KEHIDUPAN WANITA MODERN DALAM IMAJINASI KARYA SENI LUKIS

(1)

i

SKRIP KARYA TUGAS AKHIR

KEHIDUPAN WANITA MODERN DALAM

IMAJINASI KARYA SENI LUKIS

Oleh

Desak Ketut Ayuni Raswati NIM : 2004.02.01.1.0049

SENI RUPA MURNI : SENI LUKIS

FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN

INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR


(2)

ii

SKRIP KARYA TUGAS AKHIR

KEHIDUPAN WANITA MODERN DALAM

IMAJINASI KARYA SENI LUKIS

Karya tulis ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Seni pada Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar

Oleh

Desak Ketut Ayuni Raswati NIM : 2004.02.01.1.0049

SENI RUPA MURNI : SENI LUKIS

FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN

INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR


(3)

iii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

Skrip Karya / Pengantar Karya Tugas Akhir Skripsi ini disusun oleh

Oleh :

NAMA : DESAK KETUT AYUNI RASWATI NIM : 2004.02.01.1.0049

JURUSAN : SENI RUPA MURNI

Judul : KEHIDUPAN WANITA MODERN DALAM IMAJINASI KARYA SENI LUKIS

Telah dipe riksa dan disetujui untuk diuji sebagai syarat untuk mencapai gelar Sarjana Seni (S1) pada Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni

Indonesia Denpasar.

Pembimbing I Pembimbing II

( Dra. Tjok Istri Mas Astiti, M. Si ) ( Drs.A.A.Ngr.Gede Surya Buana, M.Sn )


(4)

(5)

v

KATA-KATA PERSEMBAHAN DAN MOTTO

Kata-kata persembahan :

Segala yang ada didunia ini tidak berkondisi dan abadi, nilai ciptaan karya seni merupakan proses manusia menemukan jati diri. Karya ini, pencipta persembahan kepada Ayah, Ibu, Adik, Kakak dan Suami tercinta. Dan bagi masyarakat pencinta seni pada umumnya dengan tema “ Kehidupan Wanita

Modern Dalam Imajinasi Karya Seni Lukis” Untuk merangsang para penikmat

dan pencipta untuk memahami kehidupan wanita modern dan pergaulan masa kini. Baik dari segi positif dan negatifnya. Karena semuanya berkondisi dan tidak akan pernah abadi.

Motto

“Berjuanglah terus selagi ada waktu tanpa takut gagal terus maju tanpa pernah


(6)

vi

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur pencipta panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Yang Widhi Wasa karena atas segala rahmat dan karunia-Nyalah sehingga penyusunan karya tugas akhir ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Dalam skrip ini diuraikan tentang proses kreativitas dalam berkarya seni lukis yang merupakan salah satu persyaratan untuk dapat mengikuti ujian akhir Program Studi Seni Lukis, Jurusan Seni Rupa Murni, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Denpasar tahun akademik 2011.

Penyusunan ini terwujud berkat adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu pula pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati pencipta menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Prof. Dr. I Wayan Rai, S. MA, selaku Rektor Institut Seni Indonesia Denpasar. 2. Dra. Ni Made Rinu, M. Si, selaku Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain

Institut Seni Indonesia.

3. Drs. I Wayan Kondra, M.Si, selaku Ketua Jurusan Seni Rupa Murni dan pembimbing akademik yang banyak memberikan bimbingan dan motivasi didalam penyelesaian tugas-tugas akademik.

4. Drs. A.A Ngr. Gede Surya Buana, M.Sn, selaku Ketua minat lukis dan selaku pembimbing II yang juga banyak memberikan bimbingan dan pengarahan serta motivasi dalam penulisan Skrip karya seni ini.


(7)

vii

5. Dra. Tjok Istri Mas Astiti, M.Si, selaku Pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahannya pengarahan dalam penulisan Skrip karya seni ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen Institut Seni Indonesia Denpasar yang selama ini telah membimbing pencipta dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik.

7. Seluruh Civitas Akademik Institut Seni Indonesia Denpasar . 8. Seluruh staf pegawai FSRD di Institut Seni Indonesia Denpasar.

9. Seluruh keluarga yang pencipta cintai yang telah banyak membantu baik moral maupun spiritual sehingga tugas akhir dapat terselesaikan.

10. Seluruh rekan-rekan dan para sahabat yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu sehingga skrip ini terwujudnya skrip karya tugas akhir ini.

Akhir kata pencipta menyadari didalam penyusunan tulisan ini masih sangat jauh dari kesempurnanan. Maka dari pada itu sudilah dapat dimaklumi, karena pencipta masih dalam proses pembelajaran. Dan melalui tulisan ini kritik dan saran dari pembaca sangat di harapkan semoga bermanfaat.

Denpasar,


(8)

viii ABSTRAK

JUDUL : KEHIDUPAN WANITA MODERN DALAM IMAJINASI KARYA SENI LUKIS

Seiring dengan perubahan dan perkembangan zaman, Wanita telah mengubah dirinya menjadi wanita yang penuh pesona , cantik, percaya diri, cerdas. Perubahan tersebut terjadinya karena gaya hidup, dimana gaya hidup saat ini membuat wanita harus pintar dalam berpenampilan, karena dengan berpenampilan menarik wanita dapat menampilkan citra dirinya.

Apa yang wanita lakukan dengan keinginannya untuk tampil sempurna dalam aktifitas sehari- harinya mulai cara duduk, cara berjalan, cara berbicara , cara berpenampilan, cara bergaul adalah agar dapat menyandang status sosial dan menampilkan citra dirinya dimata orang lain.

Derasnya informasi media massa seperti majalah, TV, radio, internet yang menyuguhkan iklan- iklan produk kecantikan yang ditawarkan . Keyakinan wanita akan produk kecantikan yang dapat membuat diri mereka cantik terkadang menjadi dampak yang tidak baik bagi wanita itu sendiri, sehingga dapat menyebabkan ketergantungan yang menyebabkan krisis identitas, konsumenrisme, terjadi kesenjangan sosial lainnya.

Apa yang wanita lakukan dengan keinginan berpenampilan sempurna dan cantik dalam kehidupan yang serba modern seperti sekarang ini wanita mengikuti trend, karena keinginan didalam dirinya. Keinginan tersebut menjadi dasar Fantasi hiperealitas. Didalam hiperealitas, kehidupan bergerak didalam suatu model yang disebut model simulasi (permainan). Dari problematika diatas, maka

pencipta tertarik untuk membahas “ Kehidupan Wanita Modern “ dalam aktifitas

keseharianya.


(9)

ix ABSTRACT

TITLE : FEMALE MODERN LIFE IN IMAGINATION PAINTING ART WORK

Along with the changes and the times, women have transformed themselves into a woman full of charm, beautiful, confident, intelligent. The changes are happening because of lifestyle, where this lifestyle makes women should be smart in appearance, due to the attractive woman can display the image themselves.

What women do with their desires to appear perfect in their daily activities began to sit, how to walk, how to talk, how to look, how to get along is for can bear the social status and display the image of themselves in the eyes of others.

The rapid information media such as magazines, TV, radio, the Internet that presents advertisements of beauty products on offer. Confidence beauty products that women will be able to make themselves beautiful sometimes be impacts that are not good for the woman herself, so it can cause dependence that causes an identity crisis, consumerism, other social gaps.

What women do with the desire to look perfect and beautiful in all modern life, as now women follow the trend, because of the desire within themselves. Desires are the basis Fantasy hyper reality. In the hyper reality, life moves in a model called the model simulation (game). From the above problems, the authors are interested to discuss "Women's Modern Life" in their daily activities.


(10)

x DAFTAR ISI

JUDUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

LEMBARAN PENGESAHAN PEMBIMBING ... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN DAN LEMBAGA ... iv

KATA-KATA PERSEMBAHAN DAN MOTTO ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... x

BAB I PENDAHULUAN………... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Ide Penciptaan ... 3

1.3 Rumusan Masalah ... 4

1.4 Ruang Lingkup ... 4

1.5 Tujuan ... 5

1.6 Manfaat ... 5

BAB II TINJUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Kajian Sumber Kepustakaan ... 7

2.2 Tinjauan Tentang Seni ... 10


(11)

xi

2.4 Elemen-Elemen Seni Lukis ... 11

2.4.1 Garis ... 11

2.4.2 Warna ... 12

2.4.3 Bentuk ... 12

2.4.4 Ruang ... 13

2.4.5 Tekstur... 13

2.5 Prinsip-Prinsip Penyusunan Karya Seni Lukis ... 14

2.5.1 Komposisi... 14

2.5.2 Proporsi ... 14

2.5.3 Keseimbangan ... 15

2.5.4 Irama... 15

2.5.5 Kontras ... 16

2.5.6 Harmoni... 16

2.5.7 Kesatuan ... 17

2.6 Tinjauan Karya ... 17

2.7 Sumber-Sumber lain... 17

2.7.1 Sumber Karya Seni (Visual) ... 17

2.7.2 Audio Visual ... 21

BAB III METODE PENCIPTAAN ... 22

3.1 Proses Penjajagan (Eksplorasi) ... 22

3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 23


(12)

xii

3.4 Bahan-bahan Melukis ... 30

3.4.1 Kamvas ... 30

3.4.2 Cat Acryelic (Warna) ... 30

3.4.3 Oil Painting ... 30

3.5 Alat-Alat Melukis... 31

3.5.1 Kuas... 31

3.5.2 Palet ... 31

3.5.3 Kain Lap ... 31

3.6 Proses Pembentukan (Forming) ... 32

3.7 Penyelesaian (Finishing) ... 34

BAB IV WUJUD KARYA... 35

4.1 Aspek Ideoplastis ... 35

4.2 Aspek Fisikoplastis ... 37

4.3 Wujud Karya ditinjau dari Aspek Ideoplastis dan Fisikoplastis ... 39

BAB V PENUTUP ... 54

5.1 Kesimpulan ... 54

5.2 Saran-Saran ... 55 DAFTAR PUSTAKA


(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Wanita sebuah kata yang sering kita dengar dalam kehidupan ini, mereka bagaikan misteri yang sulit dipahami karena tidak banyak orang dapat memahami. Sosok wanita bagaikan lautan yang sangat indah, tak bertepi dan tak terduga dalamnya. Tanpa adanya wanita dunia ini sepi tidak berpenghuni. Seorang negarawan Napoleon Bonaparte berkata : beri aku ibu- ibu yang baik dan aku bisa memberikan Negara yang baik pula. ( Rudy Hariyono, 2000 : 125 )

Berbicara tentang wanita, memang selalu menjadi persoalan yang amat menarik untuk dibahas baik ditulis dalam sebuah artikel buku atau menjadi rubrik menarik dalam sebuah entertement dari satu media yang bernama televisi, di bahas lewat majalah, radio, atau lewat internet. Seiring perubahan dan perkembangan jaman, wanita telah mengubah dirinya menjadi wanita yang penuh dengan pesona, lincah, tahu akan mode, cantik, percaya diri, cerdas berwawasan luas, seru untuk diajak bergaul, enerjik, dapat dijadikan mitra kerja yang sejajar dengan pria. Wanita inilah yang disebut dengan wanita kosmopolitan (Kurniawati, 2004 : 162).

Demikian pula halnya dengan pencipta dalam mengkritisi perubahan-perubahan besar dalam hal kehidupan sosial manusia, pada masyarakat Bali khususnya, dan Indonesia pada umumnya. Dimana pencipta


(14)

2

menemukan indikasi pergeseran nilai secara mental akibat dari arus globalisasi dan modernisasi.

Dalam sebuah tayangan televisi, salah satu fenomena yang sangat menarik yang pencipta temukan di masyarakat dalam zaman yang serba maju ini adalah perubahan gaya hidup, dimana sebagian orang cenderung mencoba hal- hal yang berbau barat yang identik dengan sebuah kehidupan modernisasi. Hal ini nampak jelas terjadi di kalangan ABG (Anak Baru Gede) dimana mereka selalu asyik akan kehidupan yang berbau modern dan kemewahan tanpa pernah memikirkan akibat dari pengaruh global tersebut.

Seperti contoh ketika melihat sosok bintang sinetron atau penyanyi terkenal yang terlintas adalah sosok manusia yang hidup dalam dunia glamour. Gaya hidupnya dari sejak bangun tidur hingga tidur kembali selalu bernuansa gemerlap. Lihat gaya dandanan, bajunya, celana panjang, rambut, sepatu, hingga perhiasan yang melingkar ditubuhnya semua serba mahal. Lihat pula tempat-tempat berlibur atau restaurant, hotel, café yang dipilih. Jelas orang kebanyakan tidak mampu meraihnya.

Sebagaimana telah di ketahui bersama bahwa wanita merupakan sumber kehidupan yang pertama kali bagi manusia yang baru tercipta ke dunia fana ini. Dari situlah manusia mulai mengenal dunia fana ini. Manusia mulai mengenal dunia terus berkembang dan berkembang menjadi anak-anak, remaja, dewasa, tua lalu mati. Pada saat remaja menuju dewasa disitulah pencipta menemukan dan memperhatikan keindahannya.


(15)

3

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Kehidupan Wanita Modern merupakan tuntutan diri untuk maju dan berkembang seiring dengan perkembangan jaman diera globalisasi sekarang ini.

Kehidupan Wanita modern merupakan suatu yang menarik bagi pencipta karena wanita memiliki suatu daya tarik tersendiri bagi pencipta yaitu: bentuk tubuh, kemanjaan, keuletan, kegigihan, dan terpenting bagi pencipta yang keseharianya merupakan suatu femenomena yang sangat bagus diungkapkan ke dalam karya seni lukis

Dari apa yang tertera di atas, menjadi alasan memilih sosok wanita dalam kehidupan modern sebagai tema dan sumber inspirasi di dalam penciptaan karya seni lukis, di samping sangat menarik untuk diamati dan dimengerti, di dalam rumah tangga maupun di dalam masyarakat.

1.2Ide Penciptaan

Ide merupakan suatu gagasan, rancangan, atau dasar pemikiran dalam penciptaan tentang bagaimana wujud suatu karya. Ide dalam penciptaan seni lukis mutlak diperlukan karena hal tersebut akan menentukan isi dari karya.

Pencipta menvisualisasikan Kehidupan Wanita Modern untuk diwujudkan pada kanvas. Terkait dengan karya seni, didalamnya terdapat aspek-aspek pendukung di antaranya warna, garis, tekstur, unity, balance, proporsi. Dengan memadukan unsur-unsur tersebut ke dalam karya seni lukis sebagai upaya menampilkan tema kehidupan wanita modern, sehingga secara keseluruhan nampak harmonis, tentunya tergantung kepada kemampuan


(16)

4

mengolah unsur- unsur seni rupa tersebut, sehingga menjadi karya seni yang berkualitas.

Ide penciptaan karya lukis, pencipta suguhkan dalam tugas akhir ini adalah terinspirasi dari kehidupan wanita modern yang cerdas, cantik, sangat

fashionable, dan kreatif, dengan modal tersebut seorang wanita dapat

melakukan apapun yang mereka inginkan tak perduli apapun yang mereka inginkan, tak perduli ia seorang ibu rumah tangga sekalipun.

1.3Rumusan Masalah

Adapun masalah- masalah yang muncul dalam penciptaan karya seni lukis yang berjudul” Kehidupan Wanita Modern dalam Imajiasi Penciptaan Seni Lukis” sangatlah banyak dan luas. Dalam hal dapat dirumuskan beberapa masalah yang muncul dalam proses berkarya meliputi :

1. Bagaimana menvisualisasikan tema Kehidupan Wanita Modern dalam Imajinasi Penciptaan secara maksimal untuk diwujudkan ke dalam seni lukis ?

2. Bagaimana cara mengaplikasikan elemen–elemen visual seni lukis sehingga dapat mendukung gagasan penciptaan yang diinginkan ?

3. Bahan dan teknik apa saja yang digunakan agar dapat mewakili ide penciptaan ke dalam seni lukis ?

1.4Ruang Lingkup

Mengingat permasalahan yang cukup luas, perlu adanya pembatasan masalah sesuai dengan ide pencipta yakni, Kehidupan Wanita Modern Dalam


(17)

5

Imajinasi Penciptaan Seni Lukis. Batasan atau ruang lingkup masalah adalah kehidupan wanita modern yang mencirikan gaya fashion, konsumtif, yang bersumber dari trend atau gaya hidup kekinian.

1.5Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dalam penciptaan karya seni dengan judul

“Kehidupan Wanita Modern Dalam Imajinasi Penciptaan Seni Lukis” adalah sebagai berikut :

1. Penampilan realitas “kehidupan wanita modern” Pencipta ingin mewujudkan kemampuan dalam memvisualisasikan ide ke dalam karya seni lukis sesuai dengan tema yang diangkat.

2. Untuk memenuhi dorongan kreativitas dalam mengekspresikan pengalaman estetis melalui elemen-elemen seni rupa, dalam menghasilkan karya-karya yang dinamis dan inovatif.

3. Ingin membangun kesadaran kepada publik bahwa dengan bentuk karya seni lukis penampilan wanita merupakan ilustrasi dari adanya perubahan nilai- nilai pada budaya Indonesia.

1.6Manfaat

Adapun manfaat yang ingin diperoleh dalam penciptaan karya seni lukis dengan judul ”Kehidupan Wanita Modern Dalam Imajinasi Penciptaan Seni Lukis” adalah :

1. Dapat mengembangkan dan menggali kreatifitas dalam berkesenian, sehingga muncul ide- ide baru yang bermanfaat sebagai mediator dalam


(18)

6

berkomunikasi kepada masyarakat pencinta seni dan masyarakat pada umumnya.

2. Dapat memberi manfaat pada studi akademis, sebagai refrensi kepada mahasiswa sehingga dapat dijadikan acuan dalam penulisan.

3. Dapat memberi sumbangsih pemikiran dan pengalaman-pengalaman dalam bereksplorasi dalam karya seni lukis pada masyarakat.


(19)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini akan menguraikan beberapa hal yang menyangkut tentang sumber-sumber yang mendukung dan melandasi proses penciptaan karya seni. Sumber ini di gunakan sebagai bahan acuan dan masukan yang sangat menunja ng terhadap proses kreatifitas dan kualitas seni yang dihasilkan. Melalui proses pemahaman diharapkan mampu membangun keselarasan dalam kerangka penciptaan karya seni.

Kajian Sumber Kepustakaan

Dalam kajian ini dapat dipahami pengertian-pengertian teori yang bersumber pada buku-buku yang digunakan sebagai pendukung dalam proses penciptaan.

2.1 Pengertian Judul

Kehidupan : dalam kamus bahasa Indonesia ada dua, yang pertama hidup berarti terus ada, bergerak dan bekerja sebagaimana mestinya. Pengertian yang kedua yakni hidup diartikan mengalami kehidupan dalam keadaan atau dengan cara tertentu. Jadi kesimpulannya bahwa kehidupan merupakan arus yang bergerak, mengikuti setiap gerakan alami dalam hidup ini. (Tim Penyusun Kamus, 1988 : 308).


(20)

8

Wanita : dalam buku kamus besar Bahasa Indonesia memuat bahwa, wanita adalah perempuan dewasa / kaum putri (Tim Penyusun Kamus, 1989 : 334).

Modern : berasal dari bahasa inggris yang artinya secara baru atau model baru atau mutakhir (Yulius. S, 1980 : 151).

Imajinasi : Daya pikir untuk membayangkan (dalam angan-angan) atau menciptakan gambar- gambar kejadian berdasarkan pikiran dan pengalaman seseorang. (Tim Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1988 : 425), sedangkan dalam Diksi Rupa imajinasi sangat terpaut erat dengan proses kreatif, serta berfungsi untuk menggabungkan berbagai serpihan informasi yang didapat dari bagian-bagian indera menjadi suatu gambaran utuh dan lengkap (Mikke Susanto, 2002 : 53). Seni Lukis : penyusunan kembali konsep dan emosi dalam suatu bentuk

baru yang menyenangkan lewat media dua dimensional (Suwarji Bastomi, 1992 : 19).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ”Kehidupan Wanita

Modern dalam Imajinasi Karya Seni Lukis” adalah gerakan kehidupan, atau sikap seseorang yang menirukan keadaan sesuai dengan perkembangan jaman dimasa kini yang dapat memberikan suatu imajinasi di dalam berkreativitas dimana wanita sebagai obyeknya, yang disaksikan oleh panca indera yang dapat diungkapkan ke dalam seni lukis media dua dimensional yang dapat menggugah penikmat.


(21)

9 2.2 Tinjauan Tentang Seni

Diantara sumber tertulis yang dikaji dalam penciptaan karya seni lukis yaitu pendapat tentang pengertian seni. Seni adalah segenap kegiatan budi pikiran seseorang (seniman) yang secara mahir menciptakan sesuatu karya sebagai pengungkapan perasaan manusia (The Liang Gie, 1996 : 18). Jadi seni merupakan suatu pengungkapan pikiran seniman yang dicurahkan kedalam suatu karya dimana karya yang tercipta menjadikan hasil dari kegiatan budi pikiran yang dapat dinikmati.

Seni adalah karya manusia yang mengkomunisasikan pengalaman-pengalaman batin yang di sajikan secara indah dan menarik, sehingga merangsang batin pula pada manusia lain yang menghayati (Mikke Susanto, 2002 : 101). Seni juga merupakan simbolis perasaan manusia, bentuk yang mengalami transformasi yang merupakan universalisasi dari pengalaman, dan bukan terjemahan dari pengalaman tertentu dalam karya seninya melainkan formasi pengalaman batin terhadap realitas sosial disajikan secara indah dan menarik dalam karya seni lukis, yang dalam pengekspresinya menggunakan garis, warna dan unsur-unnsur seni lukis lainnya.

Dalam definisi ini dirumuskan kembali, bahwa seni merupakan ungkapan perasaan batin yang diungkapkan melalui proses kreativitas serta ide sehingga mampu memberikan rasa senang terhadap penikmatnya.

Dalam buku Diksi Rupa, disebutkan seni adalah persoalan kesanggupan akal manusia baik berupa kegiatan rohani maupun fisik untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai artistik (luar biasa), menggugah perasaan


(22)

10

orang lain. Segala sesuatu yang diciptakan seseorang dimana dan kapan saja yang dapat menarik perhatian orang lain (Mieke Susanto, 2002 : 110).

Dalam buku pendidikan seni rupa, disebutkan seni adalah alat buatan manusia untuk menimbulkan efek psikologis atas manusia lain yang melihatnya, efek tersebut mencakup segala tanggapan yang berwujud pengamatan, pengenalan, imajinasi yang rasional maupun emosional (Budiman Darmawan, 1987 : 14).

Dari beberapa pandangan atau pendapat di atas tentang pengertian seni adalah hasil ciptaan manusia melalui proses kreativitas, ekspresi dari pengalaman estetis yang timbul dari perasaan batin yang dituangkan kedalam karya seni sesuai cipta rasa penciptanya.

2.3 Tinjauan Seni Lukis

Berbicara tentang seni lukis, ada beberapa teori atau pendapat yang diperkenalkan pada tokoh yang bergelut dibidang tersebut. Dalam pendidikan seni rupa disebut bahwa seni lukis adalah salah satu hasil karya manusia yang merupakan gambaran, penghayatan, ide, gagasan, serta bermacam perasaan yang dituangkan kedalam bentuk dua dimensional (Budiman Darmawan, 1987 : 17).

Karya seni rupa khususnya seni lukis selalu terbentuk dan terwujud oleh penguasaan teknik dan penerapan elemen-elemen seni yang diolah dengan kecermatan dan kreativitas.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa seni lukis adalah ungkapan batin seseorang (seniman) yang diungkapkan kedalam bidang dua


(23)

11

dimensional dengan permainan garis, warna dan perasaan didalam melukis dapat dinikmati oleh orang lain.

2.4Ele men-Elemen Seni Lukis

Adapun unsur-unsur penting yang perlu diperhatikan dalam mendukung terciptanya karya seni lukis adalah sebagai berikut :

2.4.1 Garis

Dalam buku kritik seni disebutkan bahwa garis adalah salah satu artistik yang paling kuat. Dengan garis dapat diungkapkan suatu ekspresi, baik ekspresi sederhana, spontan atau sensitif. Dalam bidang seni lukis garis digunakan sebagai kuntur untuk membuat gerak atau batas dari ekspresi, kualitas yang khas dari suatu garis dan efek ekspresinya tergantung pada sifat orang yang menggoreskannya (Fajar Sidik, 1994 : 3).

Menurut Bastomi Suwaji dalam seni rupa merupakan alur yang paling lembut yang dihasilkan dengan ujung alat, seperti pena, pensil, kapur, pastel, atau kuas. Dalam ilmu ukur garis adalah titik-titik yang berhubungan (Suwaji Basto mi, 1992 : 51).

Garis dalam karya pencipta digunakan sebagai kontur untuk mempertegas setiap obyek yang dibuat. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa garis adalah alur yang dihasilkan oleh suatu goresan benda tertentu yang dalam seni lukis biasanya berfungsi sebagai kontur untuk membuat gerak atau batas dari ekspresi.


(24)

12 2.4.2 Warna

Warna bisa memberikan keselarasan dan sugesti pada bentuk-bentuk padat maupun masa ditambah dengan tune dan dapat memberi kesan kesempurnaan (Fajar Sidik, 1994 : 7).

Warna adalah pesan yang diperoleh mata dari cahaya yang dipantulkan benda-benda yang dikenainya (Mikke Susanto, 2002 : 113). Warna dalam karya pencipta memberikan intensitas serta pesan antara warna sehingga menampilkan pengaruh dinamika pandangan serta kadar gelap terang dalam susunan karya. Warna juga memberikan kesan riang, gembira, sedih, damai, mencekam dan lain-lain.

2.4.3 Bentuk

Bentuk merupakan wujud yang digambarkan, bentuk memiliki dua sifat geometris struktur seperti segitiga, segi empat, lingkaran dan lain- lain. Sedangkan organis susunan strukturnya yang alamiah (Suryahadi, 1994 : 5).

Bentuk dalam karya pencipta ditampilkan kedalam bentuk-bentuk figur manusia yang berkaitan dengan dampak negatif dari kehidupan wanita modern, yang diekspresikan lewat goresan cat dengan teknik tumpang tindih warna.


(25)

13 2.4.4 Ruang

Dalam pengetahuan umum budaya disebutkan bahwa ruang merupakan bentuk-bentuk dua dimensional atau tiga dimensional, bidang atau keluasan baik keluasan positif maupun negatif yang dibatasi oleh limit bisa disebut dengan ruang (Team Estetika Bandung, 1971 : 57).

Ruang dalam karya pencipta sangat penting untuk membedakan obyek-obyek dan latar belakang, menunjukkan kedalaman dan intensitas karya.

2.4.5 Tekstur

Tekstur adalah nilai raba dari suatu benda atau permukaan yang bisa kelihatan kasar, halus, licin, plastis, maka timbul suatu bayang-bayang pada permukaan, sehingga setiap benda yang berbeda permukaannya akan mempunyai sifat sesuai karakternya sendiri selain itu tekstur juga mempunyai nilai-nilai dekoratif yang tinggi, sehingga dalam bidang arsitektur sering dijumpai beberapa bagian tembok atau dinding rumah sengaja dibuat kasar (I Nyoman Arsana, 1983 : 58).

Dalam karya seni lukis pencipta, tekstur yang ditampilkan adalah tekstur semu. Tekstur semu dibentuk dengan s apuan kuas yang halus, kemudian pada bagian latar belakang dibuat dengan teknik tumpang tindih warna.


(26)

14

2.5Prinsip Prinsip Penyusunan Karya Seni Lukis 2.5.1 Komposisi

Dalam seni lukis adalah suatu cara penyusunan unsur- unsur yang membentuk karya tersebut seperti garis, warna, bidang, ruang, tekstur dan gelap terang.

Untuk mendapat suatu wujud, pencipta menyusun elemen-elemen seni rupa secara beraturan, namun terkadang acak untuk memberikan keharmonisan dalam suatu karya.

2.5.2 Proporsi

Proporsi menunjukkan ukuran hubungan bagian satu dengan bagian lain. Dalam kontek seni rupa apakah ukuran sebagai keleluasaan, ketinggian dan kedalaman. Sejak semula tidak ada ketentuan yang dianggap sah dan berlaku sampai sepanjang waktu yang menetapkan adanya proporsi yang benar atau se laras (I Nyoman Arsana, 1983 : 73).

Dalam berkarya seni lukis proporsi merupakan perbandingan ukuran antara satu bagian dengan bagian yang lain atau secara keseluruhan dalam satu bidang. Tetapi proporsi bisa saja tidak dipergunakan dalam karya seni lukis, melalui depormasi bentuk yang pada prinsipnya untuk melahirkan bentuk-bentuk yang imajinatif dan bersifat non profesional dengan tujuan mencapai maksud dan ekstetika tertentu.


(27)

15 2.5.3 Keseimbangan

Keseimbangan dalam penyusunan adalah keadaan atau kesamaan antara kekuatan yang saling berhadapan dan menimbulkan adanya kesan seimbang secara visual ataupun secara intensitas kekaryaan (Darsono, 2004 : 60).

Pusat perhatian disebut pula dominan yang merupakan fokus dari suatu susunan, pusat perhatian disekitar elemen-elemen lain yang bertebaran turut membantu sehingga fokus lebih menonjol. Tetapi tidak terlepas dari lingkungan, pusat perhatian lebih mudah diperhatikan dengan ukuran, dengan kekuatan warna, melalui tempat membuat perbedaan atau perkecualian (I Nyoman Arsa na, 1983 : 67).

Pada pusat perhatian memberikan suatu fokus jatuhnya pandangan pertama mata dari keseluruhan visual karya dengan membuat perbedaan bentuk, kontrasnya warna, ca ra menempatkan obyek dibidang gambar.

2.5.4 Irama

Irama adalah aturan bentuk dari pengulangan yang teratur dari suatu bentuk atau unsur-unsur lainnya, bentuk-bentuk pokok irama adalah berulang-ulang, berganti- ganti, berselang-selang dan mengalir (I Nyoman Arsana, 1983 : 70).

Dalam karya seni lukis irama mempunyai peranan penting untuk mencegah kebosanan dalam satu karya. Irama akan memberikan pengulangan secara terus- menerus dari elemen-elemen seni rupa.


(28)

16

Pencipta memanfaatkan irama dalam berkarya seni lukis adalah adanya perbedaan ukuran bentuk dan perbedaan tebal tipisnya garis, yang muncul lewat penyusunan warna yang berulang-ulang, coretan-coretan garis atau bentuk dibuat secara terus- menerus dalam suatu susunan.

2.5.5 Kontras

Hal ini adanya perbedaan antara elemen-elemen dalam sebuah tanda yang ada dalam sebuah komposisi atau desain. Kont ras dapat dimunculkan dengan menggunakan warna, bentuk, tekstur, ukuran dan ketajaman. Kontras untuk memberi ketegasan dan mengandung oposisi-oposisi gelap terang, cerah, buram, besar, kecil dan lain- lain. (Mikke Susanto, 2002 : 66).

Jadi pada karya pencipta dapat diketahui dengan kontras dalam suatu karya akan menghasilkan dinamika pandangan karena adanya perubahan bentuk, warna, bidang, ruang dan lain- lain yang menjadikan karya tersebut tidak monotun namun ada dinamika perubahan kekuatan.

2.5.6 Harmoni

Tatanan ragawi yang merupakan produk transpormasi atau memperdayakan ide- ide dan potensi-potensi bahan dan teknik tertentu dengan berpedoman pada aturan-aturan ideal (Mikke Susanto, 2002 : 49).


(29)

17 2.5.7 Kesatuan

Merupakan keseluruhan dari lukisan yang tersusun dan memiliki kerjasama atau kesatuan bentuk antara yang satu dengan bagian yang lainnya saling berkaitan, supaya tidak ada bagian-bagian yang tidak terlepas dari satu kesatuan dalam satu karya. (I Nyoman Arsana, 1983 : 65).

Dalam karya pencipta kesatuan tercapai karena penggunaan atau penerapan elemen-elemen seni yang serasi dan seimbang.

2.6Tinjauan karya

Di dalam karya seni lukis pencipta juga mengkaji karya melalui pengamatan dan even-even pameran, untuk mengambil perbandingan-perbandingan dari karya-karya yang berhubungan dengan tema diatas.

2.7Sumber-Sumbe r Lain

Sumber-sumber lain yang dimaksud adalah sumber yang diambil dari karya seniman dan audio visual yang berkaitan dengan proses penciptaan dari tema yang diangkat.

Adapun sumber-sumber tersebut adalah sebagai berikut :

2.7.1 Sumber Karya Seni (visual)

Sumber karya yang dimaksud adalah pengamatan dalam karya seni lukis para seniman yang ada kaitannya dengan tema, dalam memvisualisasikan ide kedalam karya seni lukis. Sumber karya ini diperoleh melalui buku, majalah, katalog pameran untuk mendapatkan


(30)

18

suatu masukan- masukan dan sebagai acuan sehingga dapat dijadikan suatu pertimbangan dalam menciptakan karya seni lukis, seperti karya seni lukis N i Nyoman Sani dan karya lukis Paul Gauguin, Henri Matisse.

Gambar : 01

Karya Ni N yoman Sani Judul : "Purple Lips"

Ukuran : 40 x 60 cm Media : Oil on Canvas Tahun : 2002

Sumber : Katalog Pranoto’s Gallery

Diantara sumber-sumber karya tulis yang banyak dikaji dalam proses penciptaan adalah pelukis Ni Nyoman Sani mahasiswa ISI Denpasar Fakultas Seni Rupa Murni, walaupun dari segi ide dan penciptaan berbeda, namun secara teknis komposisi dan teknik pewarnaan karya banyak terinspirasi dari karya-karyanya.


(31)

19 Gambar : 02

Karya Paul Gauguin Judul : ”Nevermore” Ukuran : 23 5/8 x 46 in

Media : Cat minyak pada kanvas Tahun : 1897

Sumber : London, Courtaul Institut Galeries.

Pada karya Paul Gauguin mengembangkan gaya ekspresionisme figuratif. Ekspresionisme adalah suatu gaya seni yang berusaha menggambarkan perasaan subyektif seorang seniman individualistis dan kemunculannya tidak bertepatan dengan periode dan negara atau bangsa tertentu (Soedarso SP, 2000 : 62-64).


(32)

20

Gambar 03

Karya Henri Matisse Judul : ”Blue Nude” Ukuran : 65,7 x 99 cm

Bahan : Cat minyak pada kanvas Tahun : 1907

Sumber : (Baltimore : Museum of Art )

Sumber karya seni lukis yang lain, yang banyak dikaji dalam proses penciptaan karya seni lukis yaitu karya Henri Matisse. Henri Matisse banyak memberikan inspirasi dalam karya pencipta melalui bentuk-bentuk abstrak apabila dilihat dari konsepnya bahwa kalau suatu lukisan sudah harus tidak sesuai dengan bentuk dan warna alamnya.


(33)

21 2.7.2 Audio visual

Sumber-sumber lain dari hasil pengamatan karya seni, juga diperoleh dari masukan- masukan dari audio visual seperti : lewat foto-foto, buku-buku, dan VCD yang berkaitan dengan kehidupan wanita modern.

Sumber dari media audio visual diatas dijadikan sebagai acuan untuk mencari tema, ide dan bentuk dalam menciptakan karya seni lukis.


(34)

22 BAB III

METODE PENCIPTAAN

Dalam proses penciptaan karya seni lukis akan terwujud setelah melalui berbagai proses dan tahapan-tahapan untuk mencapai suatu hasil karya yang maksimal. Dalam proses, ada tiga hal yang dilakukan .

Dalam menciptakan karya seni lukis diperlukan sebuah proses, sebagai hasil dari pengalaman dalam rentang waktu yang cukup singkat dengan berbagai pengalaman yang diperoleh, serta persiapan dan pikiran yang cukup matang sehingga sebuah karya seni dapat diwujudkan. Secara garis besar proses penciptaan karya terdiri atas beberapa tahapan antara lain : tahap penjelajahan (eksplorasi), tahap percobaan (eksperimen), tahap pembentukan (forming), dan tahap penyelesain (finising).

3.1 Proses Penjajagan (Eksplorasi)

Proses penjajagan merupakan proses yang paling awal dilakukan untuk membuat sebuah karya seni lukis. Proses ini dilakukan untuk membuat sebuah karya seni lukis. Proses ini dilakukan untuk memberi pertimbangan dalam persiapan melukis. Pertimbangan ini mencakup pengamatan dan penggalian ide atau gagasan tentang tema yang hendak diangkat. Dalam proses ini segala faktor yang mencakup ide penciptaan karya dipikirkan dengan matang, adapun proses penjajagan yang dilakukan pencipta antara lain sebagai berikut :


(35)

23

1) Pengamatan objek secara langsung, pada tahap ini pencipta langsung ke lokasi, yaitu di dalam salon, di swalayan maupun dijalan-jalan. Dari sanalah mendapatkan inspirasi dan pengalaman estetis yang dapat merangsang ide kreatif dalam berkarya seni lukis yang sudah ada yang dibuat oleh para pelukis-pelukis lain, yang dapat dijumpai di museum dan pameran-pameran seni rupa di Bali, hal ini dilakukan untuk mencari ide yang mendukung tema garapan, atau sebagai perbandingan karya dengan seniman lainnya. Melalui proses ini banyak mendapat masukan-masukan berupa ide- ide dan teknik-teknik baru yang dapat berguna dalam proses kreatif.

2) Pengamatan melalui karya seni, pada proses ini dilakukan dengan pengamatan melalui karya seni lukis yang sudah ada yang dibuat oleh para pelukis-pelukis lain, yang dapat dijumpai di museum- museum dan pameran-pameran seni rupa di Bali, hal ini dilakukan untuk mencari ide yang mendukung tema garapan, atau sebagai perbandingan karya dengan seniman lainnya. Melalui proses ini banyak mendapat masukan berupa ide-ide dan teknik-teknik baru yang dapat berguna dalam proses kreatif 3) Pengamatan melalui foto-foto yang terdapat dalam buku-buku, majalah

dan katalog pameran, untuk memperkaya imajinasi dalam ide, yang akhirnya dituang kedalam karya seni lukis.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Seni lukis merupakan suatu bahasa visual dari perwujudan sebuah konsep yang sangat individual yang disuguhkan secara kreatif dan artistik.


(36)

24

Dalam penciptaan ini digunakan beberapa teknik untuk menunjang kelengkapan dari hasil- hasil yang ingin dicapai, maka dalam penulisan ini digunakan teknik sebagai berikut:

1) Kepustakaan, yaitu: mencari data-data literatur yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi sehingga dapat digunakan sebagai data perbandingan yang relevan, yaitu dari buku-buku, majalah, artikel, dan internet. Melalui kepustakaan dapat mempermudah pencipta mencari informasi- informasi yang berkaitan tentang dunia wanita dan ilmu kesenirupaan.

2) Observasi, yaitu: pengumpulan data dengan melihat, mengamati langsung ke lapangan mendapatkan data-data yang erat kaitannya dengan laporan kerja tersebut untuk diteliti, dalam hal ini pengamat mengamati di sekitar tempat tinggal pencipta.

3) Eksprimen yaitu dalam pengumpulan data ini dilakukan dengan mengadakan Eksprimen tersebut dapat dilakukan dengan percobaan alat dan bahan yang digunakan dan melakukan suatu perbandingan dengan karya seniman lainnya sebelum proses pembentukan dilakukan.

4) Dokumentasi yaitu dalam pengumpulan data dengan mengambil data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen, seperti foto-foto dan katalog. 5) Analisa yaitu: suatu cara pengolahan data yang telah dikumpulkan

sehingga dapat dengan mudah diperoleh suatu kesimpulan. Dalam pengolahan data tidak akan dilakukan pengujian dalam angka-angka. Untuk pengambilan kesimpulan dilakukan dengan melihat


(37)

25

kecenderungan-kecenderungan yang diperoleh dari hasil analisa bedasarkan literatu- literatur data faktual yang bersifat logis.

3.3 Proses Percobaan ( Ekspe rimen )

Setelah melakukan penjelajahan dilanjutkan dengan berbagai macam percobaan untuk dapat mendukung terwujud nya sebuah karya seni lukis. Proses percobaan ini dilakukan pada dasarnya bertujuan untuk mengasah kemampuan teknik dan lebih mengenal sifat-sifat bahan yang akan dipergunakan dalam proses berkarya, serta mencari temuan-temuan baru guna terciptanya sebuah karya yang kreatif dan inovatif. Proses percobaan dilakukannya dengan menggunakan berbagai macam alat dan bahan yang bertujuan untuk lebih memperkaya teknik guna menunjang sebuah karya seni lukis yang berkualitas.

Adapun bahan dan alat yang digunakan saat proses penciptaan karya seni bertujuan untuk lebih memperkaya teknik guna menunjang sebuah karya seni lukis yang berkualitas.

Bahan dan alat yang digunakan saat proses penciptaan karya seni lukis yaitu berupa kertas, cat minyak, cat air dsb.


(38)

26


(39)

27


(40)

28


(41)

29


(42)

30 3.4 Bahan-bahan Melukis

3.4.1 Kanvas

Didalam seni lukis kanvas diartikan sebagai kain la ndasan untuk melukis (Mikke Susanto, 2002 : 60). Kanvas digunakan untuk media dasar lukisan yang terbuat dari kain yang berserat tegak lurus, yang direntangkan pada sebuah bingkai perentang (spanram). Kain tersebut telah diberi cat berupa lapisan dasar sehingga memiliki kualitas dan menjamin tidak tembus, mencegah bergesernya serat benang dari kanvas, yang bisa mencegah pecahnya cat lukisan karya dan bersifat tahan lama. Kanvas yang pencipta gunakan adalah kanvas buatan sendiri dan dasar kanvas menggunakan cat tembok yang dicampur lem, karena lentur dan mudah digunakan.

3.4.2 Cat Acrylic (warna)

Pemilihan terhadap mutu atau kualitas cat yang digunakan sangat mempengaruhi hasil akhir sebuah karya. Disini warna yang digunakan cat acrylic dengan berbagai merek yaitu mowilek, marries, liquitek.Warna ini dipakai sebab ketiga kombinasi warna ini mudah diolah disini pencipta menggunakan cat kemasan tube dengan berbagai merek.

3.4.3 Oil Painting

Oil painting digunakan sebagai pelarut atau pencampur warna cat minyak.


(43)

31 3.5 Alat-alat Melukis

3.5.1 Kuas

Didalam karya seni rupa, kuas adalah alat yang sangat penting dalam berkarya. Karena kuas merupakan alat yang dipergunakan untuk memasang cat pada kanvas (Mikke Susanto, 2007 : 67). Penggunaan berbagai jenis ukuran kuas guna mampu membuat goresan yang berpariasi.

3.5.2 Palet

Palet adalah alas yang digunakan digunakan sebagai tempat mencampur warna sebelum dituangkan ke media kanvas. Palet yang digunakan terbuat dari plastik, bahan sangat mudah dibersihkan.

3.5.3 Kain lap

Kain lap berfungsi untuk membersihkan dan mengeringkan kuas. Foto alat dan warna


(44)

32 3.6 Proses Pembentukan ( Forming )

Proses pembentukan adalah suatu proses perwujudan ide dan gagasan dengan keterampilan teknik dan kemampuan menterjemahkan pemikiran didalam media seni lukis. Proses pembentukan dilakukan setelah melewati proses penjelajahan dan percobaan, dimana dalam pembentukan ini diawali dengan persiapan alat dan bahan sesuai dengan keperluan dalam proses perwujudan karya pencipta. Tahap berikutnya yaitu pembuatan sketsa kasar terlebih dahulu dikanvas dengan memperhatikan proporsi komposi pada karya, sehingga terlihat menarik. Tidak menutup kemungkinan terjadi perbedaan pada sketsa awal yang pencipta buat dengan hasil akhirnya ada, karena adanya pertimbangan- pertimbangan dalam prinsip-prinsip penyusunan karya seni lukis dan elemen-elemen visual yang ada. Setelah sketsa dilakukan di kanvas, tahap berikutnya adalah memblok sketsa dengan warna-warna yang diinginkan. Di sini pencipta inginkan guna mencapai keharmonisan pada karya pencipta. Warna disini memberikan peranan penting dalam wujudkan ruangdan karakter dari objek-objek yang ditampilkan.

Tahap selanjutnya adalah tahap pengkonsentrasian dalam pembuatan detail pada karya-karya pencipta. Pada tahap pembuatan detail ini diperlukan suatu kesabaran serta ketelitian agar karya pencipta yang dirasakan kurang untuk dikoreksi kembali sesuai yang diharapkan. Apabila semuanya sudah dirasa cukup, maka proses pembentukan ini dianggap sudah dirasa cukup, maka proses pembentukan dianggap sudah selesa i.


(45)

33


(46)

34 3.7 Penyelesaian ( Finishing )

Tahap penyelesaian merupakan sumber tahapan terakhir atas segala proses penciptaan sebelumnya. Evaluasi dilakukan berdasarkan atas rasa estetis dan kemampuan untuk menjadikan ide- ide sebagai tujuan visualnya. Segala dari unsur subject matter, komposisi, pusat perhatian, kesatuan serta bentuk –bentuk yang telah dicapai dan diteliti kembali. Sehingga hasil dari lukisan pencipta, sesuai dengan yang diharapkan. Setelah respon dilakukan dapat memuaskan hati pencipta, maka terakhir pencipta mencantumkan nama atau tanda tangan sebagai bentuk pertanggung jawaban terhadap karya yang diciptakan. Dengan demikan proses berkarya selesai.


(47)

35

BAB IV

WUJUD KARYA

Wujud karya merupakan hasil dari proses penciptaan yang diterapkan dalam media dua dimensional yaitu dengan menggunakan bahan atau media campur diatas kanvas. Wujud karya dalam skrip karya ini merupakan penjelasan terhadap karya seni yang pencipta buat untuk dapat diterima dan dikaji secara ilmiah. Untuk memahami lebih jauh tentang bagaimana hubungan antara ide dengan wujud karya, dapat dipahami lewat visualisasi karya.

Pada karya ini, berusaha mewujudkan sebuah karya seni yang sifatnya memberikan suatu gambaran secara nyata tentang secara nyata tenta ng ”

Kehidupan Wanita Modern ” yang dipadukan dengan kemampuan berolah estetik

yang pencipta tekuni selama belajar di perguruan tinggi seni.

Dalam wujud karya, ada dua aspek yang perlu diperhatikan yaitu, aspek ideoplastis, dan aspek fisikoplastis. Adapun penjelasan dari kedua tersebut diuraikan secara lebih rinci seperti dibawah ini :

4.1 Aspek Ideoplastis

”Pergertian Ideoplastis adalah ide atau pendapat, pengalaman

emosi,fantasi. Faktor ini lebih rohani yang mendasari karya seni” (Suwarjono, 1957 :7).

Pengalaman-pengalaman estetis yang pencipta alami menjadi salah satu sumber ide dalam proses penciptaaan sebuah karya seni lukis.Pencipta


(48)

36

mengangkat tema Kehidupan Wanita modern sebagai sumber inspirasi dalam penciptaan karya seni, karena pencipta adalah pengagum kecantikan wanita, seperti keindahan yang ada pada wajahnya, pakaian/ busana yang dipakai atau keadaan fisiknya. Berbagai cara yang pencipta lakukan untuk mendapatkan obyek yang memenuhi keriteria pencipta baik dari pengamatan obyek secara langsung, mengambil foto- foto, maupun melihat dari majalah- majalah wanita yang menyajikan pose-pose keindahan wanita modern.

Karya pencipta bergaya figuratif, dan secara keseluruhan karya ini lebih banyak bermain warna, garis dan gerak atau karakter obyek wanita yang ekspresif. Sehingga bentuk visualnya mempunyai ciri khas tersendiri.

Aspek ideoplastis dalam karya pencipta bertitik tolak pada karya mengenai kehidupan wanita modern, seperti yang menarik yaitu gaya, tingkah lakunya, dan keindahan wajahnya serta fisiknya.

Aspek ideoplastis dalam karya pencipta bertitik tolak pada karya yang direalisasikan dengan berbagai karakter figur- figur hasil dari pengolahan ide dan imajinasi. Ide dalam karya pencipta banyak dipengaruhi oleh berbagai situasi yang terjadi dilingkunga n sekitarnya. Sesuatu yang sederhana dari sosok wanita juga dapat d itampilkan kedalam karya seni seperti wanita saat berjalan, duduk maupun beraktifitas sangat menarik untuk divisualisasikan kedalam media dua dimensional yaitu wujud karya seni lukis.


(49)

37 4.2 Aspek Fisikoplastis

Aspek ini adalah suatu yang nampak pada karya serta memaparkan masalah teknik, termasuk elemen-elemen seni lukis dan unsur estetika yang mendukung penerapan ide karya penggarap. Secara teknik karya yang pencipta hasilkan merupakan wujud kombinasi dari teknik yang masih berpegang pada prinsi-prinsip seni lukis yang ada seperti bentuk, garis dan warna.

Bentuk-bentuk pada karya pencipta tidak berpatokan pada bentuk asli obyek yang pencipta amati. Pencipta hanya ingin mencoba membuat sesuatu yang baru, tanpa mengurangi keindahan yang pencipta tampilkan.

- Garis dalam karya pencipta dibuat melalui goresan ujung kuas sebagai kontur dalam obyek maupun dalam memperjelas motif kain.

- Warna dalam lukisan pencipta diwujudkan dengan berbagai corak da n identitas pencipta sendiri. Warna disini dapat memberi kesan suasana yang ingin pencipta tampilkan maupun mewakili karakter setiap karya yang satu dengan yang lainnya.

Berikutnya ini pencipta uraikan mengenai masing- masing karya pencipta beserta ide dan gagasan yang melatar belakangi karya serta unsur- unsur yang terkandung didalamnya.

Dapat dilihat dalam karya pencipta, terutama dalam penerapan elemen (unsur-unsur) dalam seni rupa seperti bentuk, warna, tekstur, garis, ruang, dengan mempertimbangkan komposisi, proporsi, keseimbangan, pusat


(50)

38

perhatian, irama, kesatuan, kerumitan dan intensitas. Semua elemen diatas merupakan wujud fisik dan karya seni lukis.

Bentuk yang muncul pada karya pencipta merupakan bentuk-bentuk distorsi dengan bentuk asli dari wanita. Warna yang ditampilkan merupakan suatu keadaan, suasana, dan situasi kehidupan wanita. Garis dalam karya pencipta timbul akibat pertemuan warna satu dengan yang lainnya. Keberadaan ruang dan obyek utama dengan latar belakang, karakter warna pada obyek dan latar belakang saling mendukung. Komposisi bidang merupakan bidang merupakan hasil pengaturan antara bidang besar dan kecil, jauh dan dekat untuk menciptakan ruang.

Dalam mengkomposikan obyek, membuat proporsi, mengatur keseimbangan, membuat pusat perhatian dan irama pencipta tidak terikat oleh salah satu aturan atau pakem tertentu sehingga dapat menghasilkan karya yang baru.

Penerapan prinsip-prinsip estetika seperti kesatuan, melalui kesatuan antara bentuk, warna, komposisi, tekstur, bidang, ruang, garis, pusat perhatian, keseimbangan, pencipta garap sehingga dapat mendukung keharmonisan karya, kerumitan diterapkan melalui tekstur nyata dan detail tertentu pada karya. Intesitas melalui pengerjaan yang detaildan penerapan unsur-unsur seni lukis pencipta kerjakan semaksimal mungkin.

Demikian pula halnya unsur-unsur estetika yang pencipta tampilkan melalui melalui komposisi, porposi, disusun lewat kesadaran guna membangun wujud karya yang dapat membahasakan ide atau gagasan.


(51)

39

Dengan demikian pengorganisasian unsur- unsur tersebut akan berbeda pada masing- masing karya, sehingga kesan monoton pada karya dapat dihilangkan,

namun tetap berkosentrasi pada satu tema yaitu ”Kehidupan Wanita Modern”.

4.3 Wujud Karya ditinjau dari Aspek Ideoplastis dan Fisikoplastis

Berikut wujud dan penjelasan dari masing- masing karya yang ditinjau dari aspek ideoplastis dan fisikoplastis :

Karya 1

Judul : Dugem Ukuran : 126 x 130 cm

Bahan : Cat acrylic diatas kanvas Tahun : 2011

Glamour, kemewahan, seksi merupakan hal biasa dijaman modern, disini menampilkan dunia yang gemerlap irama musiknya membuat menari-nari dan berdisko ria, dalam lukisan ini bentuk figur wanita modern adalah


(52)

40

orang-orang yang sering menjalani kehidupan malam baik di diskotik-diskotik maupun di bar- bar.

Dalam karya ini pencipta banyak menerapkan teknik tumpang tindih untuk memberi bentuk pada obyek. Warna pada latar belakang berbagai macam warna yang hasil akhirnya menjadi warna gelap perwujudan kesan gemerlap, komposisi warna pada obyek dan latar belakang diwujudkan untuk mendapatkan keseimbangan yang harmonis.

Karya 2

Judul : Anjing kesayangan Ukuran : 120 x 100 cm

Bahan : Acrylic di atas kanvas Tahun : 2011


(53)

41

Karya ini mencerminkan suatu pergeseran tingkah laku masyarakat yang terpengaruh budaya luar namun memberi dampak positif yaitu mencintai binatang seperti anjing, kucing dll. Yang menonjol pada lukisan ini pencipta menampilkan anjing yang memakai baju, sebagai rasa kasih sayang yang berlebihan kepada binatang kesayangannya. Ide ini muncul ketika pencipta mengamati para remaja yang sedang memperlihatkan binatang kesayanganya kepada teman-teman.

Dalam visual ditampilkan figur wanita yang bermain bersama anjing peliharannya dan berinteraksi. Untuk pewarnaan, pencipta member i warna biru dengan teknik tumpang tindih pada latar belakang .

Karya 3

Judul : Shoping Ukuran : 90 x 70 cm

Bahan : Cat Acrylic Di atas Kanvas Tahun : 2011


(54)

42

Figur wanita yang sedang berjalan membawa tas belanjaannya serta mengenakan pakaian seksi dan aksesoris yang berlebihan pencipta buat lukiasan ini adalah simbul dari suka berfoya-foya dan mengambur-hamburkan uang. Dalam karya ini pencipta juga menampilkan gedung-gedung yang bertingkat sebagai simbul perkotaan. Warna pada gambar gedung yaitu warna cerah, dengan teknik tumpang tindih dan teknik pointelis agar memberi kesan ramai.

Karya 4

Judul : Dampak teknologi Ukuran : 140 x 100 cm

Bahan : Acrylic di atas kanvas Tahun : 2011


(55)

43

Karya ini menampilkan figur wanita yang duduk santai sambil membuka leptopnya, karya ini mencerminkan bahwa teknologi tidak selama baik ada dampak positif dan negatifnya. Sisi negatif banyak orang, baik tua maupun muda bahkan anak- anak pun sudah bisa mempergunakan laptop. Ide ini muncul dari anak kecil yang sudah bisa mengakses internet untuk hal- hal yang negatif seperti membuka situs-situs yang bisa merusak masa depan generasi muda. Dalam visualnya ditampilkan figur wanita yang asyik Face

book, Twitter, dan lain- lain. Latar belakang berwarna cerah memberi kesan

keceriaan dengan teknik tumpang tindih warna. Karya 5

Judul : Kecantikanku Ukuran : 120 x 100 cm

Bahan : Acrylic di atas kanvas Tahun : 2011


(56)

44

Wanita selalu ingin tampil anggun, sensual, inda h, proporsional (wajah putih, kulit putih, bermata besar, tubuh langsing) menjadi nilai kecantikan bagi wanita setiap kaum wanita berbagai produk kecantikan yang menjadi kebutuhan bagi kaum wanita, mulai dari krim pemutih kulit, pewarna bibir, pewarna kuku dan lain- lainya.

Secara visual karya ini menampilkan figur wa nita yang ekspresi wajahnya merasa diri tidak percaya diri, sedang disebelah obyek wanita menampilkan gambar berbagai kosmetika. Warna pada latar belakang dibagi menjadi dua yaitu warna merah muda dan biru muda, warna merah muda memberikan kesan kewanitaan (kecantikan) sedangkanm warna biru muda memberikan kesan dingin, pengarapan obyek dan latar belakang dengan teknik tumpang tindih warna sehingga menjadi satu kesatuan yang harmonis.

Karya 6

Judul : Musik Ukuran : 100 x 110 cm

Bahan : Acrylic di atas kanvas Tahun : 2011


(57)

45

Karya ini menampilkan sosok figur wanita yang sedang asyik bermain gitar dengan gerak dan gaya yang bebas seolah-olah seperti seorang penyanyi pop, rock dan jazz yang terkenal. Karya ini disampaikan bahwa wanita juga bisa bermain alat-alat musik. Warna latar belakang yang ditampilkan sebagai kesan obyek ada dalam hayalannya, pada latar belakang ditambah gambar daun yang terbang agar suasana pada obyek kelihatan lebih hidup.

Karya 7

Judul : Dua Wanita Seksi Ukuran : 100 x 180 cm

Bahan : Acrylic di atas kanvas Tahun : 2011

Karya ini menampilkan figur wanita dua orang yang memakai bikini. Mereka cenderung berpakaian kurang sopan dengan memakai pakaian yang minim memperlihatkan lekukan tubuhnya agar dirinya terlihat seksi dan menarik. Dalam karya ini dapat dilihat dua wanita sebagian besar wanita


(58)

46

modern mempercantik dirinya seperti memakai baju-baju yang seksi, merias wajahnya, rambut di cat dan lain- lain.Pada latar belakang dibagi menjadi dua warna dengan warna yang cerah dengan teknik tumpang tindih.

Karya 8

Judul : SMS Ukuran : 100 x 80 cm

Bahan : Acrylic di atas kanvas Tahun : 2011

Karya ini menampilkan figur wanita yang lagi asyik smsan sampai- sampai lupa waktu, teknologi tidak selalu memberi dampak positif bagi masyarakat. HP bukan lagi barang mewah, dari kalangan atas hingga kalangan bawah menggunakannya. Ide ini muncul ketika melihat seseorang yang lagi mengendarai motor maupun mobil bisa bersmsan, ini bisa mengancam keselamatan orang lain maupun dirinya sendiri.


(59)

47

Latar belakang pada obyek bidang yang dibagi menjadi dua sehingga nampak seperti ada di dalam kamar. Warna gelap pada latar belakang menandakan malam hari. Teknik keseluruhan menggunakan teknik tumpang tindih warna yaitu menumpuk warna secara berulang-ulang sehingga seimbang dan harmonis.

Karya 9

Judul : Matre (materialistis) Ukuran : 120 x 90 cm

Bahan : Acrylic di atas kanvas Tahun : 2011

Dalam karya ini pencipta ingin menampilkan seorang wanita yang matre. Pencipta ingin memvisualisasikan matre, dengan menampilkan wanita duduk diatas mobil. Kerumitan terlihat pada detail obyek mobil. Mencirikan bahwa Pusat perhatiaannya adalah mobil sebagai barang mewah, wanita pada obyek mobil menceritakan bahwa wanita melihat cowok dari mobilnya.


(60)

48

Tanpa melihat dari wajahnya, kepribadiannya, dikalangan masyarakat menyebut sebagai cewek matre yaitu melihat seseorang dari materinya.

Karya 10

Judul : Busana seksi Ukuran : 100 x 80 cm

Bahan : Acrylic di atas kanvas Tahun : 2011

Wanita akan menarik ketika didukung o leh busana yang dipakai. karya ini terinspirasi ketika pencipta melihat peragaan busana yang menampilkan keindahan wanita modern dengan memakai busana mewah. Kerumitan pencipta ditampilkan pada busana dengan penerapan pada garis dari intensitas yang berbeda. Bentuk diciptakan dari warna-warna yang berbeda dengan teknik tumpang tindih warna. Kesan latar belakang dibagi menjadi dua bidang warna. Untuk menonjolkan obyek utama tanpa mengurangi kesatuan dari pencipta.


(61)

49 Karya 11

Judul : Prustasi Ukuran : 100 x 80 cm

Bahan : Acrylic di atas kanvas Tahun : 2011

Pada karya ini pencipta menampilkan figur wanita yang tangannya memegang kepala. Disini menceritakan seorang wanita yang sedang mengalami suatu masalah (prustasi). Wanita dalam lukisan ini lari dari masalah dengan cara melakukan hal yang negatif seperti mabuk untuk menghilangkan rasa prustasi yang dialaminya. Latar belakang dalam lukisan ini dibagi dua bidang yang berbeda warna. Untuk warna merah sebagai perwujudan kesan panas situasi saat itu. Komposisi warna dan bidang diwujudkan untuk mendapatkan keseimbangan yang ha rmonis.


(62)

50 Karya 12

Judul : Merokok Ukuran : 100 x 80 cm

Bahan : Acrylic di atas kanvas Tahun : 2011

Karya ini menampilkan sosok seorang wanita yang sedang asyik merokok dengan gaya yang bebas. Sosok wanita tersebut mencerminkan bahwa tidak hanya pria saja yang bisa merokok tetapi wanita juga bisa melakukan hal yang sama. Latar belakang pada lukisan ini dibagi menjadi dua warna yaitu warna gelap dan terang, warna gelap kesannya negatif. Warna terang memberikan kesan panas pada obyek wanita merokok. Teknik yang digunakan yaitu tumpang tindih warna.


(63)

51 Karya 13

Judul : Tiga sahabat Ukuran : 100 x 80 cm

Bahan : Acrylic di atas kanvas Tahun : 2011

Pada karya ini pencipta menampilkan tiga orang figur wanita yang bersahabat. Dalam persahabatan tidak selalu harmonis, ide ini muncul dari melihat orang yang akrab dan dekat bisa menjadi musuh, seperti kata pepatah pagar makan tanaman yang artinya sedekat apapun hubungan seseorang akan bisa menjadi lawan/musuh. Obyek tiga orang wanita pada lukisan tersebut terdapat salah satu wanita yang sedang menjauh. Latar belakang pada lukisan berwarna biru memiliki kesan warna dingin.


(64)

52 Karya 14

Judul : Berpose Ukuran : 100 x 80 cm

Bahan : Acrylic di atas kanvas Tahun : 2011

Sosok wanita pada lukisan ini menggambarkan seorang wanita yang bergaya ala model yang ingin dirinya dilihat selalu tampil seksi, cantik, menarik dan mempesona. Wanita jaman sekarang berangan-angan ingin menjadi seorang model profesional. Latar belakang dalam lukisan ini dibagi menjadi dua bidang warna yang berbeda. Untuk warna biru sebagi perwujudan kesan dingin, sedangkan warna merah sebagai kesan panas. Kesan panas pada karya ini pencipta tampilkan sebagai sosok wanita yang berambisi menjadi model yang terkenal.


(65)

53 Karya 15

Judul : Wanita malam Ukuran : 120 x 100 cm

Bahan : Aclyric di atas kanvas Tahun : 2011

Karya ini menampilkan sosok wanita malam yang sedang memakai gaun seksi, dimana wanita modern pada jaman sekarang sebagian besar memakai pakaian seksi di malam hari dengan menonjolkan lekukan tubuhnya. Latar belakang pada lukisan ini dibagi menjadi dua warna yaitu warna gelap dan warna terang. Untuk warna gelap kesa nnya malam hari dan warna terang sebagai kesan kecantikan. Komposisi warna dan bidang diwujudkan untuk mendapatkan kesan seimbang dan harmonis.


(66)

54 BAB V PENUTUP

5.1Kesimpulan

Dari keseluruhan uraian di atas maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

Kehidupan wanita modern diangkat sebagai salah satu fenomena yang sangat bagus diungkapkan ke dalam karya seni lukis, dan kehidupan wanita modern merupakan tuntutan diri untuk maju dan berkembang seiring dengan perkembangan zaman di era globalisasi sekarang ini.

Karya diwujudkan dalam bentuk seni lukis dengan gaya” figuratif”

dalam dua aspek yaitu : aspek ideoplastis sebagai isi atau sumber ide yang divisualisasikan dan aspek fisikoplastis sebagai wujud fisik dari karya seni lukis tersebut (kemampuan teknik, dan kemampuan penyusunan elemen visual seni rupa dan prinsip-prinsip estetika)

Teknik yang dilakukan guna mendukung ide agar mudah diapresiasikan adalah dengan pengolahan bahan-bahan, penguasaan karya seni lukis tersebut (kemampuan teknik, dan kemampuan penyusunan elemen viaual seni rupa dan prinsip-prinsip estetika) .

Teknik yang dilakukan guna mendukung ide agar mudah diapresiasikan adalah dengan pengolahan bahan-bahan,penguasaan bentuk dapat melukiskan karakter, serta ekspresi dari tingkah laku seorang wanita untuk mendukung gambaran yang digarap secara figuratif. Untuk


(67)

55

mengwujudkan atau memvisualisasikan wanita dilakukan melalui empat proses yaitu, tahap penjelajahan (eksplorasi), tahap percobaan (improvisasi), tahap pembentukan (forming), dan tahap penyelesaian (finising).

Elemen-elemen visual seperti garis, warna, bentuk, ruang dan tekstursertapenyusunan prinsip-prinsip seni rupa seperti komposisi, keseimbangan (balance), irama, merupakan faktor yang mendukung dalam penciptaan karya seni lukis demi terciptanya karya-karya yang harmonis, dinamis, dan sarat akan nilai- nilai artistik dan estetik.

5.2Saran- saran

Sebelum mengakhiri tulisan ini pencipta ingin memberikan saran-saran sebagai berikut:

Bagi mahasiswa program studi seni lukis Fakultas Seni Rupa dan Desain Insitut Seni Indonesia Denpasar, hendaknya menambah kreativitas dan wawasan dalam berkarya, rajin membaca, berdiskusi dan berekperimen dan melihat perkembangan seni lukis dunia.

Berbagai kehidupan wanita modern, merupakan sumber ide yang tak akan pernah habis untuk diungkapkan melalui karya seni dan hendaknya sumber-sumber ide wanita tersebut lebih dapat dikembangkan melallui media ddua demensional (lukis) bagi para perupa.

Untuk lembaga Insitut Seni Indonesia Denpasar hendaknya mengusahakan pengadaan buku-buku tentang perkembangan seni rupa terbaru, yang sangat menunjang proses belajar mengajar pada program studi seni lukis di Insitut Seni Indonesia Denpasar (ISI Denpasar).


(68)

56

DAFTAR PUSTAKA

Arsana, Nyoman dan Supono, 1983, Dasar-Dasar Seni Lukis, Denpasar : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Bastomi, Suwaji, 1992. Wawasan Seni. Semarang : Penerbit IKAPI Semarang Press.

Darmawan, Budiman, 1987. Pendidikan Seni Rupa, GBPP. Ganeca Exact Bandung.

Dharsono Sony Kartika, 2004. Seni Rupa Modern, Bandung : Rekayasa Sains. Haryono, Rudi Drs, 2000 : Mengena l Jiwa Wanita. Penerbit Putra Pelajar Gresi

Kurniawati, 2004. Gaya Hidup Masa Kini. Femina.

S. Yulius, Suryadi, Syamyuri Efendi Suma Atmasjajer, 1980. Kamus Baru

Bahasa Indonesia. Usaha nasional, Surabaya.

Sudarso Sp, 2000, Sejarah Perkembangan Seni Rupa Modern, Jakarta : CV. Studio Delapan Puluh Enterprise bekerjasama dengan badan Penerbit ISI, Yogyakarta.

Sidik, Fajar, 1974. Kritik Seni. STSRI (ASRI), Yogyakarta.

, 1981. Desain E lementer Yogyakarta : Jurusan Seni Lukis, STSI (ASRI).

Susanto, Mikke, 2002. Diksi Rupa Kumpulan Istilah-Istilah da lam Seni Rupa. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.

The Liang Gie, 1996. F ilsafat Seni. Yogyakarta : Pusat Belajar Ilmu Berguna. Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka.

Tim Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia, 1998, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia.

Tim Estetika Bandung, 1971. Pengetahuan Umum Budaya (ITB) Bandung.

Wiyoso, 1993. Pengantar Wawasan Seni Budaya. Yogyakarta, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.


(69)

57

a. Style telah membawa dampak bagi perubahan gaya berpakaian serta gaya dalam berbusana.


(70)

58

b. Gaya Model pakaian bikini telah memberi dampak sensual atau selalu tampil seksi dalam setiap penampilan wanita modern.


(71)

59

c. Boutique (butik) memberi dampak positif dalam kehidupan wanita modern dalam berpenampiln dan adanya tren mode pakaian baru yang dengan cepat merubah penampilan wanita modern menjadi lebih trandy dan modis.


(72)

60


(1)

55

mengwujudkan atau memvisualisasikan wanita dilakukan melalui empat proses yaitu, tahap penjelajahan (eksplorasi), tahap percobaan (improvisasi), tahap pembentukan (forming), dan tahap penyelesaian (finising).

Elemen-elemen visual seperti garis, warna, bentuk, ruang dan tekstursertapenyusunan prinsip-prinsip seni rupa seperti komposisi, keseimbangan (balance), irama, merupakan faktor yang mendukung dalam penciptaan karya seni lukis demi terciptanya karya-karya yang harmonis, dinamis, dan sarat akan nilai- nilai artistik dan estetik.

5.2Saran- saran

Sebelum mengakhiri tulisan ini pencipta ingin memberikan saran-saran sebagai berikut:

Bagi mahasiswa program studi seni lukis Fakultas Seni Rupa dan Desain Insitut Seni Indonesia Denpasar, hendaknya menambah kreativitas dan wawasan dalam berkarya, rajin membaca, berdiskusi dan berekperimen dan melihat perkembangan seni lukis dunia.

Berbagai kehidupan wanita modern, merupakan sumber ide yang tak akan pernah habis untuk diungkapkan melalui karya seni dan hendaknya sumber-sumber ide wanita tersebut lebih dapat dikembangkan melallui media ddua demensional (lukis) bagi para perupa.

Untuk lembaga Insitut Seni Indonesia Denpasar hendaknya mengusahakan pengadaan buku-buku tentang perkembangan seni rupa terbaru, yang sangat menunjang proses belajar mengajar pada program studi seni lukis di Insitut Seni Indonesia Denpasar (ISI Denpasar).


(2)

56

DAFTAR PUSTAKA

Arsana, Nyoman dan Supono, 1983, Dasar-Dasar Seni Lukis, Denpasar : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Bastomi, Suwaji, 1992. Wawasan Seni. Semarang : Penerbit IKAPI Semarang Press.

Darmawan, Budiman, 1987. Pendidikan Seni Rupa, GBPP. Ganeca Exact Bandung.

Dharsono Sony Kartika, 2004. Seni Rupa Modern, Bandung : Rekayasa Sains. Haryono, Rudi Drs, 2000 : Mengena l Jiwa Wanita. Penerbit Putra Pelajar Gresi

Kurniawati, 2004. Gaya Hidup Masa Kini. Femina.

S. Yulius, Suryadi, Syamyuri Efendi Suma Atmasjajer, 1980. Kamus Baru Bahasa Indonesia. Usaha nasional, Surabaya.

Sudarso Sp, 2000, Sejarah Perkembangan Seni Rupa Modern, Jakarta : CV. Studio Delapan Puluh Enterprise bekerjasama dengan badan Penerbit ISI, Yogyakarta.

Sidik, Fajar, 1974. Kritik Seni. STSRI (ASRI), Yogyakarta.

, 1981. Desain E lementer Yogyakarta : Jurusan Seni Lukis, STSI (ASRI).

Susanto, Mikke, 2002. Diksi Rupa Kumpulan Istilah-Istilah da lam Seni Rupa. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.

The Liang Gie, 1996. F ilsafat Seni. Yogyakarta : Pusat Belajar Ilmu Berguna. Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka.

Tim Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia, 1998, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Tim Estetika Bandung, 1971. Pengetahuan Umum Budaya (ITB) Bandung.

Wiyoso, 1993. Pengantar Wawasan Seni Budaya. Yogyakarta, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.


(3)

57

a. Style telah membawa dampak bagi perubahan gaya berpakaian serta gaya dalam berbusana.


(4)

58

b. Gaya Model pakaian bikini telah memberi dampak sensual atau selalu tampil seksi dalam setiap penampilan wanita modern.


(5)

59

c. Boutique (butik) memberi dampak positif dalam kehidupan wanita modern dalam berpenampiln dan adanya tren mode pakaian baru yang dengan cepat merubah penampilan wanita modern menjadi lebih trandy dan modis.


(6)

60