RAKYAT TELAH MEMILIH PRESIDENNYA
RAKYAT TELAH MEMILIH PRESIDENNYA
Rakyat Indonesia telah memilih presidennya. Untuk periode 2004-2009. Berarti rakyat akan
memiliki pemerintahan baru. Tentu saja dengan harapan akan ada kehidupan yang lebih baik bagi
rakyat sendiri. Kehidupan yang lebih makmur, lebih adil, lebih bebas, lebih mudah meningkatkan
kualitas pendidikannya dan lebih mudah menjadi manusia Indonesia. Rakyat berharap akan lebih
dimanusiakan oleh pemerintahnya.
Berbeda dengan para presiden-presiden terdahulu yang diangkat atau dipilih oleh elit politik
maka Presiden yang memerintah Indonesia mulai tahun 2004 ini dipilih langsung oleh rakyat.
Melalui dua putaran. Putaran pertama ada lima pasangan calon preiden dan wakil presiden, putaran
kedua atau final memilih satu diantara dua calon.
Terpilihlah Soesilo Bambang Yudhoyono dan Muhammad Jusuf Kalla sebagai Presiden dan
Wakil Presiden Indonesia untuk periode 2004-2009. Sambutan dan ucapan selamat atas terpilihnya
presiden baru ini datang dari berbagai pelosok tanah air dan berasal dari berbagai penjuru dunia.
Semua berharap agar pemimpin negara dan pemimpin pemerintahan yang baru ini dapat bekerja
dengan sebaik-baiknya. Memperbaiki keadaan negara dan pemerintahan yang selama ini mash
banyak kelemahannya. Juga memperbaiki perikehidupan rakyat yang selama ini terlalu lama
menderita dan terasa sia-sia jeritannya.
Diharapkan terpilihnya presiden dan wakil presiden baru secara langsung oleh rakyat ini
mengandung makna baru. Bahwa presiden dan wakilnya memang benar-benar dipilih rakyat,
bertanggungjawab kepada rakyat dan rakyat benar-benar telah memilih presidennya, sehingga
rakyat pula menjadi berhak untuk menegur atau memperingatkan presiden dan wakilnya jika suatu
saat nanti berbuat khilaf, kesalahan atau melakukan penyimpangan. Keberanian rakyat untuk
mengoreksi secara langsung pemimpin yang mereka pilih sendiri merupakan sesuatu keharusan,
bersamaan dengan ketulusan rakyat dalam memilih pemimpin itu.
Akan tetapi sebaiknya kita semua bersabar menunggu. Kalau kita percaya pada pemimpin
yang kita pilih maka sudah seharusnya kita memberi kesempatan kepada yang kita pilih itu untuk
menata negara dan pemerintahan ini. Misalnya kita beri waktu seratus hari bagi pemimpin tersebut
untuk membuktikan komitmen, niat baik dan kemampuannya untuk membuktikan janji-janji
kampanye dulu. Tentu saja agar langkah-langkah tersebut bisa sukses dibutuhkan dukungan dan
kerjasama dengan semua pihak. Termasuk dukungan dan kerjasama umat Islam Indonesia.
Seagaimana diketahui, dalam masa kampanye dulu calon yang kemudian terpilih ini banyak
menyapa umat Islam. Datang ke pesantren, bersilaturahmi dengan pemimpin umat, shalat Jum’at di
masjid-masjid dan ramah kepada jamaah yang ada di dalam masjid. Ini adalah bukti, pada masa
kampanye itu calon presiden dan presiden yang kemudian terpilih sangat mengharap dan ingn
bekerjasama dengan umat Islam.
Setelah terpilih menjadi presiden dan wakil presiden, dukungan dan kerjasama itu sudah
seharusnya diteruskan. Sebab ini merupakan salah satu pilar penting bagi keberhasilan kdua beliau
dalam menjalankan tugas kenegaraan dan tugs pemerintahan. Keakraban dan keramahan yang
ditunjukkan selama kampanye sudah seharusnya tidak berhenti dan pudar. Sebab rakyat dan umat
Islam sangat mendambakan Presiden ayng ramah dan akrab. Ini akan menjadi pintu bagi datangnya
dukungan dan kerjasama yang permanen dari rakyat dan umat Islam.
Dukungan dan kerjasama yang permanen memperlukan syarat sebagai fondsinya. Pertama
kepercayaan. Ini yang perlu terus dipelihara. Saling percaya antara rakyat dengan pemimpin dan
antara pemimpin dengan rakyartnya mutlak diperlukan. Fondasi kedua, ada kesediaan yang terus
menerus untuk saling mendengarkan. Dengan demikian aspirasi rakyat tidak mengalami hambatan
ketika disampaikan. Demikian juga ketika pemimpin mau menyampaikan kebijakannya. Rakyat
dengan cepat akan menerima.
Ketiga, keteguhan dalam memegang dan menepati janji. Apa yang telah dijanjikan selama
kampanye, justru ketka kekuasaan telah berada dalam genggaman, menjadi amat mudah untk
ditepati. Sebab Presiden dan Wakil Presden telah memiliki kekuatan penuh untuk menepati janji. Ia
memang berada pada posisi menepati janji iut selama periode pemerintahannya.
Kelima, tersedianya ukuran yang jelas bagi keberhasilan sebuah kepemimpinan negara. Jika
antara sebelum dan sesudah Presiden dan wakil Presiden baru memeritnah kehidupan bernegara,
berbangsa dan bermasyarakat kita menunjukkan adanya perubahan positif, maka sebuah
keherhasilan telah menjadi kenyataan. apalagi kalau perubahan demi perubahan positif itu terus
menerus dirasakan dan dapat dilihat oleh rakyat secara nyata.
Keenam, ditaatinya semua aturan main yang fair dan adil. Ini merupakan fondasi penting
bagi adanya dukungan dan kerjasama. Sebagaimana diketahui, di masa silam, dukungan dan
kerjasama dari rakyat untuk pemimpin elite politiknya sering mengalami pasang surut. Pasang surut
yang sangat ekstrim. Dukuing dan semangat kerjasama menjadi penuh manakala aturan main yang
fair dan adil ditaati. Tetapi kemudian dukungan dan kerjasama itu menyurut sampai ke titik nol
dengan risiko jatuhnya pemegang tampuk kepemimpinan nasional karena rakyat merasa bahwa
aturan main telah dijadikan barang permainan yang hanya menguntugkan penguasa saja.
Tentu waktu seratus hari tidak cukup untuk membuktikan janji-janji semasa kampanye. akan
tetapi seratus hari jelas lebih dari cukup untuk memberikan sinyal-sinyal bahwa janji-janji
kampanye memang akan ditepati. Ini sudah sukup memadai. Jika lewat seratus hari didalam negara
ini terasa sekali adanya hawa baru yang menyegarkan dan melegakan, maka waktu lima tahun pun
tersedia,lebih dari cukup untuk membuktikan janji-janji kampanye itu.
Juga seratus hari merupakan waktu yang lebih dari cukup untuk membangun enam fondasi
penting bagi upaya untuk meneguhkan dukungan dan kerjasama dengan rakyat. Jika ini dapat
sukses dicapai, maka waktu lima tahun masa pemerintahan pun ada harapan akan dilewati dengan
mulus. Lantas, jika dalam waktu lima tahun Indonesia menjadi sebuah Indonesia yang berbeda,
Indonesia yang lebih berdaulat, lebih adil, lebih makmur dan Indonesia yang lebih maju maka
Pemilihan Presiden scara langsung pada tahun 2004 ini akan memiliki makna positif yang
signifkan. Yaitu merupakan cermin bahwa demokrasi memang bermanfaat bagi rakyat, bangsa dan
negara. (Bahan dan tulisan: tof)
Sumber:
Suara Muhammadiyah
Edisi 20 2004
Rakyat Indonesia telah memilih presidennya. Untuk periode 2004-2009. Berarti rakyat akan
memiliki pemerintahan baru. Tentu saja dengan harapan akan ada kehidupan yang lebih baik bagi
rakyat sendiri. Kehidupan yang lebih makmur, lebih adil, lebih bebas, lebih mudah meningkatkan
kualitas pendidikannya dan lebih mudah menjadi manusia Indonesia. Rakyat berharap akan lebih
dimanusiakan oleh pemerintahnya.
Berbeda dengan para presiden-presiden terdahulu yang diangkat atau dipilih oleh elit politik
maka Presiden yang memerintah Indonesia mulai tahun 2004 ini dipilih langsung oleh rakyat.
Melalui dua putaran. Putaran pertama ada lima pasangan calon preiden dan wakil presiden, putaran
kedua atau final memilih satu diantara dua calon.
Terpilihlah Soesilo Bambang Yudhoyono dan Muhammad Jusuf Kalla sebagai Presiden dan
Wakil Presiden Indonesia untuk periode 2004-2009. Sambutan dan ucapan selamat atas terpilihnya
presiden baru ini datang dari berbagai pelosok tanah air dan berasal dari berbagai penjuru dunia.
Semua berharap agar pemimpin negara dan pemimpin pemerintahan yang baru ini dapat bekerja
dengan sebaik-baiknya. Memperbaiki keadaan negara dan pemerintahan yang selama ini mash
banyak kelemahannya. Juga memperbaiki perikehidupan rakyat yang selama ini terlalu lama
menderita dan terasa sia-sia jeritannya.
Diharapkan terpilihnya presiden dan wakil presiden baru secara langsung oleh rakyat ini
mengandung makna baru. Bahwa presiden dan wakilnya memang benar-benar dipilih rakyat,
bertanggungjawab kepada rakyat dan rakyat benar-benar telah memilih presidennya, sehingga
rakyat pula menjadi berhak untuk menegur atau memperingatkan presiden dan wakilnya jika suatu
saat nanti berbuat khilaf, kesalahan atau melakukan penyimpangan. Keberanian rakyat untuk
mengoreksi secara langsung pemimpin yang mereka pilih sendiri merupakan sesuatu keharusan,
bersamaan dengan ketulusan rakyat dalam memilih pemimpin itu.
Akan tetapi sebaiknya kita semua bersabar menunggu. Kalau kita percaya pada pemimpin
yang kita pilih maka sudah seharusnya kita memberi kesempatan kepada yang kita pilih itu untuk
menata negara dan pemerintahan ini. Misalnya kita beri waktu seratus hari bagi pemimpin tersebut
untuk membuktikan komitmen, niat baik dan kemampuannya untuk membuktikan janji-janji
kampanye dulu. Tentu saja agar langkah-langkah tersebut bisa sukses dibutuhkan dukungan dan
kerjasama dengan semua pihak. Termasuk dukungan dan kerjasama umat Islam Indonesia.
Seagaimana diketahui, dalam masa kampanye dulu calon yang kemudian terpilih ini banyak
menyapa umat Islam. Datang ke pesantren, bersilaturahmi dengan pemimpin umat, shalat Jum’at di
masjid-masjid dan ramah kepada jamaah yang ada di dalam masjid. Ini adalah bukti, pada masa
kampanye itu calon presiden dan presiden yang kemudian terpilih sangat mengharap dan ingn
bekerjasama dengan umat Islam.
Setelah terpilih menjadi presiden dan wakil presiden, dukungan dan kerjasama itu sudah
seharusnya diteruskan. Sebab ini merupakan salah satu pilar penting bagi keberhasilan kdua beliau
dalam menjalankan tugas kenegaraan dan tugs pemerintahan. Keakraban dan keramahan yang
ditunjukkan selama kampanye sudah seharusnya tidak berhenti dan pudar. Sebab rakyat dan umat
Islam sangat mendambakan Presiden ayng ramah dan akrab. Ini akan menjadi pintu bagi datangnya
dukungan dan kerjasama yang permanen dari rakyat dan umat Islam.
Dukungan dan kerjasama yang permanen memperlukan syarat sebagai fondsinya. Pertama
kepercayaan. Ini yang perlu terus dipelihara. Saling percaya antara rakyat dengan pemimpin dan
antara pemimpin dengan rakyartnya mutlak diperlukan. Fondasi kedua, ada kesediaan yang terus
menerus untuk saling mendengarkan. Dengan demikian aspirasi rakyat tidak mengalami hambatan
ketika disampaikan. Demikian juga ketika pemimpin mau menyampaikan kebijakannya. Rakyat
dengan cepat akan menerima.
Ketiga, keteguhan dalam memegang dan menepati janji. Apa yang telah dijanjikan selama
kampanye, justru ketka kekuasaan telah berada dalam genggaman, menjadi amat mudah untk
ditepati. Sebab Presiden dan Wakil Presden telah memiliki kekuatan penuh untuk menepati janji. Ia
memang berada pada posisi menepati janji iut selama periode pemerintahannya.
Kelima, tersedianya ukuran yang jelas bagi keberhasilan sebuah kepemimpinan negara. Jika
antara sebelum dan sesudah Presiden dan wakil Presiden baru memeritnah kehidupan bernegara,
berbangsa dan bermasyarakat kita menunjukkan adanya perubahan positif, maka sebuah
keherhasilan telah menjadi kenyataan. apalagi kalau perubahan demi perubahan positif itu terus
menerus dirasakan dan dapat dilihat oleh rakyat secara nyata.
Keenam, ditaatinya semua aturan main yang fair dan adil. Ini merupakan fondasi penting
bagi adanya dukungan dan kerjasama. Sebagaimana diketahui, di masa silam, dukungan dan
kerjasama dari rakyat untuk pemimpin elite politiknya sering mengalami pasang surut. Pasang surut
yang sangat ekstrim. Dukuing dan semangat kerjasama menjadi penuh manakala aturan main yang
fair dan adil ditaati. Tetapi kemudian dukungan dan kerjasama itu menyurut sampai ke titik nol
dengan risiko jatuhnya pemegang tampuk kepemimpinan nasional karena rakyat merasa bahwa
aturan main telah dijadikan barang permainan yang hanya menguntugkan penguasa saja.
Tentu waktu seratus hari tidak cukup untuk membuktikan janji-janji semasa kampanye. akan
tetapi seratus hari jelas lebih dari cukup untuk memberikan sinyal-sinyal bahwa janji-janji
kampanye memang akan ditepati. Ini sudah sukup memadai. Jika lewat seratus hari didalam negara
ini terasa sekali adanya hawa baru yang menyegarkan dan melegakan, maka waktu lima tahun pun
tersedia,lebih dari cukup untuk membuktikan janji-janji kampanye itu.
Juga seratus hari merupakan waktu yang lebih dari cukup untuk membangun enam fondasi
penting bagi upaya untuk meneguhkan dukungan dan kerjasama dengan rakyat. Jika ini dapat
sukses dicapai, maka waktu lima tahun masa pemerintahan pun ada harapan akan dilewati dengan
mulus. Lantas, jika dalam waktu lima tahun Indonesia menjadi sebuah Indonesia yang berbeda,
Indonesia yang lebih berdaulat, lebih adil, lebih makmur dan Indonesia yang lebih maju maka
Pemilihan Presiden scara langsung pada tahun 2004 ini akan memiliki makna positif yang
signifkan. Yaitu merupakan cermin bahwa demokrasi memang bermanfaat bagi rakyat, bangsa dan
negara. (Bahan dan tulisan: tof)
Sumber:
Suara Muhammadiyah
Edisi 20 2004