melitus Tipe 2 dengan Penyakit Jantung Koroner tersebut, salah satunya adalah
antidiabetes. Pengendalian kadar gula darah, tekanan darah serta profil lipid pada
pasien Diabetes Melitus Tipe 2 dengan Penyakit Jantung Koroner harus cukup
agresif untuk mencegah terjadinya komplikasi, disamping untuk mencegah
progesifitas penyakit DM tipe 2 itu sendiri. Golongan antidiabetes untuk
mengatasi Diabetes Tipe 2 dengan Penyakit Jantung Koroner, yaitu Sulfoniurea,
Biguanid, Intermediate acting insulin, short acting insulin, rapid acting insulin,
long acting insulin serta kombinasinya. Tujuan pemberian antidiabetes pada
Diabetes melitus Tipe 2 adalah menurunkan kadar GDA < 200 mg/dl, GDP < 120
mg/dl, dan GD2JPP antara 140-200 mg/dl.
Pada penelitian ini, peneliti melakukan penelitian observasional dengan

rancangan penelitian yang bersifat deskriptif dan pengambilan data secara
retrospektif. Sampel penelitian adalah rekam medik dan kesehatan pasien
Diabetes Melitus Tipe 2 dengan Penyakit Jantung Koroner yang mendapatkan
terapi antidiabetes periode 1 Januari 2008 – 31 Desember 2011. Studi penggunaan
antidiabetes pada penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis antidiabetes dan
kombinasi antidiabetes, profil, rute serta dosis antidiabetes pada pasien Diabetes
Melitus Tipe 2 dengan Penyakit Jantung Koroner yang sesuai dengan algorime
penatalaksanaan Diabetes Melitus Tipe 2 dan Penyakit Jantung Koroner.
Dari hasil penelitian diperoleh jumlah pasien Diabetes Melitus Tipe 2
dengan Penyakit Jantung Koroner yang mendapat terapi antidiabetes di RSU
vi

Saiful Anwar Malang periode 1 Januari 2008 – 31 Desember 2011 sebanyak 20
sampel dengan persentase tertinggi pada distribusi jenis kelamin wanita dibanding
laki-laki adalah 60% : 40%, sedangkan pada distribusi umur terbanyak adalah
umur 60-69 tahun (35%).
Terapi antidiabetes yang digunakan adalah OAD golongan sulfonilurea,
glimepirid (15%), golongan biguanid, metformin (10%), intermediate acting
insulin (45%), short acting insulin (15%) serta kombinasi glimepirid dan
metformin (15%) dan kombinasi short acting insulin dengan intermediate acting

insulin (20%). Sedangkan terapi untuk PJK yang digunakan pada penelitian ini
adalah Nitrat (100%), antiplatelet (85%), antikoagulan (60%), ACE-inhibitor
(35%), Calcium Channel Blocker (25%) dan β-Blocker (20%).
Untuk penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan metode penelitian
prospektif, sehingga peneliti dapat melihat perkembangan kondisi pasien Diabetes
Melitus Tipe 2 dengan Penyakit Jantung Koroner yang diberi terapi obat
antidiabetes secara langsung, dengan manfaat selain menurunkan kadar gula darah
juga menurunkan progresifitas penyakit.

vii

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .....................................................................................

iii

RINGKASAN ..................................................................................................

v

ABSTRAK ....................................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN..... ............................................................................... xiv
DAFTAR SINGKATAN..... ............................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 4
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 5
2.1 Tinjauan Studi Penggunaan Obat................................................ 5
2.2 Diabetes Melitus……. ................................................................. 5
2.2.1 Definisi Diabetes Mellitus ................................................. 5
2.2.2 Epidemiologi Diabetes Melitus ......................................... 6
2.2.3 Etiologi Diabetes Melitus .................................................. 6
2.2.4 Patofisiologi & Patogenesis Diabetes Melitus ................... 7
2.2.5 Batasan Diabetes Melitus................................................... 8
2.2.6 Klasifikasi Diabetes Melitus .............................................. 9
2.2.7 Komplikasi Diabetes Melitus…......................................... 11
2.2.7.1 Komplikasi Akut .................................................... 11
2.2.7.2 Komplikasi Kronis….. ........................................... 12
2.2.8 Data Laboratorium DM Tipe 2 .......................................... 13
2.2.9 Penatalaksanaan Terapi DM .............................................. 15
2.2.9.1 Terapi Non Farmakologi ........................................ 15
2.2.9.2 Terapi Farmakologi ................................................ 16
2.3 Penyakit Jantung Koroner ........................................................... 33
viii

2.3.1 Definisi Penyakit Jantung Koroner .................................... 33
2.3.2 Patofisiologi PJK ............................................................... 33
2.3.3 Penyakit Jantung Koroner dan Diabetes Mellitus.............. 34
2.3.4 Terapi Penyakit Jantung Koroner ...................................... 35
2.3.4.1 Terapi Umum ......................................................... 35
2.3.4.2 Terapi Spesifik ....................................................... 35
2.3.5 Peran Oral Antidiabetes (OAD) pada PJK.. ...................... 38
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL .......................................................... 37
3.2 Bagan Kerangka Konseptual….................................................... 40
3.3 Bagan Kerangka Operasional ...................................................... 41
BAB IV METODE PENELITIAN .................................................................. 42
4.1 Rancangan Penelitian ................................................................... 42
4.2 Populasi & Sampel Penelitian ...................................................... 42
4.2.1 Populasi Penelitian.. ............................................................. 42
4.2.2 Sampel Penelitian… ............................................................. 42
4.2.3 Jumlah Sampel… ................................................................. 42
4.2.4 Kriteria Inklusi Sampel.. ...................................................... 42
4.2.5 Kriteria Eksklusi Sampel.. .................................................... 42
4.3 Bahan Penelitian ......................................................................... 43
4.4 Instrumen Penelitian .................................................................... 43
4.5 Tempat & Waktu Penelitian......................................................... 43
4.6 Definisi Operasional .................................................................... 43
4.7 Metode Pengumpulan Data .......................................................... 44
4.8 Analisis Data ................................................................................ 44
BAB V HASIL PENELITIAN.................... .................................................... 45
5.1 Demografi Pasien.................... ..................................................... 45
5.2 Terapi yang digunakan Pasien DM 2 dengan PJK....................... 46
5.2.1 Jenis Antidiabetes yang digunakan di RSSA Malang... .... 46
5.2.2 Hubungan kadar glukosa dengan antidiabetes... ................ 47
5.2.3 Jenis Terapi PJK... ............................................................. 50
5.3 Jenis Komplikasi dan Penyakit Penyerta... ................................. 50
5.3.1 Terapi Lain yang diterima.................................................. 51
ix

5.4 Lama pasien mendapat terapi di RS............................................. 52
5.5 Kondisi klinik pasien saat KRS... ................................................ 52
BAB VI PEMBAHASAN.. .............................................................................. 53
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN... ..................................................... 69
7.1 Kesimpulan.. ................................................................................ 69
7.2 Saran... ......................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 70

x

DAFTAR TABEL
Tabel
II.1

Halaman
Kriteria Pengendalian Diabetes Mellitus ............................................... 14

II.2

Oral Andtidiabetes (OAD) di Indonesia ............................................... 25

II.3

Karakteristik Insulin yang ada di Pasaran Indonesia.... ......................... 28

V.1

Data Demografi Pasien DM Tipe 2 dengan PJK.. ................................ 45

V.2

Jenis Antidiabetes yang digunakan.. ..................................................... 46

V.3

Hubungan kadar glukosa darah.. ............................................................ 47

V.4

Pencapaian Target Penuruna Glukosa Darah.. ....................................... 49

V.5

Terapi PJK yang digunakan.. ................................................................. 50

V.6

Tabel komplikasi dan penyakit penyerta.. ............................................. 50

V.7

Terapi selain Antidiabetes dan PJK.. .................................................... 51

V.8

Lama pasien mendapat terapi.. .............................................................. 52

V.9

Kondisi klinik pasien saat KRS............................................................. 52

xi

DAFTAR GAMBAR
Gambar

Halaman

2.1

Kadar Glukosa Darah Normal ........................................................... 7

2.2

Kadar Glukosa Darah Meningkat ..................................................... 7

2.3

Penurunan Fungsi Sel Beta Jangka Panjang ..................................... 8

2.4

Mekanisme Kerja Vildagliptin .......................................................... 24

2.5

Mekanisme Algorima DM Tipe 2.... ................................................. 29

2.6

Algoritme Pengelolaan DM Tipe 2 Berat Badan Lebih……. ........... 30

2.7

Algoritma Pengelolaan DM Tipe 2 Berat Badan Tidak Lebih... ....... 31

2.8

Algoritma Pengobatan DM Tipe 2 tanpa disertai Dekompensasi… .. 32

2.9

Mekanisme Potensial Diabetes Melitus ............................................. 34

3.1

Bagan Kerangka Konseptual… ......................................................... 40

3.2

Bagan Kerangka Operasional… ........................................................ 41

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

1.

Daftar Riwayat Hidup .................................................................... 74

2.

Surat Pernyataan ............................................................................ 75

3.

Surat Ijin Penelitian ........................................................................ 76

4.

Ethical Clearance... ........................................................................ 77

5.

Tabel Induk dan Lembar Pengumpul Data.. .................................. 78

6.

Daftar Nilai Normal Data Laboratorium.. ...................................... 108

xiii

DAFTAR SINGKATAN
ACE-Inhibitor

= Angitensin Converting Enzyme-Inhibitor

Ca

= Kalsium

CaCl

= Kalsium Klorida

CVA

= CerebroVascular Accident

GDA

= Gula Darah Acak

GDP

= Gula Darah Puasa

GD2JPP

= Gula Darah 2 Jam Post Prandial

H+

= Hidrogen

HbA1c

= Glycohaemoglobin

HDL

= High Density Lipoprotein

HF

= Heart Failure

IMA

= Infark Miokard Akut

K+

= Kalium

KRS

= Keluar Rumah Sakit

LDL

= Low Density Lipoprotein

Mg/dl

= Mililiter per deciliter

MRS

= Masuk Rumah Sakit

Na+

= Natrium

NPH

= Neutral Protamine Hagedon

PCI

= Percutaneous Coronary Intervention

PJK

= Penyakit Jantung Koroner

RR

= Respiration Rate

TD

= Tekanan Darah

TG

= Trigliserida

WHO

= World Health Organization

xiv

DAFTAR PUSTAKA
Ahn, Jihye., Sung Kim-Bo., Park, Hyekyong., Park, Kyungil., Kim, Dae Young.
2010. Cardiogenic Shock From Global Myocardial Ischemia
Indued by Simultaneous Multivesel Coronary Spasm. Korean
Circulation Journal., No. 42 pp. 427-430.
Andani, Tiara Avinta. 2011. Diabetes Melitus dengan Nefropati dan Gagal
Jantung.
www.fkumyecase.net/wiki/index.php?page=DIABETES+MELITU
S+DENGAN+NEFROPATI+DAN+GAGAL.JANTUNG. Diakses,
Jumat 15 Juli 2011.
Anna, Lusia Kus. 2011. Diabetes Bukan Karena Kebanyakan Gula. KOMPAS.
http://nasional.kompas.com. Diakses tanggal 27 Juni 2011.
Anonim., 2005. Komplikasi Kardiovaskular pada Pasien Diabetes. Ethical
Digest., No.20 Thn.III, pp.22
Anonim., 2007. Studi ADOPT Memperlambat Progresivitas Diabetes Melitus.
Forum Diskusi Farmasi GERAI. Edisi April 2007. Vol.6 No.9.
http:/www.majalah-farmacia.com/rubrisc/one_news.asp?ID
New=440. Diakses tanggal 14 Januari 2012.
Ardian, Denz. 2012. Obat-Obat Diabetes Melitus. CATATAN KULIAH
FARMASI.Jum’at,24Februari2012.http://www.farmacyku.blogspot
.com/2012/02/obat-obat-diabetes-melitus.html.Diakses tanggal 24
februari 2012.
Cemani, Itheng. 2011. Vildagliptin sebagai DPP4 Inhibitor Untuk Terapi DM
Tipe2.Senin,17Oktober2011.http://www.itheng.blogspot.com/2011
/10/vildagliptin-sebagai-DPP4-inhibitor.html. Diakses tanggal 17
oktober 2011
Eng, T.C., 2005. Paradigma Baru Penanganan Diabetes Tipe 2. Ethical Digest.,
No.20 Thn. III, pp. 32.
Fa, Kuan TANG., Le-Jian,LIN., Ning, HUA., Hong, LU., Zhi, QI., Xue-Zheng,
TANG. 2012. Earlier Application of Loading Dose of Aspirin and
Clopidogrel Decreases Rate of Recurrent Cardiovascular Ischemic
Events for Patients Undergoing Percutaneous Coronary
Intervention. Chinese Medical Journal. No. 152(4), pp : 631-638.
Ganes, Jai., Viswanathan, Vijay. 2011. Management of Diabetic Hypertensive.
Indian Journal of Endocrinology and Metabolism. No.15
pp:374-379.

xv

Gray, Huon H., Dawkins, Keith D., Morgan, John M., Simpson, Iain A., 2005.
Lecture Notes Krdiologi. Edisi ke-4, Jakarta : Penerbit Erlangga.
Grant, Jane F., Hicks, Neville., Taylor, Anne W., Chittleborough, Catherine R.,
Philips, Patric J. 2009. Gender Specific Epidemiology of Diabetes:
A Representative cross-sectional study. International Journal
For Equity in Health. Vol. 6 pp:1475.
Kabo, Peter. 2010. Bagaimana Menggunakan Obat-Obat Kardiovaskular
Secara Rasional. Edisi Pertama, Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
Kenneth, John B.Buse., Polonsky S., And Burant, Charles F., 2008. William Text
Book of Endocrinology. Ed.11th, Philadelphia : Kennedy, John F.,
pp.1477.
Konsensus., 2006. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus
di Indonesia. http:?www.konsensus DM.com/download/.pdf,
Diakses Juli 2006.
Lee, D., and Bergman, U., 2000. Studies of Drug Utilization. Ln: Storm, B.L
(eds). Pharmacoepidemiology, Edisi ke-3, USA : John Willey and
Sons, Ltd Hal 463 – 481.
Lee, Tsung-Ming., Chou, Tsai-Fwu. 2003. Impairment of Myocardial Protection
in Type 2 Diabetic Patients. The Journal of Clinical
Endocrinology & Metabolism. No. 88 pp : 531-537.
Majid, Abdul., 2007. Penyakit Jantung Koroner : Patofisiologi, Pencegahan, Dan
Pengobatan Terkini. Medan : Pengukuhan Jabatan Guru Besar
Tetap dalam Bidang Ilmu Fisiologi pada Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara.
Manaf, Asman. 2009. The FDC of Glimepiride and Metformin : Its
Cardioprotective Properties and Evidence Base Data. Surabaya :
Subbagian Endokrin Metabolik Bagian Ilmu Penyakit Dalam
FK Universitas Andalas/RSUP Dr. M Jamil Padang.
Medline., 2003. MedclineReport Of The Expert Committe On The Diagnosis and
Classification
Of
Diabetes
Mellitus.
Januari
2003.
http://www.medscape.com. Diakses Januari 2003.
Meddy, Setiawan., 2008. Buku Ajar Endokrin., Malang : Fakultas Kedokteran
UMM.
Murtiwi, Sri. 2011. INSULIN PAST AND PRESENT IN CLINICAL USE.
Surabaya : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat.
Fakultas Kedokteran/Departemen Ilmu Penyakit Dalam.
xvi

Neal, J. 2005. Farmakologi et a Glance. Edisi ketiga. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Nolte, MD, Martha S. and Karam, MD, John H., 2002. Farmakologi Dasar dan
Klinik. Edisi 8, Jakarta : Penerbit Salemba Medika.
Perdana, Risky. 2008. Terapi Insulin Pada Pasien Diabetes Melitus. PERKENI.
Jakarta : Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI, hal. 9-12.
Permana, Hikmat., 2009. Komplikasi Kronik Dan Penyakit Penyerta Pada
Diabetesi. Bandung : Laporan Penelitian Sub Bagian Endokrin
dan Metabolisme. Fakultas Kedokteran UNPAD / RSUP dr.
Hasan Sadikin.
Permana, Hikmat., 2009. Peran Terapi Kombinasi Diabetes Tipe 2 pada Risiko
dan Progresivitas CVD. Bandung : Laporan Penelitian Sub
Bagian Endokrin dan Metabolisme. Fakultas Kedokteran
UNPAD / RSUP dr. Hasan Sadikin.es Melitus
Pramudiarja, AN Uyung. 2012. Beda Diabetes Tipe 1 dan Tipe 2.detikhealth.
http://health.detik.com. Diakses selasa, 3 Juli 2012
Rahma, Asri Insanur., 2010. Hubungan Obesitas Dengan Penyakit Jantung
Koroner. Buletin Penelitian RSUD Dr. Soetomo, Vol. 12 No.2
April-Juni 2010, pp. 63.
Ranakusuma, Asman Boedisantoso., 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Jilid I. Edisi ke-3, Jakarta : Balai Penerbit FK UI, hal. 627.
Rubenstein, David., Wayne, David., Bradley, John., 2003. Lecture Notes
Kedokteran Klinis. Edisi ke-6, Jakarta : Penerbit Erlangga.
Sanusi, H. Harsinen., 2011. Manfaat Kombinasi OHO dalam Pengobatan
Penyakit Diabetes Melitus. ARTIKEL ILMU PENYAKIT
DALAM.
Minggu,20Februari2011.http:/www.dokternetworkkangk97.blogsp
ot.com. Diakses tanggal 20 Februari 2011.
Schteingart, David.E., 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Edisi ke-6, Jakarta : Anggota IKAPI, hal. 1259.
Shimpi, R.D., Patil, P.H., Kuchake, V.G., Ingle, P.V., Surana, S.J., Dighore, P.N.
2009. Comparison of Effect of Metformin in Combination with
Glimepiride and Glibenclamide on Glycaemic Control in Patient
with Type 2 Diabetes Melitus. International Journal of
PharmTech Research. Vol.1, No. 1, pp 50-61.
Soegondo, Sidartawan., 2011. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu.
Edisi ke-2, Jakarta : Anggota IKAPI, hal.19.
xvii

Soegondo, Sidartawan., 2008. Penatalaksanaan Diabetes Anda. Seri 2 dan Seri
3, Jakarta : Persatuan Diabetes Indonesia
Supartondo., 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. Edisi ke-3, Jakarta
: Balai Penerbit FK UI, hal. 622.
Suryawan, Rurus., Boestan, Iwan N., 2003. Ilmu Penyakit Jantung. Surabaya :
Airlangga University Press, hal. 121.
Suyono, Slamet., 2011. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Edisi ke2., Jakarta : Anggota IKAPI, hal.31.
The Global Diabetes Community. 2012. Preventing Hypoglycemia. Juli 2012.
http://www.diabetes.co.uk. Diakses Juli 2012.
Tjokroprawiro, Askandar., Hendromartono., Sutjahjo, Ari., Panoto, Agung.,
Murtiwi, Sri., and Adi, Subagijo. 2008. PEDOMAN DIAGNOSIS
DAN TERAPI. Edisi II, Surabaya : FK UNAIR
Waspadji, Sarwono., 2011. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Edisi
ke-2., Jakarta : Anggota IKAPI, hal.111.
Wibudi, Aris., Sidartawan., Pradana., 2006.Studi Baru Obat Pre-DM. Ethical
Digest. No.33. Thn.IV, pp. 46.
Wiyono, P., 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. Edisi ke-3, Jakarta :
Balai Penerbit FK UI, hal.616.

xviii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Menurut American Diabetes Association (ADA) 2005, Diabetes Melitus (DM)
merupakan

suatu

kelompok

penyakit

metabolik

dengan

karakteristik

hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada diabetes berhubungan dengan
kerusakan jangka panjang, disfungsi atau kegagalan beberapa organ tubuh,
terutama mata, ginjal, syaraf, jantung dan pembuluh darah. (Soegondo, 2011)
Prevalensi Diabetes Melitus (DM) di dunia, pada tahun 2000 diperkirakan
sekitar 2,8%. Angka itu diperkirakan akan meningkat menjadi 4,4% pada tahun
2030. Jumlah penderita diabetes akan melonjak dari sekitar 171 juta orang (tahun
2000) menjadi sekitar 366 juta orang (tahun 2030) (Ethical Digest, 2005).
Dalam Diabetes Atlas 2000 (International Diabetes Federation) tercantum
perkiraan penduduk Indonesia diatas 20 tahun sebesar 125 juta dan dengan asumsi
prevalensi DM sebesar 4,6% diperkirakan pada tahun 2000 berjumlah 5,6 juta.
Berdasarkan pola pertambahan penduduk seperti saat ini, diperkirakan pada tahun
2020 nanti akan ada sejumlah 178 juta penduduk berusia diatas 20 tahun dan
dengan asumsi prevalensi DM sebesar 4,6% akan didapatkan 8,2 juta pasien
diabetes (Suyono, 2011).
Diabetes mellitus jika tidak dikelola dengan baik akan dapat mengakibatkan
terjadinya berbagai penyulit menahun, seperti penyakit serebro-vaskular, penyakit
jantung koroner, penyakit pembuluh darah tungkai, penyulit pada mata, ginjal dan
syaraf. Jika kadar glukosa darah dapat selalu dikendalikan dengan baik,
diharapkan semua penyulit menahun tersebut dapat dicegah, paling tidak sedikit
dihambat (Waspadji, 2011).
Menurut Medline Report pada Januari 2003 menyatakan bahwa risiko untuk
penyakit jantung koroner adalah 2-4 kali lebih besar pada pasien dengan diabetes
dibandingkan pada individu tanpa diabetes. Penyakit kardiovaskular adalah

1

2

sumber utama kematian pada pasien dengan diabetes mellitus tipe 2
(Medline,2011).
Penyakit Jantung Koroner (PJK) lebih sering ditemukan pada pasien diabetes.
Dalam studi PIROCAM pada 2.681 pasien pria tanpa diabetes, resiko PJK adalah
6 per 1000 pasien. Bila ada diabetes, resiko menjadi 15 per 1000. Terjadinya
aterosklerosis menjadi lebih cepat bila terjadi diabetes. Plak yang timbul juga
lebih berat dan lebih difus. Pada diabetes juga lebih sering ditemukan iskemi yang
asimtomatik (silent) (Anonim, 2005).
Penatalaksanaan diabetes tipe 2 banyak didasarkan dengan data penelitian
United Kingdom Prospective Diabetes Study (UKPDS), yang membuktikan
bahwa resiko terjadinya komplikasi mikrovaskular akan berkurang bila kadar
glukosa darah dapat terkendali. Untuk pencegahan komplikasi makrovaskular
tetap diperlukan tambahan perbaikan tekanan darah dan perbaikan kelainan lipid
(Soegondo, 2011).
Menurut American Diabetes Assosiation (ADA) terapi kombinasi dua atau
lebih obat antidiabetes, sebenarnya sudah dimulai pada tahun 1950 dan sampai
saat ini terapi kombinasi ini tetap dilakukan dengan berbagai alasan antara lain
sangat kompleksnya pathogenesis diabetes tipe 2, menurunkan atau mengurangi
efek yang tidak diinginkan dari suatu obat, dan dalam rangka mencapai kontrol
glukosa yang baik atau mencegah atau mengurangi terjadinya resiko CAD dan
progresivitas penyakitnya (Permana, 2009).
Hasil dari Workshop di Glasgow, Inggris pada Agustus 2011 dengan
pengobatan Glucovance (kombinasi obat sulfonylurea, glibenklamid dengan
metformin) terjadi penurunan HbA1c (Sanusi, 2011).
Penelitian ADOPT (A Diabetes Outcome Progression Trial) membuktikan
rosiglitazone mampu mengurangi risiko kegagalan monoterapi hingga 32%
dibandingkan metformin, dan 63% dibandingkan glibenklamid. Rosiglitazone
juga lebih efektif mencegah resistensi insulin sebesar 12,6% dibandingkan
metformin dan 41,2% dibandingkan glibenklamid. Namun penurunan sel beta
yang tercepat terjadi pada kelompok metformin dibandingkan rosiglitazone dan
glibenklamid (Anonim, 2007).

3

Pada penelitian EMPIRE, terapi kombinasi Rosiglitazone dengan metformin
terjadi perbaikan petanda risiko PJK dibandingkan dengan monoterapi metformin
(Permana, 2009).
Insulin pada umumnya digunakan pada penderita DM tipe 1 dan pada
penderita DM tipe 2 pada keadaaan tertentu sesuai keadaan klinis yang
diindikasikan pemberian insulin. Pencapaian penurunan HbA1c dengan insulin
ternyata dapat tercapai tanpa batas (Permana, 2009).
Tidak pada semua penelitian yang menyatakan bahwa peningkatan kadar
insulin plasma akan menyebabkan peningkatan risiko PJK. Dengan secara
langsung peran insulin pada PJK belumlah jelas sepenuhnya karena terjadi
inkonsistensi hasil penelitian. Dari penelitian - penelitian ternyata resistensi
insulin berhubungan dengan aterosklerotik pada carotis (Permana, 2009).
Hambatan utama dalam mencapai hasil yang baik dalam pengelolaan DM tipe
2 adalah kompleksnya patofisiologi DMT2, keterbatasan pengobatan dan
kepatuhan yang buruk dari penderita. Salah satu keterbatasan ini adalah adanya
patofisiologi DM tipe 2 sangat komplek, yaitu adanya kegagalan sekresi insulin
dan resistensi insulin yang mendasar kelainan selanjutnya. Apabila kedua keadaan
tersebut terjadi pada saat bersama dan timbul secara simultan menyebabkan
hiperglikemia yang manifest sebagai DM tipe 2 (Permana,2009).
Berdasarkan tatalaksana terapi obat antidiabetes dari berbagai macam studi
tersebut, maka dilakukan penelitian untuk mempelajari penggunaan obat
antidiabetes pada pasien DM tipe 2 dengan PJK yang ditinjau dari tepat indikasi,
dosis, rute dan frekuensi pemberian, karena hanya tepat indikasi, dosis, rute dan
frekuensi yang terjangkau oleh peneliti.karena hanya tepat indikasi, tepat obat,
tepat pasien, tepat dosis dan frekuensi pemberian yang terjangkau oleh peneliti.
Penelitian ini dilakukan pada penderita diabetes mellitus tipe 2. Penelitian ini
bersifat retrospektif dengan menggunakan rekam medik kesehatan pasien di
RSUD. Dr. Saiful Anwar Malang.

4

1.2 Rumusan Masalah
Bagaimanakah pola penggunaan Obat Antidiabetes pada pasien diabetes
melitus tipe 2 komplikasi Penyakit Jantung Koroner (PJK) di RSUD. Dr.
Saiful Anwar Malang.

1.3

Tujuan Penelitian

1.3.1

Tujuan Umum
Mengetahui pola penggunaan obat pada penderita diabetes melitus tipe 2

dengan Penyakit Jantung koroner (PJK) terkait data klinik dan data laboratorium
pasien di RSU. Dr. Saiful Anwar Malang.

1.3.2.1 Tujuan Khusus
(1)

Mengetahui pola penggunaan obat antidiabetes pada penderita DM tipe 2
dengan Penyakit Jantung Koroner (PJK) terkait dengan dosis, rute dan
frekuensi pemberian obat.

(2)

Mengkaji penggunaan obat antidiabetes terkait dosis, rute dan frekuensi
pemberian obat.

(3)

Mengetahui keadaan pasien saat keluar rumah sakit apakah membaik atau
memburuk bahkan meninggal.

1.4

Manfaat Penelitian

(1)

Sebagai bahan masukan dalam pengambilan keputusan, terutama berkaitan
dengan pelayanan farmasi klinik.

(2)

Sebagai bahan masukan bagi Instalasi Farmasi untuk menyusun
perencanaan pengadaan obat.

(3)

Sebagai studi pendahuluan dan sumber informasi bagi penelitian
berikutnya.

Dokumen yang terkait

Kadar LDL kolesterol pada penderita Penyakit Jantung Koroner setelah pemakaian simvastatin selama satu bulan

1 60 93

Perbandingan Gangguan Perilaku pada Penderita Penyakit Jantung Bawaan dan Saudara Kandung yang Normal

0 74 76

Gambaran Diabetes Melitus Pada Pasien Penyakit Jantung Koroner Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan Tahun 2010

1 42 56

PERBEDAAN RATA-RATA TEKANAN DARAH SISTOLIK PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN PENYAKIT JANTUNG Perbedaan Rata-Rata Tekanan Darah Sistolik Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Dengan Penyakit Jantung Koroner Dan Tanpa Penyakit Jantung Koroner Di Rs

0 4 14

PERBEDAAN RATA-RATA TEKANAN DARAH SISTOLIK PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN PENYAKIT JANTUNG Perbedaan Rata-Rata Tekanan Darah Sistolik Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Dengan Penyakit Jantung Koroner Dan Tanpa Penyakit Jantung Koroner Di Rs

0 3 14

PERBEDAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DAN Perbedaan Kadar Trigliserida Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Dengan Penyakit Jantung Koroner Dan Tanpa Penyakit Jantung Koroner Di RSUD Dr. Moe

0 2 16

PERBEDAAN RERATA KOLESTEROL TOTAL PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DAN Perbedaan Rerata Kolesterol Total Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Dengan Penyakit Jantung Koroner Dan Tanpa Penyakit Jantung Koroner.

0 0 14

PENDAHULUAN Perbedaan Rerata Kolesterol Total Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Dengan Penyakit Jantung Koroner Dan Tanpa Penyakit Jantung Koroner.

0 0 4

DAFTAR PUSTAKA Perbedaan Rerata Kolesterol Total Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Dengan Penyakit Jantung Koroner Dan Tanpa Penyakit Jantung Koroner.

0 1 6

HUBUNGAN KADAR HDL PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER Hubungan Kadar HDL Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Dengan Kejadian Penyakit Jantung Koroner.

0 1 15