Media Massa Dan Tindakan Memilih ( Studi Deskriptif Peran Media Massa Terhadap Tindakan Memilih Masyarakat Dalam Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Karo Periode 2010-2015 Di Desa Ketaren Kecamatan Kabanjahe)

(1)

MEDIA MASSA DAN TINDAKAN MEMILIH

( Studi Deskriptif Peran Media Massa Terhadap Tindakan Memilih Masyarakat Dalam Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Karo Periode

2010-2015 Di Desa Ketaren Kecamatan Kabanjahe)

SKRIPSI

Diajukam untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidika Sarjana (S-1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Departemen Ilmu Komunikasi

Disusun Oleh:

YESSY MARGARETHA

070922038

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh:

Nama : YESSY MARGARETHA

Nim : 070922038

Departemen : Ilmu Komunikasi Extension

Judul : Media Massa Dan Tindakan Memilih

(Studi Deskriptif Peran Media Massa Terhadap Tindakan Memilih Masyarakat Dalam Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Karo Periode 2010 – 2015 Di Desa Ketaren Kecamatan Kabanjahe.)

Medan, Juni 2011

Dosen Pembimbing Ketua Departemen

Dr. Iskandar Zulkarnain, MSi Dra. Fatma Wardy Lubis, MA NIP:196609031990031003 NIP: 196208281987012001

Dekan FISIP USU

Prof. Dr. Badaruddin, M.Si NIP:196805251992031002


(3)

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “ Media Massa Dan Tindakan Memilih “ (Studi Deskriptif Peran Media Massa Terhadap Tindakan Memilih Masyarakat Dalam Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Karo Periode 2010 -2015 Di Desa Ketaren Kecamatan Kabanjahe). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana media massa mampu mempengharui tindakan memilih masyarakat pada Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Karo di Desa Ketaren Kecamatan Kabanjahe. Teori yang digunakan dalam penelitian ini ialah teori AIDDA.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yang bertujuan menggambarkan tentang peran media massa dan tindakan memilih masyarakat pada Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Karo Periode 2010 -2015 di Desa Ketaren Kecamatan Kabanjahe. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta pemilih yang ada di Desa Ketaren Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo yang berjumlah 3,537 orang sesuai dengan data dari Panitia Pemungutan Suara Desa Ketaren, 20 Desember 2010. Untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus Taro Yamane dengan besarnya persentase sampel hanya 10% dengan tingkat kepercayaan 90% sehingga diperoleh sampel sebanyak 98 orang. Sementara penarikan sampel yang digunakan yaitu Purposive Sampling. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini melalui dua cara, yaitu Penelitian Lapangan (Field Research) dan Penelitian Kepustakaan (Library Research). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa tabel tunggal yaitu membagi-bagikan variabel penelitian kedalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Analisa tabel tunggal menggunakan tabulasi data dengan memindahkan variabel responden ke Foltron Cobol, dan analisa tabel silang yaitu untuk mengetahui hubungan dengan variabel lainnya, dan ini menggunakan aplikasi Statistical Product and System Solution (SPSS) 17.0 for windows. Hal ini menggambarkan adanya peran media massa dengan tindakan memilih masyarakat dalam Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Karo Periode 2010-2015 di Desa Ketaren Kecamatan Kabanjahe.

Hasil penelitian dikuatkan dari hasil analisa tabel silang yang menunjukkan ada tampaknya peran media massa yang cukup baik atau bernilai positif terhadap tindakan masyarakat pada Pilkada Kabupaten Karo Periode 2010-2015 di Desa Ketaren Kecamatan Kabanjahe.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat, rahmat dan karuniaNya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ Media Massa dan Tindakan Memilih “ (Studi Deskriptif Peran Media Massa Terhadap Tindakan Memilih Masyarakat Dalam Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Karo Periode 2010 – 2015 Di Desa Ketaren Kecamatan Kabanjahe) guna memenuhi syarat untuk memperoleh gelar sarjana dari Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik , Univeristas Sumatera Utara.

Penulis juga ingin menyampaikan terima kasih yang mendalam kepada orang tua, Bapak Mahidin Tambun dan Ibu Ngintan Bukit, S.Pd yang telah memberi doa , nasehat, kasih, semangat serta dukungan moral dan materi. Sungguh tiada kata yang bisa tergambarkan betapa berharganya kedua orang tua bagi penulis, Tuhan memberkati mereka selalu. Lalu penulis mengucapkan terima kasih buat Abang Ekadody Barus, S.Sos dan Adik Rowan Tambun yang memberikan support dan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof.Dr.Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Sosial dan Ilmu Politik USU

2. Ibu Dra. Fatma Wardy, MA, selaku ketua Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU


(5)

3. Ibu Dra. Dayana, Msi selaku sekretaris Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU.

4. Bapak Dr. Iskandar Zulkarnain, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk membimbing serta memberi masukan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Prof. Dr. Suwardi Lubis, M.S seluku dosen wali penulis.

6. Terima kasih buat para dosen Departemen Ilmu Komunikasi yang telah memberikan ilmu kepada penulis. Terima kasih buat semangat, nasehat, motivasi dan arahannya selama proses belajar mengajar.

7. Terima kasih buat bang Haris Wijaya, S.Sos buat dan Ibu Dra. Rusni, MA nasehat serta motivasi untuk penyelesaian mata kuliah yang mendukung penyelesaian skripsi ini.

8. Buat kak Icut, Maya, dan Kak Ros yang telah membantu dalam proses administrasi

9. Buat Perangkat Desa Ketaren Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo Riswan Sembiring selaku Kepala Desa dan Masmur Barus Selaku Sekretaris Desa, terima kasih buat izin penelitian, waktunya, informasi, petunjuk yang mendukung penelitian penulis.

10.Buat teman-temanku yang telah menyelesaikan perkuliahan terlebih dahulu, Maya Mayyesa, Poppy Marissa Pohan, Irma Yolanda, Mega Tambunan, juga Amelia terima kasih buat dukungan semangat yang diberikan agar segera menyelesaikan skripsi ini dengan baik.


(6)

11. Buat teman-teman ku yang lainnya Menda, Mei ,Flo, Malem, Ivony , K’Jul, Martha,yang menjadi tempat berbagi cerita.

12.Buat anggota Labotarium Ilmu komunikasi USU, buat Kak Anim, trims buat waktu dan informasinya.

13.Seluruh teman-teman Ilmu Komunikasi Extension staambuk 2007 dan 2009, telah menjadi tempat berbagi cerita, informasi kuliah, masukan, saran dan waktu kumpul bersama.

14.Buat seluruh responden terima kasih buat waktunya untuk menjawab seluruh kuesioner dengan baik.

15.Buat all my family, Bibi dan Pak Tua (Nangbelawan), Nenek dan Bolang Tonding, Tambun Persada,Buat Abang(Rudi dan Roy) dan Kakak (Ega), serta adik-adik ku yang lainnya( Heni,Nando,George, Ifan,Sandros,Iran, Breka, Audre) untuk meneruskan pendidikan lebih tinggi dan berhasil selanjutnya. 16.Kepada pihak pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, penulis

mengucapkan terima kasih banyak atas kepeduliannya dalam menyelesaikan skripsi ini.

Saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Hanya Tuhan Yang Maha Esa-lah sumber berkat dan segala kesempurnaan. Semoga kebaikan dan kesabaran pihak yang telah membantu menerima berkat melimpah dari-Nya. Amin


(7)

Penulis, Juni 2011

Yessy Margaretha

DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR ...i

DAFTAR ISI ...v

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR ...viii

DAFTAR LAMPIRAN ...xi

BAB I PENDAHULUAN ...1

I.1 Latar Belakang ...1

I.2 Perumusan Masalah ...6

I.3 Pembatasan Masalah ...7

I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ...7

I.4.1 Tujuan Penelitian ...7

I.4.2 Manfaat Penelitian ...8

I.5 Kerangka Teori ...8

I.6 Kerangka Konsep ...11

BAB II URAIAN TEORITIS ...21

II.1 Komunikasi dan Komunikasi Massa ...21

II.1.1 Pengertian Komunikasi ...21

II.1.2 Pengertian Komunikasi Massa ...23

II.2 Teori AIDDA...29


(8)

II.4 Surat Kabar Sebagai Media Massa ...35

II.5 Kampanye ...38

II.6 Berita ...40

II.7 Tindakan Memilih ...42

BAB III METODE PENELITIAN ...43

III.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ...44

III.1.1 Keadaan Sosial Ekonomi ...44

III.1.2 Keadaan Sosial Budaya ...46

III.1.3 Stuktur Organisasi ...46

III.2 Metodologi Penelitian ...47

III.2.1 Metode Penelitian...47

III.2.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ...48

III.3 Populasi dan Sampel ...48

III.2.1 Populasi ...48

III.2.2 Sampel ...49

III.4 Teknik Penarikan Sampel ...48

III.5 Teknik Pengumpulan Data ...50

III.6 Teknik Analisis Data ...52

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...53

IV.1 Pelaksanaan dan Pengumpulan Data ...53

IV.1.1 Tahap awal ...53

IV.1.2 Pengumpulan Data ...54


(9)

IV.3 Analisa Tabel Tunggal ...56

IV.3.1 Karakteristik Responden ...56

IV.3.2 Peran Media Massa Terhadap Tindakan Memilih Masyarakat Dalam Pilkada Kabupaten Karo ...59

IV.3.3 Tindakan Memilih Masyarakat Dalam Pilkada Kabupaten Karo ...70

IV.4 Analisa Tabel Silang ...80

IV.5 Pembahasan ...86

BAB V PENUTUP ...87

V.1 Kesimpulan ...90

V.2 Saran ...91

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

Daftar Tabel

Tabel 1 Perolehan Suara Para Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati ... 1

Tabel 2 Operasional Variabel ... 18

Tabel 3 Mata Pencarian Penduduk ... 44

Tabel 4 Potensi Desa Ketaren ... 45

Tabel 5 Komposisi Penduduk Menurut Agama ... 46

Tabel 6 Jenis Kelamin Responden ... 56

Tabel 7 Usia Responden ... 57

Tabel 8 Pekerjaan Responden ... 57

Tabel 9 Penggunaan Tentang Surat Kabar bagi Responden ... 58

Tabel 10 Pengetahuan Tentang Calon Peserta Pilkada Menggunakan Surat Kabar Sebagai Alat Promosi ... 59

Tabel 11 Pengetahuan Tentang Surat Kabar Sebagai Sarana Informasi Pilkada ... 60

Tabel 12 Pengetahuan Tentang Komisi Pemilihan Umum (KPU) Menggunakan Surat Kabar Sebagai Sarana Sosialisasi Pilkada ... 60


(11)

Tabel 14 Alasan Memilih Calon Peserta Pilkada Karena Informasi ... 62

Tabel 15 Alasan Memilih Calon Peserta Pilkada Karena Sosialisasi ... 63

Tabel 16 Pendapat Mengenai Promosi Calon Peserta Pilkada di Media Massa ... 64

Tabel 17 Mengenai Frekuensi Membaca Surat Kabar Untuk Memperoleh Informasi Tentang Pilkada ... 65

Tabel 18 Pendapat Mengenai Surat Kabar Berperan Sebagai Sosialisasi Dalam Pilkada ... 66

Tabel 19 Pendapat Responden Tentang Peran Media Massa Sebagai Alat Promosi, Sarana Informasi, dan Sarana Sosialisasi Dalam Pilkada Kab. Karo ...67

Tabel 20 Pendapat Responden Tentang Peran Media Massa Yang Paling Dominan Mempengharui Terhadap Tindakan Memilih Masyarakat Dalam Pilkada ...68

Tabel 21 Perhatian Dalam Memilih Calon Peserta Pilkada ...69

Tabel 22 Tingkat Perhatian Dalam Memilih Calon Peserta Pilkada ...70

Tabel 23 Minat Dalam Memilih Calon Peserta Pilkada ...71

Tabel 24 Tingkat Minat Dalam Memilih Calon Peserta Pilkada ...72

Tabel 25 Hasrat Dalam Memilih Calon Peserta Pilkada ...73

Tabel 26 Tingkat Hasrat Dalam memilih Calon Peserta Pilkada ...74

Tabel 27 Keputusan Dalam Memilih Calon Peserta Pilkada ...75

Tabel 28 Tingkat Keputusan Dalam Memilih Calon Peserta Pilkada ...76


(12)

Tabel 30 Tingkat Tindakan Dalam Memilih Calon Peserta Pilkada ...78 Tabel 31 Tanggapan Tentang Pilkada Kab. Karo ...79 Tabel 32 Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Calon Peserta Pilkada

Menggunakan Surat Kabar Sebagai Alat Promosinya Dengan

Perhatian Memilih Calon Calon Peserta Pilkada ...81 Tabel 33 Hubungan Antara Alasan Memilih Peserta Pilkada Informasi

Dengan Tingkat Minat Memilih Calon Peserta Pilkada...82 Tabel 34 Hubungan Antara Pendapat Responden Tentang Peran Media

Massa Sebagai Alat Promosi, Sarana Informassi dan Sarana Sosialisasi Dalam Pilkada Dengan Tingkat Tindakan Dalam Memilih ...84


(13)

Daftar Gambar Hal Gambar 1 Model Teoritis ...17


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kuesioner Penelitian

2. Surat Keterangan Izin Penelitian dari FISIP USU

3. Surat Keterangan Izin Penelitian dari Kantor Kepala Desa Ketaren Kecamatan Kabanjahe

4. Tabel Foltron Cobol

5. Data Jumlah TPS Desa Ketaren 6. Lembar Catatan Bimbingan Skripsi 7. Biodata


(15)

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “ Media Massa Dan Tindakan Memilih “ (Studi Deskriptif Peran Media Massa Terhadap Tindakan Memilih Masyarakat Dalam Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Karo Periode 2010 -2015 Di Desa Ketaren Kecamatan Kabanjahe). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana media massa mampu mempengharui tindakan memilih masyarakat pada Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Karo di Desa Ketaren Kecamatan Kabanjahe. Teori yang digunakan dalam penelitian ini ialah teori AIDDA.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yang bertujuan menggambarkan tentang peran media massa dan tindakan memilih masyarakat pada Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Karo Periode 2010 -2015 di Desa Ketaren Kecamatan Kabanjahe. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta pemilih yang ada di Desa Ketaren Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo yang berjumlah 3,537 orang sesuai dengan data dari Panitia Pemungutan Suara Desa Ketaren, 20 Desember 2010. Untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus Taro Yamane dengan besarnya persentase sampel hanya 10% dengan tingkat kepercayaan 90% sehingga diperoleh sampel sebanyak 98 orang. Sementara penarikan sampel yang digunakan yaitu Purposive Sampling. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini melalui dua cara, yaitu Penelitian Lapangan (Field Research) dan Penelitian Kepustakaan (Library Research). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa tabel tunggal yaitu membagi-bagikan variabel penelitian kedalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Analisa tabel tunggal menggunakan tabulasi data dengan memindahkan variabel responden ke Foltron Cobol, dan analisa tabel silang yaitu untuk mengetahui hubungan dengan variabel lainnya, dan ini menggunakan aplikasi Statistical Product and System Solution (SPSS) 17.0 for windows. Hal ini menggambarkan adanya peran media massa dengan tindakan memilih masyarakat dalam Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Karo Periode 2010-2015 di Desa Ketaren Kecamatan Kabanjahe.

Hasil penelitian dikuatkan dari hasil analisa tabel silang yang menunjukkan ada tampaknya peran media massa yang cukup baik atau bernilai positif terhadap tindakan masyarakat pada Pilkada Kabupaten Karo Periode 2010-2015 di Desa Ketaren Kecamatan Kabanjahe.


(16)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Karo, Sumatera Utara yang telah dilaksanakan, Rabu, 27 Oktober 2010 diselenggarakan untuk memilih Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah untuk periode 2010-2015. Dimana Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) dilaksanakan secara serentak di seluruh Kabupaten Karo. Pilkada Langsung ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dimana pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah diusulkan oleh partai politik atau gabungan beberapa partai politik yang telah memenuhi persyaratan. Pilkada diikuti sepuluh pasangan calon dengan perolehan suara masing-masing, yakni:

Tabel 1. Perolehan Suara Para Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati No.

Urut

Nama Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati

Perolehan

Suara Persentase Ranking

1

Siti Aminah Br. Perangin-angin, SE dan

Sumihar Sagala, SE 30.804 19.49% I 2

Riemenda Ginting, S.H dan Drs. Aksi

Bangun 20.071 12.70% III

3

Dr. Sumbul Sembiring, MSc dan Prof. DR.

H. Pahanm Ginting, SE, MSc. 18.439 11.67% IV 4

Roberto Sinuhaji, SE dan Firman Amin

Kaban, BE 7.023 4.44% IX

5

Drs. Abednego Sembiring dan Ir. Sanusi

Surbakti, MBA 12.024 7.61% VII 6

Drs. Nabari Ginting Msi dan Drs. Paulus

Sitepu 14.829 9.42% VI

7

Dr. Ir. Petrus Sitepu dan Komalius Tarigan,

ST. , SH. 15.389 9.74% V

8

Drs. H.M. Ramli Purba.MM dan Rony

Barus 6.965 4.41% X

9

DR. (HC) Kena Ukur Karo Jambi Surbakti

dan Terkelin Brahmana, SH. 15.310 16.01% II 10

Andy Natanael Ginting Manik, SH. , MM

dan Fakhry Samadin, S.Ag 7.133 4.51% VIII Jumlah keseluruhan perolehan suara dan

persentase 158.047 100%


(17)

dimana Pilkada ini ditetapkan menjadi dua putaran karena tidak ada pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati yang meraih 30 persen. Ketua Komisi Pemilihan Umum yakni Benyamin Pinem, mengatakan pasangan calon yang berhak mengikuti putaran kedua adalah Siti Aminah Br. Perangin-angin dan Salmon Sumihar Sagala (nomor urut 1) yang meraih suara 30.804 suara atau 19.49% . kemudian pasangan Kena Ukur surbakti dan Terkelin Brahmana (no urut 9) dengan 25.310 suara atau 16.01%.

Pada hasil sidang pleno KPUD Karo lanjutan yakni menetapkan kemenangan pasangan Kena Ukur Surbakti dan Terkelin Brahmana dalam Pilkada II di Open Stage Gedung Kesenian di Berastagi. Berdasarkan rekapitulasi perhitungan suara akhir, pasangan Kena ukur Surbakti dan Terkelin Brahmana meraih 85.343 suara atau 61.42%. Pasangan no urut 9 itu mengalahkan Siti Aminah dan Salmon Sumihar Sagala yang meraih 53.598 suara atau 38.58%.Dalam pemungutan suara yang dilakukan pada 21 Desember 2010. Dengan jumlah daftar pemilih tetap (DPT) sebanyak 251.323 orang, berarti persentase partisipasi warga dalam pilkada putaran kedua resebut 57.70%. seluruh hasil perhitungan suara ditandatangani semua saksi KPU dimana semua pasangan calon mengakui hasil suara terakhir tersebut.

Dalam usaha mendapatkan suara dari masyarakat, ada berbagai cara yang ditempuh oleh pasangan-pasangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah guna menarik simpatik masyarakat, dengan berkampanye,baik secara langsung, yakni mengadakan di suatu tempat,biasanya mengunjungi suatu daerah ataupun melalui media yang ada. Calon Kepala Daerah berusaha menonjolkan kelebihan masing-


(18)

masing. Hal tersebut dilakukan untuk menarik perhatian masyarakat agar mereka mampu mengambil keputusan untuk memilih mereka pada pemilihan Kepala Daerah. Media surat kabar adalah salah satu media yang terus meliput perkembangan mengenai kampanye calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Surat kabar merupakan salah satu bentuk media massa selain televise dan radio. Surat kabar memberikan kita informasi tentang peristiwa yang terjadi di sekitar kita setiap hari. Melalui surat kabar kita bisa mendapatkan informasi secara actual setiap harinya. (Wahyudi, 1996:22)

Banyak pihak mengatakan bahwa media massa memiliki peran strategis dalam kehidupan masyarakat. Disatu sisi bisa menciptakan masyarakat hidup damai dan harmonis. Namun disisi lain akibat pemberitaan media massa suasana kehidupan kemasyarakatan bisa terjadi disharmonisasi bahkan bisa memunculkan hura-hura.

Komunikasi begitu penting dalam setiap waktu, dalam penyampaian pesan kepada komunikan untuk mencapai tujuan tertentu sehingga komunikan atau audiens mampu memberikan respon atau umpan balik sesuai dengan yang diinginkan oleh komunikator. Demikian halnya dalam setiap pemilihan baik pemilihan kepala desa, kepala daerah kab/ kota, maupun pemilihan kepala Negara dan legeslatif menggunakan komunikasi sebagai sarana untuk mencapai tujuan mereka. Yakni mempengaruhi audiens hingga audiens mampu mengambil tindakan/ keputusan untuk memilih para calon yang mereka kehendaki.

Media massa dan pilkada adalah dua hal yang tak dapat dipisahkan. Perannya yang strategis itu pula, disadari atau tidak media massa sering dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan (stakeholder) pilkada,dengan alasan


(19)

mensukseskan pilkada. Peran media massa dalam pilkada yang dimanfaatkan oleh stakeholder ialah pertama, menjadikan media massa sebagai komunikasi langsung dari pasangan calon kepala daerah kepada masyarakat pemilih. Dalam hal ini media dipakai sebagai alat promosi untuk memperkenalkan pasangan calon kepala daerah. Contoh pada saat menjelang hari pemilihan banyak gambar yang telah dipampangkan di koran dari setiap calon kepala daerah. Kedua, media massa dimanfaatkan sebagai program berita(informasi khusus). Dalam hal ini media massa memberitakan tentang calon dan segala hal yang menyangkut pemilu dan membangun citra positif terhadap pasangan calon kepala daerah. Ketiga, media massa berperan sebagai sarana sosialisasi pilkada atau informasi pendidikan untuk pemilih, informasi ini menyangkut partisipasi pemilih, proses pemilihan, cara memilih dan lain sebagainya. Jadi dalam melaksanakan perannya ini media dapat juga menjadikan pemilihan yang bebas dan adil tergantung pada kemampuan media yang bekerja secara professional, berintegritas, tidak berat sebelah / objektif ( melaporkan fakta – fakta yang tidak merugikan pihak manapun ), tepat ( melaporkan berita yang sama dari yang dipersepsikan oleh peserta yang bersangkutan ), dan seimbang ( keseimbangan harus dicapai dalam satu laporan ). Media massa merupakan sasaran empuk bagi kontestan peserta pemilih baik calon anggota dewan perwakilan daerah, partai politik, pemilihan kepala daerah yang berlomba merebut kursi.

Media massa ditantang untuk menjaga integritas professional karena peran media massa sebagai penyebar informasi, membentuk opini publik, mendidik dan menghibur, media massa juga melaksanakan sosial kontrolnya. Disamping itu, media juga dapat berperan kritis dalam kepentingan pendidikan umum dalam


(20)

meningkatkan peran serta pemilih secara kelompok, seperti petani yang selama ini memiliki minat yang lebih rendah. Media seharusnya mendorong golongan-golongan tersebut untuk ikut terlibat dalam pilkada. Media diharapkan juga bersama masyarakat dan panitia pengawas agar bisa berjalan dengan jujur dalam peliputan kampanye melalui berita dan informasi. Agar peran media lebih maksimal mensukseskan pilkada, tentu profesionalisme dan netralitas harus dikedepankan.

Dalam pelaksanaannya terkadang sosialisasi pemilihan pada masyarakat belum dapat dikatakan merata, terlebih bagi masyarakat pedesaan yang tingkat pendidikan rendah. Terlebih lagi faktor alam dan lokasi yang sulit dijangkau secara langsung. Dalam hal ini media sebagai jembatan informasi, memiliki peran sebagai alat sosialisasi bagi masyarakat tersebut. Baik dalam pengenalan maupun pelaksanaan tahapan-tahapan dalam pemilihan, sehingga pada akhirnya masyarakat dapat mengerti apa yang menjadi hak dan kewajiban sebagai warga negara dan secara tidak langsung mereka juga mendapatkan pendidikan politik dan penerapannya dapat mereka laksanakan dalam pilkada, karena pada kenyataannya media massa dapat merubah cara pandang individu, kelompok dalam membuat suatu keputusan. Hal ini dapat kita lihat dalam pelaksanaan pilkada, dimana media massa merupakan menjadi kebutuhan utama, media massa digunakan bukan hanya untuk memberi informasi dan sosialisasi tapi media massa juga berperan dalam proses pembuatan keputusan pemilihan baik secara individu maupun kelompok. Dalam menyongsong pilkada yang sukses adalah peranan media massa karena arus informasi yang cepat dan meluas didapat melalui media. Disamping hal tersebut media massa secara tidak langsung menjadi alat tayang


(21)

yang paling digemari oleh parpol, maupun para calon dalam usaha pemenangan dalam pilkada. Karena secara sadar atau tidak media massa telah mampu mempengharui dalam menimbang dan mambuat suatu keputusan. Dimana media massa memantau pelaksanaan pemilihan dan menyiarkan hasil pantauannya sehingga diketahui oleh masyarakat yang berjalan baiknya proses pilkada dengan hasil yang bersih. Disinilah peran media massa dengan integritas tinggi sangat dibutuhkan. Sehingga peran media massa lebih maksimal dalam menyukseskan pemilihan. Namun apakah media massa tersebut mempunyai peran bagi masyarakat yang ada di Desa Ketaren dalam Pilkada yang telah terlaksana . Dimana Desa ini berbatasan langsung dengan Kota Kabanjahe, yang merupakan salah satu desa di Kecamatan Kabanjahe.

Berdasarkan dari uraian latar belakang di atas, penulis merasa tertarik untuk meneliti lebih lanjut bagaimana peran media massa dan tindakan memilih masyarakat dalam Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Karo Periode 2010-2015 di Desa Ketaren Kecamatan Kabanjahe.

I.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang masalah yang tertera diatas, maka dapat dikemukakan perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Peran yang dilakukan media massa dalam proses pilkada terhadap tindakan

memilih masyarakat dalam Pilkada Kabupaten Karo di Desa Ketaren Kecamatan Kabanjahe,.


(22)

b) Variabel manakah dari media massa yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap tindakan memilih masyarakat dalam Pilkada Kabupaten Karo di Desa Ketaren Kecamatan Kabanjahe.

I.3 Pembatasan Masalah

Untuk memperjelas dan membatasi ruang lingkup yang terlalu luas dalam penelitian, diperlukan pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah teersebut adalah:

a) Penelitian ini bersifat deskriptif, yang menggambarkan tentang peran media massa dan tindakan memilih masyarakat dalam Pilkada Kabupaten Karo di Desa Ketaren Kecamatan Kabanjahe.

b) Media massa yang dimaksud adalah surat kabar. Hal ini dimaksudkan untuk menjelaskan keaktifan khalayak untuk memilih surat kabar dan memanfaatkannya dalam memenuhi kebutuhan sebagai sumber informasi/ berita dalam Pilkada.

c) Objek penelitian adalah seluruh peserta pemilih yang ada di Desa Ketaren Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo.

d) Penelitian dilakukan pada bulan Febuari - April 2011.

I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian I.4.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a) Untuk mengetahui bagaimana media massa mampu mempengaruhi tindakan memilih masyarakat dalam Pilkada Kabupaten Karo di Desa Ketaren Kecamatan Kabanjahe.


(23)

b) Untuk mengetahui variabel yang paling dominan mempengaruhi tindakan memilih masyarakat dalam Pilkada Kabupaten Karo di Desa Ketaren Kecamatan Kabanjahe.

I.4.2 Manfaat Penelitian

a) Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan penulis terhadap penelitian, khususnya mengenai peran media massa terhadap tindakan memilih masyarakat dalam Pilkada.

b) Secara akademik, penelitian ini disumbangkan kepada FISIP USU khususnya Departemen Ilmu komunikasi dalam memperkaya khasanah penelitian dan sumber bacaan, terutama dalam bidang komunikasi massa. c) Secara praktis, penelitian ini dapat menjadi bahan referensi atau masukan

bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian dengan objek maupun masalah yang sama dan mengembangkan penelitian di masa yang akan datang.

I.5. Kerangka Teori

Teori menurut Kerlinger merupakan himpunan konstruk (konsep), defenisi, dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi diantara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Rakhmat 2001 : 6).

Dalam penelitian ini, teori yang dianggap relevan adalah Teori AIDDA. I.5.1 Teori AIDDA

Onong Uchjara (1992:25) menjelaskan bahwa pendekatan yang disebut sebagai Act Procedure atau from Attention to Action Procedure, sebenarnya penyederhanaan dari suatu proses yang disingkat AIDDA. Menurut Effendy


(24)

(1993:304), para pakar menyebut teori ini disebut juga Adaption Process atau A-A Procedure.

Lengkapnya adalah sebagai berikut: A : Attention (Perhatian)

I : Interest (Minat)

D: Desire (Hasrat/ Keinginan) D : Decision (Keputusan) A: Action (Kegiatan)

Yang dimaksud dengan AIDDA adalah: a) Attention ( Perhatian)

Dalam tahap ini, kegiatan mulai dilakukan dengan maksud untuk menumbuhkan pertahanan konsumen terhadap produk.

b) Interest (Minat/ Ketertarikan)

Ini adalah tahap kedua, dimana konsumen tidak saja member perhatian kepada produk tetapi juga mulai tertarik atau berminat.

c) Desire ( Hasrat/ Keinginan )

Dalam tahap ini konsumen telahmempunyai motivasi untuk memiliki produk atau jasa yang di promosikan memalui media massa.

d) Decision ( Keputusan )

Pada tahap ini, sikap sesungguhnya konsumen terhadap produk mulai terlihat.ditahap ini juga konsumen mengambil keputusan untuk menyukai atau membenci suatu produk.


(25)

Ini merupakan tahap akhir dari formula ini. Pada tahap ini tercermin tindakan atau aksi yang dilakukan atau diambil konsumen terhadap produk yakni untuk membeli produk yang diinginkan atau tidak membeli produk tersebut.

Maka dalam penelitian ini dapat digambarkan bahwa media massa dalam pencalonan peserta Pilkada adalah sebagai komunikator yang menyampaikan pesan-pesannya kepada komunikannya ( khalayak sasaran ) yaitu masyarakat dengan tujuan menarik perhatian agar pesan-pesan produk yang ditawarkan dapat diterima ( hingga ingin melakukan tindakan memilih ) oleh khalayak tersebut.

Penerimaan pesan-pesan yang ditawarkan oleh calon Pilkada kepada masyarakat melalui beberapa tahapan:

a. Attention (perhatian) ; yakni masyarakat memperhatikan promosi atau iklan calon peserta Pilkada yang ada di media massa yakni surat kabar. Perhatian ini muncul karena peserta Pilkada yang menjadi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dari partai politik kelihatan menarik.

b. Interest (ketertarikan) ; setelah perhatian masyarakat terfokus kepada promosi yang ada, maka perhatian tersebut dapat menjadi minat jika digunakan kata-kata atau dengan kalimat yang merangsang yang menimbulkan rasa ingin tahu lebih jauh. Denagan memperhatikan objek calon peserta Pilkada karena adanya kepentingan atau ketertarikan melihat promosi di media massa yang menampilkan calon peserta Pilkada yang kelihatan bagus dan terkenal, masyarakat tergoda untuk mengetahuinya lebih jauh.


(26)

c. Desire (keinginan) ; kebutuhan atau keinginan masyarakat untuk memilih memakai atau melakukan sesuatu harus dibangkitkan, yakni dari proses ada rasa kepentingan atau ketertarikan terhadap calon peserta Pilkada .

d. Decision (keputusan) ; pada tahap ini, kebuthan masyarakat telah berhasil diciptakan. Masyarakat harus diyakinkan agar mengambil keputusan untuk melakukan tindakan memilih. Masyarkat harus benar-benar yakin dengan keputusan yang dilakukan untuk memiliki atau tidak memiliki (memilih atau tidak memilih) calon peserta Pilkada Kabupaten Karo Periode 2010-2015.

e. Action (tindakan) ; tahap ini adalah tahap akhir yang akan dilakukan oleh masyarakat setelah malalui tahap perhatian, minat/kepentingan, keinginan dan keputusan. Calon peserta Pilkada dalam promosinya atau kampanyenya selalu membuat visi dan misi dan diharapkan dapat melakukan tindakan memilih terhadap dirinya.

I.6. Kerangka Konsep

Setelah sejumlah teori diuaraikan dalam kerangka teori, maka langkah selanjutnya adalah merumuskan kerangka konsep sebagai hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai (Nawawi, 1990:39-40).

Konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: I.6.1 Komunikasi dan Komuniasi Massa


(27)

manusia.Menurut Astrid S. Susanto, komunikasi adalah kegiatan pengoperan lambang yang mengandung arti/makna (Arifin, 1988 : 25).Menurut Harold Lasswell, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Dari defenisi tersebut menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur, yakni:

a. Komunikator (communicator, source, sender) b. Pesan (messege)

c. Media (channel, media

d. Komunikan (communicant, communicate, receiver, recipient) e. Efek (effect, impact, influence) (Effendy, 1992 : 10)

Dari berbagai macam cara komunkasi yang dilakukan di dalam masyarakat manusia, salah satu bentuknya adalah komunikasi massa. Komunikasi massa dapat diartiakan dalam dua cara, yakni, pertama , komunikasi oleh media, dan kedua komunikasi untuk massa. Namun ini tidak berarti komuniksai massa adalah komunikasi untuk setiap orang. Media tetap cenderung memilih khlayakdan demikian pula sebaliknya khalayak pun memilih – milih media (Rivers, 2003: 18). Seseorang yang akan menggunakan media massa sebagai alat untuk melakukan kegiatan komunikasinya perlu mengetahui bahwa terdapat empatkarakteristik komunikasi massa,yakni (Effendi, 1993 : 81 – 83):

a) Komunikasi massa bersifat umum

Pesan komunkasi yang disampaikan melalui media massa adalah terbuka untuk semua orang.

b) Komunikan bersifat heterogen


(28)

yang meliputi penduduk yang bertempat tinggal dalam kondisi yang sangat berbeda, dengan kebudayaan yang beragam, berasal dari berbagai lapisan masyarakat, mempunyai pekerjaan yang berjenis – jenis; maka oleh kerena itu mereka berbeda pula dalam kepentingan, standart hidup dan derajat kehormatan, kekuasaan dan pengaruh.

c) Komunikan bersifat heterogen

Massa dalam komunikasi massa terjadi dari orang – orang yang heterogen yang meliputi penduduk yang bertempat tinggal dalam kondisi yang sangat berbeda, dengan kebudayaan yang beragam, berasal dari berbagai apisan masyarakat, mempunyai pekerjaan yang berjenis – jenis; maka oleh kerena itu mereka berbeda pula dalam kepentingan, standart hidup dan derajat kehormatan, kekuasaan dan pengaruh.

I.6.2 Surat Kabar Sebagai Media Massa

Media massa merupakan alat bantu utama dalam proses komunikasi massa. Media massa yang dalam bahasa Inggris disebut dengan kata “mass media” yang bermakna alat penghubung. Media massa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bermakna sarana atau saluran resmi sebagai alat komunikasi untuk menybarkan berita dan pesan kepada masyarakat luas. Sarana komunikasi itu dapat berupa surat kabar, majalah, buku, radio, dan televisi. Jadi media massa mengarah kepada alat yang di pergunakan untuk menyampaikan informasi (Junus,1996 : 28)

Surat kabar merupakan salah satu bentuk media massa cetak. Pada awal perkembangannya, surat kabar hanya berupa surat edaran yang diedarkan melalui pelayanan pos yang belum sempurna dan berperan terutama untuk


(29)

menyebarluaskan berita menyangkut peristiwa yang ada hubungannya dengan perdagangan internasional. Di Jerman surat kabar pertama kali muncul pada awal abad ke-17. Sedang di Inggris, dalam bentuk lembaran kertas, lahir pada 1621. Semua ini merupakan cikal bakal dunia persuratkabaran yang kini terbit secara periodik, dengan produksi yang serba mekanik, berjangka dan mengandung sejumlah berita yang sangat bervariasi dengan sistem organisasi serta mekanisme yang mapan (Muhtadi 1999 : 88 – 89). Adapun ciri – ciri dari surat kabar yaitu sifatnya umum (publisitas), terbitnya secara teratur (periodisitas), isinya beraneka ragam dan dari berbagai penjuru dunia (universalitas), serta berita yang disampaikan aktual ( aktualitas ) (Effendi 1993 : 91 – 92).

I.6.3 Kampanye

Kegiatan komunikasi politik yang paling semarak dan melibatkan banyak orang adalah kampanye politik. Kegiatan ini dilakukan menjelang pemilihan, terutama pemilihan anggota legislative (parlemen) yang disebut dengan Pemilihan Umum (Pemilu) atau pilihan raya. Selain pemilihan anggota parlemen yang tidak kalah pentingnya adalah pemilihan jabatan-jabatan politik, terutama pemilihan presiden, gubernur, dan bupati Kampanye adalah bentuk komunikasi politik yang dilakukan oleh seorang atau sekelompok orang atau organisasi politik dalam waktu tertentu untuk memperoleh dukungan politik dari rakyat. Pada umumnya, kampanye politik diatur dengan peraturan peraturan tersendiri, yaitu waktu, tata caranya,pengawasan dan sanksi-sanksi jika terjadi pelanggaran oleh penyelenggaraan kampanye. Dengan demikian, kampanye politik adalah kegiatan yang bersifat formal dalam sebuah perebutan jabatan-jabatan politik tertentu. Dalam kampanye politik, biasanya semua bentuk komunikasi politik


(30)

dikembangkan seperti agitasi politik, propaganda politik, public relations politik, dan retorika politik (Arifin, 2003:83-84)

I.6.4 Berita

Bruce D. Itule dalam News Writing and Reporting for Today’s Mediamencontohkan bahwa berita adalah “man bites dog”. Dengan kata lain, “ dog bites man” adalah bukan berita. Dengan menggunakan defenisi seperti itu, secara sederhana dapat dipahami suatu abstraksi tentang berita. Berita merupakan sesuatu yang memang belum pernah belum pernah terjadi, atau belum pernah didengar sebelumnya. Atau jika kita akan mempercayakan pemilihan apakah suatu berita itu layak atau tidak menjadi berita kepada reporter, maka berita dapat didefenisikan sebagai “what editor and reporter say it is” (Muhtadi, 1999 : 108). Dalam arti teknis jurnalistik, berita adalah laporan tentang fakta atau ide yang termasa, yang dipilih oleh staf redaksi atau harian untuk disiarkan, yang dapat menarik perhatian penonton, entah karena luar biasa, entah karena pentingnya, atau akibatnya, atau pula karena ia mencakup segi – segi human interest seperti humor, emosi dan ketegangan (Assegaf, 1983 : 24). Ada beberapa jenis berita berdasarkan cakupan masalahnya seperti berita agama, berita pendidikan, berita ekonomi, berita hukum dan pengadilan, berita kejahatan, dan termasuk juga berita politik.

Berdasarkan hal diatas, maka variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(31)

Yaitu gejala, faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi munculnya gejala, faktor, atau unsur yang lainnya (Y). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah peran media massa dalam Pilkada.

2. Variabel terikat (Dependent Variabel)

Adalah akibat atau unsur yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya (X).Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tindakan memilih masyarakat dalam pilkada.

3. Variabel antara (Intervening Variabel)

Yaitu variabel yang berada diantara variabel bebas dan variabel terikat (Z), yang berfungsi sebagai penguat atau pelemah hubungan diantara variabel bebas dan variabel terikat. Variabel antara dalam penelitian ini adalah karakteristik responden.

I.7 Model Teoritis

Berdasarkan kerangka konsep yang ada, maka akan dibentu menjadi suatu model teoritis sebagai berikut:


(32)

Gambar 1. Model Teoritis

Sumber: Peneliti,2011.

I.8 Operasional Variabel

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep diatas, maka dapat dibuat operasional variabel yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian, yakni sebagai berikut:

Tabel 2. Operasional Variabel Variabel Bebas (X)

Peran Media Massa dalam Pilkada

Variabel Antara (Z) Karakteristik

Responden

Variabel Terikat (Y) Tindakan Memilih Masyarakat dalam


(33)

No Variabel Teoritis Variabel Operasional

1 Variabel Bebas (X)

Peran media massa dalam Pilkada

1. Alat Promosi 2. Sarana Informasi 3. Sarana Sosialisasi 2 Variabel Terikat (Y)

tindakan memilih masyarakat dalam pilkada.

1. Perhatian 2. Minat 3. Hasrat 4. Keputusan 5. Tindakan 3 Variabel Antara (Z)

Karakteristik Responden

1. Jenis Kelamin 2. Usia

3. Pendidikan

I.9 Defenisi Operasional Variabel

Definisi operasional merupakan suatu petunjuk pelaksanaan mengenai cara – cara untuk mengukur variabel - variabel. Definisi operasional merupakan suatu informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang akan menggunakan variabel yang sama. Definisi operasional dari variabel – variabel dalam penelitian ini adalah:


(34)

1. Variabel Bebas ( peran media massa terhadap tindakan memilih)

a. Alat Promosi, media massa sebagai alat untuk memperkenalkan calon kepala daerah kepada khalayak dimana alat promosi ini bersifat meyakinkan (persuasi) yang berupaya mengubah atau memperkuat sikap atau kepercayaan khalayak agar mereka bertindak mengambil keputusan untuk memlih calon Kepala daerah yang telah diyakini. b. Sarana Informasi, yakni media massa sebagai penyebar informasi bagi

masyarakat yang memberitakan tentang calon dan segala hal yang menyangkut Pilkada dan membagun citra positif terhadap pasangan calon kepala daerah.

c. Sarana Sosialisasi, Pemberian informasi pendidikan untuk pemilih, informasi ini menyangkut partisipasi pemilih, proses pelaksanaan pemilihan, cara memilih dan lain sebagainya yang mampu memberi ide tau gagasan bagi masyarakat dalam perkembangan berjalannya proses pilkada.

2. Variabel Terikat ( tindakan memilih masyarakat dalam pilkada)

a. Perhatian, yaitu suatu hal yang dapat menimbulkan keingintahuan mencari tahu tentang sesuatu yang dilihatnya dalam publikasi di media massa.


(35)

b. Minat, yaitu suatu keadaan yang mampu membuat orang lain menyenangi suatu hal, dimana responden bisa mendengarkan atau melihat informasi melalui media massa.

c. Hasrat, yaitu merupakan dorongan/keinginan yang mendasari atau menjadi alasan responden untuk berpartisipasi.

d. Keputusan , yaitu membuat keputusan untuk memilih jenis dan isi media yang sesuai dengan kebutuhannya.

e. Tindakan, yaitu suatu pekerjaan/kegiatan untuk menentukan pilihan sesuai dengan keinginannya.

3. Variabel Antara ( karakteristik responden)

a. Jenis Kelamin, yaitu jenis kelamin pria atau wanita yang dijadikan sample.

b. Usia, yaitu tingkat umur responden yang dijadikan sample.


(36)

21

BAB II

URAIAN TEORITIS

II.1 Komunikasi dan Komunikasi Massa II.1.1 Pengertian Komunikasi

Komunikasi merupakan suatu proses sosial yang sangat mendasar dan vital dalam kehidupan manusia. Dikatakan mendasar karena setiap masyarakat manusia, baik yang primitif maupun yang modern, berkeinginan mempertahankan suatu persetujuan mengenai berbagai aturan sosial melalui komunikasi. Dikatakan vital karena setiap individu memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan individu – individu lainnya sehingga meningkatkan kesempatan individu itu untuk tetap hidup (Rakhmat, 1985:1).

Istilah komunikasi atau dalam bahasa inggrisnya Communication berasal dari kata komunis yang berarti sama. Pengertian sama yang dimaksud disini adalah sama makna. Menurut William Albig (Djoenaesih, 1983:12) menyatakan bahwa komunikasi adalah proses pengoperan lambing-lambang yang berarti (mempunyai makna) diantara individu-individu.

Berelson dan Steiner (Fisher, 1978:10) memberikan definisi komunikasi sebagai penyampaian informasi, ide, emosi, ketrampilan dan seterusnya melalui penggunaan symbol, gambar, angka, grafik, dan lain-lain. Dance (Fisher, 1978:10) mendefinisikan komunikasi dalam kerangka kerja psikologi manusia yang luas melalui pendefinisian komunikasi manusia sebagai pengungkapan respon-responmelalui simbol-simbol verbal itu bertindak sebagai perangsang atau (stimuli) bagi respon yang terungkap tadi. Effendy (1990:69) mengungkapkan


(37)

bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek. Menurut

Edward Depari (Wijaya, 1986:1-2) komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan dan pesan yang disampaikan melalui lambang-lambang tertentu yang mengandung arti, dilakukan oleh penyampai pesan, ditujukan kepada penerima pesan dengan maksud mencapai kebersamaan (commons).

Wilson (Liliweri, 1992:21) mengatakan komunikasi adalah suatu proses yang menunjukkan kegiatan seorang individu membagi dan mempertukarkan informasi, ide serta sikapnya kepada orang lain.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan melalui penggunaan simbol/lambang yang dapat menimbulkan efek berupa perubahan tingkah laku yang biasa dilakukan dengan menggunakan media tertentu.

Dari definisi komunikasi diatas, maka komunikasi bukan sekedar penyampaian pesan, melainkan juga dengan tujuan mengubah tingkah laku orang lain sesuai dengan apa yang diinginkan komunikatornya. Jelasnya komunikasi itu mempunyai tujuan sebagai berikut :

a. Komunikan diharapkan mengerti apa yang disampaikan komunikator b. Komunikator harus mengetahui benar apa yang diinginkan komunikan.

c. Agar pesan yang disampaikan dapat diterima oleh komunikan maka komunikator harus mengadakan pendekatan baik itu secara persuasive maupun koersif kepada komunikan.


(38)

d. Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu. (Effendy, 1990:71) Secara umum komunikasi mempunyai 4 (empat) fungsi pokok yaitu : a. Fungsi Informasi

b. Fungsi Edukasi/Pendidikan c. Fungsi Persuasi

d. Fungsi Hiburan (Effendy, 1990:83) II.1.2 Pengertian Komunikasi Massa

Menurut Cangara (2002:36) komunikasi massa adalah proses komunikasi yang berlangsung dimana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya missal melalui media atau alat-alat yang bersifat mekanis seperti radio, televisi, surat kabar dan film.

Gebner (Rakhmat, 1986:188) menulis, komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki oleh orang dalam masyarakat industri. Selanjutnya menurut Rakhmat (1986:189), komunikasi massa dapat diartikan sebagai suatu jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak terbesar, heterogen dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan dapat diterima secara serentak dan sesaat.

Lazimnya media massa modern menunjukkan seluruh system dimana pesan-pesan yang diproduksikan, dipilih, disiarkan, diterima, dan ditanggapi. Komunikasi massa menyiarkan informasi, gagasan dan sikap kepada komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak dengan menggunakan media. Melakukan kegiatan komunikasi massa jauh lebih sukar daripada komunikasi antarpribadi. Seorang komunikator yang menyampaikan pesan kepada ribuan


(39)

pribadi yang berbeda pada saat yang sama, tidak akan bisa menyesuaikan harapannya untuk memperoleh tanggapan mereka secara pribadi. Suatu pendekatan yang bisa merenggangkan kelompok lainnya. Seorang komunikator melalui media massa yang mahir adalah seseorang yang berhasil menemukan metode yang tepat untuk menyiarkan pesannya guna membina empati dengan jumlah terbanyak di antara komunikannya. Meskipun jumlah komunikan bisa mencapai jutaan, kontak yang fundamental adalah antara dua orang; benak komunikator harus mengenai benak setiap komunikan. Komunikasi massa yang berhasil ialah konta-pribadi dengan pribadi yang diulangi ribuan kali secara serentak.

Jadi, ada dua tugas komunikator dalam komunikasi massa: mengetahui apa yang ia ingin komunikasikan dan mengetahui bagaimana ia harus menyampaikan pesannya dalam rangka melancarkan penetrasi kepada benak komunikan. Komunikasi massa biasanya menghendaki oragnisasi resmi dan rumit untuk melakukan operasinya. Produksi surat kabar atau siaran televisi meliputi sumber pembiayaan dan karenanya juga pengawasan keuangan ini memerlukan pekerjaan yang benar-benar mempunyai keahlian, jadi memerlukan manajemen yang baik. (Effendy, 2003:79-81)

Terdapat beberapa ciri khusus dari komunikasi massa yang membedakannya dari komunikasi interpersonal, yaitu:

a) Komunikasi massa berlangsung satu arah, berbeda dengan komunikasi interpersonal, komunikasi massa berlangsung satu arah. Ini berarti bahwa tidak terdapat arus balik dari komunikan kepada komunikator.Denganperkataan lain, wartawan sebagai komunikator tidak


(40)

mengetahui tanggapan para pembacanyaa terhadap pesan atau berita yang disiarkannya. Sebagai konsekuensi dari situasi komunikasi seperti ini, komunikator pada komunikasi massa harus melakukan perencanaan dan persiapan sedemikian rupa sehingga, pesan yang disampaikannya kepada komunikan harus komunikatif.

b) Komunikator pada komunikasi massa melembaga; media massa sebagai saluran komunikasi massa merupakan lembaga, yakni suatu institusi atau organisasi. Karena itu komunikatornya melembaga. Komunikator pada komunikasi massa, misalnya wartawan surat kabar atau penyiar televisi, dikarenakan media yang ia pergunakan adalah suatu lembaga, dalam menyebarluaskan pesan komunikasinya ia bertindak atas nama lembaga, sejalan dengan kebijaksanaan surat kabar dan stasiun televisi yang diwakilinya. Ia tidak mempunyai kebebasan individual Sebagai konsekuensi dari sifat komunikator yang melembaga itu , maka peranannya dalam proses komunikasi ditunjang oleh orang-orang lain. c) Pesan pada komunikasi massa bersifat umum, karena ditujukan kepada

umum (public) dan mengenai kepentingan umum. Hal itulah yang antara lain membedakan media massa dengan media nir-massa. Surat, telepon, telegram dan teleks misalnya adalah media nir-massa, bukan media massa. d) Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan; ciri lain dari media

massa adalah kemampuannya untuk menimbulkan keserempakan pada pihak khalayak dalam menerima pesan-pesan yang disebarkan. Hal inilah yang merupakan ciri paling hakiki dibandingkan dengan media


(41)

komunikasi lainnya.

e) Komunikan komunikasi massa bersifat heterogen; komunikasi atau khalayak yang merupakan kumpulan anggota-anggota masyarakat yang terlibat dalam proses komunikasi massa sebagai sasaran yang dituju komunikator, bersifat heterogen. Dalam keberadaannya secara terpencar- pencar, di mana antara satu sama lainnya tidak saling mengenal dan tidak terdapat kontak pribadi, masing-masing berbeda dalam berbagai hal: jenis kelamin, usia, agama, ideologi, pekerjaan, pendidikan, pengalaman, kebudayaan, pandangan hidup, keinginan, cita-cita dan lain sebagainya. Heterogenitas khalayak seperti itulah yang menjadi kesulitan seorang komunikator dalam menyebarkan pesannya melalui media massa, karena setiap individu dari khalayak itu mengkehendaki agar keinginannya dipenuhi.

Dari definisi diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa komunikasi massa merupakan komunikasi yang ditujukan kepada banyak orang yang berbeda- beda dengan menggunakan saluran-saluran media massa sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.

Joseph R. Dominick (1990:24) menjabarkan fungsi komunikasi massa sebagai berikut :

a) Pengawasan

Fungsi ini mengacu pada peranan berita dan informasi dari media massa. Media massa mengambil tempat para pengawal yang pekerjaannya mengadakan pengawasan. Orang-orang media itu adalah para wartawan


(42)

yang berada dimana-mana di seluruh dunia, mengumpulkan informasi masyarakat. Informasi tersebut disampaikan kepada organisasi-organisasi media massa dengan jaringan luas dan alat-alat canggih yang disebarkan ke seluruh penjuru dan untuk itu memerlukan pengawasan yang baik dan benar.

b) Interpretasi

Media massa tidak hanya menyajikan fakta dan data, tetapi juga informasi beserta interpretasi mengenai suatu peristiwa tertentu. Hal ini dapat dilihat dalam pengantar redaksi di tabloid, tajuk rencana di suatu surat kabar dan komentar radio atau siaran televisi.

c) Hubungan

Media massa mampu menghubungkan unsur-unsur yang terdapat didalam masyarakat yang tidak bisa dilakukan secara langsung oleh saluran perseorangan. Misalnya dalam bidang periklanan yang menghubungkan kebutuhan dengan produk penjualnya.

d) Sosialisasi

Sosialisasi merupakan transmisi nilai-nilai yang mengacu kepada cara-cara dimana seseorang mengadopsi prilaku dan nilai-nilai dari suatu kelompok. Media massa menyajikan gambaran masyarakat dengan membaca, menonton, dan mendengar maka seseorang mempelajari bagaimana khalayak berprilaku dan nilai-nilai apa yang penting dan dapat timbul. e) Hiburan


(43)

Hal ini tampak jelas pada televisi seperti film, nyanyian dan sebagainya. Media massa lainnya seperti surat kabar meskipun fungsi utamanya adalah informasi dalam pemberitaan, rubric-rubrik hiburan selalu ada seperti cerita pendek, bersambung dan sebagainya.

Empat tanda pokok dari komunikasi massa menurut Elizabeth-Noelle Neuman (Rakhmat, 1986:189), yaitu :

a. Bersifat tidak langsung, artinya harus melewati media teknis.

b. Bersifat satu arah, artinya tidak ada interaksi antara peserta-peserta komunikan. c. Bersifat terbuka, artinya ditujukan pada public yang tidak terbatas dan anonim. d. Mempunyai publik yang secara geografis tersebar

II.2 Teori AIDDA

Onong Uchjara (1992:25) menjelaskan bahwa pendekatan yang disebut sebagai Act Procedure atau from Attention to Action Procedure, sebenarnya penyederhanaan dari suatu proses yang disingkat AIDDA. Menurut Effendy (1993:304), para pakar menyebut teori ini disebut juga Adaption Process atau A-A Procedure, dimana A (attention), Interest (minat), Desire (hasrat), Decision (keputusan), dan Action (Tindakan)

Yang dimaksud dengan AIDDA adalah: a) Attention ( Perhatian)

Dalam tahap ini, kegiatan mulai dilakukan dengan maksud untuk menumbuhkan pertahanan konsumen terhadap produk.


(44)

b) Interest (Minat/ Ketertarikan)

Ini adalah tahap kedua, dimana konsumen tidak saja member perhatian kepada produk tetapi juga mulai tertarik atau berminat.

c) Desire ( Hasrat/ Keinginan )

Dalam tahap ini konsumen telahmempunyai motivasi untuk memiliki produk atau jasa yang di promosikan memalui media massa.

d) Decision ( Keputusan )

Pada tahap ini, sikap sesungguhnya konsumen terhadap produk mulai terlihat.ditahap ini juga konsumen mengambil keputusan untuk menyukai atau membenci suatu produk.

e) Actions ( Kegiatan/ Tindakan )

Ini merupakan tahap akhir dari formula ini. Pada tahap ini tercermin tindakan atau aksi yang dilakukan atau diambil konsumen terhadap produk yakni untuk membeli produk yang diinginkan atau tidak membeli produk tersebut.

Maka dalam penelitian ini dapat digambarkan bahwa media massa dalam pencalonan peserta Pilkada adalah sebagai komunikator yang menyampaikan pesan-pesannya kepada komunikannya ( khalayak sasaran ) yaitu masyarakat dengan tujuan menarik perhatian agar pesan-pesan produk yang ditawarkan dapat diterima ( hingga ingin melakukan tindakan memilih ) oleh khalayak tersebut.

Penerimaan pesan-pesan yang ditawarkan oleh calon Pilkada kepada masyarakat melalui beberapa tahapan:


(45)

a. Attention (perhatian) ; yakni masyarakat memperhatikan promosi atau iklan calon peserta Pilkada yang ada di media massa yakni surat kabar. Perhatian ini muncul karena peserta Pilkada yang menjadi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dari partai politik kelihatan menarik.

b. Interest (ketertarikan) ; setelah perhatian masyarakat terfokus kepada promosi yang ada, maka perhatian tersebut dapat menjadi minat jika digunakan kata-kata atau dengan kalimat yang merangsang yang menimbulkan rasa ingin tahu lebih jauh. Denagan memperhatikan objek calon peserta Pilkada karena adanya kepentingan atau ketertarikan melihat promosi di media massa yang menampilkan calon peserta Pilkada yang kelihatan bagus dan terkenal, masyarakat tergoda untuk mengetahuinya lebih jauh.

c. Desire (keinginan) ; kebutuhan atau keinginan masyarakat untuk memilih memakai atau melakukan sesuatu harus dibangkitkan, yakni dari proses ada rasa kepentingan atau ketertarikan terhadap calon peserta Pilkada .

d. Decision (keputusan) ; pada tahap ini, kebuthan masyarakat telah berhasil diciptakan. Masyarakat harus diyakinkan agar mengambil keputusan untuk melakukan tindakan memilih. Masyarkat harus benar-benar yakin dengan keputusan yang dilakukan untuk memiliki atau tidak memiliki (memilih atau tidak memilih) calon peserta Pilkada Kabupaten Karo Periode 2010-2015.

e. Action (tindakan) ; tahap ini adalah tahap akhir yang akan dilakukan oleh masyarakat setelah malalui tahap perhatian, minat/kepentingan,


(46)

keinginan dan keputusan. Calon peserta Pilkada dalam promosinya atau kampanyenya selalu membuat visi dan misi dan diharapkan dapat melakukan tindakan memilih terhadap dirinya.

II.3 Pilkada

Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, atau sering disebut sebagai Pilkada, adalah sebuah pemilihan pasangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Indonesia yang dilaksanakan secara labgsung oleh penduduk setempat yang memenuhi syarat. Kepala Daerahdan Wakil Kepala Daerah adalah:

• Gubernur dan Wakil Gubernur untuk provinsi.,

• Bupati dan Wakil Bupati untuk Kabupaten

• Walikota dan Wakil Walikota untuk kota

Pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Dearah diusulkan oleh Partai Politik atau gabungan beberapa Partai Politik yang telah memenuhi persyaratan. Pilkada langsung disebutkan alam undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dan pertama kali diselengarakan pada bulan Juni 2005. Sebelumnya, Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dipilih oleh Dewan Perwakilan Daerah. Penyelenggara Pilkada dilaksanakan oleh Komisi Pemeilihan Umum Daerah.

“Pilkada merupakan mekanisme demokratis, yaitu perwujudan pengembalian hak – hak dasar rakyat dalam rangka rekrutmen pemimpin daerah, dimana rakyat secara menyeluruh memiliki hak dan kebebasan untuk memilih calon – calon yang didukungnya, dan calon – calon bersaing dalam suatu medan permainan dengan aturan main yang sama” ( Prihatmoko, 2005:109 )


(47)

Cara kerja sistem Pemilihan Kepala Daerah langsung terbagi atas lima jenis, “Pertama sisten First past the post, system ini merupaka system yang palin sederhana. Calon Kepala Daerah yang memiliki suara terbanyak secara otomatis sebagai pemenang Pemilihan Kepala Daerah Langsung. Kedua, model Prefential voting system atau Approval Voting System yaitu pemilih memberikan peringkat pada calon – calon Kepala Daerah yang ada pada saat pamilihan. Pemenang ditentukan oleh peraih peringkat pertama. Ketiga, Two Round System atau Run Off yaitu dengan menggunakan system dua putaran, dengan catatan jika tidak ada calon yang meraih suara lebih atau 50 % dari seluruh suara pada saat putaran pertama, selanjutnya dilaksanakan putaran kedua yang diikuti oleh dua pasangan calon peraih suara terbanyak pada putaran pertama. Keempat, System Electoral Colleg yaitu dibuat beberapa daerah pemilihan, setiap daerah pemilihan diberi alokasi atau bobot suara dewan pemilih sesuai dengan jumlah penduduk. Calon yang memperoleh suara dewan pemilih terbesar akan memenangkan pemilihan Kepala Daerah. Kelima, Sistem Nigeria yaitu pemenang Pemilihan Kepala Daerah Langsung jika calon meraih suara mayoritas sederhana. Suara terbanyak diantara yang minimum 25% dari sedikitnya dua pertiga daerah pemilihan” ( Prihatmoko 2005 : 116 – 122 ).

Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah langsung di Indonesia secara fungsional dilaksanakan oleh 3 ( tiga ) institusi, yaitu :

1. DPRD merupakan pemegang otoritas politik, artinya DPRD merupakan representasi rakyat yang memiliki kedaulatan dan member mandat penyelenggaraan pemilihan Kepala Daerah langsung yang diwujudkan dengan pemberitahuan berakhirnya masa jabatan kepada Kepala Daerah


(48)

dan Komisi Pemilihan Umum Daerah. Selanjutnya DPRD menyelenggarakan Rapat Paripurna untuk mendengarkan penyampaian visi dan misi serta program dari pasangan calon Kepala Daerah.

2. KPU Daerah sebagai pelaksana teknis mendapat mandat untuk menyelenggarakan Pemilihan Kepala Daerah Langsung. Selanjutnya KPU daerah bertugas menjalankan tahapan – tahapan pelaksanaan Pilkada. KPU Daerah bertugas untuk membuat aturan, kebijakan, dan keputusan yang diperlukan dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

3. Pemerintah Daerah yang menjalankan fungsi sosialisasi, fungsi fasilitasi diwujudkan untuk menunjang pelaksanaan tahapan Pilkada. Misalnya penyediaan anggaran dan personalia untuk membantu panyelanggaraan Pilkada .

Sementara, tahap pelaksanaan Pilkada terdiri dari 6 tahapan pelaksanaan, meliputi :

a. Penetapan daftar pemilih

b. Pendaftaran dan penetapan Calon Kepala / Wakil Kepala Daerah. c. Kampanye

d. Pemungutan suara. e. Penghitungan suara, dan

f. Penetapan pasangan calon Kepala / Wakil Kepala Daerah terpilih, pengesahan dan pelantikan.


(49)

"Paradigma yang digunakan dalam kampanye Pilkada Langsung adalah paradigma baru, bahwa kampanye dilakukan untuk meyakinkan para pemilihdengan menawarkan visi, misi dan program para pasangan calon. Bentuk – bentuk kampanye monologis cukup dominan dalam pilkada, bentuk kampanye monologis dapat berupa pertemuan terbatas, tatap muka dan dialog. Penyebaran melalui media cetak dan elektronik, penyiaran melalui radio dan penyebaran bahan kampanye kepada umum, pemasangan alat peraga di tempat umum, debat public / debat terbuka antar calon dan atau kegiatan lain yang tidak melanggar peraturan perundang – undangan. Bentuk kampanye ini diidentifikasikan sebagai paradigma lama. Sementara dalam kampanye baru digunakan kampanye dialogis terbuka, kemungkinan adanya interaksi antara calon dan rakyat, visi dan misi yang disampaikan pun dapat diuji dan dikritisi oleh calon pemilih”( Prihatmoko, 2005 : 259 ).

II.4 Surat Kabar Sebagai Media Massa

Media massa merupakan alat bantu utama dalam proses komunikasi massa. Media massa yang dalam bahasa Inggris disebut dengan kata “mass media” yang bermakna alat penghubung. Media massa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bermakna sarana atau saluran resmi sebagai alat komunikasi untuk menybarkan berita dan pesan kepada masyarakat luas. Sarana komunikasi itu dapat berupa surat kabar, majalah, buku, radio, dan televisi. Jadi media massa mengarah kepada alat yang di pergunakan untuk menyampaikan informasi (Junus,1996 : 28)

Surat kabar merupakan salah satu bentuk media massa cetak. Pada awal perkembangannya, surat kabar hanya berupa surat edaran yang diedarkan melalui


(50)

pelayanan pos yang belum sempurna dan berperan terutama untuk menyebarluaskan berita menyangkut peristiwa yang ada hubungannya dengan perdagangan internasional. Di Jerman surat kabar pertama kali muncul pada awal abad ke-17. Sedang di Inggris, dalam bentuk lembaran kertas, lahir pada 1621. Semua ini merupakan cikal bakal dunia persuratkabaran yang kini terbit secara periodik, dengan produksi yang serba mekanik, berjangka dan mengandung sejumlah berita yang sangat bervariasi dengan sistem organisasi serta mekanisme yang mapan (Muhtadi 1999 : 88 – 89). Adapun ciri – ciri dari surat kabar yaitu sifatnya umum (publisitas), terbitnya secara teratur (periodisitas), isinya beraneka ragam dan dari berbagai penjuru dunia (universalitas), serta berita yang disampaikan aktual ( aktualitas ) (Effendi 1993 : 91 – 92).

Media massa merupakan alat bantu utama dalam proses komunikasi massa. Media massa yang dalam bahasa Inggris disebut dengan kata “mass media” yang bermakna alat penghubung. Media massa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bermakna sarana atau saluran resmi sebagai alat komunikasi untuk menybarkan berita dan pesan kepada masyarakat luas. Sarana komunikasi itu dapat berupa surat kabar, majalah, buku, radio, dan televisi. Jadi media massa mengarah kepada alat yang di pergunakan untuk menyampaikan informasi (Junus,1996 : 28)

Surat kabar merupakan salah satu bentuk media massa cetak. Pada awal perkembangannya, surat kabar hanya berupa surat edaran yang diedarkan melalui pelayanan pos yang belum sempurna dan berperan terutama untuk menyebarluaskan berita menyangkut peristiwa yang ada hubungannya dengan perdagangan internasional. Di Jerman surat kabar pertama kali muncul pada awal


(51)

abad ke-17. Sedang di Inggris, dalam bentuk lembaran kertas, lahir pada 1621. Semua ini merupakan cikal bakal dunia persuratkabaran yang kini terbit secara periodik, dengan produksi yang serba mekanik, berjangka dan mengandung sejumlah berita yang sangat bervariasi dengan sistem organisasi serta mekanisme yang mapan (Muhtadi 1999 : 88 – 89). Adapun ciri – ciri dari surat kabar yaitu sifatnya umum (publisitas), terbitnya secara teratur (periodisitas), isinya beraneka ragam dan dari berbagai penjuru dunia (universalitas), serta berita yang disampaikan aktual ( aktualitas ) (Effendi 1993 : 91 – 92).

Pers (Surat Kabar, Majalah) adalah salah satu media iklan yang disebut dengan istilah Above The Line/ Up The Line (Media Lini Atas), (Kurniawati, 2004: 22-25). Kebanyakan surat kabar mengandalakan hidup dari iklan, sehingga seringkali tidak terganggu apabila terjadi kenaikan bahan dasaruntuk produksi semisal kertas koran. Kehadiran koran, atau dengan kata lain mensubsidi harga eceran surat kabar. Sebagai media untuk beriklan, media massa surat kabar mempunyai kelebihan dan kekurangan.

Kelebihan:

1. Surat kabar dapat menjangkau cakupan pasar yang luas, semisal regional, nasional ataupun local.

2. Surat kabar sering dijadikan konsumen sebagai referensi ketika berbelanja karena surat kabar itu sendiri gampang dibawa kemana-mana.

3. Konsumen umunya memandang surat kabar sebagai sesuatu yang actual dan layak dipercaya.


(52)

cakupan geografis) yang diprioritaskan. Kekurangan :

1. Sekalipun jangkauannya bersifay missal,surat kabar dibaca orang dalam tempo yang singkat sekali.

2. Isi yang dipaksakan dihalaman surat kabar yang tidak mempunyaimanajemen redaksi dan tata letak yang baik bisa mengacaukan mata dan daya serap pembaca.

3. Sekalipun memiliki sirkulasi yang luas, beberapa kelompok pasa tertentu tetap tidak dapat dilayani dengan baik.

4. Beberapa produk tidak dapat diiklankan dengan baik lewat surat kabar, terutama produk yang tidak ditujukan kepada umum atau yang menuntut peragaanuntuk merebut tingkat emosi pembaca yang tinggi kan sulit masuk ke surat kabar. Demikian pula produk tertentu yang jika diiklankan/promosikan dapat dianggap melanggar kesusilaan.

II.5 Kampanye

Kegiatan komunikasi politik yang paling semarak dan melibatkan banyak orang adalah kampanye politik. Kegiatan ini dilakukan menjelang pemilihan, terutama pemilihan anggota legislative (parlemen) yang disebut dengan Pemilihan Umum (Pemilu) atau pilihan raya. Selain pemilihan anggota parlemen yang tidak kalah pentingnya adalah pemilihan jabatan-jabatan politik, terutama pemilihan presiden, gubernur, dan bupati Kampanye adalah bentuk komunikasi politik yang dilakukan oleh seorang atau sekelompok orang atau organisasi politik dalam


(53)

waktu tertentu untuk memperoleh dukungan politik dari rakyat. Pada umumnya, kampanye politik diatur dengan peraturan peraturan tersendiri, yaitu waktu, tata caranya,pengawasan dan sanksi-sanksi jika terjadi pelanggaran oleh penyelenggaraan kampanye. Dengan demikian, kampanye politik adalah kegiatan yang bersifat formal dalam sebuah perebutan jabatan-jabatan politik tertentu. Dalam kampanye politik, biasanya semua bentuk komunikasi politik dikembangkan seperti agitasi politik, propaganda politik, public relations politik, dan retorika politik (Arifin, 2003:83-84). Namun harus diingat bahwa di Negara demokratis (termasuk Indonesia) penggunaan agitasi politik dan propaganda politik yang mengabaikan nilai-nilai kebenaran, etika, dan moral harus ditinggalkan.

Dalam konteks persaingan antar partai politik,trdapat tiga sasaran kampanye politik. Pertama, membangkitkan kesetian alami para pengikut suatu partai agar tetap memilih sesuaidengan kesetiaan itu. Kedua, menggalang rakyat (pemilih) yang tidak terikat dengan partai tertentu atau menciptakan pendukung dari golongan independent. Ketiga, meyakinkan rakyat (pemilih) dari partai lain,bahwa keadaan akan lebih baik jika mereka menjatuhkan pilihan kepada kandidat dari partai lain.

Pelaksanaan kampanye politik dan menjalankan ketiga sasaran kampanye diatas, memerlukan manajemen yang rapi sehingga dapat dikembangkan menjadisebuah kampanye yang total. Hal ini harus dimulai dengan perumusan gagasan vital atau tema kampanye yang persuasive, yang kemudian disusun perencanaan, pengorganisasian, penganggaran, pelaksanaan, evaluasi dan seterusnya sehinnga dapat tujuan yang efektif dan efisien.


(54)

Penyusunan gagasan vital atau tema kampanye harus diserahkan kepada pemikir atau konseptor. Kemudian, pengorganisasiannya diserahkan kepada organisator. Sedang penyebaran gagasan tersebut harus dilaksanakan oleh para komunikator politik, yang terdiri dari politikus professional dan aktivis, yang mempunyai kemampuan sebagai orator, public relations officer. Komunikator politik pada umunya adalah pemimpin karena harus memiliki kepemimpinan, yaitu kemampuan membawa massa atau pengikut kepada tujuan tertentu.

Salah satu kampanye yang sering digunakan adalah kampanye massa, yaitu kampanye yang ditujuan kepada massa (orang banyak). Persuasi kepda massa itu dilakukan , baik itu dilakukan dengan hubungan tatap muka atau melalui media seperti surat kabar, radio, televisi ,spanduk, baloho, poster,dan sebaran serta medium interaktif melalui computer (internet).

Selain kampanye massa, juga dikenal kampanye tatap muka atau antarpesona, yaitu kampanye tanpa perantara. Seorang kandidat bertemu tatap muka langsung dengan calon pemilih, bahkan juga mungkin melakukan dialog, jabat tangan (bersalaman) dan bercanda. Hubungan tatap muka dapat dilakukan dengan penampilan pribadi secara relative informal atau melalui dukungan tokoh-tokoh formal atau informal yang mempunyai nama nasional.

Akhirnya, keberhasilan suatu kampanye sangat ditentukan oleh kapasitas individu para calon atau kandidat, yaitu para politikus dalam menampilkan diri (Arifin, 2003: 83-85).

II.6 Berita

Bruce D. Itule dalam News Writing and Reporting for Today’s Mediamencontohkan bahwa berita adalah “man bites dog”. Dengan kata lain, “


(55)

dog bites man” adalah bukan berita. Dengan menggunakan defenisi seperti itu, secara sederhana dapat dipahami suatu abstraksi tentang berita. Berita merupakan sesuatu yang memang belum pernah belum pernah terjadi, atau belum pernah didengar sebelumnya. Atau jika kita akan mempercayakan pemilihan apakah suatu berita itu layak atau tidak menjadi berita kepada reporter, maka berita dapat didefenisikan sebagai “what editor and reporter say it is” (Muhtadi, 1999 : 108). Dalam arti teknis jurnalistik, berita adalah laporan tentang fakta atau ide yang termasa, yang dipilih oleh staf redaksi atau harian untuk disiarkan, yang dapat menarik perhatian penonton, entah karena luar biasa, entah karena pentingnya, atau akibatnya, atau pula karena ia mencakup segi – segi human interest seperti humor, emosi dan ketegangan (Assegaf, 1983 : 24). Ada beberapa jenis berita berdasarkan cakupan masalahnya seperti berita agama, berita pendidikan, berita ekonomi, berita hukum dan pengadilan, berita kejahatan, dan termasuk juga berita politik.

Berita adalah laporan yang baru tentang peristiwa, pendapat atau masalah yang menarik perhatian orang (Mappatoto, 1993:91). Berita muncul dari benak manusia untuk disebarkan untuk disebarkan kepada manusia lain untuk mewujudkan komunikasi sosial.

Dalam jurnalistik, begitu banyak pengertian berita. Masing-masing orang memberikan definisi berita menurut sudut pandang mereka sendiri-sendiri dalam merumuskannya. Dalam buku reporting, Mitchell V. Charnley menuliskan beberapa definisi berita:

“ Berita adalah segala sesuatu yang terkait dan menarik perhatian banyak orang dan berita terbaik adalah hal-hal yang paling menarik yang menarik


(56)

sebanyak mungkin orang (untuk membacanya).“ ini definisi menurut Willard Grosvenor Bleyer.

Menurut Chilton R. Bush, berita adalah informasi yang “merangsang” dengan informasi itu orang bisa dapat puas dan bergairah. Sementara Charnley sendiri menyebutkan bahwa berita adalah laporan tentang fakta atau pendapat orang yang terikat oleh waktu,yang menarik dan/atau penting bagi sejumlah orang tertentu.

Dari sekian banyak definisi berita itu, pada perinsipnya ada beberapa unsur yang penting yang harus diperhatikan definisi tersebut, yakni:

1. Laporan

2. Kejadian/peristiwa/ pendapat yang penting dan menarik. 3. Disajikan secepat mungkin (terikat oleh waktu.

II. 7 Tindakan Memilih

Tindakan memilih memiliki beberapa tahapan yaitu :

1. Perhatian, yaitu suatu hal yang dapat menimbulkan keingintahuan, mencari tahu tentang sesuatu yang dilihatnya.

2. Minat, yaitu suatu keadaan yang mampu membuat orang lain menyenangi suatu hal.

3. Hasrat, yaitu keinginan seseorang dalam suatu hal yang dilihatnya dan memiliki keinginan untuk memperolehnya.

4. Keputusan, yaitu langkah yang diambil seseorang dalam menetapkan suatu hal yang diinginkannya itu.


(57)

5. Tindakan, yaitu suatu pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan seseorang dalam mencapai keinginannya dalam mendapatkan suatu hal.


(58)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Deskripsi Lokasi penelitian.

Dalam mendeskripsikan lokasi penelitian di Desa Ketaren Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, peneliti memperoleh data dari wawancara terhadap Kepala Desa Ketaren dan pengambilan sebagian data di Badan Statistika Kabupaten Karo di Jln. Letjen Jamin Ginting (Raya) No. 131 Berastagi atas arahan dari Kepala Desa.

Desa Ketaren merupakan salah satu desa dari 13 desa yang berada di Kecamatan Kabanjahe yang merupakan ibukota Kecamatan Kabanjahe. Desa Ketaren terdiri dari 11 (sebelas) dusun dalam wilayah yang termasuk dalam pemerintahan Desa Ketaren dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Sumber Mufakat 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Gung Negeri 3. Sebeleh Timur berbatasan dengan Desa Samura

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Kaban/Desa Rumah Kabanjahe Menurut data yang berasal dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo, penduduk Desa Ketaren berjumlah 5569 jiwa yan g terdiri dari 2790 laki-laki dan 2779 jiwa perempuan, dengan jumlah kepala keluarga 1251 KK. Dari jumlah tersebut yang menjadi peserta pemilih pada Pilkada Karo Periode 2010-2015 sesuai dengan data PPS (Panitia Pemungutan Suara) Desa Ketaren adalah 3537 orang pemilih.


(59)

1.Mata Pencarian Penduduk

Tabel.3 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Mata Pencaharian Jumlah Persentase(%)

Pertanian 1351 83.3%

Industri 16 0.9%

PNS/ABRI 139 8.6%

Lainnya 117 7.2%

Jumlah 1623 100%

Sumber : BPS Kab. Karo 2010

2.Potensi Desa

Sebagaimana umumnya desa-desa di Indonesia yang masih kurang potensi, Desa Ketaren juga terdapat potensi yang masih minim baik secara sarana dan prasarana yang merupakan asset desa. Namun karena Desa Ketaren jaraknya tidak terlalu jauh dari Ibukota Kabupaten Karo, maka potensi desa yang dimiliki relatih baik dibandingkan dengan desa-desa tetangga yang masuk dalam pemerintahan Kecematan Kabanjahe. Adapun potensi Desa Ketaren yang dapat disajikan adalah sebagai berikut:

Tabel. 4 Potensi Desa Ketaren

Jenis Jumlah Keterangan


(60)

Masjid 2 Baik

Sekolah SD 4 Baik

Sekolah SMP 2 Baik

Sekolah SMA 2 Baik

Universitas 1 Baik

Balai Adat (Losd) 1 Baik

Kamar Mandi Umum 1 Kurang Baik

Puskesmas Pembantu 5 Baik

Sumber : BPS Kab. Karo 2010

Dari table diatas dapat dilihat bahwa untuk ukuran desa, potensi yang dimiliki oleh Desa Ketaren sudah cukup memadai karena telah terdapat sarana-sarana seperti: pendidikan, dan kesehatan dan lainnya yang merupakan factor utama peningkatan kehidupan masyarakat desa.

III.1.2 Keadaan Sosial Budaya 1. Agama dan Adat Istiadat

Tabel. 5 Komposisi Penduduk Menurut Agama

Agama Jumlah Persentase


(61)

Protestan 1.874 33.6%

Khatolik 1.389 24.9%

Lainnya 169 3.2%

Jumlah 5.569 100%

Sumber : BPS Kab. Karo 2010

Secara umum penduduk Desa Ketaren menganut agama Kristen yang terdiri dari 1.874 jiwa atau 33.6% Kristen Protestan, 1.389 jiwa atau 24.9% Kristen Khatolik. Sedangkan penduduk yang menganut agama Islam sebanyak 2.137 jiwa atau 38.3%. yang menganut agama lainnya (Budha, Hindu, dan aliran kepercayaan lainnya) hanya sebanyak 169 jiwa atau sekitar 3.2%.

Mayoritas penduduk yang ada di desa Ketaren merupakan suku Karo, dimana dalam kesehariaannyamenjalankan adat istiadatnya berdasarkan hokum adat Karo yang telah dijalankan secara turun menurun.

III.1.3 Struktur Organisasi

Desa Ketaren terdiri dari 11 Dusun yang dipimpin oleh sseorang Kepala Desa, dimana struktur organisasi desa Ketaren terdiri atas:

1. Kepala Desa 2. Perangkat Desa

Dalam menjalankan tugasnya, Kepala Desa di bantu oleh satu orang Sekretaris Desa dan 3(tiga) Kepala Urusan yang membidangi:

1. Bidang Pemerintahan 2. Bidang Pembangunan 3. Bidang Umum


(1)

Tabel Foltron Cobol No

Karakteristik

Responden Peran Media Massa (X) Tindakan Memilih (Y)

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

1 1 1 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2

2 2 1 1 1 3 2 2 1 2 2 3 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

3 1 2 4 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1

4 1 2 3 1 3 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 3 3 3 3 3

5 1 4 4 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2

6 2 1 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

7 2 3 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1

8 1 2 4 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

9 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2

10 2 2 4 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

11 2 3 4 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

12 2 1 1 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

13 1 2 4 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

14 2 2 4 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2

15 2 4 3 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2

16 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

17 2 1 3 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2

18 1 3 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2

19 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2

20 2 1 1 1 3 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1


(2)

22 2 2 4 1 3 2 2 2 2 3 2 3 2 1 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2

23 1 1 3 1 3 2 2 2 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3

24 2 1 3 1 3 2 2 2 2 1 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

25 2 1 4 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 3 2 2 3 3 1 1 2 2 2 1 1

26 1 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2

27 2 4 4 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

28 2 1 3 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

29 1 2 4 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

30 1 1 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

31 1 2 4 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

32 1 1 4 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

33 2 2 3 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

34 2 3 3 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2

35 1 3 4 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

36 1 1 4 1 2 2 2 2 2 2 1 3 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

37 2 1 3 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2

38 1 1 4 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

39 2 1 4 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2

40 2 2 4 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

41 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2

42 1 1 4 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

43 2 1 4 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

44 2 1 4 1 2 2 2 2 2 2 3 2 3 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

45 1 4 4 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2


(3)

47 2 3 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2

48 1 4 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2

49 2 1 4 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2

50 2 1 4 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

51 1 4 4 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 3 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1

52 2 2 4 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1

53 1 4 3 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

54 1 1 4 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

55 1 1 3 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2

56 1 1 3 1 2 2 3 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

57 2 2 4 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2

58 2 4 4 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

59 1 1 4 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

60 2 1 4 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

61 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

62 1 1 3 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

63 1 1 3 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2

64 1 4 3 1 2 2 2 2 2 3 3 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

65 1 2 4 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

66 1 4 3 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

67 1 3 4 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2

68 2 2 4 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

69 1 3 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2

70 1 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 3 2 1 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2


(4)

72 1 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

73 1 2 4 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

74 2 2 4 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3

75 2 2 4 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3

76 1 4 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 1 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2

77 2 2 4 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

78 2 2 3 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2

79 1 4 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 1 3 3 2 2 2 2 2 2 2

80 1 4 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2

81 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

82 1 4 1 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 1 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3

83 1 2 4 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

84 1 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1

85 1 4 3 1 2 2 3 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

86 1 3 4 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

87 1 3 4 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 1

88 1 4 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

89 1 4 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 1

90 1 2 2 1 2 2 2 3 2 3 2 2 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1

91 2 2 4 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

92 1 3 3 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3

93 1 4 4 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

94 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2

95 1 3 4 1 2 2 3 2 3 2 3 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2


(5)

97 1 2 1 1 2 2 3 1 2 3 2 2 2 1 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2


(6)

BIODATA

Nama : Yessy Margaretha

Tempat/Tanggal Lahir : Medan / 03 Oktober 1985

Departemen : Ilmu Komunikasi Extension FISIP USU

Alamat : - Jl. Pijerpodi No. 1B Padang Bulan

Medan

-Jl. Bankdes Gg. Kantor Pos No 20 Bandar- Baru Kec. Sibolangit Kab.Deli Serdang

Anak : Ke 1 dari 2 bersaudara

Orang Tua

Bapak : Mahidin Tambun

Ibu : Ngintan Bukit, S.Pd

Pendidikan : SD Negeri No 101843 Bandar-Baru

Sibolangit (1992-1998)

SLTP RK Deli Murni Bandar-Baru Sibolangit (1998-2001)

SMUN 4 Medan (2001-2004)

D III Bahasa Inggris Fakultas Sastra USU Angkatan 2004

Ilmu Komunikasi Extension FISIP USU Angkatan 2007