IMAJINASI TENTANG AKAR SEBAGAI SIMBOL FENOMENA SOSIAL DALAM KARYA SENI LUKIS

(1)

SKRIP KARYA TUGAS AKHIR

IMAJINASI TENTANG AKAR SEBAGAI SIMBOL

FENOMENA SOSIAL DALAM KARYA

SENI LUKIS

Oleh

I Made Putra Indrawan NIM : 2006.04.003

Minat Seni Lukis

Program Studi Seni Rupa Murni

FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN

INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR


(2)

SKRIP KARYA TUGAS AKHIR

IMAJINASI TENTANG AKAR SEBAGAI SIMBOL

FENOMENA SOSIAL DALAM KARYA

SENI LUKIS

Karya tulis ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Seni (S1) pada Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar

Oleh

I Made Putra Indrawan NIM : 2006.04.003

Minat Seni Lukis

Program Studi Seni Rupa Murni

FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN

INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR


(3)

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

Skrip Karya ini disusun oleh

Nama : I Made Putra Indrawan NIM : 200604003

Program Studi : Seni Rupa Murni Minat : Seni Lukis

IMAJINASI TENTANG AKAR SEBAGAI SIMBOL FENOMENA SOSIAL DALAM KARYA SENI LUKIS

Telah diperiksa dan siap/layak diuji sebagai syarat untuk mencapai gelar Sarjana Seni pada Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar

Denpasar, Juni 2011

Pembimbing I, Pembimbing II

Drs. I Nyoman Marsa, M.Si Drs. I Wayan Gulendra, M.Sn NIP.195212311975031008 NIP.196012311990021024


(4)

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAGA

Skrip karya ini disusun oleh

Nama : I Made Putra Indrawan

NIM : 200604003

Program Studi : Seni Rupa Murni

Minat : Seni Lukis

IMAJINASI TENTANG AKAR SEBAGAI SIMBOL FENOMENA SOSIAL DALAM KARYA SENI LUKIS

telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Ujian Sarjana Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar pada tgl. 10 Juni 2011 dan dinyatakan sah.

Dewan Penguji

Nama lengkap NIP Tanda Tangan

Ke tua Si dang Drs. I Nyoman Ma rsa, M.Si 195212311975031008……….

Sekretaris Sidang Drs. I Wayan Gu lendra, M.Sn 19601231190021024 ……….

Penguji Utama Drs. I Wayan Kondra, M.Si 196608101992031003 ....……….

Anggota Drs. I Ketut Karyana, M.Pd 195512311981031063 ……….

Anggota Drs. A.A. Ngurah Gede Surya 195403071984121001 ……...

Buana, M.Sn

Mengesahkan Mengetahui

Denpasar, ……… Ketua Program Studi Seni Rupa Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain Murni Fakultas Seni Rupa dan Institut Seni Indonesia Denpasar Desain Institut Seni Indonesia

Denpasar

Dra. Ni Made Rinu, M.Si Drs. I Wayan Kondra, M.Si


(5)

Motto :


(6)

IMAJINASI TENTANG AKAR SEBAGAI SIMBOL FENOMENA SOSIAL DALAM KARYA SENI LUKIS

Oleh : I Made Putra Indrawan

ABSTRAK

Kesenian selalu menghadirkan sesuatu yang menggugah perasaan pencipta maupun pengamat seni. Karena tatanan visual datang dari kemampuan pencipta dalam memahami konsep nilai kehidupan dan situasi, apresiasi lingkungan di mana pencipta berada, karena latar belakang budaya dan lingkungan memberi hasil timbal balik terhadap bentuk karya yang di ciptakan. Jadi kepekaan memiliki kecendrungan yang kuat pada proses berkesenian itu sendiri.

Adapun tujuan yang diinginkan dalam mengangkat Imajinasi tentang akar sebagai simbol fenomena sosial dalam karya seni lukis yaitu ingin menyuguhkan kepada masyarakat tentang fenomena sosial yang terkait dengan masalah- masalah yang terjadi di masyarakat yang diantaranya masalah mental, pendidikan, moral, ekonomi, biologis, dan budaya. sehingga dapat mulai bersikap dan mulai berbenah diri untuk kelangsungan hidup bersama, serta ingin meningkatkan kreativitas untuk menyuarakan fenomena sosial.

Manfaat yang di inginkan pencipta yaitu dapat memberikan pembelajaran untuk ikut peduli terhadap sesama mengenai kehidupan sosial sehingga kehidupan yang serasi, selaras, dan seimbang terjaga dengan baik dan diwujudkan berupa karya-karya yang berjudul Serangan Fajar, Generasi Otak Kosong, Pusaran Musim Kering, Merah Putih di Atas Kebobrokan, Berkepribadian Ganda.

Adapun visualisasi konsep karya di wujudkan dengan memadukan unsur- unsur seni rupa dan struktur estetikanya, sehingga dalam tataran ideoplastis dan fisikoplastis karya yang di ciptakan cendrung pada cara ungkap abstrak simbolik.


(7)

IMAGINATION OF ROOTS AS A SYMBOL OF SOCIAL PHENOMENON IN THE PAINTING FINE ART

By : I Made Putra Indrawan

ABSTRACT

Art is always presenting something that inspires feelings of creator and observer of art. Because the order comes from the ability of visual creators to understand the concept of the value of life and circumstances, the appreciation of the environment in which creators are, because of cultural and environmental background to give the reciprocal of the forms of works created. Thus, the sensitivity has a strong tendency in the art process itself.

The desired goal in lifting the imagination of the roots as a symbol of social phenomena associated with the problems that occur in society which include mental problems, education, moral, economic, biological, and cultural. So to start acting and began to clean themselves for survival together, and want to improve the creativity to voice their social phenomenon.

Desired benefits creator is able to provide learning to take care of each other about social life so that life is harmonious and balanced properly maintained and manifested in the form of works, entitled Attacks Dawn, Empty Brain Generation, Whirls Dry Season, Red and White in Upper corrupt, Double personality.

The visualization concept is realized with the work combines elements of art and aesthetic structure, so that the level and tend to physicoplastic ideoplastic works created in said abstract symbolic way.


(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widi Wasa Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat-Nya, sehingga pencipta dapat menyelesaikan penulisan Pengantar Karya Tugas Akhir ini seperti yang sudah di rencanakan sebelumnya. Penulisan ini banyak mengalami hambatan-hambatan, namun karena bantuan berbagai pihak semuanya dapat berjalan lancar tepat pada waktunya. Oleh karena itu pencipta mengucapkan terima kasih setulusnya kepada :

1. Prof. Dr. I Wayan Rai S, MA, selaku Rektor Institut Seni Indonesia Denpasar.

2. Ibu Dra. Ni Made Rinu, selaku Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar.

3. Bapak Drs. I Wayan Kondra, M.Si, selaku Ketua Program Studi Seni Rupa Murni, Fakultas Seni Rupa Dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar. 4. Bapak Drs.A.A.Ngurah Gede Surya Buana, M.Sn, selaku ketua Minat Seni

Lukis, Program Studi Seni Rupa Murni, Fakultas Seni Rupa Dan Desain, Institut Seni Indonesia Denpasar.

5. Bapak Drs. I Made Bendi Yudha, M.Sn, selaku Pembimbing Akademik yang membimbing dan memberi masukan dan semangat bagi pencipta.

6. Bapak Drs. I Nyoman Marsa, M.Si, selaku Pembimbing I yang telah memberi masukan, semangat, yang bermanfaat dalam penulisan atau penciptaan karya lukis.


(9)

7. Bapak Drs. I Wayan Gulendra, M.Sn, selaku Pembimbing II yang telah memberi masukan, semangat yang berharga dalam proses penulisan atau penciptaan karya lukis.

8. Orang Tua pencipta I Ketut Wantra dan I Wayan Siti, kakak kandung pencipta Ni Luh Putu Sunya Hermawati, yang senantiasa memberi dukungan material dan spiritual, orang tercinta, para dosen serta rekan-rekan yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu terlaksananya Tugas Akhir ini.

Pencipta menyadari Skrip Karya Tugas Akhir ini jauh dari kesempurnaan, karena itu kritik dan saran pembaca dan pengamat seni sangat penting dalam upaya penyempurnaan. Di tengah ketidaksempurnaan, pencipta tetap berharap Skrip Karya Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat yang berarti bagi pembaca dan penikmat seni.

Denpasar,……….

Pencipta I Made Putra Indrawan


(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN DAN LEMBAGA ... iii

MOTTO ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR FOTO KARYA ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 5

1.3Tujuan ... 5

1.4Manfaat ... 6

1.5Ide Penciptaan ... 6

1.6Ruang Lingkup... 8

BAB II KAJIAN SUMBER ... 9

2.1Kajian Sumber Tertulis ... 9

2.2Pengertian Seni ... 10

2.3Pengertian Judul ... 11


(11)

2.5Abtraksionisme ... 12

2.6Ekspresionisme ... 13

2.7Pengertian Akar... 13

2.8Pengertian Sosial……….. 14

2.9Tinjauan Elemen Seni Rupa... 15

2.10 Prinsip-Prinsip Seni Rupa ... 19

2.11 Kajian Sumber Lain ... 23

BAB III PROSES PENCIPTAAN ... 30

3.1Tahap Penjajagan (Eksplorasi)... 31

3.2Tahap Persiapan (Preparation) ... 32

3.3Tahap Percobaan (Eksperimentasi)... 37

3.4Tahap Pembentukan (Forming) ... 40

3.5Tahap Penyelesaian (Finishing) ... 41

BAB IV WUJUD KARYA ... 42

4.1Aspek Ideoplastis ... 42

4.2Aspek Fisikoplastis ... 43

BAB V PENUTUP... 74

5.1Kesimpulan ... 74

5.2Saran-saran... 75 DAFTAR PUSTAKA


(12)

DAFTAR FOTO KARYA

1. Membaca di Kegelapan... 44

2. Serangan Fajar... 46

3. Menyatu Dalam Kehidupan ... 48

4. Generasi Otak Kosong ... 50

5. Instrospeksi Berkata ... 52

6. Puncak Angan-angan ... 54

7. Merah Putih di Atas Kebobrokan ... 56

8. Tidak Ada Ruang ... 58

9. Terbawa Arus ... 60

10.Pusaran Musim Kering ... 62

11.Rumah Prostitusi ... 64

12.Berkepribadian Ganda... 66

13.Bayang-bayang... 68

14.Terbang Menembus Batas... 70

15.Pikiran yang Terbelenggu ... 72


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Be lakang

Seni ada lah getaran j iwa dan keselarasan dar i perasaan serta pik iran ya ng mewuj udkan sesuatu ya ng indah dan murni. Has il seni yang di wuj udka n oleh seorang seniman, b iasanya mer upakan has il dari s uatu ide, ya ng mer upakan panggila n j iwa nya ( Ra harjo, 1984 : 9 ). Seni adalah s uatu hasil karya c ipta ma nus ia yang memp unya i nila i keindahan, me mpesona, dan mena r ik perhat ian dan menggugah perasaan ma nus ia.

Proses penciptaan karya seni sa ngat erat kaita nya dengan e nd apan penga la man estet is yang dapat me mbangun imaj inas i. Ha l tersebut d ibut uhkan suatu proses yang cukup panjang. Ini dapat di pelajari me lalui lat ihan kepekaan jiwa dala m me nangkap masala h sosia l yang terjadi d i sekitar penc ipta. Karena tatanan vis ua l hadir dari ke ma mpua n pencipta dala m me ma hami konsep nila i kehid upan dan s it uas i, apresias i lingkunga n d i mana pe ncipta berada, karena latar belakang budaya dan lingk ungan me mber i has il t imbal ba lik terhadap bentuk karya yang d i ciptakan. Jadi kepekaan terhadap nila i- nila i estet is me milik i kecendrunga n yang kuat pada proses berkesenia n it u send ir i.

Dalam berkesenian set iap seniman me mpunya i struktur estet ika ya ng berbeda unt uk me la ndasi has il c iptaanya karena terpengar uh dengan s it uas i dan kondis i lingkunga n di ma na seniman berada, namun pada hakekatnya, tujua n suat u karya


(14)

seni luk is adalah untuk mecapai kepuasan batin ya ng ber imb as kepada sang pencipta ma upun kepada pengamat.

Dari endapan pengala ma n estetis p enc ipta tertarik unt uk mengangkat judul “I maj inasi tentang akar sebagai s imbo l feno me na sos ial dala m karya se ni luk is” karena menga ndung kekayaan makna dan me mpunya i nila i art ist ik, sehingga me nyebabkan proses kreatif muda h tertuang, kemudia n di o lah dan di kembangkan da la m imaj inas i- imaj inas i tentang akar.

Imajinas i ada lah proses me mbent uk bayang- bayang menta l te ntang objek atau kejadian dala m kenyataan t idak ta mp il ( Ens ik lopedi Nasiona l I ndones ia J ilid 7, 2004 : 38 ). Imajinas i me la hirkan ide - ide, pikira n- pikira n ya ng baru, inilah s is i kreatif imaj inas i ya ng bercir i sela ngka h maju kedepan karena merancang kreasi ke masa depan ( Mudji Sutr isno, 1999 : 82 ). Imajinas i me mbent uk proses bayang- bayang me nta l tentang bent uk, warna, tekstur pada akar.

Akar adalah bagian t umbuhan yang biasanya berada di bawah permukaan tanah ya ng berguna untuk mengisap a ir yang d i perlukan o le h t umbuhan dari tanah, akar juga berguna untuk mengokohkan berdir inya t umbuhan ( Ens ik lopedi Nasional I ndones ia J ilid I, 2004 : 202 ). Akar me mpunya i mak na sebagai awal dari terbent uknya sebuah kehidupa n, ibarat proses kehid upan ma nus ia, akar adalah sebuah e mbrio ya ng nant inya akan me mbent uk manus ia. Ketika manus ia terlahir dan mula i me mijakkan kakinya ke bumi, manus ia juga dihubung-hub ungkan dengan pe maknaan akar it u send ir i, teruta ma dari s ifat yang di milik i ma nus ia s udah me ngakar s ifat- sifat posit if dan ne gat if, ketika s ifat posit if sudah me ngakar di dala m j iwa ma nus ia maka imbasnya akan terpengar uh kepada


(15)

kehid upan bermasyarakat, yait u tercipta nya kehar monisan dan kedama ian ya ng berkesinamb unga n. Sebaliknya ketika sifat ne gat if sudah mengakar di pik iran ma nus ia akan ter lahir sebuah t indakan- tindakan ya ng merugikan kehidupan bermasyarakat dan bernegara, seperti korups i, kr iminalitas dan yang la innya. Akar yang kokoh me mpunya i s ifat me me gang erat tanah ya ng d i pijak sehingga ketika angin me nerjang pohon t idak akan tumbang, apabila di re fleksikan dengan kehid upan, sesorang yang berpendir ia n kokoh dan berpegangan erat pada keyakina n dala m me langkah, seseorang tidak akan bisa tergoyahkan dari cobaan yang di la lui. Sebaliknya ketika seseorang t idak memp unya i dasar pendir ian yang kokoh, ia akan rapuh dan terjatuh dala m mengarungi kehidupan.

Manusia t idak dapat hidup tanpa hubunga n denga n orang la in, ma nus ia se la lu hidup dengan ke lompok- kelompok pergaulan dala m lingk ungannya. Manus ia hidup dala m srt uktura l sosia l terte ntu. Strukt ura l sosia l ya it u bent uk dari selur uh jaringa n- jaringa n hubungan a ntar ind ivid u d i da lam masyarakat dima na terja lin interaksi sos ia l ( Soedjono, 1976 : 7 ) masa lah ya ng muncul da n berkembang seir ing denga n perkembanga n s it uas i dan kond is i d i masyarakat. Problemat ika sosial munc ul akibat terjad inya perbedaan yang me ncolok antara nila i da lam masyarakat denga n realita ya ng ada, yang dapat menjadi s umber masa lah sos ial tersebut yaitu kekurangan- kekuranga n dala m d ir i manus ia atau kelo mpo k sosial yang bersumber pada faktor- faktor ideolo gi, polit ik, ekono mi, b iolo gi, psikologi, sos ia l, dan budaya. Dari faktor ekonomi mas ih banyak masyarakat terjerat garis kemisk inan yang tersebar di daerah- daerah maj u se hingga terpaksa me njadi penge mis jala nan,bahkan har us menjua l d ir i demi sebut ir nas i. Dari


(16)

segi b udaya, bangsa Indonesia se mpat terkejut ketika karya anak bangsa seperti reog,tari pendet dan bat ik d ik la im o leh Negara Ma lays ia, hal ini terjadi karena generas i muda leb ih bangga ter hadap budaya luar dar i pada budayanya send ir i. Pertikaia n antar umat beragama sering juga terjadi karena memilik i mas ing-mas ing akar budaya dan faktor ideologi ya ng berbeda antara umat b eragama. Konflik ideolo gis mema ng leb ih mudah d i simak dala m hubunganya dengan perbedaan-perbedaan agama. Prolemat ika sosia l te lah me njad i fakta kehidupan ma nus ia sejak dahulu ak ibat berkembangnya ja man dan kebut uha n kehidupan yang se mak in komp leks. Probematika sos ia l yang ada d i mas yarakat pada umumnya me mpunya i da mpak perubahan pada masyarakat baik yang posit if ma upun sebaliknya.

Dalam imaj inas i akar pencipta ingin me mbongkar proble mat ika sosia l ya ng terkait te ntang fe nome na yang berkembang dala m mas yarakat. Problemat ika sosial ada lah s uatu ket idaksesuaian a ntara unsur- unsur kebudayaan atau masyarakat yang me mbahayakan kehidupan ke lompok sosial. J ika terjadi bentrokan antara uns ur- uns ur ya ng ada dapat menimbulka n ga ngguan hub ungan sosial seperti kegoya han da la m kehidupa n kelo mpok atau masyarakat ( Soerjono Soekanto, 1990 : 358 ).

Melalui te ma fe nome na sosia l pencipta tertarik unt uk merepresentasikan berbagai persoalan yang berkemb ang di lingk ungan mas yarakat kemudia n di imp le mentas ikan ke dala m bahasa seni luk is dan di kemas dala m imaj inas i akar secara imaj iner serta di duk ung de nga n teknik kolase yang d i komb inasikan


(17)

dengan tekstur nyata sehingga me nghas ilkan karya origina l ya ng nant inya bisa bersaing di arena sosia l ya ng leb ih luas .

1.2 Rumus an M as alah

Dalam berkarya seni luk is tentu me nghadapi berbaga i permasa laha n ya ng

berkaitan dengan proses kreasi yang sedang di ge lut i dan dis ini Penc ipta mer umuskan per masala han ya ng d ihadapi sebagai berik ut :

1.2.1 Baga imana mewujudkan bent uk akar terkait tentang feno mena sosia l yang berkembang ke dalam karya seni lukis?

1.2.2 Baga imana proses eksperime n bentuk, serta struktur estetika yang dapat di tuangkan ke dalam karya seni luk is ?

1.2.3 Baga imana me nerapkan teknik, bahan, dan a lat a gar dapat mend ukung ide yang di ungkap di dala m karya?

1.3 Tujuan

Adapun tuj uan yang diinginkan dala m mengangk at Imaj inas i tenta ng akar sebagai simbo l feno mena sosia l dala m karya seni luk is :

1.3.1 Ingin menyuguhkan kepada masyarakat tentang fe nome na sosia l, sehingga dapat mula i bersikap dan mula i berbenah d ir i untuk kelangsungan hid up bersama.

1.3.2 Ingin me mbuat eksperimen terkait dengan bent uk akar ke dalam karya seni luk is.


(18)

1.3.3 Ingin me nerapkan tehnik ko lase agar dapat menduk ung ide ya ng di ungkap dalam karya seni luk is.

1.4 M anfaat

Adapun ma nfaat yang yang di inginkan dala m penc iptaan karya seni luk is terkait dengan j udul yang di a ngkat ya it u imaj inasi te ntang akar sebagai simbol feno me na sosia l dala m karya seni luk is :

1.4.1 Dapat me mberikan pe mbe lajaran terkait mak na akar sebagai simbo l feno mena sosia l se hingga kehidupa n yang serasi, se laras, dan seimbang terja ga dengan baik.

1.4.2 Dapat menumb uhkan apresiasi dan kesadaran terhadap semua ele men masyarakat apabila menga mat i luk isan penc ipta.

1.4.3 Dapat member ikan sumba ngs ih pemik ira n- pemik iran dan penga la man- penga la man estet is dala m bereksplorasi karya seni luk is pada masyarakat

1.5 Ide Pe nciptaan

Ide merupakan hasil pe mikira n, pendapat atau pandangan tentang sesuatu

yang terjalin me la lui penga matan suat u suasana atau keadaan tertentu ( Djelant ik, 1991 : 66 ).

Ide penciptaan ada lah has il pe mik iran ata u pandangan terhadap sesuatu, hal ini terjadi. Ide merupakan suatu landasan awal da la m me nciptakan sesuat u, hal ini terjadi me la lui penga mata n suat u suasana atau keadaan tertentu. Da la m du nia


(19)

ide ya ng be gitu luas, sega la sesuat unya t idak ada yang ma ndir i, na mun me milik i keterkaitan antara sang penc ipta dengan dunia d i luar d ir inya. Gagasan pa ling abstrak sekalipun t idak mungk in t idak berkaitan dengan keduniaa n

( Wir yo martono, 2001 : 118 ). Dala m menc iptakan s uatu kar ya seni luk is ide yang di dapat me la lui ketertarikan penc ipta dari bent uk bent uk akar , warna ala mi,dan tekstur yang d i milik inya ke mud ian di o la h di da la m r uang imaj inasi pencipta sehingga me la hirkan imaj inas i tentang kehidupan feno mena sosia l. Pencipta merasakan banyak masala h yang terjad i d i lingkunga n masyarakat dalam proses interaksi sosia l. Di ma na penc ipta mer upakan bagian dari lingkunga n sosia l yang t idak luput dari per masala han yang terjad i sehingga hal ini menjad i penga la ma n untuk d i ungkapkan ke dalam karya seni luk is. Penyimpangan- penyimpangan ma nus ia da la m lingkungan sosia l sepert i manus ia mudah d ipengar uhi o le h budaya luar akibat le mahnya me nta l manus ia itu sendir i, dan prilaku- prilaku ne gat if la inya mer upakan suatu kekerasan dalam hidup yang sangat bertentanga n denga n kodrat manus ia yang ma mpu berpikir juga bert indak sesuai dengan logika dan inte lektua lnya.

Melalui te ma probemat ika sosia l penc ipta tertar ik unt uk merepresentasikan berbagai persoalan yang b erkembang di lingk ungan mas yarakat kemudia n di imp le mentas ikan kedalam bahasa seni luk is dan d i ke mas dala m imaj inas i akar secara imaj iner serta di duk ung de nga n teknik kolase yang d i komb inasikan dengan tekstur nyata sehingga dapat menghas ilkan karya yang origina l.


(20)

1.6 Ruang Lingkup

Mengingat luasnya persoalan Feno me na sosia l da la m strukt ur bahasa ya ng

kian komp leks, maka d iperlukan adanya pembatasan masa lah sesua i dengan gagasan penc ipta.

Ada pun rua ng lingkup penc iptaan akan d i batas i unt uk mene gaskan te ma yang d i a ngkat ya it u terka it dengan feno mena sos ia l, d iantaranya masa lah me nta l, pendidikan, moral, ekonomi, b iolo gis, dan budaya.


(21)

BAB II

KAJIAN SUMBER

Kajian s umber ini me mber i pert imbangan teorit is terhadap pemaha ma n serta pengetahuan atas konsep-konsep penciptaan dala m berkarya seni lukis ya ng pencipta wuj udkan. Adapun kajian s umber yang digunakan ya it u :

2.1 Kajian s umbe r te rtulis

Dalam proses penciptaan karya seni di b utuhkan literat ur - literatur yang b isa me nunjang karya penc ipta ya it u has il s urve y karya seni yang sudah d i c iptakan oleh senima n- seniman pendahulu, me lihat la ngs ung bent uk dan warna - warna akar,besi berkarat dan sumber- sumber la in seperti menyimak me la lui med ia elektronik, mela lui foto- foto, dan membaca Koran yang dapat di jad ikan s umber kajian bagi penc ipta dalam proses penciptaan.

Disamp ing it u se makin majunya pergaulan serta perkembanga n yang terjadi di lingk unga n masyarakat me milik i banyak permasa laha n- permasalaha n ya ng sangat ko mpleks yang terjadi akibat t idak seimba ngnya hubungan a ntara ma nus ia dengan T uhan, manus ia dengan ma nus ia, dan manus ia dengan lingkunga nnya. Hal ini terkait dengan konsep agama Hindu yaitu Tr i Hit a Ka r ana yaitu t iga penyebab terciptanya kebahagiaan. Keseimbangan terc ipta apabila terjadi kehar monisan antara manus ia denga n Tuhan, manus ia dengan ma nus ia, dan manus ia denga n ala m lingkungannya ( Setem, 2009 : 26 ). Hubungan ma nus ia dengan Tuha n b isa d i lakukan dengan doa dan menja uhi


(22)

laranganN ya, hubungan manus ia denga n sesamanya dapat dilakukan dengan komunikasi ya ng har mo nis d i dala m masyarakat, hub unga n manus ia dengan lingkunga nnya berupa persebahan secara niskala bagi umat aga ma Hind u pada Tumpek Bubuh yait u me mperse mbahkan sesaji pada tumb uha n. Ketiga unsur tersebut tidak bisa d ip isahkan sat u denga n yang la innya dan merupakan satu kesatuan yang ut uh d i set iap aspe k-aspek kehid upan ber masyarakat. Nila i- nila i Tr i Hit a Ka ra na menjad i pedoman da lam me ngarungi hid up untuk terc iptanya tolerans i terhadap semua mahluk hid up yang ada di dunia sehingga keharmonisa n dala m bermasyarakat tetap terjaga.

2.2 Pe nge rtian se ni

Terla lu banyak ahli ya ng me ngart ikan persoalan se ni. Belum ada kesepakatan yang je las me ngena inya, karena t inja un yang d i pakai j uga berbeda- beda. Sejauh ini, dari berbagai pernyataan tenta ng se ni mengarah pada persoalan kesanggupan akal ma nus ia baik berupa kegiata n rohani ma upun fis ik unt uk unt uk me nghas ilkan sesuat u yang b ernila i art ist ik ( luar b iasa ), me ngguga h perasaan orang lain.( Mikke susanto,2002 : 101 )

Menurut K i Hajar Dewantara dala m Drs. Der mawan Bud ima n, seni adalah segala perbuatan manus ia ya ng t imbul dar i hid up perasaannya ya ng bers ifat indah hingga dapat menggerakkan j iwa perasaan manus ia. ( 1988:14 ).

Jadi seni ada lah s uatu karya c ipta ma nus ia yang mengand ung nila i- nila i keindaha n, menggugah perasaan, dan menar ik perhat ian bagi pe ncipta maup un orang lain.


(23)

2.3 Pe nge rtian Judul

- Imaj inas i adalah proses membe ntuk baya ng- bayang menta l te ntang objek atau kejadian ya ng da la m kenyataan t idak tamp il ( Ens ik lopedi Nasiona l I ndones ia Jilid 7, 2004 : 38 )

- Akar adalah bagian t umbuha n yang biasa nya berada di bawah permukaan tanah yang berguna unt uk mengisap air dan zat hara yang d i perlukan o leh tumbuhan dar i lar utan ta nah, akar juga be rguna unt uk mengokohkan berdirinya tumbuhan ( Ens ik lopedi Nasiona l Indones ia Jilid I, 2004 : 202 ). - Simbol berasal dar i kata Yuna ni Symbolo n. Dala m sejarah s imbol me milik i

dua arti yang sangat berbeda satu sama la in. Di ka langan re ligius dan da lam praktik, simbol d i pandang sebaga i ungkapan inderawi atas rea litas ya ng transenden, s imbol atau la mbang me milik i art i sebagai ta nda yang abstrak. ( Ens ik lopedi Nasiona l Indones ia Jilid 15, 2004 : 49 )

- Fenomena adala h ha l- ha l ya ng dapat disaksikan dengan panca indera dan dapat di terangkan serta d i nila i secara ilmia h yang bersifat fakta.( Kamus Umum Ba hasa Indonesia, 1995 : 112 )

- Sosial adalah suat u yang berkenaan denga n mas yarakat. ( Kamus Umum Bahasa Indonesia, 1995 : 576 )

- Seni luk is adala h s uatu bentuk se ni vis ual pada bidang dua d imens i ya ng mer upakan has il pengo laha n berbagai uns ur seni, sepert i bent uk, warna, bidang, dan garis. ( Ens ik lopedi Nasiona l Indones ia Jilid 9, 2004 : 440 ) Jadi imaj inas i tenta ng akar sebagai s imbol feno mena sos ia l da la m se ni luk is adalah bayang- bayang menta l tenta ng bentuk akar sebagai tanda dala m ha l


(24)

atau suat u yang berkenaan dengan masyarakat yang d i tua ngkan ke dala m med ia dua dimens i.

2.4 Pe nge rtian Se ni Lukis

Seni lukis adala h suat u ungkapan pengala ma n este tik seseorang ya ng dit uangkan dala m b idang- bidang d imens i dengan me nggunakan med ium rupa, ya itu gar is, war na, tekstur, shape , dan sebaga inya ( Dharsono Sony Kartika, 2004 : 36 ).

Secara teknis seni luk is adalah tebaran pigme n atau warna cair pada permukaan b idang datar, unt uk menghasilka n sensas i ata u ilus i kerua nga n, gerakan, tekstur, bentuk sa ma baiknya dengan tekana n yang d i has ilkan kombinas i uns ur- unsur tersebut , tentu saja ha l it u dapat di mengert i, bahwa me la lui a lat teknis tersebut dapat me nge kspresikan e mosi, ekspresi, s imbo l, keragaman, dan nila i- nila i la in yang bersifat subjektif.

2.5 Abs traks ionis me

Seni abstrak merupakan ciptaan ya ng terdir i dar i sus una n uns ur - unsur r upa yang sama sekali terbebas dari ilus i atas be ntuk-bentuk ala m ( Dharsono Sony Kartika, 2004 : 99 ). Kata abstrak mengandung pengert ia n ringkasan, int i, tidak berwujud, niska la. Dala m ka itan dengan c ipta seni, kata abstrak menunj uk kepada wujud yang t idak realis atau nat ura l. Be nt uk abstrak adalah bent uk olaha n imaj inas i ya ng di tua ngkan ke berbagai med ia ya ng d isus un denga n gar is dan warna.


(25)

Wassily Kandinsky di pandang sebagai pio nir munculnya seni abstrak dan me nyusul te ma n seasalnya ya itu Kesimir Ma levic h.

2.6 Eks pres ionis me

Ekspresionisme adalah suatu gaya seni yang berusaha untuk menggambarkan perasaan subyektif seorang seniman, individualistis, dan pemunculanya tidak bertepatan dengan periode dan Negara atau bangsa tertentu (Soedarso SP, 1990 : 62).

Ekspresionis yaitu aliran seni lukis yang mengutamakan kebebasan dalam bentuk dan warna untuk mencurahkan emosi atau perasaan. Ekspresionis adalah kecenderungan seorang seniman untuk mendistorsi kenyataan dengan efek-efek emosional. Istilah emosi ini biasanya lebih menuju kepada jenis emosi kemarahan dan depresi daripada emosi bahagia. Ekspresionisme berangkat dari realisme dinamis, sebagai suatu pelepasan diri dari ketidakpuasan paham realism formal.

Tokoh- tokoh ekspresionis me ya it u Ja mes Ensor ( Belgia), Ferdinant Hod ler (Swiss), Vincent Va n Gogh (Be landa).

2.7 Pe nge rtian Akar

Akar adalah bagia n t umbuhan ya ng biasanya berada di bawah per mukaan tanah ya ng berguna untuk mengisap a ir yang d i perlukan o le h t umbuhan dari lar utan tana h. ( Ens ik lopedi Nasiona l Indones ia Jilid I, 2004 : 202 ).

Akar berfungs i sebagai pe nguat t umbuhan ya ng me nancap ke dala m tana h. Denga n akar me nancap kokoh ke dalam tana h, maka tumb uhan dapat berdiri dengan kokoh di atas permukaan tanah.


(26)

Pemaknaan akar bisa di refleks ikan dala m kehid upan, ke tika manus ia ya ng me mpunya i pijakan ya ng kokoh yang mengakar pada pancasila, maka di saat badai kehidupan me nerpanya manus ia pasti bisa berdir i tegak menghadapi segala r intangan yang ada. Akar memilik i s ifat sa ling me mega ng erat antara akar satu denga n yang la inya, begit u juga ma nus ia sebaga i mahluk sos ial har us hid up dengan kelo mpok- kelompok yang bertujua n untuk saling me ngis i dan merajut sebuah kekuatan antara sat u denga n yang la inya, sehingga ket ika seranga n dari luar menga ncam, ma nus ia b isa bersatu dan berpeganga n erat unt uk me mbe la tanah ya ng d i pijak.

2.8 Pe nge rtian Sos ial

Sosial adala h sega la sesuat u me nge na i masyarakat, peduli ter hada p kepentinga n umum ( Sumarjo Yak ob, 2002 : 129 ).

Pada dasarnya sosia l lebih me nunj ukan pada hal- hal yang terjad i denga n lingkunga n masyarakat. Sosial me mpunya i art i berdasarkan kenyataan atau fakta, suatu kejadian yang benar- benar terjadi yang berhubungan denga n umum, feno me na sosia l sangat menar ik unt uk di angkat kedalam kar ya seni luk is karena rut initas sosia l dala m keseharia nnya banyak memunculkan proble mat ika atau permasala han- permasala han yang komp leks ya ng dapat di tua ngka n ke dala m karya seni luk is, misa lnya masa lah menta l, pendid ikan, mora l, ekonomi, bio logis, dan budaya. Apalagi se mak in maj unya perga ulan serta perke mbanga n yang terjad i di lingk ungan masyarakat me milik i banyak segi ya ng di tangkap. Denga n me nga ngkat te ma proble ma t ika sosia l ba gaika n ladang ide yang t idak


(27)

akan habis d i ga li menjadi karya se ni menur ut pendangan estet is penc ipta me ngekspos dan membaca keadaan sosial d i sekitar ke dalam rua ng r upa.

2.9 Tinjauan Ele me n Se ni R upa

Eleme n seni r upa adalah e le men pokok dari persepsi ya ng te lah di tata o leh senima n ya ng terdir i dari gar is, bentuk, dan seterusnya, bukan cat, canvas, atau tanah liat ( Soedarso SP, 2006 : 159 ).

Berikut ini adalah e le me n- eleme n seni r upa yang mend ukung da la m proses berkarya pencipta antara la in :

2.9.1 Garis

Kehadiran gar is dala m seni r upa sangat la h pent ing, gar is t idak hanya sebagai gar is secara fis ik tetari j uga mer upakan simbol,e mos i, psikolo gi, dan karakter penciptanya ( Kartika, 2004 : 40 )

Dalam karya penc ipta kehadira n garis sa ngat berperan pent ing unt uk me nunjang nila i artist ik da lam set iap luk isan yang di c iptakan. Karya-karya yang d i c iptakan sela lu me nghad irkan s imbo l- simbo l yang d i b uat dengan sentuhan ekspresif menggunakan berbagai media seperti akrilik, pens il, pastel, dan sepidol permane n.


(28)

2.9.2 Bidang

Bidang adalah suat u bentuk ya ng terjadi karena di batasi ole h sebuah kontur atau gar is dan d i ba las ole h adanya warna yang berbeda atau oleh ge lap terang arsiran karena adanya tekstur ( Kartika, 2004 : 41 )

Bidang yang di has ilkan dala m karya penc ipta sangat bervar iat if mula i dari sekumpula n bent uk tekstur berbentuk akar yang d i buat dari bub ur kertas, sampai tekstur nyata yang terbent uk dari serbuk mar mer ya ng di komb inasikan dengan war na ya ng d i has ilkan dar i air spray, cat akrilik yang d i buat tra nsparan unt uk mencapai gradas i warna ya ng d i inginkan.

2.9.3 Warna

Warna adalah kesan ya ng d iperole h mata dari caha ya ya ng d ipantulkan benda-benda yang dikena inya : corak rupa seperti merah, b iru, hijau dan la in-la in ( M ikke Susanto, 2002:113 ). Warna bisa me mberikan kesein-larasan dan keharmonisa n seperti pada bentuk - bentuk padat dan di ta mbah denga n to ne sehingga dapat me mber ikan kesan rua ng se mpur na ( Smurdya hwat i, 2002 : 184 ). Warna sebagai tanda atau s imb ul. Dis ini kehadira n war na merupakan la mbang atau me lamba ngkan sesuatu ya ng merupakan trad is i atau po la umum ( Dharsono Sony K artika, 2007 : 77 ).

Misa lnya : Warna merah berart i pengga mbaran rasa mara h, cinta ya ng me mbara, bahaya, berani, dan la in- la in. Warna put ih berart i s uc i, tak berdosa, alim, set ia dan la in- la in. Warna kuning berarti kecewa, pengecut, sakit hat i, duka, miste r i, prihat in. Bir u me la mbangkan kesub uran, kedama ian, kerukunan, dan


(29)

kesejukan.Hita m adala h me la mbangka n kemat ian, fr ustas i, kegelapan, dan tak puas dir i.

Dalam karya penc ipta Warna yang di gunakan ter gant ung dengan kebut uha n di setiap karyanya. Misa lnya dala m karya yang me ngga mbarkan keha ncuran pencipta leb ih domina n menggunakan warna - warna merah atau hita m tanpa me nghila ngkan sent uhan rasa estetik pencipta.

2.9.4 Te ks tur

Tekstur adalah uk uran dan sus unan bagian s uatu benda atau penyat uan bagia n- bagian sesuat u sehingga me mbent uk suat u benda ( Kamus Besar Bahasa Indonesia 2002 : 1159 ).

Tekstur adalah unsur rupa yang menunj ukan rasa permukaan bahan ya ng sengaja d i buat ya ng di had irkan d i da la m s usunan unt uk mencapai bent uk rupa, sebagai upaya unt uk me mberikan rasa pada p ermukaan b idang, pada perwajahan bentuk karya seni secacara nyata atau semu ( Susanto, 2002 : 105 ).

Tekstur terdir i dari 2 jenis ya it u :

1. Tekstur semu ya itu tekstur pada permukaan ya ng seakan- akan me milik i 3 dimens i, na mun setelah d iraba permukaan ya ng sebenarnya adalah rata

2. Tekstur nyata ya it u kua litas raba yang dapat dirasakan mela lui sentuhan sehingga dapat di ketahui ha lus atau kasarnya suatu per mukaan.

Tekstur dapat mend ukung mengungkapkan karakter atau sifat s uat u objek. Selain it u tekstur j uga dapat me mber ikan nila i art ist ik dan nila i p last is ya ng


(30)

me nimbulkan baya nga n pada permukaan pada suatu karya. Tiap benda yang berbeda permukaannya akan memp unya i s ifat dan ekspresi yang berbeda.

Pencipta lebih do mina n me nggunakan tekstur nyata denga n me nggunakan bubur kertas dan di bentuk sehingga menghas ilka n imaj inas i bentuk akar yang me mpunya i karakter timb ul dan me mberikan nila i art ist ik pada setiap karya pencipta.

2.9.5 Ruang

Ruang adala h suatu yang memp unya i kele luasaan yang di go lo ngkan da lam bentuk rua ng atau b idang posit if atau ne gat if. Rua ng posit if adalah rua ng ya ng di batasi ole h s uatu batas tepi berupa garis, sedangkan r uang negat if adalah ruang yang ada di sekitar r uang posit if, keduanya sa ling b er interaksi atau dengan yang la inya menyebabkan adanya hub unga n- hubungan r uang atau b idang dalam s uatu sus unan ( Surya hadi, 1994 : 4 ).

Di dala m kar ya pencipta pengo laha n rua ng di c iptakan dengan warna- warna yang d i has ilkan dari komb inasi antara a ir spray dan akrilik, se hingga me mbent uk ruang posit if ma upun negat if d i setiap karya yang di c iptakan.

2.9.6 Be ntuk

Di ikat sebagai bent uk apabila ia me milik i vo lume atau is i dengan perbandingan pa njang, lebar, dan tebal ata u t inggi denga n visua l ya ng t iga dimens io na l. Suatu bentuk ya ng ba ik hendaknya ya ng sederhana me mpunyai


(31)

tahapan awal sampa i akhir, me milik i arti, fungs i, me mpunya i tekanan balla nce atau keseimbanga n, rit me dan irama tertent u ( Soeharjono, 1994 : 19 ).

Bentuk dalam karya penc ipta mena mp ilkan bent uk- bentuk yang imaj inat if dan terkadang naif yang di hasilka n dari tekstur, warna, maup un gar is, pencipta leb ih fokus ke bentuk- bentuk akar karena akar menjadi s ubjek mater di set iap luk isan ya ng d i ciptakan.

2.10 Prins ip-Prins ip Se ni Rupa

Di dala m proses pembuata n karya seni lukis di perlukan penerapan pr ins ip -prins ip seni r upa. Berikut ini adalah pr ins ip- -prins ip seni rupa antara la in :

A. Propors i

Proporsi merupakan perbandinga n ukura n antara satu bagain dengan la innya atau secara keselur uha n, dala m suat u b idang. Tetap i proporsi b isa saja di abaikan mela lui de formas i dar i bent uk ya ng sebenarnya unt uk me lahirkan bentuk- bentuk yang bersifat non proporsio nal da la m art ian proporsiona l tersebut tidak berdasarkan berbandingan- perbandinga n realita ( Surya hadi, 1994 : 10 ). Dalam karya penc ipta t idak terpaku pada proporsi ya ng bers ifat for mal sehingga kebebasan dalam berkarya sangat di tonjo lka n.

B. Kesatuan

Kesatuan mer upakan kohesi, konsistens i, ketungga lan, atau keutuhan ya ng mer upakan is i pokok dari komposis i. Kesatuan mer upakan efek yang d i capai


(32)

dalam suat u s usuna n atau komposis i d i antara hubunga n uns ur - uns ur pend ukung karya, sehingga secara keseluruhan me na mpilka n kesan tanggapan secara utuh ( Kartika, 2004 : 59 ).

Dalam karya lukis penc ipta, kesatuan tercipta dimana uns ur - uns ur seni rupa tersusun secara harmonis, ut uh dan sa ling mend ukung satu dengan yang lainya. Kesatuan dapat tercapai dengan penggarapan yang inte ns if dengan me mpert imbangkan nila i art ist ik.

C. Irama

Irama adala h perubaha n- perubahan bunyi, war na, bentuk, atau gerak tertentu secara teratur yang me mbawakan perasaan ha nyut di dala m perubahan-perubahan yang terjadi ( Suwaj i Basto mi, 1990 : 18 ).

Dala m se ni r upa, ira ma adala h atura n atau pengula nga n yang teratur dari s uatu bentuk atau unsur- uns ur.

Pengula ngan akan bent uk- bentuk, warna, gar is dengan ara h yang sa ma akan me nimbulkan ira ma. Pengula nga n bent uk - bentuk ruang antara garis- gar is, pengula ngan warna dan bent uk - bentuk tertentu juga bersifat rit mis.

Di dala m karya penc ipta menerapkan pengula nga n bent uk panah, hur uf, tulisan, dan angka dengan harapan tercipta nya karya yang berira ma.

D. Harmoni

Harmoni adanya keselarasan, se mua cocok dan terpadu, t idak ada pertentanga n dala m segi bentuk, jarak, warna- warni, dan tujua nnya


(33)

( Djelant ik,1999 : 46 ).

Harmoni da lam karya penc ipta mer upakan salah satu faktor penting se hingga karya yang di ta mp ilkan terkesan lebih detail karena terkendali o leh keseimbanga n dan kesatuan.

E. Keseimbangan

Dalam menyusu benda atau me nyus un uns ur r upa, faktor keseimbangan akan sangat me nent ukan nila i art ist ik dari ko mposis i har us mengontro l sus una n atau uns ur rupa tersebut secara keselur uha n sebagai satu kesatuan secara cermat dan penuh perasaan ( Atisa h, Sipale hut, Petrussumad i, 1991 : 23 ).

Keseimbanga n dala m karya yang di c iptakan terlahir me la lui pertimbangan rasa dari pengaturan e le men dan unsur seni r upa.

F. Kontras

Kontras adalah perpaduan antara beberapa unsur r upa ya ng sa ma sekali t idak tidak me mperlihatkan kemir ipan satu sama ya ng la in akan menimb ulkan kesan pertentanga n ( Atisa h, Sipale hut, Petrussumadi, 1991 : 84 ).

Dalam karya pencipta t idak ter la lu me mfokuskan warna kontras unt uk me mbuat karya ya ng me mpunyai kesan kuno.

G. Ke rumitan

Kerumita n berarti berarti benda estetis ata u karya seni ya ng bersangkutan tidak sederhana sekali, me la inkan kaya akan is i ma upun uns ur - uns ur ya ng sa ling


(34)

berlawanan atau pun mengand ung perbedaan- perbedaan yang ha lus. ( Gie, 1976 : 48 )

Kerumita n d i had irkan o leh kema uan unt uk me mperlihatkan proses penyus unan a ntar ele me n rupa secara gamb la ng, art inya teknis penyusunan proses tidak dapat di terka, mela inkan menimb ulkan pertanyaan atas tersus unnya mas ing- mas ing e le men seni r upa.

Dengan me madukan ko lase dan tekstur, di beri aksen berupa bentuk akar yang imaj inat if sehingga terlihat kerumita n pada karya pencipta yang t idak bisa di tir u.

H. Pus at Pe rhatian

Klimaks atau domina n adalah fokus dar i suatu s usuna n mer upakan pusat perhatia n disekitar e le men- ele men la in yang bertebaran dan tunduk me mbant unya se hingga yang d i fokuska n menjadi menonjol. ( Fajar Sid ik, 1981 : 49 )

Penekanan akan me mber ikan suat u fokus pandangan uta ma dari s uatu komposis i sehingga aspek yang la in ya ng berada di sekitar fo kus me njadi pendukung.

Dalam pusat perhat ia n pencipta mengunakan bent uk akar yang di has ilkan dari tekstur nyata ya ng d i bentuk dengan spido l permane n.


(35)

2.11 Kajian Sumbe r Lain

Di samping kajia n tertulis berupa refre ns i ya ng bendukung data -data yang di perlukan, penc ipta juga me nggunakan kaj ian la in yang berupa foto - foto luk isan, foto akar, foto kulit kayu da n la in- lain ya ng dapat me mberi manfaat dan inspiras i dala m proses penciptaan karya seni luk is.

1.

Foto : Akar Bakau

Lokasi : Hutan Mangrove Denpasar Sumber : Dokume n Pribadi

Jenis akar bakau termas uk akar serabut. Pohon bakau biasanya hid up d i tepi pantai ya ng ada d i sekitar Denpasar. Akar bakau me milik i tekstur, bent uk, dan warna yang has sehingga pencipta tertar ik untuk menerapkan bentuk dan war na dari akar tersebut ke dalam luk isan.


(36)

2.

Foto : Kulit Pohon Prasok Lokasi : Kampus ISI Denpasar Sumber : Dokume n Pribadi

Warna yang a la mi, dan me mpunya i kesan tekstur yang keras yang d i has ilkan dari kulit pohon Prasok yang s ud ak me mbus uk. Ha l ini b isa me ncur i perhat ian pencipta unt uk me ngabadikanya lewat kamera kemud ian d i imp le mentas ikan ke dalam luk isan ya ng nant inya bisa menduk ung nila i art ist ik dari karya pencipta


(37)

3.

Foto : Rambut patung Dewi

Lokasi : Museum S id ik Jari, Denpasar Sumber : Dokume n Pribadi

Warna hijau ya ng d i hasilka n dar i lumut me la lui proses a lamia h me mb uat patung yang terbuat dari batu paras menghas ilkan warna yang memp unya i kesan ant ik dan kuno, Dari ha l ini penc ipta bereksperime n unt uk menc iptakan war na-warna natura l unt uk di terapkan dalam berkarya.


(38)

4.

Foto : Akar Beringin

Lokasi : Pura Tirta Empul, Ta mpak Sir ing Sumber : Dokume n Pribadi

Bentuk, warna, dan tekstur dari akar beringin ya ng me mp unya i kesan keras, kuno, dan ala mi me mber ikan ilha m bagi penc ipta untuk me nerapkan ke dalam karya seni luk is mengingat akar menjadi sub yek matter dala m luk isan penc ipta.


(39)

5.

.

Judul : Unt it le Bahan : Campura n Ukuran : 100 x 100 Cm Tahun : 2009

Foto : Karya I Made Redana Sumber : Dokume n Pribadi

Segala sesuatu ya ng hidup d i d unia past i akan me mb utuhkan air unt uk d i minum atau di serap. Denga n mena mp ilkan s imbol- simbo l wiradana ma mp u me ngimp le me ntasika n s imbol plus, panah, b urung, bunga, mata, ge las, dan tulisan, s imbol- simbo l tersebut di komb inas ikan denga n tekstur dan warna sehingga menghas ilkan karya artist ik.


(40)

Warna, tekstur, dan garis yang ekspresif dan komposis i pada karya Wiradana me njadi inspiras i penc ipta dalam proses penciptaan karya seni luk is.

6.

Judul : Pengak uan Dosa

Bahan : Cat minyak pada kanvas Ukuran : 100x120 Cm

Tahun : 2008

Foto : Karya Ugo Untoro Sumber : www. Google. Com

Sebuah pengakua n tenta ng kesalaha n manus ia tehadap binatang, pengakua n tentang dosa, menindas, menyiksa, dan memb unuh binatang ya ng tanpa dosa.


(41)

Dengan me namp ilka n figur ma nus ia, kuda, dan simbo l berupa tulisa n, Ugo me mb icarakan tentang pengakuan dosa manus ia terhadap binatang. Tehnik ya ng di tamp ilka n dan bentuk figur ya ng t idak terikat anatomi me mbuat penc ipta tertarik untuk menerapkannya ke dalam karya seni luk is.


(42)

BAB III

PROSES PENCIPTAAN

Proses pengungkapan ide me njadi sebua h karya seni sering di sebut denga n kreativitas. Rangkaia n proses kreatif sesungguhnya adalah perwujudan dar i ide yang sebelumnya t idak tampak menjad i sebuah kar ya seni dan dapat di nik mat i dengan indera manus ia. Dala m proses kreatif d i but uhkan proses ya ng re lat if panjang denga n tahapan- tahapan yang mut lak har us di lewat i seperti me ncar i literat ur- literatur tenta ng se ni rupa, mencar i inspiras i lewat d ia log denga n senima n, dan me lakukan eksperimen yang me nya ngkut tek nik yang dapat me ndukung karya lukis penc ipta.

Dalam penc iptaan se ni lukis di per lukan suat u metode atau langkah- la ngka h dalam proses berkarya sehingga dapat di ura ikan secara siste mat is. Adapun la ngkah- la ngkah dala m proses penciptaan seni luk is adalah Penjaja gan ( Eksplorasi), Persiapan (Preparation), Percobaan (Eksperime ntas i), Pembentuka n (Forming), Penye lesaia n (Finis hing). Metode ini ha mp ir sejala n denga n pendapat Hawkins di da la m bukunya C r ea t ing Thr ough Dance ( dalam Soedarsono, 2001 : 207 ) bahwa penciptaan karya seni tar i yang baik sela lu me makai atau me lewat i metode yang terdir i dar i t iga ta hap yait u : Pertama Exp lorasi, kedua Improvisas i, dan ketiga forming ( pembent ukan atau komposis i ).

Pola penciptaan menurut Hawk ins me mpunya i perbedaan yang hak iki antara seni pertunj ukan denga n seni r upa, maka Soedarsono dalam Gulendra ( 2005 : 42 ) berpendapat bahwa rumusan Hawk ins per lu d i modifikas i agar bisa d igunakan


(43)

unt uk se ni r upa, kegiatan I mprovisasi unt uk tar i d iga nt i denga n kegiata n eksperimentasi unt uk seni rupa.

Berikut ini akan d i je laskan secara rinc i te ntang metode yang digunakan da la m proses berkarya :

3.1 Tahap Pe nja jagan (Eks ploras i)

Proses penjajagan merupakan proses awal d imana pe ncipta me ne mukan ide atau ga gasan, dan inspiras i. Da la m proses penjajagan penc ipta me lakuka n penga matan ter hadap berbagai fe no mena sos ia l ya ng terjadi d i mas yarakat, mula i dar i me nonto n ber ita d i TV, me mbaca koran, berdialo g dengan senima n, dan me lihat langsung kejadian- kejadian ya ng ada di mas yarakat. Dari penga matan tersebut t imb ul sebuah e ndapan penga la man estet is yang d i kembangkan dala m imaj inas i dan d i tua ngkan ke dala m karya 2 d imens i ata u 3 dimens i.

Dari media yang di gunakan penc ipta bereksplorasi ke tempat - tempat penjua lan bes i bekas, disana pencipta menga mat i dan me ngo la h ra sa estetik unt uk me ngapa i t it ik d imana penc ipta me nemukan ses uatu yang b isa d i jadika n med ia yang na nt inya mend ukung nila i artist ik pada karya pencipta.

Dalam memperkuat kepekaan bentuk dan warna dari akar, pencipta bereksporasi ketempat- tempat yang ada pohon yang memilik i fis ik me mpunya i akar yang berumur seperti ke hutan Ma nggrove, ke Pura Tir ta Empul, dan la in -la in. Disana penc ipta me nga mat i dan me motret bent uk akar yang art ist ik ya ng nant inya d i terapkan kedala m ba hasa vis ua l. Dar i pe nga matan tersebut juga b isa


(44)

me munc ulkan ga gasan atau ide yang berhubungan denga n fe nome na sos ia l dalam wuj ud karya seni lukis dan instalas i.

3.2 Tahap Pe rs iapan (Pre paration)

Pada tahap persiapan pencipta me mpersiapkan se ga la a lat dan baha n da la m proses penciptaan karya seni luk is. Alat dan bahan ya ng ada sesuai denga n kebutuha n akan te hnik yang d i terapkan dala m berkarya. Di sa mp ing alat da n bahan yang d i gunakan, j uga d i b utuhkan persiapan fis ik da n me nta l karena sangat berpengaruh pada karya yang akan di ciptak an.

Berikut ini ura ia n alat dan bahan yang akan di gunakan penc ipta unt uk me mvisua lkan karya seni luk is yang bertemakan fe no mena sosia l :

3.3.1 Alat

A. Kuas

Kuas yang di gunakan penc ipta pada saat proses penciptaan karya seni luk is adalah k uas mula i dari ukuran kecil sa mpai uk uran besar. Setiap mas ing- mas ing kuas me milik i fungs i yang berbeda, kuas berukuran kecil berfungs i unt uk me mbuat sketsa dan kontur, sedangkan kuas berukuran besar berfungs i unt uk ngeb lok bidang atau latar belakang pada karya.

B. Palet Nes

Palet dalam proses penciptaan berfungs i sebagai me mbent uk tekstur pada kanvas sehigga menghasilka n gar is ya ng ekspresif. Palet Nes yang d i gunakan ukurannya bervarias i sesua i denga n kebutuhan pada saat berkarya.


(45)

C. Palet

Palet berfungs i unt uk te mpat menca mpur warna agar warna yang d i hasilka n leb ih mata ng. Palet terbuat dari ba han tr ipek ha lus agar mendapatkan percampuran warna ya ng se mpur na. Palet juga berfungs i sebagai te mpat pengo lahan tekstur.

D. Roll

Rol dala m proses penciptaan di gunakan untuk menc iptakan efek - efek artist ik yang di hasilka n dari spon ha lus dari per mukaan ro ll.

E. Steples

Steples berfungs i sebaga i a lat perekat antara kain da n spanra m pada proses pembuatan kanvas.

F. Gunt ing

Dalam proses berkarya gu nt ing berfungs i sebagai a lat me motong kertas ya ng akan di gunakan sebagai kolase dala m karya luk is.

3.3.2 Bahan

Disamp ing alat yang di gunakan dala m me nc iptakan karya seni luk is, bahan

juga berperan penting untuk me nunja ng has il dan kua litas pada ka rya seni luk is. Adapun bahan ya ng d i gunakan ya itu :

A. Cat Akrilik

Cat yang d i p ilih penc ipta dala m penc iptaan karya seni lukis ada lah cat akrilik karena sifat akrilik adala h me mpunya i t ingkat proses kering ya ng cepat sehingga me mudahkan pencipta dala m berkarya.


(46)

B. Air Spray

Air spray yang d i gunakan pencipta unt uk menghasilka n t ingkat gradas i warna, sela in itu a ir spray d igunakan unt uk menc iptakan e fek artist ik pada karya yang di c iptakan.

C. Pastel Oil

Pastel me mp unya i s ifat lunak dan me nhas ilkan ga r is ya ng has se hingga pencipta tertarik unt uk menerapkannya kedalam karya seni luk is. Pastel ya ng d i gunakan ada lah paste l o il unt uk menc iptakan s imbo l dan goresan- goresan ekspresif.

D. Kapur Tulis

Kapur tulis dala m karya pencipta berfungs i unt uk menc iptakan gar is sementara yang d i t ind ih dengan war na dar i a ir spray dan ketika kapur d i hapus akan menghas ilkan war na yang art ist ik.

E. Spidol Permane n

Spidol permane n di p ilih karena me milik i daya tahan d i bandingkan denga n bolpoin. Spidol berfungs i unt uk me mbent uk tekstur akar dalam karya penc ipta. F. Lem PVAc ( Lem put ih s intet is )

Lem berfungs i unt uk merekatkan kolase, tekstur yang terbuat dari bubur kertas dan serbuk marmer. Selain itu le m berfungs i sebagai bahan ca mpuran cat dasar kanvas. Lem ya ng d i pilih penc ipta adalah le m PVAc .


(47)

G. Pensil EE

Dalam karya pe ncipta pens il berfungs i sebagai sketsa awal pada kertas sebelum menuangkannya ke dalam kanvas. Pensil yang digunakan adala h pensil EE karena me milik i kepekatan warna dalam setiap goresannya.

H. Serbuk Marmer

Serbuk marmer berguna unt uk proses pembuatan tekstur yang di camp ur dengan le m PVAc yang sesua i denga n takaran unt uk me nghas ilkan tekstur ya ng sempur na.

I. Bubur kertas

Bubur kertas terbuat dari ca mpura n antara le m PVAc dan kertas ya ng d i aduk sehingga menjadi bubur kertas yang di gunakan sebagai tekstur akar pada karya yang pencipta.

J. Kertas Koran

Kertas koran berfungs i sebaga i kolase pada karya pencipta . Tulisan ik lan pada koran saja yang di p ilih pencipta karena me mpunya i kesan artist ik bila d i jadikan kolase.

K . Kain kanvas

Kain kanvas ya ng d i pilih me mpunya i pori- pori kain yang rapat dan me mpunya i ketebalan untuk me muda hkan pengecatan dasar pada kanvas.

L. Spandram

Spanram adala h te mpat me mbenta ngkan kain ka nvas yang terbuat dari kayu yang me mpunya i bentuk yang berfar ias i. Kayu ya ng d igunakan adala h kayu damar karena memilik i kua litas dan tahan la ma.


(48)

M. Plat Besi

Plat Besi ya ng digunakan ada lah p lat besi dar i drum bekas yang penyok dan berkarat karena memilik i nila i art ist ik, se hingga ketika di padukan dengan tekstur akan menc iptakan karya yang me nar ik .

N . Vernis Mat

Vernis Mat ber fungs i sebaga i pelind ung cat pada karya pencipta a gar cat ya ng di gunakan pada karya leb ih ta han la ma. Vernis Mat di p ilih penc ipta karena me nghas ilkan warna dop.


(49)

3.3 Tahap Pe rcobaan (Eks pe rime ntas i)

Dalam tahap eksperimentas i di tunt ut har us me mpunya i j iwa kreat if da la m me lakukan percobaan dengan tehnik, alat, dan bahan yang digunakan da la m penciptaan karya 2 d imens i ma upun 3 dime ns i a gar tercipta karya - karya yang origina l.

Dalam tahap ini penc ipta melak ukan eksperimen tenta ng tekstur yang d i hasilka n dar i b ubur kertas yang terdir i dari camp uran antara kertas dan le m PVAc, yang kemud ian d i t uangkan kedala m med ia kanvas maupun med ia p lat besi dan di bentuk secara ekspresif dengan ujung- ujung jari ya ng dikomb inasika n denga n kolase kertas koran yang di te mpe l dengan te lit i da n tahap akhir adalah pembent ukan akar dengan spidol perma nen, sehingga me mbent uk akar yang imaj inat if. Eksperime n ini suda h p encipta lakukan sejak tahun 2008 sampai sekarang. Se lain berekperimen dengan tekstur penc ipta juga bereksperime n denga n efek warna ya ng d i has ilkan dari komb inas i antara cat akrilik dan a ir spray yang has ilnya berupa warna- warna ya ng art ist ik. Kapur tulis j uga t idak luput di jad ikan baha n percobaan dengan menggoreskan kapur pada kanvas dan dit ind ih dengan warna dar i a ir spray kemud ian kapur ya ng digoreskan sebelumnya d i hapus sehigga warna ya ng d it ind ih sebelumnya akan munc ul ke mbali. Unt uk menc iptakan karya yang mata ng eksperimen- eksperime n harus terus di lakukan secara berkelanjutan guna unt uk me nc iptakan sesuatu yang baru yang s ifatnya original.


(50)

Dalam proses eksperimen j uga me mpunya i t ujua n unt uk me mpe lajari je nis dari bahan ya ng digunakan se hingga b isa me mberikan pert imbangkan, menila i kualitas dari a lat dan bahan itu send ir i.

Berikut ini has il- has il dala m proses eksperime n berupa sketsa pada kertas :

1.

Bahan : Akr ilik dan pensil pada kertas Ukuran : 21x30 Cm

Tahun : 2011

Sumber : Dokume n pribadi

Alat yang biasa nya d i gunakan da lam berkarya seni luk is adala h kuas, rol, palet, dan la in- la in. Da la m eksperimen ini penc ipta me ncoba menggunakan a lat pengga nt i kuas ya it u cotton bud ( alat pembersih telinga ) yang d ikomb inasikan


(51)

dengan goresan pensil EE ya ng ekspresif dan di duk ung dengan tehnik palet dan kerok, sehingga me nghas ilkan karya yang eksperimenta l.

2.

Bahan : Tinta cina pada kertas Ukuran : 21x30 Cm

Tahun : 2011

Sumber : Dokume n Pribadi

Karya eksperime n kedua pencipta mencoba menggabungkan tehnik print ya ng diula ng- ula ng berupa tulisa n- tulisan yang tumpang t ind ih ke mud ian d i respon dengan goresan yang di hasilka n dari warna t inta cina yang pekat .


(52)

3.4 Tahap Pe mbe ntukan (forming)

Dalam ta hap for ming b iasanya dilak ukan setela h me lewat i proses penjajagan dan percobaan. Menata maupaun mengeksplorasi med ia, aneka efek artist ik dan me nyat ukan berbaga i unsur atau e le me n- eleme n se ni r upa baik ber upa gar is, bidang, warna,tekstur, dengan me mper hat ikan k o mposis i, proporsi, kesatuan, ira ma, keseimba nga n,dan pusat perhatian.

Tahap pembentukan penc ipta pertama me lakukan sketsa me nggunakan pens il unt uk mera ncang komposis i, dan di la njutkan dengan pe mbentuka n tekstur yang terbuat dari bubur kertas yang s udah di ca mpur denga n lem PVAc yang d i bentuk dengan uj ung jar i kemud ian d ikomb inas ikan dengan pene mpela n kertas koran yang di bent uk menyerupa i akar dengan spidol perma nen ya ng d i la njutka n dengan me na mpilka n tekstur dar i serbuk mar mer unt uk menc iptakan kesan artist ik dan d i respon denga n ko mb inas i antara war na cat akr ilik dan a ir spray, tahap selanjut nya memb uat aksen gar is spontan dari pastel ata u pensil unt uk menghas ilkan gar is yang ekspresif.


(53)

Foto Proses Pe mbe ntukan

3.5 Tahap pe nye lesaian (finis hing)

Dalam ta hap penye lesa ian penc ipta me lakukan perenunga n kemba li ter hadap karya yang suda h di anggap selesa i guna mendapatkan kekurangan- kekuranga n yang dapat menggangu nila i estetik pada karya. Disamp ing it u pencipta tidak lupa memb ubuhi na ma pada karya yang sudah selesa i. Pene mpatan nama j uga harus d i perhit ungka n agar t idak mengga ngu nila i- nila i ke indaha n pada karya, dan di lanj utkan pada tahap ya ng paling akhir adala h me mber ikan vernis mat yang berfungs i sebagai proteksi pada cat yang d i gunakan pada karya seni luk is.


(54)

BAB IV

WUJUD KARYA

Di dala m me nc iptakan karya seni pe ncipta me lakukan beberapa tahapan yang di dasari atas ide atau gagasan ya ng ke mudia n d i orga nisasika n ke dala m b idang kanvas atau media p lat besi me la lui penyus unan e le men visua l seni r upa dengan prins ip- prins ip keindaha n. Denga n demik ian wujud karya pencipta mer upakan hasil o la han dari pengungkapan ide atau gagasa n yang berasal penga la man estetis dan feno mena sosia l yang di wujudkan ke dalam seni luk is, me la lui penyus unan e le men vis ua l seni rupa dan prins ip - prins ip estetika.

Secara umum dapat di uraikan me njadi 2 aspek yaitu : 4.1 As pek Ide oplas tis

Aspek ideoplastis merupakan ga mbaran te ntang gagasan atau ide dan konsep dari karya yang dic iptakan yang me liput i has il pemik ira n atau konsep, p endapat atau pandanga n te ntang ses uatu. Da la m ha l ini ide- ide penc ipta dapatkan dari me lihat pamera n maup un kar ya luk isan ya ng d ia nggap menjad i sumber ide, berdialog dengan kawa n atau senima n, dan me mbaca buku, maja la h, katalog pameran kemud ian d ie ndap kedalam imaj inas i dan wuj udkan atau d i visua lkan lewat s imbol, war na, dan bentuk yang d i tamp ilkan untuk menggapai nila i- nila i estetik. Ide dalam karya pencipta banyak di pengaruhi o leh feno mena - feno me na Sosial beserta proble m yang berkembang d i mas yarakat seperti faktor me nta l, pendid ikan, ekonomi, b io logis, dan budaya ke mud ian di tua ngkan ke da lam karya seni 2 dimens i ma upun 3 dimens i.


(55)

4.2 As pek Fis ikoplas tis

Aspek fis ikoplast is adalah me liput i ha l- ha l ya ng me nya ngk ut masala h tehnik, termasuk orga nisas i e le men- ele men vis ua l seperti gar is, bentuk, warna, r uang, tekstur dengan pr ins ip- prins ipnya yang d i gunakan unt uk menduk ung s umber ide penciptaan. Dengan demik ia n faktor ini bersifat fis ik.

Dalam penc iptaan ini leb ih bersifat me na mpilka n bentuk akar yang d ihas ilkan dari percampuran dar i bubur kertas dan lem PVAc yang d i komb inas ikan dengan tekstur dari serbuk marmer dan s imbol- simbo l ya ng berkaitan dengan feno me na sosial dan dis us un se maksima l mungk in dan d i dukung dengan te hnik kolase, dan warna- warna imaj inat if unt uk mewujudkan s uatu ide atau ga gasan me njadi wuj ud karya yang d i inginkan.

Disamp ing menggunakan media kanvas dala m penciptaan, penc ipta juga me nggunakan med ia plat besi unt uk me ndukung karya yang di c iptakan. Plat yang penyok dan penuh karat menjad i bagia n dar i karya ya ng sengaja di tamp ilkan karena warna karat dan be ntuk pe nyok dari p lat besi b ila dikomb inasika n dengan tekstur akar akan tercipta yang me narik .

Berikut ini karya- karya yang di c iptakan berdasarkan aspek ideoplastis dan aspek fis ikoplast is :


(56)

Karya 1

Judul : Me mbaca di kegelapan Bahan : Campura n pada kanvas Ukuran : 140x160 Cm

Tahun : 2010


(57)

Ketika seseorang ter lalu me maksakan kehendak atau c ita - cita yang t idak sesuai denga n kema mpua n yang d i milik i yang mer upakan problema pribadi amb is ius ya ng bisa me ngak ibatkan tekanan menta l s i penderita apa b ila c ita- cita atau harapan tersebut t idak b isa terwuj ud . Di ibaratkan me mbaca dikege lapan, secerdas apapun seseorang t idak akan bisa me mbaca tulisan ta npa ada sepercik cahaya,secara logika mata t idak akan bisa me lihat b ila t idak ada cahaya, ini semacam takdir yang t idak bisa di paksakan.

Wujud visua l tekstur nyata yang berbentuk segit iga yang ber is i guratan-gurata n ya ng t idak terbaca dan di komb inas ikan dengan tekst ur akar yang imaj inat if ya ng mere fleks ikan sebuah kekuatan takdir adala h sega lanya. Karya ini d i harapkan ma mpu me nyadarkan seseorang yang tera lu a mbis ius ter hadap apa yang di harapkan atau ya ng d i cita- citakan.


(58)

Karya 2

Judul : Seranga n Fajar

Bahan : Campura n pada kanvas Ukuran : 140x160 Cm


(59)

Akhir- akhir ini Negara Indones ia d ihadapkan dengan masa lah tenta ng penjarahan b udaya yang d i lakukan o leh ne gara tetangga d ima na hasil kebudayaan berupa tari pendet, Reog Ponorogo, dan Batik di akui sebagai hak milik. Ini ada lah serangan fajar ya ng sed ik it demi sed ikit menggerogot i akar budaya bangsa indonesia. Sudah sepantasnya Indones ia sadar dan bangkit unt uk leb ih me ncinta i budaya pri bumi sebaga i bent uk perlawanan.

Panah- panah yang menjad i s imbol dari penyerangan dar i negara luar dan berbagai bentuk b idang berbentuk akar me njadi representas i dari kebudayaan yang ada di Indones ia dan d i d ukung dengan tekstur nyata ke mud ian di respon dengan warna- warna tra nsparan sehingga me la hirkan kar ya ya ng b isa me mbangk itkan bangsa Indones ia dari keterpurukan.


(60)

Karya 3

Judul : Menyatu Da la m Kehid upan Bahan : Campura n pada kanvas Ukuran : 120x150 Cm


(61)

Di dala m proses kehidupan d i mula i dari kelahira n dan di akhir i dengan kemat ian. D i dalam proses tersebut ada pertemuan antara dua insan ya ng berbeda yait u laki- laki dan wanita, dala m ajaran a ga ma hindu ser ing disebut dengan lingga dan yoni sehingga has il dari perte mua n tersebut menghas ilkan kehid upan baru.

Dengan me namp ilka n imaj inas i akar yang me mbentuk sebuah lingga dan tekstur yang bermot if lingkaran- lingkaran yang mere fleks ikan simbo l yo ni dan di atas lingga terdapat daun yang me njadi s imbo l dari kesub uran. Vis ua l daun di bentuk dari goresan sponta n krayon berwarna put ih ya ng d i art ikan sebagai la mbang kesucia n.


(62)

Karya 4

Judul : Generas i Otak Kosong Bahan : Campura n pada kanvas Ukuran : 130x150 Cm


(63)

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang belum merdeka, dima na kebodohan mas ih me njajah pemik iran- pemik iran bangsa. Sebagian rakyat I ndones ia be lum bisa me ngenya m pendid ikan yang layak sehingga me lahirkan ge nerasi otak dengkul. Apa jadinya ma nus ia tanpa pengetahuan? Tidak bisa di bayangkan apa bila sebagian bangsa indonesia t idak mengenya m pend id ikan, kebodohan, kemiskinan, pe nga ngguran, kr imina litas, pleceha n seksua l dan sebaga inya akan me nghias i wajah bangsa Indones ia d i masa mendatang.

Dengan me mvis ua lkan otak yang d i te mpatkan di Pantat yang me mpunyai makna otak yang tanpa ada isinya ya ng dan di komb inas ikan denga n tulisan-tulisan yang merefleks ikan sebuah kebanggaan atas kebodohan.Lukisa n ini sebuah pembrontakan pencipta guna terciptanya kemerdekaan yang sebenarnya.


(64)

Karya 5

Judul : Introspeksi Berkata Bahan : Campura n pada kanvas Ukuran : 80x100cm


(65)

Di jaman kekinian ma nus ia di tunt ut unt uk bisa berkomunikasi dengan baik,unt uk me ngatakan sesuat u ma nus ia terkadang t idak menggunakan otaknya unt uk berpik ir sehingga lawan yang d i ajak berbicara merasa tersinggung. Dari kesalahucapan bisa me lahirkan pertengkaran,maka dari itu ma nus ia seharus nya sadar dan berpikir dala m me ngeluarkan kata- kata.

Dengan me mvis ua lkan wajah manus ia dan di mulut nya ber is i simbo l d i larang me ngobral kata- kata me mpunya i mak na sebuah intospeksi da la m berkata, me nggunakan te hnik ko lase dan unt uk menunjang latar belakang penc ipta me nggunakan tehnik palet sehingga menghas ilkan karya origina l.


(66)

Karya 6

Judul : Puncak angan- anga n Bahan : Campura n pada kanvas Ukuran : 140x160Cm


(67)

Setiap ma nus ia me milik i a ngan- anga n, beranga n- angan tenta ng pencapaian tit ik puncak dima na ma nus ia atau seseorang akan merasakan sudah berada di tit ik kesuksesan dala m karier nya tent u itu sebatas anga n- angan yang harus di wuj udkan secara nyata.

Dengan mena mp ilkan segit iga hijau yang pencipta s imbolkan sebaga i proses kehid upan yang d i r int is dar i bawah sehingga me ncapai t it ik d imana seseorang sudah merasakan di atas. Di puncak segit iga terdapat angka 1 yang pemaknaannya manus ia dala m kehid upannya punya anga n- angan dan c ita- cita me njadi orang no mer satu dala m puncak kariernya.


(68)

Karya 7

Judul : Merah Put ih Di Atas K ebobrokan Bahan : Campura n pada kanvas

Ukuran : 140x160 Cm Tahun : 2010


(69)

Korupsi, Kekerasan, plecehan seksual, kr imina litas, dan kemisk inan. Itu sepengga l kebobrokan yang d i milik i negara yang d i la mbangkan garuda pancasila ini. Set iap detik, me nit, ja m, dan har i pasti ada saja kejadian- kejadian seperti pemerkosaan, tauran antar pelajar, perampokan dan lainya. Pertumpahan darah, dan pleceha n seksua l tak tere lakan lagi, pelakunya mula i dari ge nerasi muda dan yang tua- tua ya ng ikut berpartis ipasi dala m rangka me nc oreng na ma dan wajah ba ngsa indones ia. Inila h ne gara Indones ia! Tapi sebur uk apapun bangsa indonesia set idaknya war ga indones ia ya ng menc inta i negara nya har us tetap menj unjung t inggi dan mengk ibarkan mera h put ih d i te nga h keterpurukan bangsa karena semangat nasio na lis me jangan sa mpai padam unt uk me nc iptakan perubahan.

Dengan mena mp ilkan sebuah ke hancura n yang d i has ilkan dar i e fek tekstur akar dan warna dan goresan ekspresif da n d i se la kehancura n penc ipta me mberi simbo l mera h put ih yang me mpunya i mak na nas iona lis me.


(70)

Karya 8

Judul : Tidak Ada Ruang Bahan : Campura n pada kanvas Ukuran :130x150 Cm


(71)

Rumah bert ingkat dima na- mana, populas i penduduk semak in bertambah se ir ing waktu berja lan, sebalik nya laha n kosong atau la han hijau me njadi sesuat u yang langka di ne ger i ini. Ba gaima na jadinya ketika pula u yang kecil di penuhi dengan penduduk ya ng j umlahnya me ncapai a ngka rat usan juta, penuh sesak dan macet dima na - mana akan me ngakarabi kehidupan.

Dengan me mvis ualka n sekat- sekat yang d i dala mnya di buat figur kepala manus ia ya ng penuh penderitaa n dan di duk ung dengan s imbo l di larang me mbangun r umah da la m pe maknaanya bahwa s udah t idak ada la gi ruang unt uk me mb uat tempat t ingga l bagi ma nus ia.


(72)

Karya 9

Judul : Terbawa Arus

Bahan : Campura n pada kanvas Ukuran :130x150 Cm


(73)

Remaja adalah masa dima na orang akan me mp unya i j iwa atau pik iran yang labil, mudah terpengaruh denga n sesuatu ya ng sifat nya posit if ma upun ne gat if. Salah satunya ad alah tre n ga ya ramb ut di ka langan remaja me njad i fe nome na ya ng unik unt uk dib icarakan mula i dari tren rambut gimba l, mowhak, emo, c ikrak, rebonding, dan kr ibo. Setiap tahun tren ramb ut bisa berubah- ubah sesua i denga n arus jama n. Mengik ut i tren gaya ra mbut d ianggap menjad i bagian dar i kesempur naan dala m penamp ilanya.

Dengan mena mp ilkan beberapa figur kepala manus ia beramb ut kr ibo me ngis yaratkan bahwa remaja sekarang ini t idak punya jat i dir i semua ia lakukan unt uk sekedar ikut- ikutan.


(74)

Karya 10

Judul : Pusaran Mus im K ering Bahan : Campura n pada kanvas Ukuran : 100x120 Cm


(75)

Indonesia adalah negara ya ng berkembang, pulau yang me mbenta ng luas dan kaya akan has il a la mnya. Tap i berbanding terbalik dengan masyarakatnya ya ng di la nda perputaran mus im ker ing. Kering akan me nta l dan pendid ikan. S udah saatnya indones ia berbenah unt uk me nga nt is ipasi kekeringan berupa pendid ikan yang la yak unt uk me mbangun ge nerasi ber menta l baja.

Menampilkan pusaran dengan mengkomb inas ikan bentuk akar dan tekstur nyata yang me ngarah ke t it ik ya ng pusat nya berwarna merah mere fleksikan perputaran generas i kering akan kecerdasan dan prestasi akibat dari pendid ikan ya ng t idak layak.


(76)

Karya 11

Judul : Rumah Prostitus i Bahan : Campura n pada kanvas Ukuran : 120x150 Cm


(77)

Rumah prostit us i di kala nga n masyarakat sangat kontroversi, ketika ada yang me nga nggap tempat prostit us i sebaga i te mpat pela mpiasan na fsu seta n, dan ada pula sebagian orang menggap te mp at ini sebaga i te mpat berkumpulnya setan-setan. Setiap ma lam t iba kupu- kupu ma la m mula i beraksi me nebar pesona bibir merahnya untuk menggaet para hid ung bela ng.

Menampilkan Akar yang berbentuk a lat kela min wa nita ya ng d i padukan dengan bent uk imj inat if berupa penis lak i- lak i yang menjad i simbo l proses sengga ma.


(78)

Karya 12

Judul : Berkepribadia n Ganda Bahan : Campura n pada kanvas Ukuran : 100x100 Cm


(79)

Fenomena ya ng terjadi d i masyarakat yang d i ke nal dengan ist ilah waria sering menjad i perbincanga n, antara pro dan kontra menye limut i kehadirannya.Ia ter lahir t idak wajar dengan berkepribadian ganda a ntara pria dan wa nita. Waria adalah mahluk c iptaan Tuhan ya ng punya hak unt uk hidup bahagia na mun kehad iranya d i mas ya rakat meresahkan karena pada mala m har i war ia beraksi me njajakan tub uhnya bagi pecinta waria. Di caci dan di c inta begitula h kata yang tepat unt uk para waria di masyarakat.

Dengan mengimp le mentasikan s imbol t ulisa n dan d i komb inas ikan dengan tekstur berbentuk akar menjad i s imbol cura han hat i seseorang waria ya ng ingin mendapat tempat yang sejajar denga n orang nor mal karena waria juga ma nus ia yang ingin hidup nyama n dan bahagia. Vis ual Manus ia berambut panjang dan s iluet manus ia berambut pendek me ncerminkan s imbol kepribadia n ga nda.


(80)

Karya 13

Judul : Ba yang- Bayang

Bahan : Campura n pada kanvas Ukuran : 100 x100 Cm


(81)

Manusia ter la hir ke dunia t idak lepas dari pertemuan antara dua insan. Hasil dari pertemua n tersebut me la hirkan ge nerasi baru. Sifat yang dimilik i sebelumnya akan dit ur unkan ke generas i penerus nya.

Akar dan awan di tamp ilkan sebagai s imbol 2 insa n yang berbeda, dibawah awan dan akar terdapat panah-panah yang me nuju bayanga n merefleks ikan ge nerasi baru yang ter lahir t idak akan lepas dari sifat dan fis ik dari keturunan sebelumnya.


(82)

Karya 14

Judul : Terbang Mene mbus Batas Bahan : Plat besi

Ukuran : 200 x198 Cm Tahun : 2011


(83)

Ukuran :

Bahan : Mesin, plat besi Tahun : 2011

Sifat ma nus ia adalah t idak akan pernah p uas denga n sesuat u ya ng ia kerjakan unt uk me ncapai sesuat u ya ng se mpur na di mata nya. Sifat - sifat seperti it u harus dike mbangkan untuk me nc iptakan ha l- hal ya ng baru dan gila yang berpengaruh unt uk dunia.

Dengan me na mpilka n akar berbentuk segit iga da la m p lat besi ya ng me nemb us b ingkai ya ng me ngisyaratkan sebua h trobosan- trobosan yang keluar dari batasan unt uk me nc iptakan hal- ha l ya ng b isa menguasai dunia, yang d i dukung dengan kehad iran insta lasi Pesawat capung yang di ciptakan dari mes in dan p lat besi bekas dan di bawahnya terdapat roda yang siap berlar i dan sayap - sayap di gerakan untuk terbang mene mbus batas.


(84)

Karya 15

Judul : Pik ira n Yang Terbele nggu Bahan : Campura n pada kanvas Ukuran : 100x200 Cm


(85)

Semua orang past i perna h menga la mi sesuat u d imana pada saat berproses menc iptakan karya seseorang harus berp ikir, pada masa- masa berpikir seseorang akan menga la mi keterikatan dala m me nua ngkan ide dan ekspresinya. Hal- hal seperti it u yang me mbuat manus ia tidak berkembang, padahal ya ng d i but uhka n unt uk me nciptakan sesuat u karya yang menga gumkan ada lah me mb iarkan p ik iran- pik iran me nge mbara bebas merdeka, jangan sa mpai takut akan kesala han me mb uat pik iran terbelenggu me mpenjarakan kreativitas.

Menamp ilkan jer uj i bes i ya ng di dala mnya terdapat siluet ma nus ia yang d ikomb inas ikan dengan vis ua l otak ya ng merefleks ikan p ik iran-pik iran ya ng terbe lenggu akan sesuatu ya ng di c iptakan.


(86)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kes impulan

Dari semua ulasan atau ura ia n sebelumnya, maka pencipta dapat menar ik kesimpulan sebaga i berikut :

1. Di da la m mewujudkan ata u me mvis ua lkan bent uk akar terkait tenta ng feno me na sosia l ke dala m karya seni luk is d iper lukan kepekaan terhadap feno me na ya ng terjadi di dala m mas yarakat dan kema mpua n teknik, ba ik pengo lahan baha n, dan eksperimen- eksperime n.

2. Proses eksperimen, serta struktur estet ika yang dapat di tuangkan ke dalam karya yaitu berupa bentuk imaj inasi akar yang dihas ilkan dari bubur kertas ya ng d i bent uk dan di respon dengan warna da n garis sehingga b isa di terapkan ke dalam media kanvas ma upun plat besi. 3. Unt uk menerapkan teknik, bahan, dan a lat a gar dapat me ndukung ide

yang d iungkap di da la m karya se ni luk is diper lukan penerapan e le men seni rupa ya itu gar is, b idang, warna, tekstur, r uang, bent uk,dan prins ip -prins ip seni r upa ya it u proporsi, kesatuan, irama, har mo ni, keseimbanga n, kontras, kerumitan, dan pusat perhatian.


(87)

5.2 Saran-s aran

Ada pun saran- saran yang ingin di sa mpaikan penc ipta,di antaranya :

1. Sebagai mahas iswa seni r upa, he ndaknya bisa me na mbah wawasan dan kreatifitas, bereksperime n, berdiskus i me ngikut i perkembangan seni r upa indones ia serta terbuka terhadap berbagai maca m krit ik dan menjad ikan ya mot ivasi dala m proses kreativitas guna me ne mukan jat i d ir i sebagai perupa yang bisa bersaing d i arena sosia l.

2. Mela lui imaj inas i tenta ng akar sebagai simbo l fe no mena sosia l dala m karya seni luk is d i harapkan secara dini untuk tetap menja ga keharmonisa n d i set iap lap isan mas yarakat yang bersumber pada Tr i Hit a Ka r ana

3. Sebagai inst it us i yang mengakar pada kesenia n, ISI Denpasar seharusnya leb ih me mpr ior itaskan ma hasis wa yang memp unya i j iwa kreati f ya ng tinggi, sehingga karya- karya rupa yang original terc ipta.


(88)

DAFTAR PUSTAKA

Djelantik, A.A.M, 1999. Estetika Sebuah Pengantar, Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia, Yogyakarta.

Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid I, 2004. PT. Delta Pamungkas, Jakarta. Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 7, 2004. PT. Delta Pamungkas, Jakarta. Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 9, 2004. PT Delta Pamungkas, Jakarta. Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 15, 2004. PT Delta Pamungkas, Jakarta Gie, The Liang,1976. Gar is Besar Estetika ( Filsafat keindahan ), Penerbit Karya, Yogyakarta.

Gulendra, I Wayan. 2005, Merajut Keragaman, Program Pasca Sarjana Penciptaan Seni, ISI Yogyakarta.

I’Smurdyahwati, 2002. Seni Hias Damarkurung dan Lukisan Kaca Jawa Timur, Studio ’q’ Production, Surabaya.

Kartika, Dharsono Sony,2004. Seni Rupa Modern.Rekayasa Sains : Bandung Nasikun, 2007. Sistem Sosial Indonesia, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta. Setem, I Wayan. 2009, Manungga ling Kala Desa Melintas Fenomena Ruang dan Waktu dalam Penciptaan Seni Lukis, Program Pasca Sarjana Penciptaan Seni, ISI Yogyakarta.


(89)

Soedarsono, RM. 2001, Metodelogi Seni Pertunjukan dan Seni Rupa, Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia, Bandung.

Soedarso, SP.1990.Tinjauan Seni Rupa : Pengantar untuk Apresiasi Seni,Saku Dayar Sana : Yogyakarta.

Soedjono, D.1976.Pengantar Sosiologi,Alumni, Bandung.

Soeharjono, 1994. Diktat Kuliah Nirmana, Program Studi Seni Rupa dan Desain UNUD, Denpasar.

Soekanto,Soerjono, 1990.Sosiologi Suatu Pengantar, PT Raja Grafindo Persada,Jakarta.

Suryahadi, 1994. Pengembangan Kreatifitas Melalui Seni Rupa, Yogyakarta.

Susanto, Mikke.2002.Diksi Rupa : Kumpulan Istilah Seni Rupa.Kanisius : Yogyakarta. Sutrisno Mudji, S.J, 1999. Kisi-Kisi Estetika, Kanisius: Yogyakarta.

Suwaji Bastomi, 1990. Wawasan Seni, IKIP Semarang Press, Semarang. Yakob, Sumarjo, 2000. Filsafat Seni, ITB, Bandung.


(90)

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Djelantik, A.A.M, 1999. Estetika Sebuah Pengantar, Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia, Yogyakarta.

Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid I, 2004. PT. Delta Pamungkas, Jakarta. Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 7, 2004. PT. Delta Pamungkas, Jakarta. Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 9, 2004. PT Delta Pamungkas, Jakarta. Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 15, 2004. PT Delta Pamungkas, Jakarta Gie, The Liang,1976. Gar is Besar Estetika ( Filsafat keindahan ), Penerbit Karya, Yogyakarta.

Gulendra, I Wayan. 2005, Merajut Keragaman, Program Pasca Sarjana Penciptaan Seni, ISI Yogyakarta.

I’Smurdyahwati, 2002. Seni Hias Damarkurung dan Lukisan Kaca Jawa Timur, Studio ’q’ Production, Surabaya.

Kartika, Dharsono Sony,2004. Seni Rupa Modern.Rekayasa Sains : Bandung Nasikun, 2007. Sistem Sosial Indonesia, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta. Setem, I Wayan. 2009, Manungga ling Kala Desa Melintas Fenomena Ruang dan Waktu dalam Penciptaan Seni Lukis, Program Pasca Sarjana Penciptaan Seni, ISI Yogyakarta.

Sidik, Fajar, 1981. Desain Elementer, Jurusan Seni Lukis, STSI ”ASRI”, Yogyakarta.


(2)

Soedarsono, RM. 2001, Metodelogi Seni Pertunjukan dan Seni Rupa, Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia, Bandung.

Soedarso, SP.1990.Tinjauan Seni Rupa : Pengantar untuk Apresiasi Seni,Saku Dayar Sana : Yogyakarta.

Soedjono, D.1976.Pengantar Sosiologi,Alumni, Bandung.

Soeharjono, 1994. Diktat Kuliah Nirmana, Program Studi Seni Rupa dan Desain UNUD, Denpasar.

Soekanto,Soerjono, 1990.Sosiologi Suatu Pengantar, PT Raja Grafindo Persada,Jakarta.

Suryahadi, 1994. Pengembangan Kreatifitas Melalui Seni Rupa, Yogyakarta.

Susanto, Mikke.2002.Diksi Rupa : Kumpulan Istilah Seni Rupa.Kanisius : Yogyakarta. Sutrisno Mudji, S.J, 1999. Kisi-Kisi Estetika, Kanisius: Yogyakarta.

Suwaji Bastomi, 1990. Wawasan Seni, IKIP Semarang Press, Semarang. Yakob, Sumarjo, 2000. Filsafat Seni, ITB, Bandung.


(3)

(4)

CV

NAMA : I MADE PUTRA INDRAWAN D’ AWAN TTL : DENPASAR,13 AGUSTUS 1987

ALAMAT : JLn.ANYELIR Gg. RAMA IIIA. No.24 DENPASAR HP : 087861781617

Pengalaman Pameran

: Pa era Mata air a gkata Art Ce tre De pasar : Pa era Tahu I“I di I“I De pasar

Pa era Freedo di palay art space “a ur Denpasar. Pa era Ba gkit “a a-si i di useu “idik Jari De pasar Pa era FKI V di I“I De pasar

: Pa era Nature Mata Air II angkatan 2006 di Bajra Sandi Denpasar Pa era Play i A‘T di loro g I“I De pasar

: Pa era Variatio of Mi d Mata Air III di ‘aos Galery Batu,Mala g. Pa era Water di I“I De pasar

Pa era Ekskursi Akade ik di P TK da Budaya, Yogyakarta Pa era Dies Natalis ke VI di ISI Denpasar.

2010 : Pameran PKB ke XXXII di Kampus ISI Denpasar.


(5)

Foto “uasa a Pa era T.A Life “tyle di Be tara Budaya Bali


(6)